pemaparan ke lektor kepala

17
1.judul Meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa semester IV prodi pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNIB dengan pendekatan Genre By kasmaini, SS.MPd FKIP UNIB 2. Pendahuluan A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari banyak indikator baik dari proses maupun dari hasil capaiannya. Dari hasil belajar juga bisa dilihat dari beberapa petunjuk seperti nilai akhir semester dan kemampuan pada mata kuliah berikutnya yang masih berhubungan, misalnya kemampuan mahasiswa pada mata kuliah writing III sangat erat hubungannya dengan keberhasilan pengajaran pada writing II karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjutan atau bersyarat. Baik buruknya kualitas tulisan mahasiswa pada writing III merupakan gambaran proses belajar pada writing II. Berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam menulis ini, peneliti mengamati kualitas tulisan yang ditulis mahasiswa semester III yang mengambil mata kuliah writing II masih sangat rendah.Peneliti yang 1

Upload: nazamudin

Post on 23-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

erdfxbywrhyerfhyerbrfczxb sdgbvsdfbcfccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccczdf

TRANSCRIPT

Page 1: Pemaparan Ke Lektor Kepala

1.judul

Meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa semester IV

prodi pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNIB dengan

pendekatan Genre

By kasmaini, SS.MPdFKIP UNIB

2. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari banyak indikator baik dari

proses maupun dari hasil capaiannya. Dari hasil belajar juga bisa dilihat dari

beberapa petunjuk seperti nilai akhir semester dan kemampuan pada mata kuliah

berikutnya yang masih berhubungan, misalnya kemampuan mahasiswa pada mata

kuliah writing III sangat erat hubungannya dengan keberhasilan pengajaran pada

writing II karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjutan atau bersyarat.

Baik buruknya kualitas tulisan mahasiswa pada writing III merupakan gambaran

proses belajar pada writing II.

Berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam menulis ini, peneliti

mengamati kualitas tulisan yang ditulis mahasiswa semester III yang mengambil

mata kuliah writing II masih sangat rendah.Peneliti yang dalam hal ini mengampu

mata kuliah writing II, menganalisa tulisan dalam bentuk paragraph yang di tulis

mahasiswa banyak terdapat kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut berkisar

pada penempatan struktur kalimat atau grammar yang tidak tepat misalnya

karangan berbentuk narasi yang pada umumnya past tense di tulis dengan pola

kalimat present tense atau kesalahan pada pilihan kata misalnya seharusnya

memakai kata kerja bentuk kedua mahasiswa masih memakai bentuk pertama.

Disamping pilihan kata kerja tersebut, kekurangan juga terjadi dalam pilihan kata

(choice of word) dengan sense yang tepat.

Dari paragraph yang ditulis mahasiswa pada writing II juga terlihat bahwa

karangan mereka kurang koheren. Satu paragraph tidak hanya mengembangkan

1

Page 2: Pemaparan Ke Lektor Kepala

satu ide pokok tapi lebih. Hal ini juga disebabkan mereka belum terbiasa

menggunakan transition signal yang tepat. Dari hasil tanya jawab, diketahui

mereka juga kesulitan dalam menentukan topik yang akan ditulis. Kesulitan-

kesulitan diatas menyebabkan mereka kurang tertarik untuk menulis dalam hal ini

menulis dalam bahasa Inggris.

Berkaitan dengan kesulitan dalam menulis, hal ini juga dialami oleh

mahasiswa di negara yang memakai bahasa Inggris baik sebagai bahasa kedua

maupun bahasa pertama apalagi mahasiswa bahasa Ingggris FKIP UNIB dimana

bahasa Inggris masih merupakan bahasa asing yang tentunya aturan dan retorika

penuliasan bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa mereka, bahasa

Indonesia.Richard and Renandya (2002) mengatakan bahwa writing is the most

difficult skill for second language learners to master. Ini berarti menulis memang

keahlian yang paling sulit untuk dikuasai bagi pelajar bahasa kedua termasuk

mahasiswa bahasa Inggris FKIP UNIB sebagai pelajar bahasa asing. Selanjutnya,

Zheng dalam Yan (2005) mengatakan bahwa in EFL teachers and students face

certain problems in the process of teaching and learning writing. Jadi kesulitan

dalam menulis juga dialami oleh pengajarnya dalam proses pembelajaran menulis.

