pedoman pengerjaan beton

248
(taVXt uloEEuy) 0E?0I euB{Bf I I'oN AI lBruBr)I 'If E66t :qelo Exsrytrffi Exffiffi&xaffieEad EKsrrx{}pad ,-,*t'^\ ^S ,,otf*^*h ,rfia>

Upload: muhammad-yasin

Post on 06-Feb-2016

341 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Pengerjaan beton dengan cara cur

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Pengerjaan beton

(taVXt uloEEuy)

0E?0I euB{Bf

I I'oN AI lBruBr)I 'If

E66t

:qelo

Exsrytrffi

Exffiffi&xaffieEad EKsrrx{}pad

,-,*t'^\ ^S

,,otf*^*h ,rfia>

Page 2: Pedoman Pengerjaan beton

Judul : :f ti:,t';i irt,liAi'ii !:',,i- i,i,i-i-t,'i.,-,,,,,-:', r':j ioi -

Hak Cipta @ 1993 pada Penerbit Erlangga

Oleh ; ,:;:;t; ;l:., !r.,=,.,iKepala Depademen Teknik SiPil

Kanlor izin Bangunan Roltedam

ia;rg F" KcieStaf anggota Teknik SiPil CUR

nr. Gideose E{" lli(us,"rir.i;a iii{.[.ii*Dosen Fakultas Teknik Sipil

Univercitas Kristen Pelra Surabaya

Editor : {r" Furn-romo 1?"airyei llaciae't,o"

Buku ini diset dan layout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlanggadengqn huruf Time 10 pt.

Dicetak oleh : iitT' i"i;:;ii,t,,-':ai. i,,.:,,1.,',,1 ,;r'q'11ii1,r::,r. ..:

Cetakan pertama 1993

Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini serta

memperjualbelil<annya tanpa izin tertulis dari Penerbil Erbngga

O I{AK C5PT,{ E}XH,INDUNG{ OL.EEfl EJF{}i'}r-LIqG "iJNI}ANG

Page 3: Pedoman Pengerjaan beton

6

i

;

fL

I

9Z

nz

t7,

07,

6I6t6t8I8t

9T

ouas rut I

EI

ZT

ZT

IIOI

8

9

E

I

N)Y'I****iT*J*iHJiffifi-,$**

.il;;;i$;;;;;J.Htffi*#:: :: :::: :::

- NYVNVSXV-IAd

. :... . ::. i:.li*rIg].yIIy*ohr irdu_irdlr""'NVUVA\VNAd

:::.......::....:...:::....:: rsyrsirud NvrmNff.DrirsasNVN-INHVONAd

II0[6

8

L

9

s

tE

7.

I

Page 4: Pedoman Pengerjaan beton

vi

BAB 3.I2

3

EIAEI 4"

I2

3

4

5

6

7

8

Menggambar dan Membaca Gambar Tulangan............c.PENDAHI..ILUAT.I

MENGGAMBAR KONSTRUKSI BETONMENGGAMBAR TI'LANGAN

BekistingPENDAHI.JLUANBAHAN.BAHAN BEKISTING DAN PERLENGKAPANNYABEKISTING LANTAIBEKISTING BALOKBEKISTING DINDINGBEKISTING KOLOMBEKISTING KHUSUSRENCANA BEKISTING

8A# 5'" "1-itfarer:iarsPENDAHI.JLUANDARI BUI BESI SAMPAI BAJA BETONBAJA BETONPEMOTONGAN DAN PENGBENGKOKANPENGANYAMANPENGELASANMEMPERPANJANG BATANG BAJA BETONMENYAMBI.'NG PERULANGAN BAJA BETONPEMERIKSAANBUTIR-BUTIR PERHATIAN PENGANYAMAN PADA LOKASI BA-NGUNAN

PENDAHULUANSEMEN

AGREGATAIRBAHAN KIMIAPEMERIKSAAN

TAMBAHAN (ADMXTURES)

Daftar lsr fu s

3t3l33

35

4f I\3!t'4t42

48

68

72

8l84

87

,ri 4:

9l9l95

103

113

126

t32r38

139

140

- j:aJ

143

t4148

155

155

156

161

172

192

194

194

-197

2W

6

E

I2

3

4

5

6

7

8

9

l0

aji ii .>

.F!',) !.'

I2

3

4

5

6

7

8

PRINSIP PERHITI'NGAN CAMPURANPENUANGAN SPESI - BETON

I2

3

4

PENDAHULUANKERUSAKAN BETONKERUSAKAN BETONKERUSAKAN BETON

PENGARUH MEKANISPENGARUH FISIKA(KIMIAWI) PENGARUH

AKIBATAKIBATAKIBAT

KIMIAPEMEzuKSAAN (INSPEKSI) DAN PERAWATAN

Page 5: Pedoman Pengerjaan beton

gEA

OEZ

6ZZ

SOZ

NOIlI8 U(}.IXNUIS NWSXNIaI^EId NVIVIVJNIIdNOIgg N\rXIVSTIAd VqVd SVII-IVn) N\ruruVDNlId

NOIgg ISXOUISNOX NV)IIVEIIAd }IVq NV9NN(INITUAd

n6tn6tz6t

'r'{.)r ij'

ZLII9I99rssrssI8?IwtEtt

:;y,,;.

0nt

6ET

8€r

zEt

9Zt€tIEOI

s6

I6I6r /-

n&;

L8

,8I87,L

89

8'ZT

w

SX---GN i9

SE

IEt ,IEL

el8

.tst M lq reUeo

ZOZ

L6r

l!^

Page 6: Pedoman Pengerjaan beton

iit',,:;..;jr,!,ie;,i !:r,, ii, ;;; ,-. ,:= i,

Adalah merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk memberikan Kata pengantar bagibuku ini. Hal ini terutama disebabkan oleh kondisi pada saat ini di mana kita secarabersama sedang menjalani transisi penggunaan dari Standar Tata Cara Penghitungan StrukturBeton untuk Bangunan Gedung-.SKSNI T-15-199143. Hadirnya suatu buku referensi dalambahasa [ndonesia yang menyajikan penjelasan dasar dan uraian mengenai beberapa latarbelakang dari konsep yang diadopsi dalam Standar Beton l99l ini jelas merupakan suatudukungan yang sangat berarti. Makna dari dukungan ini makin terasa karena memanghingga saat ini belum hadir referensi lain, dalam bahasa lndonesia, ymg mampu mengisikebutuhan tersebut. Dapat dikatakan bahwa dengan hadirnya buku ini, tuntutan yang selalumembututi seorang teknisi Sipil untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu teknik sipil,khususnya teknik beton, dapat lebih mudah dijangkau.

Menarik untuk disimak upaya penyajian yang disampaikan oleh Tim Penulis di manabukan saja penurunan matematis dari formula yang dipakai yang dikemukakan, tetapidisampaikan juga uraian akan filosophi dari masalah yang ditinjau yang disampaikansecara berurutan, elegan, dan dalam bahasa teknis yang mudah dimengerti. Ini merupakanlangkah yang relatif jarang kita jumpai dalam buku referensi lainnya. Langkah ini mernberikesempatan pada mereka yang berminat untuk mendalami masalah untuk mengerti konsepkonsep dasar yang dipakai dan dengan demikian dapat memupuk potensi untukmengembangkan penguasaannya untuk mencari solusi akan masalah yang lebih kompleks.Sebagai tenaga pengajar yang juga aktif berprofesi di lapangan, pengalaman kamimenunjukkan bahwa langkah ini sangat positif. Kami sarankan, bagi mereka yang inginmengerti secara lebih dalam, untuk secara "sabar" mencerna urutan uraian yang disajikan.Kami sangat menyarankan agar pembaca tidak hanya tertarik pada formula-formula yangada, tetapi juga menyelami latar belakang dari "lahirnya" formula tersebut.

Walaupun belum dapat dikatakan lengkap, uraian yang disajikan bisa berfungsi sebagaijembatan awal bagi pembaca untuk memudahkan upaya untuk memahami seclra lebihmendalam uraian yang tercantum dalam referensi dasar dari sumber Standar Beton lggl,yaitu Standar ACI 318-86 dan Standar New 7*aland NZS 3101 -1982 Part I danZ,dan NZS4203-1984.

Kami ucapkan selamat kepada Tim Penulis yang telah berhasil dengan baik menyajikansuatu referensi dasar yang mendukung Standar Beton l99l yang banr.

Jakarta, Juli 1993t,' "t"

:i,;1i;,i;li5,r 1]piii, - ;,,g

Page 7: Pedoman Pengerjaan beton

IBnsaS 'nEfuplp lBpll IUI ueleu ue>lelurd-uolaq rsusrlerseds r8as uep Suepuudrq .g qug epednetultlp uu{u lur 1ug 'Euusudrp tedep ue8uulnl Bluur ue4ufta1rp reseles Burlsqaq r{glalas

'uolaq upuduep sulllenlrqnreEuadueul ledep Eue{ Eurlsg3q epud pq uderaqeq elnd sequqrp uB{B !u! qBq rltple rp e8nfue>fl1eq:adlp uE{E (e33uu,{uad) laduas uup'1e1uo:1 3ur1sn1aq'sn:eueur loluq :rpxJas uurBeqrcSuqraq lnlun Bueqrepes BruJes 3ur1so1eq ue8unlrqrad epo1e61 '3unpa8-Sunpa8 uep ueun8ueqru8uqraq tuelup uulcun8rp SuFas 8ue,( Suqsqeq sruaf-sruaf sequqrp 'lu!s IO 'le/rls deqq tuEIEpUBBUB$lslad uup (uencu) .3ur1s11aq. qBlBSBru sBqBqrp ue{B , qBg tuBIEp .e,(ulnfue1e5

'n1r uer8uq-uerEeq EJsluB ueupaqrad undnutu uuqrunlese{ uJBJes

luqlllp lppnur 8ue{ requret uelEeqtued elnd sequqlp uu>tu nlr SurduBS IC 'reqtueE tuulep rppdeprol Eue[ epol-epol Bues upusl-Bpuel ueleunEEueu uep rs{eruatu tuBIBp rp uqeledasaluelnlradrp lu8ues B{BuI'ueuusluled rEuq undnuu Bueouerad r8eq lruq selef rpefuetu e{uunuosreEV 'ueuuuslelad uup ueuuuJuarad urelue Supuad 8ue( uu8unqnq ueledruatu n1r ruqtue8-JeqruBC 'uIuqnEEunsas uBuuuslelad {nlun uedersrad re8eqas Euepuedrp sruuq rur uer8eg'seqeqlp uB{E rur requru8 uep uoleq uetuelnuad adp pEeqas reqtuuS ledeprel € qug eped

'SunsEuepaq ueun8uequeuus$[Blad sasord uweles uqnTe1rp sruBq 8ue{ uuefralad sruaf uup rsesruu8ro upolatutrlsJetlt rcSeqreq rtusqutueur uceqtued ered efudns re8e uolpn$leturp u{ueq nlle,( ruulupuatunlBIJal {Bpp lul qBq unpe{ upud uenefutl '..uee[ra1ad uedersred uBp rsBsruetro srua[-srua[..suqeqrueu us{B Z qug uup ..ueun8uuqued Isu{ol eped uatua[uue1A1.. suqequau I qeg

'qoq qn{nt YDP !r!Pra, !u! nlng

'speuelsrs Sued UBBUB$luled uep sr3o1

tue{ uerDlrlued uutuap redecrp tedep >peq tue{ gseq'e{un1uel'uBBuBsIBled tue1u4 splad{nfuqod ueryedupueu undneul lroel lEas urupp turdures Ip tuuruueq 8ue,( e^\srsur{Bru Inlunetnf taqurd upud uolaq l$ltulsuo{ useues)t?lad uu8uap usUB{reg Suuf ucequred ured 1n1unuplas'e,(u1nfuu1e5 'ufuueeuusluled uB{tlepntuetu nluequeu spes uuuntueq uBr.IBq qllFuatuIrrulup euecuarad qelo uulleun8rp ludep Euef spprd 1o1od-1o>1od lentuaur rur n{ng

'l?ra uqrBryaq Suqus srLrsq uBeuB$lBlad uup usBusJueJad'nlr BuaJBX 'untSuntu uersuaaseJBc ueEuap ueun8uuq nluns uBlutpuetu Buerureteq qelepu qeleserr rpefuaur Euea 'ere8au

nluns uelulouo{arad uep uueralqefase{ ue{ts>ltuguatu urEIBp Suquod ueuurad tue8auaurueun8uuqJoD[es uullgqple8uatu $! senl uBrxnrepas tue^ qruuEue4'u{ureEuqes uBp uelequaflHEs Llelrrru'1gqud-{lrqud'toguul-roluul'uutleuruad :luadas'uuunEuuq uelep Ip nele rz1plas

Ip Bpuraq ulg:l dnprq FBp reseq uultuqeg 'np!^ryq depas rtuq dnpg Bu?suns gruutuadua(ugulEuuas usp le{Brursetu uudnpgal tuulsp Eunuad ueuered us{ureuau ueun8ueg

sEEffihEHffiffi

#'ffiBEeffimHnffiC

Page 8: Pedoman Pengerjaan beton

Pedoman Pengerlaan Beton

dengan pelaksanaan bekistingnya di sini juga dibahas berbagai macam metode penganyamantulangan. Membuat daftar pemotongan dan pelengkungan tulangan, serta pengerjaan bajabeton merupakan bagian dari bab ini. Guna meningkatkan pemahu-un dasar t*turg bahanbaja beton maka akan dibicarakan pula masalah pengenalan dan pembuatan berbagai tile Ua5a.Pengetahuan dasar ini sangat dibutuhkan pada pengelasan baja beton. Setelah penul"ng*selesai, maka pengecoran beton dapat dimulai.

Bab 6 berjudul Beton, bab ini akan membahas pembuatan, pengerjaan dan perawatanbeton. Titik awal pemikiran campuran beton sederhana itu berdasarkan prinsip teknik beton.Selanjutnya dibahas beberapa hal yang penting untuk membuat beton yang berkualitas,khususnya pada bagian-bagian yang pokok untuk negara beriklim tropis.

Akhirnya, pada Bab 7 akan dibahas mengenai perawatan dan perbaikan dan konstruksibeton. Sebagai akibat dari kesalahcampuran dan perawatan betol yang kurang baik, sertapengaruh faktor luar (seperti kerusakan oleh zaUunsurkimia) dapat mengakibatkan kerusakanpada konstruksi beton. Mekanisme terjadinya kerusakan ini sangatlah rumit, tetapi mutlakuntukdiperhatikan. Berbagaimacammekanismeyangmengakibatkankerusakan sertaberbagaimacam metoda untuk mengatasinya akan dibahas dalam bab ini. Karena pentingnya mencegahmasalah kerusakan ini maka metode untuk melakukan pemeriksaan dan bahan-Uut un pengawetyang dibutuhkan juga akan dibahas.

Di negeri Belanda dan Indonesia buku ini dikoordinasi oleh CUR Commissie F-l"Kerjasama dengan Indonesia samenwerking met IndonesiE".

Penyusun Indonesia adalah Ir. Gideon Kusuma, M.Eng. (Tenaga Pengajar (Jniversitas KristenPetra Surabaya).

Penyusun Belanda adalah Ing. P. Kole, Karyawan Pusat Pelaksanaan Riset dan peraturanTeknik S"r/ (CUR Belanda); Ing. R. Sagel, Pejabat Pengawasan Bangunan dan perumahandi Rottterdam.

Susunan "Kerjasama dengan Indonesia - Samenwerking met Indonesid" terdiri dari:

Pembimbing penyusun terdiri dari Meijer, Ir. S. F; Jansma,Ir, p. H; Btankers, Ir. B. A.

Patut pula dicantumkan Ir. s. T. utomo yang telah menerjemahkan buku ini dari bahasaBelanda ke dalam bahasa Indonesia.

Akhirnya ucapan terima kasih kepada 'Vereniging Nederlandse Cementindustrie (VNC)' yangtelah mengizinkan pemakaian clatadari buku'CBl9 - Uitvoering van Betonconstructies,dimana Ing. R. Sagel adalah salah satu penyusun dari buku tersebut.

Page 9: Pedoman Pengerjaan beton

uusulefuad uB{rrequau uup rs{nJlsuox uaun{oc uBEpBSued uuluuuslclau{nlun 4e,(o:4 u1o1a8ua4 nluuquatu {nlun rs8un;raq BuBJueJad uullnsuo)

EUE3UA"i'a65 [ru ] insr. a, =-:

'(uul1nsuo) upE nclul !Ucraq rpuf :c,(rpru

1 redtuus e,(uu.(urq qulunf 8ue,( 1e,(o:d 1n1un uuldulalrp se,nc8ua4 uellnsuo;

Sii,r'LU-1i E-;-*{e -J jiii lij. ij J ;-

'snsnq{ Isuulproo{ ue{nlretuaur u88urqes uBrl.[Be1 urldrsrp re8eqraque{leqlleu e,(uueeuus{pled 8ue,( e,(urgu 'qr83uec dn>1nc 8ue,( 1a,{ord eped nelu

'refrlrru I sele rp u,(uu,(erq qelunf 8ue,( :1a,(ord upud uuldqallp 11h[ uullnsuoy'leuorsgrado telSutt 1p undnuu tuerSord 1e13uq Ip {luq rs{rulsuo{

deqn epud uurlupua8uad uup'uuuuecuarad duqur eped rsuullnsuo{ uu{Bues{claturuBIEp 1a,(or4 u1o1a8ua4 nlucqueu {nlun su8npaq r$lrulsuo) uauafeuutr4l uellnsuo)

Esqn.nlseiog uaenafeirsg,q utr;[r1sui]){ i'(atd 1a{or4 uursl rBUu(I r.uBIBp rp unluecral e(ueueu usp 'e8cqtual

Bnla)/rJaluah[ qalo ue>ldeleUp 1a,(or4 ue/hureqepueg uup 1a,(o-r4 urdurtua;uelEuupas 'r{BreEO ue-u,ftuy utd13-al Jnsun nBlB quraeq ere8ap 3unpag-Sunpaguele^\uf Jnsun qelo uB{n{BIIp tluraBp rp efuueeuuslulad epud sgu>1aa c1o1a8ua4

'luuolserado te13u1t tp undnetu tuerSord tu>13uq Ip {leq 'uuere33ua1a,(uaddeqel derlas epud se8nuaq lnqasrol luqu[ad eturlay '1a[or4 {!qel u1o1a8ue4

uep >1a{or4 ue8ueney B1olaEua4 '1a[or4 Iserlslulrupy e1o1atue4 '(or8uqtuld)

1efor4 uer8eg uldurpueg'(ordurr6) 1a[or4 urdturua; sels Frprel:ta,(or4 u1o1a8ua4

:;aAt-::.g lricl;'1';tr -1 ,

:qelupe ueun8uequad saso:d ruulep rp Surluad ueuuad ue{ururuatu 8ur iryqrd->pqld 'lul 1uq pepe,(uau nlnp qlqal srueq ueurdurd Eruulrual 'ur18unu JIII:ja:juerlsedal uB{lBBJuBtueu ledep e88urq 'Bruus ef.ra>1aq 3ur1es uup sulaf 3ue{ su8nl 1eduprc'r:a

sruuq Suuro durlag'tull nluns rc8uqas e,(use8nl uu{n{Blar.u'qepuar rcduus r38urt Suriuup'1uqrd enuas re8e uu>lnfntlO 'urul-urul uup dele tuusetuad'n[u1 3uc1n1 'uleq Suuscu.reJ

tuls 1p luqrlrel 'ueleun8rp 8ue[ uequq tupcetu-ruecetruaq uBp Ju{B 8ue{ lsagord ryina1dnlnc Buurrr 1p 'uuun8uuqtuad sasord ue8uap uetunqnq ruelep ueryr11drp nlrad tue,( ssdlqlpes upy 'pnfnn:at (u,(uru8eqas u?p uulBqtuef 'SunpaE) uuunEuequrad u8Eutq ueltrrtuapetrsn1ol nluns uped uuufta>1ad uelmlularu re8uqas uuluulp ueunEuuquad ueeuuqulad

IWJITIIxtr#i-Igd 'r

EHffiBffiffiHHffiqEEHffiffi

EsB{oT Bpudfr

sYeuourefuuBtr/tl

Page 10: Pedoman Pengerjaan beton

Pedoman Pengeqaan Beton

Pekerjaan pada waktu pelelangan, serta memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan perencanaan yang timbul selama tatrap konstruksi.

e. Kontraktor

Kontraktor berfungsi membantu Pengelola Proyek untuk melakukan pekerjaankonstruksi. Misalnya untuk perumahan dinas tertentu (tipe C, n Oun n)pengembangannya dilaksanakan oleh Perum Perumnas di atas tanah kapling tanahmatang Perum Perumnas.

fl Sub Kontraktor: Pengawas bangunan, Perusahaan Air Minum, Perusahaan ListrikNegara, Pemadam kebakaran.

Pihak-pihak ini bekerja tergantung dari fase-fase pembangunan di mana mereka harusberfungsi, dan sedikit banyak juga berhubungan satu sama lain. Pertanggungiawaban terletakpada semua pihak sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing.

Pengelola Proyek mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembayaran apabilapekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Pemborong utama bertanggungjawab untuk keseluruhan pelaksanaan pembangunan. Ia harus mentaati perjanjian-iungtelah disepakati dalam hal penggunaan bahan, kualitas bangunan dan waktu pelaksanaan.Hubungan dengan sub pemborong menjadi tanggung jawab pemborong utama (setelah di-setujui oleh Pengelola Proyek). Instansi pemerintah mengawasi apakah rencana yang adasesuai atau tidak dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

Proses pembangunan dapat diterangkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:in q.^i { >r-.--jJ;: i- r i:-.: ':

!jeneelotaloyet Jf

@Bagian penting dari proses ini adalah cara dalam menyiapkan rencana. Tentunya dalam

hal ini dituntut suatu kerja sama yang baik antara pengelola proyek dengan IionsultanPerencana dan antara Konsultan Perencana (bersama penasihatnya) dengan pelaksana. Didalam perencanaan selain seorang Konsultan Perencana harus dapat menterjemahkan secarabaik keinginan dari pengelola proyek, juga harus memahami keinginan dari instansipemerintah. Perencanaannya dalam hal bentuk, penggunaan dan letak, juga harus sesuaidengan tata kota yang telah ditentukan. Perencanaan juga harus memqnuhi persyaratanstruktur seperti kekuatan dan stabilitas. Hal yang sama berlaku dalam pemilihan bahanbangunan. Bahan harus cukup awet dan di dalam hal tertentu juga harus memenuhipersyaratan khusus misalnya: mempunyai sifat tahan api. Dari informasi yang ada atau daripengetesan akan terlihat apakah bahan bangunan memenuhi persyaratan atau tidak. Di

Konsultan Perencana

Page 11: Pedoman Pengerjaan beton

uup nfel uue[:a8uad (!:tpues) uB{BuBs{EIau ue{e Br urulas B^rquq {Bqollp ledep JuurTulluBuI4n tuotoqurad FuC 'ueun8uuqtuad uelur8al untuas rsusrueS:o8ueu uep rse.trEis31s?sslluuuas Intun BIp Bs{Etuetu IUI uup 'ueqrunlasa{ uueuuslelad ue>1u qemef 8un88trn:acBI uBIIIuap urBuaq 'utuuln 3uo:oqtuad uu8uap ue{nlulrp e,(uuq uurfuef:ad q?:T,rue8unqe8 {olsaq uu>punSSuetu e,{uuq uu8uap ue8untunol nlens 'l:rpuosJal lelsaq uEIrEr':-rrE(uurulSuoqued 'tsupuod) uuuf:a1ed uer8uq durlas Inlun elnd ledep unuuN '(latsaq n-rms

uu8unqu8 {alsaq tuulep ue{turnlp ledup ueun8ueq ueefrala6 'ErBJ tuereru re8uq:aq urypfue{ruplrp ledup ueuntuuq uuelre>1ad qenqes {nlun uure/nuued 'nluauat (ueru,(uqud) ui-wqusteqtul ue8uep ueulra1ad uuIBuBS{BIetu {nlun uBBrposa{ re8eqas uB{ruBIp uereir\euad

li$Vtlli.,:. iri.?.:i 'I

'lEuoISEU JStiUE:$

(:atu1) uuluunSSueu {nlun ueut>13unura1 ulnd uer{rtuaq 'uruu^\ uBp uulu^\erad 'uqara6r'ue1un1e>1 :e(ulestu 'lul IBtl uelsq 'e.(ursuurqtuo{ nele uuun8ueq uer8uq-uelteq q:prynuadrp sruEq Suef lgJls-lsJrs retuqas ug{ru?rp lul pq tuulup sutlleq uelnlunJ,'ueluriurpEue{ selllerul uqnlunl unluBcral nlr rBpuBls BpBd 'uElpn$lBurrp Eue{ wqBq Inlun rEFirErsuEnf uelnlulJaqrp 'ueun8ueq wqeq ueeunE8uad >1ntun '..{BJluo) uoun{oq.. uE1urwg.B{BLu 'uetunlop qenqas LUEIBp ue{nlBsrp sBlE rp uepru{srad enuas ulrqedy 'uerre?ua4suurC qelo uBIEunBrp 3uu,( Ialseq JBpuEls sruaf nlgns uep untun uuoJrun uetere.isreJ'utntuS lserlslunupv ueruuola) DIBJraq tedep qotuoc ru8eqag 'Ielsaq ruulep rp uBr{EIEsEur:aiJpnq-Jpnq u?unlussuad urulup BtuBS 8uu,{ repuels re,(undueur B{aJau B{Brrr'uu>lderaIp ruultqedy 'ru>pdrp unun Suef uBIBrn uB{n{BIreQIp tedep B{Eur sruafas tuer( ueqepseur-aJre,(undtuaut - ueeftalad Sueluel uerBrn rlenoe{ - ueefra1ad lefueq BuarB{ qal6

'Suoroqtuad qalo rqnuedrp sruEq Suuf urBI uelere,{s:ad

uu-ru,(equad e:ec-erec uep uBBuBS{EIad n11e.r

ueeuus{ulad eruc-uJec

uu>luun8rp 8uu[ uuqeq nlntuTsruaf -:ruua8uatu uercuHad uu{r.unluuJuar.u sruBrl lqlpas 3ur1ed \fls3,g

'uur.leluserruad rrlnq-:ltnq upp qeq ederaqaq ssrz rir,qg{elsaq ufuunun BpPd 'uu>leunErp uE{B 8uu{ ueqeq sruaf uup eueture8eq srs.rad rtm,.!aufuruupp Ip Buutu rp uuun8uuqtuad nlsns uusue$lulad uep ueselaluad qBIBpe >ta]sag

ESVeSgUd &rVJ,ft.E&fr1?S/:ggI "tgg' T.

