pelajaran sejarah islamisasi melalui metode …/pelajaran... · selaku atasan saya.dan segenap...

161
PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE RESITASI DENGAN OBJEK “MENARA KUDUS” (Studi Kasus di SMA NU Al Ma’ruf Kudus) TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Gufron S860208006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: phamliem

Post on 23-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE

RESITASI DENGAN OBJEK “MENARA KUDUS”

(Studi Kasus di SMA NU Al Ma’ruf Kudus)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Gufron

S860208006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

ii

PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE

RESITASI DENGAN OBJEK “MENARA KUDUS”

(Studi Kasus di SMA NU Al Ma’ruf Kudus)

Disusun oleh :

Gufron

S 860208006

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Warto, M.Hum .................... ............. NIP. 131633898

Pembimbing II Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. .................... ............. NIP:131476622

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Sejarah

Dr. Warto, M. Hum NIP. 131633898

Page 3: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

iii

PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE

RESITASI DENGAN OBJEK “MENARA KUDUS”

(Studi Kasus di SMA NU Al Ma’ruf Kudus)

Disusun oleh :

Gufron

S 860208006

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Prof. HB. Sutopo, M.Sc, M.Sc, Ph.D .................... ............. NIP:130444310

Sekretris : Dr.Suyatno Kartodirjo. .................. ............. NIP: 130324012 Anggota Penguji :

1. Dr. Warto, M. Hum .................... ............. NIP:131633898 2. Prof.Dr.Siswandari,M.Stat .................... ............. NIP: 131476622

Mengetahui Ketua

Direktur PPS UNS Program Studi Pendidikan Sejarah

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Dr. Warto, M. Hum NIP:131472192 NIP:131633898

Page 4: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Gufron

NIM : S 860208026

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tesis yang berjudul Pembelajaran

Sejarah Islamisasi Melalui Metode Resitasi Dengan Objek “Menara Kudus”

(Studi Kasus di SMA NU Al Ma’ruf Kudus) adalah benar-benar karya saya

sendiri.

Hal-hal yang bukan hasil karya saya sendiri dalam tesis ini diberi tanda citasi

dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti peryataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang

saya peroleh dari tesis tersebut.

Kudus, Mei 2009

Yang membuat pernyataan

Gufron

Page 5: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

v

MOTTO

“Mempertahankan tradisi dan budaya berarti menghormati karya leluhur dan

mempertahankan jatidiri bangsa.” (anonim)

“Sejarah adalah ilmu tentang waktu dan kehidupan manusia. Waktu mencakup

masa lampau, masa kini, dan masa depan, yang dijadikan pijkan manusia dalam

menjalani kehidupan. Manusia Sejarah akan tetap ada selama pembuat sejarah

masih ada di dunia, yaitu manusia” (Shodiq Mustofa, 2006 : 1).

Page 6: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

vi

PERSEMBAHAN

Karya Tesis ini dipersembahkan kepada :

1. Orang tua ku tercinta yang telah mengukir jiwa dan ragaku

2. Istri ku tersayang, Sri Indarti yang penuh setia memberikan

motivasi dan membangkitkan semangat dalam studiku.

3. Alvin dan Romy yang menjadi pelita hatiku.

4. Keluarga besar UPT Pendidikan Kecamatan Dawe Kudus

Page 7: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih yang telah melimpahkan

berkat, rahmat dan karunia– Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

tesis ini.

Dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan

dorongan semua pihak sehingga bisa selesai tepat waktu. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. HM. Syamsulhadi, Sp.Kj, Rektor Univesitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Direktur Program Pascasarjana Univesitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Warto, M. Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Program

Pascasarjana Univesitas Sebelas Maret Surakarta; selaku pembimbing satu.

4. Dra. Sutiyah M. Pd., M. Hum., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Sejarah Program Pascasarjana Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Suyatno Kartodirdjo, selaku Penasehat Program Studi Pendidikan

Sejarah Program Pascasarjana Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats, selaku pembimbing kedua dalam penyusunan

Tesis.

7. Para dosen pengampu mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Sejarah

Program Pascasarjana Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Drs. Slamet Hariyadi, MM, Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Dawe

selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor.

Page 8: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

viii

9. Drs. HM Munawar Cholil selaku Kepala Sekolah dan segenap guru,

khususnya guru sejarah di SMA NU Al Ma’ruf Kudus.

10. Ketua dan pengurus YM3SK (Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan

Kudus) yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

11. Kedua orang tuaku yang telah membesarkanku dengan penuh kasih

sayang,dan kedua mertuaku yang selalu mendukungku.

12. Anak–anakku dan istri tercinta yang telah banyak membantu serta memberi

motivasi sampai selesainya penyusunan tesis ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Atas semua bantuan, dorongan, bimbingan dan kritikan, saya

mengucapkan terima kasih, semoga Allah Yang Maha Kuasa memberi limpahan

rahmat dan karuniaNYA.

Kudus, Mei 2009

Penulis

Page 9: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………...... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI......…………………….. iii

SURAT PERNYATAAN ........………………………………………...... iv

MOTTO .. ..…………………………………………………………….... v

PERSEMBAHAN........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....………………………………………………... vii

DAFTAR ISI ....…………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN .………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii

ABSTRAK …………………………………………………………….... xiii

ABSTRACT ..…………………………………………………………..... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….... 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………..................... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………… 8

C. Tujuan Penelitian …………………………………........... 8

D. Manfaat Penelitian ……………......…………………........ 9

BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ………………… 11

A. Kajian Teori ..……………………………………........... 11

1. Pembelajaran Sejarah ......………………..................... 11

2. Islamisasi di Indonesia .………………......................... 19

Page 10: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

x

3. Metode Pemberian Tugas atau Resitsi ……………........... 34

4. Menara Kudus .............................................................. 47

B. Penelitian yang Relevan ...…………………………….... 52

C. Kerangka Pikir ..………………………………………... 53

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...………………………….... 56

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..……………………........... 56

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .....………………….......... 57

C. Sumber Data …………………...………………............. 60

D. Teknik Cuplikan (Sampling) …………………………... 62

E. Teknik Pengumpulan Data .....……………………........... 64

F. Validitas atau Keabsahan Data ..…………………….......... 68

G. Analisis Data .......…………………………….................. 70

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 73

A. Deskripsi Latar .................................................................. 73

B. Sajian Data ........................................................................ 87

C. Pokok-Pokok Temuan ................................................... 124

D. Pembahasan ...................................................................... 130

BAB V : SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN................................... 138

A. Simpulan .......................................................................... 138

D. Implikasi Hasil Penelitian .................................................. 140

E. Saran-saran ....................................................................... 143

Daftar Pustaka ............................................................................................ 145

LAMPIRAN – LAMPIRAN ....................................................................... 150

Page 11: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Daftar Nama Informan Penelitian....................................... 150

Lampiran 2 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara.................................. 151

Lampiran 3 : Catatan Hasil Observasi...................................................... 201

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................... 202

Lampiran 5 : Profil dan Peta Kudus......................................................... 211

Lampiran 6 : Profil SMA NU Al Ma’ruf Kudus..................................... 213

Lampiran 7 : Photo Dokumen Penelitian................................................. 215

Lampiran 8 : Ijin Penelitian...................................................................... 219

Page 12: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir ..................................................... 55

Gambar 2 : Skema Trianggulasi Data.................................................... 69

Gambar 3 : Kema Trianggulasi Metode ................................................ 69

Cambar 4 : Model analisis Interaktif....................................................... 71

Page 13: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xiii

ABSTRAK

Gufron, S860208006, 2009. Pembelajaran Sejarah Islamisasi Melalui Metode Resitasi dengan objek “Menara Kudus” (Studi Kasus di SMA NU Al – Ma’ruf Kudus. Tesis. Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui pemahaman guru terhadap Menara Kudus kaitannya dengan proses Islamisasi, (2) Untuk mengetahui pelaksanaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi di Menara Kudus, (3) Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi Penelitian ini dilakukan di SMA NU Al – Ma’ruf Kudus dengan bentuk deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan analisis dokumen. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah (cuplikan sampling) purposive sampling. Guna memperoleh validitas data digunakan triangulasi data/sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa interaktif dengan komponen utama, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Pertama, guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus telah memahami Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah di Indonesia dengan mengemukakan alasan pemanfaatan, kriteria dan persyatan, prosedur dan langkah-langkah pelaksanaan serta administrasi pembelajaran yang disiapkan yang meliputi : silabus, SK, KD, RPP, Indikator, instrumen penugasan, evaluasi dan Analisis Mata Pelajaran (AMP) serta memahami visi dan misi sekolah. Kedua, implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan objek Menara Kudus dilaksanakan secara bertahap mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Ketiga, kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi adalah kendala teknis maupun non teknis, kendala intern maupun kendala ekstern. Upaya pemecahan dari berbagai kendala yang dihadapi dalam penggunaan metode resitasi baik teknis maupun non teknis, intern maupun ekstern dapat dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen-komponen yang terkait seperti guru, siswa, kepala sekolah, orang tua/ wali murid, komite sekolah, dan YM3SK untuk mencarikan solusi pemecahan / follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat terwujud sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Page 14: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xiv

ABSTRACT

Gufron, S860208006, 2009. Islamization History Learning Through

Recitation Method With The Objek “Menara Kudus” (Case Study in SMA NU Al – Ma’ruf Kudus). Thesis. History Education Department, Post Graduated program, Sebelas Maret University, Surakarta.

The aim of this research are to describe : (1) how deep the teacher

comprehension toward The Menara Kudus dealing with Islamization process, (2) recitation method applies of Islamization history in The Menara Kudus, (3) the difficulties in the learning process by using recitation method.

The location of this research is SMA NU Al – Ma’ruf Kudus and used descriptive qualitative research. The data were obtained through in – depth interview, observation, and content analysis. They were then analyzed by way of three interactive phases, namely : data reduction, data display and conclusion drawing. The sampling technical used in this research is purposive sampling. To get the data validity, this research used data triangulation and methodological triangulation. The technique of analysis applied in this research in interactive.

The result of this research shows that : (1) First, Holy history SMA NU

Al-Ma'Ruf teacher have comprehended Holy Tower as history study source in Indonesia proposedly reason of exploiting, and persyatan criterion, execution stages;steps and procedure and also the study administration prepared covering : syllabus, SK, KD, RPP, Indicator, assignation instrument, evaluate and Analyse Subject ( AMP) and also comprehend school mission and vision. (2) Second, method resitasi implementation in history Islamisasi study with executed Holy Tower object step by step start from preparation, execution, evaluate and follow-up. (3) Third, constraint which emerge in method resitasi use technical constraint and also non technical, constraint intern and also constraint ekstern. Strive resolving from various constraint faced in technical good method resitasi use and also non technical, intern and also ekstern can be [done/conducted] by way of constructing cooperation with related/relevant component like teacher, student, headmaster, parent/ pupil sponsor, school committee, and YM3SK to look for resolving solution / follow up various problems which emerge in method resitasi use at history Islamisasi study exploitedly Holy Tower as history source can be existed so that the target to increase the quality and quality of history study can be reached as expected.

Page 15: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, baik secara pribadi maupun sebagai modal dasar

pembangunan bangsa. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya

menyampaikan materi pelajaran tetapi berupaya untuk menyajikan materi

dengan menyenangkan serta mudah dipahami oleh siswa. Apabila guru tidak

dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik dapat menimbulkan

kejenuhan serta berkurangnya minat, motivasi dan gairah dalam belajar

sehingga berdampak pada ketidaktuntasan dalam belajar.

Berkaitan dengan masalah pembelajaran sejarah, guru sejarah dapat

menjadi faktor penyebab kurang antusias siswa terhadap mata pelajaran

sejarah apabila guru dalam penyajiannya kurang menarik. Kebanyakan guru

sejarah ketika mengajar hanya bersifat verbalisme karena hanya memberikan

cerita yang diulang-ulang dan membosankan.

Diungkapkan oleh Geoffrey Partington (dalam Widja 1989 : 03)

bahwa praktik-praktik pengajaran yang berlaku selama ini sering dicap

sebagai pelajaran hafalan yang didominasi oleh situasi ''too much chalk and

talk and by a lack of involvement of children in their own learning”. Hal ini

berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang 1

Page 16: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xvi

disampaikan sehingga hasil belajarnya kurang maksimal.

Atmadinata dalam Isjoni dan Arif Ismail (2008 : 148) menyatakan,

pembelajaran sejarah kurang menarik dan membosankan, karena guru–guru

sejarah hanya membeberkan fakta–fakta kering berupa urutan tahun dan

peristiwa belaka, model serta teknik pembelajarannya tidak berubah. Dalam

buku yang sama Dynneson & Gross menyatakan, mata pelajaran sejarah

merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat merangsang pemikiran dan

mengembangkan kognitif serta mempengaruhi tingkah laku siswa, namun

metodologi dan gaya pengajaran yang kurang kondusif tidak membangkitkan

motivasi siswa. Keadaan yang kurang kondusif ini disebabkan oleh masih

banyaknya guru belum memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memadai

dalam memilih serta menggunakan berbagai model pembelajaran yang mampu

mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif untuk belajar, dan tetap

menggunakan model pembelajaran konvensional (Osnardi dalam Isjoni dan

Arif Ismail, 2008 : 149).

Realitas yang terjadi dalam proses pembelajaran sejarah ternyata

masih terdapat masalah yang timbul karena guru sejarah kurang optimal dalam

memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran sejarah di sekolahan cenderung masih berpusat pada guru

(teacher centered), textbook oriented, dan monomedia. Oleh karena itu tidak

dapat disalahkan apabila banyak siswa menganggap proses pembelajaran

sejarah sebagai sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan,

terlalu banyak hafalan, kurang variatif, dan berbagai keluhan lainnya sehingga

Page 17: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xvii

kreativitas siswa tidak muncul. Hal tersebut sepaham dengan apa yang

diutarakan guru sejarah SMA NU AL Ma’ruf Kudus, sebagian besar siswa

beranggapan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan

dan cenderung bersifat hafalan. Sebagian dari mereka mengalami kejenuhan

dalam proses pembelajaran di kelas. Banyak siswa yang takut untuk bertanya

tentang sesuatu yang belum dimengerti serta mengemukakan pendapat atau

gagasan. Banyak dari mereka yang memilih duduk diam, mencatat, dan

mendengarkan pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga proses

pembelajaran terkesan membosankan.

Penyempurnaan kurikulum pengajaran sejarah harus menempatkan

sejarah lokal sebagai materi ajar. Pengembangan kurikulum dilakukan untuk

mewujudkan peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa. Sejarah lokal

memiliki arti khusus, yaitu sejarah dengan ruang lingkup spasial di bawah

sejarah nasional. Sejarah lokal barulah ada setelah adanya kesadaran sejarah

nasional (Abdullah, 2004 : 3). Hal ini untuk membangkitkan kesadaran sejarah

nasional serta menghindarkan siswa tidak tahu atau tidak mengenal nilai

sejarah yang ada di sekitarnya.

Materi sejarah lokal yang paling dekat dengan kondisi psikologis siswa adalah sejarah kontemporer. Kedudukan sejarah lokal kontemporer sangat urgen dalam pengajaran sejarah. Dengan materi sejarah lokal kontemporer, diharapkan ada kesinambungan dalam menyemangati siswa agar dapat merasa bahwa diri dan lingkungannya merupakan bagian dari kehidupan yang lebih jelas yakni NKRI. (http://jtiriialsejarah/ malang2OOla.litiiil)

Guru sejarah harus dapat mengembangkan materi ajar sejarahnya.

Page 18: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xviii

Guru perlu memahami dan mengembangkan serta menerapkan metode atau

strategi yang tepat dalam pelajaran sejarah dengan memperhatikan kelebihan

dan kekurangan suatu metode pembelajaran. Selain itu dalam

mengembangkan materi ajar sejarah, selain materi yang umum terdapat dalam

silabus, para guru dapat mengembangkan sesuai dengan nuansa lokal.

Tujuannya agar siswa dapat belajar secara mandiri dan mampu meningkatkan

motivasi dalam belajar sejarah yang didasarkan pada situasi dunia nyata dan

mendorong siswa menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan pada akhirnya hasil belajarnya

meningkat.

Dari kenyataan itu, dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran

sejarah perlu dimaksimalkan, utamanya dalam upaya pemahaman nilai-nilai

sejarah lokal dengan pemanfaatan monumen peringatan. Untuk itu diperlukan

model atau strategi yang tepat dalam pembelajaran di kelas agar pembelajaran

menjadi lebih efektif.

Melalui pembelajaran yang aktif, para siswa mengembangkan

pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip yang diajarkan dan

bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tersebut kedalam masalah yang

sesungguhnya. Ketrampilan yang tinggi pun dapat dicapai misalnya, analisis,

evaluasi, sintesis, dan pemecahan masalah. Siswa belajar menjadi kreatif

karena mereka juga dapat memperluas serta menjelaskan pandangannya

mengenai cara-cara untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk

Page 19: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xix

mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Mulyasa dalam

Isjoni dan Arif Ismail (2008 : 145) menyatakan, KTSP merupakan paradigma

baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap

satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan

proses belajar mengajar di sekolah. Kurikulum jenis ini lebih difokuskan

karena selama ini kurikulum ditentukan pemerintah, maka sekarang lebih

difokuskan kepada Kepala Sekolah dan tentunya muara dari kebijakan ini

adalah pelaksanaan kurikulum menjadi tanggung jawab guru didalam proses

pembelajaran. Dalam rangka mengimplementasikan berlakunya Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), seorang guru khususnya guru sejarah

perlu mengantisipasinya dengan menerapkan model-model pembelajaran yang

tepat dan memberi keefektivitasan kepada siswa. Salah satu model yang dapat

diterapkan dan berkaitan dengan upaya pemanfaatan nilai-nilai sejarah lokal

adalah model pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and

Learning). Pembelajaran CTL merupakan konsep pembelajaran yang

menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia

kehidupan nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan

kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran

kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada siswa,

dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru

bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi

mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa

belajar (http: //pakguruonline. pendidikan.net).

Page 20: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xx

Kegiatan siswa dalam pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa

melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang

lain. Situasi belajar dibuat menyenangkan dan tidak membosankan sehingga

siswa belajar dengan gairah dan minat yang tinggi. Untuk mata pelajaran

sejarah, model pembelajaran kontekstual sangat mendukung dengan

pemanfaatan monumen peringatan yang ada di lingkungan sekitar siswa.

Pelajaran sejarah hendaknya dimulai dari fakta-fakta sejarah yang

dekat dengan lingkungan tempat tinggal siswa, baru kemudian pada fakta-

fakta yang jauh dari tempat tinggalnya. Dalam satu pembelajaran di dalamnya

dapat terintegrasi dengan materi yang lain. Sebagai bahan acuan belajar, dapat

dipergunakan berbagai sumber sejarah lokal yang ada di lingkungan

sekitarnya, sehingga siswa aktif mencari sumber yang diperlukan. Di sini,

siswa terlatih berdiskusi dengan teman dan terlatih menjalin komunikasi

dengan orang lain atau masyarakat sekitar sedangkan guru lebih berperan

sebagai fasilitator.

Metode pengajaran apa pun juga yang dipakai menjadi prinsip dalam

setiap pembelajaran bahwa siswa harus aktif. Kegiatan pengajaran yang dinilai

baik ialah melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, di mana siswa

perlu diberi kesempatan dan kemudahan untuk menemukan sendiri

pengetahuannya (Moedjanto, 1989 : 15)

Agar siswa dapat lebih aktif dalam menggali dan menganalisis

peristiwa sejarah, maka guru hendaknya cermat dalam memilih dan

menggunakan metode mengajar terutama metode mengajar yang mempunyai

kadar interaktif cukup tinggi. Salah satu alternatif yang bisa diambil adalah

Page 21: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxi

melalui metode resitasi, yaitu guru memberikan sejumlah tugas kepada siswa

untuk mempelajari sesuatu kemudian siswa harus dapat

mempertanggungjawabkannya.

Atas dasar pemikiran itu di sekolah sudah sewajarnya apabila

dikenalkan metode penelitian historis secara sederhana, agar menemukan

sendiri suatu fakta sejarah. Sudah pasti hal ini membuat mereka menjadi

tertarik dengan sejarah. Para siswa perlu untuk diberi penjelasan tentang

langkah-langkah dalam penelitian sejarah. Seperti : merumuskan masalah,

mengumpulkan sumber-sumber informasi, mengkaji keabsahan sumber

informasi, menyusun hipotesis yang menjelaskan peristiwa atau simulasi yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, menyimpulkan serta

mentafsirkan hasil penelitian

Guru SMA NU Al Ma’ruf Kudus menyadari akan berbagai

permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi akademik dan kurang

berminatnya siswa pada mata pelajaran sejarah, dengan harapan agar siswa

lebih termotivasi pada pelajaran sejarah, lebih aktif dalam menggali dan

menganalisis peristiwa sejarah, memahami fakta-fakta sejarah yang dekat

dengan lingkungan tempat tinggal siswa, untuk mempelajari materi

pembelajaran. Kompetensi Dasar: menganalisis pengaruh perkembangan

agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat diberbagai daerah di

Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Budha,

dan Islam di Indonesia; pihak sekolah menerapkan materi sejarah Islamisasi

dengan metode resitasi, memanfaatkan menara Kudus sebagai sumber sejarah.

Menggunakan menara Kudus sebagai sumber sejarah dengan pertimbangan

Page 22: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxii

dekat dengan sekolah,dan ada keterkaitan dengan sejarah penyebaran Islam di

Kudus.Maka penelitian ini mengambil judul : Pelajaran Sejarah Islamisasi

Melalui Metode Resitasi, dengan Objek Menara Kudus (Studi Kasus di SMA

NU Al Ma’ruf Kudus).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat

permasalahan yang perlu dikaji melalui penelitian. Adapun rincian

pertanyaan dalam masalah tersebut adalah:

1. Bagaimana pemahaman guru Sejarah di SMA NU Al–Ma’ruf Kudus

terhadap Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah Indonesia?

2. Bagaimana implementasi metode resitasi dengan objek Menara Kudus dalam

pembelajaran sejarah Islamisasi ?

3. Kendala apa saja yang muncul dan bagaimana upaya pemecahannya dalam

pembelajaran sejarah Islamisasi dengan metode resitasi di Menara Kudus?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pemahaman guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf terhadap Menara Kudus

kaitannya dengan proses Islamisasi.

2. Pelaksanaan metode resitasi dalam pelajaran sejarah Islamisasi di Menara

Kudus.

3. Kendala yang muncul dan upaya pemecahannya dalam penggunaan metode

resitasi.

Page 23: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxiii

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan satu

kajian ilmiah tentang permasalahan yang ditemui dalam pengajaran sejarah,

agar hasil belajar meningkat khususnya berkaitan dengan nilai – nilai sejarah

lokal. Menara Kudus merupakan salah satu peninggalan sejarah, sebagai

bukti proses penyebaran Islam di Tanah Jawa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharap mampu memberikan manfaat

bagi:

a. Siswa

1) Strategi, agar siswa lebih termotivasi untuk belajar sejarah

2) Siswa lebih kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan

penerapan berbagai strategi yang dimiliki.

3) Siswa memperoleh pengalaman langsung dari lingkungan belajar

mengenai kebebasan dalam belajar sesuai perkembangan berpikirnya.

4) Siswa lebih mengenal, memanfaatkan, dan melestarikan monumen

bersejarah yang ada di lingkungan sekitar.

b. Guru

1) Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan memilih

strategi pembelajaran yang bervariasi.

2) Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.

3) Guru termotivasi untuk melakukan analisis sederhana yang

Page 24: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxiv

bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta

meningkatkan kemampuan diri sendiri.

c. Sekolah

1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan yang

baik pada sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar

khususnya pada mata pelajaran sejarah.

2) Dapat digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan

prestasi belajar sejarah.

d. Pemerintah

Memberikan gambaran nyata tentang kondisi pembelajaran sejarah

dan memberikan alternatif pemecahan masalahnya. Serta memberikan

masukan tentang kebijakan pendidikan yang ideal.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Sejarah

Page 25: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxv

Menurut Akhmad Rohani (1995 : 64). pembelajaran merupakan

serangkaian aktivitas belajar mengajar, yang dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan diakhiri dengan tindakan evaluasi, yang selanjutnya

diadakan tindakan perbaikan atau pengayaan. Pengajaran juga merupakan

suatu sistem, di mana dalam sistem tersebut ada seperangkat unsur yang

tersusun dalam suatu susunan yang saling berhubungan dan saling

menunjang antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam suatu

aktivitas guna mencapai suatu tujuan. Rancangan pengajaran akan

mengikuti langkah-langkah yang terdiri dari tujuan, bahan pengajaran,

metode yang digunakan, serta evaluasi dari semua proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

Menurut I Gde Widja (2002 : 95), pengajaran sejarah merupakan

suatu aktifitas belajar mengajar, di mana seorang guru menerangkan pada

siswanya tentang gambaran kehidupan masyarakat masa lampau yang

menyangkut peristiwa-peristiwa penting dan memiliki arti khusus.

Menurut Sudjatmoko (1984 : 80). pengajaran sejarah hendaknya

diselenggarakan sebagai suatu aktivitas penggambaran bersama dalam

proses belajar mengajar, mulai dari pengajar dan apa yang diajarkan kepada

siswa dengan tujuan untuk mencari kebenaran dari ilmu pengetahuan.

Dalam pengajaran sejarah ada tiga hal yang harus dicapai, yaitu

kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini didasarkan pada teori

Bloom, sedang tujuan pengajaran sejarah itu sendiri pada umumnya untuk

membentuk suatu kepribadian siswa sebagai warga negara yang baik,

11

Page 26: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxvi

menyadarkan siswa untuk mengenal dirinya sendiri serta dapat memberikan

perspektif sejarah yang baik dan benar. Menurut Sartono Kartodirdjo (1989

: 20), melalui pengajaran sejarah, diharapkan siswa dapat dikembangkan

fungsi genetis dan fungsi didaktis.

Menurut Dudung Abdurrahman (1999 : 1), peristiwa sejarah bukan

hanya kejadian fisik, melainkan peristiwa-peristiwa bermakna yang

terpantul sepanjang waktu, sehingga dapat terungkap segi-segi

pertumbuhan, kejayaan dan keruntuhannya.

Menurut Hans (2000 : 42) melalui pengajaran sejarah, orang dapat

menemukan dirinya sendiri atau identitas dirinya, sehingga dengan

demikian diharapkan akan bisa membawa dirinya ke dalam tatanan

kehidupan yang lebih bagus, serta tidak merugikan kepentingan orang lain.

Menurut Sartono Kartodirdjo (1993 : 59) makna pengajaran sejarah untuk

mengkaji lebih mendalam bentuk proses pengajaran sejarah yang sesuai

dengan karakteristik sejarah dan kemungkinan fungsi serta tujuan sejarah

tercapai secara maksimal. Fungsi dan tujuan pengajaran sejarah akan

tercapai apabila siswa mampu mendalami dan menghayati secara mendalam

peristiwa – peristiwa sejarah yang ada serta mampu mengambil makna dan

nilai-nilai dari peristiwa sejarah tersebut. Untuk itu dalam proses

pembelajaran sejarah guru harus mampu menghadirkan peristiwa masa lalu

kehadapan siswa, sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan

pengamatan secara langsung dan pengkajian secara mendalam terhadap

peristiwa-peristiwa tersebut. Untuk mewujudkan proses pembelajaran

Page 27: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxvii

tersebut tentunya sangat tidak mungkin, karena terbentur pada sifat dari

peristiwa itu sendiri.

Menanggapi hal tersebut Sudjatmoko (1996 : 53), menganjurkan agar

membuang cara mengajar yang mengutamakan fakta sejarah, karena

pengajaran sejarah yang terbatas pada fakta-fakta sejarah akan mematikan

segala minat siswa terhadap sejarah. Oleh karena itu ia menyarankan agar

pembelajaran disekolah-sekolah dikembangkan metode riset yang

memungkinkan para siswa terlibat langsung sebagai peserta dan pelaku

dalam kegiatan penemuan serta pengkajian sejarah. Pengembangan proses

pembelajaran sejarah dengan metode riset tersebut merupakan proses

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu-ilmu

pengetahuan dan teknologi, khususnya kemajuan pemikiran tentang

pembelajaran sejarah dan upaya memaksimalkan pencapaian tujuannya.

