pemanfaatan mikrokontroler untuk analisis data pada alat ... · penyajian data yang lebih...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN MIKROKONTROLER
UNTUK ANALISIS DATA PADA ALAT OSK 4565-A
THERMAL CONDUCTIVITY MEASURING APPARATUS
Oleh:
IHSAN SURUR
G74102030
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
ABSTRAK
IHSAN SURUR. Pemanfaatan Mikrokontroler untuk Analisis Data pada Alat OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus. Dibimbing oleh Ir. IRMANSYAH, M.Si dan ARDIAN ARIEF, M.Si.
Pengukuran merupakan hal yang sangat penting terutama dalam menentukan kadar maupun
kualitas suatu bahan. Melalui pengukuran juga sifat, karakteristik dan informasi-informasi fisis lainnya bisa kita dapatkan. Konduktivitas termal suatu bahan merupakan sumber informasi fisis yang bisa dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi lainnya seperti kualitas, jenis dan lebih jauh bisa menentukan kekuatan, maupun struktur makro suatu bahan. Konduktivitas termal dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan panas. Untuk itu dirancang sebuah alat pengukur konduktivitas termal yang berdasarkan model makroskopik. Alat ukur secara digital memberikan banyak keunggulan dan keuntungan dibanding alat ukur secara analog (manual) terutama untuk penerkaan nilai dalam kualitas, efektivitas waktu dalam kuantitas pengukuran, efisiensi daya, portabilitas, pengoperasiannya yang user friendly serta ragam penyajian data yang lebih representatif. OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus Tipe: HVS-40-200F buatan Ogawa Seiki Co., LTD. Japan tahun 1980, merupakan alat yang dapat digunakan untuk menentukan nilai konstanta konduktivitas termal suatu bahan. Untuk menambah nilai guna dalam pengukuran, alat tersebut dipadukan dengan mikrokontroler agar data dapat diproses lebih lanjut, kemudian hasilnya ditampilkan langsung melalui LCD dan dapat dikirim ke Personal Computer (PC) atau Laptop melalui port serial. Kata kunci: konduktivitas termal, konduksi, suhu, OSK 4565-A, HVS-40-200F, mikrokontroler
PEMANFAATAN MIKROKONTROLER UNTUK ANALISIS DATA PADA ALAT OSK 4565-A
THERMAL CONDUCTIVITY MEASURING APPARATUS
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
IHSAN SURUR G74102030
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Judul : Pemanfaatan Mikrokontroler untuk Analisis Data pada Alat OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus
Nama : Ihsan Surur NRP : G74102030
Menyetujui:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ir. Irmansyah, M.Si Ardian Arief, M.Si NIP. 132 104 953 NIP. 132 321 392
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hasim, DEA NIP. 131 578 806
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Juli 1983 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Salim Mahmud dan Dedah Nurlaela. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Gunung Batu 5 Bogor pada tahun 1996, pendidikan menengah tingkat pertama di SLTP Negeri 4 Bogor tahun 1999, dan melanjutkan ke SMU Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama kuliah penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan antara
lain UKM Beladiri Al-Inayah tahun 2002, UKM Taekwondo tahun 2002, Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) di Departemen Kerohanian tahun 2003-2004, Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) sebagai Sekretaris Umum tahun 2004-2005, Pesta Sains 2004, Seminar Nasional Biofisika dan Fisika Medis 2005, Workshop On Nonlinearty 2K6, SerumXP Kontes Robot Indonesia 2006, QuantumXP Kontes Robot Cerdas Indonesia 2006 dan Cco-inside Kontes Robot Cerdas Indonesia 2007 juga sebagai Trainer acara Workshop Flash and Supporting Programs tahun 2006. Penulis juga pernah menjadi Asisten Elektronika I, Elektronika II dan Elektronika Lanjut tahun 2005, Asisten Elektronika Digital tahun 2006, Asisten Multimedia tahun 2005, Asisten Mikroprosesor dan Mikrokontroler tahun 2006, Asisten Perancangan Sistem Minimum tahun 2006 dan Asisten Jaringan Komputer tahun 2006.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Mikrokontroler untuk Analisis Data pada Alat OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus”, yang dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir guna mencapai gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan ummatnya hingga akhir zaman. Suatu kebahagiaan yang sangat besar, karya ini dapat diselesaikan dengan penuh perjuangan dan kesabaran serta dukungan dari berbagai pihak untuk melaluinya. Patutlah melalui kesempatan ini penulis ingin sampaikan terima kasih kepada :
Bapak Irmansyah dan Bapak Ardian Arief selaku pembimbing dalam penelitian ini yang telah membimbing dengan penuh motivasi, petunjuk dan kesabaran dari awal hingga akhir.
Bapak Faozan Ahmad selaku penguji. Mba Yessie dengan tawaran proyek-proyeknya pada penulis. Bapak Nur Indro selaku Ketua Program Studi S1 Departemen Fisika yang menjadi ketua
sidang dan seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis dari TPB sampai semester terakhir ini.
Pak Setyo yang selalu memberikan izinnya untuk tidak masuk kerja. Pak Firman atas bantuan administrasinya juga Pak Mus, Pak Yani, Pak Faisal dan Pak Tony
atas bantuannya di Lab bengkel, Lab Komputer dan Lab Elektronika. Ibu, Bapak, Aa Uyung, Teteh Neni, Tatat serta Umi yang senantiasa memotivasi,
mendoakan penulis baik diwaktu pagi, siang dan malam serta didikan dan kasih sayang yang selalu tercurah untuk penulis.
Keluarga kostan Elvo : Niko, Sonny, Arif, Marwan, Eko S., Eko F., Rian, Tedi, Anam, dan Nono serta pelengkap suasana Luthfan, Didit, Ananto, Tyo, Erus.
Erus, Hasti, Rizal dan Rika yang telah banyak membantu penulis di kampus. Rekan-rekan seperjuangan Fisika 39. Terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya
selama di bangku perkuliahan, semoga kita tetap menjaga silaturahmi selamanya. Rekan-rekan Fisika 38, Fisika 40, Fisika 41, Instek 39, Eltek 40 dan Eltek 41. Seluruh sahabat penulis semasa di sekolah.
Walau bagaimanapun tidak ada satupun gading yang tak retak, karya ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat membutuhkan segala macam saran dan kritik dari pembaca. Semoga apa yang disampaikan oleh penulis dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Do the best as you can...!
Bogor, Desember 2007
Ihsan Surur
Free-energy!
Kalawan nyebat asma Allah, Nu Maha Welas, tur Maha Asih. Baca, kalawan kakasih Gusti manéh nu
nyiptakeun, Anjeunna parantos nyiptakeun manusa tina saguruntul getih. Baca, sarta Gusti manéh nu Mahabéréhan. Nu ngajar
(manusa) maké kalam. Anjeunna ngajarkeun ka manusa naon nu teu dipikanyaho.
(QS. Al-’Alaq:1-5)
ii
DAFTAR ISI Halaman
PRAKATA ................................................................................................................................. i DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii DAFTAR TABEL....................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. iii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................... iv PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................................. 1 Perumusan Masalah ..................................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA Kalor ............................................................................................................................ 1 Perpindahan Kalor ....................................................................................................... 2 Konduksi ...................................................................................................................... 2 Konduktivitas Termal .................................................................................................. 2 Alat Pengukur Konduktivitas Termal .......................................................................... 3 Termokopel................................................................................................................... 4 Mikrokontroler ATmega8535 ...................................................................................... 5 DT-AVR Low Cost Micro System .............................................................................. 5 Penyajian Data ............................................................................................................. 6 Komunikasi Serial ........................................................................................................ 6 Multiplekser ................................................................................................................. 6
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................... 7 Alat dan Bahan.............................................................................................................. 7 Diagram Alir Alat ........................................................................................................ 7 Thermometer RI-501 ................................................................................................... 7 Data Loger ................................................................................................................... 7 Pembuatan Rangkaian dan Pengujian .......................................................................... 8 Kalibrasi Alat dan Pengujian ....................................................................................... 8 Penyelesaian Alat ......................................................................................................... 8 Pengambilan Data ........................................................................................................ 8
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemindaian ................................................................................................................... 8 Data Pemindaian .......................................................................................................... 11 Perhitungan .................................................................................................................. 11 Material Uji .................................................................................................................. 15 Data Pengujian ............................................................................................................. 15
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ...................................................................................................................... 18 Saran ............................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 18 LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Konduktivitas termal pada berbagai bahan ................................................................... 3 Tabel 2. Sifat dari beberapa tipe termokopel pada 25° C ........................................................... 4 Tabel 3. Konfigurasi pin LCD..................................................................................................... 6 Tabel 4. Konfigurasi pin Multiplekser ....................................................................................... 7 Tabel 5. Tabel kebenaran multiplekser 16 bit ............................................................................ 7 Tabel 6. Tabel koding pemindaian SevenSegment .................................................................... 9 Tabel 7. Tabel pengujian Data Loger ......................................................................................... 11
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Proses perpindahan kalor........................................................................................... 1 Gambar 2. Proses perpindahan kalor pada dua benda yang bersentuhan ................................... 2 Gambar 3. Proses aliran kalor pada suatu penampang ................................................................ 2 Gambar 4. Laju aliran kalor ....................................................................................................... 2 Gambar 5. Segmentasi pada proses pengukuran ......................................................................... 3 Gambar 6. OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus ...................................... 3 Gambar 7. Skema umum OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus .............. 3 Gambar 8. Skema flow chart OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus ........ 3 Gambar 9. Sensor termokopel..................................................................................................... 5 Gambar 10. DT-AVR Low Cost Micro System.......................................................................... 5 Gambar 11. Liquid Crystal Display (LCD) ................................................................................ 6 Gambar 12. HyperTerminal ....................................................................................................... 6 Gambar 13. Multiplekser 74HC/HCT4067 ................................................................................ 6 Gambar 14. Diagram alir kerja alat ............................................................................................ 7 Gambar 15. Hubungan antar alat................................................................................................. 8 Gambar 16. Thermometer RI-501 .............................................................................................. 8 Gambar 17. Dual SevenSegment ............................................................................................... 8 Gambar 18. Pemasangan multiplekser pada Thermometer RI-501 ............................................ 9 Gambar 19. Skema rangkaian Data Loger ................................................................................. 9 Gambar 20. Kurva hubungan antara nilai pembacaan Data Loger dengan referensi suhu ......... 11 Gambar 21. Pengujian Data Loger ............................................................................................. 11 Gambar 22. Material-material yang diuji ................................................................................... 15 Gambar 23. Penempatan material uji .......................................................................................... 15 Gambar 24. Kurva pengukuran stainless steel pada rentang suhu 100°C dan 27.6°C................. 16 Gambar 25. Kurva pengukuran stainless steel pada rentang suhu 200°C dan 28.0°C................. 16 Gambar 26. Kurva pengukuran fiberplastik pada rentang suhu 50°C dan 26.4°C. ..................... 16 Gambar 27. Kurva pengukuran fiberplastik pada rentang suhu 100°C dan 26.0°C.. .................. 16 Gambar 28. Kurva pengukuran kayu pada rentang suhu 100°C dan 27.4°C. ............................. 17 Gambar 29. Kurva pengukuran kayu pada rentang suhu 200°C dan 27.2°C............................... 17 Gambar 30. Kurva pengukuran kuningan pada rentang suhu 100°C dan 26.9°C. ...................... 17 Gambar 31. Kurva pengukuran kuningan pada rentang suhu 200°C dan 28.2°C. ...................... 17
iv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian .......................................................................................... 20 Lampiran 2. Spesifikasi dan dimensi alat OSK 4565-A TCMA ................................................ 21 Lampiran 3. Skema umum OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus ............ 22 Lampiran 4. Skema flow chart OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus ...... 23 Lampiran 5. Skema pemasangan pengukuran OSK 4565-A TCMA ......................................... 24 Lampiran 6. Skema pengkabelan OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus .. 25 Lampiran 7. Skema rangkaian Data Loger ................................................................................. 26 Lampiran 8. Data hasil pengukuran material uji stainless steel .................................................. 27 Lampiran 9. Data hasil pengukuran material uji fiberplastik ..................................................... 28 Lampiran 10. Data hasil pengukuran material uji kayu .............................................................. 29 Lampiran 11. Data hasil pengukuran material uji kuningan ....................................................... 30 Lampiran 12. Tabel pengolahan manual pada buku instruction manual ..................................... 31 Lampiran 13. Metoda grafik pada buku instruction manual ....................................................... 32 Lampiran 14. Datasheet ATMEGA 8535 .................................................................................. 34 Lampiran 15. Datasheet DT-AVR Low Cost Micro System ..................................................... 37 Lampiran 16. Datasheet Multiplekser 74HC/HCT4067 ............................................................ 38 Lampiran 17. Listing Program Mikrokontroler .......................................................................... 43
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pengukuran dalam bidang fisika merupakan hal yang sangat penting terutama dalam menentukan kadar maupun kualitas suatu bahan. Melalui pengukuran juga sifat, karakteristik dan informasi-informasi fisis lainnya bisa kita dapatkan. Konduktivitas termal suatu bahan merupakan sumber informasi fisis yang bisa dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi lainnya seperti kualitas, jenis dan lebih jauh bisa menentukan kekuatan, maupun struktur makro suatu bahan. Dengan demikian alat ukur memiliki peranan penting untuk memperoleh nilai tersebut.
Alat ukur secara digital mempunyai banyak keuntungan dan keunggulan dibanding alat ukur secara analog seperti:
Terhindar dari kesalahan paralaks pengguna
Data lebih mudah diproses Lebih beragam dalam penyajian data Lebih cepat didapatkan nilai Biasanya berukuran kecil dan ringan Konsumsi daya kecil Kompatibel dengan alat digital lain. User friendly Seiring dengan perkembangan teknologi
yang pesat maka banyak alat ukur yang didesain secara digital dengan mengacu pada keunggulan diatas. Perumusan Masalah
OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus Tipe: HVS-40-200F merupakan piranti untuk mengukur nilai konduktivitas termal suatu bahan padat. Alat ini masih beroperasi secara analog walaupun beberapa bagian alat telah menggunakan mekanisme digital, sehingga dalam mendapatkan hasil masih bersifat manual. Data hasil pengukuran berupa suhu harus melalui proses pencatatan pada media kertas dalam tabel kemudian data-data tersebut diplot ke dalam media kertas grafik khusus untuk memperoleh titik potong selisih suhu kemudian perhitungan melalui persamaan yang diberikan di buku panduan alat untuk mendapatkan nilai konstanta konduktivitas termal bahan yang diuji. Dengan demikian dalam pengukuran orde banyak akan sangat merepotkan pengguna.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menambah nilai guna (modifikasi) OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus Tipe: HVS-40-200F buatan Ogawa Seiki Co., LTD. Japan tahun 1980an. Alat ini mempunyai keunggulan dalam kualitas peralatan dan ketelitian juga mempunyai kehandalan pengukuran yang cukup baik. Metode pengukuran yang digunakan sudah memperhitungkan faktor koreksi dalam mendapatkan hasil yang tepat. Alat ini menggunakan 12 sensor suhu yaitu termokopel.