'uue lra1ad uB)tBrrE$tEI:Er

Inlun efuuuur8ule{ nr.Iullrequau qela 8ue[ 8uo:oqurad qulur remuuad BrBd '{atsaq rpeJde18ua1ad uopdrueur uup (rsuugsur) uusulafuad lepunq tuulup uellndtunllp lul usqRqrxrc-uuquqruua '(rulgepuad) rur'reued Bnues epud lnfunlad uep ueselafuad ue{qpqurnr:@lBdup uEn[ rslarrp 'e,(uruqruut uuEuap lelsaq Eurdures rq '(ryduul uup Euedureuad \1rs:p{nlun 00t:I upls) UBIBUB$IBIIp uu:[B tuuf Buuruer pep {elsaq reqrueE-requrpt raCmsua1e {alseq BpBd )talseq nlref 'uautnlop qunqes tuelup uu{unluu3rp snrurl tuolowduuqrfemal uup uuuntuuq uuqsq srua[ uqeru,(srad 'uuuueslelad lnfuntad 'uqeuusplqr 4tuuf ueu[ra1ad 'uuluunEtp Euur( s1u{al ueleJufsrad unuasay 'luJnr?p BJsces uepsalafuaduurygrdrp nped uesue$lulad eped BIBru {pq rypll useuuJualad ulrq uep 'ure1 @nles uutuBllsreq uqB ls?Islsur u?rnlBs reEeqraq )Ipll {u,(uuq upud BA\qBq uslsqlq q11ulap Bpsd 'ueuetuetuad 'peqauur rurp .11rtSII '(JV) uoJUpuoJ rp :rpadas uulurtunp tc,[Isulslsq uetuesutuad puatuatu rcuuadral BJBces uqsulafuau sruBq euecuarad uslpmlIu:IBf - sqalduol ueun8uuq uped Btuu1rual - tunuad le8ues tuef 1eq nlens BpE nrl turfu

Iueun6ueque4 lsolo7 eped uaabqp

Page 12: Pedoman Pengerjaan beton

ry

BENTUK BESTEK

iJ

{ Pemborong A , -L:sEr:qtLL-

Pedoman Pengerlaan Beton

BESMK T]FRSENIURI

-;'--.-='----"--"- 'tiPemborongC i I Pemborong D pemborongE

_= y*.., j _-- :.]:- :j:o-:

i3 E S c--,i:l t"', Q,rLF-i ii':i G.{" ij

, i;";;;ili; P,;;& .

'..-*-".-..,*qffi_li Pembetonan i,qr=-"5--n+.!E-*ryr

1

III

)4,

!

t

:

l

1'-:=-'.,'-,.-'-..-_"-.....--=;

lPemborong Ag.-. --,..--. -- *--,- -- -i

i

i P.*.rungun ii instalasai ia.*...=-*=-*--_-.:,-__r_, -

=_..",,_l2

q

2

I

ffiffi1 ffid,ii+iitanahrrlt:

i Pekerjaan i ii tanah 1 i,'.,,",..,...,',:1,1

::j

i Pemasanganlitr batu bata I: -*-.:-r.*---:---=3

;:

:

dsb.

Page 13: Pedoman Pengerjaan beton

'{e,(ord ueuefuuer{ r{EIEFq

IUI JILpIB-JItptB reledrp Euuas 8uu,( 1a,(ord rsusruuErg '>1a,(ord rsusruu8ro unsnsrp ntrr{u{Btu uetsge uup leturldo 8ue,( IISeq ue{llseqlp ledup 1a,(ord UBBuES{BIad tuelep re8y

',J1totrtyrtyf tofistaq o{uts1npottl oKotq '{rloatasuoq to!staq ; - "

D?tot1,, srusrq {llsual{EJe1 ru,(unduou 3ue,( Is{rulsuo{ usuf rslesuerl uuludruau prsauoF'j-

Ip {urtuo) stuslg Blutu '(uotlelecsE/pexlC) eclrd lrun nElB aorrd paxlg tung dun-I ualsisue8uap ue8uorog {Brluo) Ipleuer.u slse^\S 1a,(o-t4 undneu quluFaua4 1a,{o:4 entu}srrduruq'n VII'IE4 uu8uap tedutes I VII-IAd '-rrg>1etal unqq SZ apoued eurelas rpel

lp1a,{qo uep -rnfnf 3ue[ uerelruad

lunqueu esrq ueqdereqrp Blaretu '8ur1uad le8ues (g)) ro,(aarn5 ,(11uen| nele rsrruadn5

uellnsuoy ueuu:ad 'rur acu6 llun ualsrs {erluo) IUBIB(I 'rollurluo; qalo 8un88uqrpe,(uesrs uep su8na uaquad 8un83uqrp 1e,(o:d 1p e,(urq uBIrEua{ uer8eqas B{etu 'acFd

tpn duper.lral BIBIraq ISEIB{sg uusnuruad nele uenlualal Bpu {srluo{ tuBIBp BItf

'JOI{BJIUO) otrrsar

rpefuau u4elerad so>13uo uep utrel qedn'uuqeq u8:eq ue{reue{ tuqHe eferq grrnqnfi-auepx'su8n; ueqruad ue8unSSuel rpufuatu ueeFalad eunlo^ uer.luqu?uad tuqr>p 1a[or4 rp e.{erq

rsenqnlC'Jol{uJluo)t uup se8nt Faquad qelo leuors.rodo:d Eruces Br,uesraq SunSSuulrp 1a.io-drp e,(urq rsenl{nu olrsal 'rur ecu4 llun ualsrs {BJluo; uuEuaq 'rur usefta{ed eunlo.\uu8unlrq:ad 3ue1n llrlaueu ESrq Jol{Brluo) 'uur>lrtuap unuuN 'Japuel uaun{oq TUEIEF

uultrrnluuclp uep uu1nsuo) qalo Sunllqlp qelal @il Kt1ruon6 {o ruA lnqeslp esurq Suuiueepalad etunlol BueJBI 'uuefrela4 uBnlBS e8reg UBIJBA\Buatu ur(ueq Jol{EJluoX e,{uruy'aryd Uun luu'elsrs le{Bruetu lerluoy uu8uap leuorssuretul lspedtuoy repuel uB{n{EppsruBq 'pa8ap Jun'I uEo'I IJBp ufuqrunlas uup uur8eqas u,(ueuup Jaquns 8ue( resaq trep

qu8uauatu 1a,(ord-4e,(o:d 1n1un 'u,(ulnfuelas duqel uup II deqel unqel Eru!'I uuun8ueqtua4

urBIBp 'n1r acrr4 pexld urng dwn'I uelsrs ue8uep {Erluo{ u8.ruq Eurdtues rq

JIDIaJa uBp uersua BJucos uueuus{Blod n11um uup u,(erq ue{Ilepua3uar-u

ue8uep e[:a1aq esrq sruBq'nBtu lepll neur rollurluoy e33urqe5 'roqBrluo) ollsar 1pu[uarru,(uqnuadas 'Suns8uslraq lqnnsuo{ saso:d BruEIas 1a,(o:d rp e,{etq IsBru{nU tpeftal BIIq e:1e;{'1a,(or4 Ip lqrulsuol e{erq rsenl{ng e,(uepe rn4e8uaur lepll se8nl uaqtuad 'dotat de33wp

{erluo{ u8req qrunles'tut utalsts uu8uap uu8uo.rog {Brluoy el(u1uv 'nyd paqi wng durrTualsrs re{Brueru 8ue[ {?rtuol uu8uap IB)to'I lsrladtuo;1 rapual Inleleru uqrupllp (OgdY)qereeq ufuelag uup uuledepuad ueruEtuy undneut (NgaV) ere8aSl u[ue1ag uup uuledspuad

uuruSSuy uup efueuBp Jaquns Euu{ r.lulupeue6laford Bnues BIun 'BruBS tuef uuettuyunqeJ urelpp ereEelq uuludepuad IrBp uuerulraued ue8uap Brues lerul$lutu lsnrDqlp esef uep

Suereq uerlaquad {nlun uru8ell efueleg uerenla8uad qeltunf e,(u1uy 'Suequuag uu:e88uyuueuesluftqay tnuu8ueru'ruseqrel ueun8usqued rolse^ul n>leles qquuaue d'lL6l ue8uap

Edtues 696l'I duqel unqul Brul'I uuun8uuqtua4 efu8uns8uul:aq qeleles uelpnuay

JplaJe uep uarsue Brures uueuuspladnl{B/h uep u.furq uerlepua8uad uolnlBlau qnt8uns-qn8tuns 3uurn1 rol{Erluo) et8urq"s'seEnl lraqured o{lsal rpufuau ufuqnuadas'1a[ord rp ufurq IsBnlInU rpeftal elyq'u{u1otrdBped '1ar(ord rp r$lulsuo>1 ur(erq WFun[ dupeqral tseluaso:d nele dqal quptn[ ue8uap

eal nelB esef uulequr uB{uequeu uup JoDIB$uoy upedol eftqadord uuguuqulad ue8uap

uslplreq SuuI u[e1q qrunlas lpque{ rulequraur4tuuttuaut uB{B sutn; IJequlad e,(urwlaag snld lsoc rualsls uutuap uu8uoroq ler1uol lu:letuatu ufuleford uopuu$lulau {nlmJoDlB4uoX epuda:l suEnl ue:llJegtuaru Brsauopul r.p ryKot4 )tlytad nop to$aauJ u,(uunutn

'lL6l uu8uep rudues 6g6t '1 duqu; unqel Butl'I uuunEuuqua4 e(uplnru unlaqas:uuloqurauad

uup uunferyad ueuntueq uu{?uus{Bletu uBIB ulnd uelerlryadrp 'nleq ue8ueseurad

Iueunduequta4 lsefo7 eped ueue/eury

Page 14: Pedoman Pengerjaan beton

6

4. TIPE.TIPE MITNA"TEMEN KONSTRT'KSI

Pedoman Pengerlaan Beton

KonvensionalSemi konvensionalSemi murniMK murni

tanpa Fast Tracktanpa Fast Tracktanpa Fast Trackdengan Fast Track

s. YEpe Korevemsg.oeraB'*amps $'asl: Tru:*Ei

I Pemilik Proyek il- -

{

ts-i--

; PemilikJ

; ProvekL __"-:_

f**'----t .iere i----- -.--ii, l

t

r---' - ' - --:.,-- -:--i Team ;!t

iMK !rl

Fungsi team MK sebagai koordinator yang mengkoordinir pekerjaan perencana (AlE)dan Kontraktor Utama (sebagai kontraktor struktur) beslrta kontraktor-kontraktorspesialis lainnya. (Kontraktor AC, kontraktor instalasi peralatan mekanikal dan lain-lain).

*" Ttm* segmi {;riixjrd-1i itiilii,ln ;i'*st ':;. ii"ee;i4.

Page 15: Pedoman Pengerjaan beton

u?p ugr{Eq ufulu{ueq 'u8unq ufuresaq {nssrurel 1pu[ .ue:enla8uad sod ueurlfun:r;r

Bnues qelo uB{nluallp ue8uoroq e8ruq qBIBI uns dunl ue8uap uu{pns{Brurp 3ue.1

,(11uen[ Jo IIISung dunl

:sulB uslepaqlp luls IC 'ue{nlE:Tuutunlrq:ad epoleu ltunuou uu{qequqrp u8n[3u!-reg'uBTunluBJIp lrlp uBlre/t\Buaur tedruauep uuldsJeUp 3uu{ snsnq{ uelere,(srad '!rlp usJBA\Buad n11u,n seleq rur uur,unun8uadBpBd 'uulrBll uqlqrauad qlqel nBlB nlus InlBler,u uup (rsuelsur nlens) ruseJ srpeu rnlPliltuB{tllnunlp sruEl{ BInqJel UBJB/hBuad :ln{lJeq re8eqas lBrl-lBrl n)IuFeq e,(uuntun BpEd

'JoDIsJluoX rsBrsosv ueEuep qquuatuad.ISuElsuI utuuseftel sElE unsnsrp Suur( uernleJed DIBIJaq B{nqJel uBJs^tBued lUun

ooo ooo oos du redues 3ffi:3ffi:331 :I ',',dil; ?000'000'00S dU seqaq V

:lnlpaq rc8eqas uu8uoloSSued ueeunSSua6'Frp ue{ru^rpuatu tudep {nlun tuoroqtuad ue8uolot

uu8uap lenses ueeFaled qu:pde uBp tul ueefralad Jesaq uderaq uepefueu sruBq Euoroqruadtueroas E^\qBq lul IBtl tuBIBp 3ur1ua4 'lrrp uBIrBUBpuau ledup uueFalad ueleuu$[elruI$un durs uup ueur8utal u,{und 3ue[ Euoroqurad derlas Blnqral uBJB^\?ued upe4

'.r(e>1u:n1.

Is{eles ard qelalas ueJBA\Bued

ue8uepun ueEuap ueJu/heuad

ue8ue1 qu/heq rp ueJeAreued

: u BrB ^\B

u ed ere c BrBr ruB r ep'Jl[|rlx':[' :11, n l u " r,s

'uq1nsuo1 Eueleleq r,l,Iraq Eue[ nElB rolrerluo{ Buqelaq r,lcrraq t;:f';ff'Jti -'quluFauad uuuuuslefiqal'uauafsuetu Euuprq tuEIBp

gdureral e8nf ':pu1a Euuprq rrrBIBp qqe Eurdtuus rp tafeuuu {lrqal e8uual efuupasra'xhr eporatu depeqrar re,(orirffi*:"ffi _

:urBI BJBIUB JoDIEJ ruBceru ry(uequpud EunluuS:eq 'u{utueceu >1e{uuq leuu )IAI rsesruuS:o ueeleuad TsBIJB^ Inluag

'ue8uedel Ip {lsu ErBces e,(uueeues{Blad IrBp Jssluatualdurr undneuruuuse{e>1arad'un8uuq Suecuer Eueprq ruelep >1req'qnuad Brecas leuorsutado srolel elola8uaduup tuucuered re8eqas {Epuruag 'rusaq 8ur1ed 8ue,( seluolns plrlruaru XhI tuBel

i*l _:T:_

:IrEr& 3seg ueSuap ltilmffi Xm adU p

ueun6ueque4 !s0to7 eped uauae-ryy

Iei [*_

L

al-v

Page 16: Pedoman Pengerjaan beton

rPedoman Pengerlaan Beton

sebagainya' Pada Bill of Quantity beberapa pos yang telah disetujui boleh dihitung lebihdahulu' Ini adalah Pos yang sebelumnya dapai diperkirakan besarnla -iratnya: baja beton,pekerjaan tanah, banyaknya beton. Teniu saja di antara kedua bentui ini -terdapat

kemungkinan-kemungkinan variasi. Pada hari penawaran yang telah ditentukan, harga-harga yang diajukan dibuka dan disebutkan nama serta besarnya harga yang ditawarkanmasing-masing. Pada dasarnya diajukan secara tertulis. Tahap b"rikilya adalatr menentukanpenawar yang berhak untuk melaksanakan pekerjaan. Pilihan biasanya jatuh pada penawaryang mengajukan penawaran terendah dengan mengajukan cara-; pelaksanaan yangmemungkinkan terlaksananya pekerjaan dengan !"ik. Sering sejumlah penawar salingbersaing secara ketat. OIeh karena itu perlu diteliti apakah

-p"nu** mempunyai dana,

peralatan dan pengalaman yang cukup untuk dapat meiaksanukan pekerjuun. gitu terlalurendah penawaran' kebanyakan akan mengakibatkan selumtatr lersoatran padapelaksanaannya.

Pada penawaran di bawah tangan, direksi aias nama pemberi kerja mengundang beberapapemborong untuk menawarkan diri. Pemilihan pemborong diten;ukan oleh pengalamanpemborong pada pekedaan sebelumnya, ketersediaan peralatan, kemampuan keuangan dansebagainya' Juga dalam hal ini harga penawaran terendah yang wajar akan mendapat izinmelakukan pekerjaan.

Dalam hal penawaran dengan undangan, hanya seorang pemborong yang diundanguntuk mengajukan penawaran harga. Suatu p"nu*urun dengan undangan; terutama terjadipada pekerjaan khusus yang menuntut kemampuan tertentu dari pemborong atau keharusanmenggunakan alat bantu spesial. Pada umumnya pada cara penawaran ini bukan hargaborongan terendah yang menentukan, tetapi juga tebirr memandang pada kualitas pekerjaanyang ditawarkan' oleh karenanya kemungkinun ..n.*ui kesulitan utuu kesalahan pengertianpada pelaksanaan menjadi lebih kecil.

Bentuk lain di antara penaw:uan dengan undangan dan penawaran terbuka adalahpenawaran sesudah pre seleksi. Pada tahap awal penawaran ini dibuat terbuka, kemudianoleh pemberi pekerjaan dan penasihatnyu oipitit puru prnuwar dalam jumlah yang terbatas.Selanjutnya para penawar yang terpilih akan iiunaong kembari untuk mengajukan penawaran-pekerjaan yang lebih terperinci.

dari penawaran yang dinamakan sistem ,Turnkey,.penguraian sasaran, bertanggung jawab untuk

Sasaran yang dimaksud misalnya ukuran, jumlah penduduk yang dapat ditampung,maksud penggunaan, penghematan energi. Pemberi keda - mungkin didampingi penasihat- dapat menentukan pilihan dari beragzlm rencana termasut aspet keuangannya. Apabilaizin peke$aan diberikan dan pemborong kemudian bertanggunjiawab secara keseluruhanuntuk terlaksananya pekerjaan itu. Pada penyerahan pekerjaan, pemberi keda akan menelitiapakah pemborong telah memenuhi sasarannya.

5. Pm&eKSASgAe"rS

Pihak yang mendapat tugas untuk melakukan fungsi pengawasan pada pembangunanmerupakan penanggung jawab langsung atas pelaksanaan pekerjaan yang diawasinya, sepertipengawasan pada penancapan tiang atau pengawasan tr,rrrr puao p.*asangan instalasiIistrik dan gas' Dalam kenyataannya ada oua ca.a yang berbeda dalam iubungannya denganpengawasan dan pertanggungan jawab:

Pembangunan dengan tanggung jawab sendiri,Pembangunan dengan tanggung jawab direksi.

Akhirnya ada suatu bentuk khususDi sini pemborong hanya atas dasarperencanaan dan pelaksanaan.

Page 17: Pedoman Pengerjaan beton

ruelep uu)plnssulp ledep .uu>pun1a1lp ute,(uruBIBp uers8Eue rp uuT.unluuJrp Eue,( e{erq

.ueBunlrqrad

8uu,( e,(urq JBSEp selp uup detat Buu,( JBSeqqBIBpe,uolsodualalJa| uop ua$odla$,

'!U!S

Ip lBlBJIp ue:e,(uqtuad n11ern InsuuJal ueelre4ad uer{Bquel uuurlSuntual uep uuu[.ra>1adue8uern8uad nele u?quqtuel 'Stalsodualauai uDp uatsodlrtr, .ue8unilq:ad entuas BuBrutp 'uenSSurtu ue:odBl r.lgnqas r^uBIBp unsnsrp n88unu derlag .(uotaq rsrrulsuo{ rseredarwP uele^\u'nd 'L uerteg lBt{ll) tut ue8uerela{ u?{BunSSuatu elnd ledep rsereder ueelre1eduEp uule^\u-rad 1n1un nll Surdures Iq 'ue{n>lelrp BpB 8ue,( uerfuefrad uep ue3uedurrfuadu{uqeqas ude urlEunu BIIq uup e{uuelpu[a1 lses BueruruEuq :luadas rleqtual unsnlalrpludep uBBuus{Bled'ueqelesal rpuFal IBrl ruBIBp rp EuerBI qalo Eurluad le8uus rur uglqeouad'e,(uru8eqes uup e[ra1 e8eual qelunt 'e.(uqeqa,(uad uep ueluqtuul:ale>1 ,ucunc usBpBaI'uuqeq-ueqeq usJtlle,(ued'uuefte1ad uenfetua1 'lenqlp 8ue,( uerlueftad :ue{unluu3rp rurs rC'ueuEq DInq LuBIBplp ueun8uequad lefemlJ leleJueur uBIu se/tre8uad 'uuueq uese^re8ueduB{nIBIau Surdures IO 'uolaq uoulela rsulpqed :efulesrur 'ue{eues{e1rp uuuftalad uurfleqledual uep IIrqBd rxnseuaut e8nf {Bqreq 'uuun8ueqtuad rsulol Ip uBunquruad leduatSuepn8 D{nsgtuatu qaloq {e{ ledepuetu BI rlgnoal 5llgq ue8uap uruse8nr uBIBuB$lBIetu lgdgpruEV 'uuunEueq ueqeq Bs{lreuetu uep Euo.roquad IrBp BFa{ Brur uB{B loruo{

.uern>ln3uad

Io4uo{ :{ns?uuel UIBI BrBluV '{elsaq tuBIEp r,unluecJal 3ue{ uee[ra1ad uep ugguequladrselre8uau u8nf suirre8uad uep se8nl 'qeqnlp - IBel uulerecrqrp eduq - ledep {EplluBp ue{n{e11p q1[e,n efuueqeqruad ueuq8untual uep uelureolqlp qe1al 8ue,( ueresale[ua4'|PeFa ludep Euef efuuqtlnse{ uep ueeue$lelad uer8eq edu-raqaq Inlun rqnuadrp sn;gqEuer( uulerufsrad ue{rrxluau sruBq Btuetrual selre8ua4 'lqerlp leqrseuad qalo elnd Flperllplnqasrq leder B{BuI 'uelSuuculqradlp ueuue$leled eped uBqBIBSa{ Enruas suarel qal6

'e,(uru8eqas uup'uu>1u:ucrqrpuB{B efutunlaqas uelSunlrqradrp {el 3ue( uulrlnsa{ e,(u1nqturl ueurlflunuel

epa{ Buecuer uped rlequa{ ue{r.lere8uauuBBuBsIBIad >1n1un

uolnpadrp 8ue{ uuqeq-uBt{Bq uup rnfnlasrp qelat 8ue[ reque8 IrBp uur.Ierafuad nDlB^\:Suelua uurygrdrp sruBl{ Iuls I(I 'ueefta1ad uunleua1 usp rsusrue8ro lnltuefuau

Suef uuluosrad epEes ue{Brsclqlp - se/heEuad e1eda1 nBlE Buucue:ad ueurdurd qu^ruq rpuB)lBuB$lBIIp - ueun8uequrad leder BpEd 'uuun8uequrad leder ue{Brueurp rur uuEurpurued'Suoroqurad uep ls{aJlp ursluB Jnlural eJeces ueEurpuruad uu:1n1ullp uB)tB .nlueual ueetraladuwue$lBlad lees eped 'e{usualu{ qeto 'uEBuBs{B1ad uulep rp rlepue{ Eue8auaur Brues-BtuBsreq eueqelad uep l$lerlp BinqBq luqrlral sslu Ip uerurn IrBC 'ueulralad uuqerafuadnDlB^r ue1uda1a1 {nlun qe,nef SunSsueuaq u8nf 'lnqtull 8uu,( uuleosrad uulesalaluatu{nlun se,ne8uad uu8uap Sutpunraq undneu ueefralad usqnrnlesel uu>lrensafueuuBp {IBq Euer( BuBJuaJ rnletuau Surdues Ip 'senl l?rrre eueslelad r:ep su8n;

'..Buss{Pled.. uulutueurp 3uu{ tuerooses qeto rlD{utrrp ulnd Supas Suo.loquadEueroas 'ueunEuuqured rsu>1ol IO 'lrlpuas Euoroqtued qelo uqmlulrp rur - e[.re1 Buecuer Lrspunsnfuad uep (e[a:l u8euat) ufre1ed erud epud lerutsur Feqtud retuqes ue{pn$[Brulp luls lp- ueunEuuquad l$)tol epud uldurpued 'uuepa:1ad uunfuurel uup sslrluml sulu uese^\utuaduB)lmfBleul sues ls:lerlp IIpIB/$au rylBPB se,i\uEuad B^\qBq ednl uutuuf 'Bpeqraq tetuBstue,( pq Bnp uulgdruau utdurueu IrEp IsBAlBEuau B,t\rIBq uolrtuqredlp nlJed .ls"plsu-r

ueEuessuad se^reEuad nstu 8te1l uedscueued semutuad $p,( uqpprua{lp rIBIq tue,( qoluoopadas sstre8ued qns nule efuEuuplq nuurlerrau tuu.( se^ruEued qalo lturdureplp setre8uadepdey 'uuuntuequad 1so1o11p su^reEuad epdal tuuroas qelo ${Btlrp ufuesvlq uuun8uuqruadI$lerlq 'ueuntuequad Is{arlp qelo snsnq:l BrBces uldruldrp

"npel IBrl ruBIBp usp'ueunEuequad uulurEal ugqrunlasal IJIpuas urdunuau BFa{ Iraqud.uuuped IBq spsd

Ia

t

6ueun0ueque4 lsslo7 eped ueue/euen

I

Page 18: Pedoman Pengerjaan beton

r10 Pedoman Pengeqaan Beton

Tambahan pekerjaan diartikan sebagai pekerjaan tambahan yang dilakukan olehpemborong di luar dari yang telah dicantumkan dalam bestek. Pekerjaan ini ditentukandalam pembicaraan dengan direksi termasuk permintaan biaya tambahan. Seperti juga padapekerjaan tambahan dapat pula bagian pekerjaan yang telah tercantum di dalam bestekdihapuskan. Dalam hal ini juga harus dilakukan pembicaraan dengan direksi untukmenetapkan pefiitungan biayanya. Ini disebut pengurangan pekedaan. Buku harian danlaporan mingguan ditandatangani oleh konsultan perencana, pengawas dan pemborong.I-aporan yang teJah ditandatangani dikirim ke pengelola proy.k, Lonsultan [rrn"rnu*,pemborong dan kemungkinan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan peterjaan.

ffi ' ELF$"9'sKe]\Yfl.""Affi/&.&] :A #;g]Rii F,ffiE{e$H s,trsi{{:t-{.}r,i,t+Jts.

