pemba has an

2
Pembahasan Percobaan kali ini dilakukan simulasi invitro model farmakokinetika rute ekstravaskuler kompartemen satu terbuka. Pada percobaan ini dianggap kadar punak tercapai pada pemberian ke 4-5 sehingga percobaan dilakukan pemasukan obat 4-5 kali, tiap 1/5-1/4 dosis yang digunakan. Setelah itu diisi beaker glass dengan air suling secara kuantitatif sesuai dengan nilai vd, vd yang dimaksud disini adalah volume dari gelas beaker yang dipakai. Dijalankan stirrer, penggunaan stirer dimaksudkan agar pengadukan sempurna sehingga didapatklan larutan yang larut sempurna. Ditambahkan metilen merah karena Metilen merah Dianggap sebagai obat 1/5-1/4 dosis kedalam beaker glass sesuai dengan dosis yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan ditambahkan meilen merah 1/5-1/4 dosis adalah masuk kedalam pembuluh darah namun tidak secara langsung dan tidak semuanya. Metilen merah yang ditambahkan diambil dari larutan baku induk yang telah dibuat sebelumnya (metilen merah yang ditambahkan diambil dari larutan baku induk yang disesuaikan volumenya) dan dihomogenkan. Diambil sampel dari gelas beker larutan metilen merah berkali-kali sebesar nilai Cl dan segera digantikan volume yang diambil tersebut dengan air suling. Penggantian air suling pada pengambilan metilen merah bertujuan agar konsentrasi larutan metilen merah tetap dan pada pengencerannya secara bertingkat. Dilakukan prosedur tersebut secra berulang sampai semua dosis metilen merah masuk, setelah itu melakukan pengambilan sampel larutan metilen merah yang sudah dilakukan berkali-kali sebanyak 4ml. Diukur serapan sampel pada panjang gelombang 530-570 nm. Lalu gunakan air suling sebagai blanko, karena blanko bertujuan untuk membandingkan senyawa obat yang terserap

Upload: muhammad-imadudin-siddiq

Post on 10-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

PembahasanPercobaan kali ini dilakukan simulasi invitro model farmakokinetika rute ekstravaskuler kompartemen satu terbuka. Pada percobaan ini dianggap kadar punak tercapai pada pemberian ke 4-5 sehingga percobaan dilakukan pemasukan obat 4-5 kali, tiap 1/5-1/4 dosis yang digunakan. Setelah itu diisi beaker glass dengan air suling secara kuantitatif sesuai dengan nilai vd, vd yang dimaksud disini adalah volume dari gelas beaker yang dipakai. Dijalankan stirrer, penggunaan stirer dimaksudkan agar pengadukan sempurna sehingga didapatklan larutan yang larut sempurna.Ditambahkan metilen merah karena Metilen merah Dianggap sebagai obat 1/5-1/4 dosis kedalam beaker glass sesuai dengan dosis yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan ditambahkan meilen merah 1/5-1/4 dosis adalah masuk kedalam pembuluh darah namun tidak secara langsung dan tidak semuanya. Metilen merah yang ditambahkan diambil dari larutan baku induk yang telah dibuat sebelumnya (metilen merah yang ditambahkan diambil dari larutan baku induk yang disesuaikan volumenya) dan dihomogenkan. Diambil sampel dari gelas beker larutan metilen merah berkali-kali sebesar nilai Cl dan segera digantikan volume yang diambil tersebut dengan air suling. Penggantian air suling pada pengambilan metilen merah bertujuan agar konsentrasi larutan metilen merah tetap dan pada pengencerannya secara bertingkat.Dilakukan prosedur tersebut secra berulang sampai semua dosis metilen merah masuk, setelah itu melakukan pengambilan sampel larutan metilen merah yang sudah dilakukan berkali-kali sebanyak 4ml. Diukur serapan sampel pada panjang gelombang 530-570 nm. Lalu gunakan air suling sebagai blanko, karena blanko bertujuan untuk membandingkan senyawa obat yang terserap

Waktu pengambilan sampel cukup panjang sehingga dapat menunjukan laju eliminasi yang lebih bermakna meskipun tidak mencapai eliminasi secara sempurna. Laju absorpsi cukup panjang untuk mencapai kadar maksimal tetapi laju tersebut dapt menunjukan bahwa model farmaokinetika tersebut adalah kompartemen 1.Perbandingan iv dan ev :1. Iv= kadara maksimal diperoleh pada titik awal (CP0)Dapat diperoleh r yang baik dari regresi awal hingga akhir2. Ev= kadar maksimal diperoleh pada titik akhir absorpsi (akhir pemberian dosis)Dapat diperoleh r yang baik hanya dari regresi fase eliminasi (3 titik akhir), karena kurva membentuk para bola (shargel,1999)Data tersebut menunjukan data kompartemen satu rute ekstravaskular karena terdapat vase absorpsi dan kadar maksimal terdapat pada waktu akhir pemberian obat (ghibaldi M,1982)

DapusShargel,L and Andrew Yu. 1999. Applied biopharmaceutics and pharmacacocinetics. Appleton and lange, new jersey

Gibaldi, M,parrier, D, 1982. Pharmacocinetics. Marcel dekker inc, new york, USA