pemba has an

24

Click here to load reader

Upload: andri-zal

Post on 01-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemba Has An

PEMBAHASAN

A.    Islam Pada Awal Sejarah Singapura

Singapura merupakan salah satu  Negara terkecil di benua asia tenggara yang terdiri

berbagai macam suku bangsa dan penganut berbagai macam agama. Penduduknya sekarang

kira-kira mencapai 4.000.000 jiwa lebih hampir 77 persen warga Negara singapura adalah

china dan minoritas adalah suku melayu, yaitu sekitar 17 persen dari jumlah keseluruhan

warga Negara singapura. sedangkan sisanya disusul oleh india, Pakistan, dan arab.

Dalam perjalanan sejarahnya, singapura pernah menjadi salah satu pusat islam paling

penting di asia tenggara, hal ini dilihat dari keunggulanya sebagai pintu masuk bagi para

pedagang dari berbagai benua maupun Negara asing atau disebut dengan pusat perdagangan

internasional. Selain sebagai pusat perdagangan, Negara ini sangat stategis bagi pusat

informasi dan dakwah islami atau islamisasi kualitatif maupun kuntitatif, baik pada masa

kesultanan malaka maupun sampai sekarang.

Jadi, Bagaimana proses masuknya islam di singapura? Dan abad ke berapa islam

masuk ke singapura? Sejarah kehadiran agama Islam di Singapura tidak dapat dipisahkan

dengan sejarah kedatangan Islam di Asia Tenggara pada umumnya, begitu pula   dari masa

kemasa yang selalu berkaitan dengan perkembangan agama Islam diwilayah lainya. Pada

sebagian ahli sejarah sudah hampir sepakat

bahwa agama Islam sudah sampai ke Asia Tenggara pada abad pertama Hijriah atau

pada akhir abad ke-7 Masehi, karena pada abad itu pedagang-pedagang Arab atau pedagang

Muslim India sudah mengadakan perdagangan sampai keselat Malaka dan ke Cina, sebagian

ada yang singgah di Sumatera dan Jawa. Kemudian jalur perdagangan itu menjadi rute tetap

pada pedagang Arab dan India yang menjulur dari laut Tengah melalui Persia dan India ke

Asia Tenggara dan terus ke Tiongkok .Namun untuk menentukan dengan pasti kapan

sesungguhnya awal kehadiran agama Islam, dimana dimulai, kemana penyebarannya, siapa

penyebarnya, dan bagaimana metode pengajarannya adalah suatu pekerjaan yang tidak

mudah, karena sulit menentukan bukti yang dapat dipercaya kebenarannya. Singapura sendiri

mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang

merupakan nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari

berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis

ini juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam,

karena secara geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di tanah

Semenanjun Melayu.

Page 2: Pemba Has An

Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri

dari Malaysia. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling maju diantara Negara-negara

tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian, Islam relative tidak berkembang di

Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa lalunya, maupun bila

dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di kawasan Asia

Tenggara. Pada tahun 1940-1950 orang islam boleh kawin dan bercerai deengan mudah

melalui beberapa kodi yang bergerak dari satu tepat ke tempat yang lain. Ketidak teraturan ini

di pergunakan dengan salah guna. Ada kodi yang kurang teliti dalam segi taraf perkawinan

dengan hasrat wali mereka yang sah. Perceraian juga diperbolehkan dengan senang.[1]

            Dalam hal ini imam-imam atau guru-guru sangat berpengaruh terutama dalam praktek

agama, realitas upacara-upacara sosial ke agamaan dengan berbagai macam Negara yang

datang  ke Singapura membawa banyak agama dan keperrcayaan.[2]

Namun pemerintah dalam hal ini bersifat netral , untuk meyakinkan kaum muslimin

bahwa pemerintah memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melindungi keyakinan

mereka, maka MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura ) didirikan di bawah perundang-

undangan dan ketentuan AMLA (Administration Of Muslim Law Act OF 1966 ). MUIS

bertanggung jawab dalam mengatur administrasi hokum islam di Singapura, termasuk

mengumpulkan zakat mall, pengaturan perjanjian haji, setipikasi halal, aktifitas dakwah,

mengorganisasi sekolah-sekolah agama, mengorganisa pembangunan mesjid dan

manajerialnya, pemberian bantuan biayasiswapelajar muslim, bbertugas mengeluarkan patwa

agama. Keta dan MUIS di angkat dan di berhentikan oleh Presiden, melalui usulan dari

kelompok muslim.[3]

            Dalam bidang pendidikan singapura menganut  sistem pendidikan islam moderen dari

awal hingga sekarang merujuk pada system mesir dan barat sepeti madrasah, sekolah arab

atau sekolah agama, tetapi tidak mengenal pondok pesantren. Ada 4 madrasah terbesar di

singapura yaitu:

a)       Madrasah Aljunied, didirikan pada tahun 1927 M, oleh pangeran Syarif   al-Syaid

Umar bin Ali Aljuneid dari palembang.

b)          Madrasah Al-Ma’arif, didirikan pada tahun 1940-an gurunya dari  lulusan al-Azhar

Mesir.

c)           Madrasah Wak Tajung AL- Islamiyah , didirikan tahun 1955 M.

d)     Madrasah AL-Sagoff, didirikan pada tahun 1912 di atas tanah wakaf Syed Muhammad

bin Syed  al- Sagoff.

