pemanfaatan pohon bintaro sebagai bahan baku biodiesel dan furnitur
DESCRIPTION
pohon bintaro, bahan baku, pemanfaatan boidisel,TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan, negara-negara
industri maju telah menghabiskan dana jutaan dolar untuk melakukan penelitian pencarian
bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang sangat berlimpah, tetapi belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan teknologi dan
dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pemahaman masyarakat mengenai fungsi dan
kegunaan tumbuhan yang ada di sekitarnya.
Buah bintaro (Carbera manghas L) dikenal masyarakat sebagai buah beracun.
Ternyata buah bintaro merupakan salah satu komoditi utama bahan bakar alternatif
biodiesel. Selain kandungan biji, kayu bintaro dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
furnitur. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan pertanyaan, bagaimana
pemanfaatan pohon bintaro sebagai bahan baku biodiesel dan furnitur? Berdasarkan
pertanyaan diatas maka peneliti akan membahasnya dalam karya ilmiah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah
yang dapat peneliti rumuskan dan akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini sebagai
berikut:
1. Apa saja manfaat buah bintaro ?
2. Bagaimana pengolahan biji buah bintaro?
3. Apa keunggulan buah bintaro sebagai bahan baku biodiesel?
4. Bagaimana pemanfaatan kayu pohon bintaro?
5. Bagaimana pendapat masyarakat di daerah Setu mengenai buah bintaro?
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
1. Pengumpulan informasi dari berbagai sumber mengenai manfaat buah bintaro.
2. Identifikasi manfaat dan keunggulan buah bintaro sebagai bahan bakar alternatif
berdasarkan studi pustaka.
1
3. Analisis mengenai pemanfaatan kayu dari pohon bintaro.
4. Pemberian angket kepada masyarakat sekitar daerah Setu mengenai buah bintaro.
5. Percobaan unruk membuktikan kandungan minyak pada biji bintaro.
6. Penyusunan laporan sebagai hasil penelitian mengenai pemanfaatan buah bintaro
sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan bermesin diesel, bahan industri
mebel, dan kegunaan lainnya.
1.4 Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi pengetahuan
yang berguna, khususnya bagi masyarakat pengguna mesin diesel.
1. Mengatahui manfaat buah bintaro.
2. Mengetahui proses pengolahan biji buah bintaro.
3. Mengetahui keunggulan buah bintaro sebagai bahan baku biodiesel.
4. Mengetahui pemanfaatan kayu pohon bintaro.
5. Mengetahui pendapat masyarakat di daerah Setu mengenai buah bintaro.
1.5 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, peneliti menggunakan
metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1.5.1 Studi pustaka
Pada metode ini peneliti membaca buku dan literatur mengenai
pemanfaatan pohon bintaro sebagai bahn baku biodiesel dan furnitur.
1.5.2 Observasi
Kami meneliti kandungan minyak dalam biji bintaro.
1.5.3 Wawancara
Pada metode ini peneliti melakukan tanya jawab berupa angket kepada
masyarakat yang berada di daerah Setu mengenai pohon dan buah bintaro.
1.6 Hipotesis
Penelitian ini dilakukan dari keyakinan peneliti setelah cukup melakukan pengenalan
masalah. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah ”Pohon Bintaro dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel dan furnitur”.
2
1.7 Sistematika Penulisan
Pada karya ilmiah ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitian di lapangan yang
dimulai dengan bab satu pendahuluan. Bab satu meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi
penelitian, serta sistematika penulisan.
Pada bab dua, peneliti akan memaparkan tinjauan pustaka mengenai pohon bintaro,
biodiesel, dan industri mebel.
Bab tiga merupakan metodologi penelitian tentang pemanfaatan pohon bintaro sebagai
bahan baku biodiesel dan furnitur.
Bab empat merupakan pemaparan data dari penelitian yang telah dilakukan.
Bab lima berisi kesimpulan dan saran mengenai pemanfaatan pohon bintaro sebagai
bahan baku biodiesel dan furnitur.
