pedoman tugas akhir
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
The Truth Is Out There
6Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Mataram
BAB I. KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Universitas adalah Universitas Mataram2. Fakultas adalah Fakultas Teknik Universitas Mataram
3. Jurusan adalah jurusan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mataram
4. Rektor adalah Rektor Universitas Mataram
5. Dekan adalah Dekan Fakultas Teknik universitas Mataram
6. Ketua Jurusan adalah Ketua Jurusan di lingkungan Fakultas Teknik universitas Mataram
7. Dosen adalah tenaga pendidik di Fakultas Teknik Universitas Mataram
8. Mahasiswa adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram
9. Tugas Akhir adalah sebutan Skripsi di Fakultas Teknik Universitas MataramBAB II. S U B S T A N S I
PASAL 2DEFINISI TUGAS AKHIR
Tugas akhir adalah tulisan ilmiah yang dikerjakan oleh mahasiswa secara mandiri dibawah bimbingan dosen pembimbing, dengan topik yang sesuai dengan bidangnya sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar kesarjanaan S-1 yang harus dipertahankan didepan tim penguji tugas akhir.
PASAL 3TUJUAN TUGAS AKHIR
Tujuan penyusunan tugas akhir adalah melatih mahasiswa dalam menganalisa persoalan berdasarkan ilmu dan teknologi yang telah diperolehnya selama menempuh perkuliahan.
PASAL 4BENTUK TUGAS AKHIR
1. Penelitian : kegiatan untuk aplikasi suatu teori, metode, atau percobaan.
2. Studi :
Studi literatur : penelusuran dan pembahasan suatu teori, karya ilmiah, model yang telah dipublikasikan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
Studi perbandingan : studi yang dilakukan dengan cara membandingkan beberapa teori, karya ilmiah, model yang sejenis dan sudah ada untuk mencari materi tersebut yang terbaik.
Studi kelayakan : studi penelusuran dan pembahasan atau perbandingan beberapa teori, karya ilmiah, metode yang sejenis dan sudah ada yang paling layak dan sesuai untuk kasus tertentu.
Studi terapan : studi yang dilakukan untuk membuat dan atau menyempurnakan sistem atau model yang bisa diterapkan dan berguna bagi masyarakat (teknologi tepat guna) berdasar teori yang berlaku.3. Perancangan / Perencanaan :
Perancangan / Perencanaan : merancang atau merencanakan desain, sistem, sub sistem, model, alat prototype berdasarkan tinjauan teoritis.
Implementasi perancangan/perencanaan: membuat sistem, sub sistem, model, alat, prototype, software beserta pengujiannya.
BAB III. P R O S E D U R
A. UMUM
PASAL 5PERSYARATAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR
Tugas akhir dapat dilakukan oleh mahasiswa yang telah memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Telah mengumpulkan SKS minimal 126 SKS dengan IPK minimal 2.00.
2. Telah menyelesaikan tugas-tugas akademik disertai tanda bukti selesai.3. Telah menyelesaikan praktikum disertai tanda bukti selesai.
4. Telah menyelesaikan praktek kerja lapangan disertai tanda bukti selesai.5. Telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN)6. Mahasiswa telah memiliki nilai TOEFL 380 atau IELTS 4,0 dengan bukti sertifikat yang masih berlaku, dikeluarkan oleh Pusat Bahasa Universitas Mataram atau lembaga yang berwenang lainnya.
PASAL 6JUDUL TUGAS AKHIR1. Judul tugas akhir diajukan oleh mahasiswa kepada koordinator bidang keahlian dan/atau ketua jurusan.
2. Perubahan judul tugas akhir harus disetujui oleh ketua jurusan dan pembimbing. PASAL 7RANGKAIAN TUGAS AKHIR
Rangkaian dari tugas akhir adalah penyusunan proposal, seminar proposal, penyusunan naskah tugas akhir, seminar hasil, dan ujian tugas akhir.