Page 3: Pemba Has An

Ada juga pengembangan dalam masyarakatnya,di antara badan-badan yang

menyediakan berbagai pelayanan  MENDAKI (Majelis Perkembangan Masyaraka Islam

Singapura ), muncul sebagai organisasi utama, dengan berbagai kegiatan yang menyeluruh ,

dan pendidikan kepada ekonomi. MENDAKI menerima dukungan dan bantuan keuangan

dari pemerintah. Badan ini di tumbuhkan pada tahun 1981 atas usaha ahli-ahli parlemen

Melayu-islam untuk mengatasi kemerosotan orang Melayu, seperti yang di perliatkan pada

tahun 1980. dalam tujuh tahun pertama, mendaki sangat perhatian terhadap soal pendidikan.

Ia mengadakan kelas bimbingan setiap menggu dan nasehat kepada pelajar dan kkeluaga

mereka. MENDAKI tidak perlu berjaya, kelembapannya kaadang-kadang mejadi kritikan.

            Pada tahun 1989, satu seminar diadakan di dewan persidangan singapura, untuk

memutar haluan baru bagi MENDAKI. Perlu ada komitmen sepenuhnya dan usaha. Dengan

komitmen sepenuhnya orang melayu yang kaya atau yang punya kekayaan untuk membantu

saudaranya yang kurang mampu,komitmen dukungan masyarakat terhadap rancangan

MENDAKI, komitmen pemerintah sebagai bukti anda mau bekerja sama mencapai aspirasi

masyarakat anda.” Para peserta seminar dari berbagai masyarakat islam setuju dengan beliau.

Mereka menyokong MENDAKI agar meluaskan kegiatan serta menyususn semula

rancangan-rancangannya dengaan menawarkan lebih banyak program pedidikan. Di sampang

mengajukan kegiatan sosial dan ekonomi. “ sebagian keberhasilan orang melayu-islam dalam

pendidikan adalah di sebabkan oleh Mendaki. Program terkemuka adalah bimbingan pada

akhir minggu. Kelas-kelas utamanya semula pada Februari 1980 degnan 60 orang pelajar

kelas “A”, menghadiri kelas setiap hari Ahad di mesjid AL-Anshar di Chai Chee dan mesjid

Al-muttaqin di Ang Mo Kio.

            MENDAKI mengendalikan lebih dari 10.000 orang pelajar di 14 pusat. Rata-rata

berumaur sekitar sembilan hingga delapan belas tahun. Para pelajar manghabiskan petang

sabtu atau pagi ahad mendalami pelajaran yang di peroleh dari sekolah. Ada juga program-

program khusus, seperti kelas matematik lanjutan dan kelas bahasa inggrais yang intensif

untuk pelajar yang sederhana kebolehannya. Dua lagi projek utama merupakan bagian dari

strategi pengayaan untuk semua MENDAKI, yaitu untuk pelajar pandai dan untuk pelajar

yang pencapaiannya di bawah standar.

            Kegiatan lain MENDAKI adalahn kelas-kelas computer, ceramah tentang orang tua

yang baik, bengkel membaca, kemah-kemah cuti sekolah, anugrah dan beayasiswa. Dia juga

memberi pinjaman tampa angsuran. Bagi pihak pemerintah, MENDAKI menguruskan

subsidi iyuran pendidikan tinggi bagi orang melayu, satu proyek yang membolehkan orang

melayu yang membolehkan pendidikan gratis di peringkat perguruan tinggi.[4]

Page 4: Pemba Has An

            Proyek utama MENDAKI dalam bidang sosial dan kebajikan adalah mendirikan pusat

pelayanan keluaga dengan kerjasama persatuan pemudi islam singapura (PPIS). Dalam

bidang ekonomi, MENDAKI mencatat perkembangan besar mmelalui amanah salam

mendaki (ASM), sebuah tabung bagi masayarakat islam. MENDAKI juga telah memasuki

bidang memberi latihan kepada pekerja islam dan kepada pekerja sama denga Lembaagi

Penghasil Negara (NPB) Untuk tujuan ini. Para penyokong mendaki sadar bahwa banyak

banyak keberhasilan yang telah di capai. Yang lain juga merasa banyak lagi yang bileh di

lakukan. berawal perdebatan ini, lahir sebuah badan yang hampirsama tujuannya yaitu

angkatan kariawan islam (AMP). Parapenggerak uatamanya iyalah sekumpualan kariawan

islam yang muda bekas pemimpin pelajar yang aktif takkala di uni versitas dulu. Setelah

memantapkan kerja dan keluarga masing-masing, mereka merasa masyarakat memerlukan

komitmen mereka.