Hamid Hasan (1998 : 37), mengemukakan tiga pandangan tentang

tujuan kurikulum pendidikan sejarah di sekolah, yaitu pandangan

perenialisme, esensialisme, dan rekonstruksi sosial. Pandangan perenialisme

merupakan pandangan tradisional yang beranggapan bahwa pendidikan

sejarah merupakan wahana untuk ”transmission of culture”. Menurut

pandangan ini pendidikan sejarah hendaknya dapat mengembangkan

kemampuan siswa ke arah penghargaan terhadap hasil karya agung bangsa

di masa lampau, memupuk rasa bangga sebagai bangsa, rasa cinta tanah air,

persatuan dan kesatuan nasional. Pandangan esensial beranggapan bahwa

kurikulum sejarah di sekolah hendaknya mengembangkan pendidikan

Page 28: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxviii

sejarah sebagai disiplin ilmu dan bukan hanya terbatas pada penyampaian

fakta sejarah, tetapi harus mengembangkan kemampuan intelektual

keilmuannya dan mampu berpikir kritis dan analistis. Sedang pandangan

rekonstruksi sosial menekankan pendidikan sejarah harus dikaitkan dengan

kehidupan masa kini dengan berbagai permasalahannya, diharapkan siswa

dapat menggunakan pengetahuan dan pemahaman kecenderungan-

kecenderungan di masa lampau sebagai pelajaran untuk mengkaji dan

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan lebih lanjut siswa akan

memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan

masyarakat.

Menurut Samana (1994 : 44) guru IPS sejarah dituntut memiliki

kemampuan-kamampuan yang diperlukan. Secara umum seorang guru harus

memenuhi beberapa kompetensi utama. Kompetensi berarti suatu hal yang

mengembangkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik secara kualitas

maupun kuantitas. Menurut I Gde Widja (1989 : 17 ), guru sejarah

hendaknya menjadi pengabdi perubahan, artinya guru-guru sejarah harus

menyadari bahwa salah satu ciri khas sejarah yaitu adanya perubahan, cara

mengajar yang hanya berkisar pada materi teks saja akan menyebabkan

siswa terasing dari permasalahan masyarakat. Konsekuensinya guru sejarah

perlu mengembangkan apa yang disebut “ History beyond the classroom “

Pelajaran Sejarah di SMA merupakan bagian dari mata pelajaran IPS

yang mempunyai posisi yang sangat penting dengan mata pelajaran yang

lain. Pengajaran Sejarah di tingkat pendidikan menengah berfungsi

Page 29: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxix

menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan

masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini, sehingga siswa

memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air

(Depdikbud: 1994: 74). Berkaitan dengan ilmu pengajaran sejarah untuk

meningkatkan proses penyadaran kolektif, yaitu strategi pembelajaran,

metode mengajar dan persoalan yang kedua mengenai substansi yaitu

silabus materi yang harus diajarkan.

Sehubungan dengan strategi dan metode penyampaian dalam

pengajaran sejarah, yang masih konvensional serta penggunaan metode

ceramah dengan menceritakan secara naratif masih mewarnai sebagian besar

pengajaran sejarah. Dalam kondisi yang demikian sudah waktunya guru

sejarah membekali diri dengan kemampuan imajinatif untuk melukiskan

peristiwa sejarah dalam melengkapi ceritera naratif serta pemilihan strategi

pembelajaran yang lebih kooperatif dan berpusat pada siswa. Kiranya tetap

diperlukan penekanan pada langkah–langkah mendasar yang merupakan

landasan yang lebih kokoh dalam pengembangan metodologi pengajaran

sejarah.

Landasan dasar yang dimaksud menurut I Gde Widja (2002 : 68-69)

yaitu: (1) Perlu ditekankan strategi dasar berupa penanaman nilai yang

dinamis progresif. Artinya dalam proses pembelajaran tidak sekedar

penanaman nilai – nilai masa lampau sehingga siswa terpesona dan terpaku

atas kegemilangan masa lampau, melainkan nilai-nilai masa lampau

diperlukan untuk menjadi kekuatan motivasi menghadapi tantangan masa

Page 30: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxx

depan. Untuk itu proses pembelajaran sejarah sehari-hari kita perlu

membiasakan siswa membuat karangan singkat yang bersifat kritis analisis

berisi proyeksi ke masa depan dengan bertolak dari peristiwa masa lampau;

(2) Perlu dikembangkan pembelajaran yang tidak hanya berhubungan

dengan simbol-simbol nilai abstrak, tetapi juga berkaitan dengan

daya/cipta/kreativitas di semua aspek budaya dan bidang iptek. Hal ini

untuk menghilangkan anggapan umum bahwa pelajaran sejarah seperti tidak

ada kaitannya dengan masalah-masalah ilmu dan teknologi yang terus

berkembang; (3) Pengembangan strategi pembelajaran sejarah yang secara

langsung atau tidak langsung mampu menggugah potensi produktif berpikir

siswa yang mengandung antara lain: sikap kritis menerima uraian guru,

mampu berpikir konsep, kreativitas menemukan informasi tangan pertama,

sikap mandiri, dan terbuka; (4) Pengembangan peningkatan kompetensi

profesionalisme guru sejarah, pengetahuan kesejarahan yang luas,

mendalam dan up to date, keterampilan yang tinggi dalam pemilihan

strategi pembelajaran dan kreatif inovatif serta antisipatif tuntutan masa

depan.

Dalam hubungannya dengan didaktik sejarah adalah substansi

pengajaran sejarah. Menurut Sartono Kartodirdjo, (1993 : 256-257), ada

beberapa prinsip dalam pemilihan substansi materi dalam didaktik sejarah;

(1) Pendekatan lokosentris, mulai mengenal lokasi sejarah di sekitarnya; (2)

Pendekatan konsentris, mulai lingkungan dekat meluas ke lingkungan

nasional atau internasional; (3) Temasentris, memilih tema tertentu yang

Page 31: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxi

menarik sekitar pahlawan atau monument; (4) Kronologis, uraian kejadian

menurut waktu; (5) Tingkatan presentasi dari yang deskriptif-naratif ke

deskriptif-analitis; (6) Sejarah garis besar dan menyeluruh.

Menurut Joko Suryo, (dalam historika, 1989 : 9) ditinjau dari

penggunaannya, sejarah dapat dibedakan atas sejarah empiris dan sejarah

normatif. Dijelaskan lebih lanjut oleh Joko Suryo:

Sejarah empiris, menyajikan substansi kesejarahan yang bersifat empirik dan akademik untuk digunakan dalam tujuan yang bersifat ilmiah. Sejarah normatif, menyajikan substansi kesejarahan yang dipilih menurut ukuran nilai dan makna yang sesuai dengan tujuan penggunaan yang bersifat normatif. Sebagai sarana pendidikan, pengajaran sejarah termasuk sejarah normatif, karena substansi tujuan dan sarananya lebih ditujukan pada segi-segi normatif yaitu segi nilai dan makna yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian pengajaran sejarah dapat dikatakan pula sebagai sejarah pragmatis, yaitu jenis sejarah yang digunakan untuk tujuan-tujuan praktis atau pragmatis.

Menurut Rooijkkers, (1982 : 15) pengajaran sejarah bukan sekadar

transfer materi, mengingat adanya kecenderungan guru lebih mementingkan

materi pada kurikulum sehingga menghabiskan waktu untuk mengalihkan

materi ke benak siswa, diistilahkan materialisme kurikuler.

Menurut pendapat Daldjoeni (1992 : 80), bahwa dari segi pandangan

paedagogis pengajaran sejarah dapat dikatakan bermanfaat manakala siswa

secara akali dapat menerapkan pengetahuan yang diterimanya untuk

menangani permasalahan yang muncul di sekitarnya. Pandangan esensial

beranggapan bahwa kurikulum sejarah di sekolah hendaknya

mengembangkan pendidikan sejarah sebagai disiplin ilmu dan bukan hanya

terbatas pada penyampaian fakta sejarah, tetapi harus mengembangkan

kemampuan intelektual keilmuannya dan mampu berpikir kritis dan

Page 32: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxii

analistis. Sedang pandangan rekonstruksi sosial menekankan pendidikan

sejarah harus dikaitkan dengan kehidupan masa kini dengan berbagai

permasalahannya, diharapkan siswa dapat menggunakan pengetahuan dan

pemahaman kecenderungan-kecenderungan di masa lampau sebagai

pelajaran untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

dan lebih lanjut siswa akan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan kehidupan masyarakat.

Dari beberapa pendapat mengenai komponen pengajaran sejarah

dapat disimpulkan bahwa unsur yang harus ada dalam proses belajar

mengajar IPS sejarah meliputi: tujuan, siswa, guru, bahan pelajaran dan

sumber bahan, metode, alat dan evaluasi.

Dalam penelitian ini pendidikan sejarah hendaknya dapat

mengembangkan kemampuan siswa ke arah penghargaan terhadap hasil

karya agung bangsa di masa lampau, memupuk rasa bangga sebagai bangsa,

rasa cinta tanah air, persatuan dan kesatuan nasional, serta menumbuhkan

berpikir kritis, logis, rasionalistis, dan analitis.

2. Islamisasi di Indonesia

a. Proses masuknya Islam di Indonesia

Sebelum membahas proses masuknya Islam di Indonesia ada

baiknya apabila diberikan penjelasan tentang pengertian Islamisasi.

Islamisasi berasal dari bahasa Inggris Islamization yang berarti

pengIslaman, dan dapat diartikan sebagai “upaya agar seseorang menjadi

penganut agama Islam (muslim)”. Jelas, di dalam kata-kata Islamisasi dan

pengIslaman itu terkandung makna kata kerja (kegiatan atau proses),

Page 33: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxiii

dinamis, aktif; bukan kata benda, kemandegan dan fasif. Upaya dimaksud

berwujud seorang muslim menyampaikan ajaran agama Islam kepada orang

lain. Upaya tersebut dapat dilakukan secara individual dan dapat pula

dilakukan secara massal. Hasil kegiatan itu dapat berwujud secara kuantitas

(berupa jumlah orang yang menganut agama Islam) dan dapat pula

berwujud secara kualitas (berupa tingkat keIslaman seorang muslim, baik

yang menyangkut tingkat keimanan, tingkat penguasaan ilmu agama,

maupun tingkat pengamalannya. Karena itu, Islamisasi bukanlah suatu

peristiwa, melainkan suatu proses. Proses tersebut dapat dijabarkan berupa

rangkaian peristiwa yang dapat diklasifikasikan secara vertikal dan juga

secara horisontal. Pelaku Islamisasi adalah muslim, sedangkan sasarannya

adalah non muslim sebagai sasaran utama yang hasilnya menyangkut soal

kuantitas dan juga muslim yang hasilnya menyangkut soal kualitas. Dengan

demikian, kegiatan Islamisasi dapat diklasifikasikan atas :

(1) mengIslamkan orang yang belum muslim (kafir dan non-muslim), dalam

rangka menambah jumlah muslim (kuantitas)

(2) mengIslamkan orang yang sudah muslim, dalam rangka meningkatkan

kualitas muslim (http://pmkuncen.wordpress.com ).

Pada awalnya kehadiran Islam di Indonesia telah cukup banyak

mendapat perhatian dari para sejarawan dan para ilmuwan. Berbagai

pendapat dan teori yang membicarakan persoalan tersebut membuktikan

bahwa tema Islam memang menarik untuk dikaji terlebih di negeri yang

dikenal mayoritas penduduknya muslim. Pengkajian tentang proses

Page 34: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxiv

Islamisasi diawali dari studi mengenai latar historis dan proses

perkembangan Islam yang menyangkut berbagai aspek kehidupan baik

idiologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pengkajian ini sangat penting

guna mengikuti perkembangan dan dinamika keberagamaan Islam dalam

konteks kontemporer di Indonesia.

Diskusi mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar

pada tiga tema utama, yakni: tempat asal kedatangannya, para pembawanya,

dan waktu kedatangannya. Hal lain yang juga patut diperhatikan adalah

dimensi proses dari interaksi awal dan lanjutan antara Islam dan penduduk

lokal berikutnya, kepercayaan atau agama yang telah ada sebelumnya

(Taufik Abdullah, 1987 : 64).

Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia,

di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur

Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar: Pertama, teori

Gujarat. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat–India melalui peran

para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Kedua, teori

Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah

melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori

Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang

dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad

ke-13 M Sedangkan tentang teori Islam Indonesia berasal langsung dari

Makkah lebih didasarkan pada beberapa fakta tertulis dari beberapa

pengembara Cina sekitar abad ke-7 M, dimana kala itu kekuatan Islam telah

Page 35: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxv

menjadi dominan dalam perdagangan Barat-Timur, bahwa ternyata di

pesisir pantai Sumatera telah ada komunitas muslim yang terdiri dari

pedagang asal Arab yang diantaranya melakukan pernikahan dengan

perempuan-perempuan lokal. Terdapat juga sebuah kitab ‘Aja’ib al-Hind

yang ditulis Al-Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan bahwa para

pedagang muslim telah banyak berkunjung kala itu ke kerajaan Sriwijaya.

Dan di wilayah itu pun telah tumbuh komunitas muslim lokal. Sementara

banyak variasi pendapat lain dikemukakan bahwa Islam nusantara berasal

dari Mesir berdasar kesamaan madzhab (Shafi’i) (Taufik Abdullah, 1987 :

67).

Dari berbagai literatur Islam yang beredar di nusantara sebelum

abad ke-17 M, tidak satupun pengarangnya adalah orang India, tetapi

menurut sarjana Barat bahwa Islam berasal dari Persia dan Arab. Hal ini

dibuktikan dari banyaknya etnis Arab dan Persia serta kultur/ budayanya.

Selanjutnya tentang proses Islamisasi di nusantara, menarik untuk

diperhatikan beberapa pendapat berikut: Pertama, teori perkawinan.

Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa kesuksesan Islamisasi di

nusantara lebih karena peran para pedagang muslim. Digambarkan, bahwa

seraya berdagang mereka juga menyebarkan Islam. Di antaranya dengan

cara melakukan perkawinan dengan perempuan lokal sehingga terjadi

konversi agama dan terbentuklah lokus-lokus komunitas muslim setempat.

Selanjutnya, mereka juga berusaha menikahi perempuan bangsawan dengan

harapan anak keturunannya akan memperoleh kekuasaan politik yang dapat

Page 36: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxvi

dipakai untuk menyebarkan agama Islam. Segaris dengan pemikiran ini ada

ahli yang mengemukakan adanya motif ekonomi dan politik dalam

persoalan konversi penduduk atau penguasa lokal di nusantara. Penguasa

pribumi yang ingin masuk dan berkembang dalam perdagangan

internasional kala itu yang terbentang dari Laut Merah hingga Laut Cina

akan cenderung menerima Islam karena dominasi kekuatan muslim di sektor

itu. Islamisasi di nusantara telah berlangsung secara signifikan jauh

sebelumnya yakni sejak abad ke-12 atau ke-13 M

(http://peziarah.wordpress.com).

Akhirnya, kita dapat menyimak beberapa hal berikut ini: pertama,

Islam dibawa langsung dari Arabia; kedua; Islam diperkenalkan oleh para

guru dan penyiar handal, yakni mereka yang memang secara khusus

bermaksud menyebarkan Islam; ketiga, yang mula-mula masuk Islam adalah

para penguasa; dan keempat, kebanyakan para penyebar Islam handal ini

datang ke Nusantara pada abad ke-12 dan ke-13. Jadi dengan

mempertimbangkan berbagai uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa

mungkin benar Islam memang telah diperkenalkan awal mula sejak abad –

abad pertama Hijriyah (sekitar abad ke-7 M), namun akselerasi persebaran

Islam secara nyata baru terjadi sekitar abad ke-12 M dan masa-masa

selanjutnya.

b. Saluran – saluran Penyebaran Islam

Dalam proses Islamisasi terdapat banyak saluran. Saluran Islamisasi

yang berkembang pertama kali di Indonesia adalah perdagangan. Hal ini

Page 37: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxvii

sejalan dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad ke – 7 hingga abad

ke – 16. Pada saat itu pedagang–pedagang muslim (Arab, Persia, India)

turut serta ambil bagian dalam perdagangan dengan pedagang–pedagang

dari negeri–negeri bagian barat, tenggara dan timur benua Asia. Penggunaan

perdagangan sebagai saluran Islamisasi sangat menguntungkan karena bagi

kaum muslim tidak ada pemisahan antara kegiatan berdagang dan kewajiban

menyampaikan ajaran agama Islam kepada pihak–pihak lain. Kecuali itu,

pola perdagangan pada abad–abad sebelum dan ketika Islam datang sangat

menguntungkan, karena golongan raja dan bangsawan umumnya turut serta

dalam kegiatan perdagangan, bahkan di antara mereka menjadi pemilik

kapal dan saham (Nugroho Notosusanto, 1993 : 183).

Proses Islamisasi melalui saluran perdagangan dipercepat oleh

situasi politik dan kondisi politik beberapa kerajaan di mana adipati–adipati

pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang sedang

mengalami kekacauan dan perpecahan. Mula – mula mereka berdatangan di

pusat – pusat perdagangan dan diantaranya kemudian ada yang tinggal, baik

untuk sementara waktu maupun menetap. Lambat laun tempat tinggal

mereka berkembang menjadi perkampungan, yang disebut Pekojan (Zainuri,

2007 : 92).

Di antara golongan pedagang tersebut tentu ada yang kaya dan

pandai, bahkan seringkali ada pula yang menjadi syahbandar pelabuhan

dalam suatu kerajaan. Dari sudut ekonomi jelas mereka memiliki status

sosial yang tinggi, sehingga orang–orang pribumi terutama anak–anak

Page 38: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxviii

bangsawan tertarik untuk menjadi isteri saudagar–saudagar itu. Bagi

pedagang–pedagang asing yang datang ke negeri–negeri lain biasanya tidak

membawa isteri, karena itu mereka cenderung membentuk keluarga di

tempat yang mereka datangi. Untuk memperoleh seorang wanita penduduk

pribumi di sekitar perkampunganmya. Mereka tidak mengalami kesukaran.

Tetapi perkawinan dengan penganut berhala mereka anggap kurang sah,

karena itu wanita–wanita yang mereka inginkan diIslamkan terlebih dahulu

dengan cara mengucapkan syahadat. Hal itu berjalan dengan mudah karena

tanpa pentasbihan atau melalui prosesi upacara yang panjang dan rumit,

sehingga penganut yang bukan Islam tertarik dan senang untuk mengikuti

tata cara dalam proses perkawinan tersebut. Para saudagar-saudagar

termasuk dalam lingkungan penduduk asing, yang dianggap lebih daripada

mereka. Lingkungan pergaulan mereka makin luas, serta pengaruhnya

sangat besar terhadap penduduk pribumi sehingga lambat laun timbul

kampung–kampung, daerah– daerah dan kerajaan muslim (Nugroho

Notosusanto, 1993 : 189).

Dari uraian tersebut di atas, dapat memberikan gambaran bahwa

perkawinan antara pedagang atau saudagar dengan wanita pribumi

merupakan titik awal terjadinya jalinan kekeluargaan dan sangat

berpengaruh terhadap proses Islamisasi. Perkawinan merupakan cara

Islamisasi yang paling mudah, karena ikatan perkawinan itu sendiri sudah

merupakan ikatan lahir–batin, tempat mencari kedamaian di antara individu

yang terlibat, yaitu suami dan isteri, membentuk keluarga yang menjadi inti

Page 39: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xxxix

masyarakat, berarti membentuk inti masyarakat muslim. Kemudian dari

perkawinan itu membentuk pertalian kekerabatan yang lebih besar antara

pihak laki–laki dan keluarga pihak perempuan (Nugroho Notosusanto, 1993

: 190).

Kecuali melalui perdagangan dan perkawinan, tasawuf juga

merupakan salah satu saluran penting dalam proses Islamisasi. Tasawuf

termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupan sosial bangsa

Indonesia yang meninggalkan bukti–bukti jelas pada tulisan–tulisan antara

abad ke – 13 dan ke – 18. Hal itu bertalian langsung dengan penyebaran

Islam di Indonesia, memegang peranan suatu bagian yang penting dalam

organisasi masyarakat kota – kota pelabuhan (Notosusanto, 1993 : 191).

Selain melalui tasawuf, Islamisasi juga dilakukan melalui pendidik,

baik dalam pesantren maupun pondok – pondok yang diselenggarakan oleh

guru – guru agama, kiai – kiai atau ulama – ulama. Pesantren atau pondok

merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam, sebagai

tempat pembinaan calon guru – guru agama, kiai – kiai atau ulama – ulama.

Setelah keluar dari suatu pesantren, mereka kembali ke masing – masing

kampung atau desanya. Di tempat – tempat asal, mereka akan menjadi tokoh

agama, menjadi kiai yang menyelenggarakan pesantren lagi. Dengan

demikian, pesantren – pesantren beserta kiai – kiai berperanan penting

dalam proses pendidikan masyarakat. Semakin terkenal seorang kiai,

semakin terkenal pula pesantrennya dan pengaruhnya akan mencapai radius

lebih jauh lagi. Pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, kita mengenal Sunan

Page 40: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xl

Ampel dan Raden Rahmat yang mendirikan pesantren di Ampel Denta,

Surabaya. Sunan Giri, terkenal dengan pesantrennya sampai daerah Maluku.

Orang – orang dari daerah itu, berguru kepada Sunan Giri, bahkan beberapa

kiai yang berasal dari Giri diundang ke Maluku untuk menjadi guru agama.

Mereka ada yang dijadikan khatib, modin, dalam kadi masyarakat Maluku,

dengan upah cengkeh (Nugroho Notosusanto, 1993 : 192)

Saluran dan cara Islamisasi yang lain dapat pula melalui cabang –

cabang kesenian seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari, seni

musik, dan seni sastra. Hasil – hasil seni bangunan pada zaman

pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain masjid –

masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid

Agung Banten, Baiturrahman Aceh, Ternate dan masih banyak lagi yang

lainnya. Di Indonesia, masjid – masjid kuno menunjukkan keistimewaan

dalam denahnya yang berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan

bagian kaki yang tinggi serta pejal, atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau

lebih, dikelilingi parit atau kolam air pada bagian depan atau sampingnya

dan berserambi. Bagian – bagian lain seperti mihrab dengan lengkung pola

kalamakara, mimbar yang mengingatkan ukir – ukiran pola teratai,

mastaka, atau memolo, jelas menunjukkan pola – pola seni bangunan

tradisional yang telah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan Islam.

Beberapa masjid kuno mengingatkan kita kepada seni bangunan candi,

menyerupai bangunan meru pada zaman Indonesia Hindu. Ukir – ukiran

seperti mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab, bentuk beberapa

Page 41: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xli

mastaka dan memolo menunjukkan hubungan yang erat dengan perlambang

meru, kekayon gunungan atau gunungan tempat kedewaan yang dikenal

dalam cerita – cerita keagamaan Hindu. Beberapa ukiran pada masjid kuno

seperti di Mantingan, Sendang Duwur, menunjukkan pola yang diambil dari

dunia tumbuh – tumbuhan dan hewan yang diberi corak tertentu dan

mengingatkan ke pada pola – pola ukiran yang telah dikenal pada candi

Prambanan dan beberapa candi lainnya. Kecuali itu, pada pintu gerbang,

baik di keratin – keratin maupun di makam orang – orang yang dianggap

keramat yang berbentuk candi – bentar, kori Agung, jelas menunjukkan

corak pintu gerbang yang dikenal sebelum Islam. Demikian pula nisan –

nisan kubur di daerah Tralaya, Tuban, Madura, Demak, Kudus, Cirebon,

Banten, menunjukkan unsur – unsur seni ukir dan perlambang pra Islam. Di

Sulawesi, Kalimantan, Sumatera terdapat beberapa nisan kubur yang lebih

menunjukkan unsur seni Indonesia pra-Hindu dan pra- Islam (Nugroho

Notosusanto, 1993 : 193).

Dari apa yang dibeberkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

jelas Islamisasi dilakukan pula melalui seni bangunan dan seni ukir.

Berdasarkan berbagai peninggalan seni bangunan dan seni ukir dari masa –

masa tersebut jelas pula bagi kita bahwa proses Islamisasi dilakukan dengan

damai. Kecuali itu, dilihat dari segi ilmu jiwa dan taktik, penerusan tradisi

seni bangunan dan seni ukir pra – Islam merupakan alat Islamisasi yang

sangat bijaksana yang mudah menarik orang – orang bukan Islam utnuk

dengan lambat laun memeluk agama Islam sebagai pedoman hidup barunya.

Page 42: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xlii

Saluran dan cara Islamisasi melalui seni bangunan dan seni ukir sesuai pula

dengan saluran dan cara melalui seni tari, musik dan sastra. Dalam upacara

– upacara keagamaan, seperti Maulud Nabi, sering dipertunjukkan seni tari

atau musik tradisional, misalnya gamelan yang disebut sekaten yang

terdapat di kota Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta dibunyikan pada

perayaan Gerebeg Maulud. Berdasarkan babad dan hikayat, di keraton –

keraton lama terdapat gamelan, tarian seperti dedewan debus, birahi,

bebeksan yang diselenggarakan pada upacara tertentu. Bahkan di antara seni

yang terkenal dijadikan alat Islamisasi adalah pertunjukan wayang. Menurut

cerita, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan

wayang. Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia

minta agar para penonton mengikutinya mengucapkan Kalimat Syahadat.

Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari Mahabharata dan

Ramayana, tetapi sedikit demi sedikit nama tokoh – tokohnya diganti

dengan pahlawan Islam. Nama panah Kalimasada, suatu senjata paling

ampuh, dalam lakon wayang dihubungkan dengan Kalimat Syahadat,

ucapan yang berarti pengakuan kepada Allah dan Nabi Muhammad.

Kalimat Syahadat merupakan tiang pertama dalam lima rukun Islam.

Islamisasi melalui seni sastra juga dilakukan secara sedikit demi sedikit

seperti terbukti dalam naskah – naskah lama masa peralihan kepercayaan

yang ditulis dalam bahasa dan huruf daerah, misalnya primbon – primbon

abad ke – 16 yang antara lain disusun oleh Sunan Bonang (Nugroho

Notosusanto, 1993 : 194).

Page 43: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xliii

Babad – babad dan hikayat – hikayat juga ditulis dalam bahasa

daerah, dengan menggunakan huruf daerah dan Arab. Beberapa kitab

tasawuf diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan beberapa lagi ke dalam

bahasa daerah lainnya. Ajaran Hamzah Fansuri disusun dalam bentuk syair

Melayu, merupakan salah satu usaha agar ajaran tersebut dapat dimengerti

oleh orang – orang Indonesia yang tidak mengenal bahasa Arab dan Persi.

Mungkin tersebarnya bahasa Melayu atau Indonesia sebagai lingua franca

pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam, juga melalui

perdagangan. Di Maluku, misalnya, kita kenal Hikayat Hitu yang ditulis

dalam bahasa Melayu, demikian juga Hikayat Banjar dan Hikayat Kutai.

Agama Islam juga membawa beberapa perubahan sosial dan budaya,

memperhalus dan memperkembangkan budaya Indonesia. Penyesuaian

antara adat dan syariah di berbagai daerah di Indonesia selalu terjadi,

meskipun kadang – kadang dalam taraf permulaan mengalami proses

pertentangan dalam masyarakat (Nugroho Notosusanto, 1993 : 195).

c. Proses masuknya Islam di Jawa

Sejak zaman dahulu, di daerah Indonesia telah terdapat lalu lintas

perdagangan. Hal tersebut dimungkinkan mengingat letak geografis

kepulauan Indonesia yang sangat menguntungkan untuk jalur lalu lintas

perdagangan Internasional. Konsekwensinya Negara kita menjadi daerah

pertemuan kebudayaan bangsa-bangsa di dunia yang beraneka ragam.

Bangsa Indonesia sendiri aktif merantau ke negeri India, ke pantai

timur tanah Arab hingga pantai timur Afrika. Akibat adanya akulturasi

Page 44: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xliv

kebudayaan bangsa-bangsa tadi dengan kebudayaan Indonesia, maka

kebudayaan Indonesia berkembang maju.

