pelindihan thorium dari limbah pabrik kaos...

72
PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS LAMPU PETROMAKS NEKI OKTAPERA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M /1432 H

Upload: lamque

Post on 07-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS LAMPU

PETROMAKS

NEKI OKTAPERA

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M /1432 H

Page 2: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

PELINDIHAN THORIUM DARI TANAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK

KAOS LAMPU PETROMAKS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Neki Oktapera

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M /1432 H

Page 3: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

PELINDIHAN THORIUM DARI TANAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK

KAOS LAMPU PETROMAKS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Neki Oktapera 104096003091

Menyetujui.

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Herlan Martono, M.Sc Dr. Thamzil LasNIP. 330 001 828 NIP.330 001 078

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia

Drs.Dede Sukandar, M.Si NIP. 19650104199103100

Page 4: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul ”Pelindihan Thorium dari Tanah Tercemar Limbah

Pabrik Kaos Lampu Petromaks” telah diuji dan dinyatakan lulus pada sidang

Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 8 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima

sebagai slah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program

Studi Kimia.

Menyetujui.

Penguji I Penguji II

Dr. Mirzan T. Razzak, M. Eng, APU Isalmi Aziz, MTNIP. 330 001 086 NIP.19751110 200604 2 001 Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Herlan Martono, M.Sc Dr. Thamzil LasNIP. 330 001 828 NIP.330 001 078

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Kimia

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Drs.Dede Sukandar, M.Si NIP.150 317 957 NIP. 19650104199103100

Page 5: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR –

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 12 Maret 2011

Neki Oktapera

Page 6: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis. Shalawat serta salam senantiasa

penulis panjatkan kepada Nabi dan Rasul mulia, Muhammad SAW, keluarga dan

para sahabatnya, serta kepada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah, hingga

hari akhir.

Skripsi ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi Tugas Akhir, sebagai

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya, yaitu

kepada :

1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

2. Drs. Dede Sukandar, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kimia.

3. Dr. Ir. Djarot S. Wisnubroto, M.Sc selaku kapala PTLR-BATAN

4. Ir. Herlan Martono, M.Sc, selaku pembimbing I dan Dr. Thamzil Las, selaku

pembimbing II, yang telah mencurahkan waktu, pikiran, tenaga dan telah

banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

5. Dr. Mirzan T. Razzak dan Ibu Isalmi Aziz, M.T selaku penguji, yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini.

iv

Page 7: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

6. Ir. Husen Zamroni, Ir. Aisyah, MT, Wati ST, ibu Rita, Agus Gindo, bapak

imam, Yuli Purwanto, Dwi Luhur Ibnu Saputra, dan mas Jaka serta staf-staf

PTLR-BATAN yang telah membantu penulis selama penelitian.

7. Kedua orang tua (H. Syahrizal dan Hj. Aswati) dan saudara-saudaraku

(Patman, Anitopia, Musriyadi, Alpajrin, dan Hendri Saputra) yang selalu

mendoakan penulis serta memberikan dorongan moril dan materil.

8. Albobi (pudon) yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan

kepada penulis.

9. Dosen-dosen kimia terima kasih untuk semua ilmu yang telah diajarkan

kepada penulis.

10. Teman-teman Program Studi Kimia angkatan 2004: Miftarini, Masudah, Fitri

Kumala Arum, Retno Handayani, Safinah, Rezkiana, Siti Inayah, Ratna

Sarifah, Dian Afrianti, Naziati Ainun, Rahman suherman, Imamah Mabrur,

Fira Lutfiana, Ahmad Fuad Rizal, Ade Yanti, Deli Rahmalia, Titi Setiawati

kebersamaan yang telah kita lalui selama menuntut ilmu dalam suka dan duka

merupakan suatu hal yang paling indah.

Penulis yakin dan sadar bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati, penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini. Di akhir kalimat ini, penulis memohon kepada Allah

SWT, semoga orang-orang yang telah bermurah hati membantu penulis

mendapatkan balasan yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Maret 2011

Penulis

v

Page 8: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

DAFTAR TABEL............................................................................................

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

ABSTRAK........................................................................................................

ABSTRACT.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1.1. Latar Belakang...........................................................................................

1.2. Perumusan Masalah....................................................................................

1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................

1.4. Manfaat Penelitian......................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................

2.1. Thorium.....................................................................................................

2.1.1. Sifat-Sifat Thorium.......................................................................

2.2. Limbah Radioaktif ……………………………………………………….

2.2.1. Pengolahan Limbah Radioaktif ………………………………....

2.2.2. Klasifikasi Limbah Radioaktif....................................................

2.3. Leaching dan Ekstraksi …………………….…………………………….

2.3.1. Leaching …………………………………………….

2.3.2. Ekstraksi…………………………………………...….

2.3.3. Kriteria Solven………………………………………………….

iv

vi

viii

ix

xi

xii

xiii

1

1

3

3

3

5

5

6

12

12

13

15

15

17

19

vi

Page 9: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

2.4. Resin Penukar Ion......................................................................................

2.4.1. Mekanisme Pertukaran Resin dengan Ion Thorium .......................

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertukaran Ion.......................

2.5.Analisis Low Background Counting (LBC)..................................................

2.5.1. Perangkat alat Low Background Counting (LBC) ……………….

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................

3.2. Alat dan Bahan............................................................................................

3.1.1. Alat.................................................................................................

3.1.2. Bahan.............................................................................................

3.3. Prosedur Penelitian....................................................................................

3.3.1. Penentuan Waktu Kontak………..................................................

3.3.2. Penentuan Perbandingan Berat Tanah dan Air dalam Pelindihan..

3.3.3. Penentuan Pengaruh pH pada thorium …......................................

3.3.4. Penentuan Waktu Kontak pada Penyerapan Larutan Thorium

dengan Resin Penukar Kation…………………………………….

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................

4.1. Pengaruh Waktu Kontak ...................................................................

4.2. Pengaruh berat tanah dan air...............................................................

4.3. Pengaruh pH terhadap pelindihan thorium dari tanah……………..

4.4. Penentuan Waktu Kontak Penyerapan Thorium Oleh Resin Penukar

Kation………………………………………………………………

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN.......................................................................................................

20

23

26

28

29

34

34

34

34

34

35

35

35

36

37

39

41

42

44

47

48

49

52

vii

Page 10: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6.

Klasifikasi Limbah Berdasar Umur Paruh Radionuklidanya Dan Pengelolaannya..................................................................................

Karakteristik amberlite IR 120 Na.................................................... Hasil Pengukuran Radioaktivitas Alfa dan Beta untuk menyatakan thorium terlindih pada berbagai waktu kontak……………………. Hasil pelidihan thorium dari tanah tercemar yang dinyatakan dengan variasi tanah/500ml air selama 4 jam aktivitas alfa dan beta.................................................................................................. Laju pelindihan Thorium dari tanah dengan air pada berbagai pH, waktu kontak 4 jam dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta…… Hasil Larutan Thorium yang diperoleh tanah/air 280 gram/500 ml diserap dengan resin amberlite IR 120 Na dengan berbagai variasi waktu yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta...........................................................................................

14 24 53 53 54 54

viii

Page 11: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13.

Resin Penukar Kation......................................................................... Resin Penukar Anion................................................................... Rumus bangun amberlite IR 120 Na.......................................... Tempat terikatnya ion thorium nitrat dengan resin amberlite IR 120 Na........................................................................................ Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)............ Tempat sampel dengan lobang kode sensor................................

Posisi sensor foto transitor pada mesin LBC LB1500………… Diagram alir metodelogi penelitian............................................. Hubungan waktu kontak tanah terkontaminasi dan air terhadap thorium terlindih yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dalam pelarut air untuk perbandingan tanah 200 gram/air 500 ml........

n waktu kontak tanah terkontaminasi dan air terhadap thorium terlindih yang dinyatakan dengan aktivitas beta dalam pelarut air untuk perbandingan tanah 200 gram/air 500 ml....... Perbandingan berat tanah/500 ml air dengan waktu kontak 4 jam terhadap thorium terlindih yang dinyatakan aktivitas alfa dalam pelarut air.......................................................................... Perbandingan berat tanah/500 ml air dengan waktu kontak 4 jam terhadap thorium terlindih yang dinyatakan aktivitas beta dalam pelarut air …………………………………………….. Pengaruh pH terhadap thorium terlindih dinyatakan aktivitas alfa dalam larutan dengan waktu kontak 4 jam dan perbandingan tanah 280 gram/air 500ml……………………….

22 23 24 25 31 32 30 38 40 40 42 42 43

ix

Page 12: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16

Pengaruh pH terhadap thorium terlindih yang dinyatakan aktivitas beta dalam larutan dengan waktu kontak 4 jam dan perbandingan tanah 80 gram/air 500 ml………………………. Hasil penyerapan thorium oleh resin amberlite IR 120 Na terhadap persen penyerapan thorium yang dinyatakan dengan aktivitas alfa pada berbagai waktu kontak resin dan larutan thorium........................................................................................ Hasil penyerapan thorium oleh resin amberlite IR 120 Na terhadap persen penyerapan thorium yang dinyatakan dengan aktivitas beta pada berbagai waktu kontak resin dan larutan thorium…………………………………………………………

44 46 46

x

Page 13: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Gambar Alat Low Background Counting (LBC)....................

Skema peluruhan radionuklida deret Thorium-232.................

Data pengukuran Radioaktivitas Alfa dan Beta.....................

Foto Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian.........

52 53 54

56

xi

Page 14: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

ABSTRAK Neki Oktapera. Pelindihan Thorium dari Tanah Tercemar Limbah Pabrik Kaos

Lampu Petromaks Dibawah bimbingan Ir. Herlan Martono, M.Sc dan Dr. Thamzil Las.

