pemba has an

14
BAB 3. PEMBAHASAN Dalam pelaksanaan praktek belajar lapangan mata kuliah perawatan klien di rumah, akan dilaksanakan asuhan keperawatan, implementasi yang dilaksanakan dengan cara beberapa kegiatan bersama dengan keluarga yang berfokus pada kegiatan yang bersifat promotif dan preventif. Kegiatan promotif dan preventif didasarkan pada data-data yang diperoleh dari hasil pengkajian keluarga yang telah dilakukan serta setelah dilakukan perumusan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah yang telah dibuat. 3.1 Penggkajian Menurut Yura dan Wals (1998), Pengkajian adalah tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan. Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkaji menggambarkan kondisi atau situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa digunakan untuk memprdiksi di masa yang akan datang. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga, sehingga perawat keluarga dapat menemukan permasalahan yang dihadapi keluarga saat ini atau resiko masalah yang ada.

Upload: akhmaduki

Post on 11-Aug-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemba Has An

BAB 3. PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan praktek belajar lapangan mata kuliah perawatan klien di rumah,

akan dilaksanakan asuhan keperawatan, implementasi yang dilaksanakan dengan cara

beberapa kegiatan bersama dengan keluarga yang berfokus pada kegiatan yang bersifat

promotif dan preventif. Kegiatan promotif dan preventif didasarkan pada data-data yang

diperoleh dari hasil pengkajian keluarga yang telah dilakukan serta setelah dilakukan

perumusan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah yang telah dibuat.

3.1 Penggkajian

Menurut Yura dan Wals (1998), Pengkajian adalah tindakan pemantauan secara

langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud

menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan. Pengkajian merupakan suatu

proses berkelanjutan, dimana pengkaji menggambarkan kondisi atau situasi klien

sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa digunakan untuk memprdiksi

di masa yang akan datang. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengidentifikasi data-

data yang ada pada keluarga, sehingga perawat keluarga dapat menemukan

permasalahan yang dihadapi keluarga saat ini atau resiko masalah yang ada.

Dalam pengkajian diketahui tipe keluarga keluarga Bp. S termasuk dalam keluarga inti.

Keluarga Bp. S terdiri dari Bp. S, Ibu L, An. I, An. V, dan An. N. Keluarga Bp S

merupakan keluarga dengan dua suku yang berbeda Bp S berasal dari suku Madura dan

Ibu S berasal dari suku Jawa. Di dalam keluarga Bp. S, seluruh anggota keluarga

menganut satu agama yang sama yaitu Islam. Biaya hidup keluarga Bp S ditanggung

oleh penghasilan Bp S sebagai pekerja bangunan. Penghasilan Bp S dihitung per hari

sebesar 40.000 sehingga jika dihitung sebulan berjumlah 1.200.000, namun dalam

kegiatan sehari-hari Ibu L berusaha membantu Bp S dengan berusaha berjualan

gorengan dirumah.

Page 2: Pemba Has An

Pengkajian tahap perkembangan keluarga diketahui tugas perkembangan keluarga Bp. S

saat ini adalah keluarga dengan anak remaja. Hal ini dilihat dari anak pertama yang

dimiliki oleh Bp. S dan Ibu L yaitu berusia 16 tahun. Keluarga belum dapat melakukan

pemenuhan kebutuhan perkembangan keluarga dengan anak remaja. Keluarga sudah

dapat memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab pada remaja yang

sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya. Hubungan antara Bp. S dan Ibu L

saat ini harmonis dan terjalin komunikasi terbuka antara keduanya dan antara orang tua

dengan anak. Tetapi dalam keluarga Bp. S belum melakukan perubahan sistem peran

dan peraturan untuk tumbuh kembang.

Data hasil pengkajian lingkungan diketahui karakteristik rumah terletak dalam

lingkungan perkampungan penduduk dan merupakan milik sendiri. Luas rumah sekitar

5x9 m, permanen terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan 1 ruang

tempat perabotan. Kamar mandi terletak dibelakang terpisah dari rumah. Luas masing-

masing kamar 3x3 m, dan semua memiliki jendela namun ventilasi dan cahaya matahari

kurang karena jarak antar rumah berdekatan. Sumber air minum berasal dari sumur

yang berada di belakang rumah. Sumber tersebut merupakan sumur keluarga besar Ibu

L. Air limbah rumah tangga dialirkan lewat saluran air belakang rumah yang terhubung

dengan selokan di belakang rumah. Penerangan rumah pada siang hari berasal dari

cahaya matahari yang masuk dan pada malam hari menggunakan listrik. Lantai terlihat

kering dan bersih dan terbuat dari keramik. Halaman rumah dimanfaatkan untuk tempat

jemuran pakaian dan ditanami dengan beberapa tanaman.

