pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat … · daftar tabel 1 jenis dan metode pengumpulan data 5...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA DI KAMPUNG PAGARAN LAMBUNG KABUPATEN
TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA
MAYA RUMANTY HUTAGALUNG
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA DI KAMPUNG PAGARAN LAMBUNG KABUPATEN
TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA
MAYA RUMANTY HUTAGALUNG
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2016
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA DI KAMPUNG PAGARAN LAMBUNG KABUPATEN
TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan
Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Batak Toba di Kampung Pagaran Lambung Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Maya Rumanty Hutagalung NIM E34110002
ABSTRAK
MAYA RUMANTY HUTAGALUNG. Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Batak Toba di Kampung Pagaran Lambung Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dibimbing oleh AGUS HIKMAT dan ERVIZAL AM ZUHUD.
Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sistem budaya masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan, cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat serta mengidentifikasi praktek konservasi dan status kelangkaan atau keterancaman tumbuhan obat pada masyarakat Suku Batak Toba. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2015 di Kampung Pagaran Lambung. Metode yang digunakan adalah metode purpose sampling dengan total 90 responden. Total spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Pagaran Lambung I sebanyak 72 spesies, Kampung Pagaran Lambung II sebanyak 86 spesies dan pada Kampung Pagaran Lambung III sebanyak 93 spesies. Tumbuhan obat dominan yang dimanfaatkan adalah famili Zingiberaceae. Cara pengolahan yang sering digunakan yaitu direbus dan cara penggunaan yang sering digunakan yaitu diminum. Teridentifikasi 6 spesies tumbuhan obat masuk status keterancaman menurut CITES, IUCN dan LIPI.
Kata kunci : pengobatan tradisional, purpose sampling, suku Batak Toba,
tumbuhan obat
ABSTRACT MAYA RUMANTY HUTAGALUNG. Utilization of Medicinal Plant by the Batak Community in PagaranLambung Village, North Tapanuli, North Sumatera. Supervised by AGUS HIKMAT and ERVIZAL AM ZUHUD.
Traditional medicine is part of the culture society system that have many potential benefits in the development of public health.The purpose of this study was to identify the types of medicinal plants used, processing, and use of medicinal plants, and identify the conservation practices and scarcity or extinction status of medicinal plants at Batak Toba ethnic community. The study conducted in June-August 2015 in Pagaran Lambung village. The method used is purposive sampling method with a total of 90 respondents. Total species of medicinal plants used by the community in Pagaran Lambung I village as much as 72 species, in Pagaran Lambung II villageas many as 86 species, and in Pagaran Lambung III village as many as 93 species. Medicinal plants family were predominantly utilized is Zingiberaceae. Processing methods commonly used are boiled, and how the use medicinal plants commonly used to drink. Identified 6 spesies include medicinal plants of threatened category according to CITES, IUCN and LIPI. Keywords : Batak Toba ethnic, medicinal plants, purpose sampling,
traditional medicine
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA DI KAMPUNG PAGARAN LAMBUNG KABUPATEN
TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA
MAYA RUMANTY HUTAGALUNG
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2016
PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2015 ini ialah pemanfaatan tumbuhan obat, dengan judul Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Batak Toba di Kampung Pagaran Lambung Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Agus Hikmat MScF dan Bapak Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud MS selaku dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, saran dan waktu yang diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Resti Meilani S.Hut MSi dan Bapak Dr Ir Cahyo Wibowo MSc selaku ketua sidang dan dosen penguji atas arahan, saran dan motivasi pada sidang komprehensif. Disamping itu, penulis juga berterima kasih kepada bapak dan ibu responden pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orangtua Rahman Hutagalung dan Nikeria Sipahutar, kakak dan adik atas bantuan, doa, dukungan dan kasih sayangnya. Tak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga besar KSHE 48 IPB.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2016
Maya Rumanty Hutagalung
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Tempat dan Waktu 2
Alat dan Bahan 2
Jenis Data yang Dikumpulkan 4
Metode Pengambilan Data 3
Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Umum Lokasi Penelitian 8
Karakteristik Responden 9
Pemanfaatan Tumbuhan Obat 12
Penggunaan Spesies Tumbuhan Obat 19
Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan Obat 31
Status Kelangkaan dan Praktek Konservasi Tumbuhan Obat 32
SIMPULAN DAN SARAN 35
Simpulan 35
Saran 35
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 39
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan metode pengumpulan data 5
2 Klasifikasi kelompok penyakit/ penggunaan dan macam penyakit/ penggunaannya 6
3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 10
4 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur 10
5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 11
6 Jumlah spesies berdasarkan lokasi 12
7 Persentase famili tumbuhan obat pada Kampung Pagaran Lambung 13
8 Jumlah famili dan spesies tumbuhan obat dari berbagai penelitian 14
9 Persentase habitus tumbuhan obat 15
10 Persentase habitat tumbuhan obat 16
11 Bagian tumbuhan yang digunakan 17
12 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan 18
13 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit saluran pencernaan 19
14 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati demam 20
15 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk pengobatan luka 21 16 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit otot dan
persendian 22
17 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit jantung 23
18 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit saluran pernafasan/THT 24
19 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kulit 25
20 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit gigi 26
21 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kehamilan dan persalinan 27
22 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit mulut 27
23 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kulit 28
24 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit tonikum 28
25 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit mata 29
26 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit khusus wanita 29
27 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit ginjal 29
28 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penawar racun 30
29 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk lain-lain 31
30 Cara pengolahan tumbuhan obat 32
31 Cara penggunaan tumbuhan obat 32
32 Status berdasarkan CITES, IUCN, LIPI 34
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian di Kampung Pagaran Lambung 3
2 Kondisi kampung Pagaran Lambung 9
3 Karakteristik responden berdasarkan mata pencaharian 12
4 Pekebun karet di Kampung Pagaran Lambung 12
5 Contoh spesies yang dimanfaatkan bagian daun: (a) Balik-balik angin
(Macaranga triloba) (b) Napuran (Piper betle ) (c) Dingindingin
(Kalanchoe pinnata) 17
6 Bunga-bunga paet (Eupatorium perfoliatum) 20
7 Sibagure (Sida rhombifolia) 21
8 Bandotan (Ageratum conyzoides) 22
9 Ampapaga (Centella asiatica) 23
10 Manggis (Garcinia mangostana) 24
11 Salim batuk (Acorus calamus) 25
12 Halas (Alpinia galanga) 26
13 Gambir (Uncaria gambir) 26
14 Hatirangga hau (Lawsonia inermis) 30
15 Karakteristik tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan sumber
perolehan 33
16 Kelompok pengelolaan lestari akibat pemanenan pada tumbuhan liar 33
17 Spesies tumbuhan obat: a. Oppu-oppu (Hymenocallis litthoralis),
b. Sibagure (Sida rhombifolia) 35
DAFTAR LAMPIRAN
1 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kampung
Pagaran Lambung I 25
2 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kampung
Pagaran Lambung II 27
3 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kampung
Pagaran Lambung III 31
4 Habitus spesies tumbuhan obat di Kampung Pagaran Lambung 35
5 Spesies tumbuhan obat dari hutan 43
6 Pengelompokan spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok
penyakit/penggunaan (Zuhud et al. 2000) 45
7 Cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat yang dimanfaatkan
masyarakat Kampung Pagaran Lambung 68
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan, baik yang sudah ataupun belum dibudidayakan, dapat digunakan sebagai tumbuhan obat, berkisar dari yang terlihat dengan mata hingga yang hanya nampak di bawah mikroskop (Hamid et al. 1991). Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sistem budaya masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Pemanfaatan obat tradisional untuk pengobatan sendiri (self care) cenderung meningkat. Secara internasional obat-obat tradisional yang menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbal medicine) lebih maju. Langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun temurun (Dharma 2001). Menurut Rifai (1992), kelompok etnik tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan jati diri budaya yang sudah jelas terdefinisi, sehingga diduga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumberdaya nabati di lingkungannya berbeda, termasuk dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
tradisional. Setiap daerah memiliki sistem pemanfaatan tumbuhan yang khas dan
berbeda dengan daerah lainnya. Sistem pemanfaatan ini berkaitan dengan budaya dan keanekaragaman tumbuhan di masing-masing daerah. Pendekatan penduduk lokal terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam merupakan model jangka panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia (Martin 1995). Selain itu, manajemen sumber daya alam tradisional mampu mempertegas hubungan antara sistem konservasi dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati (Rifai 1992).
Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera. Suku Batak mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan suku yang lainnya di Indonesia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara mempelajarinya (Koentjaraningrat 1990).
Dalam kebudayaan masyarakat Batak pengobatan tradisional yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kepercayaan masyarakat (kearifan lokal) yang mampu menyembuhkan penyakit. Masyarakat Batak tidak terlepas dari pengobatan tradisional yang telah mendarah daging didalam kehidupannya sebagai hasil budaya masyarakat. Meskipun dunia pengobatan semakin berkembang bukan berarti pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan ramuan menjadi surut. Masyarakat Batak telah mampu mengidentifikasi spesies tumbuhan yang dikenal dan dimanfaatkan untuk ramuan obat. Bagian tumbuhan obat yang dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan lainnya.
Salah satu masyarakat Batak yang masih memanfaatkan tumbuhan untuk pengobatan tradisional adalah masyarakat yang tinggal di kampung Pagaran Lambung, Sumatera Utara. Namun, pengetahuan tentang tumbuhan obat dan cara
2
pemanfaatannya oleh masyarakat Suku Batak di Kampung Pagaran Lambung tersebut belum terdokumentasikan dengan baik. Oleh karena itu sebagai langkah awal untuk mendukung pengembangan obat tradisional di Kampung Pagaran Lambung maka perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung tersebut.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Batak di Kampung Pagaran Lambung. 2. Mengidentifikasi cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat oleh
masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung. 3. Mengidentifikasi status kelangkaan dan praktek konservasi tumbuhan obat
pada masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi pengetahuan, data dan dokumentasi tentang tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakatSuku Batak di Kampung Pagaran Lambung.
METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampung Pagaran Lambung I, Kampung Pagaran Lambung II, dan Kampung Pagaran Lambung III, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kecamatan Adiankoting terletak pada koordinat 98°50’21,37’’ BT - 01 °58’40,02’’ Lintang Utara (Gambar1). Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni-Agustus 2015.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain: Tally sheet, alat tulis, alat perekam suara, panduan wawancara, buku identifikasi tumbuhanobat dan kamera untuk alat dokumentasi, pustaka terkait penelitian, dan Microsoft Office Excel 2010. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tumbuhan obat yang diketahui dan dimanfaatkan masyarakat, kantong plastik, label.
3
Gambar 1 Peta lokasi penelitian di Kampung Pagaran Lambung
Metode Pengambilan Data
Survei lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui dan memverifikasi spesies-spesies tumbuhan obat yang diperoleh dari hasil wawancara. Verifikasi dilakukan dengan mencari tumbuhan obat yang diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat secara disengaja sebagai sampel dan membuat dokumentasi.
Wawancara
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat batak di Kampung Pagaran Lambung I, Kampung Pagaran Lambung II dan Pagaran Lambung III. Penentuan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitupenentuan sampel berdasarkan tujuan tertentu dengan syarat- syarat yang harus dipenuhi (Arikunto 2010).
Jumlah responden untuk setiap kampung ditetapkan sebanyak 30 orang sehingga jumlah keseluruhan responden adalah 90 orang. Terdapat dua Kriteria responden berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan untuk keperluan pengobatan, yaitu:
4
1. Orang yang dianggap paling mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan obat di masyarakat. Jenis responden ini biasanya memanfaatkan tumbuhan obat untuk membantu pengobatan masyarakat lainnya, yaitu tabib, dukun beranak, tukang urut dan lain-lain.
2. Orang yang memanfaatkan tumbuhan obat hanya terbatas untuk keperluan pengobatan sendiri dan keluarga.
Metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara secara mendalam (depth interview) dan pengamatan atau observasi. Kegiatan wawancara dilakukan terlebih dahulu terhadap tabib kampung, dukun beranak, tukang urut serta masyarakat biasa yang dijadikan sebagai responden. Wawancara secara mendalam dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara meliputi profil responden (nama responden, umur, jenis kelamin, lokasi, tingkat pendidikan, mata pencaharian, suku/etnis), dan pertanyaan mengenai spesies-spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat, bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat, cara penggunaan dan pengolahan, waktu penggunaan, sumber informasi penggunaan/sumber pengetahuan, dan tempat tumbuh tumbuhan tersebut. Observasi dilakukan untuk mengetahui spesies tumbuhan obat yang digunakan dari hasil wawancara. Pengenalan spesies ini dilakukan dengan mencari spesies tumbuhan obat yang digunakan dari hasil wawancara ke lapangan (kebun, pekarangan, hutan, dan tepi jalan) dan membuat dokumentasi kemudian diidentifikasi dengan literatur. Studi literatur
Studi literatur atau kajian pustaka dilakukan guna mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian. Studi literatur bersumber dari buku, jurnal, artikel dan lain-lain, sehingga dapat mendukung data penelitian yang sudah diperoleh.
Kegiatan studi literatur dilakukan sebelum dan setelah dilakukannya penelitian. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi umum lokasi penelitian, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan cek silang data yang diperoleh di lapangan.
Identifikasi spesies tumbuhan obat
Identifikasi spesies tumbuhan obat dilakukan guna mengetahui nama ilmiah dari spesies tumbuhan obat. Proses identifikasi dilakukan menggunakan buku panduan tumbuhan obat Heyne (1987), Dalimartha (1999) dan Zuhud et al. (2014).
Jenis Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi kondisi umum lokasi penelitian, karakteristik responden di Kampung Pagaran Lambung, pemanfaatan tumbuhan obat dan praktek konservasi tumbuhan obat di Kampung Pagaran Lambung (Tabel 1).
5
Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data No Jenis data Aspek yang diamati Sumber data Metode
1 Kondisi umum lokasi penelitian
Letak dan luas Karakteristik
masyarakat Kondisi sosial ekonomi
masyarakat
BPS Kabupaten Tapanuli Utara
Studi literatur
2 Karakteristik responden
Nama Jenis kelamin Umur Tingkat pendidikan Suku/etnis Sumber pengetahuan Lokasi/alamat Mata pencaharian
Masyarakat di kampung pagaran lambung
Observasi lapangan, dan wawancara
3 Pemanfaatan tumbuhan obat
Nama spesies Famili Habitus Tipe habitat Manfaat Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara penggunaan
Masyarakat di Pagaran Lambung
Observasi lapangan, wawancara dan studi literatur
4 Konservasi tumbuhan obat
Cara-cara budidaya tumbuhan obat
Pengamatan langsung di lapangan, literature
Observasi lapangan, wawancara
Analisis Data
Karakteristik responden Data profil responden dianalisis secara deskriptif dan data disajikan
menggunakan diagram, grafik dan tabel.
Pengelompokan penyakit Penyakit-penyakit yang merupakan kegunaan tumbuhan obat yang
dimanfaatkan masyarakat diklasifikasikan ke dalam kelompok penyakit/penggunaan berdasarkan sistem organ, organ yang diserang atau pun berdasarkan penggunaan/penyakit tersendiri. Pengklasifikasian data dilakukan terhadap khasiat masing-masing spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok kegunaan tumbuhan obat (Tabel 2).
6
Tabel 2 Klasifikasi kelompok penyakit/ penggunaan dan macam penyakit/ penggunaannya
No Kelompok Penyakit/Penggunaan
Macam Penyakit/Penggunaan
1 Penawar Racun Penawar racun ular, dan penggunaan lainnya
2 Pengobatan Luka Luka bakar, luka memar dan penggunaan lainnya
3 Penyakit Gigi Sakit gigi, dan penggunaan lainnya
4 Penyakit Ginjal Ginjal, kencing batu, dan penggunaan lainnya
5 Penyakit Jantung Sakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan penggunaan lainnya
6 Penyakit Khusus Wanita Terlambat haid, dan penggunaan lainnya
7 Penyakit Kulit Bisul, kurap, gatal, kudis, dan penggunaan lainnya
8 Penyakit Kuning Sakit kuning, penyakit hati, dan penggunaan lainnya
9 Penyakit Mata Sakit mata, rabun senja, dan penggunaan lainnya
10 Penyakit Mulut Gusi bengkak, sariawan, dan penggunaan lainnya
11 Penyakit Otot dan Persendian Asam urat, rematik, sakit otot, sakit persendian, sakit pinggang, dan penggunaan lainnya
12 Tonikum Obat kuat, penambah nafsu makan, dan penggunaan lainnya
13 Penyakit Saluran Pencernaan Maag, kembung, masuk angin, diare, dan penggunaan lainnya
14 Penyakit Saluran Pernafasan/THT
Batuk, flu, influenza, pilek, sesak nafas, dan penggunaan lainnya
15 Perawatan Kehamilan dan
Persalinan Perawatan sesudah melahirkan/persalinan, dan penggunaan lainnya
16 Perawatan Kulit Penghalus kulit, perawatan muka, dan penggunaan lainnya
17 Demam Demam, penurun panas, dan penggunaan lainnya
18 Lain-lain Penggunaan lainnya yang tidak tercantum di atas
Sumber: Zuhud et al. (2000)
7 Berikut rumusan perhitungan persentasi famili, bagian yang digunakan dan
habitus pada tumbuhan obat:
Persentase famili Persentasi famili digunakan untuk mengetahui persentasi dari masing-
masing famili spesies tumbuhan obat yang ditemukan. Persentasi famili ini menggunakan rumus (Hasanah 2011):
Presentase famili tertentu =∑ spesies famili tertentu
∑ seluruh spesies ×100%
Peresentase bagian yang dimanfaatkan
Bagian tumbuhan yang digunakan meliputi akar, batang, daun, buah,bunga, kulit kayu, rimpang, umbi, seluruh bagian tumbuhan. Perhitungan persen bagian yag digunakan untuk mengetahui persentase setiap bagian tumbuhan yang dimanfaatkan. Perhitungan ini dilakukan secara umum terhadap seluruh spesies tumbuhan yang diperoleh dari hasil wawancara yang kemudian dianalisis berdasarkan pada bagian pemanfaatan. Persentasi bagian yang digunakan ini menggunakan rumus (Hasanah 2011) :
Persentasebagiandimanfaatkan
=Σbagianyangdimanfaatkan
ΣSeluruhbagianyangdimanfaatkan�100%
Persentase habitus Habitus adalah perawakan suatu tumbuhan. Menurut Tjitrosoepomo
(1988) diacu dalam Damayanti (1999), habitus berbagai jenis tumbuhan adalah sebagai berikut: 1. Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan tanah. 2. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan bercabang dekat dengan permukaan tanah .
3. Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair. 4. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjalar atau memanjat pada tumbuhan lain.
Persentasi habitus digunakan untuk mengetahui persentasi habitus tumbuhan obat yang ditemukan. Persentasi habitus ini menggunakan rumus (Hasanah 2011) :
Persentasehabitus =Σspesieshabitustertentu
ΣSeluruhspesies�100%
Persentase tipe habitat
Persentasi habitat digunakan untuk mengetahui persentasi habitat tumbuhan obat yang ditemukan. Persentasi habitat ini menggunakan rumus (Hasanah 2011) :
Persentasetipehabitat =Σspesiesdenganhabitattertentu
ΣSeluruhspesies�100
8
Persentase budidaya/liar Persentase status budidaya adalah bentuk analisis terhadap tumbuhan saat
ditemukan. Tumbuhan yang ditemukan dapat berupa tumbuhan hasil budidaya ataupun tumbuhan liar. Persentase status budidaya dapat dihitung menggunakan rumus berikut (Metananda 2012):
Persentasebudidaya =Σspesiesbudidaya
ΣSeluruhspesies�100%
Persentaseliar =Σspesiesliar
ΣSeluruhspesies�100%
Pengelolaan lestari dan status kelangkaan spesies tumbuhan obat Peters (1994) mengelompokkan status tumbuhan berdasarkan potensi untuk
dilakukan pengelolaan secara lestari akibat kegiatan pemanenan bagian tertentu pada tumbuhan, yaitu kategori: Rendah (Low) : Bagian tumbuhan yang dilakukan pemanenan meliputi:
akar, batang, kulit batang, rimpang, herba Sedang (Medium) : Bagian tumbuhan yang dilakukan pemanenan meliputi:
getah, biji, buah dan bunga Tinggi (High) : Bagian tumbuhan yang dilakukan pemanenan meliputi:
getah, buah dan daun
Persentase pengelolaan lestari dihitung dengan rumus:
Persentase pengelolaan lestari=∑ spesies kategori tertentu
∑ seluruh spesies ×100%
Status kelangkaan dan keterancaman pada spesies tumbuhan obat
diidentifikasi berdasarkan CITES (2015), IUCN (2015), LIPI (Mogea et al.2001). Perlindungan spesies menurut CITES dikategorikan menjadi 3, yaitu: Appendix I, Appendix II dan Appendix III. Appendix I memuat spesies yang memiliki status endangered sehingga perdagangannya dilarang, kecuali untuk hal-hal tertentu yang diatur dan dikontrol sangat ketat. Appendix II memuat spesies yang berpotensi endangered apabila sistem perdagangan internasionalnya tidak dikontrol. Appendix III merupakan upaya suatu negara untuk meminta perlindungan secara internasional suatu spesies yang oleh negara tersebut dirasakan perlu perlindungan secara internasional (Kinho 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi
9
dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar (3.16 %), landai (26.86 %), miring (25.63 %) dan terjal (44.35 %). Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1° 20’ - 2°41’ Lintang Utara dan 98°05’–99°16’ Bujur Timur. Secara geografis kecamatan Adiankoting terletak pada koordinat 98°50’21.37’’ BT – 01°58’40.02’’ Lintang Utara. Kecamatan Adiankoting terletak 400-1300 mdpl dengan luas kecamatan 502.90 Km�. Secara administratif, Kecamatan Adiankoting berbatasan dengan empat kecamatan tetangga. Adapun batas-batasnya, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tarutung, sebelah utara berbatasan dengan Kacamatan Parmonangan, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pahae Julu.
Kecamatan Adiankoting terdiri atas 16 desa/kelurahan yaitu Pagaran Lambung I, II, III, Sibalanga, Pagaran Pisang, Adiankoting, Dolok Nauli, Banuaji I, II, IV, Pansur Batu, Pardomuan Nauli, Siantar Naipospos, Pansur Batu I dan II (Adiankoting dalam Angka, 2012). Gambar 2 menunjukkan kondisi kampung Pagaran Lambung.
Gambar 2 Kondisi kampung Pagaran Lambung
Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan di tiga kampung di Pagaran Lambung yang berada di Kecamatan Adiankoting yaitu kampung Pagaran Lambung I, Pagaran Lambung II, dan Pagaran Lambung III. Jumlah responden pada setiap kampung adalah 30 orang, sehingga jumlah keseluruhan responden sebanyak 90 orang responden. Pengetahuan tentang spesies tumbuhan obat yang digunakan didapat secara turun temurun, tumbuhan obat tersebut dapat dicari di hutan maupun dikebun(ladang) dan pekarangan. Berdasarkan hasil wawancara tentang pemanfaatan tumbuhan obat pada setiap kampung jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki (Tabel 3).