Pelindihan Thorium dari Tanah Tercemar Limbah Pabrik Kaos Lampu Petromaks. Telah dilakukan analisa thorium dari hasil pembakaran sisa potongan bahan kaos lampu. Proses Pelindihan thorium dilakukan dilakukan dengan menggunakan pelarut polar yaitu air dan asam nitrat, kemudian tanah tercemar thorium tersebut dipisahkan dari unsur-unsur tanah dan pengotornya dengan cara penukar kation memakai resin amberlite IR 120 Na dan aktivitas thorium dianalisis dengan Low Background Counting(LBC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan thorium dari tanah terkontaminasi thorium dengan air dan larutan asam mencapai optimum pada waktu kontak 4 jam dengan perbandingan tanah/air 280 gram/500 ml, dan pada pH 4. Penyerapan thorium oleh resin penukar ion amberlite IR 120 Na, mempunyai waktu kontak optimum 60 menit dengan efisiensi penyerapan alfa 60,71% dan beta 57,90 %.

Kata kunci : Limbah Thorium, Low Background Counting (LBC), Resin penukar

ion.

 

xii

Page 15: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

ABSTRACT

Neki Oktapera. Leaching Thorium from Soil Contaminated Waste Gas Mantle Lamp petromaks

Advisor Ir. Herlan Martono, M.Sc and Dr. Thamzil Las. Leaching Thorium from Soil Contaminated Waste Gas Mantle Lamp petromaks. Thorium analysis has been carried from the burning incandescent material scraps. Thorium leaching process is carried out using polar solvents namely water and nitric acid, then the soil contaminated with thorium is separated from ground elements and pengotornya by using cation exchange resins Amberlite IR 120 Na and thorium activity was analyzed with Low Background Counting (LBC). The results showed that the withdrawal of thorium from thorium contaminated soil with water and acid solution reaches the optimum contact time of 4 hours with a ratio of soil / water gram/500 280 ml, and at pH 4. Absorption of thorium by ion exchange resins Amberlite IR 120 Na, have optimum contact time of 60 minutes with 60.71% efficiency of absorption of alpha and beta 57.90%. Keywords: Thorium Waste, Low Background Counting (LBC), ion exchange resins.

xiii

Page 16: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertama kali torium ditemukan pada tahun 1815, Berzelius menemukan

unsur baru yang disebut torina, kemudian pada tahun 1828, Berzelius menemukan

unsur baru lagi yang disebut torit.

Manfaat unsur ini mulai diketahui setelah von Welsbach pada tahun 1885

menggunakannya sebagai bahan pembuat lampu yang memberikan nyala terang

( incandescent lamp ). Sejak itu usaha untuk memanfaatkannya lebih lanjut dan

kegiatan penelitian torium terus ditingkatkan.

Keradioaktipan thorium dilaporkan Curie pada tahun 1898 dimana unsure

ini merupakan induk deret unsure radioaktif alam yang disebut deret 4n.

Tanah tercemar thorium dari pabrik kaos lampu petromaks didapatkan dari

laboratorium Bidang Pengolahan Limbah Radioaktif - Pusat Teknologi Limbah

Radioaktif (BPLR - PTLR) yang berasal dari pabrik kaos lampu petromaks di

Tangerang. Thorium nitrat digunakan sebagai bahan pencelup kaos lampu

petromaks agar nyala lampu petromaks menjadi terang. Penanganan limbah

tersebut saat ini adalah dengan mengisolasinya dalam wadah drum yang dilapisi

dengan semen dan disimpan di interim storage (tempat penyimpanan sementara).

Waktu paro thorium sangat panjang, sehingga pada suatu saat wadah drum

rusak, dan perlu penggantian wadah drum dengan yang baru. Proses tersebut

tidak sederhana karena harus melakukan pekerjaan ulang dan dipandang cukup

1

Page 17: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

mahal, maka perlu dicari proses alternatif. Alternatif pengolahan limbah tersebut

dilakukan dengan cara pengambilan thorium yang dipandang sangat potensial.

Imobilisasi secara langsung tanah yang mengandung thorium dengan

semen atau polimer volumenya sangat besar sehingga transportasi dan

penyimpanannya lebih kompleks dan mahal.

Pengambilan thorium dari tanah dilakukan dengan proses leaching

(pelindihan) yang merupakan ekstraksi padat cair menggunakan solven (pelarut)

air dan asam. Hasil ekstraksi berupa ekstrak yaitu larutan thorium nitrat yang

dapat digunakan lagi untuk pencelup kaos lampu dan remediasi tanah yang sudah

tidak mengandung thorium dan dapat dikembalikan ke tempat semula.

Limbah pemancar alfa yang dikenal juga sebagai alpha bearing waste

adalah limbah yang mengandung satu atau lebih radionuklida pemancar alfa,

dalam jumlah batas konsentrasi di atas yang diperkenankan. Limbah pemancar

alfa di atas batas yang diperkenankan perlu pertimbangan khusus untuk bahaya

atau potensi keselamatan, kesehatan, atau dampak lingkungan mulai dari limbah

tersebut ditimbulkan sampai penyimpanan dalam jangka panjang

(Martono, 2007).

Limbah thorium termasuk limbah pemancar alfa. Thorium merupakan

radionuklida pemancar alfa dengan waktu paro 1,405 x 1010 tahun. Oleh karena

umur thorium yang sangat panjang, maka perlu pengelolaan dalam jangka

panjang. Bahan matriks untuk imobilisasi limbah TRU digunakan polimer, yang

tahan dalam jangka lama.

2

Page 18: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Dalam penelitian ini, dilakukan ekstraksi thorium dari tanah yang

terkontaminasi limbah pabrik kaos lampu petromaks dengan air dan larutan asam.

Hal ini karena imobilisasi langsung tanah dengan semen atau polimer tidak efektif

karena volumenya besar. Thorium yang terekstraksi diserap dengan resin penukar

kation amberlite IR 120 Na. Resin yang jenuh thorium diberlakukan sebagai resin

bekas yang merupakan limbah radioaktif.

1.2. Perumusan Masalah

Tanah yang tercemar limbah radioaktif thorium tidak efektif dan efisien,

jika diimobilisasi langsung dengan semen dan polimer karena volumenya

bertambah besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan thorium dari tanah

secara ekstraksi dengan pelarut air dan larutan asam. Selanjutnya thorium diserap

dengan resin penukar kation amberlite IR 120 Na.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari proses pelindihan thorium dari

tanah tercemar limbah pabrik kaos lampu petromaks sehingga larutan thorium

dapat digunakan lagi dalam pabrik kaos lampu.

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan:

1. Memahami proses pelindihan thorium dari tanah terkontaminasi dengan

air dan larutan asam nitrat.

3

Page 19: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

2. Memahani proses penyerapan thorium dari larutan dengan resin penukar

kation amberlite IR 120 Na.

3. Sebagai sarana pengetahuan bagi pembaca.

4

Page 20: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Thorium

Pada tahun 1815, Berzelius menemukan unsur baru yang disebut torina,

kemudian pada tahun 1828, Berzelius menemukan unsur baru lagi yang disebut

torit. Bergeman menemukan donatorium dalam mineral oranjit pada tahun 1851

dan menemukan wasmium dalam mineral ortit. Kedua unsur ini ternyata identik

dengan unsur yang ditemukan oleh Berzelius. Unsur ini kemudian dikenal

sebagai thorium. Thorium cukup banyak terdapat di alam dalam bentuk batuan

mineral yang biasanya tercampur dengan uranium dengan presentase kandungan

pada kerak bumi sekitar 0,001 - 0,002 %.

Thorium di alam berasosiasi dengan uranium dari logam tanah, di dalam

batuan seperti torit, torianit, uranotorit dan sebagai monasit dalam granit, syenit,

pegmatit, dan intrusi asam yang lain. Kadar thorium dalam batu - batuan tersebut

berkisar antara 0,7 – 85 % tergantung jenis batuannya. Monasit yang ditemui di

PT. Timah pulau Bangka mempunyai kandungan thorium sekitar 3,3 %. Sumber

monasit di dunia banyak terdapat di 5 wilayah yaitu Brazil, India, Ceylon,

Indonesia, Malaysia, Australia, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan. Monasit

yang mengandung thorium terbesar adalah Monasit dari Brazil dan India

Reaksi inti untuk thorium (90Th232) yang menyerap neutron dan deret

peluruhan 90Th 233 yang terjadi sebagai berikut :

5

Page 21: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

90Th 232 + 0n1 → 90Th 233 β‐→ 91Pa 233 β- →92U233

Thorium adalah unsur logam deret aktinida, beberapa bentuk isotop

thorium antara lain isotop 90Th232 yang terdapat di alam dan merupakan unsur

radioaktif, Selain isotop 90Th232 terdapat isotop 90Th234 dan isotop 90Th230 yang

dihasilkan dari peluruhan 92U238, disamping itu juga terdapat isotop 90Th228 yang

dihasilkan dari peluruhan 90Th232, dan isotop 90Th231 yang dihasilkan dari

peluruhan 92U235. Namun hanya 90Th232, 90Th230 dan 90Th 228 yang mempunyai

waktu paro yang cukup panjang. Lebih dari 99,99 % Th yang terdapat di alam

adalah 90Th232, sisanya adalah 90Th230 dan 90Th228.

Thorium banyak digunakan dalam berbagai bidang baik nuklir maupun

non nuklir. Dalam industri non nuklir biasa dipakai dalam bahan komposit logam,

mantel dan gas dalam kaos lampu, bahan dalam pembuatan elektrode tabung

elektron, bahan campuran filamen lampu, campuran bahan gelas, dan masih

banyak penggunaan lain. Penggunaan thorium dalam bidang nuklir antara lain

dapat digunakan sebagai bahan bakar reaktor yang melalui proses olah ulang yaitu

90Th232 ditembak terlebih dahulu dengan neutron untuk menghasilkan 92U233.

Isotop thorium-232 yang banyak terdapat di alam hanya dapat membelah dengan

neutron yang bertenaga diatas 1,8 MeV, tetapi untuk menghasilkan bahan bakar

baru, isotop ini masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembiak. Thorium

6

Page 22: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

dialam tidak mempunyai bahan yang dapat membelah, terlebih dahulu harus

dicampur bahan fisil, seperti 92U235, 92U233 dan 94Pu239. Isotop 92U233 hasil

penangkapan neutron 90Th232 dapat dipisahkan secara kimiawi sehingga dapat

diperoleh bahan dengan cara relatif mudah bila dibandingkan pemisahan isotop

92U235 dari 92U238.

Beberapa keunggulan sebagai bahan bakar nuklir dari thorium adalah

sebagai berikut:

1. Kandungan di alam lebih banyak, karena ini memiliki waktu paro tiga kali

dari 92U238 (1,4 × 10 10 tahun).