Sebelum persiapan nyata untuk pelaksanaan dimulai, ukuran dan perbedaan ketinggiandari lokasi bangunan sudah harus diketahui. Apabila keterangan tenrang hal ini tak dikeLhui,maka situasi yang ada dari lokasi harus diukur. Untuk itr akan dilakukan oleh ahli ukurtanah dengan bantuan alat waterpas, alat ukur sudut dan pita ukur. Lokasi bangunan yangpasti dapat diukur berdasarkan batas-batas yang jelas sepertijalan, saluran uir, utuu teteranganyang diminta dari kadaster (instansi pemerintah). Apabila hal itu telah diketahui, makaukuran lokasi bangunan dapat dinyatakan dan sekeliling lokasi dipatok dengan tonggak-tonggak "bench mark". Tonggak-tonggak ini berupa patok bertanda yang ujungnya JiUrriwarna dan dimasukkan sampai tersisa beberapa cm di atas permrkuun tanah. Akhirnyapengukur tanah membuat gambar dari jarak-jarak ke titik tetap, iempat dari tonggak-tonggakdan ukuran-ukuran lain yang relevan. Di samping penentuan tempat, penting.lrga menent [-ketinggian dari lokasi yang disebut tanda tinggi. Pengukur tanah melu[rm pengukurandengan waterpas untuk mendapatkan titik-titik sebagai tanda dari lokasi bangunan mendatang.Sering pula oleh instansi pemerintah dituntut suatu tanda ukur tertentu. Ketinggian lantaidasar dapat ditentukan dengan perbedaan ketinggiannya dari as jalan ltengatr-tengah). Jikadi sekitar tak terdapat tinggi ukur yang tetap, maka dapat diletakkan sebuahlanda k-etinggianpada lokasi bangun an (Gambar l.l). Apabila seluruh ukuran dari lokasi diketahui, dibuattatr

: i:::.1.."i-.,1

..,-.1,'r.\::-)

I

Gasnnar tr.!. Tanda ketinggian. ilambapr . .? Konus Sonder.

Page 19: Pedoman Pengerjaan beton

'(snuo{ uqBqr.uEq tsBrlslSaJ) Japuos ruBJSBlq g"E r.sqlEiBe;B

&mdrret

&rq1 6untn

fi

JBSB)I .llsBd

Bss)l ,qnc pdurBcsnleq lsrd uuqdrl

pquq Ounduel

yEurBo

nqB-ngBpquq Oundtucl

ylqurB9

6undurl

Jlsed uBqqurEued

00'gz +

0€'92 *ol'rz *

(n'8! +

06'zl +

99'Zl +

0g'9 +

08'8 +

oz'8 +

xBE'

e,eoo7.D=T'63cxoD:,B)oo. oo3trxtrD3

aE

000 002 001

.,-lqf tuqrp souol rrqoqurBl{

NVN.UJ OZ'Ot qeuel utulnr.ure6

ue8uetala) 'q?puarel rIB s{ntu 63ull uup lerurs{Bru rle B{nu r33up slnd rnqu1alrp srueq sTeru'uIISnut spud SunluuS-raq quuel JtB Blnut uueJEI qalg 'lsepuod uelsrs ueqrlrtuad ue8uapuslplreq lul uep qBuBl rIB u{nu uett8ulla{ Jn{ntuaur Inlun uurynfuurp lBBuBs uBBpBaIsderaqeq UIBIuO 'uoleq Suucued tuult nBlE uuJnuns 'nfu>I tuucued Euelt IsBpuod :Bfulesrut'lsupuod tuelsls qllruteu uup tlsusl tunlnp elep uulnlueueu ledep tltp tueJoes rul stspuEnluBq ueEuaq '(g'7 nqupg) ropuos IBIB BpBd lelecrp snuo{ ueleqtuBq uep r{Buul ruBIBpeI wla{p Q'l rDquDg) snuol Inluaqreq rDIn Bdrd rur epolau BpBd 'rapuos ruurEurpuuEuep nIIBF urcl EuBI uullllauad epole1a1 'Bsrluuerp uerpntuel ledeprp Eue[ qeuel 'qBustJoq uBnluBq uB8uep MtuBIp sruBq LIBuBI L{oluoJ rur {nlun'qewl uBqrlaued uqn{Blrp snrBqB:IBIu BlPesrel {Epll uBBuBJele{ BIIS 'uBtuulu8ued uep wllrleued uu{rpseproq uu8ueraudusllregtuaur ludup tlelulJauld Isuslsur pl IBrl ruele(I'ruperuatu u(u8unlnp sfup Eue{ uBSrdsI

XAelJal BuBtu IP nele 'quuu1 tunlnp ulup ruseq BdBraqes uB)lrprlefuad u€)ln)pletu srurqu,(uulnlaqes s^\quq uBsnrBIIeI nlens qulupe rusag ?lBIs ru?lup uBuntuuqtuad 1n1u61

IiltNVT T{tiTTIAGNgd 'L

'usBuB$lB1ad uupp BurcUed uBlBltal nlBns ug)lBdruatruuJmlneued uep uuEuqeutad 'Ju:lEuoqlp sruuq BuBI wunErcq nu1u uunfuq-nleq luadsuBtuBIBtI q?Fun[es nu1e Uqecrp sruuq uuqnqunl-qngunl pq Bdaraqeq urBIB(I .lselrg^raq

tetuus lur urFetuad 'ueuntueqruad ue:lmlErp pdep lnqe$al Isu>lol uped utEug ueptlurapcuueftoEuad wp un[Bpull uuuuus)tgld pEuqas ue>lltrelp Isu:Iol uetueluulad 'ls?)lol uetuqsuEd

t

1

le

U

rl

]1ueunduequa4 pap7 eped ueue/euq1

Page 20: Pedoman Pengerjaan beton

12 Pedoman Pengeqaan Eeton

ini dibutuhkan untuk mengatur tiang pancang kayu senantiasa berada di bawatr permukaanair agar pelapukan kayu dapat dihindari.

Dalam hal gudang bawah tanah penting pula untuk memperhitungkan kemungkinanadanya tekanan ke atas disebabkan air tanah. Untuk menentukan tinggi muka air dapatdengan menggali lubang dan membiarkannya beberapa saat, dan didapatlah muka air. Halyang sama dapat diperoleh dengan menggunakan pipa ukur yang dimasukkan ke dalamtanah. Setelah itu dengan bantuan sebuah perangkai dan pengukur muka air dapat diukur.Untuk menentukan muka air tertinggi dan terendah tentu saja harus diperhitungkan pengamhdari musim.

8. Efl{JtsUHGA}S PEH&.&ffi EffiS"trtsiHSE PE&E&EA-EF{T',4}H

Pada bab terdahulu diperbincangkan secara teratur soal fteda sama) dengan pemerintah.Pembangunan adalah suatu proses yang tergantung pada lokasi dan sedikit banyak mengikut-sertakan instansi pemerintah. Dalam hal bagaimanapun penting juga untuk mendapatkanpenjetasan tentang prosedur yang harus diikuti dan untuk mendapatkan izin bangunan.Hendaknya diperhitungkan bahwa bangunan dalam skala besar paling sedikit akan dinilaioleh instansi pemerintah dalam beberapa hal yakni:

penampakan (arsitektur),persyaratan tata kerja (ukuran, garis arah, tinggi, volume dan peruntukan),keamanan (perhitungan struktur),keawetan (mutu bahan),kegunaan (ukuran dari nrangan, lendutan),penghematan energi.

Sebelum pelaksanaan konstruksi beton dimulai harus diketahui lebih dahulu apakahgambar-gambar dan perhitungan dari pekerjaan beton telah disetujui oleh direksi dan instansipemerintah. Juga sebelumnya harus dibuat perjanjian mengenai pengujian terhadap tulangandan penjagaan kualitas dari beton mortal. Sebelum pengecoran, pengawas setempat seringakan melakukan pengujian terhadap tulangan-tulangan. Bila dalarn hal ini tidak dibuatperjanjian yang jelas, maka tak terelakkan kesalahan pengertian yang membawa ketidak-harmonisan dan kelambatan. Di samping penjelasan itu juga penting pada masa persiapanuntuk mengetahui keinginan dan harapan dari instansi yang mengelola air, gas, dan listrik.Untuk kemungkinan pelayanan sementara selama periode pembangunan berlaku peraturankhusus.

9. PER.SE"qPA}T PMffiB#ffi.SFgG

Pemborong yang akhirnya bertanggung jawab akan pelaksanaan, sebelumnya harusmengatur organisasi secara baik. Ini berlaku terutama pada pembangunan berskala besar.Mencari penyelesaian atas persoalan yang timbul pada saat pelaksanaan senantiasa akanmengakibatkan kelambanan, ketidakharmonisan, dan juga rendahnya kualitas dan diperlukantambahan biaya yang tidak sedikit. Ada sejumlah tindakan organisasi yang berlaku umumyang dibutuhkan agar pelaksanaan berjalan dengan baik. Harus diingat bahwa kerjasamayang baik antara semua pihak tidaklah datang begitu saja. Untuk memberikan gambaranakan hal yang perlu diperhitungkan di dalam masa persiapan, perlu diikuti beberapa butirdi bawah ini:

Personel dan permasalahan umumPada bagian personalia dicari pelaksanaan yang tepat, pimpinan proyek dan pimpinan

perusahaan, personel dan sub pemborong. Di samping itu, sudah merupakan keharusan

Page 21: Pedoman Pengerjaan beton

'..uBdB{ ugp BdB wauep 'Buutu rp ,udurs ,lufueq ede:aq ,euerure8eq

'BdV.. :EuBl|ropes Suuf letutle{ ue8uep lruq 3ue,( uuuruor nlgns rn1e3ua61 .r1i1rr Bulruadtuapotu uuuqusruad rFnqas eped 1ru1el BuBJueJ rnquloSuau rnlun rdelat ,urpues:e1 uerufe1aJnlBns uB{qnlnqueu lul BUaJEI qolo 'ualetu rJEp qnuf n1e1:al Iupll :e8e uuecual lruls: -{!tDlel Bnuas lluElepueu {nlun 'euBJuar qulupB uuu[:a>1ad uersesrue8ro8uad ue:eqturFuB{uaquau 8ue,( uup ueuuuslelad uup ueders:ad luus epud lreq 8ue,( nlueq lBIe qgnqas

qi.hI?3BJffiF.Y '+r

'{oJoJ EueF leuos:ad uuurxnued >1n1un ueu.(erquad ue8uapturpuuqrp r33ur1 qlqal uodsuerl e,(erq uep uBuelelad nl{B/r\ qeludu ue>lSuuquluadp sruf,qIul IEt{ tll?luq 'lJlpuasJel uJBJas Jnlerp lruosrad rseuodsueJl uep ueruDlnuuad .resaq luflues?lDlsreq 8ue{ ueunEuuquad epu4 'Suo.roqtuad qns ue8uep ue8unqnq uup ufte1 BuBJuar'uBqBq qBltun['utsatu4tuleprad derlas uup uelur8ullp 3uu,( ueruses 'ueun8uuquad aseg derlxuped lodulola:1 u,(uresaq unsnstp ufurq>Jy 'uelelerad uep lruosred ueerpesrale{ ue3uapuBIIBnsesIp sruBq npad BIIfl 'lorluollp uup tBrlllp sruBq lsuelsut ru8eq.raq ue8uap uerfue&ad'u[:el BuEcueU 'ue>lIBqBIp qeloq lul ueJenla8uad usp uelnseuad -rn1ef euas u,(uJelqes uE'[iuuun8uequad rse1o1 uedep ssetu uE{B resepuoru 8ue{ rsladsur nlens 'ueun8uequad uudurs-radue8uap u,(uuu8unqnr{ BpB 8ue,( ryqld Bnues r8unqnq8uau srusq Br nt! qglalas .ueef.ralaJ

uep uer8eq uBqunlasa{ uBIB Jesupuetu 8ue,( rpnls ue8uap rulnruau srueq Eues{eledUBBUB$lB1ad 1n1un uudels:a4

'Euoroquad qns ue8uap uerfuufJad lBnqtuatu ugp uBlBlBJad uee^tafuaduBp usllequd 'Uodsuurl 'n1ueq ueqeq 'Euu:eq-Suureq rnlu8ueur uerlaqurod uurfleg

uBrlaqrued

'u,{utunlaqas uerfueFad tenQlp n1:ad rpef .uesruBqal nlEnsrpefuetu Suoroquad-qns IrBp ugnlugq B^rqeq JBSeq uuurl8unue) .ntle,n uuqeuau BueiuBqBqlusl uuef.ra8uad ueurlSunual uup uerlera,(uad nlle,rl ue8uap e8nf ue13un1rq:adpsruBq luls IO 'uEllaquad uer8uq upud ue>lsuellp uep Suereq uenlradel uBIe JsUBp lpnqlpIelsaq uBp JBqureB ueryesepJag 'efuue>lureJrqueu uup e&a1 reque8 uu>pnfuulau Innndnlnc Eue[ ue8uenr eps srueH 'rs{arp qalo - epa{ Buecuer uelep uBltunluBcrp ufupsnu- 1nfnlasrp qgpns sruBq requruS-requet uep ue8unllqrad uedel ug{nluelrp sruBH

rnllnrls aPolalt

'JBseq eo:1 qu8ual-quEual Ip BpBJaq EueF rulsnl nele uBUDInuad Fup qnef 8ue[ ueuntuuqrsu>lol UBIB luls Ip unuplld 'lul prl rnle8uau Inlun e,(utunlaqes Euenl qlqal Euer ru{e.!Ireqlp nped uEBurqas 'ue1t1nsa1 uaqulau uu>p uodsuerl BuerBI qelo 'rueq 8ue,( ueun8urqIs?{ol a{ uelBIBJad uelqepunueur {nlun Uodsuuq euuJuer unsnsrp uBrpnruey .e,,(uueuun8al

p11el1p uep lsesuulue^ullp srusq usT{nlnqrp 8uu{ uelelerad 'efes e/rra[uau nglg lleqtuxxuuEuap 'uuquqruq nped nElB Blpesral dnlnc qupns efuenuas qopde iueefueuad BpB usAlu,(unluaa 'unsnslp uernleEuad {nlun uelnlradrp EuuI uuquq uup'rslJup e,(ulnfuelag

'ue{Brpasrp uu>le ufuereEuqes wp uerpquBunquluad pdural '11uosrad ledtuq 'ls{erlp u1oE8ue Inlun tudruaa 'tunq1p uuunlueqruadIsB)lol uelnleEuad unleqas BuBJuaJ uuEuap rcnses :p[un1ed uu>llrequreru EuB$[BIad

uu:lnqlsq uutuapuu leus$lu1rp tuef

8t

uqep.rad uup uuun8ueq lsellot ue.lnletuql

'ue:lrsnsesp nped BIrq uep urul uue[a1ad @uetunqnq tuBIBp lerll1p sruerl upe tue,( IeuosJed ..)q^ISV. :efqeslu

ueefra1ad pgls uetuap renses rsuurnsuu luqld rtunqnqEuau {ru@

u

u

l;3u1

IS

qr

IB

'uut-lr'rI

qn

'Jn

utt

IEIlu(uBl

ueun6ueque4 lsato7 eped uau&.ql

Page 22: Pedoman Pengerjaan beton

14

ApaBagaimana

Berapa banyak

Siapa

Di mana

Dengan apa

Pedoman Pengeq'aan Beton

Kapan

Dapat ditemukan di dalam bestek dan gambar bestek

Analisa proses yang memberikan petunjuk akanjenis pengerlaanl

tiniakan yang harus dilakukan.Contoh: penyetelan bekisting lantai penganvaman/pengikatan

tulangan lantai,pengecoran beton,pengerasan beton,pembongkaran bekisting.

Dapat ditemukan di dalam bestek dan gambar bestek, dapat disusun

sesuai dengan jumlah satuan.

Memberikan jawaban atas pertanyaan berapa tenaga kerja dan

bagian disiplin yang mana (pekerja kayu, pemasang batu,penganyaman/pengikat) melakukan bermacam pekerjaan. Inimemerlukan rencana personil.Memberitahu jawaban apakah suatu pekerjaan dilakukan setempat

atau di tempat lain.Alat bantu yang digunakan harus ditentukan menurut rencanaperalatan.

Untuk pengerjaan beton pada umumnya terdiri:

- jumlah bekisting (ukuran, jenis dan tipe),alat transport (trirk, keran).

Dalam rencana waktu harus sampai pada penjelasan apa, di mana

dan kapan harus dikerjakan.Ini dibedakan atas:

Rencana primer : l). Rencana waktu primer,(rencana kasar 2). Anggaran kerja.pelaksanaan).Rencana sekunder: l). Rencana bahan,(detail pelaksa- 2). Rencana personil,naan) 3). Rencana bahan,

4). Rencana gambar,

5). Rencana tanggung pembayaran,

6). Rencana pematangan lokasi bangunan,7). Rencana pelaksanaan dan sebagainya.

Dalam perjalanan waktu berbagai teknik rencana telah dikembangkan. Dalampembangunan telah banyak digunakan sistem yang didasarkan atas diagram balok dan

diagram blok. Dengan diagram ini kemajuan dapat dijaga dan dapat diuji antara perkiraan

kemajuan yang telah dibuat dengan kemajuan pada kenyataannya. Di sini sering rnelihatpadalalur kritis 'kritike pat.lilur kritic dipandang sebagai bagian pekerjaan-pekerjaan

yang bila terjadi keterlambatan akan mempengaruhi kemajuan dari seluruh pembangunan.

Dengan memakai rencana waktu itu terutama pada jalur kritis merupakan yang sangat

penting. Metode yang berdasarkan pada jalur kritis ini disebut 'Critical Path Methode(CPIO'. Untuk teknik perencanaan ini semakin banyak tersedia program.komputer, sehingga

dengan bantuan komputer rencana dapat disusun.

;i ,.. i.;.!,r-ii;ftq i;;iJii L;fi.

Dengan rencana balok (Gambar 1.4) dapat dilihat secara lebih jelas kebutuhan waktudan hubungan antara berbagai pekerjaan. Pada arah mendatar tercantum rencana waktu,bervariasi dari jam sampai bulan. Pada arah vertikal tercantum berbagai macam bagianpekerjaan. Dengan bantuan panah terlihat hubungan antara bagian pekerjaan.

Page 23: Pedoman Pengerjaan beton

'{otq IrBrSBIq g.i,iJer:g'618'13l]

i?,r T"c- i r* jF,.-. *!

t.c/r l% lO i;'- "' (

robirebeqi0rrurtu 6uelunuad

, uelenQul?J:

l_!*T":*I!,'i_:: j ":: o

, gsepuod ue

6uulnl ue0un>10ua1

-ad ue6uoloua6

i;r;ri*i'o*i-r -l\ ;is-t--v;- i-.r -t

ilt

, lsepu6d6upi!1aq i

itzii*I--o l*e --

i--, --: ----;. -..- 'z/rt'z/t: 0,1.

, rEsep lBluE-I B

i ldat ue6ue;n1

HZuesela6ua6 uerel6uoqrua6 i

f E Fi=e Er a lji,Trj D lffi 3El-a6ffi d

uElas

rllplBral lBseles = JuBJBBEuols{ = e

JltppJel IB/rlB - p

nlnqepral rBseles - J

e[ra{ uuq tuBIEp nl{B/}r - q

nlnqepJal IBlr{B = B

rti rl :*

c;ota:uBBfte8uad

I!p:

iBt"

'u?q Bnp uDlqnlnqureu uBsBJe8uad 's'I JcquBD r{otuGr rfB!Ipadas nluaual uesquq ue>llraqlp qeued EpBd uep 'ueefra8uad uErBBq nlens urlr-:=unInlun uB)r{nlnqrp 8ue,( nDlB^r Ereuel {olq dBrlas BPBd '{olq UBP r,lBuPd uBruwq druqpeg1p 1uls Ip (,spou, eEn[tnqasrp nqe 5tolq) ueuf.raEued uslteq urelus uqrsil.rarl;:t

qolg qrB-d:ftii ?iln:

1ur6eqes1 )topq urur8ul6 S'"{ .aaql,'rs6;3

BlEq ue6ueser.r,.ras

Tl mT:i?,,'7/7,8lISEPu:'E

Ouelt updmuerad

tlBuBl uEd.ffid

UEOnE*}l

lB(

!ul'nlrrBl

usl

tqnarw

9lueun6uequa4 lsap7 @ tnffi,uoft

Page 24: Pedoman Pengerjaan beton

16 Pedoman Pengerjaan Beton

I 1. ruff{TISAR, PERATURA.I{T-PtrRATUR.Aru PEIIEERINTAI{YANG BDRII\KU

ll.l. Keputusan Presiden (Keppres) No, 29 tahun 1984Keputusan ini merupakan penyempurnaan dari keputusan-keputusan presiden

sebelumnya, yaitu Keppres l4A tahun 1980 dan Kepres 18 tahun 1981Keputusan ini mempakan peraturan yang paling penting karena berkenaan dengan

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keppres 29 ini berisiantara lain tentang :

Pedoman pokok penerimaan, pengeluaran, penatausahaan anggaranPedoman pelaksanaan Anggaran Belanja Rutin, Anggaran Belanja Pembangunan,serta Anggaran dalam lingkungan Departemen Pertahanan dan Keamanan.

Keppres 29 juga memuat penjelasan dan 3 buah lampiran.Lampiran I berisikan ketentuan-ketentuan tentang Pelelangan, pengadaan, dan

penunjukan langsung.Lampiran II berisikan ketentuan-ketentuan tentang .......

Berkaitan dengan Keppres No. 29 adalah Keppres No. 30 tahun 1984. Keppres inimenyangkut tentang Tim Pengendali Pengadaan Barang/?eralacan Pemerintah di Departemen/Lembaga. Berkaitan dengan Keppres tersebut adalah :

Keppres No. l0 tahun 1980,Keppres No. 42 tahun 1982,Keppres No. I tahun 1981,

Keppres No. 7 tahun 1982, danKeppres No. l7 tahun 1983, yang berkaitan dengan pembentukan, penambahan,perubahan dan penyempurnaan keanggotaan team pengendali tersebut.

