pelanggaran ham dalam rumah tangga

3
Pelanggaran HAM Dalam Rumah Tangga Para korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa Orde Baru menilai reformasi yang didengungkan pada 1998 belum terjadi dalam konteks penegakan HAM. Mereka menilai selama 13 tahun setelah reformasi, tidak ada perubahan yang berarti. “Kami merasakan belum ada reformasi, karena belum dapat keadilan,” kata salah satu keluarga korban pelanggaran HAM, Ruminah di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Sabtu (21/5/2011) Ruminah yang berusia 54 tahun itu mengungkapkan, dirinya kehilangan anaknya yang bernama Gunawan saat kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Sampai saat ini keberadaan Gunawan yang waktu kejadian berusia 16 tahun belum jelas. Dia mengatakan, ketidakjelasan nasib Gunawan sejalan dengan ketidakjelasan penegakan hukum dalam kerusuhan Mei 1998. Dia mengatakan, sampai 13 tahun belum ada tindakan apa apa dalam kasus pelanggaran HAM pada 1998. “Kalau mau (dikatakan) reformasi, kasus-kasus pelanggaran HAM di masa Orba harus diselesaikan dulu. Sekarang belum ada apa-apa,” ujarnya. Senada, Ruyati yang juga keluarga korban pelanggaran HAM

Upload: oman-rahman

Post on 30-Jul-2015

2.320 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelanggaran HAM Dalam Rumah Tangga

Pelanggaran HAM Dalam Rumah TanggaPara korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa Orde Baru menilai reformasi yang didengungkan pada 1998 belum terjadi dalam konteks penegakan HAM. Mereka menilai selama 13 tahun setelah reformasi, tidak ada perubahan yang berarti.

“Kami merasakan belum ada reformasi, karena belum dapat keadilan,” kata salah satu keluarga korban pelanggaran HAM, Ruminah di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Sabtu (21/5/2011)

Ruminah yang berusia 54 tahun itu mengungkapkan, dirinya kehilangan anaknya yang bernama Gunawan saat kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Sampai saat ini keberadaan Gunawan yang waktu kejadian berusia 16 tahun belum jelas.

Dia mengatakan, ketidakjelasan nasib Gunawan sejalan dengan ketidakjelasan penegakan hukum dalam kerusuhan Mei 1998. Dia mengatakan, sampai 13 tahun belum ada tindakan apa apa dalam kasus pelanggaran HAM pada 1998. “Kalau mau (dikatakan) reformasi, kasus-kasus pelanggaran HAM di masa Orba harus diselesaikan dulu. Sekarang belum ada apa-apa,” ujarnya.

Senada, Ruyati yang juga keluarga korban pelanggaran HAM mengatakan, Presiden Susilo BambangYudhoyono tidak juga mampu menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu. “Harus diselesaikan, masa sampai sekarang menggantung. Masa dari bulan Mei (1998) tidak ada perubahan,” ujarnya.

Ruyati yang usianya lebih dari setengah abad ini mengaku, anaknya yang bernama Eten Karyana meninggal saat kasus kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Eten sendiri saat kejadian adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Sastra.

Saiful Hadi, korban kasus Tanjung Priok pun menilai penuntasan pelanggaran HAM tidak kunjung menemui titik terang. Dia mengatakan, harusnya Presiden SBY melakukan gebrakan untuk memproses pelanggaran HAM di masa lalu.

Page 2: Pelanggaran HAM Dalam Rumah Tangga

Sekadar diketahui, permintaan tegaknya hukum untuk pelanggaran HAM di masa lalu terus dilakukan. Bahkan, keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu sampai saat ini masih terus melakukan aksi Kamisan di depan Istana.

Mereka melakukan aksi dengan membawa poster poster agar penegakan HAM dilakukan. Aksi tersebut diikuti oleh para korban atau keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu yang dilakukan di setiap Hari Kamis. Aksi tersebut sudah dilakukan lebih dari 200 kali.

Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras Yati Andriyani mengatakan, kasus kasus pelanggaran HAM di masa lalu tidak kunjung diproses. Salah satu kasus yang menyita perhatian di masa reformasi, yakni kasus Mei 1998 pun tidak kunjung diproses hukum.