2. Kualitas neutron tinggi daripada energi termal dan epitermal dari 92U233,

tampang lintang fisi tinggi, sementara tampang lintang tangkapnya

rendah, limbah yang dihasilkan setelah proses iradiasi dalam teras nuklir

rendah, 90Th232 menghasilkan sedikit aktinida.

3. Burn up (fraksi bakar) yang dicapai dapat tinggi (kira-kira 70 - 80 GW

d/t). Hal ini dikarenakan bahan bakar ThO2 lebih tahan terhadap iradiasi

dibandingkan dengan bahan bakar UO2.

4. Di samping itu, bahan bakar ThO2 - UO2 mempunyai konduktivitas termal

yang lebih tinggi pada temperatur operasi dan laju pelepasan gas fisi

yang lebih rendah.

Selain itu beberapa kelemahan sebagai bahan nuklir dari thorium yaitu

1. Dari sudut pandang neutronik, serapan resonansi epitermal Th233 lebih

rendah dari pada 92U 238 yang dapat mengurangi reaktivitas.

7

Page 23: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

2. Fraksi neutron 92U233 lebih kecil dibandingkan 92U235, tetapi dapat

dibandingkan dengan 94Pu239 yang membutuhkan respon sistem kendali

yang lebih cepat untuk keadaan transient.

3. Thorium-232 merupakan material fertil yang harus di start up dengan

mencampurkan material fisil seperti 92 U235 , 94Pu239 atau 92U233.

4. Transmutasi 91Pa233 yang memiliki tampang lintang serapan neutron tinggi

dalam spektrum termal.

Thorium nitrat tetrahidrat dicampur dengan 1 % cerium nitrat akan

mengeluarkan sinar sangat terang bila dipanaskan. Bahan inilah yang mencemari

tanah di lokasi pabrik kaos lampu menggunakan larutan tersebut untuk mencelup

kaos lampu. Thorium nitrat sangat mudah larut dalam air dan alkohol, tetapi

oksidanya sangat sulit larut dalam air maupun dalam suasana basa serta hanya

sedikit larut dalam asam, maka pelarut air dapat digunakan dalam perkolasi.

Pada 90Th 228 yang memancarkan radiasi gamma pada energi 0,084 MeV

dan 90Th230 mempunyai energi antara 0,07 - 0,25 MeV, juga anak luruhnya

memancarkan radiasi gamma. Limbah tanah terkontaminasi thorium berbentuk

pasiran mengandung tanah liat, sehingga limbah tersebut inert terhadap air

pelindih, sampel didapatkan dari laboratorium bidang pengolahan limbah

radioaktif (BPLR - PTLR).

2.1.2 Sifat-sifat Thorium

Thorium adalah unsur kimia dengan simbol Th, mempunyai nomor atom

90, tingkat oksidasi:4, konfigurasi elektron: (Rn)6d2 7s2 6d2 7s2 , massa jenis:11,7

8

Page 24: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

g/cm3, titik didih : 47900C, titik leleh :17500C. Unsur ini secara alami merupakan

logam radioaktif. Thorium diperkirakan tiga sampai empat kali lebih banyak

daripada uranium di lapisan bumi.

Thorium merupakan salah satu unsur logam transisi golongan III B dalam

deretan unsur aktinida yang bersifat radioaktif. Thorium berwarna gelap, bereaksi

lambat dengan air, larutan dalam beberapa senyawa asam seperti asam

hidroklorid, asam sulfat dan asam nitrat.

Di alam, thorium terdapat pada lapisan bumi, dan dalam jumlah sedikit.

Thorium ditemukan dalam mineral monazite, thorite (thorium silikat), orangite,

dan thorianite (mineral radioaktif yang tersusun dari thorium oksida dan

uranium). (Surnardi, 2006)

Beberapa sifat senyawa torium yang penting untuk analisa dapat

diringkaskan sebagai berikut:

Oksida. Torium oksida terbentuk akibat reaksi logam torium dengan oksigen atau

dapat pula terbentuk dari hasil pemijaran suatu garam torium seperti torium

hidroksida,torium oksilat dan torium nitrat. Torium oksida adlah persenyawaan

torium yang sangat stabil, dimana titik lelehnya lebih dari 30000C. Senyawa ini

larut dengan lambat dalam asam sulfat pekat, tetapi tidak larut dalam asam nitrat.

Namun demikian ternyata torium oksida larut dengan baik dalam asam nitrat

pekat yang mengandung ion Fluorida sekitar 0,01-0,05 M.

Hidroksida.Torium hidroksida berujud padatan putih yang tidak larut dalam air

ataupun dalam larutan alkali berlebih. Bila torium hidroksida baru saja terbentuk,

maka endapan tersebut dapat larut dalam larutan alkali karbonat ataularutan

9

Page 25: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

ammonium oksalat serta juga dalam larutan natrium nitrat. Seandainya dalam

larutan torium ternyata mengandung ion Th+4 berlebih atau terkandung pula ion

UO2+4 dan ion Fe+3, maka dapat terbentuk senyawa koloid.Dalam hal demikian

torium dapat dilarutkan dengan jalan mendidihkannya bersama asam khlorida.

Oksalat.Torium oksalat Th(C2O4)2.2H2O, didapat sebagai hasil penambahan asam

oksalat panas dengan suatu larutan garam torium. Jika dalam larutan garam torium

terdapat pula unsure-unsur tanah jarang, maka torium oksalat akan mengendap

dengan sempurna pada pH = 0,7. Sebagainya bila larutan bebas dari unsure-unsur

tanah jarang, maka torium diendapkan sempurna pada pH =1-2. Torium oksalat

dapat larut dalam asam fosfat. Karena itu bila dalam larutan terdapat ion fosfat

akan mengganggu proses pengendapan oksalat. Torium oksalat juga larut dalam

alkali karbonat dan ammonium oksalat, tetapi tidak larut dalam asam-asam

mineral.

Sulfat. Torium sulfat bersifat sedikit larut dalam air dan memiliki gugus

hidrat.Senyawa ini dibentuk dengan jalan penambahan asam sulfat kedalam

larutan torium khlorida atau torium nitrat.Kelarutan torium sulfat lebih kecil

dibandingkan dengan kelarutan logam-logam lantanida sulfat.Karena itu atas

dasar perbedaan kelarutan ini,torium dapat dipisahkan.Akan tetapi bila dalam

larutan ada ion fosfat, maka torium dapat membentuk komplek dengan

fosfat.Akibatnya proses pemisahan torium dari unsure-unsur lantanida terganggu.

Khlorida. Torium khlorida ThCl4.8H20 adalah garam hidrat yang sangat

larut.Hidratnya sukar dihilangkan dengan sempurna.Garam torium ini berujud

padatan putih yang sangat higroskopik. Titik lelehnya mencapai 8200C dan bila

10

Page 26: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

bebas oksigen maka akan menyublim pada temperature 7500C.Tetapi bila ada

oksigen, maka terbentuk oksi-khlorida yang tidak mengendap.

Nitrat. Torium nitrat Th(NO3)4.6H20 adalah juga garam yang sangat

larut.Susunan hidratnya cukup komplek dan strukturnya sukar ditentukan.Bila

larutan asamnya dikristalkan,maka diperkirakan akan terbentuk senyawa heksa

hidrat, tetapi dapat pula terbentuk penta hidrat atau tetra hidrat.Torium nitrat yang

dipakai untuk pembuatan kaos lampu,ternyata memilki empat molekul air (tetra

hidrat), tetapi asalnya mungkin dari senyawa heksa hidrat.

Torium nitrat juga larut dalam berbagai senyawa organic, terutama dalam pelarut

tri-butil fosfat (TBP). Kelarutan torium dalam pelarut ini ternyata lebih besar

dibandingkan dengan kelarutan lantanida nitrat, tetapi lebih kecil dibandingkan

dengan kelarutan uranil nitrat. Sifat ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar

pemisahan torium dengan cara ekstraksi pelarut.

Fosfat. Torium ortofosfat berujud endapan gelatin yang terbentuk sebagai akibat

penambahan ion fosfat kedalam larutan torium. Senyawa ini larut dalam asam

kuat, tetapi kelaritannya menurun bila keasaman berkurang dan hal ini

mengakibatkan torium akan mengendap lebih dahulu dibandingkan dengan

unsure-unsur tanah jarang (lantanida).

Bila dalam larutan terdapat ion besi atau ion aluminium, maka pengendapan

torium fosfat akan terganggu, sebab ion-ion tersebut dapat membentuk komplek

dengan fosfat. Torium ortofosfat larut dengan baik dalam asam sulfat.

11

Page 27: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

2.2. Limbah Radioaktif

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.27 Tahun 2002,

limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang telah

terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi

nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak dapat

digunakan lagi.

2.2.1. Pengolahan Limbah Radioaktif

Pengelolaan limbah radioaktif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan

dan pengelompokan limbah, pengakutan, pra-olah, pengolahan, penyimpanan

sementara, penyimpanan akhir. Pengolahan limbah adalah mengubah bentuk dan

sifat limbah, dengan alat-alat proses. Pada umumnya pengolahan limbah

radioaktif meliputi 2 tahap, yaitu reduksi volume dan solidifikasi.

1. Reduksi volume digunakan untuk memperkecil volume limbah, sehingga

memudahkan proses selanjutnya. Reduksi volume limbah cair dilakukan

antara lain dengan proses koagulasi - flokulasi, penukar ion, dan evaporasi,

sedangkan untuk limbah padat dilakukan antara lain dengan proses

insenerasi dan kompaksi. Limbah hasil reduksi volume yang berupa flok,

resin bekas, konsentrat evaporator diimobilisasi dengan bahan matriks

yang sesuai.

12

Page 28: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

2. Solidifikasi disebut juga imobilisasi yaitu mengikat radionuklida dalam

limbah hasil reduksi volume dengan matriks tertentu, sehingga

radionuklida tidak mudah larut dan lepas ke lingkungan, jika hasil

imobilisasi kontak dengan air. Bahan matriks yang digunakan untuk

imobilisasi yaitu semen, bitumen, polimer, gelas, dan keramik, tergantung

karakteristik limbah radioaktif.