PASAL 8BOBOT KREDIT DAN BATAS WAKTU PELAKSANAAN
1. Tugas akhir mempunyai bobot kredit 6 (enam) satuan kredit semester (SKS).
2. Batas waktu penyelesaian tugas akhir adalah 6 (enam) bulan terhitung mulai tanggal diterbitkannya surat tugas. Perpanjangan waktu hanya diperkenankan 1 (satu) kali atas pertimbangan dosen pembimbing dan persetujuan Ketua Jurusan.
PASAL 9PEMBIMBING TUGAS AKHIR1. Dalam melaksanakan rangkaian tugas akhir, mahasiswa dibimbing oleh dua atau tiga pembimbing tugas akhir yang sesuai dengan bidangnya atas saran koordinator bidang keahlian disetujui oleh ketua jurusan.2. Pengertian pembimbing tugas akhir adalah dosen atau tenaga ahli yang ditugaskan oleh dekan untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir.3. Kriteria pembimbing utama:
Berpendidikan S1 dengan jabatan fungsional minimal Lektor, atau berpendidikan S2 / S3 dengan jabatan fungsional Asisten Ahli.
Pernah menjadi pembimbing pendamping. 4. Jumlah bimbingan maksimal sebagai pembimbing utama adalah 5 orang dan pembimbing pendamping adalah 5 orang.5. Apabila pembimbing berhalangan tetap maka penunjukan pembimbing pengganti dilimpahkan ke jurusan.
6. Apabila dianggap perlu pembimbing pendamping dapat diambil dari jurusan lain dan atau instansi lain dengan aturan diterapkan oleh jurusan masing-masing.PASAL 10SEMINAR USULAN TUGAS AKHIR1. Seminar usulan tugas akhir adalah evaluasi terhadap usulan tugas akhir mahasiswa yang diusulkan agar dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Seminar usulan tugas akhir dapat dilakukan mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Usulan tugas akhir telah diselesaikan dan telah disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan.
b. Mampu menghadirkan peserta seminar minimal 20 orang.c. Pernah mengikuti seminar dalam forum yang sama minimal 10 kali.d. Pelaksanaan seminar telah disetujui oleh Ketua Jurusan.
3. Tim penguji seminar usulan tugas akhir: a. Tim Penguji yang ditetapkan setelah seminar proposal oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan.
b. Susunan tim penguji adalah sebagai berikut:
Ketua merangkap anggota sekaligus sebagai moderator adalah pembimbing utama. Anggota adalah pembimbing pendamping, dan ditambah 3 (tiga) orang penguji netral yang berasal dari bidang ilmu yang sesuai.c. Penguji yang berasal dari pembimbing tidak diperkenankan memberikan pertanyaan/ pengujian selama seminar berlangsung.d. Jika pembimbing utama berhalangan hadir dalam seminar maka digantikan oleh pembimbing pendamping.4. Penilaian seminar usulan tugas akhir diputuskan oleh tim penguji. Tata cara penilaian diatur di dalam pasal 135. Apabila seorang mahasiswa dinyatakan tidak lulus seminar, maka mahasiswa tersebut harus melaksanakan seminar ulang.6. Seminar usulan tugas akhir minimal dihadiri 1 (satu) orang pembimbing dan 2 (dua) orang penguji netral.PASAL 11SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR1. Seminar hasil tugas akhir adalah evaluasi terhadap hasil dari pelaksanaan tugas akhir yang telah dikerjakan, yang dilaksanakan dengan maksud untuk penjelasan tugas akhir.
2. Seminar hasil tugas akhir dapat dilakukan mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tugas akhir telah diselesaikan dan telah disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan.b. Telah membuat makalah seminar yang disetujui oleh pembimbing.c. Pernah mengikuti seminar dalam forum yang sama minimal 10 kali.d. Mampu menghadirkan peserta seminar minimal 20 orang.e. Pelaksanaan seminar telah disetujui oleh ketua jurusan.3. Materi seminar hasil tugas akhir berisi keseluruhan dari materi tugas akhir dan mendapat persetujuan dari pembimbing.4. Tim Penguji seminar hasil tugas akhir:
a. Tim Penguji ditetapkan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan.
