pedoman wisata hiu paus

Upload: didi-sadili

Post on 07-Jul-2018

257 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    1/27

     

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    2/27

     

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas

    karunia-Nya, sehingga penyusunan Pedoman Perancangan Model Pemanfaatan Hiu

    Paus Untuk Kegiatan Wisata Bahari dapat diselesaikan.

    Pedoman ini disusun berdasarkan penelusuran pustaka, diskusi dan hasil survei

    lapang di Probolinggo. Pedoman ini bersifat umum dan dalam penerapannya di

    lapangan dapat didesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas dan sumberdaya yang

    dimiliki pengelola untuk kepentingan pengelolaan dan wisata hiu paus.

    Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan pedoman ini masih

    banyak kekurangan, oleh karena itu segala masukan saran serta kritik yang

    membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan, Atas perhatian dan

    kerjasamannya kami ucapkan terima kasih.

    Jakarta, September 2014

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    3/27

     

    Daftar Is i

    Kata Pengantar ........................................................ ......................................................... 1

    Daftar Isi ............................................................ ......................................................... 2

    Daftar Tabel ............................................................ ......................................................... 3

    Daftar Gambar ........................................................................................................... ...... 4

    1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 5

    1.1. Latar Belakang .............................................................. .................................... 6

    1.2. Tujuan ........................................................... ......................................................... 7

    1.3. Manfaat ........................................................ ......................................................... 7

    2. HIU PAUS ..................................................................................................................... 8 

    2.1. Klasifikasi .............................................................. .............................................. 8

    2.2. Morfologi ................................................................ .............................................. 8

    2.3 Habitat, Penyebaran dan Pola Migrasi ...................................................... 10

    2.4 Tingkah Laku Hiu Paus .......................................................... ......................... 13

    2.4.1 Tingkah Laku makan ( feeding behavior ) .................................... 13

    2.4.2 Kedalaman Renang .............................................................. .............. 13

    2.4.3 Stres ............................................................ .............................................. 14

    3. Wisata Hiu Paus ........................................................... .............................................. 15 

    3.1 Bentuk Umum Wisata Hiu Paus ............................. .................................... 15

    3.2 Nilai Ekonomi Wisata Hiu Paus ................................................................ ... 16

    3.3 Prinsip Pengembangan Wisata Hiu Paus ................................................ 16

    3.4 Tahapan Pengembangan Wisata Hiu Paus .............................................. 17

    3.5 Rancangan Model Pemanfaatan Wisata Hiu Paus ................................ 18

    3.5.1 Wisata Diving ............................................................... ......................... 19

    3.5.2 Wisata Swiming ......................................................... ......................... 20

    3.5.3 Wisata Watching ........................................................ ......................... 21

    3.6 Aturan Umum Wisata Hiu Paus ................................................................ ... 21

    3.7 Kebutuhan Sarana dan Prasarana .......................................................... ... 22

    3.8 Peta Jalan Pengembangan Wisata Hiu Paus ............................................ 24

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    4/27

     

    4. Penutup  ..................................................................................................................... 25

    Daftar Pustaka  ............................................................ .............................................. 26

    Lampiran

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    5/27

     

    Daftar Tabel

    Tabel 3.1. Nilai Ekonomi Wisata Hiu Paus .................................................... 16

    Tabel 3.2 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pengembangan Model

    Wisata Hiu Paus .......................................................... ......................... 23

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    6/27

     

    Daftar Gam bar

    Gambar 2.1. Ikan Hiu Paus ............................................................. ......................... 10

    Gambar 2.2. Daerah Penyebaran Hiu Paus ......................................................... 11

    Gambar 2.3 Pola Migrasi Ikan Hiu Paus di Teluk Cendrawasih

    Papua Barat ....................................................... .................................... 12

    Gambar 2.4 Pola Migrasi Hiu Paus di Donsol Filipina ................................... 12

    Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Wisata Hiu Paus ................................ 17

    Gambar 3.2 RancanganModel Pemanfaatan Wisata Hiu Paus ................... 18Gambar 3.3 Peta Jalan Pengembangan Wisata Hiu Paus ............................. 24

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    7/27

     

    1 . Pendahuluan

    1.1. 

    Latar Belakang

    Hiu Paus atau Rhincodon typusmerupakan salah satu hewan yang dilindungi dan

    termasuk dalam daftar merah IUCN (lnternational Union for Conservation of

    Nature)dan tergolong rawan punah. Hiu Paus merupakan jenis ikan dengan

    pertumbuhan lambat dan hidup di perairan tropis (hangat) pada kisaran garis

    lintang 30°LU-35°LS. Dalam rangka menjaga dan menjamin keberadaan Hiu Paus,

    Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan perlindungan penuh terhadap

    Hiu Paus melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.18/Kepmen-

    KP/2013.

    Pemanfaatan hiu paus dapat dilakukan dengan mengembangkan wisata hiu paus

    yang mengutamakan kelestarian dan keberlanjutannya. Beberapa negara telah

    mengembangkan wisata hiu paus antara laindi Ninggaloo (Australia), Donsol

    (Filipina), lsla Mujeres (Meksiko), Mozambik, dan Kepulauan Maladewa.

