pemanfaatan tanaman buah lokal bali sebagai … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka...

39
PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI VEGETASI LAHAN TEPI DAN MEDIAN JALAN DI KOTA DENPASAR TIM PENELITI Tjokorda istri pramitasuri (1202005002) dr. I Gede Haryo Ganesha, S.Ked Komang Leo Krishnahari (1202005076) Luh Ayu Bangkitariyani (1202005025) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: duongminh

Post on 10-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI VEGETASI LAHAN TEPI DAN MEDIAN

JALAN DI KOTA DENPASAR

TIM PENELITI

Tjokorda istri pramitasuri (1202005002) dr. I Gede Haryo Ganesha, S.Ked

Komang Leo Krishnahari (1202005076)

Luh Ayu Bangkitariyani (1202005025)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2015

Page 2: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pembangunan Kota Denpasar sebagai ibukota sekaligus pusat

pemerintahan Provinsi Bali berimplikasi pada perkembangan kota yang sporadis

dan berdampak langsung pada pertumbuhan jumlah penduduk. Sejalan dengan hal

tersebut, aktivitas kehidupan masyarakat yang terus meningkat, sumber daya

lahan yang semakin terbatas, dan meningkatnya keperluan ruang untuk bermukim

secara akumulatif akan menimbulkan kawasan pemukiman padat dan akselerasi

pembangunan sehingga mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan, yang

berujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1

Berdasarkan peraturan daerah (Perda) Kota Denpasar nomor 27 tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar tahun 2011 –

2031, yang dimaksud dengan RTHK adalah ruang-ruang dalam kota dalam

bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang didominasi oleh tumbuhan

yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, sarana kota, pengaman

jaringan prasarana, dan budidaya pertanian.2

Proporsi ruang terbuka hijau pada

satu ruang wilayah kota minimal 30% dari luas wilayah kota.3

Data Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Denpasar tahun 2015 menunjukkan bahwa

luas wilayah RTHK adalah 12.778 hektar atau 36,28% dari total luas wilayah

Kota Denpasar.1 Jumlah RTHK saat ini telah memenuhi syarat minimum, namun

meninjau dari pesatnya progresivitas pertumbuhan penduduk dan ketersediaan

RTHK yang stagnan, maka penurunan persentase RTHK akan terus terjadi.

Adanya penurunan luas wilayah RTHK telah mengakibatkan menurunnya

kualitas lingkungan perkotaan seperti banjir, tingginya polusi udara, dan

Page 3: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

3

maraknya kemacetan yang berujung pada peningkatan stress.4

Dampak lanjutan

dari stress adalah menurunnya produktivitas dalam bekerja.5 Hal tersebut tentu

akan berdampak buruk pada aktivitas perekonomian dan roda pemerintahan kota.

Dalam hal ini, diperlukan pemikiran visioner tentang reorientasi pembangunan

kota dengan lebih mempertimbangkan faktor lingkungan.6

Meninjau bahwa ketersediaan RTHK dalam bentuk lahan sangat sulit untuk

ditingkatkan secara kuantitas, maka pemanfaatan jalur jalan menjadi solusi

penghijauan yang aplikatif. Padatnya lalu lintas dan mobilitas masyarakat yang

tinggi menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap tanaman peneduh yang

sekaligus dapat bersifat menunjang estetika lahan.1,7

Hal ini menunjukkan bahwa

penghijauan pada daerah tepi dan median jalan krusial untuk dilaksanakan.

Selama ini, vegetasi yang digunakan dalam penghijauan di Kota Denpasar

mayoritas adalah tanaman non-produktif. Kondisi tersebut serupa dengan daerah

lain, salah satunya dibuktikan dalam penelitian oleh Desianti (2011) tentang tata

hijau pada lanskap jalan MH Thamrin, kawasan Sentul City, Bogor, yang

didominasi oleh penanaman pohon pinus (Pinus merkusii), cemara Norfolk

(Araucaria heterophylla), palem-paleman, dan dadap merah (Erythrina

christagalli).7 Tanaman tersebut efektif sebagai peneduh dan agen perbaikan

kualitas udara, namun belum memiliki nilai ekonomis secara nyata, karena tidak

menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh

masyarakat. Kurangnya nilai ekonomis dari vegetasi penghijauan berdampak pada

kurangnya kepedulian masyarakat dalam memelihara dan menjaga keberadaan

tanaman penghijauan di tepi dan median jalan.

Penelitian tentang penghijauan tepi dan median di Jalan PB Sudirman, Denpasar

oleh Putri dkk (2013) merekomendasikan penggunaan tanaman Kelapa (Cocos

nucifera) sebagai penghijauan tepi dan median jalan karena dapat menyerap

massa karbondioksida lebih efektif bila dibandingkan dengan Glodokan Tiang

(Polythea longifolia) dan Kasia Emas (Cassia surattensis), yang notabene

merupakan tanaman non-produktif.8 Meninjau hasil penelitian sebelumnya dan

Page 4: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

4

pertimbangan tata ruang, maka tanaman buah direkomendasikan sebagai jenis

tanaman produktif yang berpotensi sebagai penghijauan tepi dan median jalan.

Menilik dari manfaat yang ditawarkan dari penghijauan dan potensi dari tanaman

buah, alangkah lebih baiknya apabila tanaman buah yang dipilih adalah sumber

daya lokal Bali. Penggunaan tanaman lokal Bali untuk penghijauan Kota

Denpasar, selain bernilai ekonomis dan ekologis, juga berpotensi untuk

mendukung pelestarian budaya. Hal tersebut ditinjau dari karakteristik Kota

Denpasar yang notabene mencerminkan daerah Bali, yang masih menjaga

kearifan lokal berupa tradisi upakara atau upacara adat. Apabila tanaman buah

lokal Bali digunakan sebagai penghijauan tepi dan median jalan Kota Denpasar,

masyarakat dapat memanfaatkan hasil dari tanaman tersebut untuk membuat

sarana upakara yang dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.

Dalam kaitannya dengan upaya penghijauan dengan memanfaatkan tanaman

buah, tentu tidak semua tanaman buah sesuai dan layak digunakan sebagai

vegetasi penghijauan di tepi dan median jalan. Maka, diperlukan suatu kajian

yang membahas mengenai perencanaan, aturan penanaman, dan pengelolaan

tanaman buah sebagai penghijauan pada daerah tepi dan median jalan, agar

kedepannya hasil yang didapat menjadi lebih optimal tanpa melupakan aspek

keamanan, ekologi, dan estetika.

Hingga saat ini, belum terdapat kajian mengenai potensi pemanfaatan tanaman

buah lokal Bali sebagai penghijauan pada tepi dan median jalan Kota Denpasar,

sehingga topik ini menjadi alternatif solusi permasalahan yang menarik untuk

dikaji. Penulis akan membahas perencanaan, analisis kesesuaian dan pemanfaatan

vegetasi, analisis manfaat, dan prospek dari pemanfaatan tanaman buah lokal Bali

untuk penghijauan pada daerah tepi dan median jalan di Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah perencanaan penghijauan pada daerah tepi dan median jalan

di Kota Denpasar?