Ide dasar penelitian ini yaitu menghubungkan besaran analog dari alat ukur ini ke dalam besaran digital agar dapat diolah dan disajikan dalam beberapa tampilan yang lebih informatif. Alat digital yang dibuat akan menggunakan mikrokontroler jenis AVR seri ATMega8535 dan rangkaian pendukung lainnya dan dapat dihubungkan dengan komputer untuk mendapatkan log data.
TINJAUAN PUSTAKA Kalor
Suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu benda. Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
T1 T2
Gambar 1. Proses perpindahan kalor.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda[2]. Kalor digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu tempat ke yang lain.
Kalor adalah energi yang dipindahkan akibat adanya perbedaan temperatur. Sedangkan energi dalam (termis) adalah energi karena temperaturnya.
2
Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1 Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63 F menjadi 64 F. 1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu 1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu 1 Btu = 1055 J = 252,0 kal Perpindahan Kalor
Perpindahan panas terjadi secara alamiah dari tempat bertemperatur tinggi (panas) ke tempat bertemperatur rendah (dingin), sampai keduanya memiliki keadaan temperatur yang sama atau dalam keadaan seimbang. Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi[4].
Konduksi
Adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam suatu medium (padat, cair, gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung[8].
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan ditumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.
Gambar 2. Proses perpindahan kalor pada dua benda yang bersentuhan
Sebelum dipanaskan kisi atom dari logam bergetar pada posisi setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini kisi atom bergetar dengan amplitudo yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan kisi atom disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran kisi atom.
Bila T2 dan T1 dipertahankan terus besarnya, maka kesetimbangan termal tidak akan pernah tercapai, dan dalam keadaan mantap/tunak (steady state), kalor yang mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang A, sebanding dengan perbedaan temperatur ΔT dan berbanding terbalik dengan lebar bidang Δx
xTAH
tQ
ΔΔ
∝=ΔΔ …(1)
T1 T2
Aliran kalor A
Δx
Gambar 3. Proses aliran kalor pada suatu penampang.
Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan panas[10]. Konduktivitas termal adalah sifat bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas jika gradien suhunya satu. Bahan yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor, sedangkan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator. Konduktivitas termal berubah dengan suhu, tetapi dalam banyak soal perekayasaan perubahannya cukup kecil untuk diabaikan. Nilai angka konduktivitas termal menunjukkan seberapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Makin cepat molekul bergerak, makin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi konduktivitas termal bergantung pada suhu. Pada pengukuran konduktivitas termal mekanisme perpindahannya dengan cara konduksi[8].
Gambar 4. Laju aliran kalor.
dldTAq λ−= …(2), dan
AtEq = …(3)
Arah aliran panas
l
Pemanas
T panas
A
T dingin
Pendingin
Kalor
T1 T2 T1 > T2
3
Keterangan: q : Laju aliran panas tiap satuan luas A tiap satuan waktu t E : Energi A: Luas penampang lintang sampel T : Suhu λ : Konduktivitas termal t : Waktu
Metode pengambilan titik-titik suhu pada sampel sebanyak 10 titik, dimana pada setiap titik tersebut terdapat satu buah sensor termokopel dengan jarak tertentu satu sama lain seperti ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Segmentasi pada proses pengukuran.
Silinder standar menggunakan logam Cu (Tembaga) terdiri dari 3 segmen mempunyai diameter 40 mm dengan ketebalan 90 mm pada segmen atas, 30 mm pada segmen tengah dan 90 mm pada segmen bawah. konduktivitas termal 320 Kcal/cmh°C atau 397 W/m.°C. Sedangkan sampel yang digunakan berjumlah dua buah dengan diameter 40mm dan ketebalan masing-masing 4 mm dan 2 mm. Sampel diletakkan diantara segmen silinder standar.
Konduktivitas termal untuk beberapa bahan ditunjukkan pada tabel 1:
Tabel 1. Konduktivitas termal pada berbagai bahan[12]
Bahan λ (W/m.
oK)
Bahan λ (W/m.
oK) Aluminium 237 Air 0,6 Baja Stainless 14 Akrilik 0,16 Besi 79,5 Gelas 0,8 Emas 314 Karet 0,2 Intan 2000 Kayu 0,21 Tembaga 390 Timah 34,7 Kuningan 151 Udara 0,0234
Alat Pengukur Konduktivitas Termal
Alat ukur ini dinamakan OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus Tipe: HVS-40-200F buatan Ogawa Seiki Co., LTD. Japan tahun 1980 ditunjukkan pada gambar 6, digunakan untuk mengukur konduktivitas termal bahan padat yang homogen . Alat ini bekerja secara analog dan masih menggunakan metode manual
dalam mencari nilai yaitu menggunakan proses pencatatan dan ploting grafik (lihat lampiran 12 dan lampiran 13).
Alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu plat nama, bak penampung air (pendingin), pengontrol suhu pemanas, termometer, outlet listrik, tombol power, switch pemilih termokopel, pembuangan air, susunan sistem sensor termokopel (CA), pemanas elektrik, sistem pipa dan sirip pendingin.
Gambar 6. OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus
Skema umum dan skema flow chart dari
alat pengukur konduktivitas termal OSK 4565-A berturut-turut ditunjukkan pada gambar 7 dan gambar 8:
NAME PLATE
TEMPERATURE SET & CONTROLLER
THERMOMETER
THERMO-COUPLE SELECTOR
ELECTRIC LIVE OUTLET
POWER
COOLING FIN
DRAIN
DRAIN CHILL WATER BATH
ELECTRIC HEATER
THERMO-COUPLE(CA)
Gambar 7. Skema umum OSK 4565-A Thermal
Conductivity Measuring Apparatus[3]
SELECTORTHERMO-COUPLE
1COM
TEST PIECE
HEAD TANKWITH SQUARE
WEIR
STANDARDCYLINDER
V2
V4
V1
V3
V5
CITY WATERSERVICE PIPING
CHILL WATER BATH
THYRISTOR POWER UNIT
t1
t2
t3
t4
t5t6
t7
t8
t9
t10
t12
C
B
A
P.I.D FUNCTION CONTROLLERTYPE SR-20
TEMPERATURESET & CONTROLLERAB
-+
IMMERSION ELECTRICHEATER
THERMOMETERMODEL RI-501
POWER SUPPLY
DRAININGPIPING
V8V6
OVERFLOW DRAINING PIPING (2)
D
E
Gambar 8. Skema flow chart OSK 4565-A Thermal
Conductivity Measuring Apparatus[3]
4
Metode pengukuran yang digunakan yaitu konduksi langsung antara silinder standar dan material uji. Silinder standar merupakan material pembanding yang sudah diketahui nilai konduktivitas termalnya.
Untuk mendapatkan nilai λ (konstanta konduktivitas termal) material uji berdasarkan nilai yang terukur menggunakan konsep kesamaan laju konduksi kalor pada silinder standar dan material uji menggunakan persamaan:
LxtxAx
LRtRARq Δ⋅⋅
=Δ⋅⋅
=λλ …(5)
Pada persamaan diatas, A sama pada kedua sisi dan jika Rλ , , , LR dan Lx diketahui maka
tRΔ txΔxλ menjadi:
RLRLx
txtRx λλ ⋅⋅
ΔΔ
= … (6)
Dalam pengujian biasanya permukaan kontak antar silinder standar dan material uji akan menunjukkan penurunan temperatur yang disebabkan oleh adanya resistansi kontak sehingga hal ini perlu adanya koreksi[3].
Pada material uji yang disisipkan diantara silinder standar terdapat suatu lapisan yang menunjukkan adhesi yang kuat. Lapisan ini terdapat baik di permukaan bagian atas maupun bagian bawah material uji, maka digunakan dua buah material uji yang mempunyai ketebalan berbeda untuk menghilangkan resistansi kontak ini[3].
Jika Rc adalah Resistansi kontak dan Ra dan Rb adalah nilai resistansi material uji pada masing-masing ketebalan La dan Lb, maka:
RaRcaR += 2' , … (7) RbRcbR += 2'Sehingga:
RaRbaRbR −=− '' (Lb > La) … (8)
Rb – Ra menunjukkan resistansi dari material uji dengan ketebalan (Lb – La). Karena resistansi merupakan kebalikan dari konduktansi maka:
)(1A
LaLbRaRb −=−
λ … (9)
Maka R’a dan R’b menjadi:
ALa
aaR ⋅=
'1'
λ,
ALb
bbR ⋅=
'1'
λ… (10)
λa’ dan λb’ menunjukkan konduktivitas termal termasuk derajat konduksi material uji serta ruang antara material uji dan silinder standar. Nilai tersebut bisa diperoleh dari persamaan (6):
RLRLa
tatRa λλ ⋅⋅
ΔΔ
=' … (11)
RLRLb
tbtRb λλ ⋅⋅
ΔΔ
=' … (12)
Dari persamaan (8), (9) dan (10) didapat:
AlaLb
aLa
bLb
A λλλ−
=− )''
(1 … (13)
Sehingga nilai konstanta konduktivitas termal material uji diperoleh melalui persamaan:
a
a
b
b
ab
LLLL
λλ
λ
′−
′
−= … (14)
Nilai yang didapat merupakan nilai konduktivitas termal yang sebenarnya yang sudah termasuk koreksi. Termokopel (Thermocouple)
Termokopel adalah sebuah sensor yang
digunakan untuk mengukur suhu. Bentuk dari termokopel sangat halus dan dapat beroperasi dengan rentang suhu yang sangat besar. Pada 4 tabel berikut ini disajikan tipe-tipe termokopel berikut material penyusun, temperatur kerja dan sensitivitas:
Tabel 2. Sifat dari beberapa tipe termokopel pada 250C[9]
Tipe Material ( + dan -)
Temp.Kerja (0C)
Sensitif (µV/0C)
E Ni-Cr dan Cu-Ni
-270 ~ 1000 60.9
J Fe dan Cu-Ni -210 ~ 1200 51.7 K Ni-Cr dan Ni-
Al -270 ~ 1350 40.6
T Cu dan Cu-Ni -270 ~ 400 40.6 R Pt dan
Pt(87%)-Rh(13%)
-50 ~ 1750 6
S Pt dan Pt(90%)-Rh(10%)
-50 ~ 1750 6
B Pt(70%)-h(30%)
dan Pt(94%)-Rh(6%)
-50 ~ 1750 6
5
Gambar 9. Sensor termokopel
Sebuah termokopel terdiri dari dua buah
kawat yang kedua ujungnya disambung sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari suhu, diketahui sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage. Berikut adalah tabel dari beberapa tipe termokopel. [9]
Termokopel yang digunakan oleh alat ukur konduktivitas termal OSK 4565-A yaitu tipe K dengan rentang suhu yang akan diukur yaitu 0°C hingga 200°C.
Mikrokontroler ATmega8535 Sistem kontrol yang digunakan pada alat
digital ini dibangun dalam suatu algoritma yang diproses oleh sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler yang dipakai adalah AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) yang memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. AVR yang digunakan yaitu Seri ATMega8535.
ATMega8535 memiliki bagian dan fitur sebagai berikut[5]:
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu PortA, PortB, PortC dan PortD
ADC 10 bit sebanyak 8 saluran pada PortA
Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan
CPU yang terdiri dari 32 buah register Watchdog Timer dengan osilator
internal Unit interupsi internal dan eksternal Port antarmuka SPI Antarmuka komparator analog Port USART (Universal Synchronous
and Asynchronous serial Receiver and Transmitter) untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps
Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz
Kapabilitas memori flash 8 KB dengan kemampuan Read While Write, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte yang diprogram saat operasi
Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik
DT-AVR Low Cost Micro System
Modul rangkaian yang digunakan pada
penelitian ini adalah DT-AVR Low Cost Micro System. Rangkaian ini merupakan modul single chip mikrokontroler yang menggunakan chip ATmega8535.
Berikut adalah spesifikasi DT-AVR Low Cost Micro System[11]:
Mendukung semua fitur ATMega Dimensi: 8,6 cm (P) x 7,2 cm (L) x 1,8
cm (T) Mendukung varian AVR® 40 pin
antara lain: AT90S8535, ATmega8535L, ATmega16(L), ATmega8515(L), AT90S8515, dan ATmega162(L) (Seri AVR® yang tidak memiliki ADC membutuhkan converter socket)
Memiliki fasilitas In-System Programming untuk IC yang mendukung, dilengkapi LED Programming Indicator
Memiliki hingga 35 pin jalur input/output
Lengkap dengan osilator 4 MHZ dan memiliki kemampuan komunikasi Serial UART RS-232 yang sudah disempurnakan
Lengkap dengan rangkaian reset, tombol manual reset, dan brown-out detector
Menggunakan tegangan input 9 - 12 VDC dan memiliki tegangan output 5 VDC
Gambar 10. DT-AVR Low Cost Micro System
6
Penyajian Data
LCD (Liquid Crystal Display) LCD (Liquid Crystal Display) digunakan
untuk menampilkan informasi dari alat secara langsung (Tanpa melalui PC) berupa nilai bacaan dari sensor (suhu), nilai konstanta konduktivitas termal, menampilkan teks dan menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632, yang merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris, 16 pin dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). Berikut adalah tabel konfigurasi pin dari LCD yang digunakan[11]:
Tabel 3. Konfigurasi pin LCD No. Nama Pin Deskripsi 1. Vcc +5V 2. GND 0V 3. VEE Tegangan Kontras LCD 4. RS Register Select, 0 = Register
Perintah, 1 = Register Data 5. R/W 1 = Read, 0 = Write 6. E Enable Clock LCD, logika 1
setiap pengiriman dan pembacaan data
7. D0 Data Bus 0 8. D1 Data Bus 1 9. D2 Data Bus 2 10. D3 Data Bus 3 11. D4 Data Bus 4 12. D5 Data Bus 5 13. D6 Data Bus 6 14. D7 Data Bus 7 15. Anode Tegangan positif backlight 16. Katode Tegangan negatif backlight
Pin-pin dari LCD ini akan dihubungkan
dengan salah satu I/O dari mikrokontroler ATMega8535. Tampilan dari LCD ini diatur oleh pemrograman mikrokontroler. LCD ini akan menampilkan nilai suhu, konstanta konduktivitas termal dan informasi lainnya.
