pedomanpelayanan gizi bagi odha -...

38
PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA = 70 = = 70 = PEDOMAN PELAYANAN GIZI BAGI ODHA KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2010

Upload: danglien

Post on 29-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 70 == 70 =

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI

ODHA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI2010

Page 2: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 69 =

Tim Penyusun :

1. dr. Sulastini, MKes

2. DR. dr. Anie Kurniawan, MSc

3. Prof. Dr. Syamsu SpPD

4. dr. Paul F. Matulessy, SpGK

5. Dr.Erwin Christianto, SpGK

6. dr. Titis Prawitasari, SpA

7. dr. Grace Ginting, MARS

8. Ineu Sariningrum

9. Siti Fatimah, DCN, Mkes

10. Cornelia, SKM.MSc

11. Ir. Rr. Itje Aisah Ranida, MKes

10. Suroto, SMK.MKM

11. Titi Resmisari

Editor :

1. Lucia Pardede, MSc

3. Hera Nurlita, SsiT, Mkes

4. dr. Inti Mujiati

3. Rose Wahyu Wardani, DCN

4. dr. Julina

5. Della Rosa, SKM

Page 3: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 68 == 68 =

Cara pembuatan :• Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan jumlahnya• Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk nipis+ kunyit atau menggunakan

daun kunyit, untuk menghilangkan bau amis. Kemudian ikan direbus dengan satu gelas belimbing air hingga matang, lalu ambil bagian daging putihnya dan hancurkan (pisahkan dari duri/ tulang ikan)

• Pisang direbus/dikukus/dibakar agar getahnya hilang, lalu ambil bagian putihnya (bagian tengahnya dibuang). Campurkan tepung beras dan pisang. Kemudian aduk sambil ditekan pakai punggung sendok makan sampai membentuk adonan. Campurkan ikan dan kaldunya ke dalam adonan, lalu tambah gula, minyak dan garam.

• Lanjutkan pemasakan sambil diaduk-aduk diatas api kecil hingga masak (5 menit)

3. FORMULA KACANG HIJAUBahan : • Tepung beras : 25 gr (4 sendok makan rata)/ beras 3 sendok makan• Kacang hijau : 60 gr (6 sendok makan rata)• Gula : 15 gr (1,5 sendok makan rata)• Minyak goreng : 10 gr (1 sendok makan)• Garam beryodium dan air secukupnyaCara pembuatan :• Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan jumlahnya• Kacang hijau direbus dengan empat gelas air hingga matang (30 menit)• Hancurkan dengan saringan kawat• Campurkan tepung beras, gula, minyak, garam dan air dingin sebanyak 50 cc (1/4 gelas belimbing)• Masukkan ke dalam rebusan kacang hijau yang sudah dihancurkan• Kemudian aduk menjadi satu dan lakukan pengadukan berulang-ulang di atas api kecil hingga masak (5 menit).

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= iii =

KATA PENGANTAR

Saat ini Indonesia menghadapi dua masalah kesehatan masyarakat, yaitu masalah penyakit infeksi yang belum dapat diatasi dengan optimal dan kecenderungan peningkatan penyakit degeneratif. Penyakit infeksi, khususnya HIV/ AIDS walaupun prevalensinya masih relatif rendah tetapi cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan rekomendasi ” Regional Consultation on Nutrition and HIV/AIDS” di Thailand pada tanggal 9-11 Oktober 2007 yang dihadiri oleh 14 negara di wilayah SEARO, termasuk Indonesia, penanganan HIV/AIDS bersifat komprehensif dan terintegrasi. Gizi memegang peran yang sangat penting dalam penanganan HIV/ AIDS karena : 1) gizi adalah merupakan kesehatan yang penting dan utama dalam pencegahan, perawatan dan pengobatan HIV/ AIDS secara komprehensif ; 2) Infeksi HIV pasti mempengaruhi status gizi ODHA ; 3) Malnutrisi pada HIV berdampak memperburuk penyakit ; 4) Intervensi gizi yang memadai dapat membantu ODHA mengurangi gejala klinis, mengurangi risiko infeksi serta dapat meningkatkan status gizi.

Dalam rangka pelayanan HIV /AIDS yang komprehensif pada tahun 2008, JEN (Jaringan Epidemiologi Nasional) bekerjasama dengan Depkes dan WHO telah menyusun Pedoman Pelatihan Perawatan dan Dukungan Gizi bagi ODHA di tingkat masyarakat dan pendamping (care giver). Namun, tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan pada ODHA belum mempunyai acuan, sehingga perlu disusun”Pedoman Pelayanan Gizi Bagi ODHA”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada lintas program, akademisi, profesi serta pihak yang terkait baik dalam penyusunan maupun ujicoba pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat.

Jakarta, .........Juni 2010 Direktur Bina Gizi Masyarakat

DR. Minarto, MPS

Page 4: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= iv == iv =

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 67 =

Lampiran 10

Contoh Menu Makanan Lumat

CATATAN:- Makanan formula dapat dibuat satu kali untuk kebutuhan sehari dengan

1 kali menghangatkan- Simpan dalam wadah bersih dan tertutup- Jika pasien masih mau makan, dapat dibuat lagi- Formula dapat dibuat dengan tekstur yang lebih padat atau lebih cair

sesuai dengan kebutuhan.

1. FORMULA TEMPEBahan : • Tempe : 100 gr (4 potong sedang)• Terigu/ tepung beras : 40 gr (4 sendok makan penuh)• Gula : 25 gr ( 3 sendok makan rata)• Minyak goreng : 5 gr (1/2 sendok makan)• Garam beryodium dan air secukupnya

Cara pembuatan :• Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan jumlahnya• Tempe dipotong-potong, kemudian direbus 10 menit lalu

dihaluskan• Semua bahan dicampur, tambahkan satu gelas belimbing air, aduk

jadi satu• Kemudian dimasak di atas api kecil sambil diaduk-aduk selam kira-

kira 5-10 menit.

2. FORMULA IKANBahan : • Tepung beras : 45 gr (7 sendok makan) atau beras 6 sdm • Daging ikan : 60 gr (130 gr ikan segar)• Gula : 20 gr ( 2 sendok makan)• Minyak goreng : 20 gr (2 sendok makan)• Pisang ambon : 100 gr (1 buah sedang)• Garam beryodium dan air secukupnya

Page 5: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 66 == 66 =

Menu IIKalori : 2580,5Protein : 66.85Lemak : 58.77Ha : 346.58

PAGI Nasi Kuning 100 gr ( ¾ gelas) Ayam Goreng Bb. Lengkuas 50 gr (1 pot. Sdg ) Pisang susu 2 bj (50 gr )

10.00 Bubur jagung + Kac. Ijo 1 mangkok Fruits Punch 1 gelas

Siang Nasi 100 gr ( ¾ gelas) Daging BB Sate 50 gr (1 pot.sedang) Tempe kripik Sop sayuran 100 gr ( 1 mangkok) Jeruk 100 gr (1 biji sedang)

16.00 Slada buah ( 1 gelas) (200 cc) Cucur pisang + keju parut 50 gr (1 porsi)

Malam Nasi 120 gr (3/4 gelas) Tempe bacem 50 gr (1 pot. sedang) Ikan balado 50 gr (1 potong sedang) Sayur Asem 100 gr ( 1 mangkok) Pisang raja 100 gr (1 bj )

20.00 Susu coklat 20 gr ( 1 gelas) Roti goreng isi daging giling 50 gr (1 porsi)

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= v =

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI v

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Sasaran 2 D. Ruang Lingkup 2

BAB II HIV/ AIDS, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA A. Stadium Klinis HIV 3 B. Diagnosa 6 C. Metabolisme Gizi Pada ODHA 7 D. Hubungan Antara Gizi dan HIV 7 E. Gizi dengan ARV 8

BAB III PELAYANAN GIZI BAGI ODHA A. Tujuan 11 B. Asuhan Gizi 1. Pada bayi dan anak (0-12 tahun) 11 2. Remaja dan dewasa 15 3. Ibu hamil dan menyusui 30

BAB IV MONITORING A. Monitoring klinis 35 B. Monitoring laboratorium 36 C. Monitoring asupan makanan 37

BAB V PENUTUP 39

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 43

Page 6: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= vi == vi =

LAMPIRAN

1. a. Form Monitoring berat badan pada bayi dan anak b. Form monitoring berat badan pada remaja dan dewasa2. Form catatan pola makan3. Form Recall 24 jam 4. Form monitoring Status Gizi Anak 5. Tabel Angka Kecukupan Gizi 20046. Form daftar bahan makanan penukar 7. Contoh Makanan Formula Cair Oral8. Form monitoring asupan makanan9. Contoh menu 10. Contoh menu makanan lumat

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 65 =

Lampiran 9

CONTOH MENU : Makanan biasa untuk HIV stadium I

Menu I

Kalori : 2305Protein : 66.85Lemak : 58.77Karbohidrat : 337.58

PAGI Nasi Goreng ayam 120 gr ( ¾ gelas) Juice wortel + jeruk 100 gr (1 gelas)

10.00 Kolak pisang 1 mangkok

Siang Nasi 100 gr ( ¾ gelas) Daging BB Sate 50 gr (1 pot.sedang) Sop sayuran 100 gr ( 1 mangkok) Jeruk 100 gr (1 biji sedang)

16.00 Slada buah ( 1 gelas) (200 cc) Cucur pisang keju 50 gr (1 porsi)

Malam Nasi 100 gr (3/4 gelas) Perkedel Kentang 50 gr (1 potong sedang) Ikan grg BB. Tauco 50 gr (1 potong sedang) Tauge + tahu grg bumbu Nenas 100 gr ( 1 mangkok) Pisang raja 100 gr (1 bj )

20.00 Susu coklat 20 gr ( 1 gelas) Roti goreng isi daging giling 50 gr (1 porsi)

Page 7: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 64 == 64 =

Lampiran 8.

Form Monitoring asupan makanan

N A M A : Nomor Register :

Tanggal 11/11/01 Jenis Makanan : F-75Frekuensi Pemberian : 12 kali

Jumlah Pemberian : 75 ml/pemberian

Jama. Jumlah

yang diberikan(ml)

b. Jumlahpemberian lewat

mulut (ml)(a – jumlah sisa ditempat pemberian)

c. Jumlahpemberian lewat

NS,jika diperlukan (ml)

d. PerkiraanJumlah yang

dimuntahkan (ml) e. Berak Cair(jika ada, ya)

T o t a l

Total Volume selama 24 jam = jumlah pemberian lewat mulut (b) + jumlah pemberian lewat NS (c) – total jumlah yang dimuntahkan (d) = ………..ml

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 1 =

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Penyakit HIV/AIDS merupakan masalah besar bagi kesehatan dan sangat berpengaruh pada pertumbuhan sosio-ekonomi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan estimasi Depkes 2006, diperkirakan di Indonesia jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 193.000 – 247.000 orang. Dari laporan Surveilans AIDS Depkes RI hingga September 2009 jumlah kumulatif kasus AIDS sebanyak 18.442 orang dan kumulatif HIV hingga Juni 2009 mencapai 28.260 orang. Hampir semua propinsi di Indonesia melaporkan peningkatan kasus HIV/AIDS, dengan 10 propinsi terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi selatan dan Kepulauan Riau. Jumlah dan prevalensi kasus HIV/AIDS yang dilaporkan masih relatif rendah, akan tetapi cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Pada penelitian multicenter di 3 propinsi : DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan pada tahun 2007 ditemukan dari 752 responden ODHA , sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI 16,92 ). Oktober 2006 Houtzager L, Matulessy P.F, dkk pada studi KIE gizi di 3 propinsi tersebut, didapatkan bahwa petugas kesehatan menemukan sekitar 80% ODHA mempunyai masalah gizi antara lain kehilangan BB (wasting), diare, mual dan muntah, tidak nafsu makan (appetite) dan oral kandidiasis.

Page 8: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 2 == 2 =

ODHA dengan berbagai penyakit penyulit dan penyerta serta penyakit oportunistik yang menyertai membutuhkan penatalaksanaan gizi yang adekuat. Tenaga kesehatan seperti dokter dan paramedis hanya 10 % dari 67 responden pada penelitian tersebut yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam menangani masalah gizi pada ODHA. Dengan pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan gizi bagi ODHA yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup.