Penelitian sejarah banyak mencatat, bahwa di pesisir barat Sumatera

telah terdapat suatu perkampungan Arab pada akhir abad VII M. Akan

tetapi perkampungan yang di huni oleh ulama yang berwiraswasta, ataupun

wiraswastawan yang ulama itu, bukan saja berasal dari Arab tetapi juga dari

Persia, India dan bahkan dari Cina. Oleh sebab itu jika kita sepakat

mengambil jalan tengah masuk dan berkembang Islam di Indonesia,

kesimpulan yang dapat di pegang adalah hubungan pertama orang Islam

dengan penduduk Indonesia mungkin di mulai sejak abad VII M dan VIII

M. Sedang masa pendudukan orang Islam, berdirinya kerajaaan-kerajaan

Islam dengan kota-kota barunya, mulai berkembang abad XIII M dan

sesudahnya.

Bangsa Indonesia yang sekarang ini mayoritas penduduknya

beragama Islam, sebagian besar populasinya berdiam di pulau Jawa. Semua

ini apabila ditelaah secara teliti adalah merupakan hasil kerja dakwah yang

dilakukan oleh para Walisongo tempo dulu. Mereka adalah orang-orang

yang sangat dihormati masyarakat dan hingga sekarang ini kuburannya

masih tetap merupakan tempat penting bagi peziarah Muslim seluruh

Indonesia.

Sejarah mencatat, bahwa agama Islam disiarkan ke Indonesia oleh

para pedagang serta para ahli sufi yang datang dari gujarat, di India sebelah

Barat. Menurut berita Tionghoa di dalam tahun 1416 M, di tanah Jawa

sudah banyak orang asing beragama Islam.

Kalau berdasarkan inskripsi yang terdapat di batu nisan yang

terletak di Leran, yang bertuliskan huruf kufi, menunjukkan, bahwa jauh

Page 45: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xlv

sebelum permulaan abad ke – 15, kemungkinan agama Islam telah masuk

serta dikenal oleh orang – orang di tanah Jawa. Hal ini dibuktikan dengan

ditemukannya sebuah makam dari seorang wanita Islam bernama ”Fatimah

Binti Maimun bin Hibatallah” , yang berangka tahun 475 atau 495 H,

bertepatan dengan tahun 1082/83 atau 1101/02 M (Syafwandi, 1985 : 9).

Menurut pendapat Solichin Salam (1977 : 15) Maulana Malik

Ibrahim yang wafat dalam tahun 822 H atau 1419 M, makamnya terdapat di

Gresik, besar kemungkinan berasal dari Cambay, Gujarat. Inskripsi yang

terdapat pada batu nisan dari makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik

dalam huruf dan Bahasa Arab, terjemahannya di dalam Bahasa Indonesia

kira – kira demikian :

Inilah makam almarhum almaghfur, yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan Pangeran – pangeran, sendi sultan – sultan dan menteri – menteri, penolong para fakir dan miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kake Bantal. Allah meliputinya dengan rahmat – Nya dan keridlaan – Nya, dan dimasukkan ke dalam Sorga. Telah wafat pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun 822 H. Solichin Salam (1977 : 15).

Di tanah Jawa tersiarnya agama Islam berlangsung dalam suasana

damai disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini :

a. Penyiar–penyiar Islam yang datang mula–mula adalah terdiri dari para

pedagang dan ahli sufi.

b. Sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana termaktub di dalam firman

Tuhan dalam Al–Quran yang berbunyi : ”Hendaklah engkau ajak orang

ke jalan Allah dengan HIKMAH (kebijaksanaan), dengan peringatan

yang ramah tamah serta bertukar pikiran dengan mereka yang sebaik–

baiknya” ( An – Nahl, 125).

Page 46: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xlvi

c. Kebijaksanaan dari para muballigh Islam yang datang kemari yang telah

dapat menyelami serta memahami watak dan jiwa bangsa Indonesia.

d. Sifat toleransi dari pada bangsa Indonesia sendiri, yang dapat menerima

kebudayaan yang datang dari luar kemudian disesuaikan dengan

kepribadian sendiri.

e. Penyiaran Islam di Jawa terutama melalui saluran–saluran mistik.

f. Dengan mengawinkan kepercayaan lama dengan kepercayaan baru inilah

yang menyebabkan agama Islam dapat tersiar dengan damai.

Kisah tentang Walisongo yang penuh misteri perlu didudukkan pada

fungsinya yang tepat, sehingga mengandung nilai sejarah yang tinggi. Upaya

ini dapat menguak cakrawala baru tentang kesan orang terhadap Walisongo

yang cenderung tidak bernilai, khususnya di kalangan Muslim modern. Bila

cakrawala baru ini berhasil ditemukan maka gambaran baru tentang

Walisongo akan cenderung seragam dan akan mendekatkan jarak antara

Muslim tradisional dengan Muslim modern.

Keberhasilan Walisongo dalam mendakwahkan Islam di tanah Jawa

didukung oleh beberapa hal: Pertama, karena para Wali itu dapat memenuhi

tuntutan dakwah dari Al Qur’an, Hadist serta tuntutan dari ahli-ahli Dakwah

sebelumnya seperti keihlasan, bersatu dalam ukuwah, berpegang pada dasar

musyawarah, serta faktor sosial psikilogis yang dimiliki mereka. Kedua,

faktor dalam ajaran Islam itu sendiri yang merupakan agama kebudayaan

yang mempunyai daya penetrasi, sederhana, luwes, mudah dan menarik.

Ketiga, karena faktor situasi kondisi masyarakat Jawa saat itu, yaitu

Page 47: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xlvii

runtuhnya kerajaan Majapahit. Masyarakat rindu dan membutuhkan

pembaharuan, dan para Wali berhasil membawa Islam untuk pembaharuan.

Hinduisme mengajarkan adanya kasta serta tingkat derajat manusia, sedang

Islam mengajarkan kesamaan. Islam memberi aspirasi baru dan memperluas

pandangan masyarakat Jawa dan menggugah suasana optimisme.

Demikian keras pergulatan dakwah mereka dengan unsur-unsur

kejawaan selama kurang lebih 15 abad. Sehingga tidak mengherankan

apabila dalam dakwahnya Walisongo tidak meninggalkan pengaruh corak

keIslaman yang kejawaan, keHinduan-Budhaan. Jawa memang tempat yang

penduduknya paling mendalam pengaruh agama Hindu-Budha dibanding

dengan daerah lain di Indonesia, dan Wali Songo berhasil mengIslamkan

tanah Jawa dengan cara yang persuasif (Syafwandi, 1985 : 22).

3. Metode Pemberian Tugas atau Resitasi

Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode mengajar yang

bertujuan untuk memperdalam bahan pengajaran sehingga pemberian tugas

merupakan aspek pengajaran yang perlu mendapat perhatian guru, dengan

pemberian tugas dalam bentuk tulisan atau hasil laporan. Tugas yang

diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dapat pula

mengembangkan bahan yang dipelajari. Mempelajari atau memperdalam

bahan pelajaran bisa dalam bentuk menghafal sesuatu, mencari informasi,

menganalisis dan akhirnya akan membuat simpulan tertentu. Tentu hasil yang

didapat dari siswa harus pula di pertanggungjawabkan dan

pertanggungjawaban tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

a. Pengertian Metode Resitasi (Pemberian Tugas)

Page 48: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xlviii

Metode resitasi menurut Thoifuri dalam bukunya yang berjudul

”Menjadi Guru Inisiator” (2008 : 66), metode resitasi merupakan

terjemahan dari to cite, berarti mengutip, yakni siswa mengutip atau

mengambil sendiri bagian–bagian pelajaran dari buku–buku tertentu, lalu

belajar dan berlatih sendiri hingga siap sebagaimana mestinya. Atau

resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran di mana guru memberikan

sejumlah tugas

terhadap siswa untuk mempelajari sesuatu, kemudian mempertanggung-

jawabkannya.

Metode resitasi (penugasan) adalah suatu cara interaksi belajar

mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan

siswa di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok

(Mulyani Sumartini, 2002: 130).

Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan di mana

guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Materi tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dikerjakan di dalam

kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di

rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan (Syaiful

Bahri, 2002: 98).

Menurut Abdul Gafur (1989: 106)metode pemberian tugas adalah :

kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam suatu laboratorium, direncanakan untuk seseorang atau sekelompok belajar yang mempelajari bidang studi tertentu termasuk mempraktekkan teori-teori dengan melalui pengamatan, percobaan, riset, drill (latihan) dan praktek.

Page 49: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xlix

Berdasarkan uraian tersebut di atas yang dimaksud metode

pemberian tugas adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan

tugas tertentu kepada siswa di sekolah atau pun di rumah secara

perorangan atau berkelompok melalui pengamatan, percobaan, riset, drill

(latihan) dan praktek.

Dalam penelitian ini tugas yang akan diberikan kepada siswa

adalah membuat laporan hasil penelitian. Oleh karena itu guru

sebelumya harus memperkenalkan metode penelitian historis secara

sederhana. Sehingga dalam pelaksanaaan tugas siswa tidak akan

mengalami kesulitan. Para siswa perlu diberi penjelasan tentang

langkah-langkah dalam penelitian seperti: merumuskan masalah,

mengumpulkan sumber-sumber informasi, mengkaji keabsahan

sumber informasi, menyusun hipotesis yang menjelaskan peristiwa

atau simulasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, dan

menyimpulkan serta menafsirkan hasil penelitian.

Berkaitan dengan metode pemberian tugas, guru sebagai

inisiator tentunya cakap menggunakan metode pengajaran resitasi

karena siswa tidak hanya sebagai objek, melainkan subjek yang masih

perlu mendapat arahan. Dengan demikian siswa dapat memperbaiki,

memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal

pelajaran dan membuat simpulan tertentu atas bimbingan guru

tersebut. Dan metode resitasi ini berorientasi pada belajar

mengerjakan tugas di luar kelas.

b. Tujuan Metode Resitasi

Page 50: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

l

Menurut Ismail (2003 : 116) tujuan pemberian tugas antara lain

adalah siswa dapat melatih keterampilannya dalam menyelesaikan soal,

lebih memahami dan mendalami bahan ajar yang telah diberikan di sekolah,

menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri, menumbuhkan rasa

tanggung jawab, dan menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran.

Metode pemberian tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa

bertujuan agar siswa mengetahui, menghayati, pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar sehingga anak terdorong untuk menguasai bahan pelajaran atau

tugas yang diberikan kepada siswa (Abdul Gafur, 1989: 73). Metode

penugasan memiliki berbagai kegunaan yaitu untuk merangsang anak

kreatif dan aktif belajar baik secara individu maupun kelompok (Syaiful

Bahri, 2002: 130).

Tujuan pemberian tugas menurut pandangan tradisional, pemberian

tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas.

Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa

diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus

dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga bermaksud agar siswa tidak

banyak bermain. Sedangkan menurut pandangan modern tugas diberikan

dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang

dilaksanakan oleh sekolah, meliputi kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.

Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan:

1) Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.

2) Melatih siswa ke arah belajar mandiri.

Page 51: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

li

3) Siswa dapat membagi waktu secara teratur.

4) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk menyelesaikan tugas.

5) Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk

menyelesaikan tugas.

6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-

kegiatan di luar kelas.

Mengenai tujuan diterapkannya metode resitasi dalam pembelajaran

sejarah adalah :

1) Menghilangkan kejenuhan siswa pada pembelajaran sejarah di kelas

2) Untuk memperluas pengetahuan siswa pada lingkungan sekitar

3) Melatih siswa belajar sendiri dengan penelitian

4) Siswa belajar mencari data-data yang sesuai dengan penelitian

Menurut Wina Sanjaya (2006 : 153) tujuan diterapkannya metode

resitasi dalam pembelajaran sejarah adalah :

1) Memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi guru dan siswa berkaitan

dengan keterbatasan waktu di sekolah.

2) Menambah dan memperluas pengetahuan siswa tentang materi pelajaran

yang sedang dipelajari.

3) Melatih siswa belajar lebih aktif, kreatif dan mandiri.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, tujuan dari metode pemberian

tugas adalah untuk merangsang dan mendorong siswa aktif, kreatif, melatih

menggunakan waktu, belajar mandiri, memperdalam dan memperkaya

pengalaman belajar serta menyelesaikan rencana pembelajaran yang tidak

Page 52: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lii

selesai dikerjakan di kelas sehingga siswa dapat menyelesaikan dan

menguasai bahan pelajaran yang diberikan guru kepada dirinya.

c. Alasan Penggunaan Metode Penugasan

Menurut Mulyani Sumantri (2002: 48) bahwa alasan guru

memberikan tugas kepada siswa agar dapat belajar sendiri atau berkelompok

mencapai pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya.

Aswan Zain (2002: 173) berpendapat bahwa metode pemberian tugas

diberikan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok karena bahan

pelajaran yang diajarkan terlalu banyak sedangkan alokasi waktu yang

tersedia masih kurang seimbang. Agar materi pelajaran dapat selesai sesuai

dengan waktu yang ditentukan maka guru menerapkan strategi pemberian

tugas.

Dalam metode pemberian tugas dipergunakan apabila :

1) Suatu pokok bahasan atau aspek-aspek tertentu yang melakukan

latihan yang lebih banyak di hari jam pelajaran atau memerlukan

penjelasan lebih lanjut melalui eksperimen atau sumber-sumber

informasi lain yang lebih luas.

2) Ruang lingkup terlalu luas, sedangkan waktu yang disediakan

tidak memadai, guru hanya mampu menerangkan bahan

pengajaran tersebut dalam garis besarnya saja. Bahkan sering

terjadi bahan tidak dapat diselesaikan menurut waktu yang telah

ditetapkan.

3) Suatu pokok bahasan perlu pendalaman / perhatian melalui latihan

mandiri. (Depdikbud, 1996: 22)

Page 53: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

liii

Berdasarkan uraian tersebut di atas, alasan pemberian penugasan

yaitu suatu pokok bahasan (aspek-aspek) tertentu yang memerlukan

latihan, menyeimbangkan bahan pelajaran dan alokasi waktu yang tersedia

memberikan kesempatan siswa atau kelompok untuk belajar sendiri

sebagai wahana pengayaan / pendalaman materi.

d. Unsur–unsur metode Resitasi

Metode pembelajaran resitasi mengandung tiga unsur ialah :

pemberian tugas, belajar, resitasi. Tugas merupakan suatu pekerjaan yang

harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar

merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk

mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut

siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar,

siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku

tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan

pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau

menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari.

Jadi metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasanya

disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru

memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung

jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home

work" (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah

(PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang

diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas

Page 54: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

liv

yang diberikan oleh guru tidak sekadar dilaksanakan di rumah, melainkan

dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, atau di tempat-tempat lain

yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi resitasi

lebih luas daripada home work. Akan tetapi keduanya mempunyai

kesamaan ialah : mempunyai unsur tugas, dikerjakan oleh siswa dan

dilaporkan hasilnya.

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode Resitasi

Menurut Mulyani Sumantri (2002 : 135) berhasil dan tidaknya

dalam menerapkan metode pemberian tugas dipengaruhi oleh beberapa hal

antara lain:

1) tujuan yang akan dicapai

2) Materi yang akan ditugaskan, termasuk buku-buku sumber.

3) Fasilitas dan alat-alat yang tersedia.

4) Melihat kemampuan siswa, apakah materi yang ditugaskan

memberatkan siswa atau tidak.

5) Alokasi waktu

6) Memperhatikan kondisi dan kesanggupan siswa dalam

mengerjakan tugas.

7) Memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru-guru bidang

studi lainnya.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan

metode pemberian tugas :

Page 55: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lv

1) Jangan memberikan tugas yang berhubungan dengan bahan

yang belum diajarkan.

2) Tugas hendaknya dirasakan penting oleh setiap anak.

3) Tugas hendaknya jelas batas-batasnya.

4) Usahakan mempersiapkan format atau lembar kerja yang

diperlukan.

5) Guru hendaknya mempelajari dengan sungguh-sungguh, apakah

suatu tugas dapat disesuaikan dengan perbedaan anak secara

perorangan atau tidak.

6) Perhatikan juga waktu, yang ada pada anak-anak.

7) Tugas hendaknya diperiksa sendiri oleh guru agar guru dapat

mengetahui sampai di mana kemampuan anak dalam

memahami/ mendalami materi yang telah diberikan,

(Depdikbud, 1996: 23).

Menurut Muhibbin Syah (1995 : 212) metode pemberian tugas

untuk menambah penguasaan siswa atas materi yang telah disajikan guru

baik bersifat individual maupun kelompok, tergantung kebutuhan, dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Tugas yang diberikan harus berhubungan erat dengan materi yang

diberikan

2) Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa.

3) Tugas yang diberikan harus sesuai atau tidak berlawanan dengan sikap

Page 56: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lvi

dan perasaan hatinya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan

senang hati.

4) Tugas yang diberikan harus jelas, baik jenis volume, maupun batas

waktu penyesuaiannya.

f. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Penugasan

Metode pemberian tugas dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien maka diperlukan langkah-langkah yang tepat. Menurut Ulih Bukit

Karo-Karo (1984: 48), ada lima langkah yang harus ditempuh agar

pemberian tugas lebih efektif :

1) Guru memberikan tugas kepada siswa

2) Siswa mempelajari/mengerjakan tugas.

3) Siswa mempertanggung jawabkan/melaporkan hasil usahanya

dalam melaksanakan tugas

4) Guru atau bersama siswa menilai hasil yang telah di capai.

Saran dari guru diberikan untuk memperbaiki atau

mengembangkan hasil dari tugas tersebut.

5) Siswa bersama guru mengecek kebenaran atau kesalahan

tertentu menurut sumber aslinya.

Langkah pelaksanaan metode pemberian tugas terdiri tiga tahapan:

1) Pertama, guru memberi tugas. Dalam pemberian tugas guru

perlu memberikan petunjuk dengan jelas dan terencana.

2) Kedua, siswa melaksanakan tugas.

Page 57: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lvii

3) Ketiga, siswa mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas

baik kepada guru atau teman-teman di kelas (Ismail, 2003 :

211).

Menurut Mulyani Sumantri (2002: 79) langkah-langkah

penggunaan metode penugasan (resistasi) dapat dilakukan secara bertahap

berdasarkan fase-fase sebagai berikut :

1) Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa bendaknya mempertimbangkan

:

a) Tujuan yang akan dicapai.

(1) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa

yang ditugaskan tersebut.

(2) Sesuai dengan kemampuan siswa.

(3) Ada petunjuk / sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

(4) Sediakan waktu yang cukup untuk mengadakan tugas tersebut.

b) Langkah Pelaksanaan Tugas

(1) Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru.

(2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

(3) Diusahakan/ dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh

orang lain.

(4) Dianjurkan siswa mencatat hasil-hasil yang yang diperoleh

dengan baik dan sistematik.

Page 58: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lviii

c) Fase Mempertanggungjawabkan tugas

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini

(1) Laporan siswa baik lisan / tertulis dari apa yang telah

dikerjakan.

(2) Ada tanya jawab / diskusi kelas.

(3) Penilaian hasil kerja siswa, baik dengan tes maupun nontes atau

cara lainnya.

g. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

1) Kelebihan Metode Resitasi

Kelebihan Metode Resitasi adalah memberi kesempatan

kepada siswa untuk belajar lebih banyak, memupuk rasa tanggung

jawab, memperkuat motivasi belajar, menjalin hubungan antara

sekolah dengan keluarga, mengembangkan keberanian berinisiatif,

memperoleh pengalaman dalam melaksanakan tugas belajar yang

erat kaitannya dengan kehidupan sehari - hari.

Menurut Mulyani Sumantri ( 2002 : 92) kelebihan metode

pemberian tugas adalah :

a) Lebih merangsang siswa dalam malakukan aktivitas belajar

individual maupun kelompok.

b) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan

guru.

c) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

d) Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Page 59: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lix

Ismail (2003 : 116) berpendapat kelebihan metode

pemberian tugas yaitu : (1) pengetahuan yang diperoleh dengan

belajar mandiri atau kelompok di rumah akan lebih lama diingat; (2)

siswa mempunyai kesempatan memupuk perkembangan dan

keberanian mengambil keputusan, inisiatif, bertanggungjawab dan

mandiri; (3) apabila tugas segera dikoreksi guru dapat lebih cepat

mengetahui jika terdapat kesalahan konsep pada diri siswa.

2) Kekurangan metode Resitasi

Kelemahan metode resitasi adalah: memerlukan pengawasan

yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua, sukar menetapkan

apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang

lain, banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-

teman, agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama

keluarga yang kurang teratur, dapat menimbulkan frustasi bila gagal

menyelesaikan tugas (http://doni-swa.blog.friendster.com).

Menurut Mulyani Sumantri (2002 : 92) yaitu (1) siswa sulit

dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang

lain; (2) khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif

mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja,

sedangkan anggota yang lainnya tidak berpartisipasi dengan baik; (3)

Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan

individu siswa; (4) sering memberikan tugas yang monoton (tak

bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Page 60: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lx

Ismail (2003: 117) menyatakan bahwa kelemahan metode

pemberian tugas antara lain:

a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana siswa hanya

meniru pekerjaan orang lain, tanpa mengalami proses belajar.

b) Adakalanya tugas itu pengerjaannya dibantu oleh orang lain.

c) Apabila tugas terlalu berlebihan dan sukar dapat mengganggu

mental siswa.

Berdasarkan uraian di atas, terlepas dari kelebihan dan

kelemahan dari metode penugasan keberadaannya mampu

membantu guru dalam meningkatkan pemahaman, kreativitas

dan aktivitas belajar siswa.

4. Menara Kudus

Peninggalan sejarah berupa bangunan-bangunan kuno memegang

peranan penting bagi bersemainya jati diri, karena di bangunan bersejarah itu

menyimpan suatu idea vital dari pemilik atau pendukung kebudayaan

tersebut. Dari dasar pemikiran ini, maka kebudayaan yang didalamnya

terkandung nilai-nilai sejarah dalam pencerminan proses kehidupan

masyarakat memang harus dinamis, sedinamis perkembangan manusia pada

jamannya terutama pada masalah interpretasi.

Media bagi berlangsungnya pembentukan kesadaran sejarah di

masyarakat Kudus adalah monumen – monumen sejarah dan cerita-cerita

lisan tentang monumen-monumen itu. Salah satu monumen yang membuat

Kota Kudus menjadi terkenal adalah Menara Kuno Kudus – predikat kota

Page 61: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxi

Kudus sebagai kota bersejarah karena adanya monumen ini. Menara Kudus

inilah yang selalu mengingatkan masyarakat Kudus Kulon akan cikal

bakalnya dan obsesinya akan masa silam.

Kata Menara, dari perkataan manara. Adapun kata menara adalah

berasal dari bahasa Arab : ”Manaruh” yang berarti tempat menaruh cahaya

diatas (mercusuar), Awalan “ma” menunjukkan tempat. Jadi perkataan

menara, dari asal kata “nar” (api) atau “nur” (cahaya), menjadi “Al –

Manar” tempat cahaya. Tetapi kemudian mempunyai peringatan yang lain.

Yaitu tempat yang dipergunakan oleh muadzin untuk beradzan menyeru

orang bersembahyang. Bentuk menara masjid Kudus adalah lain daripada

bentuk menara – menara masjid yang lain. Karena bentuk bangunannya jelas

menunjukkan adanya pengaruh seni bangunan zaman pra – Islam Dalam

hubungan ini Flipper dalam Solichin Salam (1977 : 33) mengungkapkan

tentang Menara Kudus, a.l. sebagai berikut :

Orang mengira bahwa menara tertua di Jawa adalah Menara Kudus. Bangunannya yang megah ini adalah semata – mata style Hindu – Jawa, dan sudah dibentangkan secara terperinci oleh Burmund dan oleh Krom dan karenanya saya tidak perlu mengulangnya. Menurut perkiraan Krom Menara ini dibangun pada permulaan abad ke – XVI. Akan tetapi apakah ini tadinya betul – betul Menara, pertama – tama adalah mengherankan bahwa bangunan yang bagus ini jika seandainya ia dibangun sebagai manara dalam abad ke – XVI yang tidak pernah ditiru. Semua menara – menara yang lebih tua dibangun menurut style asing dan tidak menurut style Jawa. Adalah sangat menonjol, bahwa menara Kudus mempunyai sebuah bedug besar, artinya sebuah drum yang dipukul setiap kali menurut kebiasaan kuno untuk memberitahukan bahwa waktu sholat telah tiba, juga sebelum azan diserukan. Kini bedug adalah sesuatu barang kuno di Indonesia, dan bedug sebagai alat untuk memberi tanda. Mula – mula tidak ada hubungannya dengan Islam; bedug ini tadinya tidak ditemukan di manapun juga di menara, karena biasanya dia ditempatkan di serambi. Juga kadang – kadang ditempatkan di bagian

Page 62: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxii

dalam dari masjid atau ditaruh disebuah bangunan kecil yang terpisah dari masjid.

Menara Kudus dibangun oleh Raden Ja’far Shodiq yang lebih dikenal

dengan Sunan Kudus. Sunan Kudus adalah putra dari Raden Usman Haji

yang bergelar Sunan Ngudung dari Jipang Panolan Blora, dari hasil

perkawinannya dengan Syarifah, putri Sunan Ampel.jadi kakek Sunan Kudus

adalah Sunan Ampel. Belum ada sumber yang jelas kapan persisnya Ja’far

Shodiq tiba di Kudus. Pada waktu Ja’far Shodiq menginjakkan kaki di

Kudus, kota itu masih bernama Tajug. Menurut penuturan warga setempat,

yang mula – mula mengembangkan Tajug adalah Kyai Telingsing (The Ling

Sing) seorang Cina beragama Islam yang telah datang pada tahun 400 – an.

dari Hunan, Tiongkok Selatan bersama teman-teman sekampung yaitu Kyai

Ageng Wajah, Kyai Ageng Kedangeyan dan Nyi Ageng Mlati. Tujuannya

menyebarkan Islam di Kudus. Karena itu tak heran jika terdapat ukiran

burung Hong dan Nagara pada ukiran-ukiran rumah di Kudus. Dengan

demikian pemukiman itu sudah ada sebelum kedatangan Ja’far Shodiq

(Zainuri, 2007 : 91).

Menara Kudus menghadap ke barat dan bentuknya menyerupai

bangunan candi yang terbagi atas tiga bagian, yaitu : bagian kaki, tubuh, dan

puncak. Kaki menara mempunyai denah berbentuk bujur sangkar yang setiap

sisinya berukuran 9,5 meter. Di kaki menara ini terdapat ornamen – ornamen

yang menghiasi kaki menara berupa panil – panil segi empat panjang tanpa

hiasan. Badan menara berdenah bujur sangkar dengan ukuran tiap sisinya

6,30 meter. Pada badan menara terdapat panil – panil segi empat polos,

Page 63: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxiii

lingkaran dan palang Yunani yang diisi piring – piring porselin. Adapun

puncak menara berupa ruangan mirip pendapa yang berlantaikan papan.

Diatas bangunan tersebut diberi atap tumpang bertingkat dua, yang terbuat

dari sirap. Pada sisi barat terdapat penampil yang menjorok ke depan. Di

kanan kiri penampil itu terdapat tembok yang merupakan sayap tangga.

Tangga itu menghubungkan bagian dasar bangunan dengan kaki dan tubuh

bangunan, sedangkan untuk menuju puncak menara harus melalui tangga lagi

yang terbuat dari kayu.

Para peneliti dari dalam negeri juga sepakat bahwa menara ini jelas

bercorak mirip bangunan candi atau menara Kul – Kul di Bali. Beberapa

peneliti menghubungkan bentuk menara itu dengan candi Jago, terutama jika

dilihat dari arsitektur dan kesamaan ragam hias tumpalnya. Ada pula yang

menyamakan Menara Kudus ini dengan candi di Singosari. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa pengaruh Hindu cukup kuat berkembang, sehingga

masih dapat meninggalkan bekas – bekasnya. Bahkan pengaruh ini masih ada

yang dapat bertahan walaupun daerah ini menjadi Islam. Seperti atap

tumpang bertingkat tiga yang menutupi masjid, bangunan Gapura yang

mengelilingi atau terdapat pada tembok penutup kompleks, yang semuanya

mirip dengan pola arsitektur Hindu seperti pada bangunan-bangunan suci di

Bali. Kemudian unsur tradisi tampak pada tembok keliling dengan pintu

gerbang pada kompleks Masjid, merupakan warisan tradisi seni bangunan

pola Jawa-Hindu.