b. Susunan tim penguji seminar hasil tugas akhir adalah sebagai berikut:
Ketua merangkap anggota sekaligus sebagai moderator adalah pembimbing utama Anggota adalah pembimbing pendamping, dan ditambah penguji netral yang hadir pada seminar usulan tugas akhirc. Penguji yang berasal dari pembimbing tidak diperkenankan memberikan pertanyaan/ pengujian selama seminar berlangsung.d. Jika pembimbing utama berhalangan hadir dalam seminar maka digantikan oleh pembimbing pendamping
5. Penilaian seminar hasil tugas akhir diputuskan oleh tim penguji. Tata cara penilaian diatur di dalam pasal 13.6. Apabila seorang mahasiswa dinyatakan tidak lulus seminar, maka mahasiswa tersebut harus melaksanakan seminar ulang dengan waktu yang ditentukan oleh dosen pembimbing.7. Seminar hasil tugas akhir minimal dihadiri 1 (satu) pembimbing dan 2 (dua) orang penguji netral.PASAL 12UJIAN TUGAS AKHIR1. Ujian tugas akhir adalah evaluasi secara lisan untuk mengetahui kemampuan seorang mahasiswa terhadap laporan dan hasil tugas akhir yang telah dikerjakan.2. Ujian tugas akhir dapat dilakukan mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. Telah memenuhi syarat administrasi yang ditentukan jurusanb. Telah lulus seminar hasil tugas akhirc. Tugas akhir telah dinyatakan selesai oleh pembimbing
3. Ujian tugas akhir diselenggarakan maksimal 120 menit.4. Tim Penguji ujian tugas akhir:
a. Tim Penguji ditetapkan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan.
b. Susunan tim penguji ujian tugas akhir adalah sebagai berikut:
Ketua merangkap anggota sekaligus sebagai moderator adalah pembimbing Anggota adalah pembimbing pendamping, dan ditambah penguji netral yang hadir pada seminar hasilc. Tim penguji yang berasal dari dosen pembimbing tidak diperkenankan memberikan pertanyaan/ pengujian selama ujian tugas akhir berlangsung.5. Penilaian ujian tugas akhir diputuskan oleh tim penguji. Tata cara penilaian diatur di dalam pasal 13.
6. Jika serong mahasiswa dinyatakan tidak lulus ujian tugas akhir, maka diwajibkan untuk mengikuti ujian ulangan. Khusus ujian tugas akhir boleh diulang maksimum 2 kali, lebih dari itu mahasiswa yang bersangkutan diharuskan membuat tugas akhir baru.
7. Ujian tugas akhir minimal dihadiri 1 (satu) orang pembimbing dan 2 (dua) orang penguji netral.
PASAL 13CARA PENENTUAN/PENILAIAN KELAYAKAN1. Kriteria penilaian seminar usulan tugas akhir:
a. Judul dan isi usulan tugas akhir harus asli (tidak duplikasi).b. Materi 40%, Pemahaman 40%, Presentasi 10%, dan Tata Tulis Ilmiah 10%2. Kriteria penilaian seminar hasil tugas akhir:
Materi 40%, Pemahaman 40%, Presentasi 10%, dan Tata Tulis Ilmiah 10%
3. Kriteria penilaian ujian tugas akhir ditetapkan sebagai berikut:a. Penilaian dilaksanakan oleh tim penguji, yang terdiri atas 2 (dua) komponen, yakni:
Penilaian oleh pembimbing selama penyusunan makalah/tugas akhir, bobot = 50 %
Penilaian oleh penguji netral selama ujian tugas akhir, bobot = 50%b. Kriteria penilaian oleh pembimbing:
Proses penyusunan, bobot= 30%
Materi, bobot
= 50%
Tata tulis ilmiah
= 20%
c. Kriteria penilaian oleh penguji netral:
Pemahaman, bobot
= 70%
Presentasi, bobot
= 30%
d. Jika terdapat beda nilai antar penguji netral 20, maka penguji netral harus berunding untuk mengadakan kesepakatan tentang nilaie. Nilai dari penguji yang berasal dari pembimbing disampaikan kepada Ketua Tim Penguji dalam amplop tertutup sebelum ujian dimulai, dan baru boleh dibuka untuk direkap dengan nilai dari dosen penguji netral setelah ujian selesai.f. Hasil ujian diumumkan segera setelah nilai akhir ditentukan oleh tim penguji.