B. TUJUAN

Umum: Meningkatkan kualitas pelayanan gizi bagi ODHA Khusus:1. Meningkatnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam memberikan

pelayanan gizi bagi ODHA2. Terlaksananya monitoring asupan makanan 3. Terlaksananya monitoring berat badan4. Terlaksananya konseling gizi bagi ODHA

C. SASARAN

Sasaran pengguna buku adalah tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS yang terdiri dari:1. Dokter2. Nutrisionis/ dietisien3. Perawat4. Bidan

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam buku ini adalah : 1. Latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup dan landasan hukum 2. HIV / AIDS, Gizi dan faktor yang mempengaruhinya (stadium klinis

HIV, diagnosa, metabolisme gizi pada ODHA, Hubungan antara Gizi dan HIV, Gizi dan ARV)

3. Tatalaksana gizi bagi ODHA untuk bayi dan anak (0-2 tahun), remaja dan dewasa, ibu hamil dan menyusui serta ODHA dengan manifestasi klinis penyakit lain.

4. Monitoring (monitoring klinis, laboratorium dan asupan makanan).

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 63 =

Lampiran 7

CONTOH MAKANAN FORMULA CAIR ORAL (UNTUK ODHA DEWASA)

• FORMULA 1

Nilai Gizi :Energi (kkal) : 1562.5Protein (g) : 46.9 (12%)Lemak (g) : 45.3 (26%)Karbohidrat (g) 238.9 (62%)

Bahan Makanan Berat (g) URT (Ukuran Rumah Tangga)

Susu Kedelai bubuk 80 8 sdmHavermout 100 8 sdmMargarin/Minyak 25 2½ sdmGula Pasir 100 12 sdmMineral Mix 8 1 sachetAir 1500

• FORMULA 2

Nilai Gizi :Energi (kkal) : 1343.5Protein (g) : 33.0Lemak (g): 69.6Karbohidrat (g) 144.5

Bahan Makanan Berat (g) URT (Ukuran Rumah Tangga)

Alpukat 225 2 bh besarWortel 150 2 bh sedangTomat 300 3 bh sdgApel 250 2 bh sdgSusu kedelai 150 2½ sdmGula Pasir 100 10 sdmMineral Mix 8 air

Page 9: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 62 == 62 =

Jam Sele, rendah Gula 2 sdtKrim, non dairy, cair 1 sdmBubuk 1 sdmMargarin non fat 1 sdtManyonaise 1 sdmPermen tanpa gula 2 sdmsirup, tanpa gula 2 sdmWijen 2 sdm

Keterangan :Na++ Natrium > 400 mgK+ Tinggi KaliumPr+ Tinggi Purin

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 3 =

BAB II

HIV/AIDS, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina, Air Susu Ibu (ASI). Virus ini menyerang sistem kekebalan dan mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Seseorang bisa hidup dengan HIV dalam tubuhnya bertahun-tahun lamanya tanpa merasa sakit atau mengalami gangguan kesehatan yang serius. Walaupun tampak sehat, ODHA dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, tranfusi darah, pemakaian jarum suntik secara bergantian dan penularan dari ibu ke anak/ Prevention Mother To Child Tranmission (PMTCT).

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan di dalam tubuh menurun.

Gizi adalah makanan/ sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Peranan gizi sangat penting dalam menunjang kesembuhan suatu penyakit, termasuk pada ODHA sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup ODHA.

A. STADIUM KLINIS HIV

HIV hidup di semua cairan tubuh, tetapi hanya bisa menular melalui cairan tubuh tertentu, yaitu darah, cairan sperma, cairan vagina dan ASI.

Page 10: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 4 == 4 =

Tabel 1 : Stadium klinis HIV/AIDS pada dewasa

Stadium klinis I

1. Asimtomatik 2. Limfadenopati Generalisata

Skala fungsional 1 : asimtomatik, aktifitas normal Stadium klinis II

1. Penurunan BB < 10%2. Manifestasi mukokutaneus ringan (dermatitis seboroik,

prurigo,infeksi jamur kuku, ulserasi oral berulang, ulkus mulut berulang, kheilitis angularis)

3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir4. Infeksi Saluran Nafas bagian Atas (ISPA) yang berulang (seperti

sinusitis bakterial)

Dan atau skala fungsional 2 : simtomatik, aktifitas normal

Stadium klinis III

1. Penurunan berat badan > 10%2. Diare kronik tanpa penyebab yang jelas, > 1 bulan3. Dema berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas (datang pergi

atau menetap), > 1 bulan4. Kandidiasis oral (thrush) 5. Oral Hairy Leukoplakia (OHL)6. TB Paru 7. Infeksi bakterial yang berat (seperti pneumonia, piomiositis, dll)

Dan atau skala fungsional 3 : < 50% dalam masa 1 bulan terakhir terbaring

Stadium 4 Sakit berat (AIDS)

1. HIV wasting Syndrome *2. Pneumocytic carinii pneumonia3. Toksoplasmosis otak 4. Diare karena kriptosporidiosis > 1 bulan5. Kriptokokosis ekstra paru 6. Penyakit Cytomegalovirus pada satu organ selain hati, limpa atau

kelenjar getah bening (contoh retinitis)

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 61 =

Santan (peras dengan air) 1/3 gls 40 K+Kelapa 1 ptg kcl 15 K+Keju Krim 1 ptg kcl 15 KMinyak Kelapa 1 sdt 5 KMinyak Ini Kelapa Sawit 1 sdt 5 K

Keterangan :S+ Serat 3-6 g S++ Serat > 6 gTj+ Sumber Lemak Tidak Jenuh TunggalK+ Tinggi Kalium

GOLONGAN VIII (Makanan Tanpa Kalori)

Mengandung kurang dari 5 g Karbohidrat dan kurang dari 20 Kalori tiap penukarnya

Bahan makanan yang ada ukuran rumah tangganya dibatasi maksimal 3 penukar sehari, tetapi jangan dikonsumsi sekaligus karena dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah

Bahan makanan yang tidak ada ukuran rumah tangganya dapat dikonsumsi lebih bebas

Bahan Makanan Ket

Agar-agar Na++Pr+Air Kaldu Air Mineral Cuka Gelatin Gula Alternatif Aspartam sakarin Kecap Na++Kopi Minuman Ringan Tanpa GulaMinuman Tonik Tanpa GulaTauco Na++Teh K+

Page 11: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 60 == 60 =

3. Susu tinggi lemakSatu satuan penukar mengandung :10 g Karbohidrat 7 g Protein 10 g Lemak 150 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket.

Susu Kerbau ½ gls 100 K+Tepung Susu Skim 6 sdm 30 K+Ko+

GOLONGAN VII (Minyak/Lemak)

Bahan makanan ini hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Menurut kandungan asam lemaknya, minyak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu lemak tidak jenuh dan lemak jenuh. Satu satuan penukar mengandung 5 g Lemak; 50 Kalori1. LEMAK TIDAK JENUH

Bahan Makanan URT Gram Ket

Alpukat 1/2 bh bsr 60 S+Tj+K+Biji Labu Merah 2 bj 10 Kacang Almond 7 bj 25 S+Margarin Jagung 1/4 sdt 5 Mayonnaise 2 sdm 20 Minyak Biji Kapas 1 sdt 5 Minyak Bunga Matahari 1 sdt 5 Minyak Jagung 1 sdt 5 Minyak Kacang Kedelei 1 sdt 5 Tj+Minyak Kacang Tanah 1 sdt 5 Tj+Minyak Safflower 1 sdt 5 Minyak Zaitun 1 sdt 5 Tj+

2. LEMAK JENUH

Bahan Makanan URT Gram Ket

Lemak babi 1 ptg kcl 5 Mentega 1 sdm 15

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 5 =

7. Infeksi virus Herpes Simpleks di mukokutaneus (> 1 bulan) atau organ dalam 8. Progressive Multifocal Leucoencephalopathy (PML)9. Mikosis endemik yang menyebar10. Kandidiasis esofagus, trakea dan bronki11. Mikobakteriosis atipik, menyebar atau di paru 12. Septikemia salmonela non-tifoid 13. Tuberkulosis ekstra paru14. Limfoma 15. Sarkoma Kaposi’s16. Ensefalopati HIV **

Dan atau skala fungsional 4 : > 50% dalam masa 1 bulan terakhir terbaring

* HIV wasting syndrome : berat badan berkurang > 10% dari BB semula, disertai salah satu dari diare kronik tanpa penyebab yang jelas (> 1 bulan) atau kelemahan kronik dan demam berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas .

** Ensefalopati HIV : adanya gangguan dan atau disfungsi motorik yang mengganggu aktivitas hidup sehari-hari, berlangsung selama berminggu-minggu atau bulan tanpa ada penyakit penyerta lain selain infeksi HIV yang dapat menjelaskan mengapa demikian.

Tabel 2 : Stadium klinis HIV/AIDS pada anak

Stadium klinis I

1. Asimtomatik 2. Limfadenopati Generalisata

Stadium klinis II

1. Diare kronik > 30 hari tanpa etiologi yang jelas 2. Kandidiasis persisten atau berulang di luar masa neonatal3. Berat badan berkurang atau gagal tumbuh tanpa etiologi yang jelas4. Demam persisten > 30 hari tanpa etiologi yang jelas

Page 12: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 6 == 6 =

5. Infeksi bakterial berulang yang berat selain septikemia atau meningitis ( contoh : osteomielitis, pnemonia bakterial non-TB, abses)

Stadium klinis III

1. Infeksi oportunistik yang termasuk dalam definisi AIDS2. Gagal tumbuh yang berat (wasting) tanpa etiologi yang jelas *3. Ensefalopati yang progresif4. Keganasan5. Septikemia atau meningitis berulang

* Berat badan berkurang secara persisiten > 10% dari BB semula atau di bawah persentil 5 grafik BB/TB pada pengukuran 2 kali berturut-turut dengan selang waktu lebih dari 1 bulan tanpa adanya etiologi atau penyakit penyerta lain yang jelas .

B. DIAGNOSADiagnosa HIV/AIDS dapat ditegakkan dengan melihat manifestasi klinis dan pemeriksaan laboratorium.1. Manifestasi klinis Sesuai dengan stadium klinis HIV/AIDS diatas (4 stadium).2. Pemeriksaan laboratorium

2.1 Dilakukan untuk menegakkan diagnosa HIV/ AIDS. - Pemeriksaan serologi untuk HIV - Limfosit total atau CD4 (jika tersedia) - Rapid Test Diagnosa (jika tersedia)

2.2. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa infeksi oportunistik dan Co-morbidity: - Pemeriksaan darah lengkap - Pemeriksaan urin rutin dan mikroskopik- Pemeriksaan feses lengkap - Kimia darah: kreatinin serum, ureum darah, glukosa darah,

SGOT/SGPT, bilirubin serum, lipid serum & amilase serum. - Serologi virus hepatitis (HCV) dan virus hepatitis B (HBV) - Pemeriksaaan sputum BTA- Pemeriksaan foto thorax- Pemeriksaan kehamilan

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 59 =

Rambutan 8 bh 75 Sawo 1 bh sdg 55 Salak 1 bh sdg 65 S+Semangka 2 bh sdg 180 Sirsak 1/2 gls 60 S+Srikaya 2 bh bsr 50 S+Strabery 4 bh bsr 215 S++Gula 1 sdm 13 Madu 1 sdm 15

GOLONGAN VI (Susu)

Merupakan sumber protein. Lemak, karbohidrat dan vitamin (terutama Vitamin A dan Niacin), serta mineral (zat kapur dan fosfor). Menurut kandungan lemaknya, susu dibagi menjadi 3 kelompok1. Susu tanpa lemak

Satu satuan penukar mengandung10 g Karbohidrat 7 g Protein 75 kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket.

Susu Skim Cair 1 gls 200 K+Tepung Susu Skim 4 sdm 20 K+Yoghurt Non Fat 2/3 gls 120 K+

2. Susu rendah lemakSatu satuan penukar mengandung10 g Karbohidrat 7 g Protein 6 g Lemak 125 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket.