Page 5: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

5

1.2.2 Bagaimanakah analisis kesesuaian dan karakteristik tanaman buah lokal

bali sebagai penghijauan pada daerah tepi dan median jalan di Kota

Denpasar?

1.2.3 Bagaimanakah analisis manfaat dan prospek dari pemanfaatan tanaman

buah lokal Bali untuk penghijauan pada daerah tepi dan median jalan di

Kota Denpasar?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui perencanaan penghijauan pada daerah tepi dan median

jalan di Kota Denpasar.

1.3.2 Untuk mengetahui analisis kesesuaian dan karakteristik tanaman buah lokal

Bali sebagai penghijauan pada daerah tepi dan median jalan di Kota

Denpasar.

1.3.3 Untuk mengetahui analisis manfaat dari pemanfaatan tanaman buah lokal

Bali untuk penghijauan pada daerah tepi dan median jalan di Kota

Denpasar.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Sebagai bahan rekomendasi kepada pemerintah terkait pemanfaatan

tanaman buah lokal Bali untuk penghijauan pada daerah tepi dan median

jalan di Kota Denpasar.

1.4.2 Memberikan informasi kepada masyarakat untuk semakin memahami

esensi dari pemanfaatan tanaman buah lokal Bali untuk penghijauan pada

daerah tepi dan median jalan di Kota Denpasar.

1.5 Metode Penulisan

Bentuk penulisan karya tulis ini adalah metode studi pustaka, dengan mengambil

beberapa sumber dari literatur yang relevan dan disusun secara berhubungan

sesuai dengan pengangkatan topik yang akan dibahas.

Page 6: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

6

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Karakteristik Wilayah Kota Denpasar

2.1.1 Letak Geografis

Kota Denpasar adalah ibukota sekaligus pusat pemerintahan Provinsi Bali yang

memiliki luas daratan 12.778 hektar. Secara geografis, Kota Denpasar berada

antara 08 35’ 31” – 08 44’ 49” Lintang Selatan dan 115 10’ 23” – 115 16’ 27”

Bujur Timur. Letak geografis setiap kecamatan di Kota Denpasar ditampilkan

pada Tabel 2.1.1

Tabel 2.1. Letak Geografis Kota Denpasar Per Kecamatan1

No Kecamatan Lintang Selatan Bujur Timur

1 Denpasar Selatan 08040’00”-08044”49” 115011’23”-115015’54”

2 Denpasar Timur 08035’31”-08040’36” 115012’29”-115016’27”

3 Denpasar Barat 08036’24”-08041’59” 115010’23”-115014’14”

4 Denpasar Utara 08035’31”-08044’49” 115012’09”-115014’39”

Sumber: Pemerintah Kota Denpasar

2.1.2 Pembagian Wilayah

Secara administrasi, Kota Denpasar terbagi menjadi empat wilayah kecamatan,

27 desa, dan 16 kelurahan yang terdiri atas wilayah kecamatan Denpasar Utara

yang terdiri atas delapan desa dan tiga kelurahan, Denpasar Timur yang terdiri

atas tujuh desa dan empat kelurahan, Denpasar Selatan yang terdiri atas empat

desa dan enam kelurahan, dan Denpasar Barat yang terdiri atas delapan desa dan

tiga kelurahan (Lampiran: Tabel 1).1

Page 7: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

7

2.1.3 Batas Wilayah

Adapun batas-batas wilayah Kota Denpasar adalah sebagai berikut: sebelah utara

berbatasan dengan wilayah kecamatan Mengwi dan kecamatan Abiansemal,

Kabupaten Badung, sebelah timur berbatasan dengan selat Badung dan

kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, sebelah selatan berbatasan dengan

selat Badung, teluk Benoa dan wilayah kecamatan Kuta, kabupaten Badung, dan

sebelah barat berbatasan dengan wilayah kecamatan Kuta dan kecamatan Kuta

Utara, kabupaten Badung (Lampiran: Gambar 1).1

2.1.4 Kependudukan

Data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan

penduduk Provinsi Bali pada periode sensus terakhir (2000-2010) telah melebihi

angka nasional yang besarnya 1,49 persen per tahun pada periode yang sama.9

Berdasarkan survey kependudukan, data pemerintah Kota Denpasar tahun 2013

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Denpasar adalah 708.454 jiwa,

meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 (Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kota Denpasar Tahun 2009– 2013.1

Page 8: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

8

2.1.5 Klimatologi

Topografi dan iklim wilayah Kota Denpasar sebagian besar merupakan dataran,

dan secara umum miring kearah selatan dengan ketinggian berkisar antara 0-75

m di atas permukaan laut, dataran pantai dengan kemiringan lahan berkisar 0-5%,

dan dapat mencapai 15%. Data pemerintah Kota Denpasar yang tercantum dalam

RKPD 2015 menunjukkan bahwa pada tahun 2013, temperatur berkisar antara

25,4ºC – 28,7ºC, dengan rata-rata 27,0ºC. Temperatur rata-rata terendah ditemui

pada bulan Agustus (25,4ºC) dan tertinggi pada bulan Februari (28,7ºC).

Kelembaban udara rata-rata tahun 2013 berkisar antara 74% dan 83 % dengan

rata-rata 76,8 %.1

2.1.6 Analisis Kesesuaian Lahan

Kelas kesesuaian lahan fisik masing-masing komoditas pada setiap unit

agroekologi dikelompokan berdasarkan kelas dan subkelas. Klasifikasi

kesesuaian lahan dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu: sangat sesuai (S1), cukup

sesuai (S2), sesuai marjinal (S3), tidak sesuai (N).10

Berdasarkan satuan Land

Unit dan kriteria penentuan kesesuaian lahan, tingkat kesesuaian lahan untuk

tanaman pangan lahan kering yang mencakup tanaman jenis hortikultura (buah,

sayur, flora, dan tanaman hias) di wilayah Kota Denpasar masuk dalam kategori

S1 dan S2.1

2.2 Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK)

2.2.1 Definisi RTHK

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

mendefinisikan RTH sebagai area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tubuh tanaman, baik yang tumbuh

tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.1,11

Perda Kota Denpasar

Page 9: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

9

nomor 27 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Denpasar tahun 2011 – 2031, yang dimaksud dengan RTHK adalah ruang-ruang

dalam kota dalam bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang

didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat

tertentu, sarana kota, pengaman jaringan prasarana, dan budidaya pertanian.2

2.2.2 Fungsi RTHK

RTHK memiliki dua kategori fungsi, yaitu utama (intrinsik) dan tambahan

(ekstrinsik). Adapun fungsi utamanya bersifat ekologis, yang terdiri dari

fungsinya dalam memberi jaminan pengadaan RTHK menjadi bagian dari sistem

sirkulasi udara, pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara

alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air

hujan, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air, dan tanah,

serta penahan angin. Fungsi tambahan dari RTHK terdiri dari fungsi sosial

budaya, ekonomi, dan estetika.11

Fungsi sosial budaya yang dimaksud adalah

penggambaran ekspresi budaya lokal, dan wadah atau objek pendidikan,

penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam. Fungsi ekonomi merujuk pada

pemanfaatan sumber produk yang dapat dijual, seperti tanaman buah, bunga,

daun, dan sayur, dan berpotensi menjadi bagian dari usaha pertanian,

perkebunan, maupun kehutanan.Fungsi estetika mencakup peningkatan

kenyamanan, memperindah lingkungan kota, dan pembentuk faktor keindahan

arsitektural.11

2.2.3 Tipologi RTHK

Secara fisik, RTHK dapat digolongkan menjadi RTHK alami, berupa habitat liar

alami, kawasan lindung dan taman nasional, serta RTHK non-alami atau binaan,

seperti taman, lapangan olahraga, pemakaman, dan jalur hijau jalan.11

Apabila

ditinjau dari segi struktur ruang, RTHK dapat mengikuti pola ekologis

(mengelompok, memanjang, tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti

Page 10: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

10

hirarki dan struktur ruang perkotaan. Secara kepemilikan, RTHK dibedakan ke

dalam RTH publik dan privat.

Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, disebutkan

bahwa perencanaan tata ruang wilayah kota harus menyediakan rencana

penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, baik publik maupun privat.12

RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah yang

digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum, sedangkan RTH privat

adalah RTH milik institusi tertentu atau perseorangan yang pemanfaatannya

untuk kalangan terbatas, antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung

milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Dalam kaitannya dengan

penghijauan jalur jalan, status kepemilikan RTH pada area pulau, median, serta

jalur pejalan kaki dapat berupa publik atau privat.11,12

2.2.4 Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah

Terdapat tiga kriteria penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan.

Pertama, ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH

Privat. Kedua, proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal

30% yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Proporsi 30% yang

dimaksud merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem

kota, meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta

sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.2 Ketiga, apabila luas RTH baik

publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih

besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut

dipertahankan keberadaannya.

2.2.5 Status RTHK di Kota Denpasar

RKPD Kota Denpasar tahun 2015 memuat tentang komposisi luas RTHK publik

dan privat per-kecamatan di Kota Denpasar (Lampiran: Tabel 2).1 Pada tahun

2014, luas RTHK publik di Kota Denpasar adalah 18,32%, sedangkan RTHK

Page 11: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

11

privat sebesar 17,96%. Apabila dijumlahkan, total RTHK tahun 2014 di Kota

Denpasar adalah seluas 36,28% sehingga telah melewati target proporsi ideal

(≥30%), namun, apabila ditinjau dari jumlah per kategori, total RTHK publik di

Kota Denpasar masih perlu ditingkatkan karena jumlahnya < 20% (Lampiran:

Gambar 2).1

2.3 Tata Hijau di Tepi dan Median Jalan

Secara umum, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun

2004, jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat yang meliputi segala

bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas

permukaan tanah, dan/atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta

api, jalan lori, dan jalan kabel.13

Berdasarkan peruntukannya, jalan dibedakan

menjadi jalan umum dan jalan khusus, serta dikelompokkan menjadi beberapa

kelas yang tercantum pada UU RI No. 22 Tahun 2009.14

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

Perkotaan, vegetasi pada ruang bentang jalan dapat dikategorikan sebagai Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Jalur Hijau Jalan.11

Selain fungsinya sebagai penyerap

polusi udara, vegetasi pada bentang jalan juga mempunyai fungsi lain yaitu

sebagai peneduh atau pelindung, peredam kebisingan, pemecah angin, pembatas

pandang, dan penahan silau lampu kendaraan.7,11

Jalur hijau jalan disediakan pada jalur tanaman tepi jalan, median, tikungan,

persimpangan, dan pulau jalan.11

Dalam kaitannya dengan optimalisasi

penghijauan untuk kota sekaligus pengupayaan adanya nilai tambah ekonomis,

konservasi, dan pelestarian budaya, tipe jalur jalan yang paling

direkomendasikan untuk dikaji adalah tepi dan median. Hasil kajian ini dapat

Page 12: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

12

diaplikasikan sebagai proyek percontohan, untuk selanjutnya diterapkan pada

jenis jalur hijau jalan lainnya.7

Penanaman pada tepi jalan merupakan salah satu bentuk penyediaan jalur hijau

yang tidak hanya memiliki fungsi peneduh, namun juga efektif untuk mengurangi

polusi udara.7 Median merupakan jalur pemisah antara lajur jalan dan dapat

berbentuk taman maupun non-taman.11

Median jalan memiliki pola linear

mengikuti bentuk jalan.15

Penelitian Desianti (2011) tentang tata hijau pada lanskap jalan MH Thamrin,

kawasan Sentul City, Bogor, didominasi oleh penanaman pohon pinus (Pinus

merkusii), cemara Norfolk (Araucaria heterophylla), palem-paleman, dan dadap

merah (Erythrina christagalli). Tanaman tersebut efektif sebagai peneduh dan

agen perbaikan kualitas udara, namun belum memiliki nilai ekonomis secara

nyata.11

Hal tersebut kontras dengan keadaan di Singapura, yang telah mendesain

RTH secara sistematis dengan memanfaatkan tanaman produktif lokal daerahnya,

seperti kacang Hazelnut (Corylus avellana) dan Durian (Durio zibetinus).

Penggunaan nama jalan disesuaikan dengan vegetasi yang ditanam, sehingga

menjadi suatu ciri khas pada daerah tersebut.15

Page 13: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

13

BAB III

ANALISIS DAN SINTESIS

3.1 Perencanaan Penghijauan pada Daerah Tepi dan Median Jalan di Kota

Denpasar

Materi tentang penghijauan jalan mengacu pada buku “Tata Cara Perencanaan Teknik

Lanskap Jalan No.033/TBM/1996”, yang merupakan salah satu konsep dasar

kebijakan yang belum ada pembaharuannya hingga tahun 2015, dihasilkan oleh

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Dasar kebijakan lain

yang sesuai adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012

tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan. Adapun hal-hal

yang akan dibahas dalam perencanaan penghijauan meliputi ketentuan penyesuaian

penanaman dengan persyaratan geometrik jalan menurut letak jalur tanaman di tepi

dan median jalan Kota Denpasar, lokasi penempatan tanaman, serta model

pengelolaan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat.

3.1.1 Ketentuan Penyesuaian Pemilihan Tanaman dengan Persyaratan Geometrik

Jalan di Tepi dan Median Jalan

Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan kondisi iklim habitat dan area

penanaman dengan memerhatikan ketentuan geometrik jalan dan fungsi tanaman.

Adapun persyaratan utama dalam memilih jenis tanaman penghijauan area jalan

antara lain: perakaran tidak merusak konstruksi jalan, mudah dalam perawatan,

batang/percabangan tidak mudah patah, dan daun tidak mudah rontok/gugur.

Penentuan jenis tanaman pada tepi dan median jalan disesuaikan dengan

persyaratan, berkaitan dengan aspek keamanan dan fungsionalnya. Berikut

adalah persyaratan penempatan jenis tanaman pada area tepi (Tabel 3.1) dan

median jalan (Tabel 3.2).16

Page 14: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

14

Tabel 3.1. Persyaratan Penempatan Tanaman pada Area Tepi Jalan16

No. Fungsi Persyaratan Contoh Bentuk

1 Peneduh -Ditempatkan pada jalur tanaman,

minimal 1,5 meter

-Percabangan 2 meter di atas tanah

-Bentuk percabangan tidak merunduk

-Bermassa daun padat

-Ditanam secara berbaris.