11.2. Keputusan Menteri/Sekretaris Negara selaku Ketua Team Pengendali PengadaanBaranglPeralatan Pemerintah No. 9I2FPP BPP/UV1984 tentang Pedoman Prakwatifikasi.

Keputusan ini memuat antara lain tentang tata cara pelaksanaan prakwalifikasi masing-masing untuk pekerjaan pemborongan, pekerjaan konsultansi serta pekerjaan pengadaanbarang dan jasa lain. Termasuk dalam lampiran adalah antara lain petunjuk penggunaanDRM dan Pedoman Penentuan Sisa Kemampuan Nyata untuk Tekanan Pemborong.

ll3. Keputusan DirekturJenderal Cipta-Karya No.O30/KPTS/Cry 1985 tanggal30 Maret1985 tentang Pedoman Operasional Pelaksanaan DIP Proyek Gedung Pemerintah danPenrmahan Dinas.

Keputusan ini adalah sebagai lampiran dari Surat Edaran Bersama Bappenas danDepartemen Keuangan tanggal 29 Maret 1985 perihal Pedoman dan StandarisasiPembangunan perumahan Dinas dan Gedung Pemerintah.Ada 3 buah lampiran pada keputusan ini.

Lampiran A adalah Pedoman Penyelenggaraan Proyek, .....Perlu diketahui bahwa Pedoman-Pedoman di atas ditetapkan secara periodik tiap tahun.

11.4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara penertiban AparaturNegara No. l55a/XMK.01U1983 dan 02[\{ENPAN/I983 tentang Petunjuk MengenaiPengadaan dan Biaya Pekerjaan Konsultansi Konsultan Indonesia, tertanggal24 Februari1983.

Bersama dengan keputusan di atas, ada lagi Surat Edaran bersama Menteri Keuangandan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara No. SE-l8a/MK/1983 dan No. OZtSEtMENPAN/1983 tertanggal 24 Februari 1983, mengenai Perincian tentang Beban BiayaPersonil (Billing Rate) dan biaya langsung yang dapat diganti (Direct Reimbursable Cost),keputusan dan surat edaran di atas kemudian dicabut dan diperbarui dengan Keputusan

Page 25: Pedoman Pengerjaan beton

'!

u

'€g6I Brseuopul ufeg ueuntuuq uuBuecuaJad u?JnlBJed'186I unqul tunpeg {nlun Blseuopul udurag uBqBI uueuBcuared usrrusrad

'0L61 unqq (tfla) Brseuopul uulsnhl uurnlurad:e,(ulesrur Brseuopul lseslluurtof{

uese.(ua qelo uBlllqrellp qelel 8ue,( urel BrBfue nlge.( ueuse.f,olared/srulal !8es upedalqBJBral8ue.( e.(uuJq qBlupauad uu.rnlu.tad-uern;anad upu rIlsBHI r1e,(ord uBBuB$lB1ad uepd;lanlqqurpr slu{q pes uped uurluu:lauau 1e.(ueq qlqal sBlB !p uannlu.red-uernlgred .4.II

OfldV uup Ngdy 1a,(o.rd UEBUB$IE1ad :1n[unpdtuelual qr.raepfisugdo.rd 1e13ug11p uuuroped-ueuropad ..n.d uaruapudeq .r.&ru{qd!Juafrgq uuun8urq qBtr lB.roplarlo qelo lgnq;p 3uu.( sgul0 ugqgrurued ugp qquuauedtunpeg ueuntuequed uee.IeE8uale.(ua4 {nlun rrlnuroJ-rllnurol g}rades a,(uulqluuo.tsanado uBJnlBrad-uelnle.rod upr qlsBnr tsulr !p uBJnlBrad-uelnlu.red qqas .9.II

'tlsll'o11 u.re8eN uersqruerl uuquqruq uep .If6Ilent gz ptSuq EpuBleg BlpulH qBtuFeuod uesnlnde;1 tBrns uutuap uqqBEp turr'0l..) ueryeinitrequado ue,r tuguraue [!q tupreoalg6l ep JooA uepruauoo1 eueure3ly .g11

'Blsauopq usllnsuo) IsuqFsuox uuuttadryu,(e1g puetuaur 1nfunla4 tueluq Sg1lttfiErynlgg .da) .oN-seuadug ,ni.Xrrarrtt

t\IU

tIr

Is!TIB

L}ueun6ueEaa4 lssto7 eped uaualh-q1uoli

Page 26: Pedoman Pengerjaan beton

Jenis-ienisOrganisasidam. Persie.X)&mtreke-ff$&&It

3". grEFgB&Egq"IE"EJArq

Setelah mengumpulkan dan mengolah semua keterangan pada fase persiaPan, rencana

untuk pengaturan lokasi bangunan ditutun dengan gambaran yang ada' Jelas, untuk suatu

pemUungunaan dalam skala kecil pengaturannya tidak begitu rumit. Walaupun demikian,

hal tersebut tidak boleh diabaikan karena suatu pemikiran yang masak untuk penempatan

atau penyimpanan bahan-bahan bangunan dan penyusunan tempat pembuatan yang pintar

akan membawa keuntungan.pertama-tama karena tindakan dan transpor yang tak perlu di lokasi bangunan dapat

dihindarkan.Kedua, ketidakharmonisan antara berbagai pihak akan berkurang'

pada pembangunan berskala lebih besar, lokasi bangunan dibagi secara efisien dan

seperlunyu. S.Uugui alat bantu dapat digunakan rencana pembangunan yang telah dibuat,

di sini terlihat bagian-bagian pengerjaan - tempat dan kapan dikerjakan - dalam proses

pembangunan itu. Sesuai dengan itu dapat ditentukan letak dari molen beton dan pompa

beton, keran pengerek, jalur keian, beberapa tempat penentuan bahan bangunan dan berbagai

bangsal berantai. Dalam hal ini; sebagai contoh dipertimbangkan, apakah pengerjaan beton

akan dilakukan sendiri atau didatangkan dari pusat mortal beton. Dalam hal yang pertama

tempat dari molen beton, penimbunan pasir, kerikil dan gudang penimbunan semen harus

berada di sekitar rencana pelokasian. Tentu saja jalur pemasukan dari beton spesi ke tempat

pengerjaan tidak boleh teilalu jauh. Kebanyakan tempat itu harus berada dalam jangkauan

L.r*. Apabila beton diproduksi di pusat mortal beton, maka harus cukup disediakan jalanan

di lokasi pembangunan agar truk yang berat dapat mengantarkan muatannya. Harus diingat

bahwa puOu penfecoran dalam skala besar harus dikerjakan siang dan malam, jadi jalan

masuk dan jalan keluar pada lokasi bangunan harus tanpa hambatan'

pada p.lokrrnoan konstruksi beton harus selalu memperhitungkan tempat penyiapan

baja beron dan lokasi di mana pengerjaan baja beton dapat dilakukan (pelengkungan dan

pemotongan). Sudah disebutkan terdahulu, bahwa tempat dari gudang penyimPanan harus

iipikirkun secara baik. Ini berlaku juga untuk: tempat direksi, staf lokal dan staf pribadi-

penting pula bahwa tempat untuk pemondokan itu jangan menyebabkan halangan pada

pelaksanaan. Sebagai contoh gangguan yaitu; bila pemondokan terletak di atas tempat yang

perlu dilakukan pengerjaan tanah untuk sambungan telepon, listrik, air dan gas.

*. Fffi: ;:r{,e ftr_Et"ll1iii Lr$,ff#.tf,iH B,Ailtit*tJItS},.S,{

Dengan berbagai macam alasan, diinginkan untuk lebih dulu memagari lokasi bangunan.

pada urnumnya pemagaran itu bertujuan untuk mencegah kunjungan yang tak dikehendaki

dan mencegah pencurian dan perusakan bahan bangunan yang mahal.

Page 27: Pedoman Pengerjaan beton

lBIs ustlBpurdrad leqplu ue{reputqlp ludap rnlu u,(uqn1uru :e8u uuun8uuq rnruns uuqnrnlasalrluESuaru Suuas'3ue1l uedecuuuad lr,l tuBlBC 'ruru 000t g 00g lelol uu{u1e1ad:uqel ueqequrEl

Ipuf - tsts detles uped tutu 00S redtuus 00t lrup ue>letalad reqal ueqeqruul tedup:ar -u!a1 3ueru ueququgl uu8uep uulSunlrq.radrp snruq ruulup qlqel SueX uu1u1a1ad {nlun

rsupuod ue4e1a1ed Jeqal uuSuap curus uurlu8r1e33uau uu8uap uB{nIBIrp uuuqrapas SueX

'ruru 002 g 00t ququcl'Fruqal 'tuulup lupll 8ue,( uerleSSuad upe4 'rn1e

,lDDts do. ue4uialed rsepuod qenqas Inlun

ItvidiltlNv& $i3r*qIl$ J.d'Ui{"A&;''"Jr*ihiI[<i E

'lerlopoel ue8uap Iorluolp nvtv ,poo7alqrs.Sunlue8req nled uunlueq uu8uap dutat 8ue,( 3ue1rs Bpuul uultudureueur ue8uap qu8acrp tedepe,(u8uunu lstsod r8Euruau 8ue,{ uuefralad epe4 'uru1 3ue,{ uuun8uuq te{8urt eI E^reqral {Ep!ntes Suef ueun8uuq 1e13u1t eped uutlrlat{upllel 'dulal 8ue,( rsua:eJal {Jtll rg{curau uu8uaq'ue1de1alrp lllll ude:aqaq uep r88url uurn{n 'qeue1 B{nu a1 1efue-raq qepns ueun8ueqBIIIeX 'rsupuod uep (tuauraseq) reple{-Ieluel r33ur1 uern{n ue{nluaueu {nlun ueleun8rpledep sedre1e16 'e8nf {nsuuuet ,uatplafioo{. lnqasrp 8ue[ ueun8ueq r38ugt 'e(ureqquup Euufued uuldelaueu IIBncaX 'rn{n-Buscuar IrBp ue>lqepurdlp tedep Surpurp Bnuras Lru?

ledtual ueun8ueq e18uur Bped 'uBrn{n reSeqas (>1esed) 1e1rd ueltedtuatlp e,(uren1 uer8eqrp 8ue{ uuded u>13uer IrBp lrlprat 3ue{ uuun8uuq e18uer ueluunSSuaur uueftalad 1e,(ueg't33uu uBJnIn uu{nluauau Inlun uuluun8rp tedep sefualum 8ue1es nlr Surdures !p 'sgEtuup uern{n qalo:ad1p tudep (rn1n 1up 1e13uol) suolef uup Jn{n elrd uenlueq ue8uaq

'Buer.IJepas tue,( nlueq IBIB-IEIe teler.raraue8uap ueldaatJp tedup 1u.ref uep uern{n 'Bnruas ueun8ueq rsB{ol ruBIBp rq 'Suutep w1:Eue{ ueun8ueq {Elel uuldelauau {nlun dnlnc r{uplepll S'I epolau lunuetu uenluauad

ii ir: i. i'.i..-. j,i,'..;;.,.:. .,.',;';'t=,,:i.;"liiiti;:;rj,{ .iift,i,..,._r-'.,uI''

'SurtuaJ i':r.""uetuale qBIepB 'ueqrunlasa{ uBJn{n ue8uap rensas, sruBrl uur8eq uurn>ln8uad-ue:nlnitalueqeltunfued depeqrel IoJluoI rule{'qn:n1a,(uau lorluo{ ue{n{Blatu JnlsJal BrEOes uep nmdSuer( e[a{ epolau mlelraq luqld snuas Inlun 'uu>laca8uad uelnleleru stueq se.retoad

Iuls Ip B{Bru 'ruseq Eue{ JIluEeu l?rl ue{leqr>leEuaur ludep uurnln8uad ueqelesatr qSunuad lu8ues lul ptl Buare{ qel6'snsnql uuuqulad nBlB ?uuslelad Suuroas e[:a1 uenllan{uolqrunqureru {ol{Brd tsenlts al requeS-ruqtuu8 upud upe Eue[ uern{n FBp uerlutua0auq4't33u1t uurn{n uep JnIn suu8 uetuap du13ua1 dn>1nc Buas uanlasuo{ snreq !u!s rp

requeS-requ?D ':eqtueS-reqrue8 epud ledup:e1 3ue,( EuBJuaJ uep ueJn{n uudelauad 1n:ndnlnc Suef uurluqrad uaquau sruBr.l euecua:od uetlnsuo{ orlq Ip uueuecuarad asu; ursp6'rnl{ruls eFaI ruqute8 uBp IBInulp IIBq 8ue,( ue.rnln8uad nluns E^\qBq leqtlral luls l.6'uuun8ueqtuad euecuer lrup ledq 8uu[ uurn{n uunlueued uup uedelauad re8eqes uetrrlrrEluurnlnEued 'uurmln8ued uuBuB$[EIad qulupe Supuad Suef ueefta8ued uer8eq uep ntes

Ff.\-??rI-ffi}Xfi t.iJ'.r :

'qucuurad tuqryDufupspu ueuulef uedsteEued pq edereqeq urclep uep rsplraq ls,tru>l uuEuep ue8edJp drysruuq IuBJaq rq'urBI Euef wu:lulaca:l usp Bpueq-Bpuaq uuqn;efal lrsp Jepurqrel le.na1 ,r{lnprefsuru:uEu gqusrn sluutl tuuf ruputuatu uu{epull reuaEuaw qetupaured Isuslsq uEilqtrBBrBclqtued uu:ppelp uB)tB pq edureqeq urBIeO 'uuun8uuquad ueeuusrylad ueEunquruueqluql{B uentEuuE pep rEunpulrp nlrad 1e1ere[seru 'usgloryed uu8umlSu[ urelpp IO

Jr

utl

n

e

I

.L6lueepasla4 uedepta4 uep pesluedtg srLe-lf

Page 28: Pedoman Pengerjaan beton

Pedoman Penge74an Beton

Penyetel tiang pancang. Sebelumnya harus ditentukan berapa banyak tanah yang harusdigali dan pengaturan penimbunan dan pembuangannya.

Perhitungkan juga, bahwa sebagai akibat kegiatan penggalian, kekompakkan tanahakan berkurang, karena itu menyebabkan pertambahan volume (Car*ar2.I). Sebagai contohpada pasir l0 6 35%; lempung kurus 20 6 25% dan lempung gemuk atau tanah liat 25 630%.

{.iare:fua . 2..i Pertambahan volume tanah galian.

Sudut kemiringan dari suatu lereng (kelandaian) merupakan bagian penting daripenggalian dalam skala besar, ini terutama ditentukan oleh kelandaian atami dari jenii-jenistanah kering. Sebagai contoh kelandaian alami dari lemp ung 20-250, pasir 30-4ff (Gaitor-2.2).

Juga untuk penggalian perlu dibuat rencana.

>.;:ri%.:J7/sy7,:.-iT=-L.<7,i..9j;,Fi,rl);i,,.79V7;.7;1-1-

\,.---.1

= ./--

Bidang geser yang paling berbahaya

./---/

/ kelandaian alami

,/,/

.( -/.\ ---tt

: r], *,; *.'is t;: ? "1 Kelandaian alami.

Di sini perlu diperhitungkan hal-hal berikut:penggalian dengan tangan (tenaga manusia),penggalian dengan mesin (tenaga mesin),jalur pemasukan/pengeluaran,jalan-jalan (dengan pelat) sementara,kabel dan pipa.

jii*i,, i lij:ii|;.'T.' 1:,:i ;,::, t:. :' ::i-

I-)alam banyak hal, ingatlah pada sumur bangunan yang terletak sepanjang pinggirjalan dan pemukiman, sebuah sumur bangunan tidak dapai dibuat dengan kelandaian. Jugasumur yang dalam - berkaitan dengan keperluan ruangan - tidak mudah dibuat dengankelandaian. Bila hal seperti ini muncul maka dapat dibuat struktur dinding penahan tanah.Di sini ada beberapa jenis yang mendapar perhatian:

dinding tanggul dari kayu (Gambar 2.3),dinding tanggul dari baja (Gambar 2.3),

Page 29: Pedoman Pengerjaan beton

'rre dBpe{ rs{nrlsuol r{Eni}irsBsrlBeJrp lBdBp uoleq lequns nElE seJrp 3ue,( ufcq telad uunlueq uriurp .s.z rgquug gr;uuresala'(uad uped'Bpureq nll edtuod Jnuns Buetu Jp tudruat eped uu:ocoqe{ InQturl \r;;lluuu e33urq uEllluapos ull){tlputt Itquurp snruq IUis IC'raplal rutuuI rlu^ruq,p r,{u1r,,

]

uE{{elallp ludep udtuod rnLuns'ue1ur48unuau lcpll ucun8ur:q 8uuqn1 rEnl rp cd,l:,:rntuns ueleduauad elrg 'uulnlelrp qupnu eduod rre rrup ue8uunqued euutu ip'rs,s up.-,;ueun8ueq rntunspuBqnl rBnl tp ,nTrlntrllp {leq qlqol eduod rnruns .ueqrlrd re8eqa5 .Bundura,

llJedas rIB snqtuellP lllns Suef qeuel {nlun {ococ 3uurn1 uup rrsud padas lserrrrqeauuaa,'rtu tnlu[p qupnu 8uel( r.{Buel edrt Inlun {oJoc le8ues 1ur rpadas ueuduoued >1n1uag

'(roq eduod) :aquns ueudtuouad'B{nqJa ueedurouad

:uurleqrod ledepueu rpuf 3uu{ drsu!:d Bnp BpB ueeduror.uad 1nru1'r8e1 uuel qlqal efra1aq sruer{ uduod .su1e uuqaq e,(uupe

eduel 8ulra5 '(uuun8ueq) sutu uuqaq ledepuatu dnlnc qulal uep (nluqueu) rru dupal qEiarBuaq-Jsueq ls{rulsuo:1 redtues ls8unyaq srual sruBq eduod n1r uefluap SuHrag .JrB u'rrrqauBqBueu {nlun uBlBn{ar ru{undurau unleq rosrp ruuq Eue,t uoleg .uolag sBlllEnr trnl5oSurtuad - ueun8ueq rnruns/8ueqn1 e,(u8upal e8efuatu Inlun - ueroca3uea qeleia, undn.*eFa{ nllE/h strBles IIBq uu{n{BIIp uulorluo8uad 'uo1aq rs{rulsuo{ ueeugs{Blad epe4

'Jusaq uDluuas uee[re1ad IrBp uelequelralal uep uB{BsuaI uuurlSuntual uelqeqa,(u:r-ruB{B nlual 'tepeuratu {Bpll edtuod pep sulrsudul uueueslulad luus eped ele,(ural BIIS -{17

ledueq ledeprq - uufnq tutsnu epud - Bueru rp e,(utunlaqas ue18uulqredlp {nlun aurrugSuef IBq qsppv 'uesruBqa>1 rpefuatu ueun8uuq 8ueqn1 ueeduouad e88uiq )lguau q-*qB/huq Ip rlu Blntu ueuq8untual uuun8ueq 8ueqn1 ueuun8Sued eped Inq1tlll 3u!.ra5

'(2'7 toqwrg) nlnqup qlqal Suusudrp rur 1n33ue1 Surpurp rsIrulsuol e,iuru:unEpBd 'PusJuaJad uellnsuo{ qelo e,(uuan4n uep {nlueq uBIuuBJuaJrp sruBq nlr rnl.I|-..I,s'JelBpueuJ e(ufl uBllBuatu Inlun ,woo4adruars. uer{Buad e18uer ufunl:ad ue{nluauaur TeuiluBr{Bllp lBpueq tue,( qBuBl rESup uup uErn{n IrBp tunluetrat 1u1 1n33u4 Sulpulo

'1n53uq Surpurp lgord qoluoC Et.i.. ;,i

'ufeq pep1n33uq Surpurp luord

Jou)lsolx ,I6

sfEu

uessJE|.l

'Me{ Hsp1n33ue1 Eurpurp 1go,d

qcsaoHi:

\i -'t. !..,__ - --t''-

ddruy

.l:i,

9q(

tlE

'urlrag ln8tua Eurpurp'u[eq rslrulsuodruoleq rnl{nls

lz

fsjtlq!1

ueefies1a4 uedepta4 uep rce*uefu6t sriaLst.r.L

Page 30: Pedoman Pengerjaan beton

.Y3Eorrc='6-EFSors,E-E >\Tt-.=(!E'C-JKPot;E' i5(l=ado=a-6

(Uat.o)

iioEs.okor>c-EEclEPE39=cE(Ufc.oEoEEtrcL-- rBg6'c-o,_.E 3,OC,r4c-GSeor.:C"EccEEfl€

lt,)(,)c(0

o,c6.golEfoC(,olo,c(!

0,L

.Y:,Cf

l

EEhc,O'P.Edtr>o(UgE,EFC-(6:>JCFo=o-d

Konstruksi dinding tanggul, untuk lubang bangunan.

Page 31: Pedoman Pengerjaan beton

'raqtllns uBBdurourad g'z JBqurrc

Ln3 9l-g'1. alauierpJaquns-Jaquns

uBrnps edrd lequnAuaderPpn lalal

(uere1) lequnAuad

sruo>1 6ueqn; ueEuap t1e depa>;raplol pluel eped edurod Oueqng

rrrc 0g-g I Jalauretp uelnles edtd

'rapla{ rBluel eped edurod 8ueqn1 g'U rBqruBC

ueOuepec Bdu.e,-

\\\ _

lols\-nrnele e[eq ed;d ue6uap lB dEper

,oplal 1e1ueg eped eduod ere(r

6g

(ereluaues uelol6uaqrp)

Jre uelnJns \

"{ -/

ezueepetle4 uedeqste4 uep yseslue&g q,#1

Page 32: Pedoman Pengerjaan beton

rPe&man Pengefaan A"@ I

Ii

*/4./4h;. - *-

24

72 Pemompaan sumberDalam hal penambatran (pengurungan) pasir di atas tanah gambut yang lembek atau

lapisan lempung yang kurang padat dan dalam hal air tanah tenggek ('perched water table')

atau lapisan lempung yang padat, dibutuhkan pompa bor.

Prinsip dari pompa bor yaitu dengan bantuan sejumlah sumber (air), air tanatr dihisap

sedemikian hingga tinggi air tanatr menjadi turun sampai ketinggian yang diharapkan untuk

pelaksanaan pengerjaan. Di sekeliling lubang bangunan pipa-pipa dimasukkan ke dalam

tanah (berbagai sistem memungkinkan) yang saling dihubungkan satu sama lain dengan

saluran pipa-pipa dan kemudian dihubungkan pada satu sistem Pompa. Sistem ini cocok

untuk menurunkan air tanah sampai sekitar 4 6 5,5 m. Dalam penentuan kedalaman dari

penghisapan air harus diperhitungkan surutan air ('drawdown') pula (Gambar 2.Q.

8. PEI,AKSATYAAI\I PERBAII(AIY TA}IAH

8.1 UmumPenambahan pasir dapat digunakan untuk membuat lokasi pada ketinggian yang

diinginkan atau mendapatkan dasar bawah tanah yang cocok untuk meletakkan pondasi

peletakan (lihat Gambor 2.7).

Gambar 2.7 Penambahan (pengurungan) pasir.

Ingatlah dalam hal adanya lapisan tipis dari humus yang terletak di atas pelat pasir

dengan kedalaman 1,5 62 m. Oleh penggalian dan penambahan pasir yang cocok merupakan

cara yang sederhana untuk mendapatkan lapisan bawah tanah yang punya daya dukung.

Sebagai akibat dari pengurungan ini timbul persoalan pada air yang berada di bawah tanah.

Oleh karena itu sering digunakan drainase vertikal untuk menghindari persoalan ini. Drainage

vertikal dapat dibuat dari bahan buatan 'kunstofl atau pasir.

Penambahan pasir sebagai metode untuk perbaikan tanah adalah cocok untukpelaksanaan pembangunan berskala kecil dan sering mengakibatkan pada penghematan

biaya untuk pengerjaan tanah.

f'1., ! -taLt*'"iv" ''

:i' * woaa'" h

tr:*Sekop pemuat dan Buldoser.

