pemanfaatan radiasi

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi? Disadari ataupun tanpa disadari ternyata di sekitar kita baik di rumah, di kantor, di pasar, di lapangan, bahkan di rumah sakit maupun di tempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita atau justru perperan penting dalam kesehatan Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi, energi dapat juga dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi.. Selain itu radiasi juaga digunakan dalam hal medis terutama untuk diagnostic, yaitu dengan memanfaatkan radiasi untuk mengetahui penyebab suatu penyakit, dengan memanfaatkan salah satu jenis radiasi yaitu X-ray. Yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Wiliam Conrad Roentgen pada tahun 1895 yang dapat memendarkan Kristaliasi fosfor, dan juga dapat menghsilkan sebuah gambar yang disebut radiograf dengan

Upload: bagasaditya480

Post on 24-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

57ju5myhyhhhh

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi? Disadari

ataupun tanpa disadari ternyata di sekitar kita baik di rumah, di kantor, di pasar, di lapangan,

bahkan di rumah sakit maupun di tempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali

radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut dapat

berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita atau justru perperan penting dalam kesehatan

Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari

sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah

perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi,

energi dapat juga dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi..

Selain itu radiasi juaga digunakan dalam hal medis terutama untuk diagnostic, yaitu

dengan memanfaatkan radiasi untuk mengetahui penyebab suatu penyakit, dengan

memanfaatkan salah satu jenis radiasi yaitu X-ray. Yang ditemukan secara tidak sengaja oleh

Wiliam Conrad Roentgen pada tahun 1895 yang dapat memendarkan Kristaliasi fosfor, dan

juga dapat menghsilkan sebuah gambar yang disebut radiograf dengan memanfaatkan Film

radiograf yang sangat berguna untuk mendiagnosa suatu penyakit sebelum tahap

penyenbuahan selanjutnya. Dan hasil gambar yang dihasilkan sering kita sebut sebagai

gambar ronsen.

Secara garis besar ada dua jenis radiasi yakni radiasi pengion dan radiasi bukan

pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses terlepasnya electron

dari atom sehingga terbentuk pasangan ion contohnya sianr beta, Alfa, gamma, neutron ,

Xray, sedangkan bukan pengion adalah radiasi yang tidak menyebabkan ionisasi jika

berinteraksi dengan materi contohnya gelombang radio (yang membawa informasi dan

hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave

oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam

bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan

matahari). . Karena sifatnya yang dapat mengionisasi bahan termasuk tubuh kita maka radiasi

pengion perlu diwaspadai adanya utamanya mengenai sumber-sumbernya, jenis-jenis,

sifatnya, akibatnya, pemanfaatan dan bagaimana cara menghindarinya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

“Bagaimana menerapkan pengetahuan tentang radiasi dalam berbagai bidang

kehidupan sehari-hari?”

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengidentifikasi dan memberikan gambaran tentang manfaat dan bahaya radiasi dan

bahan radio aktif dalam kehidupan sehari-hari.

2. Untuk mengetahui penanganan bahaya limbah radioaktif secara benar.

D. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan.

Pemilihan metode ini karena penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengidentifikasi

permasalahan bahaya radioaktif dengan mengetahui cara pengaplikasian pengetahuan tentang

radioaktif dengan mengacu pada literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber bacaan lain

(seperti internet)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan paper ini terbagi dalam empat bab. Pembagian

penulisan dalam paper ini untuk memudahkan penulis dalam menyusun hasil penelaahan

terhadap permasalahan yang ada.

Dan sistematika penulisan paper ini dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini secara garis besar memuat pendahuluan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Satuan Radiasi, Sumber Radiasi, Dampak Radioaktif

pada Materi dan Makhluk Hidup, Pemanfaatan Radioaktif, Radioaktifitas Yang

Direkomendasikan.

BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Dalam bab ini akan disajikan data-data tentang Limbah Radioaktif, Pengelolaan Limbah

Radioaktif, dan Pemanfaatan Dalam Berbagai Bidang Kehidupan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini memuat tentang pokok-pokok hasil pembahasan dari bab II dan III. Uraian

kesimpulan akan menjadi jawaban atas perumusan masalah.

BAB II

KAJIAN TEORI

SUMBER RADIASI

Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan menjadi dua yaitu

sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi

buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.

