pemanfaatan radiasi
DESCRIPTION
57ju5myhyhhhhTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi? Disadari
ataupun tanpa disadari ternyata di sekitar kita baik di rumah, di kantor, di pasar, di lapangan,
bahkan di rumah sakit maupun di tempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali
radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut dapat
berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita atau justru perperan penting dalam kesehatan
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari
sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi,
energi dapat juga dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi..
Selain itu radiasi juaga digunakan dalam hal medis terutama untuk diagnostic, yaitu
dengan memanfaatkan radiasi untuk mengetahui penyebab suatu penyakit, dengan
memanfaatkan salah satu jenis radiasi yaitu X-ray. Yang ditemukan secara tidak sengaja oleh
Wiliam Conrad Roentgen pada tahun 1895 yang dapat memendarkan Kristaliasi fosfor, dan
juga dapat menghsilkan sebuah gambar yang disebut radiograf dengan memanfaatkan Film
radiograf yang sangat berguna untuk mendiagnosa suatu penyakit sebelum tahap
penyenbuahan selanjutnya. Dan hasil gambar yang dihasilkan sering kita sebut sebagai
gambar ronsen.
Secara garis besar ada dua jenis radiasi yakni radiasi pengion dan radiasi bukan
pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses terlepasnya electron
dari atom sehingga terbentuk pasangan ion contohnya sianr beta, Alfa, gamma, neutron ,
Xray, sedangkan bukan pengion adalah radiasi yang tidak menyebabkan ionisasi jika
berinteraksi dengan materi contohnya gelombang radio (yang membawa informasi dan
hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave
oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam
bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan
matahari). . Karena sifatnya yang dapat mengionisasi bahan termasuk tubuh kita maka radiasi
pengion perlu diwaspadai adanya utamanya mengenai sumber-sumbernya, jenis-jenis,
sifatnya, akibatnya, pemanfaatan dan bagaimana cara menghindarinya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
“Bagaimana menerapkan pengetahuan tentang radiasi dalam berbagai bidang
kehidupan sehari-hari?”
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan memberikan gambaran tentang manfaat dan bahaya radiasi dan
bahan radio aktif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui penanganan bahaya limbah radioaktif secara benar.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan.
Pemilihan metode ini karena penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengidentifikasi
permasalahan bahaya radioaktif dengan mengetahui cara pengaplikasian pengetahuan tentang
radioaktif dengan mengacu pada literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber bacaan lain
(seperti internet)
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan paper ini terbagi dalam empat bab. Pembagian
penulisan dalam paper ini untuk memudahkan penulis dalam menyusun hasil penelaahan
terhadap permasalahan yang ada.
Dan sistematika penulisan paper ini dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini secara garis besar memuat pendahuluan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Satuan Radiasi, Sumber Radiasi, Dampak Radioaktif
pada Materi dan Makhluk Hidup, Pemanfaatan Radioaktif, Radioaktifitas Yang
Direkomendasikan.
BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam bab ini akan disajikan data-data tentang Limbah Radioaktif, Pengelolaan Limbah
Radioaktif, dan Pemanfaatan Dalam Berbagai Bidang Kehidupan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini memuat tentang pokok-pokok hasil pembahasan dari bab II dan III. Uraian
kesimpulan akan menjadi jawaban atas perumusan masalah.
BAB II
KAJIAN TEORI
SUMBER RADIASI
Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi
buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.
Sumber radiasi alam
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai radiasi latar
belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia dan merupakan radiasi terbesar
yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif
atau yang tidak menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi
latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :
1. Sumber radiasi kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar bintang
dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi dan
berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti
Carbon-14, Helium-3, Natrium-22, dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi
radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini
bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila
posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga tergantung
pada letak geografisnya.
2. Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi.
Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial yang ada sejak
terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah deret
uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari uranium-238, plumbum-206, deret
actinium (u-235, pb-207) dan deret thorium (th-232, pb-208).
Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal dari radon (r-222) dan
thoron (ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga bisa menyebar
kemana-mana.
Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi teresterial ini berbeda-beda dari
satu tempat ke tempat lain bergantung pada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak
bumi. Beberapa tempat di bumi yang memiliki tingkat radiasi diatas rata-rata
misalnya Pocos de Caldas dan Guarapari di Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India,
dan Ramsar di Iran.
3. Sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh sendiri
Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan bisa juga masuk
ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal
ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada
sumber lain seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-
kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.
Sumber Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemukannya sinar-X
oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan baik
yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan
akselerator).
Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak
radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai reaksi fisi di dalam reactor atom.
Radionuklida buatan ini bisa memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.
Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan akselerator.
Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus listrik pada filamen yang
dapat menghasilkan awan elektron di dalam tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika
berkas elektron ditumbukkan pada bahan target.
B. DAMPAK RADIASI PADA MATERI DAN MAKHLUK HIDUP
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor
atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir
adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan
131J.
1. Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang
ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan kimia.
Ionisasi : dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital
dari atom atau molekul zat yang dilalui sehingga
terbentuk ion positif dan elektron terion.
Eksitasi : dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas
dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemutusan Ikatan Kimia : radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif mempunyai
energi yang dapat memutuskan ikatan-ikatan kimia.
2. Pengaruh Radiasi pada makhluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada makhluk hidup relatif kecil
tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat
mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas
yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom.
Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang
dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau makhluk hidup juga bergantung pada waktu
paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada
bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis
atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa
atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal di sekitar instalasi nuklir
juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya
biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi
kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan
atau binatang.
C. PEMANFAATAN RADIASI DAN BAHAN RADIOAKTIF
Karena sifat dari X-ray dan bahan radioaktif yang tergolong merupakan jenis radiasi
pengion yang dapat megoinisasi materi yang dilewatinya yang dapat merusak susunan ikatan
kimia penting, dan membentuk radikal bebas yang dapat mengubah struktur ikatan DNA
yang menyebabkan kelainan genetis. Selain efek yang sangat berbahaya dari radiasi pengion,
ternyata dapat berperan penting untuk kesehatan manusia seperti diagnostic, terapi dan
kedokteran nuklir dan aspek kehidupan lainnya seperti industry, hidrologi dan
biologisberikut adalah penjabaran manfaat dari radiasi
1. Bidang kesehatan
Dalam pemanfaatan radiasi dalam kedokteran dibedakan menjadi beberapa jenis berikut
adalah penjelasannya.
a. Radiodiagnostik
merupakan salah satu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion
untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang didokumentasikan. Dan
dibedakan lagi menjadi beberapa jenis pemeriksaan berdasarkan jenisnya pesawat
yang dipakai seperti: Pesawat X-ray konvensional, Flouroskopi, Mammografi,
Computerized Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI),
Ultrasound
ii. X-ray Konvensional
Merupakan salah satu jenis pemeriksaan dengan menggunakan x-ray
sebagai sumber utama pencitraan radiografi yang memanfaatkan sifat sinar
X yang dapat menembus bahan, menhitamkan plat film, mengalami
perlemahan dll. Yang dapat memberikan gambaran sebuah objek yang
ditembusnya. Sekarang ini , Sinar X yang digunakan dalam bidang
kesehatan, umumnya dibangkitkan dengan cara menumnukkan electron-
elektron yang bergerak denga cepat dalm tabung tenpa udara ke sebuah
target yang terbuat dari loga, berat (biasanya tungsten). Elektron-elektron
bebas dihasilkan dari emisi panas dari filament tungsten yang sangat panas
dan dipercepat oleh medamn listrik bertenaga tinggi (40 – 150 kV ) diantara
filament sebagasi katoda dan target sebagai anoda.
Pada saat electron berkecepatan tinggi itu menumbuk target dan berinteraksi
dengan nya , sebagian besar (sekitar 99%) dari energy yang dibawa oleh
electron tersebut diubah menjadi panas. Hanya sisa dari energy itu (1%)
diubah menjadi sinar X
1. Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan additif pada mesin selama mesin bekerja
digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain
dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
2. Bidang Hidrologi
1. Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
3. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4. Radioisotop sebagai sumber radiasi.
D. RADIOAKTIFITAS YANG DIREKOMENDASIKAN
Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy Agency, zat radioaktif adalah
setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo
Becquerel per kilogram atau 2 nanocurie per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut
merupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi
untuk radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar belakang.
Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tidak boleh melebihi 50
milisievert per tahun, sedangkan besarnya dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat pada
umumnya tidak boleh lebih dari 5 milisievert per tahun.
Di koran-koran dan televisi, kita sering melihat artikel-artikel atau tayangan yang
berkaitan dengan nuklir, apakah itu mengenai rencana pembangunan PLTN di Muria atau
mengenai kebocoran air radioaktif dari PLTN Jepang setelah diguncang gempa. Sering
diberitakan pula mengenai kecelakaan reaktor Chernobyl di Uni Sovyet yang menyebabkan
kerusakan lingkungan, dan menyebabkan penyebaran zat radioaktif kemana-mana. Juga
bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Apabila kita mendengar kata radiasi nuklir atau unsur-
unsur radioaktif pada tayangan tersebut, yang terbayang dalam benak kita adalah ledakan
bom atom, orang yang terkena kanker dan bayangan-bayangan mengerikan lainnya. Padahal,
kalau kita membaca buku fisika atau kimia mengenai radiasi nuklir dan partikel radioaktif
(radionuklida), kita akan tahu bahwa sebenarnya yang kita makan, kita hirup dan kita serap
sehari-hari juga mengandung hal-hal itu. Jadi radiasi nuklir atau partikel radioaktif bukanlah
semata-mata sesuatu yang terpendam di bumi dan diambil orang untuk membuat bom atom
atau untuk mencemari lingkungan dengan air radioaktif, seperti yang banyak
dipropagandakan.