2 Penyerap

polusi udara

-Terdiri dari pohon, perdu/semak

-Memiliki ketahanan tinggi terhadap

pengaruh udara

-Jarak tanam rapat

-Bermassa daun padat.

3 Penyerap

kebisingan

-Terdiri dari pohon, perdu/semak

-Membentuk massa

-Bermassa daun rapat

-Berbagai bentuk tajuk.

4 Pemecah

angin

-Tanaman tinggi, perdu/semak

-Bermassa daun padat

-Ditanam berbaris atau membentuk

massa

-Jarak tanam rapat < 3 meter.

5 Pembatas

pandang

-Tanaman tinggi, perdu/semak

-Bermassa daun padat

-Ditanam berbaris atau membentuk

massa

-Jarak tanam rapat.

Page 15: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

15

Tabel 3.2. Persyaratan Penempatan Tanaman pada Area Median Jalan16

No. Fungsi Persyaratan Contoh Bentuk

1 Penahan silau

lampu

kendaraan

-Tanaman perdu/semak/pohon yang

percabangannya tidak melebar ke

tengah jalan

-Ditanam rapat

-Ketinggian 1,5 meter

-Bermassa daun padat.

3.1.2 Lokasi Penempatan Tanaman di Tepi dan Median Jalan Kota Denpasar

Berdasarkan aturan dari Direktorat Jenderal Bina Marga, lokasi penempatan

tanaman di tepi dan median jalan disesuaikan dengan potongan melintang standar

tergantung pada klasifikasi fungsi jalan yang bersangkutan. Wilayah Kota

Denpasar memiliki berbagai jenis dan fungsi jalan, maka dari itu perletakkannya

sebaiknya diatur kemudian berdasarkan analisis lapangan oleh Dinas Pekerjaan

Umum setempat. Pada bagian tepi jalan, jalur tanaman sebaiknya diletakkan di

tepi jalur lalu lintas, yaitu diantara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur pejalan

kaki (trotoar).Pada bagian median, lebar jalur median yang dapat ditanami harus

memiliki lebar minimum 0,8 meter, sedangkan lebar ideal adalah 4 – 6 meter.16

Gambar 3.1. Lokasi Penempatan Tanaman di Tepi dan Median Jalan.16

Page 16: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

16

Lokasi penghijauan yang diprogramkan dilaksanakan di sepanjang jalan Kota

Denpasar. Adapun data panjang jalan di Kota Denpasar dari tahun 2009 – 2013

yang dikelompokkan berdasarkan jenis permukaan dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Panjang Jalan Kota Denpasar Keadaan Tahun 2009 s.d. 20131

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar, RPKD 2015

3.1.3 Model Pengelolaan oleh Stakeholder dan Masyarakat

Optimalisasi penghijauan akan dapat tercapai apabila terdapat suatu sistem

pengelolaan yang terpadu, mulai dari perencanaan awal hingga perawatan

tanaman. Menurut pasal 4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan

Jalan, perencanaan penanaman terkait dengan beberapa variabel.17

Variabel

kebijakan, latar belakang, tujuan, lokasi penanaman dan jenis tanaman telah

dibahas sebelumnya, sedangkan cara penanaman, cara pemeliharaan, peralatan

dan rencana biaya serta jadwal/waktu adalah variabel yang diatur kemudian oleh

stakeholder yang bersangkutan. Pemeliharaan dan pemanfaatan hasil dapat

dilakukan secara sukarela oleh masyarakat sekitar. Berikut merupakan rincian

kewajiban dari pihak-pihak terkait.

1. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Denpasar

- Merancang model-model arsitektur penghijauan tepi dan median jalan.

Page 17: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

17

- Pengelola kebijakan, termasuk aturan pelaksanaan dan sanksi bagi pelanggar

ketentuan.

- Melakukan pengkajian kesesuaian penanaman dan karakteristik pohon buah

lokal yang akan digunakan.

2. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar

- Merencanakan, melakukan penanaman, dan memelihara tanaman

penghijauan.

- Menetapkan kapling lokasi penanaman dan pembentukan kelompok

masyarakat untuk pengelolaannya, sehingga akan muncul kelompok pecinta

lingkungan di masyarakat.

- Mengadakan observasi rutin berkesinambungan.

- Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat terkait pengelolaan tanaman

penghijauan jalur tepi dan median jalan.

- Melakukan pengkajian kesesuaian penanaman dan karakteristik pohon buah

lokal yang akan digunakan.

3. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Denpasar

- Penyediaan bibit tanaman buah lokal Bali.

- Melakukan pengkajian kesesuaian penanaman dan karakteristik pohon buah

lokal yang akan digunakan.

4. Masyarakat

- Merawat dan menjaga tanaman penghijauan.

- Dapat memanfaatkan hasilnya, dengan catatan tidak mengganggu ketertiban

umum dan tetap menjaga keasrian lingkungan.

3.2 Analisis Kesesuaian dan Karakteristik Tanaman Buah Lokal Bali sebagai

Penghijauan pada Daerah Tepi dan Median Jalan di Kota Denpasar

Untuk memperoleh data yang akurat, penjajakan awal telah dilakukan oleh penulis

kepada Bapak Karyana, Staff Bagian Penanganan Hortukultura di Dinas Pertanian

dan Tanaman Pangan Provinsi Bali pada tanggal 14 Maret 2015. Selama ini, sangat

Page 18: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

18

jarang terdapat penghijauan berbasis tanaman buah lokal Bali di area tepi dan median

jalan Kota Denpasar. Pada umumnya, masyarakat menanam tanaman buah di area

kepemilikan pribadi, seperti pekarangan rumah, sehingga sangat jarang terlihat

adanya pohon buah di sepanjang tepi jalan Kota Denpasar. Pada dasarnya, pihak

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Denpasar mendukung usulan

pemanfaatan tanaman buah lokal Bali sebagai penghijauan area tepi dan median

jalan, namun terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, seperti kriteria pemilihan jenis

tanaman dan pengelolaan yang harus diatur sedemikian rupa sehingga mampu

bermanfaat seluas-luasnya untuk masyarakat. Untuk kedepannya, diperlukan kajian

mengenai kecocokan tanaman dengan kondisi tanah di setiap daerah di Kota

Denpasar, sehingga penanaman akan lebih terstruktur dan terencana.

Tanaman buah lokal Bali; seperti rambutan, manggis, duku, nangka, asam, lengkeng,

dan lain-lain merupakan tanaman buah tropis.18

Berdasarkan analisis kesesuaian

lahan, jenis tanaman tropis dapat tumbuh dengan baik di Kota Denpasar. Penulis akan

membahas dua contoh pohon buah tropis sebagai percontohan, yaitu Rambutan

(Nephelium lappaceum) dan Kelapa Gading (Cocos nucifera capitata).

Tanaman Rambutan (Nephellium lappaceum) merupakan tanaman yang berasal dari

famili Sapindaceae, tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 300-600 mdpl.