Keluarga Bp S termasuk dalam tipe lingkungan desa. Rumah keluarga Bp. S masuk

gang yang sempit. Kanan dan kiri rumah Bp. S dibatasi oleh tembok rumah tetangga.

Tetangga kanan dan kiri rumah memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Bp. S.

Keadaan tempat tinggal dan jalan raya terawat dengan baik. Keluarga Bp. S kurang aktif

dalam kegiatan kemasyarakatan karena Bp. S sibuk bekerja dan Ibu L sibuk mengurusi

anak-anaknya. Kegiatan sosial masyarakat yang diikuti oleh keluarga Bp. S adalah

kegiatan arisan.

Page 3: Pemba Has An

Pengkajian struktur keluarga didapatkan hasil pola komunikasi dalam keluarga Bp. S

berjalan dengan baik. Bp. S dapat menerapkan komunikasi dengan baik dalam keluarga.

Saat Bp. S bekerja di Jakarta, Bp. S juga tetap menjalin komunikasi dengan Ibu L dan

ketiga anaknya. Meskipun akhir-akhir ini Bp. S tidak bisa sering menemani anak-

anaknya karena Bp. S harus bekerja lembur, namun Bp. S tetap berusaha meluangkan

waktu. Dalam pola kekuatan keluarga didapatkan pengambil keputusan dalam keluarga

adalah Bp. S dan Ibu L. Mereka selalu mendiskusikan masalah berdua dan mengambil

keputusan bersama tanpa melibatkan anaknya An. I, An. V, atau bahkan An. N. Apabila

ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Bp. S atau Ibu L, maka mereka akan

saling berbagi dan membicarakan penyelesaiannya. Jika masalah yang dihadapi

berkaitan dengan anak, maka Bp. S dan Ibu L akan membicarakan masalah tersebut

dengan anak mereka. Apabila masalah tersebut masalah keluarga maka akan

menyelesaikan berdua karena menurut Ibu L agar anak-anaknya tidak memikirkan hal

tersebut dan fokus pada sekolahnya. Dalam keluarga Bp S tidak ada aturan khusus

terkait nilai dan norma yang berkaitan dengan budaya.

Fungsi perawatan kesehatan didapatkan Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga. Semua

anggota keluarga pada dasarnya ingin menerapkan cara hidup sehat. Namun karena

kurangnya pengetahuan keluarga, sehingga masih saja melakukan tindakan yang tidak

mendukung peningkatan kesehatan seperti memakai sabun yang sama bagi semua

anggota keluarga, tidur bersama dengan anggota keluarga yang terkena penyakit kulit.

Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sakit/sehat. Menurut Ibu L, sehat

adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki penyakit dan sakit adalah keadaan

dimana seseorang mengalami penyakit. Praktek diet keluarga, Keluarga mengetahui

tentang makanan-makanan yang mengandung gizi tinggi namun masih belum bisa

mengaplikasikannya. Hal ini terkendala dari adanya kebutuhan keluarga Bp. S yang

banyak sedangkan penghasilan hanya pas-pasan. Jenis makanan yang dikonsumsi

keluarga biasanya berupa makanan sederhana, seperti telur, tahu, tempe, dan sayur.

Page 4: Pemba Has An

Praktik lingkungan, saat ini Ibu L dan keluarga tidak sedang dalam keadaan terpapar

polusi air, udara, tanah, suara dari lingkungan. Keluarga Ibu L biasanya mandi 2x sehari

yaitu saat pulang sekolah atau biasanya malam hari. Jamban yang ada di dalam rumah

Ibu biasanya ada sampai tengah malam kadang-kadang.

Cara pencegahan penyakit, untuk mencegah menularnya penyakit gatal-gatal, Ibu L

membedakan pemakaian handuk keluarganya. Pemakaian handuk hanya dibedakan

untuk An. V dan An. N, sedangkan anggota keluarga lainnya tetap menggunakan

handuk yang sama. Untuk pemakaian sabun juga hanya dibedakan untuk An. V dan An.

N. Riwayat kesehatan keluarga. Keluarga Bp. S pernah terkena penyakit gatal-gatal

yang menular antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang pertama terkena penyakit

gatal-gatal yaitu An. I, kemudian menular ke An. V, selanjutnya Ibu L, dan juga Bp. S.

Penyakit gatal-gatal tersebut sekarang hanya dialami oleh An. V. Penyakit ini juga

diderita oleh teman-teman sebayanya di sekolah. Menurut An. V, dia tidak mandi di

sungai, tidak bermain lumpur, dan tidak bermain air kotor lainnya. Ibu L juga tidak

mengetahui dengan pasti penyebab penyakit gatal-gatal tersebut.