4. Isi kriteria-kriteria penilaian di atas adalah sebagai berikut:
a. Proses penyusunan: berhubungan dengan frekuensi konsultasi, kontribusi mahasiswa (ide, inisiatif) untuk penyelesaian tugas akhir.
b. Materi : berhubungan dengan kedalaman atau bobot dari isi tugas akhir.c. Pemahaman : berhubungan dengan penguasaan mahasiswa atas materi tugas akhir yang diketahui melalui tanya jawab atau diskusi dengan maksud untuk menguji atau klarifikasi yang dilakukan pada saat ujian tugas akhir berlangsung.d. Presentasi: berkenaan dengan cara membawakan/mempresentasikan tugas akhir berupa bahasa atau cara penyampaian atau kemampuan berkomunikasi dan kelengkapan presentasi lainnya.e. Tata Tulis Ilmiah: berkenaan dengan format dan tata tulis yang tepat dan benar dari tugas akhir sesuai dengan tata tulis pada Pedoman Tugas Akhir yang berlaku di Fakultas Teknik Universitas Mataram.5. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian tugas akhir jika mendapatkan Nilai Angka (NA) 56, dan dinyatakan tidak lulus jika mendapatkan Nilai Angka (NA) 1: 2,
b. blok revetmen terpisah dengan lapis bawah impermeabel, angka stabilitas minimum adalah,
, untuk kemiringan > 1: 3.
Dengan memperhitungkan pengaruh perubahan gelombang dan kemiringan, maka CUR-VB (1984) mengusulkan rumusan sederhana untuk blok revetmen terpisah dengan lapis bawah permeabel dan gelombangnya ireguler, sebagai berikut :
(2-1)
dengan
= konstanta emperis ~ 0.25
= tinggi gelombang signifikan = tebal balok
= angka Iribarren
= kemiringan lereng
Gambar 2.9 Hubungan angka stabilitas dengan angka Iribarren untuk gelombang ireguler dan reguler (CUR-VB,1984)
(sumber Nur Yuwono,1990)
Bezuijen et al (1986 dalam Nur Yuwono,1990) melakukan pengujian blok revetmen yang ditempatkan diatas pasir dengan kemiringan 1: 3. Sebagai lapis penyekat digunakan geotextile. Revetmen menunjukan perilaku stabil meskipun pembebanan ditingkatkan 20 % lebih tinggi dibandingkan pengujian serupa apabila antara lapis pasir dengan dasar revetmen blok diberi lapisan krikil. Kondisi ini pengujiannya dilakukan oleh Burger (1983). Hasil pengujian dari kedua peneliti tersebut disajikan pada Gambar 2.10.Gambar 2.10 Hubungan angka stabilitas dengan angka Iribarren pada revetmen blok dengan menggunakan krikil dan geotextile sebagai lapis penyekat
Mereka juga mengamati bahwa unit revetmen blok dalam keadaan tidak stabil namun belum runtuh. Hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan lebih besar dari pada berat unit revetmen. Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Gaya jepitan antar unit blok revetmen yaitu unit blok revetmen akan tertahan untuk lepas karena gaya jepitan antara blok revetmen.
b. Permeabilitas lapis bawah rendah, maka aliran pada daerah di bawah blok menjadi lambat. Akibatnya, pergerakan blok tidak dapat berlangsung secara penuh untuk lepas dari kedudukan asal. Dengan gelombang datang berikutnya akan menghempaskan blok keposisi semula.