Page 64: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxiv

Tempat wudhu di Masjid Menara Kudus yang mempunyai delapan

kran air, juga mengingatkan kita pada nilai filosofi kepercayaan agama

Budha. Bahwa manusia, jika ingin sukses harus melalui delapan jalur

kebenaran yang disebut Astasanghikamarga, yaitu : pengetahuan, keputusan,

perkataan, perbuatan, cara penghidupan, daya usaha, meditasi, kontemplasi.

Kebiasaan unik Sunan Kudus dalam berdakwah adalah dengan

berakulturasi dengan peradaban Hindu yang telah berkembang sebelumnya.

Hal ini dibuktikan dengan larangan menyembelih sapi yang disucikan

mereka, tapi makan dagingnya diperbolehkan. Daging yang dimakan, mereka

datangkan dari luar Kudus seperti Jepara, Pati dan sebagainya. Selain itu,

karena Sunan Kudus seorang yang faqih maka masalah penentuan awal

puasa menjadi perhatiannya. Untuk mengundang para jamaah ke masjid,

Sunan Kudus menabuh bedug bertalu – talu. Setelah jamaah berkumpul di

masjid, Sunan Kudus mengumumkan kapan persisnya hari pertama puasa.

Acara ini kemudian dikenal dengan nama Bedhug Dhandang (Zainuri, 2007 :

93).

Tahun pendirian Menara Kudus mungkin berhubungan dengan

inskripsi berbahasa arab diatas mihrab dan tulisan pada tiang di atap

bangunan yang tergores candrasangkala yang berbunyi ”gapuro rusak

ewahing jagad” yang berbobot angka 1685 Masehi. Namun juga ada ahli

yang memperkirakan menara dibangun pada abad ke-16 Sedangkan nama

Kudus sendiri berasal dari kata Al Quds seperti bunyi inskripsi yang terdapat

di atas mihrab Masjid Menara kudus, yang bisa menjelaskan bahwa pendiri

Page 65: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxv

masjid itu bernama : Ja’far Shodiq. Dan masjid tersebut diberi nama masjid

Al Aqsa atau Al Manar, dan kotanya disebut pula dengan Al Quds (Kudus

yang artinya suci) (Syafwandi, 1985 : 18).

B. Penelitian Yang Relevan

Sri Kusdinah dalam penelitiannya pada tahun 1988/ 1989 dengan

judul Studi Keefektifan Metode Resitasi dan Diskusi Terhadap Prestasi

Belajar IPS Sejarah Ditinjau Dari Tnigkat Kesadaran Sejarahnya Suatu

Eksperimen Pada SMP Swasta di Kota Madya Surakarta, menyimpulkan

bahwa metode ceramah dan resitasi lebih efektif untuk meningkatkan prestasi

belajar IPS sejarah di SMP. Ada interaksi antara metode pengajaran dan

tingkat kesadaran sejarah sehingga ada perbedaan pengaruh efektivitas antara

siswa yang berkesadaran sejarah tinggi dengan yang berkesadaran rendah

terhadap prestasi belajar siswa.

Mauidhatul Khasanah dalam penelitiannya dalam judul Meningkatkan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIc Semester II Smp Negeri 36

Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Pokok Bangun Ruang

Sisi Datar Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan

Metode Resitasi, menyimpulkan hasil penelitian bahwa melalui implementasi

model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi dapat meningkatkan

aktivitas siswa kelas VIIIC SMP Negeri 36 Semarang tahun pelajaran

2006/2007 dalam pembelajaran matematika pada materi pokok bangun ruang

sisi datar, dan Melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dengan

metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIC SMP

Page 66: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxvi

Negeri 36 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 dalam pembelajaran

matematika pada materi pokok bangun ruang sisi datar.

C. Kerangka Pikir

Masuknya pengaruh Islam ke kebudayaan Nasional, meliputi bahasa,

nama, adat istiadat dan kesenian. Pengaruh kesenian ini yang mencolok pada

kesenian lagu-lagu qasidah, seni baca Al-Qur’an dan seni arsitektur, terutama

dalam bangunan-bangunan sarana peribadatan, seperti terdapatnya tulisan-

tulisan Arab (kaligrafi Islam) yang terpampang pada bangunan masjid dan

surau. Meskipun begitu, unsur kebudayaan agama Hindu / Budha masih ada

dalam corak dan sifat kebudayaan Indonesia.

Salah satu cara untuk mewujudkan pemahaman fakta sejarah proses

Islamisasi adalah dengan pembelajaran sejarah di sekolah. Selain itu, siswa

diajak berkunjung ke tempat-tempat bersejarah seperti di Menara Kudus.

Dengan berkunjung ke Menara Kudus siswa dapat mengamati dari dekat

bentuk bangunan arsitekturnya. Ini berarti Menara Kudus dapat dijadikan

sebagai sumber pembelajaran sejarah proses Islamisasi di Kudus. Dari hasil

pengamatan siswa dapat menggambarkan Islamisasi di kota Kudus dengan

Menara Kudus sebagai objeknya.

Melalui teknik pemberian tugas atau resitasi dalam pembelajaran

sejarah, siswa diberikan tugas untuk membuat laporan. Agar dalam

pemberian tugas dapat terarah maka guru memberikan tema yang ada

kaitannya dengan proses Islamisasi di Kudus dengan objek Menara Kudus

sebagai sumber belajar. Tema yang diangkat dapat berwujud tokoh pendiri

Page 67: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxvii

Menara Kudus, sejarah Menara Kudus, Arsitektur bangunan Menara Kudus,

peranan Menara Kudus dalam perkembangan proses Islamisasi di Kudus,

Akulturasi Budaya Islam di Kudus, Menara Kudus sebagai Wisata Ritual.

Tema-tema tugas yang diberikan guru kepada siswa bertujuan agar

tugas dapat terarah serta menumbuhkan motivasi dan kreativitas siswa dalam

mengerjakan tugas tersebut. Melalui kreativitas siswa dapat membangun

kesadaran sejarah sehingga berupaya untuk menggali budaya di daerahnya

sendiri. Kesadaran sejarah sendiri merupakan suatu gejala psikologis yang

memperlihatkan taraf kematangan tertentu.

Dalam kesadaran sejarah terkandung 1) pengetahuan tentang fakta

sejarah yang terkait dalam hubungan kausal, 2) logika kesejarahan, 3)

hikmah kebijaksanaan dengan menggunakan masa lampau untuk cermin

membangun kehidupan masa sekarang, 4) sikap menghadapkan diri dengan

kenyataan, 5) adanya dimensi waktu lampau, kini akan datang, yang

memperlihatkan bahwa sejarah adalah suatu proses.

Proses itu di samping menumbuhkan kesadaran sejarah pada diri

siswa juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk

menghindarkan kebosanan siswa dalam pembelajaran sejarah. Berdasarkan

beberapa uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka skema kerangka

pikir dalam penelitan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir

Guru

Pelajaran sejarah

Persiapan guru ·

Pemahaman guru tentang

Page 68: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxviii

Sumber: Penulis

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Sartono Kartodirjo (1992 : 29) metodologi merupakan konsep

teoritik yang membahas dan membicarakan berbagai metode atau ilmu metode-

Page 69: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxix

metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Berangkat dari pengertian

tersebut maka metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi penelitian

merupakan aktivitas untuk mencari dan memperoleh kebenaran ilmiah dengan

mengaplikasikan multi metode, misalnya pengumpulan data dengan wawancara,

observasi, maupun mencatat dan menganalisis arsip maupun dokumen.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA NU Al Ma’ruf Kudus. Faktor yang

mendasari SMA NU Al-Ma’ruf dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah:

1. Lokasi tersebut mudah dijangkau karena ketaknya berdekatan dengan

tempat kerja dan rumah peneliti. Hal ini sangat dimungkinkan tidak

terlalu memakan waktu, biaya dan tenaga seperti yang disarankan oleh

Burton dan Moleong (1995 : 86).

2. Lokasi tidak asing bagi peneliti, karena sudah terjalin kerja sama antara

lembaga tempat kerja peneliti dan SMA NU Al-Ma’ruf Kudus. Hal ini

sekaligus sudah terjalin hubungan yang baik dan saling ada kepercayaan

antara peneliti dengan pihak yang diteliti seperti yang disarankan oleh

Burton dan Moleong (1995 : 79).

3. Secara geografis SMA NU Al-Ma’ruf Kudus letaknya ada di pusat kota,

dan dekat dengan bangunan Menara Kudus. SMA NU Al-Ma’ruf Kudus

memiliki ciri bernuansakan keIslaman, serta berlatar belakang budaya

Islam. Pelajaran sejarah dengan objek Menara Kudus berhubungan

dengan materi pelajaran sejarah di kelas XI semester I dengan kompetensi

56

Page 70: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxx

dasar menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan

Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

4. Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan, dimulai bulan Oktober

2008 sampai dengan bulan Mei 2009.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif, mengingat penelitian ini lebih menekankan

pada kegiatan maupun informasi tentang keadaan yang sedang berlangsung

dan lebih menekankan pada proses dan makna (H.B Sutopo, 1996 : 38-39).

Berdasar dari tujuan penelitian, jenis penelitian ini adalah penelitian

dasar (basic research). Penelitian ini juga sering disebut sebagai penelitian

akademik atau penelitian murni yang hanya bertujuan untuk pemahaman

mengenai suatu masalah mengarah pada manfaat teoretik, tidak pada manfaat

praktis (H.B. Sutopo, 2006 : 135).

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik

dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

Page 71: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxi

konteks khusus yang dialami dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2006 : 6).

Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini

dengan beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif

lebih mudah bila dihadapkan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini

menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan

informan. Metode ini juga lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri

dengan banyak pemahaman dan pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi.

Penelitian kualitatif deskriptif yang bersifat deskriptif mengarah pada

pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan

juga hubungan atau saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang

ditemukan pada sasaran penelitiannya (H.B. Sutopo, 2006 : 179).

Pada dasarnya landasan teoretis dari penelitian kualitatif itu

mendasarkan pada fenomenologi. Karena itu fenomenologi dijadikan sebagai

dasar teoretis utama. Istilah fenomenologi sering juga digunakan sebagai

anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai

jenis dan tipe subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini

mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama

seseorang (Moleong, 2006 : 9). Di sini peneliti berusaha masuk kedalam

dunia para subjek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa

dan bagaimana sejarah dari peristiwa yang ada di sekitar lingkungan mereka.

Page 72: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxii

Dengan pendekatan inilah diharapkan metode resitasi dalam

pembelajaran sejarah Islamisasi pada siswa SMA NU Al Ma’ruf Kudus dapat

dideskripsikan secara lebih teliti dan mendalam.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus

merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya kepada

suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan

komprehensif, studi kasus ini dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat.

Kelompok ini diteliti, dan permasalahannya ditelaah secara menyeluruh,

mendalam dan mendetail, berbagai variabel ditelaah dan ditelusuri termasuk

juga hubungan antarvariabel yang ada.

2. Strategi Penelitian

Penelitian dengan metode kualitatif, bertujuan untuk menggali data

dari perspektif subjek penelitian. Pada penelitian ini subjek diberikan

kesempatan untuk mengungkapkan segala pengetahuan mereka tentang

pembelajaran sejarah Islamisasi melalui metode resitasi dengan objek

“Menara Kudus” di SMA NU Al Ma’ruf Kudus. Strategi penelitian yang

terarah pada satu karakteristik tersebut disebut studi kasus tunggal. Penelitian

ini telah ditentukan terlebih dahulu permasalahan yang akan dicari dan

dibahas sehingga penelitian ini dinamakan juga studi kasus tunggal

terpancang.

Pemilihan strategi penelitian studi kasus tunggal terpancang

didasarkan pada kenyataan bahwa penelitian ini difokuskan pada satu

Page 73: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxiii

permasalahan saja yaitu penggunaan objek Menara Kudus sebagai sumber

pelajaran sejarah islamisasi dengan menggunakan metode resitasi di mana

penelitian ini dilaksanakan di SMA SMA NU Al Ma’ruf Kudus.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2006 : 112) sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata–kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain.

1) Informan

Individu yang memiliki informasi dan tidak sekedar memberikan

tanggapan, tetapi bisa lebih memilih arah dalam menyajikan informasi

yang dimilikinya. meliputi empat unsur yaitu :

a) Kepala Sekolah dan guru sejarah SMA Al Ma’ruf, hal ini berkaitan

dengan metode resitasi yang dipilih seorang guru dalam pembelajaran

sejarah Islamisasi dan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah.

b) Siswa, di sini siswa SMA NU Al Ma’ruf Kudus berperan sebagai

objek penelitian di mana dengan pembelajaran menggunakan metode

resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan objek “Menara

Kudus”, siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.

c) Tokoh masyarakat yang mengetahui tentang sejarah menara Kudus.

d) Pengelola Objek Menara Kudus (YM3SK) Yayasan Masjid, Menara

dan Makam Sunan Kudus yang bertugas memandu para pengunjung

yang membutuhkan informasi tentang Menara Kudus.

Page 74: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxiv

2) Tempat dan Peristiwa

Informasi mengenai kondisi lokasi peristiwa, atau tempat dimana aktivitas

di lakukan, bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan

tempat maupun lokasinya. Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA NU Al

Ma’ruf Kudus dan Menara Kudus. Lokasi ini memberikan informasi yang

penting dalam penelitian dalam kaitannya memberikan informasi tentang

kondisi sarana prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran

sejarah islamisasi. Data juga dapat dikumpulkan dari peristiwa sebagai

sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pengamatan

suatu peristiwa secara langsung dapat diketahui bagaimana proses

peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang dimaksud adalah proses kegiatan

pembelajaran sejarah islamisasi dengan objek Menara Kudus dengan

menggunakan metode resitasi.

3) Dokumen

Dokumen dan arsip biasanya merupakan bahan tertulis yang bergayutan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B Sutopo 2006 : 61).

Dokumen/arsip yang berupa nilai akhir kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran sejarah, rencana kegiatan pembelajaran atau Satuan

Pelajaran, soal tes, catatan hasil tes dan hasil pemberian tugas laporan

yang menyangkut tema tokoh pendiri Menara Kudus, sejarah Menara

Kudus, Arsitektur bangunan Menara Kudus, peranan Menara Kudus

Page 75: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxv

dalam perkembangan proses Islamisasi di Indonesia, Akulturasi Budaya

Islam di Kudus, Menara Kudus sebagai Wisata Ritual, pada SMU NU Al

Ma’ruf Kudus Kelas XI IPS 1 Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/ 2009.

D. Teknik Cuplikan

Penelitian tentang proses Islamisasi dan metode resitasi dalam

pembelajaran sejarah ini menggunakan cuplikan yang disebut sebagai internal

sampling. Dalam cuplikan yang bersifat internal, cuplikan diambil untuk

mewakili informasinya bukan populasinya, dengan kelengkapan dan

kedalamannya yang tidak perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya,

karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu

dengan lebih lengkap dan benar daripada informasi yang diperoleh dari

jumlah narasumber yang lebih banyak, yang mungkin kurang mengetahui dan

memahami informasi yang sebenarnya. Sampling dalam penelitian kualitatif,

dari sifatnya yang internal tersebut mengarah pada kemungkinan generalisasi

teoretis (H.B Sutopo 2006 : 63).

Dalam implementasi metode resitasi pada pelajaran sejarah dengan

objek Menara Kudus, cuplikan informasi diambil dari kepala sekolah, guru,

siswa dan tokoh masyarakat berdasarkan kualitas informasi dan bukan

kuantitas informasinya.

Menurut Sanggar Kanto (dalam Burhan Bungin 2003 : 51) Sampling

adalah proses pemilihan atau penentuan sample (contoh) menunjuk pada

bagian dari populasi. Sampling dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam

prosedur sampling penelitian kualitatif yang terpenting adalah bagaimana

Page 76: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxvi

menentukan informan kunci atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi

sesuai dengan fokus penelitian.

Sampling di sini adalah cara untuk mengambil sampel penelitian, yaitu

menentukan informan yang dinggap mampu menjawab dan memecahkan

permasalahan yang diajukan. Maksud sampling dalam hal ini adalah untuk

menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Dengan

demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan yang

nantinya dikembangkan dalam generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci

kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari

sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan

dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada

sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).

Sampel bertujuan dapat diketahui ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Rancangan sampel yang muncul tidak dapat ditentukan atau ditarik

terlebih dahulu

2. Pemilihan sampel secara keseluruhan

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan

Penelitian ini adalah kualitatif maka teknik sampling tidak

menggunakan probability sampling seperti yang lazim digunakan dalam

penelitian kuantitatif, disini setiap warga populasi mempunyai peluang yang

sama terpilih sebagai sampel. Konsep sampel dalam penelitian kualitatif

berkaitan bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang dapat

Page 77: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxvii

memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen

yang ada (karakteristik elemen-elemen yang tercakup dalam fokus/ topik

penelitian). Pada paradigma naturalistik mulai dengan asumsi-asumsi bahwa

konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi

konteksnya itu sendiri (Moleong, 2006 : 165).

E. Teknik Pengumpulan Data

Karakteristik utama dalam penelitian kualitatif adalah sumber data

yang diperoleh dari lapangan. Sudah tentu sumber yang diperoleh dari

lapangan harus lengkap meliputi pengamatan dan wawancara pada objek

penelitian. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

beberapa metode yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan

wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong

(2000 : 135) yaitu mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, serta merekonstruksi

kebulatan yang dialami masa pada masa lalu untuk diproyeksikan dalam

masa kini dan masa yang akan datang.

Page 78: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxviii

Menurut H.B Sutopo (2006 : 56) wawancara mendalam dilakukan

dengan pertanyaan yang ”open ended” dan mengarah pada kedalaman

informasi serta dilakukan tidak secara formal terstruktur, guna menggali

pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat

untuk menjadi dasar bagi penelitian lebih jauh.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat open

ended atau berujung terbuka di mana responden dalam memberikan

jawaban tidak hanya terbatas pada satu tanggapan saja tetapi berkaitan

dengan hakekat atau peristiwa yang terjadi sesungguhnya. Dalam

wawancara bersifat open ended responden juga diminta untuk

mengemukakan pengertiannya sendiri tentang suatu peristiwa, yang

kemudian dapat dipakai sebagai sumber informasi untuk mendapatkan

keterangan lebih lanjut.

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mendapatkan

informasi tentang pelajaran sejarah Islamisasi melalui metode resitasi

dengan menggunakan objek Menara Kudus sebagai sumber. Informan

yang akan dimintai keterangan meliputi Kepala Sekolah dan guru Mata

Pelajaran Sejarah SMA NU AL Ma’ruf Kudus, siswa kelas XI IPS tokoh

masyarakat, pengelola YM3SK. Wawancara dilakukan di SMA NU Al

Ma’ruf dan lokasi Menara Kudus.

2. Observasi langsung

Selain wawancara Teknik pungumpulan data yang lain adalah

observasi langsung berperan pasif, pada teknik observasi langsung

Page 79: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxix

berperan pasif peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan

sebenarnya, tetapi hanya berperan sebagai penonton (Spradley dalam H.B

Sutopo 1996 : 56). Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung tentang

pembelajaran sejarah di sekolah. Observasi langsung ini merupakan

sumber bukti dalam studi kasus. Observasi ini dilakukan secara nonformal

dengan melakukan kunjungan ke lapangan dan melihat apa saja yang

terjadi.

Tahap observasi : (1) melakukan diskusi dengan guru sejarah dan

kepala Sekolah untuk rencana observasi, (2) melakukan pengamatan

terhadap penerapan model pembelajaran resitasi yang dilakukan guru

sejarah, (3) mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan model pembelajaran resitasi, (4) melakukan diskusi dengan

guru untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan yang dilakukan

guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Observasi dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan pembelajaran sejarah (

Pertemuan I, 2x45 menit di dalam kelas, pertemuan II, 3x45 menit,

pembelajaran di lokasi Menara Kudus, pertemuan III, pembahasan, diskusi

dan laporan, di dalam kelas).

3. Mengkaji dokumen dan arsip

Mencatat arsip yang berisi tentang catatan guru dan siswa, meliputi

catatan hasil belajar siswa (arsip daftar nilai siswa), silabus, RPP, dan

pemberian tugas ke Menara Kudus.

Page 80: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxx

Studi dokumen dan arsip dilakukan untuk mengumpulkan,

mengidentifikasi dan menganalisis data yang bersumber dari dokumen dan

arsip. Jenis dokumen meliputi : silabus, RPP, dan pemberian tugas ke

Menara Kudus. Sedangkan jenis arsip meliputi daftar nama siswa dan nilai

hasil belajar siswa. Dokumen dan arsip tersebut disimpan di almari arsip

dan dokumen guru sejarah SMA NU AL Ma’ruf.

F. Validitas atau Keabsahan data

Menurut Patton dalam H.B Sutopo (2006 : 92), Trianggulasi

merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data

dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola

pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Trianggulasi terbagi

menjadi empat macam, yaitu (1) trianggulasi data (data trianggulation), (2)

trianggulasi peneliti (investigator trianggulation), (3) trianggulasi

metodologis (methodological trianggulation), (4) trianggulasi teoretis

(theoretical trianggulation).

Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

trianggulasi sumber/data dan trianggulasi metode

Page 81: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxi

a. Trianggulasi sumber/data

Trianggulasi sumber data digunakan untuk mengarahkan agar

dalam mengumpulkan data, menggunakan beragam sumber data yang

berbeda. Data yang sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali

dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam penelitian ini data tentang

proses pembelajaran Islamisasi dengan metode resitasi diperoleh dari

informasi para siswa ditrianggulasi dengan data yang diperoleh dari

informasi guru maupun Kepala Sekolah.

Gambar 2 : Model Trianggulasi Data

Sumber: H. B Sutopo (2006 : 94).

Gambar 3 : Model Trianggulasi Data Bentuk Lain

Sumber: H. B Sutopo (2006 : 94).

Data Wawancara Informan 2

Informan 1

Informan 3

Data

Wawancara

Observasi

Content Analysis

Informan

Dokumen / Arsip

Aktivitas / Perilaku

Page 82: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxii

b. Trianggulasi metode

Trianggulasi metode dilakukan untuk mengumpulkan data yang

sejenis, tetapi dengan cara yang berbeda, dalam hal ini data hasil

wawancara akan ditrianggulasikan melalui teknik observasi, analisis

dokumen dan arsip.

Gambar 4 : Model Trianggulasi Metode

Sumber: H. B Sutopo (2006 : 96).

G. Analisis data

Penelitian mengenai proses Islamisasi dengan metode resitasi dalam

pembelajaran sejarah dapat dianalisa menggunakan interactive model of

analysis. Dalam penelitian kualitiatif ini menggunakan logika induktif

abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum.

Konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar kejadian

yang diperoleh ketika kegiatan lapangan berlangsung. Teoritisasi yang

memperlihatkan bagaimana hubungan antar kategori (atau hubungan

antarvariabel) juga dikembangkan atas dasar data yang diperoleh ketika

kegiatan lapangan berlangsung.

Dalam kegiatan pengumpulan dan analisis data menjadi tidak

mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan.

Data Wawancara

Observasi

Sumber data

Dokumen

Page 83: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxiii

Prosesnya berbentuk siklus bukan linier. Jadi sifat koleksi data bersifat

interaktif atau pengumpulan data dengan analisis data (interactive model of

analysis). Pengumpulan data ditempatkan sebagai komponen yang merupakan

bagian integral dari kegiatan analisis data.

Hasil pengumpulan data tersebut perlu direduksi. Istilah reduksi data

dalam penelitian kualitatif dapat disejajarkan maknanya dengan istilah

pengelolaan data (mulai dari editing, koding, hingga tabulasi data), mencakup

kegiatan mengikhtisarkan hasil pengumpulan data secara lengkap dan

memilah – milahnya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu atau

tema tertentu.

Hasil reduksi data perlu diorganisasikan ke dalam suatu bentuk

tertentu (display data) sehingga terlihat secara lebih utuh, semacam sketsa,

sinopsis, matriks, atau bentuk – bentuk lain, sangat diperlukan untuk

memudahkan upaya pemaparan dan penegasan simpulan (conclusion drawing

and verification). Analisis data seperti ini prosesnya tidak sekali jadi,

melainkan berinteraktif secara bolak–balik Perkembangannya bersifat

sekuensial atau bolak–balik (Burhan Bungin, 2003 : 68).

Gambaran tentang proses analisis dapat disajikan dalam bentuk

diagram sebagai berikut:

Page 84: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxiv

Gambar 5. Bagan Siklus Analisis Interaktif

Sumber: H. B Sutopo (2006 : 120).

Analisis penelitian mengenai proses Islamisasi dan metode resitasi

dalam pembelajaran sejarah dengan objek Menara Kudus ini, dimulai dari

pengumpulan data yang meliputi data wawancara, observasi, dokumen dan

arsip.

Proses interaktif dilakukan dengan membandingkan data wawancara

Kepala Sekolah, guru, siswa, tokoh masyarakat, dengan data observasi

implementasi metode resitasi, catatan arsip maupun dokumen. Usaha ini

dilakukan guna pemantapan penarikan simpulan dan validitas data.

Selanjutnya interaksi dilakukan antar komponen analisisnya yang meliputi

reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan/verifikasi.

sajian data Reduksi

data

penarikan simpulan/ verifikasi

pengumpulan data (1) (2)

(3)

Page 85: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxv

Page 86: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxvi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar

Salah satu lembaga pendidikan yang ada di kota Kudus adalah

SMA NU Al Ma’ruf. Sekolah yang letaknya sangat strategis ini, berada di

pintu gerbang kota Kudus, jalur utama Semarang – Kudus. Sekolah ini

berdiri cukup megah dan elegan di jalan AKBP R. Agil Kusumadya No. 2

Kudus.

1. Sejarah berdirinya SMA NU Al Ma’ruf Kudus

Untuk mendeskripsikan bagaimana proses berdirinya SMA NU

maka perlu diketahui hal – hal sebagi berikut :

a. Latar Belakang Berdirinya SMA NU

Untuk mengisi kemerdekaan RI yang berdasarkan Pancasila

dengan mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, maka

Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus, pada tahun 1965 membuat

kebijaksanaan di bidang pendidikan antara lain : mewujudkan sedikitnya

satu SD dan MI, satu SMP dan satu MTs. Di setiap kecamatan serta

Perguruan Tinggi yang didukung oleh sejumlah SMA dan MA di Kabupaten

Kudus.

73

Page 87: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxvii

Pada waktu itu di Kabupaten Kudus baru berdiri beberapa SMA,

sedangkan siswa lulusan SMP masih banyak yang belum tertampung di

SMA yang sudah ada. Di antara mereka masih banyak yang melanjutkan

sekolah di luar daerah Kabupaten Kudus. Berdasarkan hal – hal di atas

itulah penambahan SMA di Kabupaten Kudus sangat diharapkan oleh

masyarakat.

b. Gagasan Berdirinya SMA NU

Untuk mewujudkan kebijaksanaan pemerintah Daerah Tingkat II

Kudus dengan meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, maka Bapak

Drs. Sunarto Noto Widagdo selaku Bupati KDH Tk. II Kabupaten Kudus

mencetuskan gagasan untuk mendirikan SMA NU di Kudus kepada Bapak

Masyhud selaku Ketua Yayasan Kesejahteraan Daerah (YKD) dan Ketua

DPRD Tk. II Kabupaten Kudus.

Gagasan tersebut di atas dimaksudkan agar ummat Islam

khususnya warga Nahdlatul Ulama’ Kudus berpartisipasi aktif dalam

pembangunan pendidikan. Sebab Nahdlatul Ulama’ merupakan salah satu

organisasi sosial yang dipandang mampu dan potensi untuk mendirikan

SMA yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kemudian gagasan itu

didukung oleh Bapak Masykur AW selaku BPH Kabupaten Kudus dan

Bapak A. Moehaimin Oestman selaku Ketua Fraksi NU DPRD Tk. II

Kabupaten Kudus.

