pelaksanaan pengaaw san oleh camat dalam upaya ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam...

29
Volume VII No 2Juli - De Pusat Studi Sosial dan FISIP Universitas M PELAK DALAM UPAYA PEMBUA Hasil pengam masalah yang menga pembutan e-ktp. Indika pelayanan dalam pemb dalam pembuatan e-ktp mengenai prosedur pen Keadaan terse pelayanan dalam pemb Camat terhadap pegaw kurang bersifat ekonom Landasan teor menggunakan prinsip- pembuatan e-ktp dari H berdaya guna yang ber Adapun hipotes Camat didasarkan pad pembutan e-ktp di kanto Penelitian ini m dilakukan melalui stud Populasi sebanyak 25 o total sampling. Untuk diberikan angket. Dari hasil p pengawasan Camat s efektivitas pelayanan d baik”. Berdasarakan uraian d didasarkan pada prins pelayanan dalam pem prinsip-prinsip pengaw efektivitas efektivitas p mencapai predikat ”cu ajukan dapat diterima d PENDAHU Pembangunan yang dilakukan sec menerus, bertahap dan guna mewujudkan keh yang adil dan makm CE Jurnal Ilmu Ad esember 2014 n Kebijakan (PUSAKA) Majalengka KSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMA YA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEL ATAN E-KTP DI KANTOR CAMAT LIGU Oleh : Dr. H. DIDING BAJURI, M.Si ABSTRAK matan penyusun di kantor Camat Ligung ter arah pada belum meningkatnya efektivitas p ator masalah tersebut sebagai berikut : Masih mbutan e-ktp; Masih adanya keluhan masyaraka p yaitu dalam segi waktu dan pengetikan; Kura nyelenggraan e-ktp kepada masyarakat. ebut mencerminkan bahawa belum meningk buatan e-ktp. Hal ini diduga: pengawasan yan awai kurang fleksibel; pengawasan yang dilaku mis; pengawasan yang dilakukan oleh Camat kura ri mengenai pengawasan dari M. Manullang d -prinsip pengawasan, sedangkan efektivitas p H. Ibrahim Lubis, parameter yang digunakan yait rarti tepat, cepat, hemat, dan selamat. esis yang penyusun ajukan : ”Jika pelaksanaan da prinsip-prinsip pengawasan, maka efektivitas or Camat Sukahaji meningkat”. menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik p di kepustakaan, studi lapangan observasi, wawan orang pegawai, seluruhnya dijadikan sampel me k Camat dilakukan wawancara dan 24 orang penelitian dan analisis data diketahui bah sebesar 60,18% dengan predikat “cukup b dalam pembuatan e-ktp sebesar 57,29% dengan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksan sip-prinsip pengawasan mempunyai pengaruh ter mbuatan e-ktp, hal ini terlihat dari hasil pene wasan baru mencapai predikat ”cukup bai pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Ca ukup baik” juga. Dengan demikian maka hipotes dan teruji kebenarannya. ULUAN adalah suatu usaha cara sadar, terus berkesinambungan hidupan masyarakat mur, baik material maupun spiritual ya Pancasila dan Undang 1945.Dalam p pemerintah Republ menerapkan kebijakan sebagaimana yang diatu ENDEKIA dministrasi Negara 25 ISSN 1907-6711 AT LAYANAN UNG rnyata ditemukan pelayanan dalam h kurang optimal at atas pelayanan angnya sosialisasi katnya efektivitas ng dilakukan oleh ukan oleh Camat ang dimengerti. dan parameternya pelayanan dalam tu efektivitas yang pengawasan oleh pelayanan dalam pengumpulan data ncara dan angket. enggunakan teknik pegawai lainnya hwa pelaksanaan baik”, sedangkan n predikat “cukup naan pengawasan rhadap efektivitas elitian penerapan ik” menyebabkan amat Ligung baru sis yang penyusun ang berdasarkan g-Undang Dasar perkembangannya lik Indonesia Otonomi Daerah ur dalam Undang- CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Jurnal Universitas Majalengka

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

25

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN

PEMBUATAN E-KTP DI KANTOR CAMAT LIGUNG

Oleh :Dr. H. DIDING BAJURI, M.Si

ABSTRAK

Hasil pengamatan penyusun di kantor Camat Ligung ternyata ditemukanmasalah yang mengarah pada belum meningkatnya efektivitas pelayanan dalampembutan e-ktp. Indikator masalah tersebut sebagai berikut : Masih kurang optimalpelayanan dalam pembutan e-ktp; Masih adanya keluhan masyarakat atas pelayanandalam pembuatan e-ktp yaitu dalam segi waktu dan pengetikan; Kurangnya sosialisasimengenai prosedur penyelenggraan e-ktp kepada masyarakat.

Keadaan tersebut mencerminkan bahawa belum meningkatnya efektivitaspelayanan dalam pembuatan e-ktp. Hal ini diduga: pengawasan yang dilakukan olehCamat terhadap pegawai kurang fleksibel; pengawasan yang dilakukan oleh Camatkurang bersifat ekonomis; pengawasan yang dilakukan oleh Camat kurang dimengerti.

Landasan teori mengenai pengawasan dari M. Manullang dan parameternyamenggunakan prinsip-prinsip pengawasan, sedangkan efektivitas pelayanan dalampembuatan e-ktp dari H. Ibrahim Lubis, parameter yang digunakan yaitu efektivitas yangberdaya guna yang berarti tepat, cepat, hemat, dan selamat.

Adapun hipotesis yang penyusun ajukan : ”Jika pelaksanaan pengawasan olehCamat didasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan, maka efektivitas pelayanan dalampembutan e-ktp di kantor Camat Sukahaji meningkat”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan datadilakukan melalui studi kepustakaan, studi lapangan observasi, wawancara dan angket.Populasi sebanyak 25 orang pegawai, seluruhnya dijadikan sampel menggunakan tekniktotal sampling. Untuk Camat dilakukan wawancara dan 24 orang pegawai lainnyadiberikan angket.

Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa pelaksanaanpengawasan Camat sebesar 60,18% dengan predikat “cukup baik”, sedangkanefektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp sebesar 57,29% dengan predikat “cukupbaik”.Berdasarakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasandidasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan mempunyai pengaruh terhadap efektivitaspelayanan dalam pembuatan e-ktp, hal ini terlihat dari hasil penelitian penerapanprinsip-prinsip pengawasan baru mencapai predikat ”cukup baik” menyebabkanefektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung barumencapai predikat ”cukup baik” juga. Dengan demikian maka hipotesis yang penyusunajukan dapat diterima dan teruji kebenarannya.

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu usahayang dilakukan secara sadar, terusmenerus, bertahap dan berkesinambunganguna mewujudkan kehidupan masyarakatyang adil dan makmur, baik material

maupun spiritual yang berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar1945.Dalam perkembangannyapemerintah Republik Indonesiamenerapkan kebijakan Otonomi Daerahsebagaimana yang diatur dalam Undang-

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

25

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN

PEMBUATAN E-KTP DI KANTOR CAMAT LIGUNG

Oleh :Dr. H. DIDING BAJURI, M.Si

ABSTRAK

Hasil pengamatan penyusun di kantor Camat Ligung ternyata ditemukanmasalah yang mengarah pada belum meningkatnya efektivitas pelayanan dalampembutan e-ktp. Indikator masalah tersebut sebagai berikut : Masih kurang optimalpelayanan dalam pembutan e-ktp; Masih adanya keluhan masyarakat atas pelayanandalam pembuatan e-ktp yaitu dalam segi waktu dan pengetikan; Kurangnya sosialisasimengenai prosedur penyelenggraan e-ktp kepada masyarakat.

Keadaan tersebut mencerminkan bahawa belum meningkatnya efektivitaspelayanan dalam pembuatan e-ktp. Hal ini diduga: pengawasan yang dilakukan olehCamat terhadap pegawai kurang fleksibel; pengawasan yang dilakukan oleh Camatkurang bersifat ekonomis; pengawasan yang dilakukan oleh Camat kurang dimengerti.

Landasan teori mengenai pengawasan dari M. Manullang dan parameternyamenggunakan prinsip-prinsip pengawasan, sedangkan efektivitas pelayanan dalampembuatan e-ktp dari H. Ibrahim Lubis, parameter yang digunakan yaitu efektivitas yangberdaya guna yang berarti tepat, cepat, hemat, dan selamat.

Adapun hipotesis yang penyusun ajukan : ”Jika pelaksanaan pengawasan olehCamat didasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan, maka efektivitas pelayanan dalampembutan e-ktp di kantor Camat Sukahaji meningkat”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan datadilakukan melalui studi kepustakaan, studi lapangan observasi, wawancara dan angket.Populasi sebanyak 25 orang pegawai, seluruhnya dijadikan sampel menggunakan tekniktotal sampling. Untuk Camat dilakukan wawancara dan 24 orang pegawai lainnyadiberikan angket.

Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa pelaksanaanpengawasan Camat sebesar 60,18% dengan predikat “cukup baik”, sedangkanefektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp sebesar 57,29% dengan predikat “cukupbaik”.Berdasarakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasandidasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan mempunyai pengaruh terhadap efektivitaspelayanan dalam pembuatan e-ktp, hal ini terlihat dari hasil penelitian penerapanprinsip-prinsip pengawasan baru mencapai predikat ”cukup baik” menyebabkanefektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung barumencapai predikat ”cukup baik” juga. Dengan demikian maka hipotesis yang penyusunajukan dapat diterima dan teruji kebenarannya.

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu usahayang dilakukan secara sadar, terusmenerus, bertahap dan berkesinambunganguna mewujudkan kehidupan masyarakatyang adil dan makmur, baik material

maupun spiritual yang berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar1945.Dalam perkembangannyapemerintah Republik Indonesiamenerapkan kebijakan Otonomi Daerahsebagaimana yang diatur dalam Undang-

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

25

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN

PEMBUATAN E-KTP DI KANTOR CAMAT LIGUNG

Oleh :Dr. H. DIDING BAJURI, M.Si

ABSTRAK

Hasil pengamatan penyusun di kantor Camat Ligung ternyata ditemukanmasalah yang mengarah pada belum meningkatnya efektivitas pelayanan dalampembutan e-ktp. Indikator masalah tersebut sebagai berikut : Masih kurang optimalpelayanan dalam pembutan e-ktp; Masih adanya keluhan masyarakat atas pelayanandalam pembuatan e-ktp yaitu dalam segi waktu dan pengetikan; Kurangnya sosialisasimengenai prosedur penyelenggraan e-ktp kepada masyarakat.

Keadaan tersebut mencerminkan bahawa belum meningkatnya efektivitaspelayanan dalam pembuatan e-ktp. Hal ini diduga: pengawasan yang dilakukan olehCamat terhadap pegawai kurang fleksibel; pengawasan yang dilakukan oleh Camatkurang bersifat ekonomis; pengawasan yang dilakukan oleh Camat kurang dimengerti.

Landasan teori mengenai pengawasan dari M. Manullang dan parameternyamenggunakan prinsip-prinsip pengawasan, sedangkan efektivitas pelayanan dalampembuatan e-ktp dari H. Ibrahim Lubis, parameter yang digunakan yaitu efektivitas yangberdaya guna yang berarti tepat, cepat, hemat, dan selamat.

Adapun hipotesis yang penyusun ajukan : ”Jika pelaksanaan pengawasan olehCamat didasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan, maka efektivitas pelayanan dalampembutan e-ktp di kantor Camat Sukahaji meningkat”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan datadilakukan melalui studi kepustakaan, studi lapangan observasi, wawancara dan angket.Populasi sebanyak 25 orang pegawai, seluruhnya dijadikan sampel menggunakan tekniktotal sampling. Untuk Camat dilakukan wawancara dan 24 orang pegawai lainnyadiberikan angket.

Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa pelaksanaanpengawasan Camat sebesar 60,18% dengan predikat “cukup baik”, sedangkanefektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp sebesar 57,29% dengan predikat “cukupbaik”.Berdasarakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasandidasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan mempunyai pengaruh terhadap efektivitaspelayanan dalam pembuatan e-ktp, hal ini terlihat dari hasil penelitian penerapanprinsip-prinsip pengawasan baru mencapai predikat ”cukup baik” menyebabkanefektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung barumencapai predikat ”cukup baik” juga. Dengan demikian maka hipotesis yang penyusunajukan dapat diterima dan teruji kebenarannya.

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu usahayang dilakukan secara sadar, terusmenerus, bertahap dan berkesinambunganguna mewujudkan kehidupan masyarakatyang adil dan makmur, baik material

maupun spiritual yang berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar1945.Dalam perkembangannyapemerintah Republik Indonesiamenerapkan kebijakan Otonomi Daerahsebagaimana yang diatur dalam Undang-

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Jurnal Universitas Majalengka

Page 2: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

26

ISSN 1907-6711

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah.

Dalam rangka mendukungkeberhasilan penyelengaraan OtonomiDaerah, Kabupaten Majalengka tengahmelaksanakan Pembangunan di segalabidang yang menyangkut semua aspekkehidupan, yaitu bidang Sosial, Politik,Ekonomi, Budaya, Agama, danpertahanan keamanan. Oleh karena itu,pelaksanaan pembangunan harusdilaksanakan dengan baik, sistematis,efektif, dan efisien.

Pelaksanaan pembangunan agartercapai sesuai yang diharapkan, makasalah satu unsur yang mendapat perhatianserius dari Pemerintah Daerah adalahmengenai kualitas pelaksanaanpembangunan. Hal ini sejalan denganyang dinyatakan dalam Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tersebut, sehinggapembangunan aparatur pemerintahsenantiasa diarahkan kepada kualitaslayanan terhadap masyarakat.

Selanjutnya sebagai upayamenyukseskan kebijakan OtonomiDaerah, yaitu memberdayakan potensidaerah secara optimal demi tercapainyamasyarakat yang adil dan makmur, makakualitas Pengawasan pada AparaturPemerintah memegang peranan strategisdan menjadi kunci dari pelaksanaanOtonomi Daerah guna memberikankualitas layanan yang prima kepadamasyarakat sesuai dengan bidang garapanmasing-masing. Layanan prima, meliputiaspek transparansi, akuntabilitas, sertakesamaan hak dan kewajiban.

Demikian pula dengan KantorCamat Ligung Kabupaten Majalengkaharus mampu memberikan kualitaslayanan prima guna mendukungpencapaian tujuan pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Peraturan BupatiMajalengka Nomor 4 Tahun 2010 tentangKetentuan Pelaksanaan Peraturan DaerahKabupaten Majalengka,bahwa KantorKecamatan Ligung merupakan kantoryang bidang tugasnya bertanggung jawabdan berwenang melaksanakan layanandalam urusan penyelenggaraanadministrasi publik yang mencakupwilayah Kecamatan Ligung.

Dalam bentuk upaya layananadministrasi publik seperti pembuatan E-KTP ,daerah sekitarnya yang menjaditugas wewenang Kantor KecamatanLigung adalah melayani masyarakatdaerah sekitarnya yang membutuhkanlayanan administrasi yang cepat, tepat dantanggap dalam pembuatan e-ktp.Tujuannya adalah untuk menekankan parapegawai Kantor Kecamatan Ligung agarlebih prima dalam menjalankan tugasnya,terutama dalam pembuatan e-ktp.

Berdasarkan hasil observasi awalyang penyusun lakukan, diperolehgambaran bahwa efektivitaspelayanandalam pembutan e-ktp belum optimal. Halini terlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1. Masih kurang optimal pelayanan

dalam pembutan e-ktp2. Masih adanya keluhan masyarakat

atas pelayanan dalam pembuatan e-ktp yaitu dalam segi waktu danpengetikan.

3. Kurangnya sosialisasi mengenaiprosedur penyelenggraan e-ktpkepada masyarakat.

Permasalahan tersebut di atasdiduga akibat kurangnya pengawasanyang dilakukan oleh camat dalampencapaian efektivitas pelayanan dalampembuatan e-ktp belum optimal.Hal ini

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

26

ISSN 1907-6711

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah.

Dalam rangka mendukungkeberhasilan penyelengaraan OtonomiDaerah, Kabupaten Majalengka tengahmelaksanakan Pembangunan di segalabidang yang menyangkut semua aspekkehidupan, yaitu bidang Sosial, Politik,Ekonomi, Budaya, Agama, danpertahanan keamanan. Oleh karena itu,pelaksanaan pembangunan harusdilaksanakan dengan baik, sistematis,efektif, dan efisien.

Pelaksanaan pembangunan agartercapai sesuai yang diharapkan, makasalah satu unsur yang mendapat perhatianserius dari Pemerintah Daerah adalahmengenai kualitas pelaksanaanpembangunan. Hal ini sejalan denganyang dinyatakan dalam Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tersebut, sehinggapembangunan aparatur pemerintahsenantiasa diarahkan kepada kualitaslayanan terhadap masyarakat.

Selanjutnya sebagai upayamenyukseskan kebijakan OtonomiDaerah, yaitu memberdayakan potensidaerah secara optimal demi tercapainyamasyarakat yang adil dan makmur, makakualitas Pengawasan pada AparaturPemerintah memegang peranan strategisdan menjadi kunci dari pelaksanaanOtonomi Daerah guna memberikankualitas layanan yang prima kepadamasyarakat sesuai dengan bidang garapanmasing-masing. Layanan prima, meliputiaspek transparansi, akuntabilitas, sertakesamaan hak dan kewajiban.

Demikian pula dengan KantorCamat Ligung Kabupaten Majalengkaharus mampu memberikan kualitaslayanan prima guna mendukungpencapaian tujuan pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Peraturan BupatiMajalengka Nomor 4 Tahun 2010 tentangKetentuan Pelaksanaan Peraturan DaerahKabupaten Majalengka,bahwa KantorKecamatan Ligung merupakan kantoryang bidang tugasnya bertanggung jawabdan berwenang melaksanakan layanandalam urusan penyelenggaraanadministrasi publik yang mencakupwilayah Kecamatan Ligung.

Dalam bentuk upaya layananadministrasi publik seperti pembuatan E-KTP ,daerah sekitarnya yang menjaditugas wewenang Kantor KecamatanLigung adalah melayani masyarakatdaerah sekitarnya yang membutuhkanlayanan administrasi yang cepat, tepat dantanggap dalam pembuatan e-ktp.Tujuannya adalah untuk menekankan parapegawai Kantor Kecamatan Ligung agarlebih prima dalam menjalankan tugasnya,terutama dalam pembuatan e-ktp.

Berdasarkan hasil observasi awalyang penyusun lakukan, diperolehgambaran bahwa efektivitaspelayanandalam pembutan e-ktp belum optimal. Halini terlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1. Masih kurang optimal pelayanan

dalam pembutan e-ktp2. Masih adanya keluhan masyarakat

atas pelayanan dalam pembuatan e-ktp yaitu dalam segi waktu danpengetikan.

3. Kurangnya sosialisasi mengenaiprosedur penyelenggraan e-ktpkepada masyarakat.

Permasalahan tersebut di atasdiduga akibat kurangnya pengawasanyang dilakukan oleh camat dalampencapaian efektivitas pelayanan dalampembuatan e-ktp belum optimal.Hal ini

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

26

ISSN 1907-6711

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah.

Dalam rangka mendukungkeberhasilan penyelengaraan OtonomiDaerah, Kabupaten Majalengka tengahmelaksanakan Pembangunan di segalabidang yang menyangkut semua aspekkehidupan, yaitu bidang Sosial, Politik,Ekonomi, Budaya, Agama, danpertahanan keamanan. Oleh karena itu,pelaksanaan pembangunan harusdilaksanakan dengan baik, sistematis,efektif, dan efisien.

Pelaksanaan pembangunan agartercapai sesuai yang diharapkan, makasalah satu unsur yang mendapat perhatianserius dari Pemerintah Daerah adalahmengenai kualitas pelaksanaanpembangunan. Hal ini sejalan denganyang dinyatakan dalam Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tersebut, sehinggapembangunan aparatur pemerintahsenantiasa diarahkan kepada kualitaslayanan terhadap masyarakat.

Selanjutnya sebagai upayamenyukseskan kebijakan OtonomiDaerah, yaitu memberdayakan potensidaerah secara optimal demi tercapainyamasyarakat yang adil dan makmur, makakualitas Pengawasan pada AparaturPemerintah memegang peranan strategisdan menjadi kunci dari pelaksanaanOtonomi Daerah guna memberikankualitas layanan yang prima kepadamasyarakat sesuai dengan bidang garapanmasing-masing. Layanan prima, meliputiaspek transparansi, akuntabilitas, sertakesamaan hak dan kewajiban.

Demikian pula dengan KantorCamat Ligung Kabupaten Majalengkaharus mampu memberikan kualitaslayanan prima guna mendukungpencapaian tujuan pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Peraturan BupatiMajalengka Nomor 4 Tahun 2010 tentangKetentuan Pelaksanaan Peraturan DaerahKabupaten Majalengka,bahwa KantorKecamatan Ligung merupakan kantoryang bidang tugasnya bertanggung jawabdan berwenang melaksanakan layanandalam urusan penyelenggaraanadministrasi publik yang mencakupwilayah Kecamatan Ligung.

Dalam bentuk upaya layananadministrasi publik seperti pembuatan E-KTP ,daerah sekitarnya yang menjaditugas wewenang Kantor KecamatanLigung adalah melayani masyarakatdaerah sekitarnya yang membutuhkanlayanan administrasi yang cepat, tepat dantanggap dalam pembuatan e-ktp.Tujuannya adalah untuk menekankan parapegawai Kantor Kecamatan Ligung agarlebih prima dalam menjalankan tugasnya,terutama dalam pembuatan e-ktp.

Berdasarkan hasil observasi awalyang penyusun lakukan, diperolehgambaran bahwa efektivitaspelayanandalam pembutan e-ktp belum optimal. Halini terlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1. Masih kurang optimal pelayanan

dalam pembutan e-ktp2. Masih adanya keluhan masyarakat

atas pelayanan dalam pembuatan e-ktp yaitu dalam segi waktu danpengetikan.

3. Kurangnya sosialisasi mengenaiprosedur penyelenggraan e-ktpkepada masyarakat.

Permasalahan tersebut di atasdiduga akibat kurangnya pengawasanyang dilakukan oleh camat dalampencapaian efektivitas pelayanan dalampembuatan e-ktp belum optimal.Hal ini

Page 3: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

27

ISSN 1907-6711

terlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1. Pengawasan yang dilakukan oleh

Camat terhadap pegawai kurangfleksibel.

2. Pengawasan yang dilakukan olehCamat kurang bersifat ekonomis.

3. Pengawasan yang dilakukan olehCamat kurang dimengerti

Rumusan MasalahAgar tidak terjadi penganalisisan

yang salah, baik secara teori maupunpraktik dalam penelitian ini danberdasarkan identifikasi masalah di atas,maka penyusun merumuskan masalahsebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan

yang dilakukan oleh oleh Camatdalam upaya meningkatkanEfektivitas pelayanan pembuatan e-ktp di kantor camat ligung.

2. Bagaimana hambatan-hambatan apasaja yang dihadapi oleh oleh Camatdalam upaya meningkatkanEfektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

3. Bagaimana usaha-usaha apa sajayang dilakukan oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

TujuanPenelitian yang dilakukan penulis

bertujuan sebagai berikut :1 Untuk mengetahui bagaimana

Pelaksanaan Pengawasan yangdilakukan oleh oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

2 Untuk mengetahui Hambatan-Hambatan apa saja yang dihadapi olehCamat dalam upaya meningkatkan

Efektivitas pelayanan pembuatan e-ktpdi kantor camat ligung.

3 Untuk mengetahui Usaha-usaha apasaja yang dilakukan oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengawasan dapat dianggapsebagai aktivitas atau kegiatan untukmenemukan, menerapkan tindakan -tindakan serta mengoreksi penyimpangan- penyimpangan dari aktivitas - aktivitasyang direncanakan. Adalah wajar apabilaterdapat adanya kekeliruan - kekeliruantertentu, kegagalan - kegagalan danpetunjuk - petunjuk yang tidak efektifsehingga terjadi penyimpangan yang tidakdiinginkan daripada tujuan yang ingindicapai. Oleh karena itu pengawasanmempunyai tujuan yang bersifat positif,artinya harus mengusahakan terjadinya hal- hal tertentu untuk mencapai tujuandalam batas - batas penghalang ataumelalui aktivitas - aktivitas yangdirencanakan.

Pengawasan dilakukan bukanuntuk mencari kesalahan seorang ataupegawai yang sedang melaksanakanpekerjaan, melainkan untuk membimbingpara pegawai, apabila terjadi ataudiketahui adanya suatu penyimpanganserta penyelewengan. Dengandilakukannya pengawasan akan segeradapat diarahkan kembali sesuai denganrencana, instruksi - instruksi dankebijaksanaan - kebijaksanaan yang telahditentukan.

Dalam hal ini pengawasan sangatpenting bagi seorang pemimpin dan harusdilakukan oleh setiap pemimpin dalammelaksanakan semua pekerjaan ataukegiatan, karena dikhawatirkan akan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

27

ISSN 1907-6711

terlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1. Pengawasan yang dilakukan oleh

Camat terhadap pegawai kurangfleksibel.

2. Pengawasan yang dilakukan olehCamat kurang bersifat ekonomis.

3. Pengawasan yang dilakukan olehCamat kurang dimengerti

Rumusan MasalahAgar tidak terjadi penganalisisan

yang salah, baik secara teori maupunpraktik dalam penelitian ini danberdasarkan identifikasi masalah di atas,maka penyusun merumuskan masalahsebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan

yang dilakukan oleh oleh Camatdalam upaya meningkatkanEfektivitas pelayanan pembuatan e-ktp di kantor camat ligung.

2. Bagaimana hambatan-hambatan apasaja yang dihadapi oleh oleh Camatdalam upaya meningkatkanEfektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

3. Bagaimana usaha-usaha apa sajayang dilakukan oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

TujuanPenelitian yang dilakukan penulis

bertujuan sebagai berikut :1 Untuk mengetahui bagaimana

Pelaksanaan Pengawasan yangdilakukan oleh oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

2 Untuk mengetahui Hambatan-Hambatan apa saja yang dihadapi olehCamat dalam upaya meningkatkan

Efektivitas pelayanan pembuatan e-ktpdi kantor camat ligung.

3 Untuk mengetahui Usaha-usaha apasaja yang dilakukan oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengawasan dapat dianggapsebagai aktivitas atau kegiatan untukmenemukan, menerapkan tindakan -tindakan serta mengoreksi penyimpangan- penyimpangan dari aktivitas - aktivitasyang direncanakan. Adalah wajar apabilaterdapat adanya kekeliruan - kekeliruantertentu, kegagalan - kegagalan danpetunjuk - petunjuk yang tidak efektifsehingga terjadi penyimpangan yang tidakdiinginkan daripada tujuan yang ingindicapai. Oleh karena itu pengawasanmempunyai tujuan yang bersifat positif,artinya harus mengusahakan terjadinya hal- hal tertentu untuk mencapai tujuandalam batas - batas penghalang ataumelalui aktivitas - aktivitas yangdirencanakan.

Pengawasan dilakukan bukanuntuk mencari kesalahan seorang ataupegawai yang sedang melaksanakanpekerjaan, melainkan untuk membimbingpara pegawai, apabila terjadi ataudiketahui adanya suatu penyimpanganserta penyelewengan. Dengandilakukannya pengawasan akan segeradapat diarahkan kembali sesuai denganrencana, instruksi - instruksi dankebijaksanaan - kebijaksanaan yang telahditentukan.

Dalam hal ini pengawasan sangatpenting bagi seorang pemimpin dan harusdilakukan oleh setiap pemimpin dalammelaksanakan semua pekerjaan ataukegiatan, karena dikhawatirkan akan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

27

ISSN 1907-6711

terlihat dari indikator-indikator sebagaiberikut :1. Pengawasan yang dilakukan oleh

Camat terhadap pegawai kurangfleksibel.

2. Pengawasan yang dilakukan olehCamat kurang bersifat ekonomis.

3. Pengawasan yang dilakukan olehCamat kurang dimengerti

Rumusan MasalahAgar tidak terjadi penganalisisan

yang salah, baik secara teori maupunpraktik dalam penelitian ini danberdasarkan identifikasi masalah di atas,maka penyusun merumuskan masalahsebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan

yang dilakukan oleh oleh Camatdalam upaya meningkatkanEfektivitas pelayanan pembuatan e-ktp di kantor camat ligung.

2. Bagaimana hambatan-hambatan apasaja yang dihadapi oleh oleh Camatdalam upaya meningkatkanEfektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

3. Bagaimana usaha-usaha apa sajayang dilakukan oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

TujuanPenelitian yang dilakukan penulis

bertujuan sebagai berikut :1 Untuk mengetahui bagaimana

Pelaksanaan Pengawasan yangdilakukan oleh oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

2 Untuk mengetahui Hambatan-Hambatan apa saja yang dihadapi olehCamat dalam upaya meningkatkan

Efektivitas pelayanan pembuatan e-ktpdi kantor camat ligung.