Page 33: Pedoman Pengerjaan beton

'(tueI nlBS Er.uulas) rre l8ueue8rp rrsed uro.u

002 uuunqurl durles luts IC 'JIB ue8ueuesSuad qulepu rrsud uuleputuad rrup urul BrBJrgsed uesnquruad uup ue8ueuaSSua; .3-g

ucqrluq:adrp e8nf n1.rad (tnpr.:-lnpnslp e,(ulesrtu) ISuluIItp UIIpas nBtB {eprl 8uu,{ tudual-1udua1 'eXuuulupeuad {nlu:uB{lBBJuBurlp )tllBq {EIoq UBSBIUII '(tunuad) dolas urseru uup rasoplng ueeunSSuad epe4

'unlrler{Jedrp Eurluad rrsed(taryd) uusrdul ueluputued uruc B{Btu 'ueq uurpnue{rp Btucs {up!l 3ue,( r.lBuel ueun:nuaduB{rBpuIq8uau Inlun 'tutu 00S tudtues 002 uupqalal ue8uap uesrdul rad uulufralrpludep ueleun8rp Suur( l?lB uup uu>lur8urrp 3uu{ uetepede>1 ':rsed lsJrs :uep 3un1ue3:a1

'(6'7 nqtuog) lr1a3 uu4lnqtunuad'(6'7 nqurg) lasarp ursew uu8uap telad uu>11r.ruuad

'(ue>plupapp) rsolds{a ueplnqunuad'ue8uul ue8uap ue>plnqunuad

:ruadas uelulerad ru8uqraq Brpesrol luls IO .srdelas ruap srdq

BJPces UB)In>IEIIp uu8uel ue8uap.rrsed uuqeqrueua4 'dn1nc 3ue,( uuleduo>1a1 ue8uap taledInqup eSSurqas '{leq qlqal ledep ;tsed ueleputued erec B{Eru 'srdepeq BJBJos uB{n{EIprrsud ueqequeuad ulrqudy 'sn8rlulas uu{n{elrp uurSSuruad nu1e1 uuledal>leplte{ nlBnS

'uelepuurad 1e1e-1eJy 6'Z rBqr.uBC

lasalp utsaulue6uap ue>11ere61p rela6 1e1a6 re1a6 ue1>lnqunuad

'(g'7 nqwDg) - tuunuad - (runuad) dolas ulseu'(g'7 nquog\ - tuoropuad - resoplng

'(do1es 'leqorot) uutuu1 ue?uap:erec uduraqeq uetuep ue>ln>lellp 1udep rlsud uuqequuuad

u3

{n

43,

'r#'3r

us:

JISI

ISBI

tuu

IJBP

IocueB

, rusl

i rytt' dusl

i

i (.a1'

I ne&I

l

ij

lI

I tapgI

l-9Zueelat1e4 udepn4 uq pesyuedpt #*

Page 34: Pedoman Pengerjaan beton

26

Perembesan (infiltrasi) air akan membawa butir-butir pasir dan membentuk suatu i

susunan yang kompak. Apabila ada sumuran (pompa) hisap atau air dapat mercmbes dengan I

baik, boleh menimbus - menimbun - dengan pasir. Di sini alur digenangi dengan air dan :

kemudian pasir ditimbunkan sehingga air terdesak ke atas. Penggenangan dan penimbusan

dengan pasir dapat mencapai kepadatan yang lumayan. Namun demikian, baik pada

penggenangan maupun penimbusan harus diperhitungkan pelesakkannya - memadat - supayajumlah pasir yang dimasukkan lebih besar dari volume penambahan pasir.

9. PONDASI

9.1 UmumApabila bawah tanah di mana pembangunan akan dilakukan hanya terdiri dari tanah

lunak (tanpa daya dukung) seperti humus atau lempung lunak, dan pada kedalaman yang

lebih jauh (lebih dari 2 meter) baru terdapat lapisan yang berdaya dukung, maka harus

digunakan pondasi sumuran atau pondasi tiang pancang.

Susunan lapisan tanah dapat diperoleh dari penelitian tanah. Ahli mekanika tanah atau

spesialis pondasi - sesuai dengan hasil sonder, gambar bestek dan hitungan yang dibuatkonstruktor - dapat memberikan advis mengenai pondasi yang akan digunakan. Apabilabawah tanah secara jelas mempunyai daya dukung (pasir atau batuan) atau dengan bantuanperubahan tanah yang berdaya dukung, maka akan dipasang pondasi peletakan sebagai

pilihan. Biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk pembangunan berskala kecil.Kita akan membedakan macam pondasi beton dalam:

pondasi peletakan pada batu bata atau beton padat,pondasi lajur,pondasi lajur dengan rusuk yang kokoh,pondasi sumuran dengan balok beton,pondasi tiang pancang kayu dengan balok beton,pondasi tiang pancng beton dengan balok beton.

9.2 Pondasi peletakan pada batu bata atau beton padatJika lapisan bawah bata telah dibuat, dapat disusun batu dengan kekuatan yang memadai

dan diisi dengan mortal. Sebagai alternatif, pada beton padat dibuat dari campuran satu

bagian semen, tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil yang dipadatkan dalam iklim yanglembab (Gambar 2.10).

beton 300 x 45(atau 400 x 60(

Ortr)l-ldlol

ratuJ .Jiisi drmotal

"1-?lotot'1

Gambar 2.10 Pondasi peletakan.

Page 35: Pedoman Pengerjaan beton

'et.Z nqutog) rluuul rlu^\uq e1 ulereui ffi1n.,p e[u:rq1u ueqaq e83urq uutltuepas Suefuuurour quJB tuelup ten8uad {nsru ue{BueJue*ur{nlun nFad E{utu 'tsepuod e{ eluJaru ureJas ue{rnlusrp uu{E sElB ueqaq Euarcl qel.

gunEuad Xnsnr ue8uap .rn[uX tsepuod ].6

'uelnlradlp 8uu,( uu8uelnl uu{nluoltp tedup uulu .(unu

0SI<) uurynfuurp 3ue[ ueleqale{ uep (o67.9) leurrurur ue8uelnl eseluasrad resep sBlV'

^ . tE^ 8 00t .rE

zQx o*T=1,,dx--ox00t

:qBIepB Jaleu uenles :ed rnful qu8uat-qe8uat Ip lpeFat Buu,( u,rtusl{'Jaleu 1 ue8uolod nlens {nlun e,(uuu8untJq:ad ntr Surdtugs IC 'Jalatu uentes ;d suet

uBqeq reEuqas duSSuerp (g) sete uuun8uuq IrBp ueqaq'.ln[e1 rsupuod ue8unlrqrad epu4Juqel uunles Jalou:ad ueqeq - C :Buetu rp -

('3o) ue{ulzllp 8ue,( quuel uu8uu8ag=q

:lnlrreq re8eqas Sunuqrp tudup (q) -rn[u1 ue1ela1ad rcqrl

1uer1e1a1ad; rn[e1 rsBpuod II.Z rBqtuBC

len6uad InsnJ ue6uap .rnfe1 rsepuodrn[e1 qsepuod

q

r-l

'(to) ue{urzrrp tuef r.luuet uBuBIel epuduep IIce{ qlqal srusqIUI ueue{al B^tqeq DlEIreq qsuel ueuu{al Inlun 'ue8unlrq-rad ueryesepreq ue{nluallp sarcquulnlredrp Euef uu8uelnl uup'tpeftat 8ue,( ueruou 'ue4utelad JBqrI 'rnfu1 IrBp reqal qrunlesatruB)lrnlBslp pdep uB{B uuqeq eSSurqes':nfel eped qaed nqu/uep {Ba-l ue{nluequad uequuauruale Euef ue8uelnl Suesedrp sruBq nll {nlun 'qe8ual uur8uq rp ue8uap Surpueqrp 1rr1qlqal 8uu,( t{BuBl ue8ue8al uultedepueu uB{B rrSSurd uer8eq upud ue8un>18ua1ad euaru'tuuaq {Bpp lul IBq 'poel utelep 1q 'rn[u1 rsepuod Uee{nuuad sule rp BlBr r8uqral uEqaqruEeqas Suepued ulg Isepuod eped sule uuunEueq uup r$[BeU 'U f 'e nqutog) tenEuad InsruuapunEEuaur uduq rnful rsupuod quppu Buuqrapes Eurpd Euu{ Eurlnrlag uoleq lsupuod

rnfq Isupuod C(

'u{urq uuEurpuuqrad uepouad uurydn::otut 'uulEunlunEuaul turlud Eue,( Buutu uuduraua4 tlduras qlget tued JnlB uurlefitu2duup tupsgeg uuluureqEuad ueluglEunueur 1ury .unplulallp uu:lu uolaq p[u:I susu puurtEupa:1 Edrues (r1sud uurEuq 91 eped uauas uerEeq I) Uqets tue,( rlsud nete tepgd uolrquutuap Isllp rnlB uullrunlasal ullqedu Buuqrapes qlqel tuef BpB lurl uduraqaq urBIEq

'uuleosrad uelEuurepueur {BpIl IIBuau tue,( ueufraled rzte ruttuol lgryes IIqq3lI{ uuJDlntuod 'uu:1uuus1e1lp fdup rul rsupuod l:Z lnpns uutuurura{ nlzns uutua6

* f = =**lrl

)09)9'

turnlBl

IEPI

reBu

uEnl

BIIqI

lBnqnBlu

u,(edr

upeduEsn(

UBP ruutulnlsns

I tatq t

L

sruet

Suelr{BuB

)LZueepesle4 ued?Jste4 uep peslue&g Wqfr

Page 36: Pedoman Pengerjaan beton

Pedotnan Pengerjaan futqt

Variasi dari daya dukung tanah juga membuat kebutuhan untuk menerapkan penggunaanrusuk penguat. Rusuk penguat ini diberi tulangan sesuai dengan sebuah balok beton biasa.Peralihan jarak karena nrsuk penguat harus ditentukan oleh perencana (misalnya 2 6 3rneter). Di sini dimensi tulangan menurut pedoman beton bertulang dapat ditentukan olehseorang konstruktor.

Tulangan balokSengkang

Tulangan bagi

Tulangan utama

Lantai keria

Gambar 2.12 Pondasi lajur dengan rusuk penguat.

9.5 Pondasi sumuranJenis pondasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik yang pasti di mana jarak

antar dua titik terbentang sebuah balok beton (Gambar 2.13).Ide dibelakang pondasi sumuranadalah dengan membandingkan seperti pada pondasi yang diletakkan pada lapisan tanah dimana lapisan berdaya dukung tidak terlalu dalam. Pada pondasi sumuran letak lapisanberdaya dukung lebih dalam, sampai sekitar 3 6 4 meter. Dalam hal ini penggalian tidakekonomis lagi, dan pondasi sumuran menjadi alternatif yang baik. Pondasi sumuran yangdibuat dari ring beton pre pabrikasi dapat diperoleh dalam berbagai diameter. Setelah disusun,bulatan diisi dengan pasir stabil (50 kg semen pada I m3 pasir) dan/atau beton. Selain ituharus diperhitungkan pula daya dukung tanah yang menjadi lebih kecil karena telah "teraduk".Yang dimaksudkan dengan teraduk adalah akibat dari pekerjaan galian kepadatan tanahberkurang.

Bila pemadatan diberi perhatian sekali lagi maka persoalannya tidak begitu berarti.Daya dukung dari pondasi sumuran adalah:

Io x-Et4dengan:

ndz - (berat sumuran sendiri) i

o*, = tegangan tanah yang diizinkand = diameter luar dari ring (beton) sumur.

I lfu -: :3 :1-.; i-1, :.s,."gi

pasir stabil(50 kg semen)per m3 pasir)

,..,.*f

pondasi sumuran

,, $**iih" 2.lB Pondasi sumuran.

Page 37: Pedoman Pengerjaan beton

.rsBIuqed

erd rp Eue,( (Suu8aterd) ulcl Suucued 3ue1t r.lelur rurl esetu 1a11erd ruEIBp ueleun3rp1u{ueqral 3uu1 'ue8uusuuad snsnql uuleru{s:ad leua8uatu Suucuud Euult adrt durtas

'roq Suucued Suerl

'.oJql1. Suucued 3ue1t

'.sB[lV. Suecued Suep

:urelsrs 'quuu1 rr-rEIEp {nlueqp Suecuud Buerl

'uuEunqnqraq Suecued Suep

'luuorsrperl uu8uelnuad

'SueBalu:d:GI'Z toquog) urcrl uolaq Suecuud Buerl

:qoluoJ eduraqaq uplrreqrp rsurlsnlr ru8rqa5

ru8eqraq tuulep ue{Bpeqlp lur uolaq Suecued Euelt sruaf Bnpex 'ledtualas qBusl *"*O',iuapFa>1tp ?ue,( Suecued Suup ue8uap rselFqud erd Suucued Suerl Brelue ueepaqrad epy

uofaq Suecued 3ueg1 rsepuod L-6

netauad uolaq ue8uap n.l(n1 Suecued Euer; ?I.Z rBqurBC

rtolol dnlnc OueAqeuq rpsep uep sue6

qPpuaral rlE E)lnu = lvl l

t{Euel uee>;nulad

'lsepuod {oleq ue8uapuelEunqnqlp Euecued Euult u1eda4 IuI BrBJ uu8uaq 'uu>p1o>13uaq1p tedep (1ats uu8uelru)rnlnfuau Suuf ue8uelng - lu8auad uolaq IrBp unu 00S g ggg Suufuedas sele Eunfn uer8eqpueEuolouad ue>Jau>11p qeloq IUI - trnpnJuerlrp uup qecadrp Suucuud Suup epda>l qulalas

'Euecued tuep uermln Buas quuel tlurY\sq tunlnp ufup uped tunluetraq Nl 0ZI rrEp

09 BJslu? Isulrs/ueq uup [IJe{ tue{ tunlnp efep rufunduraur n[e1 Euucuud Euurl .uopq

Euecuud tuup ue>luunErp e{uuq tu 9-t eJutw uapletad uuruuppe{ {munluulBp tetues tta(uulaelad usruulupe>1 eped ueryuntlp n,(q tuucued tuup uep >ptauad .gul

lqrusuo;'Gt'Z rDEuDg q

il'Z rDqurg) uopunErp nplas 4dtuuq >ptauad uolee qenqas etEulqas 'qupuar Eurpd tw,.(rlBusl rJB B)lntu qB/hBq !p BpBraq snmq ndul Euecued tuep updal Eunfn .nfq tuB3rrdtuup ueluuntp IIca{ Bp{sreq ueunEuequad 4n1un 'uupeqrad tedepuatu tuecugd tqlsepuod B:lptu 'qeuq B{nru qg,nuq Ip ut , g € IrBp ruulBp qlqol lsepuod {slel ellqedy

n,(e1 Suucued tuegl lsepuod Js

qB

tt-)

nlltur

3ur

{BluBt

IplIIBJ

IBJ

qep

E91 'esEl' uuB[

I

I

r:6Zueepasla4 uedeyae4 uep pesyuefug Wsf

Page 38: Pedoman Pengerjaan beton

IPedotnan Pengeqlaan Beton

tII

Kfltiang pancangberhubungan

tiang pancangbeton licin

re

Itiang pancangbeton dibentukdalam tanahdengan ujung yangdipancang terdahulu

tiang parrca.

beton dibe6dalam tand

Gambar 2.15 contoh-contoh pondasi pada tiang pancang beton.

Untuk tiang pancang beton berlaku hal yang sama bahwa setelah dipancangkan daribagian paling atas kepala tiang 250 6 500 mm akan dihancurkan sedemikian hingga tulanganyang menjulur tak terbungkus dapat dikaitkan pada balok pondasi atau lantai.

Pemotongan/pemenggalan dari kepala tiang pancang harus dilakukan dengan teliti.Untuk menghindari pelepasan/pecahnya beton yang besar dari tiang pancang, harus digunakangelang pengikat atau dituangkan suatu lantai kerja dengan tebal yang cukup (5 cm). Akibatdari pemecahan, puing yang terletak di sekitar dan pada kepala tiang harus disingkirkan.Bila ini tidak dilakukan akan menirnbulkan risiko besar karena ikatan antara kepala tiangdan pondasi lemah dan tentu saja kualitas beton pada siar sambungan bermutu rendah.(lihat Gambar 2.lA

tulangan dibengkokanlantai kerja nrvo pemotongan

permukaan tanah

Gambar 2.16 Pemecahan kepala tilng pancang.

Page 39: Pedoman Pengerjaan beton

' ..iJBqtuBB seua{ Jequal uBr8uqr.uad Suutuat uurnlu:ad lenqrpqu>1udy.. :uBBFuBuad Inqtull reque8 suua{ uurequal rJBp lutruo3 luua8ueu I{ElalaS

luque8 ssla{ UBJBqI-ua1 uulSequrad 'Z'Ia+r,

'se1a[ 8up.rn1 8ue,{ uu{uta3

uu4lrseq8uau Supas lrsuad uu8uap lunqlp 8ue,( requruS--ruquug 'uurr ulurl uuluunSSuatu

uu8uap lunqrp z,(ugrunq-grunq uup uu8uulrq'sue8-sFe8 elrqedu qaloradrp ledep 'lreqral 3uu,(

rurq {u1eJ llsuq uu>ltudepueu {nlufl 'u,(uuuleqalal uup sulllurul tuuJutu-tuuJuuuaq uurusud

Ip upe Eue,( rptte:l seuey 'Jplle)t suuel qBIBpB reledrp srucq 8ue[ reque8 seuel B{Bru,rurq

1e1ao uu{EunSSuatu requu8 rslnpord Euaru{ qalo 'ueryuqtuu8rp4re>lllelaplp sruBq

Eue{ uer8eq uup Eunluu8ral re4edrp uulu tuul Buutu -reque8 suual ueruqual leuuoC

L67, x 0IZOZN X L6Z

n69 x 0z?Ir8 x v69

?V€VZYIV

68IIXI?8 OVzuur urulsp suual ueJn)ill luttuoJ 1nfun1a4

'ruledrp SueI V - pes e,(utunun Buutu Ip 'uu{lsestletu:ourp 8uu,(

reqtuuE seue{ ueJequel lBuuoJ IrBp ueunsns ue4lnfunuaur IuI qu/huq uur8eq Ip laqu.;;.reque8 sEUa{ usreqluel {nfun lBuIJoJ 'I'I

'.lBru-ro;. reqtue8 ueln{n resaq nlre,('uernln luq uclep sellulJoJtun u,(uupu npad B{Er.u

reqtueS-reqtue8 ueuudur,(uad uup rslnpord uu{qupnuau {niun '(utu:ou nulu) ueuopad

ruglep unluecJel ruqtuu8 Bpuq-epuul 'lu! uu:nlu:ad IBq tuBIeO 'tur Sueptq urulup n{Blreq

flue,( uernlered rnqqa)gp npad 'uo1aq uu8uelnuad ueeueslulad requu8 uetue8uJesat luun.Jgqal Suufuud 3ue[ uuselafuad nlred eduel lnqasJal requreS ..gua8ueu uep Bcuqtuatu.. ledep

ruqtuuB reluuad degtas ru8u uelntuollp Surluad ueruqtueSSuad ue:nlerad lul IBq {nlun'e,(ure8eqas uup ueleunBrp

fluu,{ ufeq sruef'uo1aq nlnu efusnsntpl 'rs1ru1suo{ IJup uer8eq derlas uBJnIn uup {ntud.ug{rgnluuorp JuqtuBB epe4 'uEuuBS{B1ad luduret 1p un8ueqrp ls{rulsuo1 uelSuupos 'ruqui!s u e ru rp u,{nre r

r p u o'| eq " Hil;;,,;"j;:ff :3; 1il}'J,"i,:1,1? 1i rll *""i,i,x, e

Bugqrepas 8uu[ Bsle{s udruaq e,(ueq lnqesral reqtue8 rdelal 'ueluun8rp qetal {IDIal:equerundnelerqtr 'ue>1lleqradrp nlr8eq Suern>1 rur 8ue:e1as tuadas lenqlp 8ue{ {Iolel reqruui

u?qntnqal 'neduul Suef BSBru BpEd 'ue)lrlplp uBIB ueunsueq Buutu rp tedtua uup eueruuad

BJBIuB tupuad leruu SueI uuEunqnq nlens re,(unduau uoloq lslrulsuo{ uuruquruSSua4

NvnanHvcNgd 'r

rrBSrrBlr\tilg:qIIIBo

E-cBqruotrill nBp

'r{r

3u'ut

lecUB:

'pl

uel

IJU]

fPuel u{ueqrp u

',Bcued (

!D .Ju,qIIIBEFrraRl

i uqq

L

Page 40: Pedoman Pengerjaan beton

3Z Pedotnan Pengelaan Beton

Jawabannya adalah sederhan'a sekali. Peraturan tentang pembagian itu tidak dibuat,tetapi sering digunakan pembagian,seperti pada Gambar 3.1 atau variasinya.

Sebagai contoh akan diambil splembar kertas gambar format A l. Di sudut kananbawatr pada kertas gambar ada suatu ruangan, biasanya 180 x 240 mm2, ini disediakanuntuk tempat 'renvooi' dan judulnya.

Gambar 3.1. Pembagian lembaran kertas gambar.

Dalam gambar pelaksanaan penulangan konstruksi beton, di renvooi paling tidak harusada keterangan seperti di bawah ini:

jenis baja,jenis dan kelas semen,mutu dan kelas semen,jenis agregat (dengan maks. diameter burir),kualitas beton,selimut beton,kekuatan kubus yang disyaratkan ketika pembongkaran bekisting,nilai slump (kerucut Abram),bahan kimia tambahan yang digunakan,bagian pengecoran ('schroefhulzen' dan sebagainya),urutan Pengecoran yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk adanya siar cor,cara perawatannya.

Judul blok yang memuat keterangan tentang:Iokasi proyek mana,pemberi pekerjaan (proyek), ' 'pemakaian skala gambar,biro konsultan atau konstruksi,kontraktor.

Page 41: Pedoman Pengerjaan beton

'lquql z'g rBqurBc

'l AIO

+'I

- x ffDh- .-!O

'luuorsPu BJBSaS

rlDpdeslp uup Infnleslp lul uurnlerad uup uunluala) 'uBllrdue1rp uB{E rs{ulsuo{ uuttgqBuutu Ip uBnluala{ uBp uuJnluJad efuepu nlJad uolaq rqrulsuol JEqruBSSuau Inlun

Norgg IsxnuJ,sNox lfiranlvccNgr,{ .z

ilun Jouou g0r{u/nEq 8ur1ed rBluel IpB[ 0 ror.uou rBluBl 0

wln{Suesraq 8uB[ uuun8ueq uet8eq V1a[o:d4ruefra>1ad rouou ue8uap uulrs{raq g11-tt\

'90-0-v-8rz-M epol roruou nlBns HBp rloluoS'e,(u1uu BpB EuB,( Jrunq ue8uap u?{rseurquolp

u{ns uBp uuEuepq edereqaq IrBp lrlprel nll Surrapoy 'reqtueE ueruqr,ual uerououadInlun uqnfuulraq 8uu{ Eurrapol ueleunSSueu rBseq 8ue{ usurlesruad-ueequsrua4

leque8 lrup apo)t roruol{

'(S:I nBlB 0t:I BIe)Isqllldlp lpuru 8ue,( lrulep {nlun) gg:1 e,(ullqep uep 0Z:t uolo{ uup {olgq-Iotgq

gg:1 ufulplep uup 0S:1 Surpurp

97:1 e{qplep uup gE:1 relad4quel:{nlun p{Bdlp 8ue[ ruqtuuE EIsrtS

'qe,ttu[ EunSEuzuaq Suef tuecuered uetuq Bpuul lr{nqnqlp uep 'leruele 'uuruu ue>lurnlueqpsluBtl uolaq l$ltulsuo{ u??uBs>1e1ad JBsBp ru8eqes uuleuntJp tue,( uutunlrqred uzpreqtuet-requreE BPBd 'uulsulafrp nlrad Euef qBlBSBru uderaqeq BpB rlrseru nl! uplas

'ruquut uup roruou apo{'(p8Euq uepueErad ueuDrEunual) uarequrut lsprar pEEuq

'qurruf Eunttuzueq tuu,( tuecuered'uf uuqurutEuadTruqruet run f

I

I

?rlo4'

usluBu

rlr -illirlti

------qgiq?r- E'ffi { = -ffr--l \v -ffir-1 \vgol,.oo, ;:l ; ft i oorxoo, ,/i'.!

',

ll -6;oot_- l; I

Ei igi I

Ir !;i Iol lorlsi lsllrsil 'I

llooo, I I

00, x 00'

t8ueOuepl ,equeg sJeguen uep ugtuffiull

len

Page 42: Pedoman Pengerjaan beton

34 Pedonan Pengelaan &etq,

Dengan bantuan Gambar 3.2 akan dibahas beberapa ketentuan.Pelat lantai dalam Gambar 3.2 adalah bagian dari pelat yang menumpu pada kolom

dan menerus di atas balok. Untuk menunjukkan tempat dan ukurannyu, ,nuk" pua" denahdiberikan garis-garis bantu, yang disebut garis-garis stramin. Untul garis-garis straminyang horisontal cenderung menggunakan huruf besar (D dan E dalam Gambar 3.2), danuntuk garis-garis stramin yang vertikal dipakai angka (dalam Gambar 3.2 yaitu 6, Z dan 8).Dengan pertolongan garis-garis stramin ini letak dari bagian konstuksi (pelat) mudah ditinjaukembali.

Bagian dari lantai yang digambarkan itu terletak antara garis-garis stramin D, E dan6, 8. Petunjuk yang sama seped di atas berlaku untuk dinding dan kolom. Situasi kolomD-6 terletak pada perpotongan garis-garis stramin D dan garis-garis stramin 6. Dinding Aadalah dinding yang terletak pada stramin A. Namun, karena dinding Nl-z terletak dian&ara stramin I dan 2, sedangkan di sini menyatakan letaknya, maka petunjuk bahwaujung-ujung dinding berimpit dengan garis-garis stramin I dan 2 tidak diperlukan. IJkurandari konstruksi beton (ukuran bekisting) harus sedemikian rupa agar bentuk beton dapatdibuat. Andaikan dibutuhkan info tambahan, maka gambar dari potongan melintang dapatdisisipkan. Ukuran dari konstruksi beton dinyatakan dalam satuan mm.