            Kerap di anggap pesaing MENDAKI, AMP dengan segera menyiapkan pelbagai

rancangan dari pada bersipat pendidikan kepada kauseling untuk keluarga serta individu dan

program-program latihan bagi para pekerja. Pada awal tahun 1994, AMP mendirikan pusat

latihan untuk meningkatkan kemahiran pekerja melayu islam. Dan kemajuan kemahiran

pemerintah telah menyumbang lebih $2 juta dalam usia ini. Dalam masa tiga tahun akan

datang kira-kira 6,600 orang pekerja islam akan menjalani latihan. AMP juga giat dalam

usaha niaga, ia mendirikan sarikat pemegangan untuk kegiatan perdagangan dan

pembangunan di rantau ini. Sebuah lagi badan melayu sosial islam ialah taman bacaan

pemuda pemudi melayu singapura,didirikan tahun 1959 untuk memupuk minat terhadap

kesastraan dengan meminjamkan jurnal dan buku kepadaahli-ahlinya. Beberapa tahun

kemudian taman bacaan bertukar peranan untuk memenuhi kepeluan masyarakat. Ia mulai

mengendalikan bengkel untuk ibu bapak dan pelajar seta rancangan-rancangan pendidikan

termasuk aspek-aspek kemahiran,keibubapaan, pengurusan waktu dan kelas-kelas bahasa.

            Sebuah lgi badan berusia tiga abad ialah Lembaga Biayasiswa Kenangan Maulud

(LBKM). Pada tahun 1965, beberapa minggu selepas singpura merdeka pada tanggal 9

Agustus, perwakilan 77 pertumbuhan Melayu-Islam menghadiri perhimpunan di Dewan

Peringatan Victoria untuk melancarkan LBKM. Dengan LBKM mulai usaha mendirikan

lembaga bagi pembantu para pelajar islam yang berpontensi untuk melannjutkan pelajaran

tampa terhambat oleh biaya.

            Lebih kurang setahun kemudian , lembaga itu mempunyai uang yang cukup untuk

menawarkan biaya siswa kepada 18 orang pelajar. Lembaga ini juga mengeluarka bantuan

penyelidikan dan dua kali setahun mengadakan cerama-ceramah peringatan oleh sarjans-

Page 5: Pemba Has An

sarjana islam terkenal. Badan islam yang lebih mudah ialah Pertapis (Persatuan Taman

Pengajian Islam Singapura ) yang memberikan perhatian kepada kebajikan masyarakat dan

pendidikan. Pertapis juga mengendalikan rumah-rumah orang tua, rumah kanak-kanak dan

pusat bagi wanita dan kanak-kanak. Di samping kursus pendidikan. Badan ini juga

memepunyai beberapa cabang di Singapura.

            Bagi kebanyakan orang islam, lorong 12 sama artinya dengan Jamiyah.yang beribu

pejabat di situ. Jamiyah (Persatuan Seluruh Islam Singapura) mempunyai sejarah kegiatan

dakwah dan sosial yang lama. Pada awalnya, Jamiyah hany mengasuh kelas-kalas agama,

bukan hanya untuk anggota masyarakat tetapi juga angota pasien di houspital dan di penjara.

Badan ini juga membantu mengislamkan orang bukan islam sambil mengadakan ceramah

oleh para sarjana-sarjana islam setepat atau antar bangsa.

            Tidak jauh dari Jamiyah, di Haigsville Drive, ialah persatuan Pemuda Islam

Singapura (PPIS). PPIS yang juga muncul dan berkembang dari kesadaran sekumpulan kecil

umat islam didirikan oleh beberapa orang wanita yang belatar belakang dan dari kumpulan

etnik yang berbeda.Terbentuk pada tahun 1952, PPIS mendapat perhatian ahli-ahlinya,

memberi pandangan kepada jawatan yang bersidang tetang akta pelayanan hukum islam

(AMLA) pada tahun 1966. PPIS mengesakan jawatan itu supaya menaikan umur minimum

perkawinan islam dari yang di canangkan 15 tahun sampai 18 tahun, selaras dengan piagam

wanita Singapura. Jawatan tersebut musyawarah baru dengan menetapkannya 16 tahun.

            Satu lagi pertumbuhan ialah Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1957 oleh

sekumpulan pelajar yang memanggil diri mereka Ahlul Sunnah Wal-jamaah. Bermula dengan

kelas-kelas agama, kegiatan badan ini telah berkembang ke bidang-bidang lain termasuk

taman kanak-kanak dan madrasah. Turut memberi sumbangan adalah Darul Arqam

(Persatuan Muallaf Singapura), mengambil nama sempena dengan nama Arqam, sahabat nabi

saw Yang memberi perlindungan ke pada pemeluk baru agama islam. Belakangan ini, Darul

Arqam gigih berusaha untuk mengajak orang islam dan juga bukan islam berdakwah. Ia ingin

islam di lihat sebagai agama bukan saja orang melayu, tetapi untuk semua bangsa.