Hasil pemeriksaan fisik ditemukan data abnormal pada An V yaitu pada pemeriksaan

kulit didapatkan kulit gatal-gatal di daerah kedua tangan dan kaki, menjalar di tubuh,

terdapat bekas gatal berwarna bintik hitam di kedua tangan, warna sawo matang,

sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baikTerlihat kotor . Data ini sesuai dengan

ciri-ciri penyakit skabies yang diulas oleh Handoko yaitu: “Skabies adalah penyakit

kulit yang mudah menular. Orang jawa sering menyebutnya gudig.Penyebabnya

adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung

dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai penderita, misal :

baju, handuk, dll. Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah gatal yang hebat

terutama pada malam hari sebelum tidur. Lokasi tersering adalah pada sela-sela jari

tangan, bagian fleksor pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian

depan, perut bagian bawah, pantat, paha bagian dalam, daerah mammae/payudara,

genital, dan pinggang. Pada pria khas ditemukan pada penis sedangkan pada wanita di

Page 5: Pemba Has An

aerola mammae. Pada bayi bisa dijumpai pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan

telapaknya (Handoko.R.P, 2007).”

3.2 Analisa Data

Untuk melengkapi data tentang penyakit skabies maka dilakukan pengkajian lebih laut

untuk mendapatkan data fokus terkait masalah keperawatan yang dihadapi klien dan

didapatkan hasil:

Data Subyektif:

a. An. V mengatakan bahwa lukanya sering gatal terlebih jika malam hari

b. Ibu L mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga dari keluarga Bp. S pernah

mengalami gatal-gatal yang serupa dengan An. V

c. Ibu L mengatakan bahwa sabun mandi yang dipakai di dalam keluarga Bp. S

hanya satu yang digunakan oleh seluruh anggota keluarga terkecuali untuk An.

N

Data Obyektif:

a. Terdapat banyak luka di sekitar tangan dan kaki

b. Kuku dan jari tangan serta kaki An. Vtampak kurang bersih

c. An. V tampak menggaruk luka yang ada di tubuhnya dikarenakan adanya

sensasi gatal

Dari hasil pengkajian maka dilakukan analisa data maka dapat ditegakkan masalah

keperawatan “Kerusakan integritas kulit pada anak (An. V) keluarga Bp. S”

berhubungan dengan “Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan tindakan

kesehatan yang tepat karena kurang mengatahui cara penularan dan pengobatan

penyakit scabies”

3.3 Rencana Keperawatan

Untuk mengatasi masalah keperawatan Kerusakan integritas kulit pada anak (An. V)

keluarga Bp. S” berhubungan dengan “Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil

keputusan tindakan kesehatan yang tepat karena kurang mengatahui cara penularan dan

Page 6: Pemba Has An

pengobatan penyakit scabies”. kelompok kami menyusun rencana keperawatan. Dengan

tujuan:

1. Tujuan Umum: Setelah dilakukan 2 kali kunjungan personal hygiene di

keluarga Bp. S khususnya An. V efektif. Dan;

2. Tujuan Khusus:

a. Setelah dilakukan 1 kali kunjungan rumah selama 45 menit diharapkan

keluarga dapat mengambil keputusan dan merawat anak dengan penyakit

skabies

b. Setelah dilakukan 1 kali kunjungan rumah selama 45 menit diharapakan

keluarga mampu melakukan perawatan terhadap penyakit skabies

Dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok kami membuat kriteria evaluasi

untuk tiap implementasi yang kami lakukan adapun kriteria hasil sesuai dengan tujuan

khusus yang kami susun diantaranya:

1. Setelah dilakukan 1 kali kunjungan rumah selama 45 menit diharapkan keluarga

dapat mengambil keputusan dan merawat anak dengan penyakit skabies. Kami

mempunyai kriteria evaluasi beserta standar yang kami harapkan yaitu:

a. Menjelaskan pengertian skabies, dengan standar Skabies adalah penyakit

yang ysng disebabkan oleh tungau yang mudah menular dari manusia ke

manusia dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

b. Menjelaskan penyebab skabies dengan standar Skabies biasa disebabkan

oleh kutu Sarcoptes scabei

c. Menjelaskan tanda dan gejala dengan standar Tanda dan gejala skabies: gatal

pada malam hari, ditularkan pada sekelompok manusia, pada bayi

menyerang pada seluruh permukaan kulit, pada dewasa dapat timbul di kulit

kepala dan wajah, terdapat lesi pada kulit

d. Menjelaskan penularan skabies dengan standar Penularan bisa melalui

sentuhan secara langsung ataupun dengan menggunakan media

e. Menjelaskan pencegahan skabies dengan standar Menghindari sentuhan

langsung ataupun dengan media dengan penderita.