Apabila ada berbagai lapangan-lantai pada denah, rnaka lantai-lantai akan ditandaidengan a, b, c dan sebagainya (dalam Gambar 3.2 dair kiri ke kanan f dall g). Tanda-tandalantai ini pada denah dinyatakan dalam sebuah lingkaran. Lingkaran selanjutnya menyatakanketebalan lantai, di sini setebal 150 mm. Jika semua lapangan-lantai sama tebalnya, makacukup ditunjukkan dengan tebal lantai pertama saja, contohnya lantai f.

Balok-balok ditandai dengan nomor 1,2,3 dan sebagainya. Pada Gambar 3.2 penomoranbalok-balok tersebut terdiri dari nomor-balok 34, 35,36 dan sebagainya. Andaikan balokmembentuk kesatuan monolit dengan sisi bawah dari lantai, ini akan dinyatakan dengangaris putus-putus ----. Pada gambar balok-balok diberi warna abu-abu. Ukuran dari balokmula-mula menunjukkan kelebaran dan kemudian ketinggiannya. Andaikan balok dan lantaimembentuk kesatuan monolit maka untuk menentukan ketinggian balok, tebal pelat harusdiperhitungkan pula. Pada Gambar 3.2, ukuran balok 34 adalah 400 x 600 mm2. Jadi lebarbalok adalah 400 mm dengan ketinggian 600 mm (termasuk tebal pelat).

Kolom (yang ditandai dengan D-6, D-7 dan sebagainya.) berukuran 400 x 400 mm2.Dengan bantuan arsiran dapat ditunjukkan adanya kolom di bawah dan di atas pelat, ataukolom di bawah dan di atas balok. Kolom juga diberi warna abu-abu. Untuk dinding(beton) notasinya sama dengan kolom. Sedangkan untuk tembok bata yang mendukungharus dinyatakan/dinotasikan dengan arsiran (lihat ruang lingkup).

2.1 Ruang lingkup dan tanda-tanda

@- - garis stramin

+---------+ garis ukur

# garis ukur

garis tengah

potongan

potongan dilihat dari kanan ke

a.|

kiri

dari kiri ke kananpotongan dilihat

Page 43: Pedoman Pengerjaan beton

'(g'g nquD7) OOV - 9 o0

Ot:ufulesryq 'ue8uu1n1 nquns e{ nquns 1e:ef ugrpnue{ ufeq sruaf Buas Jatetuerp 'uu8ue1n1

8uuleq qelurnf :nlre,{ '1n1uaq reSuqas ue8ue:ate{ sllnllp tnqasJot uu8uulnl 8uuluq su1e Ipuup efus uu8uulni 3uc1uq n]us Juquu8rp dnlno eIuLU'r'.ur, e,4irnqu..'ris 34 nqluns [-rup 1r.:-,euos Jusaq Etuus 3uu,( uu8uulnl 3ue1uq ude:aqaq upu EIIB 'ueuu{ o)t lrl{ qeru IrEp Eelrlrurp

slueln ue8uelnl uu8uap srunl 4e8a1 {Elalral 8ue,( uu8uulnl-uu8uelnl Bruqructu {nlun'so1od uu8uelnl 8uu1uq qe/hpq uu8upef u,(u:rq1e uep

(uuoyap) Btuutn uzEuulnl 3ue1uq uurpnua{ solod uu8uelnl 3uu1uq FBp sBlB ue8upuf :uep

IJIprel Euu,( qu^luq e{ sBlB IrBp lurllllp e,(uuu1run B{Bru 'lru1raq ufuEunfn nBlE ue)plo>18uaqrp

Eue[ uule1n uuEuulnl Euutuq rc{Bueu elrq e,(u1n[uu1ag 'qe^ruq ueEuelnl uerpnue{ sul?ue8uelnl rcdtunfuatu elrx ?lnu-?lnhl 'qB/$Bq e{ sBlB IrEp Iul -requru8 rruerlstuetu/BceqtuaursrBJ 't'E rEqtuEC filadas ue{reqrlu8rp rquel ue8uulnuad requu8 {ntueq u,(uunun

f{V0f\firunJ, UVgn[VCCNgI,t'8

ruru S'0 - €'0 roolual r,uulep rp u,(ulusrtu 's1a1ruru 8'0 - s'0 rBsaq Jrunq I.xElBp ?lB{-ele{ uBp BIUBN

:uBlBlBJ -ruru 8'0 - f'O Suotod suu8 {nfunted 'uuBue1n1ruru ,'0 - €'0 loqurs uup e13uu 'uogaq->1n1uaq ueseleqJad

ruru Z'0 - ['0 rrsre sue8 uep snlnd-snlnd slre8'uetnln sue8 uep unuuJls sueg

irur qumeq rp Bue{s uu8uap rensas ueluqalel uu8uap

sueS-suet ruledrp e,(uunun 'su1a[ 3ue( uotaq rqrulsuol reque8 lrsur{ ue)tludupueu {ntun:speB leqel -

reqrue8 {!u{al 1n[un1a4 Z'1,

3u3unPl'zul

ruqsrul

lBtu

rorueB

{orUBJC

B{Br.

uB{rBpur

!Bpu:

IBIuBI-lBIad qe,ruq ry {qelrel Eunlnpuad uruq {oqual TZrut3un4npuarutuu,(BlBq{oquel[uB[Bp1p1etue1-tu1ad%

Igluul sBlB Ip uep qe^ruq Ip uotaq Surpurp ffidUeffi

IsluBI rle^ruq rp uoleq Eurpurp VZ;ZV/%

{ot'q nElB l,lu,l-te1ad qp^r,q Ip u,p s,lu Ip ,,,olo{ ooe x oog ffi

{opq nute rsruuprcled sute 1p ruolo{ ooe x ooe ffi{ol,q n,t, Isru,I-tEad qB/h'q Ip .uolor ooe x ooe -ffi

uolaq lqrulsuo{ nluns uup uuEuotod ffi vvEv'v- ii*iiiitii*iit

pluel r{B^\Bq Ip BpB Euu{ uoleq lqrulsuo{ !.=-.'I'fi

ueduelnl regueg Hequelry uep JqtffiJ

tudelludetrUBJN]

?A{qE

IP {EvBuruolo:uep !

nefup'(g ueuBp '(uFr,rsJ:

rIBuep

uop{

uopg L98

Page 44: Pedoman Pengerjaan beton

36 Pedotnan Pengeqaan rr r*fI

Gambar 3.3 Gambar tulangan lantai. 9=Q,

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikannotasi sebagai berikut:

Untuk menyatakan jenis baja:Baja tulangan polos 24, atau Bj.Tp 24 tandanya 0pBaja tulangan deform 40, arau Bj.Tp 40 tandanya QoUntuk menyatakan tempat lapisan tulangan:lapisan terluarlapisan kedua dari luar +

Segitiga hitam menunjukkanarah pusat bagian konstruksi.Jumlah segitiga hitam mene-rangkan letaknya dilihat dariarah luar.

lapisan kedua dari luarlapisan terluar a a

Catatan:

Hal di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/notasidari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi. Apabila ada suatu lantaiatau bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan identik ini tidakperlu diulang kembali. Pada Gambar 3.3 ini, 3 Q, 6 - 250 adalah tulangan pembagi yangmenyatakan tulangan berada di jalur tulangan A (alur tulangan adalah suatu jalur di manapenulangan harus didistribusikan). Untuk tulangan yang identik cukup bila notasinya hanyapada jalur A saja. Notasi ini juga berlaku untuk jalur B.

3.2. DindingSuatu tulangan dinding (Gambar 3.4) yang tampak penampangnya seperti pada gambar

tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.

Page 45: Pedoman Pengerjaan beton

'(oszoro0

{t 67 u,{upsnu) nqtuns a{ nquns leruf uup u,(ue[eq sruaf euos e,(u:alauulp '3uu13uxqepunf ue13uu-rallp {oleq rsrs ludtuul qe/rreq uer8uq rn>1n s!-re8 uped 'u,(uue8uotod eped

uulreqtuu8rp u,(uuq 3uu13uas uep Inluaq ueq8uupas 'u,(u8uedtueuad uu8uotod ruquru8 eped

uulure{urp uu4e ue8uulnl uup {uta'I '(q uu8uelnl 3uu1uq 1uqr1 e,(ulesru) ue1>1o>18uaqrp lpilpa-{uu8uap reque8rp uu{B IIB{req leplt 3uu,( ue8uulnl Suetuq Sunfn 'se1af qlqal e,(udn5

'uu3uu1n1 8ue1eq 8un[n eped rluqrue{ srlnlppdep lnqasrel Jrunq-Jrunq uu8uap Bpusl 'uelnpadrp BIIB Jrunq uu8uap rupuelrp ue8uelrutueteq-8uquq u,(ulnfueles '(uuo;ap) u,(uufuq sruaf eues raleuurp uurpnual 'uu8uu1n1 8ue1eq

-Euaeq qelunf ue>13uu:auau nl! Ioleq rsrs >ledurul lrap r{E/rrBq uur8uq uep sElB uur8ug

)toleq ue8uelnl rsBIrBA rBquBC 'q g'g rBqrrBC

g,l

BU

tu)tBi

IslIs3

+ffi+---*--+-*- ost ' | 'ost

oz0 r I

szoc I

EqcB-or0'tseq

o9z-ot0rsoacOZ0t+qeSZO

gzt-orlltseq

apgr0e te0z soz

')toleq ue8uelnl JBqUBC 'B g'g rBqruB1;

00e9

06I0029G

szr- ot 0 rs eo9z-ot0lsozszt- ot 0 rs e

qe Bq

A0z t- 'ttta*III eoz

-q@0t+esz0esr0e

)pIBq Isls IrBp ludtuq rBquBE qBlBpE S'€ reqtuug eped lopq ue8uslnl rBquED

IOIBg trT

'Surpurp ue8uelnl rBqurBC r'G rBqurBC

_noSZ-g0stnOsZ-e0sl

56+oI

Nq

cosz-809t5@ooIN€r

ue6ue1n1 fiqueg sJequalry ueP tquffi

.-Z

uB{

uopg

L

ONJJh

LC

Page 46: Pedoman Pengerjaan beton

38

3.4 Kolom (pilar)Tulangan kolom akan diterangkan di samping tampak sisi kolom (lihat Garnbar 3.6).

Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum keterangan (informasi) sebagai berikut:jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 $, l6a). Sedangkan

-v ""1 *- ' ,

s+"Hl " H;"H1",3O0r ,3tn,-,r---4- -,r---i-

Gambar 3.6. Gambar tulangan kolom.

Pada garis ukur di samping potongan tersebut tercantum juga sengkang yang dipakaiyaitu: jumlah sengkang, diameter serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya12 sk 0p 8-300). Untuk perubahan tulangan kolom ke balok (Gambar 3.6b) terkadangdibutuhkan dua tampak yang dilihat dari sisi balok (niisalnya 6 g" 25 a dan 2 g, 20 b).Hasil dari gambar tulangan pada umumnya cenderung digambar di luar gambar tampak, dimana untuk batang-batang yang sama hanya satu batang tulangan yang digambar.

3.5 Penulangan jaringanBila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku

Peraturan sebagai berikut: jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang (Gambir3.7) di mana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang ituditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan-atas.

JARINGAN BAWAH JARINGAN ATAS

08-15O3840

4-- ../,/ or+N

I

(,e

olottN

Pedoman Pengeqhan *rJ

f

letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan sengkang

hanya digambar pada potongan ini juga.

" lIT I 'l-lr. r-:---

lJ,l Jl mruI

EI

i

d

8rt

I

@+Jo

Gambar 3.7 Penyataan tulangan jaring.

Page 47: Pedoman Pengerjaan beton

'sBlB uB8uulnl ueSulruf ueeues:1e1ad lreluul ue8uelnl rBquBC .q g.g JBqruBC

SV1V NVON\NNI

III

nllt?qn)It

I

l*+eat-

IN

I'I

lsl' I

I

l-lolo-+-+-tIN

I'

J- -

)i2'3

II x-0-

^

e IJ:[>;

iiPItt /t' r

/lto@0

ffill L]

r.lv-J

" -/,-

>-4

o' ) lLz'f --.

:it

""t' i:! I i i?l iii *,-n

ooz

_ . J.t_.1_--+

002oo90 002' I t00z009c€ 002o)I

o

,002

Io

Noo9

'qBrneq ue8uulnl uu8uFe[ UBEUB$tBlad ireluel uu8uelnl rBquEC 'B g'g rBqruBC

I lrlI rll t,l l.r I

-j - --,-!L - +- - j-.1 t- - r

-

ooz I '0oz (x)9€

@'6'€ uep 8'g reqtueg epud teqryp ledup ue?ur.uri

Iu>Iptueru ueEuap tqpup uep IBIUBI uetuepl {$un qoluo3 'lnqesrel slret tp^req r@1p s11nl1p (uru urelup) uutupuf I.rEp r"nl usrmln 'uetuu1n1 q?ru Bnpal nfnuetu (uetur-m.Bpuq) uereltug upud tunfruaq tuuf slret ueEuap uu1ulufu1p tupef nquns e1 nztuqu,nquns ryref uep uuEu?lu relaruul( 'leuoEurp sgut upud :ptelral tue,( uurqtug urEqslnlp ufusmalas uBp E'Z'l u:13uu r{BIBpB Eupuf uu8uulnl Inlun 1u>pd1p tuer( Bpuel

Ip''(qEue

ez(u

IB)tr

tuerluu:It:In)Tr'ro't

0

I

r*68ueduelnl requeg wqluery uep tquffiq

Page 48: Pedoman Pengerjaan beton

40

Gambar 3.9 a. Gambar tulangan dinding; pelaksanaan jaringan tulangan

Gambar 3.9 b. Gambar tulangan dinding; pelaksanaan jaringan tulangan

Pedonan Pengorjaan Eetqt

se+++s0

bagian sisi belakang.

s9+_,350

bagian sisi depan.

Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringun ukun digambarkan potonganpenampangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat teilihat. Disamping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula nomor-nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel. Sebenarnya bentuktulangan jaring ada bermacam-macam, namun hal ini tidak akan dibahas karena akan terlalujauh dan menyimpang.

Page 49: Pedoman Pengerjaan beton

'ruru 00I rcduBs + relousrp ru{Btuaru uBluErusrp lBlnq (n,(u$ {olBq Inlun .lBqBur qlqel

qnef ufuuEreq uup ntnqup qlqal uusaueru srueq lUuraq uurusud Ip Bpe Euer( uu8uap tuufuudqlqel Suef 'lBlnq uup t8asrad 1o1uq 'uedud re{Btuatu uB{B ulrg 'ttr I g g uu8uufuudal uulup?pu uBlrBsudrp 8ue,( {ol?q uep tuefued '13[nq n,(e1 1o1uq nBlE zuu 0ZI x 0g .zuu 0lx 0S 'zturu 09 x 0? :tuefued r8asred ledtua Susdlueuad uu8uap n,(u1 {oleq reledrp (8uBIl).1adtua1s. n[e4 uep uSSuufuad n,(u1 ru8eqes 'e,(uunurn BpBd 'zuu 0SI x 97 Sueduruuadue8uap nr(u1 ueded uolnlradrp lgreq rs{n-qsuo{ Inlun 'urur 0Z - SI ueleqele{ ue8uapslaldplnur nfq uu:punEEuatu ledup Eurlsr1aq (uedud) rled Inlun upq 'e{uurpl sgtef

'ut l g g tue[uud uetuap zuru ggt x S[ nElB zunu 00t x 91 ..urtu 00I x 61 Buuduruuadraq

n,(e1 uedud lu>lprueru uele nlu:1 uup Eupsplae {ruun 'efutunuln 'Juseq qlqel n,(q gentuqspleq uarulruad u:IBuI 'rEe1 ueleuntrp uqe IB)tEdrp qu14 tuef tuqspteq nfel EuarBX'Eue1n-tuulrueq ropdrp tedup Suufuud Euef {oleq-{oteq uup reqel tue{ Sultsgaq uudedu{udns url8untu uelsgeas w{n>pllp ue>Je tupsqeq Inlun n(u1 uurfe8raSsuad'n1r urc1ag

'lBn>[ Eue[ Eurlsgaq uur.lrunlasal

Inluequlatu eEnf pdep lqlpes Euu[ ueufurqurad uu8uap e,(edns 'un18unur lBeJuuues uspIIBPntuas lsnqp npad turlspleq IrBp uuunsns 'leue{rp npad nfq nlntu uup DtBIIrad Euetuauenqega8uad rusup rul Buers{ qalo'n(u:1 ppp lgnqrp (uence) Eunsqeq 'BIe>I nlnqgp {B[eS

'epeqreq 8ur1es tedup e,(unasaqsueE-su?t rIBraBp depas uped nt1 Buaru{ 'upg r{Bpns Suef ueurele8uad-uutueleEuad uepuDIrPSPPraq ufueq uep sllnuel {Bpp Suuas lur rusaq suuS-sueg 'qerapp dultasrp EuequaryaqEuef uuEupsplaquad (uuuropad) ruseq suuS-sFet eduraqaq r{Elnqup 'ueunEueq uur{Eq

Inlun IUBIB IIsBtl uges 'upu tue{ ueunEueq 11I{B-llr{B usp leuorsuu rsrpuq ue{rusepreg

'Euenlrp uolae qnal Inqup 3ue{uurnluel nuls uulnpual pqple uu>Iesrua{ rurup8uatu {spll rqrulsuol ufedns edru uer:lrurapasuDleuBJuaJp npad uBp nlnu.uaq Suef ueqeq IrBp lenqrp snrurl Sunsgaq'rUI uuerel r{el6 'uolee

Is{nnsuol edru uep {ruueq ualnlueuetu lel e8nf Suqsgaq su1JIBn;l elufrua '(ueqBq u,(erq ucptuuftad eFa{ eAurq nlp,$ e.(uuue(etquod uJBIeS 'etnf Surluad ueuerad nlens SuuEeuatuSupsgaq rdelal 'uruluatuas nlusquad 1ep ueqedruau e,tueq Suqsnlaq undnele6

'efuueseratuad {nlun undneu uoleuecuarrp tuuf {nluaq uulrdepueu {nlunIIBq (uence) tuqsplaq nlens uu>lr{ntnqureru uoleg 'ueunEueq ugqgq re8eqas le)pdlp lp,tuequr)lBtuas uolag'rur rrq:1eral unqq 0Z - 0t ry[es BluBlrual'ueuntueq uwuB$l?lad tuqeq

NVn1INHVGAIgd 'I

FUI+sI{ofl

NIBI

{nlr-JOt

Iq'ueB

-Eul

'uE

'3ue1

j

G

uopg

Page 50: Pedoman Pengerjaan beton

42 Pedonan Pengeqaan &tm

oleh karena diameter yang lebih besar dari itu sulit didapatkan. Kayu bambu hanya boleh

dipakai sebagai batang penguat diagonal untuk lantai dan balok-balok.

Setelah beton mengeras, bekisting harus mudatr dibongkar tanpa membuat kerusakan

pada strukturbeton. Selain itu, kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang untuk menghemat

pemakaian kayu. Untuk menghindari pemecahan serta keremukan di bagian sudut siku-siku: balok, kolom, dinding dan lantai, maka di bagian ujung siku-siku'tersebut dapat

diletakkan sebilah kayu berpenampang segitiga kecil.

Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindarkan dengan melumasi penampang bekistingyang bersentuhan itu dengan minyak bekisting. Namun, pemakaian minyak bekisting initidak boleh terlalu banyak karena warna permukaan beton dapat berubah.

Apabila papan (kayu) bekisting dikerjakan dengan seksama, maka papan ini dapat

digunakan sekitar 3 - 5 kali, sedangkan untuk balok persegi dan bulat dapat dipakai sekitar7 - l0 kali.

Bekisting untuk bangunan teknik sipil seperti pintu air, tanggul, jembatan dan

terowongan-terowongan (tunel) dan sebagainya, pada umumnya digunakan bekisting daripelat baja dan penyangganya dari baja pula.

2. BAI{AN-BAI{AN BETUSTING DAN PELENGI(API{TA

2.1 Kayu

Kayu adalah hasil alam dan terdiri dari sel-sel yang ukuran serta bentuknya bermacam-macam, sel-sel ini dibentuk pada masa pertumbuhan pohon. Ukuran dari sel-sel kayu yangterbesar, letaknya sejajar dengan arah batang pohon kayu tersebut.

Seandainya kita melihat irisan lintang kayu 'kopshout', maka pada bagian sisi lingkarantahun terlihat garis-garis radial (ari-jari kayu). Selain itu hubungan garis radial yang satudan yang lain itu saling memperkuat, karenanya perilaku kekuatan kayu sangat kuat. Tetapiini ada kerugiannya juga, yaitu kayu di bagian arah radial mudah pecah.

Pada saat kayu akan dikerjakan, struktur dan arah serat-seratnya perlu diperhatikan.Kayu yang bentuknya hampir lurus, di mana arah jaringan serat-seratnya hampir sejajardengan sumbu batang kayu, pengerjaannya akan lebih mudah (misalnya: mengetam) daripada kayu yang serat-seratnya tak teratur (terutama di bagian mata kayu).

2,1.1. Perilaku kelembaban kayu

Dalam pengertian "perilaku" kayu, ini diartikan sebagai penyusutan dan perpanjangankayu akibat dari perubahan kadar kelembaban kayu. Panjang penyusutan (atau perpanjangan)kayu itu boleh diabaikan. Penyusutan/perpanjangan kayu dalam arah yang tegak lurus serat-seratnya tidak sama besar dengan arah sejajar serat-serat kayu. Misalnya, pada bagian intibatang pohon kayu penyusutan/perpanjangannya tidak sepeka inti kayu yang lunak'spinthout'(ini terletak di bagian lebih luar dari pada inti batang kayu). Akibatnya yaitu, untuk kayu-kayu yang telah digergaji/dipotong dapat berbentuk cekung, cembung atau tertarik miring(Gambar 4.1).