3 Untuk mengetahui Usaha-usaha apasaja yang dilakukan oleh Camat dalamupaya meningkatkan Efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di kantorcamat ligung.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengawasan dapat dianggapsebagai aktivitas atau kegiatan untukmenemukan, menerapkan tindakan -tindakan serta mengoreksi penyimpangan- penyimpangan dari aktivitas - aktivitasyang direncanakan. Adalah wajar apabilaterdapat adanya kekeliruan - kekeliruantertentu, kegagalan - kegagalan danpetunjuk - petunjuk yang tidak efektifsehingga terjadi penyimpangan yang tidakdiinginkan daripada tujuan yang ingindicapai. Oleh karena itu pengawasanmempunyai tujuan yang bersifat positif,artinya harus mengusahakan terjadinya hal- hal tertentu untuk mencapai tujuandalam batas - batas penghalang ataumelalui aktivitas - aktivitas yangdirencanakan.

Pengawasan dilakukan bukanuntuk mencari kesalahan seorang ataupegawai yang sedang melaksanakanpekerjaan, melainkan untuk membimbingpara pegawai, apabila terjadi ataudiketahui adanya suatu penyimpanganserta penyelewengan. Dengandilakukannya pengawasan akan segeradapat diarahkan kembali sesuai denganrencana, instruksi - instruksi dankebijaksanaan - kebijaksanaan yang telahditentukan.

Dalam hal ini pengawasan sangatpenting bagi seorang pemimpin dan harusdilakukan oleh setiap pemimpin dalammelaksanakan semua pekerjaan ataukegiatan, karena dikhawatirkan akan

Page 4: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

28

ISSN 1907-6711

terjadi penyimpangan - penyimpangan,maka setiap pemimpin harus segera dapatmengambil langkah - langkah atautindakan - tindakan perbaikan kearah yanglebih baik.

Pengertian pengawasan menurutpara ahli, antara lain menurut Sondang P.Siagian dalam bukunya “FilsafatAdministrasi” memberikan batasanpengertian pengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan ialah prosespengamatan daripada pelaksanaanseluruh kegiatan organisasi untukmenjamin agar supaya semuapekerjaan yang sedang dilakukanberjalan sesuai dengan rencanayang telah ditentukansebelumnya”. (2003 : 135)Pengertian pengawasan menurut

schermerhorn (2002) yang dikutip olehErnie Tisnawati Sule Kurniawan Saefullahdalam bukunya “Pengantar Manajemen”yaitu sebagai berikut :

Pengawasan sebagai proses dalammenetapkan ukuran kinerja danpengambilan tindakan yangmendukung pencapaian hasil yangdiharapkan sesuai dengan kinerjayang telah ditetapkan tersebut.(Controlling is the process ofmeasuring performance andtaking action to unsure desiredresult)”. (2004 : 317)Pengertian Pengawasan menurut

Robert J. Mockler yang dikutip olehT.Hani Handoko dalam bukunya“Manajemen edisi ke 2’’ mengemukakanpengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan manajemen adalahsuatu usaha sistematik untukmenetapkan standar pelaksanaandengan tujuan - tujuanperencanaan, merancang systeminformasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyatadengan standar yang telahditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukurpenympangan - penyimpangan,serta mengambil tindakan koreksiyang diperlukan untuk menjaminbahwa sumber daya perusahaandipergunakan dengan cara palingefektif dan efisien dalampencapaian tujuan perusahaan”.(2011 : 361)Berdasarkan pendapat - pendapat

di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa pada dasarnyapengawasan merupakan serangkaiankegiatan yang pada umumnya dilakukanoleh pimpinan terhadap bawahan untukmenjamin kelancaran pelaksanaan tugasserta untuk mengetahui kesulitan -kesulitan dan hambatan - hambatan yangdialami oleh bawahan. Kemudian apabilaterdapat kesalahan dan penyimpangansegera diambil tindakan perbaikan agarpelaksanaan tugas tidak menyimpang dariketentuan atau rencana yang telahditentukan sebelumnya.

Selanjutnya fungsi pengawasandisini yaitu sekelompok aktivitas yangtergolong pada jenis yang sama yangdilakukan oleh pimpinan yang memimpindan bertanggung jawab atas pelaksanaankegiatan organisasinya.

Dalam kaitannya dengan fungsipengawasan Soewarno Handayaningratdalam bukunya “Pengantar Studi IlmuAdminstrasi dan Manajemen”mengemukakan sebagai berikut :

(1) Memepertebal rasa tanggungjawab terhadap pejabat yangdiserahi tugas dan wewenangdalam pelaksanaan pekerjaan.

(2) Mendidik para pejabat agarmereka melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

28

ISSN 1907-6711

terjadi penyimpangan - penyimpangan,maka setiap pemimpin harus segera dapatmengambil langkah - langkah atautindakan - tindakan perbaikan kearah yanglebih baik.

Pengertian pengawasan menurutpara ahli, antara lain menurut Sondang P.Siagian dalam bukunya “FilsafatAdministrasi” memberikan batasanpengertian pengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan ialah prosespengamatan daripada pelaksanaanseluruh kegiatan organisasi untukmenjamin agar supaya semuapekerjaan yang sedang dilakukanberjalan sesuai dengan rencanayang telah ditentukansebelumnya”. (2003 : 135)Pengertian pengawasan menurut

schermerhorn (2002) yang dikutip olehErnie Tisnawati Sule Kurniawan Saefullahdalam bukunya “Pengantar Manajemen”yaitu sebagai berikut :

Pengawasan sebagai proses dalammenetapkan ukuran kinerja danpengambilan tindakan yangmendukung pencapaian hasil yangdiharapkan sesuai dengan kinerjayang telah ditetapkan tersebut.(Controlling is the process ofmeasuring performance andtaking action to unsure desiredresult)”. (2004 : 317)Pengertian Pengawasan menurut

Robert J. Mockler yang dikutip olehT.Hani Handoko dalam bukunya“Manajemen edisi ke 2’’ mengemukakanpengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan manajemen adalahsuatu usaha sistematik untukmenetapkan standar pelaksanaandengan tujuan - tujuanperencanaan, merancang systeminformasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyatadengan standar yang telahditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukurpenympangan - penyimpangan,serta mengambil tindakan koreksiyang diperlukan untuk menjaminbahwa sumber daya perusahaandipergunakan dengan cara palingefektif dan efisien dalampencapaian tujuan perusahaan”.(2011 : 361)Berdasarkan pendapat - pendapat

di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa pada dasarnyapengawasan merupakan serangkaiankegiatan yang pada umumnya dilakukanoleh pimpinan terhadap bawahan untukmenjamin kelancaran pelaksanaan tugasserta untuk mengetahui kesulitan -kesulitan dan hambatan - hambatan yangdialami oleh bawahan. Kemudian apabilaterdapat kesalahan dan penyimpangansegera diambil tindakan perbaikan agarpelaksanaan tugas tidak menyimpang dariketentuan atau rencana yang telahditentukan sebelumnya.

Selanjutnya fungsi pengawasandisini yaitu sekelompok aktivitas yangtergolong pada jenis yang sama yangdilakukan oleh pimpinan yang memimpindan bertanggung jawab atas pelaksanaankegiatan organisasinya.

Dalam kaitannya dengan fungsipengawasan Soewarno Handayaningratdalam bukunya “Pengantar Studi IlmuAdminstrasi dan Manajemen”mengemukakan sebagai berikut :

(1) Memepertebal rasa tanggungjawab terhadap pejabat yangdiserahi tugas dan wewenangdalam pelaksanaan pekerjaan.

(2) Mendidik para pejabat agarmereka melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

28

ISSN 1907-6711

terjadi penyimpangan - penyimpangan,maka setiap pemimpin harus segera dapatmengambil langkah - langkah atautindakan - tindakan perbaikan kearah yanglebih baik.

Pengertian pengawasan menurutpara ahli, antara lain menurut Sondang P.Siagian dalam bukunya “FilsafatAdministrasi” memberikan batasanpengertian pengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan ialah prosespengamatan daripada pelaksanaanseluruh kegiatan organisasi untukmenjamin agar supaya semuapekerjaan yang sedang dilakukanberjalan sesuai dengan rencanayang telah ditentukansebelumnya”. (2003 : 135)Pengertian pengawasan menurut

schermerhorn (2002) yang dikutip olehErnie Tisnawati Sule Kurniawan Saefullahdalam bukunya “Pengantar Manajemen”yaitu sebagai berikut :

Pengawasan sebagai proses dalammenetapkan ukuran kinerja danpengambilan tindakan yangmendukung pencapaian hasil yangdiharapkan sesuai dengan kinerjayang telah ditetapkan tersebut.(Controlling is the process ofmeasuring performance andtaking action to unsure desiredresult)”. (2004 : 317)Pengertian Pengawasan menurut

Robert J. Mockler yang dikutip olehT.Hani Handoko dalam bukunya“Manajemen edisi ke 2’’ mengemukakanpengawasan sebagai berikut :

“Pengawasan manajemen adalahsuatu usaha sistematik untukmenetapkan standar pelaksanaandengan tujuan - tujuanperencanaan, merancang systeminformasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyatadengan standar yang telahditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukurpenympangan - penyimpangan,serta mengambil tindakan koreksiyang diperlukan untuk menjaminbahwa sumber daya perusahaandipergunakan dengan cara palingefektif dan efisien dalampencapaian tujuan perusahaan”.(2011 : 361)Berdasarkan pendapat - pendapat

di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa pada dasarnyapengawasan merupakan serangkaiankegiatan yang pada umumnya dilakukanoleh pimpinan terhadap bawahan untukmenjamin kelancaran pelaksanaan tugasserta untuk mengetahui kesulitan -kesulitan dan hambatan - hambatan yangdialami oleh bawahan. Kemudian apabilaterdapat kesalahan dan penyimpangansegera diambil tindakan perbaikan agarpelaksanaan tugas tidak menyimpang dariketentuan atau rencana yang telahditentukan sebelumnya.

Selanjutnya fungsi pengawasandisini yaitu sekelompok aktivitas yangtergolong pada jenis yang sama yangdilakukan oleh pimpinan yang memimpindan bertanggung jawab atas pelaksanaankegiatan organisasinya.

Dalam kaitannya dengan fungsipengawasan Soewarno Handayaningratdalam bukunya “Pengantar Studi IlmuAdminstrasi dan Manajemen”mengemukakan sebagai berikut :

(1) Memepertebal rasa tanggungjawab terhadap pejabat yangdiserahi tugas dan wewenangdalam pelaksanaan pekerjaan.

(2) Mendidik para pejabat agarmereka melaksanakan

Page 5: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

29

ISSN 1907-6711

pekerjaannya sesuai denganprosedur yang telah ditentukan.

(3) Untuk mencegah terjadinyapenyimpangan, kelalaian dankelemahan agar tidak terjadikerugian yang tidak diinginkan.

(4) Untuk memperbaiki kesalahan danpenyelewengan, agar pelaksanaanpekerjaan tidak mengalamihambatan dan pemborosan-pemborosan. (1981 : 144)

Adapun tujuan dari pengawasansebagaimana dikemukakan oleh SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi danManajemen” yaitu :

“Pengawasan itu dimaksudkanuntuk mencegah atau untukmemperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidaksesuaian,penyelewengan dan lainnya yangtidak sesuai dengan tugas danwewenang yang telah ditentukan,jadi maksud pengawasan bukanmencari kesalahan terhadap hasilpelaksanaan pekerjaannya.Sedangkan tujuan pengawasanadalah agar hasil pelaksanaanpekerjaan diperoleh secaraberdaya guna (efisien) danberhasil guna (efektif) sesuaidengan rencana yang telahditentukan sebelumnya”. (1981 :143)Dari maksud dan tujuan

pengawasan sebagaimana telahdikemukakan di atas, dapat dimengertibahwa untuk mencapai hasil daripadapelaksanaan tugas agar sesuai dengankebijaksanaan yang telah digariskan yaituuntuk menghindari kesalahan - kesalahandan penyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan tugas, sehingga dengan

demikian pengawasan yang dilakukanoleh pimpinan terhadap penyelenggaraantugas pekerjaan bukanlah bermaksuduntuk mencari kesalahan - kesalahan yangdilakukan oleh para pelaksana ataupenyelenggara, melainkan untukmeluruskan dan memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditentukansebelumnya, guna mencapai hasilpekerjaan yang sesuai dengan rencanakebijaksanaan.

Agar pelaksanaan pengawasanmendapatkan hasil yang optimal, dalamarti hasil pelaksanaan pekerjaan sesuaidengan rencana, perintah dankebijaksanaan yang telah ditetapkansebelumnya, maka seorang pimpinanorganisasi dalam melaksanakanpengawasannya harus berpedoman padaprinsip - prinsip pengawasan sebagimanadikemukakan oleh M. Manullang dalambukunya ”Dasar-Dasar Manajemen”, yaitusebagai berikut :

(1) Dapat merefleksikan sifat - sifatdan kebutuhan - kebutuhan darikegiatan yang harus diawasi.

(2) Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan - penyimpangan.

(3) Fleksibel.(4) Ekonomis.(5) Dapat dimengerti.(6) Dapat menjamin diadakannya

tindakan korektif. (2001 : 174)Untuk lebih jelasnya mengenai

prinsip - prinsip pengawasan tersebut,maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pengawasan merefleksikan sifat -sifat dan kebutuhan - kebutuhandari kegiatan-kegiatan yang harusdiawasiDalam proses pengawasan

hendaknya pimpinan organisasi mampumelakukan pengawasan yang sesuai

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

29

ISSN 1907-6711

pekerjaannya sesuai denganprosedur yang telah ditentukan.

(3) Untuk mencegah terjadinyapenyimpangan, kelalaian dankelemahan agar tidak terjadikerugian yang tidak diinginkan.

(4) Untuk memperbaiki kesalahan danpenyelewengan, agar pelaksanaanpekerjaan tidak mengalamihambatan dan pemborosan-pemborosan. (1981 : 144)

Adapun tujuan dari pengawasansebagaimana dikemukakan oleh SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi danManajemen” yaitu :

“Pengawasan itu dimaksudkanuntuk mencegah atau untukmemperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidaksesuaian,penyelewengan dan lainnya yangtidak sesuai dengan tugas danwewenang yang telah ditentukan,jadi maksud pengawasan bukanmencari kesalahan terhadap hasilpelaksanaan pekerjaannya.Sedangkan tujuan pengawasanadalah agar hasil pelaksanaanpekerjaan diperoleh secaraberdaya guna (efisien) danberhasil guna (efektif) sesuaidengan rencana yang telahditentukan sebelumnya”. (1981 :143)Dari maksud dan tujuan

pengawasan sebagaimana telahdikemukakan di atas, dapat dimengertibahwa untuk mencapai hasil daripadapelaksanaan tugas agar sesuai dengankebijaksanaan yang telah digariskan yaituuntuk menghindari kesalahan - kesalahandan penyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan tugas, sehingga dengan

demikian pengawasan yang dilakukanoleh pimpinan terhadap penyelenggaraantugas pekerjaan bukanlah bermaksuduntuk mencari kesalahan - kesalahan yangdilakukan oleh para pelaksana ataupenyelenggara, melainkan untukmeluruskan dan memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditentukansebelumnya, guna mencapai hasilpekerjaan yang sesuai dengan rencanakebijaksanaan.

Agar pelaksanaan pengawasanmendapatkan hasil yang optimal, dalamarti hasil pelaksanaan pekerjaan sesuaidengan rencana, perintah dankebijaksanaan yang telah ditetapkansebelumnya, maka seorang pimpinanorganisasi dalam melaksanakanpengawasannya harus berpedoman padaprinsip - prinsip pengawasan sebagimanadikemukakan oleh M. Manullang dalambukunya ”Dasar-Dasar Manajemen”, yaitusebagai berikut :

(1) Dapat merefleksikan sifat - sifatdan kebutuhan - kebutuhan darikegiatan yang harus diawasi.

(2) Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan - penyimpangan.

(3) Fleksibel.(4) Ekonomis.(5) Dapat dimengerti.(6) Dapat menjamin diadakannya

tindakan korektif. (2001 : 174)Untuk lebih jelasnya mengenai

prinsip - prinsip pengawasan tersebut,maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pengawasan merefleksikan sifat -sifat dan kebutuhan - kebutuhandari kegiatan-kegiatan yang harusdiawasiDalam proses pengawasan

hendaknya pimpinan organisasi mampumelakukan pengawasan yang sesuai

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

29

ISSN 1907-6711

pekerjaannya sesuai denganprosedur yang telah ditentukan.

(3) Untuk mencegah terjadinyapenyimpangan, kelalaian dankelemahan agar tidak terjadikerugian yang tidak diinginkan.

(4) Untuk memperbaiki kesalahan danpenyelewengan, agar pelaksanaanpekerjaan tidak mengalamihambatan dan pemborosan-pemborosan. (1981 : 144)

Adapun tujuan dari pengawasansebagaimana dikemukakan oleh SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi danManajemen” yaitu :

“Pengawasan itu dimaksudkanuntuk mencegah atau untukmemperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidaksesuaian,penyelewengan dan lainnya yangtidak sesuai dengan tugas danwewenang yang telah ditentukan,jadi maksud pengawasan bukanmencari kesalahan terhadap hasilpelaksanaan pekerjaannya.Sedangkan tujuan pengawasanadalah agar hasil pelaksanaanpekerjaan diperoleh secaraberdaya guna (efisien) danberhasil guna (efektif) sesuaidengan rencana yang telahditentukan sebelumnya”. (1981 :143)Dari maksud dan tujuan

pengawasan sebagaimana telahdikemukakan di atas, dapat dimengertibahwa untuk mencapai hasil daripadapelaksanaan tugas agar sesuai dengankebijaksanaan yang telah digariskan yaituuntuk menghindari kesalahan - kesalahandan penyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan tugas, sehingga dengan

demikian pengawasan yang dilakukanoleh pimpinan terhadap penyelenggaraantugas pekerjaan bukanlah bermaksuduntuk mencari kesalahan - kesalahan yangdilakukan oleh para pelaksana ataupenyelenggara, melainkan untukmeluruskan dan memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditentukansebelumnya, guna mencapai hasilpekerjaan yang sesuai dengan rencanakebijaksanaan.

Agar pelaksanaan pengawasanmendapatkan hasil yang optimal, dalamarti hasil pelaksanaan pekerjaan sesuaidengan rencana, perintah dankebijaksanaan yang telah ditetapkansebelumnya, maka seorang pimpinanorganisasi dalam melaksanakanpengawasannya harus berpedoman padaprinsip - prinsip pengawasan sebagimanadikemukakan oleh M. Manullang dalambukunya ”Dasar-Dasar Manajemen”, yaitusebagai berikut :

(1) Dapat merefleksikan sifat - sifatdan kebutuhan - kebutuhan darikegiatan yang harus diawasi.

(2) Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan - penyimpangan.

(3) Fleksibel.(4) Ekonomis.(5) Dapat dimengerti.(6) Dapat menjamin diadakannya

tindakan korektif. (2001 : 174)Untuk lebih jelasnya mengenai

prinsip - prinsip pengawasan tersebut,maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pengawasan merefleksikan sifat -sifat dan kebutuhan - kebutuhandari kegiatan-kegiatan yang harusdiawasiDalam proses pengawasan

hendaknya pimpinan organisasi mampumelakukan pengawasan yang sesuai

Page 6: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

30

ISSN 1907-6711

dengan sifat - sifat dan kebutuhan -kebutuhan dari pelaksanaan pekerjaanyang sedang diawasi. Jadi seorangpimpinan organisasi harus berusaha untukmengetahui akan sifat - sifat sertakebutuhan - kebutuhan individu maupununit-unit kerja yang ada dalamorganisasinya, sehingga dengan usahademikian akan menunjang ke arahpeningkatan hasil kerja pegawaiorganisasi, seperti memperthatikankebutuhan pegawainya sesuai denganpekerjaanya dan menyesuaikan dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan.

2) Dapat dengan segera melaporkanPenyimpangan - penyimpangan.Dalam proses pengawasan

hendaknya pimpinan organisasi dapatmenemukan penyimpangan -penyimpangan dari pelaksanaan suatupekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, tetapidalam arti bukan untuk berusaha mencari -mencari kesalahan bawahannya, jadi harusdilakukan secara objektif . Apabila terjadiadanya penyimpangan, maka pimpinanorganisasi harus segera melakukantindakan perbaikan dan melakukanevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan(program kerja) serta berusahamemberikan penjelasan tentang dampaknegatif dari penyimpangan tersebut, agarbawahan mampu memahami akankesalahan serta tidak mengulangi padapekerjaan yang sama di kemudian hari.Melalui usaha demikian, maka dengansendirinya akan menumbuhkan rasadisiplin dan tanggungjawab pada diri parabawahan dalam setiap pelaksanaantugasnya, sehingga dapat meningkatkanhasil kerja ke arah yang optimal.

3). Fleksibel.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk tidak menimbulkanadanya kekakuan dalam prosespelaksanaan pekerjaan yang sedangdilakukan oleh para bawahan. Oleh karenaitu pimpinan organisasi harus mampumenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari suatu proses pelaksanaanpekerjaan yang sedang diawasi, namunbukan berarti ikut - ikutan. Dengan katalain pengawasan yang dilakukan pimpinanorganisasi seharusnya menumbuhkanadanya keterbukaan dan menciptakansuasana yang dinamis sehingga prosespekerjaan yang sedang dilakukan olehpara bawahan dapat dicapai hasil yangoptimal dari pelaksanaan pekerjaantersebut.

4). Ekonomis.Dalam proses pengawasan

hendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk menentukan batasan daripenggunaan sumber dana dan sumberdaya yang diperlukan, dibandingkandengan hasil kerja yang hendak dicapai.Dengan kata lain hasil kerja harus lebihbesar dibandingkan dengan penggunaandana dan sumber daya yang dikeluarkan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindariadanya pemborosan. Guna menghindaripemborosan, maka pimpinan organisasiseharusnya berusaha untuk menentukanrasionalisasi (Melakukan perbandingansecara rasional) dalam penentuanpenggunaan dana dan tenaga serta mampumenentukan standar efisiensi dalam setiapproses pekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan, sehingga dapat dijadikanpedoman dalam pelaksanaan tugasnyaoleh para bawahan.

5). Dapat dimengerti.Dalam proses pengawasan

hendaknya seorang pimpinan organisasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

30

ISSN 1907-6711

dengan sifat - sifat dan kebutuhan -kebutuhan dari pelaksanaan pekerjaanyang sedang diawasi. Jadi seorangpimpinan organisasi harus berusaha untukmengetahui akan sifat - sifat sertakebutuhan - kebutuhan individu maupununit-unit kerja yang ada dalamorganisasinya, sehingga dengan usahademikian akan menunjang ke arahpeningkatan hasil kerja pegawaiorganisasi, seperti memperthatikankebutuhan pegawainya sesuai denganpekerjaanya dan menyesuaikan dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan.

2) Dapat dengan segera melaporkanPenyimpangan - penyimpangan.Dalam proses pengawasan

hendaknya pimpinan organisasi dapatmenemukan penyimpangan -penyimpangan dari pelaksanaan suatupekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, tetapidalam arti bukan untuk berusaha mencari -mencari kesalahan bawahannya, jadi harusdilakukan secara objektif . Apabila terjadiadanya penyimpangan, maka pimpinanorganisasi harus segera melakukantindakan perbaikan dan melakukanevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan(program kerja) serta berusahamemberikan penjelasan tentang dampaknegatif dari penyimpangan tersebut, agarbawahan mampu memahami akankesalahan serta tidak mengulangi padapekerjaan yang sama di kemudian hari.Melalui usaha demikian, maka dengansendirinya akan menumbuhkan rasadisiplin dan tanggungjawab pada diri parabawahan dalam setiap pelaksanaantugasnya, sehingga dapat meningkatkanhasil kerja ke arah yang optimal.

3). Fleksibel.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk tidak menimbulkanadanya kekakuan dalam prosespelaksanaan pekerjaan yang sedangdilakukan oleh para bawahan. Oleh karenaitu pimpinan organisasi harus mampumenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari suatu proses pelaksanaanpekerjaan yang sedang diawasi, namunbukan berarti ikut - ikutan. Dengan katalain pengawasan yang dilakukan pimpinanorganisasi seharusnya menumbuhkanadanya keterbukaan dan menciptakansuasana yang dinamis sehingga prosespekerjaan yang sedang dilakukan olehpara bawahan dapat dicapai hasil yangoptimal dari pelaksanaan pekerjaantersebut.

4). Ekonomis.Dalam proses pengawasan

hendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk menentukan batasan daripenggunaan sumber dana dan sumberdaya yang diperlukan, dibandingkandengan hasil kerja yang hendak dicapai.Dengan kata lain hasil kerja harus lebihbesar dibandingkan dengan penggunaandana dan sumber daya yang dikeluarkan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindariadanya pemborosan. Guna menghindaripemborosan, maka pimpinan organisasiseharusnya berusaha untuk menentukanrasionalisasi (Melakukan perbandingansecara rasional) dalam penentuanpenggunaan dana dan tenaga serta mampumenentukan standar efisiensi dalam setiapproses pekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan, sehingga dapat dijadikanpedoman dalam pelaksanaan tugasnyaoleh para bawahan.

5). Dapat dimengerti.Dalam proses pengawasan

hendaknya seorang pimpinan organisasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

30

ISSN 1907-6711

dengan sifat - sifat dan kebutuhan -kebutuhan dari pelaksanaan pekerjaanyang sedang diawasi. Jadi seorangpimpinan organisasi harus berusaha untukmengetahui akan sifat - sifat sertakebutuhan - kebutuhan individu maupununit-unit kerja yang ada dalamorganisasinya, sehingga dengan usahademikian akan menunjang ke arahpeningkatan hasil kerja pegawaiorganisasi, seperti memperthatikankebutuhan pegawainya sesuai denganpekerjaanya dan menyesuaikan dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan.

2) Dapat dengan segera melaporkanPenyimpangan - penyimpangan.Dalam proses pengawasan

hendaknya pimpinan organisasi dapatmenemukan penyimpangan -penyimpangan dari pelaksanaan suatupekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, tetapidalam arti bukan untuk berusaha mencari -mencari kesalahan bawahannya, jadi harusdilakukan secara objektif . Apabila terjadiadanya penyimpangan, maka pimpinanorganisasi harus segera melakukantindakan perbaikan dan melakukanevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan(program kerja) serta berusahamemberikan penjelasan tentang dampaknegatif dari penyimpangan tersebut, agarbawahan mampu memahami akankesalahan serta tidak mengulangi padapekerjaan yang sama di kemudian hari.Melalui usaha demikian, maka dengansendirinya akan menumbuhkan rasadisiplin dan tanggungjawab pada diri parabawahan dalam setiap pelaksanaantugasnya, sehingga dapat meningkatkanhasil kerja ke arah yang optimal.

3). Fleksibel.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk tidak menimbulkanadanya kekakuan dalam prosespelaksanaan pekerjaan yang sedangdilakukan oleh para bawahan. Oleh karenaitu pimpinan organisasi harus mampumenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari suatu proses pelaksanaanpekerjaan yang sedang diawasi, namunbukan berarti ikut - ikutan. Dengan katalain pengawasan yang dilakukan pimpinanorganisasi seharusnya menumbuhkanadanya keterbukaan dan menciptakansuasana yang dinamis sehingga prosespekerjaan yang sedang dilakukan olehpara bawahan dapat dicapai hasil yangoptimal dari pelaksanaan pekerjaantersebut.

4). Ekonomis.Dalam proses pengawasan

hendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk menentukan batasan daripenggunaan sumber dana dan sumberdaya yang diperlukan, dibandingkandengan hasil kerja yang hendak dicapai.Dengan kata lain hasil kerja harus lebihbesar dibandingkan dengan penggunaandana dan sumber daya yang dikeluarkan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindariadanya pemborosan. Guna menghindaripemborosan, maka pimpinan organisasiseharusnya berusaha untuk menentukanrasionalisasi (Melakukan perbandingansecara rasional) dalam penentuanpenggunaan dana dan tenaga serta mampumenentukan standar efisiensi dalam setiapproses pekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan, sehingga dapat dijadikanpedoman dalam pelaksanaan tugasnyaoleh para bawahan.

5). Dapat dimengerti.Dalam proses pengawasan

hendaknya seorang pimpinan organisasi

Page 7: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

31

ISSN 1907-6711

berusaha untuk memberikan penjelasantentang tugas dan fungsi dari masing -masing individu maupun unit-unit kerja,sehingga akan terwujud adanyaketertibahn di dalam pelaksanaanpekerjaan dalam rangka pencapaian tujuanorganisasi karena setiap individumemahami tentang tugas dan fungsimasing - masing. Dengan demikian akanmenumbuhkan adanya sikap disiplin dantanggungjawab bagi setiap individu dalampelaksanaan tugas masing - masing.Di samping itu akan terwujud adanyasinkronisasi dalam pelaksanaan tugasorganisasi secara keseluruhan.

6). Dapat menjamin tindakan –tindakan korektif.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk mewujudkan adanyakegiatan yang bersifat membimbing,mengarahkan dan memperbaiki segalasesuatu yang tidak sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan maupun dengankebijaksanaan yang telah ditetapkan. Halini bisa diwujudkan dengan melakukantindakan-tindakan korektif yang sesuaidengan rencana, apabila terjadi suatupenyimpangan - penyimpangan denganmemberikan sanksi secara adil denganmenekankan tentang pentingnyapengawasan melekat.

Dari uraian - uraian tentangprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makadapat ditarik suatu simpulan bahwapenguasaan tentang prinsip - prinsippengawasan oleh seorang pimpinanorganisasi merupakan modal utama dalammelaksanaan pengawasan, sehinggapelaksanaan pekerjaan para bawahan akanmendapatkan hasil yang optimal sesuaidengan rencana, perintah dankebijaksanaan yang telah ditetapkan

sebelumnya di dalam rangka pencapaiantujuan organisasi.

