pemanfaatan stearin sawit dan minyak kelapa … · virgin coconut oil (vco). salah satu asam lemak...

12
Perspektif Vol. 13 No.2 /Desember 2014. Hlm 63 - 74 ISSN: 1412-8004 Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KARAOW) 63 PEMANFAATAN STEARIN SAWIT DAN MINYAK KELAPA UNTUK FORMULASI ASAM LEMAK MIRIP ASI Utilization of Palm Stearin and Coconut Oil in Formulation of Human Milk Fat Analog STEIVIE KAROUW Balai Penelitian Tanaman Palma Indonesian Palm Crops Research Institute Jalan Raya Mapanget, Manado 95001 Telp. (0431) 812430. Faks. (0431) 812017 E-mail: [email protected] Diterima: 3 September 2014 ; Direvisi: 7 Desember 2014; Disetujui: 10 Desember 2014 ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi pokok bagi bayi, tetapi sebagian ibu pasca melahirkan tidak dapat memberikan ASI dan menggantikannya dengan susu formula. Perbedaan karakter utama antara lemak ASI dan susu formula yaitu distribusi asam lemak terutama pada posisi sn-2. Asam lemak utama pada posisi sn-2 ASI adalah asam palmitat, sedangkan pada susu formula asam palmitat teresterifikasi pada posisi sn-1 dan sn-3. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan trigliserida baru yang memiliki profil asam lemak mirip ASI atau Human Milk Fat analog (HMF analog) dengan ciri komposisi palmitat tinggi pada sn-2. Pembuatan HMF analog telah dilakukan dengan proses interesterifikasi enzimatis menggunakan enzim yang spesifik mengkatalisis posisi sn-1,3 dari triasilgliserol seperti lipase dari Rhizomucor miehei. Sintesis HMF analog menggunakan sumber asam palmitat dari tripalmitin dan lemak babi yang diketahui mengandung asam palmitat tinggi pada posisi sn-2. Stearin sawit mengandung asam lemak palmitat yang sebagian besar (41,7 %) teresterifikasi pada posisi sn-2, sehingga sangat potensial digunakan sebagai sumber asam palmitat untuk sintesis HMF analog. Pada posisi sn-1 dan sn-3 dari HMF analog selanjutnya dapat diesterifikasi asam lemak rantai medium dari minyak kelapa. Asam laurat merupakan asam rantai medium dengan proporsi tertinggi pada minyak kelapa. Kata kunci: HMF analog, stearin sawit, minyak kelapa, asam palmitat, asam laurat ABSTRACT Human milk fat contains high percentage of palmitic acid, that predominantly located in the sn-2 position of the triglycerides. Meanwhile infant formulas contain palmitic acid predominantly in sn-1,3 positions. In recent years, there has been a considerable researchs conducted on structured lipids contain fatty acid profile similar to that of human milk which is called Human Milk Fat analog (HMF analog). Generally, tripalmitin or lard oil were used as sources of palmitic acid in sn-2 position. Palmitic acid is the major fatty acid in palm stearin, in which 41.7 % mainly located in the sn-2 position. Thus, palm stearin is a good source of palmitic acid to synthesis HMF analog. Then, medium chain fatty acids isolated from coconut oil could be esterified in sn-1 and sn-3 position of HMF analog. Lauric acid was the main fatty acid in coconut oil. Keywords: HMF analog, palm stearin, coconut oil, palmitic acid, lauric acid PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi pokok bagi bayi, tetapi sebagian ibu pasca melahirkan tidak dapat memberikan ASI dan menggantikannya dengan susu formula. Susu formula menjadi sumber gizi utama untuk bayi. Perbedaan karakter utama antara lemak ASI dan susu formula yaitu distribusi asam lemak terutama pada posisi sn-2. Asam lemak utama pada posisi sn-2 ASI adalah asam palmitat, sedangkan pada susu formula yaitu asam miristat sebesar 65,6% (Jensen, 2002). Asam palmitat pada ASI teresterifikasi pada posisi sn-2 sekitar 44,8% (Yang et al., 2003), sedangkan pada susu formula asam lemak palmitat teresterifikasi pada posisi sn-1 dan sn-3. Secara alami dalam proses pencernaan, lipase pankreas akan mengkatalisis asam lemak

Upload: dangmien

Post on 13-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perspektif Vol. 13 No.2 /Desember 2014. Hlm 63 - 74

ISSN: 1412-8004

Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KARAOW) 63

PEMANFAATAN STEARIN SAWIT DAN MINYAK KELAPA UNTUK

FORMULASI ASAM LEMAK MIRIP ASI Utilization of Palm Stearin and Coconut Oil in Formulation of Human Milk Fat

Analog

STEIVIE KAROUW

Balai Penelitian Tanaman Palma

Indonesian Palm Crops Research Institute

Jalan Raya Mapanget, Manado 95001 Telp. (0431) 812430. Faks. (0431) 812017

E-mail: [email protected]

Diterima: 3 September 2014 ; Direvisi: 7 Desember 2014; Disetujui: 10 Desember 2014

ABSTRAK

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi pokok bagi

bayi, tetapi sebagian ibu pasca melahirkan tidak dapat

memberikan ASI dan menggantikannya dengan susu

formula. Perbedaan karakter utama antara lemak ASI

dan susu formula yaitu distribusi asam lemak terutama

pada posisi sn-2. Asam lemak utama pada posisi sn-2

ASI adalah asam palmitat, sedangkan pada susu

formula asam palmitat teresterifikasi pada posisi sn-1

dan sn-3. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

menghasilkan trigliserida baru yang memiliki profil

asam lemak mirip ASI atau Human Milk Fat analog

(HMF analog) dengan ciri komposisi palmitat tinggi

pada sn-2. Pembuatan HMF analog telah dilakukan

dengan proses interesterifikasi enzimatis

menggunakan enzim yang spesifik mengkatalisis

posisi sn-1,3 dari triasilgliserol seperti lipase dari

Rhizomucor miehei. Sintesis HMF analog menggunakan

sumber asam palmitat dari tripalmitin dan lemak babi

yang diketahui mengandung asam palmitat tinggi

pada posisi sn-2. Stearin sawit mengandung asam

lemak palmitat yang sebagian besar (41,7 %)

teresterifikasi pada posisi sn-2, sehingga sangat

potensial digunakan sebagai sumber asam palmitat

untuk sintesis HMF analog. Pada posisi sn-1 dan sn-3

dari HMF analog selanjutnya dapat diesterifikasi asam

lemak rantai medium dari minyak kelapa. Asam laurat

merupakan asam rantai medium dengan proporsi

tertinggi pada minyak kelapa.

Kata kunci: HMF analog, stearin sawit, minyak kelapa,

asam palmitat, asam laurat

ABSTRACT

Human milk fat contains high percentage of palmitic

acid, that predominantly located in the sn-2 position of

the triglycerides. Meanwhile infant formulas contain

palmitic acid predominantly in sn-1,3 positions. In

recent years, there has been a considerable researchs

conducted on structured lipids contain fatty acid

profile similar to that of human milk which is called

Human Milk Fat analog (HMF analog). Generally,

tripalmitin or lard oil were used as sources of palmitic

acid in sn-2 position. Palmitic acid is the major fatty

acid in palm stearin, in which 41.7 % mainly located in

the sn-2 position. Thus, palm stearin is a good source

of palmitic acid to synthesis HMF analog. Then,

medium chain fatty acids isolated from coconut oil

could be esterified in sn-1 and sn-3 position of HMF

analog. Lauric acid was the main fatty acid in coconut

oil.

