peld untuk meningkatkan daerah saing daerah, menyongsong mea

54
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH, MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Dr. Ir. Sugeng Budiharsono Bolmong Utara, 2 Maret 2015

Upload: sugeng-budiharsono

Post on 19-Jul-2015

330 views

Category:

Economy & Finance


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH,

MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Dr. Ir. Sugeng Budiharsono

Bolmong Utara, 2 Maret 2015

Page 2: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

2

Mengapa PELD Penting? Perekonomian daerah adalah bagian integral dari perekonomian nasional kinerja pereknas ditentukan oleh kinerja perekda.

Dlm kerangka Kebijakan Desentralisasi & Otda, PELD = urusan pilihan daerah

Wilayah Indonesia luas dengan kondisi & potensi unggulan daerah yang beragam

potensi ekonomi lokal akan lebih efektif & efisien jika dikelola oleh Daerah.

Keberagaman dapat menciptakan “mozaik” yang indah bila dikelola dg baik

PELD merupakan kebutuhan/strategi nasional dlm rangka meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional.

PELD menggunakan pendekatan kewilayahan & bottom-up dpt menjadi koreksi atas pendekatan sektoral.

Mayoritas pelaku usahanya adalah UMKM (56.5 juta = 99,9%, pada tahun 2012) yang berbasis sumber daya lokal PEL dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan & kemiskinan, serta meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Page 3: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PEL Penting Bagi Daerah

• Peningkatan kesempatan berusaha. Pengembangan ekonomi lokal dan daerah yang berbasis kepada komoditi unggulan lokal maka akan meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal maupun investor.

• Penyerapan tenaga kerja. Pembangunan ekonomi lokal dan daerah akan memberikan upah yang lebih baik, manfaat, dan peluang untuk maju bagi para pekerja.

• Retensi Bisnis. Bisnis merasa dihargai oleh masyarakat dan, pada gilirannya, lebih masyarakat akan cenderung untuk tinggal di daerah tersebut, dan akan memberikan memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah tersebut.

• Diversifikasi Ekonomi. Basis ekonomi yang beragam akan membantu memperluas pengembangan ekonomi lokal dan mengurangi kerentanan masyarakat untuk satu bidang usaha.

• Swasembada. Basis ekonomi yang lebih kuat berarti pelayanan publik tidak terlalu bergantung kepada pengaruh antar pemerintah dan aliansi, yang dapat berubah kebijakannya pada setiap pemilihan kepala daerah.

Page 4: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PEL Penting Bagi Daerah (lanjutan)

• Peningkatan Basis Pajak dari Dunia Usaha dan Masyarakat. Peningkatan kesempatan berusaha dan bekerja akan meningkatakn pendapatan masyarakat dan dunia usaha yang disebabkan oleh pembangunan ekonomi, peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur lokal, seperti jalan, energy, pendidikan dan kesehatan.

• Peningkatan Kualitas Hidup. Peningkatan basis pajak yang lebih lanjut akan meningkatkan pajak lokal dan peningkatan kesempatan bekerja akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh masyarakat, termasuk standar kualitas hidup masyarakat.

• Pengakuan Produk Lokal. Pembangunan ekonomi lokal yang sukses sering terjadi ketika barang yang diproduksi secara lokal dikonsumsi di pasar lokal, nasional maupun internasional.

• Peningkatan Daya Saing. Pengembangan ekonomi lokal dengan fokus pengembangan komoditi unggulan daerah dalam bentuk klaster dapat meningkatkan daya saing daerah dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015.

Page 5: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

APAKAH MEA?

• Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan mulai berlaku pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas.

• Konsekuensinya kita bersaing dengan produk barang dan jasa dari negara-negara ASEAN di negara kita sendiri maupun di pasar negara-negara ASEAN lainnya.

• Kata kuncinya adalah: DAYA SAING

Page 6: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

DAYA SAING Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that

determine the level of productivity of a country (Schwab and Porter, 2007)

Pendefinisian daya saing tergantung dimana lokasi daya saing tersebut didefinisikan, apakah di aras mikro (perusahaan) atau di aras makro (nasional).

Diantara kedua konsep daya saing tersebut, muncul konsep daya saing daerah, yang mendapatkan perhatian yang besar pada beberapa tahun terakhir, hal ini disebabkan karena daerah merupakan kunci dalam organisasi dan tata kelola pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan.

