pelaksanaan perlindungan tenaga kerja dalam …...di pt danliris sukoharjo penulisan hukum ... dan...

90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Putri Ardiningtyas NIM. E0008208 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: buingoc

Post on 25-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DI PT DANLIRIS SUKOHARJO

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Putri Ardiningtyas

NIM. E0008208

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PERNYATAAN

Nama : Putri Ardiningtyas

NIM : E0008208

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

“PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS

SUKOHARJO” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam

daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan penulisan hukum

(skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 16 Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

Putri Ardiningtyas

NIM. E0008208

Page 3: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ABSTRAK

Putri Ardiningtyas, E 0008208, 2008, PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS SUKOHARJO, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan PT Danliris Sukoharjo dalam melindungi tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta upaya-upaya yang dilakukan PT Danliris Sukoharjo untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ditimbulkan akibat resiko bahaya yang berada di divisi garmen PT Danliris Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat preskriptif untuk menemukan ada atau tidaknya perlindungan hukum bagi tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sumber bahan hukum primer dalam penelitian ini terdiri dari peraturan perundang-undangan terkait pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan untuk bahan hukum sekunder berasal dari buku, jurnal, penelitian lain yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, wawancara dan observasi yang dilakukan penulis guna memeriksa kembali bahan hukum primer terhadap fakta lapangan. Analisis data yang digunakan adalah dengan metode deduksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan yakni PT Danliris Sukoharjo telah menerapkan kebijakan dalam perlindungan tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja berupa Perjanjian Kerja Bersama yang memberikan perlindungan berupa pengaturan waktu kerja, jaminan sosial tenaga kerja dan mengatur mengenai alat-alat keselamatan kerja. Upaya pengendalian potensi bahaya yang dilakukan PT Danliris Sukoharjo divisi garmen yakni dengan melakukan identifikasi potensi bahaya, pengawasan, penyediaan alat pelindung diri dan sarana. Akantetapi masih terdapat kekurangan dalam pemeriksaan kesehatan sebelum tenaga kerja bekerja dan pada sarana penerangan. Berdasar simpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa perlu dilakukan peningkatan dalam pelaksanaan norma-norma perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Danliris Sukoharjo. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum tenaga kerja mulai bekerja dan secara bertahap dilakukan penambahan sarana penerangan yang memadai pada bagian menjahit (sewing). Kata Kunci: Perlindungan tenaga kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Page 4: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ABSTRACT

Putri Ardiningtyas, E 0008208, 2008, IMPLEMENTATION of LABOR PROTECTION In SAFETY and HEALTH at WORK PT DANLIRIS SUKOHARJO, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. This research was meant to find out the policy of PT Danliris Sukoharjo in protecting labor in the health and safety of work as well as renewed efforts by PT Danliris Sukoharjo to prevent accidents and the illness caused by work inflicted due to the risk of potential danger that being in each work unit division garment PT Danliris Sukoharjo. This research is a normative legal research to discover there is prescriptive or whether legal protection for workers in occupational safety and Health. The primary source of law in the study material consists of legislation related to the implementation of occupational safety and Health and for secondary legal materials derived from books, journals, other relevant research. Data collection is carried out by technical studies library, interviews and observations conducted to re-examine the author of law materials of primary fact field. Data analysis that is used is by the method of deduction Based on the research results and conclusions generated discussion i.e. PT Danliris Sukoharjo in Policies provide protection safety and Health Division of Labor which is set out in the agreement the garment Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ensures protection of PT Danliris Sukoharjo in labor safety and health Work. Although efforts to control the risk of potential dangers in PT Danliris Sukoharjo has been implemented in prevent accidents and the illness caused by work but there are still deficient in examination before labor work, and still not enough means of illumination addition to the production process sewing. Keywords: protecting labor, occupational health and safety.

Page 5: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Sesungguhnya dibalik mimpi itu terselip doa dan harapan akan jalan yang

terbaik untuk hidup kita. Allah Maha Pemurah dan Penyayang (Penulis).

2. Rasakan apapun yang anda lalui, karena hidup ini cuma perjalanan saja, dan

bagaimana kita memilih cara kita memandang hidup ini, adalah hak kita

sendiri. Cobalah menikmati kesederhanaan keindahan itu dan menjalani

dengan penuh rasa (Tanadi Santosa).

3. Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat

mempercayakan rahasia (Alessandro Manzoni).

Persembahkan kepada:

v Babe dan Mama tercinta.

v Kakak-Kakakku dan Keluarga.

v Sahabat dan almamaterku.

v Seseorang yang dipersiapkanNya.

Page 6: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, dan jalan kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT DANLIRIS

SUKOHARJO”.

Dalam masa penulisan skripsi ini Penulis banyak sekali menerima bantuan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si., selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara dan selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan

hukum ini.

3. Ibu Sri Lestari Rahayu, S.H, M.Hum, selaku Pembimbing Akademik.

4. Bapak Fajar Nugroho, S.H. selaku sekretaris P2K3 atau Ahli Keselamatan

Kerja Divisi garmen dan pembimbing lapangan di PT Danliris Sukoharjo.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret.

6. Bapak Mulyadi dan Ibu Sri Arundati, terima kasih telah menjadi orangtua

sekaligus sahabat terbaik penulis.

7. Kakak-kakakku, Mas Agung, Mbak Mella, Mas Ardi, Mbak Ifa, Mas Yan,

Mbak Ima yang rela menjadi tumpuhan hidup dan akhirnya penulis akan

menyusul kesuksesan kalian. Terima kasih juga untuk ponakan-ponakan

penulis yang telah menjadi penghibur lara.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Agustin Dyan, Prasetyo Adi, Dwi Arif, Ria

Nuril, Randu Kiningsih, Arin, Adnan.

9. Teman-teman FH UNS 2008 Mei, Vina, Ratih, Adit, Rosi, Tiara, Endah,

Icha, Nitta

Page 7: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Akhirnya sembari mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi Penulis sendiri maupun bagi para

pembaca yang budiman.

Surakarta, 16 Juli 2012

Putri Ardiningtyas

Page 8: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................... ................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

E. Metode Penelitian......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan Hukum ..................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ............................................................................ 13

1. Tinjauan Umum Hukum Ketenagakerjaan............................. 13

2. Tinjauan Umum tentang Hubungan Kerja ............................. 16

3. Tinjauan Umum tentang Keselamatan Kerja ......................... 18

4. Tinjauan Umum tentang Kesehatan Kerja ............................ 25

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 30

Page 9: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi PT Danliris Sukoharjo .............................................. 32

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 34

C. Pembahasan

1. Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja dalam Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT Danliris Sukoharjo........................ 39

2. Upaya Pengendalian Resiko Bahaya................................. 44

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................ 78

B. Saran .............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kegiatan P2K3 Divisi Garmen PT Danliris Sukoharjo.......................29

Tabel 2 Standar Intensitas Penchayaan di ruang kerja....................................74

Page 11: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir..............................................................................30

Gambar 2. Susunan P2K3 Divisi Garmen PT Danliris Sukoharjo......................48

Gambar 3. Kotak P3K.........................................................................................55

Gambar 4. Dokumentasi Pelatihan P3K..............................................................55

Gambar 5. Tanda Tempat APAR yang dipasang di Dinding..............................61

Gambar 6. APAR PT Danliris Sukoharjo............................................................62

Gambar 7. Jalur Evakuasi (Passaway)................................................................63

Gambar 8. Alarm Kebakaran..............................................................................75

Gambar 9. Panel Listrik......................................................................................76

Page 12: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri membawa pengaruh yang cukup besar

dalam sektor usaha. Perusahaan semakin banyak didirikan dalam

mengimbangi pemenuhan kebutuhan manusia dan juga memiliki tujuan untuk

mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Dampak positif yang sangat

dirasakan adalah terbukanya lowongan pekerjaan, sehingga pemenuhan

terhadap pekerjaan dan penghidupan yang diidamkan oleh tenaga kerja akan

tercapai. Sebagaimana diamanatkan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Telah

jelas disebutkan bahwa pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja berada dalam

keadaan yang terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat

kerja. Peran pemerintah dalam memberikan jaminan kepastian hak dan

kewajiban para pihak sangat diperlukan untuk menjamin hak-hak normatif

pekerja dan meningkatkan dan mendidik pengusaha dan pekerja untuk

menaati peraturan yang berlaku yang diatur dalam Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jaminan kepastian hak dan

kewajiban tenaga kerja secara tegas diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu: “Setiap pekerja berhak

mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moril dan

kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia

serta nilai-nilai agama.”

Perlindungan tenaga kerja merupakan perlindungan yang

menyangkut mengenai aspek jaminan sosial, jam kerja, upah minimum, hak

berserikat dan berkumpul, dan perlindungan keselamatan tenaga kerja

(Soehatman Ramli, 2010:14). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan

sarana penting menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat,

Page 13: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ramah lingkungan sehinngga dapat mendorong efisiensi dan produktivitas

yang akan memberikan keuntungan dan peningkatan kesejahteraan baik

pengusaha maupun pekerja. Bahaya-bahaya yang timbul dari lingkungan

tempat kerja bersumber dari faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi dan

psikologi. Dalam industri manufaktur resiko bahaya akibat kurangnya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat ditemui pada peralatan kerja, bahan

kimia berbahaya seperti asam dan kaustik soda dan mesin-mesin produksi.

Jenis kecelakaan kerja yang bisa terjadi pada sektor manufaktur yakni terjepit,

terlindas, teriris, terpotong, jatuh terpeleset, tindakan yang tidak benar,

tertabrak, berkontak dengan bahan yang berbahaya, terjatuh, terguling,

kejatuhan barang dari atas, terkena benturan keras, terkena barang yang

runtuh, dan roboh. Suatu proses produksi, peralatan dan mesin di tempat kerja

apabila tidak mendapat perhatian secara khusus akan menimbulkan potensi

kecelakaan kerja.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

mengatur dan memberikan perlindungan tenaga kerja untuk mendapat

jaminan atas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja dalam

kelancaran proses produksi perusahaan. Dijelaskan pula bahwa dengan

majunya industrialisasi, maka akan berlangsung pula peningkatan intensitas

kerja operasioanal para pekerja, mesin-mesin, alat-alat, yang semakin canggih

dipergunakan saat ini. Bahan-bahan tehnis baru banyak di olah dan

dipergunakan, bahan-bahan yang mengandung racun, serta cara-cara kerja

yang buruk, kekurangan ketrampilan dan latihan kerja, tidak adanya

pengetahuan tentang sumber bahaya yang baru, senantiasa merupakan

sumber-sumber bahaya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Perlu

adanya pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja yang maju dan tepat.

Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

tenaga kerja, sehingga tenaga kerja sebagai pelaku pembangunan dapat

merasakan dan menikamati hasil pembangunan. Upaya pelayanan kesehatan

kerja dalam suatu bidang usaha memegang peranan penting, dalam hal

sumber daya manusia, produktivitas, dan kesejahteraan. Keberhasilan dalam

Page 14: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

merealisasikan usaha kesehatan kerja akan berdampak positif dalam

meningkatkan produktivitas perusahaan dan pendapatan serta kesejahteraan

tenaga kerja. Usaha ini hanya dapat berhasil jika semua pihak dapat ikut

terlibat dalam kesadaran yang penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, aspek

ekonomi dan kesehatan kerja dapat diperhitungkan secara cermat, demi

meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Bertambahnya jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan

kerja dan kasus-kasus kecelakaan kerja tiap tahunnya terus meningkat. Angka

kecelakaan kerja dalam laporan PT JAMSOSTEK tahun 2011 lalu mencapai

99.491 kasus. Jumlah tersebut kian meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Pada tahun 2007 sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus,

tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus.

Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang belum

menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik serta

kurangnya disiplin dan kesadaran tenaga kerja dan pengusaha mengenai

pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (Wahyu Praditya Pratomo.

www.inilah.com Diakses pada 19 Mei 2012 pukul 19.00). Setiap kecelakaan

kerja harus selalu dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut,

akibat, dan langkah apa yang perlu diambil dalam rangka pencegahan.

Maksud dari analisis tersebut adalah untuk memberikan jawaban mengapa

kecelakaan atau kematian akibat kerja terjadi, sehingga dapat ditentukan

bagaimana mencegah agar kecelakaan sejenis tidak terjadi lagi. Perusahaan

harus merencanakan pengelolaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan, produk

barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja yang tinggi.

Pengendalian kecelakaan kerja dapat dilaksanakan dengan metode eliminasi,

subtitusi, rekayasa teknik atau engineering control, upaya administrasi dan

penyediaan alat perlindungan diri (Rofa Husna,

http://cuterofa.blogspot.com/2008pengendalian-kecelakaan-kerja.html,diakses

28 April 2012 Pukul 15.00). Upaya pengendalian resiko bahaya dalam

mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menjadi parameter

dasar pemenuhuhan perlindungan tenaga kerja terkait Keselamatan dan

Page 15: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Kesehatan Kerja. Identifikasi sumber-sumber bahaya di tempat kerja pelu

dilaksanakan sebagai perwujudan tindakan yang diperlukan dalam upaya

pengendalian resiko bahaya tersebut.

Salah satu upaya dalam melakukan perlindungan hukum dan

menciptakan suatu kehidupan yang layak bagi tenaga kerja antara lain dengan

pelaksanaan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perjanjian kerja

bersama tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 166. Perjanjian kerja bersama

mempunyai hubungan erat dengan gerakan buruh, oleh karena dalam

mengadakan perjanjian kerja, Serikat Pekerja memegang peranan yang

penting, karena jika buruh tidak mempunyai serikat pekerja maka buruh tidak

mempunyai suara. Dengan demikian tumbuhnya Perjanjian Kerja Bersama

selalu atas desakan dari pada Serikat Pekerja untuk memperjuangkan

kepentingan anggota-anggotanya yankni tenaga kerja. Adanya Perjanjian

Kerja Bersama yang dibuat antara serikat pekerja dengan pengusaha akan

terjadi hubungan serasi antara pihak buruh dan pihak pengusaha sehingga

perusahaan tersebut dapat dikembangkan. Keuntungan yang lain adalah

terciptanya suatu hubungan kerja yang selaras, serasi dan seimbang, serta

dapat bertujuan untuk perbaikan tingkat kesejahteraan pekerja yang

kesemuanya diharapkan akan bermuara pada suksesnya pembangunan

nasional.