Jelas kalau kita akan membuat bekisting, perilaku kayu harus diperhatikan. Apabilakayu yang teiah dikeringkan akan dipakai untuk kayu bekisting, maka jarak dari papankayu bekisting yang satu dengan yang lain jangan diletakkan terlalu sempit (sedikit renggang).Karena pada saat pertama kali hujan turun dan ketika beton dicor, kayu tersebut akansedikit memanjang.

lI

I

i

I

t

il

a

I

!Il!

tJI

(I!'u

H

Iil{

rI

U

Page 51: Pedoman Pengerjaan beton

.qBlreq 8uE{uBuoped nelB uuluJufsrad luqtlau uBIuBrBSrp u,(ure8eqas uep snlnpou seUSIlsBIa rulru .ugruu8ueSel uB{nlueuetu Inlun 'e{uueleqalel uep uurn{n rueceru re8eqreq ruelep reldnsqludep s1a1dr11nur uede4 'uuru pnuas Ip uruEs rrdtuuq s1a1dr1;nu uedecl rrup uqen{a{ .1._-

ueunsns {nlueq uu{qeqosl(l 'ulEI 8uu.,{ ue8uap nlus srunl 4u8e1 duua8 8ue{ uusrdelrp n.inlBras-leres uup tlsrB uelSuupas 'utu1 8ue,( uu8uap ntBS rufefas ntl lllue8 8uu,( uesrdul uerfie:lp n{u1 leres-leres PBp LtBrV 'slrlaurs 8uu,{ uesrdel ueunsns lesnd depeqral pfuefl Buer.qsprnf ruEIBp qllldlp uB{B s{eldltlntu ueded rad uesrdul qelwnf B{Bru '3un13ua1au {usueqe8acuaur ludep e,(edn5 'tutu € - Z - S'I pep rseu?^raq rur srdrl uuded srdel nles ge3uBIEqqeX 'ura1 uuEuep u{,{lolarlp lnqesJel uudud uusrdul-uusrdel n1r urelas 'e,(uuesrdut qepunfg[uuE sues srdul-srdepaq 3ue{ srdg nfel ueded nlens lrep urpral nll s{atdrllnru uede4'(1tued-nfu1 pueSSuad re8uqas) s1a1d1t1nu uudud relEtuaru ue8uep Iu>1E,( nel8ucfrp qepn6Suef qe13uu1 'p>pd durs qepns 8ue,( .ualloqcs. lruud-n,(u1 ru{Etuatu IBq tuepp BInr.u-BInl{'splerd uup telSuls qlqel SueF ueeFelad epolau psrlp uelu 'u,(uBueru{ qalo .1e,(uec

>p8e 8uu( nDlB/A uep Jlsualur ueufta>1ad uelqnlnquau nll 8u$sptaq n,(e>1 uulenqured

uededfelad ueqeg,.n

'Ersauopul n,{e;ISIrulsuoX uBJnleJed Ip u?{unluBJlp IUI IEIIU-!B1ru'n[u>1 tuBJBr,u derlas {nlun 'edusqlsqselasnlnpou lullu sUes utzt uu8ue8al telru uelntuellp ludup '1nqasra1 n,(u1 uu1unlal fln gseq

lreQ 'teras-leJes refufas qerB ruelep uup lBJes{BJes srunl >1e8a1 qerc uelpp n,(e1 sruef tueJeu-ruuJerrueq {nlun IB{ed urzr uqgnlal uerfn8uad uelnluellp nlrad .e,(uuedaauad nuaq

'n[u1 leres-leras quru ue8uep refefas tue,( uvleruIe{ eped pup r?seq qlqel qnuf ufu1uat-lures qure depeqrel srunl {e8a Euu[ uelsn{al IrBp DtBIFad ie,(ueuarel 'uaSouoq ryp51tuef IBuelBLu uuqeq nluns qBIEpB nIuy 'Eue-rnlreq n{e1 uelen{el nlnu ue{leqrxu8uaruIul I?H '(rre dereluaur n.(e1 leras-luras) ryun1 qlqal l?dep nIul luras-leras e,(uurepn qequ"lul)lBtues Buars{ ndul uBqBqualal repBl qelo n{n&Suadrp uSnf n[e1 uBl?n{a{ n{8lped

uBlBn{e{ n{Blrrad .2.1.7,

'n(q n{Bluad I.} rBqrrruC

-€{-9-raneq 6uel uqeduratsd

-ffiqg t{Plss 6uer( ueledurouod

IJU]

refi'uB

IdenlB

UBJ

Eut-tut

UB

'(3

UEr

EII

Eu

-n/

.lopu-lE

(utuel

IJST

uBp

IuItu!

ledr-qllsrxrrB)I

qel(

reuludr

,. '

, l'ql

ffi I -.rl'el

ryfffiffi]l'ql

ffii

L-,

l"ql

8'

rJl'ql

ffiq,#wtr

am

Page 52: Pedoman Pengerjaan beton

Pedotnan Pengey'aan futott44

23 Bahan-bahan PenYambungSambungan kayu hanrs menggunakan bahan penyambung yang dapat cepat dikerjakan

dan mudah dihubungkan dilepaskan. Di samping itu, jumlatr sambungan-sambungan yanS

ada disarankan semi-nim mungkin. Sedangkan letak dari suatu sambungan harus ditentukan

dengan seksama agat gaya-gaya sambungan dapat dihindarkan. Bila masalah ini tidak

meriungkinkan, 'nxj6.

ruuio sambungan harus diperhitungkan menurut Peraturan Konstruksi

Kayu Indonesia (PKKI).

23.1 Paku-pakuSambungan kayu di bekisting disarankan memakai paku. Umumnya, untuk sambungan-

bekisting sering aiiatcai paku normal (Gambar 4.2a). Suaru paku yang berkepala ganda

clapat juga dipak u (Gaibar 4.2b). Oleh karena paku ini berkepala ganda inafa mudah

dilepaskannya ldicaUut), tetapi ada suatu kerugiannya yaitu kepala paku yang menonjol

dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan.

a

b

Gambar 4.2 Paku-Paku'

Selanjutnya akan dibahas paku sekrup (paku ulir). Paku ini adalah suatu paku bergurat

yang berkepala pipih dan dibuat dari baja deform. Paku demikian akan dipakai untuk

menyambung papan-papan bangunan atau pelat baja dengan kayu keras 'zwaar hout'.

Disebabkan dibuat dari baja deform, perlawanan pelepasannya lebih besar karena itu ketika

pembongkaran bekisting paku-paku tersebut lebih sukar dicabutnya.

Ukuran dari paku-paku diberikan dalam bentuk dua angka, misalnya 50 x 3,1. Angka

pertama menyatakan panjang paku (50 mm) dan angka kedua menyatakan diameternya

(adi 3,1 mm).Kode dalam bahasa Inggris yang banyak dipakai adalah:2" BWG ll.Di sini 2" (dua inci) berarti panjang paku 50 mm dan 1l adalah nomornya, di mana

paku nomor l1 menyatakan diameternya sebesar 3.05 rfm yang dibulatkan menjadi 3,1

mm.Berkaitan dengan kemungkinan pecah/terbelah-nya kayu perlu dicantumkan untuk setiap

tebalnya kayu, diameter rnaksimal paku yang digunakan.

Sebagai pedoman dapat ditentukan diameter paku yang digunakan:

7,tn adalah tebal kayu yang paling tipis di bagian sambungan.

Bila ln adalah panjang lekat paku, maka panjang lekat ini disarankan sebagai berikut;

lo 2 12 kali diameter paku pada satu bagian potongan aktip (Gambar 4.3).

Panjang dari paku > h + 12 x d.

dz. i,nlh >-l?x d

t

-t,E

il

Gambar 4.3. Penentuan ukuran paku.

Page 53: Pedoman Pengerjaan beton

'nl(e{ dn-r1as-dn-r1as g.} TBqruBC

tueuepal 1e;nq eledapaq nlel dn:1as _

ureuBuel qldrd eledaryeq nlel dru1es -

I \erc1elnq epda>paq nr(e1 drulas -

#rff:i firi: ;l;::ll:l lf;l :H:: :'lElnq BIBdaIreq nful dnolas

:IuulBp lSeqrpTuelSuolo8rp ledep nfel dnrlas slBde{ IrBp lquaq uB)pBssprag

nrel rneq usp n{B{ drc1as ueeun'Eu,. .,ril'-:l;; il:i ffi';J;i,HlJ;TlH[i:,iH (tureq u'qaq) n{q ln,q u,p (ue8uF ueqeq {nlun r,,ludrp) ninl dnqas B{Brr .{lr'l u,qaqIuBqeqlp ue8unques nlens erqedy 'sete{ n[e1 sruaf rp ue8unqunr tnnq*arr ugp ru(e1 lotEq pzp uurEuq B[Bq ueryedureuau rnlun rc{BunSrp uu>1u nfq lnBq uBp nfe1-drulas'

n,(e:l InBq uep n,(e{ dnrleg g6' ue{rlupurdrp4relrnlesrp

ludep {Bplr luls Ip epe tue( e,fufl-efie8 luuraq .1noqsdo1. ,p npnirq Eue[ nrya-nr1ni'(n{e1 ufuqecad

Peputq8uatu) efuleres-leras sHeB ue8uap qerBas n>1ed-n4ed ucln{Btueru uu3uuf.(nfe1

tuotodas ueEuap druntlp urxSunur qlD ugTlo>13uaqrp ue8uuf rgnl al Euef nrya iunrn'uqerlp

1udup sruBrl nled updal ,(y.y nqutag) uqnledrp uulup nlulrel uetuuf nrya-n1ea

In>

'uBrulBtuad 'r., rl'qrrBc

'n (e)I tuedueuad srunl {uEq qBrB ruBlsp qed-qud uolnlgd, .(n{ud pluuleur

uBrIBIssa{ uupugtueu l$un) uu8unqures dup 1p n{Bd urucuru/sruaf nps TIBIIB]pd'uetunques dep 1p qpd ? uu:puntrad 1g1pas turled

'uutunqtuus efet-efeE uuryepug'n:pd uetunqtues {nfun uJBI uuJus{rf,

'r'? ruqueg epud rql1p pdup reuaq tued uenryrslr6

deF

I'€BUB

efuB)ta

B{II'.lnt

{nltleJn

1o[u,rFplBpur

-uet

Is)[n)TBPI

uB)Ir

tuelrrstu

uop6

,t

9tdN

Page 54: Pedoman Pengerjaan beton

45 Pedonan pengeqaan &bn

Gambar 4.G Baut kayu.

untuk mencegah kayu akal ry1ah bila dipakai sekrup kayu, maka sebelum sekrupdipasang perlu dilubangi (dibor) lebih dahulu dengan diametei mar.a bor 0,2 d sampaikedalaman 0,8 l. Panjang lekat sedikitnya sebesar 5 d.

Bentuk dari baut kayu berupa: baut kayu berkepala segi enam sama sisi atau berkepalasegi empat sama sisi (Garnbar 4.6) dan panjang sekrup s7s L Bila akan memakai sekrupkayu, sebelumnya kayu harus dibor dengan diameter mata bor sebes ar 0,7 d. selanjutnyauntuk menghindari kerusakan kayu karena pemakaian seknrp kayu, dapat diberi ring sekrup.Panjang lekat di bagian kayu sedikitnya harus sebesar 5 d sekrup kayu dan baut kayu yangberada di bagian 'kopshout' tidak dapat menyarurkan gaya-g ui^. '

2.3.3 Sambungan dengan serat-serat atau taliAndaikan konstruksi stempel dibuat dari bambu, maka sambungannya harus diikatdengan memakai serat-serat atau tali. walaupun sambungan ini telah diterapkan untukperancah dan sukses hasilnya' namun sambungan ikatan ini untuk bekisting sangat tidakdisarankan' sambungan ikatan ini masih dapat bJrgerak meskipun diikatkan seketat mungkin,karena itu akan merugikan konstruksi betonnyu idunyu (perubahan bentuk).

2.4 Bahan pelumas pembongkaran bekistingApabila beton dituangkan k" dulum kayu iekisting kering, air semen dapat diserappori-pori kayu' Ketika beton mengeras, papan bekisting akan iielekat dengan beton, danbila bekisting dibongkar maka Penampanq u.ton yang melekat itu akan mengalami kerusakan.Jelas kalau kerusakan ini harus oiperuJH. Agar b",on tidak melekat di papan bekisting,maka papan ini dapat dirumasi dengan perumas pembongkaran bekistingPelumas ini dapat dioleskan dengan kuas ataudisempiotkan dengln memakai ,sprayer,.

Pelumasan ini dapat membentuk suatu lapisan tipis s&ali (,fiI;,; di permukaan papanbekisting' supaya beton tidak melekat gudruugiunlopan bekisting. Jumlah bahan pelumasyang terdapat di pasaran amat banyak. pelaksana suatu bangunan beton biasanya akanmemilih suatu pelumas berdasarkan pengalaman yang ada dari pembangunan yang telahIampau' Bahan pelumas harus dilumaskan serata dan setipis mungkin, lagipula harus menurutperaturan yang ditentukan oleh pemasoknya. Jelas kiranya bira"peiu*urun harus dilakukanlebih dahulu sebelum tulangan dipasang. Apabila pelumas mengenai tulangan, kelekatantulangan dengan beton akan berkurang.

2.5 BajaDari pembahasan segi bahan kayu, ternyata kerugian dari bekisting kayu terutamadisebabkan keawet'annya yang rendah dan masaiah dengan ukuran pelaksanaan akibat perilaku"kelembabannya"' Di samping itu pembuatan bekjsting dari kayu agak memerlukan banyakpekerja' Untuk dua butir t..ukhi. itu, ternyata pelat multipleks merupaka" ,r.rr'*ffi|,",yang baik. Tenrunya sudah jeras bagi pembaca bira langk.h rry,;;;an dari penggunaanpelat multipleks ke pelat baja mudan ai;angt<au. Di bawah ini atan oisebutkan beberapakeuntungan baja terhadap kayu:

ukuran yang tepat,kekuatan dan kekakuan rebih besar (bentang yang panjang memungkinkan),

Page 55: Pedoman Pengerjaan beton

'ueuuqaquad

In{nuotu ndureu reluBl Jnl{ruls ueqrunlesal .(sete uer8eq ue8uulnl ugr.luqueuad uu8uap8uepu1-ra1) su:aSuaur qu1a1 8uu,( uuxar uusrdul uu8uap uu{rsuurqtuollc 'u8nprp ry,1 Eue,( tnlalueqerl uup ';ortp sftIeq I{ISCut 8ue,{ uu4a1 uusrdul uup iuJaq (l;rpuas'lu:aq r{alo uu{nluallpue8uelnl e,(u1u,(ueg 'r8eqruad uaSuulnl uup Erxutn uu3ue1n1 uu8uap rdelSualrp luled'(uu>puurptp 8ue[) detat 8ur1sn1aq re8uqas qelepu ur.uu]-Er.uuuad Surtsr{eq Elu?1 telad uep

ls8ung 'uququaf ueun8uuq uped ru>1udrp tgrpas uep 'ueeqesn:ed uuun8ueq 'ueqerunred Fepneluul upud ue4tedeprp sruBLI uolaq rrup Surlsnqaq tulad Fup resaqrel 8uu,( uers{Br.uad

lBtuBI {nlun uoleq grep Surlsgeq fulad .fg.Z

'ruru 0[ - 0s lrsp uBlBqele{ludundu-lallr uolaq i-rup Surlstleq lcled 'uu>1e1erd Lrolaq nule Suelnuaq uolaq rselrrqud {nlunSurisqaq iulad uele{utuod qulepe urel 3uu,t efral e8eual uuleureq8uad Fep {nlueg'ue{nxellp qBlal ulra>i e8eual uuletuaq8ued ue4epurl B{Br.u 'rnqruls usr{runlesa{ IJEp Jnl{rutsuerBeq ntcns {nluoquour e8nf 8uu,( (3uenqra1 3uqs11eq ru8eqas) ruledrp ufeq Suqsgaqeltqedy 'u[:a{ e8eual 1e,(uuq uelnlJatuau 8uu,( selr^rl{u nles qules {nluequotu Suelnpaquoleq .Inqruls uer8eq IJBp ueqrs-raquad uup ueJu{Suoqtuad 'ue8uusetuad 'uedursra4

uolafl .g.z

'e,(uue3!,ruseuad qupntu ucp (se:ep 8ue,( srue) re8uns sulg rp ueleqtuafsrlens lruadas (re>18uoqrp nlrad {Bplt ruducrp t11ns 3ue,( uerBeq uped SurtsHaq) e,(uueueurea:1suare{ elrru}rual 'e1nd re>lucirp IuI epolaw rdetel 'r88ugl qlqal uer1eq u,(urq undnu1e11

'rs{rnsuo{ uuqrunlase{ uup r$lrutsuol uer8eqnluns {nluaqueu efeq 1ulad'se:a8uaur uolaq qelalas 'uuroca8uad ueqaq Btuuauetu dnSSuusuep efeq uep e88ue,(uad {oleq sete Ip ue)Hu1alrp gulad-1u1a4 '8uenqra1 8urlsr1aq re8uqasue4eun8rp 4udueq (udure8eqas uep Suequrola?raq telad) uu11go:drp 3uu,( ufeq te1a4

'uuun8uequad ledual eped u8n[ ueluun8rp 1u,(ueq efuq Surlsqaq lle)t de:a1'(reseq flue,l ugllulurued qaldtuol ntens e,,{upsrur) 8uu1n:aq ruledrp tedup Suqsnlaq Buetu rp

ueun8ueq tree[ra1ad Bped 'tul {n]un un8ueq rp snsn{I 8uu,( uueftalad ledural 1p (ptuwxrslnpo:d) uoleq uetuela rselr:qud epud uu>leun8rp Br.uslruol ufuq pep 3ur1s11aq uelsrs

'le18ursradrp ueun8uuq ledurel 1p SupsqaquurelSuoquad uup ue8urlsrlaqurad IrBp pFeI ruuf qupunf 'se1e Ip IBq ug{rusgprag

'ledac Euef, uure>18uoquad ueur>18unura1 uep rulSuoqrp r{Bpntu'qupntu Euu[ uur33ur1a>1 uurnlu8ued

'upaq-raq Euef uzr8eq-uer8uq eruluu rp rpuesraq uu8unques:depeqrel uerleqrad ualqnlnqrp )te,tueq

qlqal 'snsntg Suer( uee[ra1ad ledual Ip Bper"q 8uu{ Suqsrlaq rsulpqud uede13ua1a4

efeq 3u11sqaq tua1sls

'(ttot 00I g gg) 8uu1n-tue1ruaq reledrp uule Eupsgaq ulrq uelqemntunSSueuadp tudep efuq Sunsrxeq lreeunt8uad 'r33up 3uu,( uuqeq u{urq lrup lBqDrv

'rE8up Euef uulmlEueEuad uferq'su1lsn:peq Euu[ s8uual uelqnlnqueu wp snsnq u[.ra{ ledual ry sruBq rsu>1uqed

'lerulraq ueuq8unula{'(efuuutueseuled {ntun uelal uulnlradp) resaq tue,( IJrpues lBJaq

'(8uepp lpf,uuq BIIq sFuouo{e e(uuq) rEEup tuei( ueqaqured eEreq:q?pps e,(uuertua:1 uduraqg

'uBruB qlqal'sfuuusluqrlauad {leq BIIq latru

'efuuetueseurad rlBpnu uep pdac

ed

UE

UB

{En)T

BTU

uBl

uE)

IrurqBII

uersSrt

uud' ,JO,

'3ul.UBT

uBp

dere

'upl!

{BPII

{nlurl3{Il

3ue,('dnr:1

e,(ulndnqeeleda:

redurr

dnqa

UOlq 0

affi LT

Page 56: Pedoman Pengerjaan beton

48

-rPedooan Pengeqaan Befu, I

I

Pelat dengan kelebaran 1200 624W mm dan panjang sama dengan bentang dari lantaidiletakkan berdampingan. Bila perlu, pelat-pelat di antara peletakan dennitif disangga denganbalok melintang dan stempel. Sbtelah tulangan bagian atas terkadang dipasang, kemudianlapisan atas dituangkan. Agar gaya geser dapat diterima maka, permukaan pelat bekistingdi bagian sisi yang dicor dikasarkan.

3. BEKISTING LI\NTAI3.1 lantai pendukung di atas tanah atau di jalur pondasi

Andaikan suatu lantai beton atau jalur pondasi langsung didirikan di atas tanah, makabekisting hanya perlu di sisi-sisinya saja. Tanah akan digali sedikit dan kemudian permu-kaannya diratakan, selanjutnya tanah dasar harus dipadatkan supaya dapat membentuk suatubidang dukung yang baik untuk sebuah lantai beton atau jalur beton. Jika pengerjaan tanahtelah selesai dilakukan, maka sekat sisi dapat diletakkan. Untuk lantai beton atau jalur betonsampai dengan ketebalan 150 mm, akan digunakan sekat sisi dari papan kayu. Melaluibagian sekat sisi akan ditancapkan pasak-pasak kayu ke dalam tanah dengan jarak sumbuke sumbu 1500 6 1700 mm (Gambar 4.7). Selanjutnya pekerja bekisting akan mengaturletak datar sekat sisi dengan 'waterpas' serta tinggi pasak kayu dengan tepat, setelah itupasak dan papan dipakukan.

Selanjutnya sebagai lantai kerja, beton dituang setebal 50 mm. Campuran beton yangumum dipakai untuk lantai kerja (non struktural) terdiri dari 50 kg (a0 liter) semen terhadap120 I pasir dan 200 I batuan. Campuran ini berbanding sebagai I:3:5. Lantai kerja inipenting gunanya sebagai suatu lantai dasar yang baik untuk tempat memasang tulangan danmengecor beton. Selain itu juga untuk mencegah pengotoran yang tidak perlu terjadi pada

bekisting

tulangan ketika tulangan dianyam dan pengecoran beton. Ada kalanya lantai kerja tersebutditukar dengan memakai 'kunststof foli', tetapi hal ini tidak disarankan karena ketikamenganyam tulangan foli tersebut akan terinjak-injak dan memungkinkan foli robek. penjagajarak dapat melesak ke dalam tanah yang empuk. Oleh karena itu selimut beton di atastulangan dapat melesak seluruhnya atau sebagian.

Pada bagian jalur pondasi yang lebih tebal dari pada 150 mm, sekat sisi ini dibuat daribeberapa papan-papan. Akibat dari tekanan ke samping beton yang besar, di bagian sekat

1.N-\5o-L

S

Gambar 4.7 Bekisting sederhana untuk jalur pondasi.

Page 57: Pedoman Pengerjaan beton

'lBluBI Eurlsnlaq uBp rsrs lulas Inlun Euu5u ue8usfunuad .6.r rBqrrrBg

i

I

I lBI,

IJBT

sulE

eBv

3{ptnqi

0g x 0, lesed

(npad egrq) lnsegd r1o1

efua1 relue;

001 x 9I

OO! x 91 buultu 6uefunuac009t <

(Ounsllaq nAey ueded) 1s;s lelas

'ruur,0gI IrBp reqat qrqal Suef rsepuod rnlef r1n1un 8ur1sr>1ag 'B'? rBqtuBC

efial relue;

09\

-{

ooo- +

'lrspu1llp ludep quusl uu)pseled ufedns Eupsplaq nfq us8uep rsrdepp uB{B lnqasral JnlB ts:I

rp B)luur 'urur 0oz IrBp r{lqal u,(u1ofuouatu 8ue{ rEluBI qB^\uq Ip {opq-{o1eq uerSeq {nlu.i'JnlB-rnlB IIeEIp uB{e nlr uB{BuBcuarp qBlal SueI {opq-{olBq uBrSBq lBdural rp BIBr,u 'qclmsslB Ip BpBreq 3ue{ Eunlnpuad re1ue1 nlEns qB/$eq uBISEq Ip {otBq edereqaq BpB BIIB

{olBq-{olBq uB8uap rIBuEl sslB !p Sun4npuad 1que1 rr'ruulp tupsqaq uup ue{Euuulp lzdep uFaI IBIUBI nll qslatas

'tIIuI 0S Isqeps rlsBd lsrdepp ei(usslu uerEuq tp wlpntue{ IIoJ 1pse1d uuEuep dnlnlrp m.lrJJBsBp qeusr ssle Ip u>pur '(eFa{ IBIUBD uopq uuEuap rnduecraq Eundural qeteJuau {rm"-'l'ueqeqursl uolupull us{qppp npad D[Bur 5pltuequau Eundual uu:lqeqafueru uep d"rryludup JIB Buuur rp 'sn1uq tued tundural qeusl IJBp lJ1pra1 ufruesup tluusl BIIqBd''/

:trEfTJ'(6'y nqurog) uEtuuslp srrruq Isls le:1es turu 00SI lr?p reqel qlqal Suuf pluul ngrc.rqt{nlun '(g'? tpryteg) tutu 00SI reqalas pdurus rnlef {nlun (uedud nu1B )pluq udnraq F&Iul) urBIeI lm1grreu wEuep ualtunqnqry snruq up1 tuu,( uup nlus tue,( Isls la1es'ttr:sd",uuetuupl rrup Joclp eFaI 1uluul rl?leles 'ruseg tuef nfel lusud-:psed uuluuntp snruq 'm

uped

usp Ipl ul

duper

Euef

ruI qIrnletrnqtun

InIBIauoleqIlBustnl?ns-NTIIJE

E{Uru

tupspuBlpnu

uutuel

IBtuq I

6'dNtqq

t

Page 58: Pedoman Pengerjaan beton

50 Pe&rnan Pengeriaan Belon

Papan (kayu) bekisting akan dipakukan dengan piket yang ditancapkan ke dalam tanah,

kemudian di samping balok ditimbuni dengan tanah dan dipadatkan (Gambar 4.10). Agarsckat-sekat sisi tidak tertekan masuk, maka diganjal dengan penjaga jarak yang letaknya

teratur (t 1,5 m). Jika sebelum tanah ditimbun suatu lantai kerja (50 mm) dituangkan kedalam bekisting, maka penjaga-jarak hanya diperlukan di bagian atasnya saja. Sedangkan,

bila suatu lantai kerja dari bagian balok dan bagian lantai (pendukung) dituangkan bersama-

sama maka penjaga-jarak harus dipasangkan di bagian bawahnya pula. Penjaga jarak iniharus dilepaskan ketika balok akan dicor penuh.

Andaikan balok dan lantai dituang bersama-sama (hal ini umum dilakukan), maka

bekisting dari bagian balok tidak dapat dibongkar lagi. Hal ini disebut bekisting terbuang,

oleh karena itu bekisting akan dibuat dari kayu bekisting tua tetapi masih dapat digunakan.

Untuk suatu lantai pendukung di atai tanah dengan baloknya, bekistingnya sering pula

dibuat dari tembok (Gambar 4.ll).

Gambar 4.10. Lantai pendukung di atas tanah dengan balok-balok yang menonjolnyaIebih dari 200 mm.

Apabila bagian balok di bawah lantai pendukung panjangnya hanya 150 6 200 mmatau lebih pendek, maka bekistingnya sering tidak dibuat (Gambar 4.12).

/--i-- ditimbun dan dipadatkan/

lantai kerja

Gaurbar 4.11. Bekisting dari ternbok bata.

33" Fondasi jalur dan telapakDi bawah tanah yang dangkal terdapat suatu lapisan tanah-dasar yang kokoh, karena

itu tanah yang kurang kokoh akan digali dan ditimbun (digantikan): misalnya dengan pasir.