10
Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah responden tiap kampung
No
Jenis Kelamin
Kampung Kampung Kampung
Pagaran Pagaran Pagaran
Lambung I Lambung II Lambung III
Jumlah (orang)
Persen (%)
Jumlah (orang)
Persen (%)
Jumlah (orang)
Persen
(%)
1 Laki-laki 7 23.33 7 23.33 6 20
2 Perempuan 23 76.67 23 76.67 24 80
Persentase responden perempuan di Pagaran Lambung I, II sebanyak 76.67% dan di kampung Pagaran Lambung III sebanyak 80.00%. Banyaknya responden berjenis kelamin perempuan, karena waktu luang perempuan lebih memungkinkan untuk diwawancarai dibandingkan dengan responden laki-laki dimana pagi sampai sore menjelang malam bekerja menderes karet. Kelompok umur
Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung sudah berlangsung lama, dan pengetahuan yang didapatkan tentang tumbuhan obat berlangsung secara turun temurun dari keluarga nenek moyang. Responden dibagi menjadi 4 kelompok umur, yaitu kelas umur remaja 12 - 25 tahun, dewasa 26 - 45 tahun, lansia 46 - 65 tahun dan manula >65 tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009) (Tabel4).
Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur
Jumlah responden tiap kampung
No
Kelompok umur
(tahun)
Kampung Pagaran Lambung
I
Kampung Kampung Pagaran Lambung
III Pagaran Lambung
II Jumlah (orang)
Persen (%)
Jumlah (orang)
Persen (%)
Jumlah (orang)
Persen (%)
1 20-25 1 3.33 2 6.67 2 6.67 2 26-45 13 43.33 11 36.67 14 46.67 3 46-65 11 36.67 11 36.67 10 33.33 4 >65 5 16.67 6 20 4 13.33
Berdasarkan kelompok umur yang disajikan pada Tabel 4 bahwa umur
responden pada kampung Pagaran Lambung yang lebih tinggi adalah selang kelas umur 26 – 45 tahun. Selang kelas umur 26 – 45 tahun menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) merupakan kelas umur dewasa produktif. Menurut Kodir (2009), tingkat usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Semakin bertambahnya usia, pengetahuan tentang spesies tumbuhan juga semakin bertambah. Akan tetapi semakin lanjut usia seseorang, kapasitas untuk menambah pengalaman,
11
pengetahuan, daya ingat, dan kesempatan untuk menginformasikan spesies tumbuhan pangan dan obat semakin menurun.
Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan responden masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung lebih banyak yang berlatar belakang tingkat pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD), dan lebih sedikit yang berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi (Tabel 5).
Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Jumlah responden tiap kampung
No Tingkat pendidikan
Kampung Pagaran Lambung I
Kampung Pagaran Lambung II
Kampung Pagaran Lambung III
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 Tidak sekolah
5 16.67 6 20.00 - -
2 SD 7 23.33 14 46.67 13 43.33
3 SMP 6 20.00 5 16.67 12 40.00
4 SMA 9 30.00 4 13.33 4 13.33
5 Perguruan tinggi
3 10.00 1 3.33 1 3.33
Rendahnya pendidikan di Kampung Pagaran Lambung dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya yang berpendapat bahwa pendidikan itu membutuhkan biaya yang besar serta jarak yang ditempuh dari rumah tempat tinggal cukup jauh jika ingin mengemban pendidikan lebih tinggi, sehingga mereka menyimpulkan bahwa membaca dan menulis saja sudah cukup dalam mengemban pendidikan. Sekarang ini sudah berbeda dengan yang dulu dimana rata-rata responden Kampung Pagaran Lambung mendorong anaknya untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi.
Mata pencaharian
Hasil wawancara yang telah dilakukan pada responden masyarakat Batak Toba di Kampung Pagaran Lambung, diperoleh struktur mata pencaharian responden adalah petani, pedagang, guru, karyawan swasta, IRT, PNS, pensiun dan tidak bekerja (Gambar 3). Mayoritas penduduk kampung Pagaran Lambung bermata pencaharian sebagai petani. Dengan demikian dapat diketahui bahwa masyarakat Pagaran Lambung banyak berinteraksi dengan hutan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Salah satu bentuk mata pencaharian petani adalah pekebun karet (Gambar 4).
12
Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan mata pencaharian
Gambar 4 Mata pencaharian pekebun karet di Kampung Pagaran Lambung
Pada gambar 4 menunjukkan mata pencaharian responden di Kampung Pagaran Lambung, sebagian besar adalah petani. Masyarakat Kampung Pagaran Lambung bekerja sebagai petani yaitu menderes pohon karet.
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Masyarakat sekitar kawasan hutan memanfaatkan tumbuhan obat yang ada sebagai bahan baku obat-obatan berdasarkan pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan obat yang diwariskan secara turun-temurun (Hidayat dan Gusti 2012). Penggunaan tumbuhan obat untuk pengobatan dan untuk memelihara kesehatan dilakukan masyarakat Kampung Pagaran Lambung I, Pagaran Lambung II dan Pagaran Lambung III. Jumlah spesies berdasarkan lokasi
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Pagaran Lambung disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah spesies berdasarkan lokasi
No Kampung Jumlah spesies
1 Kampung Pagaran Lambung I 72
2 Kampung Pagaran Lambung II 86
3 Kampung Pagaran Lambung III 93
63.33%
13,33%
3,33%
6,67%
6,67%
3,33%
3,33%
Pagaran Lambung 1
5
4
3
2
6 7
1
90%
3,33%
3,33%
3,33%
Pagaran Lambung 2
1
2
34
76,67%
3,33%
3,33%
3,33%
3,33%3,33%
6,67%
Petani
PNS
Guru
Tidak bekerjaIRT
Pedagang
PelajarPagaran Lambung 3
5
4
3
2
15
4
3
2
1
7
6
6
7
13 Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah spesies tumbuhan obat yang lebih
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Pagaran Lambung adalah pada Pagaran Lambung III dan paling sedikit pada Pagaran Lambung I. Hal ini disebabkan karena kemajuan masing masing kampung. Kampung Pagaran Lambung I memiliki fasilitas medis lebih lengkap dibanding Kampung Pagaran Lambung II dan Kampung Pagaran Lambung III. Selain faktor fasilitas medis yang lebih lengkap masyarakat pada Kampung Pagaran Lambung I didominasi oleh masyarakat pendatang dari kota. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Pagaran Lambung secara lengkap tersaji pada Lampiran 1, 2 dan 3.
Persentase famili tumbuhan obat
Data yang didapatkan pada Kampung Pagaran Lambung I teridentifikasi 72 spesies dari 33 famili tumbuhan obat yang dimanfaatkan, Kampung Pagaran Lambung II teridentifikasi 86 spesies dari 38 famili tumbuhan obat dan pada Kampung Pagaran Lambung III teridentifikasi 93 spesies dari 39 famili tumbuhan obat (Tabel 7).
Tabel 7 Persentase famili tumbuhan obat pada Kampung Pagaran Lambung
Kampung Pagaran Lambung I
Kampung Pagaran Lambung II
Kampung Pagaran
No Famili Lambung III
Jumlah spesies
Persen tase (%)
Jumlah spesies
Persen tase (%)
Jumlah spesies
Persen tase (%)
1 Zingiberaceae 9 12.5 10 11.63 10 10.75 2 Fabaceae 7 9.72 7 8.14 7 7.53 3 Euphorbiaceae 4 5.56 6 6.98 6 6.45 4 Arecaceae 4 5.56 5 5.81 5 5.38 5 Myrtaceae 4 5.56 4 4.65 4 4.3 6 Liliaceae 4 5.56 2 2.33 3 3.23 7 Asteraceae 3 4.17 5 5.81 6 6.45 8 Malvaceae 3 4.17 3 3.49 4 4.3 9 Cucurbitaceae 3 4.17 2 2.33 3 3.23
10 Lauraceae 3 4.17 3 3.49 3 3.23 11 Solanaceae 2 2.78 2 2.33 2 2.15 12 Poaceae 2 2.78 4 4.65 3 3.23 13 Rutaceae 2 2.78 2 2.33 3 3.23 14 Lamiaceae 2 2.78 2 2.33 2 2.15 15 Rubiaceae 2 2.78 3 3.49 5 5.38 16 Musaceae 1 1.39 1 1.16 2 2.15 17 Melastomataceae 1 1.39 1 1.16 2 2.15 18 Pandanaceae 1 1.39 2 2.33 2 2.15 19 Annonaceae 1 1.39 2 2.33 1 1.08 20 Araceae 1 1.39 2 2.33 1 1.08 21 Lain-lain 13 18.06 18 20.93 19 20.43
Jumlah 72 100 86 100 93 100
14 Berdasarkan familinya, jumlah famili yang terbanyak digunakan oleh
masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung I adalah famili Zingiberaceae, begitu juga pada Kampung Pagaran Lambung II dan Kampung Pagaran Lambung III. Famili Zingiberaceae merupakan famili yang memiliki persentasi spesies paling tinggi sebanyak 12.50% di Kampung Pagaran Lambung I, pada Kampung Pagaran Lambung II sebanyak 11.63% dan pada Kampung Pagaran Lambung III sebanyak 10.75%. Famili Zingiberaceae paling banyak dimanfaatkan karena mudah dalam budidayanya, selain itu juga dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan rempah-rempah. Famili Zingiberaceae umumnya memiliki khasiat untuk mengobati demam, anorexia (tidak selera makan), permasalahan peredaran darah, perut kembung, diabetes, rematik pembengkakan hati dan semua indikasi mengenai permasalahan saluran pernafasan, seperti asma dan batuk (Ramadevi et al. 2004).
Beberapa penelitian mengenai kajian tumbuhan obat di berbagai tempat telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Adapun hasil dari beberapa penelitian tersebut tersaji pada Tabel 8.
Tabel 8 Jumlah famili dan spesies tumbuhan obat dari berbagai penelitian No Lokasi Jumlah
famili Jumlah spesies
Sumber
1 Sekitar Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat
23 114 Oktaviana (2008)
2 Desa Padang Bujur sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
47 67 Hasibuan (2011)
3 Subang: Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan
66 228 Rahayu (2011)
4 Kampung Sinarwangi di Sekitar Hutan Gunung Salak Kabupaten Bogor
47 89 Rahayu (2013)
5 Suku Mbaham Mata Di Kampung Werabuan, Kabupaten Fakfak
28 41 Woretma(2013)
6 Kampung Adat Waur Kei Besar Maluku Tenggara
38 111 Farneubun (2014)
7 Kampung Sekitar Kawasan Khdtk Haurbentes Jasinga Bogor
16 22 Laksono(2014)
8 Kampung Ciptarasa, Sukabumi 30 54 Noviandi (2014)
9 Dusun Palutungan Desa Cisantana Sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai
34 56 Salsabila (2014)
10 Kota Ternate, Maluku Utara 40 74 Ilmana (2015) 11 Desa Sembalun Bumbung di Sekitar
Taman Nasional Gunung Rinjani 44 102 Riffani (2016)
12 Kampung Pagaran Lambung, Adiankoting, Tapanuli Utara
39 108 Penelitian ini
15
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian di atas terdapat perbedaan jumlah famili dan spesies yang berbeda pada setiap lokasi penelitian. Jumlah famili terbanyak pada setiap lokasi memiliki persamaan dan perbedaan dengan lokasi penelitian Kampung Pagaran Lambung . Misalnya pada penelitian Salsabila (2014) famili tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat adalah famili Asteraceae, penelitian Woretma (2013) ialah famili Acanthaceae, penelitian Hasibuan (2011) ialah famili Solanaceae, penelitian Ferneubun (2014) ialah famili Euphorbiaceae, sedangkan pada Kampung Pagaran Lambung adalah famili Zingiberaceae. Pada penelitian Rahayu (2013), Rahayu (2011), Laksono (2014), Riffani (2016), Ilmana (2015), Noviandi (2014) menunjukkan persamaan famili yang paling dominan di Kampung Pagaran Lambung yaitu famili Zingiberaceae.
Persentase habitus tumbuhan obat
Berdasarkan habitusnya, spesies tumbuhan obat yang diketahui masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung I, Pagaran Lambung II, dan Pagaran Lambung III dapat dikelompokkan dalam tujuh macam habitus, yaitu: terna (herba), pohon, perdu, semak, dan liana (Tabel 9), secara lengkap tersaji pada Lampiran 4.
Tabe 9 Persentase habitus tumbuhan obat
No
Kampung Pagaran Lambung I
Kampung Pagaran Lambung II
Kampung Pagaran Lambung III
Habitus Jumlah Persentase (%)
Jumlah Persentase (%)
Jumlah Persentase (%)
1 Terna/Herba 22 30.56 30 34.88 32 34.41
2 Pohon 18 25 20 23.26 23 24.73
3 Perdu 14 19.44 16 18.6 16 17.2
4 Semak 15 20.83 17 19.77 18 19.35
5 Liana 3 4.17 3 3.49 4 4.3
Jumlah 72 100 86 100 93 100
Habitus tumbuhan obat pada Kampung Pagaran Lambung menunjukkan
bahwa habitus terna atau herba lebih banyak ditemukan, karena spesies berhabitus herba mudah ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat, baik yang sengaja ditanam atau pun yang tumbuh liar. Spesies tumbuhan yang berhabitus herba lebih mudah diolah, lebih mudah untuk tumbuh dan berada ditempat yang mudah untuk dijangkau seperti dibudidayakan pada pekarangan. Menurut Hutasuhut (2011) habitus herba memiliki daya saing yang kuat dan adaptasi yang tinggi terhadap habitus lain di sekitarnya sehingga mampu tumbuh di tempat yang kosong.
Contoh spesies tumbuhan berupa herba yang dimanfaatkan sebagai obat, antara lain kumis kucing (Orthosiphon aristatus), oppu-oppu (Hymenocallis litthoralis), hasior (Kaemferia galanga), lidah buaya (Aloe vera), salim batuk (Acorus calamus), halas (Alpinia galanga).
16
Persentase habitat tumbuhan obat Persentase pemanfaatan spesies tumbuhan obat yang berasal dari ladang
atau balian pada setiap kampung berkisar antara 50 - 53%, yang berarti bahwa lebih dari separuh spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat berasal dari ladang atau balian. Selain ladang atau balian, masyarakat kampung banyak memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang berasal dari pekarangan. Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat di setiap Kampung Pagaran Lambung disajikan pada Tabel 10. Sedangkan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan dari hutan tersaji pada Lampiran 5.
Tabel 10 Persentase habitat tumbuhan obat Kampung Kampung Kampung
Pagaran Pagaran Pagaran
No Lambung I Lambung II Lambung III Habitat Jumlah Persen
tase (%) Jumlah Persen
tase (%) Jumlah Persen
tase (%)
1 Ladang/balian 58 50 73 52.14 80 52.63 2 Pekarangan 36 31.03 36 25.71 37 24.34 3 Hutan 12 10.34 18 12.86 21 13.82 4 Pinggir jalan 7 6.03 11 7.86 12 7.89 5 Pinggir sungai 3 2.59 2 1.43 2 1.32
Jumlah 116 100 140 100 152 100
Pemanfaatan spesies tumbuhan obat dari habitat ladang dan pekarangan
menunjukkan bahwa telah ada upaya budidaya terhadap tumbuhan yang dirasakan memiliki manfaat dalam memenuhi keperluan hidup oleh masyarakat, termasuk tumbuhan untuk keperluan pengobatan. Pekarangan merupakan tipe habitat yang terletak lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat dibandingkan dengan tipe habitat lainnya, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengambil suatu spesies tumbuhan obat lebih mudah. Spesies tumbuhan obat yang ditanam di pekarangan biasanya memiliki fungsi lain, seperti untuk hiasan pekarangan rumah (tanaman hias), bumbu masakan. Contoh spesies tumbuhan obat yang juga merupakan tanaman hias dan tanaman untuk masakan yaitu hatirangga (Impatiens balsamina), bunga raya (Hibiscus rosa-sinensis), accimun jipang (Sechium edule). Hatirangga bermanfaat untuk mengobati bengkak karna patah tulang dan juga sebagai hiasan halaman rumah. Selain penyakit dan hiasan untuk halaman, hatirangga sebagai kutek alami untuk hiasan kuku (marhatirangga).
Bagian yang digunakan
Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat kampung Pagaran Lambung dikelompokkan berdasarkan bagian yang dimanfaatkannya. Hasil wawancara responden didapat beberapa macam bagian yang digunakan, yaitu: akar, batang, daun, buah, kulit batang, umbi atau rimpang, kulit buah, biji, getah, seluruh bagian. Pemanfaatan bagian tumbuhan baik itu daun, batang, kulit, buah, bunga, dan akar telah dihitung persentasenya. Spesies tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan memiliki khasiat obat pada satu, beberapa atau semua bagian
17
tumbuhannya. Terkadang suatu bagian tumbuhan memiliki khasiat berbeda dengan bagian lainnya dalam satu spesies tumbuhan. Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan di setiap Kampung Pagaran Lambung disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Bagian tumbuhan yang digunakan No
Bagian yang digunakan
Kampung Pagaran Lambung I
Kampung Pagaran Lambung II
Kampung Pagaran Lambung III
Jumlah Persentase (%)
Jumlah Persentase (%)
Jumlah Persentase (%)
1 Daun 35 40.23 46 46.00 44 42.31 2 Buah 19 21.84 16 16.00 20 19.23 3 Umbi/rimpang 12 13.79 12 12.00 12 11.54 4 Akar 6 6.90 7 7.00 8 7.69 5 Kulit batang 5 5.75 5 5.00 6 5.77 6 Biji 4 4.60 4 4.00 6 5.77 7 Kulit buah 3 3.45 3 3.00 3 2.88 8 Batang 2 2.30 4 4.00 2 1.92 9 Seluruh
bagian 1 1.15 2 2.00 2 1.92
10 Getah - - 1 1.00 1 0.96 Pada Tabel 11 terlihat bahwa bagian daun merupakan bagian tumbuhan obat
yang paling banyak digunakan di setiap Kampung Pagaran Lambung. Bagian daun merupakan bagian yang banyak digunakan sebagai tumbuhan obat di Kampung Pagaran Lambung dengan persentase 40-46%. Menurut Hamzari (2008), bagian daun dari tumbuhan merupakan bagian yang paling mudah diperoleh, mudah diolah dan mudah diramu dibandingkan bagian lainnya serta merupakan bagian yang mengandung zat yang berkhasiat obat karena di bagian ini terjadi proses pembuatan makanan.
a b c
Gambar 5 Contoh spesies yang dimanfaatkan bagian daun: (a) Balik-balik angin (Macaranga triloba) (b) Napuran (Piper betle ) (c) Dingin-dingin (Kalanchoe pinnata)
Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan daunnya, diantaranya balik-balik angin (Macaranga triloba), bunga raya (Hibiscus rosa-sinensis, daun salam (Syzygium polyanthum), pirdot (Saurauia bracteosa ), dingin-dingin (Kalanchoe
18
pinnata), bangun-bangun (Plectranthus amboinicus ), oppu-oppu (Hymenocallis litthoralis), gambir (Uncaria gambir). Balik-balik angin dimanfaatkan sebagai pereda demam.
Penggunaan tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Pagaran Lambung memiliki kegunaan yang berbeda-beda dan ada juga kegunaan spesies tumbuhan yang sama dalam mengobati penyakit. Zuhud et al (2000) mengklasifikasikan kelompok penyakit/penggunaan tumbuhan obat menjadi 18 kelompok dan macam penyakit.
Berdasarkan pengelompokan penyakit menunjukkan bahwa spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Batak di Pagaran Lambung banyak digunakan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan (Tabel 12), dan secara lengkap tersaji pada Lampiran 6. Jumlah spesies tumbuhan yang memiliki kegunaan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan sebanyak 32 spesies, diantaranya spesies tumbuhan pultak-pultak (Physalis angulata), duku (Lansium domesticum), bayam (Amarantus tricolor), tarutung (Durio zibethinus), hunik (Curcuma domestica), botik (Carica papaya), harambir(Cocos nucifera).
Tabel 12 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan No Kelompok penyakit Jumlah spesies 1 Penyakit Saluran Pencernaan 32 2 Demam 31 3 Pengobatan Luka 19 4 Penyakit Otot dan Persendian 18 5 Penyakit Jantung 15
6 Penyakit Saluran Pernafasan/THT 15
7 Penyakit Kulit 14 8 Penyakit Gigi 6
9 Perawatan Kehamilan dan Persalinan 5
10 Penyakit Mulut 4
11 Perawatan Kulit 4
12 Tonikum 3 13 Penyakit Mata 3 14 Penyakit Khusus Wanita 3 15 Penyakit Ginjal 2 16 Penawar Racun 1 17 Penyakit Kuning - 18 Lain-lain 15
Ekosetio (2004) menjelaskan bahwa penyakit pada saluran pencernaan
ditimbulkan oleh ketidak seimbangan kimiawi, contohnya adalah asam lambung yang meningkat atau produksi enzim pencernaan yang berlebihan dalam organ pencernaan. Zat alkaloid dan zat kimia lainnya yang terkandung dalam tumbuhan obat berfungsi untuk menetralkan asam lambung atau mengembalikan produksi enzim-enzim pencernaan tersebut pada keadaan normal.
19
Penggunaan Spesies Tumbuhan Obat
Spesies tumbuhan obat untuk penyakit saluran pencernaan Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit saluran
pencernaan pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 32 spesies tumbuhan obat. Penyakit yang termasuk ke dalam penyakit saluran pencernaan antara lain melancarkan pecernaan, sembelit, sakit perut, maag, disentri dan diare. Contoh spesies dan bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit saluran pencernaan adalah bagian daun, akar, umbi, pucuk dan buah (Tabel 13).
Tabel 13 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit saluran
pencernaan No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Acalypha australis Anting anting Daun Sembelit 2 Amarantus tricolor Bayam Daun Melancarkan
pencernaan 3 Basella rubra Tinta-tinta Akar Diare
4 Carica papaya Botik Buah Melancarkan pencernaan
5 Cucurbita moschata
Jelok Buah Maag
6 Curcuma domestica Hunik Rimpang Diare, maag, sakit perut
7 Cocos nucifera Harambir Buah Diare 8 Durio zibethinus Tarutung Biji Sakit perut 9 Lansium
domesticum Duku Kulit batang Obat disentri
10 Manihot esculenta Gadong Daun, umbi Sakit perut 11 Melasoma
candidum Sadduduk Akar Maag
12 Musa paradisiaca Pisang Buah Sembelit,diare 13 Pachyrrhizus
erosus Bengkoang umbi Maag
14 Physalis angulata Pultak-pultak Akar, Daun, Buah
Sakit perut, diare, maag
15 Saurauia bracteosa Pirdot Daun Sakit perut 16 Urena lobata Sampilulut Daun Diare 17 Ipomea batatas Gadongkian Umbi Sakit perut
Penyakit diare dan maag merupakan penyakit pencernaan yang paling banyak diderita masyarakat Kampung Pagaran Lambung. Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran pencernaan salah satunya adalah bunga-bunga paet (Eupatorium perfoliatum) dan jambu biji (Psidium guajava) yang digunakan untuk penyakit maag dan diare (Gambar 6). Cara pengolahan dan penggunaan pada bunga-bunga paet untuk mengobati maag yaitu daun bunga-bunga paet tersebut direbus sampai mendidih setelah itu diminum,
20
sedangkan pada jambu biji, daun muda atau pucuk langsung dimakan tanpa ada pengolahan.