2.2.2. Klasifikasi Limbah Radioaktif

Berdasarkan atas karakteristik limbah radioaktif dan untuk pengelolaan

jangka panjang, maka limbah radioaktif diklasifikasikan menjadi (Miyasaki, et al.

1996 dalam Martono, 2007):

1. Limbah radioaktif dengan aktivitas rendah dan menengah (LLW) yang

mengandung radioisotop pemancar beta dan gamma berumur pendek

(waktu paro kurang dari 30 tahun) dan konsentrasi radionuklida pemancar

alfanya sangat rendah. Setelah 300 tahun potensi bahaya radiasinya dapat

diabaikan.

2. Limbah radioaktif dengan aktivitas menengah (ILW) yang banyak

mengandung radioisotop waktu paro panjang diantaranya golongan

aktinida sebagai pemancar alfa, dan sedikit atau tanpa radionuklida

pemancar gamma dapat disebut limbah transuranium (TRU).

3. Limbah radioaktif dengan aktivitas tinggi (HLW) yang banyak

mengandung radioisotop hasil belah dan sedikit aktinida.

13

Page 29: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Klasifikasi limbah berdasarkan waktu paro radionuklidanya dan

pengelolaannya ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Limbah Berdasar Waktu Paro Radionuklidanya dan Pengelolaannya

Klasifikasi

Limbah berumur Panjang No Karakteristik yang ditinjau Limbah

Berumur Pendek Limbah Alfa Limbah Aktivitas Tinggi

1. Aktivitas awal radionuklida yang berwaktu paro kurang dari 30 tahun

Rendah, aktivitasnya dapat diabaikan setelah 300 tahun

Rendah atau sedang, aktivitasnya dapat diabaikan setelah 300 tahun

Sangat tinggi, aktivitas dapat diabaikan setelah beberapa ratus tahun

2. Aktivitas awal radionuklida yang berwaktu paro ratusan atau ribuan tahun

Nol atau sangat rendah, lebih kecil dari batas ambang yang ditetapkan

Rendah atau sedang

Rendah atau sedang

3. Radiasi yang dipancarkan

Yang terutama beta-gamma

Yang terutama alfa

Yang terutama beta-gamma selama beberapa ratus tahun, kemudian setelah itu yang terutama alfa

4. Radionuklida yang pokok

Sr-90 (30 th), Cs-137 (30 th), Co-60 (5 th), Fe-55 (2,5 th)

Np-237 (2 x 106 th), Pu-239 (2,4 x 104 th), Am-241 (4 x 102 th), Am-243 (8 x 103 th)

Co-60, Sr-90, Np-237, Pu-239, Am-241, Am-243

5. Bahan matriks untuk pemadatan

Semen (sementasi) Plastik (polimerisasi)

Plastik (polimerisasi) Aspal (bitumenisasi)

Gelas (vitrifikasi)

6. Tipe penyimpanan

Penyimpanan tanah dangkal

Penyimpanan tanah dalam untuk

Penyimpanan tanah dalam untuk isolasi

14

Page 30: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

akhir untuk isolasi limbah selama 300 tahun

isolasi limbah selama jutaan tahun

limbah selama jutaan tahun

(Sumber : Salimin, 2006)

2.3. Leaching dan Ekstraksi

2.3.1. Leaching

Leaching (pelindihan) adalah peristiwa pelarutan terarah satu atau lebih

senyawaan dari campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut

cair. Pelarut melarutkan sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut yang

diinginkan dapat diperoleh.

Teknologi leaching biasanya digunkan oleh indistri-industri logam untuk

memisahkan mineral dari bijih dan batuan.

Leaching dapat dibagi menjadi dua:

1. Percolation (Cair ditambahkan kedalam padat)

Pelarut dikontakkan dengan padatan melalui proses tunak ataupun tak

tunak. Metode ini lebih banyak digunakan untuk pemisahan campuran padat-

cair dimana jumlah padatan sangat besar dibandingkan fasa cair.

2. Dispersed Solids (padat ditambahkan kedalam cair)

Pada metode ini, padatan dihancurkan terlebih dahulu menjadi pecahan

kecil sebelum dikontakkan dengan pelarut. Metode ini popular karena tingkat

kemurnian hasil proses sehingga dapat mengimbangi biaya operasi pemisahan

yang tinggi.

15

Page 31: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Untuk kedua jenis leaching diatas, tiga variabel penting di dalam leaching

yaitu temperatur, area kontak, dan jenis pelarut.

Istilah leaching, baik secara sengaja maupun tidak, sering juga dirancukan

dengan sebutan “ ekstraksi”. Demikian juga alatnya sering dirancukan dengan

penamaan sebagai “ ekstraktor”.

Prinsip kerja: Operasi leaching bisa dilakukan dengan sistem batch,

semibatch, atau kontinu. Proses ini biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk

meningkatkan kelarutan solute di dalam pelarut.

Perhitungan dalam operasi ini melibatkan 3 komponen, yaitu padatan,

pelarut, solute. Asupan umumnya berupa padatan yang terdiri dari bahan

pembawa tak larut dan senyawa dapat larut. Senyawa dapat larut inilah yang

biasanya merupakan bahan atau mengandung bahan yang kita inginkan.

Bahan yang diinginkan akan larut sampai titik tertentu dan keluar dari

ekstraktor sebagai alir-atas. Padatan yang keluar kita sebut sebagai alir-bawah.

Sebagaimana diuraikan di atas, alir-bawah biasanya basah karena campuran

pelarut masih terbawa juga. Bagian atau persentasi solute yang dapat

dipisahkan dari padatan basah/kering disebut rendemen.

Sebelum proses leaching kita kerjakan, ada beberapa hal yang harus

dilakukan terhadap padatan untuk mendapatkan rendemen yang tinggi.

Perlakuan awal terhadap padatan ini sangat bergantung kepada jenis

padatanya. Bahan organik dan anorganik akan bergantung pada kontak pelarut

dengan solute, sehingga perlu perlakuan awal untuk memperluas permukaan

kontak. Umumnya hal yang dilakukan adalah memperkecil ukuran padatan

16

Page 32: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

(grinding) dengan alat yang disebut grinder. Grinding ini bisa dilakukan pada

batuan, tau tanah dan lain-lain.

2.3.2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses

pemisahan suatu komponen dari campuran cair dengan menggunakan sejumlah

bahan pelarut cair (solvent) sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang

akan dipisahkan (solute) berada dalam fase padat, maka proses tersebut

dinamakan pelindihan atau leaching. Jadi ekstraksi terjadi jika larutan yang di

dalamnya terdapat kelompok zat terlarut (solute) C dalam diluen A, kemudian

ditambahkan larutan B (solvent) yang melarutkan C dan B tidak saling larut

dengan A.

Ekstraksi padat-cair dikerjakan dengan alat sokhlet, dimana pada ekstraksi

ini terjadi kesetimbangan komponen diantara fase padat dan fasa cair (pelarut)

(Isa,1996). Apabila suatu zat terlarut dimasukkan ke dalam dua pelarut yang tidak

saling bercampur, maka zat terlarut akan terdistribusi diantara dua pelarut

tersebut. Pada suhu dan tekanan tetap, perbandingan banyaknya zat yang

terdistribusi dalam dua pelarut adalah tetap (Weis,1983).

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah peristiwa pelarutan terarah satu

atau lebih senyawaan dari campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan

pelarut cair. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen

17

Page 33: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami

perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang

diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi. Ekstraksi bertingkat

diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga

digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Lucas et al.,1949).

Proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar.

1. Proses pencampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan

dipisahkan komponen–komponennya.

2. Proses pembentukan fase setimbang.

3. Proses pemisahan kedua fase setimbang.

Sebagai tenaga pemisah, solvent harus dipilih sedemikian hingga

kelarutannya terhadap salah satu komponen murninya adalah terbatas atau sama

sekali tidak saling melarutkan. Oleh karena itu, dalam proses ekstraksi akan

terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan

kontak yang merupakan larutan heterogen. Campuran heterogen adalah campuran

dimana 2 fase yang bercampur nampak bidang batasnya. Fase yang banyak

mengandung diluen (zat terlarut) disebut fase rafinat, sedangkan fase yang banyak

mengandung solven dinamakan fase ekstrak. Terbentuknya dua fase cairan,

memungkinkan semua komponen yang ada dalam campuran terbesar dalam

masing–masing fase sesuai dengan koefisien distribusinya, sehingga dicapai

kesetimbangan fisis.

Pemisahan kedua fase setimbang dengan mudah dapat dilakukan jika

densitas fase rafinat dan fase ekstrak mempunyai perbedaan yang cukup. Tetapi

18

Page 34: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

jika densitas keduanya hampir sama proses pemisahan semakin sulit, sebab

campuran tersebut cenderung untuk membentuk emulsi. Di bidang industri,

ekstraksi sangat luas penggunaannya terutama jika larutan yang akan dipisahkan

tediri dari komponen-komponen :

1. Mempunyai sifat penguapan relatif rendah.

2. Mempunyai titik didih yang berdekatan.

3. Sensitif terhadap panas.

4. Merupakan campuran azeotrop, yaitu campuran dimana fraksi mol dalam

cairan sama dengan fraksi mol dalam uap.

Komponen–komponen yang terdapat dalam larutan, menentukan

jenis/macam solvent yang digunakan dalam ekstraksi. Pada umumnya, proses

ekstraksi tidak berdiri sendiri, tetapi melibatkan operasi–operasi lain sepeti proses

pemungutan kembali solven dari larutannya (terutama fase ekstrak), hingga dapat

dimanfaatkan kembali sebagai tenaga pemisah. Untuk maksud tersebut, banyak

cara yang dapat dilakukan misalnya dengan metode distilasi, pemanasan

sederhana atau dengan cara pendinginan untuk mengurangi sifat kelarutannya.

(Gozan, 2006)

2.3.3. Kriteria pelarut (solvent)

Untuk memperoleh hasil sebaik–baiknya dalam ekstraksi, tidak dapat

menggunakan sembarang solvent. Namun solvent tersebut harus dipilih dengan

pertimbangan sebagai berikut (Gozan, 2006).