Keywords: HMF analog, palm stearin, coconut oil,

palmitic acid, lauric acid

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi

pokok bagi bayi, tetapi sebagian ibu pasca

melahirkan tidak dapat memberikan ASI dan

menggantikannya dengan susu formula. Susu

formula menjadi sumber gizi utama untuk bayi.

Perbedaan karakter utama antara lemak ASI dan

susu formula yaitu distribusi asam lemak

terutama pada posisi sn-2. Asam lemak utama

pada posisi sn-2 ASI adalah asam palmitat,

sedangkan pada susu formula yaitu asam

miristat sebesar 65,6% (Jensen, 2002). Asam

palmitat pada ASI teresterifikasi pada posisi sn-2

sekitar 44,8% (Yang et al., 2003), sedangkan pada

susu formula asam lemak palmitat teresterifikasi

pada posisi sn-1 dan sn-3.

Secara alami dalam proses pencernaan,

lipase pankreas akan mengkatalisis asam lemak

64 Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74

yang berada pada posisi sn-1 dan sn-3 dari

trigliserida ASI, menghasilkan asam lemak bebas

dan 2-monopalmitin yang selanjutnya akan

langsung diserap. Apabila asam palmitat berada

pada posisi sn-1 dan sn-3, seperti pada lemak

susu formula, maka asam palmitat yang

dilepaskan akan membentuk kompleks asam

lemak-kalsium yang tidak larut, sehingga bayi

yang tidak diberi ASI akan mengalami

penghambatan penyerapan kalsium (Carnielli et

al., 1995). Hasil penelitian Lopez et al. (2001)

membuktikan bayi yang diberi ASI dan susu

formula tinggi palmitat yang teresterifikasi pada

posisi sn-2 menunjukkan absorpsi kalsium tinggi

yang ditandai dengan rendahnya kalsium pada

feses, sedangkan bayi yang diberi susu formula

tinggi palmitat yang teresterifikasi pada posisi sn-

1 dan sn-3, kandungan kalsium pada fesesnya

lebih rendah. Kondisi ini memberi peluang

perlunya susu tambahan dengan komposisi asam

lemak yang hampir sama dengan asam lemak

ASI.

Lemak dalam susu formula pengganti air

susu ibu idealnya mengandung asam palmitat

pada posisi sn-2 tidak kurang dari 40,0%.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

menghasilkan trigliserida baru yang memiliki

profil asam lemak mirip ASI atau Human Milk Fat

analog (HMF analog) dengan ciri komposisi

palmitat tinggi pada sn-2. Pembuatan HMF analog

telah dilakukan dengan proses interesterifikasi

enzimatis. Enzim digunakan untuk sintesis HMF

analog karena enzim memiliki kemampuan yang

spesifik untuk mengkatalisis posisi tertentu dari

triasilgliserol. Lipase spesifik sn-1,3 seperti lipase

dari Rhizomucor miehei paling banyak digunakan

untuk sintesis HMF analog. Selain itu reaksi

enzimatis berlangsung pada suhu rendah, tidak

menghasilkan produk ikutan dan tidak

menyebabkan kerusakan pada komponen yang

ada pada bahan (Mu et al., 1998), sehingga aman

untuk produk pangan khususnya bagi bayi. Jadi

dengan menggunakan lipase spesifik sn-1,3 maka

dapat dihasilkan HMF analog dengan struktur

yang diinginkan yaitu mengandung asam

palmitat pada posisi sn-2 sekitar 40%, sedangkan

posisi sn-1,3 diinkorporasikan asam lemak yang

dapat meningkatkan sifat fungsional HMF analog

seperti eicosapentaenoat (EPA), docosahek-

saenoat (DHA) atau asam lemak rantai medium

(ALRM). Sintesis HMF analog umumnya

menggunakan tripalmitin sebagai sumber asam

lemak palmitat pada posisi sn-2 (Maduko dan

Park, 2007; Maduko et al., 2008; Sahin et al., 2005;

Sahin et al., 2006) dan ada pula yang

menggunakan lemak babi karena mengandung

73,9% asam palmitat pada posisi sn-2 (Nielsen et

al., 2006; Yang et al., 2003). Permasalahannya

tripalmitin harganya mahal, sedangkan minyak

babi terbatas penggunaannya karena alasan

keyakinan. Salah satu sumber asam palmitat

yang banyak terdapat di Indonesia adalah stearin

sawit yang merupakan produk hasil ikutan pada

proses fraksinasi minyak sawit. Stearin sawit

selama ini masih terbatas digunakan untuk

pengolahan produk pangan seperti margarine

dan shortening (Gosh dan Battacharyya, 1997;

Ming et al., 1998). Stearin sawit mengandung total

asam palmitat sekitar 49,6-58,8% (Mounika dan

Reddy, 2012; Zou et al., 2012) dan pada posisi sn-2

sebesar 58,3% (Zou et al., 2012). Kandungan asam

palmitat yang relatif tinggi pada posisi sn-2 dari

stearin sawit memungkinkan stearin sawit

sebagai salah satu sumber asam lemak palmitat

yang potensial untuk sintesis HMF analog.

Keunggulan stearin sawit sebagai bahan baku

HMF analog dibandingkan sumber asam palmitat

yang lain yaitu ketersediaannya melimpah dan

aman dikonsumsi.

Kandungan asam palmitat yang tinggi pada

posisi sn-2 dari stearin sawit memungkinkan

pemanfaatannya sebagai sumber asam palmitat

untuk sintesis HMF analog. Karouw et al. (2014)

telah melakukan sintesis HMF analog

menggunakan bahan baku stearin sawit dan

VCO. Sintesis dilakukan secara enzimatis

menggunakan lipase dari Rhizomucor miehei

spesifik sn-1,3. Hasil yang diperoleh yaitu HMF

analog kaya palmitat pada posisi sn-2 dan posisi

sn-1,3 diesterifikasikan asam lemak rantai

medium yang dapat meningkatkan nilai gizi

HMF analog. ALRM dapat diinkorporasikan pada

posisi sn-1,3 dari HMF analog, karena ALRM

terbukti dapat mencegah kegemukan (St-Onge

dan Jones, 2002). Hal ini disebabkan karena

ALRM dapat meningkatkan oksidasi endogen

yang mengakibatkan penurunan massa jaringan

adiposa (Binnert et al., 1998; Papamandjaris et al.,

Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW) 65

2000). Sebagai sumber ALRM yang banyak

terdapat di Indonesia adalah minyak kelapa atau

Virgin Coconut Oil (VCO). Salah satu asam

lemak yang termasuk dalam kelompok ALRM

yaitu asam laurat yang dapat mencapai 46,6-

48,8% dalam minyak kelapa (Marina et al., 2009;

Rao dan Lokesh, 2003). Makalah ini menyajikan

potensi stearin sawit dan VCO sebagai bahan

baku potensial untuk sintesis asam lemak mirip

ASI (HMF analog).