    Keberhasilan pengelolaan hiu paus di negara tersebut telah mampu menarik

    kunjungan wisatawan dalam jumlah besar dan menghasilkan nilai ekonomi yang

    tinggi.

    Kemunculan hiu paus di Indonesia telah teridentifikasi, diantaranya di Taman

    Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), Teluk Sabang NAD, Pangandaran, Ciamis

    Jawab Barat, Bali, Laut Sawu NTT hingga Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo.

    Hingga saat ini kemunculan hiu paus di berbagai wilayah di Indonesia belum

    dimanfaatkan untuk kegiatan wisata secara optimal.Masyarakat setempatumumnya memanfaatkan kemunculan hiu paus untuk kepentingan atraksi wisata

    musiman (sesaat) yang dilakukan secara swadaya tanpa mengutamakan aspek

    keselamatan pengunjung maupun kelestarian hiu paus itu sendiri.

    Untuk dapat memanfaatkan hiu paus sebagai salah satu objek wisata bahari, maka

    diperlukan suatu pedoman umum yang dapat dijadikan dasar dalam

    pengembangan model wisata hiu paus di Indonesia. Pedoman ini diharapkan

    menjadi rujukan dalam merumuskan desain pengembangan wisata hiu paus sesuai

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    8/27

     

    dengan karakteristik masing masing wilayah dan sesuai dengan prinsip-prinsip

    konservasi.

    1.2. 

    Tujuan

    Penulisan pedoman umum pengembangan wisata hiu paus ini bertujuan untuk

    menyediakan acuan bagi semua stakeholders untuk dapat mengembangkan wisata

    hiu paus sesuai dengan karakteristik masing masing wilayah dan sesuai dengan

    prinsip-prinsip konservasi.

    1.3. 

    Manfaat

    Pedoman ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak dalam menyusun

    rencana pengembangan wisata hiu paus di Indonesia.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    9/27

     

    2 . Deskri psi Hi u Paus

    2.1 Klasifikasi

    Hiu paus (Whale shark ) pertama kali dideskripsikan oleh Dr. Andrew Smith dari

    spesimen yang ada di Teluk Table Afrika Selatan dan merupakan hasil tangkapan

    harpoon di tahun 1828. Hiu paus termasuk salah satu spesies dari 33 spesies dari

    ordo Orectolobiformes. Famili lain yang masuk dalam ordo yang sama adalah

    wobbegong sharks (Orectolobidae), longtailed carpetsharks (Hemiscyllidae), nurse

    sharks (Ginglymostomatidae), dan Stegostomatidae (Fowler and Cavanagh 2001).

    Di Indonesia, hiu paus dikenal dengan nama lokal hiu geger lintang, hiu bodoh atau

    hiu tutul. Penggolongan dan identifikasi jenis untuk hiu paus didasarkan pada sifat

    anatomi dan morfologi tubuh, gigi, sirip dan kulitnya.Hiu paus (Rhincodon typus) 

    merupakan salah satu dari tiga spesies hiu pemakan plankton ( filter feeding) yang

    memiliki ukuran sangat besar.Klasifikasi hiu paus menurut Smith (1828) adalah

    sebagai berikut :

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Chordarta

    Subphylum : Vertebrata

    Class : Chondrichtyes

    Subclass : Elasmobranchii

    Ordo : Orectolobiformes

    Family : Rhincodontidae

    Genus :  Rhincodon

    Species : Rhincodon typus

    2.2 Morfologi

    Hiu paus memiliki tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan ikan lainnya.

    Panjang maksimal yang pernah ditemukan mencapai 16 m untuk jantan dan 20 m

    untuk betina sedangkan rata-rata panjang yang sering ditemukan yaitu 10 m. Berat

    hiu paus yang dilaporkan pernah mencapai 34 ton, dan umur maksimal yang

    pernah tercatat yaitu 70 tahun (Chen et al .1996, diacu dalam Chen & Phipps,

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    10/27

     

    2002). Ukuran hiu betina relatif lebih besar dibanding jantan. Ukuran hiu paus

    ketika menetas sekitar 55-64 cm.

    Hiu paus sangat mudah dikenali sejalan dengan karakteristiknya yang mempunyai

    tubuh besar, kepala pipih (lebar dan datar), mulut lebar berada di ujung kepala,

    moncong bulat, matanya kecil, dan mempunyai lima celah insang sangat besar.Hiu

    paus memiliki dua sirip punggung dan dua sirip dada di sisi tubuhnya. Cuping sirip

    ekor bagian atas lebih besar daripada bagian bawah, pangkal ekor pipih dengan

    keel yang kuat dikedua sisinya,permukaan ventral biasanya berwarna keputihan.

    Seluruh tubuh hiu paus ditutupi dengan pola bintik-bintik atau strip terang dengan

    latar gelap yang mana pola tersebut fungsinya masih juga belum diketahui secara

    pasti. Pola bintik-bintik tersebut biasanya berwarna terang yang menyatu dengan

    latar belakang warna gelap yang diperkirakan berfungsi sebagai kamuflase.