Seperti yang telah dikemukakansebelumnya bahwa pengawasan adalahserangkaian kegiatan yang pada umumnyadilakukan oleh pimpinan terhadapbawahan untuk menjamin kelancaranpelaksanaan tugas serta untuk mengetahuikesulitan - kesulitan dan hambatan -hambatan yang dialami oleh bawahan.Kemudian apabila terdapat kesalahan danpenyimpangan segera diambil tindakanperbaikan agar pelaksanaan tugas tidakmenyimpang dari ketentuan atau rencanayang telah ditentukan sebelumnya, dansecara teoritis, pengawasan merupakanfungsi pimpinan yang sangan fundamental(pokok) sifatnya, sehingga pemimpinmemiliki peranan yang besar dalam prosespengawasan. Namun demikian, bukanberarti mendominasi semua kegiatanpengawasan, yang dimaksud memilikiperanan besar disini adalah seorangpimpinan harus mampu menggerakanbahawannya agar melaksanakan pekerjaandengan sebaik - baiknya melaluibimbingan dan pengarahan yang terusmenerus.

Dalam prakteknya, penunjangutama dari proses pengawasan adalahkomunikasi. Semakin baik komunikasiyang diciptakan oleh seorang pimpinan,akan semakin baik pula pengawasan yangberjalan di organisasi yang bersangkutan,seperti yang dikemukakan oleh SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi danManajemen” yaitu :

“Salah satu yang menjadipenghalang adalah proseskomunikasi yang memungkinkanpengawasan itu berlangsung,sehingga komunikasi merupakansalah satu faktor penting dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

31

ISSN 1907-6711

berusaha untuk memberikan penjelasantentang tugas dan fungsi dari masing -masing individu maupun unit-unit kerja,sehingga akan terwujud adanyaketertibahn di dalam pelaksanaanpekerjaan dalam rangka pencapaian tujuanorganisasi karena setiap individumemahami tentang tugas dan fungsimasing - masing. Dengan demikian akanmenumbuhkan adanya sikap disiplin dantanggungjawab bagi setiap individu dalampelaksanaan tugas masing - masing.Di samping itu akan terwujud adanyasinkronisasi dalam pelaksanaan tugasorganisasi secara keseluruhan.

6). Dapat menjamin tindakan –tindakan korektif.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk mewujudkan adanyakegiatan yang bersifat membimbing,mengarahkan dan memperbaiki segalasesuatu yang tidak sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan maupun dengankebijaksanaan yang telah ditetapkan. Halini bisa diwujudkan dengan melakukantindakan-tindakan korektif yang sesuaidengan rencana, apabila terjadi suatupenyimpangan - penyimpangan denganmemberikan sanksi secara adil denganmenekankan tentang pentingnyapengawasan melekat.

Dari uraian - uraian tentangprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makadapat ditarik suatu simpulan bahwapenguasaan tentang prinsip - prinsippengawasan oleh seorang pimpinanorganisasi merupakan modal utama dalammelaksanaan pengawasan, sehinggapelaksanaan pekerjaan para bawahan akanmendapatkan hasil yang optimal sesuaidengan rencana, perintah dankebijaksanaan yang telah ditetapkan

sebelumnya di dalam rangka pencapaiantujuan organisasi.

Seperti yang telah dikemukakansebelumnya bahwa pengawasan adalahserangkaian kegiatan yang pada umumnyadilakukan oleh pimpinan terhadapbawahan untuk menjamin kelancaranpelaksanaan tugas serta untuk mengetahuikesulitan - kesulitan dan hambatan -hambatan yang dialami oleh bawahan.Kemudian apabila terdapat kesalahan danpenyimpangan segera diambil tindakanperbaikan agar pelaksanaan tugas tidakmenyimpang dari ketentuan atau rencanayang telah ditentukan sebelumnya, dansecara teoritis, pengawasan merupakanfungsi pimpinan yang sangan fundamental(pokok) sifatnya, sehingga pemimpinmemiliki peranan yang besar dalam prosespengawasan. Namun demikian, bukanberarti mendominasi semua kegiatanpengawasan, yang dimaksud memilikiperanan besar disini adalah seorangpimpinan harus mampu menggerakanbahawannya agar melaksanakan pekerjaandengan sebaik - baiknya melaluibimbingan dan pengarahan yang terusmenerus.

Dalam prakteknya, penunjangutama dari proses pengawasan adalahkomunikasi. Semakin baik komunikasiyang diciptakan oleh seorang pimpinan,akan semakin baik pula pengawasan yangberjalan di organisasi yang bersangkutan,seperti yang dikemukakan oleh SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi danManajemen” yaitu :

“Salah satu yang menjadipenghalang adalah proseskomunikasi yang memungkinkanpengawasan itu berlangsung,sehingga komunikasi merupakansalah satu faktor penting dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

31

ISSN 1907-6711

berusaha untuk memberikan penjelasantentang tugas dan fungsi dari masing -masing individu maupun unit-unit kerja,sehingga akan terwujud adanyaketertibahn di dalam pelaksanaanpekerjaan dalam rangka pencapaian tujuanorganisasi karena setiap individumemahami tentang tugas dan fungsimasing - masing. Dengan demikian akanmenumbuhkan adanya sikap disiplin dantanggungjawab bagi setiap individu dalampelaksanaan tugas masing - masing.Di samping itu akan terwujud adanyasinkronisasi dalam pelaksanaan tugasorganisasi secara keseluruhan.

6). Dapat menjamin tindakan –tindakan korektif.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk mewujudkan adanyakegiatan yang bersifat membimbing,mengarahkan dan memperbaiki segalasesuatu yang tidak sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan maupun dengankebijaksanaan yang telah ditetapkan. Halini bisa diwujudkan dengan melakukantindakan-tindakan korektif yang sesuaidengan rencana, apabila terjadi suatupenyimpangan - penyimpangan denganmemberikan sanksi secara adil denganmenekankan tentang pentingnyapengawasan melekat.

Dari uraian - uraian tentangprinsip-prinsip pengawasan tersebut, makadapat ditarik suatu simpulan bahwapenguasaan tentang prinsip - prinsippengawasan oleh seorang pimpinanorganisasi merupakan modal utama dalammelaksanaan pengawasan, sehinggapelaksanaan pekerjaan para bawahan akanmendapatkan hasil yang optimal sesuaidengan rencana, perintah dankebijaksanaan yang telah ditetapkan

sebelumnya di dalam rangka pencapaiantujuan organisasi.

Seperti yang telah dikemukakansebelumnya bahwa pengawasan adalahserangkaian kegiatan yang pada umumnyadilakukan oleh pimpinan terhadapbawahan untuk menjamin kelancaranpelaksanaan tugas serta untuk mengetahuikesulitan - kesulitan dan hambatan -hambatan yang dialami oleh bawahan.Kemudian apabila terdapat kesalahan danpenyimpangan segera diambil tindakanperbaikan agar pelaksanaan tugas tidakmenyimpang dari ketentuan atau rencanayang telah ditentukan sebelumnya, dansecara teoritis, pengawasan merupakanfungsi pimpinan yang sangan fundamental(pokok) sifatnya, sehingga pemimpinmemiliki peranan yang besar dalam prosespengawasan. Namun demikian, bukanberarti mendominasi semua kegiatanpengawasan, yang dimaksud memilikiperanan besar disini adalah seorangpimpinan harus mampu menggerakanbahawannya agar melaksanakan pekerjaandengan sebaik - baiknya melaluibimbingan dan pengarahan yang terusmenerus.

Dalam prakteknya, penunjangutama dari proses pengawasan adalahkomunikasi. Semakin baik komunikasiyang diciptakan oleh seorang pimpinan,akan semakin baik pula pengawasan yangberjalan di organisasi yang bersangkutan,seperti yang dikemukakan oleh SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi danManajemen” yaitu :

“Salah satu yang menjadipenghalang adalah proseskomunikasi yang memungkinkanpengawasan itu berlangsung,sehingga komunikasi merupakansalah satu faktor penting dalam

Page 8: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

32

ISSN 1907-6711

pengawasan sebagai usahamencapai tujuan pengawasantersebut”. (1981 : 151)Di samping itu kemampuan

berkomunikasi, dalam melaksanakanpengawasan seorang pimpinan harusmengetahui persyaratan pengawasan yangdiperlukan. Tujuannya adalah agarmemperoleh sistem pengawasan yangmemadai dan efektif untuk membantuagar apa yang dilakukan sesuai denganrencana, seperti yang dikemukakan olehSoewarno Handayaningrat tentang syarat -syarat pengawasan yang efektif, dalambukunya “Pengantar Studi IlmuAdminstrasi dan Manajemen” yaitu :

1. Pengawasan harus dihubungkandengan rencana dan kedudukanseseorang.

2. Pengawasan harus dihubungkandengan individu pimpinan danpribadinya.

3. Pengawasan harus menunjukanpenyimpangan - penyimpanganpada hal - hal yang penting.

4. Pengawasan harus objektif.5. Pengawasan harus luwes

(fleksibel).6. Pengawasan harus hemat.7. Pengawasan harus membawa

tindakan perbaikan. (1981 : 151)Dengan memperhatikan

persyaratan - persyaratan yang efektiftersebut, maka proses pengawasan yangdilaksanakan oleh pimpinan akan berjalandengan baik dan mencapai tujuan yangdiharapkan.

Secara teoritis, Pengertianefektivitas banyak dikemukakan oleh paraahli dengan rumusan yang berbeda.Namun pada intinya, istilah efektif selaluberkaitan dengan upaya pencapaian tujuanorganisasi.

Menurut Mahmudi dalambukunya “Manajemen Kinerja SektorPublik”, menyatakan efektivitas sebagaiberikut :

“Efektivitas adalah terkait denganhubungan antara hasil yangdiharapkan dengan hasil yangsesungguhnya dicapai. Efektivitasmerupakan hubungan antaraoutput dengan tujuan. Semakinbesar kontribusi output terhadappencapaian tujuan, maka semakinefektif organisasi, program, ataukegiatan ”. (2013 : 86)Sedangkan menurut Makmur

dalam bukunya “Efektivitas KebijakanKelembagaan Pengawasan” yaitu :

“Efektivitas dapat kita katakansebagai ketepatan harapan,implementasi, dan hasil yangdicapai. Sedangkan kegiatan yangtidak efektif adalah kegiatan yangselalu mengalami kesenjanganantara harapan, implementasidengan hasil yang dicapai”. (2010: 6)Dan selanjutnya pengertian

Efektivitas yang dikemukakan olehIbrahim Lubis dalam bukunya“Pengendalian dan Pengawasan Proyekdalam Manajemen”:

”Efektivitas adalah penyelesaianpekerjaan tepat waktu dalammenggunakan sumber daya dandana yang efektif dan efisien”.Dengan mengacu pada Indikatordalam pelaksanaan kerja yangefektif, yaitu “Efektivitas kerjaberarti bahwa segala sesuatudilaksanakan dengan berdayaguna yang berarti tepat, cepat,hemat, dan selamat”.

1. Tepat2. Cepat

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

32

ISSN 1907-6711

pengawasan sebagai usahamencapai tujuan pengawasantersebut”. (1981 : 151)Di samping itu kemampuan

berkomunikasi, dalam melaksanakanpengawasan seorang pimpinan harusmengetahui persyaratan pengawasan yangdiperlukan. Tujuannya adalah agarmemperoleh sistem pengawasan yangmemadai dan efektif untuk membantuagar apa yang dilakukan sesuai denganrencana, seperti yang dikemukakan olehSoewarno Handayaningrat tentang syarat -syarat pengawasan yang efektif, dalambukunya “Pengantar Studi IlmuAdminstrasi dan Manajemen” yaitu :

1. Pengawasan harus dihubungkandengan rencana dan kedudukanseseorang.

2. Pengawasan harus dihubungkandengan individu pimpinan danpribadinya.

3. Pengawasan harus menunjukanpenyimpangan - penyimpanganpada hal - hal yang penting.

4. Pengawasan harus objektif.5. Pengawasan harus luwes

(fleksibel).6. Pengawasan harus hemat.7. Pengawasan harus membawa

tindakan perbaikan. (1981 : 151)Dengan memperhatikan

persyaratan - persyaratan yang efektiftersebut, maka proses pengawasan yangdilaksanakan oleh pimpinan akan berjalandengan baik dan mencapai tujuan yangdiharapkan.

Secara teoritis, Pengertianefektivitas banyak dikemukakan oleh paraahli dengan rumusan yang berbeda.Namun pada intinya, istilah efektif selaluberkaitan dengan upaya pencapaian tujuanorganisasi.

Menurut Mahmudi dalambukunya “Manajemen Kinerja SektorPublik”, menyatakan efektivitas sebagaiberikut :

“Efektivitas adalah terkait denganhubungan antara hasil yangdiharapkan dengan hasil yangsesungguhnya dicapai. Efektivitasmerupakan hubungan antaraoutput dengan tujuan. Semakinbesar kontribusi output terhadappencapaian tujuan, maka semakinefektif organisasi, program, ataukegiatan ”. (2013 : 86)Sedangkan menurut Makmur

dalam bukunya “Efektivitas KebijakanKelembagaan Pengawasan” yaitu :

“Efektivitas dapat kita katakansebagai ketepatan harapan,implementasi, dan hasil yangdicapai. Sedangkan kegiatan yangtidak efektif adalah kegiatan yangselalu mengalami kesenjanganantara harapan, implementasidengan hasil yang dicapai”. (2010: 6)Dan selanjutnya pengertian

Efektivitas yang dikemukakan olehIbrahim Lubis dalam bukunya“Pengendalian dan Pengawasan Proyekdalam Manajemen”:

”Efektivitas adalah penyelesaianpekerjaan tepat waktu dalammenggunakan sumber daya dandana yang efektif dan efisien”.Dengan mengacu pada Indikatordalam pelaksanaan kerja yangefektif, yaitu “Efektivitas kerjaberarti bahwa segala sesuatudilaksanakan dengan berdayaguna yang berarti tepat, cepat,hemat, dan selamat”.

1. Tepat2. Cepat

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

32

ISSN 1907-6711

pengawasan sebagai usahamencapai tujuan pengawasantersebut”. (1981 : 151)Di samping itu kemampuan

berkomunikasi, dalam melaksanakanpengawasan seorang pimpinan harusmengetahui persyaratan pengawasan yangdiperlukan. Tujuannya adalah agarmemperoleh sistem pengawasan yangmemadai dan efektif untuk membantuagar apa yang dilakukan sesuai denganrencana, seperti yang dikemukakan olehSoewarno Handayaningrat tentang syarat -syarat pengawasan yang efektif, dalambukunya “Pengantar Studi IlmuAdminstrasi dan Manajemen” yaitu :

1. Pengawasan harus dihubungkandengan rencana dan kedudukanseseorang.

2. Pengawasan harus dihubungkandengan individu pimpinan danpribadinya.

3. Pengawasan harus menunjukanpenyimpangan - penyimpanganpada hal - hal yang penting.

4. Pengawasan harus objektif.5. Pengawasan harus luwes

(fleksibel).6. Pengawasan harus hemat.7. Pengawasan harus membawa

tindakan perbaikan. (1981 : 151)Dengan memperhatikan

persyaratan - persyaratan yang efektiftersebut, maka proses pengawasan yangdilaksanakan oleh pimpinan akan berjalandengan baik dan mencapai tujuan yangdiharapkan.

Secara teoritis, Pengertianefektivitas banyak dikemukakan oleh paraahli dengan rumusan yang berbeda.Namun pada intinya, istilah efektif selaluberkaitan dengan upaya pencapaian tujuanorganisasi.

Menurut Mahmudi dalambukunya “Manajemen Kinerja SektorPublik”, menyatakan efektivitas sebagaiberikut :

“Efektivitas adalah terkait denganhubungan antara hasil yangdiharapkan dengan hasil yangsesungguhnya dicapai. Efektivitasmerupakan hubungan antaraoutput dengan tujuan. Semakinbesar kontribusi output terhadappencapaian tujuan, maka semakinefektif organisasi, program, ataukegiatan ”. (2013 : 86)Sedangkan menurut Makmur

dalam bukunya “Efektivitas KebijakanKelembagaan Pengawasan” yaitu :

“Efektivitas dapat kita katakansebagai ketepatan harapan,implementasi, dan hasil yangdicapai. Sedangkan kegiatan yangtidak efektif adalah kegiatan yangselalu mengalami kesenjanganantara harapan, implementasidengan hasil yang dicapai”. (2010: 6)Dan selanjutnya pengertian

Efektivitas yang dikemukakan olehIbrahim Lubis dalam bukunya“Pengendalian dan Pengawasan Proyekdalam Manajemen”:

”Efektivitas adalah penyelesaianpekerjaan tepat waktu dalammenggunakan sumber daya dandana yang efektif dan efisien”.Dengan mengacu pada Indikatordalam pelaksanaan kerja yangefektif, yaitu “Efektivitas kerjaberarti bahwa segala sesuatudilaksanakan dengan berdayaguna yang berarti tepat, cepat,hemat, dan selamat”.

1. Tepat2. Cepat

Page 9: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

33

ISSN 1907-6711

3. Hemat4. Selamat (1985: 33)

Untuk lebih jelasnya mengenaiindikator - indikator Efektivitas kerjapegawai tersebut, maka dapat diuraikansebagai berikut :

a. Tepatialah apa yang dikhendaki

tercapai, kena sasaran, memenuhi target,dan apa yang dicita-citakan menjadirealita, yang mengartikan bahwa dalammencapai efektivitas kerja pegawai harustepat seperti rencana dapat dilaksanakandan target pekerjaan tercapai

b. Cepatialah sebelum waktu yang

ditetapkan pekerjaan tersebut telah selesai,seperti pekerjaan selesai sebelum denganwaktu yang ditetapkan dan pekerjaanselesai pada waktunya.

c. Hematialah dengan biaya sekecil -

kecilnya memperoleh apa yangdiharapkan tanpa terjadi pemborosandalam bidang apa pun, seperti sesuaidengan anggaran dan menekan tingkatkebocoran (pemborosan).

d. Selamatialah segala sesuatu sampai pada

tujuan yang dimaksud tanpa mengalamihambatan hambatan, seperti tanpamengalami hambatan dan tujuan tercapaisesuai dengan rencana.

Dari pendapat tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa Efektivitasmerupakan keadaan dimana suatupelaksanaan kegiatan telah tercapai sesuaidengan tujuan yang telah ditentukan,tanpa menguraikan bagaimana carapencapaiannya.

Dan adapun pengertian mengenaipelayanan pembuatan e-ktp, yaitu menurutKamus Umum Bahasa Indonesia adalahberasal dari kata pelayan dan berakhir-an,

yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yangdilakukan seseorang atau petugas dalammelayani orang lain secara tepat danmemuaskan dalam suatu bidang atau suatukebutuhan tertentu (dalam pembuatan e-ktp). (1982 : 726)

Dalam teori administrasi, antarapengawasan dengan efektivitas terdapathubungan yang erat, karena merupakansalah satu fungsi manajemen dalam upayamencapai tujuan. Dalam suatu organisasi,semua aktivitas diarahkan kepada upayapencapaian tujuan yang memerlukanpengawasan yang berkesinambungan.Serangkaian aktivitas tersebut digerakanoleh seorang manajer atau pimpinan, yangdi dalamnya terdapat fungsi pengawasan.Soewarno Handayaningrat dalam bukunyayang berjudul ”Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen”,mengemukakan bahwa :

”Pengawasan dimaksudkan untukmencegah atau untukmemperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidak-sesuaian,penyelewengan, dan lainnya yangtidak sesuai dengan tugas dabwewenang yang telah ditentukan.Jadi maksud pengawasan bukanmencari kesalahan terhadap orang,tetapi mencari kebenaran terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan.” (1981 : 143 )Eratnya hubungan pengawasan

efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp, dijelaskan juga oleh Handayaningrat,bahwa : ”Pengawasan bertujuan agar hasilpelaksanaan pekerjaan diperoleh secaraberdaya guna (efisien) dan berhasil guna(efektif), sesuai dengan rencana yang telahditentukan sebelumnya”. Hal ini sejalandengan Winardi dalam bukunya ”Asas -Asas Manajemen” yang menyatakanbahwa :

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

33

ISSN 1907-6711

3. Hemat4. Selamat (1985: 33)

Untuk lebih jelasnya mengenaiindikator - indikator Efektivitas kerjapegawai tersebut, maka dapat diuraikansebagai berikut :

a. Tepatialah apa yang dikhendaki

tercapai, kena sasaran, memenuhi target,dan apa yang dicita-citakan menjadirealita, yang mengartikan bahwa dalammencapai efektivitas kerja pegawai harustepat seperti rencana dapat dilaksanakandan target pekerjaan tercapai

b. Cepatialah sebelum waktu yang

ditetapkan pekerjaan tersebut telah selesai,seperti pekerjaan selesai sebelum denganwaktu yang ditetapkan dan pekerjaanselesai pada waktunya.

c. Hematialah dengan biaya sekecil -

kecilnya memperoleh apa yangdiharapkan tanpa terjadi pemborosandalam bidang apa pun, seperti sesuaidengan anggaran dan menekan tingkatkebocoran (pemborosan).

d. Selamatialah segala sesuatu sampai pada

tujuan yang dimaksud tanpa mengalamihambatan hambatan, seperti tanpamengalami hambatan dan tujuan tercapaisesuai dengan rencana.

Dari pendapat tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa Efektivitasmerupakan keadaan dimana suatupelaksanaan kegiatan telah tercapai sesuaidengan tujuan yang telah ditentukan,tanpa menguraikan bagaimana carapencapaiannya.

Dan adapun pengertian mengenaipelayanan pembuatan e-ktp, yaitu menurutKamus Umum Bahasa Indonesia adalahberasal dari kata pelayan dan berakhir-an,

yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yangdilakukan seseorang atau petugas dalammelayani orang lain secara tepat danmemuaskan dalam suatu bidang atau suatukebutuhan tertentu (dalam pembuatan e-ktp). (1982 : 726)

Dalam teori administrasi, antarapengawasan dengan efektivitas terdapathubungan yang erat, karena merupakansalah satu fungsi manajemen dalam upayamencapai tujuan. Dalam suatu organisasi,semua aktivitas diarahkan kepada upayapencapaian tujuan yang memerlukanpengawasan yang berkesinambungan.Serangkaian aktivitas tersebut digerakanoleh seorang manajer atau pimpinan, yangdi dalamnya terdapat fungsi pengawasan.Soewarno Handayaningrat dalam bukunyayang berjudul ”Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen”,mengemukakan bahwa :

”Pengawasan dimaksudkan untukmencegah atau untukmemperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidak-sesuaian,penyelewengan, dan lainnya yangtidak sesuai dengan tugas dabwewenang yang telah ditentukan.Jadi maksud pengawasan bukanmencari kesalahan terhadap orang,tetapi mencari kebenaran terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan.” (1981 : 143 )Eratnya hubungan pengawasan

efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp, dijelaskan juga oleh Handayaningrat,bahwa : ”Pengawasan bertujuan agar hasilpelaksanaan pekerjaan diperoleh secaraberdaya guna (efisien) dan berhasil guna(efektif), sesuai dengan rencana yang telahditentukan sebelumnya”. Hal ini sejalandengan Winardi dalam bukunya ”Asas -Asas Manajemen” yang menyatakanbahwa :

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

33

ISSN 1907-6711

3. Hemat4. Selamat (1985: 33)

Untuk lebih jelasnya mengenaiindikator - indikator Efektivitas kerjapegawai tersebut, maka dapat diuraikansebagai berikut :

a. Tepatialah apa yang dikhendaki

tercapai, kena sasaran, memenuhi target,dan apa yang dicita-citakan menjadirealita, yang mengartikan bahwa dalammencapai efektivitas kerja pegawai harustepat seperti rencana dapat dilaksanakandan target pekerjaan tercapai

b. Cepatialah sebelum waktu yang

ditetapkan pekerjaan tersebut telah selesai,seperti pekerjaan selesai sebelum denganwaktu yang ditetapkan dan pekerjaanselesai pada waktunya.

c. Hematialah dengan biaya sekecil -

kecilnya memperoleh apa yangdiharapkan tanpa terjadi pemborosandalam bidang apa pun, seperti sesuaidengan anggaran dan menekan tingkatkebocoran (pemborosan).

d. Selamatialah segala sesuatu sampai pada

tujuan yang dimaksud tanpa mengalamihambatan hambatan, seperti tanpamengalami hambatan dan tujuan tercapaisesuai dengan rencana.

Dari pendapat tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa Efektivitasmerupakan keadaan dimana suatupelaksanaan kegiatan telah tercapai sesuaidengan tujuan yang telah ditentukan,tanpa menguraikan bagaimana carapencapaiannya.

Dan adapun pengertian mengenaipelayanan pembuatan e-ktp, yaitu menurutKamus Umum Bahasa Indonesia adalahberasal dari kata pelayan dan berakhir-an,

yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yangdilakukan seseorang atau petugas dalammelayani orang lain secara tepat danmemuaskan dalam suatu bidang atau suatukebutuhan tertentu (dalam pembuatan e-ktp). (1982 : 726)

Dalam teori administrasi, antarapengawasan dengan efektivitas terdapathubungan yang erat, karena merupakansalah satu fungsi manajemen dalam upayamencapai tujuan. Dalam suatu organisasi,semua aktivitas diarahkan kepada upayapencapaian tujuan yang memerlukanpengawasan yang berkesinambungan.Serangkaian aktivitas tersebut digerakanoleh seorang manajer atau pimpinan, yangdi dalamnya terdapat fungsi pengawasan.Soewarno Handayaningrat dalam bukunyayang berjudul ”Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen”,mengemukakan bahwa :

”Pengawasan dimaksudkan untukmencegah atau untukmemperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidak-sesuaian,penyelewengan, dan lainnya yangtidak sesuai dengan tugas dabwewenang yang telah ditentukan.Jadi maksud pengawasan bukanmencari kesalahan terhadap orang,tetapi mencari kebenaran terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan.” (1981 : 143 )Eratnya hubungan pengawasan

efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp, dijelaskan juga oleh Handayaningrat,bahwa : ”Pengawasan bertujuan agar hasilpelaksanaan pekerjaan diperoleh secaraberdaya guna (efisien) dan berhasil guna(efektif), sesuai dengan rencana yang telahditentukan sebelumnya”. Hal ini sejalandengan Winardi dalam bukunya ”Asas -Asas Manajemen” yang menyatakanbahwa :

Page 10: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

34

ISSN 1907-6711

”Fungsi manajemen ketiga adalahpengawasan (controlling). Fungsitersebut mencakup semuaaktivitas yang dilaksanakan olehpihak manajer dalam upayannyamemastiakan bahwa hasil aktualsesuai dengan hasil yangdirencanakan”. (1983 : 585)Berdasarakan kutipan - kutipan

diatas peneliti beranggapan bahwa antarapengawasan dengan tingkat pencapaiantujuan suatu organisasi atau intansi eratsekali, sehingga dapat dijadikan alasanguna pelaksanaan penelitian terhadapmasalah tersebut. Demikian juga halnyapada Kantor Camat Ligung, pengawasanmemiliki kedudukan penting dalammeningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akandilakukan peneliti pada Kantor CamatLigung Kabupaten Majalengka adalahpenelitian kualitatif yaitu untukmengetahui secara mendalam tentangpelaksanaan kepemimpinan dalamhubungannya dengan kinerja pegawai,sebagaimanaMeleong mendefinisikanbahwa penelitian kualitatif adalah suatupenelitian ilmiah, yang bertujuan untukmemahami suatu fenomena dalam kontekssocial secara alamiah denganmengedepankan proses interaksikomunikasi yang mendalam antarapeneliti dengan fenomena yang diteliti(2010: 9) Selanjutnya Sugiyonomenyimpulkan bahwa penelitian kulitatif,digunakan untuk meneliti pada kondisiobyek yang alamiah, dimana penelitiadalah sebagai instrument kunci,pengambilan sampel sumber datadilakukan secara purposive dan snowbaal,, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.(2011:15),Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut S. Nasution data primeradalah data yang dapat diperoleh lansungdari lapangan atau tempatpenelitian4.Sedangkan menurut Loflandbahwa sumber data utama dalampenelitian kualitatif ialah kata-kata dantindakan.Kata-kata dan tindakanmerupakan sumber data yang diperolehdari lapangan dengan mengamati ataumewawancarai. Peneliti menggunakandata ini untuk mendapatkan informasilansung tentang kepemimpinan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka.

