pelayanan rumah sakit

17
profil RS Pelamonia PROFIL RUMAH SAKIT TK.II PELAMONIA Rumah Sakit Tk.II Pelamonia merupakan Rumah Sakit TNI- AD yang merupakan unsur pelaksana Kesehatan Angkatan Darat, dengan tipe / tingkat II di lingkungan TNI-AD. Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai badan pelaksana di bidang kesehatan di lingkungan Kodam VII/Wrb mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, PNS beserta keluarganya yang berhak di jajaran Kodam VII/Wrb. Selain itu Rumkit Tk.II Pelamonia juga menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap penderita umum dengan memanfaatkan kapasitas lebih yang dimiliki untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum yang ada di sekitar Makassar dan Sulawasi selatan pada umumnya. Selain Rumah Sakit Pelamonia juga sebagai pusat rujukan bagi penderita dari Kawasan Timur Indonesia, diharapkan memilki kemampuan pelayanan teknis lengkap dan memadai. Untuk perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih baik, perlu dilakukan kegiatan yang terarah sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan Kesehatan Kodam VII/Wrb baik menyangkut pembinaan fungsi organik maupun fungsi tehnis. 2. Sejarah Singkat. Rumah Sakit Tk.II Pelamonia dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1950 Militaire Hospital diserahkan pada TNI-AD dan diubah namanya menjadi Rumah Sakit Tentara Teritorium VII. Pada tanggal 1 Juni 1957 dengan berubahnya TT VII

Upload: suprapto-chip

Post on 19-Dec-2015

152 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

pelayanan

TRANSCRIPT

profil RS Pelamonia

PROFIL RUMAH SAKIT TK.II PELAMONIA

Rumah Sakit Tk.II Pelamonia merupakan Rumah Sakit TNI-AD yang merupakan unsur pelaksana Kesehatan Angkatan Darat, dengan tipe / tingkat II di lingkungan TNI-AD.Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai badan pelaksana di bidang kesehatan di lingkungan Kodam VII/Wrb mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, PNS beserta keluarganya yang berhak di jajaran Kodam VII/Wrb. Selain itu Rumkit Tk.II Pelamonia juga menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap penderita umum dengan memanfaatkan kapasitas lebih yang dimiliki untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum yang ada di sekitar Makassar dan Sulawasi selatan pada umumnya. Selain Rumah Sakit Pelamonia juga sebagai pusat rujukan bagi penderita dari Kawasan Timur Indonesia, diharapkan memilki kemampuan pelayanan teknis lengkap dan memadai.Untuk perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih baik, perlu dilakukan kegiatan yang terarah sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan Kesehatan Kodam VII/Wrb baik menyangkut pembinaan fungsi organik maupun fungsi tehnis.

2. Sejarah Singkat.Rumah Sakit Tk.II Pelamonia dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1950 Militaire Hospital diserahkan pada TNI-AD dan diubah namanya menjadi Rumah Sakit Tentara Teritorium VII.Pada tanggal 1 Juni 1957 dengan berubahnya TT VII menjadi Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) yang kemudian berubah nama menjadi Kodam XIV Hasanuddin, maka Rumah Sakit pun berubah nama dari RST TT. VII menjadi Rumkit KDMSST kemudian menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hn Pelamonia. Dan kini dikenal dengan nama Rumkit Tk.II PelamoniaSecara tehnis medis Rumkit Tk.II Pelamonia dibawah pembinaan Kesehatan Daerah Militer (Kesdam). Kesdam dan Rumah Sakit sesuai DSPP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat nomor KEP / 76 / X / 1985 tanggal 28 Oktober 1985.Pada tahun 2004 mengalami perubahan (validasi) organisasi berdasarkan Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat nomor: Kep / 69 / XII / 2004 tanggal 24 Desember 2004 tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan Komando Daerah Militer (Orgas Kesdam).

3. Peranan Rumkit TNI-ADRumah Sakit TNI-AD adalah fasilitas kesehatan TNI-AD yang menyelenggarakan upaya kesehatan untuk mendukung tugas pokok TNI-AD dengan berperan sebagai berikut:

a. Membina kesehatan prajurit dan PNS serta membina aspek kesehatan satuan-satuan TNI diwilayahnya sehingga selalu siap tugas.b. Membina kesehatan keluarga Prajurit dan PNS sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal, terayomi.c. Memberikan pelayanan kesehatan bagi prajurit, PNS dan keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan personel.d. Melaksanakan fungsi sosial dengan mengadakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum, dalam rangka pemanfaatan kapasitas lebih Rumkit , tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan bagi pasien yang berhak.