Gambar 11. Liquid Crystal Display (LCD)
Komunikasi Serial
Komunikasi serial yang digunakan menggunakan sistem USART (Universal Synchronous Asynchronous Receiver and Transmitter), berikut beberapa keuntungan dari sistem USART:
1. Operasi full duplex 2. Mode operasi asinkron dan sinkron 3. Mendukung komunikasi multiprosesor 4. Mode kecepatan transmisi berorde
Mbps (hingga 2,5 Mbps)
Komunikasi serial ini digunakan untuk mengkomunikasikan alat ukur konduktivitas termal dengan komputer sehingga data yang diperoleh dapat langsung dicatat oleh komputer untuk proses lebih lanjut. Keuntungan menggunakan komputer adalah untuk menghemat pekerjaan jika pengukuran yang dilakukan berulang-ulang. Data hasil pengukuran diperoleh melalui program HyperTerminal dalam format T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 [λ(W/mK)].
Gambar 12. HyperTerminal
Multiplekser
Multiplekser merupakan sirkuit pemilih satu saluran dari beberapa saluran input sehingga pada suatu saat tertentu hanya salah satu input dipilih untuk dikirim ke output. Multiplekser disebut juga data selector (pemilih data). Multiplekser yang digunakan yaitu 74HC/HCT4067 dengan 16-channel input analog buatan Philips Semiconductors merupakan high speed Si-Gate CMOS yang mempunyai waktu tanggap sekitar 28ns.
74HC/HCT406716 bit Multiplexer
Gambar 13. Multiplekser 74HC/HCT4067
7
Konfigurasi pin dan tabel kebenaran dari multiplekser berturut-turut ditunjukkan pada tabel 6 dan tabel 7.
Tabel 4. Konfigurasi pin Multiplekser. PIN NO. SYMBOL NAME AND FUNCTION19, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 23, 22, 21, 20, 19, 18, 17, 1610, 11, 14, 13121524
ZY0 to Y15
S0 to S3
GNDEVcc
Common input/outputIndependent inputs/outputsAddress inputGround (0V)Enable input (active LOW)Positive supply voltage
Tabel 5. Tabel kebenaran multiplekser 16 bit INPUTS
E S3 S2 S1 S0
CHANNELON
LLLLLLLLLLLLLLLLH
LLLLLLLLHHHHHHHHX
LLLLHHHHLLLLHHHHX
LLHHLLHHLLHHLLHHX
LHLHLHLHLHLHLHLHX
Y 0 – ZY 1 – ZY 2 – ZY 3 – ZY4 – ZY 5 – ZY 6 – ZY 7 – ZY 8 – ZY 9 – ZY 10 – ZY 11 – ZY 12 – ZY 13 – ZY 14 – ZY 15– ZNone
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Laboratorium Mikrokontroler, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Akan dilakukan pada periode bulan Januari sampai Agustus 2007. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
PC (Personal Computer) Variable power supply Osiloskop Digital multimeter Protoboard (Breadboard) Solder Penyedot timah Mesin bubut OSK-4565-A TCMA Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
Microcontroller AVR Komponen umum elektronika PCB (Printed Board Circuit) kosong Timah Sampel bahan Fiberglass Sekrup dan mur
Diagram Alir Alat
Gambar 14. Diagram alir kerja alat
Thermometer RI-501
Nilai analog didapat dari sensor termokopel yang terhubung pada tiap titik pengukuran.
Switching pemilihan sensor dimaksudkan untuk memilih salah satu sensor secara bergantian.
Penguatan dilakukan karena tegangan yang dihasilkan dari sensor berorde sangat kecil (mikrovolt).
A/D Converter berfungsi untuk mengubah besaran analog ke digital. ADC ini dilengkapi dengan coder 3½ digit LED driver. Sehingga hasil pembacaan mampu menampilkan nilai 0 hingga 199.9.
Data Loger
Multiplekser digunakan untuk memindai data dari tiap pin keluaran 3½ Digit A/D Converter.
Mikrokontroler memiliki tugas mengendalikan selektor multiplekser,
Switching pemilihan sensor
Nilai analog
3½ Digit A/D Converter
Mikrokontroler
Termokopel
Penguatan sinyal sensor
SevenSegmen Multiplekser
Thermometer RI-501
LCD
Komputer Data Loger
8
mengambil data hasil pemindaian dan mengolah data.
Penyajian data ditampilkan melalui LCD.
Data hasil pembacaan dan pengolahan dikirim ke komputer melalui port serial, bisa diperoleh melalui program HyperTerminal.
Pembuatan Rangkaian dan Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pembuatan rangkaian elektronika untuk tiap blok fungsional secara terpisah. Rangkaian elektronik dirangkai pada protoboard sehingga mudah untuk pengembangan dan troubleshooting masalah. Kalibrasi Alat dan Pengujian
Kalibrasi ini dilakukan dengan mencocokkan hasil pembacaan suhu dari alat OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus dengan alat yang dibuat. Pengujian dilakukan untuk menguji apakah alat sudah dapat menampilkan data yang sesuai dan teliti. Jika belum alat harus dikalibrasi ulang. Pengujian dilakukan beberapa kali untuk melihat kestabilan rangkaian yang dibuat.
Penyelesaian Alat
Jika alat sudah mampu beroperasi dengan baik dan data yang ditampilkan benar dan teliti (stabil) maka dilakukan perangkaian pada papan PCB (Printed Circuit Board). Alat tersebut kemudian di-attach ke alat OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus, kemudian dilakukan pengujian ulang dan pengambilan data. Pengambilan Data
Data yang akan diperoleh berupa nilai suhu dari tiap-tiap sensor (T1-T10) nilai-nilai tersebut kemudian diolah oleh mikrokontroler sehingga didapatkan nilai konstanta konduktivitas termal. Data-data tersebut kemudian ditampilkan melalui LCD dan komputer. Gambar 15 berikut menunjukkan hubungan antar alat.
LCD
Sensor OSK 4565-A
Thermal Conductivity Measuring Apparatus
Thermometer RI-501
Data Loger
Gambar 15. Hubungan antar alat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemindaian
Sensor termokopel yang digunakan pada alat OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus berjenis C.A Thermocouple dengan Ni-Cr bermuatan positif dan Ni-Al bermuatan negatif mempunyai sensitivitas sebesar 40.6 µV tiap kenaikan 10C. Sinyal hasil pembacaan suhu kemudian langsung diumpankan ke Thermometer (Model RI-501)
Gambar 16. Thermometer RI-501
Data loger yang dibuat memperoleh
sinyal data langsung pada alat termometer diatas melalui keluaran pin IC ICL7107 (3½ Digit A/D Converter) sehingga data yang diperoleh adalah berupa data coder SevenSegment 3½ digit yang mempunyai range nilai 0 hingga 199.9.
Gambar 17. Dual Sevensegmen
16
17
3
15 14
2 1
18
11
10
6
12 13
7 8
9
9
Pengambilan data dilakukan melalui proses pemindaian langsung pada pin-pin SevenSegment dengan memanfaatkan sebuah multiplekser 16 bit. SevenSegment yang digunakan adalah dua buah dual SevenSegment Common Anode.
Metode pemindaian yang digunakan penulis namakan ”metode P”. Karena hanya titik-titik a,b,e,f dan g saja yang dipindai. Metode ini diambil karena dapat menghemat jumlah pin multiplekser yang dipakai, waktu pemindaian, jumlah kabel-kabel data ke mikrokontroler dan memori flash mikrokontroler namun tetap memperhatikan ketepatan hasil proses pemindaian.
Proses pemindaian dilakukan mulai dari pin a hingga pin g. Tabel 8 berikut menunjukkan tabel koding dari pemindaian sevensegmen.
Tabel 6. Tabel koding pemindaian sevensegmen
Seven Segmen g f e b a Nilai
Desimal
1 0 0 0 0 16
1 1 1 0 1 29
0 1 0 0 0 8
0 1 1 0 0 12
0 0 1 0 1 5
0 0 1 1 0 6
0 0 0 1 0 2
1 1 1 0 0 28
0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 4
Gambar 18. Pemasangan multiplekser pada
Thermometer RI-501. Sekuen pemindaian dimulai dari nilai
puluhan, satuan kemudian nilai koma. Dan terakhir adalah pemindaian nilai ratusan. Pemindaian nilai puluhan, satuan dan nilai
koma masing-masing menggunakan 5 buah pin input multiplekser sedangkan sisa 1 pin input multiplekser terakhir digunakan untuk pemindaian nilai ratusan. Nilai ratusan pada SevenSegment hanya dipindai pada pin b saja, karena nilai yang mungkin muncul pada nilai ratusan adalah angka satu dan kosong (tidak ada angka yang tampil). Metode ”P” ini tidak melakukan pemindaian pada titik sevensegmen. Skema rangkaian data loger yang dibuat ditunjukkan pada gambar 19:
74HC/HCT406716 bit Multiplexer
J1
J8 J7 J6
JUMPER SLCT2 SLCT11 2 3 1 2 3 1 2 3
ATMEGA 8535U2
C41uF
RJ11C10
100nF
4MHz
X1C1
100uFD3BAT05
TX RX3 3
221 1
D1BAT05
J5 J4D5
D4
LED
SW1SW RST
100nFR11390R
POWER IND
J2
D2
VIN VOUT1N4002 U1IC
J37805
GND + 9VDC GND + 5VDCC5 10uF
390R15
VCC+5V GND
VCC+5V GND
RESET
MASUK
KIRI KANAN
VCCGND
VR 10K
+5V
Gambar 19. Skema rangkaian Data Loger.
Berikut adalah source code pemrograman
pemindaian pada mikrokontroler ATMega 8535 menggunakan program Bascom AVR: Sub Pindai() Datasuhu = 0 D = 0 Temp(1) = 0 Temp(2) = 0 Temp(3) = 0 Do Portd = D * 4 Waitms 1 Temp(3) = D Mod 5 If Pinc.0 = 1 Then Temp(2) = 2 ^ Temp(3) Temp(1) = Temp(1) + Temp(2) End If If Temp(3) = 4 Then
10
Select Case Temp(1) Case 16 : Temp(4) = 0 Case 29 : Temp(4) = 1 Case 8 : Temp(4) = 2 Case 12 : Temp(4) = 3 Case 5 : Temp(4) = 4 Case 6 : Temp(4) = 5 Case 2 : Temp(4) = 6 Case 28 : Temp(4) = 7 Case 0 : Temp(4) = 8 Case 4 : Temp(4) = 9 Case : Temp(4) = 0 31 End Select Temp(1) = 0 Datasuhu = Datasuhu * 10 Datasuhu = Datasuhu + Temp(4) End If D = D + 1 Loop Until D = 15 Portd = 15 * 4 Waitms 1 If Pinc.0 = 0 Then Datasuhu =
Datasuhu + 1000 End Sub
Untuk memilih pin input multiplekser pada portd mikrokontroler digunakan sintaks Portd = D * 4 dan D = D + 1 karena portd yang digunakan yaitu pin 4, 5, 6 dan 7, nilai penambahan D dibatasi sampai 14 sehingga hasil yang diharapkan yaitu nilai 0,4,8,12,16,...,56. Hal ini dilakukan karena pin 0 s/d 3 tidak berfungsi. Lalu dilakukan penundaan waktu selama 1ms karena multiplekser mempunyai waktu tanggap sekitar 28ns. 1ms dipilih karena merupakan waktu tunda terkecil yang disajikan program Bascom.
Temp(3) = D Mod 5 dimaksudkan untuk mendapatkan nilai 0, 1, 2, 3 dan 4 setiap kali variabel D looping hingga nilai 14. Sintaks berikut digunakan untuk memindai pin SevenSegment yang aktif (bernilai 1). Nilai yang aktif akan diduapangkatkan (karena berupa bilangan biner sedangkan untuk mempermudah pemrograman maka dikonversi ke desimal) dengan variabel Temp(3)kemudian hasil pemangkatan akan diakumulasikan di variabel Temp(1).
If Pinc.0 = 1 Then Temp(2) = 2 ^ Temp(3) Temp(1) = Temp(1) + Temp(2) End If
Dalam menentukan posisi pemindaian
untuk memisahkan antara nilai puluhan, nilai satuan dan nilai koma digunakan sintaks If Temp(3) = 4 Then untuk memeriksa apakah sudah pin SevenSegment terakhir (pin g) dipindai. Jika sudah maka nilai desimal yang ditampung akan
dibandingkan dengan tabel koding pemindaian sevensegmen, digunakan perintah Select Case:
Select Case Temp(1) Case 16 : Temp(4) = 0 Case 29 : Temp(4) = 1 Case 8 : Temp(4) = 2 Case 12 : Temp(4) = 3 Case 5 : Temp(4) = 4 Case 6 : Temp(4) = 5 Case 2 : Temp(4) = 6 Case 28 : Temp(4) = 7 Case 0 : Temp(4) = 8 Case 4 : Temp(4) = 9 Case 31 : Temp(4) = 0 End Select
Agar data hasil pemindaian tidak
tumpang tindih dengan nilai yang lain digunakan sintaks Temp(1) = 0. Karena proses pemindaian dimulai dari nilai puluhan maka digunakan sintaks Datasuhu = Datasuhu * 10 kemudian data sementara disimpan di variabel Datasuhu dengan sintaks Datasuhu = Datasuhu + Temp(4).
Semua proses diatas berulang hingga proses pemindaian dilakukan pada pin terakhir SevenSegment nilai koma, sehingga nilai yang ditampung berdigit 3 angka (tanpa koma).
Proses pemindaian terakhir dibaca pada pin terakhir multiplekser (pin 15) menggunakan sintaks Portd = 15 * 4. Pin terakhir multiplekser ini dihubungkan dengan pin b SevenSegment untuk melihat apakah SevenSegment menampilkan nilai 1 atau tidak. Jika pembacaan multiplekser bernilai 0 maka SevenSegment terakhir yang dipindai tersebut menampilkan angka 1 sehingga sintaks yang digunakan If Pinc.0 = 0 Then Datasuhu = Datasuhu + 1000. Nilai ini ditambahkan dengan variabel Datasuhu sebelumnya. Maka sekarang variabel Datasuhu akan menampung semua nilai yang ditampilkan di sevensegmen.