STEARIN SAWIT DAN VCO SEBAGAI

BAHAN BAKU HMF ANALOG

Manfaat Asam Palmitat pada Minyak Sawit dan

Stearin Sawit.

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman

perkebunan yang potensial di Indonesia. Sampai

tahun 2009 luas areal perkebunan kelapa sawit

Indonesia diperkirakan sekitar 7,5 juta hektar, 40

persen di antaranya milik rakyat (APCC, 2009).

Kelapa sawit terdiri atas 3 varietas yaitu : Dura,

Tenera dan Pisifera. Masing-masing tipe

dibedakan berdasarkan tebal cangkangnya.

Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada

saat kadar minyak mesokarp mencapai

maksimum dan kandungan asam lemak bebas

minimum, yaitu pada saat buah mencapai tingkat

kematangan tertentu. Kriteria kematangan yang

tepat ini dapat dilihat dari warna kulit buah dan

jumlah buah yang rontok tiap tandan.

Minyak sawit diekstraksi dari bagian

mesokarp, sedangkan dari inti sawit dihasilkan

minyak inti sawit. Minyak sawit digunakan

sebagai bahan baku minyak goreng, margarin,

sabun, kosmetik dan industri farmasi. Komposisi

asam lemak minyak yang diekstraksi dari

mesokarp berbeda dengan minyak inti sawit

(Hui, 1996).

Asam lemak dominan pada minyak sawit

adalah asam palmitat (31,8-56,0%) disusul asam

oleat (29,9-48,9%), asam linoleat (6,3-12,0%) dan

asam stearat 4,1-5,2% (Hui, 1996). Asam lemak

dominan pada posisi sn-2 dari minyak sawit

adalah oleat 70,9%, asam linoleat 19,0% dan asam

palmitat 7,2% (Berry et al., 2007). Sedangkan

minyak inti sawit asam lemak dominannya

adalah laurat sekitar 50% (Haard dan Chism,

1996). Profil dan distribusi asam lemak minyak

sawit disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Profil dan distribusi asam lemak minyak

sawit

Asam Lemak Total

(mol %)

sn-2

( mol %)

C16:0 31,4 7,2

C18:0 4,8 1,1

C18:1n-9 51,3 70,9

C18:2n:6 11,1 19,0

Lainnya 1,4 1,8

Sumber : Berry et al. (2007)

Tabel 2. Profil dan distribusi asam lemak stearin

sawit

Asam

Lemak Total (%) Posisi sn-2

(%)

Zou et al.

(2012)

Zou et al.

(2012)

Mounika

dan Reddy

(2012)

C12:0 0,9 1,3 0,7

C14:0 1,7 1,2 1,5

C16:0 58,8 49,6 58,3

C18:0 4,8 3,0 4,9

C18:1n-9 25,9 35,6 26,5

C18:2n:6 7,5 8,2 7,7

C18:3n-3 0,3 - 0,2

Proses pengolahan minyak sawit selain

dihasilkan produk utama minyak sawit atau

disebut fraksi olein, juga dihasilkan produk

ikutan seperti stearin sawit dan palm mid fraction

(PMF). Stearin sawit adalah fraksi padat yang

memiliki melting point relatif tinggi sekitar 44-

56oC (Ming et al., 1998). Profil asam lemak stearin

sawit disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan data

pada Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa asam palmitat

dan oleat merupakan asam lemak dominan pada

minyak sawit dan stearin sawit. Minyak sawit

didominasi oleh asam lemak tak jenuh sebanyak

62,4% dengan proporsi tertinggi oleat 51,3% dan

linoleat 11,4%, sedangkan asam palmitat 31,4%.

Pada stearin sawit asam lemak tak jenuh (oleat

dan linoleat) hanya sebanyak 33,4-33,8% dan

asam lemak palmitat relatif lebih tinggi yaitu

49,8-58,8%. Distribusi asam palmitat pada posisi

sn-2 dari stearin sawit lebih tinggi yaitu 58,3%,

sedang pada minyak sawit hanya 7,2 %.

66 Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74

Kandungan asam palmitat yang tinggi pada

stearin sawit terutama pada posisi sn-2nya,

memungkinkan pemanfaatan stearin sawit

sebagai sumber asam palmitat yang potensial

untuk sintesis HMF analog kaya palmitat. Untuk

menghasilkan 2-monogliserida kaya palmitat

dapat dilakukan dengan melakukan proses

hidrolisis menggunakan enzim spesifik sn-1 dan

sn-3, sehingga dengan demikian ditemukan nilai

tambah dari dari hasil samping industri sawit.

Manfaat Asam Lemak Rantai Medium pada

Minyak Kelapa

Kelapa merupakan salah satu tanaman

perkebunan kedua yang sangat berpengaruh

terhadap perekonomian di Indonesia.

Berdasarkan data Asian Pacific Coconut

Community (APCC) Indonesia merupakan

negara yang memiliki areal pertanaman kelapa

terluas di dunia yaitu sekitar 3,8 juta hektar

dengan total produksi 1.598.000 ton setara

kopra/tahun, disusul Filipina sebesar 3,4 juta

hektar (APCC, 2009). Sampai saat ini kopra masih

merupakan produk utama yang diolah pada

tingkat petani.

Produk utama tanaman kelapa adalah buah

kelapa yang terdiri dari 4 komponen, yaitu sabut

33 %, tempurung 15 %, air kelapa 22% dan

daging buah 30%. Daging buah kelapa

merupakan komponen yang paling banyak

dimanfaatkan untuk produk pangan maupun

non pangan. Daging buah kelapa selain

merupakan bahan baku pada pengolahan minyak

kelapa kasar (crude coconut oil, CCO) dan industri

dessicated coconut (kelapa parut kering), juga telah

dimanfaatkan secara luas pada berbagai produk

seperti santan kelapa, coconut chip, virgin

coconut oil, permen kelapa, selai kelapa, es

kelapa muda dan tart kelapa.

Komposisi asam lemak daging buah kelapa

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis

dan varietas kelapa, umur kelapa, iklim, jenis

tanah dan ketinggian tempat. Buah kelapa Dalam

menghasilkan daging buah lebih tebal sekitar

29,7-35,0% dibandingkan dengan kelapa Genjah

(Trubus, 2005). Tenda et al. (1997) melaporkan

bahwa buah kelapa Dalam Tenga (DTA)

memiliki kadar lemak sekitar 69,31%, sedangkan

kelapa Genjah Bali (GKB), Genjah Kuning Nias

(GKN) dan Genjah Raja (GRA) masing-masing

memiliki kadar lemak 55,3%, 58,1 % dan 57,8 %.

Menurut Kwon et al. (1996) daging buah kelapa

matang yang berkadar air 40,9%, memiliki kadar

protein 3,8% dan lemak 35,2%. Daging buah

kelapa akan mengalami perubahan komposisi

kimia dengan bertambahnya umur buah. Kadar

lemak akan meningkat dengan bertambahnya

umur buah kelapa. Sedangkan kadar air akan

menurun dengan bertambahnya umur daging

buah (Bawalan, 2005; Tenda et al., 1997;

Rindengan et al., 1996).

Hasil analisis asam lemak dari kopra pada

beberapa kultivar kelapa Genjah dan kelapa

Dalam yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian

Tanaman Palma Manado, ternyata komposisi

asam-asam lemak pada daging buah kelapa

beragam antar kultivar (Tabel 3).

