pemba has an

10
PEMBAHASAN Dalam dunia keperawatan sangat dibutuhkan motivasi yang tinggi dalam melakukan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien dan tim kerja. Perawat yang memiliki motivasi kerja yang tinggi cenderung akan mudah untuk menyesuaikan dengan perkerjaan yang harus dilakukan berbeda dengan perawat yang memiliki motivasi kerja rendah dia akan cenderung mendapatkan stressor dalam tugas yang seharusnya dilakukan dan diselesaikan sehingga mempengaruhi produktivitas kerjanya. Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Ns.Putra adalah mengkaji motivasi dari anggotanya terlebih dahulu. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2003) dalam memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: Durasi kegiatan. Frekuensi kegiatan. Persistensi pada kegiatan. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Arah motivasi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Mendekati Pada arah mendekati maka seorang anggota akan lebih termotivasi ketika memperoleh reward dalam setiap tindakan yang dilakukan. b. Menjauhi Pada arah menjauhi maka seorang anggota akan termotivasi ketika memperoleh hukuman dari tindakannya. Hal ini penting diketahui oleh seorang pemimpin karena intervensi yang tepat adalah intervensi yang sesuai dengan karakteristik anggota. Setelah Ns. Putra melakukan pengkajian kepada timnya, Ns.Putra menarik kesimpulan bahwa masalah dapat diselesaikan dengan upaya pemberian motivasi kerja pada timnya dengan mengarah pada teori motivasi. Adapun penyelesaiannya berdasarkan teori motivasi, yaitu :

Upload: giovanny-sumeinar

Post on 11-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori motivasi

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN

Dalam dunia keperawatan sangat dibutuhkan motivasi yang tinggi dalam melakukan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien dan tim kerja. Perawat yang memiliki motivasi kerja yang tinggi cenderung akan mudah untuk menyesuaikan dengan perkerjaan yang harus dilakukan berbeda dengan perawat yang memiliki motivasi kerja rendah dia akan cenderung mendapatkan stressor dalam tugas yang seharusnya dilakukan dan diselesaikan sehingga mempengaruhi produktivitas kerjanya.Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Ns.Putra adalah mengkaji motivasi dari anggotanya terlebih dahulu. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2003) dalam memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: Durasi kegiatan. Frekuensi kegiatan. Persistensi pada kegiatan. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Arah motivasi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :a. Mendekati Pada arah mendekati maka seorang anggota akan lebih termotivasi ketika memperoleh reward dalam setiap tindakan yang dilakukan.b. MenjauhiPada arah menjauhi maka seorang anggota akan termotivasi ketika memperoleh hukuman dari tindakannya. Hal ini penting diketahui oleh seorang pemimpin karena intervensi yang tepat adalah intervensi yang sesuai dengan karakteristik anggota.Setelah Ns. Putra melakukan pengkajian kepada timnya, Ns.Putra menarik kesimpulan bahwa masalah dapat diselesaikan dengan upaya pemberian motivasi kerja pada timnya dengan mengarah pada teori motivasi. Adapun penyelesaiannya berdasarkan teori motivasi, yaitu :1. Berdasarkan teori Kepuasan atau Content TheoryPemecahan Masalah Berdasarkan Teori Prosesa. Equity Theory (S. Adams)Inti dari teori ini adalah bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dilakukan dengan imbalan yang diterima. Dalam hal ini seseorang akan melakukan penilaian sesuai atau tidaknya imbalan yang diterima melalui pembanding-pembanding. Apabila imbalan yang diterima dinilai kurang sebanding maka ada dua kemungkinan yaitu ia akan menuntut imbalan yang lebih besar, atau dengan cara mengurangi usaha atau kinerjanya. Dalam kasus di atas Ners Ivo harus memastikan kesesuaian antara gaji yang diterima dengan usaha yang seharusnya dilakukan oleh staf nya. Karena bisa jadi perilaku staff yang seperti itu berawal dari ketidaksesuaian gaji yang seharusnya diterima.