Meyer-Stamer (2003), daya saing daerah didefinisikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan yang tinggi dan penghidupan masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut pada standar kehidupan yang tinggi. Sedangkan Huggins (2003) menyatakan bahwa daya saing daerah yang sejati hanya terjadi ketika pertumbuhan berkelanjutan dicapai pada tingkat tenaga kerja yang meningkatkan standar kehidupan.

Page 7: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PELD Berkelanjutan

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja Wilayah Kesenjangan antar wilayah

PDRB

Produktivitas Tenaga kerja

Laju penyerapan tenaga kerja

Penelitian dan

Pengembangan Teknologi

Infrastruktur dan modal manusia

Investasi UMKM Kelembagaan

dan modal sosial

Struktur Ekonomi

Struktur Sosial

Kegiatan Inovatif

Pusat Pengambilan

Keputusan

Aksesibilitas wilayah

Ketrampilan angkatan kerja

Lingkungan Identitas Wilayah

Tujuan dan Sasaran

Kategori Dasar

Faktor Pembangunan

Penentu Keberha-silan

Sumber daya alam

Modifikasi Konsep Daya Saing Daerah “Imre Lengyel”

Page 8: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

TOPI DAYA SAING

DAERAH REGIONAL TRANSFERS

NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR

NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR

Jumlah Upah Jumlah Keuntungan

Pasar Lokal Pasar Ekspor

Perusahaan A

Perusahaan B

Sektor x

Sektor y

Sektor z

Input Wilayah • Komposisi sektoral • Spesialisasi • Distribusi Perusahaan • Kepemilikan (FDI)

Output Wilayah • Produktifitas wilayah • Unit labour cost • Keuntungan • Market shares

Outcome Wilayah PDRB/Tenaga Kerja Jumlah orang yang bekerja

Modal

Tenaga Kerja Lahan

Infrastruktur dasar dan Aksesibilitas

Lingkungan Kualitas tempat

Sumber Daya Manusia

Lingkungan Produktif Kelembagaan

Teknologi

Keinovasian

Kewirausahaan

Internasionalisasi

Modal sosial

Insfrastruktur pengetahuan Penduduk dan

migrasi

Budaya

Page 9: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH

Keterampilan Perusahaan

Inovasi/Kreatifitas Persaingan

Investasi H. M. Treasury. 2004

Masuknya perusahaan baru akan meningkatkan persaingan

Meningkatnya pesaingan akan memberikan insentif untuk investasi usaha

Investasi modal fisik akan meningkatkan kapasitas inovasi perusahaan

Keterampilan akan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi baru

Peningkatan persaingan mendorong persaingan

Ketrampilan manajemen akan meningkatkan kewirausahaan dan keunggulan bisnis. Perusahaan baru akan meningkatkan permintaan terhadap keterampilan

Page 10: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PERBEDAAN KREATIFITAS DAN INOVASI

No Kreatifitas Inovasi

1. Intuitif/Imaginatif Rasional, percobaan,

2. Individualistik Kolektif

3. Lebih berhubungan dengan estitika dan bakat (talenta)

Lebih berkaitan dengan penciptaan/penemuan

4. Alat untuk inovasi/disruptive Sering berasosiasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Susah mengukurnya (copyright) Mudah mengukurnya (paten, kerja yang terpublikasi)

Assimilated to progress

6, Lebih spontan Metode, spesifikasi dan proses, evaluasi

7. Ekspresi dari nilai-nilai dan human spirit

Page 11: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

TAHAPAN PEL

• Pembentukan Forum Stakeholder (3 – 6 bulan) dan Penguatan forum (sejak dibentuk sampai 5 tahun)

• Analisis Komoditi Unggulan dan Kawasan (6 bulan)

• Penyusunan Rencana dan Anggaran (6 bulan)

• Pelaksanaan PEL dilakukan secara terus menerus sampai berhasil dengan fasilitasi PEMDA.

• Monitoring dan Evaluasi (berkala dan terus menerus)

Page 12: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

TAHAP 1

TAHAP 2

Analisis Stakeholder

Penguatan Forum PED

Analisis Pengembangan Wilayah

Analisis RALED

RTRW Kab/Kota

RPJMD/ RENSTRA

Rencana Induk

Rencana Bisnis

Rencana Aksi

RKP/RKPD

Organisasi Masyarakat

Madani DONOR

Pelaksanaan Pengembangan Klaster dan Region Branding

Dunia Usaha

APBN/APBD

Monitoring dan Evaluasi

TAHAP 3

TAHAP 4

TAHAP 5

Analisis Pengembangan

Komoditi Unggulan

Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analisis)

Page 13: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

MEMBANGUN KOMITMEN • PELD adalah proses multistakeholder, sehingga merupakan

proses yang melibatkan stakeholder kunci, terutama dunia usaha dan pemerintah daerah, dalam seluruh tahapan PELD.