    Kemungkinan lain, pola bintik-bintik tersebut menjadi tanda  postural display  agar

    dapat dengan mudah dikenali sesamanya. Menurut Colman (1997), terdapat

    kemungkinan bahwa pigmen yang berpola bintik-bintik ini berguna sebagai cara

    adaptasi terhadap paparan radiasi.Hiu paus juga mempunyai tingkat penglihatan

    yang sangat baik walaupun ukuran matanya relatif kecil. 

    Hiu paus relatif tidak berbahaya bagi manusia karena ikan ini memakan plankton

    dan ikan-ikan kecil. Hiu paus adalah jenis ikan filter feeder yang memakan berbagai

    jenis plankton dan nekton dalam jumlah yang sangat banyak. Selain itu, ikan hiu

    paus juga memakan ikan kecil dan krustasea kecil. Hiu paus cenderung tidak

    tergantung pada pola gerak ke depan dalam mekanisme filtrasinya melainkan

    lebih cenderung mengandalkan pada metode versatile suction filter-feeding  yang

    mana ikan hiu paus dapat memasukkan air dengan tingkat velocity   yang tinggi

    dibandingkan dynamic filter-feeders lainnya (Compagno, 1984).

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    11/27

     

    10 

    Sumber : WWF-Indonesia

    Gambar 2.1 Ikan hiu paus

    2.3 Habitat, Penyebaran dan PolaMigrasi

    Hiu pausmerupakan jenis ikan yang hidup di perairan pelagis. Daerah

    penyebarannya sangat luas, terbentang di daerah tropis dan perairan laut yang

    bertemperatur hangat sekitar 21-30°C. Daerah penyebaran yang luas tersebutsebagian besar terbentang antara 30°U dan 35°S. Spesies ini hidup di seluruh

    lautan tropis di sepanjang pantai dan laut lepas, kecuali mediterania. 

    Menurut Eckert and Stewart (2001), ikan hiu paus terkenal dengan tingkat

    migrasinya yang sangat tinggi yakni sekurang-kurangnya bermigrasi 13.000 km

    dalam 37 bulan. Perubahan frekuensi dan musim penyebaran hiu paus diduga

    dipengaruhi oleh beragam faktor lingkungan antara lain perubahan suhu udara,

    suhu air laut, tingkat salinitas, dan pola angin (warm SSW–

    WSW winds). Migrasi

    hiu paus dapat dijumpai baik secara individual maupun kelompok kecil, dari

    perairan lepas hingga ke perairan pantai,bahkan kadang masuk ke daerah laguna

    di pulau atol. Pada siang hari, hiu paus menghabiskan sebagian besar waktu untuk

    makan di dekat permukaan. Namun dimalam hari atau ketika melakukan

    perjalanan jauh, hiu paus lebih suka berada di perairan yang lebih dalam di laut

    dalam mencapai kedalaman 700 m.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    12/27

     

    11 

    Hiu paus merupakan hewan yang soliter, sehingga sangat jarang ditemui hiu paus

    dalam kumpulan yang besar. Namun, kelompok hiu paus terlihat musiman di

    daerah tertentu selama mekar plankton atau spawnings karang massa, seperti yang

    terjadi di Ningaloo Reef, Australia Barat pada bulan Maret hingga Mei.

    Sumber : http://www.powenvironment.org/

    Gambar 2.2 Daerah penyebaran hiu paus

    Hingga saat ini penelitian tentang pola migrasi ikan hiu paus, khususnya di

    Indonesia belum banyak dilakukan, sehingga informasi yang tersedia belum dapat

    mewakili pola migrasi ikan hiu paus yang ada di Indonesia. Salah satu kajian

    tentang pola migrasi hiu paus telah dilakukan oleh WWF-Indonesia bekerjasama

    dengan Balai Besar Taman Nasional teluk Cenderawasih dan Universitas Papua.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan hiu paus yang berada di Teluk

    Cenderawasih melakukan ruaya di sekitar perairan Teluk Cenderawasih, Informasi

    ini merupakansalah satu peluang ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia untuk

    dapat dimanfaatkan menjadi salah satu objek wisata.

    Hiu paus yang ada di Australia dan Filipina tidak ditemukan sepanjang tahun,

    tetapi hanya pada musim-musim tertentu saja. Meskipun demikian, ternyata hal

    tersebut dapat memberikan devisa bagi negara dalam jumlah yang besar melalui

    pengembangan wisata bahari.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    13/27

     

    12 

    Gambar 2.3 Pola migrasi ikan hiu paus di Teluk Cenderawasih, Papua Barat

    Penelitian tentang pola migrasi hiu paus yang dilakukan di Filipina juga

    memberikan informasi yang penting bagi pengelolaan ikan hiu paus di Filipina dan

    juga Indonesia. Berdasarkan hasil pemantauan pola migrasi diketahui bahwa hiu

    paus yang ada di Donsol-Filipina melakukan migrasi sampai ke perairan Sulawesi-

    Indonesia.