Sebagai tindak lanjut untuk mewujudkan gagasan tersebut di atas

diperlukan persiapan sarana dan prasarana, maka diadakan musyawarah

Page 88: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxviii

yang dipimpin oleh Bapak Drs. Sunarto Noto Widagdo selaku Bupati KDH

Tk. II Kabupaten Kudus dan Bapak Masyhud selaku Ketua YKD/DPRD Tk.

II Kabupaten Kudus dengan mengundang :

1) Bapak H. Zainuri Noor, pengusaha Percetakan Menara Kudus

2) Bapak H. Ambari Noor pengusaha rokok

3) Bapak Masykur AW, anggota BPH Kabupaten Kudus.

4) Bapak A. Moehaimin Oestman, Ketua Fraksi NU DPRD Tk. II

Kabupaten Kudus

Berdasarkan musyawarah tersebut dihasilkan kesepakatan antara lain :

5) Menugaskan Bapak Masyhud selaku Ketua YKD untuk menghadap

Bapak H. Ma’ruf, pengusaha rokok Jambu Bol Kudus guna

menyampaikan gagasan mendirikan SMA NU dan dimohon

bantuannya.

6) Menugaskan Bapak A. Moehaimin untuk mencari tanah yang startegis

untuk lokasi pembangunan gedung.

Akhirnya pada tanggal 12 Maret 1965, di hadapan Bapak R.

Sumarno selaku Camat Jati terjadilah transaksi jual beli tanah antara bapak

Samsuri Kosim, Bapak Djamilun, Bapak Suwarno dan Bapak Tabri yang

kesemuanya selaku pihak penjual sebidang tanah di desa Ploso dengan

Bapak H. Ma’ruf, pengusaha rokok jambu bol selaku pembeli.

Untuk merealisasi terwujudnya SMA NU maka dibentuklah

lembaga berbadan hokum yatu Yayasan Perguruan Islam Nahdatul Ulama’

dengan akte No. 06 tanggal 28 Januari 1965 :

Page 89: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

lxxxix

Pelindung/Penasehat : Drs. Soenarto Noto Widagdo, H.A. Ma’roef

Ketua : H. Masykur AW

Wakil Ketua : H. Ambari Noor

Sekretaris : Niam Zuhri, A. Moehaimin Oestman

Bendahara : H. Zaenuri Noor

Setelah terbentuk pengurus Yayasan dan tersedia tanah lokasi

sekolah, maka dimulailah pembangunan gedung SMA NU dengan peletakan

batu pertama oleh Bapak KH. Syaifuddin Zuhri selaku PB NU (pada waktu

itu menjabat sebagai Menteri Agama RI) pada tanggal 28 Agustus 1965.

Selesai persiapan fisik, pengurus Yayasan Perguruan Nahdlatul

Ulama’ membentuk tim yang bertugas mempersiapkan pembukaan SMA

NU, baik tenaga guru, tenaga administrasi maupun segala sesuatu yang

diperlukan. Akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Perguruan

Islam Nahdlatul Ulama’ No. 10/YPI/69 tanggal 2 Januari 1970 dipimpin

oleh Bapak Muchtar Effendi, BA sebagai Kepala Sekolah.

2. Dinamika Perkembangan SMA NU Al Ma’ruf Kudus

Perkembangan yang dimaksudkan di sini adalah perkembangan

SMA NU Al Ma’ruf dari waktu ke waktu yang mengandung pengertian

perkembangan sejak lahir hingga sekarang.

a. Pembukaan Pertama SMA NU

Tim yang bertugas mempersiapkan pembukaan SMA NU telah

dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Pembukaan SMA NU

Page 90: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xc

dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 1970 yang dipimpin oleh Bapak

Muchtar Effendi, BA sebagai Kepala Sekolah dan Bapak Farizi Tz, BA

sebagai Tata Usaha dan dibantu oleh guru – guru sebagai berikut : Muchtar

Effendi, BA, Abdullah Sonhaji, Daenuri, BA, Muslichan Hamid Noor, Drs.

Muh. Jamilun, Baidlowi, BA, Drs. Edi Sardjono, Drs. Ibnu Sudarto,

Soemiyarto, BA, Suwito, BA, Soebarno, BA, Suyoto, Moersodo.

Pada pembukaan pertama, SMA NU menampung 39 siswa. Putra

32 dan putri 7. Pada waktu itu tepatnya setelah Pemilu 1971 terjadi

perubahan dan perkembangan konstalasi yang mendasar. Keadaan ini pun

berpengaruh terhadap dunia pendidikan.

b. Perubahan Nama dari SMA NU menjadi SMA Islam Al Ma’ruf

Konsekuensi logis akibat perubahan dan perkembangan politik

seperti disebutkan di atas sangat terasa pengaruhnya terhadap perkembangan

SMA NU. Di antaranya adalah berubahnya nama Yayasan, yang semula

bernama Yayasan Perguruan Islam Sunan Dja’far Shadiq mengambil nama

dari Sunan Kudus berdasarkan akta No. 07 tanggal 1 Maret 1972 dengan

susunan pengurus sebagai berikut :

Ketua I : H. Ambari Noor, II : H.Moehaimin Oestman, III :

H. Ali Ba’gil

Sekretaris : H. Farizi Tz, BA, H. Abdullah Sonhaji H

Bendahara : H. Bachro Ma’sum; H. Zaenuri Noor,

Adapun susunan pengurus Yayasan Perguruan Islam Sunan

Dja’far Shadiq semula diketuai oleh Bapak H. A. Moehaimin Oestman.

Page 91: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xci

Perubahan nama ternyata tidak hanya pada nama Yayasan, nama SMA pun

mengalami perubahan, semula bernama SMA NU berubah menjadi SMA

Islam Al Ma’ruf. Nama Al Ma’ruf di samping mengandung pengertian yang

baik, juga bermaksud mengabadikan nama salah seorang yang banyak

jasanya terhadap berdirinya sekolah ini, yaitu Bapak H. Ma’ruf pengusaha

rokok Jambu Bol Kudus.

Dalam penataan sekolah lebih lanjut, pada tahun pelajaran

1980/1981 Yayasan memandang perlunya penyegaran personalia sekolah

yang ada. Dengan Surat Kepurusan Yayasan Perguruan Islam Sunan

Dja’far Shodiq No. 040/I-b/VII/1980 tertanggal 1 Juli 1980, pimpinan

sekolah yang lama yaitu Bapak Muchtar Effendi, BA dialih tugaskan kepada

Bapak Drs. H.M Munawar Cholil dan beliaulah yang memimpin sekolah

hingga sekarang ini.

Masih berkaitan dengan nama sekolah, pada tahun pelajaran

1994/1995 kembali mengalami perubahan nama dari SMA berubah menjadi

SMU dan berdasarkan SK PBNU No. 277/a.1.03/7/2002 tentang

Kebijaksanaan umum Penentuan Status Hukum dan Penataan Yayasan, Aset

dan Kekayaan di lingkungan Nahdlatul Ulama’ yang ditindaklanjuti dengan

SK bersama PCNU dan Badan Pelaksana Pendidikan Ma’arif NU tanggal

22 Juni 2003 maka nama Islam diganti dengan NU sehingga menjadi SMU

NU Al Ma’ruf Kudus. Pada bulan Februari 2004, kembali nama SMU

berubah menjadi SMA hingga menjadi SMA NU Al Ma’ruf.

3. Penilaian Status Jenjang Pendidikan

Page 92: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xcii

Untuk mendirikan dorongan agar mutu pendidikan sesuai dengan

yang diharapkan dan untuk memberikan informasi kepada masyarakat

tentang status pendidikan suatu sekolah, maka Depdikbud

menyelenggarakan akreditasi terhadap sekolah – sekolah swasta.

Akreditasi untuk SMA di Kabupaten Kudus dilaksanakan pada

akhir bulan Oktober 1984. Sedangkan untuk SMA NU Al Ma’ruf

dinyatakan sebagai sekolah yang berstatus jenjang diakui. Hal ini sesuai

dengan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdikbud tertanggal 17 Januari 1985 No. 007/C/Kep/I/85.

Pada bulan Oktober 1989 dilaksanakan kembali akreditasi terhadap

sekolah – sekolah swasta, di dalamnya juga adalah SMA NU Al Ma’ruf

yang mampu mempertahankan status Diakui sesuai dengan Surat Keputusan

Dirjen Dikdasmen Depdikbud No. 009/C/Kep/I/90 tanggal 20 Januari 1990.

Akhirnya pada bulan Oktober 19992, Depdikbud

menyelenggarakan akreditasi terhadap SMA NU Al Ma’ruf. Pada tahun ini

pulalah yang merupakan momentum tersendiri bagi SMA NU Al Ma’ruf,

karena dalam akreditasi tahun ini status jenjang SMA NU Al Ma’ruf

mengalami perubahan yaitu dari status Diakui menjadi Disamakan dengan

Surat Keputusan No. 488/C/Kep/I/92 tertanggal 31 Desember 1992, sebuah

status jenjang pendidikan yang sangat didambakan oleh sekolah – sekolah

swasta pada umumnya, status jenjang tertinggi dan bergengsi, sebab status

jenjang suatu pendidikan mencerminkan kualitas sekolah itu sendiri.

Page 93: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xciii

Pada tanggal 22-23 Desember 2003, Badan Akreditasi Sekolah

(BAS) melaksanakan akreditasi sekolah di jenjang SMA. Ada enam sekolah

yang diakreditasi, tiga SMA negeri,dan tiga SMA swasta, SMA NU Al

Ma’ruf Kudus ada di antaranya dan memperoleh hasil akreditasi A (nilai 93)

di bawah SMA Negeri 1 Kudus (nilai 94).

Dengan status terakreditasi A ini SMA NU Al Ma’ruf diharapkan

semakin dapat menunjukkan eksistensinya sebagai sekolah yang bermisi di

tengah – tengah kehidupan masyarakat. Status jenjang terakreditasi A yang

diraih ini pun merupakan hasil kerja keras berbagai pihak.

Dengan prestasi tersebut, maka tidaklah berlebihan jika sekolah ini

semakin menunjukkan eksistensinya di tengah – tengah masyarakat. Karena

itu pula, SMA NU Al Ma’ruf memiliki visi Maju dalam Prestasi, Santun

dalam Pekerti. Sekolah ini berkomitmen untuk selalu meningkatkan dan

memajukan pretasi baik akademik maupun non akademik yang selalu

dibarengi akhlak mulia dan kesantunan dalam bertindak di mana pun dan

kapan pun. Dengan demikian akan dihasilkan SDM yang berkualitas.

Ada pun misi yang akan diwujudkan oleh SMA NU Al Ma’ruf

Kudus adalah : (1) Mewujudkan generasi beriman dan bertaqwa yang

berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah serta warga negara yang

bertanggungjawab. (2) Mewujudkan pribadi berkarakter dan berakhlakul

karimah. (3) Mengintensifkan pembelajaran intrakurikuler dan memperoleh

nilai lebih di bidang akademik. (4) Menggiatkan pembelajaran

ekstrakurikuler dan meningkatkan prestasi nonakademik. (5) Mampu

Page 94: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xciv

bersaing melanjutkan studi di perguruan tinggi. (6) Mampu berkiprah dalam

kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan. (7) Memiliki bekal kemampuan

untuk terjun di dunia kerja.

Mulai tahun pelajaran 2006/ 2007, SMA NU Al Ma’ruf

menggunakan kurikulum tingkat pendidikan (KTSP) dengan

mengedepankan kualitas SDM yang berkompetensi tinggi. Untuk

merealisasikannya, maka di sekolah ini dibuka tiga jurusan atau program

studi.

Pertama, program Bahasa, siswa yang ada di program ini

difokuskan dan digembleng dalam penguasaan bahasa – bahasa asing secara

aktif. Bahkan program ini memiliki spesifikasi kegiatan yaitu guiding

programme, siswa diajak berkomuinikasi langsung dengan native speaker.

Kedua, program IPA, siswa lebih sering berkutat di laboratorium

sebagai aplikasi teori yang diperolehnya. Ketiga, program IPS, siswa

menekankan pembelajarannya di bidang ekonomi teori dan terapan,

sosiologi dan lain – lain.

Untuk membimbing dan mengarahkan para siswa tentang

belajarnya serta kelanjutan studinya, sekolah ini membuka layanan

bimbingan dalam bentuk guidance programme yang langsung ditangani

oleh guru bimbingan konseling.

Pada awal tahun pelajaran 1985/1986 SMA NU Al Ma’ruf Kudus

mulai merintis kelas pagi sesuai dengan program Yayasan dan desakan

masyarakat, pada waktu itu jumlah siswanya sebanyak 583 dengan 14 kelas,

Page 95: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xcv

terdiri dari 11 kelas siang dan 3 kelas pagi. Untuk mengetahui lebih lanjut

tentang perkembangan jumlah siswa dari awal pembukaan sekolah sampai

sekarang,tercatat secara rapi dalam arsip di bagian tatausaha sekolah,mulai

dari administrasi yang tertulis secara manual maupun dalam

komputer.dengan penataan yang sangat baik dan tertib.

4. Sarana Pendidikan

Dalam upaya memperlancar proses pendidikan, sekolah

menyediakan sarana pendidikan. Hingga saat ini SMA NU Al Ma’ruf

mempunyai 30 ruang kelas, laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi),

Bahasa, Agama, Komputer, Multimedia, IPS (koperasi), Perpustakaan,

sebuah ruang/kantor Kepala Sekolah, kantor Wakil Kepala Sekolah, Kantor

Guru, Kantor TU, Musholla dan sarana pendidikan lainnya.

Pelaksanaan pembangunan sarana tersebur dilakukan secara

bertahap. Tahap demi tahap pembangunan sarana pendidikan terus

dilakukan. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya animo masyarakat

untuk menyekolahkan putra – putrinya ke sekolah ini. Maka sejak tahun

1980/1981 diprogramkan untuk menambah dua lokasi ruang belajar setiap

tahunnya.

Pada tahun pelajaran 1981/1982 dibangun sebuah gedung

laboratorium IPA. Kemudian pada tahun 1983/1984 dirintis pembangunan

gedung bertingkat yang dilaksanakan secara bertahap. Pada tahun pelajaran

1984/1985 SMA NU Al Ma’ruf mendapat bantuan dari Depdikbud berupa

gedung sebanyak dua ruang baru menghadap ke timur lengkap dengan

Page 96: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xcvi

mebel. Gedung bantuan tersebut diresmikan penggunaannya oleh Bapak

Drs. Soejana Kepala Kanwil Depdikbud Jawa Tengah pada kesempatan ke

daerah tanggal 8 Oktober 1984.

Mulai tahun pelajaran 1983/1984 sampai tahun 1991/1992

pembangunan gedung bertingkat (lantai 2) yang terletak di bagian selatan

menghadap ke utara (seperti yang telah direncanakan) dapat terselesaikan.

Pada tahun pelajaran 1993/1994 membangun gedung bertingkat (lantai 2)

menghadap ke timur, terdiri dari dua ruang kelas. Sedangkan lantai bawah

(lantai 1) merupakan bantuan dari Depdikbud pada tahun 1984/1985.

Untuk meningkatkan fasilitas pendidikan seiring dengan

perkembangan jumlah siswa yang semakin meningkat serta mengejar mutu

sekolah maka dibangunlah beberapa fasilitas belajar mengajar yang meliputi

penambahan ruang kelas, pengadaan laboratorium bahasa dan perehaban

laboratorium IPA. Penambahan tiga ruang kelas lantai 2 gedung sekolah

utara yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 1995/1996, dilanjutkan dua

ruang kelas lantai 2 dan perehaban teras gedung sebelah utara pada tahun

1996/1997 serta penambahan dua ruang kelas lantai 2 pada tahun 1997/1998

mengakhiri pembangunan ruang kelas lantai 2 gedung sebelah utara.

Masih pada tahun 1997/1998 dilaksanakan pavingisasi halaman

sekolah. Hal ini dimaksudkan agar kondisi halaman tetap bisa dipakai

sebagai sarana kegiatan belajar mengajar baik kegiatan intrakurikuler,

misalnya pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan maupun kegiatan

ekstrakurikuler serta kegiatan lainnya. Di samping itu untuk mengantisipasi

Page 97: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xcvii

agar halaman tidak becek jika musim hujan tiba dan meminimalisasi debu

pada waktu musim kemarau. Dan yang terpenting adalah penataan eksterior

sekolah terlihat rapi.

Mengingat jumlah siswa yang cukup besar dan fasilitas yang

dibutuhkan pun semakin besar, maka pada tahun 1998/1999 ditambahlah

dua ruang kelas lantai 3 gedung sebelah utara. Dilanjutkan pembangunannya

pada tahun 1999/2000 yaitu penambahan tiga ruang kelas lantai 3 gedung

sebelah utara. Pada tahun 2000/2001 pengadaan dan pemasangan fasilitas

lab bahasa, serta pembangunan dua ruang kelas lantai 3 menghadap selatan.

Sejak tahun pelajaran 1998/1999 SMA NU Al Ma’ruf membuka

program bahasa. Sejalan dengan komitmen program bahasa yaitu agar siswa

memiliki kompetensi dalam bidang bahasa khususnya bahasa – bahasa asing

maka pada tahun 2000/2001 diadakan sebuah fasilitas yang mungkin masih

jarang dimiliki oleh sekolah – sekolah di kabupaten Kudus, yaitu sebuah

laboratorium bahasa yang cukup lengkap dan representatif. Dilanjutkan

pada tahun 2002/2003 dengan penambahan fasilitas laboratorium bahasa.

Kehadiran laboratorium bahasa juga dimaksudkan agar semua

siswa SMA NU Al Ma’ruf memiliki keterampilan berbahasa asing dengan

baik sehingga dapat mengantisipasi era reformasi sekarang ini. Masih

berkaitan dengan peningkatan fasilitas pendidikan khususnya mata pelajaran

IPA (fisika, biologi, kimia) maka pada tahun 2001/2002 laboratorium

direhab kembali.

Page 98: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xcviii

Karena dirasa perlu ruang kelas lagi demi kelancaran proses belajar

mengajar, maka pada tahun 2001/2002 dibangun dua ruang kelas lantai 3

sebelah utara. Pada tahun 2002/2003 dilakukan rehab kamar kecil putra,

pembuatan garasi mobil dan dibangun kembali dua ruang lantai 3 paling

timur sendiri. Kemudan tahun 2003/2004 dilanjutkan dengan pembangunan

dua ruang lantai 3.

Pada tahun pelajaran 2004/2005, dibangun laboratorium IPA

(fisika, kimia, biologi) dan laboratorium computer dengan jumlah 35 unit

untuk praktik TIK kelas X serta awal tahun pelajaran 2005/2006 diadakan

penambahan 40 unit Pentium IV untuk kelas XI. Kemudian tahun pelajaran

2005/2006 melanjutkan pembangunan ruang kelas lantai 3 dan pemasangan

keramik teras serta penambahan 22 unit komputer untuk praktik TIK kelas

XII.

Dilanjutkan tahun pelajaran 2006/2007 dibangun laboratorium

multimedia yang terletak di lantai 2 sebelah barat yang dilengkapi sound

system, LCD proyektor, computer, laptop. Juga dilakukan perluasan dan

rehab musholla serta penambahan tempat wudlu putrid, kamar mandi putrid

di lantai 1. Penambahan alat kesenian yang menunjang pelaksanaan belajar

mengajar dan ekstrakurikuler.

5. Pendidikan Sejarah di SMA Nu Al Ma’ruf

Pelajaran sejarah, khusunya untuk tingkat SMA merupakan satu

diantara sekian mata pelajaran yang kurang mendapat apresiasi dari siswa.

Page 99: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

xcix

Hal ini disebabkan, pelajaran sejarah adalah pelajaran yang dianggap

membosankan yang syarat dengan teori atau cerita yang mana siswa sendiri

tidak melihat secara langsung atau bukti nyata dari cerita itu kurang bisa

diyakini siswa.

Bahkan pelajaran sejarah dianggap pelajaran yang identik dengan

hafalan, yang merupakan beban bagi siswa. Inilah salah satu faktor

penyebab pelajaran sejarah kurang menarik bagi siswa. Dilihat dari hasil

evaluasi pembelajaran siswa, terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi belajar siswa terhadap pelajaran sejarah dan nilai ujian.

Untuk mensiasati agar siswa punya apresiasi terhadap pelajaran

sejarah, maka dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya di SMA

NU Al-Ma’ruf selain metode ceramah dan diskusi kelas, ditempuh strategi

yang lain seperti pemberian tugas, baik yang sifatnya individu, kelompok

atau klasikal. Tugas individu yang bisa dikerjakan bersama adalah mencari

data atau informasi di internet. Untuk tugas kelompok misalnya membuat

miniatur rumah adat, atau salah satu peninggalan bersejarah, sedangkan

tugas klasikal contohnya adalah kunjungan langsung ke situs bukti

peninggalan bersejarah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Contohnya

untuk materi Islamisasi di Indonesia khususnya di Kudus, siswa diminta

untuk berkunjung ke Menara Kudus. Dengan cara ini diharapkan siswa lebih

mamahami materi dan tidak terlalu tergantung pada penjelasan dari guru.

Selain itu, siswa akan lebih memahami bahwa pelajaran sejarah

tidak terlalu identik dengan hafalan atau teori. Ada nilai yang lebih dari itu,

Page 100: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

c

yaitu proses terjadinya sejarah itu sendiri mengandung nilai yang tinggi

yakni hikmah apa yang diambil dari peristiwa itu.

B. Sajian Data

1. Pemahaman Guru Sejarah di SMA NU Al–Ma’ruf Kudus terhadap

Menara Kudus Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di Indonesia.

Guru dituntut untuk memahami materi ajar seperti; mengkaji

kurikulum, menelaah buku, mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan

profesi guru. Bagaimanapun guru adalah sumber belajar yang paling baik jika

dibandingkan dengan sumber belajar yang lainnya karena guru mempunyai

ikatan emosional secara langsung dengan siswanya dalam kontak batiniah,

sedangkan sumber belajar lainnya sebagai motivasi lahiriah. Pengembangan

materi diperlukan oleh guru untuk menghindari kebosanan siswa, oleh karena

itulah pemahaman dan penguasaan materi harus dilakukan oleh guru untuk

keberhasilan proses belajar mengajar.

Sumber belajar merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

penting di mana pemilihan sumber belajar akan mempengaruhi pemilihan

metode pembelajaran. Guru dituntut memilih metode yang sesuai dengan

sumber belajar yang dipih oleh guru.

Menurut informan LS (CLW. 05, tanggal 18 Oktober 2008) guru

sejarah SMA Al-Ma’ruf Kudus perlu memahami keberadaan Menara Kudus

sebagai sumber pembelajaran sejarah. Pemahaman guru sejarah terhadap

Page 101: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

ci

sumber pembelajaran diawali dari memahami Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang akan diajarkan kepada siswa. Pemahaman ini penting

karena dalam penggunaan sumber sejarah harus sesuai dengan konteks materi

yang akan diajarkan. Sesuai konteks pembelajaran sejarah dengan Standar

Kompetensi “Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-

negara tradisional.” Kompetensi Dasar menganalisis pengaruh perkembangan

agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di

Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-

Buddha, dan Islam di Indonesia, dengan fokus materi proses Islamisasi di

Indonesia, maka Menara Kudus sangat tepat dijadikan sebagai sumber

pembelajaran sejarah.

Menara Kudus dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah

dikarenakan beberapa alasan yaitu :

a. Menara Kudus sebagai pusat peradaban Islam, penyebaran agama Islam,

syiar Islam, dan pusat pemerintahan kerajaan Demak di Kudus dan

sekitarnya.

b. Menara Kudus memiliki berbagai keunikan dilihat dari segi arsitektur

bangunannya yang mencerminkan proses akulturasi dari budaya Hindu dan

Islam. Arsitektur Menara Kudus mengandung makna paedagogis, filosofis

yang menggambarkan kehidupan religius Islam.

c. Menara Kudus merupakan cerminan dari manifestasi hasil budaya sejarah

Indonesia Madya.

Page 102: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cii

d. Menara Kudus menyimpan berbagai informasi historis yang dapat dijadikan

sebagai pijakan kronologis waktu perkembangan proses Islamisasi di

Kudus.

e. Menara Kudus dapat memberikan informasi di berbagai aspek kehidupan

baik dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Selain alasan tersebut, pemilihan sumber pembelajaran sejarah harus

memenuhi kriteria persyaratan yang mengandung lima unsur pertanyaan yaitu 5

W 1 H. (What = apa, Who = siapa, When = kapan, Where = di mana , Why =

mengapa) dan How = bagaimana. Dari unsur 5 W 1 H tersebut dapat diuraikan

what = apa itu?, yang dimaksudkan di sini adalah bangunan Menara, Who = Siapa

yang membangun Menara? Tokoh yang membangun Menara Kudus adalah

Sunan Kudus. When = kapan Menara di bangun? Tahun 1478 M. Where = di

mana Menara dibangun?, tempatnya di Kudus, Why = mengapa dibangun?,

Menara dibangun sebagai simbol hegemony Islam di Kudus. How = bagaimana

menara dibangun? Menara dibangun menggunakan bahan bangunan batu bata

Merah dengan perpaduan arsitektur Hindu dan Islam karena bentuknya seperti

candi dan difungsikan untuk tempat bedug sebagai pertanda waktu sholat.

Menurut informan ESN (CLW. 09, tanggal 25 Oktober 2008) guru sejarah

harus memahami landasan pembelajaran. Salah satu landasan pembelajaran yang

dipahami guru sejarah adalah pemanfaatan sumber pembelajaran. Penggunaan

sumber pembelajaran harus tepat sesuai dengan konteks materi ajar yang akan

disampaikan kepada siswa sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Page 103: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

ciii

Sesuai dengan Kompetensi Dasar menganalisis pengaruh perkembangan

agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di

Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha,

dan Islam di Indonesia. Pembahasan materi yang berfokus pada proses Islamisasi

di Indonesia, guru sejarah dapat memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber

sejarah. Menara Kudus menyimpan berbagai bukti otentik dan fakta-fakta historis

yang mampu dijadikan sebagai sumber informasi faktual seperti candrasengkala

(angka tahun berdiri) dapat dijadikan sebagai titimangsa pembangunannya adalah

antara abad XV dan XVI M, bentuk Menara Kudus yang mencerminkan

akulturasi budaya Hindu-Budha dan Islam, merupakan salah satu situs yang dapat

dijadikan bukti sejarah masuknya agama Islam di Kudus, dari segi arsitektur

bentuk Menara Kudus yang menyerupai candi Jago, termasuk gaya Jawa Timur.

Hal ini didasarkan pada sejarah arsitektur di masa-masa permulaan periode

perkembangan agama Islam di Jawa Timur (periode Hindu yang diakhiri masa

pemerintahan Majapahit) berpengaruh baik untuk arsitektur maupun pola ragam

hiasannya. Dari sudut arkeologi, historis maupun filosofi, Menara Masjid

merupakan data yang cukup penting dalam mengenal sistem masyarakat

pendukungnya. Dari bentuk ragawi Menara tersirat berbagai makna baik makna

ekonomi, budaya maupun kesenian masyarakat Kudus.

Menurut FR (CLW,14,tanggal 25 Oktober 2008) Menara Kudus dapat

memberikan informasi tentang tokoh pendiri yaitu Dja’far Shadiq atau Sunan

Kudus yang merupakan salah satu tokoh Walisanga yang ahli dalam bidang ilmu

agama Islam, sehingga dikenal sebagai Waliyul’ilmi. Informasi yang terdapat di

Masjid dan Menara Kudus dapat dijadikan sebagai pijakan nama Kudus yang

Page 104: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

civ

berasal dari kata Arab Al-Quds. Istilah Arab ini satu-satunya di tanah Jawa, yang

membuktikan bahwa kebudayaan Islam telah dapat diterima masyarakat setempat.