• Adanya komitmen yang kuat dari Bupati/Walikota dalam PELD, yang diimplementasikan terutama dengan adanya program/kegiatan serta anggarannya setiap tahunnya dalam rentang waktu yang lama.

• Strong leadership (khususnya dari Bupati/Walikota amat diperlukan dalam membangunan komitmen. Aplikasinya adalah tersediannya anggaran untuk PELD dari seluruh SKPD yang terlibat.

• Membangun komitmen antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, organisasi masyarakat madani yang kuat dalam PELD.

• Dapat dibentuk atau meningkatkan kinerja Forum yang sudah ada di aras kabupaten seperti FEDEP = Forum for Economic Development and Employment Promotion yang ada di Jawa Tengah.

• Asosiasi berfungsi untuk melakukan quality control.

Page 14: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Pembentukan dan Penguatan Forum Stakeholder

• Tahap Pembentukan dan Penguatan Stakeholder terdiri dari kegiatan: identifikasi stakeholder, Pembentukan dan Penguatan Forum Stakeholder.

• Identifikasi stakeholder dilakukan dengan menggunakan analisis stakeholder sehingga akan diperoleh stakeholder kunci dan juga local champion yang akan terlibat dalam Forum Stakeholder. Local champion sangat diperlukan agar forum stakeholder tersebut dapat berjalan dengan baik.

• Setelah diketahui stakeholder kunci yang terlibat dalam PELD, Bappeda setempat menginisiasi pembentukan Forum Stakeholder.

• Forum stakeholder PELD sebaiknya sebagian besar berasal dari dunia usaha dan sisanya berasal dari pemerintahan daerah (eksekutif dan legislatif), akademisi dan LSM.

• Perlu pendampingan dalam proses pembentukan maupun penguatan Forum Stakeholder.

Page 15: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

ANALISIS KOMODITI UNGGULAN DAN KAWASAN

• Analisis komoditi unggulan dengan Location Quotient (LQ) atau Revealed Comparative Advantage (RCA).

• Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada.

• Berorientasi kepada permintaan jangka pendek dan jangka panjang.

• Bukan hanya untuk pasar lokal, regional, tetapi juga untuk pasar internasional.

• Komoditi unggulan yang dipilih harus diintegrasikan dengan sektor lainnya. Pengembangan komoditi unggulan di Kota Depok jangan hanya satu komoditi saja (single commodity development), namun harus diintegrasikan dengan sektor lainnya misalnya minawisata.

• Untuk mengetahui kondisi komoditi unggulan dari hulu ke hilir menggunakan Analisis Value Chain (VCA).

• Untuk mengetahui kondisi PELD dan faktor pengungkit digunakan Analisis RALED (Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development).

• Analisis Pengembangan Wilayah dengan menggunakan analisis Sosiogram, Skalogram dan Sistem Informasi Geografi (SIG)

Page 16: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN

• Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan rencana PELD dan pengintegrasian rencana tersebut ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Dasar penyusunan rencana dan anggaran berdasarkan hasil analisis Pengembangan Wilayah, VCA dan Analisis RALED

• Rencana yang akan disusun meliputi: (1) Rencana Induk, (2) Rencana Bisnis dan (3) Rencana Aksi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan RTRW Kabupaten serta RPJMD dan Renstra SKPD. Penyusunan rencana dilakukan secara partisipatif.

• Pengintegrasian rencana ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah, agar pengembangan kluster industri kreatif ini berkelanjutan.

Page 17: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

BAGAIMANA AGAR PROGRAM DIDANAI OLEH STAKEHOLDER LAINNYA?

• Pada waktu menyusun rencana induk dan khususnya rencana tindak dan rencana anggaran perlu dibuat program financial matrix.

• Dalam program financial matrix ini sudah dijelaskan tentang program dan kegiatan, volume dan lokasi kegiatan, biaya/anggaran kegiatan dan penanggungjawab kegiatan, baik dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, kementerian/lembaga, donor maupun masyarakat madani.