Tabel 3. Komposisi asam-asam lemak pada beberapa kultivar kelapa Genjah dan Kelapa Dalam

Jenis Asam lemak

Kelapa Genjah Kelapa Dalam

GKN GRA GKB DTE DTA DMT

g asam lemak/100 g minyak Kaprilat (C-8) 7,65 9,12 9,62 9,54 10,76 10,22 Kaprat (C-10) 5,60 6,27 6,56 6,76 7,75 6,83

Laurat (C-12 32,26 35,20 36,68 35,09 33,96 36,57

Miristat (C-14) 16,83 13,88 14,35 14,70 15,88 13,42

Palmitat (C-16) 9,38 7,17 7,20 7,72 7,84 6,48 Stearat (C-18) 2,89 2,24 1,86 2,36 2,38 1,76 Oleat (C18 : 1) 6,06 5,18 5,54 4,96 5,46 4,27 Linoleat (C 18 : 2) 2,52 1,62 1,96 1,51 2,13 1,44 Keterangan : GKN = Kelapa Genjah Kuning Nias; GRA = Kelapa Genjah Raja; GKB = Genjah Kuning Bali; DTE =

Kelapa Dalam Takome; DTA = Kelapa Dalam Tenga; DMT = Kelapa Dalam Mapanget.

Sumber: Novarianto (1994)

Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW) 67

Berdasarkan data pada Tabel 3, kelapa

Genjah memiliki kadar asam laurat berkisar 32,26

- 36,68 g asam lemak/100 g minyak, sedangkan

kandungan asam laurat pada ketiga kultivar

kelapa Dalam yaitu 33,96-36,57 g asam lemak/100

g minyak. Kandungan asam lemak rantai

medium pada kelapa Genjah 45,51-52,86 g asam

lemak/100 g minyak dan pada kelapa Dalam

51,39-53,62 g asam lemak/100 g minyak. Secara

keseluruhan kelapa Dalam dan kelapa Genjah

memiliki kandungan asam laurat yang hampir

sama, akan tetapi kandungan asam lemak rantai

medium pada kelapa Dalam lebih tinggi

dibanding kelapa Genjah. Buah kelapa Genjah

umumnya dipanen dalam bentuk kelapa muda

dengan memanfaatkan airnya, karena rasanya

lebih manis dibanding kelapa Dalam. Air kelapa

muda dikonsumsi segar, sedangkan daging

buahnya dimanfaatkan untuk pengolahan tart,

selai kelapa ataupun dikosumsi segar dalam

bentuk es kelapa muda. Sedangkan buah kelapa

Dalam dipanen pada umur buah 11-12 bulan

(kelapa tua) untuk diesktrak minyaknya karena

kadar lemak daging buah kelapa Dalam lebih

tinggi yaitu 69,3%, dibanding daging buah kelapa

Genjah hanya sekitar 55,3-58,1% (Tenda et al.,

1997).

Marina et al. (2009) melakukan analisis

minyak kelapa komersial yang dijual di Malaysia

dan Indonesia. Asam laurat (C-12) merupakan

asam lemak dengan proporsi terbesar berkisar

46,64-48,03%, disusul asam miristat (C14) 16,23-

18,90%. Bhatnagar et al., (2009) melaporkan

bahwa minyak kelapa dari daerah Mysore India

memiliki kandungan asam laurat sebesar 49,61%,

sedangkan asam kaprat (C8) dan asam kaprilat

(C10) masing-masing 4,8 dan 5,8%. Rao dan

Lokesh (2003) menganalisis profil dan distribusi

asam lemak pada posisi sn-2 dari minyak kelapa

yang berasal dari di India (Tabel 4).

Data pada Tabel 4. menunjukkan bahwa

asam laurat merupakan asam lemak utama pada

minyak kelapa sebesar 48,8%, dengan total asam

lemak rantai medium (kaprat, kaprilat dan

laurat) 53,4%. Asam laurat yang teresterifikasi

pada sn-2 sebanyak 29,8%. Berdasarkan data

pada Tabel 4 diprediksikan asam laurat yang

berada pada posisi sn-1,3 yaitu 70,2%. Asam

lemak tak jenuh yaitu 10,8% masing-masing

terdiri atas asam oleat (C-18:1) sebesar 9,0% dan

asam linoleat (C-18:2) 1,8%. Kandungan asam

lemak rantai medium terutama asam laurat yang

tinggi pada minyak kelapa sangat memung-

kinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku

untuk sintesis HMF analog kaya laurat pada

posisi sn-1 dan sn-3 sehingga dengan demikian

dapat meningkatkan nilai tambah dari minyak

kelapa.

Asam laurat atau asam dodekanoat memiliki

rumus molekul C12H24O2. Asam laurat berbentuk

kristal padat, berwarna putih, memiliki titik didih

298,9oC (pada 760 mm Hg), pada suhu kamar

berbentuk padat dan titik cair 44,0-44,2oC.

Minyak nabati tropis sumber asam laurat yaitu

minyak kelapa dan minyak inti sawit (O’Brien,

2004).

Asam laurat dalam tubuh akan diubah

menjadi monolaurin. Hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa monolaurin

bersifat antivirus, antibakteri dan antijamur.

Penelitian terhadap pasien Human

Immunodeficiency Virus (HIV) menunjukkan

bahwa pemberian monolaurin murni maupun

minyak kelapa memberikan pengaruh positif

terhadap penderita HIV. Asam laurat terbukti

secara in vitro dan in vivo dapat digunakan

sebagai antibiotik alami pada kulit yang

terinfeksi Propionibacterium acnes, Staphylococcus

aureus dan Staphylococcus epidermidis. Asam

laurat memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi

dan terbukti dapat menghambat pertumbuhan

bakteri patogen Listeria monocytogenes (Enig,

1999).

Tabel 4. Profil dan distribusi asam lemak

minyak kelapa

Asam lemak Total (%) sn-2 (%)

C8:0 1,9 nd

C10:0 2,7 1,8

C12:0 48,8 29,8

C14:0 23,6 30,1

C16:0 8,5 15,6

C18:0 3,6 3,0

C18:1 9,0 12,5

C18:2 1,8 6,6

Sumber : Rao dan Lokesh (2003)

68 Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74

Asam laurat yang memiliki 12 atom karbon

pada trigliseridanya termasuk dalam kelompok

Medium Chain Fatty Acid (MCFA) atau asam

lemak rantai medium (ALRM). Kelompok ALRM

adalah asam lemak yang memiliki 6-12 atom

karbon. Keunggulan ALRM dalam proses

pencernaan dibanding asam lemak tak jenuh

yaitu lebih cepat diserap dan dimetabolisme

secara cepat, dapat diabsorpsi via sistem vena

portal dan tidak memerlukan jalur chylomicron

untuk ditransfer dari darah ke sel.

ALRM dinyatakan oleh Food and Drug

Administrasion sebagai makanan yang aman

untuk dikonsumsi sejak tahun 1994 (Marten et al.,

2006). Produk pangan komersial tinggi ALRM

antara lain Caprenin, Neobee dan Captex yang

mengandung asam kaprat dan kaprilat (Akoh,

2002). ALRM telah digunakan sebagai sumber

lemak untuk susu formula yang diproduksi oleh

Mellin-Star Italia. Susu formula dengan merk

dagang Mellin O brand formula tersebut

mengandung ALRM sekitar 34,1% Carnielli et al.