19

Page 35: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

1. Mempunyai kemampuan melarutkan solute tetapi sedikit atau tidak sama sekali

melarutkan diluen.

2. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup besar dengan solute.

3. Tidak bereaksi dengan solute maupun diluen.

2.4. Resin Penukar Ion

Resin penukar ion adalah suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu

matriks resin yang sukar larut dan gugus fungsional. Penukar ion adalah suatu zat

padat yang mempunyai ion yang dapat saling dipertukarkan dengan ion dari suatu

larutan yang mempunyai muatan yang sama. Penukar ion mempunyai gugus yang

mudah terionisasi, sehingga dapat mengalami reaksi pertukaran apabila penukar

ion kontak dengan larutan.

Gugus fungsional adalah gugus yang mengandung ion-ion yang dapat

saling dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik

yang berguna dalam analisis kimia, antara lain kemampuan menggembung

(swelling), kapasitas penukaran dan selektivitas penukaran ion. Penggunaannya

dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu,

memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau

demineralisasi air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan

kromatografi penukar ion.

20

Page 36: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Resin penukar ion dibedakan menjadi dua yaitu penukar kation dan

penukar anion. Penukar ion mengandung bagian-bagian aktif dengan ion yang

dapat ditukar. Bagian aktif semacam itu misalnya adalah (Bernasconi, 1995) :

1. Pada penukar kation (kelompok asam sulfo – SO3-H+ (dengan sebuah ion

H+ yang dapat ditukar))

2. Pada penukar anion (kelompok amonium kuartener –N- (CH3)3+OH-

(dengan sebuah ion OH- yang dapat ditukar).

Terdapat 4 jenis resin yang sering dipergunakan dalam pengolahan air :

1. Resin penukar kation asam kuat terbuat dari plastik atau senyawa polimer

yang direaksikan dengan beberapa jenis asam seperti asam sulfat, asam

fosfat, dan sebagainya.

2. Resin penukar kation asam kuat ini mempunyai ion hidrogen (R- H+),

dengan adanya ion H+ yang bermuatan positif maka resin ini sering

dipergunakan untuk mengambil ion-ion yang bermuatan positif.

(Montgomery, 1985)

3. Resin penukar kation asam lemah terbuat dari plastik atau polimer yang

direaksikan dengan grup asam karboksil dengan demikian grup (COOH-)

sebagai penyusun resin. Resin kation penukar asam lemah diperlukan

kehadiran alkalinitis untuk melepas ion hidrogen dari resin. (Montgomery,

1985)

4. Resin penukar anion basa kuat terbuat dari plastik atau polimer yang

direaksikan dengan gugus senyawa amina atau amonium.

21

Page 37: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Sifat-sifat penting yang diharapkan dari penukar ion adalah daya

pengambilan (kapasitas) yang besar, selektivitas yang besar, kecepatan pertukaran

yang besar, ketahanan terhadap suhu, ketahanan terhadap penukar ion yang telah

terbebani dapat dilakukan dengan mudah, karena pertukaran ion merupakan suatu

proses yang sangat reversibel. (Bernasconi,1995).

Ada 2 variabel utama yang menentukan ion selektivitas, yaitu :

1. Harga atau nilai ion (harga ion berpengaruh besar pada kekuatan besar

pertukaran ion).

2. Ukuran ion (Montgomery,1985) :

a. Pada konsentrasi rendah (encer) dan temperatur biasa, luas pertukaran

meningkat dengan meningkatnya valensi dari pertukaran ion :

Th4+ > Al3+ > Ca2+ > Na+

PO43- > SO4

2- > Cl-

b. Pada konsentrasi rendah (encer, temperatur biasa dan valensi konstan)

luas pertukaran meningkat dengan meningkatnya nomor atom pada

luas pertukaran ion

Cs+ > Rb+ > K+ > Na+ > Li +

Ba 2+ > Sr2+ > Ca2+ > Mg2+ > Be2+

c. Pada konsentrasi tinggi, perbedaan kekuatan pertukaran ion dengan

perbedaan valensi (Na+ dan Ca2+ atau NO3- dan SO4

2-) berkurang dan

pada kasus yang sama, pada ion dengan valensi rendah mempunyai

pertukaran ion yang tinggi.

22

Page 38: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar berikut merupakan rumus bangun dari resin penukar ion yang

merupakan resin penukar kation (Gambar 1) dan resin penukar anion (Gambar 2).

Gambar 1. Rumus bangun resin penukar kation

Gambar 2. Rumus bangun resin penukar anion

2.4.1. Mekanisme Pertukaran Resin dengan Ion Thorium

Resin yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis resin penukar

kation amberlite IR 120 Na. Amberlite merupakan nama dalam perdagangan dari

senyawa kimia Styrena-divinylbenzena dengan kode IR 120 Na dan rumus

23

Page 39: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

C6H5CH=CH2, mempunyai efisiensi katalis yang tinggi dalam mengkatalisis

reaksi senyawa-senyawa lain, mempunyai titik didih diatas 100 0C dan daya larut

yang kecil terhadap air sebesar 0,24 gram/liter. Senyawa ini berwarna coklat

mengkilat dan berbentuk butiran dengan ukuran 16 - 50 mesh, yang rumus

bangunnya ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Rumus bangun amberlite IR 120 Na

Tabel 2. Karakteristik amberlite IR 120 Na

Kekuatan pengadukan 10 - 15 ppm

ρ (densitas) 0,909 gram/ml pada suhu 25 0C

Indeks bias 1,5458 (20 0C, 589 nm)

Tekanan uap 6 hPa

Daya larut dalam air 0,24 gram/liter

M (Berat Molekul) 104,15 gram/mol

Titik Jenuh 25,6 mg/liter

Titik didih 145 0C

24

Page 40: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Suhu Pembakaran 480 0C

Daya ledak 1,1 - 8,9 mol %

(Nasution, Syawaluddin 2009) Resin penukar kation asam kuat merupakan resin yang sering

dipergunakan dalam mengambil ion-ion yang bermuatan positif. Pada

operasionalnya resin penukar kation asam kuat ini mempunyai ion hidrogen (R-,

H+), dengan adanya ion H+ yang bermuatan positif maka resin ini sering

dipergunakan untuk mengambil ion-ion yang bermuatan positif (Montgomery,

1985).

Resin penukar kation dapat menyerap thorium, yaitu thorium oksida

(ThO2) ditambah dengan HNO3 sehingga terbentuk [Th(NO3)4] , persamaan

reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

ThO2 + 4HNO3 Th(NO3)4 + 2H20

Pada pembentukan perlu ditentukan banyaknya HNO3 supaya yang

terbentuk cukup banyak sehingga thorium yang terserap juga banyak. Jika yang

ditambahkan terlalu banyak maka larutan mengandung HNO3 bebas dan akan

diserap resin sehingga kapasitas untuk menyerap ion menjadi berkurang. Ion yang

terbentuk stabil. Proses penukaran ion meliputi penyerapan ion-ion tersebut secara

selektif dan kuantitatif oleh resin penukar kation, dengan reaksi sebagai berikut :

4R- Na+ + Th(NO3)4 R-

4Th + 4Na NO3

25

Page 41: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 4. berikut ini merupakan tempat terikatnya ion kedalam struktur

resin amberlite IR 120 Na dimana kedudukan dari ion natrium (Na+) akan ditempati

oleh ion Th(NO3)4.

Gambar 4. Tempat terikatnya ion thorium nitrat dengan resin amberlite IR 120 Na

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertukaran Ion

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pertukaran ion

(Dofner, 1995) adalah :

1. pH

Ada penukar ion penguraian gugus ionogenik tidak peduli pH, ada

pula yang sangat dipengaruhi oleh pH sesuai kekuatan asam basanya.

Gugus OH fenolik atau asam karboksilat tidak terurai pada pH rendah,

maka kapasitas penukarannya baru optimum pada pH larutan alkali dan

pH efektif penukar ion untuk jenis anion basa kuat pada rentang pH 0 – 14.

2. Kecepatan aliran

Kecepatan aliran mempengaruhi proses pertukaran ion. Semakin

cepat debit aliran yang ditetapkan dalam proses pertukaran ion, semakin

sedikit banyaknya ion yang dapat dipertukarkan. Sedangkan semakin

lambat kecepatan aliran yang ditetapkan dalam proses pertukaran ion,

semakin besar banyaknya ion yang dipertukarkan. Hal ini dikarenakan

26

Page 42: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

semakin cepat aliran maka semakin sedikit waktu kontak antara bahan

dengan resin penukar ion.

3. Konsentrasi ion terlarut

Semakin tinggi konsentrasi ion larutan yang akan dipertukarkan,

semakin lambat kecepatan aliran sehingga makin banyak ion yang

dipertukarkan pada reaksi pertukaran ion dan semakin rendah konsentrasi

ion larutan yang akan dipertukarkan, sedikit ion yang dipertukarkan.

4. Tinggi media penukar ion

Semakin tinggi media penukar ion yang terdapat dalam kolom

pertukaran, semakin banyak ion dalam larutan yang akan dipertukarkan.

Hal ini disebabkan semakin tinggi resin yang dipergunakan maka semakin

banyak resin dalam kolom resin.

5. Suhu

Pertukaran ion dipengaruhi suhu, akan tetapi secara praktis

peningkatan suhu tidak cukup untuk menyebabkan pertambahan laju

proses. Operasi suhu tinggi baru bermanfaat bila larutan semula memang

pada suhu tersebut atau bila larutan terlalu kental pada suhu ruang.

6. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan fenomena yang berkaitan erat dengan

permukaan dimana terlibat antara molekul yang bergerak (cairan atau gas)

dengan molekul yang relatif diam yang mempunyai permukaan atau antar

muka (Hermanto, 2006). Adsorbat adalah substansi yang dipindahkan dari

27

Page 43: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

fase cair dipermukaan. Adsorben adalah fase padat dimana akumulasi

penyerapan berlangsung. Adsorpsi ion sangat dipengaruhi oleh sifat dari

adsorben. Ion-ion yang terpolarisasi akan diserap pada permukaan

adsorben yang terdiri dari molekul-molekul atau ion-ion polar. Oleh

karena itu adsorpsi ion tersebut juga adsorpsi polar. Daerah yang

mempunyai suatu muatan tertentu akan menyerap ion-ion yang

berlawanan muatan sedangkan ion-ion yang bermuatan sama tidak

langsung diserap tetapi tinggal diikat ion-ion terserap. Adanya gaya

elektrostatik kemudian membentuk lapisan dobel elektrik dengan ion-ion

yang diserap pada permukaan adsorben. Proses adsorpsi terjadi jika

adsorban dimasukkan ke dalam larutan senyawa, maka pada permukaan

adsorban terjadi kenaikan konsentrasi senyawa secara berangsur-angsur

atau bertahap, sementara itu terjadi pengurangan konsentrasi pada larutan.

