pedoman penyusunan dan pen tapan jabatan …

18
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN FUNGSIONAL SERTA ANGKA KRED IT YA KANTOR MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA 1990

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN FUNGSIONAL

SERTA ANGKA KRED IT YA

KANTOR MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

1990

Page 2: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

PEDOMAN FENYUSUNAN DAN

PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL

SERTA ANGKA KREDITNYA

KANTOR MENTERI NEGARAPENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

1990

Page 3: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

DAFTAR ISI

Halaman

1. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara No. 126/1990 1

2. Pedoman Penyusunan dan Penetapan JabatanFungsional serta Angka Kreditnya 3

3. Lampiran 1 Keputusan MENPAN No. 126/1990 9

4. Lampiran 2 Keputusan MENPAN No. 126/1990 11

Page 4: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

4

Page 5: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

FENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR; 126/1990

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN

JABATAN FLINGSIONAL SERTA

ANGKA KREDITNYA

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Menimbang ; a. baliwa penyusunan jabatan fungsional sebagaisalah satu program dari delapan program peina-cu PAN scbagaimana dimaksud daiam Sural Ke-putusan MENPAN Nomor 90/MENPAN/1989,perlu terus dikembangkan sebagai landasan pe-ngembangan sistem karir pegawai negeri secaraprofesional :•

b. bahwa untuk terlaksananya program pengemba-ngan jabatan fungsional tersebut dipandang perlu adanya pedoman penyusunan jabatan fungsional bagi instansi pemeiintah di pusat maupundi daerah.

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-pokok Kepegawaian:

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980tentang Pengangkatan dalam Pangkat PegawaiNegeri Sipil:

3. Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1983 tentang Kedudukan. Tugas Pokok, Fungsi dan Tata-kerja Menteri Negara serta Susunan OrganisasiStaf Menteri Negara:

4. Keputusan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Nomor 90/MENPAN/1989

Page 6: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

tentang Program Pemacu sebagai Prioritas Pen-dayagunaan Aparatur Negara dalam Repelita Vbeserta Langkah-langkah Implementasinya;

5. Keputusan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Nomor 20/1990 tentang Pedo-man Tindak Lanjut Program Analisis Jabatan.

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGU

NAAN APARATUR NEGARA TENTANG PEDO-

MAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN JABAT

AN FUNGSIONAL SERTA ANGKA KREDITNYA.

Mengesahkan berlakunya Pedoman Penyusunandan Penetapan Jabatan Fungsional serta angkakreditnya sebagaimana terlampir.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetap-kan.

Ditetapkan diPada tanggal

Jakarta.

8 September 1990

lenteri Negarayagunaan Aparatur Negara,

Ir. Sarwono Kusumaatmadja.

Page 7: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN

JABATAN FUNGSIONAL SERTA ANGKA KREDITNYA

A. UMUM

Salah satu program dari delapan program pemacu PAN adalahPenyusunan Jabatan Fungsional. Program ini telah mulai dilak-sanakan dan akan dikembangkan terus sebagai pola dasar karirPegawai Negeri Sipil, sedangkan karir Pegawai Negeri Sipil padajabatan struktural bersifat selektif.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 dikenaladanya dua macam jabatan yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional.Dalam penjelasannya disebutkan bahwa:a. Jabatan dari sudut struktural adalah jabatan yang secara

tegas ada dalam struktur organisasi seperti: Sekjen, Direk-tur, Kepala Seksi, dll.

b. Jabatan dari sudut fungsional adalah jabatan yang ditinjaudari sudut fungsinya dalam suatu satuan organisasi, sepertipeneliti. dokter ahli penyakit jantung, juru ukur, dll. yang se-rupa dengan itu.

Dalam Penjelasan Rasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor3 Tahun 1980 tentang Pengangkatan dalam Pangkat PegawaiNegeri Sipil, antara lain disebutkan bahwa jabatan fungsionaltertentu yang dimaksud, ditetapkan lebih lanjut oleh Menteriyang bertanggung jawab dalam bidang penertiban dan penyem-pumaan Aparatur Negara dengan memperhatikan usul Menteri,Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departe-men atau Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutandan setelah mendengar pertimbangan Kepala Badan Adminis-trasi Kepegawaian Negara.

Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah tersebut di atas me-nyebutkan, bahwa ketentuan lebih lanjut tentang angka kreditsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteriyang bertanggung jawab dalam bidang penertiban dan penyem-

Page 8: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

pumaan Aparatur Negara dengan memperhatikan usul Menteri,Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departe-men atau Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutandan setelah mendengar pertimbangan Kepala Badan Adminis-trasi Kepegawaian Negara.