(1995). ALRM juga digunakan sebagai bahan

formulasi makanan untuk pasien yang

mengalami gangguan penyerapan, pasien pasca

operasi dan orang lanjut usia (Marten et al., 2006).

Konsumsi ALRM terbukti dapat mencegah

kegemukan karena dengan mengkonsumsi

ALRM dapat meningkatkan rasa kenyang

sehingga mengurangi nafsu makan (St-Onge dan

Jones, 2002). Assuncao et al. (2009) melaporkan

pengaruh pemberian diet kaya ALRM yang

bersumber dari minyak kelapa, dibandingkan

dengan diet yang mengandung asam lemak tak

jenuh (ALTJ) dari minyak kedelai terhadap 40

orang relawan yang mengalami kelebihan berat

badan (kegemukan). Relawan yang diberi diet

kaya ALRM setelah 2 minggu mengalami

penurunan lingkar pinggang 1,4 cm, sedangkan

yang diberi diet tinggi ALTJ meningkat 0,6 cm.

Hal ini disebabkan karena ALRM dapat

meningkatkan oksidasi endogen yang

mengakibatkan penurunan massa jaringan

adiposa (Binnert et al., 1998; Papamandjaris et al.,

2000). Kegemukan menjadi wabah yang melanda

negara-negara maju seperti Amerika (Ghandehari

et al., 2009) dan Eropa (Stephanie dan Bruce,

2011). Kegemukan juga dikaitkan dengan awal

munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti

diabetes, stroke dan penyakit jantung (Chen et al.,

2008; Ghandehari et al., 2009). Individu yang

semasa kecilnya kegemukan sangat rentan

dengan masalah kegemukan di usia lanjutnya.

Permasalahan ini sudah mulai terasa juga di

Indonesia dengan terus meningkatnya prevalensi

penyakit degeneratif tersebut.

ASAM LEMAK MIRIP ASI (HUMAN MILK

FAT ANALOG)

Karakteristik HMF Analog dan Air Susu Ibu.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat gizi

penting yang dibutuhkan bayi. Distribusi asam

lemak yang teresterifikasi pada trigliserida,

berpengaruh terhadap absorpsi lemak. Secara

alami dalam proses pencernaan, lipase pankreas

akan menghidrolisis asam lemak yang berada

pada posisi sn-1 dan sn-3 dari trigliserida ASI,

menghasilkan asam lemak bebas dan 2-

monopalmitin yang selanjutnya akan langsung

diserap. Apabila asam palmitat berada pada

posisi sn-1 dan sn-3, maka akan terlepas dari

gliserol dan membentuk kompleks asam lemak-

kalsium yang tidak larut, sehingga menyebabkan

penurunan kalsium yang diserap. Masalah

penghambatan penyerapan kalsium ini terjadi

pada bayi yang tidak diberi asupan ASI (Carnielli

et al., 1995). Bayi yang diberi asupan ASI dan

susu formula tinggi palmitat yang teresterifikasi

pada posisi sn-2 menunjukkan absorpsi kalsium

tinggi, yang ditandai dengan rendahnya kalsium

pada feses. Sedangkan bayi yang diberi susu

formula tinggi palmitat dan teresterifikasi pada

posisi sn-1 dan sn-3, kandungan kalsium pada

fesesnya lebih tinggi (Lopez et al., 2001).

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

menghasilkan trigliserida baru yang memiliki

profil asam lemak mirip ASI. Pengolahan HMF

analog telah dilakukan dengan proses

interesterifikasi enzimatis menggunakan

biokatalis lipozyme RM IM dari Rhizomucor

miehei. Profil dan distribusi asam lemak ASI dan

HMF analog masing-masing disajikan pada Tabel

5 dan.6.

Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW) 69

Berdasarkan data pada Tabel 5 terlihat

bahwa asam oleat dan palmitat adalah asam

lemak utama pada ASI masing-masing berkisar

21,9-40,2% dan 21,0-22,6%. Sedangkan pada

posisi sn-2 asam palmitat merupakan asam lemak

dengan proporsi tertinggi yaitu 44,8-54,2%. Asam

lemak rantai medium (ALRM) yaitu laurat (C12)

yang terkandung dalam ASI relatif rendah hanya

4,1-4,9%, sedangkan menurut Yuhas et al. (2006)

ALRM pada ASI (C10 dan C12) mencapai 16,2%.

Komponen yang ada dalam ASI sangat

dipengaruhi oleh diet ibu. ASI yang dianalisis

oleh Yuhas et al. (2006) adalah ASI dari ibu

menyusui di Filipina yang banyak

mengkonsumsi asam lemak rantai medium

khususnya yang berasal dari kelapa dan produk

olahannya. Menurut Yuhas et al. (2006),

komposisi ASI sangat dipengaruhi oleh diet ibu

yang menyusui.

HMF analog yang disintesis asam lemak

dominannya adalah palmitat dan oleat, sedang

posisi sn-2 didominasi oleh asam palmitat yaitu

40,8-71,9% (Tabel 6). HMF analog yang disintesis

oleh Yang et al. (2003) dan Nielsen et al. (2006)

memiliki kandungan asam palmitat pada posisi

sn-2 yang relatif lebih tinggi masing-masing 67,3

dan 71,9% dibanding yang lainnya (Tabel 2.7).

Hal ini disebabkan karena perbedaan sumber

asam palmitat untuk posisi sn-2nya. Yang et al.

(2003) dan Nielsen et al. (2006) menggunakan

lemak babi sebagai sumber asam palmitat,

sedangkan yang lain menggunakan tripalmitin.

HMF analog yang disintesis oleh Maduko et al.

(2007) dan Maduko et al. (2008) mengandung

asam lemak rantai medium yang relatif lebih

tinggi dibanding yang lain, karena salah satu

bahan yang digunakan untuk sintesis adalah

minyak kelapa yang kaya ALRM terutama asam

laurat.

Tabel 5. Profil dan distribusi asam lemak ASI

Asam lemak

Lien et al.

(1997)

Innis et al.

(1994)

Yuhas et al.

(2006)

Total sn-2 Total sn-2 Total

C10:0 - - - - 2,4

C12:0 4,9 5,3 4,1 2,5 13,8

C14:0 6,6 11,2 5,5 6,2 5,9

C16:0 21,8 44,8 21,0 54,2 22,6

C18:0 8,0 1,2 7,1 2,9 6,3

C18:1 33,9 9,2 40,2 17,1 21,9

C18:2 13,2 7,1 13,4 8,1 7,9

C18:3 1,2 - 1,5 2,1 0,4

Tabel 6. Profil dan distribusi asam lemak HMF analog

Asam

Lemak

Maduko et al. (2007) Yang et al. (2003) Maduko et al. (2008) Nielsen et al. (2006)

Total sn-2 Total sn-2 Total sn-2 Total sn-2

C8:0 1,5 4,1 - - 1,2 5,5 - -

C10:0 2,9 3,6 - - 2,4 3,7 - -

C12:0 23,6 16,3 0,1 0,2 17,1 17,1 0,2 0,4

C14:0 8,2 9,5 1,0 2,4 9,0 5,1 1,65 4,5

C16:0 24,6 40,8 23,9 67,3 26,0 46,9 31,2 71,9

C18:0 6,2 2,6 15,4 8,3 3,0 1,0 8,6 3,4

C18:1 29,6 14,3 41,6 12,8 30,7 8,7 28,9 10,8

C18:2 3,4 8,6 13,2 5,7 7,1 6,7 1,8 4,8

C18:3 1,1 0,3 0,4 0,4 1,5 0,4 2,3 0,6

70 Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74

Sintesis HMF analog umumnya

menggunakan tripalmitin sebagai sumber asam

palmitat pada posisi sn-2nya atau lemak babi.