            Darul Arqan telah membawa islam ke dunia antar bangsa melalui pertukaran antar

kebudayaan denagn orang islam di seluruh dunia. Tokoh-tokoh islam terkemuka kerap di

undang untuk menyampaikan ceramah-ceramah umum dan berbincang dengan ahli-ahlinya.

Ia juga berhubungan rapat dengan banyak badan islam antar bangsa, termasuk

perhimpunan  Belia Islam Sedunia.

             Sebuah lagi pertumbuhan agama ialah Persatuan Tabung Amanah Muslimin (MTFA)

yang menguruskan rumah anak-anak yatim Darul Ihsan Lilbanin untuk budak laki-laki, dan

Page 6: Pemba Has An

Darul Ihsan Libanat untuk budak perempuan. Anak-anak yatim yang tidak tinggal di rumah-

rumah tersebut juga boleh memohon bantuan keuangan atau pendidikan dari MTFA, pada

tahun 1993, MTFA memberi $75,000 dalam betuk bantuann pendidikan. Dengan di capainya

hal tersebut maka menjadikan masyarakat Singapura mendapat tempat tinggal yang lebih

baik.

Sejarah kehadiran agama Islam di Singapura tidak dapat dipisahkan dengan sejarah

kedatangan Islam di Asia Tenggara pada umumnya, begitu pula sejarah perkembangan dari

masa kemasa yang selalu berkaitan dengan perkembangan agama Islam diwilayah lainya.

Pada sebagian ahli sejarah sudah hampir sepakat bahwa agama Islam sudah sampai ke Asia

Tenggara pada abad pertama Hijriah atau pada akhir abad ke-7 Masehi, karena pada abad itu

pedagang-pedagang Arab atau pedagang Muslim India sudah mengadakan perdagangan

sampai keselat Malaka dan ke Cina, sebagian ada yang singgah di Sumatera dan Jawa.

Kemudian jalur perdagangan itu menjadi rute tetap pada pedagang Arab dan India yang

menjulur dari laut Tengah melalui Persia dan India ke Asia Tenggara dan terus ke Tiongkok.[5] Namun untuk menentukan dengan pasti kapan sesungguhnya awal kehadiran agama Islam,

dimana dimulai, kemana penyebarannya, siapa penyebarnya, dan bagaimana metode

pengajarannya adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena

sulit menentukan bukti yang dapat dipercaya kebenarannya. Singapura sendiri mempunyai

peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang merupakan

nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari berbagai kawasan.

Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis ini juga telah

memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, karena secara

geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di tanah

Semenanjung Melayu.

Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri

dari Malaysia pada tanggal 17 Agustus 1965. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling

maju diantara Negara-negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian,

Islam relative tidak berkembang di Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa

lalunya, maupun bila dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di

kawasan Asia Tenggara.[6] Sejak abad ke-15, pedagang Muslim menjadi unsur penting

dalam perniagaan wilayah Timur, tidak terkecuali Singapura. Beberapa diantara

para pedagang ada yang menetap, dan menjalin hubungan perkawinan dengan

penduduk setempat. Lama-kelamaan mereka membentuk suatu komunitas tersendiri.

Para pedagang tersebut tidak jarang menjadi guru agama dan imam. Dalam

Page 7: Pemba Has An

komunitas Muslim ini juga sudah terdapat sistem pendidikan agama yang bersifat

tradisional. Pada umumnya mereka belajar agama dirumah-rumah, yang kemudian

dilanjutkan di surau-surau dan mesjid. Pada tahun 1800 di kampong Glam dan kawasan

Rocor menjadi pusat pendidikan tradisional. Dalam hal ini, guru-guru dan imam

sangat penting peranannya dalam memupuk penghayatan keagamaan pada

masyarakat Muslim Singapura. Sama dengan Muslim di kawasan Asia Tenggara

lainnya, Muslim di Singapura pada masa awal menganut mazhab Syafi'I dan

berpaham teologi Asy'ariyah.

B.     Perkembangan Islam di Negara singapura

Singapura merupakan neagara yang memiliki penduduk Muslim yang Minoritas.

Dengan jumlah penduduk sekitar 4,99 Juta jiwa hanya sekitar 14.9 % saja yang memeluk

agama Islam. Dan menjadi agama kedua terbesar setelah Buddha 42,9% di ikuti oleh Ateis

14.8 %, Kristen 14.6%, Taouisme 8% dan Hinddu 4% serta agama lainnya 0.6%.[7]

            Wajah Islam di Singapura tidak jauh beda dari wajah muslim di negeri jirannya,

Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktek ibadah maupun dalam kultur kehidupan

sehari-hari. Barangkali hal ini dipengaruhi oleh sisa warisan Malaysia, ketika Negara kecil itu

resmi pisah dari induknya, Malaysia, pada tahun 1965.