b. Expectancy Theory ( Victor Vroom)Dalam teori ini terdapat 3 asumsi pokok berdasarkan kebutuhan internal antara lain outcome expectancy ( asumsi bahwa usaha tertentu yang dilakukan akan menghasilkan hasil tertentu yang sesuai ), valence (nilai yang orang berikan terhadap suatu hasil yang diharapkan), effort expectancy (suatu hasil akan diperoleh sesuai dengan seberapa sulit usaha yang dilakukan ). Dalam kasus ini Ners Ivo seharusnya mengkaji dahulu hasil atau penilaian yang ingin di capai pada masing masing anggota, Ners Ivo juga di harapkan dapat memotivasi staff nya untuk memiliki keinginan untuk mencapai hasil kerja sebaik baiknya dan penilaian setinggi tingginya serta memotivasi lagi agar kinerja para staffnya sesuai dengan hasil yang ingin di capai masing-masing staffnya.c. Goal Setting Theory (Edwin Locke)Pada teori ini, seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika tugas dan tanggung jawabnya memiliki tujuan yang jelas. Pada kasus, sebagian perawat tidak memiliki kinerja yang baik, malas melakukan asuhan keperawatan kepada klien, sering terlambat dan tidak disiplin, ini mungkin dikarenakan perawat kurang memahami tujuan dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai perawat. Bila seorang perawat tidak memiliki spesifikasi tugas yang jelas, hanya menunggu perintah saja, tidak memiliki kewenangan, pada saatnya nanti akan timbul kejenuhan yang memengaruhi motivasinya. Maka Ners Ivo sebagai kepala ruangan sebaiknya memberikan penjelasan kepada tim perawat mengenai tujuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang perawat.d. Reinforcement Theory ( B.F. Skinner)Pada teori ini diungkapkan bahwa perilaku yang memuaskan harus dikuatkan dan diberikan pujian untuk meningkatkan dorongan mengulang kembali perilaku tersebut. Pada kasus, sebagian perawat yang memiliki kinerja yang baik hendaknya diberi reinforcement sehingga tugas yang diberikan menjadi lebih baik karena munculnya motivasi. Ners Ivo juga dapat memberikan penguatan dengan cara memilih perawat teladan, yaitu perawat yang memiliki kinerja baik, melakukan asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi kepada klien, datang tepat waktu dan disiplin. Kemudian disebarluaskan sebagai bentuk penguatan bagi perawat yang bersangkutan dan menjadi motivasi bagi perawat lain untuk bekerja dengan sebaik-baiknya agar menjadi perawat terbaik.2. Berdasarkan teori Motivasi Proses a. Teori dua faktorTerdiri dari dua faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik dalam hal ini contohnya adalah prestasi, tanggung jawab, dan pengembangan pribadi. Misalnya seorang perawat yang termotivasi maka dia akan cenderung bersikap positif untuk mendapatkan prestasi-prestasi misalnya mengikuti pelatihan atau pengembangan diri dalam bidang keperawatan sehingga staf tersebut mendapatkan motivasi dalam dirinya sendiri. Hal ini dikenal dengan istilah work it self atau faktor pemotivasi.Faktor ekstrinsik dicontohkan sebagai gaji, jabatan, peraturan ruang perawatan dan rumah sakit. Misalnya seorang staf yang mempunyai kompetensi namun jabatannya masih rendah maka hal itu akan menimbulkan ketidakpuasan. Dalam kasus ini seorang manajer hendaknya merencanakan adanya promosi jabatan untuk meningkatkan motivasi staf tersebut. Selain itu, dalam menetapkan peraturan dan kebijakan para perawat perlu di ikut sertakan guna membina hubungan kerja antar sesama perawat dan tim kesehatan lain.b. Teori X Y Teori XDipergunakan untuk pekerja yang kurang motivasi