Sumber radiasi alam

Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai radiasi latar

belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia dan merupakan radiasi terbesar

yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif

atau yang tidak menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi

latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :

1. Sumber radiasi kosmis

Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar bintang

dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi dan

berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti

Carbon-14, Helium-3, Natrium-22, dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi

radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini

bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila

posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga tergantung

pada letak geografisnya.

2. Sumber radiasi terestrial

Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi.

Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial yang ada sejak

terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah deret

uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari uranium-238, plumbum-206, deret

actinium (u-235, pb-207) dan deret thorium (th-232, pb-208).

Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal dari radon (r-222) dan

thoron (ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga bisa menyebar

kemana-mana.

Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi teresterial ini berbeda-beda dari

satu tempat ke tempat lain bergantung pada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak

bumi. Beberapa tempat di bumi yang memiliki tingkat radiasi diatas rata-rata

misalnya Pocos de Caldas dan Guarapari di Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India,

dan Ramsar di Iran.

3. Sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh sendiri

Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan bisa juga masuk

ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal

ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada

sumber lain seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-

kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.

Sumber Radiasi Buatan

Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemukannya sinar-X

oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan baik

yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan

akselerator).

Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak

radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai reaksi fisi di dalam reactor atom.

Radionuklida buatan ini bisa memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.

Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan akselerator.

Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus listrik pada filamen yang

dapat menghasilkan awan elektron di dalam tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika

berkas elektron ditumbukkan pada bahan target.

B. DAMPAK RADIASI PADA MATERI DAN MAKHLUK HIDUP

Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran

lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor

atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir

adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di

sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif

pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan

131J.

1. Pengaruh Radiasi pada Materi

Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang

ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan kimia.

Ionisasi : dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital

dari atom atau molekul zat yang dilalui sehingga

terbentuk ion positif dan elektron terion.

Eksitasi : dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas

dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke

tingkat energi yang lebih tinggi.

Pemutusan Ikatan Kimia : radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif mempunyai

energi yang dapat memutuskan ikatan-ikatan kimia.

2. Pengaruh Radiasi pada makhluk hidup

Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada makhluk hidup relatif kecil

tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat

mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas

yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom.

Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang

dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.

Pengaruh radiasi pada manusia atau makhluk hidup juga bergantung pada waktu

paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada

bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.

Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis

atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa

atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal di sekitar instalasi nuklir

juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman.

Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya

biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi

kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan

atau binatang.

C. PEMANFAATAN RADIASI DAN BAHAN RADIOAKTIF

Karena sifat dari X-ray dan bahan radioaktif yang tergolong merupakan jenis radiasi

pengion yang dapat megoinisasi materi yang dilewatinya yang dapat merusak susunan ikatan

kimia penting, dan membentuk radikal bebas yang dapat mengubah struktur ikatan DNA

yang menyebabkan kelainan genetis. Selain efek yang sangat berbahaya dari radiasi pengion,

ternyata dapat berperan penting untuk kesehatan manusia seperti diagnostic, terapi dan

kedokteran nuklir dan aspek kehidupan lainnya seperti industry, hidrologi dan

biologisberikut adalah penjabaran manfaat dari radiasi

1. Bidang kesehatan

Dalam pemanfaatan radiasi dalam kedokteran dibedakan menjadi beberapa jenis berikut

adalah penjelasannya.

a. Radiodiagnostik

merupakan salah satu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion

untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang didokumentasikan. Dan

dibedakan lagi menjadi beberapa jenis pemeriksaan berdasarkan jenisnya pesawat

yang dipakai seperti: Pesawat X-ray konvensional, Flouroskopi, Mammografi,

Computerized Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI),

Ultrasound

ii. X-ray Konvensional

Merupakan salah satu jenis pemeriksaan dengan menggunakan x-ray

sebagai sumber utama pencitraan radiografi yang memanfaatkan sifat sinar

X yang dapat menembus bahan, menhitamkan plat film, mengalami

perlemahan dll. Yang dapat memberikan gambaran sebuah objek yang

ditembusnya. Sekarang ini , Sinar X yang digunakan dalam bidang

kesehatan, umumnya dibangkitkan dengan cara menumnukkan electron-

elektron yang bergerak denga cepat dalm tabung tenpa udara ke sebuah

target yang terbuat dari loga, berat (biasanya tungsten). Elektron-elektron

bebas dihasilkan dari emisi panas dari filament tungsten yang sangat panas

dan dipercepat oleh medamn listrik bertenaga tinggi (40 – 150 kV ) diantara

filament sebagasi katoda dan target sebagai anoda.