5. Pada hakekatnya pengembangan jabatan fungsional dimaksud-kan agar pembinaan pegawai didasarkan pada profesi dan seka-ligus sistem.penghargaan prestasi pegawai sesuai dengan profe-sinya.Pada masa lalu pembentukan jabatan lebih berorientasi pada jabatan struktural padahal banyak fungsi pemerintahan dan pem-bangunan yang seharusnya dapat digolongkan pada jabatanfungsional.Jabatan struktural sesungguhnya sangat terbatas yaitu hanyajabatan yang mendapat delegasi kewenangan dalam penetapankebijaksanaan, pengaturan dan pemberian perijinan. Delegasiwewenang tersebut dilakukan secara berjenjang bermula darikekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh Presiden selakuKepala Negara maupun Kepala Pemerintahan. Jabatan fungsional juga memiliki kewenangan secara berjenjang, namun terbatas kepada kewenangan profesional, seperti misalnya kewenangan menetapkan diagnosa terhadap penyakit, kewenanganmenetapkan pengobatan, dan sebagainya.

6. Dengan makin banyaknya jenis jabatan fungsional yang ditetap-kan diharapkan karir pegawai secara profesional akan lebihberkembang, dan sekaligus membatasi jumlah jabatan struktural sampai pada tingkat yang diperlukan yaitu yang memenuhipersyaratan tersebut di atas. Dengan demikian karir dasar Pegawai Negeri Sipil diarahkan kepada jabatan fungsional, se-dangkan jabatan struktural merupakan karir yang selektif.

B. MAKSUDDANTUJUAN

1. Pedoman Penyusunan dan Penetapan Jabatan Fungsional sertaangka kreditnya dimaksudkan untuk menjadi dasar pedomanbagi Departemen, LPND dan Instansi lain dalam merencanakan,merancang dan menyusun jabatan fungsional dan angka kredit-yang diperlukan di lingkungannya masing-masing.

Page 9: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

2. . Penetapan pedoman jabatan fungsional bertujuan untuk makinmeningkatkan kemampuan para petugas yang menangani pe-nyusunan jabatan fungsional sehingga diperoleh kemampuanuntuk menyusun jabatan fungsional dan angka kreditnya yanglebih baik, serta proses penanganan yang lebih singkat.

C. ANAUSIS JABATAN UNTUK PENETAPAN JABATAN

1. Kelompok jabatan yang berlaku di lingkungan aparatur negaradapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu:

a. jabatan struktural;b. jabatan nonstruktural.

Jabatan fungsional pada hakekatnya tergolong pada jabatannonstruktural yang berdasarkan prosedur, kriteria, volume tu-gas, dan Iain-lain ditetapkan oleh MENPAN sebagai jabatanfungsional.

2. Untuk mengetahui secara akurat jabatan-jabatan strukturaldan fungsional tersebut, dipergunakan suatu teknik yang dise-but analisis jabatan.Dalam proses penetapan jabatan fungsional tersebut harus di-hindarkan terjadinya duplikasi jabatan maupun perumusan tu-gasnya antara jabatan fungsional dengan jabatan struktural.

Konsekuensinya dalam penetapan jabatan fungsional dapatberakibat berkurangnya jabatan struktural, karena jabatanstruktural yang telah ditetapkan selama ini belum mempertim-bangkan adanya jabatan fungsional.

3. Kegiatan analisis jabatan menghasilkan suatu informasi jabatan yang antara lain terdiri dari:

Nama jabatan;Rumusan tugas;Rincian tugas pekerjaan;Tanggungjawab:Wewenang:Hasil kerja;Bahan kerja:Peralatan kerja:

Page 10: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

Prosedur kerja;Hubungan kerja:Syarat jabatan;Sifatjabatan.

Informasi jabatan yang diperoleh dari analisis jabatan terse-but selain dapat digunakan untuk menentukan adanya jabatanstruktural maupun jabatan fungsional juga untuk mengetahuijenjang jabatannya yang disusun berdasarkan kriteria tertentudan volume tugasnya.Unsur-unsur informasi jabatan yang diperlukan untuk menentukan adanya jabatan terutama adalah unsur-unsur:

rumusan tugas

rincian tugas pekerjaantanggungjawabwewenang, danhasil kerja.

Rumusan tugas tersebut hendaknya dapat dikelompokkanmenjadi tugas-tugas utama dan tugas penunjang.Dengan cara tersebut dapat ditentukan:a. Perlu atau tidaknya jabatan yang telah ada;b. Menentukan jabatan baru yang diperlukan tetapi belum ada

dalam organisasi.