BAB III
PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN
PEMECAHAN MASALAH
A. LIMBAH RADIOAKTIF
Gejala keradioaktifan (radioaktifitas) pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh
Henry Becquerel pada suatu garam uranium. Selanjutnya Pierre & Marry currie menemukan
zat-zat radioaktif lainnya yaitu polonium dan radium. Zat-zat radioaktif adalah suatu zat yang
aktif memancarkan radiasi baik berupa partikel maupun berupa gekombang elektromagnetik.
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-immunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat,
cair atau gas. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan
sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa
berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah
dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit
mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik
dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah
rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan
anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya
seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.
B. PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INDONESIA
Pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia diatur oleh Undang-undang
Ketenaganukliran, Undang-undang Lingkungan Hidup dan Undang-undang lainnya yang
terkait serta berbagai produk hukum di bawahnya. Teknologi pengolahan limbah radioaktif
yang diadopsi adalah teknologi yang telah mapan (proven) dan umum digunakan di negara-
negara industri nuklir. Dalam pengelolaan limbah radioaktif sesuai ketentuan yang berlaku
diterapkan program pemantauan lingkungan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sehingga keselamatan masyarakat dan lingkungan dari potensi dampak radiologik yang
ditimbulkan selalu berada dalam batas keselamatan yang direkomendasikan secara nasional
maupun internasional.
Minimisasi Limbah
Dalam pemanfaatan iptek nuklir minimisasi limbah diterapkan mulai dari
perencanaan, pemanfaatan (selama operasi) dan setelah masa operasi (pasca operasi).
Pada tahap awal/perencanaan pemanfaatan iptek nuklir diterapkan azas justifikasi, yaitu
“tidak dibenarkan memanfaatkan suatu iptek nuklir yang menyebabkan perorangan atau
anggota masyarakat menerima paparan radiasi bila tidak menghasilkan suatu manfaat
yang nyata”. Dengan menerapkan azas justifikasi berarti telah memimisasi potensi
paparan radiasi dan kontaminasi serta membatasi limbah/dampak lainnya yang akan
ditimbulkan pada sumbernya. Setelah penerapan azas justifikasi atas suatu pemanfaatan
iptek nuklir, pemanfaatan iptek nuklir tersebut harus lebih besar manfaatnya
dibandingkan kerugian yang akan ditimbulkannya, dan dalam pembangunan dan
pengoperasiannya harus mendapat izin lokasi, pembangunan, dan pengoperasian dari
Badan Pengawas, seperti telah diuraikan sebelumnya.
Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif
Tujuan utama pengolahan limbah adalah mereduksi volume dan kondisioning
limbah, agar dalam penanganan selanjutnya pekerja radiasi, anggota masyarakat dan
lingkungan hidup aman dari paparan radiasi dan kontaminasi. Teknologi pengolahan
yang umum digunakan antara lain adalah teknologi alih-tempat (dekontaminasi, filtrasi,
dll.), teknologi pemekatan (evaporasi, destilasi, dll.), teknologi transformasi (insinerasi,
kalsinasi) dan teknologi kondisioning (integrasi dengan wadah, imobilisasi,
adsorpsi/absorpsi). Limbah yang telah mengalami reduksi volume selanjutnya
dikondisioning dalam matrik beton, aspal, gelas, keramik, sindrok, dan matrik lainnya,
agar zat radioaktif yang terkandung terikat dalam matrik sehingga tidak mudah terlindi
dalam kurun waktu yang relatif lama (ratusan/ribuan tahun) bila limbah tersebut disimpan
secara lestari/di disposal ke lingkungan. Pengolahan limbah ini bertujuan agar setelah
ratusan/ribuan tahun sistem disposal ditutup (closure), hanya sebagian kecil radionuklida
waktu-paro (T1/2) panjang yang sampai ke lingkungan hidup (biosphere), sehingga
dampak radiologi yang ditimbulkannya minimal dan jauh di bawah NBD yang ditolerir
untuk anggota masyarakat.