Pada saat electron berkecepatan tinggi itu menumbuk target dan berinteraksi

dengan nya , sebagian besar (sekitar 99%) dari energy yang dibawa oleh

electron tersebut diubah menjadi panas. Hanya sisa dari energy itu (1%)

diubah menjadi sinar X

1. Bidang lndustri

Untuk mempelajari pengaruh oli dan additif pada mesin selama mesin bekerja

digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain

dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.

2. Bidang Hidrologi

1. Mempelajari kecepatan aliran sungai.

2. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.

3. Bidang Biologis

1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.

2. Mempelajari reaksi pengesteran.

3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

4. Radioisotop sebagai sumber radiasi.

D. RADIOAKTIFITAS YANG DIREKOMENDASIKAN

Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy Agency, zat radioaktif adalah

setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo

Becquerel per kilogram atau 2 nanocurie per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut

merupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi

untuk radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar belakang.

Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tidak boleh melebihi 50

milisievert per tahun, sedangkan besarnya dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat pada

umumnya tidak boleh lebih dari 5 milisievert per tahun.

Di koran-koran dan televisi, kita sering melihat artikel-artikel atau tayangan yang

berkaitan dengan nuklir, apakah itu mengenai rencana pembangunan PLTN di Muria atau

mengenai kebocoran air radioaktif dari PLTN Jepang setelah diguncang gempa. Sering

diberitakan pula mengenai kecelakaan reaktor Chernobyl di Uni Sovyet yang menyebabkan

kerusakan lingkungan, dan menyebabkan penyebaran zat radioaktif kemana-mana. Juga

bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Apabila kita mendengar kata radiasi nuklir atau unsur-

unsur radioaktif pada tayangan tersebut, yang terbayang dalam benak kita adalah ledakan

bom atom, orang yang terkena kanker dan bayangan-bayangan mengerikan lainnya. Padahal,

kalau kita membaca buku fisika atau kimia mengenai radiasi nuklir dan partikel radioaktif

(radionuklida), kita akan tahu bahwa sebenarnya yang kita makan, kita hirup dan kita serap

sehari-hari juga mengandung hal-hal itu. Jadi radiasi nuklir atau partikel radioaktif bukanlah

semata-mata sesuatu yang terpendam di bumi dan diambil orang untuk membuat bom atom

atau untuk mencemari lingkungan dengan air radioaktif, seperti yang banyak

dipropagandakan.

BAB III

PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN

PEMECAHAN MASALAH

A. LIMBAH RADIOAKTIF

Gejala keradioaktifan (radioaktifitas) pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh

Henry Becquerel pada suatu garam uranium. Selanjutnya Pierre & Marry currie menemukan

zat-zat radioaktif lainnya yaitu polonium dan radium. Zat-zat radioaktif adalah suatu zat yang

aktif memancarkan radiasi baik berupa partikel maupun berupa gekombang elektromagnetik.

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal

dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :

tindakan kedokteran nuklir, radio-immunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat,

cair atau gas. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan

sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa

berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah

dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa

makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit

mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa

mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat

pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik

dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah

rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan

anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya

seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.

B. PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INDONESIA

Pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia diatur oleh Undang-undang

Ketenaganukliran, Undang-undang Lingkungan Hidup dan Undang-undang lainnya yang

terkait serta berbagai produk hukum di bawahnya. Teknologi pengolahan limbah radioaktif

yang diadopsi adalah teknologi yang telah mapan (proven) dan umum digunakan di negara-

negara industri nuklir. Dalam pengelolaan limbah radioaktif sesuai ketentuan yang berlaku

diterapkan program pemantauan lingkungan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

sehingga keselamatan masyarakat dan lingkungan dari potensi dampak radiologik yang

ditimbulkan selalu berada dalam batas keselamatan yang direkomendasikan secara nasional

maupun internasional.