Mengenai pembelajaran writing atau menulis di Indonesia Emilia (2005)

mengatakan bahwa pengajaran menulis bahasa Inggris di Indonesia perlu

diperbaiki karena dua alasan yaitu kekurangan waktu dan praktek atau latihan

dalam menulis teks yang koheren dalam berbagai genre (jenis teks).

Berdasarkan pada masalah-masalah diatas yang dialami oleh semester IV

sekarang, peneliti merasa perlu segera melakukan penelitian tindakan kelas pada

semester IV pada mata kuliah writing III. Pada mata kuliah ini mahasiswa

diharapkan mampu menulis berbagai jenis paragraph dengan cara dan penempatan

struktur kalimat dan pilihan kata yang tepat serta susunan ide yang koheren

(menurut silabus mata kuliah writing III Program studi Pendidikan bahasa Inggris

FKIP UNIB

Melihat uraian silabus dan masalah yang dialami mahasiswa seperti

tertera diatas, peneliti merasa pendekatan Genre sangat tepat digunakan karena

pendekatan ini disamping menitik beratkan pengajaran writing atau menulis pada

2

Page 3: Pemaparan Ke Lektor Kepala

jenis teks , pendekatan ini juga terdiri dari teknik Teaching and Learning Cycle

yang mempunyai lima tahapan dalam mengajar menulis seperti building the

context, modeling and deconstructing the text, joint construction of the text,

independent construction of the text and linking related text. Kelima tahapan ini

membuat belajar menulis bukan merupakan tugas sekali jadi (one-off writing task)

tapi lebih merupakan proses yang berkelanjutan dengan scaffolding (bantuan

sementara) dari pengajar (dosen) yang lama kelamaan intensitasnya akan

berkurang sesuai dengan kemajuan yang dimiliki mahasiswa tersebut.

Dengan adanya pendekatan genre dangan teaching and learning cycle serta

scaffolding diatas, peneliti yakin mahasiswa akan sangat terbantu dalam

menentukan judul yang akan ditulis (building the context), cara menulis paragraph

dengan jenis teks tertentu (modeling and deconstructing the text), grammar atau

struktur kalimat yang tepat serta pilihan kata untuk jenis teks tertentu (Joint

construction of the text and independent construction of the text). Pada saat

mereka menulis peneliti atau dosen juga akan membantu mereka jika mahasiswa

tersebut mengalami kesulitan (scaffolding) dan diakhir praktek menulis mereka

akan diberi waktu untuk mengoreksi tulisan mereka dengan membandingkan apa

yang telah mereka tulis dengan paragraf lain baik yang sejenis maupun tidak

untuk melihat sejauh mana mereka bisa menulis dengan benar (Linking trelated

text).

Pendekatan Genre ini memungkinkan pengajaran writing atau menulis

menjadi tidak menakutkan bagi mahasiswa. Mereka akan merasa senang menulis

dan tidak merasa menulis itu membosankan dan menulis ide yang sama berulang-

ulang. Oleh sebab itu, peneliti melalui penelitian ini akan melihat sejauh mana

pendekatan genre ini bisa meningkatkan kemampuan ( kualitas) mahasiswa dalam

menulis berbagai jenis paragraph dan sejauh mana pendekatan ini bisa menjadi

pengajaran yang tidak membosan bagi mahasiswa.

B. Tujuan

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengungkapkan

informasi tentang efektivitas pendekatan genre dalam meningkatkan kemampuan

3

Page 4: Pemaparan Ke Lektor Kepala

menulis berbagai jenis paragraf dengan benar baik dari segi penempatan struktur

kalimat, pilihan kata dan susunan ide-idenya.

3. Perumusan Masalah

Ada banyak masalah dalam menulis. Masalah tersebut seperti teknik

mengajar, materi yang tidak menarik, atmosfir kelas yang tidak mendukung dan

lain-lain, tapi berdasarkan masalah-masalah yang ada pada latar belakang diatas

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“ sejauh mana pendekatan genre bisa meningkatkan kemampuan menulis

mahasiswa semester IV pada mata kuliah writing III program studi pendidikan

bahasa Inggris FKIP UNIB?”