Keju 1 ptg kcl 35 Na+Ko+Susu Kambing ¾ gls 165 K+Susu Kental tidak Manis ½ gls 100 K+Susu Sapi 1 gls 200 K+Tepung Susu Asam 7 sdm 35 K+Yogurt Susu Penuh 1 gls 200 K+

Page 13: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 58 == 58 =

Blewah 1 ptg sdg 70 S+Cempedak 7 bj sdg 45 S++Duku 16 bh bsr 80 K+Durian 2 bh bsr 35 Jambu Air 2 bh bsr 110 S+Jambu Biji 1 bh bsr 100 K+Jambu Bol 1 bh kcl 90 S+Jambu Monyet 1 bh bsr 80 Jeruk Bali 1 ptg 105 S+K+Jeruk Garut 1 bh sdg 115 S+K+Jeruk Manis 2 bh sdg 110 K+Jeruk Nipis 1 1/4 gls 135 K+Kolang-kaling 5 bj sdg 25 S++Kedondong 2 bh sdg 120 S++Kemang 1 bh bsr 105 Kesemek 1/2 bh 65 S+Kurma 3 bh 15 Kiwi 1 1/2 bh 110 S+Lontar 16 bh 185 S++Lychee 10 bh 75 Mangga 3/4 bh bsr 90 Manggis 2 bh sdg 80 S++Merkisa 3/4 bh sdg 35 S++Melon 1 ptg bsr 190 S+Menteng 4 bh sdg 75 nangka Masak 3 bj sdg 45 S++Nenas 1/4 bh sdg 95 Pala (daging) 4 bh sdg 120 S++Peach 1 bh sdg 115 S++Pear 1/2 bh sdg 85 S++Pepaya 1 ptg bsr 190 S+K+Bahan Makanan URT Gram KetPisang Ambon 1 bh kcl 50 K+Pisang Kepok 1 bh 45 K+Pisang Mas 2 bh 40 S+K+Pisang Raja Sereh 2 bh kcl 40 K+Plum 2 1/2 bh 140 S+

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 7 =

C. METABOLISME GIZI PADA ODHAPada ODHA sering terjadi anoreksia, depresi, rasa lelah, mual, muntah, sesak napas, diare serta infeksi. Hal ini menyebabkan asupan gizi tidak adekuat dan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, apalagi disertai infeksi akut. Kurang gizi dapat menurunkan kapasitas fungsional, memberikan kontribusi tidak berfungsinya kekebalan dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Salah satu faktor yang berperan dalam penurunan sistim imun, adalah defisiensi zat gizi baik mikro maupun makro. Memburuknya status gizi bersifat multifaktor, terutama disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, gangguan absorbsi dan metabolisme zat gizi, infeksi oportunistik, serta kurangnya aktivitas fisik.

D. HUBUNGAN ANTARA GIZI DAN HIVSejak seseorang terinfeksi HIV, terjadi gangguan sistim kekebalan tubuh sampai ke tingkat yang lebih parah hingga terjadi pula penurunan status gizi. Menurunnya status gizi disebabkan oleh kurangnya asupan makanan karena berbagai hal, misalnya adanya penyakit infeksi, sehingga menyebabkan kebutuhan zat gizi meningkat. Selain itu perlu diperhatikan faktor psikososial serta keamanan makanan dan minuman.

Sumber : Modul Asuhan dan Dukungan Gizi Pada ODHA

Gambar 1GIZI DAN IMUNITAS PADA HIV

Gizi memburuk(BB turun, atrofi otot mikronutien kurang)

Risiko terhadap penyakit infeksi meningkat

(Infeksi saluran cerna, TB, flu lebih cepat masuuk dalam stadium AIDS)

Kebutuhan zat gizi meningkat (Karena

malabsorpsi, asupan gizi berkurnag

Merusak sostemimunitas (daya tahan

terhadap HIV dan infeksi lain berkurang

HIV

Page 14: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 8 == 8 =

Pada ODHA terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi yang disebabkan antara lain karena stres metabolisme, demam, muntah, diare, malabsorbsi, infeksi oportunistik. Selain itu terjadi perubahan komposisi tubuh, yaitu berkurangnya masa bebas lemak terutama otot.

Sumber : Modul Asuhan dan Dukungan Gizi Pada ODHA

Gizi yang adekuat pada ODHA dapat mencegah kurang gizi, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi oportunistik, menghambat berkembangnya HIV, memperbaiki efektivitas pengobatan dan memperbaiki kualitas hidup.

E. GIZI DENGAN ANTI RETRO VIRAL (ARV)

Asuhan gizi bagi ODHA sangat penting, bila mereka juga mengonsumsi obat-obat ARV. Makanan yang dikonsumsi mempengaruhi penyerapan ARV dan obat infeksi oportunistik. Sebaliknya penggunaan ARV dan obat infeksi oportunistik dapat menyebabkan gangguan gizi . Terdapat interaksi antara gizi dan ARV yaitu : 1. Makanan dapat mempengaruhi efektivitas ARV 2. ARV dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi 3. Efek samping ARV dapat mempengaruhi konsumsi makanan 4. Kombinasi ARV dan makanan tertentu dapat menimbulkan efek

samping

Gambar 2.EFEK HIV PADA GIZI

KebutuhanEnergi

meningkatResponPeradangan

EFEK HIVPADA GIZIMalabsorpsi

MenghambatEfek obat Diare

berulang

Anoreksia patologi oral dll

Infeksi Sekunder berulang

KebutuhanNutrisi

meningkat

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 57 =

Pepaya Muda S+Rebung S+K+Tebu Terubuk Wortel S+

3. Sayuran CSatu satuan penukar (100 g) mengandung : 10 g Karbohidrat; 3 g

Protein; 50 Kalori

Bayam Merah S+K+Daun Katuk SDaun Labu Siam Daun Mangkokan Daun Malinjo S++Daun Pepaya K++Daun Singkong S+K+Daun Tales S+Kacang Kapri S+Kluwih KaMalinjo Nangka Muda S+Taoge Kacang Kedele

GOLONGAN V (Buah-buahan dan Gula)

Merupakan sumber vitamin terutama karoten, Vit. B1, B6 dan Vit C. Juga merupakan sumber mineral. Berat buah-buahan dalam daftara ditimbang tanpa kulit dan biji (berat bersih).Satu satuan penukar mengandung : 12 g Karbohidrat; 50 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket

Anggur 20 bh sdg 165 S++K+Apel Merah 1 bh kcl 85 Apel Malang 1 bh sdg 75 S+Arbei 6 bh sdg 135 K+Belimbing 1 bh bsr 140 S++K+

Page 15: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 56 == 56 =

Caisim S++Daun Koro S+Pe-Cay S+K+Tomat S++K+Jagung Muda S+Kol S+K+Bawang Bombai Bayam K+Bit K+Brokoli S+Buncis S++Cabe Merah Besar S++Daun Bawang S+K+Daun Bluntas Daun Kacang Panjang S++Daun Kecipir Daun Kemangi Daun Lobak Daun Lomponh Tales Daun Pakis S+Daun Pohpohan S++Sawi S+Seledri S++Taoge Kacang Hijau S+K+Terong S++Genjer Kangkung S+Jantung Pisang S+Kacang Buncis S++K+Kacang Panjang S+Kapri Muda Kecipir (buah muda) S+Kembang Kol S++K+Kucai S+Labu Siam Labu Waluh K+Leunce Pare S++

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 9 =

ARV bekerja dengan menghambat proses replikasi HIV dalam sel yang mempunyai reseptor CD4, dengan demikian mengurangi jumlah virus yang tersedia untuk menginfeksi sel CD4 baru. Akibatnya sistem kekebalan tubuh dilindungi dari kerusakan dan mulai pulih kembali, yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah sel CD4. Manfaat ARV dalam pengobatan HIV/AIDS adalah menghambat perjalanan penyakit HIV, meningkatkan jumlah sel CD4, mengurangi jumlah virus dalam darah dan membuat ODHA merasa lebih baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA.Tidak semua ODHA membutuhkan ARV. Bila ODHA membutuhkan ARV, sebaiknya mulai diberikan ARV sebelum masuk ke fase AIDS. Selain obat-obat ARV ada beberapa obat lain yang diberikan pada ODHA sesuai dengan kondisi klinisnya.

Tabel 3 : Pilihan Paduan ARV untuk Lini- Pertama

Anjuran Paduan ARV Pilihan utama AZT + 3TC + NVP Pilihan alternatif AZT + 3TC + EFV D4T + 3TC + NVP D4T + 3TC + EFV

Efek samping dalam pemakaian ARV harus diperhatikan, karena dapat mengganggu kepatuhan minum obat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengobatan. Beberapa efek samping bahkan tidak dapat ditolerir sehingga membutuhkan penghentian obat.

Page 16: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 10 == 10 =

Tabel 4 : efek samping beberapa ARV

Dengan banyaknya efek samping penggunaan ARV, maka penentuan diet harus disesuaikan dengan kondisi klinis, efek samping, penyakit penyerta dan status gizi pada ODHA.

NAMA GENERIKZidovudine (AZT, ZDV)

Lamivudine (3TC)

Stavudine (d4T)

Didanosine (ddI)

Tenofovir (TDF)

Nevirapine (NVP)

Efavirenz (EFV)

Lopinavir (LPV)

EFEK SAMPINGAnemia, neutropenia, intoleransi gastro intestinal, sakit kepala, sulit tidur, miopati, adosis laktat dengan statosis hepatitis (jarang), gangguan pengecapan, luka di mulut, edema di lidah dan bibir, mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi, dispepsia.

Sedikit toksik, asidosis laktat dengan steatosis hepatitis (jarang)

Pancreatitis,neuropati perifer,asidosis laktat dengan hepatitis (jarang), lipoatrofi, mual.

Diare, mual, muntah, pankreatitis.

Insufisiensi fungsi ginjal

Ruam kulit, sindrom steven Johnson, peningkatan serum aminotranferase, hepatitis, keracunan hati, mual, muntah.

Gejala SSP: pusing, mengantuk, sukar tidur, bingung, halusinasi, agitasi peningkatan kadar transaminase, ruam kulit

Intoleransi gastrointestinal,mual, muntah, peningkatan enzim transaminase, hiperglikemia, pemindahan lemak dan abnormalitas lipid

GOLONGANNRTI

GOLONGANNNRTI

GOLONGANPI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 55 =

Tahu 1 bj bsr 110 Tempe 2 ptg sdg 50 S+Sari Dele Bubuk 2 1/2 gls 185

Keterangan : S+ Serat 3-6 g S++ Serat > 6 gTj+ Sumber Lemak Tidak Jenuh Tunggal

GOLONGAN IV (Sayuran)

Merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama karoten, vitamin C, zat kapur, zat besi dan fosfor. Hendaknya digunakan sebagai campuran dari daun-daunan seperti : bayam, kangkung, daun singkong, dengan kacang panjang, buncis, wortel, labu kuning, dan sebagainya. Satu penukar adalah 100 g sayuran campur lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan). Golongan sayuran dibagi menjadi 3 macam berdasarkan kandungan zat gizinya.

1. Sayuran ADigunakan sekehendak karena sangat sedikit sekali kandungan

Kalorinya

Baligo Gambas (oyong) S+Jamur Kuping Segar S++Ketimun S+K+Labu Air Lettuce S+Lobak S++Slada S+K+Slada Air S+Tomat

2. Sayuran BSatu satuan penukar (dalam 100 g) mengandung 5 g Karbohidrat; 1 g

Protein; 25 Kalori

Cabe Hijau Besar S++

Page 17: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 54 == 54 =

3. Tinggi lemakSatu satuan penukar mengandung: 9 g Protein;13 g Lemak;150 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket

Bebek 1 ptg sdg 45 Pr+Belut 3 ekor kcl 45 Corned beef 3 sdm 45 Na+Daging Ayam Dengan Kulit 1 ptg sdg 40 Ko+Daging Babi 1 ptg sdg 50 Ko+Ham 1 1/2 ptg kcl 40 Na++,Ko+, Pr+Sardencis 1/2 ptg sdg 35 Pr+Sosis 1/2 ptg sdg 50 Na+Kuning Telur Ayam 4 btr 45 Ko+Telur Bebek 1 btr 55 Ko+Telur Ikan 1 ptg sdg 40

Keterangan :Na+ Natrium 200-400 mg Na++ Natrium > 400 mgKo+ Tinggi Kolesterol Pr+ Tinggi Purin

GOLONGAN III (Sumber Protein Nabati)

Umumnya digunakan sebagai lauk juga. Satu satuan penukar mengandung 7 g Karbohidrat ; 5 g Protein; 3 g Lemak; 75 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket

Kacang Hijau 2 sdm 20 S++Kacang Kedelei 2 1/2 sdm 25 S+Kacang Merah 2 sdm 20 S+Kacang Mente 1 1/2 sdm 15 Tj+Kacang Tanah 2 sdm 15 S+Tj+Kacang Tanah Kupas 2 sdm 15 Kacang Tolo 2 sdm 20 Keju Kacang Tanah 1 sdm 15 Tj+Kembang Tahu 1 lembar 20 Oncom 2 ptg kcl 40 S++Pete Segar 1/2 gls 55

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 11 =

BAB III

PELAYANAN GIZI BAGI ODHA

A. TUJUAN

Umum: Memberikan intervensi gizi secara tepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi ODHA pada semua stadium HIV.