Minimisasi Limbah

Dalam pemanfaatan iptek nuklir minimisasi limbah diterapkan mulai dari

perencanaan, pemanfaatan (selama operasi) dan setelah masa operasi (pasca operasi).

Pada tahap awal/perencanaan pemanfaatan iptek nuklir diterapkan azas justifikasi, yaitu

“tidak dibenarkan memanfaatkan suatu iptek nuklir yang menyebabkan perorangan atau

anggota masyarakat menerima paparan radiasi bila tidak menghasilkan suatu manfaat

yang nyata”. Dengan menerapkan azas justifikasi berarti telah memimisasi potensi

paparan radiasi dan kontaminasi serta membatasi limbah/dampak lainnya yang akan

ditimbulkan pada sumbernya. Setelah penerapan azas justifikasi atas suatu pemanfaatan

iptek nuklir, pemanfaatan iptek nuklir tersebut harus lebih besar manfaatnya

dibandingkan kerugian yang akan ditimbulkannya, dan dalam pembangunan dan

pengoperasiannya harus mendapat izin lokasi, pembangunan, dan pengoperasian dari

Badan Pengawas, seperti telah diuraikan sebelumnya.

Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif

Tujuan utama pengolahan limbah adalah mereduksi volume dan kondisioning

limbah, agar dalam penanganan selanjutnya pekerja radiasi, anggota masyarakat dan

lingkungan hidup aman dari paparan radiasi dan kontaminasi. Teknologi pengolahan

yang umum digunakan antara lain adalah teknologi alih-tempat (dekontaminasi, filtrasi,

dll.), teknologi pemekatan (evaporasi, destilasi, dll.), teknologi transformasi (insinerasi,

kalsinasi) dan teknologi kondisioning (integrasi dengan wadah, imobilisasi,

adsorpsi/absorpsi). Limbah yang telah mengalami reduksi volume selanjutnya

dikondisioning dalam matrik beton, aspal, gelas, keramik, sindrok, dan matrik lainnya,

agar zat radioaktif yang terkandung terikat dalam matrik sehingga tidak mudah terlindi

dalam kurun waktu yang relatif lama (ratusan/ribuan tahun) bila limbah tersebut disimpan

secara lestari/di disposal ke lingkungan. Pengolahan limbah ini bertujuan agar setelah

ratusan/ribuan tahun sistem disposal ditutup (closure), hanya sebagian kecil radionuklida

waktu-paro (T1/2) panjang yang sampai ke lingkungan hidup (biosphere), sehingga

dampak radiologi yang ditimbulkannya minimal dan jauh di bawah NBD yang ditolerir

untuk anggota masyarakat.

Pembuangan Limbah Radioaktif

Strategi pembuangan limbah radioaktif umumnya dibagi kedalam 2 konsep

pendekatan, yaitu konsep "Encerkan dan Sebarkan" (EDS) atau "Pekatkan dan Tahan"

(PDT). Kedua strategi ini umumnya diterapkan dalam pemanfaatan iptek nuklir di negara

industri nuklir, sehingga tidak dapat dihindarkan menggugurkan strategi zero release

[15]. Pembuangan efluen Dalam pengoperasian instalasi nuklir tidak dapat dihindarkan

terjadinya pembuangan efluen ke atmosfer dan ke badan-air. Efluen gas/partikulat yang

dibuang langsung ke atmosfer berasal dari sistem ventilasi. Udara sistem ventilasi di tiap

instalasi nuklir sebelum dibuang ke atmosfer melalui cerobong, dibersihkan kandungan

gas/ partikulat radioaktif yang terkandung di dalamnya dengan sistem pembersih udara

yang mempunyai efisiensi 99,9 %. Efluen cair yang dapat dibuang langsung ke badan-air

hanya berasal sistem ventilasi dan dari unit pengolahan limbah cair radioaktif. Tiap jenis

radionuklida yang terdapat dalam efluen yang di buang ke lingkungan harus mempunyai

konsentrasi di bawah BME. Pembuangan efluen radioaktif secara langsung, setelah

proses pengolahan/dibersihkan dan setelah peluruhan ke lingkungan merupakan

penerapan strategi EDS. Dalam pembuangan secara langsung, setelah dibersihkan dan

setelah peluruhan aktivitas/konsentrasi radionuklida yang terdapat dalam efluen harus