3
BAB II
DESKRIPSI UMUM
2.1 Klasifikasi Bintaro
Pohon Bintaro juga disebut Pong-pong tree atau Indian
suicide tree, mempunyai nama latin Cerbera manghas L,
termasuk tumbuhan nonpangan atau tidak untuk dimakan.
Bintaro termasuk tumbuhan mangrove yang berasal dari daerah
tropis di Asia, Australia, Madagaskar, dan kepulauan sebelah
barat samudera pasifik.
Kingdom : Plantae – Plants
Subkingdom : Tracheobionta - Vascular plants
Superdivision : Spermatophyta - Seed plants
Division : Magnoliophyta - Flowering plants
Class : Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass : Asteridae
Order : Gentianales
Family : Apocynaceae - Dogbane family
Genus : Cerbera L.
Species : Cerbera manghas L.
Diperkirakan ada sekitar 47 species yang telah diketemukan pada genus ini.
2.2 Karakteristik Bintaro
Daun Bintaro bentuknya memanjang, simetris,
dan menumpul pada bagian ujung dengan ukuran
bervariasi, tetapi rata-rata memiliki panjang 25 cm.
Tersusun secara spiral, terkadang berkumpul pada ujung
roset
4
Bunga Bintaro terdapat pada ujung pedikel simosa dengan lima petal yang sama
atau disebut pentamery. Korola berbentuk tabung dan ada warna kuning pada bagian
tengahnya.
Buah Bintaro berbentuk bulat dan berwarna hijau pucat
dan ketika tua akan berwarna merah. Merupakan buah drupa
(buah biji) yang terdiri dari tiga lapisan yaitu epikarp atau
eksokarp (kulit bagian terluar buah), mesokarp (lapisan tengah
berupa serat seperti sabut kelapa), dan endocarp (biji yang
dilapisi kulit biji atau testa). Walapun berbentuk indah namun buah Bintaro tidak dapat
dikonsumsi, karena mengandung zat yang bersifat racun terhadap manusia.
Dinamakan Cerbera karena bijinya dan semua bagian pohonnya mengandung racun
yang disebut “cerberin” yaitu racun yang dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam
otot jantung manusia, sehingga mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan
kematian. Bahkan asap dari pembakaran kayunya dapat menyebabkan keracunan. Jadi
mustahil jika buah atau biji dari pohon bintaro ini dapat dijadikan sebagai bahan konsumsi.
2.3 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari alkil ester rantai pendek yang
diperoleh melalui trans-esterifikasi minyak nabati atau lemak hewan. Sedangkan menurut
BPPT, biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam lemak.
Biodiesel saat ini biasa diperoleh dari bahan baku biji jarak, kelapa sawit dan biji
nyamplung.
Biodiesel merupakan bahan pengganti solar dalam kehidupan sehari-hari,
dikarenakan solar termasuk sumber energi yang tidak tergantikan. Biodiesel biasanya
digunakan sebagai bahan bakar alternatif dalam bidang industri sebagai penggerak
generator diesel, dan dalam bidang transportasi merupakan BBM bagi kendaraan diesel.
5
BAB III
MANFAAT POHON BINTARO DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
3.1 Manfaat Biji Buah Bintaro sebagai Biodiesel
Walaupun beracun, biji bintaro mengandung minyak yang cukup banyak (60,7%) dan
berpotensi digunakan sebagai bahan baku biodiesel dengan melalui proses hidrolisis,
ekstrasi dan destilasi. Berikut tabel perbandingan presentase minyak pada beberapa jenis
tanaman di Indonesia:
No.Nama
IndonesiaNama Latin Sumber
%
minyak
kering
Dapat
dikonsumsi
1 Jarak pagar Jatropha curcas Daging biji 40-60 X*
2 Karet Hevea brasiliensis Daging biji 40- 50 X
3 Kelapa sawit Elais guineensis Biji 45-70 V
4 Alpukat Persea gratissima Bubur biji 40 V
6 NyamplungCallophyllum
inophyllumDaging biji 40-73 X
7 Jagung Zea Mays Biji 33 V
8 BintaroCerbera
manghas/odollamBiji 43-64 X
Tabel 1. Perbandingan presentase minyak beberapa jenis tanaman Indonesia (Sumber:
BPPT, 2006)
Keterangan : V dapat dikonsumsi
X tidak dapat dikonsumsi
Setelah didapatkan minyak dari biji bintaro tersebut, terdapat beberapa asam lemak
yang terkandung dalam minyak tersebut. Secara umum, buah bintaro memiliki kandungan
(komposisi) asam lemak sebagai berikut.