Khusus:1. Tercapainya berat badan normal 2. Teratasinya gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah 3. Terlaksananya pemberian konseling kepada pasien untuk memilih

makanan sesuai dengan selera dan kebutuhan gizi4. Terhambatnya progresivitas HIV menjadi AIDS5. Tercapainya kualitas hidup yang optimal pada ODHA untuk tetap

produktif, aktif bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat

B. ASUHAN GIZI

1. PADA BAYI DAN ANAK Bayi yang lahir dari ibu positif HIV, umumnya mempunyai berat lahir rendah. Bayi yang terbukti HIV positif biasanya akan mengalami kenaikan berat badan dan panjang badan yang tidak adekuat. Hal ini mencerminkan adanya suatu proses kronik yang dapat berakibat terjadinya gagal tumbuh. Keadaan ini disebabkan karena interaksi infeksi HIV dan adanya penyakit penyerta (misalnya TB) serta asupan makro dan mikronutrien yang tidak adekuat.

Pada bahasan ini asuhan gizi dibedakan pada : 1.1. Bayi 0-6 bulan

Makanan terbaik untuk anak usia 0-6 bulan adalah ASI, karena itu bayi yang lahir dari seorang ibu dengan HIV positif, harus diberikan pendampingan dan konseling mengenai pemilihan

Page 18: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 12 == 12 =

cara pemberian makanan untuk bayinya dan dijelaskan mengenai risiko dan manfaat masing-masing pilihan tersebut. Ibu juga harus diberikan petunjuk khusus dan pendampingan hingga anak berusia 2 tahun agar dapat tercapai asupan nutrisi yang adekuat sehingga tercapai tumbuh kembang yang optimal. Apabila ibu memutuskan untuk tetap menyusui bayinya, maka harus diberikan secara eksklusif 0-6 bulan. Artinya hanya diberikan ASI saja, bukan mixed feeding (ASI dan susu formula bergantian). Pemberian mixed feeding ini terbukti memberikan resiko lebih tinggi terhadap kejadian infeksi daripada pemberian ASI ekslusif. Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan mulai usia yang dapat digunakan untuk memperkecil resiko transmisi melalui ASI, yaitu : 1) memberikan ASI ekslusif dengan (Inisiasi Menyusu Dini)/early cessation, 2) memanaskan ASI perah pada suhu tertentu (suhu 660C).Adanya masalah pada payudara ibu seperti puting yang lecet, mastitis atau abses akan meningkatkan resiko transmisi HIV.Bagi ibu dengan HIV positif yang memilih untuk tidak memberikan ASI dapat memberikan susu formula sepanjang memenuhi kriteria AFASS (acceptable, feasible, aff ordable, sustainable, and safe). Acceptable (mudah diterima) berarti tidak ada hambatan sosial budaya bagi ibu untuk memberikan susu formula untuk bayi, Feasible (mudah dilakukan) berarti ibu dan keluarga punya waktu, pengetahuan, dan ketrampilan yang memadai untuk menyiapkan dan memberikan susu formula kepada bayi, Aff ordable (terjangkau) berarti ibu dan keluarga mampu membeli susu formula, Suistanable (berkelanjutan) berarti susu formula harus diberikan setiap hari dan malam selama usia bayi dan diberikan dalam bentuk segar, serta suplai dan distribusi susu formula tersebut dijamin keberadaannya, Safe (aman penggunaannya) berarti susu formula harus disimpan secara benar, higienis, dengan kadar nutrisi yang cukup, disuapkan dengan tangan dan peralatan yang bersih, serta tidak berdampak peningkatan penggunaan susu formula untuk masyarakat luas pada umumnya. Susu yang dapat dijadikan makanan pengganti ASI bisa

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 53 =

Ikan Segar 1 ptg sdg 40 Kepiting 1/3 gls 50 Kerang 1/2 gls 90 Na+, Pr+Lemuru 1 ptg 35 Putih Telur Ayam 2 1/2 btr 65 Rebon Kering 2 sdm 10 Rebon segar 2 sdm 45 Selar Kering 1 ekor kcl 20 Sepat Kering 1 ptg sdg 20 Teri Kering 1 sdm 20 Teri Nasi 1/3 gls 20 Udang Segar 5 ekor sdg 35 Ko+

KeteranganNa+ Natrium 200-400 mgKo+ Tinggi KolesterolPr+ Tinggi Purin

2. Lemak sedangSatu satuan penukar mengandung : 7 g Protein;5 g Lemak;75 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket

Bakso 10 bj sdg 170 Daging Anak Sapi 1 ptg sdg 35 Daging Domba 1 ptg sdg 40 Daging Kambing 1 ptg sdg 40 Daging Sapi 1 ptg sdg 35 Ko+Ginjal Sapi 1 ptg bsr 45 Ko+, Pr+Hati Ayam 1 bh sdg 30 Pr+Hati Babi 1 ptg sdg 35 Ko+, Pr+Hati Sapi 1 ptg sdg 35 Ko+, Pr+Otak 1 ptg bsr 65 Ko+, Pr+Telur Ayam 1 btr 55 Ko+Telur Bebek Asin 1 btr 50 Telur Penyu 2 btr 60 Telur Puyuh 5 btr 55 Usus Sapi 1 ptg bsr 50 Ko, Pr

Page 19: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 52 == 52 =

Tepung Beras 8 sdm 50 Tepung Hunkwee 10 sdm 50 Tepung Sagu 8 sdm 50 P-Tepung Singkong 5 sdm 50 Tepung Teribu 5 sdm 50 Ubi Jalar Kuning 1 bj sdg 135 S++, P-Krupuk Udang/Ikan 3 bj sdg 30

Keterangan : Na+ = Natrium 200-400 mg P- = Rendah ProteinS++ = Serat > 6 g K+= Tinggi KaliumS+ = Serat 3-6 g

GOLONGAN II (Sumber Protein Hewani)

Umumnya digunakan sebagai lemak. Menurut kandungan lemaknya, sumber protein hewani dibagi menjadi 3 kelompok :

1. Rendah lemakSatu satuan penukar mengandung : 7 g Protein; 2 g Lemak; 50 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket

Babat 1 ptg bsr 40 Ko+, Pr+Cumi-cumi 1 ekor kcl 45 Daging Asap 1 lembar 20 Daging Ayam Tanpa Kulit 1 ptg sdg 40 Daging Kerbau 1 ptg sdg 35 Dendeng Daging Sapi 1 ptg sdg 15 Dideh Sapi 1 ptg sdg 35 Gabus Kering 1 ptg kcl 10 Ikan Asin Kering 1 ptg sdg 15 Na+Ikan Kakap 1/3 ekor besar 35 Ikan Kembung 1/3 ekor sdg 30 Ikan Lele 1/2 ekor sdg 40 Ikan Mas 1/3 ekor sdg 45 Ikan Mujair 1/3 ekor kcl 30 Ikan Peda 1 ekor kcl 35 Ikan Pindang 1/2 ekor sdg 25

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 13 =

diperoleh dari susu formula komersial maupun susu hewani yang dimodifikasi. Susu formula komersial diberikan apabila ibu mampu menyediakannya minimal untuk jangka waktu 6 bulan (44 kaleng @ 450 gram susu formula). Penting diperhatikan kebersihan peralatan, air yang digunakan dan jumlah takaran susu untuk mengurangi risiko terjadinya diare. Susu hewani yang dimodifikasi dapat dijadikan pilihan bagi ibu yang tidak mampu menyediakan susu formula komersial (karena harga yang mahal serta tidak tersedia di daerahnya). Bila keluarga tersebut mempunyai hewan peliharaan seperti sapi, kambing dapat digunakan sebagai pengganti ASI. Beberapa hal penting yang harus di sampaikan kepada ibu dan keluarganya: 1.1.1. ASI yang tidak eksklusif (ASI bersama dengan susu atau

makanan lain) meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada bayi.

1.1.2. Ibu dan keluarga harus diberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi mengenai cara mengolah dan menyajikan susu dan makanan

1.1.3. Membersihkan tangan dengan air dan sabun sebelum menyiapkan makanan

1.1.4. Membersihkan peralatan makan dengan cara merebus sampai mendidih sebelum menggunakannya

1.1.5. Selalu menggunakan air matang yang bersih dan aman dalam mempersiapkan makanan

1.1.6. Hindari menyimpan susu atau makanan yang telah dimasak.

1.1.7. Jika akan disimpan, dapat dimasukkan dalam lemari pendingin dan dipanaskan kembali jika akan disajikan

1.1.8. Simpan makanan dan minuman dalam tempat yang tertutup

1.2. Anak 6-24 bulan Setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI atau susu saja tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi, oleh karena itu makanan padat harus segera diberikan. Jika bayi berusia 4 bulan terdapat tanda-tanda gagal tumbuh dengan ODHA atau ibu dengan HIV

Page 20: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 14 == 14 =

Positif memutuskan untuk tidak memberikan ASI-nya lagi, maka makanan padat dapat segera diberikan. Susu sebagai komponen dari makanan bayi masih diperlukan, tetapi semakin lama semakin berkurang porsinya. Pada usia 6-12 bulan, susu paling banyak memenuhi setengah kebutuhan bayi, sedangkan pada usia 12-24 bulan hanya memenuhi sepertiga kebutuhan per harinya. Pada usia usia diatas 24 bulan, makanan yang diberikan sama dengan makanan keluarga, usahakan untuk menghindari makanan jajanan dan memperhatikan kebersihan.Pada anak yang sudah mengalami kurang gizi, intervensi harus segera dilakukan dan dapat lebih agresif. Pada dasarnya tata laksana gizi tersebut harus meliputi :Konseling dan edukasi gizi, untuk mencapai kecukupan gizi agar tumbuh kembang optimal dapat tercapai .