berada di bawah BME. Radionuklida yang terdapat dalam efluen akan terdispersi dan

selanjutnya melaui berbagai jalur perantara (pathway) yang terdapat di lingkungan akan

sampai pada manusia sehingga mempunyai potensi meningkatkan penerimaan dosis

terhadap anggota masyarakat. Penerimaan dosis terhadap anggota masyarakat ini harus

dibatasi serendah-rendahnya (penerapan azas optimasi). Dosis maksimal yang

diperkenankan dapat diterima anggota masyarakat dari pembuangan efluen ke lingkungan

dari seluruh jalur perantara yang mungkin adalah 0,3 mSv per tahun [16]. Dosis pembatas

(dose constrain) sebesar 0,3 mSv memberikan kemungkinan terjadinya efek somatik

hanya sebesar 3,3x10-6. Berdasarkan dosis pembatas ini BME tiap jenis radionuklida

yang diizinkan terdapat dalam efluen dapat dihitung dengan teknik menghitung balik

pada metode prakiraan dosis. BME tiap jenis radioaktif ini harus mendapat izin dan tiap

jenis radionuklida yang terlepaskan ke lingkungan harus dimonitor secara berkala dan

dilaporkan ke Badan Pengawas.BME tiap jenis radioanuklida yang diperkenankan

terdapat dalam efluen radioaktif yang dibuang ke lingkungan untuk tiap instalasi nuklir di

PPTN Serpong telah dihitung dengan metode faktor konsentrasi (concentration factor

method) dan telah diterapkan semenjak reaktor G.A. Siwabessy dioperasikan pada bulan

Agusutus 1987. Pembuangan efluen gas/partikulat dan efluen cair ke lingkungan di PPTN

Serpong telah sesuai dengan rekomendasi yang diberikan baik secara nasional maupun

internasional.

Lokasi Disposal

Pemilihan lokasi untuk pembangunan fasilitas disposal mengacu pada proses

seleksi yang direkomendasikan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).

Faktor-faktor teknis yang dipertimbangkan diantaranya faktor geologi, hidrogeologi,

geokimia, tektonik dan kegempaan, berbagai kegiatan yang ada di sekitar calon lokasi,

meteorologi, transportasi limbah, tata-guna lahan, distribusi penduduk dan perlindungan

lingkungan hidup. Faktor lainnya yang sangat penting adalah penerimaan oleh

masyarakat. Di negara-negara industri nuklir moto "Not In My Backyard" (NYMBY)

telah merintangi dalam pemilihan lokasi, tidak hanya untuk disposal limbah radioaktif

juga terhadap limbah industri lainnya. Oleh karena itu perhatian terhadap faktor-faktor

sosial (societal issues) selama pase awal proses pemilihan lokasi memerlukan perhatian

ekstra hati-hati dan seksama. Isu ini menyebabkan negara-negara industri nuklir

cenderung memilih lokasi (site) nuklir yang telah ada untuk pembangunan fasilitas

disposal. Sebagai contoh diantaranya fasilitas disposal Drig (United Kingdom), Centre de

la Manche (Perancis), Rokkasho (Jepang) dan Oilkiluoto (Finlandia). P2PLR telah

melakukan berbagai penelitian dan pengkajian kemungkinan kawasan nuklir PPTN

Serpong dan calon lokasi PLTN di S. Lemahabang dapat digunakan sebagai lokasi untuk

disposal LTR, LTS dan LTT. Hasil pengkajian dan penelitian ini sementara

menyimpulkan bahwa kawasan PPTN Serpong dikarenakan kondisi lingkungan setempat

(pola aliran air tanah, demographi, dll) hanya memungkinkan untuk pembangunan sistem

disposal eksperimental, sedangkan di calon lokasi PLTN telah dapat diidentifikasi daerah

yang mempunyai kesesuaian yang tinggi untuk pembangungan sistem disposal near-

surface dan deep disposal.

C. RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

a. Bidang Kedokteran

1) Sterilisasi radiasi.

Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat

digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi

mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional

(menggunakan bahan kimia), yaitu:

a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.

b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.

c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar

bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu

disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada

kemungkinan terkena bibit penyakit.

2) Terapi tumor atau kanker.

Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,

baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau

tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau

tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker

tersebut.

b. Bidang pertanian.