Pembuangan Limbah Radioaktif
Strategi pembuangan limbah radioaktif umumnya dibagi kedalam 2 konsep
pendekatan, yaitu konsep "Encerkan dan Sebarkan" (EDS) atau "Pekatkan dan Tahan"
(PDT). Kedua strategi ini umumnya diterapkan dalam pemanfaatan iptek nuklir di negara
industri nuklir, sehingga tidak dapat dihindarkan menggugurkan strategi zero release
[15]. Pembuangan efluen Dalam pengoperasian instalasi nuklir tidak dapat dihindarkan
terjadinya pembuangan efluen ke atmosfer dan ke badan-air. Efluen gas/partikulat yang
dibuang langsung ke atmosfer berasal dari sistem ventilasi. Udara sistem ventilasi di tiap
instalasi nuklir sebelum dibuang ke atmosfer melalui cerobong, dibersihkan kandungan
gas/ partikulat radioaktif yang terkandung di dalamnya dengan sistem pembersih udara
yang mempunyai efisiensi 99,9 %. Efluen cair yang dapat dibuang langsung ke badan-air
hanya berasal sistem ventilasi dan dari unit pengolahan limbah cair radioaktif. Tiap jenis
radionuklida yang terdapat dalam efluen yang di buang ke lingkungan harus mempunyai
konsentrasi di bawah BME. Pembuangan efluen radioaktif secara langsung, setelah
proses pengolahan/dibersihkan dan setelah peluruhan ke lingkungan merupakan
penerapan strategi EDS. Dalam pembuangan secara langsung, setelah dibersihkan dan
setelah peluruhan aktivitas/konsentrasi radionuklida yang terdapat dalam efluen harus
berada di bawah BME. Radionuklida yang terdapat dalam efluen akan terdispersi dan
selanjutnya melaui berbagai jalur perantara (pathway) yang terdapat di lingkungan akan
sampai pada manusia sehingga mempunyai potensi meningkatkan penerimaan dosis
terhadap anggota masyarakat. Penerimaan dosis terhadap anggota masyarakat ini harus
dibatasi serendah-rendahnya (penerapan azas optimasi). Dosis maksimal yang
diperkenankan dapat diterima anggota masyarakat dari pembuangan efluen ke lingkungan
dari seluruh jalur perantara yang mungkin adalah 0,3 mSv per tahun [16]. Dosis pembatas
(dose constrain) sebesar 0,3 mSv memberikan kemungkinan terjadinya efek somatik
hanya sebesar 3,3x10-6. Berdasarkan dosis pembatas ini BME tiap jenis radionuklida
yang diizinkan terdapat dalam efluen dapat dihitung dengan teknik menghitung balik
pada metode prakiraan dosis. BME tiap jenis radioaktif ini harus mendapat izin dan tiap
jenis radionuklida yang terlepaskan ke lingkungan harus dimonitor secara berkala dan
dilaporkan ke Badan Pengawas.BME tiap jenis radioanuklida yang diperkenankan
terdapat dalam efluen radioaktif yang dibuang ke lingkungan untuk tiap instalasi nuklir di
PPTN Serpong telah dihitung dengan metode faktor konsentrasi (concentration factor
method) dan telah diterapkan semenjak reaktor G.A. Siwabessy dioperasikan pada bulan
Agusutus 1987. Pembuangan efluen gas/partikulat dan efluen cair ke lingkungan di PPTN
Serpong telah sesuai dengan rekomendasi yang diberikan baik secara nasional maupun
internasional.
Lokasi Disposal
Pemilihan lokasi untuk pembangunan fasilitas disposal mengacu pada proses
seleksi yang direkomendasikan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).
Faktor-faktor teknis yang dipertimbangkan diantaranya faktor geologi, hidrogeologi,
geokimia, tektonik dan kegempaan, berbagai kegiatan yang ada di sekitar calon lokasi,
meteorologi, transportasi limbah, tata-guna lahan, distribusi penduduk dan perlindungan
lingkungan hidup. Faktor lainnya yang sangat penting adalah penerimaan oleh
masyarakat. Di negara-negara industri nuklir moto "Not In My Backyard" (NYMBY)
telah merintangi dalam pemilihan lokasi, tidak hanya untuk disposal limbah radioaktif
juga terhadap limbah industri lainnya. Oleh karena itu perhatian terhadap faktor-faktor
sosial (societal issues) selama pase awal proses pemilihan lokasi memerlukan perhatian
ekstra hati-hati dan seksama. Isu ini menyebabkan negara-negara industri nuklir
cenderung memilih lokasi (site) nuklir yang telah ada untuk pembangunan fasilitas
disposal. Sebagai contoh diantaranya fasilitas disposal Drig (United Kingdom), Centre de
la Manche (Perancis), Rokkasho (Jepang) dan Oilkiluoto (Finlandia). P2PLR telah
melakukan berbagai penelitian dan pengkajian kemungkinan kawasan nuklir PPTN
Serpong dan calon lokasi PLTN di S. Lemahabang dapat digunakan sebagai lokasi untuk
disposal LTR, LTS dan LTT. Hasil pengkajian dan penelitian ini sementara
menyimpulkan bahwa kawasan PPTN Serpong dikarenakan kondisi lingkungan setempat
(pola aliran air tanah, demographi, dll) hanya memungkinkan untuk pembangunan sistem
disposal eksperimental, sedangkan di calon lokasi PLTN telah dapat diidentifikasi daerah
yang mempunyai kesesuaian yang tinggi untuk pembangungan sistem disposal near-
surface dan deep disposal.
C. RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
a. Bidang Kedokteran
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar
bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,
baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau
tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau
tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker
tersebut.
b. Bidang pertanian.
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di
laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama
tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama
dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara
hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak
akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan
mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis
yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis
rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan
ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika
disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan
seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu
sehingga tidak akan bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama.
c. Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat
bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah
logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang
berongga itu film akan lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng
logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui.
Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih
tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme
alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,
barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu tekstil
karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor
atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir
adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk mendeteksi
berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas. Kemajuan
teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas
manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
B. Saran
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2. Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan teknologi
yang tinggi.
3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang
akan ditimbulkan.
4. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
BENNET B. G., Exposures from Worldwide Release, Environmental Impact of Radioactive Releases, Proceedings of a Symposium, IAEA, Vienna 8 - 12 May, (1995).
MALLANTS., G. VOLCKAERT. LUBIS JAMAL, Safety Assessment for a Hyphotetical Near Surface Disposal, Atom Indonesia Vol. 26, No.2, July 2000.
PTPLR, Batas Pelepasan Maksimal (BPM) Pembuangan Zat Radioaktif ke Atmosfer dan Badan-air untuk tiap Instalasi Nuklir di PPTA, Revisi-1, (1991).
SAMUEL H., An Introduction to Radiation Protection, Third Edition, Chapman and Hall, London, (1986).
WWW.DEPARTEMENKESEHATAN.COM
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
Diajukan oleh :
MOCH. DLUCHA
telah disetujui dan diterima dengan baik oleh :
Kepala Sekolah Guru Pembimbing
( Drs. Abd. Wahid Efendi, M.Ag. ) ( M. Takdiro )
MOTTO
Orang yang paling berharga adalah orang yang
selalu berusaha untuk dapat membuat
perubahan ke arah yang lebih baik bagi orang-
orang di sekelilingnya
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk dapat menyelesaikan paper yang berjudul “PENERAPAN
RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN” sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti UN (Ujian Nasional) di Madrasah Aliyah Manba’ul Hikam.
Tiada gading yang tak retak, maka dari itu penulis menyadari bahwa di dalam paper ini
masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan
penulis serta waktu yang ada. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan paper ini.
Dan penulis berharap melalui paper ini dapat memberikan inspirasi bagi siswa untuk
lebih giat belajar dan mengukir prestasi. Terlepas dari semua itu, ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian paper ini. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Abdul Wahid Efendi, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Manba’ul
Hikam yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk selalu berusaha lahir dan
batin dalam mencapai kesuksesan dan tujuan hidup.
2. Bapak M. Takdiro selaku Pembimbing yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan,
kritik dan saran kepada Penulis agar paper ini mencapai kesempurnaan.
3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada Penulis untuk
segera menyelesaikan paper ini.
4. Sahabat-sahabat Penulis baik yang ada di dalam pondok atau di luar pondok yang sudah
membantu Penulis selama sekolah di Madrasah Aliyah Manba’ul Hikam.
Akhir kata, Penulis berharap paper yang sederhana ini dapat membawa manfaat besar
bagi pembacanya. Amin.
Sidoarjo, Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii
MOTTO........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat................................................................ 2
D. Metode.................................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan............................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Satuan Radiasi........................................................................ 3
B. Sumber Radiasi....................................................................... 4
C. Dampak Radioaktif pada Materi dan Makhluk Hidup........... 6
D. Pemanfaatan Radioaktif.......................................................... 7
E. Radioaktifitas Yang Direkomendasikan................................. 9
BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN
MASALAH
B. Limbah Radioaktif.................................................................. 11
C. Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia......................... 12
D. Radioaktif dalam Berbagai Bidang Kehidupan...................... 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 19
B. Saran ....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20