    Gambar 2.4 Pola migrasi hiu paus di Donsol-Filipina (Steward, 2012)

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    14/27

     

    13 

    2.4 Tingkah Laku Hiu Paus

    2.4.1 Tingkah laku makan ( feeding behavior )

    Pada umumnya pengembangan wisata hiu paus didasarkan pada tingkah laku

    makan ( feeding behavior ) hiu paus yang terjadi pada bulan tertentu.Melalui

    informasi itu maka lokasi pengamatan hiu paus dapat diprediksi secara pasti

    sepanjang tahun.

    Penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Ningaloo Australia menunjukkan

    bahwa tingkah laku makan hiu paus di wilayah ini lebih dominan pada saat siang

    menjelang sore hari. Sementara itu, ketika pagi hari hingga siang tingkah laku

    makan hiu paus bukanlah merupakan tingkah laku utama dalam mencari makan.

    (Graham et al. 2005; Gunn et al. 1999; Wilson et al., 2005).

    Hiu paus di Australian juga memiliki kecenderungan kembali ke lokasi mencari

    makan pada waktu tertentu. Meskipun dari hasil pengamatan tidak semua hiu paus

    yang hadir di Ninggaloo merupakan hiu paus yang sama, namun hal ini

    mengindikasikan bahwa kehadiran wisatawan di  feeding area telah memberikan

    dampak terhadap perubahan pola migrasi hiu paus dalam mencari makan (Mau,

    2008).Secara ekologis, keberadaan sumber makanan yang melimpah akanmengundang berbagai jenis ikan predator untuk datang. Hal inilah yang

    menyebabkan hiu paus datang ke kawasan Ningaloo untuk mencari makanan

    berupa plankton, krill dan ikan-ikan kecil (Wilson,2002).

    2.4.2 Kedalaman renang

    Hiu paus akan berenang di permukaan ketika menampakkan diri dalam

    gerombolan dengan jumlah tertentu. Umumnya hiu paus banyak berada pada

    kedalaman 0-100 meter dan paling lama menghabiskan waktu pada kedalaman 0-

    10 meter. Hiu paus akan lebih banyak berada dipermukaan pada siang hari

    dibandingkan pada malam hari sehingga hal inilah yang dikembangkan sebagai

    atraksi wisata untuk menarik pengunjung (Brunnschweiler et al., 2009). Perairan

    yang disenangi hiu paus adalah perairan yang hangat dengan suhu 24-30 °C.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    15/27

     

    14 

    2.4.3 Stres

    Interaksi antara hiu paus dan wisatawan akan memberikan dampak terhadap

    tingkat stress yang dialami oleh hiu paus. Jarak antara penyelam dan kapal yang

    sangat dekat dengan hiu paus telah diidentifikasi akan mengakibatkan stress

    (Brunnschweiler et al., 2009).Semakin banyak jumlah kapal atau wisatawan yang

    berinteraksi dengan hiu paus maka tingkat stress yang mungkin diakibatkan juga

    akan semakin tinggi. Jumlah wisatawan dan kapal perlu diatur sehingga aktivitas

    wisata yang dikembangkan tidak memberikan dampak negatif pada populasi hiu

    paus.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    16/27

     

    15 

    3 .Wi sata Hi u Paus

    3.1 Bentuk Umum Wisata Hiu Paus

    Kegiatan wisata bahari hiu paus secara umum memiliki tiga alternatif utama, yaitu

    diving, swimmingdanwatching. Wisata bahari dengan bentuk kegiatan berupa

    watching paling umum dan banyak ditemukan karena tidak membutuhkan sarana

    dan prasarana khusus, tidak membutuhkan keterampilan khusus dan dapat

    dilakukan oleh wisatawa dari anak-anak hingga dewasa. Sementara itu, bentuk

    wisata diving dan swimming  membutuhkan keterampilan dan peralatan khusus.

    Wisata diving dengan hiu paus dapat dilakukan apabila lokasi kemunculan hiu

    paus berada pada perairan yang jernih, dalam dan tidak memiliki arus serta

    gelombang yang tinggi. Arus yang tenang dan gelombang yang kecil lebih

    mengarah pada aspek keamaan wisatawan dan kedalaman yang cukup akan

    menghindarkan hiu paus dari resiko terdampar.

    Wisata  swimming dengan hiu paus umumnya juga dapat dilakukan pada lokasi

    diving. Sebaliknya, tidak semua lokasi kemunculan hiu paus yang dapat

    dikembangkan untuk kegiatan swimming juga dapat dikembangkan sebagai lokasi

    diving. Hal ini lebih dititik beratkan pada pertimbangan aspek keamanan dan

    kenyamanan pengunjung serta tinggi rendahnya resiko terdampar bagi hiu paus.