Nilai yang ditampung pada variabel Datasuhu bukan nilai sebenarnya maka, data yang diperoleh dan disimpan di variabel Datasuhu kemudian dibagi dengan 10 dan hasilnya disimpan di variabel array bertipe real (dalam Bascom digunakan tipe single). Dengan demikian sintaks yang digunakan Rq(qh) = Datasuhu / 10. Variabel Rq adalah variabel jenis array dengan tipe data real karena data suhu yang akan diambil sebanyak 10 buah. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat ruang
11
memori mikrokontroler dan mempermudah pemrograman.
Data Pemindaian
Untuk memeriksa apakah nilai yang diperoleh oleh alat yang telah dibuat sesuai dengan data yang ditampilkan oleh Thermometer RI-501, alat diuji pada rentang nilai tertentu.
Data hasil percobaan pemindaian ditunjukkan pada tabel 9:
Tabel 7. Tabel pengujian Data Loger. Referensi
suhu Termometer
RI-501 Data
Loger -0.1 Error Error 0.2 0.2 0.2 1.1 1.1 1.1 2.5 2.5 2.5 3.1 3.1 3.1 4.5 4.5 4.5 5.2 5.2 5.2 7.7 7.7 7.7 8.6 8.6 8.6 10.2 10.2 10.2 11.9 11.9 11.9 12.0 12.0 12.0 14.2 14.2 14.2 15.4 15.4 15.4 16.8 16.8 16.8 27.9 27.9 27.9 28.1 28.1 28.1 28.2 28.2 28.2 28.4 28.4 28.4 34.7 34.7 34.7 34.8 34.8 34.8 48.5 48.5 48.5 48.7 48.7 48.7 48.9 48.9 48.9 70.2 70.2 70.2 81.8 81.8 81.8 94.5 94.5 94.5 97.9 97.9 97.9 98.1 98.1 98.1 98.4 98.4 98.4 98.6 98.6 98.6
107.2 107.2 107.2 118.5 118.5 118.5 132.0 132.0 132.0 145.2 145.2 145.2 157.9 157.9 157.9 170.4 170.4 170.4 182.8 182.8 182.8 199.9 199.9 199.9 201.1 Error Error
Dari hasil diatas diperoleh kesimpulan bahwa rentang nilai yang dapat diuji hanya pada rentang 0°C hingga 199,9°C saja.
Pada gambar 20 Kurva hubungan antara nilai pembacaan Data Loger dengan referensi suhu diperoleh persamaan y=x pada rentang 0°C hingga 199,9°C.
Kurva Hubungan antaraNilai Pembacaan Data Loger dengan Referensi Suhu
y = x
0
50
100
150
200
250
0 50 100 150 200 250
Data Loger
Ref
eren
si S
uhu
Gambar 20. Kurva hubungan antara nilai
pembacaan Data Loger dengan referensi suhu.
Sehingga pada rentang demikian diperoleh: Ketelitian = 100% Ketepatan = 100% Galat = 0%
Gambar 21. Pengujian Data Loger.
Perhitungan
Proses perhitungan data untuk mendapatkan nilai konstanta konduktivitas termal meliputi:
a. Mencari nilai selisih suhu Δta dan Δtb
(sampel a dan sampel b) yang diturunkan dari gradien garis pada silinder standar.
10790
1TT
m−
= …(15)
1095
11
Ttam
−= …(16)
Substitusi didapatkan nilai ta1
10)107(1819
1 TTTta +⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −= …(17)
12
6530
2TT
m−
= …(18)
22
535
taTm
−= …(19)
635
12
ttbm
−= …(20)
Substitusi didapatkan nilai ta2
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−= )65(
6752 TTTta …(21)
Substitusi didapatkan nilai tb1
6)65(67
1 TTTtb +⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −= …(22)
4190
3TT
m−
= …(23)
23
195
tbTm
−= …(24)
Substitusi didapatkan nilai tb2
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−= )41(181912 TTTtb …(25)
Dengan demikian
Δta = …(25) 12 tata =
Δtb = …(26) 12 tbtb =
Δta = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −−− )107(
1819)65(
67105 TTTTTT
…(27) Δtb =
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −−− )65(
67)41(
181961 TTTTTT
…(28)
Menghitung rata-rata selisih suhu untuk tiap titik pada silinder standar
ΔtR = (Δt1,2 + Δt2,3 + Δt3,4 + Δt7,8 + Δt8,9 + Δt9,10)/6 …(29)
b. Menghitung nilai aλ ′ dan bλ′ yang merupakan konstanta konduktivitas termal untuk masing sampel termasuk kadar konduksi sampel dan ruang antara sampel dan silinder standar.
RRa
aRa
LtLt λλ
ΔΔ
=′ …(30)
RRb
bRb
LtLt λλ
ΔΔ
=′ …(31)
c. Menghitung nilai konstanta konduktivitas termal sampel dalam Kcal/cmh°C
a
a
b
b
ab
LLLL
λλ
λ
′−
′
−= …(32)
d. Menghitung nilai konstanta konduktivitas termal sampel dalam W/mK
0.859824/λλ =n …(33)
Berikut adalah source code pemrograman perhitungan nilai konstanta konduktivitas termal pada mikrokontroler ATMega 8535 menggunakan program Bascom AVR: Sub Hitung() Upperline Lcd Pengolahan... " " Waitms 500 Lowerline Lcd " Tolong Tunggu! " Waitms 200 Alih Rq(17) = Rq(7) - Rq(10) Rq(14) = 1.056 * Rq(17) Rq(17) = Rq(5) - Rq(6) Rq(16) = Rq(17) * 1.167 Rq(14) = Rq(16) + Rq(14) Rq(17) = Rq(5) - Rq(10) Rq(14) = Rq(17) - Rq(14) 'DeltaTA Rq(17) = Rq(1) - Rq(4) Rq(17) = Rq(17) * 1.056 Rq(15) = Rq(17) + Rq(16) Rq(17) = Rq(1) - Rq(6) Rq(15) = Rq(17) - Rq(15) 'DeltaTB Rq(17) = Rq(2) - Rq(1) Rq(16) = Rq(3) - Rq(2) Rq(13) = Rq(4) - Rq(3) Rq(12) = Rq(8) - Rq(7) Rq(11) = Rq(9) - Rq(8) Rq(16) = Rq(16) + Rq(17) Rq(17) = Rq(10) - Rq(9) Rq(16) = Rq(16) + Rq(17) Rq(16) = Rq(16) + Rq(13) Rq(16) = Rq(16) + Rq(12) Rq(16) = Rq(16) + Rq(11) Rq(16) = Rq(16) / -6 'DeltaTR Rq(17) = Rq(16) / Rq(14) Rq(12) = Rq(17) * 21.333 'LamdaA Rq(17) = Rq(16) / Rq(15) Rq(13) = Rq(17) * 42.667 'LamdaB Rq(17) = 4 / Rq(13) Rq(11) = 2 / Rq(12) Rq(11) = Rq(17) - Rq(11) Rq(11) = 2 / Rq(11) 'Lamda Rq(17) = Rq(11) / 0.859824'LamdaN Hasil(1) = Fusing(rq(17) , ".##")
+ " W/mK " Hasil(2) = Fusing(rq(11) , ".##")
+ " Kcal/mh" + Chr(223) + "C " Hasil(3) = Fusing(rq(12) , ".##")
+ " Kcal/mh" + Chr(223) + "C " Hasil(4) = Fusing(rq(13) , ".##")
+ " Kcal/mh" + Chr(223) + "C " Hasil(5) = Fusing(rq(14) , ".#") +
Chr(223) + "C "
13
Hasil(6) = Fusing(rq(15) , ".#") + Chr(223) + "C "
Hasil(7) = Fusing(rq(16) , ".#") + Chr(223) + "C "
For Qh = 1 To 10 If Suhuword(qh) > 9 Then Judul(qh) =
Str(suhuword(qh)) Judul(qh) = Format(judul(qh)
"0.0") , Else Judul(qh) = "0" +
Str(suhuword(qh)) Judul(qh) = Format(judul(qh)
, 0.0") " End If Next Qh Print Judul(1) ; " " ; Judul(2) ;
" " ; Judul(3) ; " " ; Judul(4) ; " " ; Judul(5) ; " " ; _
Judul(6) ; " " ; Judul(7) ; " " ; Judul(8) ; " " ; Judul(9) ; " dul(10) ; " [" ; _ " ; Ju
Fusing(rq(17) , ".##") ; "]" Judul(1) = " " + Chr(178) + "
" Judul(2) = " " + Chr(178) + "
" Judul(3) = " " + Chr(178) + "A
" Judul(4) = " " + Chr(178) + "B
" Judul(5) = "DeltaTA " Judul(6) = "DeltaTB " Judul(7) = "DeltaTR " Judul(8) = " Suhu " Upperline Lcd "[<] " ; Judul(1) ; " [>] " Waitms 500 Select Case R 17) q( Case 1000 To 2500 : Hasil(8) =
"Berlian" Case 406 To 429 : Hasil(8) =
"Perak" Case 385 To 401 : Hasil(8) =
"Tembaga" Case 314 To 318 : Hasil(8) =
"Emas" Case 205 To 237 : Hasil(8) =
"Alumunium" Case 109 To 159 : Hasil(8) =
"Kuningan" Case 55 To 80.4 : Hasil(8) =
"Besi" Case 42 To 50 : Hasil(8) =
"Perunggu" Case 34.7 To 35.3 : Hasil(8) =
"Timah" Case 16.3 To 21.9 : Hasil(8) =
"Titanium" Case 14 To 16.3 : Hasil(8) =
"Baja Stainless" Case 1.73 To 3.98 : Hasil(8) =
"Granit" Case 1.2 To 1.4 : Hasil(8) =
"Kaca"
Case 1.13 To 1.2 : Hasil(8) = "Beton"
Case 0.8 To 1.13 : Hasil(8) = "Tanah/Beton"
Case 0.52 To 0.8 : Hasil(8) = "Tanah"
Case 0.4 To 0.52 : Hasil(8) = "Polimer HiD"
Case 0.33 To 0.4 : Hasil(8) = "Polimer HiD/Kayu"
Case 0.04 To 0.33 : Hasil(8) = "Polimer LoD/Kayu"
Case 0.003 To 0.03 : Hasil(8) =
"Silica Aerogel" e Hasil(8) = "" 'Cas : Case Is < 0 : Hasil(8) = "Data
Salah !!" Case Else : Hasil(8) = "Belum
Tahu" End Select Qh = 1 Siklus: Do Waitms 10 If = 1 Then Pinc.2 Bitwait Pin , Reset c.2 If Qh = 19 Then Qh = 0 Q = Qh + 1 h End If If Pinc.3 = 1 Then Bitwait Pinc.3 , Reset If Qh = 1 Then Qh = 20 Qh = Qh - 1 End If If Qh = 19 Then Upperline Lcd "[<] Ulangi! [>] " Lowerline Lcd " Tekan Reset! " Goto Siklus End If If Then Qh = 18 Upperline Lcd "[<]?Prakiraan[>] " Lowerline Lcd "> " ; Hasil(8) ; "
" Goto Siklus End If If Qh < 8 Then Upperline Lcd "[<] " ; Judul(qh) ; "
[>] " Lowerline Lcd Hasil(qh) ; " " Else Upperline Lcd "[<] " ; Judul(8) ; "
[>] " Lowerline Temp(1) = Qh - 7 Lcd "T " ; Temp(1) ; " = " ;
Fusing(rq(temp(1)) , "#.#") ; Chr(223) ; "C "
End If Loop End Sub
14
Untuk menentukan nilai selisih suhu sampel a (Δta)
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −−−=Δ )107(
1819)65(
67105 TTTTTTta
digunakan sintaks: Rq(17) = Rq(7) - Rq(10) Rq(14) = 1.056 * Rq(17) Rq(17) = Rq(5) - Rq(6) Rq(16) = Rq(17) * 1.167 Rq(14) = Rq(16) + Rq(14) Rq(17) = Rq(5) - Rq(10) Rq(14) = Rq(17) - Rq(14) 'DeltaTA Δta disimpan di variabel Rq(14)
Untuk menentukan nilai selisih suhu sampel a (Δtb)
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −−−=Δ )65(
67)41(
181961 TTTTTTtb
digunakan sintaks: Rq(17) = Rq(1) - Rq(4) Rq(17) = Rq(17) * 1.056 Rq(15) = Rq(17) + Rq(16) Rq(17) = Rq(1) - Rq(6) Rq(15) = Rq(17) - Rq(15) 'DeltaTB Δta disimpan di variabel Rq(15)
Untuk menentukan nilai rata-rata selisih suhu untuk tiap titik pengukuran pada silinder standar (ΔtR)
ΔtR = (Δt1,2 + Δt2,3 + Δt3,4 + Δt7,8 + Δt8,9
+ Δt9,10)/6
digunakan sintaks:
Rq(17) = Rq(2) - Rq(1) Rq(16) = Rq(3) - Rq(2) Rq(13) = Rq(4) - Rq(3) Rq(12) = Rq(8) - Rq(7) Rq(11) = Rq(9) - Rq(8) Rq(16) = Rq(16) + Rq(17) Rq(17) = Rq(10) - Rq(9) Rq(16) = Rq(16) + Rq(17) Rq(16) = Rq(16) + Rq(13) Rq(16) = Rq(16) + Rq(12) Rq(16) = Rq(16) + Rq(11) Rq(16) = Rq(16) / -6 'DeltaTR ΔtR disimpan di variabel Rq(16)
Untuk menentukan nilai konstanta konduktivitas termal sampel a (λ’a)
RRa
aRa
LtLt λλ
ΔΔ
=′
digunakan sintaks: Rq(17) = Rq(16) / Rq(14) Rq(12) = Rq(17) * 21.333 'LamdaA λ’a disimpan di variabel Rq(12)
Untuk menentukan nilai konstanta konduktivitas termal sampel b (λ’b)
RRb
bRb
LtLt λλ
ΔΔ
=′
digunakan sintaks: Rq(17) = Rq(16) / Rq(15) Rq(13) = Rq(17) * 42.667 'LamdaB λ’b disimpan di variabel Rq(13)
Untuk menentukan nilai konstanta konduktivitas termal sampel dalam Kcal/mh°C
a
a
b
b
ab
LLLL
λλ
λ
′−
′
−=
digunakan sintaks: Rq(17) = 4 / Rq(13) Rq(11) = 2 / Rq(12) Rq(11) = Rq(17) - Rq(11) Rq(11) = 2 / Rq(11) 'Lamda λ disimpan di variabel Rq(11)
Untuk menentukan nilai konstanta konduktivitas termal sampel dalam W/mk
0.859824/λλ =n
digunakan sintaks: Rq(17) = Rq(11) / 0.859824 'LamdaN λn disimpan di variabel Rq(17)
Database mengenai nilai konduktivitas termal dari material ditulis menggunakan Select Case, berikut adalah sintaksnya:
Select Case R 17) q( Case 1000 To 2500 : Hasil(8) =
"Berlian" Case 406 To 429 : Hasil(8) =
"Perak" Case 385 To 401 : Hasil(8) =
"Tembaga" Case 314 To 318 : Hasil(8) =
"Emas" Case 205 To 237 : Hasil(8) =
"Alumunium" Case 109 To 159 : Hasil(8) =
"Kuningan" Case 55 To 80.4 : Hasil(8) =
"Besi" Case 42 To 50 : Hasil(8) =
"Perunggu" Case 34.7 To 35.3 : Hasil(8) =
"Timah" Case 16.3 To 21.9 : Hasil(8) =
"Titanium" Case 14 To 16.3 : Hasil(8) =
"Baja Stainless" Case 1.73 To 3.98 : Hasil(8) =
"Granit"
15
Case 1.2 To 1.4 : Hasil(8) = "Kaca"
Case 1.13 To 1.2 : Hasil(8) = "Beton"
Case 0.8 To 1.13 : Hasil(8) = "Tanah/Beton"
Case 0.52 To 0.8 : Hasil(8) = "Tanah"
Case 0.4 To 0.52 : Hasil(8) = "Polimer HiD"
Case 0.33 To 0.4 : Hasil(8) = "Polimer HiD/Kayu"
Case 0.04 To 0.33 : Hasil(8) = "Polimer LoD/Kayu"
Case 0.003 To 0.03 : Hasil(8) =
"Silica Aerogel" 'Case : Hasil(8) = "" Case Is < 0 : Hasil(8) = "Data
Salah !!" Case Else : Hasil(8) = "Belum
Tahu" End Select Nilai konduktivitas termal yang dimasukkan ke database adalah dalam satuan W/mK. Sehingga variabel yang digunakan adalah Rq(11).