PT Danliris Sukoharjo merupakan perusahaan internasional yang

bergerak dalam sektor garmen dan tekstile. PT Danliris Sukoharjo yang

mempekerjakan hampir 8.000 tenaga kerja wajib memberikan perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja. Bukan hanya tenaga kerja

yang akan diuntungkan dengan terjaminnya keselamatan dan kesehatan

kerjanya, akantetapi kelangsungan PT Danliris sebagai perusahaan yang

memiliki buyer dari luar negeri tetap terjaga. Divisi garmen PT Danliris

Sukoharjo menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan melakukan

upaya-upaya untuk mengendalikan potensi bahaya yang dapat timbul

ditempat kerja. Kebijakan-kebijakan aturan yang tertuang dalam Perjanjian

Page 16: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Kerja Bersama (PKB), kebijakan Perusahaan hingga visi misi PT Danliris

Sukoharjo berupaya menunjukan konsistensinya dalam memberikan

perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Akantetapi berdasarkan laporan kecelakaan kerja yang dilaporkan PT Danliris

Sukoharjo kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo menunjukkan bahwa PT Danliris Sukoharjo belum mampu

menjadi perusahaan tanpa mengalami kecelakaan kerja (zero accident).

Kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada divisi garmen seperti tenaga

kerja yang terkena jarum maupun patahan jarum jahit yang terlepas dari

mesin, tenaga kerja yang pada saat proses pemotongan kain (cutting) terkena

alat pemotong, hingga kecelakaan non-teknis atau kecelakaan yang tidak

terjadi di tempat kerja yakni kecelakaan lalu lintas pada saat perjalanan

menuju mapun setelah dari perusahaan. Dalam mencegah dan mengurangi

angka kecelakaan kerja tersebut, PT Danliris Sukoharjo berupaya melakukan

pengendalian resiko bahaya yang dapat mengancam Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan dibentuknya Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3) divisi garmen PT Danliris Sukoharjo.

Berdasarkan uraian di atas, maksud penelitian ini dilaksanakan

untuk mengetahui penerapan kebijakan peraturan yang diterapkan di PT

Danliris dalam perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dan upaya-upaya pengendalian resiko bahaya untuk mencegah

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sehingga penulis hendak

mengkaji dan meneliti dengan judul: “Pelaksanaan Perlindungan Tenaga

Kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris

Sukoharjo.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dalam penelitian ini penulis mengajukan rumusan masalah penelitian,

sehingga memudahkan dan memfokuskan arah tujuan yang ingin dicapai

Page 17: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dalam penelitian ini. Adapun pokok permasalahan yang dikaji dan diteliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kebijakan yang diterapkan PT Danliris Sukoharjo dalam

mengatur perlindungan tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan

Kerja?

2. Bagaimana upaya pengendalian resiko bahaya yang dilakukan untuk

mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi tenaga kerja

di PT Danliris Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini yang dilakukan di PT Danliris Sukoharjo mengenai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan untuk diperoleh data yang

akurat, sasaran yang jelas dan fakta-fakta yang ada. Penelitian ini bertujuan

sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan untuk

memberikan perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.

b. Untuk mengetahui upaya-upaya pengendalian resiko bahaya untuk

mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja di PT Danliris Sukoharjo.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah pengetahuan peneliti di bidang Hukum

Administrasi Negara dalam hal Keselamatan dan Kesehataan Kerja.

b. Untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar akademik

sarjana dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 18: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan kegiatan penelitian dalam penulisan

hukum ini akan bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain. Adapun manfaat

yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum

Administrasi Negara pada khususnya serta dapat dipakai sebagai acuan

terhadap penulisan maupun penelitian di tahap berikutnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur kepustakaan tentang Pelaksanaan Perlindungan Tenaga Kerja

dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Danliris

Sukoharjo.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran dan

membentuk pola pikir yang dinamis.

c. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman,

memberikan masukan dan pengetahuan kepada pihak-pihak terkait

dengan masalah yang sedang diteliti dan juga kepada berbagai pihak

yang berminat pada permasalahan yang sama.

d. Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang terlibat, baik langsung

maupun tidak langsung dalam Pelaksanaan Perlindungan Tenaga Kerja

dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Danliris

Sukoharjo.

E. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos yang

berarti cara, upaya, atau jalan sehingga metode penelitian adalah cara, upaya

atau jalan untuk menemukan kebenaran dengan suatu teknik atau prosedur

Page 19: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

tertentu. Terdapat pemikiran lain yang menyebutkan bahwa metode penelitian

adalah merupakan suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian

dan penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan cara tertentu

untuk melaksanakan suatu prosedur.

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk menemukan,

mengembangkan atau menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang

dilakukan secara metodologis dan sistematis, dengan menggunakan metode-

metode yang bersifat ilmiah dan sesuai dengan pedoman atau aturan yang

berlaku dalam penulisan kegiatan ilmiah. Sedangkan penelitian hukum adalah

suatu proses untuk menemukan aturan hukum, maupun doktrin-doktrin

hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki,

2009:35). Di dalam penelitian ilmiah sangat diperlukan metode penelitian

yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian yang diharapkan dengan

pemilihan metode penelitian yang tepat.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian antara lain

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum doktrinal atau

normatif, dimana penelitian ini menempatkan sistem norma sebagai obyek

kajiannya. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder.

2. Sifat Penelitian

Penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian yang

bersifat preskriptif dan terapan. Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai

ilmu yang preskriptif, artinya ilmu hukum yang mempelajari tujuan

hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep

hukum dan norma-norma hukum. Sifat terapan menggambarkan bahwa

penelitian ini menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-

rambu dalam melaksanakan suatu aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki,

2005:22).

Page 20: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum antara lain

pendekatan perundang-undangan (Statue Approach), pendekatan historis

(Historical Approach), pendekatan kasus (Case Approach) dan

pendekatan konseptual (Conceptual Approach) (Peter Mahmud Marzuki,

2005:93). Dalam pelaksanaan penelitian hukum ini penulis menggunakan

pendekatan perundang-undangan (Statue Approach) yaitu dengan

menelaah undang-undang dan regulasi yang bersangkutan dengan

kebijakan PT Danliris Sukoharjo dalam memberikan perlindungan tenaga

kerja berupa Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta upaya pengendalian

resiko bahaya PT Danliris Sukoharjo untuk mencegah kecelakaan dan

penyakit akibat kerja terhadap tenaga kerja divisi garmen yang dikaitkan

dengan peraturan perundang-undangan.

4. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di PT

Danliris Sukoharjo khususnya divisi garmen. Lokasi penelitian yang telah

ditetapkan penulis bertujuan agar ruang lingkup permasalahan yang

hendak diteliti agar lebih terarah.

5. Sumber Bahan Hukum

Penelitian ini menggunakan penelitian normatif atau doctrinal,

maka bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Bahan Hukum Primer

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja;

3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan;

4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga

Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;

Page 21: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:

Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;

7) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor

Per.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja.

8) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:

Per.01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan

Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari

Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261/MENKES/SK/1998

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa bahan hukum yang bukan

merupakan dokumen-dokumen resmi (Peter Mahmud Marzuki,

2005:14). Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku, pendapat

para ahli hukum, pandangan ahli hukum, hasil penelitian hukum,

kamus hukum, ensiklopedi hukum, artikel, internet, dan sumber

lainnya yang mempunyai korelasi untuk mendukung penelitian ini.

Bahan hukum sekunder memberikan penjelasan terhadap bahan

hukum primer yang memberikan petunjuk kearah penulis dalam

penelitian ini.

c. Bahan Non Hukum

Bahan hon hukum penelitian ini terdiri atas buku teks, artikel,

jurnal, internat dan sumber lainnya yang memiliki korelasi dengan

penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berkut:

Page 22: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengkaji dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan

perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui proses

tanya jawab secara lisan, sehingga penulis dapat mengadakan

komunikasi dengan menggunakan daftar pertanyaan. Wawancara

bertujuan untuk memperoleh data secara langsung mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan jalan menggunakan daftar pertanyaan

terstruktur untuk digunakan tanya jawab secara langsung dengan

divisi garmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris

Sukoharjo. Sehingga akan diperoleh upaya yang dilaksanakan dalam

mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

c. Pengamatan dan Observasi

Pengamatan dan observasi merupakan teknik pengumpulan data

dimana peneliti mengamati secara langsung objek yang ada di

lapangan tentang segala sesuatu mengenai objek penelitian yakni

perlindungan tenaga kerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

di PT Danliris mengenai potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja

khususnya pada divisi garmen.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

menggunakan metode deduktif, yaitu berpangkal dari prinsip-prinsip

dasar. Melalui konstruksi penalaran ini penulis menarik kesimpulan dari

hal yang bersifat umum terhadap hal yang bersifat khusus. Penggunaan

metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor, kemudian

diajukan premis minor. Lalu, dari kedua premis tersebut ditarik suatu

kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2005:47). Premis

mayor adalah aturan hukum sedangkan premis minor adalah fakta hukum.

Page 23: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menggunakan pendekatan

peraturan perundang-undangan mengenai Keselamatan dan Kesehatan

Kerja sebagai premis mayornya sedangkan fakta hukum atau premis minor

adalah resiko bahaya yang terdapat di tempat kerja, kebijakan dalam

menjalankan perlindungan tenaga kerja dalam Keselamatan di PT Danliris

Sukoharjo.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan dalam penelitian hukum ini yang

diselenggarakan di PT Danliris Sukoharjo terdiri dari 4 (empat) bab yaitu

pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan dan penutup. Adapun rincian

sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti memaparkan dan

menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodelogi penelitian dan sistematika penulisan

hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti menjelaskan landasan teori

dari para ahli dan doktrin hukum yang

dipergunakan penulis dalam penyusunan penulisan

hukum ini. Teori-teori hukum yang dipergunakan

diambil berdasarkan literatur yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian yang diangkat.

Adapun rincian tinjauan pustaka yang

dipergunakan antara lain:

1. Tinjauan Umum tentang Hukum

Ketenagakerjaan

2. Tinjauan Umum tentang Hubungan Kerja

3. Tinjauan Umum tentang Keselamatan Kerja

Page 24: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4. Tinjauan Umum tentang Kesehatan Kerja

BAB III : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis menganalisa, mengkaji dan

mengolah hasil data penelitian. Pembahasan

menguraikan dan menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab akhir dalam penelitian, peneliti

meringkas dari awal bab hingga bab akhir dalam

penelitian menjadi suatu simpulan. Penulis

memberikan masukan saran yang relevan terhadap

realita atau kenyataan yang ada. Sehingga

diharapkan penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan serta koreksi terhadap

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

PT Danliris Sukoharjo divisi garmen.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 25: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, “tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.” Sebelumnya

peraturan perundang-undangan Hukum Ketenagakerjaan mengalami

perombakan dari istilah Hukum Perburuhan menjadi Hukum

Ketenagakerjaan. Seperti telah dijelaskan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud

dengan “Ketenagakerjaan adalah hal yang berhubungan dengan tenaga

kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.” Sehingga

pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum peburuhan yang

dirumuskan sebagai hubungan hukum antara buruh dengan majikan dalam

hubungan kerja saja (Lalu Husni, 2005:24). Akantetapi seiring

perkembangan jaman hubungan kerja tidak hanya berlaku pada saat kerja

saja melainkan pada waktu sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan.

Perbedaan istilah tersebut terkesan bahwa buruh merupakan pihak yang

terintimidasi oleh majikan dan seolah-olah sebutan bagi pekerja kasar.

Adanya perubahan istilah ini dpat merubah persepsi yang bertujuan adanya

kesetaraan atau posisi yang seimbang antara pengusaha dan buruh dalam

memperoleh hak dan kewajibannya karena selama ini tenaga kerja berada

di posisi yang jauh di bawah pengusaha.

Menurut Soepomo bahwa perlindungan tenaga kerja dibagi

menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

a. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu

bekerja diluar kehendaknya.

Page 26: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

jaminan kesehatan kerja, kebebasan berserikat dan perlindungan hak

untuk berorganisasi.

c. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

keamanan dan keselamatan kerja (Dikutip dari Dian Octaviani

Saraswati, 2007:34).

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa pekerja/buruh adalah “Setiap orang

yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.”

Sehingga dari pengertian ini dapat diketahui adanya pihak yang

memberikan upah atau imbalan terhadap pekerja yakni pengusaha atau

pemberi kerja. Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan pengertian “pengusaha, yaitu:

1) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang

menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.

2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara

berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.

3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di

Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud huruf (1) dan

(2) yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.”

Ketenagakerjaan sangat erat dengan unsur campur tangan

pemerintah dalam memberikan hak-hak dan kewajiban bagi pekerja dalam

perlindungi keselamatan, kesehatan, upah yang layak dan sebagainya.

Tercapainya keadilan dalam hubungan ketenagakerjaan akan sulit tercapai,

karena telah kita ketahui bahwa pihak yang kuat akan selalu ingin

menguasai pihak yang lemah Tanpa melupakan kewajiban dan hak

pengusaha dalam kelangsungan perusahaan. Penjelasan tersebut

memberikan pengertian bahwa hukum ketenagakerjaan bersifat privat dan

publik. Adanya campur tangan pemerintah dalam perundang-undangan

yang mengatur tentang ketenagakerjaan dan adanya pemberian sanksi

tegas bagi pelanggar. Sedangkan bersifat privat karena diperbolehkannya

Page 27: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

adanya peraturan perundangan yang mengatur mengenai hubungan kerja

antara orang perorangan (Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan dan

Perjanjian Kerja Bersama) yang tetap memperhatikan aturan-aturan yang

berlaku.