6
Asam Lemak Nama Sistematik Persentase
Miristat Tetradekanoat 0,17
Palmitat Heksadekanoat 17,90
Stearat Oktadekanoat 4,38
Oleat cis-9-oktadekenoat 36,64
Linoleat cis-9,12-oktadekadienoat 23,44
Linolenat cis-9,12,15-oktadekatrienoat 2,37
Total Asam Lemak 84,90
Tabel 2. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji Bintaro. (Sumber:
Adrian Wahyu Dewanto, 2009)
Setelah mengetahui data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa biji bintaro sangat
mungkin apabila dijadikan sebagai bahan bakar alternatif biodiesel pengganti solar.
Karena selain minyak yang dikandung dalam bijinya cukup banyak, pertumbuhannya di
Indonesia pun tidak sulit.
3.2 Manfaat Kayu Bintaro sebagai Bahan Baku Industri Mebel
Pada dasarnya semua jenis kayu tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan baku
bangunan atau industri mebel. Begitu juga dengan pohon bintaro, kayunya dapat
digunakan dalam industri mebel. Kayu dari pohon bintaro ini sendiri memilki zat racun
(cerberin) bagi mahluk hidup sehingga rayap pun tidak akan menggerogoti kayu tersebut.
3.3 Manfaat Ampas Bintaro
Ampas kering dari pembuatan biji bintaro menjadi biodiesel ditampung atau
dikumpulkan pada ember untuk dibuat menjadi briket arang atau diolah menjadi kompos
untuk pupuk tanaman sehingga dalam proses ini tidak menghasilkan sampah (zero waste).
Briket yang sudah kering dapat langsung dipergunakan sebagai bahan bakar
pengganti batu bara. Kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan dari bahan dasar
ampas proses pengerpresan dapat dipergunakan sebagai pupuk tanaman baik itu tanaman
pertanian maupun tanaman hias sehingga pH tanah terjaga dan lingkungan akan selalu
terlihat hijau, asri dan teduh
7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan karya ilmiah ini, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bintaro adalah tumbuhan nonpangan (tidak dapat dikonsumsi) karena mengandung
zat cerberin yang beracun. masyarakat hanya mengetahui bahwa pohon bintaro
hanya berfungsi sebagai pohon peneduh yang biasa ditanam di pinggir jalan dan
taman-taman.
2. Biji bintaro berfungsi sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif
pengganti solar pada kendaraan bermesin diesel.
3. Ampas dari pengolahan biji bintaro sebagai biodiesel dapat digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan briket dan pupuk pada tanaman.
4. Kayu dari pohon bintaro dapat digunakan sebagai bahan baku industri mebel
karena kayunya yang antirayap.
4.2 Saran
Peneliti menyarankan agar pohon bintaro dapat lebih dibudidayakan lagi khususnya
di Indonesia. Mengingat akan persediaan minyak bumi dunia yang makin menipis dan
keberadaan bahan bakar alternatif semakin diperlukan, maka disarankan agar dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai biji bintaro sebagai biodiesel. Selain sebagai biodiesel,
kayu bintaro juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri mebel, serta ampasnya
yang dapat dipakai sebagai kompos bahan dasar pembuatan briket.
8