Data yang dikirim ke komputer melalui port serial digunakan sintaks:
Print Judul(1) ; " " ; Judul(2) ;
" " ; Judul(3) ; " " ; Judul(4) ; " " ; Judul(5) ; " " ; _
Judul(6) ; " " ; Judul(7) ; " " ; Judul(8) ; " " ; Judul(9) ; " " ; (10) ; " [" ; _ Judul
Fusing(rq(17) , ".##") ; "]" Data tersebut diterima oleh komputer pada program HyperTerminal dalam format T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 [λ(W/mK)]. Material Uji
Material yang digunakan untuk pengujian
alat dalam mengukur nilai konduktivitas termal adalah Stainless Steel, Kuningan, Fiberplastik dan kayu. Pada persiapan bahan kerataan permukaan sangat menentukan ketepatan nilai konstanta konduktivitas termal yang diperoleh.
Gambar 22. Material-material yang diuji
Material yang digunakan berjumlah dua buah tiap jenis dengan diameter 40mm dan ketebalan masing-masing 4 mm dan 2 mm. Material uji diletakkan diantara segmen silinder standar.
Material Uji
Gambar 23. Penempatan material uji Persiapan material sebelum pengujian
adalah dengan mengolesi permukaan material dengan Thermal Grease. Thermal Grease yang digunakan merupakan campuran dari silikon. Persiapan material juga dapat digunakan alumunium foil. Tujuan pelapisan pelapisan ini agar aliran panas seluruhnya benar-benar melewati material uji dan tidak ada udara antara dua permukaan (material uji dan batang silinder standar). Hal ini akan mengurangi galat pengukuran sehingga hasil yang diperoleh akan lebih teliti dan tepat. Data Pengujian
Pengujian dilakukan pada setiap material uji diatas pada selang perlakuan gradien suhu seperti pada tabel-tabel hasil pengujian dibawah ini. Pendingin yang digunakan yaitu air dengan mengatur jumlah aliran yang mengalir melewati pipa dan sirip pendingin bagian bawah alat sehingga konstan.
Kurva hubungan antara konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran pada material uji stainless steel ditunjukkan pada gambar 24 dan gambar 25, pada material uji fiberplastik ditunjukkan pada gambar 26 dan gambar 27, pada material uji kayu ditunjukkan pada gambar 28 dan gambar 29 dan pada material uji kuningan ditunjukkan pada gambar 30 dan gambar 31.
16
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -0.0035x + 14.935
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 24. Kurva hubungan antara konduktivitas termal dengan pengulangan
pengukuran stainless steel pada rentang suhu 100°C dan 27.6°C.
Berdasarkan kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran stainless steel pada rentang suhu 100°C dan 27.6°C diperoleh:
Referensi : 14.00 W/mK Ketelitian : 99.03 % Ketepatan : 93.46 %
Kurva hubungan konduktivitas termal
dengan pengulangan pengukuran
y = 0.016x + 13.86
0
2
4
6
8
10
12
14
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 25. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran stainless steel pada rentang suhu
200°C dan 28.0°C. Berdasarkan kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran stainless steel pada rentang suhu 200°C dan 28.0°C diperoleh:
Referensi : 14.00 W/mK Ketelitian : 99.30 % Ketepatan : 99.63 %
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -0.0007x + 0.176
00.020.040.060.08
0.10.120.140.160.18
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 26. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran fiberplastik pada rentang suhu 50°C
dan 26.4°C.
Berdasarkan kurva hubungan antara konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran fiberplastik pada rentang suhu 50°C dan 26.4°C diperoleh:
Referensi : 0.16 W/mK Ketelitian : 97.12 % Ketepatan : 92.25 %
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -6E-05x + 0.1753
00.020.040.060.08
0.10.120.140.160.18
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 27. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran fiberplastik pada rentang suhu 100°C
dan 26.0°C. Berdasarkan kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran fiberplastik pada rentang suhu 100°C dan 26.0°C:
Referensi : 0.16 W/mK Ketelitian : 96.55 % Ketepatan : 90.56 %
17
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -0.001x + 0.1973
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 28. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kayu pada rentang suhu 100°C dan
27.4°C. Berdasarkan kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kayu pada rentang suhu 100°C dan 27.4°C diperoleh:
Referensi : 0.21 W/mK Ketelitian : 96.30 % Ketepatan : 90.92 %
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -0.0005x + 0.228
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 29. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kayu pada rentang suhu 200°C dan
27.2°C. Berdasarkan kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kayu pada rentang suhu 200°C dan 27.2°C diperoleh:
Referensi : 0.21 W/mK Ketelitian : 98.23 % Ketepatan : 92.42 %
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -0.0966x + 139.54
0
20
40
60
80
100
120
140
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 30. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kuningan pada rentang suhu 100°C
dan 26.9°C.
Berdasarkan kurva hubungan antara konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kuningan pada rentang suhu 100°C dan 26.9°C diperoleh:
Referensi : 151.00 W/mK Ketelitian : 99.26 % Ketepatan : 92.06 %
Kurva hubungan konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran
y = -0.1842x + 154.86
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan pengukuran
Kon
dukt
ivita
s te
rmal
Gambar 31. Kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kuningan pada rentang suhu 200°C
dan 28.2°C. Berdasarkan kurva hubungan antara
konduktivitas termal dengan pengulangan pengukuran kuningan pada rentang suhu 200°C dan 28.2°C diperoleh:
Referensi : 151.00 W/mK Ketelitian : 99.41 % Ketepatan : 98.12 %
18
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
• Alat pengukur konduktivitas termal OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus Tipe: HVS-40-200F buatan Ogawa Seiki Co., LTD. Japan yang berumur lebih dari 20 tahun, masih bisa bekerja secara baik.
• Data loger yang dibuat dan dikomunikasikan dengan Termometer RI-501 telah bekerja dengan sangat baik dibuktikan dengan hasil pengujian data loger. Ketelitian dan ketepatan yang diperoleh adalah 100 %, pada rentang suhu 0°C sampai dengan 199.9°C.
• Pada dasarnya semua material dapat diuji dengan alat ini, namun material tersebut harus berupa padatan keras.
• Hasil pengujian keempat material cukup baik. Didapat rata-rata nilai konduktivitas termal, ketelitian dan ketepatan pada pengukuran masing-masing material uji yaitu:
Stainless Steel = 14.44 W/mK Ketelitian = 99.17 % Ketepatan = 96.55 % Fiberplastik = 0.18 W/mK Ketelitian = 96.84 % Ketepatan = 91.41 % Kayu = 0.21 W/mK Ketelitian = 97.27 % Ketepatan = 91.67 % Kuningan = 146.43 W/mK Ketelitian = 99.34 % Ketepatan = 95.09 %
• Faktor yang sangat menentukan hasil pengukuran yaitu pada tahap persiapan material uji dan pemasangan material uji. Material uji harus sesuai dengan ukuran yang ditentukan dan kerataan permukaan, dengan demikian permukaan material uji dapat seluruhnya bersentuhan dengan silinder standar. Penggunaan material pelapis (Thermal Grease atau alumunium foil) digunakan untuk membantu mengurangi gap udara antara material uji dan silinder standar. Pemasangan material uji harus tepat dan sejajar dengan silinder standar.
• Faktor lain yang penting juga dalam memperoleh kualitas hasil yang didapat yaitu sudah stabilnya pembacaan suhu dari tiap sensor. Penulis menggunakan
tenggang waktu sekitar 30 hingga 60 menit dari awal alat dinyalakan.
Saran
• Pendingin sebaiknya menggunakan alat pendingin seperti elemen pendingin atau refrigerator air. Pendingin yang digunakan dapat dikontrol dan dimonitor secara otomatis.
• Menggunakan sistem switch otomatis saat pembacaan tiap sensor tanpa perlu menggunakan Thermoselector untuk menginput setiap data suhunya . Switch yang digunakan bisa berupa sistem relay atau multiplekser. Namun total resistansi dari sistem harus kurang dari 100Ω.
• Material pelapis yang digunakan sebaiknya berkualitas sangat baik terutama jika material uji mempunyai konduktivitas termal tinggi.
DAFTAR PUSTAKA [1] Data Sheet ATmega8535.
http://www.atmel.com [2] Definisi Kalor dan Teori Kalor Umum.
http://www.organisasi.org/pengertian_definisi_kalor_dan_teori_kalor_umum_dasar_kuantitas_jumlah_panas_pendidikan_ilmu_sains_fisika_via_internet_gratis
[3] Instruction Manual, OSK 4565-A Thermal Conductivity Apparatus 1987: Ogawa Seiki Co., LTD. Japan.
[4] Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika. faculty.petra.ac.id/ herisw/Fisika1/13-kalor.doc
[5] Pratomo, Andi. 2005. Panduan Praktis Pemrograman AVR Mikrokontroler AT90S2313. Penerbit Andi.Yogyakarta.
[6] Putra, E Agfianto. 2004. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55. Gaya Media. Yogyakarta.
[7] Sutadi, Dwi. 2004. I/O Bus dan Motherboard. Andi Offset. Yogyakarta.
[8] Aklis, Nur. Studi Heat Losses pada Isobaric Zone Reactor Hyl III http://eprints.ums.ac.id/581/01/3._NurAklis,_Studi_Heat_Losses_pada_Isobaric_Zone_Reactor_Hyl_III.pdf
[9] Temperatur. faculty.petra.ac.id/herisw/ Fisika1/12-suhu.doc
19
[10] Tipler, Paul A. Fisika Untuk Sains Dan Teknik Jilid 1. Erlangga. Indonesia.
[11] Wardhana, Lingga. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535. Andi. Yogyakarta. Indonesia.
[12] Wikipedia List of Thermal Conductivity. http://en.wikipedia.org/List_of_thermal_conductivity
20
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian.
Studi Literatur
Perancangan Hardware dan software
Pembuatan Hardware
Pembuatan Software
Kalibrasi Alat
Uji Alat
Tepat dan Teliti?
ya
tidak
Perbaikan Alat (Software dan Hardware)
Pengambilan Data Suhu
Pengambilan Data Konduktivitas Termal
21
Lampiran 2. Spesifikasi dan dimensi alat OSK 4565-A Thermal Conductivity
Measuring Apparatus.
Model HVS-40-200SF
Metal specimen (X) Standard Sisc (S) Temperature gradient set device
Immersion electric heater Max. Temperature Thermometer (Digital Indicator) Insulator Thermo detector Low temp source
Power supply Cold water supply
40mm Dia X 4mm 40mm Dia (Copper or Copper alloy) 1500W 200°C 0 – 199.9°C (0.1°C) Glass wool C. A. Thermocouple Chill water bath AC 200/220V, 50/60 Hz 100 L/H
Dimension
NETT (approx) Width Depth Height Weight
850mm 400mm 1150mm 100kg
GROSS (approx) Packed for export Volume 0.9 m² Weight 130 kg
22
Lampiran 3. Skema umum OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus. NAME PLATE
TEMPERATURE SET & CONTROLLER
THERMOMETER
THERMO-COUPLE SELECTOR
ELECTRIC LIVE OUTLET
POWER
COOLING FIN
DRAIN
DRAIN
CHILL WATER BATH
ELECTRIC HEATER
THERMO-COUPLE(CA)
23
Lampiran 4. Skema flow chart OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus.
SELECTORTHERMO-COUPLE
1COM
TEST PIECE
HEAD TANKWITH SQUARE
WEIR
STANDARDCYLINDER
V2
V4
V1
V3
V5
CITY WATERSERVICE PIPING
CHILL WATER BATH
THYRISTOR POWER UNIT
t1
t2
t3
t4
t5t6
t7
t8
t9
t10
t12
C
B
A
P.I.D FUNCTION CONTROLLERTYPE SR-20
TEMPERATURESET & CONTROLLERA B
-+
IMMERSION ELECTRICHEATER
THERMOMETERMODEL RI-501
POWER SUPPLY
DRAININGPIPING
V8V6
OVERFLOW DRAINING PIPING (2)
D
E
24
Lampiran 5. Skema pemasangan pengukuran OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus.