Lemak babi mengandung asam palmitat pada

trigliseridanya sekitar 23,9-28,5% dan pada posisi

sn-2 67,3-78,9% (Lien et al., 1997; Wang et al.,

2010). Tetapi lemak babi terbatas penggunaannya

karena sebagian masyarakat tidak dapat

mengkonsumsinya. Oleh karena itu penggunaan

sumber minyak atau lemak tinggi palmitat dari

bahan alami sangat potensial untuk dilakukan.

Sumber asam palmitat selain lemak babi antara

lain minyak sawit (44,0%), minyak cotton seed

(21,5%) minyak tallow (24,0%) (O’ Brien, 2004),

minyak biji kenari (24,7-26,8%) (Djarkasi, 2009)

dan stearin sawit (49,6-58,8%) (Mounika dan

Reddy, 2012; Zou et al., 2012). Di antara lemak

dan minyak tinggi asam palmitat tersebut, maka

distribusi asam palmitat tertinggi pada posisi sn-

2nya adalah lemak babi sebesar 67,3-78,9% (Lien

et al., 1997; Wang et al., 2010) dan stearin sawit

sekitar 58,3% (Zou et al., 2012).

Keunggulan HMF Analog Kaya ALRM.

Berdasarkan keunggulan yang dimiliki

ALRM, maka telah banyak dilakukan penelitian

untuk mensintesis TAG tinggi ALRM pada posisi

sn-1 dan sn-3. Akoh dan Yee (1997) melakukan

sintesis lipida terstruktur dengan substrat

tristearin (C18:0) dan trikaprilin (C10:0)

menggunakan katalis lipase amobil dari

Rhizomucor miehei pada suhu 55oC selama 24 jam.

Lipida terstruktur yang dihasilkan mengandung

asam kaprat dan stearat berturut-turut 35,2% dan

64,8% dan yang teresterifikasi pada posisi sn-2

sebanyak 21,2% (asam kaprat) dan 78,8% (asam

stearat).

Sintesis trigliserida tinggi asam lemak rantai

medium juga telah dilakukan oleh Arifin et al.

(2010) dengan mereaksikan asam kaprat, asam

stearat dan gliserol menggunakan biokatalis

lipase amobil dari R. miehei pada suhu 65oC. Yield

tertinggi (58,55%) dihasilkan pada lama reaksi

13,8 jam, konsentrasi enzim 7,9% dan rasio molar

asam:gliserol 3:1. Suhu sintesis yang digunakan

oleh Arifin et al. (2010) lebih tinggi yaitu 65oC

dibanding Akoh dan Yee (1997) yaitu 55oC.

Sintesis lipida terstruktur tinggi ALRM yang

dilakukan oleh Ilyasoglu et al. (2011) sebagai

sumber ALRM digunakan Neobee (asam lemak

rantai medium komersial) yang mengandung

asam kaprat (C8:0) dan asam kaprilat (C10:0)

masing-masing 58,0% dan 41,2%, sedangkan

sumber asam lemak tak jenuh digunakan minyak

hazelnut yang mengandung sekitar 76,9% asam

oleat dan 15,0% asam linoleat. Tripalmitin

digunakan sebagai sumber asam palmitat pada

posisi sn-2. Inkorporasi asam kaprilat dan kaprat

tertinggi yaitu berturut-turut 13,1-18,7 dan 12,44-

15,88% pada suhu 54,5-57oC dengan biokatalis

lipase dari R. miehei. Lipida terstruktur yang

dihasilkan mengandung asam palmitat, kaprilat

dan kaprat berturut-turut 12,8; 10,6 dan 30,0

g/100 g. Miura et al. (1999) melaporkan sintesis

lipida terstruktur dengan kandungan asam laurat

pada posisi sn-1,3 mencapai lebih dari 95%

menggunakan asam laurat yang

diinkorporasikan pada triolein dengan biokatalis

lipase amobil dari R. miehei.

Sintesis HMF analog dari stearin sawit dan

VCO.

Sintesis HMF analog menggunakan stearin

sawit sebagai sumber asam palmitat dilakukan

dengan terlebih dahulu menghidrolisis stearin

sawit menjadi 2-monogliserida. Karouw et al.

(2013) melaporkan hidrolisis stearin sawit secara

enzimatis untuk menghasilkan 2-monogliserida

menggunakan lipase pankreas dan lipase dari

Rhizomucor miehei. Proporsi fraksi monogliserida

tertinggi diperoleh pada penggunaan lipase dari

R. miehei dengan rasio substrat:buffer fosfat 10:1

dalam waktu 18 jam yakni sebesar 21,59%,

sedangkan penggunaan lipase pankreas

menghasilkan fraksi monogliserida tertinggi

dalam waktu inkubasi 42 jam pada rasio substrat:

buffer fosfat 10:4 menghasilkan 40,45%.

Monogliserida yang dihasilkan masih

mengandung komponen non monogliserida

sehingga harus dimurnikan. Proses pemurnian

menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

dapat memisahkan komponen non monogliserida

sehingga dapat diperoleh 2-monogliserida kaya

palmitat. Asam lemak dengan proporsi tertinggi

pada 2-monogliserida hasil pemurnian yaitu

asam palmitat dan oleat masing-masing sebesar

55,21% 35,26% (Karouw, 2013). Selanjutnya 2-

monogliserida yang diperoleh diinkorporasikan

Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW) 71

dengan ALRM dari VCO, sehingga dihasilkan

HMF analog kaya laurat. ALRM teresterifikasi

pada posisi sn-1,3 dari HMF analog. HMF analog

yang diperoleh terbukti stabil terhadap proses

oksidasi yang ditandai dengan rendahnya angka

peroksida dan asam lemak bebas (Karouw et al.,

2014). Profil asam lemak HMF analog yang

disintesis dari stearin sawit dan VCO secara

lengkap disajikan pada Tabel 7.

Table 7. Profil asam lemak HMF analog dari

stearin sawit dan VCO

Asam lemak % Asam Lemak

Total Posisi sn-2

C10:0 4.49 ± 0.43 5.43 ± 0.87

C12:0 39.37 ± 0.92 27.35 ± 4.99

C14:0 16.06 ± 0.39 12.41 ± 189

C16:0 24.33 ± 1.59 39.71 ± 1.67

C18:0 5.37 ± 0.69 3.24 ± 0.65

C18:1 8.98 ± 0.74 10.49 ± 1.13

C18:2 1.40 ± 0.11 1.37 ± 0.49

Keterangan: Reaksi esterifikasi enzimatis

monogliserida (MG) dan ester metil

asam lemak (EMAL) menggunakan

lipase lipozyme RM IM sebagai

biokatalis (rasio MG/EMAL)=1:3 b/b;

suhu inkubasi 50oC dan konsentrasi

enzim 10% selama 12 jam dalam shaker

waterbath 120 stroke/menit).