1.3. Pada anak ( 2-12 tahun)Sekitar 90% dari anak dengan HIV positif mengalami kurang gizi. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya gagal tumbuh pada anak. Oleh karena itu, diperlukan tatalaksana gizi yang adekuat agar dapat mencegah terjadinya malnutrisi serta dapat memacu tumbuh kembang anak secara optimal.Pemberian makan pada anak dengan HIV positif pada dasarnya tidak berbeda dengan anak seusianya. Pemilihan bentuk dan cara makan dilakukan berdasarkan kemampuan oral dan adanya faktor lain yang mungkin menghambat, seperti misalnya adanya oral trush, atau ulserasi pada mulut atau adanya perdarahan saluran cerna. Diusahakan untuk senantiasa memberi makanan melalui oral, bila tidak dapat dipenuhi melalui oral dapat digunakan pipa oro/ nasogastrik (nutrisi enteral). Apabila terdapat infeksi kronis saluran cerna serta sindrom malabsorpsi yang berat dapat dipertimbangkan pemberian nutrisi parenteral. Pada anak gizi buruk, dilakukan tata laksana sesuai dengan tata laksana gizi buruk. Berikut beberapa saran dalam pemberian makanan pada anak: 1.3.1. Anjuran diet berdasarkan bahan lokal yang memenuhi

persyaratan

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 51 =

Lampiran 6

Daftar Bahan Makanan Penukar

GOLONGAN I (Sumber Karbohidrat)

Bahan makanan ini umumnya digunakan sebagai makanan pokok. Satu-satuan penukar mengandung : 40 g Karbohidrat; 4 g Protein; 175 Kalori

Bahan Makanan URT Gram Ket

Bengkuang 2 bj bsr 320 S++Bihun 1/2 gls 50 Biskuit 4 bg bsr 40 Na+Gadung 1 ptg 175 S++Ganyong 1ptg 185 S++Gambii 1 ptg 185 S++Havermuut 5 1/2 sdm 45 S+Jagung Segar 3 bj sdg 125 S++Kentang 2 bh sdg 210 K+Kentang Hitam 12 bj 125 P-Maizena 10 sdm 50 P-Makaroni 1/2 gls 50 P-Mi Basah 2 gls 200 Na+, P-Mi Kering 1 gls 50 Na+Nasi Beras Giling 3/4 gls 100 Nasi Beras 1/2 Giling 3/4 gls 100 Nasi Ketan Hitam 3/4 gls 100 Nasi Ketan Putih 3/4 gls 100 Roti Putih 3 iris 70 Na+Roti Warna Coklat 3 iris 70 Singkong 1 1/2 gls 120 K+, P-, S+Sukun 3 ptg sdg 150 S++Talas 1/2 bj sdg 125 S+Tape Beras Ketan 5 sdm 100 S++, P-Tape Singkong 1 ptg sdg 100 Tepung Tapioka 8 sdm 50

Page 21: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 50 == 50 =

Tabe

lAng

kaK

ecuk

upan

Giz

i200

4ba

giO

rang

Indo

nesi

a

Kel

mpo

kB

erat

Ting

giE

nerg

iP

rote

inV

it.A

Vit D

Vit E

Vit K

Tiam

inR

ibo-

Nia

sin

Asa

mP

irido

k-V

it.V

it.C

Kal

sium

Fosf

orM

agne

-B

esi

Yodi

umS

eng

Sel

e-M

anga

nFl

uor

Um

urba

dan

bada

nfla

vin

fola

tsi

nB

12si

umni

umN

o

(kg)

(cm

)(K

kal)

(g)

(RE

)(u

g)(m

g)(u

g)(m

g)(m

g)(m

g)(u

g)(m

g)(u

g)(m

g)(m

g)(m

g)(m

g)(m

g)(u

g)(m

g)(u

g)(m

g)(m

g)

1619

-29

th52

156

1900

5050

05

1555

11.

114

400

1.3

2.4

7580

060

024

026

150

9.3

301.

82.

5

1730

-49

th55

156

1800

5050

05

1555

11.

114

400

1.3

2.4

7580

060

027

026

150

9.8

301.

82.

7

1850

-64

th55

156

1750

5050

010

1555

11.

114

400

1.5

2.4

7580

060

027

012

150

9.8

301.

82.

7

1960

+ th

5515

616

0050

500

1515

551

1.1

1440

01.

52.

475

800

600

270

1215

09.

830

1.8

2.7

Ham

il(+

an)

20Ti

mes

ter 1

+180

+17

+300

+0+0

+0+0

.3+0

.3+4

+200

+0.4

+0.2

+10

+150

+0+3

0+0

+50

+1.7

+5+0

.2+0

.2

21Ti

mes

ter 2

+300

+17

+300

+0+0

+0+0

.3+0

.3+4

+200

+0.4

+0.2

+10

+150

+0+3

0+0

+50

+1.7

+5+0

.2+0

.2

22Ti

mes

ter 3

+300

+17

+300

+0+0

+0+0

.3+0

.3+4

+200

+0.4

+0.2

+10

+150

+0+3

0+0

+50

+1.7

+5+0

.2+0

.2

Men

yusu

i(+

an)

236

bl

perta

ma

+500

+17

+350

+0+4

+0+0

.3+0

.4+3

+100

+0.5

+0.4

+45

+150

+0+3

0+6

+50

+4.6

+10

+0.8

+0.2

246

bl k

edua

+550

+17

+350

+0+4

+0+.

03+0

.4+3

+100

+0.5

+0.4

+45

+150

+0+3

0+6

+50

+4.6

+10

+0.8

+0.2

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 15 =

1.3.2. Selalu mencoba nutrisi oral terlebih dahulu. 1.3.3. Buah dicuci dengan air hangat, kupas kulitnya jika

memungkinkan.1.3.4. Sayuran dicuci dengan air hangat dan masak hingga

matang .1.3.5. Meningkatkan densitas kalori, dapat dengan

menambahkan jenis bahan makanan yang disukai oleh anak, misalnya minyak, margarine atau mentega

1.3.6. Obati penyakit penyerta.1.3.7. Melakukan pemantauan rutin tiap 2-4 minggu

2. REMAJA (12-18 tahun) DAN DEWASA A. PENGKAJIAN GIZI

Pengkajian gizi meliputi data antropometri, data biokimia, data klinis dan fisik, data kebiasaan makan dietary history / serta data riwayat personal.Informasi yang diperoleh melalui pengkajian gizi selanjutnya dibandingkan dengan standar baku/nilai normal, sehingga dapat dievaluasi dan diidentifikasi seberapa besar masalahnya.1. Pengumpulan dan pengkajian data antropometri Pengumpulan dan pengkajian data antropometri merupakan

hasil pengukuran fisik pada individu. Pengukuran yang umum dilakukan adalah tinggi badan, berat badan, lingkaran lengan atas, tebal lemak, lingkar pinggang, lingkar panggul, tinggi lutut dan sebagainya. Kecepatan pertumbuhan dan kecepatan perubahan berat badan juga termasuk data yang dinilai dalam aspek ini. Dengan mengaitkan dua ukuran antropometri akan didapat indeks yang dapat memberi informasi mengenai kondisi status gizi seperti IMT (Indeks Massa Tubuh) untuk dewasa dan standar deviasi Z-score BB/PB atau BB/TB untuk anak.

Hasil pengukuran ini dapat menginterpretasikan status gizi seseorang yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ada atau memasukkan beberapa hasil pengukuran ini ke dalam rumus penilaian status gizi tertentu.1.1. IMT (Indeks Massa Tubuh) Digunakan untuk menentukan status gizi orang dewasa.

Page 22: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 16 == 16 =

Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan.Rumusnya adalah :

Hasil perhitungannya dapat diinterpretasikan dengan cara membandingkannya dengan klasifikasi IMT yang tersedia. Berikut adalah kalsifikasi IMT untuk orang Indonesia.

Tabel 5 : Penilaian berat IMT menggunakan batas ambang

Sumber : Depkes, Keluarga Sadar Gizi, 2009

1.2 Laboratorium Misalnya CD4, Viral load, C-creative Protein,

Fibronectin, Albumin, Prealbumin, Hemoglobin, Hematokrit, Total kolesterol, HDL, LDL, trigliserida, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, Gula darah

Berat Badan (kg)Tinggi badan (m) X Tinggi Badan (m)

IMT (kg/m²) =

IMT

< 17,0

17,0 – 18,4

18,5 – 25,0

25,1 – 27,0

> 27,0

Kategori

Kurus (Kekurangan berat badan tingkat berat)

Kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan)

Normal

Gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan)

Obes (kelebihan berat badantingkat berat)

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 49 =

Lam

pira

n 5

.

Tabe

lAng

kaK

ecuk

upan

Giz

i200

4ba

giO

rang

Indo

nesi

a

Kel

mpo

kB

erat

Ting

giE

nerg

iP

rote

inV

it.A

Vit D

Vit E

Vit K

Tiam

inR

ibo-

Nia

sin

Asa

mP

irido

k-V

it.V

it.C

Kal

sium

Fosf

orM

agne

-B

esi

Yodi

umS

eng

Sel

e-M

anga

nFl

uor

Um

urba

dan

bada

nfla

vin

fola

tsi

nB

12si

umni

umN

o

(kg)

(cm

)(K

kal)

(g)

(RE

)(u

g)(m

g)(u

g)(m

g)(m

g)(m

g)(u

g)(m

g)(u

g)(m

g)(m

g)(m

g)(m

g)(m

g)(u

g)(m

g)(u

g)(m

g)(m

g)

Ana

k

10-

6 bl

660

550

1037

55

45

0.3

0.3

265

0.1

0.4

4020

010

025

0.5

901.

35

00.

01

27-

12 b

l8.

571

650

1640

05

510

0.4

0.4

480

0.3

0.5

4040

022

555

790

7.5

100.

60.

4

31-

3 th

1290

1000

2540

05

615

0.5

0.5

615

00.

50.

940

500

400

608

9082

171.

20.

6

44-

6 th

1711

015

5039

450

57

200.

60.

68

200

0.6

545

500

400

809

120

9.7

201.

50.

8

57-

9 th

2512

018

0045

500

57

250.

90.

910

200

11.

545

600

400

120

1012

011

.220

1.7

1.2

Laki

-laki

610

-12

th35

138

2050

5060

05

1135

11

1230

01.

31.

850

1000

1000

170

1312

014

201.

91.

7

713

-15

th46

150

2400

6060

05

1555

1.2

1.2

1440

01.

32.

475

1000

1000

220

1915

017

.430

2.2

2.3

816

-18

th55

160

2600

6560

05

1555

1.3

1.3

1640

01.

32.

490

1000

1000

270

1515

017

302.

32.

7

919

-29

th56

165

2550

6060

05

1565

1.2

1.3

1640

01.

32.

490

800

600

270

1315

012

.130

2.3

3

1030

-49

th62

165

2350

6060

05

1565

1.2

1.3

1640

01.

32.

490

800

600

300

1315

013

.430

2.3

3

1150

-64

th62

165

2250

6060

010

1565

1.2

1.3

1640

01.

72.

490

800

600

300

1315

013

.430

2.3

3

1260

+ th

6216

520

5060

600

1515

651

1.3

1640

01.

72.

490

800

600

300

1315

013

.430

2.3

3

Wan

ita

1310

-12

th37

145

2050

5060

05

1135

11

1230

01.

21.

850

1000

1000

180

2012

012

.620

1.6

1.8

1413

-15

th48

153

2350

5760

05

1555

1.1

113

400

1.2

2.4

6510

0010

0023

026

150

15.4

301.

62.

4

1516

-18

th50

154

2200

5060

05

1555

1.1

114

400

1.2

2.4

7510

0010

0024

026

150

1430

1.6

2.5

Page 23: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 48 == 48 =

B. HASIL PEMERIKSAAN FISIK

Normal Ringan Sedang Berat Kehilangan lemak subkutan Kehilangan massa otot Edema Asites

Kesimpulan Status Gizi Anak :- Gizi Baik / A - Gizi Kurang ( ringan – sedang ) / B - Gizi Kurang ( berat ) / C

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 17 =

1.3. Klinis / fisik Misalnya tanda dan gejala kurang gizi (sesuai stadium

HIV/AIDS), kehilangan massa lemak, massa otot, kekurangan cairan dan zat gizi mikro.

1.4. Riwayat gizi : Meliputi pola makan, kebiasaan makan, adanya

pantangan makanan (berkenaan dengan agama dan etnis), alergi makanan, intoleransi makanan, keamanan makanan dan minuman, efek samping obat ARV, masalah yang mempengaruhi nafsu makan (masalah mengunyah, mual, muntah, konstipasi, diare, rasa panas di dada), penggunaan suplemen vitamin, mineral, herbal, konsumsi alkohol dan kafein.

1.5. Riwayat personal Meliputi riwayat penyakit, riwayat keluarga, sosial

ekonomi dan kebiasaan merokok .

2. PENENTUAN MASALAH GIZI Merupakan hasil penilaian dari pengkajian gizi, misalnya :

2.1. Asupan makanan/minuman yang tidak adekuat 2.2. Kehilangan berat badan 2.3. Efek samping obat-obatan, misalnya ARV 2.4. Kurangnya pengetahuan tentang giziMasalah gizi bisa berkembang sesuai dengan klinis ODHA

3. INTERVENSI KEBUTUHAN GIZI 3.1. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Berdasarkan diagnosis gizi kemudian dilakukan

perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi klien. Hal ini dilakukan dalam rangka menetapkan preskripsi gizi, pedoman makan, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dan merencanakan menu sesuai kebutuhan klien. Pada penderita dengan HIV, kebutuhan gizinya disesuaikan dengan stadium penyakitnya.