Hal ini terus berlangsung sehingga terjadi kesetimbangan antara laju

adsorpsi dan laju desorpsi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi :

1) Sifat fisik dan kimia dari adsorben : luas permukaan, ukuran pori-pori,

komposisi kimia dan sebagainya.

2) Sifat kimia dari adsorbat : ukuran molekul, polaritas molekul, komposisi

kimia dan sebagainya.

3) Sifat dari fase cair : pH, suhu dan sifat-sifat dari fase gas seperti suhu dan

tekanan.

4) Konsentrasi dari adsorbat untuk fase cair.

28

Page 44: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

5) Waktu kontak antara absorbat dengan adsorben.

2.5. Analisis Low Background Counting (LBC)

Alat cacah berlatar sangat rendah sistem alfa/beta (Low background

Counting) adalah alat cacah yang secara khusus dirancang untuk mengukur

contoh yang memiliki aktivitas sangat rendah, yang memancarkan radiasi

alfa/beta atau keduanya. Alat cacah tersebut terdiri atas beberapa rangkaian

elektronik, meliputi alat cacah proposional yang dialiri gas dan komponen-

komponen mekanik lain yang dapat bekerja secara otomatis. Alat cacah ini

menggunakan aliran gas P-10 yaitu campuran 90 % argon dan 10 % metan.

2.5.1. Perangkat alat Low Background Counting (LBC) terdiri dari:

1. High Voltage (HV)

Sumber tegangan tinggi yang dihubungkan dengan detektor yang

menimbulkan medan listrik.

2. Detektor GFP (Gas Flow Proportional)

Berfungsi untuk mendeteksi pulsa suatu unsur dimana partikel

alfa/beta yang dipancarkan oleh radionuklida akan ditangkap oleh

detektor.

3. Penguat awal (PreAmplifier)

Berfungsi dalam menjadi tegangan pada pulsa pendahuluan dan

untuk mengadakan perubahan muatan menjadi tegangan pada pulsa

keluaran detektor.

29

Page 45: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

4. Penguat (Amplifier)

Berfungsi untuk mempertinggi pulsa dan memberi bentuk pulsa.

5. Diskriminator

Berfungsi untuk menyaring apakah suatu pulsa listrik keluaran

amplifier diteruskan ke counter atau tidak.

6. Counter

Berfungsi untuk mencacah (menghitung jumlah) pulsa listrik yang

memasukinya. Selang waktu pencacahan dapat dilakukan secara manual

(start/stop) atau secara otomatis.

7. Unit Pengolahan Data

Berfungsi untuk menggambarkan spektrum energi sinar alfa/beta

dengan keluaran berupa energi, luas area,dan waktu cacahan.

Prinsip kerja alat Low Background Counting (LBC) proses interaksi

partikel alfa/beta dengan detektor adalah ionisasi elektron lepas dari atomnya

ketika menyerap energi radiasi alfa/beta yang melaluinya. Apabila energi partikel

alfa/beta dapat diserap seluruhnya maka akan terbentuk elektron jumlahnya

sebanding dengan energi alfa/beta. Jumlah muatan yang terbentuk tersebut akan

dikumpulkan oleh anode dan katode detektor dan dikonversikan menjadi pulsa

listrik. Tinggi pulsa yang dihasilkan tersebut sebanding dengan jumlah elektron

30

Page 46: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

atau sebanding dengan energi radiasi alfa /beta. Sinyal yang dilepas oleh detektor

akan ditampung oleh preamplifier yang akan melakukan penguatan awal terhadap

sinyal dan kemudian akan terjadi penguatan akhir baru diskriminator untuk

menyaring apakah suatu pulsa listrik keluaran amplifier diteruskan ke counter atau

tidak. Setelah sampai di counter untuk dicacah (menghitung jumlah) pulsa listrik

yang memasukinya. Selang waktu pencacahan dapat dilakukan secara manual

(start/stop) atau secara otomatis menggunakan serta pembentukan sinyal. Personal

Computer (PC) merupakan komputer digital kecil yang digunakan untuk

menyimpan data, menampilkan, dan mengolah hasil cacahan energi radiasi.

Skema dari alat Low Background Counting (LBC). ditampilkan pada

Gambar 5.

PC

Komputer

Counter Diskriminator Amplifier

HV

Preamplifier Detektor. GFP

Printer

Gambar 5. Skema alat Low Background Counting.

Tempat sampel dengan lobang kode sensor diperlihatkan pada Gambar 6.

Lobang tersebut mempunyai bobot nilai tertentu sesuai kedudukan bitnya. Posisi

sensor foto transistor pada LBC LB1500 Tennelec diperlihatkan pada Gambar 7.

31

Page 47: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 6. Tempat sampel dengan lobang kode sensor

Cara kerja gerakan mekanik LBC LB5100 Tennelec sebagai berikut:

1. Tempat sampel disusun sesuai sampel yang diinginkan di sebelah kanan.

2. Gerakan panah 1 untuk membaca nomor sampel seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 7.

3. Tumpukan sampel akan turun ke bawah, karena sampel terbawah bergerak

ke kiri.

4. Gerakan panah 2 dilakukan untuk memasukkan sampel tersebut ke tempat

detektor.

5. Pencacahan sampel tersebut dilakukan.

6. Setelah selesai pencacahan sampel dikeluarkan dengan gerakan panah 3.

7. Setiap gerakan akan mendorong sampel ke arah yang dituju.

8. Langkah 2 diulangi untuk mencacah sampel berikutnya sampai seluruh

sampel terbaca oleh komputer.

32

Page 48: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

9. Seluruh gerakan dan pencacahan dilakukan secara otomatis dalam

refurbishing secara total. Sampel yang telah dicacah akan terdorong ke kiri

dan menumpuk secara teratur di bagian kiri.

10. Jika seluruh sampel telah dicacah, maka sensor akan membaca tepat

sampel END, sehingga seluruh kegiatan telah selesai.

11. Hasil pencacahan dari beberapa sampel tersebut, selanjutnya dapat

disimpan dalam bentuk file. Data file kemudian diolah.

(SUMANTO,J.2009.)

Gambar 7. Posisi sensor foto transitor pada mesin LBC LB1500

33

Page 49: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Nopember 2010. Tempat

penelitian serta laboratorium untuk menganalisis sampel dilaksanakan di

Laboratorium Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN, kawasan

PUSPIPTEK Serpong, Tangerang.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat pencacah alfa

beta latar rendah atau Low Background Counting (LBC) digunakan untuk analisis

thorium.

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah limbah thorium

Pabrik Kaos Lampu, aquades, asam nitrat, dan resin penukar kation, kertas pH

universal, Resin penukar kation yang digunakan dalam percobaan jenis Amberlite

IR 120 Na dari Rohm and Haas France S.A.S.

34

Page 50: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Penentuan Waktu Kontak

Untuk menentukan waktu kontak optimum pada variasi waktu dengan

berat tanah 200 gram/500 ml air. Beberapa botol rolling dipersiapkan dan

masing-masing diisi dengan tanah 200 gram yang mengandung thorium,

kemudian ditambah aquades sebanyak 500 ml, ke dalam masing-masing tabung

rolling, dan dikocok (rolling) dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan

5 jam dengan berat tanah yang sama sebanyak 200 gram/500 ml air. kemudian

dilakukan cara yang sama diatas sampai analisis kandungan thorium dengan alat

Low Background Counting (LBC).

3.3.2. Penentuan Perbandingan Berat Tanah dan Air dalam Pelindihan.

Botol rolling dipersiapkan dan diisi dengan 40 gram/tanah yang

mengandung thorium, kemudian ditambah aquades sebanyak 500 ml, dimasukkan

ke dalam tabung rolling, kemudian dikocok (rolling) selama 4 jam. Percobaan

yang sama dilakukan untuk variasi sampel tanah 40, 80, 120, 180, 200, 240, 280

gram. Setelah pelindihan kemudian sampel disaring untuk diambil filtratnya dan

dianalisis dengan Low Background Counting (LBC). Sebelum analisis filtratnya di

pekatkan dari 500 ml menjadi 5 ml, lalu dimasukkan ke dalam planset. Planset di

sinari menggunakan lampu sampai larutan kering. Thorium kering di analisis

dengan alat Low Background Counting (LBC).

35

Page 51: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

3.3.3. Penentuan Pengaruh pH pada Thorium

Tanah yang mengandung thorium ditimbang seberat 280 gram ke dalam

botol media. Larutan HN03 3,5 ml kemudian dimasukkan kedalam labu ukur dan

aquades sisa nya sampai 500 ml pH=1, larutan ini dan 280 gram tanah yang

mengandung thorium dimasukkan ke dalam botol media kemudian di rolling

selama 4 jam. Larutan disaring lalu filtratnya diambil untuk dipekatkan sampai

seukuran planset kemudian larutan thorium disinari dengan lampu sampai kering,

sampel dianalisis dengan alat Low Background Counting (LBC). Percobaan yang

sama untuk sampel selanjut nya dengan variasi volume asam nitrat dengan

pengenceran dari pH 1 kemudian diambil 0,35 ml pada pH 2, begitu juga

selanjutnya asam nitrat 35 μl pada pH 3, asam nitrat 3,5 μl pada pH 4, asam nitrat

0,35 μl pada pH 5.

Cara perhitungan untuk membuat larutan tersebut adalah:

N1.V1 = N2 .V2

N2 = %.10.BJ/BM

Keterangan: VI = Volume pengenceran

NI = Normalitas Pengenceran

V2 = Volume asam nitrat pekat

% = Kadar asam nitrat pekat (65 %)

BJ = Berat jenis asam nitrat pekat (1.39)

BM = Berat molekul asam nitrat pekat (63)

36

Page 52: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

3.3.4. Penentuan Waktu Kontak pada Penyerapan Larutan Thorium

dengan Resin Penukar Kation.