• Program financial matrix inilah yang akan dijual kepada stakeholder tersebut. Dalam penyusunan program financial matriks harus mengundang seluruh stakeholder kunci tersebut, dan yang diundang adalah orang yang mempunyai otoritas dalam alokasi anggaran organisasi yang diwakilinya.

• Dalam program financial matrix yang dimuat bukan hanya sekadar rencana dan anggarannya tetapi sudah merupakan komitmen dari organisasi tersebut.

• Setiap kegiatan dibuat TOR singkat, dan kemudian dipromosikan kepada organisasi/lembaga yang tercantum dalam program financial matrix. Diperlukan peran aktif dari seluruh organisasi pemerintahan yang ada untuk ‘menjemput bola’ kepada organisasi-organisasi tersebut. Kepada SKPD yang memperoleh dana dari stakeholder pemberi dana, misalnya diberikan insentif.

Page 18: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

SKEMA PROGRAM FINANCIAL MATRIX

PEMDA KAB

KEMENTERIAN/ LEMBAGA

Program Financial Matrix

Donors

BUMN

DUNIA USAHA

Kontraktor Kelompok Sasaran

PEMERINTAH PROVINSI

BAPPEDA SKPD

lainnya

Page 19: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Pengembangan Komoditi Unggulan melalui Klaster

• Klaster merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling berhubungan pada sektor tertentu (A cluster is a geographically proximate group of interconnected companies and association institution in particular field, linked by communalities and complementarities, Porter, 1998). Klaster diharapkan dapat menghilangkan kendala-kendala dan inefisiensi untuk meningkatkan produktivitas.

Jenis Klaster: New cluster. The new cluster grows primarily on the

initiation or intervention of the government policy.

Mature cluster or Natural Cluster. Mature clusters are often associated with the traditional industrial centers which have been known as a center of industry.

Page 20: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PROSES PENGEMBANGAN KLASTER BARU

• Sosialisasi klaster, mulai dari batasan klaster, kelembagaan klaster hingga strategi pengembangan klaster. Hal ini diperlukan agar terjadi kesepahaman mengenai klaster diantara pelaku usaha, instansi pembina klaster dan lembaga-lembaga penunjang kegiatan klaster sehingga baik usulan jenis produk unggulan/sentra dan program pembinaan dapat tepat sasaran

• Mengidentifikasi berbagai produk unggulan daerah/sentra yang akan berpotensi untuk dikembangkan melalui pendekatan klaster

• Melakukan survey ke lapangan untuk kepentingan validasi dan pengumpulan data yang berhubungan kriteria produk unggulan yang dapat dikembangkan melalui pendekatan klaster; seperti prospek pasar, jumlah pengusaha, ketersediaan bahan baku, keterkaitan dengan usaha lain

• Evaluasi secara obyektif untuk menentukan kelayakan produk unggulan daerah/sentra yang diusulkan berdasarkan hasil survey

• Menetapkan produk unggulan daerah/sentra yang dapat dikembangkan berbasis klaster.

• Membentuk manajemen klaster, dengan terlebih dahulu mencari local champion yang merupakan penggerak klaster.

• Menyusun AD/ART klaster oleh manajemen klaster • Menyusun rencana bisnis oleh manajemen klaster • Pelaksanaan dan pembinaan klaster • Pengembangan klaster dapat dilkukan dengan dengan cara jejaring klaster

seperti di Klaster Borobudur Jawa Tengah.

Page 21: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Pengembangan Klaster Wisata Borobudur

Tilik Ndeso

Hotel

Restauran

Pertanian

Wisata Alam

Gerabah

Toko Souvenir

Penampilan Seni Budaya

Page 22: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

SUBSTANSI PELAKSANAAN PEL

• Mengubah mind set masyarakat. • Pengembangan dan peningkatan produktifitas produk

dari hulu ke hilir (produksi, pasca panen, industri pengolahan, pemasaran) dan sektor pendukungnya seduai dengan value chain development.

• Pengembangan/inovasi teknologi produksi • Pengintegrasian produk komoditi unggulan dengan

sektor lainnya (misalnya dengan sektor wisata) • Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia • Penguatan kapasitas kelembagaan: KUB, Koperasi,

Forum Stakeholder dan kerjasama antar daerah • Penguatan branding, baik product branding maupun

region branding. • Pendampingan baik di tingkat pemerintah daerah

maupun di aras masyarakat.