Page 24: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 18 == 18 =

Tabel 6 : kebutuhan gizi pada ODHA berdasar stadium

3.1.1. Perhitungan Kebutuhan Energi. Perhitungan kebutuhan energi adalah suatu

perhitungan jumlah energi yang dibutuhkan seseorang dalam berbagai aktifitas selama 24 jam untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Ada beberapa cara untuk menetapkan perkiraan kebutuhan energi seseorang dan cara yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan klien berdasarkan penyakit yang diderita. Hal penting yang perlu dilakukan adalah memonitor dan mengevaluasi apakah konsumsinya sudah seimbang.

3.1.1.1 Harris Benedict Merupakan cara yang sering digunakan untuk

menetapkan kebutuhan energi seseorang. Rumusnya dibedakan antara kebutuhan untuk laki-laki dan perempuan.

Laki-laki = 66 + ( 13,7 x BB ) + ( 5 x TB ) – ( 6,8 x U )

Perempuan = 65,5 + ( 9,6 x BB ) + ( 1,8 x TB ) – ( 4,7 x U )

Faktor koreksi BEE untuk berbagai tingkat stress adalah :

Stress ringan = 1,3 x BEE Stress sedang = 1,5 x BEE

Kebutuhan energi mengikuti kebutuhan normal dengan memperhatikan gizi seimbang

Kebutuhan energi meningkat 10% dari kebutuhan normal

Kebutuhan energi meningkat 20% - 30% dari kebutuhan normal

Stadium 1

Stadium 2

Stadium 3 dan 4

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 47 =

Lampiran 4

Form Monitoring Status Gizi Anak

Nama Pasien : ________________ No. Rekam medik : ________________

A. RIWAYAT

1. Perubahan berat badan 1. Perubahan berat badan dalam 6 bln : _____ kg A B C

2. Persen perubahan berat badan : _____ Meningkat atau menurun < 5% _____ Penurunan 5 – 10% _____ Penurunan > 10% 3. Perubahan berat badan dalam 2 minggu _____ Meningkat _____ Tidak ada perubahan _____ Menurun

2. Asupan makanan a. Perubahan asupan : _____ tidak ada perubahan _____ berubah b. Durasi : _____ minggu c. Jenis perubahan : _____ Makanan padat _____ Makanan cair rendah kalori _____ Makanan cair penuh _____ Starvasi 3. Tanda – tanda Saluran cerna (lebih dari 2 minggu) ______ tidak ada _____ mual _____ muntah _____ diare _____ anoreksia 4. Perubahan fungsional (yang berhubungan dengan gizi) A B C a. keseluruhan ______ tidak ada ______ sedang ______ berat b. Perubahan dalam 2 minggu terakhir ______ ada perbaikan ______ tidak ada perubahan ______ ada kemunduran

Page 25: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 46 == 46 =

Lampiran 3

RECALL 24 JAM

Nama :Umur :Alamat :Pekerjaan : Pendidikan :Tgl masuk RS : No.Reg RS :

NO WAKTU MENU BAHAN URT BERAT KET MAKANAN (Gram)

1 Pagi 2 Snack jam 10.00 3 Siang 4 Snack jam 16.00

5 Sore/ malam

Hasil analisa : Konsumsi makanan / hari ………kaloriDengan komposisi : karbohidrat….gr, protein …gr, lemak….. gr, vitamin(A,B,C) ….., mineral (Fe, K, Phospor), ….....

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 19 =

Stress berat = 2,0 x BEE Kanker = 1,6 x BEE

3.1.1.2. Basal Metabolik Rate dan Aktifitas Untuk menghitung perkiraan BMR seseorang

digunakan berat badan sebenarnya. Secara umum BMR wanita adalah 0,9 kkal/kg BB/jam dan untuk laki-laki adalah 1,0 kkal/kg BB/jam.

Laki-laki = 1 x BB sebenarnya x 24 jam

Perempuan = 0,9 x BB sebenarnya x 24 jam

Selain BMR, kebutuhan energi dipengaruhi oleh tingkat aktifitas dan SDA. Aktifitas tubuh umumnya dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

Aktifitas sangat ringan = 20% x BMR Aktifitas ringan = 30% x BMR Aktifitas sedang = 40% x BMR Aktifitas berat = 50% x BMR SDA atau Specific Dynamic Action dari intake

makanan adalah pengeluaran energi dari efek makanan yaitu 10% dari total energi makanan.

Kebutuhan energi total

= BMR +Tingkat aktifitas +SDA

3.1.1.3 Berdasarkan Berat Badan Perhitungan kebutuhan energi untuk

mengetahui Angka Metabolisme Basal (AMB) berdasarkan per kg berat badan normal atau ideal dengan memperhitungkan energi untuk aktifitas dan faktor koreksi tingkat stress karena adanya penyakit.

AMB = 1 kkal x BB ideal x 24 jam

Kebutuhan energi didapat dengan mengalikan AMB dengan faktor akivitas dan faktor trauma/

Page 26: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 20 == 20 =

stress, Rumus yang digunakan adalah:

Kebutuhan energi

= AMB X faktor aktivitas X faktor trauma/stres

catatan : Bila seseorang memiliki berat badan kurang, maka kebutuhan energinya ditambah 500 kkalori, sedangkan bila berat badannya lebih dikurangi 500 kkalori

Tabel 7: faktor aktivitas fisik

Sumber :

*) Mahan, L.K dan M.T. Arlin, 2000, Krause’s Food, Nutrition & Diet Therapy.

**) Muhilal, Fasli Jalal dan Hardinsyah, 1998, Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, Widya Karya Pangan dan Gizi VI.

Gender

Laki-laki Perempuan

1,30 1,30

1,65 1,55

1,76 1,70

2,10 2,00

Aktivitas

Sangat ringan*)

Ringan**)

Sedang

Berat**)

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 45 =

21 Sayur tomat 22 Sayur lain 23 Pisang 24 Pepaya 25 Jeruk 26 Buah segar lain 27 Buah awet 28 Susu segar 29 Susu kental manis 30 Tepung susu whole 31 Tepung susu skim 32 Es krim 33 Keju 34 Minyak goreng 35 Kelapa / santan 36 Margarin/ mentega 37 Teh manis/ gula 38 Kue basah 39 Sirop 40 Minuman botol ringan

NO BAHAN MAKANAN TIDAK SETIAP SEMINGGU SEBULAN JARANG PERNAH HARI SEKALI SEKALI

Page 27: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 44 == 44 =

Lampiran 2

FORM CATATAN POLA MAKAN

Nama : …………………................................. Jenis kelamin : L/P Alamat : …………………................................. Tgl Lahir/umur : …………….Tgl masuk RS : ………………… Nomer Register : …………….

NO BAHAN MAKANAN TIDAK SETIAP SEMINGGU SEBULAN JARANG PERNAH HARI SEKALI SEKALI

1 Nasi 2 Jagung 3 Mie 4 Roti 5 Biskuit/ roti kering 6 Kentang 7 Singkong/ubi 8 Tempe/tahu 9 Oncom 10 Kacang kering 11 Ayam 12 Daging sapi 13 Daging diawet 14 Bakso 15 Ikan basah 16 Ikan asin 17 Udang segar 18 Telur ayam/ bebek 19 Sayuran hijau 20 Sayur kacangan

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 21 =

Tabel 8 : Faktor aktivitas & faktor trauma/stress dalam menetapkan kebutuhan energi

No Aktivitas Faktor No Jenis trauma/stress Faktor

1. Istirahat di 1.2 1. Tidak ada stress, pasien 1.3 tempat tidur dalam keadaan gizi baik

2. Tidak terikat 1.3 2. Stress ringan: peradangan 1.4 di tempat tidur saluran cerna, kanker, bedah elektif, trauma kerangka moderat

3. Stres sedang: sepsis, 1.5 bedah tulang, luka bakar, trauma kerangka mayor

4. Stres berat: trauma 1.6 multiple, sepsis, dan bedah Multisistem

5. Stres sangat berat: 1.7 luka kepala berat, sindroma penyakit pernapasan akut, luka bakar, dan sepsis

6. Luka bakar sangat berat 2.1

Sumber: A Practical Guide to Nutritional Support in Adult and Children. Nutritional Support Service, University Malaya, Kuala Lumpur, 2000 Contoh kasus 1:Seorang pasien perempuan berobat jalan, berumur 30 tahun, mempunyai tinggi badan 158 cm dan berat badan 45 kg dengan HIV stadium I.Kebutuhan AMB: 1x 45 x 24 Jam = 1080 k kalFaktor aktifitas = 1,3. Faktor stress = 1,3Total kebutuhan Kalori = 1080 kkal x 1,3 x 1,3 = 1823,9 (dibulatkan1850 kkal)

Page 28: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 22 == 22 =

Contoh Kasus 2:Seorang laki-laki menderita HIV stadium III dirawat di RS,berat badan 45 kg tinggi badan 165 cm. berat badan idealnya untuk IMT Normal (19,0) adalah 1,652 X 19,0 = 51,7 kg ataudibulatkan menjadi 52 kg.Orang ini mengalami kekurangan berat badan tingkat berat IMT: 45 / 1,652 = 16,5. Bila IMT yang diinginkan adalah 19,0 maka perhitungan kebutuhan energinya adalah sebagai berikut :- Kebutuhan AMB = 1 kkal x 52 x 24 jam= 1248 kkal- AMB x aktivitas fisik x stress = 1248 kkal x 1,3 x 1,3 = 2.109 kkal- Tambahan energi untuk menaikkan berat badan = 500 kkal- Total kebutuhan energi = 2609 kkal (Pemberian energi ini diberikan secara bertahap dan lihat kondisi pasien sampai mencapai kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk menaikan berat badannya)

Contoh Kasus 3: Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 50 kg dengan HIV stadium I (ringan). Perhitungan kebutuhan energinya adalah:Berat badan ideal adalah 53 kg. Faktor aktivitas 1.2, Faktor stress = 1.4 (stress ringan). Kebutuhan AMB = 1 kkal X 53 kg X 24 jam = 1272 kkal. Kebutuhan Total energi adalah 1.2 X 1.4 X 1272 = 2136 kkal.

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 43 =

Lampiran 1

Form Monitoring Berat Badan Pada Bayi dan Anak

Form Monitoring Berat Badan Pada Remaja dan Dewasa

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

BeratBadan(Kg)

Waktu Perawatan (hari)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

BeratBadan(Kg)

Waktu Perawatan (Minggu)

70

60

50

40

30

20

10

0

Page 29: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 42 == 42 =

18. Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral (Edisi Revisi), Ditjen Pemberantasan penyakit Menular dan penyehatan lingkungan, Depkes RI, Jakarta, 2007

19. Pedoman Umum Gizi Seimbang (panduan Untuk Petugas ) , Depkes 2005

20. Penuntun Diet, edisi Baru, DR.Sunita Almatsier, MSc, Gramedia, tahun 2004

21. Principles of Nutrition Assesment, 2 rd edition, 200522. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Depkes 200723. Training Pelayanan Gizi terpadu pada Penderita HIV/AIDS, RSPI Sulianti

Saroso 2006

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 23 =

3.1.2. Perhitungan kebutuhan protein Kebutuhan protein berdasarkan proporsi energi

adalah 12-15% dan tingkat kecukupan yang dianjurkan berdasrkan BB ideal per hari adalah 0,8 – 1,0 g/kg BB. Kebutuhan energi minimal untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 1,4-0,5 g/kg BB. Demam, sepsis, operasi, trauma, dan luka dapat meningkatkan katabolisme protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein sampai 1,5-2,0 g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1,0-1,5 g protein/kg BB.

3.1.3. Perhitungan Kebutuhan Lemak Kebutuhan lemak berdasarkan proporsi energi

dari lemak yaitu berkisar 20-25% dari total energi dengan rasio lemak tidak jenuh : lemak jenuh (2 : 1) . Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit bergantung jenis penyakit, yaitu lemak sedang atau lemak rendah. Di samping itu, pada penyakit tertentu, misalnya dislipidemia, membutuhkan modifikasi jenis lemak.

Kebutuhan Lemak sedang 15-20% dari kebutuhan energi total, kebutuhan lemak rendah < 10 % dari kebutuhan energi total

Dalam keadaan tertentu seperti : - Kadar trigliserida > 400 mg/dL, pemberian lemak

sangat minimal

3.1.4. Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat Kebutuhan karbohidrat berdasarkan proporsi energi

dari karbohidrat adalah 60-75% daritotal energi, atau sisa total energi setelah dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat dalam keadaan sakit sering dinyatakan dalam bentuk karbohidrat yang dianjurkan. Misalnya penyakit diabetes mellitus, dislipidemia, dan konstipasi membutuhkan serat tinggi (30-50 g/hari), sedangkan diare membutuhkan serat rendah (<10 g/hari).