4. Tupok Rumkit Tugas pokok Rumkit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan, dukungan kesehatan dan kesehatan matra dengan memberikan pelayanan medis umum, gigi, dan spesialis kepada prajurit TNI di wilayah dimana Rumah Sakit itu berada, sesuai dengan tingkatan Rumah Sakit masing-masing.Rumah Sakit Tk.II Pelamonia memberikan pelayanan kesehatan kepada personel Militer, Pns beserta keluarganya yang berhak, baik personel Satpur, Banpur dan Banmin di jajaran Kodam VII/Wrb.Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai Badan pelaksana Kesdam VII/Wrb mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Prajurit TNI dan Pns beserta keluarganya di jajajaran Kodam VII/Wrb. Selain itu Rumah Sakit Tk.II Pelamonia juga melayani penderita rujukan dari Kodam XVII/Trikora dan Kodam XVI Pattimura, serta pelayanan kesehatan masyarakat umum bagi masyarakat Makassar.

5. Fungsi Rumkit Guna mencapai tugas pokok kesehatan, Rumah Sakit TNI-AD melaksanakan fungsi-fungsi:a. Fungsi pelayanan Unit Gawat Darurat.b. Fungsi pelayanan Medis/spesialistik.c. Fungsi pelayanan Penunjang Medik.d. Fungsi pelayanan Rahab Medik.e. Fungsi pelayanan Rawat Inap.f. Fungsi pelayanan Rawat Jalan.g. Fungsi pelayanan Kefarmasian.

a. Motto.b. Visi : c. Misi : .

9. LokasiRumah Sakit Tk.II Pelamonia terletak dipusat kota, termasuk dalam wilayah Kodim 1408/BS. Bangunan Rumkit Tk.II Pelamonia yang digunakan saat ini mempunyai luas bangunan 20.955 M2 menempati areal seluas 28.544 M2 dan di operasionalkan sejak1986. meliputi bangunan perkantoran dan penunjang umum, dan Komplek perumahan anggota yang dihuni 12 KK, sedangkan bangunan rawat jalan / Poliklinik, Laboratorium dan Apotik masih menggunakan bangunan lama.10. Kondisi FisikBangunan Rumkit Tk.II Pelamonia terdiri dari bangunan untuk perawatan mondok dengan kapasitas 420 tempat tidur yang meliputi bangunan perkantoran dan penunjang umum. Sedangkan bangunan rawat jalan/ poliklinik, Laboratorium dan apotik masih menggunakan bangunan lama.Bangunan Rumkit Tk.II Pelamonia terdiri dari :Gedung utama, 4 lantai terdiri dari:- Ruang perawatan inap (Ruwatnap);- Ruang ICU/ICCU- Instalasi Kamar BedahGedung V.V.I.P Gedung VIP &(Ruwatnap VVIP)Gedung Ruang IX,ruang anak : Gedung Obsgyn & Radiologi:Ruwatnap NifasRuang Radiologi (X-Ray)Gedung Kebidanan :Kamar BersalinPoliklinikRuang perawatan inapGedung: UGDGedung :PoliklinikGedung: Laboratorium Gedung Instalasi Farmasi Gedung Jangwat; Instalasi GiziLaundryRumah Duka / kamar jenazah.

KEMAMPUAN RUMAH SAKIT

12. Pelayanan Rawat JalanPelayanan rawat jalan poliklinik yang dilaksanakan Rumkit Tk.II Pelamonia meliputi poliklinik gigi dan poliklinik spesialis yang masing-masing dikoordinir oleh Para Kainstalasi dan Kasubdep sesuai keahliannya. Guna mewujutkan pelayanan yang cepat, baik, lancar beberapa kegiatan dilaksanakan meliputi:

a. Tetap mengoptimalkan poliklinik spesialis.b. Terus-menerus tetap mengoptimalkan pemanfaatan obat-obatan produksi Lafiad untuk pengobatan pasien aktif anggota TNI, PNS dan keluarganya yang berhak.c. Mengoptimalisasikan peralatan-peralatan yang sudah ada untuk mendukung kelancaran pelayanan rawat jalan / poliklinik.d. Tetap memberikan perhatian untuk pemeliharaan terhadap peralatan yang baru.