4. Metodologi

A. Penelitian tindakan kelas

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research) yang dirancang untuk dua siklus. Masing –masing siklus terdiri dari

empat kali pertemuan. setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi.

Adapun prosedur penelitian pada tiap-tiap siklus adalah sebagai berikut:

Siklus 1

1. Perencanaan (Plan)

a. Merancang aktifitas yang akan dilaksanakan pada waktu proses

belajar mengajar dengan pendekatan genre

b.Memberikan model-model teks yang akan dipakai dalam proses

belajar mengajar (deskripsi, eksposisi, dan narasi )

c. Membagi mahasiswa dalam bentuk kelompok

d. Mahasiswa menulis secara individu

2. Tindakan (Action)

a. Dosen menjelaskan tentang konteks dari model-model teks dan ciri-

cirinya masng-masing

4

Page 5: Pemaparan Ke Lektor Kepala

b. Dosen membagi contoh dari paragraph yang akan dijadikan model.

c. Mendidskusikan struktur kalimat, pola kalimat dan konteks dari

model paragraph tersebut.

d. Mendiskusikan komponen paragraph diatas dalam diskusi kelas dan

kelompok.

e. Setelah melihat kesiapan mahasiswa, mereka di minta mencari judul

sendiri dan menulis secara individu

f. Dosen mengumpulkan tulisan mahasiswa untuk di koreksi oleh

tim,ketua dan anggota penelitian.

3. Observasi

a. Dosen yang lain, anggota penelitian, mengobservasi proses

pembelajaran yang dilakukan peneliti dan sebaliknya disaat anggota

peneliti mengajar dosen yang lainnya mengobservasi.

b. Dosen yang mengobservasi melakukan checklist pada lembaran

observasi.

4. Refleksi

Tim mendiskusikan hasil observasi langsung dan hasil checklisk

lembaran observasi serta hasil kerja tulisan mahasiswa untuk melihat

sejauh mana kelemahan –kelemahan pada siklus satu ini dan

meraencanakan tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya, siklus

dua.

Siklus II

Siklus ini merupakan lanjutan dari siklus pertama dengan perubahan

pada perencanaan dan tindakan sesuai dengan permasalahan pada

siklus sebelumnya.

B. Instrumen

5

Page 6: Pemaparan Ke Lektor Kepala

Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai

pengampuh mata kuliah. Instrumen lain yang dipakai adalah checklist observasi

dan test. Untuk melakukan observasi peneliti meminta bantuan kepada teman

sejawat untuk melakukan observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak bisa

mengamati secara seksama ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung..

Tes digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan pada setiap siklus.

Tes dilakukan dua kali yaitu tes awal (pre-test) dan tes di akhir tiap siklus yang

dianalisis menggunakan metode Heaton. Hasil tes ini akan memberikan gambaran

tentang peningkatan kemampuan menulis mahasiswa mulai dari siklus satu

sampai pada akhir siklus dua.

C. Indikator keberhasilan

Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis tergambar dari hasil

tes menulis yang diberikan disetiap akhir siklus. Adapun indikator keberhasilan

dalam ppenelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu mengenal tipe-tipe text (type of text) yaitu narasi,

eksposisi, deskripsi dan argumentasi

2. Mahasiswa mampu mengembangkan paragraph dengan menggunakan

struktur kalimat (sentence structure) yang baik dan benar

3. Mahasiswa mampu menempatkan pilihan kata (choice of word) yang

tepat

4. Mahasiswa mampu mengorganisasi text (paragraph) dengan koheren.

5. Nilai rata-rata diakhir siklus kedua diatas 70 (kategori good, Heaton,

1997)

D. Tehnik analisis data

1. Analisis hasil observasi check list dengan menggunakan metode analisis

deskriptif komparatif.

2.Hasil tes menulis dianalisis menggunakan metode Heaton

5. Pemecahan masalah/Pembahasan

Hasil Siklus I

6

Page 7: Pemaparan Ke Lektor Kepala

Hasil Observasi Mahasiswa

Pada siklus satu terlihat bahwa ketertarikan mahasiswa terhadap

pendekatan genre masih belum memuaskan sesuai dengan indikator

keberhasilan yaitu sekitar 50 % yang baru terlihat antusias dan aktif

mengikuti pelajaran dan sisanya masih terlihat pasif.