Page 23: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

MENGUBAH MINDSET

• Pemerintah dan masyarakat harus menyadari bahwa PELD bukan “proyek” dari pemerintah namun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi saja. Juga agar tercipta region branding yang baik harus merubah pola pikir (mindset) masyarakat berkelas internasional. Dan secara sadar harus memperbaiki mindset tersebut.

• Sebenarnya untuk merubah mindset tersebut tidak susah karena mindset masyarakat berkelas internasional sesungguhnya merupakan dasar dari masyarakat yang ISLAMI, karena sebagian besar penduduk di daerah ini adalah muslim.

• Perubahan mindset terutama dalam hal: kedisiplinan, kebersihan, moral yang baik (tidak korupsi), keamanan, kesopansantunan, keramahtamahan, dll.

• Perlu merubah mindset stakeholder daerah bahwa PEL merupakan milik dan merupakan kebutuhan bagi daerah.

Page 24: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PENGEMBANGAN SDM DAN KELEMBAGAAN

• Pengembangan SDM baik melalui pendidikan formal dan informal seyogyanya disesuaikan dengan PEL pada masa kini dan mendatang.

• Penguatan kapasitas kelembagaan: KUB, Koperasi, Forum Stakeholder dan kerjasama antar daerah

• Revitalisai BDS, koperasi dan asosiasi yang dapat mendukung pengembangan ekonomi lokal. Peran asosiasi/koperasi dapat menjadi quality control, dll.

• Perlunya revitalisasi KADIN/KADINDA yang dapat mendukung pengembangan ekonomi lokal.

Page 25: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

• Perlunya pembangunan infrastruktur fisik, seperti infrastruktur transportasi, energi, telekomunikasi, intenet dan air baku agar dapat mencukupi untuk PELD. Prasarana transportasi dan energi, merupakan hal yang sangat kritis saat ini bagi Indonesia.

• Pengelolaan infrastruktur fisik yang baik sangat diperlukan agar infrastruktur yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dengan masa pakai yang lama.

• Infrastruktur lunak: menghilangkan kebijakan yang menghambat PELD dan membuat kebijakan yang mendukung PELD.

Page 26: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR (lanjutan)

• Membangun lembaga pendidikan dan penelitian dan pengembangan – Membangun lembaga pendidikan baik di tingkat menengah

maupun tinggi (politeknik dan akademi) oleh pemerintah pusat dan daerah dalam bidang teknologi yang pada setiap daerah yang disesuaikan dengan PEL yang dikembangkan. Sehingga kreatifitas tidak hanya mengandalkan individu tapi juga pemerintah berperan dalam mengembangkan inovasi. Apabila PEL sudah berkembang, maka dunia usaha akan mengambil alih dalam mengembangkan inovasi.

– Membangun lembaga penelitian khususnya oleh pemerintah pusat dan daerah yang disesuaikan dengan PEL yang dikembangkan. Kalau tidak memungkinkan membangun kerjasama antara Pemerintah Daerah – Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Dunia Usaha dalam bentuk Triple Helix of Innovation untuk menhasilkan inovasi baru bagi pengembangan produk unggulan.

– Di Tianjin China atau Potsdam, Jerman, kota setingkat kabupaten ini mempunyai lebih dari 20 lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mendukung PEL yang dikembangkan.

– Memberikan insentif yang baik bagi peneliti dan lembaga penelitian yang mempunyai kemampuan inovatif.

Page 27: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

TRIPLE HELIX INNOVATION Inovasi, Daya Saing dan Pembangunan Wilayah

Inovasi dan Kewirausahaan

Pembangunan Wilayah dan Daya Saing

AKADEMIA

DUNIA USAHA

PEMERINTAH

Kunci Produksi Kunci Penyetabil

Interaksi

Kunci Pengetahuan

Pengajaran dan Pelatihan Riset dan Pengembangan

Farinha dan Fereira

Page 28: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

MEMBANGUN REGION BRANDING

• Pemasalahan: Globalisasi menyebabkan produk barang dan jasa yang ditawarkan relatif sama dalam desain, kualitas, harga dsb. Oleh karena itu perlu sesuatu yang unik dan berbeda.