1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul

Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di

laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama

tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama

dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara

hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak

akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan

mengurangi populasi.

2) Pemuliaan tanaman

Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan

menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis

yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis

rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan

ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.

3) Penyimpanan makanan

Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika

disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan

seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu

sehingga tidak akan bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama.

c. Bidang Industri

1) Pemeriksaan tanpa merusak.

Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau

sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat

bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang

diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah

logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang

berongga itu film akan lebih hitam,

2) Mengontrol ketebalan bahan

Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng

logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa

intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui.

Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih

tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme

alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.

3) Pengawetan bahan

Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,

barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu tekstil

karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan

warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman

sehingga dapat disimpan lebih lama.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal

dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.

Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran

lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor

atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir

adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di

sekitarnya.

Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk mendeteksi

berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas. Kemajuan

teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas

manusia dalam berbagai bidang kehidupan.

B. Saran

1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu

fenomena yang menakutkan.

2. Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan teknologi

yang tinggi.

3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang

akan ditimbulkan.

4. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan

kesejahteraan umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

BENNET B. G., Exposures from Worldwide Release, Environmental Impact of Radioactive Releases, Proceedings of a Symposium, IAEA, Vienna 8 - 12 May, (1995).

MALLANTS., G. VOLCKAERT. LUBIS JAMAL, Safety Assessment for a Hyphotetical Near Surface Disposal, Atom Indonesia Vol. 26, No.2, July 2000.

PTPLR, Batas Pelepasan Maksimal (BPM) Pembuangan Zat Radioaktif ke Atmosfer dan Badan-air untuk tiap Instalasi Nuklir di PPTA, Revisi-1, (1991).

SAMUEL H., An Introduction to Radiation Protection, Third Edition, Chapman and Hall, London, (1986).

WWW.DEPARTEMENKESEHATAN.COM

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

Diajukan oleh :

MOCH. DLUCHA

telah disetujui dan diterima dengan baik oleh :

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

( Drs. Abd. Wahid Efendi, M.Ag. ) ( M. Takdiro )

MOTTO

Orang yang paling berharga adalah orang yang

selalu berusaha untuk dapat membuat

perubahan ke arah yang lebih baik bagi orang-

orang di sekelilingnya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk dapat menyelesaikan paper yang berjudul “PENERAPAN

RADIOAKTIF DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN” sebagai salah satu syarat untuk

mengikuti UN (Ujian Nasional) di Madrasah Aliyah Manba’ul Hikam.

Tiada gading yang tak retak, maka dari itu penulis menyadari bahwa di dalam paper ini

masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan

penulis serta waktu yang ada. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan paper ini.

Dan penulis berharap melalui paper ini dapat memberikan inspirasi bagi siswa untuk

lebih giat belajar dan mengukir prestasi. Terlepas dari semua itu, ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penyelesaian paper ini. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Abdul Wahid Efendi, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Manba’ul

Hikam yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk selalu berusaha lahir dan

batin dalam mencapai kesuksesan dan tujuan hidup.

2. Bapak M. Takdiro selaku Pembimbing yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan,

kritik dan saran kepada Penulis agar paper ini mencapai kesempurnaan.

3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada Penulis untuk

segera menyelesaikan paper ini.

4. Sahabat-sahabat Penulis baik yang ada di dalam pondok atau di luar pondok yang sudah

membantu Penulis selama sekolah di Madrasah Aliyah Manba’ul Hikam.

Akhir kata, Penulis berharap paper yang sederhana ini dapat membawa manfaat besar

bagi pembacanya. Amin.

Sidoarjo, Februari 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii

MOTTO........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR..................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 1

C. Tujuan dan Manfaat................................................................ 2

D. Metode.................................................................................... 2

E. Sistematika Penulisan............................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Satuan Radiasi........................................................................ 3

B. Sumber Radiasi....................................................................... 4

C. Dampak Radioaktif pada Materi dan Makhluk Hidup........... 6

D. Pemanfaatan Radioaktif.......................................................... 7

E. Radioaktifitas Yang Direkomendasikan................................. 9

BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN

MASALAH

B. Limbah Radioaktif.................................................................. 11

C. Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia......................... 12

D. Radioaktif dalam Berbagai Bidang Kehidupan...................... 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 19

B. Saran ....................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20