WATER INLET
COOLING FIN
THERMOCOUPLEHOLDER
FLANGE
THERMO DETECTORC-A THERMOCOUPLE
ADJUST NUT
SPRING
INSULATOR
TEST PIECE
STANDARD CYLINDER
COVER
BRACKET
CHILL WATER BATH
WATER DELIVERY
A
B
C
E
D
25
Lampiran 6. Skema pengkabelan OSK 4565-A Thermal Conductivity Measuring Apparatus.
THERMOMETERMODEL RI-501
POWER SWAC 220V
ELEC.LIVE OUTLETAC 220V
CA TERMO-COUPLE
ELECTRIC HEATER
STANDARD CYLINDER
THERMO SEL'R
COM
AC 220V
PID FUNCTION CONTROLLERTEMP.SET & CONT'R
TYPE SR-20
1 2 - +5 6 1213
1
32 +
V v A C
1 2 4 5
THYRISTOR POWER UNIT
26
Lampiran 7. Skema rangkaian Data Loger.
74HC/HCT406716 bit Multiplexer
J1
J8 J7 J6
JUMPER SLCT2 SLCT11 2 3 1 2 3 1 2 3
ATMEGA 8535U2
C41uF
RJ11C10
100nF
4MHz
X1C1
100uFD3BAT05
TX RX3 3
221 1
D1BAT05
J5 J4D5
D4
LED
SW1SW RST
100nFR11390R
POWER IND
J2
D2
VIN VOUT1N4002 U1IC
J37805
GND + 9VDC GND + 5VDCC5 10uF
390R15
VCC+5V GND
VCC+5V GND
RESET
MASUK
KIRI KANAN
VR 10K
VCC+5VGND
27
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
0De
ltaTA
Delta
TBDe
ltaTR
Lam
daA
Lam
daB
Lam
daLa
mda
N1
187.
117
8.6
169.
716
0.6
116.
710
6.8
78.5
69.6
60.7
52.6
25.2
40.8
8.7
7.39
9.14
11.9
713
.92
218
7.2
178.
716
9.8
160.
711
6.8
106.
978
.669
.760
.852
.725
.240
.88.
77.
399.
1411
.97
13.9
23
187.
217
8.7
169.
816
0.7
116.
810
6.9
78.7
69.7
60.9
52.8
25.1
40.8
8.7
7.42
9.14
11.8
913
.83
418
7.1
178.
616
9.8
160.
711
6.8
106.
978
.769
.860
.952
.825
.140
.88.
77.
419.
1211
.87
13.8
05
187.
217
8.7
169.
916
0.8
117.
010
7.1
78.9
69.9
61.0
52.9
25.1
40.7
8.7
7.42
9.16
11.9
613
.91
618
7.2
178.
716
9.9
160.
811
7.1
107.
278
.969
.961
.153
.025
.240
.68.
77.
389.
1612
.10
14.0
77
187.
217
8.7
169.
816
0.8
117.
110
7.2
78.9
69.9
61.1
53.0
25.2
40.6
8.7
7.38
9.16
12.1
014
.07
818
7.2
178.
716
9.9
160.
811
7.1
107.
278
.969
.961
.153
.025
.240
.68.
77.
389.
1612
.10
14.0
79
187.
317
8.7
169.
916
0.9
117.
110
7.2
79.0
70.0
61.1
53.0
25.1
40.7
8.7
7.42
9.16
11.9
613
.91
1018
7.3
178.
816
9.9
160.
911
7.1
107.
379
.070
.061
.153
.125
.240
.78.
77.
379.
1412
.02
13.9
8Ra
taan
13.9
5
Lam
pira
n 8.
Dat
a ha
sil p
engu
kura
n m
ater
ial u
ji st
ainl
ess s
teel
.
Pada
rent
ang
suhu
100
°C h
ingg
a 27
.6°C
.
Pada
rent
ang
suhu
200
°C h
ingg
a 28
.0°C
.
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
01
93.8
90.2
86.4
82.6
64.4
60.3
48.2
44.4
40.8
37.5
293
.790
.286
.482
.664
.560
.448
.344
.540
.937
.63
93.8
90.2
86.5
82.7
64.5
60.4
48.3
44.7
41.0
37.7
493
.890
.386
.582
.764
.660
.548
.444
.841
.137
.85
93.8
90.3
86.6
82.8
64.7
60.6
48.5
44.8
41.1
37.9
Delta
TADe
ltaTB
Delta
TRLa
mda
ALa
mda
BLa
mda
Lam
daN
10.8
16.9
3.7
7.20
9.22
12.8
214
.91
10.8
16.8
3.6
7.16
9.23
12.9
715
.08
10.8
16.9
3.6
7.13
9.13
12.7
114
.78
10.8
16.8
3.6
7.13
9.19
12.9
215
.03
10.8
16.8
3.6
7.09
9.14
12.8
514
.94
693
.890
.386
.682
.864
.760
.648
.544
.941
.237
.910
.816
.83.
67.
099.
1412
.85
14.9
47
93.8
90.3
86.5
82.8
64.7
60.6
48.6
44.9
41.2
38.0
10.7
16.8
3.6
7.16
9.14
12.6
414
.70
893
.890
.386
.582
.864
.760
.648
.644
.941
.338
.010
.716
.83.
67.
169.
1412
.64
14.7
09
93.9
90.4
86.7
82.8
64.8
60.7
48.7
45.0
41.4
38.0
10.7
16.7
3.6
7.23
9.28
12.9
715
.08
1093
.990
.486
.782
.964
.960
.748
.745
.041
.438
.010
.716
.73.
67.
219.
2512
.90
15.0
0Ra
taan
14.9
2
28
Lam
pira
n 9.
Dat
a ha
sil p
engu
kura
n m
ater
ial u
ji fib
erpl
astik
.
Pada
rent
ang
suhu
50°
C h
ingg
a 26
.4°C
.
Pada
rent
ang
suhu
100
°C h
ingg
a 26
.0°C
.
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
01
48.8
48.8
48.7
48.5
34.6
34.4
27.7
27.7
27.7
27.7
248
.948
.948
.848
.734
.834
.727
.727
.627
.627
.63
48.9
48.9
48.8
48.7
34.8
34.7
27.7
27.6
27.6
27.6
448
.948
.948
.848
.734
.734
.627
.727
.627
.627
.65
48.9
48.9
48.8
48.7
34.7
34.6
27.7
27.6
27.6
27.6
Delta
TADe
ltaTB
Delta
TRLa
mda
ALa
mda
BLa
mda
Lam
daN
6.7
13.9
0.0
0.16
0.15
0.15
0.17
7.0
13.9
0.0
0.15
0.15
0.15
0.18
7.0
13.9
0.0
0.15
0.15
0.15
0.18
6.9
14.0
0.0
0.16
0.15
0.15
0.17
6.9
14.0
0.0
0.16
0.15
0.15
0.17
649
.049
.048
.948
.834
.634
.427
.527
.427
.427
.46.
914
.20.
10.
160.
150.
150.
177
49.0
49.1
48.9
48.8
34.6
34.4
27.5
27.4
27.4
27.4
6.9
14.2
0.1
0.16
0.15
0.15
0.17
849
.049
.048
.948
.834
.534
.327
.527
.427
.427
.46.
814
.30.
10.
160.
150.
140.
179
49.1
49.0
48.9
48.8
34.5
34.3
27.4
27.4
27.4
27.4
6.9
14.3
0.1
0.16
0.15
0.14
0.17
1049
.149
.148
.948
.834
.534
.327
.427
.427
.427
.46.
914
.30.
10.
160.
150.
140.
17Ra
taan
0.17
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
0De
ltaTA
Delta
TBDe
ltaTR
Lam
daA
Lam
daB
Lam
daLa
mda
N1
98.6
98.4
98.1
97.9
48.8
48.5
28.4
28.2
28.1
27.9
20.0
49.0
0.2
0.21
0.17
0.15
0.17
298
.698
.498
.197
.848
.948
.728
.428
.328
.128
.020
.248
.80.
20.
210.
170.
150.
173
98.7
98.5
98.1
97.9
49.4
49.1
28.4
28.3
28.1
28.0
20.6
48.4
0.2
0.21
0.18
0.15
0.18
498
.698
.498
.197
.949
.549
.228
.528
.328
.228
.020
.648
.30.
20.
210.
180.
150.
185
98.6
98.4
98.1
97.8
49.5
49.2
28.4
28.3
28.2
28.0
20.7
48.2
0.2
0.21
0.18
0.16
0.18
698
.698
.498
.097
.849
.549
.328
.528
.328
.228
.120
.748
.20.
20.
210.
180.
160.
187
98.6
98.4
98.1
97.9
49.7
49.4
28.5
28.3
28.2
28.1
20.8
48.1
0.2
0.19
0.16
0.14
0.17
898
.798
.598
.197
.949
.849
.528
.428
.328
.228
.121
.048
.00.
20.
190.
160.
150.
179
98.8
98.6
98.2
98.0
49.9
49.5
28.5
28.3
28.2
28.1
20.9
48.0
0.2
0.20
0.18
0.16
0.18
1098
.798
.598
.298
.049
.949
.628
.528
.328
.228
.121
.048
.00.
20.
190.
160.
140.
17Ra
taan
0.18
29
Delta
TADe
ltaTB
Delta
TRLa
mda
ALa
mda
BLa
mda
Lam
daN
22.5
46.8
0.2
0.19
0.18
0.18
0.20
22.5
46.8
0.2
0.19
0.18
0.18
0.20
22.5
46.8
0.2
0.17
0.17
0.16
0.19
22.5
46.7
0.2
0.17
0.17
0.16
0.19
598
.798
.598
.298
.051
.050
.928
.228
.027
.827
.822
.746
.90.
20.
170.
170.
160.
196
98.7
98.5
98.2
98.0
51.1
50.9
28.2
28.0
27.8
27.8
22.6
46.8
0.2
0.17
0.17
0.16
0.19
798
.798
.598
.298
.051
.150
.928
.228
.027
.927
.822
.646
.80.
20.
170.
170.
160.
198
98.7
98.5
98.2
98.0
51.0
50.9
28.2
28.1
27.9
27.8
22.7
46.9
0.2
0.17
0.17
0.16
0.19
998
.798
.598
.298
.151
.150
.928
.328
.127
.927
.822
.546
.90.
20.
170.
170.
160.
1910
98.7
98.5
98.2
98.0
51.1
50.9
28.2
28.0
27.9
27.8
22.6
46.8
0.2
0.17
0.17
0.16
0.19
Rata
an0.
19
Lam
pira
n 10
. Dat
a ha
sil p
engu
kura
n m
ater
ial u
ji ka
yu.
Pada
rent
ang
suhu
100
°C h
ingg
a 27
.4°C
.
Pada
rent
ang
suhu
200
°C h
ingg
a 27
.2°C
.
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
01
98.6
98.4
98.1
97.9
51.0
50.8
28.2
27.9
27.8
27.7
298
.698
.498
.197
.951
.050
.828
.227
.927
.827
.73
98.7
98.5
98.2
98.0
51.1
50.8
28.2
27.9
27.8
27.8
498
.698
.498
.197
.951
.150
.828
.228
.027
.827
.8
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
0De
ltaTA
Delta
TBDe
ltaTR
Lam
daA
Lam
daB
Lam
daLa
mda
N1
198.
319
7.6
197.
019
6.5
85.4
84.8
29.7
29.2
28.7
28.4
54.9
110.
90.
50.
200.
200.
200.
232
198.
219
7.5
197.
019
6.4
85.4
84.8
29.6
29.2
28.8
28.4
55.0
110.
80.
50.
190.
190.
190.
223
198.
119
7.5
196.
919
6.3
85.4
84.8
29.7
29.2
28.8
28.4
54.9
110.
70.
50.
200.
200.
200.
234
198.
219
7.5
196.
919
6.4
85.4
84.8
29.7
29.2
28.8
28.4
54.9
110.
80.
50.
200.
200.
200.
235
198.
219
7.5
196.
919
6.3
85.4
84.8
29.6
29.2
28.8
28.4
55.0
110.
70.
50.
200.
200.
200.
236
198.
219
7.6
196.
919
6.4
85.4
84.8
29.6
29.2
28.8
28.4
55.0
110.
80.
50.
190.
190.
190.
227
198.
319
7.5
197.
019
6.5
85.4
84.8
29.6
29.2
28.8
28.4
55.0
110.
90.
50.
190.
190.
190.
228
198.
219
7.5
196.
919
6.4
85.3
84.7
29.6
29.2
28.7
28.4
54.9
110.
90.
50.
190.
190.
190.
229
198.
119
7.5
196.
919
6.3
85.3
84.8
29.7
29.3
28.8
28.5
55.0
110.
80.
50.
190.
190.
190.
2210
198.
219
7.5
196.
919
6.3
85.3
84.8
29.6
29.2
28.8
28.4
55.1
110.
80.
50.
200.
200.
200.
23Ra
taan
0.23
30
Lam
pira
n 11
. Dat
a ha
sil p
engu
kura
n m
ater
ial u
ji ku
ning
an.
Pada
rent
ang
suhu
100
°C h
ingg
a 26
.9°C
.
Pada
rent
ang
suhu
200
°C h
ingg
a 28
.2°C
.
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
01
92.8
88.0
83.0
77.8
70.8
65.0
58.9
53.8
48.8
44.2
292
.787
.882
.977
.770
.664
.958
.753
.748
.744
.23
92.6
87.7
82.9
77.7
70.6
64.9
58.7
53.7
48.7
44.2
492
.687
.782
.877
.770
.664
.958
.753
.748
.844
.25
92.6
87.7
82.8
77.6
70.6
64.8
58.7
53.7
48.7
44.2
Delta
TADe
ltaTB
Delta
TRLa
mda
ALa
mda
BLa
mda
Lam
daN
4.3
5.2
5.0
24.4
640
.62
119.
5513
9.04
4.4
5.3
4.9
23.6
039
.46
120.
2513
9.86
4.4
5.3
4.9
23.5
239
.28
119.
0913
8.50
4.4
5.3
4.9
23.5
239
.28
119.
0913
8.50
4.3
5.2
4.9
24.2
440
.34
120.
2513
9.86
692
.687
.782
.877
.670
.664
.858
.753
.748
.744
.24.
35.
24.
924
.24
40.3
412
0.25
139.