• Definisi National/Region Branding: Establishment of an image (internally and externally) for a country/local based on positive and relevant values and perceptions

• Pelaku utama: Pembuat Strategi dan Dunia Usaha • Kenapa Region Branding? Pada negara yang luas

seperti Indoneia, daerah tidak perlu tergantung dengan kondisi nasional.

Page 29: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

MEREK BUKAN HANYA UNTUK PRODUK TAPI JUGA UNTUK WILAYAH

• Kalau kita diminta memilih bunga Tulip, mana yang akan dipilih yang dari Belanda atau dari negara lainnya?

• Mana yang akan kita pilih antara nori dari Jepang atau Thailand?

• Seandainya kita bukan orang Indonesia, mana yang akan dipilih makanan (yang bahannya ikan) dari Indonesia atau Thailand?

• Merek/Citra tentang suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap preferensi orang untuk memilih/membeli suatu produk, yang disebut REGION BRAND.

• Region brand sangat mempengaruhi daya saing produk dan daya saing daerah.

Page 30: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

COMPARISON BETWEEN REGION AND PRODUCT BRAND

Ying Fan (2006)

Aspect Region Brand Product Brand

Offer Nothing on offer A product or service on offer

Attribute Difficult to define Well defined

Benefits Purely emotional Functional and emotional

Image Complicated, various, vague Simple, clear

Association Secondary, numerous and diverse

Primary and secondary, relatively fewer and more specific

Purpose To promote national/regional image

To help sales and develop relationship

Ownership Unclear, multistakeholders Sole owner

Audience Diverse, hard to define Targeted segment

Page 31: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

BAGAIMANA CARANYA MEMPERKUAT REGION BRANDING?

• Siapakah yang terlibat:Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, aparat keamanan, Artis, Media, Olah Raga, Pendidikan, LSM dan Konsultan.

• Siapakah yang menjadi audiens atau target? Cari bagaimana citra kota baik menurut orang di dalam dan luar negeri.

• Cari kekuatan dan kelemahan daerah • Keseluruhan program harus berdasarkan sesuatu yang

positif dan relevan, jangan sebaliknya. • Seluruh kegiatan harus dikoordinasikan untuk ekspor,

investasi dan pariwisata. • Mengelola pesan-pesan dari audiens baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang. • Program pembuatan region branding ini bisa berlangsung

lama lebih dari 20 tahun.

Page 32: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MEMPERKUAT REGION BRANDING?

• Meningkatkan kualitas produk: pemilihan input, proses dan produk yang sesuai dengan standard internasional.

• Peningkatan clean government dan good governance, menjamin keamanan berusaha, peningkatan kualitas perizinan dan pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas iklim berusaha.

• Meningkatkan citra daerah dan akan meningkatkan daya saing daerah dan produknya.

Page 33: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

LEADERSHIP

GOVERNANCE

INVESTMENT EXPORT OF

LEADING SECTOR

CULTURAL AND

HERITAGE

PEOPLE REGION BRANDING

THE HEXAGON OF REGION BRAND*)

*) Sugeng Budiharsono (2010)

Page 34: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Proses Pembentukan Nation/Region Branding

Mengkaji Citra/Persepsi Kiwari

Membentuk Kelompok Kerja

Mengidentifikasi Daya Saing Wilayah

Mengidentifikasi Kelompok Sasaran

Menentukan Pesan Utama dan Identitas Bangsa/Wilayah

Mengkaji Kesiapan

Mengukur Kemajuan

Page 35: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Manfaat Region Branding Bagian Promosi Daerah

• Memberikan fokus strategis yang lebih besar berdasarkan memenuhi kebutuhan , keinginan dan keinginan khalayak kunci .

• Memupuk pendekatan terpadu dan koperasi untuk membangun reputasi kota dan menciptakan iklim usaha yang makmur dalam kota.

• Menyediakan kerangka kerja pengambilan keputusan untuk membangun sebuah identitas yang konsisten yang kuat untuk kota di pasar utama dan menghindari pesan bertentangan dan berubah dan gambar .

• Hasil dalam pengembalian yang lebih tinggi atas investasi ( ROI ) dari investasi pemasaran .

• Menangkap kekuatan dan kepribadian tempat dalam cara yang memungkinkan semua pemangku kepentingan untuk menggunakan pesan yang konsisten dan menarik yang serupa .

• Menyediakan payung pemersatu untuk menciptakan produk dan pengembangan bisnis peluang bisnis kota.