Hasil Belajar siklus I

Nilai rata-rata skor menulis mahasiswa pada siklus 1 yaitu 66,7.

Angka ini belum sesuai dengan target pencapaian yaitu rata-rata 70

Hasil Refleksi dan Evaluasi siklus I

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi ditemukan bahwa

mahasiswa masih belum begitu paham dengan pendekatan ini. Disamping

itu, dosen yang mengajar juga belum begitu menguasai kelas.

Hasil Siklus 2

Hasil Observasi Mahasiswa siklus 2

Pada siklus 2 mahasiswa sudah menunjukkan perubahan dimana

jumlah mahasiswa yang aktif bertambah menjadi sekitar 90 %. Angka ini

sudah mencapai target walaupun tidak 100 %.

Hasil belajar siklus 2

Hasil rata-rata skor menulis mahasiswa pada siklus 2 yaitu 76,1.

Skor ini sudah mencapai target pencapaian.

Hasil Refleksi dan Evaluasi siklus 2

Pada tahap ini terlihat mahasiswa sudah aktif, partisipatif dan

antusias dalam belajar. Disamping itu, mahasiswa sudah mulai terbiasa

dengan pendekatan ini. Dosen yang mengajar terlihat lebih percaya diri

dan menguasai kelas.

Pembahasan

7

Page 8: Pemaparan Ke Lektor Kepala

Peningkatan hasil belajar pada setiap siklus dimulai dengan adanya rasa

ketertarikan mahasiswa terhadap metode atau pendekatan yang diberikan oleh

dosen. Seperti yang dikatakan oleh Paltridge (2001), approach refers to the theory

of language and language learning that underlies the particular approach.

Ketertarikan ini membuat mahasiswa aktif dan sangat membantu mereka dalam

memahami dan mempraktekan pendekatan ini. Langkah-langkah dalam

memahami pendekatan ini diberikan secara bertahap sampai mereka paham dan

mampu menulis sendiri. Tahapan ini sejalan dengan apa yang ada pendekatan

genre yang terdiri dari lima step (Feez and Joyce,1998) yaitu building the context

dimana mahasiswa pada tahapan ini diperkenalkan pada konteks sosial dari

sebuah model teks yang akan dipelajari. Tahapan berikutnya yaitu modeling and

deconstructing the text. Kegiatan pada tahapan ini mhs mempelajari pola kalimat

dan ciri-ciri kebahasaan dari teks yang dicontohkan dan membandingkan teks

model dengan model lainnya. Langkah ketiga yaitu joint construction of the text

dimana mahasiswa mendiskusikan konstruksi dai teks model dan yang keempat,

independent construction of the text, disini mahasiswa mulai bekeja mandiri

menulis sebuah teks dan yang kelima, linking to related text dimana mahasiswa

membandingkan jenis text yang ditulis dengan teks yang sudah ada dari berbagai

bidang seperti sosiologi, psikologi dan laini-lain untuk menyakinkan mereka telah

menguasai jenis teks yang mereka tulis.

Secara umum pendekatan ini sangat membantu mahasiswa untuk menulis.

Hasil siklus I dan 2 menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Misalnya pada

siklus 1 persentase mahasiswa yang tertarik dengan tehnik yang diberikan dosen

berjumlah 50 %. Pada siklus 2 meningkat menjadi 90%. Peningkatan ini

disebabkan oleh upaya-upaya penyempurnaan teknik mengajar yang diberikan

oleh dosen sehingga permasalahan inti yang dihadapi oleh mahasiswa bisa

dipecahkan. Upaya – upaya penyempurnaan tersebut seperti pemberian

scaffolding (bantuan sementara) pada setiap langkah dari teaching and learning

cycle (siklus pembelajaran) dari pendekatan genre. Scaffolding ini paling banyak

diberikan pada tiga tahapan pertama sedangkan pada tahapan keempat dan lima

hanya mahasiswa tertentu yang mendapat bantuan. Hal ini sesuai dengan apa yang

8

Page 9: Pemaparan Ke Lektor Kepala

dikatakan Feez and Joice (1998) bahwa scaffolding is provided to help students

move from dependent to independent ones. Ini berarti scaffolding diberikan sesuai

dengan kemajuan yang dialami mahasiswa jika mahasiswa sudah cukup mengerti

scaffolding akan dikurangi dan akhirnya di tiadakan sehingga mereka betul –betul

mengerti.