2. Tinjauan Umum tentang Hubungan Kerja

Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud dengan,

“Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh

berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan

perintah.” Sehingga hubungan kerja itu terjadi karena adanya perjanjian

kerja antara pengusaha dan pekerja atau buruh (Pasal 50 Undang-undang

No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Substansi perjanjian kerja

yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan perjanjuan perburuhan atau

Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)/Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang

ada, demikian halnya dengan peraturan perusahaan, substansinya tidak

boleh bertentangan dengan KKB/PKB (Lalu Husni, 2005:53). Perjanjian

kerja sebagai bagian dari suatu perjanjian, maka perjanjian kerja harus

memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan telah diatur

pula dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa syarat sahnya

perjanjian kerja harus memenuhi:

a. Kesepakatan kedua belah pihak;

b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;

c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan

ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 28: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari

perjanjian kerja sebagai substansi pokok hubungan kerja antara lain

adalah:

a. Unsur pekerjaan

Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang

diperjanjikan (obyek perjanjian), pekerjaan tersebut harus dilakukan

sendiri oleh pekerja, hanya dengan seizin majikan dapat menyuruh

orang lain (tanpa melanggar peraturan perundang-undangan,

ketertiban umum dan kesusilaan).

Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat pribadi karena

bersangkutan dengan ketrampilan atau keahliannya, karena itu

menurut hukum jika pekerja meninggal dunia, maka perjanjian kerja

tersebut putus demi hukum.

b. Unsur Perintah

Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja

oleh pengusaha adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada

perintah pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang

diperjanjikan. Disinilah perbedaan hubungan kerja dengan hubungan

lainnya, misalnya hubungan antara dokter dengan pasien, pengacara

dengan klien. Hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja

karena dokter dan pengacara tidak tunduk pada perintah pasien dan

klien.

c. Unsur Upah

Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja

(perjanjian kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama

seorang pekerja bekerja pada pengusaha adalah untuk memperoleh

upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah, maka suatu hubungan

tersebut bukan merupakan hubungan kerja.

Page 29: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Tinjauan Umum tentang Keselamatan Kerja

a. Pengertian dan Landasan Hukum Keselamatan Kerja

Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang

berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara

melakukan pekerjaan dan proses produksi (Tarwaka, 2008:4).

Keselamatan kerja merupakan dari, oleh dan untuk tenaga kerja, setiap

orang dan masyarakat yang mungkin akan terkena dampak dari suatu

proses produksi industri. Keselamatan kerja merupakan sarana utama

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan

kerugian berupa luka/cidera, cacat, kematian maupun kerugian harta

benda dan kerusakan peralatan dan mesin dan kerusakan lingkungan

yang secara luas.

Telah jelas diatur dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa

“Setiap pekerja/buruh berhak mendapat perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja, moril dan kesusilaan dan perlakuan

yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.” Pengertian maksud dari pasal ini untuk memberikan jaminan

perlindungan tenaga kerja dalam memperoleh rasa aman dalam

melakukan pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja dan

produktivitas kerja.

b. Syarat Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja dalam suatu tempat kerja mencakup

berbagai aspek yang berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana

produksi, manusia dan cara kerja (Soehatman Ramli, 2010:28). Dalam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

secara tegas dan jelas menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja

yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau badan yang menjalankan

usaha, baik formal maupun informal, dimanapun berada dalam upaya

memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang

Page 30: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

yang berada di lingkungan usahanya (Tarwaka, 2008:4). Persyaratan

keselamatan kerja menurut Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut.

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada

waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya

suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan

angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,

lingkungan, cara dan proses kerjanya;

n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,

binatang, tanaman atau barang;

o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan dan penyimpanan barang;

q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah

tinggi.

Page 31: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Di samping syarat-syarat keselamatan kerja sesuai Pasal 3

ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja di atas, juga dilengkapi syarat keselamatan kerja dalam

perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,

pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan

bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung

dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Syarat-syarat tersebut

memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah yang mencakup bidang

konstruksi, bahan, pengolahan, dan pembuatan, perlengkapan alat

perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan, pemberian

label guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri,

keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.

Syarat inilah yang tercantum dan diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

c. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha

Pengusaha sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan

dan kesehatan kerja tenaga kerja di tempat kerja. Kewajiban

pengusaha dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut adalah (Lalu

Husni, 2005:134):

1) Terhadap tenaga kerja yang baru bekerja, pengusaha

berkewajiban menunjukkan dan menjelaskan tentang:

a) Kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja;

b) Semua alat pengamanan dan pelindung yang diharuskan.

c) Cara dan sikap dalam melakukan pekerjaan.

d) Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental tenaga

kerja yang bersangkutan.

2) Terhadap tenaga kerja yang telah atau sedang dipekerjakan

pengusaha berkewajiban untuk:

a) Melakukan pembinaan dalam hal pencegahan kecelakaan,

penanggulangan kebakaran, pemberian pertolongan pertama

Page 32: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pada kecelakaan (P3K), peningkatan usaha Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada umumnya.

b) Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental secara

berkala.

c) Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan

diri yang diwajibkan untuk tempat kerja yang bersangkutan

bagi seluruh tenaga kerja.

d) Memasang gambar dan peraturan perundnag-undangan

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta bahan

pembinaan lainnya di tempat kerja sesuai dengan petunjuk

pegawai pengawas atau ahli Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

e) Melaporkan setiap peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi

termasuk peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja

yang terjadi di tempat kerja tersebut kepada Departemen

Tenaga Kerja setempat.

f) Membayar biaya pengawasan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ke Kantor Perbendaharaan Negara

setempat setelah mendapat penetapan besarnya biaya oleh

Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat.

g) Menaati semua persyaratan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja baik yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan maupun yang ditetapkan oleh pegawai pengawas.

Sedangkan tenaga kerja memiliki kewajiban dalam tercapainya

program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diatur dalam Pasal

12 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

adalah:

1) Memberikan keterangan yang benar apabila diminta oleh

pegawai pengawas atau ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.

Page 33: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3) Memenuhi dan menaati persyaratan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang berlaku di tempat kerja.

Sedangkan hak-hak yang diperoleh tenaga kerja adalah:

1) Meminta kepada pimpinan atau pengurus perusahaan tersebut

agar dilaksanakan semua syarat Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang diwajibkan di tempat kerja.

2) Menyatakan keberatan apabila syarat Keselamatan dan

Kesehatan Kerja serta APD (alat perlindungan diri) yang

diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal

khusus ditetapkan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-

batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

d. Potensi Bahaya yang Menyebabkan Kecelakaan Kerja

Keselamatan kerja erat kaitannya dengan kecelakaan kerja,

yakni suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan sering tidak terduga

yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau

properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja

industri atau yang berkaitan dengan hal tersebut. Unsur-unsur

kecelakaan kerja adalah sebagai berikut.

1) Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa

kecelakaan kerja tidak terdapat unsur kesengajaan atau

perencanaan.

2) Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa

kecelakaan kerja akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun

mental.

3) Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-

kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja. (Tarwaka,

2008:5)

Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat

berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja

atau proses produksi. Dari beberapa penelitian para ahli memberikan

indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan

Page 34: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sendirinya, akan tetapi terjadi oleh salah satu atau beberapa faktor

penyebab kecelakaan sekaligus dalam satu kejadian. Berikut penyebab

kecelakaan kerja secara umum:

1) Sebab dasar atau asal mula

Terjadinya kecelakaan kerja pastilah terlihat dari sebab dasar

yang menjadikan terjadinya peristiwa kecelakaan kerja yang

dapat dilihat dari faktor:

a) Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau

pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja di perusahaannya;

b) Manusia atau para pekerjanya sendiri, dan

c) Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja.

2) Sebab Utama

Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya

faktor dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang

belum dilaksanakan secara benar (Substandards). Sebab utama

kecelakaan kerja meliputi faktor:

a) Faktor manusia atau adanya tindakan tidak aman (unsafe

action).

Dilatar belakangi oleh adanya tindakan berbahaya dari

tenaga kerja bisa terjadi karena:

(1) Kurang pengetahuan dan ketrampilan kerja (lack of

knowledge and skill)

(2) Ketidakmampuan bekerja secara normal (inadequate

capability)

(3) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak

Nampak (bodily defect)

(4) Kelelahan dan kejenuhan (fatique and boredom)

(5) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe

attitude and habits)

Page 35: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(6) Kebingungan dan stress karena prosedur kerja yang

baru dan belum dapat dipahami (confuse and stress)

(7) Belum menguasai atau belum trampil dengan

peralatan atau mesin baru (lack of skill)

(8) Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat

melakukan pekerjaan (difficulty in concentrating)

(9) Sikap masa bodoh dari tenaga kerja (ignorance)

(10) Kurangnya motivasi kerja dari tenaga kerja (improper

motivation)

(11) Kurangnya kepuasan kerja (low job satisfaction)

(12) Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri, dan

sebagainya.

b) Faktor lingkungan atau kondisi tidak aman (unsafe

condition).

Lingkungan disini diartikan bahwa kecelakaan kerja terjadi

apabila lingkungan fisik (mesin, peralatan, pesawat, bahan,

lingkungan dan tempat kerja, proses kerja sifat pekerjaan

dan sistem kerja) dan faktor-faktor yang berkaitan dengan

penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang dapat

menyebabkan kecelakaan kerja.

c) Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja.

Apabila interaksi dan sarana pendukung kerja tidak berjalan

dengan sesuai maka akan terjadi kecelakaan kerja. Dengan

demikian, penyediaan sarana kerja yang sesuai dengan

kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia harus

sudah dilaksanakan sejak perencanaan.

3) Komponen peralatan kerja

Peralatan kerja tenaga kerja haruslah didesain, dipelihara dan

dipergunakan dengan baik sehingga potensi bahaya dari

penggunaan peralatan kerja dapat dihindari.

Page 36: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4) Komponen lingkungan kerja

Pertimbangan tertentu harus diberikan terhadap faktor

lingkungan kerja seperti, tata letak ruang, kebersihan, intensitas

penerangan, suhu, kelembaban, kebisingan, vibrasi ventilasi, dll

yang sangat mempengaruhi kenyamanan, kesehatan dan

keselamatan kerja tenaga kerja.

5) Organisasi kerja

Manajemen keselamatan kerja merupakan variabel terpenting

dalam pengembangan program keselamatan kerja di tempat

kerja. Struktur organisasi yang mempromosikan kerjasama

antara pekerja untuk pengenalan dan pengendalian potensi

bahaya akan mempengaruhi perilaku pekerja secara positif.

Pengembangan manajemen kerja akan efektif dalam

menentukan kinerja keselamatan secara umum di tempat kerja

dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

4. Tinjauan Umum tentang Kesehatan Kerja

a. Pengertian dan Landasan Hukum Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan

yang erat kaitannya dengan lingkungan kerja dan pekerjaan, yang

secara langsung maupun tidak langsung dapat memepengaruhi

efisiensi dan produktivitas kerja. Terdapat beberapa pengertian

kesehatan kerja, Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan

yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan

yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial sehingga

memungkinkan dapat bekerja secara optimal (Lalu Husni,

2005:140).

Kesehatan kerja (occupational health) adalah bagian dari

ilmu kesehatan atau kedokteran yang memepelajari bagaimana

melakukan usaha preventif dan kuratif serta rehabilitatif, terhadap

penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh-faktor-

Page 37: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum

dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosial (Tarwaka, 2008:22).

Secara garis besar dalam Pasal 164 – Pasal 166 Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur

mengenai:

1) Kesehatan kerja diselenggarakan dengan maksud setiap pekerja

dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan

masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja

yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga

kerja.

2) Upaya kesehatan kerja pada hakikatnya merupakan penyerasian

kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. Pelayanan

kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada pekerja sesuai dengan jaminan sosial tenaga kerja dan

mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Syarat

kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik

fisik maupun psikis sesuai dengan jenis pekerjaannya,

persyaratan bahan baku dan proses kerja serta persyaratan tenpat

atau lingkungan kerja.

3) Tempat kerja yang wajib menyelenggarakan kesehatan kerja

adalah tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan,

mudah terjangkit penyakit atau mempunyai tenaga kerja paling

sedikit 10 (sepuluh) orang.

Dalam upaya penyelenggaraan kesehatan kerja di tempat kerja atau

perusahaan, pada dasarnya bertujuan untuk:

1) Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja

yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosial di semua

lapangan pekerjaan.

Page 38: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

kondisi lingkungan kerja.

3) Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang

ditimbulkan akibat pekerjaan.

4) Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai

dengan kondisi fisik tubuh dan mental psikologis tenaga kerja

yang bersangkutan.

b. Penyakit Akibat Kerja

Penyakit yang ditimbulkan karena hubungan kerja dianggap

sebagai kecelakaan kerja dan bisa terjadi secara tiba-tiba maupun

melalui proses dalam jangka waktu tertentu. “Penyakit yang timbul

akibat hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh

pekerjaan atau lingkungan kerja (Pasal 1 Keppres No 22 Tahun 1993

tentang Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Kerja).” Penyakit akibat

kerja ditetapkan berdasarkan karakteristik penyebab dan proses

terjadinya yang lambat. Sedangkan kecelakaan terjadi karena proses

terjadinya cepat dan cenderung mendadak. Di tempat kerja

mengandung sumber-sumber bahaya yang dapat mempengaruhi

kesehatan tenaga kerja. Pengenalan potensi bahaya harus

dilaksanakan sedini mungkin untuk mengadakan upaya pengendalian

dan upaya untuk mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Berikut

adalah potensi-potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan

kesehatan atau penyakit akibat kerja:

1) Potensi Bahaya Fisik

Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan

kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya:

terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim

(panas,dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran,

radiasi, dll.

Page 39: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2) Potensi Bahaya Kimia

Potensi yang berasal dari bahan-bahan kimia yang dipergunakan

dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau

mempengaruhi tubuh tenaga kerja. Terjadinya pengaruh dari

bahaya kimia ini terhadap tubuh tenaga kerja tergantung dari

jenis bahan kimia, bentuk potensi bahaya (debu, gas, uap, asap,

dll), daya racun bahan (toksitas), cara masuk ke tubuh, dll.

3) Potensi Bahaya Biologis

Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-

kuman penyakit yang terdapat di udara, yang berasal dari atau

bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit

tertentu, misalnya: TBC, Hepatitis A/B, aids, dll ataupun yang

berasal dari bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses

produksi.