Page 36: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Manfaat untuk Kelompok Sasaran

• Memberikan ketenangan pikiran dengan meningkatkan kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian dalam perencanaan mereka.

• Menetapkan perbedaan titik yang jelas, berharga, dan berkelanjutan dalam benak pelanggan

• Menghemat waktu dan usaha dalam memutuskan .

• Mencerminkan sesuatu yang baik kepada pelanggan yang berkaitan dengan wilayah tersebut.

• Menyentuh kebutuhan dan keinginan mereka .

• Memberikan nilai tambah dan manfaat yang dirasakan.

Page 37: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Manfaat untuk Masyarakat Secara Keseluruhan

• Menciptakan fokus pemersatu untuk membantu semua masyarakat, swasta, dan organisasi nir-laba yang bergantung pada reputasi dan citra wilayah untuk semua atau bagian dari mata pencaharian mereka.

• Menghasilkan peningkatan penghormatan dan pengakuan dikaitkan dengan wilayah yang bersangkutan sebagai warga dan pengusaha.

• Mengoreksi hal-hal yang tidak akurat atau persepsi yang tidak seimbang.

• Meningkatkan pendapatan stakeholder, margin keuntungan, dan pajak.

• Meningkatkan kemampuan untuk menarik, merekrut, dan mempertahankan orang-orang berbakat.

• Meningkatkan kebanggaan warga dan advokasi . • Memperluas ukuran " kue " bagi para untuk

mendapatkan bagian yang lebih besar

Page 38: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

11 Mitos tentang Region Branding 1. Kami telah mempunyai logo 2. Dan kami telah memiliki tagline 3. Kami akan membuat brand kami siang ini 4. Lebih banyak riset lebih baik 5. Kami tidak perlu persetujuan para pengambil

kebijakan 6. Kami tidak memerlukan konsultasi publik 7. Kami tidak mampu melakukannya 8. Kami dapat mengerjakannya sendiri 9. Contoh iklan merupakan cara terbaik memilih tim

perencanaan 10. Branding hanya melibatkan bagian pemasaran 11. Hanya anggaran yang besar yang dapat membangun

brand

Page 39: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

5 CARA UNTUK MEMBUAT REGION BRANDING SUKSES

• Jadilah Berbeda dari Pesaing yang ada • Katakan yang Sebenarnya • Stakeholder agar bersemangat tentang apa yang terjadi • Menunjuk Duta Daerah

– Duta daerah sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya untuk para klien daerah tersebut

– Duta daerah dapat menjalin networking – Duta daerah sebaiknya seseorang yang dikenal secara positif dan

memiliki kemauan ataupun kesamaan dengan daerah tsb.

• Peluncuran Region Branding adalah awal bukan akhir – Peluncuran logo ataupun tag line bukanlah akhir re-branding

daerah tetapi merupakan awal kerja keras, agar merek daerah dapat dikenal.

– Dalam pendekatan tradisional PELD region branding seringkali dilihat sebagai pembuatan desain grafis dari logo dlsb, dan jarang dilihat sebagai cara berperilaku atau cara untuk mencapai cita-cita dari daerah tersebut.

Page 40: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Contoh-contoh Region Branding di Indonesia

Page 41: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Page 42: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Page 43: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Page 44: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Page 45: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

CONTOH PROSES REGION BRANDING DI SOLO

Situation Analisis

Public Private Dialog Input from marketing expert FGD Training Task force stablishment

Positioning

Tagline competition

Limited bidding for logo design

The selection of an advertising agency

Capacity building and briefing for local agencies

Creative activity

Assessment by the Jury

Tagline

Interview with multi actors

Responses from 85 stakeholders

Launching logo and tagline

First Draft

Page 46: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Penerapan Region Brand di Solo

Page 47: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

PROMOSI

• Promosi amat penting dilakukan dengan berbagai cara baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jangan merasa puas dengan kondisi yang telah dicapai saat ini.

• Promosi melibatkan seluruh stakeholder kunci terutama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

• Cara promosi: internet, eksebisi, pameran, festival, dll.

• Pemerintah kota menyiapkan materi promosi dalam bentuk multi media, booklet, kelompok tari, barang-barang yang akan dipromosikan, dll

Page 48: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA

• Kerjasama dengan BUMN dan Dunia Usaha dalam rangka PKBL ataupun CSR dari BUMN atau dunia usaha tersebut.

• Biro Perjalanan (mis ASITA): agar daerah ini dimasukkan dalam bagian promosi maupun daerah tujuan wisata.