867
92.6
87.7
82.8
77.6
70.6
64.8
58.7
53.7
48.7
44.2
4.3
5.2
4.9
24.2
440
.34
120.
2513
9.86
892
.487
.782
.877
.670
.664
.858
.753
.748
.744
.24.
35.
24.
924
.07
39.9
811
7.94
137.
169
92.6
87.7
82.8
77.6
70.6
64.8
58.7
53.7
48.7
44.2
4.3
5.2
4.9
24.2
440
.34
120.
2513
9.86
1092
.487
.682
.877
.670
.664
.858
.753
.748
.844
.34.
35.
24.
923
.96
39.8
511
8.28
137.
56Ra
taan
139.
01
No.
T1T2
T3T4
T5T6
T7T8
T9T1
0De
ltaTA
Delta
TBDe
ltaTR
Lam
daA
Lam
daB
Lam
daLa
mda
N1
182.
817
0.5
158.
014
5.5
132.
411
8.9
107.
895
.182
.470
.96.
88.
812
.438
.80
60.1
113
3.39
155.
142
182.
517
0.4
158.
014
5.5
132.
411
8.9
107.
895
.182
.570
.96.
88.
812
.338
.64
59.7
513
1.74
153.
223
182.
717
0.5
158.
014
5.5
132.
411
8.9
107.
895
.182
.571
.06.
88.
812
.338
.66
59.9
113
3.03
154.
724
182.
817
0.5
158.
014
5.5
132.
411
9.0
107.
995
.282
.671
.16.
88.
812
.438
.62
59.9
213
3.59
155.
375
182.
617
0.4
158.
014
5.5
132.
411
9.0
107.
995
.282
.771
.06.
88.
812
.338
.60
59.7
613
2.29
153.
866
182.
517
0.5
158.
014
5.5
132.
511
9.0
108.
095
.382
.871
.16.
78.
712
.339
.22
60.4
413
1.74
153.
227
182.
517
0.5
158.
014
5.5
132.
511
9.0
108.
095
.382
.771
.16.
78.
712
.339
.22
60.4
413
1.74
153.
228
182.
517
0.5
158.
014
5.6
132.
511
9.1
108.
095
.382
.871
.26.
88.
812
.338
.41
59.4
413
1.39
152.
819
182.
517
0.5
158.
014
5.5
132.
511
9.0
108.
095
.382
.871
.26.
78.
712
.339
.13
60.3
613
1.93
153.
4410
182.
617
0.5
158.
114
5.6
132.
511
9.1
108.
095
.382
.871
.26.
88.
812
.338
.46
59.5
613
1.93
153.
44Ra
taan
153.
84
31
YT
IV
IT
-C
UDN
OC
LA
MR
EH
T
CALCULATION
EXPE
RIMENT
AL REP
ORT
CUSTOMER
EXPERIMENT A, B, C, D
INSPECTED AT
INSPECTOR
WORK NO
SPECIMEN
MATERIAL
DIA
THICKNESS
SUS 304
Cu
40 mm
40 mm
mm2
=a
Lm
m4
=b
Lmm
03
=R
L
λ =
C°h
m/l
ac
K0
23= Rλ
ØØ
MEASUREMENT
TIME
TEST-
FINISH
START
TEST-
THERMO
CONT'R
SET
TEMP.
0t
01
t9t
8t
7t
6t
5t
4t
3t
2t
1t
WATER
IN
out
ttDELIVE
INLET
TEMP.
TEMP.
CBA
EC
NE
RE
FFI
D.
PM
ET
)0
1t
...1t
(TN
EI
DA
RG
.P
MET
.
ATM. PRESS.
DATE
TEMP.
6/
)01,
9t
Δ+
9,8
tΔ+
8,
7t
Δ+
4,
3tΔ
+3
,2t
Δ+
2,
1t
Δ(
=Rt
Δ
RtΔ
atΔ
aL RLRλ
aλ
Lam
pira
n 12
. Tab
el p
engo
laha
n m
anua
l pad
a bu
ku in
stru
ctio
n m
anua
l.
MEAN
D
HUMIDITY
=
bλ
aL aLλ
=bL-
bL
aλ-
01,9
tΔ9,
8t
Δ8,7
tΔ4,3
tΔ3,2
tΔ
2,1
tΔ
mt
1+
m,m
RtΔ
btΔ
bL RLRλ
bλ=
tΔ1+
m, mt
CALCU
atΔ
btΔ
RtΔaλ
LATION
bλλ
°C60
%
10.2
613
.06
8.76
9.75
COOLING
86E1
-078
6-1
1987
. 1 .
19
761.3
mm
Hg15
100
100
200
200
9.0
9.0
9.1
9.1
93.8
89.3
84.6
79.9
58.8
53.8
40.
335
.330
.726
.1
4.5
4.7
4.7
5.0
4.6
4.6
11.83
19.4
84
.69
8.4
4
9.0
9.0
9.8
9.8
187.
917
8.8
169.
515
9.9
9.1
9.3
9.6
110.6
100.
571
.761
.752
.34
3.1
10.1
9.4
9.2
25.3
346
.02
9.4
57.
96
STANDARD
CYLINDER
32
Lampiran 13. Metoda grafik pada buku instruction manual. WORK NO.
DATE
THERMAL CONDUCTIVITY MEASURING APPARATUSTEMPERATURE GRADIENT DIAGRAM
MODEL : HVS-40-200-SE HVS-40-300-SF
EXPERIMENT NO. A. B. C. D. MEAN
t1
t2
t3
t4
t5
t6
t7
t8
t9
t10
50 100 150 200
11.8=atΔ
19.5=btΔ
86E1-0786-1
1987 . 1 . 19
33
WORK NO.
DATE
THERMAL CONDUCTIVITY MEASURING APPARATUSTEMPERATURE GRADIENT DIAGRAM
MODEL : HVS-40-200-SE HVS-40-300-SF
EXPERIMENT NO. A. B. C. D. MEAN
t1
t2
t3
t4
t5
t6
t7
t8
t9
t10
50 100 150 200
3.52=atΔ
46.0=btΔ
86E1-0786-1
1987 . 1 . 19
34
Lampiran 14. Datasheet ATMEGA 8535.
2502ES–AVR–12/03
Features• High-performance, Low-power AVR® 8-bit Microcontroller• Advanced RISC Architecture
– 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution– 32 x 8 General Purpose Working Registers– Fully Static Operation– Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz– On-chip 2-cycle Multiplier
• Nonvolatile Program and Data Memories– 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash
Endurance: 10,000 Write/Erase Cycles– Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits
In-System Programming by On-chip Boot ProgramTrue Read-While-Write Operation
– 512 Bytes EEPROMEndurance: 100,000 Write/Erase Cycles
– 512 Bytes Internal SRAM– Programming Lock for Software Security
• Peripheral Features– Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes– One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture
Mode– Real Time Counter with Separate Oscillator– Four PWM Channels– 8-channel, 10-bit ADC
8 Single-ended Channels7 Differential Channels for TQFP Package Only2 Differential Channels with Programmable Gain at 1x, 10x, or 200x for TQFP Package Only
– Byte-oriented Two-wire Serial Interface– Programmable Serial USART– Master/Slave SPI Serial Interface– Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator– On-chip Analog Comparator
• Special Microcontroller Features– Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection– Internal Calibrated RC Oscillator– External and Internal Interrupt Sources– Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby
and Extended Standby• I/O and Packages
– 32 Programmable I/O Lines– 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF
• Operating Voltages– 2.7 - 5.5V for ATmega8535L– 4.5 - 5.5V for ATmega8535
• Speed Grades– 0 - 8 MHz for ATmega8535L– 0 - 16 MHz for ATmega8535
8-bit Microcontroller with 8K Bytes In-SystemProgrammable Flash
ATmega8535ATmega8535L
PreliminarySummary
Rev. 2502ES–AVR–12/03
Note: This is a summary document. A complete documentis available on our Web site at www.atmel.com.
35
2 ATmega8535(L) 2502ES–AVR–12/03
Pin Configurations Figure 1. Pinout ATmega8535
Disclaimer Typical values contained in this data sheet are based on simulations and characteriza-tion of other AVR microcontrollers manufactured on the same process technology. Minand Max values will be available after the device is characterized.
1234567891011
3332313029282726252423
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
7891011121314151617
3938373635343332313029
6 5 4 3 2 1 44 43 42 41 40
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
PLCC
NOTE: MLF Bottom pad should be soldered to ground.
PLCC
NOTE: MLF Bottom pad should be soldered to ground.
(XCK/T0) PB0
(T1) PB1
(INT2/AIN0) PB2
(OC0/AIN1) PB3
(SS) PB4
(MOSI) PB5
(MISO) PB6
(SCK) PB7
RESET
VCC
GND
XTAL2
XTAL1
(RXD) PD0
(TXD) PD1
(INT0) PD2
(INT1) PD3
(OC1B) PD4
(OC1A) PD5
(ICP1) PD6
PA0 (ADC0)
PA1 (ADC1)
PA2 (ADC2)
PA3 (ADC3)
PA4 (ADC4)
PA5 (ADC5)
PA6 (ADC6)
PA7 (ADC7)
AREF
GND
AVCC
PC7 (TOSC2)
PC6 (TOSC1)
PC5
PC4
PC3
PC2
PC1 (SDA)
PC0 (SCL)
PD7 (OC2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
(MOSI) PB5
(MISO) PB6
(SCK) PB7
RESET
VCC
GND
XTAL2
XTAL1
(RXD) PD0
(TXD) PD1
(INT0) PD2
PA4 (ADC4)
PA5 (ADC5)
PA6 (ADC6)
PA7 (ADC7)
AREF
GND
AVCC
PC7 (TOSC2)
PC6 (TOSC1)
PC5
PC4
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
(MOSI) PB5
(MISO) PB6
(SCK) PB7
RESET
VCC
GND
XTAL2
XTAL1
(RXD) PD0
(TXD) PD1
(INT0) PD2
PA4 (ADC4)
PA5 (ADC5)
PA6 (ADC6)
PA7 (ADC7)
AREF
GND
AVCC
PC7 (TOSC2)
PC6 (TOSC1)
PC5
PC4
36
3
ATmega8535(L)
2502ES–AVR–12/03
Overview The ATmega8535 is a low-power CMOS 8-bit microcontroller based on the AVRenhanced RISC architecture. By executing instructions in a single clock cycle, theATmega8535 achieves throughputs approaching 1 MIPS per MHz allowing the systemdesigner to optimize power consumption versus processing speed.
Block Diagram Figure 2. Block Diagram
INTERNALOSCILLATOR
OSCILLATOR
WATCHDOGTIMER
MCU CTRL.& TIMING
OSCILLATOR
TIMERS/COUNTERS
INTERRUPTUNIT
STACKPOINTER
EEPROM
SRAM
STATUSREGISTER
USART
PROGRAMCOUNTER
PROGRAMFLASH
INSTRUCTIONREGISTER
INSTRUCTIONDECODER
PROGRAMMINGLOGIC SPI
ADCINTERFACE
COMP.INTERFACE
PORTA DRIVERS/BUFFERS
PORTA DIGITAL INTERFACE
GENERALPURPOSE
REGISTERS
X
Y
Z
ALU
+-
PORTC DRIVERS/BUFFERS
PORTC DIGITAL INTERFACE
PORTB DIGITAL INTERFACE
PORTB DRIVERS/BUFFERS
PORTD DIGITAL INTERFACE
PORTD DRIVERS/BUFFERS
XTAL1
XTAL2
RESET
CONTROLLINES
VCC
GND
MUX &ADC
AREF
PA0 - PA7 PC0 - PC7
PD0 - PD7PB0 - PB7
AVR CPU
TWI
AVCC
INTERNALCALIBRATEDOSCILLATOR
38
Lampiran 16. Datasheet Multiplekser 74HC/HCT4067.
September 1993 2
Philips Semiconductors Product specification
16-channel analogmultiplexer/demultiplexer 74HC/HCT4067
FEATURES
• Low “ON” resistance:80 Ω (typ.) at VCC = 4.5 V70 Ω (typ.) at VCC = 6.0 V60 Ω (typ.) at VCC = 9.0 Vtypical “break before make” built-in
• Output capability: non-standard• ICC category: MSI
GENERAL DESCRIPTION
The 74HC/HCT4067 are high-speed Si-gate CMOSdevices and are pin compatible with the “4067” of the“4000B” series. They are specified in compliance withJEDEC standard no. 7A.
The 74HC/HCT4067 are 16-channel analogmultiplexers/demultiplexers with four address inputs (S0 toS3) , an active LOW enable input (E), sixteen independentinputs/outputs (Y0 to Y15) and a common input/output (Z).The ”4067” contains sixteen bidirectional analog switches,each with one side connected to an independentinput/output (Y0 to Y15) and the other side connected to acommon input/output (Z).With E LOW, one of the sixteen switches is selected (lowimpedance ON-state) by S0 to S3. All unselected switchesare in the high impedance OFF-state. With E HIGH, allswitches are in the high impedance OFF-state,independent of S0 to S3.
The analog inputs/outputs (Y0 to Y15, and Z) can swingbetween VCC as a positive limit and GND as a negativelimit. VCC to GND may not exceed 10 V.
QUICK REFERENCE DATAGND = 0 V; Tamb = 25 °C; tr = tf = 6 ns
Notes1. CPD is used to determine the dynamic power dissipation (PD in μW):
PD = CPD × VCC2 × fi + ∑ (CL + CS) × VCC2 × fo where:fi = input frequency in MHzfo = output frequency in MHz∑ (CL + CS) × VCC2 × fo = sum of outputsCL = output load capacitance in pFCS = max. switch capacitance in pFVCC = supply voltage in V
2. For HC the condition is VI = GND to VCCFor HCT the condition is VI = GND to VCC − 1.5 V
SYMBOL PARAMETER CONDITIONSTYPICAL
UNITHC HCT
tPZL/ tPZH turn-on time CL = 15 pF; RL = 1 kΩ; VCC = 5 VE to Vos 26 32 nsSn to Vos 29 33 ns
tPLZ/ tPHZ turn-off timeE to Vos 27 26 nsSn to Vos 29 30 ns
CI input capacitance 3.5 3.5 pFCPD power dissipation capacitance per switch notes 1 and 2 29 29 pFCS max. switch capacitance
independent (Y) 5 5 pFcommon (Z) 45 45 pF
39
September 1993 3
Philips Semiconductors Product specification
16-channel analogmultiplexer/demultiplexer 74HC/HCT4067
ORDERING INFORMATION
See “74HC/HCT/HCU/HCMOS Logic Package Information”.