biasanya untuk pekerja dengan pendidikan rendah, tidak senang menerima tanggung jawab, dan malas. Motivasi mereka hanya uang dan keuntungan financial. Dalam mengatasi kasus ini seorang pemimpin harus melakukan instruksi kepada para pekerjanya. Teori YDalam teori ini para pekerja sudah menyadari tanggung jawab masing-masing. Seorang pemimpin berkewajiban untuk memacu atau mendorong dengan menciptakan lingkungan yang baik. Dengan hal tersebut pemimpin akan lebih dapat memotivasi pekerjanya.c. Teori Mc. Clelland Teori ini mengembangkan teori prestasi dalam menyimpulkan bahwa motivasi yang terdapat dalam diri staf dipengaruhi oleh 3 kebutuhan yaitu kebutuhan akan keberhasilan, kebutuhan akan afiliasi (bersahabat), dan kebutuhan akan kekuasaan. Bila di dalam penerapannya di ruang perawatan ada staf yang mengalami penurunan motivasi seperti dalam kasus, maka kepala ruang (Ns Ivo) harus memperhatikan bahwa rasa persaudaraan, sikap kompetitif, pengakuan serta penghargaan atas pelaksanaan tugas keperawatan yang baik harus diapresiasi agar motivasi terus tumbuh dari diri perawat.Strategi yang harus dilakukan oleh Ns.Putra dalam memberikan motivasi kepada tim Ruang Rawat Inap Ruang gerontik, yaitu :Sebagai kepala ruangan Ners Putra dapat menggunakan satu cara untuk meningkatkan motivasi seperti menata kembali penugasan yang ada dengan memodifikasi setiap tugas perawat agar dapat meningkatkan tanggung jawab, otonomi dan pengembangan sikap profesional, yaitu:a. Job rotation.b. Job Enlargement.c. Job Enrichment.Selanjutnya, agar motivasi dapat terus ada, maka Ners Ivo perlu memikirkan cara lain seperti menciptakan iklim kerja. Adapun cara menciptakannya adalah sebagai berikut :1. Mengidentifikasi sumber stresSumber stres dapat berupa : Jumlah pasien berlebihan, kondisi pasien yang berat dan serius, staf perawat kurang, konflik diantara perawat-dokter.2. Melakukan tindakan pencegahan atau mengurangi stresRotasi dinas yang luwes, tidak terlalu sering melakukan perubahan, dan mengadakan program latihan.3. Menciptakan suasana kerja yang akrab dan terbuka4. Komunikasi yag efektif baik secara verbal maupun nonverbal secara horisontal5. Mengurangi kontrol yang berlebihan pada tugas yang telah diberikan agar dapat mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab staf6. Memberikan reinforcement pada hasil kerja / penampilan yang positif7. Bila memungkinkan peningkatan kesejahteraan8. Mengembangkan konsep kerja tim.Sebagai perawat profesional Ners Putra harus dapat meningkatkan motivasi stafnya melalui beberapa teknik yang dapat disesuaikan deengan kasus yang dihadapi Ners Ivo. Beberapa teknik tersebut meliputi:a. Motivasi verbal yang dapat dilakukan dengan cara pep talks, diskusi (team talks), atau pendekatan individu (individual talks). Supaya efektif, ada beberapa langkah, yang perlu diperhatikan dalam melakukan motivasi verbal ini, seperti:Langkah I: berilah pujian mengenai apa yang telah dilakukan oleh staf dan jelaskan peranannya di dalam tim. Hal ini adalah untuk mendorong staf agar dia merasa percaya dan mampu melaksanakan tugasnya.Langkah II: berikan koreksi dan sugesti. Koreksi-koreksi yang diberikan sebaiknya koreksi-koreksi yang membangun, termasuk evaluasi secara objektif terhadap kekurangan-kekurangan staf dan bagaimana sesuatu keterampilan seharusnya dilakukan.Langkah III: berikan semacam petunjuk. Misalnya katakan kepada staf bahwa latihan yang tekun akan dapat mengatasi kelemahan-kelemahannya dan meningkatkan prestasinya.

