pemba has an

2
R.A. Feby Lailani Belladina (131411023) Praktikum ini kali ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi total Fe dari suatu cuplikan dengan menggunakan Sp. Spectronic 20 dan Sp. Genesys (Spektrofotometer sinar visible) sehingga larutan yang diukur harus berwarna. larutan standar yang digunakan adalah Fe 3+  dengan konsentrasi Fe yang berbeda-beda yaitu 0,10, 16, 20, 30, 44, dan 50 ppm lalu ditambahkan dengan KSCN 10% dan HNO3, larutan akan berubah warna menjadi Merah-kejinggaan. Selain membuat larutan standar dengan konsentrasi Fe yang berbeda-beda yaitu 0,10, 16, 20, 30, 44, dan 50  ppm, dibuat pula larutan blanko yang berfungsi untuk mengkalibrasi alat dan menghilangkan nilai intensitas cahaya yang dipantulkan oleh kaca. Setelah itu, mencari gelombang maksimum Fe dengan larutan standar yang berkonsentrasi sedang menggunakan Sp. Spectronik 20 dan Sp. Genesys. Menurut literatur, panjang gelombang maksimum Fe adalah 475 nm. Namun pada saat praktikum ditemukan  panjang gelombang maksimum Fe sebesar 480 nm dan %T 43 (A=0,367) pada Sp. Spectronik 20 dan ditemukan panjang gelombang maksimum Fe sebesar 480 nm dengan absorbansi (A’) sebesar 0246. Terdapat penyimpangan antara panjang gelombang maksimum Fe menurut literatur dengan panjang gelombang maksimum Fe menurut hasil praktikum, hall tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya terdapat zat lain yang menempel pada alat untuk membuat larutan standar akibat pembilasan yang kurang bersih serta tersentuhnya kuvet bagian yang terang sehingga kuvet tidak bersih. Dari data yang didapatkan tersebut, dilakukan kalibrasi alat pada panjang gelombang maksimum yang telah diketahui, dan digunakan larutan sta ndar dari konsentrasi 0,10, 16, 20, 30, 44, dan 50 ppm. Setel ah diketahui nilai absorbannya masing-masing, kami membuat kurva kalibrasi sehingga didapat persamaan garis linier masing-masing sampel yaitu : Y = 0.06942 + 0.005817x dengan menggun akan Sp. Spectronik 20 dan Sp. Genesys yaitu Y = 0.0479 + 0.004797x. Setelah itu menentukan konsentrasi larutan tersebut dengan memasukkan nilai absorban-nya ke dalam persamaaan linier. Dan didapatkan konsentrasi larutan tersebut se nilai 38.26  ppm untuk konsentrasi larutan sampel p ada Sp. Spectronik 20 dan 16. 28 ppm untuk konsentrasi larutan sampel pada Sp. Genesys. Seharusnya terjadi hubungan linearitas antara konsentrasi dengan absorbansi, yaitu semakin besar konsentrasi lar utan maka absorbansinya juga semakin meningkat, sehingga apabila di gambarkan dalam sebuah grafik akan menghasilkan grafik yang linear. Hal ini dapat terja di karena kurang  presisi dalam membuat larutan standar tersebut.

Upload: feby-lailani

Post on 16-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mjkjkh

TRANSCRIPT

R.A. Feby Lailani Belladina (131411023)Praktikum ini kali ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi total Fe dari suatu cuplikan dengan menggunakan Sp. Spectronic 20 dan Sp. Genesys (Spektrofotometer sinar visible) sehingga larutan yang diukur harus berwarna. larutan standar yang digunakan adalah Fe3+ dengan konsentrasi Fe yang berbeda-beda yaitu 0,10, 16, 20, 30, 44, dan 50 ppm lalu ditambahkan dengan KSCN 10% dan HNO3, larutan akan berubah warna menjadi Merah-kejinggaan. Selain membuat larutan standar dengan konsentrasi Fe yang berbeda-beda yaitu 0,10, 16, 20, 30, 44, dan 50 ppm, dibuat pula larutan blanko yang berfungsi untuk mengkalibrasi alat dan menghilangkan nilai intensitas cahaya yang dipantulkan oleh kaca. Setelah itu, mencari gelombang maksimum Fe dengan larutan standar yang berkonsentrasi sedang menggunakan Sp. Spectronik 20 dan Sp. Genesys. Menurut literatur, panjang gelombang maksimum Fe adalah 475 nm. Namun pada saat praktikum ditemukan panjang gelombang maksimum Fe sebesar 480 nm dan %T 43 (A=0,367) pada Sp. Spectronik 20 dan ditemukan panjang gelombang maksimum Fe sebesar 480 nm dengan absorbansi (A) sebesar 0246. Terdapat penyimpangan antara panjang gelombang maksimum Fe menurut literatur dengan panjang gelombang maksimum Fe menurut hasil praktikum, hall tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya terdapat zat lain yang menempel pada alat untuk membuat larutan standar akibat pembilasan yang kurang bersih serta tersentuhnya kuvet bagian yang terang sehingga kuvet tidak bersih.Dari data yang didapatkan tersebut, dilakukan kalibrasi alat pada panjang gelombang maksimum yang telah diketahui, dan digunakan larutan standar dari konsentrasi 0,10, 16, 20, 30, 44, dan 50 ppm. Setelah diketahui nilai absorbannya masing-masing, kami membuat kurva kalibrasi sehingga didapat persamaan garis linier masing-masing sampel yaitu : Y = 0.06942 + 0.005817x dengan menggunakan Sp. Spectronik 20 dan Sp. Genesys yaitu Y = 0.0479 + 0.004797x. Setelah itu menentukan konsentrasi larutan tersebut dengan memasukkan nilai absorban-nya ke dalam persamaaan linier. Dan didapatkan konsentrasi larutan tersebut senilai 38.26 ppm untuk konsentrasi larutan sampel pada Sp. Spectronik 20 dan 16.28 ppm untuk konsentrasi larutan sampel pada Sp. Genesys. Seharusnya terjadi hubungan linearitas antara konsentrasi dengan absorbansi, yaitu semakin besar konsentrasi larutan maka absorbansinya juga semakin meningkat, sehingga apabila digambarkan dalam sebuah grafik akan menghasilkan grafik yang linear. Hal ini dapat terjadi karena kurang presisi dalam membuat larutan standar tersebut.