Adapun jenis pelayanan rawat jalan yang ada di Rumkit Tk.II Pelamonia sbb :1. UGD 24 jam.2. Poliklinik Gigi dan Mulut. 3. Poliklinik Kesehatan Anak. 4. Poliklinik Kandungan dan Kebidanan. 5. Poliklinik Penyakit Dalam. 6. Poliklinik Jantung & Paru7. Poliklinik THT 8. Poliklinik Bedah 9. Poliklinik Mata 10. Poliklinik Saraf 11. Poliklinik Jiwa/psikiatri 12. Poliklinik Kulit Kelamin, 13. Poliklinik B.K.I.A 14. Poliklinik Keluarga Berencana 15. Poliklinik Bedah Saraf16. Poliklinik Orthopedi 17. Poliklinik Urologi 18. Poliklinik Eksekutif 19. Poliklinik VCT/CST (HIV/AIDS) 20. Rehab Medik (Pol. Fisioterapi & Orthotik prosthetic)21. Radiologi22. Laboratorium klinik.

13. Pelayanan Rawat InapPelayanan rawat inap yang ada dan dilaksanakan Rumkit Tk.II Pelamonia sbb:

1. Perawatan penyakit dalam.2. Perawatan penyakit Jantung dan Paru. 3. Perawatan penyakit bedah (bedah umum, urologi, orthopedi, bedah saraf)4. Perawatan penyakit anak. 5. Perawatan penyakit jiwa.

6. Perawatan ketergantungan obat-obatan/ Narkoba7. Perawatan penyakit THT 8. Perawatan penyakit Kulit dan Kelamin 9. Perawatan penyakit saraf 10. Persalinan dan penyakit Kandungan

Semua jenis tindakan perawatan dilaksanakan oleh dokter spesialis yang ada di Rumkit Tk.II Pelamonia. Setiap anggota TNI/PNS yang dirawat akan ditempatkan sesuai dengan kepangkatannya, dan bagi masyarakat disesuaikan dengan kemampuan/permintaan dari pasien yang bersangkutan. Jumlah tempat tidur yang tersedia sebanyak 420 buah.

14. Pelayanan PenunjangPelayanan penunjang yang tersedia guna membantu dalam pemeriksaan, penegakan diagnostik serta terapi, antara lain :a. Radiologi : dengan jenis pemeriksaan yang dapat dilayani sbb:1) CT Scan 3 Dimensi2) ESWL 3) EEG/EKG4) Treadmill5) Rontgen6) C Arm (Surgical X Ray)7) Digital Colour USG 8) Endoscopy9) Arthroscoy10) Echo Cardiography11) USG, dan lain-lain yang menunjang pemeriksaan/diagnosa dokter

b. Laboratorium : berbagai Jenis pemeriksaan yang dilayani :

15. Pelayanan KhususGeneral Medical Check-Up bagi perorangan maupun instansi, Rehabilitasi ketergantungan Narkoba, sarana lengkap persemayaman jenazah (rumah duka) dengan ruangan yang luas, aman, tenang dan fasilitas tempat parkir yang luas.

Pada suatu hari tahun 1962, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam)

XIV/ Hasanuddin Kolonel M. Jusuf memanggil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin di Makassar (dulu, kini Ujungpandang) dr R.A Maroef ke bandar udara Mandai sebelum bersangkutan terbang ke Jakarta.

Ia menginstruksikan kepadanya agar menyiapkan konsep pembangunan sebuah rumah sakit akademis yang didirikannya di Kota Makassar. Saya haraf konsep tersebut sudah ada begitu saya kembali ke sini nanti, ujar Jusuf kepada dokter muda itu.

sebetulnya saya hanya meminta agar kami, Fakultas kedokteran Unhas, diberi tempat dimana kita berpraktek, tetapi pak Jusuf langsung saja berniat mendirikan rumah sakit akademis, cerita Prof. Dr. Maroef hampir tigapuluh tahun setelah peristiwa tersebut. Seperti diketahui, pada tahun 1962 kota Makassar dalam keadaan serba kekurangan baik kekurangan obat obatan, tenaga medis, perawat dan juga obat- obatan, jadi perintah dari Pangdam disatu pihak melegakan dan disambut sukacita, tetapi perintah untuk segera menyelesaikan konsep dalam waktu singkat juga merepotkan.

Jelaslah yang kelabakan tentu adalah sang dekan sendiri. Bagaimana membuat rancangan sebuah rumah sakit baru dalam beberapa hari ?