Data sekunderData sekunder adalah data-data

yang didapat dari sumber bacaan danberbagai macam sumber lainnya yangterdiri dari surat-surat pribadi, bukuharian, notula rapat perkumpulan, sampaidokumen-dokumen resmi dari berbagaiinstansi pemerintah.Data sekunder jugadapat berupa majalah, buletin, publikasidari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi sepertikementrian-kementrian, hasil-hasil studi,hasil survey, studi histories, dansebagainya. Peneliti juga menggunakandata sekunder berupa hasil angket yangdisebarkan kepada pegawai Kantor Camatuntuk memperkuat penemuan danmelengkapi informasi yang telahdikumpulkan melalui data sprimer yangterkait dengan masalah penelitian.Sebagaimana pendapat yangdikemukakan oleh Glaser dan Straussyang dikutif Moleong dalam bukunya“Metodologi Penelitian Kualitatif” bahwa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

34

ISSN 1907-6711

”Fungsi manajemen ketiga adalahpengawasan (controlling). Fungsitersebut mencakup semuaaktivitas yang dilaksanakan olehpihak manajer dalam upayannyamemastiakan bahwa hasil aktualsesuai dengan hasil yangdirencanakan”. (1983 : 585)Berdasarakan kutipan - kutipan

diatas peneliti beranggapan bahwa antarapengawasan dengan tingkat pencapaiantujuan suatu organisasi atau intansi eratsekali, sehingga dapat dijadikan alasanguna pelaksanaan penelitian terhadapmasalah tersebut. Demikian juga halnyapada Kantor Camat Ligung, pengawasanmemiliki kedudukan penting dalammeningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akandilakukan peneliti pada Kantor CamatLigung Kabupaten Majalengka adalahpenelitian kualitatif yaitu untukmengetahui secara mendalam tentangpelaksanaan kepemimpinan dalamhubungannya dengan kinerja pegawai,sebagaimanaMeleong mendefinisikanbahwa penelitian kualitatif adalah suatupenelitian ilmiah, yang bertujuan untukmemahami suatu fenomena dalam kontekssocial secara alamiah denganmengedepankan proses interaksikomunikasi yang mendalam antarapeneliti dengan fenomena yang diteliti(2010: 9) Selanjutnya Sugiyonomenyimpulkan bahwa penelitian kulitatif,digunakan untuk meneliti pada kondisiobyek yang alamiah, dimana penelitiadalah sebagai instrument kunci,pengambilan sampel sumber datadilakukan secara purposive dan snowbaal,, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.(2011:15),Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut S. Nasution data primeradalah data yang dapat diperoleh lansungdari lapangan atau tempatpenelitian4.Sedangkan menurut Loflandbahwa sumber data utama dalampenelitian kualitatif ialah kata-kata dantindakan.Kata-kata dan tindakanmerupakan sumber data yang diperolehdari lapangan dengan mengamati ataumewawancarai. Peneliti menggunakandata ini untuk mendapatkan informasilansung tentang kepemimpinan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka.

Data sekunderData sekunder adalah data-data

yang didapat dari sumber bacaan danberbagai macam sumber lainnya yangterdiri dari surat-surat pribadi, bukuharian, notula rapat perkumpulan, sampaidokumen-dokumen resmi dari berbagaiinstansi pemerintah.Data sekunder jugadapat berupa majalah, buletin, publikasidari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi sepertikementrian-kementrian, hasil-hasil studi,hasil survey, studi histories, dansebagainya. Peneliti juga menggunakandata sekunder berupa hasil angket yangdisebarkan kepada pegawai Kantor Camatuntuk memperkuat penemuan danmelengkapi informasi yang telahdikumpulkan melalui data sprimer yangterkait dengan masalah penelitian.Sebagaimana pendapat yangdikemukakan oleh Glaser dan Straussyang dikutif Moleong dalam bukunya“Metodologi Penelitian Kualitatif” bahwa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

34

ISSN 1907-6711

”Fungsi manajemen ketiga adalahpengawasan (controlling). Fungsitersebut mencakup semuaaktivitas yang dilaksanakan olehpihak manajer dalam upayannyamemastiakan bahwa hasil aktualsesuai dengan hasil yangdirencanakan”. (1983 : 585)Berdasarakan kutipan - kutipan

diatas peneliti beranggapan bahwa antarapengawasan dengan tingkat pencapaiantujuan suatu organisasi atau intansi eratsekali, sehingga dapat dijadikan alasanguna pelaksanaan penelitian terhadapmasalah tersebut. Demikian juga halnyapada Kantor Camat Ligung, pengawasanmemiliki kedudukan penting dalammeningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akandilakukan peneliti pada Kantor CamatLigung Kabupaten Majalengka adalahpenelitian kualitatif yaitu untukmengetahui secara mendalam tentangpelaksanaan kepemimpinan dalamhubungannya dengan kinerja pegawai,sebagaimanaMeleong mendefinisikanbahwa penelitian kualitatif adalah suatupenelitian ilmiah, yang bertujuan untukmemahami suatu fenomena dalam kontekssocial secara alamiah denganmengedepankan proses interaksikomunikasi yang mendalam antarapeneliti dengan fenomena yang diteliti(2010: 9) Selanjutnya Sugiyonomenyimpulkan bahwa penelitian kulitatif,digunakan untuk meneliti pada kondisiobyek yang alamiah, dimana penelitiadalah sebagai instrument kunci,pengambilan sampel sumber datadilakukan secara purposive dan snowbaal,, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.(2011:15),Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut S. Nasution data primeradalah data yang dapat diperoleh lansungdari lapangan atau tempatpenelitian4.Sedangkan menurut Loflandbahwa sumber data utama dalampenelitian kualitatif ialah kata-kata dantindakan.Kata-kata dan tindakanmerupakan sumber data yang diperolehdari lapangan dengan mengamati ataumewawancarai. Peneliti menggunakandata ini untuk mendapatkan informasilansung tentang kepemimpinan Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka.

Data sekunderData sekunder adalah data-data

yang didapat dari sumber bacaan danberbagai macam sumber lainnya yangterdiri dari surat-surat pribadi, bukuharian, notula rapat perkumpulan, sampaidokumen-dokumen resmi dari berbagaiinstansi pemerintah.Data sekunder jugadapat berupa majalah, buletin, publikasidari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi sepertikementrian-kementrian, hasil-hasil studi,hasil survey, studi histories, dansebagainya. Peneliti juga menggunakandata sekunder berupa hasil angket yangdisebarkan kepada pegawai Kantor Camatuntuk memperkuat penemuan danmelengkapi informasi yang telahdikumpulkan melalui data sprimer yangterkait dengan masalah penelitian.Sebagaimana pendapat yangdikemukakan oleh Glaser dan Straussyang dikutif Moleong dalam bukunya“Metodologi Penelitian Kualitatif” bahwa

Page 11: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

35

ISSN 1907-6711

“ dalam banyak hal kedua bentuk databaik kualitatif maupun kuantitatifdiperlukan, bukan kuantitatif mengujikualitatif , melainkan kedua bentuktersebut digunakan bersama.” (22 :2001)

Teknik Pengumpulan DataDalam pengumpulan data ini,

penyusun menggunakan teknik-teknikpengumpulan data sebagai berikut :(a) Studi Kepustakaan, yaitu

mengumpulkan dan mempelajaribahan-bahan tertulis dengan tujuanuntuk memahami konsep-konsepyang berkaitan dengan sasaranpenelitian.

(b) Studi lapangan, meliputi :(1) Wawancara berstruktur, yaitu

teknik pengumpulan data yangdilaksanakan denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terpadu secaralangsung kepada responden yangcukup memiliki data, yaitu :Camat Ligung.

(2) Observasi non partisipan, yaitumengadakan pengamatanlangsung terhadap objekpenelitian, tanpa melibatkan dirikapada kegiatan yang sedangberlangsung dengan maksuduntuk mengetahui selengkapmungkin mengenaipermasalahan yang terdapatdalam obyek penelitian.

(3) Angket, yaitu teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaanyang telah disiapkan sebelumnyakepada responden.

Analisis Data.Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik modus,

yaitu suatu cara analisis denganmengambil jawaban yang paling banyak.Dalam arti untuk menganalisis data, baikdari variabel bebas maupun terikat,penyusun hanya memfokuskan padapilihan dari alternatif jawaban yang dipiliholeh responden, dimana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisis data tersebut, yang hasilnyaberbentuk prosentase.

Mengenai teknik modus yangdigunakan dalam penelitian ini didasarkanpada pendapat dari Nurkancana yang diunduh dari www.infopenelitian.com,dengan menggunakan rumus sebagaiberikut :

100xN

fP

Keterangan :P = Prosentase Jumlah Responden YangMemberikan Jawabanf = Frekuensi Responden YangMemberikan Jawabann = Jumlah Yang Dijadikan Responden

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Oleh CamatDalam Upaya MeningkatkanEfektivitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kantor CamatLigung.

Untuk membahas mengenaipengawasan Camat dalam upayameningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,penulis menyebarkan angket kepadasemua pegawai 24 orang dan melakukanwawancara kepada 1orang yaitu CamatLigung.

Mengenai penarikan responden,penulis menggunakan metode teknik totalsampling yaitu dimana semua populasimempunyai kesempatan yang sama untukdijadikan responden dalam Observasi,

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

35

ISSN 1907-6711

“ dalam banyak hal kedua bentuk databaik kualitatif maupun kuantitatifdiperlukan, bukan kuantitatif mengujikualitatif , melainkan kedua bentuktersebut digunakan bersama.” (22 :2001)

Teknik Pengumpulan DataDalam pengumpulan data ini,

penyusun menggunakan teknik-teknikpengumpulan data sebagai berikut :(a) Studi Kepustakaan, yaitu

mengumpulkan dan mempelajaribahan-bahan tertulis dengan tujuanuntuk memahami konsep-konsepyang berkaitan dengan sasaranpenelitian.

(b) Studi lapangan, meliputi :(1) Wawancara berstruktur, yaitu

teknik pengumpulan data yangdilaksanakan denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terpadu secaralangsung kepada responden yangcukup memiliki data, yaitu :Camat Ligung.

(2) Observasi non partisipan, yaitumengadakan pengamatanlangsung terhadap objekpenelitian, tanpa melibatkan dirikapada kegiatan yang sedangberlangsung dengan maksuduntuk mengetahui selengkapmungkin mengenaipermasalahan yang terdapatdalam obyek penelitian.

(3) Angket, yaitu teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaanyang telah disiapkan sebelumnyakepada responden.

Analisis Data.Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik modus,

yaitu suatu cara analisis denganmengambil jawaban yang paling banyak.Dalam arti untuk menganalisis data, baikdari variabel bebas maupun terikat,penyusun hanya memfokuskan padapilihan dari alternatif jawaban yang dipiliholeh responden, dimana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisis data tersebut, yang hasilnyaberbentuk prosentase.

Mengenai teknik modus yangdigunakan dalam penelitian ini didasarkanpada pendapat dari Nurkancana yang diunduh dari www.infopenelitian.com,dengan menggunakan rumus sebagaiberikut :

100xN

fP

Keterangan :P = Prosentase Jumlah Responden YangMemberikan Jawabanf = Frekuensi Responden YangMemberikan Jawabann = Jumlah Yang Dijadikan Responden

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Oleh CamatDalam Upaya MeningkatkanEfektivitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kantor CamatLigung.

Untuk membahas mengenaipengawasan Camat dalam upayameningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,penulis menyebarkan angket kepadasemua pegawai 24 orang dan melakukanwawancara kepada 1orang yaitu CamatLigung.

Mengenai penarikan responden,penulis menggunakan metode teknik totalsampling yaitu dimana semua populasimempunyai kesempatan yang sama untukdijadikan responden dalam Observasi,

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

35

ISSN 1907-6711

“ dalam banyak hal kedua bentuk databaik kualitatif maupun kuantitatifdiperlukan, bukan kuantitatif mengujikualitatif , melainkan kedua bentuktersebut digunakan bersama.” (22 :2001)

Teknik Pengumpulan DataDalam pengumpulan data ini,

penyusun menggunakan teknik-teknikpengumpulan data sebagai berikut :(a) Studi Kepustakaan, yaitu

mengumpulkan dan mempelajaribahan-bahan tertulis dengan tujuanuntuk memahami konsep-konsepyang berkaitan dengan sasaranpenelitian.

(b) Studi lapangan, meliputi :(1) Wawancara berstruktur, yaitu

teknik pengumpulan data yangdilaksanakan denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terpadu secaralangsung kepada responden yangcukup memiliki data, yaitu :Camat Ligung.

(2) Observasi non partisipan, yaitumengadakan pengamatanlangsung terhadap objekpenelitian, tanpa melibatkan dirikapada kegiatan yang sedangberlangsung dengan maksuduntuk mengetahui selengkapmungkin mengenaipermasalahan yang terdapatdalam obyek penelitian.

(3) Angket, yaitu teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaanyang telah disiapkan sebelumnyakepada responden.

Analisis Data.Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik modus,

yaitu suatu cara analisis denganmengambil jawaban yang paling banyak.Dalam arti untuk menganalisis data, baikdari variabel bebas maupun terikat,penyusun hanya memfokuskan padapilihan dari alternatif jawaban yang dipiliholeh responden, dimana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisis data tersebut, yang hasilnyaberbentuk prosentase.

Mengenai teknik modus yangdigunakan dalam penelitian ini didasarkanpada pendapat dari Nurkancana yang diunduh dari www.infopenelitian.com,dengan menggunakan rumus sebagaiberikut :

100xN

fP

Keterangan :P = Prosentase Jumlah Responden YangMemberikan Jawabanf = Frekuensi Responden YangMemberikan Jawabann = Jumlah Yang Dijadikan Responden

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Oleh CamatDalam Upaya MeningkatkanEfektivitas Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kantor CamatLigung.

Untuk membahas mengenaipengawasan Camat dalam upayameningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,penulis menyebarkan angket kepadasemua pegawai 24 orang dan melakukanwawancara kepada 1orang yaitu CamatLigung.

Mengenai penarikan responden,penulis menggunakan metode teknik totalsampling yaitu dimana semua populasimempunyai kesempatan yang sama untukdijadikan responden dalam Observasi,

Page 12: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

36

ISSN 1907-6711

sehingga semua pegawai di Kantor CamatLigung dijadikan sampel, kecuali Camat.

Dalam melakukan pembahasanmengenai pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,penulis menyebarkan angket menyangkutpelaksanaan pengawasan Camat yangdidasarkan kepada prinsip-prinsippengawasan, yaitu sebagai berikut :

(1) Dapat merefleksikan sifat-sifatdan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan yang harus diawasi.

(2) Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan.

(3) Fleksibel.(4) Ekonomis.(5) Dapat dimengerti.(6) Dapat menjamin diadakannya

tindakan korektif.Kemudian untuk melakukan

analisis terhadap data yang diperoleh darihasil Observasi ini penulis berpedomankriteria pengukuran analisis data yangdikemukan oleh Arikunto dalam buku“Prosedur Observasi Suatu PendekatanPraktik”.

Penentuan nilai pada tabeltersebut di atas, didasarkan atas asumsipersentase tanggapan responden berkaitanerat dengan usaha Camat dalam prinsip-prinsip pengawasan dan pengaruhnyaterhadap tingkat efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,yang akan tercermin dalam empat kriteriapredikat.

Berikut penulis akan menguraikanmengenai pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,ditinjau dari setiap penerapan dari prinsip-prinsip pengawasan tersebut.

Di bawah ini penulis akan bahasmengenai pengawasan Kantor Camat

Ligung, ditinjau dari setiap prinsippengawasan tersebut di atas.1). Pengawasan merefleksikan sifat-sifat

dan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan-kegiatan yang harus diawasi

Dalam proses pengawasanhendaknya pimpinan organisasi mampumelakukan pengawasan yangmencerminkan dan sesuai dengan sifat-sifat serta kebutuhan-kebutuhan daripelaksanaan pekerjaan yang sedangdiawasi. Jadi seorang pimpinan organisasiharus berusaha untuk mengetahui akansifat-sifat serta kebutuhan-kebutuhanindividu maupun unit-unit kerja yang adadalam organisasinya, sehingga denganusaha demikian akan menunjang ke arahpeningkatan hasil layanan.

1. Mengetahui sifat-sifat pekerjaan.Efektivitas pelayanan pembuatan

e-ktp di Kantor Camat Ligung dapatmeningkat, apabila dalam pelaksanaanpengawasan Camat berusaha untukmengetahui tentang sifat-sifat pekerjaanyang dilakukan oleh para pegawainya,sehingga dalam pengerahan tenagamaupun sumber daya lainnya sesuaidengan sifat dari pekerjaan tersebut.

2. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatanpekerjaan.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungkepada usaha Camat di dalammemperhatikan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan pekerjaan pegawainya, sehinggadengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhantersebut akan mendorong pegawai lebihbergairah dalam pelaksanaan kerjanyayang pada akhirnya akan berpengaruhterhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

36

ISSN 1907-6711

sehingga semua pegawai di Kantor CamatLigung dijadikan sampel, kecuali Camat.

Dalam melakukan pembahasanmengenai pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,penulis menyebarkan angket menyangkutpelaksanaan pengawasan Camat yangdidasarkan kepada prinsip-prinsippengawasan, yaitu sebagai berikut :

(1) Dapat merefleksikan sifat-sifatdan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan yang harus diawasi.

(2) Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan.

(3) Fleksibel.(4) Ekonomis.(5) Dapat dimengerti.(6) Dapat menjamin diadakannya

tindakan korektif.Kemudian untuk melakukan

analisis terhadap data yang diperoleh darihasil Observasi ini penulis berpedomankriteria pengukuran analisis data yangdikemukan oleh Arikunto dalam buku“Prosedur Observasi Suatu PendekatanPraktik”.

Penentuan nilai pada tabeltersebut di atas, didasarkan atas asumsipersentase tanggapan responden berkaitanerat dengan usaha Camat dalam prinsip-prinsip pengawasan dan pengaruhnyaterhadap tingkat efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,yang akan tercermin dalam empat kriteriapredikat.

Berikut penulis akan menguraikanmengenai pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,ditinjau dari setiap penerapan dari prinsip-prinsip pengawasan tersebut.

Di bawah ini penulis akan bahasmengenai pengawasan Kantor Camat

Ligung, ditinjau dari setiap prinsippengawasan tersebut di atas.1). Pengawasan merefleksikan sifat-sifat

dan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan-kegiatan yang harus diawasi

Dalam proses pengawasanhendaknya pimpinan organisasi mampumelakukan pengawasan yangmencerminkan dan sesuai dengan sifat-sifat serta kebutuhan-kebutuhan daripelaksanaan pekerjaan yang sedangdiawasi. Jadi seorang pimpinan organisasiharus berusaha untuk mengetahui akansifat-sifat serta kebutuhan-kebutuhanindividu maupun unit-unit kerja yang adadalam organisasinya, sehingga denganusaha demikian akan menunjang ke arahpeningkatan hasil layanan.

1. Mengetahui sifat-sifat pekerjaan.Efektivitas pelayanan pembuatan

e-ktp di Kantor Camat Ligung dapatmeningkat, apabila dalam pelaksanaanpengawasan Camat berusaha untukmengetahui tentang sifat-sifat pekerjaanyang dilakukan oleh para pegawainya,sehingga dalam pengerahan tenagamaupun sumber daya lainnya sesuaidengan sifat dari pekerjaan tersebut.

2. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatanpekerjaan.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungkepada usaha Camat di dalammemperhatikan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan pekerjaan pegawainya, sehinggadengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhantersebut akan mendorong pegawai lebihbergairah dalam pelaksanaan kerjanyayang pada akhirnya akan berpengaruhterhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

36

ISSN 1907-6711

sehingga semua pegawai di Kantor CamatLigung dijadikan sampel, kecuali Camat.

Dalam melakukan pembahasanmengenai pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,penulis menyebarkan angket menyangkutpelaksanaan pengawasan Camat yangdidasarkan kepada prinsip-prinsippengawasan, yaitu sebagai berikut :

(1) Dapat merefleksikan sifat-sifatdan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan yang harus diawasi.

(2) Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan.

(3) Fleksibel.(4) Ekonomis.(5) Dapat dimengerti.(6) Dapat menjamin diadakannya

tindakan korektif.Kemudian untuk melakukan

analisis terhadap data yang diperoleh darihasil Observasi ini penulis berpedomankriteria pengukuran analisis data yangdikemukan oleh Arikunto dalam buku“Prosedur Observasi Suatu PendekatanPraktik”.

Penentuan nilai pada tabeltersebut di atas, didasarkan atas asumsipersentase tanggapan responden berkaitanerat dengan usaha Camat dalam prinsip-prinsip pengawasan dan pengaruhnyaterhadap tingkat efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,yang akan tercermin dalam empat kriteriapredikat.

Berikut penulis akan menguraikanmengenai pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,ditinjau dari setiap penerapan dari prinsip-prinsip pengawasan tersebut.

Di bawah ini penulis akan bahasmengenai pengawasan Kantor Camat

Ligung, ditinjau dari setiap prinsippengawasan tersebut di atas.1). Pengawasan merefleksikan sifat-sifat

dan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan-kegiatan yang harus diawasi

Dalam proses pengawasanhendaknya pimpinan organisasi mampumelakukan pengawasan yangmencerminkan dan sesuai dengan sifat-sifat serta kebutuhan-kebutuhan daripelaksanaan pekerjaan yang sedangdiawasi. Jadi seorang pimpinan organisasiharus berusaha untuk mengetahui akansifat-sifat serta kebutuhan-kebutuhanindividu maupun unit-unit kerja yang adadalam organisasinya, sehingga denganusaha demikian akan menunjang ke arahpeningkatan hasil layanan.

1. Mengetahui sifat-sifat pekerjaan.Efektivitas pelayanan pembuatan

e-ktp di Kantor Camat Ligung dapatmeningkat, apabila dalam pelaksanaanpengawasan Camat berusaha untukmengetahui tentang sifat-sifat pekerjaanyang dilakukan oleh para pegawainya,sehingga dalam pengerahan tenagamaupun sumber daya lainnya sesuaidengan sifat dari pekerjaan tersebut.

2. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatanpekerjaan.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungkepada usaha Camat di dalammemperhatikan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan pekerjaan pegawainya, sehinggadengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhantersebut akan mendorong pegawai lebihbergairah dalam pelaksanaan kerjanyayang pada akhirnya akan berpengaruhterhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Page 13: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

37

ISSN 1907-6711

3. Menyesuaikan dengan situasi dankondisi dari pekerjaan bawahan.Jika dalam pelaksanaan

pengawasan Camat berusahamenyesuaikan dengan situasi dan kondisidari pekerjaan bawahan, maka parapegawai akan merasakan motivasi untuklebih taat dan patuh terhadap ketentuanpelaksanaan pengawasan Camat berusahatidak menimbulkan adanya kecanggungandan kekakuan terhadap proses kerja yangsedang dilakukan. Dengan sendirinya halini akan mendorong meningkatnya hasilkerja yang dilakukan, sehinggaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung dapat meningkat.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai penerapan tiga sub variabel dariprinsip-prinsip pengawasan merefleksikansifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan-kegiatan yang harus diawasi olehCamat, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui sifat-sifatpekerjaan

Sebanyak 14 orang responden(58,33%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk mengetahui sifat-sifatpekerjaan bawahan, sedangkan sebanyak 7orang responden (29,17%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk mengetahui sifat-sifat pekerjaanbawahan dan sisanya 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk mengetahui sifat-sifatpegawai.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa Camat di dalam prosespengawasannya telah berusaha dengancukup baik untuk mengetahui sifat-sifatpekerjaan bawahannya, sehingga parapegawai merasa termotivasi untuk lebihbersemangat di dalam pelaksanaan

pekerjaannya, yang pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk mengetahui sifat-sifat pekerjaan bawahan pada dasarnyatelah diusahakan, yaitu dengan turut sertamelakukan kegiatan operasional, tetapibelum sepenuhnya dikarenakanterbatasnya waktu.

Melalui observasi ternyatadalam kegiatan operasional tertentu Camatturut terlibat, sehingga para pegawaimerasa termotivasi untuk benar-benarmelakukan tugas sesuai dengan proseduratau ketentuan yang berlaku.

2. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari pekerjaan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83,%) menyatakan bahwa Camatselalu berusaha memperhatikankebutuhan-kebutuhan dari pekerjaanbawahan, sedangkan sebanyak 3 orang(12,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha memperhatikankebutuhan-kebutuhan pekerjaan bawahan,dan sebanyak 4 orang responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan kebutuhan–kebutuhanpekerjaan bawahannya.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan bawahannya,sehingga berpengaruh terhadap masihrendahnya tingkat efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungdan tanggung jawab pegawai, dan padaakhirnya akan menghambat terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

37

ISSN 1907-6711

3. Menyesuaikan dengan situasi dankondisi dari pekerjaan bawahan.Jika dalam pelaksanaan

pengawasan Camat berusahamenyesuaikan dengan situasi dan kondisidari pekerjaan bawahan, maka parapegawai akan merasakan motivasi untuklebih taat dan patuh terhadap ketentuanpelaksanaan pengawasan Camat berusahatidak menimbulkan adanya kecanggungandan kekakuan terhadap proses kerja yangsedang dilakukan. Dengan sendirinya halini akan mendorong meningkatnya hasilkerja yang dilakukan, sehinggaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung dapat meningkat.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai penerapan tiga sub variabel dariprinsip-prinsip pengawasan merefleksikansifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan-kegiatan yang harus diawasi olehCamat, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui sifat-sifatpekerjaan

Sebanyak 14 orang responden(58,33%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk mengetahui sifat-sifatpekerjaan bawahan, sedangkan sebanyak 7orang responden (29,17%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk mengetahui sifat-sifat pekerjaanbawahan dan sisanya 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk mengetahui sifat-sifatpegawai.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa Camat di dalam prosespengawasannya telah berusaha dengancukup baik untuk mengetahui sifat-sifatpekerjaan bawahannya, sehingga parapegawai merasa termotivasi untuk lebihbersemangat di dalam pelaksanaan

pekerjaannya, yang pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk mengetahui sifat-sifat pekerjaan bawahan pada dasarnyatelah diusahakan, yaitu dengan turut sertamelakukan kegiatan operasional, tetapibelum sepenuhnya dikarenakanterbatasnya waktu.

Melalui observasi ternyatadalam kegiatan operasional tertentu Camatturut terlibat, sehingga para pegawaimerasa termotivasi untuk benar-benarmelakukan tugas sesuai dengan proseduratau ketentuan yang berlaku.

2. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari pekerjaan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83,%) menyatakan bahwa Camatselalu berusaha memperhatikankebutuhan-kebutuhan dari pekerjaanbawahan, sedangkan sebanyak 3 orang(12,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha memperhatikankebutuhan-kebutuhan pekerjaan bawahan,dan sebanyak 4 orang responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan kebutuhan–kebutuhanpekerjaan bawahannya.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan bawahannya,sehingga berpengaruh terhadap masihrendahnya tingkat efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungdan tanggung jawab pegawai, dan padaakhirnya akan menghambat terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

37

ISSN 1907-6711

3. Menyesuaikan dengan situasi dankondisi dari pekerjaan bawahan.Jika dalam pelaksanaan

pengawasan Camat berusahamenyesuaikan dengan situasi dan kondisidari pekerjaan bawahan, maka parapegawai akan merasakan motivasi untuklebih taat dan patuh terhadap ketentuanpelaksanaan pengawasan Camat berusahatidak menimbulkan adanya kecanggungandan kekakuan terhadap proses kerja yangsedang dilakukan. Dengan sendirinya halini akan mendorong meningkatnya hasilkerja yang dilakukan, sehinggaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung dapat meningkat.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai penerapan tiga sub variabel dariprinsip-prinsip pengawasan merefleksikansifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan darikegiatan-kegiatan yang harus diawasi olehCamat, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui sifat-sifatpekerjaan

Sebanyak 14 orang responden(58,33%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk mengetahui sifat-sifatpekerjaan bawahan, sedangkan sebanyak 7orang responden (29,17%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk mengetahui sifat-sifat pekerjaanbawahan dan sisanya 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk mengetahui sifat-sifatpegawai.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa Camat di dalam prosespengawasannya telah berusaha dengancukup baik untuk mengetahui sifat-sifatpekerjaan bawahannya, sehingga parapegawai merasa termotivasi untuk lebihbersemangat di dalam pelaksanaan

pekerjaannya, yang pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk mengetahui sifat-sifat pekerjaan bawahan pada dasarnyatelah diusahakan, yaitu dengan turut sertamelakukan kegiatan operasional, tetapibelum sepenuhnya dikarenakanterbatasnya waktu.

Melalui observasi ternyatadalam kegiatan operasional tertentu Camatturut terlibat, sehingga para pegawaimerasa termotivasi untuk benar-benarmelakukan tugas sesuai dengan proseduratau ketentuan yang berlaku.

2. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari pekerjaan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83,%) menyatakan bahwa Camatselalu berusaha memperhatikankebutuhan-kebutuhan dari pekerjaanbawahan, sedangkan sebanyak 3 orang(12,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha memperhatikankebutuhan-kebutuhan pekerjaan bawahan,dan sebanyak 4 orang responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan kebutuhan–kebutuhanpekerjaan bawahannya.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan bawahannya,sehingga berpengaruh terhadap masihrendahnya tingkat efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungdan tanggung jawab pegawai, dan padaakhirnya akan menghambat terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Page 14: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

38

ISSN 1907-6711

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhanpekerjaan bawahannya ternyata masihmendapat hambatan berupa terbatasnyadana, sehingga kebutuhan akan fasilitasuntuk mencapai efektivitas kerja pegawaibelum sepenuhnya dipenuhi.

Dan melalui observasi terbuktibahwa camat sudah semaksimal mungkinmemenuhi kebutuhan pegawai namunterhambat oleh dana.3. Menyesuaikan dengan situasi dan

kondisi dari pekerjaan.Sebanyak 15 orang responden

(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menyesuaikan dengan situasidan kondisi dari pekerjaan bawahannya,sedangkan sebanyak 5 orang responden(20,83%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menyesuaikandengan situasi dan kondisi bawahannya,dan ada responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat tidak berusahamenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari pekerjaan bawahan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan, sehingga menghambatmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.Melalui wawancara dengan Camatdiperoleh penjelasan bahwa untukmenyesuaikan dengan situasi dan kondisidari pekerjaan bawahan, ternyata masihmendapat hambatan berupa terbatasnyawaktu, terutama dalam kegiatanoperasional.