Pilarczyk (1987 dalam Nur Yuwono, 1990) berusaha memperbaiki rumusan terdahulu. Dasar yang digunakan adalah data emperis revetmen blok yang dihasilkan penelitan pemerintah Belanda dan studi lain. Hasil usulan untuk revetmen blok lepas sebagai berikut :
(2-2)
dengan
= tebal blok
= tinggi gelombang signifikan
= angka Iribarren
=
= 3 - 4 untuk revetmen blok lepas pada lapis permeable
2.2 Landasan teori
2.2.1 Prinsip dasar adhesion (perekatan)
Tidak ada teori yang menjelaskan secara memuaskan tentang sifat-sifat adhesion dan mekanisme pembentukan ikatan antara adesif dan adherend. Ada empat teori yang mencoba untuk menerangkan proses adhesion antara adesif dan adherend (Semerdjiev, 1970):
a. Teori mechanical interlocking (mechanical adhesion) menyatakan bahwa ikatan antara dua benda disebabkan oleh mechanical anchoring adesif ke dalam kekasaran dan pori permukaan adherend. Namun teori ini dianggap mempunyai peran yang kecil dalam adhesion.
b. Teori adsorpsi (adsorption theory) yang menyatakan adhesion merupakan proses permukaan murni (seperti adsorpsi). Teori ini menerangkan bahwa pembentukan ikatan antar adesif dan adherend secara mendasar hasil dari aksi gaya-gaya intermolekuler (ikatan hidrogen, dipol-dipol, gaya dispersi London).
c. Teori difusi (diffusion theory) menyatakan bahwa adhesion terdiri dari difusi molekul rantai atau bagian-bagiannya. Hal ini menghasilkan pembentukan ikatan yang kuat antara adesif dan adherend. Teori ini berdasarkan pada sifat-sifat karakteristik polimer (struktur rantai polimer, kemampuan pergerakan mikro-Brownian) dan keberadaan gugus-gugus polar dalam komposisinya.d. Teori kelistrikan (electrical theory) menyatakan bahwa proses adhesion berdasar pada konsep lapisan listrik rangkap yang terbentuk pada interface antara film adesif dan adherend yang kontak. Teori ini mengasumsikan bahwa penyebab pembentukan ikatan adalah keberadaan gaya-gaya tarik listrik yang beraksi antara molekul-molekul, atom-atom dan ion-ion.Gambar 2.1 Pembagian sambungan adesif ke dalam lapisan-lapisan.
1 dan 9 adherend; 2 dan 8 lapisan atomik adherend dekat permukaan; 3 dan 7 ketebalan atomik atau molekul interface; 4 dan 6 lapisan batas adesif yang dipengaruhi oleh interface, mempunyai struktur yang berbeda dari bulk adesif; 5 - lapisan bulk adesif, tidak dipengaruhi oleh interface.
(Sumber: Semerdjiev, 1970)
2.2.2 Distribusi tegangan sambungan adesif
Pada sambungan lap tunggal muncul bending moment karena arah dua gaya tidak kolinier (Gb. 2.2). Nilai beban pada tepi tergantung pada informasi sambungan di bawah gaya tarik terpakai. Jika beban pada sambungan sangat kecil, tidak ada rotasi dari overlap dan Mo = Pt/2, di mana P adalah beban tepi sambungan. Jika beban ditingkatkan, overlap berotasi dan membuat garis aksi beban lebih dekat ke garis pusat adherend (Gb.2.3) dan mengurangi nilai bending moment. Goland dan Reissner memperhitungkan efek ini dan menggunakan faktor bending moment untuk menghitung bending moment, Mo = k P t/2. Faktor selalu lebih kecil dari satu.
Gambar 2.2 Gaya tarik pada lap joint menunjukkan: (a) sambungan tak terbebani, (b) sambungan di bawah tegangan, dan
(c) distribusi tegangan dalam adesif.
(Sumber: Shields, 1970)
Gambar 2.3 Garis aksi gaya yang bekeja pada sambungan.
(Sumber: Van Ingen, Vlot, 1993)
Faktor k didefinisikan sebagai:
k = (2-3)
dengan ( = (2-4)
E,t,( adalah sifat-sifat adherend dan c adalah setengah panjang lap.