PIN DESCRIPTION
PIN NO. SYMBOL NAME AND FUNCTION
1 Z common input/output9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 23, 22, 21, 20, 19, 18, 17, 16 Y0 to Y15 independent inputs/outputs10, 11, 14, 13 S0 to S3 address inputs12 GND ground (0 V)15 E enable input (active LOW)24 VCC positive supply voltage
Fig.1 Pin configuration. Fig.2 Logic symbol. Fig.3 IEC logic symbol.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
z
Y7
Y6
Y5
Y4
Y3
Y2
Y1
Y0
S0
S1
GND
VCC
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
S2
S3
E
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
4067
7Z96957
987654322322212019181716
1
10111413
15
Y7
Y6
Y5
Y4
Y3
Y2
Y1
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Y0
Z
S0
S1
S2
S3
E
7Z96958
98765432
2322212019181716
10111413
Y7
Y6
Y5
Y4
Y3
Y2
Y1
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Y0
0
16 x
G163
7Z96959.1
15
015
1
MDX
40
September 1993 4
Philips Semiconductors Product specification
16-channel analogmultiplexer/demultiplexer 74HC/HCT4067
APPLICATIONS
• Analog multiplexing and demultiplexing• Digital multiplexing and demultiplexing• Signal gating
Fig.4 Functional diagram.
Fig.5 Schematic diagram (one switch).
FUNCTION TABLE
Notes1. H = HIGH voltage level
L = LOW voltage levelX = don’t care
INPUTS CHANNELONE S3 S2 S1 S0
LLLL
LLLL
LLLL
LLHH
LHLH
Y0 − ZY1 − ZY2 − ZY3 − Z
LLLL
LLLL
HHHH
LLHH
LHLH
Y4 − ZY5 − ZY6 − ZY7 − Z
LLLL
HHHH
LLLL
LLHH
LHLH
Y8 − ZY9 − ZY10 − ZY11 − Z
LLLL
HHHH
HHHH
LLHH
LHLH
Y12 − ZY13 − ZY14 − ZY15 − Z
H X X X X none
987654322322212019181716
10
11
14
13
Y7
Y6
Y5
Y4
Y3
Y2
Y1
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Y0
7Z73694.3
15Z 1
S0
S1
S2
S3
E
1 - of - 18DECODER
7Z96960
ZGND
Yn
VCCVCC
41
September 1993 5
Philips Semiconductors Product specification
16-channel analogmultiplexer/demultiplexer 74HC/HCT4067
Fig.6 Logic diagram.
Y7
Y6
Y5
Y4
Y3
Y2
Y1
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Y0
S0
S1
S2
S3
E
Z7Z96968
42
September 1993 6
Philips Semiconductors Product specification
16-channel analogmultiplexer/demultiplexer 74HC/HCT4067
RATINGSLimiting values in accordance with the Absolute Maximum System (IEC 134)Voltages are referenced to GND (ground = 0 V)
Note1. To avoid drawing VCC current out of terminal Z, when switch current flows in terminals Yn, the voltage drop across
the bidirectional switch must not exceed 0.4 V. If the switch current flows into terminal Z, no VCC current will flow outof terminals Yn. In this case there is no limit for the voltage drop across the switch, but the voltages at Yn and Z maynot exceed VCC or GND.
RECOMMENDED OPERATING CONDITIONS
SYMBOL PARAMETER MIN. MAX. UNIT CONDITIONSVCC DC supply voltage −0.5 +11.0 V±IIK DC digital input diode current 20 mA for VI < −0.5 or VI > VCC + 0.5 V±ISK DC switch diode current 20 mA for VS < −0.5 or VS > VCC + 0.5 V±IS DC switch current 25 mA for −0.5 V < VS < VCC + 0.5 V±ICC; ±IGND DC VCC or GND current 50 mATstg storage temperature range −65 +150 °CPtot power dissipation per package for temperature range: −40 to +125 °C
74HC/HCTplastic DIL 750 mW above +70 °C: derate linearly with 12 mW/Kplastic mini-pack (SO) 500 mW above +70 °C: derate linearly with 8 mW/K
PS power dissipation per switch 100 mW
SYMBOL PARAMETER74HC 74HCT
UNIT CONDITIONSmin. typ. max. min. typ. max.
VCC DC supply voltage 2.0 5.0 10.0 4.5 5.0 5.5 VVI DC input voltage range GND VCC GND VCC VVS DC switch voltage range GND VCC GND VCC VTamb operating ambient temperature range −40 +85 −40 +85 °C see DC and AC
CHARACTER-ISTICS
Tamb operating ambient temperature range −40 +125 −40 +125 °C
tr, tf input rise and fall times6.0
1000500400250
6.0 500 nsVCC = 2.0 VVCC = 4.5 VVCC = 6.0 VVCC = 10.0 V
43
Lampiran 17. Listing Program Mikrokontroler.
'--------------------------------------------------------------------------------------- 'name : Penelitian_2007.bas 'copyright : 2007, Ihsan Inside 'purpose : Thermal conductivity data processing 'micro : AT Mega 8535 '--------------------------------------------------------------------------------------- $regfile = "m8535.dat" ' micro $crystal = 4000000 ' crystal frequency $baud = 9600 ' baud rate Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6 , Db7 = Portb.7 , E
= Portb.2 , Rs = Portb.0 Config Lcd = 16 * 2 Config Pinc.0 = Input 'output multiplexer Config Pinc.1 = Input Config Pinc.2 = Input Config Pinc.3 = Input Config Portd = Output Declare Sub Pindai() Declare Sub Alih() Declare Sub Hitung() Dim D As Byte Dim Temp(4) As Byte Dim Ssbit As Byte Dim Qh As Byte Dim Datasuhu As Word Dim Suhuword(10) As Word Dim Hasil(8) As String * 18 Dim Judul(10) As String * 18 'Variable hitung Dim Rq(17) As Single Alih Upperline Lcd Loading... " " Waitms 0 50Lowerline Lcd " ihsan-inside " Waitms 500 Qh = 1 Awal: Do Pindai Upperline Lcd "Putar ke > T" ; Qh ; " " Lowerline If Datasuhu > Then 9 Hasil(1) = Str(datasuhu) Lcd "T" ; Qh ; "=" ; Format(hasil(1) , "0.0") ; Chr(223) ; "C *OK? " Else Hasil(1) = "0" + Str(datasuhu) Lcd "T" ; Qh ; "=" ; Format(hasil(1) , "0.0") ; Chr(223) ; "C *OK? " End If If Pinc.1 = 1 Then Lowerline Lcd ">> T" ; Qh ; "=" ; Format(hasil(1) , "0.0") ; " << " Bitwait Pinc.1 , Reset Rq(qh) = Datasuhu / 10 Suhuword(qh) = Datasuhu Qh = Qh + 1
44
If Qh = 11 Then Alih Hitung End If End If Loop End Sub ) Alih( Waitms 0 50 Upperline Lcd Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ;
Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255)
Waitms 500 Lowerline Lcd Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ;
Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255) ; Chr(255)
Waitms 500 End Sub Sub Pindai() Datasuhu = 0 D = 0 Temp(1) = 0 Temp(2) = 0 Temp(3) = 0 Do Portd = D * 4 '0,4,8,12,16,...,56 Waitms 1 Temp(3) = D Mod 5 If Pinc.0 = 1 Then Temp(2) = 2 ^ Temp(3) Temp(1) = Temp(1) + Temp(2) End If If ) Then Temp(3 = 4 Select Case Temp(1) Case 16 : Temp(4) = 0 Case 29 : Temp(4) = 1 Case 8 : Temp(4) = 2 Case 12 : Temp(4) = 3 Case 5 : Temp(4) = 4 Case 6 : Temp(4) = 5 Case 2 : Temp(4) = 6 Case 28 : Temp(4) = 7 Case 0 : Temp(4) = 8 Case 4 : Temp(4) = 9 Case 31 : Temp(4) = 0 'Case Else : Goto Awal End Select Temp(1) = 0 Datasuhu = Datasuhu * 10 Datasuhu = Datasuhu + Temp(4) End If D = D + 1 Loop Until D = 15 Portd = 15 * 4 Waitms 1 If Pinc.0 = 0 Then Datasuhu = Datasuhu + 1000 'Nilai suhu tersimpan di Datasuhu End Sub
45
Sub Hitung() Upperline Lcd " Pengolahan... " Waitms 500 Lowerline Lcd " Tolong Tunggu! " Waitms 200 Alih Rq(17) = Rq(7) - Rq(10) 'T7-T10 Rq(14) = 1.056 * Rq(17) '19/18*(T7-T10) Rq(17) = Rq(5) - Rq(6) 'T5-T6 Rq(16) = Rq(17) * 1.167 '7/6*(T5-T6) Rq(14) = Rq(16) + Rq(14) '7/6*(T5-T6) - 19/18*(T7-T10) Rq(17) = Rq(5) - Rq(10) 'T5-T10 Rq(14) = Rq(17) - Rq(14) 'DeltaTA '7/6*(T5-T6) di Rq(16) Rq(17) = Rq(1) - Rq(4) 'T1-T4 Rq(17) = Rq(17) * 1.056 '19/18*(T1-T4) Rq(15) = Rq(17) + Rq(16) '19/18*(T1-T4) - 7/6*(T5-T6) Rq(17) = Rq(1) - Rq(6) 'T1-T6 Rq(15) = Rq(17) - Rq(15) 'DeltaTB Rq(17) = Rq(2) - Rq(1) Rq(16) = Rq(3) - Rq(2) Rq(13) = Rq(4) - Rq(3) Rq(12) = Rq(8) - Rq(7) Rq(11) = Rq(9) - Rq(8) Rq(16) = Rq(16) + Rq(17) Rq(17) = Rq(10) - Rq(9) Rq(16) = Rq(16) + Rq(17) Rq(16) = Rq(16) + Rq(13) Rq(16) = Rq(16) + Rq(12) Rq(16) = Rq(16) + Rq(11) Rq(16) = Rq(16) / -6 'DeltaTR Rq(17) = Rq(16) / Rq(14) Rq(12) = Rq(17) * 21.333 'LamdaA Rq(17) = Rq(16) / Rq(15) Rq(13) = Rq(17) * 42.667 'LamdaB Rq(17) = 4 / Rq(13) Rq(11) = 2 / Rq(12) Rq(11) = Rq(17) - Rq(11) Rq(11) = 2 / Rq(11) 'Lamda Rq(17) = Rq(11) / 0.859824 Hasil(1) = Fusing(rq(17) , ".##") + " W/mK " Hasil(2) = Fusing(rq(11) , ".##") + " Kcal/mh" + Chr(223) + "C " Hasil(3) = Fusing(rq(12) , ".##") + " Kcal/mh" + Chr(223) + "C " Hasil(4) = Fusing(rq(13) , ".##") + " Kcal/mh" + Chr(223) + "C " Hasil(5) = Fusing(rq(14) , ".#") + Chr(223) + "C " Hasil(6) = Fusing(rq(15) , ".#") + Chr(223) + "C " Hasil(7) = Fusing(rq(16) , ".#") + Chr(223) + "C " For Qh = 1 To 10 If Suhuword(qh) 9 Then > Judul(qh) = Str huword(qh)) (su Judul(qh) = Format(judul(qh) , "0.0") Else Judul(qh) = Str(suhuword(qh)) "0" + Judul(qh) = Format(judul(qh) , "0.0") End If Next Qh Print Judul(1) ; " " ; Judul(2) ; " " ; Judul(3) ; " " ; Judul(4) ; " " ; Judul(5) ;
" " ; _ Judul(6) ; " " ; Judul(7) ; " " ; Judul(8) ; " " ; Judul(9) ; " " ; Judul(10) ;
" [" ; _ Fusing(rq(17) , ".##") ; "]"
46
Judul(1) = " " + Chr(178) + " " Judul(2) = " " + Chr(178) + " " Judul(3) = " " + Chr(178) + "A " Judul(4) = " " + Chr(178) + "B " Judul(5) = "DeltaTA " Judul(6) = "DeltaTB " Judul(7) = "DeltaTR " Judul(8) = " Suhu " Upperline Lcd "[<] " ; Judul(1) ; " [>] " Waitms 500 Select Case R 17) q( Case 1000 To 2500 : Hasil(8) = "Berlian" Case 406 To 429 : Hasil(8) = "Perak" Case 385 To 401 : Hasil(8) = "Tembaga" Case 314 To 318 : Hasil(8) = "Emas" Case 205 To 237 : Hasil(8) = "Alumunium" Case 109 To 159 : Hasil(8) = "Kuningan" Case 55 To 80.4 : Hasil(8) = "Besi" Case 42 To 50 : Hasil(8) = "Perunggu" Case 34.7 To 35.3 : Hasil(8) = "Timah" Case 16.3 To 21.9 : Hasil(8) = "Titanium" Case 14 To 16.3 : Hasil(8) = "Baja Stainless" Case 1.73 To 3.98 : Hasil(8) = "Granit" Case 1.2 To 1.4 : Hasil(8) = "Kaca" Case 1.13 To 1.2 : Hasil(8) = "Beton" Case 0.8 To 1.13 : Hasil(8) = "Tanah/Beton" Case 0.52 To 0.8 : Hasil(8) = "Tanah" Case 0.4 To 0.52 : Hasil(8) = "Polimer HiD" Case 0.33 To 0.4 : Hasil(8) = "Polimer HiD/Kayu" Case 0.04 To 0.33 : Hasil(8) = "Polimer LoD/Kayu" Case 0.003 To 0.03 : Hasil(8) = "Silica Aerogel" 'Case : Hasil(8) = "" Case Is < 0 : Hasil(8) = "Data Salah !!" Case Else : Hasil(8) = "Belum Tahu" End Select Qh = 1 Siklus: Do Waitms 10 If = 1 Then Pinc.2 Bitwait Pin , Reset c.2 If Qh = 19 Then Qh = 0 Qh = Qh + 1 End If If Pinc.3 = 1 Then Bitwait Pinc.3 , Reset If Qh = 1 Then Qh = 20 Q = Qh - 1 h End If If Qh = 19 Then Upperline Lcd Ulangi! [>] " "[<] Lowerline Lcd " Tekan Reset! " Goto Siklus End If If Qh = 18 Then Upperline Lcd "[<]?Prakiraan[>] " Lowerline Lcd "> " ; Hasil(8) ; " " Goto Siklus End If