Gambar 6 Bunga-bunga paet (Eupatorium perfoliatum)
Spesies tumbuhan obat untuk mengobati demam
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati demam pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 30 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan demam, sakit kepala, demam berdarah dan pereda panas.(Tabel 14).
Tabel 14 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk demam No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Acorus calamus Salim batuk Rimpang Demam 2 Averrhoa carambola Belimbing Buah Panas 3 Carica papaya Botik Buah, Daun Demam
berdarah 4 Centela asiatica Ampapaga Daun Demam 5 Coix lachryma-jobi Singkoru Biji Demam 6 Curcuma domestica Hunik Rimpang Demam
berdarah 7 Cocos nucifera Harambir Buah Demam 8 Cucumis sativus Accimun Buah Panas 9 Cymbopogon nardus Sangge-sangge Daun Demam 10 Gardenia augusta Bunga cina Daun Demam
11 Hibiscus rosa-sinensis Bunga raya Daun Demam 12 Imperata cylindrica Rih Akar Pereda panas
13 Lansium domesticum Duku Kulit batang Demam 14 Psidium guajava Attejau Buah, Daun demam berdarah 15 Ruta angustifolia Inggu Daun Demam 16 Sechium edule Jipang Daun, buah Panas, tipus 17 Sida rhombifolia Sibagure Akar Obat demam 18 Syzygium polyanthum Daun salam Daun Sakit kepala 19 Zingiber officinale Jahe Rimpang Panas
21
Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati demam salah satunya adalah Sibagure (Sidarhombifolia) (Gambar 7). Sibagure (Sidarhombifolia) merupakan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh responden di Kampung Pagaran Lambung untuk mengobati demam dan penurun panas, yaitu bagian akarnya, dengan cara pengolahan dan penggunaan, akarnya direbus setelah itu airnya diminum.
Gambar 7 Sibagure (Sida rhombifolia)
Spesies tumbuhan obat untuk pengobatan luka
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati luka pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 19 spesies tumbuhan obat. Bagian yang digunakan dalam mengobati luka adalah bagian daun, kulit buah, pucuk, dan kulit kayu (Tabel 15). Kelompok tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden jika terjadi luka seperti goresan atau luka luar, luka dalam dan bekas luka.
Tabel 15 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk luka
No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang digunakan
Khasiat
1 Acalypha australis Anting-anting Daun Luka gores 2 Ageratum conyzoides Bandotan Daun Luka berdarah 3 Aloe vera Lidah buaya Daging daun Luka bakar 4 Bletilla striata Sukkit Daun muda Luka gores 5 Blumea balsamifera Galunggung Daun Luka 6 Centela asiatica Ampapaga Daun Luka bakar 7 Eupatorium odoratum Paet-paet Daun Luka 8 Litsea cubeba Antarasa Kulit kayu Obat luka 9 Manihot esculenta Gadong Daun Luka 10 Mikania micranta Toppas para Daun Luka 11 Moringa oleifera Barungge Daun Luka 12 Musa zebrina Pisang Kulit buah Bekas luka 13 Parkia speciosa Parira Pucuk Bengkak 14 Piper betle Napuran Daun Luka bakar 15 Urena lobata Sampilulut Daun Luka
22 Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati luka salah satunya adalah
Bandotan (Ageratum conyzoides) (Gambar 8). Tumbuhan obat Bandotan (Ageratum conyzoides) tumbuh liar di Kampung Pagaran Lambung. Responden di Kampung Pagaran lambung sering memanfaatkan tumbuhan tersebut untuk luka luar. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daunnya diremas setelah itu daun tersebut ditempelkan pada bagian yang terluka.
Gambar 8 Bandotan (Ageratum conyzoides)
Spesies tumbuhan obat untuk otot dan persendian
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit otot dan persendian pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 19 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu, sakit pinggang, pegal linu, rematik, pata tulang, terkilir dan asam urat. Bagian yang digunakan adalah bagian daun, kulit buah,kulit batang, akar, dan seluruh bagian (Tabel 16).
Tabel 16 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk otot dan persendian
No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang digunakan
Khasiat
1 Basella rubra Tinta-tinta Akar Pegal linu, rematik 2 Centela asiatica Ampapaga Daun Rematik 3 Imperata cylindrica Rih Akar
Rematik, Sakit pinggang
4 Impatiens balsamina Hatirangga Daun
Bengkak karena patah tulang
5
Orthosiphon aristatus Kumis kucing Daun
Rematik, asam urat
6 Persea americana Apokat Daun
Sakit pinggang, rematik
7 Physalis angulata Pultak-pultak Akar, Daun
Sakit pinggang, rematik, asam urat
8
Plectranthus amboinicus
Bangun-bangun Daun Rematik
9 Saurauia bracteosa Pirdot Daun
Rematik, asam urat
23
Tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit otot dan persendian salah satunya adalah ampapaga (Centella asiatica). Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daun direbus selama beberapa menit setelah itu diminum. Dalimartha (2003) mengatakan ampapaga (Centella asiatica) merupakan tumbuhan obat yang memiliki khasiat meremajakan, seperti memperkuat fungsi saraf. Fungsi syaraf tersebut berguna untuk mengobati pegal di seluruh badan, mencegah terbentuknya varises, penenang, memberikan energi bagi otak, meningkatkan konsentrasi, dan daya ingat (Gambar 9).
Gambar 9 Ampapaga (Centella asiatica)
Spesies tumbuhan obat untuk pengobatan jantung Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit jantung pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 15 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu hipertensi atau darah tinggi. Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit jantung adalah bagian daun, akar, kulit batag, kulit buah, batang (Tabel 17).
Tabel 17 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk jantung No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Annona muricata Sirsak Daun dan buah Darah tinggi
2 Averrhoa carambola Belimbing Buah Darah tinggi 3 Cucurbita moschata Jelok Buah, daun Darah tinggi 4 Carica papaya Botik Buah, Daun Darah tinggi
5 Garcinia mangostana Manggis Kulit batang, kulit buah
Hipertensi
6 Morinda citrifolia Bakudu Buah Hipertensi 7 Orthosiphon aristatus Kumis kucing Daun Darah tinggi 8 Pandanus
amaryllifolius Pandan musang Daun Darah tinggi
9 Sechium edule Accimun jepang Daun, buah Darah tinggi 10 Solanum torvum Rimbang Buah Darah tinggi
11 Syzygium polyanthum Daun salam Daun Darah tinggi
24 Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi salah satunya
adalah Manggis (Garcinia mangostana) (Gambar 10). Tumbuhan obat Manggis (Garcinia mangostana) tumbuh budidaya di Kampung Pagaran Lambung. Cara
pengolahan dan penggunaan yaitu kulit buah dan kulit buah dijemur lalu direbus.
Gambar 10 Manggis (Garcinia mangostana)
Spesies tumbuhan obat untuk saluran pernafasan/THT Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit saluran pernafasan
pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 15 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu batuk, flu, asma, sakit tenggorokan. Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit pernafasan/THT adalah bagian daun, akar, kulit batag, rimpang, biji, batang dan semua bagian (Tabel 18).
Tabel 18 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk pernafasan/THT No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Acorus calamus Salim batuk Rimpang Batuk 2 Alpinia galanga Halas Daun, Rimpang Batuk 3 Blumea balsamifera Galunggung Daun, akar Batuk 4 Centela asiatica Ampapaga Daun
sakit tenggorokan, batuk darah
5 Cinnamomum burmanni Kulit manis Kulit batang Batuk
6 Citrus aurantifolia Jeruk nipis Buah Pilek, batuk 7 Citrus hystrix Unte pangir Buah Influenza 8 Kaemferia galanga Hasior Rimpang Batuk 9 Mimosa pudica Suga-suga Daun Batuk 10 Piper betle Napuran Daun Batuk 11 Phylanthus urinaria Sidukung anak Seluruh bagian Batuk 12 Plectranthus
amboinicus Bangun-bangun Daun Asma, batuk
13 Syzygium aromaticum Bunga lawang Biji, daun Batuk, flu
25 Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati saluran pernafasan salah
satunya adalah Salim batuk (Acorus calamus) (Gambar 11). Tumbuhan obat Salim batuk (Acorus calamus) tumbuh liar di Kampung Pagaran Lambung. Cara penggunaan yaitu rimpang dijemur lalu langsung dimakan.
Gambar 11 Salim batuk (Acorus calamus)
Spesies tumbuhan obat untuk penyakit kulit Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kulit pada
Kampung Pagaran Lambung sebanyak 13 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu bisul, gatal-gatal, dan kurap. Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit kulit adalah bagian daun, rimpang, getah dan umbi (Tabel 19).
Tabel 19 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kulit No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Alpinia galanga Halas Rimpang Kurap dan panu 2 Allium sativum Bawang putih Umbi Bisul 3 Cibotium barometz Tandiang
nahapuluhan Daun muda Obat bisul
4 Citrus aurantifolia Jeruk nipis Buah Jerawat 5 Emilia sonchifolia Tepuh wiyang Daun Bisul
6 Kaemferia galanga Kencur Rimpang Gatal-gatal 7 Kalanchoe pinnata Dingin-dingin Daun Bisul 8 Kaemferia galanga Hasior Rimpang Batuk 9 Musa zebrine Pisang ramba Getah Gatal-gatal 10 Parkia speciosa Parira Pucuk gatal-gatal
11 Physalis angulata Pultak-pultak Daun Bisul 12 Piper betle Napuran Daun Bisul 13 Zingiber officinale Gadongkian Daun Bisul
Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit kulit salah
satunya adalah halas (Alpinia galanga) (Gambar 12). Tumbuhan obat halas
26
(Alpinia galanga) tumbuh budidaya di Kampung Pagaran Lambung. Cara penggunaan yaitu rimpang langsung digosok pada bagian kulit.
Gambar 12 Halas (Alpinia galanga)
Spesies tumbuhan obat untuk penyakit gigi Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gigi pada
Kampung Pagaran Lambung sebanyak 6 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu sakit gigi dan memperkuat gigi. Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit gigi adalah bagian daun, buah dan biji(Tabel 20).
Tabel 20 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit gigi No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Areca catechu Pining Buah Memperkuat gigi 2 Piper betle Napuran Daun Sakit gigi 3 Ruta angustifolia Inggu Daun Sakit gigi
4 Solanum torvum Rimbang Buah Sakit gigi 5 Syzygium aromaticum Bunga lawang Biji Sakit gigi 6 Uncaria gambir Gambir Daun Sakit gigi
Gambar 13 Gambir (Uncaria gambir)
27 Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit gigi salah
satunya adalah gambir (Uncaria gambir) (Gambar 13). Tumbuhan obat gambir (Uncaria gambir) tumbuh liar di Kampung Pagaran Lambung. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daun diremas sampai getah keluar lalu dijemur, setelah kering langsung dimasukkan ke gigi yang berlubang. Masyarakat Pagaran Lambung menggunakan spesies gambir (Uncaria gambir) bukan hanya untuk obat tetapi digunakan sebagai makanan yang dicampur dengan sirih. Speies tumbuhan obat untuk perawatan kehamilan dan persalinan
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk perawatan kehamilan dan persalinan pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 5 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu memperbanyak ASI dan pasca melahirkan. Bagian yang digunakan dalam perawatan kehamilan dan persalinan adalah bagian daun, buah dan rimpang(Tabel 21).
Tabel 21 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kehamilan dan persalinan
No Nama Ilmiah Nama Lokal
Bagian yang digunakan
Khasiat
1 Carica papaya Botik Buah, Daun Melancarkan ASI 2 Kaemferia galanga Hasior Rimpang Pasca melahirkan 3 Plectranthus amboinicus Bangun-
bangun Daun Merperbanyak asi
4 Sauropus androgynus Nasi-nasi Daun Memperbanyak dan melancarkan ASI
5 Zingiber purpureum Hunik Rimpang Luka setelah melahirkan
Tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kehamilan dan persalinan
salah satunya adalah bangun-bangun (Plectranthus amboinicus. Tumbuhan obat bangun-bangun (Plectranthus amboinicus) tumbuh budidaya di Kampung Pagaran Lambung. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daun diremas lalu disayur.
Spesies tumbuhan obat untuk penyakit mulut
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk penyakit mulut pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 4 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu bau mulut, gusi berdarah, sariawan dan pereda panas dalam. Bagian yang digunakan dalam perawatan kehamilan dan persalinan adalah bagian daun, akar dan air aren (Tabel 22).
Tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit mulut salah satunya adalah napuran (Piper betle). Tumbuhan obat sirih (Piper betle) tumbuh budidaya di Kampung Pagaran Lambung. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daun langsung dikunyah.
28 Tabel 22 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit mulut
No Nama Ilmiah Nama Lokal
Bagian yang digunakan
Khasiat
1 Arenga pinnata Bagot Air aren Sariawan 2 Imperata cylindrica Rih Akar Pereda panas dalam 3 Piper betle Napuran Daun Bau mulut, gusi
berdarah, sariawan 4 Plectranthus amboinicus Bangun-
bangun Daun Sariawan
Spesies tumbuhan obat untuk perawatan kulit Jumlah spesies tumbuhan obat untuk perawatan kulit pada Kampung
Pagaran Lambung sebanyak 4 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu memperhalus kulit, jerawat, dan ketombe. Bagian yang digunakan dalam perawatan kulit adalah bagian daun dan buah (Tabel 23).
Tabel 23 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kulit No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Citrus aurantifolia Jeruk nipis Buah Jerawat
2 Citrus hystrix Unte pangir Buah Kulit kepala berketombe
3 Morinda citrifolia Bakudu Buah Ketombe
4 Persea americana Apokat Daun, Buah Memperhalus kulit
Tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kulit salah satunya adalah
apokat (Persea americana). Tumbuhan apokat (Persea americana) tumbuh budidaya di Kampung Pagaran Lambung. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daun direbus lalu airnya diminum. Spesies tumbuhan obat untuk tonikum
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk tonikum pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 3 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu meningkatkan stamina dan penambah napsu makan. Bagian yang digunakan dalam perawatan kehamilan dan persalinan adalah bagian daun, umbi dan rimpang (Tabel 24).
Tabel 24 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk tonikum No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Curcuma domestica Hunik Rimpang Nafsu makan 2 Manihot esculenta Gadong Daun, umbi Meningkatkan stamina 3 Zingiber amaricans Leppuyang Rimpang Penambah napsu
makan
29 Tumbuhan obat yang digunakan untuk tonikum salah satunya adalah
Leppuyang (Zingiber amaricans). Tumbuhan Leppuyang (Zingiber amaricans) tumbuh budidaya di Kampung Pagaran Lambung. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu rimpang direbus lalu airnya diminum.
Spesies tumbuhan obat untuk penyakit mata
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk penyakit mata pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 3 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu mata gatal, mata merah dan katarak. Bagian yang digunakan dalam penyakit mata adalah bagian daun dan buah (Tabel 25).
Tabel 25 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit mata No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Centela asiatica Ampapaga Daun Mata merah 2 Piper betle Napuran Daun Mata gatal, mata merah 3 Solanum torvum Rimbang Buah Katarak Spesies tumbuhan obat untuk penyakit khusus wanita
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk penyakit khusus wanita pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 3 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu mengobati sakit datang bulan, nyeri buang air kecil, dan luka pada bagian wanita. Bagian yang digunakan dalam penyakit khusus wanita adalah bagian rimpang, akar dan seluruh bagian (Tabel 26).
Tabel 26 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit khusus wanita No Nama Ilmiah Nama
Lokal Bagian yang digunakan
Khasiat
1 Curcuma domestica Hunik Rimpang Luka bagian wanita 2 Cyperus rotundus Ramba
teki Akar Mengobati sakit
datang bulan 3 Phyllanthus niruri Meniran Seluruh bagian Nyeri buang air kecil
Spesies tumbuhan obat untuk penyakit ginjal
Jumlah tumbuhan obat untuk penyakit ginjal pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 2 spesies tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu penyakit ginjal, kencing batu, dan nyeri buang air kecil. Bagian yang digunakan dalam penyakit ginjal adalah bagian daun dan seluruh bagian (Tabel 27).
Tabel 27 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit ginjal No Nama Lokal Nama Ilmiah Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Orthosiphon aristatus Kumis kucing Daun Penyakit Ginjal, kencing batu
2 Phyllanthus niruri Meniran Seluruh bagian
Nyeri buang air kecil
30
Spesies tumbuhan obat untuk penawar racun Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan sebagai penawar racun
sebanyak satu spesies yaitu pinasa (Arthocarpus hetophyllus). Bagian yang digunakan dalam penawar racun adalah bagian daun. Cara penggunaannya adalah daun muda atau pucuk langsung dimakan. Spesies tumbuhan obat lain-lain
Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lain-lain pada Kampung Pagaran Lambung sebanyak 15 spesies tumbuhan obat (Tabel 28).
Tabel 28 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit lain-lain No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang
digunakan Khasiat
1 Abrus precatorius Saga Daun Bronchitis 2 Alpinia galanga Halas Daun, Rimpang Bau badan 3 Annona muricata Sirsak Daun Anti kanker
4 Archidendron pauciflorum
Joring Kulit batang Kencing Manis
5 Cinchona pubescens Kina kulit batang Malaria 6 Colocasia esculenta Suhat Umbi Diabetes
7 Lansium domesticum Duku Kulit batang Diabetes 8 Lawsonia inermis Hatirangga hau Daun Cantengan
9 Macrosolen flammeus Sarindan Daun Malaria 10 Orthosiphon aristatus Kumis kucing Daun Diabetes
11 Pandanus amaryllifolius Pandan musang Daun Menyehatkan rambut
12 Phylanthus urinaria Sidukung anak Seluruh bagian Malaria 13 Salacca zalacca Salak Buah Kencing
manis 14 Saurauia bracteosa Pirdot Daun Malaria 15 Urena lobata Sampilulut daun Malaria
Gambar 14 Hatirangga hau (Lawsonia inermis)
Penyakit lain-lain merupakan penyakit yang tidak terdapat pada pengelompokan penyakit seperti bau badan, bronchitis, malaria, cantengan,
31
diabetes. Bagian yang digunakan dalam tumbuhan obat lain-lain adalah daun, rimpang, kulit batang, umbi dan seluruh bagian. Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit lain-lain salah satunya adalah tumbuhan obat hatirangga hau (Lawsonia inermis) (Gambar 14).
Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan obat
Cara pengolahan
Data yang didapatkan pada ketiga Kampung di Pagaran Lambung, bahwa cara pengolahan tumbuhan obat terbagi menjadi 12 pengolahan, yaitu ditumbuk, direbus, diperas, diremas, diparut, dituak, disayur, dikunyah, dibakar, direndam, dikikis, dijemur. Selain itu juga terdapat tumbuhan obat tanpa pengolahan yaitu langsung dimakan(Tabel 29) dan secara lengkap tersaji pada Lampiran 7.
Tabel 29 Cara pengolahan tumbuhan obat
No Cara pengolahan Jumlah (spesies) Persentase (%)
1 Direbus 51 44.74
2 Diremas 18 15.79
3 Ditumbuk 15 13.16
4 Diperas 9 7.89
5 Diparut 6 5.26
6 Disayur 6 5.26
7 Dijemur 4 3.51
8 Dituak 1 0.88
9 Dikunyah 1 0.88
10 Dibakar 1 0.88
11 Diremdam 1 0.88
12 Dikikis 1 0.88 Cara pengolahan dengan cara direbus paling banyak digunakan dalam
mengkonsumsi tumbuhan obat, karena dianggap paling mudah. Spesies tumbuhan obat yang sering direbus adalah spesies yang dimanfaatkan akar dan daun seperti pining (Areca catechu) dan alpukat (Persea americana). Takaran yang digunakan untuk spesies tumbuhan obat yang direbus adalah empat atau lima gelas air, setelah itu air sisa air rebusan yang diambil kurang lebih satu atau dua gelas.
Spesies tumbuhan obat dimanfaatkan tanpa pengolahan adalah buah nenas (Ananas comocus) yang dimakan langsung untuk mengobati sembelit, pucuk daun attejau (Psidium guajava) untuk mengobati diare.
Cara penggunaan
Cara penggunaan tumbuhan obat merupakan suatu cara yang menjadikan suatu spesies tumbuhan obat yang telah diolah atau tidak diolah dapat dirasakan manfaatnya untuk pengobatan. Secara umum, cara penggunaan tumbuhan obat dipengaruhi oleh manfaat spesies tumbuhan obat tersebut untuk pengobatan dan
32
bagian organ tubuh yang akan diobati. Sedangkan cara penggolahan cenderung dilakukan dengan sesuai dengan kesukaan atau selera pengguna, namun tetap menunjang cara penggunaan yang akan dilakukan.
Data yang didapatkan pada ketiga Kampung Pagaran Lambung, bahwa cara penggunaan tumbuhan obat dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu diminum, dimakan, ditempelkan, dioles, dikramas (dimandikan), ditaburkan, dikumur, dikompres, dibasuhkan, digosokkan (Tabel 30), dan secara lengkap tersaji pada Lampiran 7. Contoh penggunaan dengan cara ditaburkan adalah pengobatan luka bakar yaitu tumbuhan obat sirih dikunyah lalu airnya dibalurkan melalui mulut dan langsung disemburkan ke luka bakar.
Tabel 30 Cara penggunaan tumbuhan obat
No Cara penggunaan Jumlah (spesies) Persentase (%)
1 Diminum 61 47.66 2 Dimakan 27 21.09 3 Ditempelkan 22 17.19 4 Dioles 10 7.81 5 Dikramas 2 1.56 6 Ditaburkan 1 0.78 7 Dikumur 1 0.78 8 Dikompres 1 0.78 9 Dibasuhkan 1 0.78
10 Digosokkan 1 0.78 Data pada Tabel 30 menunjukkan, cara penggunaan tumbuhan obat di
Kampung Pagaran Lambung yang lebih banyak digunakan adalah dengan cara diminum sebesar 47.66 persen. Pemakaian dengan cara diminum dan dimakan biasanya untuk pengobatan dari dalam. Cara penggunaan ditempelkan biasanya untuk pengobatan dari luar, misalnya luka, kseleo dan gatal-gatal. Contoh spesies tumbuhan obat yang cara penggunaannya dengan cara diminum seperti manggis (Garcinia mangostana) yang digunakan sebagai obat asam urat dan hipertensi.
Status Kelangkaan dan Praktek Konservasi Tumbuhan Obat
Sumber tumbuhan obat
Sumber tumbuhan obat yang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung diperolah dari hasil budidaya dan liar. Hasil budidaya sebanyak 55 spesies tumbuhan obat, sedangkan sumber tumbuhan obat yang berasal dari liar sebanyak 54 spesies. Berdasarkan jumlah spesies perbandingan sumber tumbuhan obat di Kampung Pagaran Lambung terlihat hampir seimbang (Gambar 15).