Sumber: Karouw et al. (2014)

HMF analog yang disintesis

menggunakan stearin sawit dan VCO memiliki

karakteristik yang berbeda dibanding HMF

analog yang disintesis dari minyak nabati dan

minyak hewani lainnya (Tabel 6). HMF analog

dari stearin sawit dan VCO mengandung ALRM

yang lebih tinggi yaitu 43,86%, sedangkan

kandungan asam lemak palmitatnya hampir

sama. ALRM pada posisi sn-2 sebanyak 32,78 dan

sisanya teresterifikasi pada posisi sn-1,3.

Distribusi asam lemak pada posisi sn-1,3 akan

berbeda sesuai distribusi asam lemak bahan

bakunya. Perbedaan bahan baku yang digunakan

untuk sintesis HMF analog sangat mempengaruhi

profil asam lemak yang dihasilkan.

KESIMPULAN

1. Kandungan asam palmitat yang relatif tinggi

pada posisi sn-2 dari stearin sawit

memungkinkan stearin sawit dimanfaatkan

sebagai salah satu sumber asam lemak

palmitat yang potensial untuk sintesis HMF

analog.

2. Asam palmitat yang teresterifikasi pada posisi

sn-2 menyerupai distribusi asam palmitat

pada ASI, sedangkan kandungan MCFA

tinggi yaitu asam laurat pada posisi sn-1 dan

sn-3 diharapkan mampu menyediakan energi

yang dapat langsung digunakan tubuh

sehingga tidak tersimpan dalam otot dan

tidak menyebabkan kegemukan.

3. Perkembangan penelitian HMF analog akan

membuka peluang pemanfaatan stearin sawit

sebagai sumber asam palmitat karena

ketersediaannya melimpah dan aman

dikonsumsi. Preparasi stearin sawit untuk

bahan baku HMF analog sampai saat ini masih

menggunakan biokatalis yaitu lipase

komersial yang harganya relatif mahal,

sehingga perlu dilakukan penelitian untuk

mengisolasi lipase dari bahan alami.

DAFTAR PUSTAKA

Akoh, C.C. dan Yee, L.W. 1997. Enzymatic

synthesis of position spesific low-calorie

structured lipid. Ibid 74: 1409-1413.

------------. 2002. Structured Lipids. Dalam : Akoh,

C.C. dan Min, D.B. Editor : Food Lipids.

Chemistry, Nutrition and Biotechnology.

Second edition, Revised Expanded.

Marcel Dekker, New York, Basel. p 877-

908.

APCC. 2009. Coconut Statistic Year Book.

Arifin, N., Soo-Peng, K., Lonh, K., Chin-Ping, T.,

Yussof, M.S.A. dan Oi-Ming, L. 2010.

Modelling and optimization of lipozyme

RM IM-catalyzed esterification of

medium- and long-chain triacylglycerols

(MLCT) using response surface

methodology. Food Bioprocess

Technology. DOI 10.1007/s11947-010-

0325-5.

72 Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74

Assuncao, M.L., Ferreira, H.S., Santos, A.F.,

Cabral Jr, C.R. dan Florencio, T.M.M.T.

2009. Effects of dietary coconut oil on the

biochemical and anthropometric profiles

of women presenting abdominal obesity.

Lipids 44: 593-601.

Bawalan, D. D. 2005. A Technical Input to the

Project ”Pilot Demonstration of Small-

Scale Equipment for Production of Virgin

Coconut Oil and Products in Thailand.

Food and Agriculture Organization of the

United Nations-Thailand Departement

Agriculture.

Berry, E.E., Woodward, R., Yeoh, C., Miller, G.J.

dan Sanders, T.A.B. 2007. Effect of

interesterification of palmitic acid-rich

triacylgliserol on postpandrial lipid and

factor VII response. Lipids 42: 315-323.

Bhatnagar., A.S., Prasant Kumar, P.K.,

Hemavathy, J. dan Kopala, A.G.G. 2009.

Fatty acid composition, oxidative

stability and radical scavenging activity

of vegetable oil blends with coconut oil.

Journal of the American Oil Chemists’

Society 86: 991-999.

Binnert, C., Pachiaudi, C., Beylot, M., Hans, D.,

Vandermander, J., Chantre, P., Riou, J.P.

dan Laville, M. 1998. Influence of human

obesity on the metabolic fate of dietary

long-and medium-chain triacylglycerols.

The American Journal of Clinical

Nutrition 67: 595-601.

Carnielli, V.P., Rossi, K., Badon, T., Gregori, B.,

Verlato, G., Arzali, A. dan Zacchello, F.

1995. Medium-chain triacylglycerols in

formulas for preterm infants: effect on

plasma lipids, circulating concentrations

of medium-chain fatty acids, and

essensial fatty acids. The American

Journal of Clinical Nutrition 64(2): 152-

158.

Chen, W-P., Ho, B-Y., Lee, C-L., Lee., C-H. dan

Pan, T-M. 2008. Red mold rice prevents

the development of obesity, dyslipidemia

and hyperinsulinemia induced by high-

fat diet. International Journal of Obesity

32: 1694-1704.

Djarkasi, G.S.S. 2009. Karakterisasi dan Stabilitas

Oksidatif Minyak Biji Kenari. Disertasi.

Sekolah Pasca Sarjana, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Enig, M. 1999. Coconut : In Support of Good

Health in the 21st Century. Paper

presented on APPC’S XXXVI session and

30th Anniversarry in Pohnpei, Federated

States of Micronesia, 27-28 September

1999.

Ghandehari, H., Le, V., Kamal-Bahl, S., Bassin,

S.L. dan Wong, N.D. 2009. Abdominal

obesity and the spectrum of global

cardiometabolic risks in US adults.

International Journal of Obesity 33: 239-

248.

Gosh, S. dan Bhattacharyya, D.K. 1997.

Utilization of high-melting palm stearin

in lipase-catalyzed interesterification

with liquid oils. Journal of American Oil

Chemists’ Society 74(5): 589-592.

Haard, N.F. dan Chism, G.W. 1996. Characteristic

of Edible Plant Tissues. Dalam: Fennema,

O.R. (Ed.). Food Chemistry. Third Ed.,

Marcel Dekker, Inc. New York, Basel. p

842-878.

Hui, Y.H. 1996. Edible Oil and Fat Products : Oils

and Oilseeds. Dalam: Bailey’s Industrial

Oil and Fat Products. Fifth Edition

Volume 2. John Wiley & Sons, Inc.,

Canada.

Ilyasoglu, H., Gultekin-Ozguven, M. and Pzcelik,

B. 2011. Production of human milk fat

substitute with medium chain fatty acids

by lipase-catalyzed acidolysis:

optimization by responese surface

methodology. LWT-Food Science and

Technology. 44: 999-1004.

Innis, S.M., Dyer, R. dan Nelson, C.M. 1994.

Evidence that palmitic acid is absorbed as

sn-2 monoacylglycerol from human milk

by breast-fed infants. Lipids 29(8): 541-

545.