4) Potensi Bahaya Fisiologis

Potensi bahaya yang berasal atau disebabkan oleh penerapan

kesehatan kerja yng tidak baik ataupun tidak sesuai dengan

norma-norma Ergonomi yang berlaku, dalam melakukan

pekerjaan sera peralatan kerja. Termasuk dalam potensi bahaya

fisiologis ini antara lain: sikap dan cara kerja yang tidak sesuai,

pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidaks esuai

dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara

mesin dan manusia.

5) Potensi Bahaya Psikologis

Potensi bahaya ini berasal atau ditimbulkan oleh kondisi atau

aspek-aspek psikologis tenaga kerja yang kurang baik dan

kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja

yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,

temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi

tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya ketrampilan tenaga

kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya

Page 40: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pelatihan yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang

tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja yang

kesemua potensi ini dapat menimbulkan stress akibat kerja.

6) Potensi Bahaya dari Proses Produksi

Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh berbagai

kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat

tergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan

serta jenis kegiatan yang dilakukan. (Tarwaka, 2008:24).

Page 41: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Premis Mayor

1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;

4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;

5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

7) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 261/MENKES/SK/1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.

Premis Minor/Fakta Hukum

1. Perlindungan tenaga kerja dalam jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Ketentuan peraturan mengenai syarat, pemeriksaan dan upaya untuk mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja.

Penerapan

1. Peraturan PT Danliris Sukoharjo dalam PKB dan Kebijakan Perusahaan dalam perlindungan tenaga kerja.

2. Upaya pengendalian resiko bahaya dalam mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kesimpulan 1. Pelaksanaan PKB dan Kebijakan PT Danliris Sukoharjo dalam

mengatur dan memberi jaminan K3 bagi tenaga kerja. 2. Upaya pengendalian resiko PT Danliris Sukoharjo masih terdapat

kekurangan.

Page 42: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Keterangan:

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

mengatur mengenai perlindungan tenaga kerja dalam memperoleh jaminan

perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mengatur pula mengeanai

hak dan kewajiban yang diperoleh baik pengusaha dan tenaga kerja. Proses

produksi menggunakan mesin-mesin yang berteknologi tinggi dan potensi-potensi

bahaya lain yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja

PT Danliris Sukoharjo. Pasal 86 Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan dengan tegas mengatur bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk

mendapatkan perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sehingga

setiap tenaga kerja yang bekerja bersinggungan dengan potensi bahaya harus

dijamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Perlu diadakannya upaya-upaya

untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tenaga kerja dalam

membina norma-norma perlindungan kerja hal ini diatur dalam Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Kecelakaan kerja terjadi akibat

potensi-potensi bahaya yang timbul karena lingkungan kerja yang tidak aman,

perilaku tenaga kerja yang tidak aman, maupun kurangnya perhatian dari tingkat

pimpinan (pengusaha/pengurus) terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Angka kecelakaan kerja masih didapati di PT Danliris Sukoharjo divisi garmen

yang belum mampu mencapai zero accident. Diperlukan penanganan serius dan

tegas dalam pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sehingga

potensi-potensi bahaya tersebut tidak membahayakan kinerja tenaga kerja.

Melalui kebijakan-kebijakan perusahaan maupun penerapan perundang-undangan

dan upaya pengendalian resiko bahaya sebagai bentuk perlindungan tenaga kerja.

Page 43: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi PT Danliris Sukoharjo

1. Sejarah dan Profil PT Danliris Sukoharjo

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1974 untuk pertenunan yang

sebagian digunakan untuk industri batik. Perusahaan yang terletak di

Kelurahan Banaran Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah

didirikan oleh Hadiman Tjokrosaputro ini terus mengembangkan usahanya

tanpa henti. Pada tahun 1976 PT Danliris dirubah menjadi suatu industri

terpadu yang menghasilkan berbagai jenis benang dan tekstile. Baru pada

tahun 1978 PT Danliris memproduksi pakaian jadi (konfeksi). Setiap

tahunnya PT Danliris memproduksi hingga 80.000 ball benang tenun, baik

untuk mencukupi permintaan lokal maupun ekspor. Produk yang dihasilkan

telah mempergunakan mesin-mesin maupun peralatan berteknologi canggih

untuk meningkatkan mutu dan kualitas yang dihasilkan.

Ekspor impor produk yang dihasilkan PT Danliris telah menempati

posisi dominan dalam perdagangan. PT Danliris merupakan perusahaan

manufaktur yang memproduksi tekstil dan garmen, dengan banyaknya produk

yang dihasilkan setiap tahunnya, maka PT Danliris akan memerlukan tenaga

kerja dengan jumlah yang mendukung. Penelitian dan upaya pengembangan

dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu produk. PT Danliris telah

memperoleh kepercayaan internasional untuk memproduksi merek-merek

terkenal seperti Mark & Spencer, Inggris Toko, Rumah Frazier, Kacau, Silver

Ox, Hari Ty, dll yang diproduksi pada sektor garmen PT Danliris. Mutu dan

kualitas produk yang dihasilkan PT Danliris telah terkenal hingga ke Jepang,

Inggris dan negara-negara Eropa lainnya.

PT Danliris Sukoharjo termasuk dalam perusahaan yang bergerak

pada sektor manufaktur yang memiliki produk tekstil dan garmen. Untuk

penelitian dalam Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT

Danliris Sukoharjo, penulis akan meneliti pada divisi garmen. Divisi Garmen

Page 44: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pada PT Danliris terbagi menjadi 4 (empat) konfeksi, dengan masing-masing

konfeksi memiliki komposisi kerja sesuai dengan pesanan.

2. Visi dan Misi PT Danliris Sukoharjo

Visi:

Menjadi perusahaan tekstile yang terintegrasi yang terkenal sebagai

terbaik terutama oleh pemegang saham, pelanggan dan karyawan.

Misi:

1) Menjadi perusahaan tekstile yang terintegrasi yang dapat memuaskan

pemegang saham melalui profit dan pelanggan melalui baiknya

pelayanan, kualitas dan harga.

2) Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran, kehati-

hatian, keamanan dan penghargaan berdasarkan hasil.

3. Proses Produksi

Proses produksi pada PT Danliris terbagi menjadi dua divisi yakni

divisi tekstil dan garmen. Pada divisi tekstil memproduksi selembaran kain

bahan baku untuk dijadikan pakaian. Sedangkan pada divisi garmen

merupakan divisi yang memproduksi pakaian jadi yang bahan baku sebagian

berasal dari divisi tekstile PT Danliris Sukoharjo. Setelah melalui proses pada

divisi tekstile proses selanjutnya untuk membuat pakaian jadi adalah:

1) Cutting

Cutting atau pemotongan kain akan dilakukan dengan menggambar pola

sesuai dengan model pakaian sesuai dengan pemesanan. Pemotongan kain

menggunakan mesin strike knife atau band knife.

2) Pressing

Pengepressan kain meliputi pada lekukan untuk kerah baju, press untuk

tempat kancing baju, atau press pada lekukan ujung pergelangan tangan

untuk lengan pakaian panjang.

3) Sewing

Sewing merupakan proses penjahitan kain yang telah tergambar pola.

Page 45: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4) Finishing

Pakaian yang telah dijahit akan dilakukan proses finishing yakni proses

terakhir dengan penyetrikaan pakaian dan pengemasan pakaian.

5) Quality Control

Quality control terletak pada setiap proses produksi dari awal hingga akhir.

Quality control merupakan pengecekan terhadap produk yang dihasilkan

sehingga diperoleh kualitas dan mutu terbaik.

6) Packing

Produk yang telah lolos uji pengecekan dari awal hingga akhir akan siap

untuk dikirim kepada pemesan atau buyer.

B. Hasil Penelitian

1. Kebijakan PT Danliris Sukoharjo Terkait Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

PT Danliris Sukoharjo di dalam memberikan perlindungan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yakni dengan memiliki kebijakan yang

berpegang pada standar kondisi kerja, peduli lingkungan, menjaga kesehatan,

keselamatan dan keamanan dalam pemenuhan terhadap permintaan

konsumen. Untuk itu, perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT

Danliris Sukoharjo tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Danliris

Sukoharjo Nomor: 011/DL.UM.HK/07.11 dengan masa berlaku antara

tanggal 1 Juli 2011 sampai dengan 30 Juni 2013. Perjanjian Kerja Bersama

PT Danliris terdiri dari 41 Pasal yang mengatur mengenai kesepakatan

bersama antara serikat pekerja dengan pengusaha. Tujuan Perjanjian Kerja

Bersama adalah untuk menciptakan keserasian kerja yang berasaskan pola

perlindungan tenaga kerja untuk terciptanya ketenagan kerja, keselamatan dan

kesehatan kerja sehingga terwujud peningkatan usaha dan kesejahteraan

tenaga kerja. Selain kebijakan perusahaan dalam komitmen perusahaan

meningkatkan perlindungan tenaga kerja, PT Danliris memiliki kebijakan

sebagai pelaksanaan komitmen perusahaan mencapai kepuasan pelanggan dan

Page 46: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

terlindungnya tenaga kerja dalam keselematan dan Kesehatan kerja antara

lain sebagai berikut.

1) PT Danliris bertanggungjawab untuk mempromosikan tenaga kerja

dan menjamin tidak adanya operasi kerja yang membahayakan.

2) PT Danliris menjamin untuk memproduksi barang yang memenuhi

keinginan pelanggan dengan tidak membahayakan pelanggan, pekerja

dan masyarakat.

3) PT Danliris berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan tingkat

keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan yang bersih dan

aman.

4) PT Danliris menyadari pentingnya dalam mengadakan pelatihan

tenaga kerja tentang hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan

dan kesehatan kerja. Serta tenaga kerja bertanggungjawab untuk

memakai dan menggunakan alat pelindung diri dan peralatan-

peralatan dengan standar keamanan dan keselamatan yang tinggi.

5) Dengan adanya bagian pengembangan sumber daya manusia akan

memberikan kepastian bahwa kondisi keselamatan dan kesehatan

kerja dari PT Danliris akan dikontrol dan ditingkatkan terus menerus

secara efektif.

Kebijakan kedua antara lain sebagai berikut.:

1) Memakai seragam, alas kaki dan kartu tanda pengenal (NPK) yang

telah ditentukan.

2) Menggunakan sarung tangan metal yang disediakan ketika

menggunakan straight knife dan band knife pada proses pemotongan

divisi garmen dan atau alat-alat pelindung diri lainnya.

3) Bekerja dengan cara yang benar dengan menjalankan instruksi kerja

yang ada untuk mencegah kecelakaan terhadap diri sendiri dan orang

lain.

4) Tidak mengoperasikan mesin tanpa pengalaman dan kompetensi serta

kewenangan yang cukup.

Page 47: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5) Bahan-bahan kimia yang berbahaya disimpan pada tempat yang telah

ditentukan dan adanya pelatihan cara atau prosedur penggunaannya.

6) Dilarang merokok di area kerja maupun di lingkungan pabrik.

7) Dilarang membawa barang-barang yang membahayakan kesehatan

fisik dan mental serta potensi bahaya peledakan.

8) Setiap tamu atau orang luar yang masuk ke perusahaan harus seijin

yang berkepentingan dengannya dan harus lapor satpam jaga.

2. Upaya Pengendalian Resiko Bahaya di Tempat Kerja

PT Danliris Sukoharjo divisi garmen memberikan upaya-upaya dalam

mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan menyediakan:

a. Sarana dan Alat Pelindung Diri (APD):

b. Kegiatan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT

Danliris Sukoharjo

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris

telah terbentuk dan telah dilakukan pengesahan oleh Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei

tahun 2011. Melalui Surat Keputusan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo Nomor: Kep.21/P2K3/KK/2011,

mengesahkan Panitita Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja (P2K3)

PT Danliris Sukoharjo, yang terdiri ketua, wakil ketua, sekretaris, dan

masing-masing anggota pada tiap konfeksi 1, konfeksi 2, konfeksi 3 dan

konfeksi 4. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT

Danliris Sukoharjo melakukan kegiatan sesuai dengan fungsi dan tugas

yang telah ditetapkan dan melakukan hasil kegiatan secara berkala kepada

Disnaker Kabupaten Sukoharjo. Berikut merupakan kegiatan Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT Danliris Sukoharjo

dalam melakukan upaya preventif mencegah timbulnya kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja.