Pep talksNers Putra juga dapat memberikan pep talks terhadap stafnya yang bisa berupa teguran atau nasihat-nasihat terakhir sebelum pekerjaan dimulai, atau pada waktu istirahat. Isinya biasanya adalah petunjuk-petunjuk dan pendekatan-pendekatan psikologis, mengarahkan dan memberikan inspirasi, bagaimana mengontrol emosi, menganalisis situasi, kritik mengenai kelemahan-kelemahan staf, sampai dengan berdoa bersama sebelum pekerjaan dimulai, nasihat-nasihat sebaiknya diberikan secara umum dan tidak memusatkan pada hal-hal yang khusus berhubungan dengan pekerjaan.Teguran sebaiknya jangan diberikan secara berlebihan dan secara emosional, kecuali mungkin kalau tim sedang down, lesu, tidak ada semangat. Dengan pep talks, tim yang berada dalam keadaan under-aroused (tidak gairah) demikian biasanya akan bersemangat lagi untuk melanjutkan pekerjaan.Pemimpin harus pandai-pandai mengatur kapan dan bagaimana pep talks disampaikan. Menjelang pekerjaan, staf biasanya tegang oleh karena mereka ingin bekerja sebaik-baiknya. Karena itu mereka biasanya berada dalam keadaan over-aroused (terlalu bersemangat). Dalam situasi demikian, pep talks akan bermanfaat sekali, asal disampaikan sedemikian rupa sehingga bisa memberikan suasana yang lebih relax kepada staf. Pep talks yang dalam situasi demikian diberikan secara emosional bukan saja tidak ada manfaatnya akan tetapi malah justru bisa destruktif (merusak) bagi kesiapan staf. Pemimpin yang baik biasanya tahu kapan dan bagaimana cara meningkatkan semangat staf, bagaimana menenangkan, atau kapan harus membiarkan staf menyendiri.Pep talks yang diberikan pada saat yang salah juga bisa merusak dan mengacaukan konsentrasi staf. Ada orang yang berpendapat bahwa pep talks sebenamya tidak perlu diberikan oleh karena dianggap bahwa segala kemampuan, baik teknis, fisik, maupun mental yang diperlukan oleh staf untuk bekerja telah diberikan selama latihan dan pembinaan staf tersebut, sehingga telah terintemalisasi dalam watak staf yang bersangkutan.b. Motivasi behavioral (perilaku)Untuk mencapai sukses, staf harus dibina dan diubah behaviornya menjadi perilaku yang mencerminkan sportivitas yang terpuji dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas dan latihan-latihan. Dalam hal ini Ners Ivo selaku pemimpin memegang peranan yang penting dalam memberikan contoh-contoh tingkah laku yang positif.Tingkah laku dan tabiat pimpinan haruslah bebas dari cela dan cerca. Mereka harus selalu ingat bahwa baik staf-staf, maupun masyarakat memandang diri mereka sebagai manusia model. Oleh karena itu, staf-staf, terutama yang masih muda-muda, seringkali mengidentifikasikan dirinya dengan perilaku dan tabiat yang dicerminkan oleh pimpinannya. Oleh karena itu tipe personalitas yang baik dan terpuji harus senantiasa tercermin pada seorang pimpinan.Dengan contoh-contoh behavioral yang baik, diharapkan para staf akan dapat termotivasi untuk bersikap positif dalam usahanya untuk memberi pelayanan kesehatan yang maksimal pada klien.c. Motivasi insentifMotivasi insentif adalah dorongan dengan cara memberikan insentif atau hadiah-hadiah. Tujuan motivasi dengan cara ini adalah: Menambah semangat bekerja Menambah gairah dan ambisi untuk berprestasiDi satu pihak cara motivasi ini dapat memberikan dorongan yang kuat kepada staf untuk berlatih dan berprestasi. Akan tetapi di lain pihak, apabila terus menerus dipakai, cara ini akan dapat menyebabkan staf bersikap kurang wajar. Sebab kalau suatu ketika staf tidak diberikan hadiah, maka mungkin dia menjadi kurang acuh. Demikian pula kalau hadiahnya tidak besar, maka staf akan kurang berambisi, atau akan