Sedangkan untuk penurunan distribusi tegangan geser dan tegangan normal sambungan menerapkan langkah-langkah berikut (Van Ingen, Vlot, 1993):
- Kesetimbangan moment
, (2-5)
- Kesetimbangan gaya horisontal
(2-6)
- Kesetimbangan gaya vertikal
(2-7)
- Defleksi transversal Vu dan Vl untuk adherend.
, (2-8)
- Simpangan longitudinal Uu dan Ul untuk adherend , (2-9)
- Adesif harus mempunyai defleksi dan simpangan yang sama seperti interface adherend adesif (tepi adherend).
, (2-10)
Tegangan dalam adesif dari hubungan tegangan-regangan linier
, (2-11)
Menggunakan persamaan tersebut untuk mendapatkan persamaan diferensial ((x) dan ((x).
(2-12)
dan
EMBED Equation.3 (2-13)
Karena persamaan diferensial tersebut linear dan homogen, penyelesaiannya diambil
(2-14)
sehingga
(2-15)
nilai eigennya,
(1 = 0, , (2-16)
Penyelesaian umumnya,
(2-17)
Kondisi batas,
Pada x = c, P(N/mm), M(Nmm/mm)
(2-18)
Pada x = -c
(2-19)
Persamaan ketiga untuk kesetimbangan gaya horisontal
(2-20)
Jika C1, C2 dan C3 dipecahkan persamaan menjadi
) (2-21)
Untuk tegangan normal dapat diturunkan dengan cara yang sama.
2.2.3 Kelelahan (Fatik)
Perpatahan komponen struktural akibat beban siklus (berulang) atau beban berfluktuasi disebut sebagai kegagalan fatik atau perpatahan fatik. Jumlah siklus pembebanan yang sesuai atau waktu selama komponen dikenai beban sebelum patah terjadi disebut sebagai umur fatik (fatigue life). Menurut American Society of Metal (ASM) (1975), umur fatik dipengaruhi beberapa faktor antara lain (Boresi,1993): tipe beban (uniaksial, bending, puntir), frekuensi perulangan beban (siklus), sejarah beban (beban siklik dengan amplitudo konstan atau amplitudo bervariasi, beban random), geometri komponen, sifat dasar dan kurva simpangan beban (linier atau non linier), cacat dalam material, metode pembuatan (kekasaran permukaan, takik), suhu operasi, dan kondisi lingkungan operasi.
Keterangan :
Dasar teori ini disarikan dari tugas akhir dengan judul: Pengaruh Suhu dan Waktu Curing Adesif terhadap Kekuatan Geser dan Lelah Sambungan Baja Karbon.
Font 14
Times New Roman (BOLD)
Font 12
Times New Roman
Font 12
Times New Roman
BOLD
Font 12
Times New Roman
BOLD
EMBED Equation.3
10
halaman 1
_1067966751.unknown
_1067967050.unknown
_1067967155.unknown
_1067967195.unknown
_1069222272.unknown
_1069227374.unknown
_1067967231.unknown
_1067967170.unknown
_1067967106.unknown
_1067967121.unknown
_1067967071.unknown
_1067966833.unknown
_1067966888.unknown
_1067967036.unknown
_1067966846.unknown
_1067966793.unknown
_1067966808.unknown
_1067966771.unknown
_983152895.unknown
_983156524.unknown
_1067966628.unknown
_1067966674.unknown
_1067966711.unknown
_1067966651.unknown
_1067966423.unknown
_1067966578.unknown
_1067966602.unknown
_1067966459.unknown
_1067966482.unknown
_1064388459.unknown
_1064388740.unknown
_983156557.unknown
_983156380.unknown
_983156501.unknown
_983152910.unknown
_983152452.unknown
_983152884.unknown
_983152537.unknown
_982297884.unknown
_982298333.unknown
_983151697.unknown
_982298273.unknown
_982298303.unknown
_982298115.unknown
_982297832.unknown
_978701479.unknown