Page 48: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 1 Kegiatan P2K3 Divisi Garmen PT Danliris

No Item Target

(Thn)

Action Plan Sarana

1. Pertemuan P2K3 4x a. Perencanaan

Jadwal

b. Koordinasi

c. Kelengkapan

Administrasi

a. Absensi

b. Monitoring

c. laporan

2. Pelatihan P3K 1x a. Perencanaan

Jadwal

b. Koordinasi

c. Kelengkapan

Administrasi

a. Absensi

b. Monitoring

c. laporan

3. Pemeriksaan

Kesehatan

2x a. Perencanaan

Jadwal

b. Koordinasi

c. Kelengkapan

Administrasi

Diikuti Semua

Tenaga Kerja

4. Pelatihan Evakuasi

Tanggap Darurat

1x Bekerjasama

dengan Dinas

Pemadam

Kebakaran

Diikuti Semua

Tenaga Kerja

5. Audit Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

3x a. Perencanaan

Jadwal

b. Koordinasi

c. Kelengkapan

Administrasi

a. Monitoring

b. Laporan

Page 49: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

6. Pengawasan Eksternal 1x Dilakukan oleh

Dinas Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

(Disnakertrans

Kab. Sukoharjo)

Evaluasi

Kebijakan dan

Pelaksanaan

K3 di PT

Danliris

Sumber: Laporan Tahun 2011 P2K3 Divisi Garmen PT Danliris Sukoharjo

Page 50: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Pembahasan

1. Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja dalam Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT Danliris Sukoharjo

PT Danliris Sukoharjo merupakan perusahaan industri yang

bergerak pada sektor tekstile dan garmen. Dalam pembahasan dan penelitian

yang dilakukan difokuskan dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja tenaga kerja yang bekerja dalam divisi garmen. Jumlah tenaga kerja

pada divisi garmen PT Danliris Sukoharjo adalah 3.496 orang yang terbagi

dalam 4 unit kerja yakni konfeksi 1, 2, 3, dan 4. Kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja dapat terjadi oleh beberapa faktor yang kurang

mendapat perhatian dalam penanganannya. PT Danliris Sukoharjo dalam

melaksanakan Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan tenaga kerja berupa

jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan mengaturnya kedalam

Perjanjian Kerja Bersama PT Danliris Sukoharjo Nomor

011/DL.UM/HK/07/11 adalah sebagai berikut.

a. Pengaturan Waktu Kerja

Proses produksi PT Danliris Sukoharjo divisi garmen dilakukan

sesuai pesanan buyer dengan dibagi diantara keempat konfeksi. Menurut

Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan mengatur bahwa tenaga kerja hanya diperbolehkan

bekerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja. Untuk

mengimbangi agar tidak terlalu banyak tenaga kerja yang bekerja dalam

satu unit kerja maka pengaturan jam kerja diatur dalam Pasal 9 Perjanjian

Kerja Bersama PT Danliris Sukoharjo yang menjelaskan bahwa tenaga

kerja bekerja 8 jam setiap harinya yang bekerja pada Senin – Jumat atau

40 jam seminggu dengan waktu istirahat 1 jam perhari setiap 4 jam

bekerja. Terhadap kelebihan kerja dikarenakan order yang meningkat

maka tenaga kerja akan diberikan upah lembur. Pengaturan waktu kerja PT

Page 51: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Danliris Sukoharjo telah sesuai dengan Pasal 77 ayat (2) huruf b Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Upaya PT Danliris Sukoharjo untuk memberikan hak tenaga kerja

berupa jaminan sosial tenaga kerja sesuai dengan Pasal 99 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. PT

Danliris Sukoharjo mengatur dalam Pasal 22 Perjanjian Kerja Bersama

bahwa Kesejahteraan sosial yang diadakan bagi tenaga kerja yakni

Jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang

merupakan program dari PT Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja),

sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi tenaga kerja PT Danliris

Sukoharjo diselenggarakan oleh PT Askes (Inhealth). Terbukti bahwa PT

Danliris Sukoharjo memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dengan

mengikutkannnya dalam program-program jaminan sosial tenaga kerja.

Terdapat perbedaan penyelenggaraan program jaminan sosial yang

diikutkan PT Danliris Sukoharjo bagi tenaga kerjanya, yakni program

jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh PT Askes

(Inhealth).

Jaminan sosial bagi tenaga kerja yang diikuti oleh PT Danliris

Sukoharjo tidak semuanya merupakan program-program yang dikelola

oleh PT Jamsostek, melainkan untuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

tenaga kerja PT Danliris Sukoharjo diikutkan dalam program Inhelath (PT

Askes). Hal tersebut dimungkinkan karena Pasal 2 Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor Per.01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan

Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik

dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga

Kerja mengatur bahwa “Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

(PT Danliris Sukoharjo menyelenggarakan dengan bekerjasama dengan

badan yang menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan)

dinyatakan dengan manfaat lebih dari Paket Jaminan Pemeliharaan

Page 52: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja apabila memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

1) Liputan pelayanan kesehatan yang diberikan sekurang-kurangnya

harus memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam BAB II

dan BAB III peraturan ini.

2) Pelaksana pelayanan kesehatan yang ditunjuk harus memiliki izin

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3) Pelaksana pelayanan kesehatan harus mudah dijangkau oleh tenaga

kerja dan keluarganya.

Liputan pelayanan kesehatan dimaksudkan bagi peserta program

pemeliharaan kesehatan yang terdiri dari tenaga kerja wanita maupun laki-

laki dan untuk keluargamya yakni istri dan/atau suami serta maksimal 3

anak dengan syarat anak tersebut masih berusia 21 tahun maupun belum

menikah dan belum bekerja. “Jaminan sosial dalam bentuk Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan yang dilaksanakan dan yang dibutuhkan adalah

secara nasional dan bersifat wajib dengan memenuhi prinsip skala besar

ekonomi, gotong royong, pemerataan, perlindungan serta pendidikan masa

depan (Dahlia Hafni Lubis. 2007:147).” Setiap orang tidak akan terhindar

dari penyakit dan untuk itu kesehatan sangat penting dalam kehidupan

manusia. Pelayanan yang diberikan oleh program jaminan pemeliharaan

kesehatan PT Askes (Inhealth) diberikan kepada tenaga kerja PT Danliris

Sukoharjo serta istri atau suami dan maksimal tiga (3) orang anak, dengan

memberikan layanan kesehatan berupa:

1) Rawat Jalan Tingkat I

2) Rawat Inap

3) Rawat Jalan Tingkat Lanjut.

4) Pemeriksaan Kehamilan dan persalinan.

5) Penunjang Diagnostik.

6) Pelayanan Khusus

Page 53: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c. Alat-Alat Keselamatan Kerja

PT Danliris Sukoharjo sangat memperhatikan pokok-pokok

terpenting dalam terwujudnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja tenaga

kerja dengan diaturnya secara khusus pasal yang mengatur tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pasal 40 Perjanjian Kerja Bersama PT

Danliris Sukoharjo mengatur mengenai pakaian kerja dan alat-alat

keselamatan kerja yang wajib dikenakan oleh tenaga kerja. Saat memasuki

area PT Danliris Sukoharjo, tenaga kerja diwajibkan mengenakan pakaian

kerja yang telah ditentukan serta memakai alat pengenal yang telah

disediakan. Pasal 40 ayat (8) Perjanjian Kerja Bersama PT Danliris

Sukoharjo menyatakan bahwa “Demi kelancaran pekerja dalam bekerja,

maka perusahaan menyediakan alat-alat keselamatan kerja dengan

petunjuk dan anjuran dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan

pekerja diwajibkan mempergunakan sesuai dengan kepentingannya dan

memelihara sebaik-baiknya alat-alat perlengkapan keselamatan kerja

tersebut dengan penuh tanggungjawab.” Dapat terlihat bahwa PT Danliris

Sukoharjo melaksanakan kewajibannya untuk menyediakan alat-alat

pelindung diri demi meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

tenaga kerja

Kewajiban PT Danliris Sukoharjo melalui Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) divisi garmen selain

menyediakan alat pelindung diri adalah menjelaskan dan memasang semua

peraturan dan kebijakan menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Kerja

sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja bahwa pengurus memiliki kewajiban untuk

memasang peraturan, syarat keselamatan kerja, petunjuk-petunjuk pada

tempat yang mudah terlihat dan mudah dipahami oleh tenaga kerja. untuk

itu PT Danliris Sukoharjo selain membagikan buku saku berupa Perjanjian

Kerja Bersama pada setiap tenaga kerja juga memasang kebijakan-

kebijakan perusahaan yang memiliki komitmen dalam memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja, masyrakat, lingkungan dan pemesan yang

Page 54: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

di tempatkan pada tiap-tiap tempat kerja di masing-masing unit kerja.

Kebijakan tersebut antara lain menjelaskan dan mengatur bahwa:

a. PT Danliris bertanggungjawab untuk mempromosikan tenaga kerja

dan menjamin tidak adanya operasi kerja yang membahayakan.

b. PT Danliris menjamin untuk memproduksi barang yang memenuhi

keinginan pelanggan dengan tidak membahayakan pelanggan,

pekerja dan masyarakat.

c. PT Danliris berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan

tingkat keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan yang

bersih dan aman.

d. PT Danliris menyadari pentingnya dalam mengadakan pelatihan

tenaga kerja tentang hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan

dan kesehatan kerja. Serta tenaga kerja bertanggungjawab untuk

memakai dan menggunakan alat pelindung diri dan peralatan-

peralatan dengan standar keamanan dan keselamatan yang tinggi.

e. Dengan adanya bagian pengembangan sumber daya manusia akan

memberikan kepastian bahwa kondisi keselamatan dan kesehatan

kerja dari PT Danliris akan dikontrol dan ditingkatkan terus

menerus secara efektif.

Kebijakan lain yang dipasang di tempat kerja divisi garmen PT Danliris

Sukoharjo antara lain:

a. Memakai seragam, alas kaki dan kartu tanda pengenal (NPK) yang

telah ditentukan.

b. Menggunakan sarung tangan metal yang disediakan ketika

menggunakan straight knife dan band knife pada proses

pemotongan divisi garmen dan atau alat-alat pelindung diri lainnya.

c. Bekerja dengan cara yang benar dengan menjalankan instruksi

kerja yang ada untuk mencegah kecelakaan terhadap diri sendiri

dan orang lain.

d. Tidak mengoperasikan mesin tanpa pengalaman dan kompetensi

serta kewenangan yang cukup.

Page 55: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e. Bahan-bahan kimia yang berbahaya disimpan pada tempat yang

telah ditentukan dan adanya pelatihan cara atau prosedur

penggunaannya.

f. Dilarang merokok di area kerja maupun di lingkungan pabrik.

g. Dilarang membawa barang-barang yang membahayakan kesehatan

fisik dan mental serta potensi bahaya peledakan.

h. Setiap tamu atau orang luar yang masuk ke perusahaan harus seijin

yang berkepentingan dengannya dan harus lapor satpam jaga.

Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris

Sukoharjo tersebut di atas merupakan pembuktian secara umum bahwa PT

Danliris Sukoharjo memegang standard kondisi kerja, peduli lingkungan,

menjaga kesehatan, keselamatam dan keamanan dalam melindungi nama

baik perusahaan dan sebagai upaya menarik minat pelanggan dan

melaksanakan kewajiban pengurus sebagaimana diatur dalam Pasal 14

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Upaya Pengendalian Resiko Bahaya

Suatu keadaan tempat kerja yang aman dan nyaman sangat

dipengaruhi oleh faktor yang mendukung dalam terciptanya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Tenaga kerja sangat rentan dan dekat dengan resiko bahaya

yang ditimbulkan dalam pekerjaan yang dilakukannya. Resiko bahaya yang

dapat mengancam Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut dapat dikenali

dengan dilakukan identifikasi bahaya di tempat kerja. PT Danliris Sukoharjo

divisi garmen memperkerjakan 3.496 tenaga kerja, dalam upayanya

mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi

akibat potensi bahaya di tempat kerja menerapkan beberapa upaya yang

terdiri yakni:

a. Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

PT Danliris Sukoharjo pada divisi garmen.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) wajib

dibentuk oleh perusahaan yang memiliki tenaga kerja minimal 100 orang

Page 56: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

atau berpotensi terjadi kebakaran, peledakan, keracunan dalam proses

produksi maupun bahan-bahan yang dipergunakan sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. “In

the majority of major accidents there is a complex chain of events,

including organizational policies and descision, individual behaviours and

mechanical that when combined, resulted in the accident. While the

individual behaviours that resulted in the accident are wide and varied,

they are relate to human and organizational factors and many are

symptomatic of a poor safety culture (Julie Bell & Nicola Healey.

2006:8).” Penelitian mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja bukan

hanya terdapat dan masalah kompleks mengenai Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di Indonesia saja. Melainkan di Inggris, terus melakukan

riset dan peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi tenaga

kerjanya. Kecelakaan kerja terjadi akibat dari adanya keadaan yang

mempengaruhi termasuk kebijakan organisasi dan topic, perilaku manusia

(tenaga kerja), faktor mesin. Pada perilaku manusia yang sangat

merugikan dirinya sendiri tersebut sangat beragam dan bervariasi yang

memiliki kaitan dengan kebijakan organisasi dan kesalahan keselamatan

kerja yang diterapkan. Sehingga dalam hal ini kecelakaan kerja yang

disebabkan oleh faktor-faktor di atas dapat ditangani dengan pembentukan

organisasi di perusahaan-perusahaan untuk mengontrol dan membuat

kebijakan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar dihasilkan

kerja aman, sehat dan nyaman. PT Danliris Sukoharjo divisi garmen

berupaya dalam peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yakni

dengan mematuhi Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukkan Ahli

Keselamatan Kerja untuk membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo dengan susunan panitia sebagai

berikut.

Page 57: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 2 Susunan P2K3 Divisi Garmen PT Danliris Sukoharjo

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja menyatakan bahwa:

1) Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya

terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

2) Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) adalah Ahli Keselamtan Kerja dari perusahaan yang

bersangkutan.

3) Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3), diupayakan dijabat oleh pimpinan perusahaan atau salah

satu pengurus dari perusahaan.

KETUA Direktur Umum

WAKIL KETUA Kadiv. Umum

Sekretaris I Sekretaris II

Konfeksi I Konfeksi II Konfeksi III Konfeksi IV

Personalia

Anggota

Personalia

Anggota

Personalia

Anggota

Personalia

Anggota

Page 58: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tujuan pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (P2K3) harus dapat menjamin bahwa organisasi yang akan dibentuk

merupakan perwakilan seluruh komponen yang ada di tempat kerja.

Konsultasi antara pihak manajemen dengan pekerja harus terfokus pada

pengembangan struktur P2K3 yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan

tempat kerja atau perusahaan. Pada saat memutuskan kebutuhan organisasi

P2K3 yang sesui dengan tempat kerja atau perusahaan dan dapat

memenuhi tuntutan peraturan perundangan dalam memberikan

perlindungan tenaga kerja, hal-hal yang harus difikirkan antara lain adalah:

1) Besar kecilnya tempat kerja atau perusahaan;

2) Jenis operasional dan pengaturan tempat kerja;

3) Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja;

4) Calon-calon anggota dari setiap kelompok kerja yang akan

mengisi struktur organisasi; dan

5) Ukuran ideal organisasi yanag dapat bekerja secara efektif.

Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) PT Danliris Sukoharjo divisi garmen telah ditetapkan dan disahkan

dengan Surat Keputusan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sukoharjo Nomor: Kep.21/P2K3/KK/2011 dengan susunan organisasi

telah dibentuk sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan

Ahli Keselamatan Kerja. 0Dimana kepengurusan yang terdiri Ketua, Wakil

Ketua, Sekretaris dan Anggota merupakan perwakilan dari pengurus atau

pimpinan perusahaan serta ikut melibatkan tenaga kerja dalam

kepengurusan. Di dalam melakukan fungsi dan tugas untuk meningkatkan

kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Panitia Pembina Keselamatan

dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo divisi garmen melakukan

program kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain sebagai

berikut.