D. ANGKAKREDIT

1. Untuk penilaian terhadap calon/pemegang jabatan dalam rang-ka penempatan dan promosi jabatan fungsional dihitung berdasarkan sistem angka kredit.Angka kredit adalah nilai prestasi kerja dari setiap kegiatanyang dilaksanakan oleh setiap pemegang jabatan fungsional.

2. Kegiatan yang dapat diberikan angka kredit yang dimaksud diatas juga termasuk kegiatan mengikuti pendidikan, mengikutilatihan/kursus. mengikuti seminar, penulisan buku, penulisanmakalah dan Iain-lain.

3. Pedoman kriteria penentuan jabatan fungsional dan perhitung-an angka kredit sebagaimana contoh pada Lampiran I.

Page 11: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

E. TIMPENILAI

1. Tim Penilai dalam jabatan fungsionai terdiri dari Tim PenilaiTingkat Pusat dan Tim Penilai Tingkat Propinsi.

2. Tim Penilai Tingkat Pusat, maupun Tim Penilai Tingkat Propinsisusunannya sama, yailu sebagai berikut;

a. Ketua merangkap Anggota;b. Wakil Ketua merangkap Anggota;c. Sekretaris merangkap Anggota ;d. Anggota.

3. Pembagian tugas antara Tim Pusat dan Tim Daerah terletakpada pertimbangan tentang jenjang jabatan yang manakahyang didelegasikan oleh Menteri/Ketua LPND/Kepala Instansiyang bersangkutan.

Pada umumnya penilaian kenaikan jenjang jabatan golongan 11a s/d III d didelegasikan pada Tim Penilai Tingkat Propinsi.sedangkan golongan IV a ke atas ditangani oleh Tim PenilaiTingkat Pusat.

F. SISTEMATIKA RANCANGAN SURAT KEPUTUSAN MEN-

PAN TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL

DAN ANGKA KREDITNYA.

1. Rancangan SK MENPAN tentang penetapan jabatan fungsionai dan angka kreditnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. JudulSK

b. BABl Ketentuan Umum

c. BAB II Kedudukan dan Tugas Pokokd. BAB III Jenjang Jabatan dan Uraian Tugasnyae. BAB IV WewenangdanTanggungjawabf. BABV Syarat Jabatang. BAB VI Angka Kredith. BAB VII Pengangkatan, Kepangkatan dan Kenaikan

Pangkat.

i. BAB VIII Tim Penilai

j. BAB IX Penutup.

2. Rancangan SK MENPAN tentang Penetapan Jabatan Fungsionai dan angka kreditnya serta penjelasannya sebagaimana con-toh pada Lampiran 11.

Page 12: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

G. TATACARA PENGAJUAN USUL PENETAFAN JABATANFUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA.

1. Departemen/LPND/Instansi yang bersangkutan menelaah,merancang, merumuskan dan menyusun jabatan fungsionaldan angka kredit yang diperlukan berdasarkan hasil analisisjabatan.

2. Menteri/Ketua (Kepala) LPND/Kepala Instansi yang bersangkutan mengajukan usul Rancangan Keputusan MENPAN ten-tang Penetapan Jabatan Fungsional dan angka Kreditnya de-ngan sistematlka sepertl dlmaksud pada F di atas.

3. Asisten MENPAN yang membidangi fungsi kelembagaan mem-buat telaahan atas usul penetapan jabatan fungsional, sedang-kan Asisten MENPAN yang membidangi fungsi kepegawaianmembuat telaahan angka kreditnya.Sekretaris MENPAN menyerasikan kedua kegiatan tersebutdan dilaporkan kepada MENPAN selambat-lambatnya dalamwaktu dua bulan.

4. Atas dasar hasil telaahaan Staf tersebut Nomor 3, MENPANmeminta pertimbangan teknis kepada BAKN.

5. Kepala BAKN menyampaikan pertimbangan teknis usul penetapan jabatan fungsional dan angka kreditnya tersebut kepadaMENPAN selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan.

6. MENPAN menetapkan Keputusan atau menolak usulan tentangPenetapan Jabatan Fungsional dan angka kreditnya berdasarkan telaahan Staf dan pertimbangan teknis BAKN :

Page 13: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

Lampiran 1 Keputusan MENPANNomor . 126/1990Tanggal : 8 September 1990

Contoh: I a.