menuntut hadiah yang makin lama makin besar. Karena itu agar hasilnya efektif, insentif sebaiknya diberikan pada situasi yang tepat dan jangan berlebihan.Motivasi insentif juga kurang baik apabila merupakan satu-satunya cara untuk memotivasi staf.d. Superstisi.Superstisi adalah suatu bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang merupakan simbol dan yang dianggap mempunyai daya kekuatan atau daya dorongan mental. Superstisi kadang-kadang dapat mengubah tingkah laku menjadi lebih semangat, lebih ambisius, dan lebih besar kemauannya untuk sukses.Di lapangan olahraga kita sering kali melihat contoh-contoh superstisi. Misalnya, kalau mengenakan kaos kaki harus yang kanan dahulu baru yang kiri, sebab kalau tidak begitu, rasanya psikis terganggu; seorang pemanah misalnya, dalam mempersiapkan alat perlengkapan sebelum bertanding, selalu mengikuti pola urutan a-b-c-d dan Seterusnya; Zidlov, seorang jago lempar lembing, selalu memakai celana merah kalau bertanding; seorang pesenam selalu harus didampingi oleh bonekanya sebagai maskot dalam pekerjaan, oieh karena maskotnya tersebut dianggapnya sebagai good luck omen (pembawa keberuntungan) baginya.Di mata orang lain, superstisi demikian sering kali dianggap kurang masuk akal. Akan tetapi oleh karena setiap orang mempunyai bayangan subyektif masing-masing, dan oleh karena bayangan subyektif tersebut sama pentingnya dengan kenyataan, maka kalau kita mencoba untuk mengubah bayangan tersebut, hal ini akan sangat mengganggu barang tersebut.Oleh karena perubahan kebiasaan memang sulit dan memakan waktu lama, maka kita harus memberikan cukup waktu kepada staf untuk belajar dan berlatih berubah.e. Gambar-gambarNasehat-nasehat, wejangan-,wejangan, dan pidato-pidato memang sering kali dibutuhkan untuk membangkitkan semangat para staf. Akan tetapi apabila staf terlalu sering dibombardir dengan pidato-pidato semangat yang meluap-luap, maka pidato-pidato demikian biasanya lama-kelamaan akan kehilangan daya dan manfaatnya. Kadang-kadang justru akan dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh yang negatif.Dalam keadaan demikian sering kali gambar-gambar, slogan-slogan, berita-berita yang menarik, dan poster-poster yang membangkitkan semangat yang ditempelkan di tempat-tempat yang strategis dapat lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pidato-pidato yang terus menerus. Khayalan mental (mental image)Suatu metode yang banyak dipraktekkan oleh pimpinan di luar negeri dan yang merupakan bagian penting untuk mempercepat belajar dan menumbuhkan semangat staf dalam bekerja adalah penggunaan mental images. Staf dilatih untuk mampu membentuk khayalan-khayalan mental mengenai suatu gerakan atau keterampilan tertentu atau mengenai apa yang harus dilakukannya dalam suatu situasi terentu (membuat cognitive images).Caranya adalah dengan menyuruh staf untuk melihat, mengamati, memperhatikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola gerakan tertentu dan kemudian mengingat-ingat gerakan tersebut, misalnya membayangkan pemanah menarik busur, membidik, kemudian melepaskan anak panah.Eberspacher menyebut metode ini non-motor training method, atau dalam bahasa Jerman nichtmotoriches Training (Eberspacher: 1982). Dia mengatakan bahwa meskipun kita tidak melakukan gerakan, kita tetap akan dapat memperkembang behavior (perilaku) kita, asalkan kita secara intensif dan dengan konsentrasi penuh memikirkan dan mengamati suatu pola gerakan. Hal ini disebabkan karena ada rangsangan-rangsangan neuromuskular dan hubungan otak-otot dalam tubuh kita. Dengan demikian maka mental image akan memudahkan orang yang