Hal ini jika di urut melalui sejarahnya, keberadaan Islam di Singapura tak lepas dari

keberdaan Etnis Melayu yang mendiami pulau tersebut. Ditambah dengan golongan lain yang

dikatagorikan sebagai Migran Muslim. Mereka inilah, terutama migranArab, sebagai

penyandang dana utama dalam pembangunan masjid masjid, lembaga lembaga pendidikan

dan organisasiorganisasi Islam.[8] Sejak pertengahan abad ke19, ketika Belanda melakukan

tindakan represif dan pembatasan atas calon haji Indonesia, Singapura menjadi alternatif

mereka sebagai tempat pemberangkatan. Brokerbroker perjalan ibadah haji ini adalah

kalangan migran Arab. Berbeda dengan Muslim imigran, masyarakat Melayu

merupakan mayoritas. Mengikuti pembagian Sharon Siddique, mungkin karena

mayoritas migran yang berasal dari dalam wilayah (Jawa, Sumatera, Riau dan Sulawesi.

            Cenderung membawa isteri dan anak mereka. Dengan demikian rasioseks (khususnya

pada komponen mayoritas yang berbahasa Melayu) lebih seimbang dibanding

komunitaskomunitas lain. Kenyataan yang demikian berakibat pada kelambatan terjadinya

asimilasi kemelayuan. Kelompok migran biasanya mendiami kampung-kampung yang ditata

berdasarkan tempat asal. Dan ini berakibat pada menguatnya bahasabahasa etnis dan adat

istiadat. Dengan demikian, karena heteroginitas penduduk Muslim Singapura, orang bukan

Page 8: Pemba Has An

mendapatkan “suatu” komunitas Muslim, namum sejumlah komunitas Muslim. Hal ini

diperkuat dari dalam dengan pelestarian batasbatas linguistik, tempat tinggal yang

berorientasi tempat asal, spesialisasi pekerjaan, status ekonomi dan berbagai tingkat

pendidikan.

            Bersamaan dengan itu, gejala yang terjadi pada migran luar wilayah (Arabdan India)

memiliki kecenderungan terbalik. Migrasi yang mereka lakukan hampir secara eksklusif

hanya dilakukan oleh kaum pria. Dengan mengawini wanitaMuslim Melayu, berarti mereka

membangun keluarga keluarga baru di Singapura. Hal ini selanjutnya memberikan definisi

komunitas baru Arab dan Muslim India yang, melalui garis patrilineal memberi identitas pada

diri mereka sendiri, namun menurut garis matrilineal adalah keturunan pribumi. Proses ini

melahirkan suatu komunitas ArabMelayu dan Jawi Peranakan yang mulai mengidentifikasi

diri dengan bahasa Melayu dan dengan adat istiadat serta kebiasaan local.[9]

C.     Lembaga dan Aktivitas Keagamaan Islam di Singapura

Pembentukan kelembagaan keagamaan pertama bermula sejak 1880, ketika dibentuk

jabatan Qadi (Hakim Agama), yang didasarkan pada Ordonansi Perkawinan Pengikut

Muhammad. Selanjutnya masalah-masalah yang muncul  dikalangan internal umat Islam atau

dengan umat agama lain diurus oleh Moslems and Hindu Endowment Board, pada tahun

1906. Anehnya sampai dengan tahun 1948 tidak seorang muslim pun bekerja dilembaga ini.

Sampai dibubarkan pada tahun 1968, dewan ini terdiri dari: pengacara umum, tiga orang

wakil umat Islam, tiga wakil umat Hindu, satu Persia, dan bendahara umum yang juga

bertugas sebagai sekretaris dewan.

Oleh karena posisi Singapura sebagai transit pemberangkatan dan kedatangan jama’ah

Haji di seluruh Nusantara, pemerintah Inggris kemudian mengatur dan mengambil

keuntungan ekonomi dari pengaturan perjalanan Haji sejak tahun 1889, dan pada tahun 1905

mengadakan “Ordonasi” Pengawasan Agen Perantara Perjalanan Haji”. Kemudian pada

tahun 1915, untuk mengurus masalah sosial keagamaan masyarakat muslim Singapura,

dibentuk Lembaga Penasihat Orang-orang Islam. Lembaga ini bertugas dan berwenang

megurus dan menyelesaikan masalah perkawinan, penentuan awal puasa dan hari raya,

memberikan pertimbangan pada pemerintah Inggris. Semula lembaga ini dipimpin oleh orang

Inggris, dengan beberapa anggota orang Islam, tetapi kemudian secara bertahap mulai tahun

1928 lembaga ini dipimpin oleh seorang muslim, yakni Hafizuddin S. Moonshi. Penetapan

dan hak mengeluarkan fatwa pada mulanya hanya oleh Mufti Besar kerjaan Johor dan

Page 9: Pemba Has An

didampingi oleh QadiSingapura. Akan tetapi, untuk kemudian dipegang sendiri oleh Mufti