Larutan hasil pelindihan dari tanah yang mengandung thorium 280

gram/500 ml air waktu kontak 4 jam dan pH 4 merupakan hasil terbaik. Thorium

dari larutan ekstrak diserap dengan resin penukar kation amberlite IR 120 Na.

Larutan ekstrak sebanyak 500 ml ditambah 1 gram resin amberlite IR 120 Na

kemudian dirolling dengan variasi waktu 20, 40, 60, 80 menit. Sebelum dan

setelah rolling larutan dianalisis dengan alat Low Background Counting (LBC).

37

Page 53: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Permasalahan

Penentuan Waktu Kontak

Limbah thorium pelarut

Persiapan Bahan

Penentuan Pengaruh pH pada Pelindihan Thorium

Thorium dengan. Penambahan resin Amberlite IR 120 Na dan Variasi waktu

20, 40,60, 80, (menit)

Mulai

Data hasil percobaaan

Pengolahan data

Analisis & pembahasan

Kesimpulan

Laporan

Rolling

Studi literatur

Penentuan Perbandingan Berat Tanah dan Volume Air dalam Pelindihan.

Gambar 8. Diagram Alir Metodologi Penelitian

(Sumber : Hasil Analisis, 2011)

38

Page 54: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Waktu Kontak

Telah dicoba imobilisasi langsung tanah tercemar thorium dari pabrik kaos

lampu petromaks dengan polimer epoksi dan polimer poliester tak jenuh.

Imobilisasi tanah tercemar thorium lebih baik menggunakan polimer poliester tak

jenuh dari pada polimer epoksi (Jaka, 2010). Namun penggunaan polimer untuk

imobilisasi tanah tercemar akan perlu polimer yang banyak, sehingga dicari

alternatif lain yaitu leaching (pelindihan) thorium dari tanah menggunakan solven.

Solven yang digunakan adalah air dan asam nitrat. Pada umumnya leaching

thorium dapat dipengaruhi antaralain oleh: Temperatur , Besar butir, Waktu

kontak, Tehnik bacth (rolling), Jenis pelarut, Konsentrasi Thorium.

Hasil pengambilan thorium dari tanah dilakukan dengan proses leaching

(pelindihan) yang merupakan ekstraksi padat-cair menggunakan pelarut polar

yaitu air. Tujuan pelindihan di laboratorium untuk mencari komposisi terbaik

yang akan digunakan untuk proses selanjutnya. Hasil pelindihan thorium oleh air

pada berbagai waktu kontak ditampilkan pada Gambar 9 dan 10. Adanya thorium

dinyatakan dengan pengukuran radioaktivitas alfa dan beta.

39

Page 55: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 9. Hubungan waktu kontak tanah terkontaminasi dan air terhadap thorium

terlindih yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dalam pelarut air untuk perbandingan tanah 200 gram/air 500 ml.

Gambar 10. Hubungan waktu kontak tanah terkontaminasi dan air terhadap

thorium terlindih yang dinyatakan dengan aktivitas beta dalam pelarut air untuk perbandingan tanah 200 gram/air 500 ml.

Berdasarkan Gambar 9 dan 10 tampak bahwa dengan bertambahnya waktu

kontak, maka aktivitas alfa dan beta semakin meningkat. Hal ini karena makin

lama waktu kontak tanah terkontaminasi thorium dan air, maka kelarutan thorium

dalam air bertambah. Hubungan waktu kontak tanah terkontaminasi dan air

terhadap thorium terlindih yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta dalam

40

Page 56: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

pelarut air untuk perbandingan tanah 200 gram/air 500 ml, dinyatakan dengan

persamaan :

Untuk aktivitas alfa:

y = 2.527x + 8.061

R² = 0.899

Untuk aktivitas beta:

y = 6.168x + 49.29 + 43.29

R² = 0.981

Dimana y = thorium terlindih dinyatakan aktivitas dan x = waktu (jam).

Waktu kontak tanah terkontaminasi dan air 4 jam merupakan waktu kontak

optimum untuk proses pelindihan thorium. Pada kondisi tersebut, penambahan

waktu kontak tidak memberikan penambahan thorium terlindih yang berarti.

Waktu 4 jam digunakan untuk lama proses pelindihan selanjutnya. Pada waktu 4

jam thorium yang terlindih dinyatakan dengan aktivitas alfa 11,67 Bq dan

aktivitas beta 54,64 Bq.

4.2. Pengaruh berat tanah dan air.

Hasil pengambilan thorium dari tanah dilakukan dengan proses leaching

(pelindihan) dengan variasi berat tanah per 500 ml air selama 4 jam. Hasil

pelindihan thorium yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta ditampilkan

pada Gambar 11 dan 12.

41

Page 57: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 11. Perbandingan berat tanah/500 ml air dengan waktu kontak 4 jam terhadap thorium terlindih yang dinyatakan aktivitas alfa dalam pelarut air

Gambar 12. Perbandingan berat tanah/500 ml air dengan waktu kontak 4 jam terhadap thorium terlindih yang dinyatakan aktivitas beta dalam pelarut air

Dari Gambar 11 dan 12 di atas diperoleh perbandingan hasil pelindihan

terbaik pada tanah/air pada 280 gram tanah/500 ml air. Hubungan berat tanah dan

aktivitas terlindih dinyatakan menggunakan persamaan garis polinomial orde 3

diperoleh persamaan :

Untuk aktivitas alfa:

y = 0.267x – 17.03

42

Page 58: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

R² = 0.900

Untuk aktivitas beta:

y = 0.855x - 41.65

R² = 0.966

Dimana y = thorium terlindih dinyatakan aktivitas dan x = berat tanah.

Pada kondisi tersebut aktivitas alfanya sebesar 59,65 Bq dan betanya 189,2 Bq.

Dalam penelitian ini berat tanah 40 gram/500 ml air merupakan berat tanah yang

paling kecil. Pada berat tanah tersebut didapatkan aktivitas alfa sebesar 0,96 Bq

sedangkan beta 6,18 Bq . Semakin bertambahnya berat tanah/500 ml air maka

thorium yang terserap oleh air juga semakin bertambah, karena bertambahnya

thorium sampai diperoleh kejenuhan larutan.

4.3. Pengaruh pH terhadap pelindihan thorium dari tanah

Hasil pengambilan thorium dari tanah dilakukan dengan proses leaching

(pelindihan) pada berbagai pH atau dengan larutan asam nitrat. Hasil ekstraksi

ditampilkan pada Gambar 13 dan Gambar 14.

Gambar 13. Pengaruh pH terhadap thorium terlindih dinyatakan aktivitas alfa dalam larutan dengan waktu kontak 4 jam dan perbandingan tanah 280 gram/air 500ml.

43

Page 59: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 14. Pengaruh pH terhadap thorium terlindih yang dinyatakan aktivitas beta dalam larutan dengan waktu kontak 4 jam dan perbandingan tanah 280 gram/air 500 ml.

Pada pengamatan laju pelindihan thorium dari tanah dengan air pada

berbagai pH, waktu kontak 4 jam dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta.

Hubungan pH dan thorium terlindih yang dinyatakan dengan aktivitas, diperoleh

persamaan :

Untuk aktivitas alfa:

y = 18.09x + 40.05

R2 = 0.951

Untuk aktivitas beta:

y = 14.32x + 123.4

R² = 0.982

Dimana y = thorium terlindih dinyatakan aktivitas dan x = pH . Dari

Gambar 13 dan 14 terlihat bahwa thorium terlindih mengalami peningkatan

seiring dengan meningkatnya pH, sedangkan pada pH 4 relatif thorium terserap

optimum. Pada penambahan HNO3 diperoleh ekstrak yang bersifat asam. Hal ini

44

Page 60: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

karena penambahan asam nitrat sedikit akan meningkat Th sebagai Th(NO3)2

sehingga thorium yang terlindih besar. Penambahan asam nitrat berikutnya akan

terjadi HNO3 bebas sehingga pH makin kecil, maka thorium yang terlindih makin

kecil pula. Pada ekstraksi tanpa penambahan asam nitrat dan resin amberlite IR

120 Na pH nya adalah 9 dan penyerapan itu ternyata aktivitas alfa = 90,65 Bq dan

beta 137,75 Bq. Rendahnya aktivitas thorium dalam ekstraksi awal tanpa

penambahan asam nitrat dan resin IR 120 Na adalah karena membentuk OH-

(suasana basa), membentuk Th(OH)4, endapan dengan air mengendap tidak

terlindih kedalam air.

4.4. Penentuan Waktu Kontak Penyerapan Thorium Oleh Resin Penukar

Kation.

Dalam penelitian ini akan ditentukan penyerapan thorium oleh resin

penukar kation amberlite IR 120 Na, beserta waktu kontak optimumnya. Dari

pengontakan resin penukar kation amberlite IR 120 Na dengan limbah thorium

diperoleh hubungan waktu kontak dan efisiensi penyerapan thorium yang

ditunjukkan pada Gambar 15 dan Gambar 16.

45

Page 61: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Gambar 15. Hasil penyerapan thorium oleh resin amberlite IR 120 Na terhadap

persen penyerapan thorium yang dinyatakan dengan aktivitas alfa pada berbagai waktu kontak resin dan larutan thorium.

Gambar16. Hasil penyerapan thorium oleh resin amberlite IR 120 Na terhadap

persen penyerapan thorium yang dinyatakan dengan aktivitas beta pada berbagai waktu kontak resin dan larutan thorium.

Pada pengamatan hasil larutan thorium yang diperoleh tanah/air 280

gram/500 ml diserap dengan resin amberlite IR 120 Na dengan berbagai variasi

waktu yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta. Hasil perhitungan dibuat ke

46

Page 62: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

dalam grafik menggunakan persamaan garis polinomial orde 3 diperoleh

persamaan :

Untuk aktivitas alfa:

y = 8E-05x3 - 0.019x2 + 1.515x + 20.11

R² = 1

Untuk aktivitas beta:

y = 0.000x3 - 0.036x2 + 2.316x + 7.9

R² = 1

Dimana thorium terserap dinyatakan % penyerapan dan x = waktu kontak

(menit). Dari Gambar 15 dan Gambar 16 terlihat bahwa waktu kontak yang

optimum adalah 60 menit, karena pada waktu kontak 60 menit, penambahan

waktu yang panjang hanya menambah efisiensi penyerapan yang relatif kecil.