bersangkutan untuk dapat mentransformasikan image tersebut ke dalam tindakan fisik atau gerakan.Metode menyusun mental image merupakan bagian integral yang penting dalam strategi latihan seorang pimpinan. Menurut Sadli, staf yang memiliki berbagai mental images biasanya akan lebih siap dalam mengalami berbagai situasi yang ditemuinya dalam situasi pekerjaan, oleh karena situasi-situasi tersebut kebanyakan sudah berkali-kali ia praktekkan di dalam imajinasinya.Mental images ini dapat dilakukan sambil istirahat sebelum pekerjaan dimulai, atau sambil rileks di kereta api atau kapal terbang dalam perjalanan menuju tempat pekerjaan. Motivasi karena takut (fear motivation).Ketakutan atau takut terhadap sesuatu dapat merupakan motivasi yang kuat bagi seseorang. Membangkitkan motivasi takut dapat dilakukan dengan cara: Orang/staf ditekankan untuk senantiasa ingat dan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku, baik peraturan pekerjaan, maupun peraturan disiplin tim. Staf harus merasa takut dan malu kalau dia melanggar peraturan-peraturan itu. Staf dibuat supaya takut kalau dia tidak melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Oleh karena itu kepadanya harus selalu ditekankan untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan porsi atau jatah yang telah ditetapkan. Melanggar ketentuan-ketentuan tersebut bisa berakibat hukuman-hukuman berupa misalnya beban pekerjaan yang lebih berat, ebih lama, diberi tugas-tugas tambahan dan sebagainya. Staf dibuat takut akan kritik atau kecaman-kecaman apabila dia tidak melakukan tugasnya dengan baik. Staf supaya merasa takut kalau dia disisihkan dari tim, tidak diikutsertakan dalam tim, diskors, dan sebagainya. Dan coach, tanpa raga-ragu akan menindak staf-staf yang t'idak mematuhi ketentuan ketentuan disiplin tim. Staf supaya takut apabila tidak bisa memenuhi harapan-harapan dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh pimpinan, instansi, maupun pemerintah.Meskipun fear movitation dapat membangkitkan dorongan pada staf untuk bekerja lebih tekun, akan tetapi banyak pimpinan masih meragukan efektivitasnya terhadap perkembangan mental para staf, terutama staf-staf yang masih muda. Penerapan teknik-teknik motivasi janganlah dilakukan secara berlebihan dan harus diberikan pada saat yang tepat. Demikian pula kata-kata penyampaiannya harus tepat, singkat, dan disertai dengan contoh tingkah laku yang tepat pula. Pidato-pidato panjang yang berlarut-larut apalagi kalau kurang menjamah esensi materi motivasinya, biasanya hasilnya akan kurang efektif.Motivasi yang diberikan jauh sebelum pekerjaan hendaknya lebih bersifat umum dan fleksibel. Motivasi pada musim pekerjaan lebih memperhatikan hal-hal yang khusus menyangkut pekerjaan. Sedangkan setelah pekerjaan usai, pimpinan hendaknya berusaha untuk tetap memelihara motivasi pada para stafnya.Dalam meningkatkan motivasi stafnya tersebut, Ners Ivo harusmemperhatikan prinsip-prinsip di bawah ini:a. Prinsip partisipatifDalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.b. Prinsip komunikasiPemimpin mengomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas. Informasi yang jelas akan membuat pegawai lebih mudah dimotivasi kerjanya.c. Prinsip mengakui andil bawahanPemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.d. Prinsip pendelegasian wewenangPemimpin akan memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadappekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.e. Prinsip memberi perhatianPemimpi memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahannya, sehingga bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.