Singapura, yang mengepalai komisi fatwa (fatwa comtte) secara kolektif.

ada pula lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pendidikan yaitu Majelis

Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI). Dan adapula lembaga DANAMIS yaitu Dana

Perwalian Muslim yang bergerak dalam bidang pendanaan sosial ekonomi umat, semacam

koperasi dan lembaga keuangan non-pemerintah. Lembaga berikutnya adalah Himpunan

Dakwah Islam Singapura (JAMIYAH) dan Association of Muslim Profesionals (AMP) yang

didirikan pada bulan Oktober 1991, lembaga ini berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat

muslim Singapura yang siap bersaing secara terhormat untuk memasuki masa depan yang

lebih baik.

D.      Posisi Masyarakat Islam di Singapura Dewasa Ini

Menyadari ketertinggalan mereka, pemerintah dan tokoh-tokoh Islam mengadakan

berbagai upaya peningkatan dalam berbagai aspek. Misalnya didirikannya beberapa masjid-

masjid baru di berbagai kompleks perumahan baru, selain itu banyak pula didirikan lembaga-

lembaga oleh pemerintah seperti lembaga pendidikan bagi anak-anak islam, yang disebut

MENDAKI dan beberapa lembaga sosial masyarakat lainnya.

Upaya pemerintah dan para tokoh muslim ini, akhirnya berdampak positif bagi

masyarakat muslim Singapura yang pada awalnya mengalami ketertinggalan. Misalnya pada

tahun 1990 masyarakat muslim Singapura sudah banyak yang berpendidikan formal, seperti

SD, SMP, SMA bahkan adapula yang bersekolah sampai perguruan tinggi sampai mereka

mendapatkan gelar Ph.D.

    KESIMPULAN

Setelah Singapura memisahkan diri dengan Malaysia, masyarakat muslim di

Singapura menjadi minoritas. Dalam bidang politik, masyarakat Melayu menyadari posisinya

yang minoritas, sehingga mereka mengambil garis moderat, loyal, dan partisipatif. Namun

kecurigaan dan memandang rendah pada etnis Melayu atau masyarakat muslim Melayu

kadang-kadang juga muncul. Menyadari ketertinggalannya tersebut, pemerintah dan tokoh-

tokoh Islam mengadakan berbagai upaya peningkatan dalam berbagai aspek.

Pada tahap awal proses Islamisasi, Islam diidentikkan dengan agamanya orang

Melayu. Dalam hal ini karena Islam menjadi agama yang dianut oleh sultan di Malaka, yang

Page 10: Pemba Has An

juga pernah singgah di Singapura ketika lari dari Palembang, dan kemudian mendirikan

kesultanan Malaka dan menjadi Muslim. Identifikasi Melayu dan Sultan ini memberikan

kemungkinan awal dari perkembangan Islam di Singapura.

Sekalipun demikian, dalam beberapa abad kemudian (kurang lebih 4 abad), Singapura

menjadi daerah yang tidak bertuan. Dan penghuni pulau Singapura adalah para perompak

laut.

Pada tahap kedua, proses Islamisasi terjadi terutama setelah Singapura menjadi

pilihan Raffles sebagai basis perdagangan Inggris di belahan timur. Singapura kemudian

berkembang menjadi pusat perdagangan yang menarik minat Muslim Melayu di sekitarnya

dan juga pedagang-pedagang Muslim Arab dan India untuk bermigran ke Singapura. Sejak

itulah, awal abad 19, proses pembentukan peradaban Islam di Singapura berlangsung sampai

sekarang. Dengan dimotori oleh migran Arab dan India, juga dukungan Muslim Melayu,

Islam berkembang di Singapura membangun citra dirinya. Seiring dengan perjalan

sejarahnya, komunitas Muslim memainkan peran dalam perkembangan pembaharuan Islam

di kawasan Asia Tenggara. Tercatat penerbitan majalah dan buku yang memiliki muatan

refomis dipublikasikan dari Singapura. Bersamaan dengan itu, untuk memenuhi kebutuhan

dalam melaksanakan ajaran Islam, Muslim Singapura telah mendapatkan perhatian dari

pemerintahdengan sejumlah kelembagaan Muslimnya, yang dewasa ini kita kenal

seperti AMLA dan MUIS. Di bawah MUIS itulah dikoordinasikan berbagai

kelembagaan yang menunjang kelangsungan kehidupan umat Islam Singapura. Sebagai

kelompok minoritas, tentu ada pilihan-pilihan nyata yang dihadapi Muslim Singapura. Dalam

hal ini nampaknya umat Islam Singapura lebih mengambil sikap dan pilihan yang

adaptasionis dan kerjasama ketimbang melepaskan diri dari ikatan nasional Singapura.