Page 59: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1) Identifikasi Resiko Bahaya Tempat Kerja (Inspeksi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja)

Suatu resiko bahaya yang dapat mengancam

Keselamatan dan Kesehatan Kerja tenaga kerja dapat diketahui

dengan adanya identifikasi masalah yang menjadi sumber-

sumber bahaya tersebut. Upaya yang dilakukan PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen yakni dilakukannya inspeksi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilakukan secara rutin

yakni satu bulan sekali dengan dibuat laporan secara tertulis

berupa checklist. Inspeksi dilakukan dengan tujuan menemukan

sumber potensi bahaya sebelum mengakibatkan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja. Penyelenggaraan inspeksi yang

dilakukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) PT Danliris Sukoharjo pada divisi garmen bertujuan

untuk:

a) Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan

secara sistematis mempunyai peran penting di dalam upaya

melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-

sumber bahaya yang mengancam Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Sehingga permasalahan dapat terdeteksi

lebih awal sebelum mengakibatkan kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja.

b) Inspeksi dilakukan untuk menjamin agar setiap tempat kerja

berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja, Pasal 86 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan

Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama PT Danliris

Sukoharjo yang secara jelas mengatur mengenai

perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 60: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c) Inspeksi dilakukan juga untuk mempertemukan dan menjadi

bahan diskusi bagi tenaga kerja dan pimpinan maupun

pengurus (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) PT Danliris Sukoharjo terkait isu-isu Keselamatan

dan Kesehatan Kerja yang sedang dihadapi. Tenaga kerja

merupakan subjek yang paling mengenal dan mengerti

terhadap aspek kerja, peralatan, mesin-mesin dan proses

operasional di tempat kerja sehingga mereka merupakan

sumber informasi yang utama. Diharapkan dengan

komunikasi yang tercipta baik tersebut akan tercipta kinerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris

Sukoharjo.

Adapun yang menjadi penilaian pada saat dilakukan inspeksi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo divisi

garmen antara lain yaitu:

a) Mengidentifikasi masalah-masalah yang berpotensi

mengancam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan

yang tidak terantisipasi selama proses desain ataupun

selama analisis tugas-tugas pekerjaan..

b) Mengidentifikasi adanya ketidakfungsian mesin-mesin dan

peralatan kerja pada setiap konfeksi di divisi garmen PT

Danliris Sukoharjo atau disebut dengan pemeriksaan mesin

produksi (Engineering Control). Dengan melakukan

inspeksi rutin yang diadakan dalam pengidentifikasian

pemeriksaan mesin produksi dapat diketahui dan dilakukan

pencegahan terhadap resiko bahaya dari mesin produksi

yang rusak. Bilamana mesin-mesin yang masih bisa

diperbaiki akan tetap digunakan akantetapi bila mesin

tersebut rusak maka akan dilakukan penggantian dengan

mesin baru. Pemeriksaan terhadap sarana pengamanan yang

terpasang pada mesin produksi juga tidak luput dalam

Page 61: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

penilaian inspeksi yang dilakukan Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo

divisi garmen.

c) Mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja dan tindakan-

tindakan tidak aman atau yang tidak sesuai dengan prosedur

kerja aman. Seperti contoh masih banyaknya tenaga kerja

yang kurang kesadaran untuk memakai alat pelindung diri

yang disediakan perusahaan dengan alasan bahwa alat

pelindung diri yang mereka pakai justru menghambat

pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja.

d) Mengidentifikasi pengaruh dari perubahan proses produksi

atau perubahan material yang digunakan dalam pengolahan

bahan baku.

e) Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang kurang tepat

dilakukan dan dapat menimbulkan masalah lain di tempat

kerja.

Sehingga dengan dilakukannya upaya identifikasi resiko

bahaya di tempat kerja dengan dilakukannya inspeksi (audit)

Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja oleh Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) pada divisi garmen

PT Danliris Sukoharjo maka syarat-syarat Keselamatan Kerja

sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dalam

mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dengan

diselenggarakannya inspeksi rutin setiap satu bulan sekali.

2) Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Pencapaian taraf keselamatan dan kesehatan kerja

tenaga kerja agar dapat terarah secara baik, di dalam Pasal 8

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Page 62: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Nomor: Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan

Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

menjelaskan bahwa setiap perusahaan diharuskan melakukan

pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja. Hal tersebut

dimaksudkan agar tenaga kerja terbebas dari penyakit menular

atau berbahaya, dan tenaga kerja tersebut dapat ditempatkan

dalam pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sehingga dapat

terjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja tenaga kerja.

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter

perusahaan yang ditunjuk meliputi pemeriksaan badan secara

umum, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pembantu

diagnostik. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja terdiri dari

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan

berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus.

Upaya peningkatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang dilakukan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan PT Danliris Sukoharjo divisi garmen telah

memprogramkan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara

berkala yang dilakukan 2 (dua) kali dalam satu tahun.

Akantetapi PT Danliris Sukoharjo belum melakukan

pemeriksaan kesehatan tenaga kerja baru sebelum mereka mulai

bekerja, padahal di dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan dalam

Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor: Per. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan

Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan

Kerja menjelaskan bahwa pengurus diwajibkan memeriksakan

kesehatan tenaga kerja sebelum bekerja dan ditempatkan sesuai

dengan sifat pekerjaan yang sesuai untuk tenaga kerja tersebut.

Tenaga kerja yang diterima bekerja di PT Danliris Sukoharjo

divisi garmen hanya melampirkan surat keterangan dokter.

Page 63: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Terhadap pemeriksaan secara berkala yang diatur

dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja, PT Danliris Sukoharjo

menyelenggarakan pemeriksaan berkala bagi tenaga kerja dalam

peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris

Sukoharjo melalui Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja divisi garmen telah dilaksanakan sesuai dengan yang

diatur dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Nomor: Per. 02/MEN/1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja yang menyebutkan bahwa: “semua

perusahaan harus melakukan pemeriksaan berkala bagi tenaga

kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.” Terhadap

pemeriksaan kesehatan khusus, belum pernah diselenggarakan

oleh PT Danliris Sukoharjo divisi garmen dikarenakan belum

pernah didapati tenaga kerja yang mengalami kecelakaan yang

parah. “Two teams of occupational health and safety advisors,

who have been providing such a service to patients in the

primary care setting over several years agreed to be involved in

an evaluation of how such primary care delivery of occupational

health advice could work. Such a formal evaluation is heavily

reliant on the expertise of such teams and would not have been

possible without their close cooperation. Such expertise could

include advice on the management of workplace hazards, the

assessment of the “work-relatedness” of any health problems,

or improved treatment and data collection to help identify

patterns of work-related ill-health (Craig A Jackson, 2004:1).”

Pemeriksaan kesehatan sangat diperlukan dalam upaya

peningkatan Keselamatan dan Kesehtan Kerja dan sebagai

evaluasi terhadap kesehatan tenaga kerja selama melakukan

pekerjaannya. Sehingga, adanya organisasi yang menangani

Page 64: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kesehatan tenaga kerja harus terdapat di setiap perusahaan, jika

terjadi resiko akibat potensi bahaya yang mengancam kesehatan

tenaga kerja dapat segera diketahui dan ditangani oleh

organisasi (P2K3) tersebut. Kualitas manajemen organisasi

(P2K3) dalam melakukan pemeriksaan kesehatan sangat

berguna didalam menyelesaikan problem atau masalah dan

sebagai upaya peningkatan identifikasi pekerjaan yang

mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.

Di dalam upaya peningkatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja tenaga kerja divisi garmen PT Danliris

Sukoharjo, Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) tidak hanya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala yang dilakukan setidaknya 6 bulan sekali atau didalam

satu tahun diselenggarakan selama 2 (dua) kali. Akantetapi PT

Danliris Sukoharjo memberikan sarana kesehatan yang

diperuntukan bagi tenaga kerja antara lain sebagai berikut.

a) Poliklinik

PT Danliris Sukoharjo telah menyediakan

pengobatan dan perawatan bagi tenaga kerja yang sakit

dengan disediakan dokter jaga yang memberikan konsultasi

dan pengobatan secara gratis bagi tenaga kerja.

b) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) PT Danliris Sukoharjo divisi garmen melakukan

pembinaan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja yang menyatakan bahwa “Pengurus diwajibkan

menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja di

bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan

pemberantasan kebakaran serta peningkatan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada

Page 65: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Kecelakaan.” Upaya pembinaan tersebut diselenggarakan

terhadap tenaga kerja yang pada saat melakukan

pekerjaannya mengalami kecelakaan dapat ditangani

dengan pertolongan sementara sebelum penanganan dari

dokter atau petugas medis. PT Danliris Sukoharjo

menyediakan kotak P3K pada setiap ruang konfeksi di

divisi garmen. Dalam kotak P3K tersebut berisi minimal

antara lain: kaca steril, perban, plester, kapas, kain mitella,

gunting, sarung tangan sekali pakai, masker, pinset, alcohol,

buku panduan P3K di tempat kerja dan buku catatan serta

daftar isi kotak P3K. terhadap persediaan isi dari kotak P3K

dilakukan pengecekan dan distribusi setiap tiga bulan sekali

sehingga perlengkapan P3K setiap konfeksi divisi garmen

PT Danliris Sukoharjo selalu tersedia.

Kecelakaan kerja di tempat kerja dapat terjadi

sewaktu-waktu, oleh karena itu tenaga kerja merupakan

objek yang dapat mengalaminya. Upaya PT Danliris

Sukoharjo yang telah menyediakan sarana kotak P3K di

setiap ruang kerja didukung dengan diberikannya pelatihan

Pertolongan Pertama Pada saat terjadi Kecelakaan (P3K).

Pelatihan P3K diselenggarakan oleh Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT Danliris

Sukoharjo dan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam

setahun sekali bertujuan untuk memberikan pengetahuan

dan wawasan tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja

yang menimpa tenaga kerja lain.

Sehingga upaya pembinaan PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen dengan menyediakan kotak P3K

dan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan telah

memenuhi yang diatur dalam Pasal 9 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Page 66: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Oleh karena itu syarat keselamatan kerja sebagaimana

diatur dalam Pasal 3 huruf e Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yakni memberikan

pertolongan pada kecelakaan telah dilaksanakan oleh PT

Danliris Sukoharjo pada divisi garmen dengan

disediakannya kotak P3K dan pelatihan P3K (Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan)

Gambar 3 Kotak P3K

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

Gambar 4 Dokumentasi Pelatihan P3K

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

Page 67: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3) Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dilaksanakan guna meningkatkan pengetahuan tenaga kerja

dalam mengenali dan mengantisipasi potensi bahaya di tempat

kerja. Pelatihan yang diadakan Panitia Pembina Keselamatan

dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo pada divisi garmen

diharapkan meningkatkan motivasi tenaga kerja untuk memakai

alat pelindung diri yang telah disediakan serta menekan angka

kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang disebabkan

karena kelalaian dari tenaga kerja maupun dari potensi bahaya di

tempat kerja. Penyelenggaraan pelatihan keselamatan dan

kesehatan kerja PT Danliris Sukoharjo divisi garmen telah

sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (3)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja mengatur bahwa “Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan kepada tenaga kerja baru tentang:

a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul

dalam tempat kerja;

b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang

diharuskan dalam tempat kerja;

c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang

bersangkutan;

d) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.”

Sedangkan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menyatakan bahwa

“pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi

semua tenaga kerja di bawah pimpinannya, dalam pencegahan

kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan.”

Page 68: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

dilakukan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja PT Danliris Sukoharjo bagi tenaga kerja divisi garmen

yang ruitn dilaksanakan satu tahun sekali dan bagi tenaga kerja

baru telah mencerminkan adanya pembinaan dan upaya

perusahaan untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat

(3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja.

4) Pelatihan Keadaan Darurat

Keadaan darurat disebabkan oleh kegagalan

teknologi, manusia, dan alam yang dapat terjadi setiap saat dan

dimana saja sehingga tempat kerja perlu mempersiapkan suatu

cara penanggulangan guna mengurangi dampak kerugian yang

ditimbulkan. Adapun kerugian yang dapat terjadi:

a) Kecelakaan yang dapat menimpa setiap orang yang berada

pada lokasi atau tempat kerja.

b) Gangguan kesehatan baik fisik maupun psikologis.

c) Kerusakan aset baik berupa kerugian finansial dan

terhentinya proses kegiatan perusahaan dalam mendapatkan

keuntungan.

Dengan memahami kerugian yang bisa timbul

akibat keadaan darurat tersebut di atas diperlukan adanya

perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat oleh perusahaan.

PT Danliris Sukoharjo divisi garmen dalam melaksanakan upaya

pengendalian resiko bahaya di tempat kerja memberikan dan

menyelenggarakan pelatihan tanggap darurat bagi tenaga kerja

yang diselenggarakan satu tahun sekali dengan bekerja sama

dengan Dinas Pemadam Kebakaran dalam pelatihan pemadaman

kebakaran dan pelatihan evakuasi keadaan darurat setidaknya

Page 69: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

diselenggarakan satu tahun sekali. Hal tersebut telah sesuai

dengan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja yang menyebutkan bahwa “Pengurus

diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga

kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan

kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan

keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian

pertolongan pertama pada kecelakaan.” Pelatihan tanggap

darurat tersebut merupakan salah satu pembinaan pengurus

dalam hal ini Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja PT Danliris Sukoharjo pada divisi garmen untuk

meningkatkan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Di samping dengan memberikan pelatihan tanggap

darurat terhadap pencegahan kebakaran maupun bencana alam

yang terjadi, PT Danliris Sukoharjo pada divisi garmen

menyediakan sarana untuk mencegah potensi bahaya yang dapat

membahayakan tenaga kerja antara lain sebagai berikut.

a) Alat Perlindungan Kebakaran

Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) huruf b Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

mengatur bahwa syarat-syarat keselamatan kerja adalah

untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

PT Danliris Sukoharjo divisi garmen berupaya

melaksanakan perundangan-undangan tersebut yakni

dengan menyediakan alat pemadam api berupa:

(1) Hydrant

Hydrant merupakan alat pemadam api jenis

permanen karena tidak bisa dibawa mendekati

sumber lokasi api namun memiliki selang air yang

dapat menyalurkan air untuk memadamkan api.