    Wisata watching hiu paus merupakan jenis kegiatan wisata bahari yang dapat

    dilakukan di seluruh lokasi kemunculan hiu paus. Kegiatan ini dapat dilakukan dari

    darat dengan alat bantu teropong atau teleskop, atau juga di perairan yang

    dilakukan dari atas perahu/kapal. Kegiatan watching hiu paus tentunya dapatdilakukan di lokasi diving dan swimming.Pengunjung yang tidak memiliki sertifikat

    khusus diving  dan swimming dapat menyaksikan kemunculan hiu paus dari atas

    perahu/kapal.Namun ada pula lokasi kemunculan hiu paus yang hanya cocok

    untuk dikembangkan sebagai wisata watching karena kondisi kecerahan dan

    kedalaman perairan yang tidak memenuhi kriteria.Hal yang patut diperhatikan

    adalah pengaturan jumlah dan jarak antara kapal dan hiu paus sehingga kehadiran

    pengunjung tidak menjadi gangguan bagi hiu paus.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    17/27

     

    16 

    Pertimbangan dalam menentukan model wisata yang akan dikembangkan sangat

    dipengaruhi oleh kondisi perairan yang menjadi lokasi kemunculan hiu paus serta

    dukungan pemerintah daerah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana serta

    faktor pendukung lainnya. Selayaknya, model wisata yang dipilih harus

    mengutamakan aspek ekologi yang secara ekonomi juga memberikan keuntungan

    yang optimal.

    3.2 Nilai Ekonomi Wisata Hiu Paus

    Negara yang telah menjadikan hiu paus sebagai obyek wisata bahari yaitu Filipina

    tepatnya berada di Donsol, Ninggaloo Marine Park Australia dan Teluk Meksiko.

    Nilai ekonomi wisata hiu paus yang telah dipublikasikan di beberapa negara

    disajikan pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1 Nilai ekonomi wisata hiu paus

    Seychelles, Meksiko US$ 4,99 million Rowat and Engelhardt (2007)

    South Africa US$ 1,7 million Dicken and Hoskings (2009)

    South Africa US$ 4,2 million Hara et al.(2003)

    West Australia US$ 5,5 million Catlin et al.(2009)

    Pemanfaatan hiu paus sebagai obyek wisata terbukti sangat berhasil sekaligus

    menjadi salah satu bentuk upaya promosi ecotourism. pemanfaatan hiu paus untuk

    ecotourism mempunyai dampak ekologi, ekonomi, pendidikan, dan pembangunan.

    3.3 Prinsip Pengembangan Wisata Hiu Paus

    Dalam pengembangan dan pengelolaan wisata hiu paus, aktivitas wisata yang

    dilakukan tidak boleh menggangu kelestarian dan keberadaan hiu paus itu

    sendiri.Selain itu, kegiatan wisata yang dilakukan juga harus memberikan rasa

    aman dan nyaman kepada wisatawan.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    18/27

     

    17 

    Berdasarkan PP Nomor 60 pasal 2 tentang tentang konservasi sumberdaya ikan

    asas konservasi meliputi: asas manfaat, keadilan, kemitraan, pemerataan,

    keterpaduan, keterbukaan, efisiensi dan kelestarian yang berkelanjutan.

    3.4. Tahapan Pengembangan Wisata Hiu Paus

    Pengembangan wisata hiu paus dapat dilakukan melalui pentahapan yang

    sistematis dan runut. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan wisata yang

    dikembangkan mendapatkan dukungan dari semua stakeholders, memberikan

    manfaat ekonomi serta menjaga kelestarian hiu paus. Tahapan pengembangan

    wisata hiu paus disajikan pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Tahapan pengembangan wisata hiu paus

    Informasi Keberadaan Hiu Paus

    Identifikasi Data (Waktu, periode, lokasi, kemunculan, jumlah

    kawanan, kearifan lokal) 

    Analisis daya Dukung Wisata (Diving, Swimming, Watching) 

    Penyiapan Sarana-Prasarana dan Sumberdaya Manusia 

    Penyusunan Peraturan Daerah dan Kelembagaan Pengelola 

    Penyusunan Rencana Pengembangandan SOP 

    Pelaksanaan dan Pengembangan Wisata Hiu Paus 

    Monitoring dan Evaluasi 

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    19/27

     

    18 

    3.5 Rancangan Model Pemanfaatan Wisata Hiu Paus

    Dalam pengembangan wisata hiu paus maka diperlukan koordinasi dan

    komunikasi dengan semua stakeholders yang terkait. Data dan informasi terkait

    keberadaan dan kehadiran hiu paus menjadi hal yang sangat penting. Kelengkapan

    sarana dan prasarana pendukung wisata hiu paus juga menjadi kebutuhan utama

    untuk menunjang keberhasilan pengembangan wisata hiu paus. Apabila jenis

    wisata telah ditetapkan selanjutnya dilakukan penyusunan Standard Operational

    Procedure (SOP) dan kriteria teknis yang sesuai. Pelaksanaan wisata hiu paus yang

    sesuai dengan kriteria teknis dan SOP yang ada diharapkan mampu

    menumbuhkembangkan kegiatan wisata yang berdampak pada jumlah wisatawan

    yang terus meningkat. Rancangan model pemanfaatan wisata hiu paus disajikanpada Gambar 3.2.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    20/27