DARTAR PUSTAKA

Page 11: Pemba Has An

Abdullah, Taufik dan Sharon Siddique (ed.). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara. Terj. Rochman Achwan. Jakarta: LP3ES,1988      

Abd. Ghopur, Handout Mata Kuliah Study Islam Asia Tenggara

Asmal May dan Aripudin,  Handoud Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara

Munzir Hitami, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2006)

Suhaimi, M.Ag, Sejarah Islam Asia Tenggara, Unri Press, Cetakan Kedua, 2010,

Suhaimi, Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara, Pekanbaaru, Suska Perss UIN Suska Riau,

2008 

Taufiq abdullah(Ed.), Islam Di-Indonesia, Tinta Mas Jakarta, 1974

http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura, 15/05/2012,13:34 WIB.

[1] Suhaimi, Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara, Pekanbaaru, Suska Perss UIN Suska Riau,

2008, hlm 172

[2] Asmal May dan Aripudin,  Handoud Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara

[3] Abd. Ghopur, Handout Mata Kuliah Study Islam Asia Tenggara

[4] Suhaimi, op. cit, hlm 222

[5] Taufiq abdullah(Ed.), Islam Di-Indonesia, Tinta Mas Jakarta, 1974, hal 118.

[6] Sejarah Islam Asia Tenggara, Drs. H. Suhaimi, M.Ag, Unri Press, Cetakan Kedua, 2010,

Pekanbaru.

[7] Munzir Hitami, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2006), hlm. 32.

[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura, 15/05/2012,13:34 WIB.

[9] Abdullah, Taufik dan Sharon Siddique (ed.). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara. Terj. Rochman Achwan. Jakarta: LP3ES,1988.hlm. 390.

Page 12: Pemba Has An

Singapura adalah sebuah pulau yang terletak diujung Semananjung Tanah Melayu,

yang awalnya bernama "Pulau Ujung" (Pu-Lo-Chung), "Salahit" -Selat,dan berikutnya

Temasek", "Tumasik"(Jawa),"Tam-ma-sik"(China). Istilah Singapura sediri muncul pada

tahun 1299 ketika Pangeran Sang Nila Utama singgah di pulau ini dan menemukan seekor

binatang seperti Singa, sehingga pulau itu disebut Lion City(Kota Singa). Versi lain

mengatakan bahwa pada abad ke-14 pulau ini menjadi tampat singgahnya para pedagang

Majapahit sehingga Singapura bararti “kota” (Pura) “singgah” (Singgah).

Islam merupakan agama yang minoriti di Singapura, dengan kira-kiranya 16% sahaja

penduduknya mengamalkan ajaran Islam. Kebanyakan warga Singapura yang

beragama Islam ini terdiri dari golongan orang Melayu. Orang Melayu tidak lagi

berkelompok di sesuatu lokasi. Sebaliknya mereka diselerakkan di seluruh Singapura.[1]

Bilangan umat Islam di singapura

Bancian 2000, 15 % penduduk Singapura beragama Islam, iaitu 14 %

etnik Melayu (450,000 dari jumlah penduduk empat juta) 1 % lagi ialah daripada kaum lain

seperti Arab dan India. Majoriti penduduk Republik Singapura ialah Cina 77 % dan

etnik India 7 %. Profesor Hussin Mutalib dari National University of Singapore menyatakan

bilangan orang Cina memeluk agama Islam meningkat, tetapi jumlahnya masih kecil.

Majlis Ugama Islam Singapura 

Sebelum 1963, Islam menjadi majoriti tetapi selepas itu dianggap sebagai minoriti kerana

Singapura disingkir keluar dari Malaysia. Kini mereka mendapat perumahan dan pendidikan

lebih baik dan menjadi golongan 'kelas menengah'.

Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS) ditubuhkan pada 1966 bagi menguruskan hal ehwal

undang-undang pentadbiran Islam , pentadbiran masjid-masjid serta madrasah-madrasah,

urusan menunaikan fardu haji dan harta wakaf. MUIS memiliki harta jutaan dolar hasil

sumbangan dan potongan gaji umat Islam.

Azan

Minoriti Islam di Singapura tidak dibenarkan azan terlalu kuat. Oleh itu orang Melayu

di sana mengkalih pembesar suara menghala ke dalam masjid atau surau dan jauh dari rumah-

Page 13: Pemba Has An

rumah sambil menghadkan volume. Dengan adanya siaran radio, orang Islam boleh

mengetahui waktu solat dengan membuka siaran radio. Pada 14 Julai 2010, Menteri

Kanan Goh Chok Tongmenjelaskan masjid tidak lagi menggunakan pembesar suara untuk

azan dan ceramah demi menghormati perasaan orang bukan Islam. Majlis Ugama Islam

Singapura (MUIS) harus akur bahawa Singapura adalah sebuah negara pelbagai kaum dan

agama dengan kewujudan ruang bersama dan sekular untuk semua.