Page 30: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 24 == 24 =

3.1.5. Perhitungan Kebutuhan Mineral dan Vitamin Kebutuhan mineral dan vitamin dapat diambil

dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yag dianjurkan. Disamping itu, dipertimbangkan sifat penyakit, simpanan dalam tubuh, kehilangan melalui urin, kulit atau saluran cerna, dan interaksi dengan obat-obatan. Untuk menjamin kebutuhan, dalam keadaan tertentu, vitamin dan mineral perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.

3.1.6. Perhitungan kebutuhan cairan3.1.6.1. Seorang dewasa biasanya membutuhkan

cairan antara 1,5 – 2 l/ hari3.1.6.2 Berdasarkan kepada berat badan yaitu : Dewasa muda 35 – 40 ml / kg BB yang

diinginkan / hari dan manula 25 – 30 ml / kg BB yang diinginkan / hari

3.1.6.3. Pada kondisi penyakit tertentu yang membutuhkan pembatasan cairan maka perhitungan cairan berdasarkan penghitungan balans cairan yaitu : Balans cairan = asupan (intake) – keluaran (output)

Asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss (500 ml).

B. PRESKRIPSI DIET

1. Preskripsi Diet atau disebut dengan batasan pengaturan makanan mencakup kebutuhan energi dan zat gizi serta zat-zat makanan lainnya merupakan aspek utama dalam asuhan gizi klien. Preskripsi Diet disusun berdasarkan diagnosis penyakit dan gizi dan dapat diresepkan oleh dokter atau ahli gizi. Preskripsi Gizi memberikan arah khusus kepada klien untuk merubah perilaku makannya sehingga mendapatkann kesehatan yang optimal.

2. Pedoman makan mencakup cara pemberian makan, bentuk dan porsi makan serta cara mengolah makanan

3. Penyusunan menu satu hari meliputi 3 kali makanan utama yaitu

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 41 =

DAFTAR PUSTAKA

1. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, Muhilal, Fasli Jalal dan Hardinsyah, 1998, Widya Karya Pangan dan Gizi VI.

2. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I), Depkes 20073. Food, Nutrition & Diet Therapy Mahan, L.K dan M.T. Arlin, 2000,

Krause’s 4. HIV/AIDS : A Guide for Nutritional Care and Support, 20045. HIV and Infant Feeding, Revised Principles and recommendations, Rapid

Advice, November 20096. International Dietetics & Nutrition Terminology (INDT) Reference

Manual, American Dietetic Association, 20087. KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) mewujudkan keluarga cerdas dan

mandiri, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 20048. Makalah Ilmiah Nasional (PIN) ke III Tahun 2007, Peran Gizi dalam

Kelangsungan Hidup Manusia, ASDI, DPD Jawa Tengah, 20079. Materi Penatalaksanaan Gizi Medis dan Paramedis, Jaringan Epidemiologi

Nasional, tahun 200810. Modul Pelatihan Asuhan dan Dukungan Gizi bagi ODHA, WHO dan

Depkes11. Nutritional Care and Support For Pregnant and Lactating Women and

Adolescent Girl, HIV-Guidelines, Source Institute of Medicine, 1990.12. Nutrition Therapy and Pathophysiologi, Marcia Nelms, Kathryn Sucher,

Sara Long, 200713. Pedoman Pelatihan Perawatan dan Dukungan Gizi bagi ODHA, JEN

200814. Pedoman Monitoring pasien untuk perawatan HIV dan Terapi

antiretroviral, Depkes tahun 200515. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan Bagi ODHA,

Ditjen Pemberantasan penyakit Menular dan penyehatan lingkungan, Depkes RI, Jakarta, 2003

16. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi, DepKes 2006

17. Pedoman nasional Pencegahan dan Penularan HIV dari ibu ke bayi, Unicef

Page 31: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 40 == 40 =

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 25 =

pagi, siang dan malam serta 2 kali snack yaitu diantara waktu makan pagi dan siang serta diantara waktu makan siang dan malam. Menu yang dipilih disesuaikan dengan preskripsi Gizi dan pedoman makan.

C. KONSELING GIZI

Ahli gizi sebagai konselor menginformasikan status gizi, data biokimia, data klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan gizi pasien, kebiasaan makan, asupan energi dan zat gizi klien serta hasil diagnosis gizi. Informasi tersebut kemudian didiskusikan, menuju perubahan pola makan mengikuti perencanaan menu yang sudah disiapkan meliputi porsi makan 1 hari, distribusi porsi makan setiap waktu makan, hambatan dan alternatif perubahan pola makan yang dapat dilakukan oleh klien berkaitan dengan pola aktivitas dan gaya hidup, penggunaan daftar bahan makanan penukar, contoh menu, makanan yang boleh dan yang tidak boleh dengan menggunakan alat bantu food model, leaflet dan alat peraga lainnya. Berikut ini adalah beberapa informasi yang perlu diberikan pada pasien HIV :1. Syarat diet untuk stadium 1 dan 2

1.1. Mengkonsumsi protein dari sumber hewani dan nabati seperti daging, telur, ayam, ikan, kacang – kacang dan produk olahannya.

1.2. Banyak makan sayur dan buah – buahan secara teratur terutama sayuran dan buah-buahan berwarna kaya vitamin A dan zat besi.

1.3. Bila ODHA sudah terbiasa minum susu, teruskan, karena susu sangat baik untuk kesehatan .

1.4. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)

1.5. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah mual).

1.6. Menghindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik maupun kimia

1.7. Menghindari rokok, kafein dan alkohol1.8. Makanan bebas dari pestisida dan zat – zat kimia1.9. Bila ODHA mendapat obat anti retroviral, pemberian makanan

disesuaikan dengan jadwal minum obat saat lambung kosong,

Page 32: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 26 == 26 =

saat lambung terisi, atau diberikan bersama-sama dengan makanan.

2. Syarat diet untuk stadium 3 dan 42.1. Mengkonsumsi protein dari sumber hewani dan nabati

seperti daging, telur, ayam, ikan, kacang – kacang dan produk olahannya

2.2. Makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering 2.3. Sayur dan buah – buahan diberikan sesuai kebutuhan2.4. Rendah serat, makanan lunak / cair, jika ada gangguan saluran

pencernaan2.5. Rendah laktosa dan rendah lemak jika ada diare 2.6. Dianjurkan minum susu yang rendah lemak dan sudah

dipasteurisasi; jika tidak dapat menerima susu sapi, dapat diganti dengan susu kedelai

2.7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan gizinya

2.8. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi oportunistik dan penyakit lain yang menyertai (TB, diare, sarkoma, kandidiasis oral)

2.9. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)

2.10. Menghindari aroma makanan yang merangsang (untuk mencegah mual) dan makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik maupun kimia

2.11. Menghindari rokok, kafein dan alkohol2.12. Makanan bebas dari pestisida dan zat – zat kimia2.13. Dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi

pemberian dosis besar (megadosis) harus dihindari karena dapat menekan kekebalan tubuh

2.14. Bila ODHA mendapat obat anti retroviral, pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat saat lambung kosong, saat lambung terisi, atau diberikan bersama-sama dengan makanan.

3. Saran untuk Meningkatkan Energi3.1. Gunakan lemak MCT (minyak kelapa), mentega dan kacang-

kacangan

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 39 =

BAB V

PENUTUP

Pelayanan gizi bagi ODHA merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan perawatan dan pengobatan pada penderita HIV/AIDS. Pada umumnya ODHA akan mengalami masalah dalam asupan makanan, yang mengakibatkan penurunan berat badan, menurunnya imunitas sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Asuhan gizi yang adekuat pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA.

Buku Pelayanan gizi Bagi ODHA ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan gizi bagi ODHA. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam ikut meningkatkan kualitas hidup ODHA

Page 33: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 38 == 38 =

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 27 =

3.2. Sediakan makanan kecil tinggi protein : kacang-kacangan, es krim, yogurt

3.3. Makanan utama dalam bentuk padat dan tinggi kalori : krim sup, sereal panas, ikan goreng tepung

3.4. Makanan dan minuman seperti : salad, buah, teh manis/minuman manis, agar – agar disajikan sebagai makanan penutup

3.5. Makan secara perlahan dan nikmati secara santai

4. Keamanan Makanan4.1. Bahan makanan dikemas sesuai jenisnya secara terpisah

saat disimpan, terutama daging, ayam dan ikan agar tidak mengkontaminasi bahan makanan lain.

4.2. Selalu cuci tangan sebelum dan setelah makan4.3. Selalu minum air yang sudah dididihkan, termasuk air

kemasan/mineral4.4. Cuci bahan makanan dengan air bersih dan mengalir4.5. Sebaiknya buah dikupas dan langsung dikonsumsi4.6. Perhatikan nilai gizi dan tanggal kadaluarsa pada label

kemasan makanan4.7. Memakai air panas dan sabun untuk membersihkan alat

dapur4.8. Lebih baik konsumsi makanan yang disiapkan sendiri karena

lebih terjamin keamanannya.4.9. Hindari produk susu segar yang tidak dipasteurisasi4.10. Hindari konsumsi bahan makanan mentah (misalnya lalapan,

salad, telur dan daging panggang setengah matang.4.11. Hindari makanan yang sudah berjamur atau basi4.12. Hindari penggunaan air panas dari dispenser karena tidak

mencapai titik didih (100ºC)

5. Bahan Makanan Yang Dianjurkan :5.1. Tempe dan produknya, selain mengandung protein dan

vitamin B12 juga mengandung bakterisida yang dapat mengobati dan mencegah diare.

5.2. Kelapa dan produknya dapat memenuhi kebutuhan lemak sekaligus sebagai sumber energi karena mengandung MCT

Page 34: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 28 == 28 =

yang mudah diserap dan tidak menyebabkan diare. MCT merupakan energi yang dapat digunakan untuk pembentukan sel.

5.3. Wortel mengandung beta-karoten yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga sebagai bahan pembentuk CD4. Vitamin E bersama dengan vitamin C dan beta-karoten berfungsi sebagai antiradikal bebas. Akibat perusakan oleh HIV pada sel-sel maka tubuh menghasilkan radikal bebas

5.4. Brokoli, tinggi kandungan Zn, Fe, Mn, Se untuk mengatasi dan mencegah defisiensi zat gizi mikro dan untuk pembentukan CD4

5.5. Sayuran hijau dan kacang-kacangan, mengandung vitamin neurotropik B1, B6, B12 dan zat gizi mikro yang berguna untuk pembentukan CD4 dan pencegahan anemia

5.6. Buah alpukat mengandung lemak yang tinggi, dapat dikonsumsi sebagai makanan tambahan. Lemak tersebut dalam bentuk mono unsaturated fatty acid (MUFA), berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menurunkan LDL. Di samping itu juga mengandung glutathion tinggi untuk menghambat replikasi HIV.

5.7. Konsumsi kacang-kacangan sesering mungkin5.8. Konsumsi daging dan produk susu setiap hari5.9. Konsumsi sayuran dan buah-buahan setiap hari, lebih baik

dalam bentuk jus, yang sebelumnya sudah disiram dengan air panas.

5.10. Konsumsi gula, minyak dan garam gunakan seperlunya5.11. Bahan makanan sebaiknya dalam bentuk matang.

6. Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan :6.1. Semua bahan makanan yang menimbulkan gas seperti : ubi

jalar, kol, sawi , nangka dan durian6.2. Semua makanan tinggi lemak : santan kental, lemak daging

dan kulit ayam6.3. Bumbu yang merangsang : cabe, merica, cuka6.4. Bahan makanan yang mentah seperti lalapan6.5. Buah-buahan yang masih mentah

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 37 =

dilepaskan oleh hati. Dikatakan hepatotoksisitas jika terdapat :peningkatan SGOT atau SGPT 3 X dari nilai normal tertinggi dan ada gejala atau peningkatan SGOT dan SGPT 5 X dari nilai normal tertinggi

5. Untuk mengetahui status nutrisi dapat dilakukan pemeriksaan albumin darah.

6. Gangguan fungsi ginjal Obat jenis protease inhibitor menyebabkan gangguan ginjal yang

dalam beberapa keadaan dapat dicegah dengan minum air yang banyak sepanjang hari. Pemeriksaan fungsi ginjal yang dilakukan adalah ureum dan kreatinin.