Pada silkus 2 juga terlihat peningkatan skor menulis mahasiswa dari siklus

1. peningkatan ini dilihat dari teori heaton yaitu pada siklus 1 kategori

kemampuan menulis mahasiswa berada pada kategori ‘poor dan average maka

pada siklus 2 menjadi rata-rata pada kategori ‘good’ dan ada yang “very good”

(Heaton, 1997)

Peningkatan kemampuan menulis mahasiswa pada tiap siklus seiring

dengan peningkatan ketertarikan mahasiswa pada teknik yang diberikan dosen .

Walaupun demikian ada beberapa mahasiswa yang belum termotivasi. Mereka ini

nanti akan dibimbing secara personal sehingga mereka tidak tertinggal jauh

dengan kawan-kawannya. Peningkatan ketertarikan tersebut bisa dilihat dari hasil

checlisk observasi yang terdiri dari 4 kriteria yaitu Mahasiswa tertarik dengan

teknik dosen, tehnik membantu mahasiswa menulis,mahasiswa terus

menggunakan teknik yang diajarkan dosen dan mahasiswa termotivasi dalam

menulis.

Hasil observasi siklus I sekitar 41.5 % mahasiswa tertarik dengan tehnik

ini sedangkan pada siklus kedua 83,3% mahasiswa tertarik dg teknik yang dipakai

dosen. Ini menunjukan bahwa tehnik yang dipakai cukup bermanfaat bagi

mahasiswa dan hal ini akan memberi efek positif pada kualitas tulisan yang

mereka hasilkan.

Secara garis besar penelitian ini dianggap berhasil karena adanya

perbaikan-perbaikan dalam hal proses belajar mengajar. Perbaikan proses

merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan menulis .

6. Kesimpulan

a. Tehnik genre meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa

9

Page 10: Pemaparan Ke Lektor Kepala

b. Mahasiswa lebih tertarik dan aktif menggunakan teaching and

learning cycle

7. Saran dan Rencana penelitian selanjutnya

saran

A. Dosen writing dianjurkan menggunakan metode ini untuk mengajar mata

kuliah writing baik itu writing I, II, III dan IV

B. Terapkan dua strategi yang ada pada genre based approach yaitu teaching and

learning cycle dan scaffolding

Rencana penelitian selanjutnya

Penelitian selanjutnya bisa dilakukan pada mata kuliah writing yang lain

dan pendekatan genre ini juga bisa diterapkan pada sekolah menengah.

8. Daftar Pustaka

Candlin, N and Mercer, Neil.2004. English Language Teaching in its Social Context. London. The Open University

Emilia, Emi.2005. “ The Effectiveness of Genre Based Approach In Academic Teaching Writing at a State University in West Java”, (online), ( http://curry , Edschool.Sydney. edu/epltt/genrebasedapproach.Html, Retrieved on June 3rd 2006 at 8.oo am)

Hyland.2004. Genre and Second Language Teaching. Ann Arbor: The University of Michigan Press

Heaton,J.B.1997. Writing English Language Test. New York. Longman Inc.

Johnson, Andrew P. 2005. A Short Guide to Action Research. Boston: Pearson Education, Inc.

Kemmis and Robin.1988. The Action Research Planner. Sydney: Deakin University Press

10

Page 11: Pemaparan Ke Lektor Kepala

University of Michigan Press Paltridge. 2001. Genre and the Language Learning Classroom. Ann Arbor: The University of Michigan Press

Richards and Renandya. 2002. Methodology in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press

Ur,Penny.2000. A Course of Language Teaching:Practice and Theory.Cambridge.Cambridge University Press

Yan, Guo.2006.”Genre and and the Language Learning Classroom”. English Teaching Forum.Vol 43. No 3

11