PEDOMAN KRITERIA PENENTUAN JABATAN FUNGSIONAL

DAN

PERHITUNGAN ANGKA KREDIT BIDANG PENDIDIKAN

NO. PENDIDIKAN ANGKA KREDIT KETERANGAN

1 Doktor

Spesialis II

AktaV

150

2. P&sca Sarjana

Spesialis I

AktalV

100

3. Sarjana

Diploma IV

75

4. Aktalll 60

5. Sarjana Muda

Diploma III

Diploma II

Aktall

50

6. SMTA

Diploma 1

Aktal

25

Page 14: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

Contoh: I b.

PEDOMAN KRITERIA PENENTUAN JABATAN FUNGSIONALDAN PERHITUNGAN ANGKA KREDIT BIDANG

PELATIHAN DAN KURSUS

NO.LAMANYA PELATIHAN

ATAU KURSUSANGKA KREDIT

KETERANG

AN

1 Lebihdari - 960 jam 15

2 Antara641 • 960 jam 9

3 Antara481 • 640 jam 6

4 Antaral61 - 480 jam 3

5 Antara 81 - 160 jam 2

6 Antara 30 • 80 jam 1

10

Page 15: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

Lampiran 2 Keputusan MENPANNomor : 126/1990Tanggal : 8 September 1990

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

APARATUR NEGARA

NOMOR: /1990TENTANG

PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA

KREDITNVA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

APARATUR NEGARA.

Menimbang

Mengingat

Memperhatikan:

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG PE

NETAPAN JABATAN FUNGSIONAL

DAN ANGKA KREDITNVA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Berisikan antara Iain;

a. Pengertian jabatan fungsional yang ditetapkanb. beberapa pengertian istilah kata yang digunakan dalam kepu

tusan ini.

c. bidang kegiatan dari jabatan fungsional.

BAB II

KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK

Menjelaskan tentang kedudukan jabatan fungsional dalam or-ganisasi pemerintahan serta rumusan tugas pokoknya yang jelas.

11

Page 16: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

BAB III

JENJANG JABATAN DAN URAIAN TUGASNYA

1. Pola j^njang jabatan dan nomenklaturnya adalah sebagaiberikut:

a Pemula Pertama ——. golongan 11 a

b Pemula Muda —. golongan II b

c Pemula Madya II c

d Pemula —golongan II d

e ..... Pratama Pertama ——. golongan . Ill a

f Pratama Muda . golongan III b

9 .... Pratama Madya — . golongan III c

h Pratama —. golongan III d

i Utama Pertama ——golongan IV a

j .... Utama Muda —. golongan IV b

k .... Utama Madya -—. golongan IV c

1 ..... Utama Kepala —. golongan IV d

m ..... Utama . golongan IV e

2. Dijelaskan uraian tugas dari setiap jenjang jabatan.

BAB IV

WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB

Menjelaskan wewenang dan tanggungjawab. Kalau mungkinrumusan wewenang dan tanggungjawab tersebut untuk setiapjenjang jabatan.

BAB V

SYARAT JABATAN

Menjelaskan persyaratan pegawai negeri sipil yang akan diang-kat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional, pemindahandari jabatan fungsional ke jabatan struktural dan pengang-katan kembali dalam jabatan fungsional.

V <'

12

Page 17: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …

BAB VI

ANGKAKREDIT

Menjelaskan untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional se-orang pegawai negeri sipil hams memenuhi kredit tertentu, un-sur-unsur yang dinilai, jumlah angka kredit kumulatif minimal darimasing-masing jenjang yang harus dipenuhi pegawai negeri sipiluntuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional dimaksud adalahsebagai berikut:

a Pemula Pertama 25 angka kredit.b Pemula Muda 40 angka kredit.c Pemula Madya 60 angka kredit.d Pemula 80 angka kredit.e Pratama Pertama 100 angka kredit.f Pratama Muda 150 angka kreditg Pratama Madya 200 angka kredit.h Pratama 300 angka kredit.i Utama Pertama 400 angka kredit.j Utama Muda 550 angka kredit.k Utama Madya 700 angka kredit.1 Utama Kepala 850 angka kredit.m Utama 1000 angka kredit.

BAB VII

PENGANGKATAN, KEPANGKATAN DAN KENAIKAN

PANGKAT

Menjelaskan prosedur pengangkatan dan pemberhentian pegawai negeri sipil dalam dan dari jabatan fungsional, kepangkatandan kenaikan pangkat jabatan fungsional.

BAB VIII

TIMPENILAI

Menjelaskan tentang cara penilaian, pejabat yang berwenang me-nilai, susunan Tim penilai dan sebagainya.

BAB IX

PENUTUP

Menjelaskan hal-hal pengaturan lebih lanjut dan berlakunya ke-putusan ini.

13

Page 18: PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PEN TAPAN JABATAN …