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kampung Pagaran Lambung sedikit lebih besar dari hasil budidaya dibandingkan dengan hasil liar. Sebanyak 50.5% spesies tumbuhan obat berasal dari budidaya. Spesies tumbuhan obat dari hasil budidaya biasanya tidak hanya digunakan untuk penyakit saja,
33
tetapi masyarakat menggunakan sebagai bahan masakan dan penghias rumah atau pekarangan. Contoh spesies tumbuhan obat yang dibudidayakan yakni jahe (Zingiber officinale), sangge-sangge (Cymbopogon nardus L), bangun-bangun (Plectranthus amboinicus Lour), bunga raya (Hibiscus rosa-sinensis), dan lain-lain.
Gambar 15 Karakteristik tumbuhan obat berdasarkan sumber perolehan
Potensi pengelolaan lestari dan kelangkaan tumbuhan obat Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat berbeda-beda,
pemanenan secara berlebihan tanpa adanya upaya pelestarian akan mengakibatkan kelangkaan dan keterancaman spesies tumbuhan obat. Peters (1994) mengelompokkan status keterancaman spesies berdasarkan potensi untuk dilakukan pengelolaan secara lestari akibat kegiatan pemanenan pada bagian tertentu tumbuhan. Pengelompokkan dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah (low), sedang (medium) dan tinggi (high). Pengelompokan hanya dilakukan terhadap tumbuhan obat yang berasal dari alam yang berjumlah 54 spesies (Gambar 16).
Gambar 16 Kelompok pengelolaan lestari akibat pemanenan pada tumbuhan liar
50,5%49,5%;
BudidayaLiar
25,81%
14,52%
59,68%
Tinggi
Rendah
Sedang
34
Pada Gambar 16 menunjukkan sebagian besar pengelolaan lestari terdapat pada kategori tinggi (high) sebanyak 37 spesies dengan persentase 59.68%, ketegori potensi untuk pengelolaan lestari rendah (low) sebanyak 17 dengan persentase 25.81%, kategori sedang (medium) sebanyak 10 spesies dengan persentase 14.52%. Menurut Ekosetio (2004), pemanenan tumbuhan obat pada bagian akar, batang, rimpang, kulit serta seluruh bagian tumbuhan akan berdampak pada kematian individu tumbuhan tersebut.
Status keterancaman dan kelangkaan spesies tumbuhan obat diakibatkan oleh pemanenan yang berlebihan. Spesies tumbuhan obat yang berasal dari alam sejumlah 54 spesies kemudian dianalisis status keterancaman dan kelangkaannya berdasarkan IUCN (2015), CITES (2015), dan LIPI (Mogea et al. 2001). Hasil analisis terhadap status keterancaman dan kelangkaan spesies tumbuhan obat disaji pada Tabel 31.
Tabel 31 Status kelangkaan berdasarkan CITES, IUCN, LIPI
No Nama spesies Status Kelangkaan
CITES IUCN LIPI
1 Acorus calamus - Least concern -
2 Cibotium barometz Appendix II - Langka
3 Saurauia bracteosa - Vulnerable -
4 Centella asiatica - Least concern -
5 Mimosa pudica - Least concern -
6 Ficus carica - Least concern -
Pada Tabel 31 menunjukkan teridentifikasi 6 spesies yang termasuk dalam kategori langka. Kategori langka menurut CITES terdapat 1 spesies Appendix II yaitu pengelompokan tumbuhan obat liar berdasarkan status kelangkaan didapat 1 spesies yaitu tumbuhan Cibotium barometz. Menurut IUCN terdapat 5 spesies tumbuhan obat yang memiliki status Least concern (4 spesies) dan Vulnerable (1 spesies yaitu Saurauia bracteosa) dan status kelangkaan menurut LIPI terdapat 1 spesies (Cibotium barometz).
Praktek konservasi tumbuhan obat pada masyarakat
Praktek konservasi tumbuhan obat yang dilakukan masyarakat di Kampung Pagaran Lambung dalam memanfaatkan tumbuhan obat dengan cara budidaya. Cara yang dilakukan dalam budidaya dengan menanam tumbuhan obat di sekitar pekarangan rumah (halaman rumah) dan ladang (balian). Budidaya tumbuhan obat di pekarangan biasanya digunakan juga sebagai tanaman hias dan kebutuhan bumbu untuk masakan. Penanaman tumbuhan obat ditanam dalam polibag dan pot, contohnya tumbuhan obat oppu-oppu (Hymenocallis litthoralis). Selain media polibag dan pot penanaman tumbuhan obat ditanam langsung ke tanah di halaman rumah atau pekarangan, contohnya sibagure (Sida rhombifolia) (Gambar 17).
35
a b
Gambar 17 (a) Oppu-oppu (Hymenocallis litthoralis); (b) Sibagure (Sida rhombifolia)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Spesies tumbuhan obat lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Pagaran Lambung sudah cukup memenuhi pengobatan sehari-hari. Masyarakat Kampung Pagaran Lambung memanfaatkan 108 spesies tumbuhan obat. Famili Zingiberaceae merupakan famili yang mendominasi. Tumbuhan obat yang banyak digunakan berasal dari daun dan didominasi oleh habitus herba. Spesies tumbuhan obat banyak memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit pada saluran pencernaan. Masyarakat Kampung Pagaran Lambung bergantung pada tumbuhan obat yang dibudidayakan maupun liar yang sudah ada dari nenek moyang.
2. Cara pengolahan tumbuhan obat pada Kampung Pagaran Lambung yaitu direbus, dikarenakan cara pengolahannya yang mudah dan cara penggunaan yang banyak digunakan, yaitu diminum karena tumbuhan obat dengan cara diminum memiliki berbagai macam khasiat.
3. Status kelangkaan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung teridentifikasi 6 spesies yang termasuk dalam kategori langka. Konservasi tumbuhan obat pada masyarakat Batak di Kampung Pagaran Lambung dengan cara budidaya. Cara yang dilakukan dalam budidaya tersebut dengan menanam tumbuhan obat di sekitar pekarangan rumah (halaman rumah) dan ladang (balian).
Saran
1. Pemerintah daerah setempat hendaknya mempertimbangkan untuk membangun dan mengembangkan kampung konservasi berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil penelitian.
36
2. Perlu adanya pelatihan kegiatan budidaya tumbuhan obat terutama spesies tumbuhan obat yang langka seperti spesies Acorus calamus, Cibotium barometz, Saurauia bracteosa, Mimosa pudica dan Ficus carica secara baik dan benar karena budidaya tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat hanya sebatas menanam dipekarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta (ID): Rineka Cipta.
Dalimartha S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta (ID): Trubus Agriwidya.
Damayanti EK. 1999. Kajian Tumbuhan Obat Berdasarkan Kelompok Penyakit Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta (ID): Depkes RI.
Dharma A. 2001.Uji Bioaktifitas Metabolit Sekunder.Makalah Workshop Peningkatan Sumber Daya Alam Hayati dan Rekayasa Bioteknologi. FMIPA UNAND, Padang.
Ekosetio R. 2004. Inventarisasi Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan oleh Etnis Melayu di Pontianak.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Farneubun TM. 2014. Etnobotani pangan dan obat masyarakat Suku Kei Kampung Adat Waur Kei Besar Maluku Tenggara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hamid A, Hadad E A, Rostiana O. 1991. Upaya Pelestarian Tanaman Obat di BALITTRO. Bogor (ID): Yayasan Pembinaan Suaka Alam Marga Satwa Indonesia.
Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-Tabo. Jurnal Hutan dan Masyarakat III (2): 111-234.
Hasanah 2011. Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa, Bogor- Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hasibuan MA. 2011. Etnobotani masyarakat Suku Angkola(studi kasus di Desa Padang Bujur sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Terjemahan dari: de Nuttige planten van Indenesie.
Hidayat S. 2009. Kajian Etnobotani Masyarakat Kampung Adat Dukuh Kabupaten Garut, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor,Fakultas Kehutanan.
Hutasuhut MA. 2011. Studi Tumbuhan Herba di Hutan Sibayak 1 [Tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
37
Ilmana A. 2015. Pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Kota Ternate, Maluku Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kinho J. 2014. Status dan strategi konservasi eboni (Diospyros rumphii Bakh.) di Sulawesi Utara. Seminar Nasional Biodiversitas V.
Kodir A. 2009. Keanekaragaman dan Bioprospek Jenis Tumbuhan dalam Sistem Kebun Talun di Kesepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta (ID): Penerbit Dian Rakyat.
Laksono M. 2014. Pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat kampung sekitar kawasan KHDTK Haurbentes Jasinga Bogor[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Martin JG. 1995. Etnobotany: A Method Manual. London England (UK).Chapman & Hall.
Metananda AA. 2012. Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sekur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mogea JP, Gandawidjaja D, Wiriadinata H, Nasution RE, Irawati.2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI, Balai Penelitian Botani, Herbarium Bogoriense.
Noviandi IP. 2014. Pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Oktaviana LM. 2008. Pemanfaatan tradisional tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Pemerintah Kecamatan Adiankoting. 2014. Pendataan Profil Kecamatan Adiankoting Tahun 2014. Adiankoting (ID).
Peters CM. 1994. Sustainable Harvest of Non-timber Plant Resources in Tropical Moist Forest: An Ecological Primer. Washington DC (US): Biodiversity Support Program.
Rahayu MS. 2011. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rahayu S. 2013. Pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat Kampung Sinarwangi di sekitar Hutan Gunung Salak Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ramadevi R. Surendran E, Ravindran PN. 2004. Ginger: The Genus Zingiber. editor: Ravindran PN dan Babu KN. Florida (US): CRC Press.
Riffani AS. 2016. Pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rifai MA,Waluya. 1992. Etnobotani dan pengembangan Tumbuhan Pewarna Indonesia: Ulasan Suatu Pengamatan di Madura. Prosiding Seminar dan
38
Lokakarya Nasional Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal: 119-126.
Salsabila PP. 2014. Pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat di dusun Palutungan Desa Cisantana sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tjitrosoepomo G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
Woretma M. 2013. Keanekaragaman tumbuhan pangan dan obat pada masyarakat Suku Mbaham Mata di Kampung Werabuan, Kabupaten Fakfak [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat.Dalam Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB.
Zuhud EAM, Haryanto (ed). 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB.
Zuhud EAM, Siswoyo,Sandra E, Hikmat A, AdhiyantoE. 2014. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VII. Jakarta (ID): Dian Rakyat.
Lam
pir
an 1
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
I
No
N
ama
llm
iah
N
ama
loka
l F
amil
i H
abit
us
Tip
e ha
bit
at
Sta
tus
bud
iday
a 1
A
coru
s ca
lam
us
L
Sal
im b
atu
k (J
eran
gau
) A
reca
ceae
H
erb
a P
ingg
ir s
unga
i L
iar
2
Ale
uri
tes
mol
ucca
naL
G
ambi
ri (
kem
iri)
E
uph
orb
iace
ae
Po
hon
L
adan
g
Lia
r 3
A
lliu
m c
epa
L
Baw
ang
mer
ah
Lil
iace
ae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 4
A
lliu
m s
ati
vum
L
Baw
ang
pu
tih
L
ilia
ceae
T
erna
L
adan
g
Bu
did
aya
5
Alo
e ve
ra L
L
idah
bu
aya
Lil
iace
ae
Her
ba
Pek
aran
gan
B
ud
iday
a 6
A
lpin
ia g
ala
nga
L
Hal
as (
Len
gku
as)
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Pek
aran
gan
, lad
ang
Bu
did
aya
7
Am
ara
ntus
tri
colo
r L
B
ayam
A
mar
anth
acea
e P
erd
u
Lad
ang,
pek
aran
gan
B
ud
iday
a 8
A
na
nas
com
ocu
s (L
) M
err
Ho
nas
(Nen
as)
Bro
mel
iace
cae
Her
ba
Pek
aran
gan
, L
adan
g B
ud
iday
a 9
A
nn
ona
mu
rica
ta L
T
aru
tun
g b
elan
da
(Sir
sak
) A
nno
nac
eae
Po
hon
p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
10
Arc
hid
end
ron
pa
ucif
loru
m
(Ben
th.)
Nie
lsen
Jo
rin
g(je
ngk
ol)
F
abac
eae
Po
hon
L
adan
g, H
uta
n
Bu
did
aya
11
Are
ca c
atec
hu
L
Pin
ing
(Pin
ang)
A
reca
ceae
P
oho
n
Pek
aran
gan
, lad
ang
Bu
did
aya
12
Ave
rrho
a c
ara
mb
ola
L
Bel
imb
ing
O
xal
idac
eae
Po
hon
P
ekar
anga
n
Bu
did
aya
13
Ca
rica
pa
pay
a L
B
oti
k(p
epay
a)
Car
icac
eae
Per
du
P
ekar
anga
n,
Lad
ang
Bu
did
aya
14
Ca
ssia
sp
Rec
ce-r
ecce
F
abac
eae
Per
du
P
ingg
ir s
unga
i L
iar
15
Cin
nam
om
um
bu
rman
ni
Bl
Ku
lit
man
is (
Kay
u m
anis
) L
aura
ceae
P
oho
n
Lad
ang
B
ud
iday
a 1
6 C
itru
s a
ura
nti
foli
a S
win
gle
Jeru
k n
ipis
R
uta
ceae
P
erd
u
Pek
aran
gan
B
ud
iday
a 1
7 C
itru
s h
ystr
ix D
C
Un
te p
angi
r (J
eru
k p
urut
) R
uta
ceae
P
erd
u
Lad
ang
B
ud
iday
a 1
8 C
oco
s nu
cife
ra L
H
aram
bir
(Kel
apa)
A
reca
ceae
P
oho
n
Pek
aran
gan
, lad
ang
Bu
did
aya
19
Co
loca
sia
esc
ule
nta
Sch
ott
Su
hat
(u
bi
tala
s)
Ara
ceae
h
erb
a P
ekar
anga
n,
Lad
ang
Bu
did
aya
20
Co
stu
s sp
ecio
sus
Sm
ith
T
abar
-tab
ar (
paci
ng)
Z
ingi
ber
acea
e T
erna
L
adan
g
Lia
r 2
1 C
ucu
mis
sat
ivus
L
Acc
imun
(m
enti
mu
n)
Cu
curb
itac
eae
Lia
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 2
2 C
ucu
rbit
a m
osc
hat
a L
Je
lok(
Lab
u k
unin
g)
Cu
curb
itac
eae
Lia
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 2
3 C
urc
uma
do
mes
tica
Val
H
uni
k K
unyi
t)
Zin
gib
erac
eae
Sem
ak
Pek
aran
gan
, lad
ang
Bu
did
aya
24
Cu
rcum
a x
ant
horr
hiz
a R
T
om
ulaw
ak
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 2
5 C
ymb
opo
gon
nar
du
s L
S
angg
e-sa
ngg
e
Po
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n,
Lad
ang
Bu
did
aya
26
Etl
inge
ra e
lati
or
Sm
ith
R
ias(
kejo
mbr
ang)
Z
ingi
ber
acea
e H
erb
a L
adan
g, H
uta
n
Lia
r 2
7 E
up
ato
riu
m p
erfo
lia
tum
L
Bu
nga
-bun
ga p
aet
Ast
erac
eae
Sem
ak
Lad
ang,
hut
an
Lia
r 2
8 G
arc
inia
man
gos
tan
a L
M
ang
gis
Clu
siac
eae
Po
hon
L
adan
g, p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
39
Lam
pir
an 1
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
I (
lanj
utan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s bu
did
aya
29
Ga
rden
ia a
ugu
sta
Mer
r B
un
ga c
ina
(kac
a pi
rin
g)
Ru
biac
eae
per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 3
0 H
ibis
cus
rosa
-sin
ensi
sL
Bu
nga
Ray
a M
alva
ceae
p
erd
u
Pek
aran
gan
B
udi
daya
3
1 H
ymen
oca
llis
lit
tho
rali
s Ja
cq S
O
ppu
-opp
u (
bak
un
gan
) L
ilia
ceae
T
ern
a P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 3
2 Im
pat
iens
ba
lsa
min
a L
inn
H
atir
ang
ga(P
acar
air
) B
alsa
min
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 3
3 Im
per
ata
cyl
ind
rica
l L
R
ih (
Ala
ng-
alan
g)
Po
acea
e T
ern
a P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 3
4 Ip
omo
ea b
ata
tas
L
Gad
on
gkia
n (
Ub
i ja
lar)
Z
ingi
ber
acea
e S
emak
ri
mp
ang
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
dida
ya
35
Ka
lanc
hoe
pin
nat
a(L
am)
Per
s D
ingi
n di
ngi
n (
coco
r be
bek
) C
rass
ula
ceae
S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 3
6 L
an
siu
m d
omes
ticu
m C
orr
Du
ku
Mel
iace
ae
Po
hon
L
adan
g, p
ekar
anga
n
Bu
dida
ya
37
La
wso
nia
iner
mis
L
Hat
iran
gga
hau
L
yth
race
ae
Per
du
P
ekar
anga
n
Bu
dida
ya
38
Leu
caen
a gl
auca
L
Pal
ia (
pet
ai c
ina)
F
abac
eae
per
du
L
adan
g
Lia
r 3
9 L
itse
a cu
beb
a P
ers
An
tara
sa (
Kra
nge
an)
Lau
race
ae
Po
hon
H
uta
n L
iar
40
Mac
ara
ng
a tr
ilo
ba
Mu
ell
Bal
ik-b
alik
an
gin
E
uph
orb
iace
ae
Po
hon
L
adan
g, h
uta
n
Lia
r 4
1 M
acro
sole
n f
lam
meu
s D
anse
r S
arin
dan
S
anta
lace
ae
Lia
na
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 4
2 M
anih
ot e
scul
enta
Cra
ntz
Gad
on
g (S
ingk
ong)
E
uph
orb
iace
ae
Ter
na
Lad
ang
B
udi
daya
4
3 M
elas
om
a c
and
idum
D.
Don
S
add
udu
k (h
aren
don
g)
Mel
asto
mat
acea
e S
emak
P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 4
4 M
ikan
ia m
icra
nta
K
To
ppa
s p
ara
Ast
erac
eae
Sem
ak
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 4
5 M
imo
sa p
ud
ica
L
Su
ga-s
uga
(P
utri
mal
u)
Fab
acea
e h
erb
a P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 4
6 M
usa
Par
ad
isia
ca L
P
isan
g
Mu
sace
ae
Per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
dida
ya
47
Ort
hos
iph
on
aris
tatu
s (B
I)
Miq
K
um
is k
ucin
g
Lam
iace
ae
Her
ba
Pin
ggir
jal
an,
pin
ggir
su
nga
i L
iar
48
Pa
chyr
rhiz
us
eros
us
L
Ben
gku
ang
F
abac
eae
Ter
na
Lad
ang
B
udi
daya
4
9 P
and
anu
s a
ma
ryll
ifol
ius
Ro
xb
Pan
dan
m
usa
ng
(Pan
dan
w
angi
) P
anda
nac
eae
Ter
na
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
50
Pa
rkia
spe
cio
sa H
assk
P
arir
a (P
etai
) F
abac
eae
Po
hon
H
uta
n, L
adan
g
Bu
dida
ya
51
Per
sea
amer
ica
na
Mil
l A
pok
at(A
lpu
kat)
L
aura
ceae
P
oh
on
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
udi
daya
5
2 P
has
eolu
s a
ureu
s L
ka
can
g ij
o
Fab
acea
e se
mak
L
adan
g
Bu
dida
ya
53
Ph
ylla
nthu
s n
iru
ri L
M
enir
an
Eu
pho
rbia
ceae
S
emak
L
adan
g
Lia
r
40
Lam
pir
an 1
Sp
esie
s tu
mb
uha
n o
bat
yan
g d
iman
faat
kan
mas
yara
kat
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
I (
lan
juta
n)
No
N
ama
llm
iah
N
ama
loka
l F
amil
i H
abit
us
Tip
e h
abit
at
Sta
tus
bud
iday
a 5
4 P
hys
alis
ang
ula
ta L
P
ult
ak-p
ulta
k (C
iplu
kan
) S
ola
nac
eae
Ter
na
Pek
aran
gan
L
iar
55
Pip
er b
etle
L
Nap
ura
n (
Sir
ih)
Pip
erac
eae
Sem
ak
mem
anja
t L
adan
g, p
ekar
anga
n
Bu
dida
ya
56
Ple
ctra
nth
us a
mb
oin
icus
Lo
ur
Ban
gun
-ban
gun
( D
aun
ji
nte
n)
Lam
iace
ae
Sem
ak
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
57
Psi
diu
m g
uaj
ava
L
Att
ejau
(Ja
mb
u bi
ji)
Myr
tace
ae
Per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
dida
ya
58
Rh
odo
myr
tus
tom
ento
sa
(W.A
it)
Har
imo
ntin
g M
yrta
ceae
p
erd
u
Pek
aran
gan,
Lad
ang
L
iar
59
Sala
cca
zala
cca
Vo
ss
Sal
ak
Are
cace
ae
per
du
L
adan
g
Bu
dida
ya
60
Sau
rau
ia b
ract
eosa
DC
P
irdo
t A
ctin
idia
ceae
P
oh
on
Lad
ang,
hu
tan
L
iar
61
Sau
rop
us
and
rogy
nus
Mer
r N
asi-
nas
i (K
atu
k)
Eu
pho
rbia
ceae
p
erd
u
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
62
Sech
ium
ed
ule
SW
A
ccim
un j
ipan
g (L
abu
sia
m)
Cu
curb
itac
eae
per
du
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
dida
ya
63
Sida
rh
om
bifo
lia
L
Sib
agur
e M
alva
ceae
S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
dida
ya
64
Sola
num
to
rvu
m L
R
imb
ang
(Tak
ok
ak)
So
lan
acea
e P
erd
u
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
65
Son
chu
s a
rven
sis
L
Du
hut
Beg
u (
tem
pu
yun
g)
Ast
erac
eae
Ter
na
Pin
ggir
jal
an,
Lad
ang
L
iar
66
Syzy
giu
m a
rom
ati
cum
L
Bu
nga
law
ang
(Cen
gkeh
) M
yrta
ceae
P
oh
on
Lad
ang
B
udi
daya
6
7 Sy
zyg
ium
pol
yan
thum
W
Dau
n s
alam
M
yrta
ceae
P
oh
on
Hu
tan,
Lad
ang
L
iar
68
Ta
get
es e
rect
a L
B
un
ga t
e ni
man
uk
V
erb
enac
eae
Her
ba
Pek
aran
gan
B
udi
daya
6
9 U
nca
ria
ga
mbi
r R
G
ambi
r R
ubi
acea
e P
erd
u
Hu
tan
Lia
r 7
0 U
rena
lob
ata
L
Sam
pil
ulu
t (p
un
gpu
ruta
n)
Mal
vace
ae
per
du
P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 7
1 Z
ing
iber
am
aric
an
s V
ahl
Lep
puya
ng(
Lem
pu
yan
g)
Zin
gib
erac
eae
Sem
ak
Lad
ang
B
udi
daya
7
2 Z
ing
iber
off
icin
ale
Ro
sc
Jahe
Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
dida
ya
41
Lam
pir
an 2
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
II
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 1
A
caly
pha
au
stra
lis
Lin
n
anti
ng-
anti
ng
Eu
pho
rbia
ceae
S
emak
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 2
A
coru
s ca
lam
us
L
Sal
im b
atu
k (J
eran
gau
) ar
ecac
eae
Her
ba
Pin
ggir
su
nga
i L
iar
4
Ag
era
tum
con
yzo
ides
L
Ban
dota
n
Ast
erac
eae
Her
ba
Pin
ggir
jal
an,l
adan
g L
iar
5
Ale
urit
es m
olu
cca
na L
G
ambi
ri
Eu
pho
rbia
ceae
P
oho
n
Lad
ang
L
iar
6
All
ium
sa
tivu
m L
B
awan
g P
uti
h
Lil
iace
ae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 7
A
lpin
ia g
ala
nga
L
Hal
as (
len
gku
as)
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 8
A
mar
an
tus
tric
olo
r L
B
ayam
A
mar
anth
acea
e P
erd
u
Lad
ang,
pek
aran
gan
B
ud
iday
a 9
A
na
nas
com
ocu
s (L
) M
err
Ho
nas
(Nen
as)
Bro
mel
iace
cae
Her
ba
Pek
aran
gan,
Lad
ang
B
ud
iday
a 1
0 A
nn
ona
mu
rica
ta L
T
aru
tun
g b
elan
da
(sir
sak)
A
nno
nac
eae
Poh
on
p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
11
An
non
a m
uri
cata
L
Tar
utu
ng
A
nno
nac
eae
Poh
on
p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
12
Arc
hid
end
ron
pau
cifl
oru
m
(Ben
th.)