Dari hasil Observasi dihasilkan,ternyata masih kurangnya usaha

Camatdalam menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan. Hal ini berakibat rendahnyasemangat kerja dan rendahnya tingkatefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp olehpegawai dalam pelaksanaan tugas.Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan prinsip pengawasanmerefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan yang diawasi,ternyata baru mencapai nilai rata-ratasebesar 63,87%. Hal ini menunjukkanbahwa Camat belum sepenuhnya berusahadalam penerapan prinsip pengawasantersebut, sehingga baru mencapai predikatcukup baik. Kondisi demikian jelas akanmenghambat dalam mewujudkan adanyarasa displin dan aktif serta tanggung jawabyang tinggi pada diri setiap pegawai yangpada akhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.2). Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan.

Dalam proses pengawasanhendaknya pimpinan organisasi dapatmenemukan penyimpangan-penyimpangan dari pelaksanaan suatupekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, tetapidalam arti bukan untuk berusaha mencari-mencari kesalahan bawahan, jadi harusdilakukan secara objektif. Apabila terjadiadanya penyimpangan, maka pimpinanorganisasi harus segera melakukantindakan perbaikan dan berusahamemberikan penjelasan tentang dampaknegatif dari penyimpangan tersebut, agarbawahan mampu memahami akankesalahan dan tidak mengulangi padapekerjaan yang sama di kemudian hari.Melalui usaha demikian, maka dengansendirinya akan menumbuhkan rasa aktif

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

38

ISSN 1907-6711

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhanpekerjaan bawahannya ternyata masihmendapat hambatan berupa terbatasnyadana, sehingga kebutuhan akan fasilitasuntuk mencapai efektivitas kerja pegawaibelum sepenuhnya dipenuhi.

Dan melalui observasi terbuktibahwa camat sudah semaksimal mungkinmemenuhi kebutuhan pegawai namunterhambat oleh dana.3. Menyesuaikan dengan situasi dan

kondisi dari pekerjaan.Sebanyak 15 orang responden

(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menyesuaikan dengan situasidan kondisi dari pekerjaan bawahannya,sedangkan sebanyak 5 orang responden(20,83%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menyesuaikandengan situasi dan kondisi bawahannya,dan ada responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat tidak berusahamenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari pekerjaan bawahan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan, sehingga menghambatmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.Melalui wawancara dengan Camatdiperoleh penjelasan bahwa untukmenyesuaikan dengan situasi dan kondisidari pekerjaan bawahan, ternyata masihmendapat hambatan berupa terbatasnyawaktu, terutama dalam kegiatanoperasional.

Dari hasil Observasi dihasilkan,ternyata masih kurangnya usaha

Camatdalam menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan. Hal ini berakibat rendahnyasemangat kerja dan rendahnya tingkatefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp olehpegawai dalam pelaksanaan tugas.Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan prinsip pengawasanmerefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan yang diawasi,ternyata baru mencapai nilai rata-ratasebesar 63,87%. Hal ini menunjukkanbahwa Camat belum sepenuhnya berusahadalam penerapan prinsip pengawasantersebut, sehingga baru mencapai predikatcukup baik. Kondisi demikian jelas akanmenghambat dalam mewujudkan adanyarasa displin dan aktif serta tanggung jawabyang tinggi pada diri setiap pegawai yangpada akhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.2). Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan.

Dalam proses pengawasanhendaknya pimpinan organisasi dapatmenemukan penyimpangan-penyimpangan dari pelaksanaan suatupekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, tetapidalam arti bukan untuk berusaha mencari-mencari kesalahan bawahan, jadi harusdilakukan secara objektif. Apabila terjadiadanya penyimpangan, maka pimpinanorganisasi harus segera melakukantindakan perbaikan dan berusahamemberikan penjelasan tentang dampaknegatif dari penyimpangan tersebut, agarbawahan mampu memahami akankesalahan dan tidak mengulangi padapekerjaan yang sama di kemudian hari.Melalui usaha demikian, maka dengansendirinya akan menumbuhkan rasa aktif

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

38

ISSN 1907-6711

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhanpekerjaan bawahannya ternyata masihmendapat hambatan berupa terbatasnyadana, sehingga kebutuhan akan fasilitasuntuk mencapai efektivitas kerja pegawaibelum sepenuhnya dipenuhi.

Dan melalui observasi terbuktibahwa camat sudah semaksimal mungkinmemenuhi kebutuhan pegawai namunterhambat oleh dana.3. Menyesuaikan dengan situasi dan

kondisi dari pekerjaan.Sebanyak 15 orang responden

(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menyesuaikan dengan situasidan kondisi dari pekerjaan bawahannya,sedangkan sebanyak 5 orang responden(20,83%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menyesuaikandengan situasi dan kondisi bawahannya,dan ada responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat tidak berusahamenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari pekerjaan bawahan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan, sehingga menghambatmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.Melalui wawancara dengan Camatdiperoleh penjelasan bahwa untukmenyesuaikan dengan situasi dan kondisidari pekerjaan bawahan, ternyata masihmendapat hambatan berupa terbatasnyawaktu, terutama dalam kegiatanoperasional.

Dari hasil Observasi dihasilkan,ternyata masih kurangnya usaha

Camatdalam menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi dari pekerjaanbawahan. Hal ini berakibat rendahnyasemangat kerja dan rendahnya tingkatefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp olehpegawai dalam pelaksanaan tugas.Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan prinsip pengawasanmerefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan yang diawasi,ternyata baru mencapai nilai rata-ratasebesar 63,87%. Hal ini menunjukkanbahwa Camat belum sepenuhnya berusahadalam penerapan prinsip pengawasantersebut, sehingga baru mencapai predikatcukup baik. Kondisi demikian jelas akanmenghambat dalam mewujudkan adanyarasa displin dan aktif serta tanggung jawabyang tinggi pada diri setiap pegawai yangpada akhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.2). Dapat dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan.

Dalam proses pengawasanhendaknya pimpinan organisasi dapatmenemukan penyimpangan-penyimpangan dari pelaksanaan suatupekerjaan yang tidak sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, tetapidalam arti bukan untuk berusaha mencari-mencari kesalahan bawahan, jadi harusdilakukan secara objektif. Apabila terjadiadanya penyimpangan, maka pimpinanorganisasi harus segera melakukantindakan perbaikan dan berusahamemberikan penjelasan tentang dampaknegatif dari penyimpangan tersebut, agarbawahan mampu memahami akankesalahan dan tidak mengulangi padapekerjaan yang sama di kemudian hari.Melalui usaha demikian, maka dengansendirinya akan menumbuhkan rasa aktif

Page 15: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

39

ISSN 1907-6711

dan tanggungjawab pada diri parabawahan dalam setiap pelaksanaantugasnya, sehingga dapat meningkatkanhasil kerja ke arah yang optimal.

1. Menemukan penyimpangan-penyimpangan dengan objektifTerciptanya efektivitaspelayanan

pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat tergantung kepada kemampuan dariCamat untuk menentukan penyimpangansecara objektif.Karena melalui cara iniakan membuat para pegawainyamempunyai penilaian yang sama terhadappimpinannya. Hal ini akan mendorongmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

2. Mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.Keberhasilan pelaksanaan

pengawasan dalam upaya mencapaiefektivitas kerja pegawai pada KantorCamat Ligung, ditentukan olehkemampuan Camat dalam mengadakanperbaikan terhadap penyimpangan dalampelaksanaan pekerjaan yang dilakukantersebut, sehingga akan mendorong parapegawai untuk lebih memperhatikanrencana kerja yang telah ditentukan,sehingga pelaksanaan pekerjaan dapatsesuai dengan target yang telahditetapkan.

3. Melakukan evaluasi terhadappelaksanaan pekerjaan (programkerja).Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungkepada usaha Camat untuk melakukanevaluasi terhadap program kerja yangtelah dilaksanakan, karena daripelaksanaan pekerjaan yang lalu, akanmembantu dalam penyusunan programkerja selanjutnya, khususnya untukmengantisipasi kekurangan-kekurangan

tersebut. Dengan jalan seperti ini, makadiharapkan akan tercipta kepatuhan parapegawai dalam pelaksanaan kerjanya,dalam arti selalu memperhatikanketentuan-ketentuan yang telah ditetapkandalam rencana kerja sehingga dapatmeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai usaha Camat dalam penerapkandari tiga sub variabel dari prinsip dengansegera melaporkan penyimpangan-penyimpangan, yaitu sebagai berikut :

1. Menemukan penyimpangan-penyimpangan dengan objektif.

Sebanyak 14 orang responden(58,33%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menemukan penyimpangansecara objektif, sedangkan sebanyak 7orang responden (29,17%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamenemukan penyimpangan secaraobjektif, dan sebanyak 3 orang responden(12,5%) responden menyatakan bahwaCamat tidak berusaha menemukanpenyimpangan secara obyektif.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya berusaha secara optimal untukmenemukan penyimpangan secaraobjektif, sehingga para pegawai belummerasa termotivasi untuk senantiasamelaksanakan pekerjaan sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, karenamerasa diperlakukan kadang-kadangsecara adil. Pada akhirnya akanberpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa Camat dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

39

ISSN 1907-6711

dan tanggungjawab pada diri parabawahan dalam setiap pelaksanaantugasnya, sehingga dapat meningkatkanhasil kerja ke arah yang optimal.

1. Menemukan penyimpangan-penyimpangan dengan objektifTerciptanya efektivitaspelayanan

pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat tergantung kepada kemampuan dariCamat untuk menentukan penyimpangansecara objektif.Karena melalui cara iniakan membuat para pegawainyamempunyai penilaian yang sama terhadappimpinannya. Hal ini akan mendorongmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

2. Mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.Keberhasilan pelaksanaan

pengawasan dalam upaya mencapaiefektivitas kerja pegawai pada KantorCamat Ligung, ditentukan olehkemampuan Camat dalam mengadakanperbaikan terhadap penyimpangan dalampelaksanaan pekerjaan yang dilakukantersebut, sehingga akan mendorong parapegawai untuk lebih memperhatikanrencana kerja yang telah ditentukan,sehingga pelaksanaan pekerjaan dapatsesuai dengan target yang telahditetapkan.

3. Melakukan evaluasi terhadappelaksanaan pekerjaan (programkerja).Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungkepada usaha Camat untuk melakukanevaluasi terhadap program kerja yangtelah dilaksanakan, karena daripelaksanaan pekerjaan yang lalu, akanmembantu dalam penyusunan programkerja selanjutnya, khususnya untukmengantisipasi kekurangan-kekurangan

tersebut. Dengan jalan seperti ini, makadiharapkan akan tercipta kepatuhan parapegawai dalam pelaksanaan kerjanya,dalam arti selalu memperhatikanketentuan-ketentuan yang telah ditetapkandalam rencana kerja sehingga dapatmeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai usaha Camat dalam penerapkandari tiga sub variabel dari prinsip dengansegera melaporkan penyimpangan-penyimpangan, yaitu sebagai berikut :

1. Menemukan penyimpangan-penyimpangan dengan objektif.

Sebanyak 14 orang responden(58,33%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menemukan penyimpangansecara objektif, sedangkan sebanyak 7orang responden (29,17%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamenemukan penyimpangan secaraobjektif, dan sebanyak 3 orang responden(12,5%) responden menyatakan bahwaCamat tidak berusaha menemukanpenyimpangan secara obyektif.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya berusaha secara optimal untukmenemukan penyimpangan secaraobjektif, sehingga para pegawai belummerasa termotivasi untuk senantiasamelaksanakan pekerjaan sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, karenamerasa diperlakukan kadang-kadangsecara adil. Pada akhirnya akanberpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa Camat dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

39

ISSN 1907-6711

dan tanggungjawab pada diri parabawahan dalam setiap pelaksanaantugasnya, sehingga dapat meningkatkanhasil kerja ke arah yang optimal.

1. Menemukan penyimpangan-penyimpangan dengan objektifTerciptanya efektivitaspelayanan

pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat tergantung kepada kemampuan dariCamat untuk menentukan penyimpangansecara objektif.Karena melalui cara iniakan membuat para pegawainyamempunyai penilaian yang sama terhadappimpinannya. Hal ini akan mendorongmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

2. Mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.Keberhasilan pelaksanaan

pengawasan dalam upaya mencapaiefektivitas kerja pegawai pada KantorCamat Ligung, ditentukan olehkemampuan Camat dalam mengadakanperbaikan terhadap penyimpangan dalampelaksanaan pekerjaan yang dilakukantersebut, sehingga akan mendorong parapegawai untuk lebih memperhatikanrencana kerja yang telah ditentukan,sehingga pelaksanaan pekerjaan dapatsesuai dengan target yang telahditetapkan.

3. Melakukan evaluasi terhadappelaksanaan pekerjaan (programkerja).Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungkepada usaha Camat untuk melakukanevaluasi terhadap program kerja yangtelah dilaksanakan, karena daripelaksanaan pekerjaan yang lalu, akanmembantu dalam penyusunan programkerja selanjutnya, khususnya untukmengantisipasi kekurangan-kekurangan

tersebut. Dengan jalan seperti ini, makadiharapkan akan tercipta kepatuhan parapegawai dalam pelaksanaan kerjanya,dalam arti selalu memperhatikanketentuan-ketentuan yang telah ditetapkandalam rencana kerja sehingga dapatmeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai usaha Camat dalam penerapkandari tiga sub variabel dari prinsip dengansegera melaporkan penyimpangan-penyimpangan, yaitu sebagai berikut :

1. Menemukan penyimpangan-penyimpangan dengan objektif.

Sebanyak 14 orang responden(58,33%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menemukan penyimpangansecara objektif, sedangkan sebanyak 7orang responden (29,17%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamenemukan penyimpangan secaraobjektif, dan sebanyak 3 orang responden(12,5%) responden menyatakan bahwaCamat tidak berusaha menemukanpenyimpangan secara obyektif.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya berusaha secara optimal untukmenemukan penyimpangan secaraobjektif, sehingga para pegawai belummerasa termotivasi untuk senantiasamelaksanakan pekerjaan sesuai denganrencana yang telah ditetapkan, karenamerasa diperlakukan kadang-kadangsecara adil. Pada akhirnya akanberpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa Camat dalam

Page 16: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

40

ISSN 1907-6711

pelaksanaan pengawasan senantiasaberusaha menemukan penyimpangansecara objektif, namun dikarenakan masihadanya perbedaan individu dalampengetahuan dan kemampuan, makamasih terjadi salah penafsiran terhadapperaturan perundang-undangan maupunketentuan yang berlaku, sehingga masihada yang merasa diperlakukan kadang-kadang objektif

Berdasarkan observasi, nampakdalam proses pengawasan Camat belumsepenuhnya bertindak obyektif di dalammenerapkan peraturan dan ketentuan. Halini membuat para pegawai merasadiperlakukan tidak sama, sehingga dalampelaksanaan pekerjaannya terlihat kadang-kadang bergairah. Misalnya pemberianteguran serta sangsi belum sepenuhnya dilakukan terhadap adanya suatupenyimpangan dalam proses pekerjaanyang di lakukan oleh pegawai.

2. Mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.

Sebanyak 10 orang responden(41,66%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan, sedangkansebanyak 7 orang responden (29,17%)responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha mengadakantindakan perbaikan terhadap suatupenyimpangan, dan sebanyak 7 orangresponden (29,17%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha mengadakantindakan perbaikan terhadap suatupenyimpangan.

Dari hasil tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuidalam pelaksanaan pengawasannya,ternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk mengadakan tindakanperbaikan terhadap suatu penyimpangan,sehingga dengan sendirinya akan

berpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung dalam pelaksanaantugasnya.

Berdasarkan wawancaradiperoleh keterangan bahwa tindakanperbaikan selalu diupayakan terhadapsuatu penyimpangan, agar para pegawaidapat mengetahui cara pelaksanaan kerjayang sesuai dengan rencana dan tidakmelakukan penyimpangan yang samapada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Melalui observasi diperolehhasil, ternyata tindakan perbaikan telahdiusahakan oleh Camat. Hal ini terlihatdari adanya peningkatan hasil kerja dalampelayanan pembuatan E-KTP di KantorCamat Ligung .

3. Melakukan evaluasi terhadapprogram kerja yang telah dilaksanakan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan evaluasi terhadapprogram kerja yang telah dilaksanakan,sedangkan sebanyak 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukanevaluasi terhadap program kerja yangtelah dilaksanakan, dan sebanyak 4 orangresponden (16,67%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha melakukan evaluasiterhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat belum sepenuhnyaberusaha untuk melakukan evaluasiterhadap setiap program kerja yang telahdilaksanakan, sehingga para pegawaikadang-kadang mengetahui setiapkekurangan dalam pelaksanaanpekerjaannya. Hal ini jelas akan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

40

ISSN 1907-6711

pelaksanaan pengawasan senantiasaberusaha menemukan penyimpangansecara objektif, namun dikarenakan masihadanya perbedaan individu dalampengetahuan dan kemampuan, makamasih terjadi salah penafsiran terhadapperaturan perundang-undangan maupunketentuan yang berlaku, sehingga masihada yang merasa diperlakukan kadang-kadang objektif

Berdasarkan observasi, nampakdalam proses pengawasan Camat belumsepenuhnya bertindak obyektif di dalammenerapkan peraturan dan ketentuan. Halini membuat para pegawai merasadiperlakukan tidak sama, sehingga dalampelaksanaan pekerjaannya terlihat kadang-kadang bergairah. Misalnya pemberianteguran serta sangsi belum sepenuhnya dilakukan terhadap adanya suatupenyimpangan dalam proses pekerjaanyang di lakukan oleh pegawai.

2. Mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.

Sebanyak 10 orang responden(41,66%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan, sedangkansebanyak 7 orang responden (29,17%)responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha mengadakantindakan perbaikan terhadap suatupenyimpangan, dan sebanyak 7 orangresponden (29,17%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha mengadakantindakan perbaikan terhadap suatupenyimpangan.

Dari hasil tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuidalam pelaksanaan pengawasannya,ternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk mengadakan tindakanperbaikan terhadap suatu penyimpangan,sehingga dengan sendirinya akan

berpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung dalam pelaksanaantugasnya.

Berdasarkan wawancaradiperoleh keterangan bahwa tindakanperbaikan selalu diupayakan terhadapsuatu penyimpangan, agar para pegawaidapat mengetahui cara pelaksanaan kerjayang sesuai dengan rencana dan tidakmelakukan penyimpangan yang samapada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Melalui observasi diperolehhasil, ternyata tindakan perbaikan telahdiusahakan oleh Camat. Hal ini terlihatdari adanya peningkatan hasil kerja dalampelayanan pembuatan E-KTP di KantorCamat Ligung .

3. Melakukan evaluasi terhadapprogram kerja yang telah dilaksanakan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan evaluasi terhadapprogram kerja yang telah dilaksanakan,sedangkan sebanyak 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukanevaluasi terhadap program kerja yangtelah dilaksanakan, dan sebanyak 4 orangresponden (16,67%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha melakukan evaluasiterhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat belum sepenuhnyaberusaha untuk melakukan evaluasiterhadap setiap program kerja yang telahdilaksanakan, sehingga para pegawaikadang-kadang mengetahui setiapkekurangan dalam pelaksanaanpekerjaannya. Hal ini jelas akan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

40

ISSN 1907-6711

pelaksanaan pengawasan senantiasaberusaha menemukan penyimpangansecara objektif, namun dikarenakan masihadanya perbedaan individu dalampengetahuan dan kemampuan, makamasih terjadi salah penafsiran terhadapperaturan perundang-undangan maupunketentuan yang berlaku, sehingga masihada yang merasa diperlakukan kadang-kadang objektif

Berdasarkan observasi, nampakdalam proses pengawasan Camat belumsepenuhnya bertindak obyektif di dalammenerapkan peraturan dan ketentuan. Halini membuat para pegawai merasadiperlakukan tidak sama, sehingga dalampelaksanaan pekerjaannya terlihat kadang-kadang bergairah. Misalnya pemberianteguran serta sangsi belum sepenuhnya dilakukan terhadap adanya suatupenyimpangan dalam proses pekerjaanyang di lakukan oleh pegawai.

2. Mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan.

Sebanyak 10 orang responden(41,66%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha mengadakan tindakan perbaikanterhadap suatu penyimpangan, sedangkansebanyak 7 orang responden (29,17%)responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha mengadakantindakan perbaikan terhadap suatupenyimpangan, dan sebanyak 7 orangresponden (29,17%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha mengadakantindakan perbaikan terhadap suatupenyimpangan.

Dari hasil tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuidalam pelaksanaan pengawasannya,ternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk mengadakan tindakanperbaikan terhadap suatu penyimpangan,sehingga dengan sendirinya akan

berpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung dalam pelaksanaantugasnya.

Berdasarkan wawancaradiperoleh keterangan bahwa tindakanperbaikan selalu diupayakan terhadapsuatu penyimpangan, agar para pegawaidapat mengetahui cara pelaksanaan kerjayang sesuai dengan rencana dan tidakmelakukan penyimpangan yang samapada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Melalui observasi diperolehhasil, ternyata tindakan perbaikan telahdiusahakan oleh Camat. Hal ini terlihatdari adanya peningkatan hasil kerja dalampelayanan pembuatan E-KTP di KantorCamat Ligung .

3. Melakukan evaluasi terhadapprogram kerja yang telah dilaksanakan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan evaluasi terhadapprogram kerja yang telah dilaksanakan,sedangkan sebanyak 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukanevaluasi terhadap program kerja yangtelah dilaksanakan, dan sebanyak 4 orangresponden (16,67%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha melakukan evaluasiterhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat belum sepenuhnyaberusaha untuk melakukan evaluasiterhadap setiap program kerja yang telahdilaksanakan, sehingga para pegawaikadang-kadang mengetahui setiapkekurangan dalam pelaksanaanpekerjaannya. Hal ini jelas akan

Page 17: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

41

ISSN 1907-6711

mempengaruhi peningkatan hasil kerjasecara optimal di masa yang akan datangdan dengan sendirinya akan menghambatdalam meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa evaluasibelum sepenuhnya dilakukan terhadapseluruh bidang kerja, dikarenakan masihadanya keterbatasan waktu dan adanyasebagian pegawai yang kadang-kadangdisiplin dalam penyampaian laporansebagai bahan untuk evaluasi namunmasih ada yang terlambat, makaefektivitas dari hasil evaluasi belumsepenuhnya tercapai.

Dari hasil observasi, nampakmasih terdapat keterlambatanpenyampaian laporan dari pegawai,sehingga menghambat pelaksanaanevaluasi.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariprinsip dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan, makadapat diketahui bahwa Camat barumencapai predikat cukup baik di dalampenerapan prinsip tersebut. Hal ini terlihatdari pencapaian nilai dari penerapan tigasub variabel dari prinsip segeramelaporkan penyimpangan-penyimpangan, yaitu baru mencapaisebesar 56,94%. Dengan kondisidemikian, maka akan berpengaruhterhadap terwujudnya peningkatan disiplindalam layanan, sehingga mampumeningkatkan hasil yang optimal, yangpada akhirnya akan berpengaruh terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.3). Fleksibel.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk tidak menimbulkan

adanya kekakuan dalam prosespelaksanaan pekerjaan yang sedangdilakukan oleh para bawahan. Oleh karenaitu pimpinan organisasi harus mampumenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari suatu proses pelaksanaanpekerjaan yang sedang diawasi, namunbukan berarti ikut-ikutan. Dengan katalain pengawasan yang dilakukan pimpinanorganisasi seharusnya tidak menggangguproses pekerjaan yang sedang dilakukanoleh para bawahan, sehingga dapat dicapaihasil yang optimal dari pelaksanaanpekerjaan tersebut.

Berhasil atau tidaknya dalammeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat bergantung kepada usaha Camatdalam menerapkan prinsip fleksibel prosespengawasan, yaitu berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan sertamenciptakan suasana kerja yang dinamis.

Untuk mengetahui sampaisejauhmana usaha Camat dalammenerapkan prinsip fleksibel, makapenulis melakukan Observasi terhadaptiga sub variabel dari dari prinsip tersebutdi atas, yaitu sebagai berikut :

1. Tidak mengganggu pekerjaanbawahan.

Jika Camat dalampengawasannya berusaha menjelaskantujuan dari pengawasan serta manfaatterhadap kelancaran pelaksanaanpekerjaan, maka dia telah berhasil untuktidak mengganggu jalannya pekerjaanbawahan.

2. Menumbuhkan adanyaketerbukaan.

Meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungpada usaha Camat dalam menumbuhkanadanya keterbukaan melalui komunikasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

41

ISSN 1907-6711

mempengaruhi peningkatan hasil kerjasecara optimal di masa yang akan datangdan dengan sendirinya akan menghambatdalam meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa evaluasibelum sepenuhnya dilakukan terhadapseluruh bidang kerja, dikarenakan masihadanya keterbatasan waktu dan adanyasebagian pegawai yang kadang-kadangdisiplin dalam penyampaian laporansebagai bahan untuk evaluasi namunmasih ada yang terlambat, makaefektivitas dari hasil evaluasi belumsepenuhnya tercapai.

Dari hasil observasi, nampakmasih terdapat keterlambatanpenyampaian laporan dari pegawai,sehingga menghambat pelaksanaanevaluasi.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariprinsip dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan, makadapat diketahui bahwa Camat barumencapai predikat cukup baik di dalampenerapan prinsip tersebut. Hal ini terlihatdari pencapaian nilai dari penerapan tigasub variabel dari prinsip segeramelaporkan penyimpangan-penyimpangan, yaitu baru mencapaisebesar 56,94%. Dengan kondisidemikian, maka akan berpengaruhterhadap terwujudnya peningkatan disiplindalam layanan, sehingga mampumeningkatkan hasil yang optimal, yangpada akhirnya akan berpengaruh terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.3). Fleksibel.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk tidak menimbulkan

adanya kekakuan dalam prosespelaksanaan pekerjaan yang sedangdilakukan oleh para bawahan. Oleh karenaitu pimpinan organisasi harus mampumenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari suatu proses pelaksanaanpekerjaan yang sedang diawasi, namunbukan berarti ikut-ikutan. Dengan katalain pengawasan yang dilakukan pimpinanorganisasi seharusnya tidak menggangguproses pekerjaan yang sedang dilakukanoleh para bawahan, sehingga dapat dicapaihasil yang optimal dari pelaksanaanpekerjaan tersebut.

Berhasil atau tidaknya dalammeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat bergantung kepada usaha Camatdalam menerapkan prinsip fleksibel prosespengawasan, yaitu berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan sertamenciptakan suasana kerja yang dinamis.

Untuk mengetahui sampaisejauhmana usaha Camat dalammenerapkan prinsip fleksibel, makapenulis melakukan Observasi terhadaptiga sub variabel dari dari prinsip tersebutdi atas, yaitu sebagai berikut :

1. Tidak mengganggu pekerjaanbawahan.

Jika Camat dalampengawasannya berusaha menjelaskantujuan dari pengawasan serta manfaatterhadap kelancaran pelaksanaanpekerjaan, maka dia telah berhasil untuktidak mengganggu jalannya pekerjaanbawahan.

2. Menumbuhkan adanyaketerbukaan.

Meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungpada usaha Camat dalam menumbuhkanadanya keterbukaan melalui komunikasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

41

ISSN 1907-6711

mempengaruhi peningkatan hasil kerjasecara optimal di masa yang akan datangdan dengan sendirinya akan menghambatdalam meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa evaluasibelum sepenuhnya dilakukan terhadapseluruh bidang kerja, dikarenakan masihadanya keterbatasan waktu dan adanyasebagian pegawai yang kadang-kadangdisiplin dalam penyampaian laporansebagai bahan untuk evaluasi namunmasih ada yang terlambat, makaefektivitas dari hasil evaluasi belumsepenuhnya tercapai.

Dari hasil observasi, nampakmasih terdapat keterlambatanpenyampaian laporan dari pegawai,sehingga menghambat pelaksanaanevaluasi.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariprinsip dengan segera melaporkanpenyimpangan-penyimpangan, makadapat diketahui bahwa Camat barumencapai predikat cukup baik di dalampenerapan prinsip tersebut. Hal ini terlihatdari pencapaian nilai dari penerapan tigasub variabel dari prinsip segeramelaporkan penyimpangan-penyimpangan, yaitu baru mencapaisebesar 56,94%. Dengan kondisidemikian, maka akan berpengaruhterhadap terwujudnya peningkatan disiplindalam layanan, sehingga mampumeningkatkan hasil yang optimal, yangpada akhirnya akan berpengaruh terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.3). Fleksibel.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk tidak menimbulkan

adanya kekakuan dalam prosespelaksanaan pekerjaan yang sedangdilakukan oleh para bawahan. Oleh karenaitu pimpinan organisasi harus mampumenyesuaikan diri dengan situasi dankondisi dari suatu proses pelaksanaanpekerjaan yang sedang diawasi, namunbukan berarti ikut-ikutan. Dengan katalain pengawasan yang dilakukan pimpinanorganisasi seharusnya tidak menggangguproses pekerjaan yang sedang dilakukanoleh para bawahan, sehingga dapat dicapaihasil yang optimal dari pelaksanaanpekerjaan tersebut.