Hydrant di PT Danliris Sukoharjo lebih banyak

Page 70: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

ditempatkan di luar gedung konfeksi (divisi

garmen). Hydrant ditempatkan di dalam ruangan

(indoor) dan di luar ruangan (outdoor) dengan

sumber air yang telah dipisahkan. Hydrant di PT

Danliris Sukoharjo masih terbatas di tempatkan di

gedung baru sedangkan gedung lama belum

ditempatkan hydrant yang mencukupi. Untuk jumlah

hydrant yang terletak di divisi garmen adalah:

(i) Konfeksi I : 0

(ii) Konfeksi II : 7

(iii) Konfeksi III : 1

(iv) Konfeksi IV : 3

Mencermati jumlah ketersediaan hydrant yang

terletak disetiap konfeksi divisi garmen PT Danliris

Sukoharjo di atas masih kurang diperhatikan atau

masih kurang dalam pemenuhan untuk mencegah

kebakaran dengan skala tinggi.

(2) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api yang bersifat mudah

dibawa (portable) adalah Alat Pemadam Api Ringan

(APAR). APAR yang tersedia di PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen berisi powder, memiliki

selang yang tidak sepanjang hydrant melainkan

APAR dapat dibawa menuju titik lokasi api. PT

Danliris Sukoharjo divisi garmen meletakkan APAR

dengan jumlah 157 buah dalam 4 konfeksi di divisi

garmen. Peletakkan APAR harus pada tempat yang

mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan

diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda

pemasangan. Untuk pemasangan yang mudah dilihat

adalah di tempat yang strategis, APAR yang

Page 71: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

diletakkan di divisi garmen PT Danliris yakni

dengan cara di pasang pada dinding maupun tiang.

Tinggi pemasangan pemberian tanda pemasangan

adalah 125 cm atau setinggi dada orang dewasa, dari

lantai dasar hal ini sesuai dengan yang diatur dalam

Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1980 tentang

Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat

Pemadam Api Ringan. Penyediaan APAR di dalam

tempat kerja yakni tidak melebihi 15 meter.

Akantetapi jumlah APAR untuk masing-masing

konfeksi pada divisi garmen PT Danliris Sukoharjo

yakni:

(i) Konfeksi 1 : 44

(ii) Konfeksi 2 : 23

(iii) Konfeksi 3 : 33

(iv) Konfeksi 4 : 60

Dengan meneliti bahwa jumlah APAR yang

tersedia untuk setiap konfeksi pada divisi garmen

tersebut di atas maka diperoleh hasil bahwa jumlah

tersebut telah mencukupi terhadap kebutuhan APAR

untuk masing-masing konfeksi divisi garmen PT

Danliris Sukoharjo. Peletakkan APAR dengan jarak

15 meter telah sesuai dengan Pasal 4 ayat (5)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor: Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api

Ringan. Serta tinggi pemasangan pemberian tanda

pemasangan adalah 125 cm atau setinggi dada orang

dewasa, dari lantai dasar hal ini sesuai dengan yang

diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri

Page 72: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:

Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api

Ringan. Untuk menjaga dan memeriksa fungsi

APAR tetap berfungsi baik dilakukan penelitian

secara rutin selama satu bulan sekali dan dilakukan

pengisian bahan jenis APAR dilakukan pemeriksaan

satu tahun sekali. Sehingga upaya pembinaan Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT

Danliris Sukoharjo divisi garmen telah sepenuhnya

melaksanakan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

bahwa pengurus memiliki kewajiban melakukan

pembinaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja yang disebabkan oleh kebakaran.

Tanda Untuk Menyatakan Tempat Alat Pemadam

Api Ringan Yang Dipasang Pada Dinding

35 cm

35 cm

7,5 cm

Gambar 5 Tanda Tempat APAR yang dipasang di

Dinding

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

ALAT PEMADAM API

Page 73: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pemberian tanda segitiga merah terbalik

tersebut berfungsi untuk memudahkan dalam

pencarian APAR jika terjadi kebakaran maupun

dalam keadaan darurat lain yang dapat menimbulkan

kebakaran. Untuk APAR yang tergantung pada tiang

maka di atas tiang akan dicat warna merah

melingkar sebagai tanda pemasangan APAR. Sekitar

APAR akan tertempel instruksi cara penggunaan

APAR beserta klasifikasi kebakaran. Pada bagian

bawah APAR, dilantai terdapat rambu kotak dengan

cat bewarna mencolok dengan garis kuning dan di

tengah kotak bercat warna merah serta disertai

rambu untuk dilarang menaruh barang atau apapun

di area tersebut. hal tersebut berfungsi sebagai lokasi

steril atau clean area, sehingga untuk memudahkan

dalam pengambilan APAR disaat keadaan darurat.

Gambar 6 APAR PT Danliris Sukoharjo

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

b) Arah Evakuasi (Passaway)

Passaway adalah jalan yang berfungsi menuju ke

pintu darurat, yang merupakan jalur evakuasi saat terjadi

Page 74: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

keadaan darurat. Di dalam dan di sekitar jalur evakuasi

tidak diperbolehkan menaruh benda pada jalur ini.

Dimaksudkan supaya tidak ada hambatan menuju pintu

keluar saat keadaan darurat. Jalur evakuasi ini memiliki dua

garis hijau pada setiap pinggirnya dan di tengah jalur

terdapat rambu arah panah berwarna merah yang berfungsi

sebagai arah jalan menuju pintu keluar. Jalur evakuasi yang

terdapat di setiap konfeksi PT Danliris Sukoharjo divisi

garmen terletak di dalam ruangan dan disekitar area tempat

kerja. Dengan disediakannya jalur khusus sebagai penunjuk

jalan ke pintu darurat pada saat terjadi kebakaran maupun

keadaan darurat lain, PT Danliris Sukoharjo telah

melaksanakan syarat keselamatan kerja sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang

mengatur bahwa syarat keselamatan kerja adalah

perusahaan memberikan kesempatan atau jalan untuk

menyelamatkan diri pada saat terjadi kebakaran dan

keadaan darurat lain.

Gambar 7 Jalur Evakuasi (Passaway)

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

Page 75: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

5) Pertemuan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Komitmen Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3) PT Danliris Sukoharjo pada divisi

garmen dalam menangani isu-isu keselamatan dan kesehatan

kerja, menyusun rencana dan pemantauan program-program

terkait keselamatan dan kesehatan kerja agar tetap efisien dan

efektif yakni dengan menyelenggarakan rapat atau pertemuan

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

Agenda pertemuan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja PT Danliris Sukoharjo rutin diadakan setidaknya dalam

waktu 3 (tiga) bulan sekali. Didalam pertemuan tersebut agenda

pembahasan adalah materi-materi yang menyangkut

permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau masalah

yang relevan dengan peningkatan kinerja Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yaitu:

a) Membahas hasil evaluasi program kerja yang telah

direncanakan.

b) Menyusun rekomendasi tentang tata cara pengendalian

resiko bahaya di tempat kerja.

c) Penyusunan program pelatihan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja bagi tenaga kerja.

d) Mengadakan diskusi dengan tenaga kerja terkait

permasalahan-permasalahan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada saat melakukan pekerjaan.

e) Mengevaluasi keefektifitasan sarana pengendalian resiko

yang telah diimplementasikan.

Dengan diadakan pertemuan Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo divisi

garmen telah berupaya melaksanakan tugas dan fungsi

sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1987

Page 76: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta

Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, bahwa P2K3

mempunyai fungsi dalam membantu pengusaha yakni dalam:

a) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;

b) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;

c) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja;

d) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit

akibat kerja serta mengambil langkah-langkah yang

diperlukan;

e) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang

keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan

ergonomi;

f) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan

menyelenggarakan makanan di perusahaan;

g) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;

h) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;

i) Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan

kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium dan

melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan;

j) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higene

perusahaan dan kesehatan kerja.

b. Pengawasan Internal

Pengusaha didorong untuk meningkatkan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen

perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan diwajibkan dibentuk organisasi

dan tata laksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja supaya program ini

menjadi komitmen semua pihak yang terlibat dari proses produksi mulai

dari pimpinan yang membuat kebijakan dan hingga pelaksana lapangan.

“Untuk membantu program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Page 77: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

perusahaan wajib dibentuk P2K3 yang memiliki tugas pembinaan dan

pengawasan intern perusahaan akan berjalannya program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Termasuk di dalamnya usaha meningkatkan kesadaran

tenaga kerja, memberikan pengetahuan dan ketrampilan karyawan

melaksanakan program, upaya penyuluhan dan pelatihan pada tenaga kerja

(Harrys Siregar. 2005:3).” Pengawasan internal terhadap pelaksanaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo divisi garmen

dilaksanakan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3). Pengawasan internal yang dilakukan oleh Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo divisi garmen

sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja dilaksanakan secara rutin dengan dilakukannya

inspeksi rutin dan inspeksi formal. Selain inspeksi yang rutin

diselenggarakan oleh P2K3 PT Danliris Sukoharjo divisi garmen,

pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris Sukoharjo

dilakukan oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berjumlah 6

(enam) orang. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen memiliki kewajiban untuk mengawasi

pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melaporkan

tugas pengawasannya, mengevaluasi pelaksanaan syarat-syarat

keselamatan kerja yang dilaksanakan, serta melaksanakan monitoring,

memeriksa, menguji, menganalisa dalam memberikan pembinaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang meliputi:

1) Keadaan dan fasilitas tenaga kerja

2) Keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja, instalasi dan peralatan lainnya.

3) Penanganan bahan-bahan

4) Proses produksi

5) Sifat pekerjaan

6) Cara kerja

7) Lingkungan kerja.

Page 78: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Pengawasan Eksternal

Terhadap pengawasan eksternal Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di PT Danliris Sukoharjo divisi garmen diselenggarakan oleh Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo setiap 1 – 2 tahun

sekali. Pengawasan dilaksanakan untuk mengetahui potensi-potensi

bahaya yang mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja. Pengawasan eksternal bertujuan untuk melakukan

evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo

melakukan pengawasan terhadap:

1) Pemeriksaan Administrasi

Terhadap dokumen-dokumen, laporan dan hasil monitoring

yang dilakukan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja PT Danliris Sukoharjo divisi garmen diperiksa oleh

Disnakertrans Kab. Sukoharjo. Dokumen-dokumen tersebut adalah

laporan rutin kegiatan P2K3, kebijakan Keselamatan dan Kesehatan

Tenaga Kerja, SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan), dan

kelengkapan-kelengkapan dokumen lainnya yang menyangkut

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Danliris Sukoharjo divisi

garmen.

2) Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan lapangan merupakan evaluasi administrasi PT

Danliris Sukoharjo yang betujuan untuk mengoreksi fakta

administrasi dengan fakta lapangan.

3) Pemeriksaan Sarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pemeriksaan sarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.

Sukoharjo terhadap sarana pendukung Keselamatan dan Kesehatan

Kerja bertujuan untuk memeriksa jumlah dan untuk mengetahui

fungsi sarana yang tersedia di PT Danliris Sukoaharjo pada setiap

unit kerja divisi garmen. Pemeriksaan sarana ini seperti: pemeriksaan

Page 79: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

terhadap bahan kimia yang dipergunakan, pengukuran intensitas

cahaya yang digunakan sebagai penerangan, pemeriksaan terhadap

kesehatan tenaga kerja dan pemeriksaan terhadap jumlah dan

kualitas Alat Pelindung Diri yang dipakai oleh tenaga kerja serta

pemeriksaan lainnya yang diajukan oleh PT Danliris Sukoharjo

divisi garmen.

d. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) dan Sarana

Divisi garmen PT Danliris Sukoharjo terbagi menjadi empat

konfeksi dengan disetiap konfeksi terdiri dari kelompok kerja bahan baku,

kelompok kerja cutting (pemotongan), pressing, finishing dan packing.

Berdasarkan Pasal 12 huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja menjelaskan dan mengatur bahwa tenaga kerja

wajib memakai alat pelindung diri yang diwajibkan dikenakan di tempat

kerja sebagai bentuk upaya pengendalian resiko bahaya yang dapat

mengancam Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk itu PT Danliris

Sukoharjo tentu berkewajiban menyediakan alat perlindungan diri kepada

setiap tenaga kerja sesuai dengan beban kerja yang mereka lakukan. Alat

Pelindung Diri yang wajib dikenakan oleh setiap tenaga kerja dan telah

disediakan oleh perusahaan adalah masker, penutup kepala, sarung tangan

dan sepatu.

Pasal 14 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamtan Kerja menyebutkan bahwa “setiap pengurus diwajibkan untuk

Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang

diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan

menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,

disertai dengan petunjuk petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk

pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.” Adapun alat

pelindung diri yang disediakan oleh PT Danliris Sukoharjo divisi garmen

adalah sebagai berikut.

Page 80: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1) APD untuk Kelompok Kerja Bahan Baku

Gudang bahan baku merupakan tempat penyimpanan bahan

baku yang berasal dari divisi tekstile PT Danliris Sukoharjo yang

berupa kain jadi yang siap dijadikan pakaian (proses ini dilakukan

pada konfeksi 1 – 4 pada divisi garmen) sesuai dengan pesanan. Tidak

semua bahan baku berasal dari divisi tekstile PT Danliris Sukoharjo

melainkan didatangkan pula dari tempat asal buyer atau pemesan. Di

dalam gudang bahan baku ini ditempelkan rambu atau aturan yang

mengatur mengenai tinggi maksimum penataan rak yang

diperbolehkan yaitu setinggi 2,5 meter. Apabila tinggi rak untuk

menyimpan bahan baku tersebut melebihi batas maksimum tersebut

dapat menimbulkan bahaya seperti terkena lampu atap yang

dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan arus pendek yang dapat

terjadi kebakaran dan dapat pula mengakibatkan rak penyimpanan

bahan baku terjatuh dan menimpa tenaga kerja di sekitarnya.