Walaupun Islam mulai atau telah dipeluk oleh masyarakat Kudus, tradisi zaman

pra Islam dirasakan masih melekat kuat. Hal ini terbukti dengan adat masyarakat

Kudus yang sampai sekarang tidak menyembelih sapi. Susunan tata letak

pekarangan kompleks Menara Kudus mengingatkan kita kepada kompleks Pura di

Bali. Juga mirip bangunan candi dari zaman Hindu yang mempunyai halaman

lebih dari satu, disekat dengan dinding dan pintu-pintu gerbang berupa gapura

bentar dan kori agung. Sehingga gejala ini mungkin saja merupakan kelanjutan

dari kebiasaan membuat bangunan yang disucikan dari zaman pra Islam (di lihat

dari segi material dan bentuk pengaruh candi jawa Timur tampak dominan di

sini). Namun bukan berarti arsitektur Menara Kudus mengikuti tata aturan

arsitektur Hindu. Hal ini bisa dibuktikan dalam bidang prosesi. Islam tidak

mengatur umatnya untuk mencapai lokasi tempat ibadah dari tempat-tempat yang

khusus, umat Islam yang ingin beribadat bebas melewati pintu mana saja yang

tersedia. Sedangkan menurut tata acara Hindu, tiap-tiap tingkatan masyarakat

harus melalui pintu-pintu gerbang yang berbeda dengan tata aturan yang telah

diatur. Uraian ini menerangkan secara jelas bahwa menara Kudus dengan

kompleksnya merupakan peninggalan Islam.”

Menurut MC (CLW 01, tanggal 18 Oktober 2008) guru sejarah SMA NU

Al-Ma’ruf Kudus telah memahami Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran

sejarah di Indonesia. Menara Kudus sebagai sumber sejarah termasuk dalam

penggunaan tipe sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan

(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus

dirancang untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, dipilih dan

Page 105: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cv

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Hal ini telah dipahami oleh guru

sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus. Bentuk pemahaman guru sejarah

diimplementasikan melalui penyusunan silabus, SK, KD, RPP, indikator, evaluasi

dan AMP. Pemahaman guru ini telah sesuai dengan KTSP yang dikembangkan di

SMA NU Al-Ma’ruf Kudus.

Hal ini dilandasi oleh latar historis SMA Al-Ma’ruf Kudus yang dahulunya

bernaung di Yayasan Perguruan Islam Sunan Dja’far Shodiq. Landasan inilah

yang harus dipahami oleh guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus yang

memiliki ciri khusus bernafaskan keIslaman. Pemanfaatan Menara Kudus sebagai

sumber pembelajaran sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus sudah tepat karena

sesuai dengan visi dan misi dari SMA NU Al-Ma’ruf Kudus. Visi yang diemban

adalah maju dalam Prestasi, Santun dalam Pekerti. Sekolah ini berkomitmen

untuk selalu meningkatkan dan memajukan pretasi baik akademik maupun non

akademik yang selalu dibarengi akhlak mulia dan kesantunan dalam bertindak di

mana pun dan kapan pun. Dengan demikian akan dihasilkan SDM yang

berkualitas. Misi yang hendak diwujudkan adalah (1) Mewujudkan generasi

beriman dan bertaqwa yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah serta warga

negara yang bertanggungjawab. (2) Mewujudkan pribadi berkarakter dan

berakhlakul karimah. (3) Mengintensifkan pembelajaran intrakurikuler dan

memperoleh nilai lebih di bidang akademik. (4) Menggiatkan pembelajaran

ekstrakurikuler dan meningkatkan prestasi non akademik. (5) Mampu bersaing

melanjutkan studi di perguruan tinggi. (6) Mampu berkiprah dalam kegiatan

keagamaan dan kemasyarakatan. (7) Memiliki bekal kemampuan untuk terjun di

dunia kerja.

Page 106: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cvi

Guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus memahami bahwa pembahasan

materi proses Islamisasi di Kudus tidak terlepas dari Menara Kudus, karena salah

satu dari peninggalan sejarah yang mampu memberikan berbagai informasi

tentang perkembangan Islam di Kudus. Informasi yang didapatkan dari Menara

Kudus adalah tahun pembuatan menara yang berupa candrasengkala sebagai

sentral/ pusat penyebaran dan pengembangan ajaran Islam di Kudus. Pusat

peradaban Islam dan kebudayaan Islam di Kudus. Pusat pemerintahan di Kudus

pada jaman kerajaan Demak Bintoro karena Sunan Kudus sebagai Panglima

Perang dan Kodi di Kudus yang kedudukannya adalah di lingkungan Menara

Kudus. Menara Kudus adalah pusat perdagangan di Kudus karena di sekitar

Menara Kudus terdapat Pasar dan Terminal yang dulunya dijadikan sebagai pusat

kegiatan perekonomian awal masyarakat Kudus. Menara Kudus merupakan

manifestasi/ perwujudan dari hegemoni kebudayaan Islam yang memiliki

pengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan baik idiologi, politik, ekonomi,

sosial dan budaya mulai dari abad 15 sampai sekarang tetap memiliki daya tarik

tersendiri baik bagi kalangan masyarakat umum maupun kalangan akademik.

Sehubungan dengan visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai SMA NU

Al-Ma’ruf Kudus dalam rangka mengimplementasikan KTSP yang memberikan

kebebasan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan muatan lokal serta

menerapkan berbagai model pembelajaran. Dalam hal ini Menara Kudus dapat

dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah baik sejarah nasional maupun

lokal.

Page 107: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cvii

Alasan yang mendasari Menara Kudus dijadikan sebagai sumber

pembelajaran sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus karena ada keterkaitan

historis dengan Menara Kudus, lokasinya berada tidak jauh dari Menara Kudus.

Di samping itu tenaga edukatif yang mengelola SMA NU Al-Ma’ruf Kudus punya

hubungan baik dengan YM3SK. di samping itu banyak siswa yang belum

memahami Menara Kudus sebagai sumber sejarah. upaya untuk menggunakan

Menara Kudus sebagai sumber sejarah yang perlu didukung, karena memiliki

apresiasi positif untuk membekali siswa agar mampu memahami ilmu agama,

memiliki keterampilan sebagai bekal hidup dan mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan harapan dari SMA NU Al-Ma’ruf Kudus bahwa

lulusannya kelak diharap sukses dengan profesinya dan punya komitmen untuk

mengabdi dalam kegiatan keagamaan. Melalui pemberian materi sejarah nasional

dan sejarah lokal dengan memanfaatkan situs Menara Kudus dapat dijadikan

sebagai bekal bagi para alumni dalam pengabdiannya pada agama. Perlu diketahui

bahwa siswi-siswi yang belajar di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus, bukan hanya dari

lokal Kudus tetapi juga berasal dari berasal dari luar Kudus.

Pemanfaatan Menara Kudus sebagai sumber sejarah merupakan salah satu

inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sejarah dapat mendukung

peningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sejarah baik dilihat dari

pengembangan maupun pengayaan. Melalui pemanfaatan Menara Kudus sebagai

sumber sejarah dalam konteks menganalisis pengaruh perkembangan agama dan

kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan

Page 108: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cviii

menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di

Indonesia, dengan fokus materi proses Islamisasi di Kudus, siswa dapat

mengamati dari dekat, melihat konkrit bentuk aslinya, sehingga siswa tertarik

untuk menggali dan menganalisis bangunan Menara Kudus baik dari segi

fisiknya maupun makna filosofis dan paedagogis yang terkandung dalam

bangunan menara tersebut.

Menurut pengakuan informan ESN (CLW. 10, 1 Nopember 2008) guru

sejarah SMA NU Al-Ma’ruf telah memahami Menara Kudus sebagai sumber

pembelajaran sejarah di Kudus. Hal ini dibuktikan pada saat mengawali

pemberian materi pembelajaran menyampaikan silabus, SK/ KD yang akan

dikuasai, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran yang harus dikuasai siswa

dan menentukan strategi, metode dan skenario pembelajaran yang akan diajarkan

kepada siswa.

Setelah menyampaikan beberapa informasi tersebut, guru menyampaikan

materi ajar sesuai dengan KD nya yaitu menganalisis pengaruh perkembangan

agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di

Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha,

dan Islam di Indonesia, dengan fokus materi proses Islamisasi di Indonesia

dengan menggunakan metode ceramah bervariasi dan diselingi dengan tanya

jawab.

Sesuai skenario pembelajaran yang hendak dibangun guru untuk

mengarahkan siswa menggunakan metode resitasi dengan memanfaatkan Menara

Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah proses Islamisasi guru mengajak

Page 109: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cix

siswa untuk berkunjung ke Menara Kudus dengan studi wisata. Siswa

menanggapi dengan senang hati, hanya sebagian siswa yang pasif.

Situasi ini dimanfaatkan oleh guru untuk menerapkan rencana / skenario

pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi. Guru menawarkan kepada

siswa tentang tugas yang akan diberikan individu atau kelompok. Siswa disuruh

memilih ternyata kebanyakan memilih tugas kelompok. Berdasarkan kesepakatan

siswa dan guru inilah, maka guru memantapkan jenis tugas dan petunjuk

pelaksanaannya mulai dari persiapan, pelaksanaan, pertanggung jawaban, sistem

penilaian dan tindak lanjutnya. Setelah siswa memahami tugas yang diberikan,

maka guru membentuk kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara

dan anggota serta job deskriptionnya/ pekerjaannya masing-masing.

Setelah guru membentuk kelompok kemudian mengundi tema yang ada

kaitannya dengan pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara

Kudus sebagai sumber sejarah, antara lain : arsitektur Menara Kudus, sejarah

Menara Kudus, peranan Menara Kudus dalam perkembangan Islam, Menara

Kudus sebagai Wisata Budaya dan Religi dan sebagainya. Ketua kelompok

mengambil undian dan selanjutnya menyapaikan kepada anggota kelompoknya.

Sesuai dengan tema yang diberikan,guru memerintahkan segera

mengerjakan tugas dengan melaksanakan studi wisata bersama guru dan siswa di

Menara Kudus untuk mengadakan identifikasi, observasi, survey lapangan dan

mengumpulkan data untuk dijadikan sebagai bahan laporan yang akan

dipresentasikan dan didiskusikan secara kelompok di depan kelas.

Setelah laporan jadi, sesuai kesepakatan siswa dengan guru, laporan hasil

penugasan dipresentasikan, ditanggapi kelompok lain dan guru menjadi fasilitator

Page 110: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cx

diskusi yang bertugas mengarahkan, mengawasi, dan memberikan penilaian

proses keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi. Setelah diskusi selesai hasil

laporan dinilai guru dan diberikan tindak lanjut dengan mengadakan ulangan

harian untuk kompetensi dasar menganalisis pengaruh perkembangan agama dan

kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan

menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu – Buddha, dan Islam di

Indonesia. Dengan fokus materi pembelajaran proses Islamisasi di Kudus.

Berdasarkan pendapat dari para informan di atas, dapat disimpulkan bahwa

guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus telah memahami Menara Kudus sebagai

sumber pembelajaran sejarah di Kudus dengan mengemukakan alasan

pemanfaatan, kriteria dan persyaratan, prosedur dan langkah-langkah pelaksanaan

serta administrasi pembelajaran yang disiapkan yang meliputi : silabus, SK, KD,

RPP, indikator, instrumen penugasan, evaluasi dan Analisis Mata Pelajaran

(AMP) serta memahami visi dan misi sekolah.

2. Implementasi Metode Resitasi dalam Pembelajaran Sejarah Islamisasi

dengan Objek Menara Kudus.

Menurut informan ESN (CLW.10, tanggal 1 Nopember 2008)

implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan

objek Menara Kudus dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut:

a. Guru menyusun silabus, membuat perencanaan pembelajaran, indikator, dan

mempersiapkan bahan ajar tentang proses Islamisasi di Indonesia sesuai

Page 111: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxi

dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah

ditentukan dalam struktur program pengajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai dalam pemberian tugas

kepada siswa tentang proses Islamisasi di Kudus dengan memanfaatkan

Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah.

c. Guru sejarah mempersiapkan berbagai instrumen yang berupa tugas

individu maupun kelompok yang berkaitan dengan proses Islamisasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah.

d. Guru memberikan tugas kepada siswa tentang proses Islamisasi di Kudus

dan hasil kebudayaannya dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai

sumber pembelajaran sejarah.

e. Guru memberikan petunjuk atau tata cara penugasan dan skenario

pembelajaran kepada siswa sesuai metode resitasi dengan pendekatan

pembelajaran inkuiri dan studi wisata.

f. Guru memberikan tugas untuk mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan

sejarah di lingkungan Menara Kudus yang ada kaitannya dengan proses

Islamisasi di Kudus baik secara individu maupun kelompok.

g. Guru memberikan tugas secara individu dan kelompok untuk

mengidentifikasi bukti-bukti dan fakta-fakta sejarah tentang proses

Islamisasi di Kudus dan perkembangan agama serta kebudayaan Islam

dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah.

h. Guru bersama siswa bersepakat tentang batasan waktu penugasan agar

selesai sesuai rencana.

Page 112: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxii

i. Guru memberikan bimbingan dan pengawasan kepada siswa agar

mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk dan pelaksanaannya.

j. Guru memberikan dorongan dan membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas agar dapat terselesaikan.

k. Menganjurkan kepada siswa agar tugas yang diberikan baik secara

individu maupun kelompok dikerjakan sendiri tidak dikerjakan oleh orang

lain atau kelompok lainnya.

l. Guru menganjurkan siswa pada saat mengadakan identifikasi atau

pengumpulan data membuat catatan kecil/ field note dengan baik dan

sistematik.

m. Apabila siswa telah melakukan identifikasi, observasi dan survey di

Menara Kudus langkah selanjutnya menyusun laporan.

n. Pelaporan disusun secara individu maupun kelompok. Untuk penugasan

materi proses Islamisasi pelaporan dilaksanakan secara kelompok sehingga

penyusunan laporan dilakukan secara berkelompok.

o. Hasil pelaporan dipertanggungjawabkan secara kelompok kemudian

dipresentasikan dan didiskusikan di kelas untuk mendapatkan tanggapan

dari kelompok lain.

p. Guru memberikan evaluasi berupa penilaian secara kelompok maupun

individual dari hasil keaktifan diskusi.

q. Melaksanakan penilaian hasil penugasan proses Islamisasi dengan

melakukan tes kompetensi berupa ulangan harian untuk Kompetensi Dasar

menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam

Page 113: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxiii

terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan menganalisis

proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia.

r. Hasil penilaian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

melaksanakan metode resitasi berikutnya dengan memperbaiki berbagai

kelemahan dan mempertahankan berbagai keberhasilan yang telah dicapai

siswa.

Menurut LS (CLW. 06, tanggal 25 Oktober 2008) implementasi metode

resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan objek Menara Kudus, dapat

dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

Langkah-langkah Pembelajaran I

§ Pendekatan : Ketrampilan Proses

§ Metode : Diskusi, ceramah, pemberian tugas

Kegiatan Awal : - Apersepsi, siswa diminta kembali untuk

membaca materi pelajaran tentang proses

masuknya agama Islam di tanah Jawa.

- Motivasi, guru menjelaskan arti penting sejarah

bangsa terhadap perkembangan suatu negara.

- Pre Test, siswa diminta menyebutkan tempat dan

bukti bersejarah perkembangan agama Islam di

Jawa.

Kegiatan Inti :-Menyampaikan informasi tentang pengaruh

perkembangan agama dan kebudayaan Islam

terhadap masyarakat di berbagai daerah

Page 114: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxiv

-Menyampaikan informasi tentang akulturasi

budaya tentang tentang proses awal penyebaran

Islam di kota Kudus.

-Mendiskusikan hipotesis para ahli tentang proses

awal penyebaran Islam di kota Kudus.

Kegiatan Akhir : -Membuat hasil simpulan mengenai diskusi

-Memberi tugas kepada siswa untuk membuat

kliping proses awal penyebaran Islam ke kota

Kudus.

-Evaluasi

Langkah-langkah Pembelajaran II

§ Pendekatan : Ketrampilan Proses

§ Metode : Karya wisata, diskusi, ceramah, pemberian tugas

Kegiatan Awal : - Apersepsi, guru menjelaskan indikator yang

harus

dikuasai siswa, guru memberi tugas secara

individu mengidentifikasi Menara Kudus.

- Motivasi, guru mendeskripsikan rencana

kegiatan studi wisata ke Menara Kudus sebagai

bentuk kepedulian terhadap kemunduran

pengetahuan sejarah lokal di masyarakat.

Page 115: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxv

Kegiatan Inti :-Menyampaikan informasi tentang Menara Kudus

sebagai tempat dan bukti penyebaran Islam di kota

Kudus.

-Mengidentifikasi seni arsitektur serta interaksi

masyarakat dengan tradisi Islam, Hindu dan

Budha.

Kegiatan Akhir :-Memberi tugas kepada siswa untuk membuat

makalah Menara Kudus sebagai tempat dan bukti

penyebaran Islam di kota Kudus.

-Evaluasi

Langkah-langkah Pembelajaran III

§ Pendekatan : Keterampilan Proses

§ Metode : Diskusi, ceramah, pemberian tugas

Kegiatan Awal : - Apersepsi, siswa diminta mendeskripsikan

perilaku masyarakat yang tinggal di sekitar

Menara Kudus.

Kegiatan Inti :-Menyampaikan informasi tentang pengaruh

perkembangan agama dan kebudayaan Islam

terhadap masyarakat di berbagai daerah

-Mendiskusikan hipotesis para ahli tentang proses

awal penyebaran Islam di kota Kudus.

Kegiatan Akhir : -Membuat hasil simpulan mengenai diskusi

Page 116: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxvi

-Memberi tugas kepada siswa untuk membuat

makalah proses awal penyebaran Islam ke kota

Kudus dengan Menara Kudus sebagai sumber

-Evaluasi

a. Persiapan Guru dalam Implementasi Metode Resitasi pada

Pembelajaran Sejarah Islamisasi dengan Objek Menara Kudus.

Seorang guru dalam menghadapi siswa seyogyanya

mempersiapkan persiapan perencanaan yang matang. Perencanaan

tersebut dimulai dari membuat satuan pelajaran atau rencana

pembelajaran, silabus, materi ajar, metode yang akan digunakan, alat

yang akan dibutuhkan, dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan (lihat

lampiran. 03). Perencanaan pengajaran akan menjadi media pengontrol

agar guru dalam menyampaikan materi tidak keluar dari kurikulum

yang ada.

Menurut informan LS (CLW. 07, tanggal 8 Nopember 2008).

Apersepsi, siswa diminta kembali untuk membaca materi pelajaran

tentang proses masuknya agama Islam di tanah Jawa. Motivasi, guru

menjelaskan arti penting sejarah bangsa terhadap perkembangan suatu

negara. Pre Test, siswa diminta menyebutkan tempat dan bukti

bersejarah perkembangan agama Islam di Jawa. Pada kegiatan inti

pelajaran guru menyampaikan informasi tentang pengaruh

perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di

berbagai daerah serta mendiskusikan hipotesis perdagangan tentang

Page 117: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxvii

proses awal penyebaran Islam di Indonesia. Pada tahap akhir guru

membuat hasil simpulan mengenai diskusi, memberi tugas kepada siswa

untuk membuat makalah proses awal penyebaran Islam ke Kota Kudus

dengan Menara Kudus sebagai sumber belajar serta evaluasi.

Menurut wawancara dengan DD (CLW. 15, 1 Nopember 2008),

sekretaris YM3SK, perencanaan guru dirasa kurang maksimal, hal ini

terlihat saat siswa dan guru berkunjung ke Menara Kudus. Pengawasan

dan kontrol guru hanya terbatas beberapa siswa saja. Data tersebut

ditrianggulasikan dengan hasil observasi tanggal 1 Nopember 2008

ternyata ada kebenarannya, terbukti sebagian siswa perhatiannya tertuju

pada pengunjung Menara Kudus yang lain serta bercanda dengan

sesama siswa.

Menurut wawancara dengan ESN (CLW. 11, tanggal 8

Nopember 2008), interaksi siswa dengan siswa, maupun siswa dengan

guru tidak terpola dengan baik. Data tersebut ditrianggulasikan dengan

data observasi pada tanggal 8 Nopember 2008, di kelas sebagian siswa

pasif, saat melaksanakan diskusi kelompok. Interaksi yang tidak terpola,

menyebabkan penyampaian informasi tidak berjalan dengan baik.

Semakin banyak terjadinya interaksi, baik siswa dengan siswa, maupun

siswa dengan guru semakin banyak pula informasi yang diserap.

Dengan pasifnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar maka

pemahamannya dalam menyerap materi pelajaran akan rendah.

Implikasinya dengan evaluasi berbanding lurus, semakin tinggi interaksi

Page 118: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxviii

dan keaktifan seorang siswa maka hasil evaluasi yang dicapai akan

tinggi pula.

Menurut informasi MC (CLW. 03, tanggal 1 Nopember 2008),

persiapan guru dalam mengimplementasikan metode resitasi ke dalam

pembelajaran sejarah dirasa masih kurang. Hal ini tampak terlihat dari

pemberian tugas serta diskusi kelas, siswa masih malas mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru karena tugas dengan soal yang sama

akan membuat siswa lebih mudah melakukan kecurangan dengan

mencontek temannya. Perilaku ini berakibat pada diskusi kelas, siswa

yang tidak mengerjakan tugas secara otomatis akan pasif. Pemahaman

siswa terhadap materi rendah dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Data tersebut ditrianggulasikan dengan informasi HW (CLW.

19, tanggal 8 Nopember 2008) Metode resitasi merupakan salah satu hal

baru yang kami terima, namun saat pemberian tugas, guru sejarah

memberikan soal yang sama sehingga membuat banyak siswa yang

malas mengerjakan karena mereka hanya mencontek teman yang lain,

pada waktu diskusi kelas banyak teman-teman siswa yang pasif.

Bagaimana mau aktif, kalau mereka tidak paham akan materi tugas

yang diberikan oleh guru.

b. Evaluasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sejarah Islamisasi

Menggunakan Metode Resitasi.

Penilaian merupakan tolok ukur berhasil tidaknya proses

pengajaran bagi seorang guru terhadap siswanya. Di sinilah penilaian

Page 119: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxix

menjadi kunci pengajaran dalam keterikatan waktu tertentu. Menurut

informan LS (CLW. 07, 8 Nopember 2008), penilaian yang dilakukan

dengan menggunakan penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian

proses dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas, dan kreativitas siswa

dalam bentuk afektif. Sedangkan penilaian hasil diperoleh dari hasil

ulangan siswa setelah menguasai kompetensi dasar menganalisis

pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap

masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan menganalisis proses

interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia.

Dengan fokus materi pembelajaran proses Islamisasi di Kudus.

Menurut informasi dari WA (CLW. 23, tanggal 15 Nopember

2008), hasil evaluasi yang rendah dikarenakan siswa sulit memahami

materi pelajaran sejarah. Faktor kebosanan dan jenuh menjadi faktor

utama rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran sejarah.

Menurut informan R siswa SMA NU Al-Ma’ruf (CLW. 24,

tanggal 15 Nopember 2008) motivasi belajar siswa mengalami

peningkatan setelah menerima tugas dari guru sejarah dalam

kompetensi dasar menganalisa pengaruh perkembangan agama dan

kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha,

dan Islam di Indonesia. Dengan fokus materi pembelajaran proses

Islamisasi di Kudus dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai

sumber belajar. Karena pembelajaran lebih konkrit dan menarik.

Page 120: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxx

Menurut wawancara dengan informan CS (CLW. 20, tanggal 8

Nopember 2008), diperoleh informasi bahwa peningkatan hasil belajar

siswa berjalan seiring dengan peningkatan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran sejarah melalui metode resitasi. Informasi tersebut

diperkuat dengan keterangan dari informan HW (CLW. 19, tanggal 8

Nopember 2008) yang juga siswa kelas XI SMA NU Al- Ma’ruf. Siswa

termotivasi belajar untuk belajar sejarah, hal ini dibuktikan dengan

antusiasnya siswa saat pengerjaan tugas dan berkunjung ke Menara

Kudus, siswa bisa melihat bukti nyata benda-benda peninggalan sejarah

Islamisasi di kota Kudus. Melalui metode resitasi pengetahuan,

pengertian dan pemahaman tentang menara kudus dan sejarah Islam

yang ada semakin luas. Informan menjelaskan bahwa dirinya dan teman

–teman siswa yang lain, semakin mengerti dan mengenal benda-benda

peniggalan sejarah masuknya Islam ke Kudus, misalnya bentuk menara

masjid Kudus bangunannya jelas menunjukkan adanya pengaruh seni

bangunan zaman pra – Islam. Menara Kudus menghadap ke barat dan

bentuknya menyerupai bangunan candi yang terbagi atas tiga bagian,

yaitu : bagian kaki, tubuh, dan puncak. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pengaruh Hindu cukup kuat berkembang, sehingga

masih dapat meninggalkan bekas – bekasnya. Seperti atap tumpang

bertingkat tiga yang menutupi masjid, bangunan Gapura yang

mengelilingi atau terdapat pada tembok penutup kompleks, yang

semuanya mirip dengan pola arsitektur Hindu. Tempat wudhu di Masjid

Page 121: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxi

Kudus yang mempunyai delapan kran air, juga mengingatkan kita pada

nilai filosofi kepercayaan agama Budha. Bahwa manusia, jika ingin

sukses harus melalui delapan jalur kebenaran yang disebut

Astasanghikamarga, yaitu : pengetahuan, keputusan, perkataan,

perbuatan, cara penghidupan, daya usaha, meditasi, kontemplasi. Tahun

pendirian Menara Kudus mungkin berhubungan dengan inskripsi

berbahasa arab diatas mihrab dan tulisan pada tiang diatap bangunan

yang tergores candrasangkala yang berbunyi ”gapuro rusak ewahing

jagad” yang berbobot angka 1685 Masehi. Sedangkan nama Kudus

sendiri berasal dari kata Al Quds seperti bunyi inskripsi yang terdapat

diatas mihrab Masjid Menara kudus,menurut penjelasan YM3SK itu

dibawa Ja’far Shodiq dari masyjidil Aqsha, Palestin, dan masjid

tersebut diberi nama masjid Al Aqsa atau Al Manar, dan kotanya

disebut pula dengan Al Quds (Kudus yang artinya suci).

ES (CLW. 21, tanggal 8 Nopember 2008) menuturkan metode

resitasi dapat mempermudah siswa menyerap dan mendalami materi

pelajaran sejarah, sehingga saat dilaksanakan evaluasi siswa mampu

mengerjakannya. Hal ini dikarenakan siswa belajar secara langsung

mencari data-data untuk tugas yang diberikan guru sejarah.

Dari berbagai pendapat para informan di atas, dapat disimpulkan

bahwa implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah

Islamisasi dengan objek Menara Kudus dilaksanakan secara bertahap

mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Tahap

Page 122: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxii

persiapan guru sejarah menyusun silabus, RPP, Indikator, Instrumen,

bahan ajar/ materi, membuat petunjuk dan pelaksanaan, menentukan

batas waktu. Tahap pelaksanaan langkah-langkah kegiatannya meliputi

pemberian tugas, siswa mengerjakan/ melaksanakan tugas, mencatat

dan mengidentifikasi berbagai bukti-bukti, fakta historis tentang proses

Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber

sejarah, menyusun laporan hasil survey / pengamatan di Menara Kudus

baik secara individu maupun kelompok. Tahap pertanggungjawaban

siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil laporannya melalui

diskusi kelas untuk mendapatkan tanggapan dari hasil temuannya.

Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut dengan mengadakan evaluasi

dan penilaian baik secara individu maupun kelompok.

Tahap pelaporan hasil pelaksanaan tugas mempelajari materi

sejarah Islamisasi dengan menggunakan metode resitasi di lokasi

menara Kudus,terlebih dahulu siswa diberi tugas untuk

mempresentasikan dihadapan temannya yang dilanjutkan dengan

diskusi.

3. Kendala yang muncul dalam Penggunaan Metode Resitasi dan

upaya pemecahannya.

Menurut LS (CLW. 08, tanggal 15 Nopember 2008) metode

resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan

Menara Kudus sebagai sumber sejarah dihadapkan berbagai

Page 123: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxiii

permasalahan baik yang menyangkut kendala teknis maupun non teknis.