• Asosiasi Hotel dan Restoran (mis PHRI), agar booklet/leaflet dan program kunjungan ke di daerah ini ada pada setiap hotel anggota PHRI.

• Maskapai Penerbangan: agar bahan-bahan promosi di daerah ini ada di pesawat atau bahkan diputar dalam pesawat.

• Asosiasi pengelola pariwisata, agar daerah ini dipromosikan dalam event-event yang mereka adakan.

Page 49: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

KERJASAMA ANTAR PEMERINTAH

• Pemerintah Pusat – Kemendikbud, Kemendag, Kemenparekontif,

Kemenkop dan UKM dan BKPM: Agar minta dipromosikan dalam event promosi pariwisata, perdagangan dan investasi di luar negeri

• Pemerintah Provinsi Meminta dukungan dari pemerintah provinsi agar

pemerintah pusat mau membangun infrastruktur yang diperlukan, dan turut mempromosikan kabupaten/kota di dalam dan luar negeri dalam berbagai event promosi.

• Kerjasama Antar Pemerintah Kota/Kabupaten • Kerjasama Antar klaster • Sister City: melakukan kerjasama khususnya dengan

kota-kota di luar negeri yang secara potensial akan berinvestasi atau menyumbang wisatawan.

Page 50: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

KERJASAMA DENGAN DONOR

• Banyak sekali donor yang dapat memberikan dana hibah (grant), namun seringkali daerah tidak memperoleh informasi yang akurat. Banyak donor yang tertarik untuk dapat memberikan dana hibah asal program yang dibuat pemerintah daerah sangat menarik.

• Pemerintah daerah jangan mau didikte oleh donor (donor driven). Biasanya donor mendikte pemerintah apabila posisi tawar pemerintah lemah, salah satunya adalah bahwa pemerintah tidak punya konsep yang jelas.

• Dengan adanya rencana induk dan rencana aksi, khususnya program financial matrix, maka kita dapat menawarkannya kepada donor dengan posisi tawar yang lebih baik.

• Sebaiknya pemerintah daerah bekerjasama dengan Bappenas, apabila ingin didanai oleh donor.

Page 51: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

FASILITASI

• Adanya konsistensi dan komitmen dari pemerintah daerah dalam memfasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah selama jangka waktu yang relative lama (minimal 10 tahun), bandingkan di Eropa fasilitasi dilakukan selam 22 tahun. (Fasilitasi bisa dilakukan bersama dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan donors)

• Pemberian fasilitasi baik regulasi, lahan, keuangan, pendampingan teknis dilakukan oleh pemerintah daerah secara berkelanjutan sampai daerah yang dibangun berhasil.

• Agar PELD berjalan dengan baik diperlukan pendampingan di aras kabupaten/kota maupun aras masyarakat.

Page 52: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

MONITORING DAN EVALUASI

• Monitoring dan evaluasi (Monev) dilakukan secara berkala. Monitoring dilakukan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir tahun.

• Monev dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan stakeholder kunci.

• Tindak lanjut dari monev amat penting sebagai bagian perbaikan pelaksanaan pada masa mendatang.

Page 53: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

TERIMA KASIH

Page 54: Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA

Biodata Singkat Pemateri 1. Nama : Dr. Ir. Sugeng Budiharsono

2. Tempat Tgl Lahir : Cirebon, 13 Juli 1960

3. Pendidikan : Sarjana Pertanian, IPB, 1983

Doktor Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB, 1995

Short course on Local Economic Development, ITC ILO, Turin, Italia, 2009

Short course on Local governance and rural development, Wageningen University and Research, CDI, The Netherlands, 2010

Short course on Market Access for Sustainable Development, Wageningen University and Research, CDI, The Netherlands, 2013

4. Riwayat Pekerjaan Pekerjaan

: Ketua Tim Ahli Pengembangan Ekonomi Lokal, Dit Perkotaan dan Perdesaan, BAPPENAS, 2006 – sekarang

Dosen pasca sarjana Universitas Indonesia, 2006 – sekarang

Dosen pasca sarjana Institut Pertanian Bogor, 2001 – sekarang

Pengajar pada International short course on Local Economic Development, conducted by Wageningen University and Research CDI, The Netherlands, in Johannesburg South Africa, September 2014.

Staf Ahli pada Sekretariat Jenderal DPD RI, 2007-2013