Berhasil atau tidaknya dalammeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat bergantung kepada usaha Camatdalam menerapkan prinsip fleksibel prosespengawasan, yaitu berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan sertamenciptakan suasana kerja yang dinamis.

Untuk mengetahui sampaisejauhmana usaha Camat dalammenerapkan prinsip fleksibel, makapenulis melakukan Observasi terhadaptiga sub variabel dari dari prinsip tersebutdi atas, yaitu sebagai berikut :

1. Tidak mengganggu pekerjaanbawahan.

Jika Camat dalampengawasannya berusaha menjelaskantujuan dari pengawasan serta manfaatterhadap kelancaran pelaksanaanpekerjaan, maka dia telah berhasil untuktidak mengganggu jalannya pekerjaanbawahan.

2. Menumbuhkan adanyaketerbukaan.

Meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungpada usaha Camat dalam menumbuhkanadanya keterbukaan melalui komunikasi

Page 18: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

42

ISSN 1907-6711

dua arah, sehingga akan menumbuhkanadanya sikap saling percaya, salingmenghormati dalam pelaksanaanpekerjaan, dan pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

3. Meciptakan suasana kerja yangdinamis

Pelaksanaan pengawasan akanberhasil dengan maksimal dalam artimeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,apabila Camat berusaha menciptakansuasana kerja yang dinamis, yaitu tidakadanya kekakuan di antara yang diawasidengan pengawas, sehingga tidakmengganggu proses kerja yang sedangdilakukan.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai penerapan dari tiga sub variabeldari prinsip fleksibel, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak menggangu jalannyapekerjaan bawahan.

Sebanyak 13 orang responden(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk tidak menggangu jalannyapekerjaan bawahan, sedangkan sebanyak 8orang responden (33,33%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan bawahan, dan sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk tidakmengganggu jalannya pekerjaan bawahan.

Dari tanggapan repondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam proses pengawasan, ternyataCamat telah berusaha dengan cukup baikuntuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan bawahan, sehingga dapatmenambah motivasi para pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya, sehinggaterwujud dalam meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalampelaksanaan pengawasan selaludiusahakan untuk tidak mengganggupekerjaan bawahan, melalui upayapemberian penjelasan tentang pentingnyaproses pengawasan serta tujuannyasehingga akan tercipta kelancaranpelaksanaan pekerjaan pegawai.

Melalui Observasi diperolehhasil, bahwa Camat selalu berusaha untukmenjelaskan tentang tujuanpengawasannya, sehingga mendorongpara pegawai lebih bergairah lagi dalampelaksanaan pekerjaannya, dalam artimenantiasa memperhatikan prosedur kerjayang telah ditetapkan.

2. Menumbuhkan adanyaketerbukaan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menumbuhkan adanyaketerbukaan dalam pelaksanaanpengawasannya, sedangkan sebanyak 4orang responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan dalampelaksanaan pengawasannya, dansebanyak 3 orang responden (12,5%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan dalampelaksanaan pengawasan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik dalammenumbuhkan adanya keterbukaan,sehingga dalam pelaksanaan pekerjaantercipta adanya rasa saling percaya dan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

42

ISSN 1907-6711

dua arah, sehingga akan menumbuhkanadanya sikap saling percaya, salingmenghormati dalam pelaksanaanpekerjaan, dan pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

3. Meciptakan suasana kerja yangdinamis

Pelaksanaan pengawasan akanberhasil dengan maksimal dalam artimeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,apabila Camat berusaha menciptakansuasana kerja yang dinamis, yaitu tidakadanya kekakuan di antara yang diawasidengan pengawas, sehingga tidakmengganggu proses kerja yang sedangdilakukan.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai penerapan dari tiga sub variabeldari prinsip fleksibel, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak menggangu jalannyapekerjaan bawahan.

Sebanyak 13 orang responden(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk tidak menggangu jalannyapekerjaan bawahan, sedangkan sebanyak 8orang responden (33,33%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan bawahan, dan sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk tidakmengganggu jalannya pekerjaan bawahan.

Dari tanggapan repondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam proses pengawasan, ternyataCamat telah berusaha dengan cukup baikuntuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan bawahan, sehingga dapatmenambah motivasi para pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya, sehinggaterwujud dalam meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalampelaksanaan pengawasan selaludiusahakan untuk tidak mengganggupekerjaan bawahan, melalui upayapemberian penjelasan tentang pentingnyaproses pengawasan serta tujuannyasehingga akan tercipta kelancaranpelaksanaan pekerjaan pegawai.

Melalui Observasi diperolehhasil, bahwa Camat selalu berusaha untukmenjelaskan tentang tujuanpengawasannya, sehingga mendorongpara pegawai lebih bergairah lagi dalampelaksanaan pekerjaannya, dalam artimenantiasa memperhatikan prosedur kerjayang telah ditetapkan.

2. Menumbuhkan adanyaketerbukaan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menumbuhkan adanyaketerbukaan dalam pelaksanaanpengawasannya, sedangkan sebanyak 4orang responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan dalampelaksanaan pengawasannya, dansebanyak 3 orang responden (12,5%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan dalampelaksanaan pengawasan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik dalammenumbuhkan adanya keterbukaan,sehingga dalam pelaksanaan pekerjaantercipta adanya rasa saling percaya dan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

42

ISSN 1907-6711

dua arah, sehingga akan menumbuhkanadanya sikap saling percaya, salingmenghormati dalam pelaksanaanpekerjaan, dan pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

3. Meciptakan suasana kerja yangdinamis

Pelaksanaan pengawasan akanberhasil dengan maksimal dalam artimeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,apabila Camat berusaha menciptakansuasana kerja yang dinamis, yaitu tidakadanya kekakuan di antara yang diawasidengan pengawas, sehingga tidakmengganggu proses kerja yang sedangdilakukan.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuimengenai penerapan dari tiga sub variabeldari prinsip fleksibel, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak menggangu jalannyapekerjaan bawahan.

Sebanyak 13 orang responden(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk tidak menggangu jalannyapekerjaan bawahan, sedangkan sebanyak 8orang responden (33,33%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan bawahan, dan sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk tidakmengganggu jalannya pekerjaan bawahan.

Dari tanggapan repondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam proses pengawasan, ternyataCamat telah berusaha dengan cukup baikuntuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan bawahan, sehingga dapatmenambah motivasi para pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya, sehinggaterwujud dalam meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalampelaksanaan pengawasan selaludiusahakan untuk tidak mengganggupekerjaan bawahan, melalui upayapemberian penjelasan tentang pentingnyaproses pengawasan serta tujuannyasehingga akan tercipta kelancaranpelaksanaan pekerjaan pegawai.

Melalui Observasi diperolehhasil, bahwa Camat selalu berusaha untukmenjelaskan tentang tujuanpengawasannya, sehingga mendorongpara pegawai lebih bergairah lagi dalampelaksanaan pekerjaannya, dalam artimenantiasa memperhatikan prosedur kerjayang telah ditetapkan.

2. Menumbuhkan adanyaketerbukaan.

Sebanyak 17 orang responden(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menumbuhkan adanyaketerbukaan dalam pelaksanaanpengawasannya, sedangkan sebanyak 4orang responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan dalampelaksanaan pengawasannya, dansebanyak 3 orang responden (12,5%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahamenumbuhkan adanya keterbukaan dalampelaksanaan pengawasan.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik dalammenumbuhkan adanya keterbukaan,sehingga dalam pelaksanaan pekerjaantercipta adanya rasa saling percaya dan

Page 19: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

43

ISSN 1907-6711

saling pengertian di antara para pegawai.Hal ini akan berpengaruh terhadappeningkatan hasil kerja secarakeseluruhan, sehingga akan mengarahpada meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa di lingkungan tempatbekerja selalu diusahakan adanya salingpengertian dalam pelaksanaan pekerjaan,yaitu melalui proses komunikasi dua arah,sehingga dapat terwujud adanya kerjasama yang baik dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui hasil Observasidiperoleh bukti bahwa dengan adanyaketerbukaan, maka kerja sama antara parapegawai terlihat semakin baik, sehinggadapat meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungsecara keseluruhan.

3. Menciptakan suasana kerja yangdinamis.

Sebanyak 13 orang responden(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menciptakan suasana kerja yangdinamis, sedangkan sebanyak 5 orangresponden (20,83%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmenciptakan hubungan kerja yangdinamis dan sisanya sebanyak 6 orangresponden (25%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk menciptakansuasana kerja yang dinamis.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui Camat dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata telah berusahadengan cukup baik dalam menciptakanadanya suasanan kerja yang dinamis,sehingga para pegawai dalampekerjaannya termotivasi untukmeningkatkan daya kreativitas. Hal ini

jelaskan menunjang terhadap peningkatanhasil kerjanya dan pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa diakui belumsepenuhnya berusaha mewujudkansuasana kerja yang dinamis. Hal inidikarenakan masih adanya hambatandiantara lain terbatasnya fasilitas kerja,sehingga media untuk meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung belum sepenuhnyadiperhatikan.

Dari kegiatan observasi,diperoleh hasil sebagai berikut :

Dikarenakan masih adanyaketerbatasan fasilitas kerja, maka parapegawai dalam pelaksanaan tugasoperasional kadang-kadang terganggudaya kretivitasnya, sehingga menghambatdalam pencapaian target kerja yang telahditetapkan.

Berdasarkan uraian-uraiantersebut di atas, yaitu tentang usaha Camatdalam menerapkan prinsip-prinsipfleksibel, ternyata dari tiga sub variabelprinsip fleksibel apabila diambil nilai rata-rata, maka diperoleh hasil sebesar 60,73%.Hal ini menunjukkan bahwa Camat barumencapai predikat cukup baik dalammenerapkan prinsip fleksibel, sehinggaakan berpengaruh terhadap pencapaianefektivitas kerja pegawai dan tanggungjawab para pegawai dalam pelaksanaanpekerjaan. Hal ini dengan sendirinya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.4). Ekonomis.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk menentukan batasan dari

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

43

ISSN 1907-6711

saling pengertian di antara para pegawai.Hal ini akan berpengaruh terhadappeningkatan hasil kerja secarakeseluruhan, sehingga akan mengarahpada meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa di lingkungan tempatbekerja selalu diusahakan adanya salingpengertian dalam pelaksanaan pekerjaan,yaitu melalui proses komunikasi dua arah,sehingga dapat terwujud adanya kerjasama yang baik dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui hasil Observasidiperoleh bukti bahwa dengan adanyaketerbukaan, maka kerja sama antara parapegawai terlihat semakin baik, sehinggadapat meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungsecara keseluruhan.

3. Menciptakan suasana kerja yangdinamis.

Sebanyak 13 orang responden(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menciptakan suasana kerja yangdinamis, sedangkan sebanyak 5 orangresponden (20,83%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmenciptakan hubungan kerja yangdinamis dan sisanya sebanyak 6 orangresponden (25%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk menciptakansuasana kerja yang dinamis.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui Camat dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata telah berusahadengan cukup baik dalam menciptakanadanya suasanan kerja yang dinamis,sehingga para pegawai dalampekerjaannya termotivasi untukmeningkatkan daya kreativitas. Hal ini

jelaskan menunjang terhadap peningkatanhasil kerjanya dan pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa diakui belumsepenuhnya berusaha mewujudkansuasana kerja yang dinamis. Hal inidikarenakan masih adanya hambatandiantara lain terbatasnya fasilitas kerja,sehingga media untuk meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung belum sepenuhnyadiperhatikan.

Dari kegiatan observasi,diperoleh hasil sebagai berikut :

Dikarenakan masih adanyaketerbatasan fasilitas kerja, maka parapegawai dalam pelaksanaan tugasoperasional kadang-kadang terganggudaya kretivitasnya, sehingga menghambatdalam pencapaian target kerja yang telahditetapkan.

Berdasarkan uraian-uraiantersebut di atas, yaitu tentang usaha Camatdalam menerapkan prinsip-prinsipfleksibel, ternyata dari tiga sub variabelprinsip fleksibel apabila diambil nilai rata-rata, maka diperoleh hasil sebesar 60,73%.Hal ini menunjukkan bahwa Camat barumencapai predikat cukup baik dalammenerapkan prinsip fleksibel, sehinggaakan berpengaruh terhadap pencapaianefektivitas kerja pegawai dan tanggungjawab para pegawai dalam pelaksanaanpekerjaan. Hal ini dengan sendirinya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.4). Ekonomis.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk menentukan batasan dari

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

43

ISSN 1907-6711

saling pengertian di antara para pegawai.Hal ini akan berpengaruh terhadappeningkatan hasil kerja secarakeseluruhan, sehingga akan mengarahpada meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa di lingkungan tempatbekerja selalu diusahakan adanya salingpengertian dalam pelaksanaan pekerjaan,yaitu melalui proses komunikasi dua arah,sehingga dapat terwujud adanya kerjasama yang baik dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui hasil Observasidiperoleh bukti bahwa dengan adanyaketerbukaan, maka kerja sama antara parapegawai terlihat semakin baik, sehinggadapat meningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungsecara keseluruhan.

3. Menciptakan suasana kerja yangdinamis.

Sebanyak 13 orang responden(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menciptakan suasana kerja yangdinamis, sedangkan sebanyak 5 orangresponden (20,83%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmenciptakan hubungan kerja yangdinamis dan sisanya sebanyak 6 orangresponden (25%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk menciptakansuasana kerja yang dinamis.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui Camat dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata telah berusahadengan cukup baik dalam menciptakanadanya suasanan kerja yang dinamis,sehingga para pegawai dalampekerjaannya termotivasi untukmeningkatkan daya kreativitas. Hal ini

jelaskan menunjang terhadap peningkatanhasil kerjanya dan pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa diakui belumsepenuhnya berusaha mewujudkansuasana kerja yang dinamis. Hal inidikarenakan masih adanya hambatandiantara lain terbatasnya fasilitas kerja,sehingga media untuk meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung belum sepenuhnyadiperhatikan.

Dari kegiatan observasi,diperoleh hasil sebagai berikut :

Dikarenakan masih adanyaketerbatasan fasilitas kerja, maka parapegawai dalam pelaksanaan tugasoperasional kadang-kadang terganggudaya kretivitasnya, sehingga menghambatdalam pencapaian target kerja yang telahditetapkan.

Berdasarkan uraian-uraiantersebut di atas, yaitu tentang usaha Camatdalam menerapkan prinsip-prinsipfleksibel, ternyata dari tiga sub variabelprinsip fleksibel apabila diambil nilai rata-rata, maka diperoleh hasil sebesar 60,73%.Hal ini menunjukkan bahwa Camat barumencapai predikat cukup baik dalammenerapkan prinsip fleksibel, sehinggaakan berpengaruh terhadap pencapaianefektivitas kerja pegawai dan tanggungjawab para pegawai dalam pelaksanaanpekerjaan. Hal ini dengan sendirinya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.4). Ekonomis.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk menentukan batasan dari

Page 20: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

44

ISSN 1907-6711

penggunaan sumber dana dan sumberdaya yang diperlukan, dibandingkandengan hasil kerja yang hendak dicapai.Dengan kata lain hasil kerja harus lebihbesar dibandingkan dengan penggunaandana serta sumber daya yang dikeluarkan,hal ini dimaksudkan untuk menghindariadanya pemborosan. Guna menghindaripemborosan, maka pimpinan organisasiseharusnya berusaha untuk menentukanrasionalisasi dalam penentuan penggunaandana dan tenaga serta mampu menentukanstandar efisiensi dalam setiap prosespekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan, sehingga dapat dijadikanpedoman dalam pelaksanaan tugasnyaoleh para bawahan.

1. Melakukan perbandingansecara rasional.

Meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungpada usaha Camat dalam melakukanperbandingan secara rasional dalampelaksanaan pengawasan, yaitumenghitung secara rasional antarapengerahan sumber dana dan sumber dayadengan hasil yang dicapai, sehingga akantercipta efisiensi dan akan berpengaruhterhadap peningkatan hasil layanan, yangpada akhirnya akan berpengaruh positifterhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

2. Menekan tingkat kebocoran(pemborosan).

Berhasilnya pelaksanaanpengawasan dalam upaya meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh Camat dalam menekan tingkatkebocoran, baik dana maupun sumberdaya lainnya sehingga pelaksanaan

pekerjaan dapat sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan.

3. Menentukan standar efisiensi.Apabila dalam pengawasan

Camat berusaha untuk menentukanstandar efisiensi, maka para pegawai akanmempunyai pedoman dalam pelaksanaankerja dapat mengarah kepada tujuan yangtelah ditentukan, dalam arti meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari tanggapan responden diketahuitentang penerapan tiga sub variabel dariprinsip ekonomis oleh Camat, yaitu :

1. Melakukan perbandingan secararasional.Sebanyak 12 orang (50%)

menyatakan bahwa Camat selalu berusahauntuk melakukan perbandingan secararasional, sedangkan sebanyak 5 orangresponden (20,83%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmelakukan perbandingan secara rasional,dan sebanyak 7 orang responden (29,17%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk melakukan perbandingan secararasional.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya berusaha untuk melakukanperbandingan secara rasional antarapengerahan sumber daya dan sumber danadengan hasil yang dicapai, sehingga parapegawai belum memilik suatu pedomandalam pelaksanaan tugasnya dan padaakhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa untuk melakukanperbandingan secara rasional belumsepenuhnya dilakukan, karena masih

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

44

ISSN 1907-6711

penggunaan sumber dana dan sumberdaya yang diperlukan, dibandingkandengan hasil kerja yang hendak dicapai.Dengan kata lain hasil kerja harus lebihbesar dibandingkan dengan penggunaandana serta sumber daya yang dikeluarkan,hal ini dimaksudkan untuk menghindariadanya pemborosan. Guna menghindaripemborosan, maka pimpinan organisasiseharusnya berusaha untuk menentukanrasionalisasi dalam penentuan penggunaandana dan tenaga serta mampu menentukanstandar efisiensi dalam setiap prosespekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan, sehingga dapat dijadikanpedoman dalam pelaksanaan tugasnyaoleh para bawahan.

1. Melakukan perbandingansecara rasional.

Meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungpada usaha Camat dalam melakukanperbandingan secara rasional dalampelaksanaan pengawasan, yaitumenghitung secara rasional antarapengerahan sumber dana dan sumber dayadengan hasil yang dicapai, sehingga akantercipta efisiensi dan akan berpengaruhterhadap peningkatan hasil layanan, yangpada akhirnya akan berpengaruh positifterhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

2. Menekan tingkat kebocoran(pemborosan).

Berhasilnya pelaksanaanpengawasan dalam upaya meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh Camat dalam menekan tingkatkebocoran, baik dana maupun sumberdaya lainnya sehingga pelaksanaan

pekerjaan dapat sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan.

3. Menentukan standar efisiensi.Apabila dalam pengawasan

Camat berusaha untuk menentukanstandar efisiensi, maka para pegawai akanmempunyai pedoman dalam pelaksanaankerja dapat mengarah kepada tujuan yangtelah ditentukan, dalam arti meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari tanggapan responden diketahuitentang penerapan tiga sub variabel dariprinsip ekonomis oleh Camat, yaitu :

1. Melakukan perbandingan secararasional.Sebanyak 12 orang (50%)

menyatakan bahwa Camat selalu berusahauntuk melakukan perbandingan secararasional, sedangkan sebanyak 5 orangresponden (20,83%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmelakukan perbandingan secara rasional,dan sebanyak 7 orang responden (29,17%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk melakukan perbandingan secararasional.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya berusaha untuk melakukanperbandingan secara rasional antarapengerahan sumber daya dan sumber danadengan hasil yang dicapai, sehingga parapegawai belum memilik suatu pedomandalam pelaksanaan tugasnya dan padaakhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa untuk melakukanperbandingan secara rasional belumsepenuhnya dilakukan, karena masih

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

44

ISSN 1907-6711

penggunaan sumber dana dan sumberdaya yang diperlukan, dibandingkandengan hasil kerja yang hendak dicapai.Dengan kata lain hasil kerja harus lebihbesar dibandingkan dengan penggunaandana serta sumber daya yang dikeluarkan,hal ini dimaksudkan untuk menghindariadanya pemborosan. Guna menghindaripemborosan, maka pimpinan organisasiseharusnya berusaha untuk menentukanrasionalisasi dalam penentuan penggunaandana dan tenaga serta mampu menentukanstandar efisiensi dalam setiap prosespekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan, sehingga dapat dijadikanpedoman dalam pelaksanaan tugasnyaoleh para bawahan.

1. Melakukan perbandingansecara rasional.

Meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungpada usaha Camat dalam melakukanperbandingan secara rasional dalampelaksanaan pengawasan, yaitumenghitung secara rasional antarapengerahan sumber dana dan sumber dayadengan hasil yang dicapai, sehingga akantercipta efisiensi dan akan berpengaruhterhadap peningkatan hasil layanan, yangpada akhirnya akan berpengaruh positifterhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

2. Menekan tingkat kebocoran(pemborosan).

Berhasilnya pelaksanaanpengawasan dalam upaya meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh Camat dalam menekan tingkatkebocoran, baik dana maupun sumberdaya lainnya sehingga pelaksanaan

pekerjaan dapat sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan.

3. Menentukan standar efisiensi.Apabila dalam pengawasan

Camat berusaha untuk menentukanstandar efisiensi, maka para pegawai akanmempunyai pedoman dalam pelaksanaankerja dapat mengarah kepada tujuan yangtelah ditentukan, dalam arti meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari tanggapan responden diketahuitentang penerapan tiga sub variabel dariprinsip ekonomis oleh Camat, yaitu :

1. Melakukan perbandingan secararasional.Sebanyak 12 orang (50%)

menyatakan bahwa Camat selalu berusahauntuk melakukan perbandingan secararasional, sedangkan sebanyak 5 orangresponden (20,83%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmelakukan perbandingan secara rasional,dan sebanyak 7 orang responden (29,17%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk melakukan perbandingan secararasional.

Berdasarkan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata Camat belumsepenuhnya berusaha untuk melakukanperbandingan secara rasional antarapengerahan sumber daya dan sumber danadengan hasil yang dicapai, sehingga parapegawai belum memilik suatu pedomandalam pelaksanaan tugasnya dan padaakhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa untuk melakukanperbandingan secara rasional belumsepenuhnya dilakukan, karena masih

Page 21: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

45

ISSN 1907-6711

mendapat hambatan berupa penekanantugas pada layanan, sehingga titikberatnya adalah berusaha semaksimalmungkin memberikan layanan kepadamasyarakat.Dari hasil observasi diperolehmasih adanya pelaksanaan pekerjaan yangkadang-kadang efisien, khususnya darisegi dana dan waktu.

2. Menekan tingkat kebocoran(pemborosan).Sebanyak 13 orang responden

(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menekan tingkat kebocoran,sedangkan sebanyak 8 orang (33,33%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menekan tingkat kebocoran dansisanya sebanyak 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha menekan tingkat kebocoran.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat baru mencapai predikatkurang baik dalam usahanya untukmenekan tingkat kebocoran dalampelaksanaan pekerjaan. Kondisi demikianakan berdampak pada penurunan tingkatefisiensi dalam proses pelaksanaanpekerjaan, sehingga menghambatmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmenekan tingkat kebocoran masihmendapat kendala, yaitu masih rendahnyakecakapan dan keterampilan pegawai,khususnya dalam menggunakan waktukerja, sehingga masih terjadi adanyakebocoran dari segi penggunaan waktukerja.Melalui observasi, nampak masihterdapat sebagian pegawai yangmelakukan pemborosan dalampenggunaan waktu kerja, yaitu menunda-menunda pekerjaan.

3. Menentukan standar efisiensi.Sebanyak 16 orang responden

(66.67%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menentukan standar efisiensi,sedangkan sebanyak 5 orang (20.83%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menentukan standarefisiensi dan sisanya sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk menentukanstandar efisiensi.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasannyaCamat belum berusaha secara maksimaldidalam menentukan standar efisiensi,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyapara pegawai tidak mempunyai pedomandan akhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menentukanstandar efisiensi, ternyata masih mendapathambatan berupa masih adanya perbedaanpengetahuan dan kecakapan pegawai,sehingga masih ada perbedaan persepsidalam penjabaran standar efisiensi.

Dari observasi, terbukti bahwamasih ada beberapa pegawai yang dalamkegiatan pekerjaannya kurangmemperhatikan standar efisiensi yangtelah ditetapkan.Misalnya dalampembuatan laporan hasil kerja masihsering terjadi keterlambatan, sehinggamenghambat dalam proses penentuankebijaksanaan, karena kurang informasidan data.

Berdasarkan uraian–uraiantentang tiga sub variabel dari prinsipekonomis tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat perlumeningkatkan lagi usahanya dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

45

ISSN 1907-6711

mendapat hambatan berupa penekanantugas pada layanan, sehingga titikberatnya adalah berusaha semaksimalmungkin memberikan layanan kepadamasyarakat.Dari hasil observasi diperolehmasih adanya pelaksanaan pekerjaan yangkadang-kadang efisien, khususnya darisegi dana dan waktu.

2. Menekan tingkat kebocoran(pemborosan).Sebanyak 13 orang responden

(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menekan tingkat kebocoran,sedangkan sebanyak 8 orang (33,33%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menekan tingkat kebocoran dansisanya sebanyak 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha menekan tingkat kebocoran.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat baru mencapai predikatkurang baik dalam usahanya untukmenekan tingkat kebocoran dalampelaksanaan pekerjaan. Kondisi demikianakan berdampak pada penurunan tingkatefisiensi dalam proses pelaksanaanpekerjaan, sehingga menghambatmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmenekan tingkat kebocoran masihmendapat kendala, yaitu masih rendahnyakecakapan dan keterampilan pegawai,khususnya dalam menggunakan waktukerja, sehingga masih terjadi adanyakebocoran dari segi penggunaan waktukerja.Melalui observasi, nampak masihterdapat sebagian pegawai yangmelakukan pemborosan dalampenggunaan waktu kerja, yaitu menunda-menunda pekerjaan.

3. Menentukan standar efisiensi.Sebanyak 16 orang responden

(66.67%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menentukan standar efisiensi,sedangkan sebanyak 5 orang (20.83%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menentukan standarefisiensi dan sisanya sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk menentukanstandar efisiensi.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasannyaCamat belum berusaha secara maksimaldidalam menentukan standar efisiensi,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyapara pegawai tidak mempunyai pedomandan akhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menentukanstandar efisiensi, ternyata masih mendapathambatan berupa masih adanya perbedaanpengetahuan dan kecakapan pegawai,sehingga masih ada perbedaan persepsidalam penjabaran standar efisiensi.

Dari observasi, terbukti bahwamasih ada beberapa pegawai yang dalamkegiatan pekerjaannya kurangmemperhatikan standar efisiensi yangtelah ditetapkan.Misalnya dalampembuatan laporan hasil kerja masihsering terjadi keterlambatan, sehinggamenghambat dalam proses penentuankebijaksanaan, karena kurang informasidan data.

Berdasarkan uraian–uraiantentang tiga sub variabel dari prinsipekonomis tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat perlumeningkatkan lagi usahanya dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

45

ISSN 1907-6711

mendapat hambatan berupa penekanantugas pada layanan, sehingga titikberatnya adalah berusaha semaksimalmungkin memberikan layanan kepadamasyarakat.Dari hasil observasi diperolehmasih adanya pelaksanaan pekerjaan yangkadang-kadang efisien, khususnya darisegi dana dan waktu.

2. Menekan tingkat kebocoran(pemborosan).Sebanyak 13 orang responden

(54,17%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menekan tingkat kebocoran,sedangkan sebanyak 8 orang (33,33%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menekan tingkat kebocoran dansisanya sebanyak 3 orang responden(12,5%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha menekan tingkat kebocoran.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat baru mencapai predikatkurang baik dalam usahanya untukmenekan tingkat kebocoran dalampelaksanaan pekerjaan. Kondisi demikianakan berdampak pada penurunan tingkatefisiensi dalam proses pelaksanaanpekerjaan, sehingga menghambatmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmenekan tingkat kebocoran masihmendapat kendala, yaitu masih rendahnyakecakapan dan keterampilan pegawai,khususnya dalam menggunakan waktukerja, sehingga masih terjadi adanyakebocoran dari segi penggunaan waktukerja.Melalui observasi, nampak masihterdapat sebagian pegawai yangmelakukan pemborosan dalampenggunaan waktu kerja, yaitu menunda-menunda pekerjaan.

3. Menentukan standar efisiensi.Sebanyak 16 orang responden

(66.67%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menentukan standar efisiensi,sedangkan sebanyak 5 orang (20.83%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menentukan standarefisiensi dan sisanya sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk menentukanstandar efisiensi.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasannyaCamat belum berusaha secara maksimaldidalam menentukan standar efisiensi,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyapara pegawai tidak mempunyai pedomandan akhirnya akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menentukanstandar efisiensi, ternyata masih mendapathambatan berupa masih adanya perbedaanpengetahuan dan kecakapan pegawai,sehingga masih ada perbedaan persepsidalam penjabaran standar efisiensi.

Dari observasi, terbukti bahwamasih ada beberapa pegawai yang dalamkegiatan pekerjaannya kurangmemperhatikan standar efisiensi yangtelah ditetapkan.Misalnya dalampembuatan laporan hasil kerja masihsering terjadi keterlambatan, sehinggamenghambat dalam proses penentuankebijaksanaan, karena kurang informasidan data.