Kendala teknis yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu

kesulitan guru dalam mengidentifikasi SK/ KD-nya, penyusunan

petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, persiapan dalam pembuatan

instrumen, sarana dan prasarana pendidikan. keterbatasan guru dalam

membimbing siswa dalam membuat laporan hasil penugasan di Menara

Kudus, kesulitan dalam mengevaluasi hasil penugasan. Kendala non

tehnis menyangkut transportasi dan akomodasi yang digunakan untuk

menunjang kelancaran siswa dalam menerapkan kegiatan pembelajaran

ini. Alokasi waktu dalam pembelajaran sejarah dirasa masih kurang

memadai, perlunya waktu dan tenaga untuk studi wisata ke Menara

Kudus, kesulitan guru dalam melakukan pengawasan dan bimbingan

kepada siswa ketika melakukan observasi dan survey untuk menggali

informasi yang ada di Menara Kudus,

Kendala yang lain dihadapi di lapangan yaitu guru mengalami

kesulitan dalam mengkoordinasikan siswa baik secara individu maupun

kelompok ketika sampai di Menara Kudus karena siswa kecenderungan

sulit diatur oleh ketua kelompoknya, mereka suka berpencar semaunya

sendiri dan bergerombol tidak mematuhi aturan yang telah ditentukan

dalam kelompoknya bahkan kebanyakan bermain-main dengan teman-

temannya seperti bercanda ria, berpose/ foto dan sebagainya, Banyaknya

pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi

dan percaya diri karena merasa gerak geriknya dilihat oleh banyak orang,

Page 124: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxiv

kesulitan siswa dalam mencari nara sumber atau informan yang mampu

memberikan petunjuk dan bukti-bukti tentang keberadaan Menara Kudus

sebagai sumber sejarah, guru mengalami kesulitan ketika membimbing

dan mengarahkan siswa setelah sampai di Menara Kudus, kadang dalam

kegiatannya tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya karena guru

belum mampu mengkoordinasikan dan mengendalikan siswa ketika di

lapangan.

Menurut ESN (CLW. 12, tanggal 15 Nopember 2008) kendala-

kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan metode resitasi dalam

pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus

sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus

dihadapkan pada banyak kendala yaitu kendala intern dan kendala

ekstern. Kendala intern yang berasal dari dalam yang meliputi : sekolah,

guru, siswa, orang tua/ wali murid, dan komite sekolah.

Kendala intern yang berasal dari pihak sekolah yaitu kurangnya

dukungan sarana dan prasarana (transportasi dan akomodasi). Kendala

yang dihadapi guru adalah alokasi waktu yang disediakan oleh pihak

sekolah yang dianggap kurang memadai, sehingga guru merasa

kesulitan untuk mengatur dalam pembelajaran sejarah. Guru mengalami

kesulitan ketika memasukkan SK/ KD karena sejarah Islamisasi hanya

sedikit disinggung dalam materi pembelajaran sejarah, dan keberadaan

Menara Kudus hanya sebagai salah satu contoh dari hasil pengaruh

kebudayaan Islam di Indonesia yang bersifat local genius.

Page 125: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxv

Guru mengalami kesulitan dalam membimbing, mengawasi

ketika mengadakan observasi, survey dan penyusunan laporan karena

guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus hanya berjumlah dua orang.

Keterbatasan sarana prasarana ( transportasi dan akomodasi ) untuk

mendukung kegiatan pembelajaran Islamisasi dengan metode resitasi,

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran.

Kendala intern dari siswa yaitu motivasi siswa masih kurang

karena metode resitasi yang diberikan oleh guru bersifat tugas

kelompok sehingga hanya siswa tertentu yang aktif dalam

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah. Banyaknya

pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi

dan percaya diri, kesulitan siswa dalam mencari nara sumber atau

informan yang mampu memberikan petunjuk dan bukti-bukti tentang

keberadaan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, guru mengalami

kesulitan ketika membimbing dan mengarahkan siswa setelah sampai di

Menara Kudus kadang dalam kegiatannya tidak sesuai dengan

perencanaan sebelumnya, guru kesulitan dalam mengkoordinasi dan

mengendalikan siswa. Siswa merasa kurang antusias karena

Menara Kudus sering dilihat serta dikunjungi sehingga dianggap hal

yang biasa, banyaknya literatur yang mengupas Menara Kudus sehingga

pada waktu dipandu oleh guru sejarah dan guide kurang memperhatikan

dan kecenderungan bercanda dan mengobrol sendiri. Kecenderungan

hasil laporan penugasan mencontoh dari kakak-kakak kelas terdahulu.

Page 126: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxvi

Siswa merasa mata pelajaran sejarah kurang begitu penting karena

hanya mata pelajaran yang di UAS kan saja dan kurang berpengaruh

terhadap kelulusan sehingga ada sebagian siswa kecenderungan kurng

tertarik

Kendala yang dihadapi oleh orang tua adalah kendala keamanan

dan pengawasan terhadap siswa. Karena pemanfaatan Menara Kudus

sebagai sumber sejarah termasuk dalam kegiatan di luar kelas yang

sifatnya studi wisata maka orang tua siswa perlu mendapatkan jaminan

keamanan.

Komite Sekolah belum mengetahui secara detail tentang metode

resitasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber

pembelajaran sejarah, karena penerapan metode tersebut membutuhkan

perencanaan pembelajaran yang matang untuk berkunjung ke menara,

dalam penyusunan laporan hasil kunjungan siswa mengalami kesulitan

dan membutuhkan waktu,dan ketekunan, sedangkan keberadaan mata

pelajaran sejarah sendiri tidak masuk UAN, sehingga komite sekolah

khawatir dengan metode resitasi yang bersifat studi wisata dapat

mengganggu konsentrasi siswa pada pelajaran yang diujinasionalkan,

yang berpengaruh terhadap kelulusan.

Selain kendala intern juga kendala ekstern. Kendala ekstern

disebabkan oleh situasi lingkungan seperti banyaknya jumlah

pengunjung yang hadir pada saat siswa mengadakan survey, observasi

dan identifikasi di Menara Kudus siswa mengalami terganggu

Page 127: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxvii

konsentrasinya. Kendala pengkoordinasian dan pengendalian siswa

ketika studi wisata di Menara Kudus yang tidak sesuai dengan rencana

karena siswa berkecenderungan bermain-main sendiri dengan teman-

temannya sehingga lupa tujuan pokoknya.

Menurut informan MC Kepala Sekolah SMA NU Al- Ma’ruf

(CLW. 04, tanggal 8 Nopember 2008), dalam penerapan metode resitasi

guru sejarah dan siswa SMA NU Al-Ma’ruf Kudus dihadapkan banyak

kendala baik kendala intern atau pun ekstern, kendala teknis maupun

non teknis. Kendala ini muncul bukan saja pada penggunaan metode

resitasi tetapi metode lain pun mengalami hal yang sama. Hal ini patut

disadari bahwa dalam menerapkan suatu metode pembelajaran pasti ada

kelebihan dan kelemahan, keberhasilan dan ketidakberhasilan.

Berkaitan dengan hal ini, kendala yang dihadapi guru dan siswa

dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah

Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah

yakni : guru sulit mengontrol orisionalitas hasil pekerjaan siswa secara

individu. Guru mengalami kesulitan dalam mengontrol hasil penugasan

secara kelompok, apakah benar-benar dikerjakan secara bersama-sama

dengan kelompoknya ataupun hanya dikerjakan satu orang saja tetapi

diakui kerja kelompok sehingga siswa yang aktif dan pasif mendapatkan

nilai sama. Siswa seringkali melakukan penipuan karena hasil laporan

penugasan merupakan hasil meniru/ menyontek laporan dari kakak

kelasnya. Bagi siswa dan kelompok yang memiliki obsesi untuk

Page 128: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxviii

mendapatkan nilai baik maka pengerjaannya dimintakan bantuan orang

lain Metode resitasi pembelajaran sejarah Islamisasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah membutuhkan

waktu, tenaga, dan ketekunan sehingga membuat siswa merasa

terbebani. Kurangnya koordinasi guru dalam memberikan tugas

menyebabkan siswa merasa terbebani.

Menurut R (CLW. 24, tanggal 15 Nopember 2008) kendala yang

dihadapi siswa dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah

yaitu banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dari berbagai

mata pelajaran sehingga menjadi beban siswa. Pemanfaatan Menara

Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf

Kudus dengan menggunakan metode resitasi membutuhkan

konsekuensi untuk hadir dan melakukan observasi, survey, serta

pengamatan terhadap Menara Kudus baik dari segi historis, arkeologis,

arsitektur, dan kehidupan lingkungan sekitar serta tindak lanjut dari

hasil temuan tersebut dengan membuat laporan yang harus

dipertanggungjawabkan melalui presentasi dan diskusi kelompok di

depan kelas sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga.

Menurut informan DD (LCW. 16, tanggal 22 Nopember 2008)

kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat berasal dari

siswa, guru, dan YM3SK. Kendala yang disebabkan oleh siswa yaitu

Page 129: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxix

motivasi dan antusiasme siswa masih rendah karena banyaknya siswa

yang pasif dan kurang bersungguh-sungguh dalam menggali informasi

tentang Menara Kudus. Keadaan ini terlihat ketika siswa diterangkan

dan ditunjukkan di lokasi Menara masih banyak yang berbicara sendiri

dengan teman-temannya, berpose/ foto-foto sendiri dengan temannya,

dan banyak siswa yang tidak bertanya. Kendala dari guru yakni

pengawasan dan bimbingan guru masih kurang ketika siswa

mengadakan survey, observasi dan mengidentifikasi bangunan Menara

Kudus. Hal ini terlihat siswa banyak yang berkeliaran dan kurang

memperhatikan penjelasan dari guru. Kendala dari YM3SK yaitu

terbatasnya personil yang menjadi guide untuk memfasilitasi dan

memberikan keterangan/ informasi tentang Menara Kudus kepada siswa

sehingga informasi yang disampaikan tidak dapat menyeluruh dan

kurang detail.

Berdasarkan dari berbagai pendapat para informan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kendala yang muncul dalam penggunaan metode

resitasi adalah kendala teknis maupun nonteknis, kendala intern

maupun kendala ekstern. Kendala teknis meliputi: kesulitan

mengidentifikasi SK/ KD-nya, penyusunan petunjuk dan pelaksanaan

metode resitasi, pembuatan instrumen, sarana dan prasarana pendidikan

akomodasi, transportasi, alokasi waktu, keterbatasan dana, kesulitan

pengawasan dan bimbingan kepada siswa, keterbatasan guru dalam

membimbing siswa dalam membuat laporan dan evaluasi. Kendala

Page 130: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxx

nonteknis meliputi: kesulitan dalam mengkoordinasikan dan

mengendalikan siswa ketika di objek Menara Kudus, banyaknya

pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi

dan percaya diri. Kendala Intern berasal dari dalam yang meliputi: pihak

sekolah,guru, siswa, orang tua/ wali murid, dan komite sekolah.

Sedangkan kendala ekstern berasal dari situasi dan kondisi lingkungan

objek Menara Kudus, sedikit banyaknya pengunjung,cuaca dan

sebagainya.

Menurut LS (CLW. 08, tanggal 15 Nopember 2008) upaya yang

dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam

penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi

dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah yang

menyangkut kendala teknis maupun nonteknis. Dalam memecahkan

kendala teknis pada pelaksanaan pembelajaran sejarah untuk mengatasi

kesulitan guru dalam mengidentifikasi SK/ KD-nya, penyusunan

petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, persiapan dalam pembuatan

instrumen dapat dilakukan melalui cara berkoordinasi dengan MGMP

sejarah Untuk pembelajaran sejarah proses Islamisasi di Kudus dengan

menggunakan Menara sebagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan

pemberian resitasi SK/ KD nya dapat dilaksanakan di kelas X dengan

Kompetensi Dasar “Dasar-dasar Penelitian Ilmu Sejarah”, sedangkan

untuk kelas XI tinggal memperdalami dan tidak melakukan observasi,

Page 131: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxi

survey kembali cukup menyempurnakan hasil laporan penelitian

terdahulu yang pernah dijalaninya.

Upaya mengatasi masalah dari kendala sarana dan prasarana

pendidikan, akomodasi, dan transportasi dapat dilakukan melalui

koordinasi dengan Kepala Sekolah, komite sekolah agar turut

mencarikan solusi pemecahannya, dengan mengusahakan segala

keperluan, pengadaan sarana dan prasarana (akomodasi dan transportasi

siswa) sehingga akan menunjang kelancaran KBM, juga perlunya

kerjasama MGMP sejarah dalam mengidentifikasi SK/ KD untuk

materi proses Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus. Upaya

untuk memecahkan masalah alokasi waktu dalam pembelajaran sejarah

yang kurang memadai dapat dilakukan dengan mengadakan

pembelajaran secara terintegrasi, mengatasi kesulitan guru dalam

melakukan pengawasan dan bimbingan kepada siswa ketika melakukan

observasi dan survey untuk menggali informasi yang ada di Menara

Kudus dapat dilakukan dengan mengefektifkan dan memberdayakan

kepada ketua kelompok untuk membantu pengawasan dan membagi

tugas sehingga semua siswa aktif dalam mencari informasi tentang

Menara Kudus yang dapat menjadi bukti proses Islamisasi di Kudus.

Keterbatasan guru dalam membimbing siswa untuk membuat laporan

hasil penugasan di Menara Kudus dapat diatasi melalui tutor sebaya.

Artinya siswa yang pandai dapat membantu temannya untuk

membimbing dalam menyusun laporan. Upaya guru untuk mengatasi

Page 132: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxii

kesulitan dalam mengevaluasi hasil penugasan dengan cara membuat

kriteria penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian

proses untuk menilai tingkat keaktifan siswa baik pada saat melakukan

observasi, survey maupun diskusi kelompok. Sedangkan penilaian hasil

dapat dilakukan melalui hasil ulangan harian untuk kompetensi dasar.

Kendala nonteknis meliputi : guru mengalami kesulitan dalam

mengkoordinasikan siswa baik secara individu maupun kelompok

ketika sampai di Menara Kudus dapat dipecahkan melalui pembuatan

peraturan dan tata tertib kepada siswa serta mempersiapkan berbagai

langkah-langkah seperti mengadakan briefing/ pengarahan terlebih

dahulu sebelum siswa berangkat menuju lokasi Menara Kudus dengan

mengefektifkan ketua kelompok untuk mengkoordinir kelompoknya

dengan baik.

kesulitan siswa dalam mencari nara sumber atau informan yang

mampu memberikan petunjuk dan bukti-bukti tentang keberadaan

Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan

memberikan surat permohonan dan pemberitahuan kepada YM3SK

untuk mengirim guide membantu dan mendampingi siswa ketika

melakukan observasi, survey dan identifikasi (saat studi wisata).

Menurut ESN (CLW. 13, tanggal 22 Nopember 2008) upaya

untuk memecahkan dari kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi

dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran

Page 133: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxiii

sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus yang berkaitan dengan kendala

intern dan kendala ekstern dapat dilakukan dengan jalan

mengkoordinasikan kegiatan resitasi ini dengan meminta partisipasi dari

berbagai pihak yang meliputi Kepala Sekolah, guru, siswa, orang tua/

wali murid, dan komite sekolah, dan YM3SK.

Upaya untuk memecahkan kendala intern yang berasal dari

pihak sekolah yaitu kurangnya perhatian terhadap mata pelajaran yang

tidak diuji nasionalkan, guru dan siswa meminta agar memberikan

perhatian yang sama terhadap mata pelajaran baik yang

diujiannasionalkan maupun yang tidak karena memiliki tujuan yang

sama yakni mendidik dan mencerdaskan anak bangsa untuk menguasai

berbagai IPTEK.

Kendala yang dihadapi guru berkaitan alokasi waktu yang

disediakan oleh sekolah yang dirasa kurang memadai, sehingga guru

merasa kesulitan untuk mengatur dalam pembelajaran sejarah dapat

dilakukan dengan jalan menerapkan pembelajaran terintegrasi seperti

tugas mandiri maupun kelompok, pengayaan dan pendalaman materi

dengan memanfaatkan literatur di perpustakaan. Guru melakukan

koordinasi dengan MGMP sejarah dan bekerjasama dengan YM3SK

untuk membantu dalam membimbing dan mengawasi siswa ketika

mengadakan observasi, survey dan penyusunan laporan.

Kendala intern dari siswa yaitu kurangnya motivasi dan keaktifan

siswa dapat diupayakan pemecahannya dengan jalan memberikan

Page 134: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxiv

dorongan semangat, menanamkan kesadaran kepada siswa serta

membantu berbagai kesulitan dalam mengerjakan tugas resitasi.

Kendala sarana dapat dipecahkan melalui iuran, tabungan atau

penyediaan anggaran dari pihak sekolah. Kendala kurangnya

pemahaman Komite Sekolah terhadap metode resitasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah

dapat diberikan argumentasi dan alasan-alasan untuk meningkatkan

mutu pembelajaran dengan memasukkan program tahunan dan

dianggarkan melalui RAPBS karena resitasi ini mengimplementasikan

dari visi dan misi sekolah.

Kendala ekstern disebabkan oleh situasi lingkungan seperti

banyaknya pengunjung, peziarah yang hadir, dapat dipecahkan dengan

meminta informasi dari YM3SK tentang hari-hari yang padat

pengunjung dan hari yang sepi pengunjung sehingga siswa dalam

mengadakan survey, observasi dan identifikasi di Menara Kudus bisa

dengan cermat dan konsentrasi yang baik.

Menurut informan MC kepala sekolah SMA NU Al- Ma’ruf

(CLW. 04, tanggal 8 Nopember 2008), upaya untuk memecahkan

kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi dapat

dilakukan berbagai upaya mengontrol keaslian hasil pekerjaan siswa

secara individu maupun kelompok, kreativitas dan keaktifan siswa,

memberikan efek jera kepada siswa yang hasil laporannya hanya meniru

dari kakak kelasnya dengan cara mengulang, melakukan prinsip

efektivitas baik waktu, tenaga dan biaya dan melakukan koordinasi

Page 135: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxv

dengan pihak-pihak yang terkait yang ada hubungan dengan penerapan

metode resitasi sehingga tidak membebani siswa.

Menurut R (CLW. 24, tanggal 15 Nopember 2008) upaya untuk

memecahkan kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran sejarah

Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber

pembelajaran sejarah yaitu memberikan masukan kepada guru dan

meminta petunjuk pelaksanaan serta tata cara mengerjakan tugas resitasi

dan berbagai konsekuensi yang ditanggung siswa berkaitan dengan

penerapan metode resitasi baik ketika persiapan, pelaksanaan,

pertanggungjawaban, penilaian dan tindak lanjutnya.

Menurut informan DD (LCW. 16, tanggal 22 Nopember 2008)

upaya memecahkan masalah kendala yang muncul dalam penggunaan

metode resitasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber

sejarah baik yang berasal dari siswa, guru, dan YM3SK dapat dilakukan

dengan memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa agar sungguh-

sungguh dalam menggali informasi tentang Menara Kudus agar mereka

mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang maksimal.

Upaya untuk memecahkan kendala persiapan guru dan

keterbatasan guide di Menara Kudus maka diperlukan kerjasama saling

membantu baik dalam kepengawasan, pembimbingan dan penggalian

informasi tentang Menara Kudus sehingga informasi yang disampaikan

kepada siswa detail dan menyeluruh.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya

pemecahan dari berbagai kendala yang dihadapi dalam penggunaan

metode resitasi baik teknis maupun non teknis, intern maupun ekstern

Page 136: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxvi

dapat dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen-

komponen yang terkait seperti guru, siswa, Kepala Sekolah, orang tua/

wali murid, komite sekolah, dan YM3SK untuk mencarikan solusi

pemecahan / follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam

penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi

dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat

terwujud sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu

pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

C. Pokok – pokok Temuan

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Pemahaman guru sejarah di SMA NU Al – Ma’ruf Kudus terhadap Menara

Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus.

Guru sejarah SMA NU Al–Ma’ruf Kudus telah memahami pemilihan

sumber belajar yang tepat. Hal ini didasari kemampuannya dalam

memberikan alasan pemanfaatan Menara Kudus dijadikan sebagai sumber

sejarah pada kompetensi dasar menganalisis pengaruh perkembangan agama

dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan

Islam di Indonesia. Dengan fokus materi pembelajaran proses Islamisasi di

Kudus. Menara Kudus dianggap sebagai representasi dari keterwakilan situs

purbakala pada masa Sejarah Indonesia Madya. Karena perkembangan agama

Islam sejak awal proses Islamisasi di Kudus berada di sekitar Menara Kudus

dan kemudian menyebar ke seluruh Kudus dan sekitarnya.

Page 137: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxvii

Guru sejarah telah memahami kriteria tentang sumber pembelajaran.

Dalam pemakaian sumber pembelajaran terdapat dua sumber belajar yakni

sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber

belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sedangkan

sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning

resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus

dirancang untuk keperluan pembelajaran, seperti Menara Kudus tinggal

dimanfaatkan untuk sumber belajar. Hal ini sesuai dengan metode yang

dikembangkan saat ini yaitu CTL dan PAKEM. Dengan memanfaatkan alam

sekitar untuk sumber belajar.

Pemanfaatan Menara Kudus sebagai Sumber Belajar dalam

pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus tepat karena telah memenuhi

persyaratan 5 W. 1 H. Di samping itu, Menara Kudus memiliki keunikan

tersendiri dibandingkan dengan situs purbakala lainnya karena merupakan

manifestasi dari buah akulturasi budaya pra Islam (Hindu dan Budha) dengan

Islam. Arsitekturnya cukup unik menyerupai sebuah candi. Ini membuktikan

bahwa Menara Kudus layak dijadikan sebagai sumber sejarah untuk materi

ajar proses Islamisasi di Kudus Guru sangat menguasai materi pembelajaran,

baik dari sejarah arsitektur bangunan Menara Kudus, tradisi dan kondisi

sosial masyarkat sampai akulturasi budaya yang terjadi.

2. Implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan

objek Menara Kudus.

Page 138: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxviii

Implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi

dengan objek Menara Kudus dilaksanakan secara bertahap mulai dari

persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Tujuan dilaksanakan secara

bertahap agar metode resitasi yang diberikan kepada siswa benar-benar

memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran

siswa.

Dalam implementasi metode resitasi dilaksanakan mulai tahap

persiapan yaitu mulai penyusunan silabus, membuat RPP, membuat Indikator,

menyusun instrumen, menyiapkan bahan ajar/ materi pembelajaran, membuat

petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, menentukan batas waktu dalam

metode observasi.

Dalam tahap pelaksanaan langkah-langkah kegiatannya meliputi

pemberian tugas sesuai dengan kompetensi dasar menganalisis pengaruh

perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai

daerah di Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal,

Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Dengan fokus materi pembelajaran

proses Islamisasi di Kudus. Kegiatan yang dilakukan siswa mengerjakan/

melaksanakan tugas, dengan mengidentifikasi, mencatat, mengobservasi,

berbagai bukti-bukti, fakta historis tentang proses Islamisasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, menyusun laporan hasil

survey / pengamatan di Menara Kudus baik secara individu maupun kelompok.

Pada tahap pelaksanaan ini mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari guru

sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

Page 139: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxxxix

Tahap pertanggungjawaban siswa dipersilahkan untuk

mempresentasikan hasil laporannya melalui diskusi kelas untuk mendapatkan

tanggapan dari hasil temuannya. Tahapan ini penting untuk menguji kebenaran

dan keabsahan data melalui presentasi dan diskusi kelompok. Pada tahap ini

siswa memperoleh pengalaman yang berharga karena akan mendapatkan

sanggahan, mendapatkan tanggapan, pertanyaan, dan berbagai saran-saran baik

dari teman kelompoknya maupun dari guru sejarah agar laporannya dapat

sempurna.

Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut dengan mengadakan evaluasi

dan penilaian baik secara individu maupun kelompok. Tahap tindak lanjut ini

sangat penting karena dari hasil penugasan akan dievaluasi yang hasilnya

berupa nilai ataupun dalam bentuk reinforcement, penghargaan dari guru atas

hasil kerjanya.

3. Kendala yang muncul dalam Penggunaan Metode Resitasi dan upaya

pemecahannya.

Kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi meliputi

kendala teknis maupun nonteknis, kendala intern maupun kendala ekstern.

Kendala teknis berkaitan dengan teknis pelaksanaan dari metode resitasi yang

disesuaikan dengan prosedur/ aturan-aturan yang telah disepakati antara guru

dan siswa.

Dalam temuan di lapangan penelitian kendala teknis meliputi:

kesulitan mengidentifikasi SK/ KD-nya, penyusunan petunjuk dan

pelaksanaan metode resitasi, pembuatan instrumen, sarana dan prasarana

Page 140: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxl

pendidikan akomodasi, transportasi, alokasi waktu, keaktifan siswa, kesulitan

pengawasan dan bimbingan kepada siswa, keterbatasan guru dalam

membimbing siswa dalam membuat laporan dan evaluasi. Kendala ini tidak

hanya dialami oleh siswa tetapi guru ketika merumuskan, mempersiapkan, dan

melaksanakan, serta mempertanggungjawabkan dan tindak lanjutnya.

Di samping kendala teknis temuan di lapangan penelitian menunjukkan

adanya kendala non teknis, arti kendala yang timbul di luar prosedur yang

sifatnya insidentil. Adapun kendala nonteknis yang ditemukan dalam

penelitian ini meliputi : kesulitan dalam mengkoordinasikan dan

mengendalikan siswa ketika di objek Menara Kudus, banyaknya pengunjung

di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi dan percaya diri.

Kendala nonteknis ini sifatnya hanya sementara dan tidak menentu sehingga

penanganannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan objek agar

pelaksanaan metode resitasi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Selain kendala teknis dan nonteknis kendala yang dapat ditemukan

dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi

yaitu kendala intern dan ekstern. Kendala intern berasal dari dalam diri baik

pihak sekolah, guru, siswa, orang tua/ wali murid, dan komite sekolah.

Sedangkan kendala ekstern berasal dari luar yaitu situasi lingkungan objek

Menara Kudus, sedikit banyaknya pengunjung dan sebagainya.

Kendala yang sangat dirasakan oleh seorang guru sejarah dalam

pembelajaran menggunakan metode resitasi sering terbentur dengan jam

Page 141: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxli

pelajaran yang terbatas. Seringkali siswa melakukan penipuan di mana siswa

hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah

mengerjakan sendiri, guru sering menemukan hasil pekerjaan dengan jawaban

yang baik dan benar, tetapi ketika ia diberi pertanyaan tentang tugasnya ia

tidak tahu, banyak siswa yang belum memahami tugas yang ia kerjakan

meskipun ia punya hasil pengerjaannya, terkadang tugas itu dikerjakan orang

lain tanpa pengawasan. Selain itu guru juga menemui kendala lain yakni, sukar

memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

Kendala-kendala tersebut biasa terjadi dalam penerapan suatu metode

pembelajaran bukan hanya pada resitasi tetapi pada metode pembelajaran

lainnya. Namun kendala-kendala tersebut dapat teratasi dan tidak membawa

akibat fatal.

Dalam suatu kegiatan apa pun, pasti terdapat kendala. Kendala-kendala

tersebut harus dapat dijadikan sebagai salah satu pengalaman yang berharga.

Karena pengalaman adalah guru yang sangat berharga dalam belajar. Oleh

karena itu, komponen pendidikan di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus harus

mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan

metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber belajar.

Ada pun upaya pemecahan dari berbagai kendala yang dihadapi dalam

penggunaan metode resitasi baik teknis maupun nonteknis, intern maupun

ekstern dapat dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen-

komponen yang terkait seperti guru, siswa, Kepala Sekolah, orang tua/ wali

Page 142: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxlii

murid, komite sekolah, dan YM3SK untuk mencarikan solusi pemecahan /

follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode

resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara

Kudus sebagai sumber sejarah dapat terwujud sehingga tujuan untuk

meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai

yang diharapkan. Dengan demikian permasalahan yang muncul dalam

penggunaan metode resistasi di SMA Al-Ma’ruf Kudus diatasi dan

diselesaikan secara bersama-sama oleh seluruh komponen pendidikan yang

ada di SMA tanpa efek yang berarti.

D. Pembahasan

Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila guru dalam

memilih metode pembelajaran sesuai dengan sumber belajar yang digunakan.