Nie
lsen
Jo
rin
g M
imo
sace
ae
Poh
on
L
adan
g, H
utan
B
ud
iday
a 1
3 A
reca
ca
tech
u L
P
inin
g (P
inan
g)
Are
cace
ae
Poh
on
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
did
aya
14
Are
ng
a pi
nna
ta M
err
Bag
ot (
Po
hon
are
n)
Are
cace
ae
Pal
em-
pal
eman
L
adan
g
Lia
r 1
5 A
rtho
carp
us
het
oph
yllu
s L
P
inas
a P
and
anac
eae
Poh
on
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
did
aya
16
Ave
rrh
oa c
ara
mbo
la L
B
elim
bin
g O
xal
idac
eae
Poh
on
P
ekar
anga
n
Bu
did
aya
17
Beg
oni
a sp
A
som
gu
nun
g
Beg
onia
ceae
T
ern
a H
uta
n, l
adan
g
Lia
r 1
8 B
lum
ea b
als
am
ifer
a L
G
alu
ngg
ung
(sem
bun
g)
Co
mp
osit
ae
Per
du
L
adan
g
Lia
r 1
9 C
ari
ca p
apa
ya L
B
oti
k (P
epay
a)
Car
icac
eae
Per
du
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
did
aya
20
Ca
ssia
ala
taL
inn
G
alin
ggan
g (K
iman
ila)
F
abac
eae
Per
du
L
adan
g, H
utan
L
iar
21
Cen
tell
a a
sia
tica
L
Am
pap
aga
Ap
iace
ae
Ter
na
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
22
Cib
oti
um
ba
rom
etz
L
Tan
dian
g n
ahap
uluh
an
Cib
oti
acea
e P
aku
an
Hu
tan,
Lad
ang
L
iar
23
Cin
na
mom
um
bu
rma
nii
Nes
s ku
lit
man
is
Lau
race
ae
Poh
on
L
adan
g
Bu
did
aya
24
Cit
rus
aura
ntif
oli
a S
win
gle
jeru
k ni
pis
Ru
tace
ae
Per
du
P
ekar
anga
n
Bu
did
aya
25
Cit
rus
hyst
rix
DC
u
nte
pan
gir
Ru
tace
ae
Per
du
L
adan
g
Bu
did
aya
26
Co
cos
nuci
fera
L
Har
ambi
r(K
elap
a)
Are
cace
ae
Poh
on
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
did
aya
27
Co
ix l
ach
rym
a-jo
bi
L
Sin
gko
ru
Poa
ceae
S
emak
L
adan
g d
an h
uta
n
Lia
r 2
8 C
olo
casi
a es
cule
nta
Sch
ott
S
uh
at (
tala
s)
Ara
ceae
h
erba
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
did
aya
29
Co
stu
s sp
ecio
sus
Sm
ith
T
abar
-tab
ar
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Lad
ang
L
iar
42
Lam
pir
an 2
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
II (
lanj
uta
n)
No
N
ama
llm
iah
N
ama
loka
l F
amil
i H
abit
us
Tip
e h
abit
at
Sta
tus
bud
iday
a 3
0 C
ucu
mis
sa
tivu
sL
Acc
imun
(T
imu
n)
Cu
curb
itac
eae
Lia
na
Lad
ang
B
udi
daya
3
1 C
ucu
rbit
a m
osch
ata
L
Jelo
k C
ucu
rbit
acea
e L
ian
a L
adan
g
Bu
dida
ya
32
Cu
rcum
a do
mes
tica
Val
h
unik
Z
ingi
ber
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
dida
ya
33
Cu
rcum
a xa
nth
orrh
iza
R
To
mul
awak
Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
dida
ya
34
Cym
bo
pog
on n
ard
us
L
san
gge-
san
gge
P
oac
eae
Sem
ak
Pek
aran
gan,
Lad
ang
B
udi
daya
3
5 E
tlin
ger
a e
lati
or (
jack
) S
mit
h R
ias
Zin
gib
erac
eae
Her
ba
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 3
6 E
up
ator
ium
per
foli
atu
m L
B
un
ga-b
unga
pae
t A
ster
acea
e S
emak
L
adan
g, h
uta
n
Lia
r 3
7 G
arc
inia
ma
ngo
stan
a L
M
ang
gis
Clu
siac
eae
Po
hon
L
adan
g, p
ekar
anga
n
Bu
dida
ya
38
Ga
rden
ia a
ugu
sta
Mer
r b
unga
cin
a R
ubi
acea
e p
erd
u
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
39
Gle
ich
enia
lin
eari
s (B
urm
) C
S
amp
ilp
il (
pak
u
and
am)
Gle
ich
enia
ceae
P
aku
-p
aku
n
Lad
ang
dan
hu
tan
L
iar
40
Hib
iscu
s ro
sa-s
inen
sis
L
Bu
nga
Ray
a M
alva
ceae
p
erd
u
Pek
aran
gan
B
udi
daya
4
1 H
om
alo
men
a c
ord
ata
Sch
ott
L
angg
e A
race
ae
Her
ba
Hu
tan
Lia
r 4
2 H
ymen
oca
llis
lit
tho
rali
s Ja
cqS
O
ppu
-opp
u
Lil
iace
ae
Ter
na
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
43
Imp
ati
ens
bal
sam
ina
Lin
n
Hat
iran
gga
(p
acar
air
) B
alsa
min
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 4
4 Im
per
ata
cyli
ndri
cal
L
Ri
(Ala
ng-
alan
g)
Po
acea
e T
ern
a P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 4
5 Ip
om
oea
bat
atas
L
Gad
on
gkia
n
Zin
gib
erac
eae
Sem
ak
rim
pan
g
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
udi
daya
4
6 K
aem
feri
a g
ala
ng
a L
inn
H
asio
r Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
dida
ya
47
Ka
lan
cho
e p
inn
ata
(L
am)
Per
s D
ingi
n-di
ngi
n
Cra
ssu
lace
ae
Sem
ak
Pek
aran
gan,
Lad
ang
L
iar
48
Lan
siu
m d
om
esti
cum
Co
rr
Du
ku
Mel
iace
ae
Po
hon
L
adan
g d
an
pek
aran
gan
B
udi
daya
4
9 L
itse
a c
ubeb
a P
ers
An
tara
sa (
Kra
nge
an)
Lau
race
ae
Po
hon
H
uta
n L
iar
50
Ma
cara
nga
tri
lob
a M
uell
. Arg
B
alik
-bal
ik a
ngi
n
Eu
pho
rbia
ceae
P
oh
on
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 5
1 M
acr
oso
len
fla
mm
eus
Dan
ser
Sar
ind
an
San
tala
ceae
L
ian
a L
adan
g, H
utan
L
iar
52
Ma
nih
ot
escu
lent
a C
rant
z G
ado
ng
Eu
pho
rbia
ceae
T
ern
a L
adan
g
Bu
dida
ya
53
Mel
aso
ma
ca
ndid
um
D.
Do
n S
add
udu
k M
elas
tom
atac
eae
Sem
ak
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
54
Mik
ani
a m
icra
nta
K
topp
as p
ara
Ast
erac
eae
Sem
ak
Pin
ggir
jal
an,
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 5
5 M
imo
sa p
udic
a L
su
ga-s
uga
F
abac
eae
her
ba
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
43
Lam
pir
an 3
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
III
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 3
9 E
mil
ia s
on
chif
olia
[L
]. D
C
Tep
uh W
iyan
g
Ast
erac
eae
Ter
na
Hu
tan,
lad
ang
L
iar
40
Etl
ing
era
ela
tior
(Jac
k)
Sm
ith
R
ias(
kejo
mbr
ang)
Z
ingi
ber
acea
e H
erb
a L
adan
g, H
utan
L
iar
41
Eu
pat
oriu
m o
do
ratu
m L
P
aet-
pae
t (K
irin
yuh
) A
ster
acea
e T
ern
a L
adan
g, h
uta
n
Lia
r 4
2 G
arc
inia
ma
ngo
stan
a L
M
ang
gis
Clu
siac
eae
Po
hon
L
adan
g, p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
43
Ga
rden
ia a
ugu
sta
Mer
r B
un
ga c
ina
(kac
a pi
rin
g)
Ru
biac
eae
per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 4
4 G
ynur
a s
eget
um (
Lo
ur.
) M
err
Bel
unt
as c
ina
A
ster
acea
e S
emak
L
adan
g
Bu
did
aya
45
Hib
iscu
s ro
sa-s
inen
sis
L
Bu
nga
Ray
a M
alva
ceae
p
erd
u
Pek
aran
gan
B
ud
iday
a 4
6 H
ymen
oca
llis
lit
tho
rali
s Ja
cqS
O
ppu
-opp
u (
bak
un
gan
) L
ilia
ceae
T
ern
a P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 4
7 Im
pa
tien
s b
alsa
min
a L
inn
H
atir
ang
ga(P
acar
air
) B
alsa
min
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 4
8 Im
per
ata
cyli
ndri
cal
L
Rih
( A
lan
g-al
ang)
P
oac
eae
Ter
na
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
49
Ipo
moe
a b
atat
as L
G
ado
ngk
ian
(U
bi
jala
r)
Zin
gib
erac
eae
Sem
ak
rim
pan
g
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 5
0 K
aem
feri
a g
ala
ng
a L
inn
H
asio
r (K
encu
r)
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 5
1 K
ala
nch
oe
pin
na
taL
am P
ers
Din
gin
din
gin
(c
oco
r b
ebek
) C
rass
ula
ceae
S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 5
2 L
ansi
um
do
mes
ticu
m C
orr
D
uku
M
elia
ceae
P
oh
on
Lad
ang
dan
p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
53
Leu
caen
a g
lauc
a L
P
alia
(p
etai
cin
a)
Fab
acea
e p
erd
u
Lad
ang
L
iar
54
Lit
sea
cub
eba
Per
s A
nta
rasa
(K
ran
gean
) L
aura
ceae
P
oh
on
Hu
tan
Lia
r 5
5 M
aca
rang
a t
rilo
ba
Mue
ll. A
rg
Bal
ik-b
alik
an
gin
E
up
horb
iace
ae
Po
hon
L
adan
g, H
utan
L
iar
56
Ma
cro
sole
n fl
am
meu
s D
anse
r S
arin
dan
S
anta
lace
ae
Lia
na
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 5
7 M
ani
ho
t es
cule
nta
Cra
ntz
G
ado
ng
(Sin
gkon
g)
Eu
pho
rbia
ceae
T
ern
a L
adan
g
Bu
did
aya
58
Mel
aso
ma
ca
ndid
um
D.
Do
n S
add
udu
k(h
aren
do
ng)
M
elas
tom
atac
eae
Sem
ak
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
59
Mik
ani
a m
icra
nta
K
topp
as p
ara
Ast
erac
eae
Sem
ak
Hu
tan
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 6
0 M
imo
sa p
udic
a L
S
uga
-su
ga (
Put
ri m
alu
) F
abac
eae
her
ba
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
61
Mo
rind
a c
itri
foli
aL
B
akud
u (
Men
gku
du)
R
ubi
acea
e P
oh
on
Pek
aran
gan,
p
ing
gir
jala
n
Lia
r 6
2 M
ori
nda
lu
cid
a B
enth
R
intu
a R
ubi
acea
e P
erd
u
Lad
ang
L
iar
63
Mu
sa a
cum
inat
a ze
bri
ne
L
Pis
ang
ram
ba
M
usa
ceae
T
ern
a H
uta
n L
iar
44
Lam
pir
an 2
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
II
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 7
8 S
onch
us a
rven
sis
L
Du
hut
begu
A
ster
acea
e T
ern
a P
ingg
ir j
alan
, L
adan
g
Lia
r 7
9 S
yzyg
ium
aro
mat
icum
L
Cen
gkeh
M
yrta
ceae
P
oh
on
Lad
ang
B
ud
iday
a 8
0 S
yzyg
ium
po
lyan
thu
m W
alp
Sal
am
Myr
tace
ae
Po
hon
H
uta
n, L
adan
g
Lia
r 8
1 U
nca
ria
gam
bir
R
Gam
bir
Ru
biac
eae
Per
du
H
uta
n L
iar
82
Ure
na
loba
taL
S
amp
ilu
lut
Mal
vace
ae
per
du
P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 8
3 V
ign
a s
inen
sis
L
Kac
ang
pan
jan
g
Fab
acea
e S
emak
L
adan
g
Bu
did
aya
84
Zin
gib
er a
ma
rica
ns
BL
L
emp
uya
ng
Z
ingi
ber
acea
e S
emak
L
adan
g
Bu
did
aya
85
Zin
gib
er o
ffic
ina
leR
Ja
he
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 8
6 Z
ingi
ber
pu
rpu
reum
Ro
xb
H
uni
k B
ungl
e Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
did
aya
Lam
pir
an 3
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
III
N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 1
A
bru
s p
reca
tori
us
L
Sag
a F
abac
eae
Lia
na
Hu
tan
Lia
r 2
A
caly
pha
au
stra
lis
Lin
n
An
tin
g-an
tin
g E
up
horb
iace
ae
Sem
ak
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
3
Aco
rus
cala
mu
s L
S
alim
bat
uk
(Jer
anga
u)
Are
cace
ae
Her
ba
Pin
ggir
su
nga
i L
iar
4
Ag
era
tum
con
yzo
ides
L
Ban
dota
n
Ast
erac
eae
Her
ba
Pin
ggir
jal
an,l
adan
g L
iar
5
Ale
urit
es m
olu
cca
na L
G
ambi
ri (
kem
iri)
E
up
horb
iace
ae
Po
hon
L
adan
g
Lia
r 6
A
lliu
m s
ati
vum
L
Baw
ang
pu
tih
L
ilia
ceae
T
ern
a L
adan
g
Bu
did
aya
7
Alo
e ve
ra L
L
idah
bu
aya
Lil
iace
ae
Her
ba
Pek
aran
gan
B
ud
iday
a 8
A
lpin
ia g
ala
nga
L
Hal
as (
Len
gku
as)
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 9
A
mar
an
tus
tric
olo
r L
B
ayam
A
mar
anth
acea
e P
erd
u
Lad
ang,
pek
aran
gan
B
ud
iday
a 1
0 A
na
nas
com
ocu
s L
Mer
r H
ona
s (N
enas
) B
rom
elia
ceca
e H
erb
a P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
did
aya
11
An
non
a m
uri
cata
L
Tar
utu
ng
bel
and
a (S
irsa
k)
An
non
acea
e P
oh
on
pek
aran
gan
B
ud
iday
a 1
2 A
rch
iden
dro
n pa
uci
flo
rum
N
Jori
ng(
jen
gko
l)
Fab
acea
e P
oh
on
Lad
ang,
Hut
an
Bu
did
aya
13
Are
ca c
ate
chu
L
Pin
ing
(Pin
ang)
A
reca
ceae
P
oh
on
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 1
4 A
ren
ga
pinn
ata
Mer
r B
agot
(A
ren
) A
reca
ceae
P
alem
L
adan
g
Lia
r
45
Lam
pir
an 3
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
III
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 1
5 A
rtho
carp
us
het
oph
yllu
s L
P
inas
a (N
angk
a)
Pan
dan
acea
e P
oh
on
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 1
6 A
verr
hoa
ca
ram
bola
L
Bel
imb
ing
O
xal
idac
eae
Po
hon
P
ekar
anga
n
Bu
did
aya
17
Ba
sell
a r
ub
ra L
inn
T
inta
-tin
ta (
Gen
dola
) B
asel
lace
ae
Sem
ak
Pek
aran
gan,
Lad
ang
L
iar
18
Ble
till
a st
ria
ta T
hu
nb
Su
kki
t (C
ongk
ok
) O
rch
idac
eae
Her
ba
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 1
9 C
ari
ca p
apa
ya
Bo
tik(
pep
aya)
C
aric
acea
e P
erd
u
Pek
aran
gan,
Lad
ang
B
ud
iday
a 2
0 C
ente
lla
asi
ati
ca L
A
mp
apag
a (p
egag
an)
Ap
iace
ae
Ter
na
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
21
Cib
oti
um
ba
rom
etz
L
Tan
dian
g N
ahap
ulu
han
C
ibo
tiac
eae
Pak
u
men
ahun
H
uta
n, L
adan
g
Lia
r 2
2 C
inch
ona
pub
esce
ns
Vah
l K
ina
Ru
biac
eae
Po
hon
L
adan
g
Lia
r 2
3 C
inn
am
omu
m b
urm
ani
i N
ess
Ku
lit
man
is (
Kay
u m
anis
) L
aura
ceae
P
oh
on
Lad
ang
B
ud
iday
a 2
4 C
itru
s au
rant
ifo
lia
Sw
ingl
e Je
ruk
nip
is
Ru
tace
ae
Per
du
P
ekar
anga
n
Bu
did
aya
25
Cit
rus
hyst
rix
DC
U
nte
pan
gir
(Jer
uk
pu
rut)
R
uta
ceae
P
erd
u
Lad
ang
B
ud
iday
a 2
6 C
lide
mia
hir
ta L
S
app
odak
(H
aren
do
ng
bul
u)
Mel
asto
mat
acea
e S
emak
P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 2
7 C
oco
s nu
cife
ra L
H
aram
bir
(Kel
apa)
A
reca
ceae
P
oh
on
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 2
8 C
oix
lac
hry
ma-
job
i L
S
ingk
oru
(Jal
i-ja
li)
Po
acea
e S
emak
L
adan
g d
an h
uta
n
Lia
r 2
9 C
olo
casi
a es
cule
nta
Sch
ott
S
uh
at (
ub
i ta
las)
A
race
ae
her
ba
Pek
aran
gan,
Lad
ang
B
ud
iday
a 3
0 C
ost
us
spec
iosu
s S
mit
h
Tab
ar-t
abar
(p
acin
g)
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Lad
ang
L
iar
31
Cu
cum
is s
ati
vus
L
Acc
imun
(m
enti
mu
n)
Cu
curb
itac
eae
Lia
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 3
2 C
ucu
rbit
a m
osch
ata
L
Jelo
k(L
abu
ku
nin
g)
Cu
curb
itac
eae
Lia
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 3
3 C
urc
uma
dom
esti
ca V
al
Hu
nik
(Kun
yit)
Z
ingi
ber
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
did
aya
34
Cu
rcum
a xa
nth
orrh
iza
R
To
mul
awak
Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
did
aya
35
Cym
bo
pog
on n
ard
us
L
San
gge
-san
gge
(ser
eh
wan
gi)
Po
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
did
aya
36
Cyp
erus
rot
un
dus
L
Ram
ba t
eki
(ru
mpu
t te
ki)
Cyp
erac
eae
Ter
na
Pin
ggir
jal
an,
L
adan
g, H
utan
L
iar
37
Du
rio
zib
eth
inus
Mu
rr
Tar
utu
ng
(Dur
ian
) B
om
baca
ceae
P
oh
on
Lad
ang,
Hut
an
Bu
did
aya
38
Du
rio
zib
eth
inus
Mu
rr
Sid
um
on
-du
mon
M
ora
ceae
P
oh
on
Lad
ang
L
iar
46
Lam
pir
an 3
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
III
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 3
9 E
mil
ia s
on
chif
olia
[L
]. D
C
Tep
uh W
iyan
g
Ast
erac
eae
Ter
na
Hu
tan,
lad
ang
L
iar
40
Etl
ing
era
ela
tior
(Jac
k)
Sm
ith
R
ias(
kejo
mbr
ang)
Z
ingi
ber
acea
e H
erb
a L
adan
g, H
utan
L
iar
41
Eu
pat
oriu
m o
do
ratu
m L
P
aet-
pae
t (K
irin
yuh
) A
ster
acea
e T
ern
a L
adan
g, h
uta
n
Lia
r 4
2 G
arc
inia
ma
ngo
stan
a L
M
ang
gis
Clu
siac
eae
Po
hon
L
adan
g, p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
43
Ga
rden
ia a
ugu
sta
Mer
r B
un
ga c
ina
(kac
a pi
rin
g)
Ru
biac
eae
per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 4
4 G
ynur
a s
eget
um (
Lo
ur.
) M
err
Bel
unt
as c
ina
A
ster
acea
e S
emak
L
adan
g
Bu
did
aya
45
Hib
iscu
s ro
sa-s
inen
sis
L
Bu
nga
Ray
a M
alva
ceae
p
erd
u
Pek
aran
gan
B
ud
iday
a 4
6 H
ymen
oca
llis
lit
tho
rali
s Ja
cqS
O
ppu
-opp
u (
bak
un
gan
) L
ilia
ceae
T
ern
a P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 4
7 Im
pa
tien
s b
alsa
min
a L
inn
H
atir
ang
ga(P
acar
air
) B
alsa
min
acea
e S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 4
8 Im
per
ata
cyli
ndri
cal
L
Rih
( A
lan
g-al
ang)
P
oac
eae
Ter
na
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
49
Ipo
moe
a b
atat
as L
G
ado
ngk
ian
(U
bi
jala
r)
Zin
gib
erac
eae
Sem
ak
rim
pan
g
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 5
0 K
aem
feri
a g
ala
ng
a L
inn
H
asio
r (K
encu
r)
Zin
gib
erac
eae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 5
1 K
ala
nch
oe
pin
na
taL
am P
ers
Din
gin
din
gin
(c
oco
r b
ebek
) C
rass
ula
ceae
S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 5
2 L
ansi
um
do
mes
ticu
m C
orr
D
uku
M
elia
ceae
P
oh
on
Lad
ang
dan
p
ekar
anga
n
Bu
did
aya
53
Leu
caen
a g
lauc
a L
P
alia
(p
etai
cin
a)
Fab
acea
e p
erd
u
Lad
ang
L
iar
54
Lit
sea
cub
eba
Per
s A
nta
rasa
(K
ran
gean
) L
aura
ceae
P
oh
on
Hu
tan
Lia
r 5
5 M
aca
rang
a t
rilo
ba
Mue
ll. A
rg
Bal
ik-b
alik
an
gin
E
up
horb
iace
ae
Po
hon
L
adan
g, H
utan
L
iar
56
Ma
cro
sole
n fl
am
meu
s D
anse
r S
arin
dan
S
anta
lace
ae
Lia
na
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 5
7 M
ani
ho
t es
cule
nta
Cra
ntz
G
ado
ng
(Sin
gkon
g)
Eu
pho
rbia
ceae
T
ern
a L
adan
g
Bu
did
aya
58
Mel
aso
ma
ca
ndid
um
D.