Berdasarkan uraian–uraiantentang tiga sub variabel dari prinsipekonomis tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam prosespengawasan, ternyata Camat perlumeningkatkan lagi usahanya dalam

Page 22: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

46

ISSN 1907-6711

menerapkan prinsip ekonomis. Hal initerlihat dari pencapaian nilai tertinggaidari tiga sub variabel prinsip tersebut barumencapai sebesar 56.94%, sehingga barumencapai interval yang terendah daripredikat cukup baik. Kondisi demikianjelas akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungoleh tanggung jawab para pegawai dalampelaksanaan tugasnya, sehingga akanmenghambat dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.5). Dapat dimengerti.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk memberikan penjelasantentang tugas serta fungsi dari masing-masing individu maupun unit-unit kerja,sehingga akan terwujud adanya ketertibandalam pelaksanaan pekerjaan dalamrangka pencapaian tujuan organisasi,karena setiap individu memahami tentangtugas dan fungsi masing-masing. Dengandemikian, maka akan menumbuhkanadanya sikap disiplin dan tanggungjawabbagi setiap individu dalam pelaksanaantugas masing-masing, di samping itu akanterwujud sinkronisasi dalam pelaksanaantugas organisasi secara keseluruhan.

Untuk mengetahui sejauh manausaha Camat dalam menerapkan prinsipdapat dimengerti, maka penulismelakukan Observasi terhadap tiga subvariabel dari prinsip dapat dimengertiyaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang tugasdan fungsi dari setiap unitkerja.

Keberhasilan dalam prosespengawasan, yaitu meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat bergantung

pada usaha Camat dalam menjelaskantentang tugas dan fungsi dari parapegawai, sehingga para pegawai dapatmemahami akan pekerjaan yang menjaditanggung jawabnya. Hal ini sangatberkaitan dengan hasil kerja yang akandicapai.

2. Menciptakan Ketertiban.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh kemampuan Camat menciptakanketertiban dalam pelaksanaan pekerjaan.Dalam arti pelaksanaan pekerjaan harussesuai dengan rencana yang telahditetapkan maupun kebijaksanaan yangtelah ditetapkan.

3. Mencipatakan sinkronisasi.Keberhasilan dalam proses

pengawasan Camat dalam upayameningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat tergantung kepada Camat dalammenciptakan sinkronisasi dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga seluruhunit kerja yang ada dalam pelaksanaankegiatan pekerjaan akan mengarah ke satutujuan yaitu tujuan organisasi yang telahditetapkan sebelumnya.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat diketahui mengenai usahaCamat dalam menerapkan prinsip dapatdimengerti melalui tiga sub variabelsebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang tugas danfungsi dari pegawai.

Sebanyak 15 orang responden(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menjelaskan tentang tugas danfungsi dari setiap unit kerja, sedangkansebanyak 5 orang responden (20,83%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menjelaskan tugas danfungsi dari setiap unit kerja, dan sebanyak

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

46

ISSN 1907-6711

menerapkan prinsip ekonomis. Hal initerlihat dari pencapaian nilai tertinggaidari tiga sub variabel prinsip tersebut barumencapai sebesar 56.94%, sehingga barumencapai interval yang terendah daripredikat cukup baik. Kondisi demikianjelas akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungoleh tanggung jawab para pegawai dalampelaksanaan tugasnya, sehingga akanmenghambat dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.5). Dapat dimengerti.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk memberikan penjelasantentang tugas serta fungsi dari masing-masing individu maupun unit-unit kerja,sehingga akan terwujud adanya ketertibandalam pelaksanaan pekerjaan dalamrangka pencapaian tujuan organisasi,karena setiap individu memahami tentangtugas dan fungsi masing-masing. Dengandemikian, maka akan menumbuhkanadanya sikap disiplin dan tanggungjawabbagi setiap individu dalam pelaksanaantugas masing-masing, di samping itu akanterwujud sinkronisasi dalam pelaksanaantugas organisasi secara keseluruhan.

Untuk mengetahui sejauh manausaha Camat dalam menerapkan prinsipdapat dimengerti, maka penulismelakukan Observasi terhadap tiga subvariabel dari prinsip dapat dimengertiyaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang tugasdan fungsi dari setiap unitkerja.

Keberhasilan dalam prosespengawasan, yaitu meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat bergantung

pada usaha Camat dalam menjelaskantentang tugas dan fungsi dari parapegawai, sehingga para pegawai dapatmemahami akan pekerjaan yang menjaditanggung jawabnya. Hal ini sangatberkaitan dengan hasil kerja yang akandicapai.

2. Menciptakan Ketertiban.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh kemampuan Camat menciptakanketertiban dalam pelaksanaan pekerjaan.Dalam arti pelaksanaan pekerjaan harussesuai dengan rencana yang telahditetapkan maupun kebijaksanaan yangtelah ditetapkan.

3. Mencipatakan sinkronisasi.Keberhasilan dalam proses

pengawasan Camat dalam upayameningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat tergantung kepada Camat dalammenciptakan sinkronisasi dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga seluruhunit kerja yang ada dalam pelaksanaankegiatan pekerjaan akan mengarah ke satutujuan yaitu tujuan organisasi yang telahditetapkan sebelumnya.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat diketahui mengenai usahaCamat dalam menerapkan prinsip dapatdimengerti melalui tiga sub variabelsebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang tugas danfungsi dari pegawai.

Sebanyak 15 orang responden(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menjelaskan tentang tugas danfungsi dari setiap unit kerja, sedangkansebanyak 5 orang responden (20,83%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menjelaskan tugas danfungsi dari setiap unit kerja, dan sebanyak

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

46

ISSN 1907-6711

menerapkan prinsip ekonomis. Hal initerlihat dari pencapaian nilai tertinggaidari tiga sub variabel prinsip tersebut barumencapai sebesar 56.94%, sehingga barumencapai interval yang terendah daripredikat cukup baik. Kondisi demikianjelas akan menghambat dalammeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungoleh tanggung jawab para pegawai dalampelaksanaan tugasnya, sehingga akanmenghambat dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.5). Dapat dimengerti.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk memberikan penjelasantentang tugas serta fungsi dari masing-masing individu maupun unit-unit kerja,sehingga akan terwujud adanya ketertibandalam pelaksanaan pekerjaan dalamrangka pencapaian tujuan organisasi,karena setiap individu memahami tentangtugas dan fungsi masing-masing. Dengandemikian, maka akan menumbuhkanadanya sikap disiplin dan tanggungjawabbagi setiap individu dalam pelaksanaantugas masing-masing, di samping itu akanterwujud sinkronisasi dalam pelaksanaantugas organisasi secara keseluruhan.

Untuk mengetahui sejauh manausaha Camat dalam menerapkan prinsipdapat dimengerti, maka penulismelakukan Observasi terhadap tiga subvariabel dari prinsip dapat dimengertiyaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang tugasdan fungsi dari setiap unitkerja.

Keberhasilan dalam prosespengawasan, yaitu meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat bergantung

pada usaha Camat dalam menjelaskantentang tugas dan fungsi dari parapegawai, sehingga para pegawai dapatmemahami akan pekerjaan yang menjaditanggung jawabnya. Hal ini sangatberkaitan dengan hasil kerja yang akandicapai.

2. Menciptakan Ketertiban.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh kemampuan Camat menciptakanketertiban dalam pelaksanaan pekerjaan.Dalam arti pelaksanaan pekerjaan harussesuai dengan rencana yang telahditetapkan maupun kebijaksanaan yangtelah ditetapkan.

3. Mencipatakan sinkronisasi.Keberhasilan dalam proses

pengawasan Camat dalam upayameningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,sangat tergantung kepada Camat dalammenciptakan sinkronisasi dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga seluruhunit kerja yang ada dalam pelaksanaankegiatan pekerjaan akan mengarah ke satutujuan yaitu tujuan organisasi yang telahditetapkan sebelumnya.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat diketahui mengenai usahaCamat dalam menerapkan prinsip dapatdimengerti melalui tiga sub variabelsebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang tugas danfungsi dari pegawai.

Sebanyak 15 orang responden(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menjelaskan tentang tugas danfungsi dari setiap unit kerja, sedangkansebanyak 5 orang responden (20,83%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menjelaskan tugas danfungsi dari setiap unit kerja, dan sebanyak

Page 23: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

47

ISSN 1907-6711

4 orang responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmenjelaskan tentang tugas dan fungsi darisetiap unit kerja.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk menjelaskan tugas danfungsi dari setiap unit kerja, sehinggadalam pelaksanaan tugas para pegawaibenar-benar dapat memahami danbertanggung jawab sesuai dengan tugasdan fungsi dari unit kerjanya. Hal ini akanberpengaruh terhadap peningkatanprofesionalisme, yang pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa selalu diupayakanuntuk menjelaskan tugas dan fungsi darisetiap unit kerja, agar dalam pelaksanaantugas setiap pegawai dapat benar-benarmemahami dan bertanggung jawabterhadap pencapaian tujuan organisasisesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Berdasarkan observasi, ternyatasebagaian besar pegawai dapat memahamitentang tugas dan fungsi dari unit kerjamasing-masing. Hal ini terlihat dariadanya pembagian tugas yang jelas bagisetiap unit kerja, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan setiap pegawaibenar-benar senantiasa berpedoman padatugas serta fungsi masing-masing.

2. Menciptakan Ketertiban.Sebanyak 14 orang (58,33%)

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan ketertiban dalampelaksanaan kerja, sedangkan sebanyak 7orang (29,17%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menciptakan

ketertiban dalam pelaksanaan kerja, dansebanyak 3 orang (12,5%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmenciptakan ketertiban dalampelaksanaan kerja.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat belum sepenuhnyamenciptakan adanya ketertiban dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga belumsepenuhnya menunjang ke arahpeningkatan efektivitaspelayanan dalampembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menciptakanketertiban dalam pelaksanaan pekerjaan,ternyata masih terdapat hambatan berupamasih rendahnya tingkat disiplin dalamlayanan, terutama dalam penggunaanwaktu kerja.

Berdasarkan observasi, nampakmasih terdapat sebagian pegawai yangkadang-kadang memperhatikan tentangbatas waktu dalam penyelesaian suatupekerjaan.Misalnya dalam penyelesaianE-ktp dari hasil pelaksanaan suatupekerjaan masih ada yang terlambat.

3. Menciptakan sinkronisasiSebanyak 17 orang responden

(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk menciptakan sinkronisasidalam pelaksanaan pekerjaan, sedangkansebanyak 4 orang responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menciptakan sinkronisasidalam pelaksanaan pekerjaan dansebanyak 3 orang responden (12,5%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk menciptakan sinkronisasi dalampelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa Camat belum sepenuhnya berusaha

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

47

ISSN 1907-6711

4 orang responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmenjelaskan tentang tugas dan fungsi darisetiap unit kerja.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk menjelaskan tugas danfungsi dari setiap unit kerja, sehinggadalam pelaksanaan tugas para pegawaibenar-benar dapat memahami danbertanggung jawab sesuai dengan tugasdan fungsi dari unit kerjanya. Hal ini akanberpengaruh terhadap peningkatanprofesionalisme, yang pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa selalu diupayakanuntuk menjelaskan tugas dan fungsi darisetiap unit kerja, agar dalam pelaksanaantugas setiap pegawai dapat benar-benarmemahami dan bertanggung jawabterhadap pencapaian tujuan organisasisesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Berdasarkan observasi, ternyatasebagaian besar pegawai dapat memahamitentang tugas dan fungsi dari unit kerjamasing-masing. Hal ini terlihat dariadanya pembagian tugas yang jelas bagisetiap unit kerja, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan setiap pegawaibenar-benar senantiasa berpedoman padatugas serta fungsi masing-masing.

2. Menciptakan Ketertiban.Sebanyak 14 orang (58,33%)

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan ketertiban dalampelaksanaan kerja, sedangkan sebanyak 7orang (29,17%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menciptakan

ketertiban dalam pelaksanaan kerja, dansebanyak 3 orang (12,5%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmenciptakan ketertiban dalampelaksanaan kerja.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat belum sepenuhnyamenciptakan adanya ketertiban dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga belumsepenuhnya menunjang ke arahpeningkatan efektivitaspelayanan dalampembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menciptakanketertiban dalam pelaksanaan pekerjaan,ternyata masih terdapat hambatan berupamasih rendahnya tingkat disiplin dalamlayanan, terutama dalam penggunaanwaktu kerja.

Berdasarkan observasi, nampakmasih terdapat sebagian pegawai yangkadang-kadang memperhatikan tentangbatas waktu dalam penyelesaian suatupekerjaan.Misalnya dalam penyelesaianE-ktp dari hasil pelaksanaan suatupekerjaan masih ada yang terlambat.

3. Menciptakan sinkronisasiSebanyak 17 orang responden

(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk menciptakan sinkronisasidalam pelaksanaan pekerjaan, sedangkansebanyak 4 orang responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menciptakan sinkronisasidalam pelaksanaan pekerjaan dansebanyak 3 orang responden (12,5%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk menciptakan sinkronisasi dalampelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa Camat belum sepenuhnya berusaha

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

47

ISSN 1907-6711

4 orang responden (16,67%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmenjelaskan tentang tugas dan fungsi darisetiap unit kerja.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk menjelaskan tugas danfungsi dari setiap unit kerja, sehinggadalam pelaksanaan tugas para pegawaibenar-benar dapat memahami danbertanggung jawab sesuai dengan tugasdan fungsi dari unit kerjanya. Hal ini akanberpengaruh terhadap peningkatanprofesionalisme, yang pada akhirnya akanberpengaruh terhadap meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa selalu diupayakanuntuk menjelaskan tugas dan fungsi darisetiap unit kerja, agar dalam pelaksanaantugas setiap pegawai dapat benar-benarmemahami dan bertanggung jawabterhadap pencapaian tujuan organisasisesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Berdasarkan observasi, ternyatasebagaian besar pegawai dapat memahamitentang tugas dan fungsi dari unit kerjamasing-masing. Hal ini terlihat dariadanya pembagian tugas yang jelas bagisetiap unit kerja, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan setiap pegawaibenar-benar senantiasa berpedoman padatugas serta fungsi masing-masing.

2. Menciptakan Ketertiban.Sebanyak 14 orang (58,33%)

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan ketertiban dalampelaksanaan kerja, sedangkan sebanyak 7orang (29,17%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menciptakan

ketertiban dalam pelaksanaan kerja, dansebanyak 3 orang (12,5%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmenciptakan ketertiban dalampelaksanaan kerja.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,ternyata Camat belum sepenuhnyamenciptakan adanya ketertiban dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga belumsepenuhnya menunjang ke arahpeningkatan efektivitaspelayanan dalampembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menciptakanketertiban dalam pelaksanaan pekerjaan,ternyata masih terdapat hambatan berupamasih rendahnya tingkat disiplin dalamlayanan, terutama dalam penggunaanwaktu kerja.

Berdasarkan observasi, nampakmasih terdapat sebagian pegawai yangkadang-kadang memperhatikan tentangbatas waktu dalam penyelesaian suatupekerjaan.Misalnya dalam penyelesaianE-ktp dari hasil pelaksanaan suatupekerjaan masih ada yang terlambat.

3. Menciptakan sinkronisasiSebanyak 17 orang responden

(70,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk menciptakan sinkronisasidalam pelaksanaan pekerjaan, sedangkansebanyak 4 orang responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk menciptakan sinkronisasidalam pelaksanaan pekerjaan dansebanyak 3 orang responden (12,5%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk menciptakan sinkronisasi dalampelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa Camat belum sepenuhnya berusaha

Page 24: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

48

ISSN 1907-6711

menciptakan sinkronisasi di antara unit-unit kerja yang ada, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan belum seluruh unitkerja mengarah kepada satu tujuan, yaitutercapainya tujuan organisasi.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa untuk menciptakansinkronisasi ternyata masih mendapathambatan berupa perbedaan kecakapandan pengetahuan di antara para pegawai,sehingga masih terdapat salah pengertiandi dalam pelaksanaan koordinasi.

Dari hasil observasi, ternyatamasih ada sebagian pegawai yang kadang-kadang memahami posisinya dalampelaksanaan koordinasi di bidangpekerjaannya.Hal ini jelas akanmenghambat terciptanya sinkronisasi danakan berpengaruh terhadap terhambatnyameningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.Misalnya dalam pelaksanaan tugas masihada sikap yang kadang-kadang kooperatifdi antara unit-unit kerja yang ada, dalamarti unit yang satu kadang-kadangmenunjang terhadap unit yang lainnya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan tiga sub variabel dari prinsipdapat dimengerti, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik. Hal initerlihat dari pencapaian nilai rata-ratatertinggi sebesar 63,86%. Kondisidemikian jelas menuntut adanyapeningkatan usaha Camat dalampenerapan prinsip dapat dimengerti, agartidak menghambat terhadap peningkatandalam efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung dan tanggungjawab pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

6). Dapat menjamin tindakan–tindakankorektif.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk mewujudkan adanyakegiatan yang bersifat membimbing,mengarahkan dan memperbaiki segalasesuatu yang tidak sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan maupun dengankebijaksanaan yang telah ditetapkan. Halini bisa mewujudkan dengan melakukantindakan-tindakan korektif apabila terjadisuatu penyimpangan, memberikan sanksisecara adil dengan menekankan tentangpentingnya pengawasan melekat.

Dari uraian-uraian tentang prinsip-prinsip pengawasan tersebut, maka dapatditarik suatu simpulan bahwa penguasaantentang prinsip-prinsip pengawasan olehseorang pimpinan organisasi merupakanmodal utama dalam melaksanaanpengawasan, sehingga pelaksanaanpekerjaan oleh para bawahan akanmendapatkan hasil yang optimal sesuaidengan rencana, perintah ataukebijaksanaan yang telah ditetapkansebelumnya dalam rangka pencapaiantujuan organisasi.

1. Melakukan tindakan korektif.Di dalam pelaksanaan

pengawasan, hendaknya Camat selaluberusaha melakukan tindakan korektifterhadap suatu penyimpangan, agarpelaksanaan pekerjaan dapat sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan,sehingga hasil dari pencapaian efektivitaskerja pegawai sesuai target yang telahditetapkan.

2. Menerapkan sanksi secaraobjektif.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungdari kemampuan Camat dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

48

ISSN 1907-6711

menciptakan sinkronisasi di antara unit-unit kerja yang ada, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan belum seluruh unitkerja mengarah kepada satu tujuan, yaitutercapainya tujuan organisasi.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa untuk menciptakansinkronisasi ternyata masih mendapathambatan berupa perbedaan kecakapandan pengetahuan di antara para pegawai,sehingga masih terdapat salah pengertiandi dalam pelaksanaan koordinasi.

Dari hasil observasi, ternyatamasih ada sebagian pegawai yang kadang-kadang memahami posisinya dalampelaksanaan koordinasi di bidangpekerjaannya.Hal ini jelas akanmenghambat terciptanya sinkronisasi danakan berpengaruh terhadap terhambatnyameningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.Misalnya dalam pelaksanaan tugas masihada sikap yang kadang-kadang kooperatifdi antara unit-unit kerja yang ada, dalamarti unit yang satu kadang-kadangmenunjang terhadap unit yang lainnya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan tiga sub variabel dari prinsipdapat dimengerti, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik. Hal initerlihat dari pencapaian nilai rata-ratatertinggi sebesar 63,86%. Kondisidemikian jelas menuntut adanyapeningkatan usaha Camat dalampenerapan prinsip dapat dimengerti, agartidak menghambat terhadap peningkatandalam efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung dan tanggungjawab pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

6). Dapat menjamin tindakan–tindakankorektif.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk mewujudkan adanyakegiatan yang bersifat membimbing,mengarahkan dan memperbaiki segalasesuatu yang tidak sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan maupun dengankebijaksanaan yang telah ditetapkan. Halini bisa mewujudkan dengan melakukantindakan-tindakan korektif apabila terjadisuatu penyimpangan, memberikan sanksisecara adil dengan menekankan tentangpentingnya pengawasan melekat.

Dari uraian-uraian tentang prinsip-prinsip pengawasan tersebut, maka dapatditarik suatu simpulan bahwa penguasaantentang prinsip-prinsip pengawasan olehseorang pimpinan organisasi merupakanmodal utama dalam melaksanaanpengawasan, sehingga pelaksanaanpekerjaan oleh para bawahan akanmendapatkan hasil yang optimal sesuaidengan rencana, perintah ataukebijaksanaan yang telah ditetapkansebelumnya dalam rangka pencapaiantujuan organisasi.

1. Melakukan tindakan korektif.Di dalam pelaksanaan

pengawasan, hendaknya Camat selaluberusaha melakukan tindakan korektifterhadap suatu penyimpangan, agarpelaksanaan pekerjaan dapat sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan,sehingga hasil dari pencapaian efektivitaskerja pegawai sesuai target yang telahditetapkan.

2. Menerapkan sanksi secaraobjektif.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungdari kemampuan Camat dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

48

ISSN 1907-6711

menciptakan sinkronisasi di antara unit-unit kerja yang ada, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan belum seluruh unitkerja mengarah kepada satu tujuan, yaitutercapainya tujuan organisasi.

Melalui wawancara diperolehketerangan, bahwa untuk menciptakansinkronisasi ternyata masih mendapathambatan berupa perbedaan kecakapandan pengetahuan di antara para pegawai,sehingga masih terdapat salah pengertiandi dalam pelaksanaan koordinasi.

Dari hasil observasi, ternyatamasih ada sebagian pegawai yang kadang-kadang memahami posisinya dalampelaksanaan koordinasi di bidangpekerjaannya.Hal ini jelas akanmenghambat terciptanya sinkronisasi danakan berpengaruh terhadap terhambatnyameningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.Misalnya dalam pelaksanaan tugas masihada sikap yang kadang-kadang kooperatifdi antara unit-unit kerja yang ada, dalamarti unit yang satu kadang-kadangmenunjang terhadap unit yang lainnya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas,maka dapat diketahui bahwa dalampenerapan tiga sub variabel dari prinsipdapat dimengerti, ternyata Camat telahberusaha dengan cukup baik. Hal initerlihat dari pencapaian nilai rata-ratatertinggi sebesar 63,86%. Kondisidemikian jelas menuntut adanyapeningkatan usaha Camat dalampenerapan prinsip dapat dimengerti, agartidak menghambat terhadap peningkatandalam efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung dan tanggungjawab pegawai dalam pelaksanaantugasnya, yang pada akhirnya akanmenghambat dalam meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

6). Dapat menjamin tindakan–tindakankorektif.

Dalam proses pengawasanhendaknya seorang pimpinan organisasiberusaha untuk mewujudkan adanyakegiatan yang bersifat membimbing,mengarahkan dan memperbaiki segalasesuatu yang tidak sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan maupun dengankebijaksanaan yang telah ditetapkan. Halini bisa mewujudkan dengan melakukantindakan-tindakan korektif apabila terjadisuatu penyimpangan, memberikan sanksisecara adil dengan menekankan tentangpentingnya pengawasan melekat.

Dari uraian-uraian tentang prinsip-prinsip pengawasan tersebut, maka dapatditarik suatu simpulan bahwa penguasaantentang prinsip-prinsip pengawasan olehseorang pimpinan organisasi merupakanmodal utama dalam melaksanaanpengawasan, sehingga pelaksanaanpekerjaan oleh para bawahan akanmendapatkan hasil yang optimal sesuaidengan rencana, perintah ataukebijaksanaan yang telah ditetapkansebelumnya dalam rangka pencapaiantujuan organisasi.

1. Melakukan tindakan korektif.Di dalam pelaksanaan

pengawasan, hendaknya Camat selaluberusaha melakukan tindakan korektifterhadap suatu penyimpangan, agarpelaksanaan pekerjaan dapat sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan,sehingga hasil dari pencapaian efektivitaskerja pegawai sesuai target yang telahditetapkan.

2. Menerapkan sanksi secaraobjektif.Meningkatnya

efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat tergantungdari kemampuan Camat dalam

Page 25: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

49

ISSN 1907-6711

menerapkan sanksi kepada para pegawaiyang melanggar ketentuan kerja.Sanksiyang diberikan harus benar-benar objektif,sehingga para pegawai merasadiperlakukan secara adil. Hal ini dandengan sendirinya akan menumbuhkansikap aktif dalam pelaksanaan tugasnya.

3. Menerapkan sistem pengawasanmelekat.Keberhasilan proses pengawasan

dalam arti meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh kemampuan Camat dalammenerapkan sistem pengawasan melekat,yaitu pelaksanaan pengawasan merupakansuatu kesatuan yang utuh, yang dilakukanmulai dari tingkatan terbawah sampaitingkatan teratas dalam organisasi.

Melalui sistem pengawasanmelekat, diharapkan akan tercipta polakerja yang memenuhi ketentuan maupunperaturan yang berlaku, sehingga dapatmeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari tanggapan respondendiketahui tentang penerapan tiga subvariabel dari prinsip dapat menjamintindakan korektif oleh Camat, yaitusebagai berikut :

1. Melakukan tindak korektif.Sebanyak 11 orang responden

(45,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan tindakan korektif,sedangkan sebanyak 9 orang responden(37,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukantindakan korektif dan 5 ada responden(20,83%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha melakukan tindakan korektif.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,

ternyata Camat belum sepenuhnyamelakukan tindakan korektif, sehinggaberpengaruh terhadap terhambatnyapeningkataan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh hasil bahwa di akui belumsepenuhnya melakukan tindakan korektifterhadap adanya penyimpangan, karenamasih mendapat hambatan berupaterbatasnya waktu dan rendahnyatanggung jawab pada diri pegawai dalampemberian laporan.

Melalui observasi, terlihat bahwasebagian besar pegawai masih belummemenuhi target penyelesaian pekerjaankhususnya dari waktu, seperti misalnyapembuatan laporan dari hasil kegiatanmasih sering terlambat, sehingga sulituntuk dilakukan evaluasi terhadapkegiatan tersebut.

2. Menerapkan sanksi secaraobjektif.

Sebanyak 17 orang responden(66,7%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menerapkan sanksi secaraobjektif, sedangkan sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha utnukmenerapkan sanksi secara objektif dan 4orang ada responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk menerapkan sanksi secara objektif.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, Camat telah berusaha dengancukup baik dalam penerapkan sanksidalam proses kegiatan pekerjaan, sehinggapara pegawai merasa diperlakukan secaraadil. Hal ini jelas akan menunjang dalammewujudkan peningkatan disiplin dantanggung jawab pegawai dalampelaksanaan tugasnya, sehingga pada

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

49

ISSN 1907-6711

menerapkan sanksi kepada para pegawaiyang melanggar ketentuan kerja.Sanksiyang diberikan harus benar-benar objektif,sehingga para pegawai merasadiperlakukan secara adil. Hal ini dandengan sendirinya akan menumbuhkansikap aktif dalam pelaksanaan tugasnya.

3. Menerapkan sistem pengawasanmelekat.Keberhasilan proses pengawasan

dalam arti meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh kemampuan Camat dalammenerapkan sistem pengawasan melekat,yaitu pelaksanaan pengawasan merupakansuatu kesatuan yang utuh, yang dilakukanmulai dari tingkatan terbawah sampaitingkatan teratas dalam organisasi.

Melalui sistem pengawasanmelekat, diharapkan akan tercipta polakerja yang memenuhi ketentuan maupunperaturan yang berlaku, sehingga dapatmeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari tanggapan respondendiketahui tentang penerapan tiga subvariabel dari prinsip dapat menjamintindakan korektif oleh Camat, yaitusebagai berikut :

1. Melakukan tindak korektif.Sebanyak 11 orang responden

(45,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan tindakan korektif,sedangkan sebanyak 9 orang responden(37,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukantindakan korektif dan 5 ada responden(20,83%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha melakukan tindakan korektif.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,

ternyata Camat belum sepenuhnyamelakukan tindakan korektif, sehinggaberpengaruh terhadap terhambatnyapeningkataan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh hasil bahwa di akui belumsepenuhnya melakukan tindakan korektifterhadap adanya penyimpangan, karenamasih mendapat hambatan berupaterbatasnya waktu dan rendahnyatanggung jawab pada diri pegawai dalampemberian laporan.

Melalui observasi, terlihat bahwasebagian besar pegawai masih belummemenuhi target penyelesaian pekerjaankhususnya dari waktu, seperti misalnyapembuatan laporan dari hasil kegiatanmasih sering terlambat, sehingga sulituntuk dilakukan evaluasi terhadapkegiatan tersebut.

2. Menerapkan sanksi secaraobjektif.

Sebanyak 17 orang responden(66,7%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menerapkan sanksi secaraobjektif, sedangkan sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha utnukmenerapkan sanksi secara objektif dan 4orang ada responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk menerapkan sanksi secara objektif.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, Camat telah berusaha dengancukup baik dalam penerapkan sanksidalam proses kegiatan pekerjaan, sehinggapara pegawai merasa diperlakukan secaraadil. Hal ini jelas akan menunjang dalammewujudkan peningkatan disiplin dantanggung jawab pegawai dalampelaksanaan tugasnya, sehingga pada

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

49

ISSN 1907-6711

menerapkan sanksi kepada para pegawaiyang melanggar ketentuan kerja.Sanksiyang diberikan harus benar-benar objektif,sehingga para pegawai merasadiperlakukan secara adil. Hal ini dandengan sendirinya akan menumbuhkansikap aktif dalam pelaksanaan tugasnya.