Tinggi tanaman berkisar antara 15-25 m, bercabang-cabang, dan daunnya berwarna

hijau dengan tipe menyirip. Buahnya berbentuk bulat lonjong, berwarna merah ketika

sudah ranum. Umumnya rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan

membentuk buah pada musim hujan, yaitu pada bulan November hingga Februari.19

Tanaman rambutan yang buahnya sudah berwarna merah akan terlihat lebih indah

secara estetika.

Tanaman yang ditanam pada median jalan, yaitu Kelapa Gading Bali (Cocos nucifera

capitata) memiliki ciri berupa pangkal batang ada bole, warna tangkai daun, tangkai

bunga dan kulit buah gading atau kuning kemerahan rata-rata berat 1.176 gram, daun

Page 19: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

19

hijau kekuningan, jumlah buah yang dihasilkan sedikit (rata-rata 3 biji), distribusi

jarang sehingga sering digantikan Kelapa Genjah Gading yang dapat menghasilkan

buah lebih banyak hingga lebih dari 10 buah.20

Rancangan penanaman pada daerah

tepi dan median jalan adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Rancangan Penanaman Pohon Buah Lokal Bali di Tepi dan Median

Jalan. Sumber: Dokumen pribadi.

Gambar 3.2 Rancangan Penanaman Pohon Rambutan dan Kelapa Gading pada Tepi

dan Median Jalan. Sumber: dokumen pribadi.

3.3 Analisis Manfaat dan Prospek dari Pemanfaatan Tanaman Buah Lokal Bali

sebagai Penghijauan pada Daerah Tepi dan Median Jalan di Kota Denpasar

Penghijauan berbasis tanaman lokal adalah langkah konkrit dalam upaya

penyeimbangan kondisi alam di daerah perkotaan. Penggunaan tanaman buah lokal

sebagai penghijauan pernah dikemukakan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia,

Ir. H. Joko Widodo, pada saat beliau masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

pada tahun 2013. Sebanyak 40.000 pohon buah yang terdiri dari mangga (Mangifera

indica), jambu biji (Psidium guajava), rambutan (Nephelium lappaceum), dan

tanaman buah tropis lainnya ditanam di pinggir jalan kota Jakarta sejak bulan

November 2013.21

Prospek jangka menengah dari penghijauan kota berbasis tanaman

buah lokal memiliki yang didapat adalah aspek visual atau dekorasi lahan kota,

sedangkan prospek jangka panjangnya dapat dilihat dari lima aspek utama; ekonomi,

estetika, ekologi, konservasi, dan edukasi.

Page 20: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

20

Aspek pertama yaitu produktivitas, sangat berkaitan dengan ekonomi. Buah yang

dihasilkan dapat dipetik oleh masyarakat. Selain memiliki nilai tambah ekonomis

bagi individu, manfaatnya secara lebih luas adalah dapat mempopulerkan tanaman

buah lokal, sehingga berfungsi sebagai aset pariwisata tambahan bagi Kota Denpasar.

Potensi tersebut dapat dioptimalkan dengan cara menyesuaikan nama jalan dengan

varietas buah lokal yang ditanam di sepanjang jalur jalan tersebut. Contohnya, jalan

Rambutan ditanami dengan pohon Rambutan, jalan Nangka ditanami dengan pohon

Nangka, dan sebagainya, sehingga dapat memberikan suatu ciri khas pada setiap area

jalan di Kota Denpasar sekaligus menambah objek tujuan city tour dan memperluas

daerah kunjungan, sehingga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Prinsip tersebut juga telah diterapkan di Singapura dalam rangka mencapai visi

“Green City” pada akhir tahun 2011.15

Berdasarkan beberapa studi, tanaman buah lokal juga memiliki fungsi ekologis yang

baik dalam penyerapan zat polutan berbahaya, disamping fungsi primernya sebagai

peneduh. Tanaman Kelapa (Cocos nucifera) memiliki kemampuan mengabsorbsi

massa karbondioksida tertinggi (48,0344 mg/50 ml) bila dibandingkan dengan

Glodokan Tiang (Polythea longifolia) (32,8890 mg/50 ml) dan tanaman Kasia Emas

(Cassia surattensis) (25,0916 mg/50 ml) di jalur tepi serta median Jalan PB Sudirman

Denpasar.8 Tanaman kelapa yang notabene merupakan tanaman penghasil buah lokal

lebih direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan tepi dan median jalan.

Studi lainnya tentang tanaman penghasil buah menunjukkan bahwa beberapa tanaman

buah berpotensi menyerap zat polutan berbahaya. Nangka (Artocarpus integra)

berpotensi menyerap NO2, dengan nilai daya serap yang tinggi (30,35 g/gram).

Tanaman duku (Lansium domesticum), Kelapa Sawit (Elaeis guineensis), dan Kelapa

Gading (Cocos nucifera capitata) dapat menyerap NO2 dengan daya serap sedang,

secara berurutan yaitu 20,28; 17,81; dan 16,41 g/gram. Tanaman Kelapa (Cocos

nucifera), Durian (Durio zibetinus) Rambutan (Nephelium lappaceum), dan

Page 21: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

21

Lengkeng (Nephelium longanum) dapat menyerap NO2 dengan daya serap rendah,

secara berurutan yaitu 14,48; 14,49; 12,44; dan 12,35 g/gram.22

Studi oleh

Duryatmo (2008) menunjukkan bahwa tanaman Nangka (Artocarpus heterophyllus)

mampu menyerap CO2 dengan tingkat daya serap sedang, yaitu 126,51

kilogram/pohon/tahun.23

Aspek lain yang berkaitan dengan pemanfaatan tanaman buah lokal Bali sebagai

penghijauan di tepi dan median jalan adalah konservasi sekaligus pelestarian tanaman

lokal. Hal tersebut sesuai dengan prinsip filosofi kehidupan masyarakat Bali yang

dinamakan Tri Hita Karana (THK) yang berasal dari bahasa sansekerta, di mana Tri

berarti Tiga, Hita berarti Sejahtera, dan Karana berarti Penyebab.24

THK dapat

dimaknai sebagai tiga hubungan harmonis yang menyebabkan kebahagiaan yang

dalam hal ini adalah 1) hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan

(Parahyangan), 2) hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya

(Pawongan) dan 3) hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya

(Palemahan). Konsep THK juga sejalan dengan konsep reliable prosperity yang

terdiri dari tiga elemen yaitu Equity, Ecology dan Economy, yang mengklaim bahwa

secara bersama ketiga elemen tersebut dari kerangka visual dan konseptualnya dapat

digunakan oleh individu, bisnis, pemerintah dan organisasi nirlaba untuk

menumbuhkan benih inovasi serta inspirasi.25

Interaksi ketiga pilar THK dengan kaitannya terhadap penghijauan berbasis tanaman

buah lokal Bali, telah menumbuhkan nilai tambah baru, yaitu pelestarian budaya

dalam melestarikan biodiversitas hayati. Hal tersebut juga berkaitan langsung dengan

aspek edukatif, yang memungkinkan adanya ekplorasi tanaman buah lokal, baik yang

masih dapat sering ditemui dan yang sudah tergolong langka sebagai objek studi oleh

para akademisi maupun sekedar pengenalan kepada pelajar dan masyarakat umum.