     

    19 

    Gambar 3.2 Rancangan model pemanfaatan wisata hiu paus

    3.5.1 Wisata diving 

    Model wisata hiu paus dengan kegiatan utama berupa menyelam dapat dilakukan

    pada lokasi kemunculan hiu paus yang memiliki kriteria tertentu. Kriteria yang

    dimaksud antara lain memiliki kecerahan yang cukup (> 80%, Yulianda 2007) dan

    kecepatan arus yang lemah (0-15 cm/dtk, Yulianda 2007). Wisata menyelam

    membutuhkan kesiapan operator atau pengelola dalam menyediakan sarana dan

    prasarana yang memadai serta kualitas sumberdaya manusia yang memiliki

    kualifikasi selam.

    Desk Study Informasi Faktor

    Oseanografi

    Keberadaan Hiu

    Paus

    Layanan Wisata Sarana dan

    Prasarana

    KIE

    (Komunikasi,

    Informasi dan

    Edukasi)

    Kriteria Teknis

    dan SOP Wisata

    Hiu Paus

    Watching

    Jumlah

    Wisatawan

    Bentuk Wisata

    Swimmin

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    21/27

     

    20 

    Wisatawan yang akan melakukan wisata diving dengan hiu paus juga harus

    memiliki sertifikat menyelam dan mematuhi semua aturan yang ditetapkan dalam

    berinteraksi dengan hiu paus. Model paket wisata diving dengan hiu paus

    merupakan aktivitas wisata yang baru di Indonesia sehingga membutuhkan

    perhatian yang lebih serius. Pengelola wisata harus memiliki pemahaman yang

    menyeluruh terkait pelaksanaan wisata hiu paus baik dalam perspektif ekonomi

    maupun ekologi. Dalam pelaksanaannya, model wisata diving sejatinya dapat

    diintegrasikan dengan wisata lain yang memiliki jarak relatif dekat dengan lokasi

    wisata. Kegiatan wisata yang mungkin dilakukan antara lain memancing dan

    menyelam di wilayah ekosistem terumbu karang.

    3.5.2 Wisata swimming

    Kegiatan wisata dalam bentuk berenang dengan hiu paus merupakan salah satu

    bentuk pemanfaatan hewan air yang sangat menarik. Berbeda halnya dengan

    diving yang membutuhkan keahlian dan sertifikat khusus, berenang dengan hiu

    paus dapat dilakukan dalam tiga bentuk model wisata. Model pertama adalah

    wisata berenang dengan hiu paus murni tanpa mengintegrasikannya dengan jenis

    wisata lain dan bentuk kedua adalah dengan mengintegrasikan wisata berenang

    dengan jenis wisata lain, dalam hal ini memancing. Bentuk ketiga adalah

    mengintegrasikan wisata ini dengan wisata snorkling.

    Pengembangan wisata swimming  juga membutuhkan kesiapan sarana dan

    prasarana pendukung serta kesiapan sumberdaya manusia, terutama pemandu

    yang memiliki keahlian dan kemampuan yang dalam kegiatan swimming  dan

    snorkling. Model pengembangan wisata swimming dengan hiu paus juga dapat

    diintegrasikan dengan jenis wisata lain dalam hal ini memancing dan snorkling.

    Melalui pengembangan paket wisata ini diharapkan dapat memberikan

    pengalaman wisata yang akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada

    pengunjung.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    22/27

     

    21 

    3.5.3 Wisata watching

    Kegiatan watching  dapat dilakukan dari tempat tertentu dari daratan maupun

    dengan menggunakan perahu/kapal. Wisata watching dari daratan tentunya

    membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Pengembangan wisata

    watching dari daratan dapat dilakukan dengan membangun menara pengamat

    yang dilengkapi dengan teropong atau teleskop di lokasi terbaik untuk melakukan

    pengamatan hiu paus sepanjang periode kemunculannya.

    Watching  juga dapat dilakukan dengan menggunakan kapal/perahu wisata.

    Kegiatan ini akan membutuhkan berbagai peralatan antara lain kapal/perahu yang

    dilengkapi dengan alat keselematan serta kemampuan SDM dalam mengendalikan

    kapal wisata tersebut. Kegiatan wisata watching  menggunakan kapal dapat

    dilakukan jika kemunculan hiu paus berada pada kedalaman yang cukup sehingga

    kehadiran pengunjung tidak mengganggu tingkah laku hiu paus yang dapat

    menyebabkan hiu paus tersebut terdampar.

    3.6 Aturan Umum Wisata Hiu Paus 

    Aturan berinteraksi dengan hiu paus melalui kegiatan diving, swimming danwatching  secara umum memiliki ketentuan yang sama. Pada beberapa kegiatan

    terdapat perbedaan mendasar yang patut dipahami oleh pengelelola. Aturan

    umum wisata hiu paus adalah sebagai berikut.