Do
n S
add
udu
k(h
aren
do
ng)
M
elas
tom
atac
eae
Sem
ak
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
59
Mik
ani
a m
icra
nta
K
topp
as p
ara
Ast
erac
eae
Sem
ak
Hu
tan
Lad
ang,
Hut
an
Lia
r 6
0 M
imo
sa p
udic
a L
S
uga
-su
ga (
Put
ri m
alu
) F
abac
eae
her
ba
Pin
ggir
jal
an,
lad
ang
L
iar
61
Mo
rind
a c
itri
foli
aL
B
akud
u (
Men
gku
du)
R
ubi
acea
e P
oh
on
Pek
aran
gan,
p
ing
gir
jala
n
Lia
r 6
2 M
ori
nda
lu
cid
a B
enth
R
intu
a R
ubi
acea
e P
erd
u
Lad
ang
L
iar
63
Mu
sa a
cum
inat
a ze
bri
ne
L
Pis
ang
ram
ba
M
usa
ceae
T
ern
a H
uta
n L
iar
47
Lam
pir
an 3
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
III
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udi
day
a 6
4 M
usa
Pa
rad
isia
ca L
P
isan
g
Mu
sace
ae
per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Bu
did
aya
65
Ort
ho
sip
hon
ari
sta
tus
(BI)
Miq
K
um
is k
ucin
g
Lam
iace
ae
Her
ba
Pin
ggir
jal
an,
pin
ggir
su
nga
i L
iar
66
Pa
chyr
rhiz
us
ero
sus
L
Ben
gku
ang
F
abac
eae
Ter
na
Lad
ang
B
ud
iday
a 6
7 P
an
dan
us a
mar
ylli
foli
us
Ro
xb
Pan
dan
m
usa
ng
(Pan
dan
w
angi
) P
and
anac
eae
Ter
na
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
68
Pa
rkia
sp
ecio
sa H
assk
P
arir
a (P
etai
) F
abac
eae
Po
hon
H
uta
n, L
adan
g
Bu
did
aya
69
Per
sea
am
eric
ana
Mil
l A
pok
at(A
lpu
kat)
L
aura
ceae
P
oh
on
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 7
0 P
ha
seol
us a
ure
us L
ka
can
g ij
o
Fab
acea
e se
mak
L
adan
g
Bu
did
aya
71
Ph
ylla
nth
us n
irur
i L
M
enir
an
Eu
pho
rbia
ceae
S
emak
L
adan
g
Lia
r 7
2 P
hys
ali
s a
ngu
lata
L
Pu
ltak
-pul
tak
(Cip
luk
an)
So
lan
acea
e T
ern
a P
ekar
anga
n
Lia
r 7
3 P
iper
bet
le L
N
apu
ran
(S
irih
) P
iper
acea
e S
emak
m
eman
jat
Lad
ang,
pek
aran
gan
B
ud
iday
a 7
4 P
lect
ran
thu
s am
boin
icu
s L
ou
r B
angu
n-b
angu
n
(Dau
n ji
nte
n)
Lam
iace
ae
Sem
ak
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
75
Psi
dium
gu
aja
vaL
inn
A
ttej
au (
Jam
bu
biji
) M
yrta
ceae
P
erd
u
Pek
aran
gan,
lad
ang
B
ud
iday
a 7
6 R
ho
dom
yrtu
s to
men
tosa
(W
.Ait
) H
arim
ont
ing
Myr
tace
ae
per
du
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 7
7 R
uta
an
gust
ifol
ia L
In
ggu
R
uta
ceae
H
erb
a L
adan
g
Lia
r 7
8 S
alac
ca z
ala
cca
Vo
ss
Sal
ak
Are
cace
ae
per
du
L
adan
g
Bu
did
aya
79
Sau
raui
a br
act
eosa
DC
P
irdo
t A
ctin
idia
ceae
P
oh
on
Lad
ang,
hu
tan
L
iar
80
Sau
ropu
s a
ndr
og
ynu
s M
err
Nas
i-n
asi
(Kat
uk
) E
up
horb
iace
ae
per
du
P
ekar
anga
n, l
adan
g
Lia
r 8
1 S
ech
ium
ed
ule
SW
A
ccim
un
jipa
ng
(Lab
u si
am)
Cu
curb
itac
eae
per
du
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Lia
r 8
2 S
ela
gin
ella
do
eder
lein
ii H
iero
n
siru
ngg
uk
(Cak
ar A
yam
) S
elag
inel
lace
ae
Pak
u-
pak
uan
H
uta
n, L
adan
g
Lia
r 8
3 S
ida
rho
mb
ifo
lia
L
Sib
agur
e M
alva
ceae
S
emak
P
ekar
anga
n, L
adan
g
Bu
did
aya
84
Sol
anu
m t
orv
um L
R
imb
ang
(Tak
ok
ak)
So
lan
acea
e P
erd
u
Pek
aran
gan,
lad
ang
L
iar
85
Son
chus
arv
ensi
s L
D
uhu
t B
egu
(te
mp
uyu
ng)
A
ster
acea
e T
ern
a P
ingg
ir j
alan
, L
adan
g
Lia
r
48
Lam
pir
an 3
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
raka
t K
amp
un
g P
agar
an L
amb
ung
III
(la
nju
tan
) N
o
Nam
a ll
mia
h
Nam
a lo
kal
Fam
ili
Hab
itu
s T
ipe
hab
itat
S
tatu
s b
udid
aya
86
Syz
ygiu
m a
rom
atic
um L
B
unga
law
ang
(Cen
gkeh
) M
yrta
ceae
P
oh
on
Lad
ang
B
udi
daya
8
7 S
yzyg
ium
p
oly
anth
um
W
alp
D
aun
sal
am
Myr
tace
ae
Po
hon
H
uta
n, L
adan
g
Lia
r 8
8 U
nca
ria
gam
bir
R
Gam
bir
R
ubi
acea
e P
erd
u
Hu
tan
Lia
r 8
9 U
ren
a lo
bata
L
Loh
ot-
loh
ot (
pun
gpu
ruta
n)
Mal
vace
ae
Per
du
L
adan
g, H
utan
L
iar
90
Ure
na
loba
ta L
S
ampi
lulu
t (p
ungp
uru
tan
) M
alva
ceae
pe
rdu
P
ingg
ir j
alan
, la
dan
g
Lia
r 9
1 Z
ingi
ber
am
ari
can
s B
L
Lep
pu
yan
g(L
empu
yan
g)
Zin
gib
erac
eae
Sem
ak
Lad
ang
B
udi
daya
9
2 Z
ingi
ber
off
icin
ale
R
Jah
e Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
dida
ya
93
Zin
gib
er p
urp
ure
um R
ox
b
Bun
gle(
Ben
gle)
Z
ingi
ber
acea
e T
ern
a L
adan
g
Bu
dida
ya
49
Lam
pir
an 4
Hab
itu
s sp
esie
s tu
mb
uhan
oba
t di
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
Hab
itu
s
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bu
ng
II
Pag
aran
Lam
bun
g II
I (S
pesi
es)
Po
hon
1.
An
tara
sa (
Lit
sea
cub
eba
) √
√
√
2.
Ap
okat
(P
erse
a a
mer
ica
na M
ill)
√
√
√
3.
Bak
udu
(M
ori
nda
cit
rifo
lia
) -
- √
4.
Bal
ik-b
alik
an
gin
(Mac
ara
ng
a tr
ilo
ba)
√
√
√
5.
Bel
imbi
ng
(Ave
rrh
oa c
ara
mbo
la L
) √
√
√
6.
Bu
nga
law
ang
(Syz
ygiu
m a
rom
atic
um L
) √
√
√
7.
Dau
n sa
lam
(S
yzyg
ium
pol
yan
thum
) √
√
√
8.
Du
ku (
La
nsiu
m d
om
esti
cum
Co
rr)
√
√
√
9.
Gam
bir
i (A
leu
rite
s m
olu
ccan
a)
√
√
√
10.
Har
ambi
r (C
oco
s n
ucif
era
L)
√
√
√
11.
Jen
gko
l (A
rch
iden
dro
n p
au
cifl
oru
m)
√
√
√
12.
Kin
a (C
inch
ona
pu
besc
ens)
-
- √
13.
Ku
lit
man
is (
Cin
nam
omu
m b
urm
ann
i)
√
√
√
14.
Man
ggi
s (G
arc
inia
ma
ngo
stan
a)
√
√
√
15.
Par
ira
(Par
kia
sp
ecio
sa H
assk
) √
√
√
16.
Pin
asa
(Art
ho
carp
us h
eto
phy
llus
) -
√
√
17.
Pin
ing
(Are
ca c
ate
chu
) √
√
√
18.
Pir
dot
(S
aura
uia
bra
cteo
sa D
C)
√
√
√
19.
Sag
a (A
bru
s p
reca
tori
us
) -
- √
20.
Sid
um
on
-du
mon
(F
icu
s ca
rica
) -
- √
21.
Tar
utu
ng
(Dur
io z
ibet
hinu
s M
urr
) -
√
√
22.
Tar
utu
ng
bela
nd
a (A
nno
na
mu
rica
ta)
√
√
√
50
Lam
pir
an 4
Hab
itu
s sp
esie
s tu
mb
uhan
oba
t di
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
(la
nju
tan
)
Hab
itu
s
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bun
g
II
P
agar
an L
amb
ung
III
(Spe
sies
)
Ter
na
/Her
ba
23.
Ban
dota
n (
Age
ratu
m c
on
yzo
ides
)
- √
√
24.
Bau
-bau
(A
ger
atu
m c
ony
zoid
es )
-
√
-
25.
Du
hut
begu
(S
onch
us
arv
ensi
s )
√
√
√
26.
Hu
nik
bun
gle
(Zin
gib
er p
urp
ure
um
)
- √
√
27.
In
ggu
(R
uta
ang
usti
foli
a)
- -
√
28.
Lan
gge
(H
om
alo
men
a c
ord
ata
)
- √
-
29.
Lid
ah b
uay
a (A
loe
vera
)
√
- √
30.
Pae
t-p
aet
(Eu
pato
riu
m o
dora
tum
)
- -
√
31.
Sal
im b
atu
k (A
coru
s ca
lam
us)
√
√
√
32.
To
bu
(Sac
har
um
off
icin
aru
m)
- √
-
33.
Ho
nas
(An
ana
s co
mo
cus
) √
√
√
34.
Am
pap
aga
(Cen
tela
asi
ati
ca)
- √
√
35.
Aso
m g
unu
ng
(Beg
on
ia s
p)
- √
-
36.
Baw
ang
mer
ah (
All
ium
cep
a )
√
-
-
37.
Baw
ang
puti
h (
All
ium
sat
ivum
)
√
√
√
38.
Ben
gku
ang
(Pac
hyr
rhiz
us
ero
sus
) √
√
√
39.
Bu
nga
ten
i m
anu
k (T
ag
etes
ere
cta
) √
-
-
40.
Gad
ong
(Ma
nih
ot
escu
lent
a )
√
√
√
41.
Hal
as (
Alp
inia
gal
an
ga )
√
√
√
42.
Has
ior
(Kae
mfe
ria
ga
lan
ga
)
- √
√
43.
Jah
e (Z
ing
iber
off
icin
ale
) √
√
√
44.
Ku
mis
ku
cin
g (O
rtho
sip
hon
ari
sta
tus
) √
√
√
51
Lam
pir
an 4
Hab
itu
s sp
esie
s tu
mb
uhan
oba
t di
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
(la
nju
tan
)
Hab
itu
s
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bu
ng
II
Pag
aran
Lam
bun
g II
I (S
pesi
es)
45.
Op
pu-o
ppu
(H
ymen
oca
llis
lit
thor
ali
s)
√
√
√
46.
Pan
dan
mu
san
g (P
and
an
us
am
ary
llif
oliu
s )
√
√
√
47.
Pis
ang
ram
ba
(Mu
sa z
ebri
na)
-
- √
48.
Pul
tak-
pu
ltak
(P
hys
ali
s a
ngu
lata
) √
√
√
49.
Ram
ba
teki
(C
yper
us r
otun
dus
)
- -
√
50.
Ria
s (E
tlin
gera
ela
tio
r)
√
√
√
51.
Rih
(m
pera
ta c
ylin
dri
ca)
√
√
√
52.
Su
ga-s
uga
(M
imos
a p
udic
a )
√
√
√
53.
Suh
at (
Col
oca
sia
esc
ulen
ta )
√
√
√
54.
Su
kki
t (B
leti
lla
str
iata
)
- -
√
55.
Tab
ar-t
abar
(C
ost
us
spec
iosu
s )
√
√
√
56.
Tep
uh
wiy
ang
(Em
ilia
so
nch
ifol
ia )
-
- √
57.
To
mu
law
ak (
Cu
rcu
ma
xa
ntho
rrhi
za)
√
√
√
Sem
ak
58.
An
tin
g-an
tin
g (A
caly
ph
a au
stra
lis)
-
√
√
59.
Ban
gun
-ban
gun
(P
lect
rant
hus
am
boi
nic
us
) √
√
√
60.
Bel
un
tas
cin
a (G
ynur
a s
eget
um )
-
- √
61.
Bu
nga
-bu
nga
pae
t (E
up
ato
rium
per
foli
atu
m)
√
√
-
62.
Din
gin
-din
gin
(K
alan
cho
e p
inna
ta)
√
√
√
63.
Gad
ongk
ian
(Z
ing
iber
off
icin
ale)
√
√
√
64.
Hat
iran
gga
(m
pati
ens
ba
lsa
min
a )
√
√
√
52
Lam
pir
an 4
Hab
itu
s sp
esie
s tu
mb
uhan
oba
t di
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
(la
nju
tan
)
Hab
itu
s
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bun
g
II
P
agar
an L
amb
un
g II
I (S
pesi
es)
65.
Kac
ang
ijo
(Ph
ase
olu
s a
ure
us)
√
√
√
66.
Kac
ang
pan
jan
g (V
igna
sin
ensi
s )
- √
-
67.
Ku
nyi
t (C
urc
uma
dom
esti
ca)
√
√
√
68.
Lep
pu
yan
g (Z
ing
iber
am
ari
cans
) √
√
√
69.
Men
iran
(P
hyl
lan
thu
s n
iru
ri )
√
-
√
70.
Nap
uran
(P
iper
bet
le )
√
√
√
71.
Sad
dud
uk
(Mel
aso
ma
ca
ndid
um)
√
√
√
72.
San
gge
-san
gge
(Cym
bo
po
gon
na
rdu
s )
√
√
√
73.
Sap
pod
ak (
Cli
dem
ia h
irta
)
- -
√
74.
Sib
agu
re (
Sid
a rh
om
bif
oli
a )
√
√
√
75.
Sid
uku
ng
anak
(P
hyl
anth
us
uri
nari
a )
-
√
-
76.
Sin
gko
ru (
Co
ix l
ach
rym
a)
- √
-
77.
Tin
ta-t
inta
(B
asel
la r
ubra
)
- -
√
78.
To
ppa
s pa
ra (
Mik
an
ia m
icra
nta)
√
√
√
Per
du
79.
Acc
imu
n ji
pan
g (S
echi
um e
dule
)
√
- √
80.
Att
ejau
(P
sid
ium
gu
aja
va)
√
√
√
81.
Bar
un
gge
(Mo
ring
a o
leif
era
) -
√
-
82.
Bay
am (
Am
ara
ntus
tri
colo
r )
√
√
√
83.
Bo
tik
(Car
ica
pap
aya
) √
√
√
84.
Bu
nga
cin
a (G
ard
enia
au
gust
a)
√
√
√
53
Lam
pir
an 4
Hab
itu
s sp
esie
s tu
mb
uhan
oba
t di
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
(la
nju
tan
)
Hab
itu
s
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bu
ng
II
Pag
aran
Lam
bun
g II
I (S
pes
ies)
85.
Bu
nga
ray
a (H
ibis
cus
rosa
-sin
ensi
s)
√
√
√
86.
Gal
ingg
ang
(Ca
ssia
ala
ta)
- √
-
87.
Gal
un
ggu
ng
(Blu
mea
ba
lsa
mif
era
)
- √
-
88.
Gam
bir
(U
nca
ria
gam
bir
) √
√
√
89.
Har
imo
nti
ng
(Rh
odo
myr
tus
tom
ento
sa )
√
√
√
90.
Hat
iran
gga
hau
(L
awso
nia
in
erm
is)
√
- -
91.
Jer
uk
nipi
s (C
itru
s a
ura
ntif
oli
a )
√
√
√
92.
Lo
hot
-lo
hot
(Ure
na l
oba
ta)
- -
√
93.
Nas
i-n
asi
(Sa
uro
pus
an
dro
gyn
us
) √
√
√
94.
Pal
ia (
Leu
caen
a g
lauc
a)
√
- √
95.
Pis
ang
(Mu
sa P
ara
dis
iaca
)
√
√
√
96.
Rec
ce-r
ecce
(C
assi
a sp
) √
-
-
97.
Rim
ban
g (S
ola
num
to
rvu
m )
√
√
√
98.
Rin
tua
(Mo
rin
da l
ucid
a )
-
√
√
99.
Sal
ak (
Sala
cca
za
lacc
a )
√
√
√
100
. Sam
pil
ulu
t (U
rena
lob
ata
) √
√
√
101
. Un
te p
angi
r (C
itru
s h
ystr
ix )
√
√
√
Lia
na
102
. A
ccim
un
(C
ucu
mis
sa
tivu
s)
√
√
√
103
. Je
lok
(Cu
curb
ita
mo
sch
ata
)
√
√
√
104
. S
arin
dan
(M
acr
oso
len
fla
mm
eus
) √
√
√
54
Lam
pir
an 4
Hab
itu
s sp
esie
s tu
mb
uhan
oba
t di
Kam
pun
g P
agar
an L
ambu
ng
(la
nju
tan
)
Hab
itu
s
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bun
g
II
P
agar
an L
amb
un
g II
I (S
pesi
es)
Pa
ku
-pa
ku
an
105
. S
amp
ilp
il (
Gle
ich
enia
lin
eari
s)
- √
-
106
. S
iru
ng
guk
(Sel
agi
nell
a d
oed
erle
inii
)
- √
√
107
. T
and
ian
g n
ahap
ulu
han
(C
ibo
tiu
m b
aro
met
z )
- √
√
Pa
lem
-pal
ema
n
108
. B
agot
(A
ren
ga
pinn
ata
)
- √
√
55
Lam
pir
an 5
Sp
esie
s tu
mbu
han
ob
at d
ari
hu
tan
No
Nam
a S
pes
ies
Pag
aran
Lam
bun
g I
Pag
aran
Lam
bun
g I
I P
agar
an L
amb
ung
III
1 A
nta
rasa
(L
itse
a c
ube
ba
) √
√
√
2
Aso
m g
unu
ng
(Beg
onia
sp
) -
√
- 3
Bag
ot
(Are
nga
pin
nata
)
- √
√
4
Bal
ik-b
alik
an
gin
(M
aca
ran
ga t
rilo
ba)
√
√
√
5 B
au-b
au (
Ag
erat
um c
onyz
oide
s )
- √
-
7 B
unga
-bu
nga
pae
t (E
upa
tori
um
per
foli
atu
m)
√
√
- 8
Dau
n s
alam
(S
yzyg
ium
po
lya
nth
um
) √
√
√
9
Gal
ingg
ang
(Cas
sia
ala
ta)
- √
-
11
G
amb
ir (
Un
cari
a g
am
bir)
√
√
√
1
2
Gam
bir
i (A
leu
rite
s m
oluc
cana
) √
√
√
1
3
Ing
gu (
Ru
ta a
ngu
stif
oli
a)
- -
√
14
Je
ngk
ol
(Arc
hide
nd
ron
pau
cifl
oru
m)
√
√
√
15
K
ina
(Cin
cho
na
pub
esce
ns)
-
- √
1
6
Lan
gge
(H
om
alom
ena
co
rda
ta )
-
√
- 1
7
Loh
ot-
loh
ot (
Ure
na
loba
ta)
- -
√
18
P
aet-
pae
t (E
up
ator
ium
od
ora
tum
)
- -
√
20
P
arir
a (P
ark
ia s
pec
iosa
Has
sk)
√
√
√
21
P
ird
ot
(Sa
ura
uia
bra
cteo
sa D
C)
√
√
√
22
P
isan
g ra
mb
a (M
usa
zeb
rina
) -
- √
2
3
Ria
s (E
tlin
ger
a e
lati
or)
√
√
√
24
S
add
udu
k (M
ela
som
a c
an
did
um
) √
√
√
2
5
Sag
a (A
bru
s pr
eca
tori
us )
-
- √
2
6
Sal
im b
atu
k (A
coru
s ca
lam
us)
√
√
√
2
9
Sar
inda
n (
Ma
cros
ole
n f
lam
meu
s )
√
√
√
31
S
ingk
oru
(C
oix
lac
hry
ma
) -
√
- 3
2
Sir
un
ggu
k (S
elag
inel
la d
oed
erle
inii
)
- √
√
3
3
Su
kkit
(B
leti
lla
str
iata
)
- -
√
35
T
and
ian
g na
hap
ulu
han
(C
ibot
ium
bar
om
etz
) -
√
√
36
T
arut
ung
(Du
rio
zib
eth
inus
Mu
rr)
- √
√
3
7
Tep
uh
wiy
ang
(Em
ilia
son
chif
oli
a )
-
- √
38
T
opp
as p
ara
(Mik
ania
mic
ran
ta)
√
√
√
56
Lam
pir
an 6
Pen
gelo
mpo
kan
spes
ies
tum
buh
an o
bat
ber
das
arka
n k
elo
mp
ok
pen
yak
it/p
eng
gun
aan
(Z
uhu
d et
al.