Makin lama waktu kontak, maka thorium yang terserap makin banyak karena

waktu yang diperoleh untuk reaksi cukup. Ini berarti efisiensi penyerapanya

makin besar. Pada waktu kontak 60 menit diperoleh efisiensi pemisah 60,71 %

(dinyatakan dengan aktivitas alfa) dan 57,90 % (dinyatakan dengan aktivitas

beta). Waktu kontak 60 menit dapat dianggap sebagai waktu optimum yang

digunakan sebagai waktu tinggal larutan thorium dalam resin kolom penukar

kation amberlite IR 120 Na pada operasi secara kontinyu (proses alir). Resin

kation termasuk asam kuat ini mempunyai ion hidrogen (R-, H+), dengan adanya

ion H+ yang bermuatan positif. maka resin ini sering dipergunakan untuk

mengambil ion-ion yang bermuatan positif.

47

Page 63: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengambilan thorium dari tanah terkontaminasi thorium dengan air dan

larutan asam, hasil optimum diperoleh pada waktu kontak 4 jam,

perbandingan tanah/air 280 gram/500 ml, pH4.

2. Penyerapan larutan thorium dalam ekstrak yang diperoleh dengan resin

penukar kation amberlite IR 120 Na, diperoleh waktu kontak optimum 60

menit dengan efisiensi pemisahan 60,71% (dinyatakan dengan aktivitas

alfa) dan 57,90 % (dinyatakan dengan aktivitas beta).

48

Page 64: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI Aisyah. 2004. Pengaruh Keasaman Dan Kandungan Limbah Pada Imobilisasi

Limbah TRU Dari Instalasi Radiometalurgi Dengan Polimer, Hasil Penelitian Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif 200., Jakarta: P2PLR

Aisyah, dkk. 2006. Pengolahan Limbah Cair Dari Instalasi Radiometalurgi

secara Penyerapan dan Kondisioning. Prosiding Seminar Nasional Teknologi

Pengelolaan Limbah VII. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat

Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

AISYAH, G, M. 2005. “Pengolahan Limbah Transuranium Dari Instalasi Radiometalurgi Dengan Media Polimer Super Adsorben”, Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah Volume 8 Nomor 1, P2PLR, Serpong.

Alhidayat, G, M. 2007. Radioaktivitas Gross β/γ dan Dosis Radiasi γ serta

Analisis Radionuklida dalam Udara Ambien seputar Ring Road Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Nuklir Nasional

Amini, S. 1992. Ion Exchange and Self Diffusion Phenomena in Zeolite-L and Its

Use for The Fixation of Alpha – Emitling Radioactive Nuclides, PhD Thesis. US Mauckester. UK.

Amiruddin, A. 2005. Kimia Inti dan Radiokimia. Bandung: PPIN-BATAN Akhadi, M. 2003. Pengantar Teknologi Nuklir. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Athiyah, U. 2010. Penyerapan Uranium dengan Pengkompleks Na2CO3

Menggunakan Resin Amberlite IRA-400 Cl dan Imobilisasi dengan Resin Epoksi. 2010. Skripsi Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Bernasconi, G. H, Gerster, H., Hauser, H., Stauble, E. Scheiter. 1995. Teknologi Kimia 2. Jakarta : PT. Pradnya Paramita

Djarot SW. 2006. Intruksi kerja Alat cacah Alfa Beta latar rendah. Serpong:

PTLR

49

Page 65: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Dofner, K dan Hartono, A. J. 1995. Iptek Penukar Ion. Yogyakarta : Andi Offset

Gozan,M. 2006. Absorpsi,leaching dan ekstraksi pada industri kimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Isa, I. 1996. Optimasilisasi Ekstraksi minyak kedelai dengan variasi pelarut dan

ukuran serbuk. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Rachmadetin, J. 2010. Kondisioning Lumpur Thorium Menggunakan Resin Epoksi

dan Poliester, Yogyakarta: Jasakiai Las, T. 1989. Use of Natural Zeolites for Nukleus Waste Treatment, PhD Thesis.

University of Salford, Manchester, UK.

Lucas, Howard J, David P. 1949. Principles and Practice In Organic Chemistry. John Wiley and Sonc, Inc, New york

Nasution, S. 2009. Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak

Sawit Destilat. Tesis. Menggunakan Katalis Amberlite. Medan. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatra Utara

Martono, H. 2007. Karakteristik Penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas dan

Gelas-Limbah. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah Volume 10 Nomor 1. Serpong: PTLR-BATAN

Martono, H, Wati. 2010. Pengaruh Kondisi Penyimpanan dan Air

TanahTerhadap Laju Pelindihan Radionuklida dari Solidifikasi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN.Serpong.

Merck KgaA,Darmstadt, 2002. katalog chemical Reagent, editor by Dr woolfgang

Baden Miyasaki S, et al. 1996. Japan’s Experiences in Fundamental Management of

Radioaktive Wastes. Jakarta: BATAN-JEPIC Montgomery, J. M. 1985. Water Treatment Principles and Design. New York : A.

Wiley Interscinece Publication, Joh Wiley and Sons SALIMIN, Z., SOENTONO, S., GUNANDJAR. 2006. "National Policy and

Current Status of Radioactive Waste Management in Indonesia",

50

Page 66: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Proceedings of the 2nd, Biannual International Workshop on High Level Radioactive Waste Management, August 10-12, Yogyakarta, Indonesia.

SUMANTO,J.2009. Pembacaan Nomor Sample Dalam Refurbishing Alat Low

Background Counter-LBC Tennelec Type LB5100 Series II. Serpong-Tangerang: PTLR-BATAN

Surnardi. 2006. 116 Unsur Kimia. Bandung: CV.Yrama Widya Suratman. Pengukuran Radioaktivitas Beta, PTAPB-BATAN, Yogyakarta, 1997 UNTARA. 2006. “Kajian Keselamatan Penyimpanan Limbah Thorium Dari

Pabrik Kaos Lampu”, Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR. Wati., Gustri N., Mirawati. 2006. Pemadatan Resin Penukar Ion Bekas yang

Mengandung Limbah Cair Transuranium Simulasi dengan Epoksi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086 Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK. Serpong-Tangerang Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN  

Weis, J. 1983. Food Oils and Their Uses. Second Edition, Avi Publishing Company, Inc. Westpart, Connecticut

Yurfida. 2006. Penentuan 90 Sr Dalam Minyak Kelapa sawit. Serpong-Tangerang:

PTKMR BATAN.

51

Page 67: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Lampiran 1. Gambar Alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)

52

Page 68: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Lampiran 2. Skema peluruhan radionuklida deret Thorium-232

α

β-

64 %

36 %

α

β-

β-

α

α

α

α β-

β-

α

232Th (1.41 1010y) 228Th

(1.91 y)

228Ac (6.13 h)

224Ra (3.66 d)

228Ra (5.75 y)

220Rn (55.6 s)

210Po (0.15 s)

212Pb (10.6 h)

212Bi (60.6 min)

206Ti (3.07 min)

212Po (3.05 10-7 s)

α

Keterangan : y = tahun d = hari min = menit s = detik

α

208Pb (stabil)

53

Page 69: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Lampiran 3. Data pengukuran Radioaktivitas Alfa dan Beta

Tabel 3. Hasil Pengukuran Radioaktivitas Alfa dan Beta untuk menyatakan thorium terlindih pada berbagai waktu kontak.

No Perbandingan

tanah/air (gram/ ml)

Variasi Waktu (jam)

Aktivitas Alfa (Bq)

Aktivitas Beta (Bq)

1 200 g/500ml 1 9,89 53,88 2 200 g/500ml 2 12,62 62,88 3 200 g/500ml 3 18,03 68,74 4 200 g/500ml 4 17,67 74,64 5 200 g/500ml 5 20,00 78,84

Tabel 4. Hasil pelidihan thorium dari tanah tercemar yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta pada variasi tanah/500 ml air selama 4 jam.

Thorium terlindih selama 4 jam

No Jumlah tanah/ 500ml

air) Alfa (Bq)

Beta (Bq)

1 40 0,96 6,18 2 80 2,05 13,35 3 120 15,06 63,47 4 160 18,29 80,43 5 200 25,85 128,35 6 240 59,65 185,35 7 280 70,35 189,20

54

Page 70: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Tabel 5. Laju pelindihan thorium dari tanah dengan air pada berbagai pH, waktu kontak 4 jam dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta

No

Jumlah tanah/ 500ml air)

pH

Alfa (Bq)

Beta (Bq)

1 280g /500ml 1 54,25 134,00 2 280g /500ml 2 75,30 156,00 3 280g /500ml 3 99,85 167,70 4 280g /500ml 4 119,85 181,55 5 280g /500ml 5 122,45 192,85 6* 280g /500ml 9 90,65 137,75

* = Sampel awal ekstraksi Tabel 6. Hasil larutan thorium yang diperoleh tanah/air 280 gram/500 ml diserap

dengan resin amberlite IR 120 Na dengan berbagai variasi waktu yang dinyatakan dengan aktivitas alfa dan beta.

No Larutan thorium

(ml)

Resin (gram)

Waktu kontak (menit)

Aktivitas Alfa yang diserap

(Bq)

Aktivitas Beta yang diserap

(Bq) 1 500 1 20 43,50 41,13 2 500 1 40 55,70 54,59 3 500 1 60 60,71 57,90 4 500 1 80 62,53

60,68

55

Page 71: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Lampiran 4. Foto Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian

Limbah Thorium Resin penukar kation amberlite IRA 120 Na

Hot plate (penangas pada suhu tinggi) Hot plate (penanggas pada suhu rendah)

Infra red

56

Page 72: PELINDIHAN THORIUM DARI LIMBAH PABRIK KAOS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3658/1/NEKI... · Skema dari alat pencacah alfa beta latar rendah (LBC)..... Tempat

Mineralogical rollers (alat untuk ekstraksi) Timbangan analitik Timbangan

57