Dr. Maroef ketika itu selain menjabat Dekan, juga aktif sebagai internist (ahli penyakit dalam) di RS. Pelamonia (dahulu dikenal sebagai rumah sakit tentara) dan juga RS. Stella Maris. Bersama Ir Ang yang ketika itu bekerja di PU, cepat- cepat disiapkan konsep rumah sakit tipe B dengan beberapa masukan (input) dari rumah- rumah sakit yang ada di ujungpandang ketika itu. Gambar itu jadi juga, karena semua digabungkan lagi dengan pengalaman dr. Maroef sewaktu tinggal di Eropa dahulu, baik mengenai arah angin maupun hal- hal yang kelihatan keceil seperti tata ruangan yang baik sehingga tidak kelihatan sumpek dan juga koridor- koridor yang lebar. Dan semua itu harus dikerjakan dalam over night cerita dr Maroef. Ia amat setuju dengan prinsip Jusuf yang kokoh : act tells more than words, kerja lebih bercerita dari pada omongan belaka. Dan itu terbukti benar.......

Jadi begitu Panglima Jusuf kembali dari Jakarta, dengan mantap Maroef menunjukkan sebuah maket/ denah rumah sakit seolah- olah hasil rancangan asli. Tetapi tidak menjadi masalah karena Jusuf tidak menanyakannya, apabila Pangdam itu juga cukup puas dengan gambar tersebut. Buktinya ia langsung memerintahkan agar rumah sakit itu segera dibangun. Lokasinya telah ditentukan, yaitu sebuah kuburan cina tua yang terletak disamping pasar sentral, kota Makassar.

Pertimbangan lokasi di kota telah dipikirkan secara matang. Pertama lokasinya dekat pasar Sentral yang adalah juga pusat dari angkutan kota maupun dari luar kota sehingga pasien dan pengunjung lain mudah mencapainya. Yang kedua, adanya kuburan ditengah kota dianggap tidak patut lagi dari segi tata kota sehingga lahannya lebih baik dimanfaatkan untuk kepentingan umum.

Peletakan batu pertama dilakukan pada 10 Juli 1962 oleh M. Jusuf Sendiri. Turut menyaksikan Rektor Unhas (waktu itu) Prof. Arnold Mononutu dan Kepala Depkes Sulawesi Selatan/ Tenggara Dr. Siregar.

Adalah dr Maroef sendiri mengusulkan agar Rumah Sakit akademis itu memakai nama dari Putra Jusuf, Jaury Jusuf Putera, yang meninggal hampir dua tahun sebelumnya akibat tetatus yang tidak bisa terobati karena kelangkaan obat awal tahun 1960- an. Ketika ia meletakkan batu pertama pembangunan rumah sakit akademis M. Jusuf menegaskan bahwa rumah sakit akademis tersebut mempunya tiga misi utama.

Pertama, sebagai rumah sakit akadeis mahasiswa kedokteran (teaching hospital).

Kedua, Sebagai memorial hospital.

Ketiga, sebagai tempat pertolongan bagi masyarakat yang memerlukannnya, tanpa memandang golongan, keturunan, pangkat atau kemampuan membayar.

Kini, 3i tahun setelah peletakan batu pertama pembangunan dilakukan ; misi tersebut tidak pernah lepas darinya. Rumah Sakit akademis (RSA) Jaury Jusuf Putera sejak beroperasi penuh satu tahun setelah batu pertama diletakkan, kemudian menjadi tempat praktek bagi ribuan calon- calon dokter lulusan FK Unhas. Menurut catatan, sampai tahun 1993 ini telah 1800 orang dokter berhasil diluluskan berkat adanya rumah sakit akademis tersebut. Sebelum ada RSA Jaury, para calon dokter itu harus berpraktek di Surabaya atau malahan di Jakarta yang jelas lebih mahal biayanya. Ini adalah berkat fungsi sebagai rumah sakit akademis. M. Jusuf juga bertekad untuk menjalankan atau mengoperasikan rumah sakit itu tanpa meminta bantuan dana dari pemerintah, walaupun secara de facto adalah rumah sakit akademis satu- satunya bagi FK- Unhas.

Tekad tanpa pamrih dari M. Jusuf juga diikuti dengan semangat yang tanpa pamrih pula dari para dokter atau paramedis yang mula- mula bekerja di rumah sakit tersebut. Tigapuluh tahun sesudahnya dr. Maroef menceritakan betapa mereka bekerja tanpa mengharafkan honor atau gaji yang memadai.

Sebagai tempat yang memberi pertolongan bagi masyarakat yang memerlukannya, RSA Jaury telah menolong ribuan orang yang sakit tetapi tidak mampu untuk berobat di rumah sakit swasta atau tidak memperoleh tempat perawatan di rumah sakit pemerintah. Banyak pasien yang datang dari wilayah perdalaman mendapat pengobatan yang maksimal dari rumah sakit tanpa harus membayar uang muka perawatan. Tidak ada istilah pasien yang ditolak hanya karena alasan tidak mempunyai biaya. Menurut Jusuf, rata- rata 42 persen dari total pasien yang dirawat atau berobat di rumah sakit itu adalah orang- orang yang tidak mampu membayar pengobatannya.