20
00)
N
o
Kel
om
pok
pen
yak
it
Mac
am
pen
yaki
t/
pen
ggu
naa
n
S
pesi
es t
um
bu
han
1
P
enaw
ar R
acu
n
Pen
awar
rac
un u
lar
dan
p
engg
un
aan
lai
nnya
1A
rth
oca
rpus
het
op
hyll
us L
2
Pen
gob
atan
L
uka
L
uka
bak
ar, l
uka
mem
ar
dan
pen
ggu
naa
n la
inn
ya
1M
usa
Pa
rad
isia
ca L
, 2P
iper
bet
le L
, 3Z
ing
iber
off
icin
ale
, 4C
ente
la a
sia
tica
, 5A
caly
pha
a
ustr
ali
s,
6U
ren
a
lob
ata,
7A
ger
atu
m
cony
zoid
es
L,
8A
loe
vera
, 9P
ark
ia s
pec
iosa
Has
sk,
11E
upa
tori
um
od
ora
tum
L,
12B
leti
lla
str
iata
Thu
nb
, 1
3U
rena
lo
ba
ta
L,
14M
ika
nia
m
icra
nta
, 1
5L
itse
a cu
beb
a
Per
s,
16A
ger
atu
m
con
yzo
ides
L
, 1
7B
lum
ea
bals
am
ifer
a
L,
18M
ori
nga
o
leif
era
, 1
9E
upa
tori
um
pe
rfo
lia
tum
L, 2
0L
an
tan
a c
am
ara
, 2
1G
leic
hen
ia l
inea
ris
3
Pen
yaki
t G
igi
Sak
i gi
gi,
dan
p
engg
un
aan
lai
nnya
1Sy
zyg
ium
aro
ma
ticu
m L
, 2P
iper
bet
le L
, 3A
reca
cat
ech
u, 4
Sol
anu
m t
orv
um
L,
5R
uta
ang
ust
ifol
ia L
, 6U
nca
ria
gam
bir
4
Pen
yaki
t G
inja
l G
inja
l, k
enci
ng
batu
, da
n
pen
ggu
naa
n l
ainn
ya
1O
rth
osip
hon
ari
stat
us
(BI)
Miq
, 2P
hyl
lant
hus
nir
uri
L
5
Pen
yaki
t Ja
ntun
g S
akit
jan
tun
g, s
tro
ke,
tek
anan
dar
ah t
ing
gi d
an
pen
ggu
naa
n l
ainn
ya
1P
hys
ali
s a
ngu
lata
L,2
Ave
rrh
oa
cara
mb
ola
L,
3O
rth
osip
hon
ari
sta
tus
(BI)
Miq
, 4C
ucu
rbit
a m
osch
ata
L,
5C
ari
ca p
ap
aya
, 6G
arc
inia
man
gos
tan
a L
, 7S
ola
num
to
rvu
m L
,8A
nn
ona
mu
rica
ta L
, 9P
and
anu
s a
ma
ryll
ifol
ius
Rox
b,
10E
chiu
m e
dule
S
W,
11S
yzyg
ium
po
lyan
thu
m,
12M
ori
nda
cit
rifo
lia
, 1
3A
rchi
den
dro
n p
auci
flor
um
(B
enth
.) N
iels
en,
14M
acro
sole
n f
lam
meu
s D
anse
r, 1
5 Co
stu
s sp
ecio
sus
Sm
ith
6
Pen
yaki
t K
hus
us
Wan
ita
Ter
lam
bat
hai
d, h
aid
te
rlal
u b
anya
k, d
an
pen
ggu
naa
n l
ainn
ya
1P
hyl
lant
hus
nir
uri
L,2
Cu
rcum
a do
mes
tica
, 3C
yper
us
rotu
ndu
s L
,
7
Pen
yaki
t K
uli
t B
isu
l, k
urap
, ga
tal,
ku
dis
, da
n p
eng
gun
aan
lain
nya
1P
hys
ali
s a
ngu
lata
L,
2P
iper
bet
le L
, 3C
itru
s au
ran
tifo
lia
Sw
ingl
e, 4
Zin
gibe
r of
fici
nal
e,
5 Kae
mfe
ria
ga
lan
ga
Lin
n,
6A
lpin
ia
ga
lan
al
L,
7P
ark
ia
spec
iosa
H
assk
, 8U
ren
a lo
bata
L
, 9M
usa
ze
bri
na,
1
0A
lliu
m
sati
vum
L
, 1
1K
alan
choe
pi
nn
ata,
12E
mil
ia s
on
chif
olia
[L
]. D
C,
13C
ibo
tiu
m b
aro
met
z, 1
4C
ass
ia a
lata
57
Lam
pir
an 6
Pen
gelo
mpo
kan
spes
ies
tum
buh
an o
bat
ber
das
arka
n k
elo
mp
ok
pen
yak
it/p
eng
gun
aan
(Z
uhu
d et
al.
20
00)
N
o
Kel
om
pok
pen
yak
it
Mac
am
pen
yaki
t/
pen
ggu
naa
n
S
pesi
es t
um
bu
han
9
Pen
yaki
t M
ata
Sak
it m
ata,
rab
un s
enja
, d
an p
eng
gun
aan
lain
nya
1P
iper
bet
le L
, 2C
ente
la a
sia
tica
, 3So
lan
um t
orv
um L
10
Pen
yaki
t M
ulu
t G
usi
ben
gkak
, sa
riaw
an,
dan
pen
ggu
naa
n la
inn
ya
1Im
pera
ta c
ylin
dric
a,
2P
iper
bet
le L
, 3P
lect
rant
hu
s am
boin
icu
s L
our
, 4A
ren
ga
pin
nat
a M
err
11
Pen
yaki
t O
tot
dan
Per
send
ian
A
sam
ura
t, r
emat
ik,
saki
t o
tot,
sak
it p
erse
ndi
an,
saki
t p
ingg
ang,
dan
p
engg
un
aan
lai
nnya
1P
hys
ali
s an
gul
ata
L,
2Im
per
ata
cyli
nd
rica
, 3P
erse
a a
mer
ica
na M
ill,
4B
ase
lla
rub
ra
Lin
n,
5Im
pa
tien
s ba
lsa
min
a
Lin
n,
6P
lect
rant
hus
am
boin
icu
s L
ou
r,
7G
arci
nia
ma
ngo
sta
na L
, 8S
ola
num
to
rvu
m L
, 9A
nno
na
mur
ica
ta L
, 1
0M
orin
da
citr
ifo
lia,
11E
lag
inel
la d
oed
erle
inii
Hie
ron
, 1
2V
igna
sin
ensi
s L
, 1
3H
ymen
oca
llis
li
ttho
rali
s, 14
Blu
mea
bal
sam
ifer
a L
1
2 T
on
iku
m
Ob
at k
uat
, to
nik
um
, p
enam
bah
naf
su m
akan
, d
an p
eng
gun
aan
lain
nya
1M
an
ihot
esc
ulen
ta C
ran
tz,
2Z
ing
iber
am
aric
an
s, 3
Cur
cum
a d
omes
tica
13
Pen
yaki
t S
alu
ran
P
ence
rnaa
n
Maa
g, k
emb
ung,
mas
uk
angi
n,
diar
e, d
an
pen
ggu
naa
n l
ainn
ya
1P
hys
ali
s a
ngu
lata
L
, 2L
ansi
um
do
mes
ticu
m
Co
rr,
3A
mar
an
tus
tric
olo
r L
, 4D
urio
zi
bet
hin
us
Mu
rr,
5P
ach
yrrh
izu
s er
osu
s L
, 6C
urcu
ma
d
om
esti
ca,
7M
ela
som
a c
and
idu
m D
. D
on,
8C
aric
a p
ap
aya
, 9C
oco
s n
uci
fera
L,
10U
rena
lo
ba
ta,
11Z
ing
iber
off
icin
ale,
12A
nno
na
mu
rica
ta L
, 1
3S
alac
ca z
ala
cca
Vo
ss,
14A
rth
oca
rpus
he
top
hyl
lus
L,
15S
yzyg
ium
p
oly
anth
um
, 1
6C
lid
emia
h
irta
L
, 1
7F
icu
s ca
rica
L
, 1
8So
nch
us
arv
ensi
s L
, 1
9M
acr
oso
len
fl
amm
eus
Dan
ser,
2
0M
anih
ot
escu
len
ta
Cra
ntz,
2
1M
usa
P
ara
disi
aca
L
, 2
2B
ase
lla
ru
bra
Lin
n,2
3S
aura
uia
bra
cteo
sa D
C,
24A
caly
pha
aus
tra
lis,
25C
ucu
rbit
a m
osch
ata
L,
26M
orin
da
luci
da
Ben
th,
27R
ho
dom
yrtu
s to
men
tosa
(W
.Ait
),
28Z
ingi
ber
purp
ure
um
R
ox
b,
29P
hyla
nth
us
uri
nari
a L
, 30
Eup
ato
rium
pe
rfo
liat
um
L,
31 C
ass
ia s
p, 3
2A
nan
as c
omo
cus
1
4 P
enya
kit
Sal
ura
n
Per
naf
asan
/TH
T
Bat
uk,
flu
, in
flu
enza
, p
ilek
, ses
ak n
afas
, da
n
pen
ggu
naa
n l
ainn
ya
1Z
ing
iber
off
icin
ale,
2Sy
zyg
ium
aro
ma
ticu
m L
,3C
itru
s hy
stri
x D
C,
4P
iper
bet
le
L,5
Ple
ctra
nth
us
am
boin
icu
s L
ou
r, 6
Cen
tela
asi
ati
ca,
7M
imo
sa p
ud
ica
L,
8C
itru
s au
ran
tifo
lia
S
win
gle,
9K
aem
feri
a ga
lan
ga
Lin
n,
10C
inn
amo
mu
m
bur
ma
nni
, 1
1A
coru
s ca
lam
us,
12A
lpin
ia g
ala
na
l L
, 1
3Z
ingi
ber
pur
pu
reu
m R
oxb
, 1
4B
lum
ea
bals
am
ifer
a L
, 15H
ylan
thus
uri
nari
a
58
Lam
pir
an 6
P
enge
lom
pok
an s
pes
ies
tum
buh
an o
bat
ber
dasa
rkan
kel
om
po
k p
enya
kit/
pen
ggu
naa
n (Z
uhu
d e
t al
. 2
000
) N
o
Kel
om
pok
pen
yak
it
Mac
am
pen
yaki
t/
pen
ggu
naa
n
S
pesi
es t
um
bu
han
15
Per
awat
an
Keh
amil
an
dan
P
ersa
lina
n
Per
awat
an s
esud
ah
mel
ahir
kan
/per
sali
nan
, d
an p
eng
guna
an l
ain
nya
1P
lect
rant
hus
amb
oin
icus
L
ou
r,
2C
ari
ca
pap
aya
, 3K
aem
feri
a
gala
nga
L
inn
, 4Sa
uro
pu
s a
ndro
gyn
us M
err,
5C
urc
uma
dom
esti
ca L
16
Per
awat
an K
uli
t P
engh
alu
s ku
lit,
p
eraw
atan
mu
ka,
dan
p
engg
un
aan
lai
nnya
1P
erse
a am
eric
an
a M
ill,
2C
itru
s h
ystr
ix
DC
, 3 C
itru
s au
rant
ifo
lia
Sw
ingl
e,
4M
ori
nd
a ci
trif
oli
a
17
Dem
am
Dem
am,
pen
uru
n p
anas
, d
an p
eng
gun
aan
lain
nya
1L
ans
ium
do
mes
ticu
m
Co
rr,2
Zin
gib
er
offi
cin
ale,
3Im
per
ata
cyli
ndri
ca,
4A
verr
hoa
ca
ram
bo
la
L,
5C
oix
la
chry
ma-
job
i L
, 6C
ymb
opo
gon
n
ard
us
L,
7P
lect
rant
hus
am
boi
nicu
s L
our
, 8C
ente
la
asi
ati
ca,
9H
ibis
cus
rosa
-sin
ensi
s,
10 C
urc
um
a d
omes
tica
, 1
1 Cu
cum
is s
ati
vus,
12C
aric
a p
apa
ya,
13C
oco
s n
ucif
era
L,
14P
sid
ium
g
uaj
ava
, 1
5G
ard
enia
au
gus
ta,
16S
echi
um
ed
ule
S
W,
17S
yzyg
ium
po
lya
nthu
m,
18A
coru
s ca
lam
us,
19Si
da
rh
omb
ifol
ia
L,2
0R
uta
a
ngu
stif
olia
L
, 2
1M
aca
ran
ga
tril
ob
a M
uel
l. A
rg,
22E
tlin
ger
a el
atio
r, 2
3G
ynur
a s
eget
um (
Lo
ur.)
M
err,
2
4P
hase
olu
s a
ureu
s,
25Z
ing
iber
p
urp
ure
um
Ro
xb,
26S
ach
aru
m
offi
cin
aru
m,
27P
hyl
an
thu
s u
rin
ari
a L
, 2
8A
lliu
m c
epa
L,
29H
om
alo
men
a c
ord
ata
S
chot
t, 3
0B
ego
nia
sp
18
Lai
n-l
ain
B
ron
chit
is, m
alar
ia,
dia
bete
s, a
nti
kan
ker,
sa
kit
kuku
/cen
ten
gan,
m
enye
hatk
an r
ambu
t
1A
lpin
ia
ga
lana
l L
, 2A
bru
s p
reca
tori
us
L,
3S
aura
uia
bra
cteo
sa
DC
,4U
rena
lo
ba
ta,
5 Cin
cho
na p
ube
scen
s V
ahl,
6M
acr
oso
len
fla
mm
eus
Dan
ser,
7P
hyl
ant
hus
urin
ari
a
L,
8L
aw
son
ia
iner
mis
, 9C
oloc
asi
a
escu
len
ta
Sch
ott
, 1
0L
ansi
um
do
mes
ticu
m C
orr,
11O
rtho
sip
hon
ari
stat
us (
BI)
Miq
, 1
2S
alac
ca z
ala
cca
Vo
ss,
13A
rch
iden
dro
n
pa
ucif
loru
m
(Ben
th.)
N
iels
en,
14A
nno
na
mur
ica
ta
L,
15P
and
anu
s a
ma
ryll
ifol
ius
Ro
xb
59
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g
Nam
a L
oka
l B
agia
n
yan
g d
igu
nak
an
Man
faat
C
ara
pen
gola
han
C
ara
pem
akai
an
Do
sis
Acc
imu
n (m
enti
mu
n)
Bu
ah
Hip
erte
nsi
, pan
as
Lan
gsu
ng
dim
akan
D
imak
an
lan
gsun
g d
an
dio
les
1 b
uah
Acc
imu
n ji
pan
g (L
abu
sia
m)
Dau
n,
buah
P
enu
run
p
anas
, d
arah
ti
ngg
i,
tip
us
Dij
adik
an s
ayu
r D
imak
an
2 b
uah
Am
pap
aga
(peg
agan
) D
aun
lu
ka
baka
r,
rem
atik
, h
epat
itis
, ca
mp
ak,
dem
am,
saki
t te
ngg
oro
kan
, m
ata
mer
ah,
bat
uk
dar
ah,
mim
isan
, d
an c
acin
gan
.
Dau
n d
ireb
us d
enga
n a
ir l
alu
air
re
busa
n d
imin
um
Dim
inum
se
gen
gga
m
An
tara
sa
(Kra
nge
an)
kuli
t k
ayu
O
bat
lu
ka
Men
gole
skan
len
dir
bat
ang
pad
a lu
ka
Dio
lesk
an
secu
kup
ny
a A
nti
ng-
anti
ng
Dau
n
Lu
ka
gore
s,
sem
bel
it,
peg
al-
peg
al
Dau
n d
ireb
us
Dim
inum
, d
ibas
uhk
an
1/2
p
eriu
k
keci
l A
pok
at(A
lpu
kat)
D
aun
, B
uah
S
akit
pin
ggan
g, r
emat
ik,
dar
ah
tin
ggi,
mem
per
halu
s ku
lit
Reb
us d
aun
lalu
min
um
air
nya
D
imin
um
8 h
elai
Aso
m g
unu
ng
B
atan
g, d
aun
D
emam
D
aun
dir
ebu
s, d
imin
um
air
nya
D
imin
um
sete
nga
h
per
iuk
A
ttej
au
(Jam
bu
b
iji)
B
uah
, D
aun
D
iare
, de
mam
ber
dar
ah,
dia
re
Pu
cuk
dau
n la
ngs
ung
dim
akan
d
an b
uah
lan
gsu
ng
dim
akan
D
imak
an
3 p
ucu
k, 1
b
uah
Bag
ot (
Are
n)
Air
are
n
Sar
iaw
an
Dit
uak
D
imin
um
1 g
elas
Bak
udu
(M
engk
udu
) B
uah
H
iper
ten
si,
maa
g,
reu
mat
ik,
keto
mb
e b
uah
d
ipar
ut,
sete
lah
d
ipar
ut
dis
arin
g sa
mb
il
dip
eras
ai
rnya
d
imin
um
Dim
inum
3
bua
h
Bal
ik-b
alik
an
gin
d
aun
O
bat
dem
am
Dau
n d
iren
dam
dal
am a
ir h
anga
t,
dio
lesk
an k
e ba
dan
D
iole
skan
5
hel
ai
Ban
dota
n
Dau
n
luka
ber
dar
ah
Dau
n
dire
mas
la
lu
dit
emp
el
ke
luka
D
item
pelk
an
seke
pal
ta
nga
n
60
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n ya
ng
dig
un
akan
M
anfa
at
Car
a p
engo
lah
an
Car
a p
emak
aian
D
osi
s
Ban
gun
-b
angu
n
(Dau
n ji
nte
n)
Dau
n
Sar
iaw
an,
dem
am,
asm
a da
n
bat
uk,
saki
t ke
pal
a, r
emat
ik,
mer
per
ban
yak
asi
Dau
n
dit
um
buk
ha
lus
lalu
d
imas
ak
den
gan
sa
ntan
ke
lap
a,
sete
lah
m
asak
d
imak
an
sem
ua,
D
aun
se
gar
dic
uci
be
rsih
la
lu
dim
emar
kan
, te
mpe
lkan
di
kep
ala
dan
pel
ipis
.
Dim
akan
, d
imin
um d
an
dit
empe
lkan
1 i
kat
Bar
un
gge
Dau
n
Lu
ka
Dau
n d
irem
as
Dit
emp
elk
an
seke
pal
tan
gan
B
au-b
au
(bab
ando
tan
) D
aun
L
uka
D
irem
as
Dit
emp
elk
an
seke
pal
tan
gan
Baw
ang
mer
ah
Rim
pan
g
Dem
am
paru
t ba
wan
g m
erah
se
cuku
pn
ya,
cam
pur
den
gan
min
yak
balu
rkan
ke
bad
an
Dio
lesk
an
7 s
iun
g
Baw
ang
puti
h
Um
bi
Pen
ghan
gat
bad
an,
bis
ul
Baw
ang
puti
h
dit
umb
uk
dica
mp
ur
den
gan
m
inya
k
Dio
lesk
an
2 s
iun
g
Bay
am
Dau
n
Dar
ah r
end
ah,
mel
anca
rkan
p
ence
rnaa
n
Reb
us
jad
i sa
yur
Dim
inu
m
dan
dim
akan
1
ika
t b
ayam
Bel
imbi
ng
B
uah
D
arah
tin
ggi
, p
anas
bu
ahn
ya d
iper
as l
alu
dim
inum
D
imin
um
2
bua
h
Bel
un
tas
cina
(D
aun
dew
a)
Dau
n
Dem
am
Dit
um
bu
k ca
mp
ur a
ir l
alu
dip
eras
D
imin
um
se
gen
ggam
Ben
gku
ang
B
uah
(um
bi)
M
aag
P
aru
t be
ngk
oan
gnya
la
lu
airn
ya
dim
inu
m,
dim
akan
lan
gsu
ng
Dim
inu
m
dan
Dim
akan
la
ngs
un
g
2 u
mb
i
Bo
tik(
pep
aya)
Bu
ah,
dau
n
Pen
cern
aan
, h
iper
ten
si,
dem
am
ber
dara
h,
mel
anca
rkan
AS
I,
dar
ah t
ing
gi
Dau
n
ters
ebu
t d
itu
mb
uk,
ke
mu
dian
d
icam
pur
den
gan
ai
r,
dire
mas
d
an
dir
ebus
, ke
mu
dia
n ai
rnya
dim
inu
m.
Bua
h d
ikon
sum
si l
angs
ung.
Dim
inu
m
dan
Dim
akan
la
ngs
un
g
2 h
elai
dau
n,
1
bua
h
Bu
nga
cin
a (k
aca
piri
ng)
D
aun
D
emam
D
aun
dir
ebu
s D
imin
um
se
gen
ggam
61
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n ya
ng
dig
un
akan
M
anfa
at
Car
a p
engo
lah
an
Car
a pe
mak
aian
D
osi
s
Bu
nga
law
ang
(Cen
gkeh
) B
iji,
dau
n B
atu
k, f
lu,
saki
t gi
gi
bua
h
dan
d
aun
di
rebu
s la
lu
airn
ya
dim
inum
), b
uah
cen
gkeh
dim
akan
lan
gsu
ng
D
imin
um
d
an
Dim
akan
20
hel
ai
Bu
nga
Ray
a D
aun
D
emam
D
aun
dir
emas
den
gan
air
D
iko
mp
res
sege
ngg
am
Bu
nga
te
ni
man
uk
D
aun
O
bat
lu
ka
dau
n y
ang
mas
ih m
uda
kem
udia
n d
irem
as-
rem
as d
enga
n t
anga
n s
ampa
i k
elu
ar s
arin
ya
dan
dit
emp
elk
an p
ada
bagi
an y
ang
luk
a
Dit
emp
elk
an
seke
pal
ta
nga
n
Bu
nga
-bu
nga
pae
t D
aun
O
bat
maa
g, l
uka
O
bat
m
aag,
d
aun
dan
bu
nga
di
rebu
s,
dim
inum
. U
ntu
k lu
ka,
dau
n d
irem
as,
airn
ya
dio
lesk
an k
e lu
ka
Dim
inu
m d
an
dite
mpe
lkan
se
gen
ggam
Dau
n sa
lam
D
aun
S
akit
kep
ala
, sa
kit
per
ut,
dar
ah t
ing
gi
Dau
n d
ireb
us
dan
dim
inu
m a
irn
ya
Dim
inu
m
sege
ngg
am
Din
gin
din
gin
(co
cor
beb
ek)
Dau
n
Bis
ul,
dem
am
Dir
emas
dan
dit
um
bu
k la
lu d
iper
as
Dit
emp
elk
a,
diko
mp
resk
an
seke
pal
ta
nga
n
Du
hut
Beg
u
(tem
pu
yun
g)
Dau
n
Ob
at s
akit
per
ut
Dir
ebus
, ai
rnya
dim
inu
m
Dim
inu
m
sege
ngg
am
Du
ku
kuli
t b
atan
g D
iab
etes
, ob
at
dis
entr
i, d
emam
K
uli
t ba
tan
g d
ireb
us
lalu
air
nya
dim
inu
m
Dim
inu
m
sete
nga
h pa
nci
kec
il
Gad
ong
(Sin
gko
ng)
D
aun
dan
u
mb
i R
emat
ik,
Lu
ka
dan
m
enin
gkat
kan
st
amin
a, s
akit
p
eru
t
Dau
n s
ingk
on
g d
itu
mbu
k de
nga
n j
ahe
dan
ka
pu
r si
rih
lal
u d
itab
urk
an k
e b
agia
n l
uka
d
an d
apat
dij
adik
an s
ayu
r
Dim
akan
dan
di
tabu
r D
aun
1
gen
gga
m,
3
umb
i
Gad
ongk
ian
U
mb
i S
akit
per
ut
Um
bi
dir
ebus
sam
pai
mat
ang
Dim
akan
1/
2 pr
iuk
G
alin
ggan
g
Dau
n
Pan
u,
kura
p
Dit
um
bu
k ca
mp
ur k
apu
r si
rih
Dit
emp
elk
an
secu
kup
nya
Gal
un
ggu
ng
(sem
bun
g)
Dau
n,
akar
L
uka
, re
mat
ik,
bat
uk
Dir
emas
dan
dir
ebu
s D
item
pel
kan
da
n d
imin
um
se
gen
ggam
62
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n ya
ng
dig
un
akan
M
anfa
at
Car
a p
engo
lah
an
Car
a p
emak
aian
D
osi
s
Gam
bir
D
aun
S
akit
gig
i D
aun
dit
um
bu
k s
ampa
i ge
tah
nya
kel
uar
lalu
dij
emu
r sa
mp
ai k
erin
g D
imak
an
2 h
elai
Gam
bir
i (k
emir
i)
Bij
i B
isu
l, m
enum
bu
hak
an
kum
is
Bij
i di
baka
r sa
mp
ai g
oso
ng
lalu
isi
bij
i d
igo
sok
ke p
aran
g la
lu d
iole
s ke
bis
ul
Dio
les
5 b
iji
Hal
as
(Len
gku
as)
Dau
n d
an
Rim
pan
g
Ku
rap
dan
pan
u, b
au
bad
an,
bat
uk
Dau
n
dir
ebus
d
enga
n
air
dan
ai
rnya
d
imin
um,
rim
pan
g d
igo
sok
kan
ke
b
agia
n k
ulit
yan
g te
rken
a ja
mu
r
Dim
inu
m
dan
d
igo
sokk
an
sege
ngg
am
Har
ambi
r (K
elap
a)
akar
, b
uah
D
emam
, d
iare
A
kar
d
ireb
us
lalu
d
imin
um
, A
ir
bu
ah
kela
pa
mu
da l
angs
un
g d
imin
um
D
imin
um
se
ten
gah
p
eriu
k
Har
imo
nti
ng
bua
h
Ob
at s
akit
per
ut
Bu
ah l
angs
un
g d
mak
an
Dim
akan
se
cuku
pn
ya
Has
ior
(Ken
cur)
ri
mp
ang
B
atu
k, p
erut
kem
bu
ng,
d
iare
,gat
al-g
atal
, p
engh
anga
t b
adan
, pas
ca
mel
ahir
kan
Rim
pan
g d
ipar
ut
lalu
air
nya
dia
mb
il
Dim
inu
m
3 r
imp
ang
Hat
iran
gga
hau
D
aun
sa
kit
kuku
/can
ten
ga
Dau
n d
itum
bu
k D
item
pel
S
egen
gga
m
Hat
iran
gga
(Pac
ar
air)
D
aun
B
engk
ak
karn
a p
atah
tu
lan
g,
tert
usu
k
tula
ng
ikan
pad
a te
ngg
oro
kan
Dau
n d
itu
mbu
k h
alu
s la
lu d
item
pel
kan
p
ada
yan
g b
engk
ak.