7. Dislipidemia Protease inhibitor paling sering menyebabkan dislipidemia, yaitu

peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Kelainan tersebut biasanya timbul setelah lebih dari 6 bulan penaan obat ARV.

C. Monitoring Asupan Makanan

Monitoring asupan makan mencakup: jumlah, jadual dan jenis makanan menggunakan anamnesa diet dan analisis diet. Anamnesa diet terdiri dari recall 24 jam dan catatan pola makan untuk mengetahui jumlah dan komposisi makanan, pola makan sehingga dapat dilakukan analisis untuk peningkatan kualitas dan kuantitas diet ODHA. Asupan makanan, minimal 80% dari kebutuhan /orang/ hari. Asupan dikatakan baik bila dapat menghabiskan > 80 %, kurang 51-80% dan buruk bila < 51%. (Sumber: Principles of Nutrition Assesment 2 rd edition 2005). Pada ODHA dengan masalah asupan makanan monitoring dilakukan setiap hari, yang meliputi jumlah makanan yang dikonsumsi dan daya terima terhadapa makanan yang diberikan.

Page 35: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 36 == 36 =

dengan Z score, remaja 15-19 tahun dengan menggunakan IMT (Index Massa Tubuh) dibandingkan dengan umur dan dewasa menggunakan IMT.Indikator keberhasilan :

1. Pada anak : kenaikan BB 5gr/ kg BB/ hari atau 50 gr/ kgBB/ minggu.

2. Pada dewasa : mempertahankan BB pada saat didiagnosa tidak turun > 5%

B. MONITORING LABORATORIUM

Adalah serangkaian pemeriksaan yang umumnya berhubungan dengan pemeriksaan darah yang meliputi kadar hemoglobin, hematokrit, kadar gula darah, SGOT, SGPT, kadar albumin, ureum, kreatinin, elektrolit (Na, K, Cl), kadar kolesterol, trigliserida, sistim imun, virologi, efek samping obat ARV dan resistensi obat. Pemeriksaan laborotarium yang berkaitan dengan gizi adalah sebagai berikut :

1. Hemoglobin Pemeriksaan ini penting sekali untuk memeriksa anemia. Anemi

paling sering terjadi pada penggunaan zidovudine (ZDV), yang biasanya terjadi pada minggu pertama, akan tetapi dapat terjadi secara perlahan-lahan beberapa bulan kemudian. Jika Hb < 7 g/ dl, pertimbangkan untuk mengganti obat dan intervensi dan konseling gizi untuk meningkatkan kadar hemoglobin.

2. Hematokrit Apabila hasil pemeriksaan hematokritnya tinggi meningkat ≥ 20%,

berarti ada indikasi dehidrasi. 3. Hiperglikemia dan resistensi insulin Kadar gula darah yang tinggi akibat resistensi insulin dapat

menyebabkan diabetes, yang biasanya terjadi pada penggunaan PI, dengan prevalensi 3-17%. Rata-rata 5% kasus terjadi setelah pengobatan 5 tahun, walaupun pernah dilaporkan terjadi setelah 2 bulan pengobatan.

4. Gangguan fungsi liver Peningkatan SGPT, SGOT dan keluhan hepatitis (ikterus, anorexia,

kencing berwarna teh tua) dapat terjadi pada penggunaan semua ARV dan paling sering terjadi jika terdapat koinfeksi hepatitis B atau hepatitis C. Pemeriksaan tes fungsi hati ini untuk melihat tanda dini kerusakan hati, yaitu melalui adanya enzim dalam darah yang

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 29 =

6.6. Makanan yang tidak atau kurang masak seperti sate, telur setengah matang.

6.7. Makanan yang diawetkan dan penyedap rasa 6.8. Minuman bersoda dan mengandung alkohol

D. Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Kegiatan ini merupakan langkah dari proses asuhan gizi terstandar dan bukan sekedar kegiatan mengamati apa yang terjadi saja. Indikator hasil yang diamati dan dievaluasi harus mengacu pada kebutuhan pasien, diagnosis gizi, tujuan intervensi dan kondisi penyakit. Sedangkan waktu pengamatan dari masing-masing indikator sesuai dengan rujukan yang digunakan. Monitoring dan evaluasi pasien HIV meliputi :1. Asupan makanan untuk mengetahui adekuat atau tidaknya asupan

gizi ODHA2. Berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LLA)3. Laboratorium4. Masalah lain yang ada pada saat pengkajian gizi

Gambar 3 : PELAYANAN GIZI

MASUK

Skrining

Pengkajian Gizi :

Antropometri

Laboratorium

Klinis / isik

Riw. Gizi

Riw. Personal

Masalah Gizi

Intervensi Gizi :

Tujuan

Preskripsi diet

Implementasi

- Pemberian makanan/minuman

- Edukasi /konseling

Monitoring

Pengkajian

Page 36: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 30 == 30 =

3. PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Syarat diet pada Ibu hamil dengan ODHA : sama dengan orang dewasa, hanya ada penambahan kalori sebesar 500 kkal. Disarankan untuk menambahkan multi mikronutrien dalam makanan seperti sumber bahan makanan yang banyak mengandung Fe, Ca, dan asam folat. Perlu diperhatikan ibu hamil tidak boleh menerima suplementasi vitamin A lebih dari 10.000 IU .

Tabel 9.Kebutuhan Penambahan Energi dari Total Energi yang dianjurkan

selama kehamilan dan menyusui

Tabel 10.Rekomendasi Kenaikan BB selama kehamilan pada ODHA

Sumber : Nutritional Care and Support For Pregnant and Lactating Women and Adolescent Girl, HIV-Guidelines, Source Institute of Medicine, 1990.

Trimester 1 2 3 Menyusui

HIV negatif, gizi baik +0% +10% +25% +25%

HIV positif , gizi baik +10% +20% +35% +35%

HIV positif, gizi baik +30- +40- +55- +55-65%dengan penyakit 40% 50% 65%oportunistik

HIV positif, gizi kurang +35% +35% +40% +40%

Kategori IMT Sebelum

kehamilan

Total kenaikan(Kg)

Rekomendasi kenaikan BB/ minggu :

Trimester II & III IMT < 19,5

IMT 19,5 – 25,9

IMT26,0 – 29,0

IMT > 29,0

12,5 -18,0

11,5 – 16,0

7,0-11,5

< 7

≥ 0,5 kg

0,5 kg

0,3 kg

0,3 kg

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 35 =

BAB IV

MONITORING

Kegiatan monitoring adalah review dan pengukuran status ODHA yang telah dijadualkan, berkaitan dengan diagnosis gizi, rencana dan tujuan intervensi serta hasil.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan RS Rujukan Bagi ODHA, sehingga akses layanan terhadap ODHA semakin mudah dan dekat. Hal ini sesuai dengan pencanangan “ access for all”oleh WHO, semua ODHA mendapat akses untuk perawatan, dukungan dan pengobatan secara komprehensif.

Dengan meningkatnya akses layanan terhadap ODHA, maka dibutuhkan suatu monitoring yang mencakup klinis dan laboratorium. Pada buku ini, monitoring hanya dibatasi pada hal-hal yang terkait dengan gizi ODHA.

A. MONITORING KLINIS

Adalah suatu kegiatan, dimana ODHA diperiksa secara teratur dan diminta untuk memberitahukan setiap gejala klinis (anemia, gangguan pencernaan, dll) dan tanda yang ada hubungannya dengan penyakitnya atau pengobatannya, termasuk monitoring berat badan. Dalam monitoring klinis diperlukan formulir medis yang baku dan register, termasuk sistim rujukan pasien.

Penimbangan berat badan untuk anak dilakukan setiap hari, sementara untuk orang dewasa dilakukan seminggu sekali atau disesuaikan dengan kondisi klinis ODHA. Hal ini berguna untuk memonitor respons pengobatan dan intervensi gizi yang diberikan. Tidak adanya perubahan kenaikan berat badan mungkin merupakan pertanda adanya kegagalan pengobatan dan intervensi gizinya.

Status gizi bayi dan balita ditentukan dengan menggunakan baku standar WHO 2005. Untuk anak sampai usia 15 tahun menggunakan BB/TB

Page 37: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 34 == 34 =

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 31 =

Panduan WHO menyebutkan bahwa bayi dari ibu HIV positif tetap diberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Jika ibu memilih tidak memberikan ASI, dapat diberikan susu formula yang memenuhi persyaratan AFASS (lihat bahasan di makanan bayi 0-6 bulan).

Hal-hal penting yang harus diperhatikan, terkait dengan pemberian ASI pada ibu ODHA :

3.1. Ibu hamil HIV positif perlu mendapatkan konseling untuk membantu mereka membuat keputusan apakah ingin memberikan memberikan ASI ekslusif atau susu formula kepada bayinya.

3.2. Pada ibu ODHA yang mengkonsumsi ARV, dianjurkan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. Jika tidak diberikan ASI , susu formula yang dipilih harus memenuhi persyaratan AFASS.

3.3. Dianjurkan untuk memanaskan ASI (minimal 66 C) nya untuk mematikan virus HIV

3.4. Menggunakan ASI donor dari wanita yang HIV negatif atau memutuskan untuk sama sekali tidak memberikan ASI

3.5. Sangat tidak direkomendasikan pemberian makanan campuran (mixed feeding) bagi bayi dari ibu HIV positif, yaitu ASI bersamaan dengan susu formula dan makanan minum lainnya bahkan airpun tidak , lalu menghentikan pemberian ASI setelah beberapa bulan.

4. PELAYANAN GIZI PADA MANIFESTASI KLINIS PENYAKIT LAIN

ODHA pada stadium 2,3 atau 4 sering disertai dengan beberapa gejala klinis dan infeksi oportunistik seperti ISPA, diare, TBC, hepatitis, dll. Berikut contoh manifestasi klinis dan gangguan gizi yang sering terjadi pada ODHA dan rekomendasinya

Page 38: PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA - gizi.depkes.go.idgizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/01/buku-odha-rev.pdf · sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (BMI

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 32 == 32 =

MANIFESTASI KLINIS

GANGGUAN GIZI REKOMENDASI GIZI

Tabel 11.Manifestasi klinis pada ODHA

Anoreksia dan disfagia

Diare

Sesak Nafas

Malabsobsi Lemak

Penurunan nafsu makan, kesulitan menelan karena infeksi jamur mulut (kandidiasis oral).

Kehilangan zat gizi dalam tubuh

Asupan kalori tidak mencukupi, pasien lemah

Gangguan penyerapan lemak

Diet : makanan lunak, disajikan menarik, porsi kecil dan sering, minum menggunakan sedotan. Anjuran : kentalkan cairan, minuman ringan dihindari sampai selesai makan, anjuran beraktivitas, bila disfagia parah sediakan alat penghisap.Bila memakai makanan cair ijinkan pasien mencoba beberapa bahan makanan yang disenangi

Diet : rendah laktosa, rendah serat, rendah lemak, dan banyak mengkonsumsi cairan, seperti oralit. Untuk gizi buruk gunakan Rehidration Solution for Malnutrition (ReSoMAL). Anjuran : buah-buahan rendah serat, tinggi kalium dan magnesium : jus pisang, jus alpukat

Anjuran : makanan tinggi lemak MCT dan rendah karbohidrat. Makanan diberikan dalam posisi setengah tidur

Anjuran : sumber lemak nabati, MCT, tambahkan vitamin larut lemak

PEDOMANPELAYANAN GIZI BAGI ODHA

= 33 =

MANIFESTASI KLINIS

GANGGUAN GIZI REKOMENDASI GIZI

Demam

Penurunan Berat Badan

Muntah

Peningkatan pemakaian kalori dan kehilangan cairan

Gangguan makan secara oral

Anjuran : minum lebih dari 2 liter/ hariLunak dan porsi kecil tapi sering

Tinggi kalori protein, padat kalori,rendah serat, porsi kecil dan sering

porsi kecil tapi sering, menghindari aroma makanan yang merangsang