2) APD untuk Kelompok Kerja Pemotongan (Cutting)

Proses cutting yakni pemotongan selembaran kain sesuai dengan

pola pakaian. Pemotongan dilakukan satu persatu melainkan sekitar

50-100 lembar kain sekaligus dalam setiap pemotongan. Pemotongan

dilakukan dengan menggunakan 2 jenis mesin yaitu mesin strike knife

dan mesin band knife. Mesin strike knife adalah mesin pemotong kain

yang mesin berjalan memotong mengikuti pola yang dijalankan oleh

seorang operator. Sedangkan mesin band knife adalah mesin

pemotong kain dimana mesian diam ditempat dan yang digerakkan

adalah kain yang mengikuti pola dan dijalankan oleh operator.

Alat pelindung diri yang digunakan oleh tenaga kerja yang

bekerja pada proses pemotongan ini yakni masker dan sarung tangan

yang terbuat dari baja atau yang disebut sebagai metal hand glove.

Sarung tangan metal hand glove akan melindungi tangan dan jari-jari

agar tidak terluka atau terpotong karena sarung tangan ini sangat kuat.

Page 81: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Setiap tenaga kerja yang bekerja pada proses pemotongan telah

disediakan jumlah yang sesuai dengan jumlah tenaga kerja.

3) APD untuk Kelompok Kerja Pressing

Proses pengepressan kain dilakukan pada daerah kancing

baju, lekukan ujung pergelangan tangan dan lekukan kerah leher.

Mesin yang dipergunakan disebut pressing machine yang terhubung

dengan boiler yaitu semacam mesin yang mengubah air menjadi uap

yang sangat panas untuk mengepress kain.

Alat pelindung diri yang dipergunakan dan disediakan oleh PT

Danliris Sukoharjo yakni masker, sarung tangan kain dan lengan

panjang.

4) APD untuk Kelompok Kerja Sewing

Proses sewing merupakan menjahit kain sesuai dengan pola

yang terbentuk. Alat pelindung diri yang dipergunakan yakni: needle

guard merupakan pelindung jarum pada mesin jahit agar tidak terlepas

kearah operator atau tenaga kerja yang menjalankan. Bentuk dari

needle guard seperti semacam kawat yang melingkar disekitar

penahan jarum yang berfungsi sebagai penghambat ketika jarum lepas

dan patah. Untuk jumlah ketersediaan needle guard setiap mesin jahit

telah dilengkapi dengan pengamanan ini dan telah terpasang di mesin

jahit pada seluruh konfeksi divisi garmen PT Danliris Sukoharjo.

Pengamanan lain yakni strength belt, merupakan pengamanan yang

terletak di bawah mesin jahit rotor dynamo dan mesin jahit. Untuk

melindungi tenaga kerja yang menjalankan mesin jahit agar tidak

terjerat tali tersebut. Untuk alat bantu jahit seperti gunting dan cungkil

yang mempunyai ujung runcing dan tajam, alat ini diberikan identitas

serta terikat tali dengan meja kerja supaya mudah dalam pengambilan

saat bekerja dan menghindari benda terjatuh dan hilang.

Page 82: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

5) APD untuk Kelompok Kerja Finishing

Kain yang sudah dijahit menjadi baju akan masuk ke proses

finishing yakni proses terakhir sebelum pakaian jadi dikemas dan

dikirim. Proses ini meliputi penyetrikaan baju.

Pada proses penyetrikaan baju tenaga kerja menggunakan

alat pelindung diri berupa sarung tangan yang terbuat dari kain. Pada

bagian pengecekan baju, tenaga kerja yang bekerja diberikan alat

pelindung diri berupa karpet karet yang berfungsi untuk memperlancar

peredaran darah selama bekerja.

6) APD untuk Kelompok Kerja Packing

Packing merupakan proses pengemasan produk yang siap

dikirim sesuai dengan pesanan pembeli. Baju yang telah melalui

proses finishing akan di palet dan dipacking. Agar tidak ada benda

logam yang berbahaya yang melekat di baju pesanan maka hasil

packing akan dicek kembali dengan melalui metal detector. Untuk

tenaga kerja yang mengurusi pengangkatan baju yang telah dikemas

menggunakan alat pelindung diri berupa safety belt. Safety belt

digunakan untuk melindungi diri tenaga kerja agar tidak cedera tulang

punggung saat melkukan pekerjaan mengangkat barang yang

dilakukan secara berulang-ulang.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT

Danliris Sukoharjo dalam penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja

yang sebelumnya telah memberikan petunjuk cara pemakaian dan

penggunaan yang benar. Terhadap alat pelindung diri yang disediakan oleh

PT Danliris Sukoharjo divisi garmen tersebut di atas, Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah melaksanakan Pasal 14 huruf c

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja untuk

menyediakan sarana alat pelindung diri dan petunjuk-petunjuknya kepada

tenaga kerja dalam memberikan perlindungan terhadap resiko bahaya yang

dapat mengancam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta jumlah

APD yang disediakan PT Danliris Sukoharjo divisi garmen.

Page 83: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Selain Alat Pelindung Diri yang wajib digunakan tenaga kerja dan

telah disediakan oleh PT Danliris Sukoharjo, terdapat beberapa sarana lain

sebagai pendukung Alat Pelindung Diri yang terdapat di tempat kerja.

Sarana tersebut merupakan faktor pengendalian resiko bahaya dalam

upaya peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen. Sarana-sarana pengendali resiko bahaya tersebut

antara lain sebagai berikut.

1) Penerangan

Penerangan sangat penting dalam kinerja tenaga kerja yang

optimal serta penting dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Penerangan yang baik dan sesuai wajib dilaksanakan oleh pengusaha

dalam upaya mengendalikan resiko potensi bahaya yang timbul di

tempat kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) huruf i

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

mengatur bahwa syarat keselamatan kerja bagi tenaga kerja diperlukan

penerangan yang cukup. PT Danlliris Sukoharjo divisi garmen pada

setip unit kerja telah memberikan penerangan yang cukup dengan

standar sesuai dengan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 261/MENKES/SK/II/1998 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja yakni 200 Lux. Adapun kriteria tandar

pencahayaan pada lingkungan kerja adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Standar Intensitas Pencahayaan

Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan

Minimal (Lux)

Keterangan

Pekerjaan Kasar dan

Tidak Terus Menerus

100 Lux Ruang penyimpanan dan

ruang peralatan yang

memerlukan pekerjaan

yang kontinyu

Pekerjaan Kasar dan

Terus Menerus

200 Lux Pekerjaan dengan mesin

dan perakitan kasar

Page 84: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Pekerjaan rutin 300 Lux Pekerjaan kantor

administrasi, ruang control,

pekerjaan mesin dan

perakitan

Pekerjaan agak halus 500 Lux Pembuatan gambar atau

bekerja dengan mesin

kantor pekerja

pemeriksaan, pekerjaan

dengan mesin.

Pekerjaan Halus 1.000 Lux Pemilihan/pewarnaan,

pemrosesan, tekstile,

pekerjaan mesin halus dan

perakitan halus

Pekerjaan Amat Halus 1.500 Lux

Tidak Menimbulkan

bayangan

Mengukir dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan

mesin dan perakitan

halus

Pekerjaan Rinci 3.000 Lux

Tidak Menimbulkan

Bayangan

Pemeriksaan Pekerjaan,

perakitan yang sangat

halus.

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261 /MENKES /SK/II/1998

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Walaupun PT Danliris Sukoharjo untuk setiap unit kerja di

divisi garmen mengikuti standar pencahayaan ruang kerja yakni 200

Lux, akantetapi pada proses produksi menjahit (Sewing) tidak cukup

dengan pencahayaan 200 Lux. proses menjahit merupakan proses yang

dilakukan secara terus menerus dan menggunakan mesin, sehingga

intensitas pencahayaan yang seharusnya mencukupi adalah 300 – 500

Lux. Terhadap pemenuhan intensitas pencahayaan yang cukup tersebut

PT Danliris Sukoharjo pada proses sewing di divisi garmen

Page 85: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

memberikan penerangan tambahan pada mesin jahit berupa lampu LED

di dekat jarum jahit. Akantetapi, pemasangan penerangan tambahan

tersebut masih terbatas pada satu unit kerja di divisi garmen sehingga

ketiga unit kerja divisi garmen PT Danliris Sukoharjo belum

ditambahkan pemasangan penerangan lampu LED di mesin jahit. PT

Danliris Sukoharjo divisi garmen belum sepenuhnya menerapkan syarat

keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) huruf I

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

yakni menyediakan penerangan yang cukup dan sesuai.

2) Alarm Kebakaran

Syarat-syarat keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam

Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja mengatur bahwa untuk mencegah timbulnya

kecelakaan kerja disebabkan oleh kebakaran selain adanya APAR,

hydrant dan evakuasi tanggap darurat diperlukan sarana berupa alarm

peringatan saat terjadi kebakaran. PT Danliris Sukoharjo divisi

garmen telah memasang alarm kebakaran pada setiap unit kerja.

Alarm kebakaran ditempatkan pada tempat yang tinggi dan akan

berbunyi jika tombol alarm dipencet disertai lampu alarm menyala

disertai bunyi keras sebagai peringatan telah terjadi kebakaran dan

diperingatkan tenaga kerja untuk segera mengevakuasi dirinya.

Tombol alarm yang terpasang di setiap unit kerja PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen dilengkapi dengan kotak berwarna merah dan

tertutup mika tembus pandang dengan fungsi agar tombol alarm tidak

tersentuh atau terpencet dengan tidak sengaja. Pengecekan rutin

dilaksanakan untuk mengontrol alarm kebakaran tetap berfungsi.

Page 86: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Gambar 8 Alarm Kebakaran

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

3) Panel Listrik

Panel listrik merupakan kotak yang berisi tombol-tombol

saklar pengatur aliran listrik di setiap unit kerja PT Danliris Sukoharjo

divisi garmen. Di dalam kotak panel listrik terdapat identitas masing-

masing bagian tombol beserta penomoran dan keterangan. Untuk

mencegah terkena aliran listrik, panel listrik yang terletak di setiap

unit kerja PT Danliris Sukoharjo divisi garmen diletakkan pada tempat

tersendiri yang diberikan pagar pembatas dari besi serta terkunci. Pada

luar pagar besi tersebut tertempel rambu peringatan bewarna merah

(Danger), Tidak semua orang dapat mengoperasikan panel listrik

karena hanya operator yang mendapat ijin yang bisa. untuk keamanan

operator maka pada bagian lantai ruangan panel listrik atau di setiap

bawah panel akan terdapat karpet terbuat dari karet yang berfungsi

sebagai penghambat aliran arus listrik sehingga mencegah terjadinya

resiko terkena aliran listrik. Upaya pengendalian PT Danliris

Sukoharjo terhadap resiko bahaya terkena aliran listrik dengan

mengamankan dan memberi pelindung pada panel listrik agar tidak

mencelakai tenaga kerja telah sesuai dengan syarat keselamatan kerja

sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) huruf q Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yakni syarat

keselamatan kerja untuk melindungi tenaga kerja dari terkena aliran

arus listrik.

Page 87: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Gambar 9 Panel Listrik

Sumber: PT Danliris Sukoharjo Divisi Garmen

Page 88: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam hasil penelitian dan

pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. PT Danliris Sukoharjo telah menerapkan kebijakan dalam perlindungan

tenaga kerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja berupa

Perjanjian Kerja Bersama yang memberikan perlindungan berupa

pengaturan waktu kerja, jaminan sosial tenaga kerja dan mengatur

mengenai alat-alat keselamatan kerja.

2. Upaya pengendalian potensi bahaya yang dilakukan PT Danliris

Sukoharjo divisi garmen yakni dengan melakukan identifikasi potensi

bahaya, pengawasan, penyediaan alat pelindung diri dan sarana.

Akantetapi masih terdapat kekurangan dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum tenaga kerja bekerja dan pada sarana penerangan.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diuraikan di atas, maka penulis memberikan

saran antara lain sebagai berikut.

1. Terhadap kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan

PT Danliris Sukoharjo perlu dilakukan peningkatan terhadap

dilaksanakannya norma-norma yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja

Bersama tersebut yakni dalam pengaturan waktu kerja, jaminan sosial

tenaga kerja dan alat-alat keselamatan kerja.

2. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum tenaga kerja mulai

bekerja dan secara bertahap dilakukan penambahan sarana penerangan

yang memadai pada bagian menjahit (sewing).

Page 89: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

DAFTAR PUSTAKA

Asri Wijayanti. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta: PT

Sinar Grafika.

Craig A Jackson. 2004. “The Evaluatior of Occupational Health Advice in

Primary Health Care.” Research Report. Vol. 242. United Kingdom: The

University of Central England.

Dahlia Hafni Lubis. 2007. “Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

PT Askes dan PT Jamsostek”. Jurnal Wawasan. Vol. 13 No. 2.

FX Djumialdji. 2008. Perjanjian Kerja. Jakarta: PT Sinar Grafika.

Harrys Siregar. 2005. “Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai

Wujud Keberhasilan Perusahaan.” Jurnal Teknologi Press Vol.4 No. 2.

Julie Bell and Nicola Healey. 2006. “The Causes of Major Hazar Incident and

How to Improve Risk Control and Health and Safety Management: A

Review of The Existing Literature.” Health and Safety Laboratory.

HSL/2006/117.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261/MENKES/SK/1998 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.

Lexy J Moleong. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ninik Hesti Cahyaningtyas. 2005. Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Kerja pada PT Mutu Gading Tekstil.

Surakarta: Uiversitas Sebelas Maret Surakarta. Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan

Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.04/MEN/1980

tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api

Ringan;

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per.04/MEN/1987

tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata

Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

Page 90: PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DALAM …...DI PT DANLIRIS SUKOHARJO Penulisan Hukum ... dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 16 Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.01/MEN/1998

tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja

dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Peter Mahmud Marzuki. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.

Rofa Husna, http://cuterofa.blogspot.com/2008-pengendalian-kecelakaan-

kerja.html,diakses 28 April 2012 Pukul 15.00 WIB.

Sendjun H. Manulang, 1995. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soehatman Ramli. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS

18001. Jakarta: Dian Rakyat.

Soerjono Soekanto. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas

Indonesia Press

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi

K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

Wahyu Praditya Pratomo. http://nasional.inilah.com/read/detail/kasus-kecelakaan-

kerja-di-2011.Diakses pada 19 Mei 2012 pukul 22.00 WIB.