Unt
uk k
om
pre
s d
an
men
cuci
yan
g b
engk
ak,
dau
n a
ttir
ang
ga
dir
ebu
s sa
mp
ai
men
did
ih,
lalu
d
idin
gin
kan
dan
air
reb
usa
n d
igu
nak
an
unt
uk
men
cuci
dan
am
pas
reb
usa
n u
ntu
k d
item
pelk
an p
ada
yan
g b
engk
ak
Dit
emp
elk
an
sege
ngg
am
Ho
nas
(Nen
as)
Bu
ah t
ua
Sem
bel
it
Bu
ah l
angs
un
g d
imak
an
Dim
akan
1
/2 b
uah
H
uni
k B
un
gle
R
imp
ang
B
atu
k, d
emam
, se
mb
elit
R
imp
ang
dip
aru
t la
lu a
irn
ya d
iam
bil
D
imin
um
2
rim
pan
g
Hu
nik
Kun
yit)
R
imp
ang
N
afsu
mak
an,
mu
al-m
ual
, lu
ka s
etel
ah m
elah
irk
an,
dia
re,
maa
g, d
emam
b
erd
arah
, sak
it p
eru
t
Ku
nyi
t di
paru
t la
lu d
icam
pur
den
gan
air
h
anga
t se
gela
s d
an l
ansu
ng
dim
inu
m
Dim
inu
m
3 r
imp
ang
Ingg
u
Dau
n
Dem
am,
saki
t gi
gi
Dir
ebus
dan
dit
um
bu
k
Dim
inu
m,
dit
empe
lkan
se
gen
ggam
63
L
amp
iran
7 C
ara
pen
gola
han
dan
pen
ggu
naa
n tu
mb
uha
n o
bat
yan
g d
iman
faat
kan
mas
yara
kat
Kam
pun
g P
agar
an L
amb
ung
(la
nju
tan
)
Nam
a L
oka
l B
agia
n
yan
g d
igu
nak
an
Man
faat
C
ara
pen
gola
han
C
ara
pem
akai
an
Do
sis
Jahe
R
imp
ang
B
atu
k, p
anas
, m
asu
k an
gin
rebu
s ja
he
dan
ta
mba
hka
n
gula
are
n l
alu
min
um
D
imin
um
2 r
imp
ang
Jelo
k (L
abu)
B
uah
, d
aun
M
aag,
dar
ah t
ingg
i D
ijad
ikan
say
ur
Dim
akan
1
bua
h
Jeru
k ni
pis
Bu
ah
Per
naf
asan
pil
ek,
batu
k, j
eraw
at
Dip
eras
, dic
ampu
r gu
la
dim
inu
m
3 b
uah
Jo
rin
g (j
engk
ol)
ku
lit
bat
ang
Dar
ah t
ing
gi,
kenc
ing
man
is
Ku
lit
bat
ang
dir
ebu
s la
lu
airn
ya d
imin
um
D
imin
um
4 j
ari
Kac
ang
ijo
B
iji
Dem
am
Dij
adik
an b
ub
ur
dim
akan
se
cuku
pn
ya
Kac
ang
pan
jan
g
Dau
n
saki
t p
ingg
ang
Dir
ebus
lal
u a
irn
ya d
imin
um
Dim
inum
se
gen
ggam
K
ina
kuli
t b
atan
g M
alar
ia, s
akit
pin
gga
ng
D
ireb
us l
alu
air
nya
dim
inum
D
imin
um
3 j
ari
Ku
lit
man
is
(Kay
u m
anis
) K
uli
t ba
tan
g
Bat
uk
Ku
lit
bata
ng
dike
rin
gka
n
lalu
dim
akan
lan
gsun
g
Dim
akan
3
jar
i
Ku
mis
ku
cin
g
Dau
n
Pen
yaki
t G
inja
l,
Rem
atik
, as
am
ura
t, k
enci
ng
bat
u,
diab
etes
, d
arah
ti
ngg
i
Dau
n d
ireb
us
Dim
inum
se
ten
gah
p
eriu
k
Lan
gge
D
aun
O
bat
dem
am/k
om
pre
s D
aun
ya
ng
ham
pir
b
usu
k d
ibu
at d
iken
ing
Dit
empe
lkan
se
cuku
pn
ya
Lep
pu
yan
g
Rim
pan
g
Pen
amb
ah n
apsu
mak
an
Dim
akan
lan
gsun
g
Dim
akan
2
rim
pan
g
Lid
ah b
uay
a D
agin
g d
aun
P
enyu
bu
r ra
mbu
t da
n
pen
uru
n p
anas
, lu
ka b
akar
D
agin
g d
aun
dik
ram
as,
D
ikra
mas
dan
d
iko
mpr
es
3 h
elai
Lo
hot
-lo
hot
(pun
gpu
ruta
n)
Dau
n,
akar
L
uka
, re
mat
ik,
bisu
l D
irem
as d
an d
ireb
us
Dit
empe
lkan
d
an d
imin
um
se
ten
gah
p
eriu
k k
ecil
M
ang
gis
Ku
lit
bat
ang,
ku
lit
bu
ah
Asa
m u
rat,
hip
erte
nsi
D
iker
ingk
an l
alu
dir
ebus
D
imin
um
3 j
ari
Men
iran
S
elu
ruh
b
agia
n
Nye
ri b
uan
g ai
r ke
cil
Dib
ersi
hka
n, d
ireb
us
Dim
inum
se
gen
ggam
Nap
uran
(S
irih
) D
aun
B
au
mul
ut,
gu
si
ber
dar
ah,
saki
t gi
gi,
sari
awan
, m
imis
an,
bat
uk,
mat
a ga
tal
atau
m
ata
mer
ah,
luka
b
akar
, bi
sul
Dib
ersi
hka
n,
dire
mas
la
lu
dis
edu
h
den
gan
ai
r m
end
idih
, di
kun
yah
sa
mp
ai
hal
us
dan
d
idia
mka
n
kun
yah
an
Dim
inum
, D
imak
an,
dit
emp
el
dan
d
iku
mur
5 h
elai
64
64
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n ya
ng
di
gun
akan
M
anfa
at
Car
a p
engo
lah
an
Car
a p
emak
aian
D
osi
s
Nas
i-n
asi
(Kat
uk)
D
aun
M
emp
erba
nya
k d
an
mel
anca
rkan
AS
I D
ijad
ikan
say
ur
dim
akan
se
gen
ggam
Op
pu-o
ppu
(b
aku
nga
n)
Dau
n
Oba
t te
rkil
ir
Dau
n
diol
esi
min
yak,
d
ilay
uka
n d
i at
as
api,
dit
emp
elk
an k
e b
agia
n y
ang
saki
t D
iole
skan
2
hel
ai
Pae
t-p
aet
(Kir
inyu
h)
Dau
n
men
gob
ati
luka
D
aun
dir
emas
lal
u di
tem
pel
ke l
uka
dit
empe
lkan
se
kep
al
tan
gan
P
alia
(p
etai
cin
a)
Bij
i m
uda
S
akit
per
ut
Bij
i m
uda
lan
gsu
ng
dim
akan
D
imak
an
lan
gsu
ng
4 s
isir
bij
i
Pan
dan
m
usa
ng
(Pan
dan
wan
gi)
Dau
n
Men
yeh
atka
n ra
mbu
t,
dar
ah
tin
ggi
Dau
n d
irem
as
dik
ram
as
6 h
elai
Par
ira
(Pet
ai)
Pu
cuk
K
aki
tan
gan
be
ngk
ak d
an l
ebam
, ga
tal-
gata
l
Pu
cuk
dtu
mbu
k da
n d
item
pelk
an k
e ka
ki
dan
tan
gan
yan
g b
engk
ak d
an l
ebam
D
item
pel
kan
2
puc
uk
Pin
asa
(Nan
gka)
D
aun
mu
da
Sak
it p
eru
t, d
iare
D
aun
mu
da
lan
gsu
ng
dim
akan
D
imak
an
lan
gsu
ng
3 p
ucu
k
Pin
ing
(Pin
ang)
bu
ah, a
kar
mem
per
kuat
gi
gi
dan
dem
am
akar
dir
ebus
lal
u d
imin
um
, b
uah
pin
ang
lan
gsu
ng
dim
akan
D
imin
um
dan
d
imak
an
sege
ngg
am
Pir
dot
D
aun
O
bat
saki
t p
eru
t,
mal
aria
, re
mat
ik,
asam
ura
t
Dau
n d
ireb
us
lalu
dim
inu
m
Dim
inu
m
10
hela
i
Pis
ang
B
uah
, ku
lit
bua
h
Sem
bel
it,
Ob
at l
uka
lu
ar
atau
b
ekas
lu
ka,
diar
e
Dim
akan
la
ngs
ung
pad
a p
agi
har
i d
an
mal
am h
ari
seb
elu
m m
akan
, ku
lit
pis
ang
lan
gsu
ng
dio
les
ke b
ekas
lu
ka
Dim
akan
la
ngs
un
g d
an
dio
les
3 b
uah
Pis
ang
ram
ba
(Pis
ang
hu
tan
) G
etah
G
atal
-gat
al
Am
bil
ge
tah
nya
la
lu
dio
lesk
an
ke
yan
g ga
tal
Dio
lesk
an
secu
kup
nya
65
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n ya
ng
dig
un
akan
M
anfa
at
Car
a p
engo
lah
an
Car
a p
emak
aian
D
osi
s
Pul
tak-
pu
ltak
(C
iplu
kan)
A
kar
, Dau
n,
Bu
ah
Bis
ul,
S
akit
p
eru
t,
dia
re,
maa
g,
saki
t p
ingg
ang,
re
mat
ik,
asam
ura
t, d
arah
tin
ggi
Dau
n s
ecu
kup
nya
dic
uci
dit
um
buk
hal
us
lalu
dit
emp
elka
n p
ada
seke
lili
ng
bis
ul
dan
di
bun
gku
s d
enga
n ka
in p
erb
an,
pem
akai
an
2 ka
li s
ehar
i
Dio
les
10
hela
i
Ram
ba
teki
(r
um
put
tek
i)
Ak
ar
Men
gob
ati
saki
t d
atan
g b
ulan
A
kar
di
rebu
s d
enga
n
air,
ke
mu
dian
di
min
um a
irn
ya.
Dim
inu
m
sege
ngg
am
Rec
ce-r
ecce
D
aun
, bu
nga
O
bat
sak
it p
eru
t D
ireb
us,
airn
ya d
imin
um
D
imin
um
se
gen
ggam
R
ias
Bat
ang
Ob
at d
emam
B
atan
g di
reb
us,
air
nya
dim
and
ikan
D
iman
dika
n
6 j
ari
Rih
A
kar
R
emat
ik,
Sak
it
gin
jal,
S
akit
pi
ngg
ang,
P
ered
a p
anas
dal
am
Reb
us
akar
ala
ng-
alan
g, k
emu
dia
n m
inu
m
airn
ya r
ebu
san
D
imin
um
1
5 ak
ar
Rim
ban
g (T
ako
kak)
B
uah
K
atar
ak,
asam
u
rat,
sa
kit
gigi
, d
arah
tin
ggi
Dau
n
dan
bu
ah
dir
ebu
s da
n
dij
adik
an
sayu
r. B
uah
dim
akan
men
tah
D
imak
an
sege
ngg
am
Rin
tua
Pu
cuk
M
elan
cark
an
pen
cern
aan
D
ireb
us,
airn
ya d
imin
um
D
imin
um
se
ten
gah
p
eriu
k k
ecil
S
add
udu
k (h
aren
do
ng)
A
kar
O
bat
maa
g K
uli
t ak
ar
ditu
mb
uk+
ber
as+
kem
iri,
di
rebu
s, d
imin
um
D
imin
um
se
gen
ggam
Sag
a D
aun
B
ron
chit
is
Dib
ersi
hka
n, d
ireb
us
Dim
inu
m
sege
gam
S
alak
b
uah
dan
ku
lit
bua
h
saki
t p
eru
t,
ken
cin
g m
anis
B
uah
d
ikon
sum
si
lan
gsu
ng,
se
dan
gkan
ku
lit
buah
dir
ebu
s de
nga
n a
ir d
an a
irn
ya
dim
inum
Dim
inu
m
dan
d
imak
an
seke
pal
ta
nga
n
Sal
im b
atu
k
Rim
pan
g
Dem
am,
bat
uk
L
angs
un
g di
mak
an
Dim
akan
1
rim
pan
g
Sam
pil
pil
(
pak
u an
dam
) D
aun
L
uka
go
res
Dir
emas
d
item
pelk
an
Seg
eng
gam
Sam
pil
ulu
t
dau
n
Mal
aria
, dia
re,
luka
D
ireb
us
Dim
inu
m
15
hela
i S
ang
ge-s
angg
e (s
ereh
wan
gi)
Dau
n
Bat
uk,
m
asu
k an
gin
, re
mat
ik,
men
ghan
gatk
an b
adan
Dau
n d
ireb
us
lalu
dim
inu
m h
anga
t D
imin
um
1
5 he
lai
Sap
pod
ak
Dau
n
Ob
at
dia
re,
dis
entr
i,
dan
ast
rige
n
Dau
n d
ireb
us,
kem
udia
n a
irn
ya d
i m
inu
m.
Dim
inu
m
sege
ngg
am
66
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n ya
ng
dig
un
akan
M
anfa
at
Car
a p
engo
lah
an
Car
a pe
mak
aian
D
osi
s
Sar
ind
an
Dau
n
Mal
aria
, O
bat
sak
it p
eru
t,
dar
ah t
ing
gi
Dir
ebus
, d
imin
um
D
imin
um
se
gen
ggam
Sib
agu
re
Ak
ar
Ob
at d
emam
K
uli
t ak
ar d
itu
mb
uk+
air+
ber
as+
kem
iri,
d
iper
as,
air
has
il p
eras
an d
imin
um
Dim
inu
m
sege
ngg
am
Sid
uku
ng
An
ak
Sel
uru
h
bag
ian
M
alar
ia,
dem
am,
bat
uk,
dis
entr
i D
ireb
us
Dim
inu
m
sete
nga
h pe
riuk
kec
il
Sid
um
on
-d
umo
n
Bu
ah d
an b
iji
Ob
at s
akit
per
ut
Bu
ah d
an b
iji
dim
akan
lan
gsu
ng
Dim
akan
se
cuku
pn
ya
Sin
gko
ru
(Jal
i-ja
li)
Bij
i D
emam
B
iji
keri
ng
dir
ebus
de
nga
n
air,
se
tela
h
din
gin
dim
inu
m
Dim
inu
m
1 ta
kar
siru
ngg
uk
(Cak
ar A
yam
) S
elu
ruh
b
agia
n
Rem
atik
D
iber
sih
kan
, dir
ebu
s D
imin
um
se
gen
ggam
Su
ga-s
uga
(P
utri
mal
u)
Dau
n
Bat
uk
berd
ahak
, p
utr
i m
alu
R
ebus
da
un
den
gan
ai
r,
kem
udia
n
air
rebu
san
di
min
um
D
imin
um
se
gen
ggam
Suh
at
Um
bi
Dia
bet
es
Um
bi
dir
ebus
lal
u d
imak
an
Dim
akan
1/
2 pe
riuk
S
uk
kit
D
aun
mu
da
Lu
ka g
ore
s
Dau
n d
irem
as
Dit
emp
elk
an
sege
ngg
am
Tab
ar-t
abar
B
atan
g
Dar
ah t
ing
gi
Dit
um
bu
k la
lu a
irn
ya d
iper
as
Dim
inu
m
4 ja
ri
Tan
dia
ng
Nah
apu
luha
n
Dau
n m
ud
a O
bat
bis
ul
Dau
n m
ud
a di
kiki
s, d
item
pel
kan
ke
bis
ul
Dit
emp
elk
an
secu
kup
nya
Tar
utu
ng
(Du
rian
) B
iji
Sak
it p
eru
t B
iji
dir
ebus
lal
u a
irn
ya d
imin
um
D
imin
um
10
bij
i
Tar
utu
ng
bel
and
a (S
irsa
k)
Dau
n
dan
b
uah
K
anke
r, K
emb
un
g, d
arah
ti
ngg
i, d
iare
, as
am u
rat
Dau
n
dire
bus
den
gan
ai
r,
kem
ud
ian
ai
rnya
dim
inu
m.
Bua
h l
angs
ung
dim
akan
D
imin
um
da
n d
imak
an
sege
ngg
am
Tep
uh
Wiy
ang
D
aun
B
isu
l D
itu
mb
uk
cam
pur
gu
la m
erah
D
item
pel
kan
6
hel
ai,
gula
se
kep
al
Tin
ta-t
inta
(G
endo
la)
Ak
ar
Peg
al,
rem
atik
, d
iare
A
kar
T
inta
-tin
ta
dir
ebus
air
sam
pai
te
rsis
a d
an d
imin
um
sek
ali
seha
ri.
Dim
inu
m
5 ak
ar
67
Lam
pir
an 7
Car
a pe
ngo
lah
an d
an p
eng
gun
aan
tum
bu
han
ob
at y
ang
dim
anfa
atka
n m
asya
rak
at K
amp
ung
Pag
aran
Lam
bun
g (l
an
juta
n)
Nam
a L
oka
l B
agia
n
yan
g d
igu
nak
an
Man
faat
C
ara
pen
gola
han
C
ara
pem
akai
an
Do
sis
To
bu
(teb
u)
bat
ang
D
emam
B
atan
g di
bers
ihk
an l
alu
dir
ebu
s
Dim
inu
m
8 j
ari
To
mu
law
ak
Rim
pan
g
Mas
uk
angi
n,
maa
g, b
atu
k
Rim
pan
g d
ipar
ut
lalu
air
nya
dia
mb
il
Dim
inu
m
2 r
imp
ang
To
ppa
s p
ara
Dau
n
Lu
ka
Dau
n d
irem
as
Dit
emp
elk
an
sege
ngg
am
Un
te p
angi
r (J
eru
k p
uru
t)
Bu
ah
Ram
but
ber
keto
mbe
d
an b
au,
Infl
uen
za
Un
te p
angi
r di
bela
h b
elah
lal
u d
irem
as r
emas
sam
pai
h
ancu
r d
an t
amba
hka
n s
edik
it a
ir b
ersi
h l
alu
dis
arin
g la
lu d
ikrm
as k
e ra
mbu
t sa
mpa
i m
enge
nai
kul
it k
epal
a la
lu d
ibil
as d
enga
n ai
r. u
nte
pan
gir
dis
eduh
den
gan
1/2
can
gkir
air
pan
as d
an d
imin
um
2 k
ali
seh
ari
Dim
inu
m
dan
d
ikra
mas
2
bua
h
68
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sitorngom pada tanggal 1 September 1992. Penulis
merupakan putri keempat dari lima bersaudara dari pasangan dari bapak Rahman
Hutagalung dan mama Nikeria Sipahutar. Pendidikan formal ditempuh di SD
Negeri 173150 Sidari tahun 1999-2005, SMP Swasta Santa Maria Tarutung tahun
2005-2008, SMA Swasta Katolik Sibolga tahun 2008-2011, dan pada tahun 2011
penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor melalui jalur
SNMPTN Undangan.
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis menjadi anggota OMDA
IKANMAS (Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Siantar dan
Sekitarnya), aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) dan anggota Kelompok Pemerhati
Ekowisata (KPE) Tapak. Kegiatan dan praktek lapangan yang diikuti oleh penulis
antara lain: Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Baturraden-Cilacap 2013;
Eksplorasi Fauna, Flora dan Ekowisata Indonesia (Rafflesia) Himakova di Cagar
Alam Bojonglarang Jayanti Cianjur Jawa Barat 2013, Praktek Pengelolaan Hutan
di Hutan Pendidikan Gunung Walat 2014, dan Praktek Kerja Lapang Profesi di
Taman Nasional Gunung Ciremai 2015. Penulis pernah menjadi Asisten
Praktikum Mata Kuliah Rekreasi Alam dan Ekowisata DKSHE tahun 2014.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis menyelesaikan skripsi
berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Batak Toba di
Kampung Pagaran Lambung, Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara” di
bawah bimbingan Dr Ir Agus Hikmat, MScF dan Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud
MS.