Pemanfaatan tanaman buah lokal sebagai penghijauan di tepi dan median jalan sangat

cerah, dalam potensinya untuk mengurangi ketergantungan buah impor dan

Page 22: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

22

meningkatkan kemandirian masyarakat. Buah yang dipetik juga dapat dimanfaatkan

dalam berbagai Upakara, yang merupakan bagian esensial dari kehidupan masyarakat

Bali pada umumnya. Menurut studi Kriswiyanti (2013), masalah yang sering dihadapi

oleh masyarakat Bali dalam hal pemenuhan kebutuhan Upakara, salah satunya adalah

sulit untuk mendapatkan berbagai macam kelapa dalam jumlah banyak, karena

keberadaannya jarang dalam satu populasi, sulit mengenali karena masing-masing

memiliki penciri pada karakter yang berbeda.20

Dengan demikian, penanaman pohon

lokal, contohnya Kelapa (Cocos nucifera) dapat meningkatkan ketersediaan bahan

Upakara; hal ini kembali berkaitan dengan pelestarian budaya. Kearifan tradisi yang

terkandung pada masing-masing budaya memang bersifat lokal, namun makna inti

dari produk budaya tersebut memiliki benang merah yang sama, yaitu konservasi

keanekaragaman hayati sebagai suatu nilai yang bersifat universal.26

Nilai-nilai

lingkungan yang tercermin dari praktek-praktek kearifan lokal meliputi perlindungan,

pemanfaatan secara lestari, dan pemeliharaan.24,26

Nilai tersebut berhubungan secara

langsung, saling terkait, dengan sistem kemasyarakatan dan sosial suatu komunitas.

Semua kegiatan diterapkan untuk dilaksanakan semua anggota komunitas dan

ditujukan untuk kepentingan dan kebaikan bersama.27

Dengan demikian, model ini dapat digunakan sebagai proyek percontohan untuk

dapat diterapkan di seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Bali, sehingga dalam

jangka panjang Bali dapat mandiri dari keperluan pangan terutama di bidang buah-

buahan, dengan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan dan tanpa melupakan nilai

kearifan lokal sebagai identitas Bali di mata dunia.

Page 23: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

23

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan

Adapun simpulan dari tinjauan pustaka ini adalah sebagai berikut.

4.1.1 Perencanaan penghijauan meliputi ketentuan penyesuaian penanaman dengan

persyaratan geometrik jalan menurut letak jalur tanaman di tepi dan median

jalan Kota Denpasar, lokasi penempatan tanaman, serta model pengelolaan

oleh pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat.

4.1.2 Pemanfaatan tanaman buah lokal Bali sesuai untuk digunakan sebagai

penghijauan area tepi dan median jalan, namun terdapat hal-hal yang harus

diperhatikan, seperti kriteria pemilihan jenis tanaman dan pengelolaan yang

harus diatur sedemikian rupa sehingga mampu bermanfaat seluas-luasnya

untuk masyarakat.

4.1.3 Penghijauan berbasis tanaman lokal adalah langkah konkrit dalam upaya

penyeimbangan kondisi alam di daerah perkotaan. Prospek jangka menengah

dari penghijauan kota berbasis tanaman buah lokal memiliki yang didapat

adalah aspek visual atau dekorasi lahan kota, sedangkan prospek jangka

panjangnya dapat dilihat dari lima aspek utama; ekonomi, estetika, ekologi,

konservasi, dan edukasi.

4.2 Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut.

4.2.1 Kepada Pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Denpasar diharapkan agar

terus mendukung upaya-upaya inovatif, evaluasi dan monitoring dalam

Page 24: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

24

pelaksanaan upaya penghijauan berbasis tanaman buah lokal sehingga

semakin mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.2.2 Kepada para akademisi, disarankan untuk melakukan kajian dan penelitian

lebih lanjut mengenai potensi pemanfaatan tanaman buah lokal sebagai

penghijauan di area tepi dan median jalan kota Denpasar.

4.2.3 Kepada masyarakat, disarankan untuk secara aktif menjaga kelestarian

lingkungan dan senantiasa mandiri dalam rangka mewujudkan kemandirian

dan kepribadian bangsa.

Page 25: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Pemerintah Kota Denpasar. 2015. Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) Kota Denpasar Tahun 2015. Denpasar.

2. Pemerintah Kota Denpasar. 2011. Peraturan Daerah Kota Denpasar nomor 27

tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar

tahun 2011 – 2031. Denpasar.

3. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta.

4. Gulo B.F. (2008). Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di

Kawasan Kota Medan. Skripsi Jenjang Sarjana pada Departemen Kehutanan,

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.

5. Neill, J. W. & Davis, K. 2009. Differences in work and family stress

experienced by mangers and hourly employees in the hotel industry.

Presented at: International CHRIE Conference-Refereed Track., 30: 1-8.

6. Dahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan

Kota. Bogor: IPB Press.

7. Desianti A. (2011). Evaluasi Fungsi Ekologis Jalur Hijau Jalan Kawasan

Sentul City, Bogor. Skripsi pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.

8. Putri A.R., Lila K.A., Astawa I.N.G. Studi Tanaman Penghijauan Glodokan

Tiang (Polythea longifolia), Kasia Emas (Cassia surattensis), Kelapa (Cocos

nucifera) sebagai Penyerap Emisi Gas Karbondioksida di Jalan PB. Sudirman

Denpasar. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika 2013;2(2):108-115.

9. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010

untuk Kota Denpasar. Denpasar: Badan Pusat Statistik.

10. Djufry F. dan Sosiawan H. Penyusunan Peta Kesesuaian Lahan Tanaman

Jagung dan Rekomendasi Teknologi Aplikatif di Kabupaten Boven Digul

Papua. Seminar Nasional Serealia 2011:143-154.

Page 26: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

26

11. Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta.

12. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang. Jakarta.

13. Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38

tahun 2004 tentang Jalan. Jakarta.

14. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22

tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta.

15. Mason TBJ. A Perspective on Landscape Planting Strategies in Singapore.

Singapore Institute of Landscape Architects.

16. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1996. Tata Cara Perencanaan Teknik

Lanskap Jalan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

17. Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum. 2012. Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon pada

Sistem Jaringan Jalan. Jakarta.

18. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai

Unsur Utama Tata Ruang Kota. Jakarta: Direktorat Jenderal Penataan Ruang,

Departemen Penataan Pekerjaan Umum.

19. Hanum C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional.

20. Kriswiyanti E. Keanekaragaman Karakter Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera

L.) Yang Digunakan Sebagai Bahan Upacara Padudusan Agung. Jurnal

Biologi 2013:XVII (1):15–19.

21. “Jokowi Akan Tanam 40.000 Pohon Buah Lokal Dipinggir Jalan, Warga

Boleh Memetiknya”. Lensa NTT. 7 November 2013. Diakses dari:

Page 27: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

27

http://www.lensantt.com/jokowi-akan-tanam-40-000-pohon-buah-lokal-

dipinggir-jalan-warga-boleh-memetiknya. [14 Maret 2014].

22. Nizar Nasrullah, et al. Seleksi Tanaman Lanskap yang Berpotensi Tinggi

Menyerap Polutan Gas NO2 dengan Menggunakan Gas NO2 Bertanda 15

N.