    1)  Jumlah perahu/kapal yang akan berinteraksi dengan kelompok hiu paus

    harus dibatasi. Kapal yang boleh digunakan untuk berinteraksi adalah

    kapal yang telah memiliki izin resmi dari pengelola.

    2) 

    Kecepatan maksimum perahu/kapal ketika mendekati kelompok hiu paus

    harus dibatasi. Kecepatan maksimum adalah 10 knot pada jarak 1 mil dari

    kelompok dan 2 knot pada jarak 50 m dari kelompok hiu paus. Hal ini

    dimaksudkan agar kedatangan kapal pengunjung tidak mengganggu

    tingkah laku hiu paus.

    3)  Perahu/kapal yang membawa wisatawan harus berhenti pada jarak

    minimum 30 m dari hiu paus. Hal ini agar kehadiran kapal tidak

    mengganggu tingkah laku hiu paus dan menyebabkan kepanikan (stress).

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    23/27

     

    22 

    4)  Jumlah maksimum pengunjung yang diperkenankan untuk diving dan

    swimming adalah 7 (tujuh) orang yang terdiri atas 6 (enam) orang

    wisatawan dan satu orang pemandu. Posisi penyelam dan perenang tidak

    boleh berada di depan kepala hiu paus dan hanya boleh berada di belakang

    dan samping hiu paus. Hal ini untuk keamanan wisatawan dan menghindari

    kemungkinan stress yang akan dialami oleh hiu paus.

    5)  Pemandu masuk ke air terlebih dahulu secara perlahan sehingga tidak

    menimbulkan bunyi air yang berlebihan, kemudian diikuti oleh pengunjung.

    6)  Durasi untuk berinteraksi dengan cara divingdan swimming dengan hiu

    paus maksimum 15 menit untuk setiap grup.

    7)  Durasi untuk watching hiu paus maksimum 60 menit untuk setiap kapal.

    8)  Pengunjung tidak diperkenankan menyentuh hiu paus.

    9)  Pengunjung tidak diperkenankan memberi makan hiu paus.

    10) Pengambilan foto hiu paus harus dilakukan tanpa bantuan lampu kilat

    (blitz). Adanya kilatan cahaya dapat mengganggu tingkah laku dan dapat

    menyebabkan stress pada hiu paus.

    11) Pengunjung harus mengikuti seluruh petunjuk dan arahan pemandu.

    3.7 Kebutuhan Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pengembangan model wisata hiu

    paus pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan wisata bahari lainnya.Perbedaan

    model wisata antara diving, swimming dan watching  tentunya membutuhkan

    sarana dan prasarana pokok (primer) yang berbeda pula. Kebutuhan sarana danprasana pengembangan wisata hiu paus tentunya dapat dilakukan secara bertahap

    dengan memprioritaskan pada jenis fasilitas pokok yang menjadi kebutuhan dasar

    untuk pengembangan wisata hiu paus.

    Sarana dan prasarana yang dibutuhkan meliputi fasilitas di daratan dan fasilitas

    yang Npengelolaan dan pusat informasi wisata hiu paus, sementara itu fasilitas di

    perairan lebih terkait pada aspek pelaksanaan interaksi wisatawan dengan hiu

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    24/27

     

    23 

    paus. Kebutuhan sarana dan prasarana untuk pengembangan wisata hiu paus

    disajikan pada Tabel 3.2.

    Tabel 3.2 Kebutuhan sarana dan prasana pengembangan model wisata hiu paus

    No Jenis Fasilitas Fungsi Model Wisata

    1 Pintu masuk (loket) Pencatatan administrasi dan jumlahpengunjung

    Diving,

    Swimming,

    Watching

    2 Pusat informasi Pusat informasi tentang biologi, habitat,tingkah laku, lokasi kemunculan danaturan melakukan interaksi dengan hiupaus. Data ukuran dan jumlah hiu pausyang muncul juga dicatat secara rapi.Pusat informasi juga dapat dilengkapidengan perangkat audio visual

    sehingga informasi hiu paus dapatdisajikan dengan lebih menarik

    Diving,

    Swimming,

    Watching 

    3 Pos pengamatan hiupaus

    Pusat pengamatan kemunculan hiupaus untuk selanjutnya menjadiinformasi penting bagi pengunjung danpengelola.

    Diving,

    Swimming,

    Watching 

    4 Kantor Pusat administrasi pengunjung dan

    pengelola

    Diving,

    Swimming,

    Watching 5 Kapal/perahu Sarana untuk melakukan kegiatan

    wisata. Harus memenuhi standar

    minimum, memiliki izin (sertifikat) dandilengkapi dengan peralatankeselamatan.