Jensen, R. G. 2002. Invited review: the

composition of bovine milk lipids:

January 1995 to December 2000. Journal

of Dairy Science 85: 295-350.

Karouw, S., Suparmo, Hastuti, P. dan Utami, T.

2013. Hidrolisis Enzimatis Stearin Sawit

menjadi Monogliserida oleh Lipase dari

Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW) 73

Rhizomucor miehei dan Pankreas. Agritech

Jurnal Teknologi Pertanian 33(1): 53-59.

Karouw, S. 2013. Pemurnian 2-Monogliserida

dari Stearin Sawit. Buletin Palma Vol

14(1): 41-46.

Karouw, S., Suparmo, Hastuti, P. dan Utami, T.

2014. Fatty Acids Profile, Oxidative and

Hydrolysis Stabilities of Virgin Coconut

Oil and Palm Stearin Based Human Milk

Fat Analog. CORD International Journal

on Coconut R&D 30(2): 1-9.

Kwon, K.S., Bae, D., Park, K.H. dan Rhee, K.C.

1996. Aqueous extraction and membrane

technique improve coconut protein

concentrate functionality. Journal of Food

Science 61 (4): 753-756.

Lien, E.L., Boyle, F.G., Yuhas, R., Tomarelli, R.M.

dan Quinlan, P. 1997. The effect of

triglyceride positional distribution on

fatty acid absorption in rats. Journal of

Pediatric Gastroenterology & Nutritions

25: 167-174.

Lopez-Lopez, A., Castellote-Bargallo, A.I.,

Campoy-Folgoso, C., Rivero-Urgel, M.,

Tormo-Carnice, R., Infante-Pina, D. dan

Lopez-Sabater, M.C. 2001. The influence

of dietary palmitic acid triacylglyceride

position on the fatty acid, calcium and

magnesium contents of at term newborn

faeces. Early Human Development 65:

S83-S94.

Maduko, C.O., Akoh, C.C. dan Park, Y.W. 2007.

Enzymatic interesterification of

tripalmitin with vegetable oil blends for

formulation of caprine milk infant

formula analogs. Journal Dairy Sci.

90:594–601.

Maduko, C.O., Park, Y.W. dan Akoh, C.C. 2008.

Characterization and oxidative stability

of structured lipid : infant milk fat

analog. Journal of American Oil

Chemists’ Society 85: 197-204.

Marina, A.M., Che Man, Y.B. dan Nazimah,

S.A.H. 2009. Chemical properties of

virgin coconut oil. Journal of American

Oil Chemists’ Society 86: 301-307.

Marten, B., Pfeuffer, M. dan Schrezenmeir, J.

2006. Medium-chain triglycerides.

International Dairy Journal 16: 1374-1382.

Ming, L.O., Ghazali, H.M. dan Let, C.C. 1998.

Effect of enzymatic transesterification on

the fluidity of palm stearin-palm kernel

olein mixtures. Food Chemistry 63(2):

155-159.

Miura, S., Asuka, O. dan Konishi, H. 1999. A

rapid method for enzymatic synthesis

and purification of the structured

triacylglycerol, 1,3-dilauroyl-2-Oleoyl-

glycerol. Journal of the American Oil

Chemists’ Society 76(8): 927-931.

Mounika, C. dan Reddy, S.Y. 2012. Specialty fats

enriched with behenic and medium chain

fatty acids from palm stearin by lipase

acidolysis. Journal of the American Oil

Chemists’ Society (89)9: 1691-1697.

Mu, H., Xu, X. dan Hoy, C.E. 1998. Production of

Specified-structured triacylgliserols by

lipase-catalyzed interestreification in a

laboratory-scale continuous reactor.

Journal of the American Oil Chemists’

Society 75(9): 1187-1193.

Nielsen, N.S., Yang, T., Xu, X. dan Jacobsen, C.

2006. Production and oxidative stability

of a human milk fat substitute produce

from lard by enzyme technology in a

pilot packed-bed reactor. Food Chemistry

94: 53-60.

Novarianto, H. 1994. Analisis Keragaman Pola

Pita isozim dan Pewarisannya dan

Analisis Kandungan Minyak, Komposisi

Asam Lemak dan Kandungan Protein

Kelapa. Disertasi S3. Program

Pascasarjana. IPB, Bogor. 93 hlm.

O’Brien, R.D. 2004. Fats and Oils: Formulating

and Processing for Applications. CRC

Press, Boca Raton, Florida. 575 p.

Papamandjaris, A.A., White, M.D., Raeini-Sarjaz,

M. dan Jones, P.J.H. 2000. Endogenous fat

oxidation during medium chain versus

long chain triglyceride feeding in healthy

women. International Journal of Obesity

24: 1158-1166.

Rao, R. dan Lokesh, B.R. 2003. Nutritional

evaluation of structured lipid containing

omega 6 fatty acid synthesized from

coconut oil in rats. Molecular and

Cellular Biochemistry. 248: 25-33.

Rindengan, B., Lay, A., Novarianto, H. dan

74 Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74

Mahmud, Z. 1996. Pengaruh jenis dan

umur buah terhadap sifat fisikokimia

daging buah kelapa hibrida dan

pemanfaatannya. Jurnal Penelitian

Tanaman Industri 1(6): 262-277.

Sahin, N., Akoh, C.C. dan Karaali, A. 2005.

Enzymatic production of human milk fat

substitutes containing γ-linoleic acid :

optimization of reactions by response

surface methodology. Journal of

American Oil Chemists’ Society 82(8):

549-557.

Sahin, N., Akoh, C.C. dan Karaali, A. 2006.

Human milk fat substitute containing

omega 3 fatty acids. Journal of Agric.

Food Chemistry 54: 3717-3722.

Stephanie, C. dan Bruce, T.W. 2011. What the UK

public believes causes obesity, and what

they want to do about it: A cross-

sectional study. Journal of Public Health

Policy 32(4) : 430-440.

St-Onge, M.P. dan Peter J.H. 2002. Physiological

effect of medium chain triglycerides:

potential agents in the prevention of

obesity. The Journal of Nutrition 132(3):

329-332.

Tenda, E.T., Lengkey, H.G. dan Kumaunang, J.

1997. Produksi buah tiga kultivar kelapa

genjah dan tiga kultivar kelapa dalam.

Jurnal Penelitian Tanaman Industri 3(2):

64-71.

Trubus. 2005. Virgin Coconut Oil. Edisi 427. Juni

2005/XXXVI.

Wang, Y.H., Qin, X.L., Zhu, Q.S., Zhou, R., Yang,

B. dan Li, L. 2010. Lipase-catalyzed

acidolysis of lard for the production of

human milk fat substitute. Europe Food

Research Technology 230: 769-777.

Yang, T., Xu, X., He, C. dan Li, L. 2003. Lipase

catalyzed modification of lard to produce

human milk fat substitute. Food

Chemistry 80: 473-481.

Yuhas, R., Pramuk, K. dan Lien, E.L. 2006.

Human milk composition from nine

countries. Lipids 41(9): 851-858.

Zou , X, Huang, J., Jin, Q., Liu, Y., Song, Z., Wang,

X. 2012. Lipase-catalyzed synthesis of

human milk fat substitutes from palm

stearin in a continuous packed bed

reactor. Journal of the American Oil

Chemists’ Society. 89:1463-1472.