Misi dan motto pertama RSAJ ini, yaitu sebagai rumah sakit peringatan (memorial hospital) justru hanya terlihat dari nama dan sebuah patung ukuran yang sedikit lebih besar dari yang sebenarnya dari Jaury yang berumur sekitar 4 tahun. Patung yang memancarkan wajah seorang anak yang lincah dan cerdas diletakkan pada ruangan tamu utama kompleks rumah sakit tersebut. Posisi anak dengan celana panjang dan kedua tangan dengan mantap diletakkan ke kedua saku mampu menangkap ekspresi anak yang polos. Dibagian kaki, tertulis nama anak itu yang adalah reproduksi dari tulisan asli tangannya. Pembuat patung itu, Abdul aziz, sebetulnya seorang pelukis dari Bali, tetapi ia mampu mengekspresikan Jaury secara tepat Walaupun ia mengambil model dari fotonya saja.

Tidak jauh dari patung yang diterangi oleh lampu kristal yang terang, pada salah satu dindingnya terpasang batu prasasti peletakan batu pertama kompleks RSA Jaury tahun 1962 dahulu. Jadi selain namanya yang diabadikan pada nama rumah sakit tersebut, kenangan yang ada mengenai RSA Adalah patung itu sendiri. Ruangan tempat patung itu berdiri dan ruangan ruang Tamu VIP mungkin adalah satu-satunya bagian mewah dari kompleks rumah sakit akademis tersebut.

Pengurus rumah sakit, para dokter dan juru perawat pada awalnya diambil dari sumber daya manusia yang ada di kota Makassar, baik dokter dari rumah sakit umum, doter yang mengakar di FK Unhas maupun dokter militer dari rumah sakit pelamonia yang tadinya dikenal sebagai Rs Teritorial VII. Bahkan ada juru rawat dari RS Teritorial VII. Bahkan ada juru rawat dari RS lain seperti Stella Maris yang nyambi bekerja di rumah sakit akademis itu.

Walaupun prioritas utama adalah pemberian pertolongan tanpa mempertimbangkan biaya yang harus ditanggung, tetapi tidaklah berarti bahwa manajemen rumah sakit tidak ditata dengan baik. Dengan pengaturan yang ketat, RSA Jaury pada tahun 1970 an sudah bisa dikatakan self-sustain, mandiri dalam artian bisa menghidupi pergerakan rumah sakit (operasional, pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan) dari pendapatannya sendiri.

Perkembangan RSA Jaury memasuki tahapan penting pada tahun 1991 lalu. Pada waktu itu, Ketua Yayasan RSA Jaury M. Jusuf memutuskan untuk melakukan rehabilitasi besar- besaran seluruh pembangunan fisik dan peralatan yang ada. Memang sejak dioperasikan pertama kali tahun 1963, rumah sakit akademis tersebut secara parsial terus diperbaiki atau ditambah peralatannya, tetapi agaknya itu tidak mampu mengejar kebutuhan yang ada, sejalan dengan semakin besarnya pasien yang berobat dan semakin banyaknya calon- calon doter dari FK Unhas yang berpraktek disana. Beberapa peralatan baru dan ruangan- ruangan pengobatan khusus seperti ruangan operasi dab ICU dibangun antara saat itu sampai tahun 1991. Malahan ruangan sekelas dengan super Vip juga ditambahkan pada kompleks RSA Jaury, tetapi tetap saja belum memenuhi permintaan masyarakat yang semakin besar.

Pada dasarnya rehabilitasi dan penambahan kemampuan RSA Jaury tahun 1991 tersebut dibagi atas beberapa tahap besar. Yang pertama, merombak dan membangun kembali hampir semua gedung perawatan dan pemeriksaan dalam susunan dan letak yang baru sama sekali. Kedua, menambah peralatan pengobatan yang paling mutakhir. Ketiga, melakukan pembinaan sumber daya manusia, baik tenaga medis, para medis maupun staf administrasi secara lebih sistematis dan sekaligus meningkatkan kemampuan profesional mereka. Keempat, membangun suatu pusat studi kedokteran (Center of medical Sciences) yang selengkap mungkin dalam lingkungan RSA Jaury, yang merupakan jenis yang pertama yang ada di kawasan timur Indonesia.Yang jelas seluruh program yang monumental itu sama sekali tidak ada dukungan finansial dari pemerintah walaupun secara de facto rumah sakit itu adalah rumah sakit akademis.