Sumber belajar yang berupa objek yang dapat ditemui di lingkungan sekitar

sangat tepat menggunakan metode pembelajaran resitasi. Metode ini dapat

menumbuhkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan

metode resitasi dalam pelajaran sejarah islamisasi dengan menggunakan objek

Menara Kudus dapat berjalan apabila guru memahami dengan baik objek

Menara Kudus tersebut sebagai sumber belajar siswa.

1. Pemahaman guru sejarah di SMA NU Al – Ma’ruf Kudus terhadap Menara

Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus.

Makna pengajaran sejarah untuk mengkaji lebih mendalam

bentuk proses pengajaran sejarah yang sesuai dengan karakteristik sejarah

dan kemungkinan fungsi serta tujuan sejarah tercapai secara maksimal.

Page 143: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxliii

Fungsi dan tujuan pengajaran sejarah akan tercapai apabila siswa mampu

mendalami dan menghayati secara mendalam peristiwa–peristiwa sejarah

yang ada serta mampu mengambil makna dan nilai-nilai dari peristiwa

sejarah tersebut. Untuk itu dalam proses pembelajaran sejarah guru harus

mampu menghadirkan peristiwa masa lalu kehadapan siswa, sehingga

memungkinkan siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung dan

pengkajian secara mendalam terhadap peristiwa-peristiwa tersebut. Untuk

mewujudkan proses pembelajaran tersebut tentunya sangat tidak mungkin,

karena terbentur pada sifat dari peristiwa itu sendiri (Sartono Kartodirdjo,

1993).

Menarik untuk dicermati Pemahaman guru sejarah di SMA NU Al

– Ma’ruf Kudus terhadap Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran

sejarah Islamisasi di Kudus. Penguasaan materi pembelajaran dan

pemahaman guru sejarah di SMA NU Al – Ma’ruf Kudus sudah baik.

Dalam wawancara guru sejarah dapat menjelaskan dengan detail tentang

Menara Kudus baik dari segi arsitektur bangunan sampai kondisi sosial

budaya yang terdapat pada monumen Menara Kudus. Guru mempunyai

sumber bahan ajar tentang Menara Kudus seperti buku, artikel dan miniatur

Menara Kudus.

Menurut I Gde Widja (2002 : 95), pengajaran sejarah merupakan

suatu aktifitas belajar mengajar, di mana seorang guru menerangkan pada

siswanya tentang gambaran kehidupan masyarakat masa lampau yang

menyangkut peristiwa-peristiwa penting dan memiliki arti khusus.

Page 144: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxliv

Guru sejarah menyadari arti penting Menara kudus yang terletak

tidak jauh dari SMA NU Al – Ma’ruf Kudus sebagai salah satu situs

peninggalan sejarah proses masuknya Islam di Indonesia. Dalam

perkembangan agama Islam di Indonesia, Kudus merupakan salah satu kota

di Jawa Tengah yang bersejarah. Ini nampak dari peninggalan-peninggalan

seperti Menara Masjid Kudus. Perkembangan suatu agama dimana pun,

pasti akan terpengaruh oleh kebudayaan yang ada pada waktu itu. Demikian

juga ketika agama Islam berkembang di daerah Kudus dan sekitarnya, Islam

terpengaruh oleh berbagai kebudayaan sebelumnya. Menara Kudus

dianggap dapat memrepresentasikan proses Islamisasi, hal ini dibuktikan

dengan hal – hal sebagai berikut: Bangunan Menara Kudus menghadap ke

Barat, seperti yang kita tahu orang Islam menghadap ke kiblat (barat) ketika

melakukan sholat, walaupun Menara Kudus berakulturasi dengan budaya

lain dan mendapat pengaruh kental budaya Hindu (bila dilihat dari

arsitekturnya) tetapi Menara Kudus merupakan peninggalan Islam, karena di

bawah atap Menara tergantung Bedhug, di puncak Menara terdapat tulisan

”Allah” dalam bahasa Arab.

2. Implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan

objek Menara Kudus.

Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas belajar mengajar,

yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri dengan tindakan

evaluasi, yang selanjutnya diadakan tindakan perbaikan atau pengayaan.

Page 145: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxlv

Pengajaran juga merupakan suatu sistem, di mana dalam sistem tersebut

ada seperangkat unsur

yang tersusun dalam suatu susunan yang saling berhubungan dan saling

menunjang antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam suatu

aktivitas guna mencapai suatu tujuan. Rancangan pengajaran akan

mengikuti langkah-langkah yang terdiri dari tujuan, bahan pengajaran,

metode yang digunakan, serta evaluasi dari semua proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan (Akhmad Rohani 1995).

Persiapan guru dengan perencanaan yang matang, mulai dari

membuat rencana pembelajaran, silabus, materi ajar, metode yang akan

digunakan, alat yang akan dibutuhkan, dan bentuk evaluasi yang akan

dilakukan dirasa kurang maksimal. Hal ini dikarenakan jam pelajaran

pelajaran yang terbatas, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk metode

resitasi dan jam pelajaran berbanding terbalik.

Metode resitasi merupakan terjemahan dari to cite, berarti

mengutip, yakni siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian – bagian

pelajaran dari buku – buku tertentu, lalu belajar dan berlatih sendiri hingga

siap sebagaimana mestinya. Atau resitasi adalah cara menyajikan bahan

pelajaran di mana guru memberikan sejumlah tugas terhadap anak didik

untuk mempelajari sesuatu, kemudian mempertanggungjawabkannya

(Thoifuri, 2008 : 66).

Metode pemberian tugas bertujuan untuk merangsang dan

mendorong siswa aktif, kreatif, melatih menggunakan waktu, belajar

Page 146: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxlvi

mandiri, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar serta

menyelesaikan rencana pembelajaran yang tidak selesai di dikerjakan di

kelas sehingga siswa dapat menyelesaikan dan menguasai bahan pelajaran

yang diberikan guru kepada dirinya.

Dalam menggunakan metode resitasi harus memperhatikan

beberapa hal. Menurut Muhibbin Syah (1995 : 212) metode pemberian tugas

untuk menambah penguasaan siswa atas materi yang telah di sajikan guru

baik bersifat individual maupun kelompok, tergantung kebutuhan, dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) tugas yang diberikan harus

berhubungan erat dengan materi yang diberikan; 2) Tugas yang diberikan

harus sesuai dengan kemampuan siswa. 3) Tugas yang diberikan harus

sesuai atau tidak berlawanan dengan sikap dan perasaan hatinya sehingga

dapat melaksanakan tugas dengan senang hati. 4) Tugas yang diberikan

harus jelas, baik jenis volume, maupun batas waktu penyesuaiannya.

Dengan pertimbangan tersebut diharapkan guru dapat menemukan

metode resitasi yang tepat. Agar metode resitasi dapat digunakan dengan

tepat maka diperlukan adanya fase-fase atau tahapan-tahapan yang benar.

Menurut Mulyani Sumantri (2002: 79) langkah-langkah penggunaan metode

penugasan (resistasi) dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan fase-fase

sebagai berikut : 1) Fase Pemberian Tugas yang meliputi : perumusan

tujuan yang hendak dicapai, meliputi : jenis tugas yang jelas dan tepat,

memperhatikan kemampuan siswa, adanya petunjuk, penentuan waktu/

batasan waktu penyelesaian. 2) Langkah Pelaksanaan Tugas meliputi

pemberian bimbingan/ pengawasan, memberikan dorongan anak mau

bekerja, dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain,

Page 147: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxlvii

dianjurkan siswa mencatat hasil-hasil yang yang diperoleh dengan baik dan

sistimatik. 3) Mempertanggungjawabkan tugas meliputi : menyusun laporan

siswa, diskusi kelas, penilaian hasil kerja siswa, baik dengan tes maupun

non tes atau cara lainnya.

3. Kendala yang muncul dalam Penggunaan Metode Resitasi dan upaya

pemecahannya.

Dalam penggunaan metode resitasi dihadapkan dengan berbagai

kendala baik teknis maupun nonteknis, kendala intern maupun kendala

ekstern. Kendala teknis berkaitan dengan teknis pelaksanaan dari metode

resitasi yang disesuaikan dengan prosedur/ aturan-aturan yang telah

disepakati antara guru dan siswa. Kendala nonteknis, yaitu kendala yang

timbul di luar prosedur yang sifatnya insidentil. Selain kendala teknis dan

nonteknis kendala yang dapat ditemukan dalam penggunaan metode resitasi

dalam pembelajaran sejarah Islamisasi yaitu kendala intern dan ekstern.

Kendala intern berasal dari dalam diri baik pihak sekolah, guru, siswa, orang

tua/ wali murid, dan komite sekolah. Sedangkan kendala ekstern berasal dari

luar yaitu situasi lingkungan objek Menara Kudus, sedikit banyaknya

pengunjung dan sebagainya.

Kendala dalam penggunaan metode resitasi sesuai dengan pendapat

Mulyani Sumantri ( 2002 : 92) yaitu (1) siswa sulit dikontrol, apakah benar

ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain; (2) khusus untuk tugas

kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya

adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lainnya tidak

berpartisipasi dengan baik; (3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai

Page 148: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxlviii

dengan perbedaan individu siswa; (4) sering memberikan tugas yang

monoton (tak bervariasi)

dapat menimbulkan kebosanan siswa. Ismail (2003: 117) menyatakan

bahwa kelemahan metode pemberian tugas antara lain : seringkali siswa

melakukan penipuan diri di mana siswa hanya meniru pekerjaan orang lain,

tanpa mengalami proses belajar. Adakalanya tugas itu pengerjaannya

dibantu oleh orang lain. Apabila tugas terlalu berlebihan dan sukar dapat

mengganggu mental siswa.

Upaya mencari pemecahan dari berbagai permasalahan yang

dihadapi dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah

Islamisasi di Kudus dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber

belajar dapat dilakukan secara teknis maupun nonteknis, intern maupun

ekstern dengan jalan menjalin kerjasama antar komponen pendidikan di

SMA NU Al-Ma’ruf Kudus.

Dengan bekerjasama tersebut akan dapat mencarikan solusi

pemecahan/ follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam

penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi dengan

memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat terwujud

sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran

sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Menurut Mulyani Sumantri ( 2002 : 92) kelebihan metode

pemberian tugas adalah : lebih merangsang siswa dalam malakukan

aktivitas belajar individual maupun kelompok; dapat mengembangkan

Page 149: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cxlix

kemandirian siswa di luar pengawasan guru; dapat membina tanggung

jawab dan disiplin siswa; dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Ismail (2003 : 116) berpendapat kelebihan metode pemberian

tugas yaitu : (1) pengetahuan yang diperoleh dengan belajar mandiri atau

kelompok di rumah akan lebih lama diingat; (2) siswa mempunyai

kesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil

keputusan, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri; (3) apabila tugas

segera dikoreksi guru dapat lebih cepat mengetahui jika terdapat kesalahan

konsep pada diri siswa.

Dari keseluruhan pembahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi

dengan menggunakan Menara Kudus sebagai sumber sejarah terlepas dari

kelebihan dan kelemahannya mampu membantu guru dalam meningkatkan

pemahaman, kreativitas dan aktivitas belajar siswa serta peningkatan mutu

dan kualitas pembelajaran di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus.

Page 150: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cl

BAB V

SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Pemilihan metode pembelajaran berkaitan dengan sumber belajar yang

digunakan. Pemanfaatan Menara Kudus sebagai sumber belajar pelajaran sejarah

Islamisasi oleh Guru SMA NU Al-Ma’ruf Kudus, harus memperhatikan kriteria-

kriteria yang telah ditentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Guru

yang memahami sejarah dan maksud pendirian Menara Kudus, maka dapat

memanfaatkan Menara Kudus tersebut sebagai sumber belajar pelajaran sejarah

Islamisasi di Kudus dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Salah satu metode yang dapat digunakan dengan Menara Kudus sebagai

sumber belajar pelajaran sejarah Islamisasi adalah metode resitasi. Metode resitasi

dilaksanakan melalui proses pembelajaran mulai dari persiapan, pelaksanaan,

evaluasi dan tindak lanjut. Tahap persiapan guru sejarah menyusun silabus, RPP,

Indikator, Instrumen, bahan ajar/ materi, membuat petunjuk dan pelaksanaan,

menentukan batas waktu. Tahap pelaksanaan langkah-langkah kegiatannya

meliputi pemberian tugas, siswa mengerjakan/ melaksanakan tugas, mencatat dan

Page 151: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cli

mengidentifikasi berbagai bukti-bukti, fakta historis tentang proses Islamisasi

dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, menyusun laporan

hasil survey / pengamatan di Menara Kudus baik secara individu maupun

kelompok.

Tahap pertanggungjawaban siswa dipersilakan untuk mempresentasikan

hasil laporannya melalui diskusi kelas untuk mendapatkan tanggapan dari hasil

temuannya. Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut dengan mengadakan evaluasi

dan penilaian baik secara individu maupun kelompok.

Pelaksanaan metode reitasi di lapangan menemui kendala yang

diakibatkan oleh kendala teknis maupun nonteknis, kendala intern maupun

kendala ekstern. Kendala teknis meliputi : kesulitan mengidentifikasi SK/ KD-

nya, penyusunan petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, pembuatan

instrumen, sarana dan prasarana pendidikan akomodasi, transportasi, alokasi

waktu, keaktifan siswa kesulitan pengawasan dan bimbingan kepada siswa,

keterbatasan guru dalam membimbing siswa dalam membuat laporan dan

evaluasi. Kendala nonteknis meliputi : kesulitan dalam mengkoordinasikan dan

mengendalikan siswa ketika di objek Menara Kudus, banyaknya pengunjung di

Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi dan percaya diri. Kendala

Intern berasal dari dalam yang meliputi : pihak sekolah, guru, siswa, orang tua/

wali murid, dan komite sekolah. Sedangkan kendala ekstern berasal dari luar yaitu

situasi lingkungan objek Menara Kudus, sedikit banyaknya pengunjung dan

sebagainya.

Page 152: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clii

Upaya pemecahan kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan

metode resitasi baik teknis maupun nonteknis, intern maupun ekstern dapat

dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen-komponen yang

terkait seperti guru, siswa, kepala sekolah, orang tua/ wali murid, komite sekolah,

dan YM3SK untuk mencarikan solusi dan pemecahan / follow up berbagai

permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode resitasi pada pembelajaran

sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah

dapat terwujud sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu

pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Pelajaran sejarah islamisasi diajarkan di SMA NU Al Ma’ruf karena

pelajaran tersebut mengandung nilai-nilai keislaman yang perlu diketahui oleh

siswa. Penggunaan metode resitasi dalam pelajaran sejarah islamisasi

menimbulkan dampak positif bagi kegiatan pembelajaran. Nilai–nilai siswa sudah

mengalami peningkatan, setelah dievaluasi dari hari ke hari mulai terlihat

kemajuan, baik dalam nilai–nilai siswa maupun kondisi psikologis belajar siswa.

Kondisi psikologis berhubungan erat dengan motivasi belajar siswa. Sikap yang

mulai menyenangi pelajaran Sejarah membuat para siswa aktif di kelas, berani

mengajukan pertanyaan kepada guru, kondisi seperti ini secara otomatis

memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para siswa. Mereka tidak

hanya mendengar tetapi memamahi apa yang dijelaskan guru kemudian berani

mengajukan pertanyaan dan berpartisipasi aktif di dalam kelas.

Page 153: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cliii

Pemanfaatan Menara Kudus sebagai sarana pembelajaran sejarah

Islamisasi dengan metode resitasi, memberikan dampak positif bagi

keberlangsungan benda bersejarah tersebut. Menara Kudus merupalan bangunan

yang sudah kuno namun terawat dengan baik. Menara Kudus menyimpan fakta –

fakta sejarah proses Islamisasi. Pemanfaatan Menara Kudus sebagai sarana

pembelajaran memberikan dorongan bagi semua pihak untuk mengambil langkah

yang perlu dilakukan yaitu membenahi pengelolaannya, peningkatan administrasi

dan publikasi.

Metode resitasi yang dilakukan dalam pemberian tugas, menjawab soal,

atau segala sesuatunya harus disiapkan dan direncanakan secara baik, tanpa

persiapan maka kegiatan guru dalam pemberian tugas kurang mendukung

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Mengingat metode resitasi memerlukan

persiapan khusus.

Pengajaran sebagai aktivitas profesional membutuhkan perencanaan yang

sistematis. Kemampuan guru dalam mempersiapkan rencana pengajaran

merupakan salah satu aspek penting dari tugas profesionalnya. Keberhasilan

proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh perencanaan yang baik.

Relevan dengan temuan penelitian ini ternyata persiapan guru dalam kegiatan

pembelajaran dengan memanfaatkan metode resitasi belum maksimal.

Penggunaan strategi dalam pembelajaran dengan metode resitasi dalam rentangan

waktu yang terbatas belum dapat diatasi, seringkali ketika pelajaran dengan

metode resitasi berlangsung

Page 154: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

cliv

terpotong di tengah – tengah sehingga tidak selesai dalam sekali waktu. Selain itu

individu yang berbeda setiap siswa juga menuntut kesiapan guru, tidak mudah

memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Bimbingan

terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar juga dirasa masih kurang karena

sebanyak 40 siswa dengan keberadaan dua guru tidak memungkinkan untuk

melakukan bimbingan secara optimal terhadap banyaknya siswa yang mengalami

kesulitan.

Implikasi positif yang dapat ditonjolkan dari metode resitasi adalah

terciptanya suasana kelas yang aktif, siswa mulai berkonsentrasi setiap kali guru

menerangkan, mereka sudah mulai bisa menikmati pelajaran Sejarah. Ada

atmosfir baru di dalam kelas yang memotivasi siswa untuk belajar dan

menyimpan rasa keingintahuan terhadap bahasan yang sedang berlangsung.

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pembelajaran

Sejarah Islamisasi dengan menggunakan metode resitasi di Menara Kudus perlu

dilakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi dan analisis diketahui bahwa pemahaman

siswa dan minat siswa terhadap pelajaran Sejarah meningkat. Perubahan sikap dan

pengetahuan siswa terhadap pelajaran Sejarah merupakan salah satu indikatornya,

meningkatnya motivasi siswa mempelajari sejarah serta tumbuhnya kesadaran

sejarah di kalangan siswa merupakan nilai tambah positif. Dari kenyataan tersebut

kiranya menjadi pemikiran para guru sudah saatnya aktif mencari terobosan –

terobosan baru untuk mengatasi kebosanan siswa, mencari penerapan metode

mengajar yang tepat, mengubah paradigma pembelajaran yang sentralistik di

tangan guru menuju pembelajaran yang edukatif dengan memberdayakan semua

komponen yang ada, seperti lingkungan dan siswa sebagai subjek dari

Page 155: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clv

pembelajaran. Melalui langkah yang ditempuh tersebut maka diharapkan adanya

peningkatan pendidikan dan pembelajaran akan menjadi lebih bermakna.

C. Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran-saran yang

dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Kepada Guru

a. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menumbuhkan minat siswa

dalam belajar sejarah, seyogyanya guru memanfaatkan sumber belajar yang

dekat dengan lingkungan sekolah.

b. Dalam memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber belajar harus

direncanakan secara baik, sistematis dan terprogram, disesuaikan dengan

materi pelajaran serta dituangkan dalam persiapan pembelajaran.

c. Agar kegiatan proses belajar mengajar lebih bermakna dan dapat

memotivasi siswa guru seharusnya mampu memegang kendali kelas,

memahami apa yang menjadi kendala sehingga siswa tidak merasa bosan.

d. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu mengembangkan pola

interaksi yang dinamis antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan

guru.

e. Guru dituntut menguasai materi agar dapat melakukan pengembangan-

pengembangan bahan pengajaran dalam proses belajar mengajar yang

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Page 156: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clvi

2. Kepada Kepala Sekolah

a. Untuk meningkatkan sikap profesional guru, kepala sekolah perlu

mengintensifkan pembinaan dan supervisi kepada guru berkaitan dengan

persiapan mengajar maupun pelaksanaan pembelajaran.

b. Mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Sesekali mengontrol kegiatan belajar mengajar guru di dalam kelas, demi

tercapainya peningkatan kualitas pendidikan.

3. Kepada Pengelola Menara Kudus

a. Untuk meningkatkan dan menarik pengunjung terutama dari kalangan

pelajar, perlu kiranya dikembangkan kerjasama dengan institusi

pendidikan (sekolah) dan guru, melalui perintisan program kunjungan ke

Menara Kudus dengan berbagai kemudahan.

b. Perlu kiranya dipikirkan upaya untuk perawatan bangunan kuno Menara

Kudus sebagai situs sejarah, mengingat sudah banyak tulisan-tulisan

yang hilang dan juga menghimbau pengunjung untuk menjaga

kelestarian Menara Kudus.

c. Agar pengunjung memperoleh gambaran yang utuh tentang monumen

maka pantas dipertimbangkan untuk menyiapkan brosur (buku) praktis

dengan harga yang terjangkau khususnya bagi pelajar, hal ini juga dapat

dijadikan sarana publikasi.

Page 157: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clvii

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gapur. 1989. Desain Intruksional. Solo : Tiga Serangkai. Ahmad Rohani. 2000. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Arif Ismail. 2008. Media dan Sumber Pembelajaran Sejarah. Jakarta : Rineka

Cipta. Arif Ismail dan Isjoni. 2008. Model – Model Pembelajaran Mutakhir : Perpaduan

Indonesia Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Aswan Zaim. 2002. Strategi Belajar dan Mengajar IPS. Semarang :

Gramedia B. Simanjuntak dan Pasaribu I.L. 1983. Proses Balajar Mengajar. Bandung :

Penerbit Tarsito Burhan Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : RajaGrafindo

Persada. Burton, William dan Lexy J. Moleong. 1995. Penilitian Naturalistik. Jakarta: IKIP

Jakarta Cavalro, Dani. 2004. Teori Kritis dan Teori Budaya. Jakarta : UI Press Daljoeni. 1990. Dasar – Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Penerbit

Alumni. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus. 2005. Peninggalan Sejarah

& Purbakala Kabupaten Kudus. Kudus ; P&K Kabupaten Kudus. Djoko Suryo. 1989. Kesadaran Sejarah: sebuah tinjauan. Surakarta : KPK

Universitas Sebelas Maret. Feibleman, James. 1968. The Theory of Human Culture. New York : Humanitis

Press. Geertz, Clifford. 1963. Kebudayaan dan Agama. Jakarta : Yayasan Kanisius. G. Moedjanto. 1989. Kesadaran Sejarah dan Indikatornya. Surakarta : KPK.

Universitas Sebelas Maret. Hartono Kasmandi. 2001. Pengembangan Pembelajaran. Semarang : Prima

145

Page 158: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clviii

Nugraha Pratama. H.B. Sutopo. 1992. Merancang Penelitian Kualitatif / Lembar Penelitian IKIP

Semarang. Semarang : Pusat Penelitian IKIP Semarang. I Gede Widja. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.

Jakarta : Depdikbud. I.L. Simanjuntak B dan Pasaribu,. 1983. Proses Balajar Mengajar. Bandung :

Penerbit Tarsito Ismail. 2003. Kapita Selekta IPS Sejarah . Jakarta : Universitas Terbuka. _________. 1996. Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud. _________. 2002. Menuju Wajah Baru Pendidikan Sejarah. Yogyakarta : Lapera. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Jogjakarta : Yayasan Bentang

Budaya. Linton, Ralph. _____. The Study of Man. New York : Appleton Century Crofts

Inc. Mauidathul Khasanah. 2007. ”Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Siswa Kelas Viiic Semester Ii Smp Negeri 36 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Resitasi”. Skripsi. Semarang : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES.

Miles, M.B & Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber

Tentang Metode – Metode Baru. Jakarta : UI Press. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda

Karya. Mudzakir Djauzi. 2002. Studi Kasus (Desain dan Metode) / Robert K. Yin. Jakarta

: Grafindo Persada. Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :

Remaja Rosda Karya. Mulyani Sumantri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press. Nana Sudjana. 2001. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Agresindo.

141

Page 159: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clix

Nugroho Notosusanto. 1991. Sejarah Demi Masa Kini. Jakarta : UI Press. Nugroho Notosusanto & Djoened, Marwati. 1993. Sejarah Nasional Indonesia.

III. Jakarta : Balai Pustaka. Retno D. Susi. 2005. ”Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada

Pembelajaran Sejarah SMA Swasta Di Kota Semarang tahun ajaran 2004 / 2005 (Studi Kasus: SMA Teuku Umar dan SMA Kartini)”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Roijkkers. 1990. Mengajar dengan Sukses. Jakarta : Gramedia. R. Soekmono. 1973. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Yayasan Kanisius. Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sarwiji Suwandi & Budhi Setiawan. Buku Pedoman Seminar Proposal Thesis.

2006. Surakarta : Program Pascasarjana. Soemardi Moertono. 1994. Negara dan Usaha Bela Negara di Jawa Masa

Lampau Studi tentang Masa Mataram II, Abad XVI – XIX . Jakarta : Yayasan Obor.

Soerjono Soekanto. 1985. Kamus Sosiologi. Jakarta : Rajawali Pers. Solichin Salam. 1993. Menara Kudus (The Minaret of Kudus). Jakarta : Gema

Salam _________ 1997. Menara Kudus (The Minaret of Kudus). Jakarta : Gema Salam Syaiful Bakri. 2002. Dasar-Dasar Pembelajaran IPS. Jakarta : Djambatan Sri Kusdinah. 1990. ”Studi Keefektifan Metode Resitasi dan Diskusi Terhadap

Prestasi Belajar IPS Sejarah Ditinjau dari Tingkat Kesadaran Sejarahnya. Suatu Eksperimen Pada SMP Swasta di Kota Madya Surakarta 1988/1989”. Thesis. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Sugeng Haryadi. 1997. Berdirinya Masjid Agung Demak. Grobogan : Mega

Berlian. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitaif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Syafwandi. 1985. Menara Masjid Kudus : Dalam Tinjauan Sejarah dan

Page 160: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clx

Arsitektur. Jakarta : Bulan Bintang. Taufik Abdullah. 2004. Sejarah Lokal Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada

Press.

Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang : Rasail. Tim Peneliti. 1989. Hari Jadi Kudus. Yogyakarta : Jurusan Sejarah Fakultas

Sastra UGM Tim Penyusun. 1997. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta : Delta Pamungkas. Ulih Bukit Kayo-Kayo. 1984. Metodologi Pengajaran. Salatiga : Saudara. Winarti. 2003. ”Perbedaan Metode Pemberian Tugas dan Prestasi Belajar siswa

Kelas XI IPS 1 Semester I SD Negeri Kalitengah 1 Kecamatan Mranggen tahun pelajaran 2002 / 2003”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Yad Mulyasa. 1999. Antropologi untuk SMU Kelas 3 IPS. Jakarta : Depdikbud. Zainuri. 2007. ”Partisipasi Politik Perempuan Perspektif Tradisi Islam lokal

Kudus”. Thesis. Semarang : Universitas Diponegoro. Doni Swadarma. 2003. Berbagai Tipe Metode Mengajar. http://doni-

swa.blog.friendster.com/2007/07 diakses tanggal 12 Desember 2008 Mang Koes. 2004. tanpa judul. http://artike1.us/mangkoes6-04.html diakses

tanggal 12 Desember 2008 Ahmad Sudrajat. tanpa tahun. Strategi Pembelajran.

http://pakguruonline.pendidikan.net diakses tanggal 5 Januari 2009 Anonim. tanpa tahun. Budaya Masjid Kudus.

http://navigasi.net/goart.php?a=bumsjkds diakses tanggal 5 Januari 2009 Parluhutan Siregar. tanpa tahun. Paradigma Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

http : //litagama.org diakses tanggal 5 Januari 2009 Anonim. tanpa tahun. tanpa judul. http://jtiriialsejarah/malang2OOla.litiiil

diakses tanggal 5 Januari 2009 Anonim. 2007. Masuknya Islam di Indomesia. http://peziarah.wordpress.com.

diakses tanggal 17 Februari 2009

Page 161: PELAJARAN SEJARAH ISLAMISASI MELALUI METODE …/Pelajaran... · selaku atasan saya.Dan segenap teman kerja kantor. viii ... observasi dan analisis dokumen. ... silabus, SK, KD, RPP,

clxi

Anonim. 2009. Islamisasi di Indonesia. http://pmkuncen.wordpress.com diakses tanggal 20 Februari 2009