3. Menerapkan sistem pengawasanmelekat.Keberhasilan proses pengawasan

dalam arti meningkatnyaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, sangat ditentukanoleh kemampuan Camat dalammenerapkan sistem pengawasan melekat,yaitu pelaksanaan pengawasan merupakansuatu kesatuan yang utuh, yang dilakukanmulai dari tingkatan terbawah sampaitingkatan teratas dalam organisasi.

Melalui sistem pengawasanmelekat, diharapkan akan tercipta polakerja yang memenuhi ketentuan maupunperaturan yang berlaku, sehingga dapatmeningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Dari tanggapan respondendiketahui tentang penerapan tiga subvariabel dari prinsip dapat menjamintindakan korektif oleh Camat, yaitusebagai berikut :

1. Melakukan tindak korektif.Sebanyak 11 orang responden

(45,83%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha melakukan tindakan korektif,sedangkan sebanyak 9 orang responden(37,5%) menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha melakukantindakan korektif dan 5 ada responden(20,83%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha melakukan tindakan korektif.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa dalam pelaksanaan pengawasan,

ternyata Camat belum sepenuhnyamelakukan tindakan korektif, sehinggaberpengaruh terhadap terhambatnyapeningkataan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh hasil bahwa di akui belumsepenuhnya melakukan tindakan korektifterhadap adanya penyimpangan, karenamasih mendapat hambatan berupaterbatasnya waktu dan rendahnyatanggung jawab pada diri pegawai dalampemberian laporan.

Melalui observasi, terlihat bahwasebagian besar pegawai masih belummemenuhi target penyelesaian pekerjaankhususnya dari waktu, seperti misalnyapembuatan laporan dari hasil kegiatanmasih sering terlambat, sehingga sulituntuk dilakukan evaluasi terhadapkegiatan tersebut.

2. Menerapkan sanksi secaraobjektif.

Sebanyak 17 orang responden(66,7%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha menerapkan sanksi secaraobjektif, sedangkan sebanyak 3 orangresponden (12,5%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha utnukmenerapkan sanksi secara objektif dan 4orang ada responden (16,67%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk menerapkan sanksi secara objektif.

Dari komposisi tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa dalam pelaksanaanpengawasan, Camat telah berusaha dengancukup baik dalam penerapkan sanksidalam proses kegiatan pekerjaan, sehinggapara pegawai merasa diperlakukan secaraadil. Hal ini jelas akan menunjang dalammewujudkan peningkatan disiplin dantanggung jawab pegawai dalampelaksanaan tugasnya, sehingga pada

Page 26: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

50

ISSN 1907-6711

akhirnya akan menunjang terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menerapkansanksi secara objektif, diakui masihmendapat hambtan berupa belumterpenuhinya fasilitas kerja yang benar-benar bisa menunjang kelancaran kerjasehingga terhadap adanya keterlambatanmasih ada yang bisa ditolerir.

Melalui observasi, nampakfasilitas pada Kantor Camat Ligung,masih sangat minim. Hal ini berpengaruhterhadap terlambatnya kelancaranpelaksanaan pekerjaan pegawai, misalnyauntuk operasional lapangan ternyatajumlah kendaraan tidak sebanding denganluas wilayah kerja, sehingga sulit dalammenentukan perbandingan yang rasionaldalam penetapan sanksi antara pegawaiyang satu dengan pegawai yang lainnya.

3. Menerapkan sistempengawasan melekat.

Sebanyak 15 orang responden(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk menerapkan sistempengawasan melekat, sedangkan sebanyak5 orang responden (20,83%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk menerapkan sistem pengawasanmelekat, dan sebanyak 4 orang responden(16,67%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk menerapkan sistempengawasan melekat.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa Camat dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata baru mencapaipredikat kurang baik dalam menerapkansistem pengawasan melekat, sehinggamenghambat dalam meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menerapkansistem pengawasan melekat, ternyatamasih mendapat hambatan berupa belummeratanya kemampuan dan pengetahuandi antara para pimpinan unit kerja yangada di Kantor Camat Ligung.

Melalui observasi, ternyata masihada perbedaan kecakapan di antara parapegawai dengan Camat dalammemandang tugas dan fungsi pengawasan.Hal ini Nampak dari masih adanyapegawai yang meninggalkan suatupelaksanaan tugas tanpa seijin atasan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dalammelaksanakan pengawasan, ternyataCamat belum secara maksimalmenerapkan prinsip dapat menjamintindakan-tindakan korektif, sehinggamenghambat terwujudnya peningkatandisiplin dan tanggung jawab pada diripegawai, yang pada akhirnya menghambatpencapaian disiplin kerja. Hal ini terlihatdari nilai rata-rata penerapan prinsippengawasan tersebut oleh Camat, barumencapai sebesar 59,72%.

Camat dalam penerapan prinsip-prinsip pengawasan baru mencapaipredikat “cukup baik“ berdasarkan kriteriapengukuran analisis data (Tabel 1.1) Halini terlihat dari nilai rata-rata rekapitulasitertinggi penerapan prinsip-prinsippengawasan oleh Camat baru mencapaisebesar 60,18%. Kondisi demikian jelasmenunjukkan bahwa Camat belumsepenuhnya berusaha didalam menerapkanprinsip-prinsip pengawasan, sehinggaakan berpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungdan tanggung jawab pegawai dalampelaksanaan tugas, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap meningkatnya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

50

ISSN 1907-6711

akhirnya akan menunjang terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menerapkansanksi secara objektif, diakui masihmendapat hambtan berupa belumterpenuhinya fasilitas kerja yang benar-benar bisa menunjang kelancaran kerjasehingga terhadap adanya keterlambatanmasih ada yang bisa ditolerir.

Melalui observasi, nampakfasilitas pada Kantor Camat Ligung,masih sangat minim. Hal ini berpengaruhterhadap terlambatnya kelancaranpelaksanaan pekerjaan pegawai, misalnyauntuk operasional lapangan ternyatajumlah kendaraan tidak sebanding denganluas wilayah kerja, sehingga sulit dalammenentukan perbandingan yang rasionaldalam penetapan sanksi antara pegawaiyang satu dengan pegawai yang lainnya.

3. Menerapkan sistempengawasan melekat.

Sebanyak 15 orang responden(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk menerapkan sistempengawasan melekat, sedangkan sebanyak5 orang responden (20,83%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk menerapkan sistem pengawasanmelekat, dan sebanyak 4 orang responden(16,67%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk menerapkan sistempengawasan melekat.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa Camat dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata baru mencapaipredikat kurang baik dalam menerapkansistem pengawasan melekat, sehinggamenghambat dalam meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menerapkansistem pengawasan melekat, ternyatamasih mendapat hambatan berupa belummeratanya kemampuan dan pengetahuandi antara para pimpinan unit kerja yangada di Kantor Camat Ligung.

Melalui observasi, ternyata masihada perbedaan kecakapan di antara parapegawai dengan Camat dalammemandang tugas dan fungsi pengawasan.Hal ini Nampak dari masih adanyapegawai yang meninggalkan suatupelaksanaan tugas tanpa seijin atasan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dalammelaksanakan pengawasan, ternyataCamat belum secara maksimalmenerapkan prinsip dapat menjamintindakan-tindakan korektif, sehinggamenghambat terwujudnya peningkatandisiplin dan tanggung jawab pada diripegawai, yang pada akhirnya menghambatpencapaian disiplin kerja. Hal ini terlihatdari nilai rata-rata penerapan prinsippengawasan tersebut oleh Camat, barumencapai sebesar 59,72%.

Camat dalam penerapan prinsip-prinsip pengawasan baru mencapaipredikat “cukup baik“ berdasarkan kriteriapengukuran analisis data (Tabel 1.1) Halini terlihat dari nilai rata-rata rekapitulasitertinggi penerapan prinsip-prinsippengawasan oleh Camat baru mencapaisebesar 60,18%. Kondisi demikian jelasmenunjukkan bahwa Camat belumsepenuhnya berusaha didalam menerapkanprinsip-prinsip pengawasan, sehinggaakan berpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungdan tanggung jawab pegawai dalampelaksanaan tugas, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap meningkatnya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

50

ISSN 1907-6711

akhirnya akan menunjang terhadapmeningkatnya efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menerapkansanksi secara objektif, diakui masihmendapat hambtan berupa belumterpenuhinya fasilitas kerja yang benar-benar bisa menunjang kelancaran kerjasehingga terhadap adanya keterlambatanmasih ada yang bisa ditolerir.

Melalui observasi, nampakfasilitas pada Kantor Camat Ligung,masih sangat minim. Hal ini berpengaruhterhadap terlambatnya kelancaranpelaksanaan pekerjaan pegawai, misalnyauntuk operasional lapangan ternyatajumlah kendaraan tidak sebanding denganluas wilayah kerja, sehingga sulit dalammenentukan perbandingan yang rasionaldalam penetapan sanksi antara pegawaiyang satu dengan pegawai yang lainnya.

3. Menerapkan sistempengawasan melekat.

Sebanyak 15 orang responden(62,5%) menyatakan bahwa Camat selaluberusaha untuk menerapkan sistempengawasan melekat, sedangkan sebanyak5 orang responden (20,83%) menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk menerapkan sistem pengawasanmelekat, dan sebanyak 4 orang responden(16,67%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk menerapkan sistempengawasan melekat.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa Camat dalam pelaksanaanpengawasan, ternyata baru mencapaipredikat kurang baik dalam menerapkansistem pengawasan melekat, sehinggamenghambat dalam meningkatkanefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menerapkansistem pengawasan melekat, ternyatamasih mendapat hambatan berupa belummeratanya kemampuan dan pengetahuandi antara para pimpinan unit kerja yangada di Kantor Camat Ligung.

Melalui observasi, ternyata masihada perbedaan kecakapan di antara parapegawai dengan Camat dalammemandang tugas dan fungsi pengawasan.Hal ini Nampak dari masih adanyapegawai yang meninggalkan suatupelaksanaan tugas tanpa seijin atasan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dalammelaksanakan pengawasan, ternyataCamat belum secara maksimalmenerapkan prinsip dapat menjamintindakan-tindakan korektif, sehinggamenghambat terwujudnya peningkatandisiplin dan tanggung jawab pada diripegawai, yang pada akhirnya menghambatpencapaian disiplin kerja. Hal ini terlihatdari nilai rata-rata penerapan prinsippengawasan tersebut oleh Camat, barumencapai sebesar 59,72%.

Camat dalam penerapan prinsip-prinsip pengawasan baru mencapaipredikat “cukup baik“ berdasarkan kriteriapengukuran analisis data (Tabel 1.1) Halini terlihat dari nilai rata-rata rekapitulasitertinggi penerapan prinsip-prinsippengawasan oleh Camat baru mencapaisebesar 60,18%. Kondisi demikian jelasmenunjukkan bahwa Camat belumsepenuhnya berusaha didalam menerapkanprinsip-prinsip pengawasan, sehinggaakan berpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungdan tanggung jawab pegawai dalampelaksanaan tugas, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap meningkatnya

Page 27: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

51

ISSN 1907-6711

efektivitas pelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung, ternyata barunilai rata-rata tertinggi sebesar 57,29%.Dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, makaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, baru mencapaipredikat cukup baik, tapi baru sampaibatas interval terendah dari predikat cukupbaik berdasarkan kriteria pengukurananalisis data.

Memperhatikan uraian-uraiantentang penerapan prinsip-prinsippengawasan yang terangkum dalam tabel4.7 maka dapat diketahui bahwapengawasan Camat belum sepenuhnyadidasarkan pada prinsip-prinsippengawasan, sehingga mempunyaipengaruh terhadap tingkatefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung. Hal ini terlihat darirekapitulasi nilai rata-rata tertinggipenerapan prinsip-prinsip pengawasansebesar 60,18% (tabel 4.7) denganpredikat “cukup baik”, menyebabkanpencapaian nilai rat-rata tertinggiefektivitas pelayanan pembuatan e-ktpbaru mencapai sebesar 57,29% (tabel4.8) dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, ternyata barumencapai predikat “cukup baik”, tapi barusebatas interval terendah dari predikatcukup baik.

Berdasarkan uraian mengenaipembahasan pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,maka dapat diketahui bahwa hipotesisyang penulis ajukan, yaitu:“Jikapelaksanaan pengawasan oleh

Camatdidasarkan pada prinsip-prinsippengawasan, maka efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungmeningkat dan terbukti kebenarannya”.

KESIMPULAN

Pelaksanaan pengawasan yangdilakukan oleh Camat Ligung dalamupaya meningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungbelum sepenuhnya merupakan prinsip-prinsip pengawasan, hal ini dapat dilihatdari beberapa pernyataan respondensebagai berikut :1. Bahwa pengawasan yang dilakukan

oleh Camat dalam upayameningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor CamatLigung pelaksanaannya belum efektif,hal ini terbukti dari pengujianhipotesis terhadap penerapan prinsip-prinsip pengawasan yang barumencapai 60,18% hal ini adalahpenilaiannya cukup baik sedangkanefektivitas pelayanan pembuatan e-ktpbaru mencapai 57,29% yaitu cukupbaik.

2. Belum di terapkannya prinsip-prinsippengawasan secara maksimal olehCamat, dikarenakan masih mendapatbeberapa hambatan, di antaranyaadalah :

(1). Keterbatasan waktu, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsip :

1. pengawasan merefleksikansifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan yang harus diawasi, yaitu dalam halmengetahui sifat-sifatpekerjaan pegawai sertadalam hal menyesuaikandengan situasi dan kondisidari pekerjaan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

51

ISSN 1907-6711

efektivitas pelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung, ternyata barunilai rata-rata tertinggi sebesar 57,29%.Dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, makaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, baru mencapaipredikat cukup baik, tapi baru sampaibatas interval terendah dari predikat cukupbaik berdasarkan kriteria pengukurananalisis data.

Memperhatikan uraian-uraiantentang penerapan prinsip-prinsippengawasan yang terangkum dalam tabel4.7 maka dapat diketahui bahwapengawasan Camat belum sepenuhnyadidasarkan pada prinsip-prinsippengawasan, sehingga mempunyaipengaruh terhadap tingkatefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung. Hal ini terlihat darirekapitulasi nilai rata-rata tertinggipenerapan prinsip-prinsip pengawasansebesar 60,18% (tabel 4.7) denganpredikat “cukup baik”, menyebabkanpencapaian nilai rat-rata tertinggiefektivitas pelayanan pembuatan e-ktpbaru mencapai sebesar 57,29% (tabel4.8) dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, ternyata barumencapai predikat “cukup baik”, tapi barusebatas interval terendah dari predikatcukup baik.

Berdasarkan uraian mengenaipembahasan pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,maka dapat diketahui bahwa hipotesisyang penulis ajukan, yaitu:“Jikapelaksanaan pengawasan oleh

Camatdidasarkan pada prinsip-prinsippengawasan, maka efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungmeningkat dan terbukti kebenarannya”.

KESIMPULAN

Pelaksanaan pengawasan yangdilakukan oleh Camat Ligung dalamupaya meningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungbelum sepenuhnya merupakan prinsip-prinsip pengawasan, hal ini dapat dilihatdari beberapa pernyataan respondensebagai berikut :1. Bahwa pengawasan yang dilakukan

oleh Camat dalam upayameningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor CamatLigung pelaksanaannya belum efektif,hal ini terbukti dari pengujianhipotesis terhadap penerapan prinsip-prinsip pengawasan yang barumencapai 60,18% hal ini adalahpenilaiannya cukup baik sedangkanefektivitas pelayanan pembuatan e-ktpbaru mencapai 57,29% yaitu cukupbaik.

2. Belum di terapkannya prinsip-prinsippengawasan secara maksimal olehCamat, dikarenakan masih mendapatbeberapa hambatan, di antaranyaadalah :

(1). Keterbatasan waktu, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsip :

1. pengawasan merefleksikansifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan yang harus diawasi, yaitu dalam halmengetahui sifat-sifatpekerjaan pegawai sertadalam hal menyesuaikandengan situasi dan kondisidari pekerjaan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

51

ISSN 1907-6711

efektivitas pelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat diketahuibahwa efektivitaspelayanan pembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung, ternyata barunilai rata-rata tertinggi sebesar 57,29%.Dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, makaefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung, baru mencapaipredikat cukup baik, tapi baru sampaibatas interval terendah dari predikat cukupbaik berdasarkan kriteria pengukurananalisis data.

Memperhatikan uraian-uraiantentang penerapan prinsip-prinsippengawasan yang terangkum dalam tabel4.7 maka dapat diketahui bahwapengawasan Camat belum sepenuhnyadidasarkan pada prinsip-prinsippengawasan, sehingga mempunyaipengaruh terhadap tingkatefektivitaspelayanan pembuatan e-ktp diKantor Camat Ligung. Hal ini terlihat darirekapitulasi nilai rata-rata tertinggipenerapan prinsip-prinsip pengawasansebesar 60,18% (tabel 4.7) denganpredikat “cukup baik”, menyebabkanpencapaian nilai rat-rata tertinggiefektivitas pelayanan pembuatan e-ktpbaru mencapai sebesar 57,29% (tabel4.8) dan bila dihubungkan dengan kriteriapengukuran analisis data, ternyata barumencapai predikat “cukup baik”, tapi barusebatas interval terendah dari predikatcukup baik.

Berdasarkan uraian mengenaipembahasan pengawasan Camat dalamupaya meningkatkan efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligung,maka dapat diketahui bahwa hipotesisyang penulis ajukan, yaitu:“Jikapelaksanaan pengawasan oleh

Camatdidasarkan pada prinsip-prinsippengawasan, maka efektivitaspelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungmeningkat dan terbukti kebenarannya”.

KESIMPULAN

Pelaksanaan pengawasan yangdilakukan oleh Camat Ligung dalamupaya meningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor Camat Ligungbelum sepenuhnya merupakan prinsip-prinsip pengawasan, hal ini dapat dilihatdari beberapa pernyataan respondensebagai berikut :1. Bahwa pengawasan yang dilakukan

oleh Camat dalam upayameningkatkan efektivitas pelayananpembuatan e-ktp di Kantor CamatLigung pelaksanaannya belum efektif,hal ini terbukti dari pengujianhipotesis terhadap penerapan prinsip-prinsip pengawasan yang barumencapai 60,18% hal ini adalahpenilaiannya cukup baik sedangkanefektivitas pelayanan pembuatan e-ktpbaru mencapai 57,29% yaitu cukupbaik.

2. Belum di terapkannya prinsip-prinsippengawasan secara maksimal olehCamat, dikarenakan masih mendapatbeberapa hambatan, di antaranyaadalah :

(1). Keterbatasan waktu, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsip :

1. pengawasan merefleksikansifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan yang harus diawasi, yaitu dalam halmengetahui sifat-sifatpekerjaan pegawai sertadalam hal menyesuaikandengan situasi dan kondisidari pekerjaan.

Page 28: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

52

ISSN 1907-6711

2. menjamin tindakan-tindakankorektif, yaitu dalam halmelakukan tindakan korektifterhadap adanyapenyimpangan.

(2). Masih adanya perbedaanindividu pegawai, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsip :

1. dapat dengan segeramelaporkan adanyapenyimpangan-penyimpangan, yaitu dalamhal melakukan tindakanperbaikan terhadap suatupenyimpangan serta dalamhal melakukan evaluasiterhadap hasil kerja pegawai.

2. dapat dimengerti, yaitu dalamhal mengupayakansinkronisasi di antara unit-unit kerja.

3. dapat menjamin tindakan-tindakan korektif, yaitudalam hal mengupayakanadanya pengawasan melekat.

(3). Terbatasnya dana, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsipmerefleksikan sifat-sifat dankebutuhan-kebutuhanfasilitas kerja bagi parapegawai.

(4). Masih rendahnya tingkatefektivitas kerja pegawaidalam pelayanan pembuatane-ktp, sehingga menghambatdalam penerapan prinsip :

1. Ekonomis, yaitu dalam halmenekan tingkat kebocoran.

2. dapat dimengerti, yaitu dalammengupayakan adanyaketertiban.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, L James. 1985. Organisasi,Prilaku, Struktur Proses edisi kelima jilid 1, Jakarta : PT. MidasSurya Grafindo

Gibson, L James. 1996. Organisasi,Prilaku, Struktur Proses edisi kedelapan jilid1, Jakarta : BinarupaAksara

Handayaningrat, Soewarno. Drs. 1981.Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen,Jakarta : Cv Haji Masagung

Handoko MBA, T Hani. Dr. Manajemenedisi ke dua. 2011. Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta

Lubis, Ibrahim. Drs. H. 1985.Pengendalian dan PengawasanProyek dalam Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia

Mahmudi. 2013. Manajemen KinerjaSektor Publik, Yogyakarta : UnitPenerbit dan Percetakan SekolahTinggi Ilmu Manajemen YKPN

Makmur M.Si, Prof. Dr. 2010. EfektivitasKebijakan KelembagaanPengawasan, Bandung : PT.Reflika Aditama

Manullang, M. Drs. 2001. Dasar-DasarManajemen, Yogyakarta : GadjahMada University Perss

Saefullah Kurniawan Sule TrisnawatiErnie. 2011. PengantarManajemen, Jakarta : KencanaPrenada Media group

Sarwoto, Drs. 1986. Dasar - DasarOrganisasi dan Manajemen,Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian M.P.A, Sondang P. Prof. Dr.2003. Filsafat Administrasi edisirevisi, Jakarta : PT. Bumi Askara

Siagian M.P.A, Sondang P. Prof. Dr.1983. Organisasi Kepemimpinan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

52

ISSN 1907-6711

2. menjamin tindakan-tindakankorektif, yaitu dalam halmelakukan tindakan korektifterhadap adanyapenyimpangan.

(2). Masih adanya perbedaanindividu pegawai, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsip :

1. dapat dengan segeramelaporkan adanyapenyimpangan-penyimpangan, yaitu dalamhal melakukan tindakanperbaikan terhadap suatupenyimpangan serta dalamhal melakukan evaluasiterhadap hasil kerja pegawai.

2. dapat dimengerti, yaitu dalamhal mengupayakansinkronisasi di antara unit-unit kerja.

3. dapat menjamin tindakan-tindakan korektif, yaitudalam hal mengupayakanadanya pengawasan melekat.

(3). Terbatasnya dana, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsipmerefleksikan sifat-sifat dankebutuhan-kebutuhanfasilitas kerja bagi parapegawai.

(4). Masih rendahnya tingkatefektivitas kerja pegawaidalam pelayanan pembuatane-ktp, sehingga menghambatdalam penerapan prinsip :

1. Ekonomis, yaitu dalam halmenekan tingkat kebocoran.

2. dapat dimengerti, yaitu dalammengupayakan adanyaketertiban.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, L James. 1985. Organisasi,Prilaku, Struktur Proses edisi kelima jilid 1, Jakarta : PT. MidasSurya Grafindo

Gibson, L James. 1996. Organisasi,Prilaku, Struktur Proses edisi kedelapan jilid1, Jakarta : BinarupaAksara

Handayaningrat, Soewarno. Drs. 1981.Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen,Jakarta : Cv Haji Masagung

Handoko MBA, T Hani. Dr. Manajemenedisi ke dua. 2011. Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta

Lubis, Ibrahim. Drs. H. 1985.Pengendalian dan PengawasanProyek dalam Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia

Mahmudi. 2013. Manajemen KinerjaSektor Publik, Yogyakarta : UnitPenerbit dan Percetakan SekolahTinggi Ilmu Manajemen YKPN

Makmur M.Si, Prof. Dr. 2010. EfektivitasKebijakan KelembagaanPengawasan, Bandung : PT.Reflika Aditama

Manullang, M. Drs. 2001. Dasar-DasarManajemen, Yogyakarta : GadjahMada University Perss

Saefullah Kurniawan Sule TrisnawatiErnie. 2011. PengantarManajemen, Jakarta : KencanaPrenada Media group

Sarwoto, Drs. 1986. Dasar - DasarOrganisasi dan Manajemen,Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian M.P.A, Sondang P. Prof. Dr.2003. Filsafat Administrasi edisirevisi, Jakarta : PT. Bumi Askara

Siagian M.P.A, Sondang P. Prof. Dr.1983. Organisasi Kepemimpinan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

52

ISSN 1907-6711

2. menjamin tindakan-tindakankorektif, yaitu dalam halmelakukan tindakan korektifterhadap adanyapenyimpangan.

(2). Masih adanya perbedaanindividu pegawai, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsip :

1. dapat dengan segeramelaporkan adanyapenyimpangan-penyimpangan, yaitu dalamhal melakukan tindakanperbaikan terhadap suatupenyimpangan serta dalamhal melakukan evaluasiterhadap hasil kerja pegawai.

2. dapat dimengerti, yaitu dalamhal mengupayakansinkronisasi di antara unit-unit kerja.

3. dapat menjamin tindakan-tindakan korektif, yaitudalam hal mengupayakanadanya pengawasan melekat.

(3). Terbatasnya dana, sehinggamenghambat dalampenerapan prinsipmerefleksikan sifat-sifat dankebutuhan-kebutuhanfasilitas kerja bagi parapegawai.

(4). Masih rendahnya tingkatefektivitas kerja pegawaidalam pelayanan pembuatane-ktp, sehingga menghambatdalam penerapan prinsip :

1. Ekonomis, yaitu dalam halmenekan tingkat kebocoran.

2. dapat dimengerti, yaitu dalammengupayakan adanyaketertiban.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, L James. 1985. Organisasi,Prilaku, Struktur Proses edisi kelima jilid 1, Jakarta : PT. MidasSurya Grafindo

Gibson, L James. 1996. Organisasi,Prilaku, Struktur Proses edisi kedelapan jilid1, Jakarta : BinarupaAksara

Handayaningrat, Soewarno. Drs. 1981.Pengantar Studi IlmuAdministrasi dan Manajemen,Jakarta : Cv Haji Masagung

Handoko MBA, T Hani. Dr. Manajemenedisi ke dua. 2011. Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta

Lubis, Ibrahim. Drs. H. 1985.Pengendalian dan PengawasanProyek dalam Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia

Mahmudi. 2013. Manajemen KinerjaSektor Publik, Yogyakarta : UnitPenerbit dan Percetakan SekolahTinggi Ilmu Manajemen YKPN

Makmur M.Si, Prof. Dr. 2010. EfektivitasKebijakan KelembagaanPengawasan, Bandung : PT.Reflika Aditama

Manullang, M. Drs. 2001. Dasar-DasarManajemen, Yogyakarta : GadjahMada University Perss

Saefullah Kurniawan Sule TrisnawatiErnie. 2011. PengantarManajemen, Jakarta : KencanaPrenada Media group

Sarwoto, Drs. 1986. Dasar - DasarOrganisasi dan Manajemen,Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian M.P.A, Sondang P. Prof. Dr.2003. Filsafat Administrasi edisirevisi, Jakarta : PT. Bumi Askara

Siagian M.P.A, Sondang P. Prof. Dr.1983. Organisasi Kepemimpinan

Page 29: PELAKSANAAN PENGAAW SAN OLEH CAMAT DALAM UPAYA ... · efektivitas efektivitas pelayanan dalam pembuatan e-ktp di kantor Camat Ligung baru ... ini terlihat dari indikator-indikator

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

53

ISSN 1907-6711

Dan Prilaku Administrasi, Jakarta: Gunung Agung

Silalahi MA, Ulber. Dr. 2011. Asas - AsasManajemen, Bandung : PT.Reflika Aditama

Steers, Richard. M. 1985. EfektivitasOrganisasi seri manajemen no 4,Jakarta : Erlangga

Suharsimi, Arikunto. Prof. Dr. 2002.Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Putra

Terry, R George.Ahli bahasa Dr. WinardiS.E. 2006. Asas - AsasManajemen, Bandung : PT.Alumni

Terry, R George. Dan L. W. Pue. 1996.Dasar - Dasar Manajemen,Jakarta: Bumi Askara

Winardi S.E, Dr. 1983. Dasar - Dasar IlmuManagement, Bandung : PT.Alumni

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

53

ISSN 1907-6711

Dan Prilaku Administrasi, Jakarta: Gunung Agung

Silalahi MA, Ulber. Dr. 2011. Asas - AsasManajemen, Bandung : PT.Reflika Aditama

Steers, Richard. M. 1985. EfektivitasOrganisasi seri manajemen no 4,Jakarta : Erlangga

Suharsimi, Arikunto. Prof. Dr. 2002.Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Putra

Terry, R George.Ahli bahasa Dr. WinardiS.E. 2006. Asas - AsasManajemen, Bandung : PT.Alumni

Terry, R George. Dan L. W. Pue. 1996.Dasar - Dasar Manajemen,Jakarta: Bumi Askara

Winardi S.E, Dr. 1983. Dasar - Dasar IlmuManagement, Bandung : PT.Alumni

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 2Juli - Desember 2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

53

ISSN 1907-6711

Dan Prilaku Administrasi, Jakarta: Gunung Agung

Silalahi MA, Ulber. Dr. 2011. Asas - AsasManajemen, Bandung : PT.Reflika Aditama

Steers, Richard. M. 1985. EfektivitasOrganisasi seri manajemen no 4,Jakarta : Erlangga

Suharsimi, Arikunto. Prof. Dr. 2002.Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Putra

Terry, R George.Ahli bahasa Dr. WinardiS.E. 2006. Asas - AsasManajemen, Bandung : PT.Alumni

Terry, R George. Dan L. W. Pue. 1996.Dasar - Dasar Manajemen,Jakarta: Bumi Askara

Winardi S.E, Dr. 1983. Dasar - Dasar IlmuManagement, Bandung : PT.Alumni