    Diving,

    Swimming,

    Watching 

    6 Pusat/gudangperalatan

    Tempat penyimpanan peralatan divingdan swimming

    Diving,

    Swimming 

    7 Petunjuk (rambu-rambu)

    Papan atau poster yang berisi informasitentang hiu paus dan aturan untukberinteraksi dengan hiu paus

    Diving,

    Swimming,

    Watching 

    8 Teropong/teleskop Sarana untuk mengamati kemunculanhiu paus

    Diving,

    Swimming,

    Watching 9 Alat selam (scuba) Peralatan untuk melakukan diving bagi

    pengunjung. Peralatan yang ada harusdilakukan perawatan dan pengecekansecara berkala

    Diving 

    10 Alat selam dasar Peralatan untuk melakukan swimming

    dalam berinteraksi dengan hiu paus

    Swimming 

    11 Life jacket Peralatan keselamatan standar bagipengunjung yang melakukan aktivitaswisata hiu paus di perairan

    Diving,

    Swimming,

    Watching 12 Life buoy Peralatan keselamatan standar bagi

    pengunjung yang harus ada di atas

    perahu/kapal untuk melakukanaktivitas wisata hiu paus di perairan

    Diving,

    Swimming,

    Watching 

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    25/27

     

    24 

    No Jenis Fasilitas Fungsi Model Wisata

    13 Handy talkie Peralatan komunikasi yang digunakanoleh pengelola untuk mengatur tripperjalanan kapal

    Diving,

    Swimming,

    Watching 14 Jaringan

    transportasi

    Memudahkan melancarkan

    aksesibilitas dari dan ke lokasi wisata

    Diving,

    Swimming,Watching 

    15 Jaringan listrik danair bersih

    Menyediakan jaringan listrik dan airbersih untuk kepentingan pengunjunga

    Diving,

    Swimming,

    Watching 

    Kebutuhan sarana dan prasarana dalam pengembangan model wisata hiu paus

    sangat tergantung pada ketersediaan fasilitas yang sudah ada. Tidak semua

    fasilitas harus dalam kondisi baru. 

    3.8 Peta Jalan Pengembangan Wisata Hiu Paus

    Wisata hiu paus merupakan jenis aktivitas wisata bahari yang memiliki resiko

    cukup tinggi, terutama terhadap keselamatan wisatawan sehingga dibutuhkan

    perencanaan yang matang dan sarana yang memadai. Pemenuhan standar

    keamanan kegiatan di laut harus menjadi prioritas bagi operator wisata. Peta jalan

    pengembangan model wisata hiu paus disajikan pada Gambar 3.6.

    Gambar 3.3 Peta jalan pengembangan wisata hiu paus

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    26/27

     

    25 

    4 . Penutup

    Pengembangan wisata hiu paus membutuhkan kesiapan sarana prasarana dan

    sumberdaya manusia pengelola. Informasi tentang waktu dan lokasi kehadiran hiu

    paus di masing-masing lokasi menjadi data dasar paling utama yang harus

    dikumpulkan sebelum wisata hiu paus dikembangkan. Konsep wisata yang

    dikembangkan haruslah mengutamakan kelestarian dan keberlanjutan hiu paus

    dengan tidak mengesampingkan keuntungan ekonomi yang ditargetkan.

    Buku ini merupakan pedoman umum yang dapat menjadi salah satu sumber

    informasi penting bagi pengembangan wisata hiu paus. Semoga buku ini dapat

    menjadi rujukan dalam pemanfaatan hiu paus sebagai objek dan atraksi wisata di

    Indonesia.

  • 8/18/2019 Pedoman Wisata Hiu Paus

    27/27

    Catlin, J. 2005. Participant Satisfaction with the WhaleShark Experience at

    Ningaloo Marine Park,Western Australia. Honours Dissertation.

    CurtinUniversity of Technology, Perth, Western Australia.

    Chen, G.C.T., Liu, K.M., Joung, S.J., Philips, M.J. 1996. Traffic report on shark fisheries

    and trade in Taiwan. Taipei: TRAFFIC East Asia.

    Chen, V, Y. and Phipps, M. J. 2002. Management and Trade of Whale Sharks in

    Taiwan.TRAFFIC-East Asia, Taipei. 26pp.

    Colman, J.G. 1997. A Review of the Biology and Ecology of the Whale Shark. Journal

    ofFish Biology 51, 1219-1234.

    Compagno, LJV. 1984. FAO species catalogue. Shark of the world. An annotated and

    ilustrated catalogue of sharks species known to date. FAO Fish Synop (125).

    249 p.

    Eckert, S. A. and Stewart, B. S. 2001: Telemetry and satellite tracking of whale

    sharks, Rhincodon typus, in the Sea of Cortez, Mexico, and the north Pacific

    Ocean. Environmental Biology of Fishes. 60: 299–308.

    Gunn, J.S., S tevens, J.D., Davis, T.L.O and N orman, B. (1999) Observations on the

    shorttermmovements and behaviour of whale sharks (Rhincodon typus) at

    Ningaloo Reef,Western Australia. Marine Biology 135, 553–559.

    [internet]. [diunduh 2014 Mei 5]. Whale shark (Rhincodon typus). Tersedia pada:

    http://www.PewSharks.org/. 

    Smith, A. 1828. Dscription of new or imperfectly known objects of animal kingdim,

    found in the south of Africa. South African Commercial Advertiser.  5,3

    (145):2.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.pewsharks.org/http://www.pewsharks.org/