Bulletin Taman dan Lanskap Indonesia 2001;4(1).

23. Duryatmo S. 2008. Jasa Pohon Sepanjang Hayat. Trubus Edisi Khusus HUT

ke-63 Republik Indonesia.

24. Utama IMS, Kohdrata N. 2011. Modul Pembelajaran Konservasi

Keanekaragaman Hayati dengan Kearifan Lokal. Kerjasama USAID-Texas

A&M University dan Universitas Udayana.

25. Jacobs J. The 2009 Ecotrust Annual Report. Accessed from:

http://newsletters.ecotrust.org/ecotrust/ecotrust_052010.html [March 13,

2015].

26. Jopela, A. 2011. Traditional Custodianship: a useful framework for heritage

management in southern Africa? Special issue of Conservation and

Management of Archaeological Sites on “Archaeological site management in

sub-Saharan Africa”.

27. Frick, H dan FXB Suskiyanto. 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis:

Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan. Yogyakarta:

Kasinius.

Page 28: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

28

LAMPIRAN

Tabel 1 Luas Wilayah Administrasi Kota Denpasar

Page 29: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

29

Tabel 2. Komposisi Luas RTHK Publik dan Privat Per Kecamatan di Kota

Denpasar1

Page 30: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

30

Gambar 1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Denpasar

Page 31: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

31

Gambar 2 Ruang Terbuka Hijau Kota Denpasar

Page 32: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

32

TJOKORDA ISTRI PRAMITASURI

Denpasar, 6 Maret 1996 Jl. Padang Indah V No. 2, Padang Sambian Kelod Denpasar, Bali Indonesia [email protected] +62878 6274 6000

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD No. 5 Padang Sambian

SMP Negeri 1 Denpasar – Kelas Akselerasi

SMA Negeri 1 Denpasar – Kelas Akselerasi

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

(English Class)

2002 – 2008

2008 – 2010

2010 – 2012

Universitas Udayana, Bali – Indonesia 2012 – sekarang

RIWAYAT ORGANISASI

1. Pimpinan Redaksi (Chief Editor) Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran

Indonesia (JIMKI) – Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

(ISMKI) tahun jabatan 2014-2015.

2. Kepala Divisi Penelitian dan Karya Tulis Kelompok Ilmiah Hippocrates FK

UNUD tahun jabatan 2014 – 2015.

3. Ketua Klub Karya Tulis Kelompok Ilmiah Hippocrates FK UNUD tahun

jabatan 2013-2014.

Page 33: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

33

RIWAYAT PENELITIAN KOLABORATIF

1. Head of Student Associate Investigators dalam International Collaborative

Research Project antara University of Sydney, Eijkman Institute for

Molecular Biology, dan Universitas Udayana dengan topik “Revealing the

Connections of Human Gut Microbes, Diet, and Obesity in Bali” tahun

2015.

2. Student Associate Investigator dalam tim Penelitian Gizi Klinik kerjasama

FK UNUD dengan Danone Institute a.n. dr. I Wayan Weta, MS, SpGK;

Prof. DR. Ir. Ida Bagus Putra Manuaba, dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa,

M.Si dengan judul “Low Ratio N-6:N-3 PUFA Diet Supplementation

Increases IL-10, Decreases TNF-α, and Improves Fatty Liver Index in

Young Obese Females” , bulan Mei 2013 – Januari 2014.

PENGHARGAAN DAN PRESTASI

1. Best Oral Presentation in Epidemiology and Public Health in Indonesia

International (bio)Medical Students Congress, kategori Research Paper

and Poster Competition tingkat Internasional, diselenggarakan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, tahun 2015.

2. Mahasiswa Berprestasi II Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

tahun 2015.

3. 3rd Winner of Indonesia International (bio)Medical Students Congress,

kategori Literature Review Competition tingkat Internasional,

diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI),

Jakarta, tahun 2013.

4. Active Participant (Poster Presentation) of Leiden International Medical

Students Conference (LIMSC) bidang ilmu “Innovation in Health Strategy

and Quality of Care”, konferensi mahasiswa kedokteran terbesar di dunia,

diselenggarakan oleh Leiden Universitair Medisch Centrum (LUMC),

Leiden – Belanda.

5. Poster Presentation in The 5th Science of Nutrition in Medicine and

Healthcare Conference, a world-class international meeting of medical,

nutritionist and scientific communities for latest research in nutritional,

genetic, and genomic science, diselenggarakan oleh The Australasian

Page 34: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

34

College of Nutritional and Environmental Medicine (ACNEM), Melbourne

– Australia.

6. Juara III Lomba Penelitian Epidemiologi Bidang Kardiovaskular

“EPIDEMIC FKM UI” tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta, tahun 2015.

7. Juara III Poster Competition Pharmacy Festival Universitas Indonesia

tahun 2015.

8. 2nd Winner of Scientific Paper on “Scientific Project and Olympiad of

Sriwijaya, diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya, Palembang – Sumatera Selatan, tahun 2013.

9. Penerima Anugerah Penghargaan Pengembangan Minat, Bakat,

Akademik dan Kompetensi Mahasiswa Universitas Udayana atas prestasi

di tingkat Internasional tahun 2013.

10. Juara I Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Bali Mandara – tingkat

Provinsi Bali, diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali tahun 2013.

11. Juara II Lomba Penelitian Epidemiologi Kesehatan “EPIDEMIC FKM UI”

tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Jakarta, tahun 2014.

12. Pemenang dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) DIKTI

bidang Penelitian, tahun anggaran 2014.

13. Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang Nutrisi dan Kesehatan

Masyarakat “Nutrition Expo” tingkat Nasional, diselenggarakan oleh

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta, tahun

2013.

14. Finalis the 1st Indonesian Youth Conference on Sustainable

Development tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta, tahun 2015.

15. Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Scientific Atmosphere 7

Tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana, tahun 2014.

16. Finalis Lomba Poster Ilmiah Scientific Atmosphere 6 Tingkat Nasional,

diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, tahun

2013.

17. Peserta Terbaik 1 dalam Penyuntingan Artikel Ilmiah Mahasiswa,

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2013.

Page 35: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

35

18. Juara 1 Lomba Karya Tulis dalam rangkaian acara Pelatihan Dasar

Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

tahun 2013.

19. Juara 1 Lomba Poster Ilmiah dalam rangkaian acara Pelatihan Dasar

Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

tahun 2013.

20. Juara 2 Lomba Debat dalam rangkaian acara Pelatihan Dasar Kelompok

Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun

2013.

21. Juara 1 Proposal Penelitian dalam Pelatihan Biostatistika dan Penelitian

Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

tahun 2013.

22. Juara Umum I di SMA Negeri 1 Denpasar dalam rangka penilaian akhir

(peringkat paralel) SNMPTN Undangan tahun 2012.

23. Juara I kelas Akselerasi (Percepatan) SMA Negeri 1 Denpasar tahun

2010-2012, di setiap semester.

24. Juara I kelas Akselerasi (Percepatan) SMP Negeri 1 Denpasar tahun

2008-2010, di setiap semester.

25. Finalis Paper Competition (PACOM) antar SMA/SMK tingkat Nasional,

diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,

Surabaya, tahun 2011.

26. Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah “Biology Competition” tingkat Regional

Bali-Nusa Tenggara, diselenggarakan oleh Fakultas MIPA Universitas

Udayana tahun 2011.

27. Juara I Lomba Cerdas Cermat Bahasa Indonesia antar SMA/SMK/MA se-

Bali di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja tahun 2011.

28. Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang IPA tingkat SMP,

diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali tahun 2009.

29. Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMP, diselenggarakan oleh

Pemerintah Kota Denpasar tahun 2009.

30. Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMP se-Jawa Bali dan Nusa

Tenggara, diselenggarakan oleh Kelompok Ilmiah Siswa SMA Negeri 1

Denpasar tahun 2009.

31. Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMP se-provinsi Bali,

diselenggarakan oleh Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 4 Denpasar

tahun 2009.

Page 36: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

36

32. Juara I Siswa Ajeg Bali, diselenggarakan oleh Bali TV/Pers K. Nadha

tahun 2008.

33. Juara I Lomba Menggambar Wayang tingkat SD se-Kota Denpasar,

diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Denpasar tahun 2007.

34. Juara I Siswa Berprestasi/Teladan SD Putri tingkat Provinsi Bali tahun

2007.

35. Peserta Lomba Melukis tingkat Nasional, dalam rangka memperingati

Hari Anak Nasional di Istana Kepresidenan Bogor, diselenggarakan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun

2007.

PUBLIKASI

1. Pramitasuri TI. Curcumin as A Novel Natural Apoptotic Agent in Triple

Negative Breast Cancer. Indonesia International (bio)Medical Student’s

Congress [Oral Presentation]: Journal of Asian Medical Students

Association (J-AMSA), Vol. 2(0)2, 2013. (ISSN 2226:3403).

2. Pramitasuri TI. Potensi Imunomicelle Polimerik PLGA-PEG-MCOOH

Spesifik VCAM-1 Berbasis Senyawa Capsaicin sebagai Modalitas

Mutakhir dalam Penatalaksanaan Aterosklerosis. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI) Vol 2 No. 2, halaman 61-84,

tahun 2014.

3. Pramitasuri TI. Editorial: “Sosialisasi 4 Pilar Gizi Seimbang: Wujudkan

Edukasi yang Komprehensif dengan Konsultasi Gizi Rutin Terpadu” pada

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI) Vol 2 No 2,

halaman 1-5, tahun 2014.

4. Tjokorda Istri Pramitasuri. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa: “Karya Pilihan

Satu: Pelatihan Basic Life Support dan Optimalisasi Puskesmas sebagai

Lini Pertama Manajemen Kegawatdaruratan Medis dalam Mendukung

Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara”, pada Buku “Bali Mandara

Menuju The Great Bali”, halaman 1-34. Biro Humas Sekretariat Daerah

Provinsi Bali, Oktober 2013.

PENGALAMAN MENJADI JURI DALAM KOMPETISI ILMIAH

1. Juri dalam Final Lomba Karya Tulis Ilmiah, acara puncak Pelatihan Dasar

Kelompok Ilmiah Hippocrates FK UNUD tahun 2015.

Page 37: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

37

2. Juri dalam Final Lomba Poster Ilmiah, Pra-Pelatihan Dasar KIH FK

UNUD tahun 2014.

3. Juri dalam Penyisihan Debat, Pra-Pelatihan Dasar KIH FK UNUD tahun

2014.

4. Juri dalam Penyisihan Debat, Pra-Pelatihan Dasar KIH FK UNUD tahun

2013.

PENGALAMAN MENJADI PEMBICARA REGIONAL

1. Pembicara dalam Pelatihan Khusus Kelompok Ilmiah Aesculapius

Universitas Warmadewa tahun 2015.

PENELITIAN YANG PERNAH DIBUAT 1. Riwayat Diabetes Melitus sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular

Mayor pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA) di RSUP Sanglah

Denpasar, Bali

2. Association between USG Fatty Liver, Obesity Status, and

Anthropometric Measurements with Serum Triglyceride (TG) and

Gamma-Glutamyl Transferase (GGT) Levels among Young Obese

Women in Bali Province, Indonesia (2015).

3. Correlation between Waist Circumference (WC), Waist-to-Hip Ratio

(WHR), and Body Mass Index (BMI) with Serum Gamma-

Glutamyltransferase (GGT) in Young Overweight and Obese Women

(2015).

4. Waist-To-Hip Ratio (WHR) Has A Better Correlation with Serum

Triglyceride (TG) and Gamma-Glutamyl Transferase (GGT) than Body

Mass Index (BMI) in Young Obese Women (2015)

5. Relationship of Body Mass Index, Waist Circumference, and Waist to Hip-

Ratio of Young Pre-Obese and Obese Women toward Liver Steatosis

Level using Ultrasonography in Denpasar, Bali (2015).

6. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian: Pemanfaatan Chitosan

dari Limbah Kulit Udang Windu sebagai Inhibitor Pertumbuhan Candida

albicans Penyebab Vulvovaginal Kandidiasis (2014).

Page 38: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

38

7. Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) dengan Fungsi

Kognitif dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan

Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali (2013).

8. Pengaruh Pemberian Senyawa Nobiletin dalam Kulit Jeruk Keprok (Citrus

reticulata) terhadap Resistensi Insulin pada Tikus dengan Diabetes

Melitus Tipe 2 (2012).

9. Efektivitas Elodea densa untuk Mereduksi Kandungan Logam Timbal

dalam Sistem Perairan (2011).

KARYA TULIS TINJAUAN PUSTAKA YANG PERNAH DIBUAT

1. Curcumin as A Novel Natural Apoptotic Agent in Triple Negative Breast

Cancer (2013).

2. Potensi Nanomicelles Quaternized Chitosan Berbasis Agonis G-Protein

Coupled Receptor 120 (NQC-GPR120) dalam Memodulasi Fungsi Sel L,

Adiposit, dan Makrofag sebagai Modalitas Terapi Mutakhir Diabetes

Melitus Tipe 2 (2014).

3. Manajemen Relawan Siaga Bencana Berbasis Community Resilience

sebagai Upaya Komprehensif Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat

Banjir di Indonesia (2014).

4. Pelatihan Basic Life Support dan Optimalisasi Puskesmas sebagai Lini

Pertama Manajemen Kegawatdaruratan Medis dalam Mendukung

Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (2013).

5. Potensi Nanopartikel Micelle Polimerik PLGA-PEG-MCOOH Spesifik

VCAM-1 Berbasis Senyawa Capsaicin sebagai Modalitas Mutakhir dalam

Penatalaksanaan Aterosklerosis (2013).

6. Konsultasi Gizi Rutin Terpadu Berbasis Transtheoretical Model dan

Pemilihan Nutrition Ambassador sebagai Upaya Komprehensif Sosialisasi

Gizi Seimbang di Indonesia (2013).

Page 39: PEMANFAATAN TANAMAN BUAH LOKAL BALI SEBAGAI … fileberujung pada penurunan jumlah ruang terbuka hijau kota (RTHK).1 Berdasarkan peraturan ... tentang Rencana Tata Ruang ... 2 Proporsi

39