Tokoh , sarjana dan ulama Singapura mendapat pendidik dan inspirasi agama di

negara majoriti Islam. Apabila kembali ke Singapura , di mana Islam adalah minoriti -

amalan agama terpaksa diubahsuai.[2]

Penyesuaian ini juga melibatkan agama dan kaum lain. Penganut ajaran Taoist tidak

lagi membakar colok semasa sambutan perayaan di tokong-tokong malah di tempat-tempat

terbuka. Jumlah dan saiz colok dikurangkan dan amalan membakar colok hanya di tokong.

1. ↑  Nasib penduduk minoriti Islam

2. ↑  Rakyat Singapura Pastikan Wujud Harmoni Di Negara Bandaraya Itu

3. ↑  Kesan Natrah pada politik masa kini

Pada fase awal, Islam yang disuguhkan kepada masyarakat Asia Tenggara lebih

kental dengan nuansa tasawuf. Karena itu, penyebaran Islam di Singapura juga tidak terlepas

dari corak tasawuf ini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata sangat diminati oleh ulama-

ulama tempatan dan raja-raja Melayu. Kumpulan tarekat sufi terbesar di Singapura yamg

masih ada sampai sekarang ialah Tariqah ‘Alawiyyah yang terdapat di Masjid Ba’lawi.

Tarekat ini dipimpin oleh Syed Hasan bin Muhannad bin Salim al-Attas.

Para ulama asal Yaman (Hadramaut) yang bernama Syed Abu Bakar Taha Alsaggof

dalam mengembangkan Islam di Singapura sangat besar. Dialah dai dan penyebar Islam

pertama era modern di negeri pulau itu dan membuka lembaga pendidikan Islam, yakni

Madrasah Al-Juneid yamg masih eksis sampai saat ini.

Wajah Islam di Singapura tidak jauh beda dari wajah muslim di negeri jirannya,

Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktek ibadah maupun dalam kultur kehidupan

sehari-hari. Barangkali hal ini dipengaruhi oleh sisa warisan Malaysia, ketika Negara kecil itu

resmi pisah dari induknya, Malaysia, pada tahun 1965.

Page 14: Pemba Has An

Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat Singapura selalu berupaya untuk

memajukan diri mereka seiring dengan kemajuan negaranya. Pemodernan pemikiran umat

Islam Singapura berpengaruh pula terhadap berkurangnya mitos dan kepercayaan kepada

Khufarat, sehingga semakin mulai menuju kepada cara beragama yang lebih rasional.

Berdasarkan keterangan sebelumnya, Singapura modern sering dihubungkan dengan

masukknya Sir Stamford Raffles ke pulau itu pada tahun 1819. Waktu itu Singapura hanya

didiami oleh lebih kurang 120 orang Melayu (termasuk dari keturunan Bugis, Jawa, dan

lainnya) dan 30 orang Cina.

Tahun 1901, jumlah orang Melayu itu berkembang menjadi 23.060 orang, yang terdiri

dari 12.335 orang penduduk asli kepulauan Melayu, hampir 1000 orang keturunan arab, dan

600 orang keturunan Jawa. Jumlah penduduk Singapura secara keseluruhan pada waktu itu

sekitar 228.555 orang, dengan 72% etnis Cina.

Orang Melayu awalnya tinggal dikawasan Kampung Gelam yaitu suatu kawasan di

pesisir sungai. Di sekitar Kampung Gelam tersebut mereka hidup secara bersamaan dengan

orang-orang keturunan Bugis, Boyan, Jawa dan Arab.

Dengan demikian, secara umum muslim Singapura terbagi kepada dua kelompok

besar, yaitu etnis Melayu sekitar 90%. Sisanya adalah etnis non-Melayu (India, Timur

Tengah, Indonesia, dan lain-lain) sekitar 10%.

Sementara itu, pada tahun 1947 bilangan penduduk-nya bertambah menjadi 940.824(115.735

Melayu dan 730.133 Cina). Pada tahun 1957 menunjukan bahwa penduduk Singapura telah

meningkat kepada 1.445.929 orang (1.090.596 Cina, 197.059 Melayu/Indonesia, 124.084

India/Pakistan dan 34.190 lainnya). Di akhir tahun 1976, jumlah penduduk Singapura adalah

2.294.900 orang (17% orang Islam dan 15% dari itu adalah orang Melayu).

Menurut istilah Sharon Siddique, muslim Singapura dibagi menjadi dua kelompok

besar, yaitu migrant yang berasal dari dalam dan luar wilayah. Migrant dari dalam wilayah

berasal dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Riau dan Bawean. Kelompok ini selalu diidentikkan ke

dalam etnis Melayu. Adapun kelompok migrant dari luar wilayah dibagi menjadi dua

kelompok penting, yaitu muslim India yang berasal dari subkontinen India (Pantai Timur dan

Pantai Selatan India) dan keturunan Arab, khususnya Hadramaut. Dengan demikian, Sharon

berpandangan bahwa muslim Singapura adalah para migran.