Page 7: Pemba Has An

f. Menjelaskan perawatan skabies dengan standar Perawatannya yaitu dengan

pemberian antiseptik

2. Setelah dilakukan 1 kali kunjungan rumah selama 45 menit diharapakan

keluarga mampu melakukan perawatan terhadap penyakit skabies. Kami

mempunyai kriteria evaluasi beserta standar yang kami harapkan yaitu:

Mendemonstrasikan cara perawatan luka pada skabies denagn menggunakan

antiseptik dengan standar antiseptik yang digunakan adalah kalium

permanaganat yang dapat membunuh kuman, zat ini bekerja sebagai irirtan,

deodorant, dan astringen. Biasanya PK digunakan sebagai kompres luka dan

segala macam infeksi kulit.

3.4 Implementasi

Setelah menyusun rencana keperawatan kami melakukan implementasi dari rencana

keperawatan yang kami susun. Implementasi Aung kami lakukan untuk mengatasi

masalah keperawatan “Kerusakan integritas kulit pada anak (An. V) keluarga Bp. S”

berhubungan dengan “Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan tindakan

kesehatan yang tepat karena kurang mengatahui cara penularan dan pengobatan

penyakit scabies” kami melakukan implementasi yaitu:

1. Pendidikan kesehatan

2. Demonstrasi perawatan luka skabies

Pendidikan kesehatan yang kami lakukan dibagi menjadi dua bagian yaitu konsep dasar

penyakit skabies dan cara perawatan luka skabies yang diserai demonstrasi perawatan

luka skabies. Dalam melaksanakan implementasi pendidikan kesehatan terdapat

langkah-langkah yang kami lakukan yaitu:

1. Pendidikan kesehatan tentang konsep dasar penyakit skabies,

a. Diskusikan pengertian penyakit skabies dengan keluarga

b. Diskusikan penyebab penyakit skabies dengan keluarga

c. Identifikasi bersama keluarga tanda-tanda perubahan pada penyakit skabies

d. Beri penjelasan setiap perubahan yang dialami

Page 8: Pemba Has An

e. Diskusikan cara penularan penyakit skabies dengan keluarga

f. Diskusikan cara pencegahan penyakit skabies dengan keluarga

g. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali penjelasan yang telah diberikan

untuk masing-masing bagian

h. Beri pujian atas kemampuan dan jawaban keluarga

2. Pendidikan kesehatan tentang perawatan luka skabies yang diserai demonstrasi

perawatan luka skabies,

a. Identifikasi bersama keluarga tentang pola kebutuhan perawatan luka pada

anak dengan skabies

b. Beri penjelasan jenis perawatan luka anak dengan skabies

c. Tunjukkan cara perawatan luka pada anak skabies dengan antiseptik (larutan

PK)

3.5 Evaluasi

Pelaksanaan, Evaluasi, dan Rencana Tindak Lanjut (RTL), Masalah Keperawatan

Keluarga Pendidikan Kesehatan I : Konsep dasar skabies

1. Implementasi

Implementasi yang dilakukan adalah KIE mengenai konsep dasar skabies dari

pengertian, penyebab skabies, tanda dan gejala, penularan, perawatan luka

skabies.

2. Evaluasi

Hasil evaluasi yang dapat dilakukan dari implementasi keperawatan yang

dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan “Kerusakan integritas kulit

pada anak (An. V) keluarga Bp. S” adalah sebagai berikut:

KIE mengenai konsep dasar skabies dari pengertian, penyebab skabies, tanda

dan gejala, penularan, perawatan luka skabies.

Pada pertemuan kelima keluarga sudah memiliki pemahaman yang tepat

tentang konsep asar skabies beserta cara perawatan luka skabies hal ini

diketahui ketika hendak melakukan dokumentasi implementasi sebagai bahan

penilaian PBL perawatan klien di rumah Ibu L serta An V mampu menjawab

Page 9: Pemba Has An

dan mendemonstrasikan cara perawatan luka skabies dan didukung oleh

penyataan An V, berikut ini:

“... saya sekarang paham mas tentang cara perawatan luka skabies dan saya sekarang rutin melakukan perawatan supaya luka saya ini cepat sembuh...” (An V)

3. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Rencana tindak lanjut yang disusun adalah penguatan kembali konsep dasar

skabies kepada Bp S khususnya Ibu L dengan materi yang telah diberikan

dengan harapan Ibu L dapat benar-benar paham tentang konsep dasar skabies

dan dapat dengan rutin melakukan perawatan luka kepada An V dan mampu

melakukan pencegahan penularan skabies pada keluarganya.