Ada kalanya tanah yang harus digali dan penimbunannya terlalu banyak. Daripada menggalitanah tersebut dapat dibuat suatu pondasi jalur (Gambar {|lil untuk tanah-dasar yang

\

ditimbun dandipadalkan

Page 59: Pedoman Pengerjaan beton

'{oqtuallp Suei( uunluq sqB rp rsepuod.}I.f rBqurBC

I

ffi-'-f

turIIBS.JIS1

BUe

ulnd'rrB)le

'3uunB)IPur

IuI+-BIUUt

'uu:lteI u3uf,u{iu

rutV'qeugl

i *t'g '

I

]_l8Ir

j:(qet t requEO ruedas e,(u6urlsrleq)

009 x 00n nPle 00t x ooe uolaq loleq

'rn1uf Isepuod 'gI'f rBqrrBC

(8un1np) {oleq uu8uap ?rues 3uu[ uernln IIqurB1p urlSunur ?[rq .euue^\zlnoq. re8eqa5'Suefued rEasrad ludtua nBlB Isrs sr,ues'lslnq Euudureuadreq uolo{ :uu{EunSSuatu n,(e1

laduratg 'dnrlas:aq ufeq laduels nele n,(u>1 laduels uep u8Eue,(uad rs{rulsuo{ nlens:lrup lrlpret @I'? nqutog) suqaq Sunlnpuau tuu( !Buu1 Inlun tupsgaq f$ln4sucy

suqaq 3un>lnpuaul tue,( lquBl {nfun IqUBI tu11q1ag '95

'rCt't nEuog) troF{rsepuod l{Bnqas Eun4npuau Eue[ rydu1a rsepuod nluns qrpdrp elnd ledup rnluf rsupuod {rurl:nll uples '@f 't toqutog) uunluq uBp {oquel nlens nele rutu 00Zt g 00S relrlas qofr

Ip BpBraq Suef Sunlnpuarl IquBI ueraeq epud rlnserrrral EuB,c lapuad {ot,g.tr;*rl?ffi

J%l9a*

Page 60: Pedoman Pengerjaan beton

52 Pedornan Pengeqaan futon

kolrn aoo x aOO

stempel balabersekrup

Potong€n lihatgEmbar 4..14

TxMPAK DEPAN

Gambar 4.15. Pondasi telapak.

DETAIL - B

kontak bekisting

balok anak

balok melintang

OETAIL - A

ueristing JtI

I

dl6lPI6laloldl'olJI;lclel

I

I

II

@

ba,r

96da9r 1ui'tok1

tl rt

,mstemperkayu

{ru

t f fOETAIL - C

Gambar 4.16. Bekisting lantai untuk lantai yang mendukung bebas.

melintang 'onderslagbalk'.'Hal ini, untuk memudahkan sambungannya yaitu antaftdua papan pendek yang panjangnya 400 6 500 mm dipakukan rJengan kedua bagiar:sisi sambungan stempel dan balok melintang. Stempei cjiletakkan iii bagian atas gelegaryang cukup panjang dan lebar, untuk mencegah bekisting melesak, kemudian tingginl,a

i.,

disetel tepat dengan pertolongan dua baji kayu. Stempel baja bersekrup yang terdapai ilj

di pasaran ada bermacam-macam panjang serta besarnya, sedangkan ini ,"*ukin Uanyaf

&

digunakan.

-T

bl+.t (tdxxlo@(tso - 2scxles(xrxrso)

41 8d x 120

r persegi SO x 70T yqrsEgr ru x /uslempel kayu -.1 80 x 120

IIL butat 0 80

0lm0 200

stempel baiabersekrup

Page 61: Pedoman Pengerjaan beton

'B[Bq FBp dnrlas ladurals Bnp qo4uoC.L1..g rBqurBC

rleq 1elad

lre ue6uenqutad 6ueqn1

renl 6unqnlas

(e[eq) ued nlens ue8uap pfuu8rp uep Inlag 8ue,( Suefued rudruus sqerel edrd uer3eqSuefuedraduau uuEuap uslledeprp nluaual tue,( leduels Buu[uu4 -lala{uad BueqnluuEuep BInd lde{8uapp sBlB Bdtd uur8pq BpEd 'lalafuad rnru nele JoupeerpJaorr{f,s.dnrqas Eunqnlas Euesed rp qB^\Eq Surpd 3ue{ edrd uer8uq fC .(tt.t nquog)u{uurepp eI uu>plnsetulp ledep Eue,( efeq edrd Bnp FBp plpral dnqas-raq efuq ladtuar5'1adura1s uBrABq eped 1n1at u(urpeftal rudurus uuurxEunural uep e,(u1u1ol Buefued uepSunlue8ral rur '(31 0002 - 00s) tat 0z - s BrEtuE dnrlasraq efeq ledtuals Bunlnp e{eq

l:N-v5ft-OIGi;Cr-IMETO

ffitrffi 6=liVIiE

-#'si oe sr

{e{tnludeP

e[uriru8eluerBe

EJslU

dn:qiP{Eq toc

+

I

Dleg u'

-

89a*

Page 62: Pedoman Pengerjaan beton

54 Pedornan Pengerjaan Beton

Gambar 4.18. Balok melintang disangga dengan stempel sekrup.

pengganjal. Penyetelan dalam ketinggian yang betul dapat dilakukan dengan pertolongan

selubung sekrup. Untuk menghindari terjadinya perpindahan stempel, maka pelat kaki

diberi baut kayu dan dipasang di atas sebuah balok gelegar. Di bagian atas dari pipa

atas terdapat sebuah pelat (kepala) berbentuk U dengan ukuran dalamnya 130 mm, inisupaya dua buah balok dapat diletakkan berdampingan tepat. Dengan cara demikian,

kemungkinan pendukungan di sambungan balok-balok melintang terdukung dengan

baik (Gambar 4.18).

Penggunaan stempel baja bersekrup membutuhkan pengawasan serta kecanggihan

memasang. Kalau stempel baja bersekrup dirawat dengan baik dapat dipakai selama bertahun-

tahun. Penyetelan dari stempel kayu atau stempel baja bersekrup memerlukan butir-butirperhatian seperti di bawah ini:

Stempel harus diberdirikan tegak lurus. Ini gunanya untuk mencegah perubahan bekisting

akibat dari gaya-gaya horisontai. Penyetelan dalam arah tegak lurus harus dengan'waterpas'. Stempel yang berdiri miring misalnya; akibat dari peletakan balok melintang

yang tak sentris di atas bagian stempel baja bersekrup, kesalahan memukul baji dibagian bawah stempel (Gambar 4.1A atau pemaksaan memasang penunjang miringpada kolom yang letaknya tidak segaris.

Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, rnaka lendutan akibat dari lantaiyang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan stempel diperpanjangannya

sebaik mungkrn (Gambar 4.19).

Tempat dari stempel perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban dapat terbagi

serata mungkin. Ini gunanya untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-beda

akibat dari perpendekan elastis stempel yang timbul karena pembebanan dan perbedaan

penurunan tanah.

akan dibor

telah dicor

Gambar 4.19. Penempatan stempel kayu atau stempel baja.

Page 63: Pedoman Pengerjaan beton

'ufuqemeq rp rBluBI a1 BuFrtu Buufunuad8ue1eq nlBns InlBIeLu urul Eue{ lsls lrup uup qo)to{ Euu{ rsrs uur8eq e{ rgtugl BurtsrxaqInlBIetII ISIS nlBS e{ uB{rnluslp u?{B leluospoq uBqeg'3uJ1sp1aq rsls nlBS ueu88ue.{ua; .q

ladurals

E-'=-TMETd

;m Duegullaur >1o1eq

IEUE lol"q

Suqsqeq rnleletu uBlrnlesrp uB{B luluoslroq

'qo{o{ 3ue[ rsrs uer8eq e{ rBluBIuuqaq nlBns 'dnlnga1 8ue,{ 3u11q1ag !

'@Z't nqutog) Surlsqaq IrBp uBIIqqsaX

'ufuueefJa8uad u,(erq wpuerlequad e8:eq pup e,(unluat uep 8ue1n-Suulueq Sued Surlsqaq uerg{Bued qelunf'sluFulp 8ue,( uoleg uue{nuuad pnp uenluala{ :uup Sunluu8ral s1a1dr11ntu 1n1ad nelen[e>1 ueded uululeurad uep uuqllnued 'efuuu8unqtuus Ip upereq ueeSSuefuad euareluBlBuecuerlp snJBq {Eue {olBq-{opq ueluduauad >1n1un B{utu 's1a1dr11ntu n[e1 teladuopunE8ueu UBIE u>Ir[ 'urtu OZ - Sl uepqelq ue8uap s1e1dr11nur nfq uep Bunsqeqtelad IB)IBdlp {e[wq uDGtues IuDt Bserrr tp'n,(e1 ueded re)lguretll tupsgaq turdues 16

'(uequqtualal) pefra ledup Buu[ ueded ue8uefuedradue{urxEuntuetu {$un tueE8ua: lHlpes ueT|elellp Eurtsgaq uede4 '{Buu {oleq ue8uapSunquusrp snrgq rur ueded Bunfn-Bunfn .seda1t118urua1repll

lnqesrel ueded qe8acuatutedep reEV 'Iuue {oFq qsnq Bnp rlu^\e1au depas uu>1n1udrp uB{B lnqesral uuded .u gg g Suufued uu8uap zuu OsI x sI nslB zuu 00I x 91 Buedtueued uu8uap Burlsgaqn{u1 ueded uep ruludrp (re1uu1 Ednsqeq) {quo{ Eurlsgaq nlens {nlun .efurunull

{Bluo{ Eulf.rlag o

'trwttuBfuad teduel 1p sruuq {BuB {o[eq uup tuqurlatu {oleq Brulue uutunqtues .TErr"

IolBq-)plgq uB{BunEEuau teluaq nplral ueEuef uerrBrBsrp nll Buersx 'lpllpes qIFleFa{ nDIB,lr ugrynlnqueur {BuB lotgg tuesuuratu ufulq'tuulur1eu {opq uup laduasuetedtuauad uetuap uolturpuuqtq 'urur O0l, - 00? uJslrrB !p's')t's ryruf uetuap (.unu 6g1x 08 nele zuru 0[ x 0S) )puu {opq u?T1u1epp tuelu[eu {opq uurtuq Su1u 1q

.rm!1,tus{ 1utuul Isqq pep Eunluetral p1 .urur

0002 - 00SI lrup (s.1.s) nqruns eI nqurmryrzf uutuap (.ruru ozt xg8) 10pq-:ppq rqedrp ufuusurq p! Euqulelu ropq rqErylun 'tot't toEttog) laduap sslg !p tuesedrp upp rrsTlstapp tuquleul rotgq rq?trs

{BuB {oIBq uup Euqullarn ry1el .

uBBpeq_

speq-BtrBuqrel

e,(uue8r

I4ue1 Fr

Suprur

IP I[BqEuetulaue8uap3ur1sp1a

illnq-Jrlt-unqBueuuqrSSu

uuBuep

'uerllttucIUI 'tuutedrd uelplE)I lBIeuuBuolol

*] 99uopg ueE,

Page 64: Pedoman Pengerjaan beton

56 Pedoman Pelgelaan

DETAIL - B

c. Bekisting yang berdiri sendiri. Beban horisontal akan disalurkan kb dua sisinyamelalui suatu batang penunjang miring ke lantai di bawahnya.

Gambar 4.20 Kestabilan dari lantai bekisting.

Setelah lantai bekisting dipasang, kestabilannya harus dijamin yaitu dengan memakaibeberapa penunjang miring yang cukup banyak supaya perpindahan horisontal bekistingdapat dicegah. Suatu gaya horisontal dapat terjadi di sini, misalnya: karena angin, bahan-bahan yang runtuh atau beton yang longsor dan sebagainya. Penentuan dari jumlah pe-nunjang miring supaya stempel tidak tertekuk harus diperhitungkan pula (atau berdasarkanpengalaman).

35. Menghitung lantai bekistingPeninjauan kekuatan dan kekakuan dari lantai bekisting harus selalu memakai cara

perhitungan seperti di bawah ini.Perhitungan kekuatan

Rumus dari mekanika yaitu oo = # , di mana

ob = tegangan lentur kayu yang diizinkan.

Berdasarkan kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang, maka perilaku mekanis kayuakan menunrn. Karena itu, tegangan lentur yang diizinkan untuk perhitungan bekistingditentukan sebesar 90Vo dan tegangan lentur kayu yang diizinkan.

M = momen lentur yang terjadi akibat beban keda.Dalam praktek dianggap (untuk perhitungannya) sebagai momen

1 *t, (di atas 2 peletakan bebas).8

yang terjadi adalah

Perlu diingat pula bahwa pada awal beton dituang pembebanan sering hanya terjadi disatu atau dua lapangan.

w = beban terbagi rata per m2.

Beban w harus ditentukan dari jumlah:berat lantai beton sendiri yang akan dituangkanberat bekisting sendiribeban yang berubah-ubah (variasi) akibat dari pekerjaan penuangan betontermasuk beban pekerja.

I = jarak sumbu ke sumbu tumpuan.w = momen perlarvanan dari penampang yang akan dihitung.

Momen perlawanan suatu penampang empat persegi panjang adalah:

\[= lun'6

di sini b adalah lebar penampang dan h tingginya

I

I

Page 65: Pedoman Pengerjaan beton

'uBlrensesrp sruuq uqBleled {lquns a{ nqunstur;ull ufufl epud uup lrce{ qlqol n11 Eunlrqrp 3uu,{ '*A{uruf B{Eru 'nlls lp efta>1aq 3ue.{

leuls{Eru 3u4ur1 u,(u8 epg'3un1rqrp

ludcp ut1urzup 8ue,{ lewISXBr.u 8uqur1 u,(e8 seie xp snturu ruxcuro'i-! uu8uap u6pnui3:i'rs1n:1suo1 Suudureuad senl uup (''Pr) leurs4etu ras.:8 urzr uu3uu3a3 ue4r:eqlp eXIf

'3ue1ur1 u,(u8 ruuqaqrp 8ue,,( yep Sueduruued sunl = V3ueru11 eAuB = A

uulle:u,(srp 8uu,( Erruou lrunuou rasa8 ue8uu8al = t,

:ue8uap VZ = t. sfltulu

re{Bruetu ue8uap Sunlrqrp ludep rpu[:a1 Eue,{ lu{urs{Btu 8uqurlufug 'uu{uurrp Suef lururs{Bru Euqurl e,(et ue8uap uu>18urpuBqlp uu{B rur 8uqur1 e,{eg'Eunlrqrp ledup rpe[ra1 flue( n 3uu1ur1 e[u8 e>pu 'Inqslellp ue4etalad leruf nsle)

3ue1ur1 e,(uE us1pe4

uBlrunsasrp srueq ue1e1a1ad nquns atr

nquns leref Bluru luls Ip lpeFa Susd uulaalad IS{Bar epeduep IIra{ qlqal *U nllg'V x

Pg ='*U

:lpu['V ue1qa1+J

Euedtueuad sunl rlsl Po uelurzrrp Suef ue{el ue8ue8el ue8uep Bures ''r*d uu>1e1a1ad rp

Isrur$[Brr l$[BaU'uuletalad rp uBlurzlrp tuu,( Ierul$pru uuuu{al ue8uap uu>lSutpuuqlp ue:tE

rur ue{qapad rsluaa 'Euntglp ludup uelaalad Is{eeJ uup rnqetalrp tedup ue>1u1zrrp 3ue.i

uu4e1a1ad nquns eI nquns {Bre['efuuenlele{ Bues uBlBnIe{ Sunlrq8uau I{ElalaS

uu4etelad rs{?al B$luad

n)plraq es?rq rsllulsuol {nlun uBp

. 00s'l f (snPq) eFa{ IBIUEI {nlun

(resu1) eFa{ ptuul 3ur1sg3q {nlun:uu{uurusrp 8ue[ *J lrllr

'speq-Bpeqrae tedup r$lrulsuo{ depas {ruun rur Isrur$leru uelnpual turefg 'ueltere{sE

Euu{ Iurursluur uulnpuel lnrnuau esluedrp npad Sunlrqrp qelel tue,( uqnpua-I

,urf=r:qBIBpB Euefued r8asrad ludura Eueduruuad usuuqurale{ uauory'Sumlq1p uele Suer( tuudrueuad (ersrrua) ueuleqtuala{ ueruotu =

uoptalad sBIsIlsBIe snlnpou:

Igt8€ _,rlt s,z - t

:n>1glreq 'qlqq nele uundr,u$ Bt$ sBlB Ip uapteled {ntu61[I?8€

= |,l/n s ,.

upr 6uq.rar ueqeq Freqaqp tue,( uundunl Bnp sslu tp uu:lg1eled nlens 1rup uu1npu{'uu>lnluallp rdep uqptalad nlens 1rep (I) uqnpual 'uen1m1a1 ueEunllqred uutuag

'wn:te:Iol uetunlgpag

00t 't,

I uolI

I

:

i

I

Iptl

r{BIr

3u1r

nfe:

UBIJ]

-ed r

-uurltuqs

IB{Brj

ue>18uupar 'l +

IE

IO rursefurs

i

a* r*' L9

--Jt

Page 66: Pedoman Pengerjaan beton

58 Pedqtan Pengo/aan efu,

Tegangan kayu dan modulus elastisitas (E) yang diizinkan.Pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKD dicantumkan tegangan izin kayu

untuk bermacam-macam kekuatan yang diklasifikasikan dan modulus elastisitasnya.Umumnya kayu yang dipakai sebagai bekisting adalatr kayu bermutu A di kelas tr dan III.Berhubung dengan waktu pembebanan yang singkat akibat dari tekanan beton, teganganizin menurut PKKI akan dikalikan dengan nilai 1,25 dan hal ini dapat dipertanggung-jawabkan.

Catatan: Oleh karena kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang maka perilaku mekaniskayu akan menurun. Tergantung dari keadaan di mana kayu bekisting itu berada, disarankannilai dari tegangan izin dan modulus elastisitas kayu dikalikan dengan 0,9-1,0.

Periksa ukuran dari kayu stempel.Suatu balok melintang disangga dengan stempel. Setelah memeriksa tegangan tekan

antara stempel dan balok melintang, stempelnya harus diperiksa pula. Tegangan izin tekan(tekuk)

stempel tergantung dari nilai kelangsingan I = ! , dengan l*

adalah panjang tekuk batang dan i menyatakan jari-jari kelembaman batang stempel.

Jari-jari kelembaman i = .E . di sini:VA

I = momen kelembamanA = luas penampang

Ini berarti untuk potongan penampang empat persegi panjang:

sumbu - x

b

-

Terhadap sumbu x: I. =

nilai kelangsingan I" =

Terhadap sumbu y: Iy =

nilai kelangsingan I, =

f un't2

3,5 lkh

1 un'12

3.5 lk

b

A=bh

A=bh

Page 67: Pedoman Pengerjaan beton

'88?B rP qoluoc rrBp uo?aq IBlurI Iz.p rBqurBc

Iadurels nquns eI nqunsEuqurlau loleq nquns eI nquns

IeuE {olBq nquns eI nquns

>1uref = c1

leruf = z1

leref = 11

:qu13un1rg

I

!

II

JI

I

I 'l '.',t '.

'uee88ue{uad ledural Ip ue{qaloqredrp e,(ueq ue8unqtuus-ue8unqtuesue>lEuupas 'ue>1:epult{lp ur>1Eunu ludepas sruEq tuenq.ral Eue{ uurfeEra8Euad

:BJls{a lerufs-lerur(s(eutp{ 1OVd eu/1ipl ?Z = uoleq aunlo^ uenlus-leraq

retuqes uolnluelrp lolBq uBp rulusl Inlun ue{urzrrp SueI uelnpuel(rurc731 000'00I) BdI I 000'0I = g sBlrsrlsula snlnpou

nIel leras-leJes stunl ry3at(ztuc/E>t sz) BdI I g'Z =

po ue1ele1:ed ue:1al ulzf uetuetal

(ruc/A, ZI ) sdhl Z'I = 2, rasat urzr uu3ueEal(ztucF>t 00t) edw 0[ =

oo 'rn1ua1 urzt ue8ue8al

:UXa lrunuau g selrsrlsula snlnpow uep urzr ue8ue8al

II sBIeI uqBnIaI '8urn:e>1 n,(e1 srual'turu 00S€ Suefued 'euu 0ZI x gg ladtuatsII

sBIeI uelerule{ '3urrua1 n{e:1 sruaf'uur 000? tuefued 'zuu 0ZI x 08 loleq n{e1

II sBIe{uzterule{ 'gluurau n,(q sruaf'uru 000? Euefued 'zuu 00I x St leluel uep uefuq

:(6'6 uulr1u:1p efusrue>1au n>p1gad) tuuln-8uslruaq reledrp qelatue{ nful uuleun8rp tedep 'ufuuuquq-ueqeq re8eqag 'QZ't nqutog) ue{BuuJuarrp srLrEq

efuturls11aq'ruur 0SI ue1uqalal ue8uap rclturgaq ueun8ueq uolaq pluel nluns Intun:qoluoS

'Bnuras uEEuusrp tunsplaq nvlr- (02', nEtog) qeEacp tedep Supsgaq pluosuoquuqepuldrad e,(edns tupru tuufunuad eduraqaq tuessuraur uuEuap uFrrefip nples mJqtunsplaq uulrqqse) 'e{qadtuats Euufuud Fadas Bures de8tuurp uelet wqeq peqp tw[Euureq nlens pep 1{qq Euefuud Elntu-Blnu 'pluul Eupspleq ueEunllqrad nlens 1q

IJ

00?t,

'ladu

uB)la

uB)Ie

uB)Iu

sFrs)l

t , = , uEtqqes zp ! | = , vp u

tI = \ u:luur lslnq ladtuals p{Buratu nelql

. 'uu:[ulzlp )tupll OSt e@lqJusaq qlqal ?uvf'yuetqstuulel IBIIu ntens '0U rqep p1yd IBTIID $ueuat usluqatr sqqBpBd n,(q ue:lq up1 uutueEat ecuqp ledup 'pl y uutulstuulol IBIIU IrBp uelpnua;

wT=I

-tunluuEu

ItrU'u,(us

Me:t

I

) tpreaI

L69affi

Page 68: Pedoman Pengerjaan beton

60

-\

Pedornan Pengeqaan futqtr

Penyelesaian:Mula-mula akan ditentukan beban terbagi rata w.w : berat lantai sendiri 0,15 x 24 = 3,6 kN/m2

berat bekisting 0,2 kN/m2beban variasi ketika dicor 1,5 kN/m2

Jumrah berat barok unur aunlfflffii,f,illTi'f'r?,lgft?, sebesar 0,r kN/mz (r0kg/r").Jadi untuk balok anak, jumlah w = 5,4 kN/m2 (5a0 kg/m2) dan unruk balok melintangw = 5,5 kN/m2 (550 kg/m2).Papan bekisting lantai dengan tebal 15 mm, beban per 100 mm lebar adalah 0,1 x 5,3= 0,53 kN/m = 0,53 N/mm.

Perhitungan kekuatan.oo untuk kayu meranti kekuatan kelas II menurut PKKI adalah l0 Mpa, untuk kayubekisting nilai ini boleh dikalikan dengan r,25. ladiregangan lenrur ou = 12,5 Mpa (kg/cm2).

Karena memakai kayu bekisting bekas, maka oo = 0,9 i tZ,S = nb| Mpa.

w = : " 100 x r5z = 3,75 xr03 mm/per 100 mm rebar.6

= #' maka 11,25 =

= 3,75 x 103 x ll,ZS = 42,2 x 103 Nmm.

= + *G. 42,2x lo3 = I\ .,,,2 = ; x 0,53 x l?8 8

= (42,2 x 103 x 8)/0,53= 6370 x 102, sehingga ll = 798 mm.

atas beberapa tumpuan).

f-,r,. = # lr

I - * * 100 x 153 = 28. 103 mm4t2E = 0,9 x 10.000 = 9000 Mpa (bukan dikalikan 1,25).

. : 2,5x 0,53x Il' 384 x 9000 x 2g x 103384x 9000x 28x 103

400x rJ.0J3182,6 x 106 sehingga ll = 567 mm.

Dari perhitungan di atas ternyata perhitungan lendutan yang menentukan. Disebabkanpanjang semua papan-papan 4000 mm, maka jarak sumbu ke sumbu balok anak yang dipilihsebesar 500 mm (pilihlah ukuran s.k.s. yani dibulatkan dalar:r keliparan 50 rnm).Periksa tekanan peletakan.

Untuk kayu bekisting bekas o, = 0,9 x l,Z x 2,5 = 2,g Mpa.Luas bidang peletakan sebagai peletakan tengah dari suatu bagian lantai (rebar 100 mm)di atas bagian balok anak (lebar g0 mm) adalaf,:

ob

M

M

t?

t?

ll400

r? =

r? =

3,75 x 103

xli

Perhitungan lendutan (peletakan di

f _ 2,5 wl?

384 EI

Page 69: Pedoman Pengerjaan beton

, 00t Lltl

zt Oot s){r1(r!lt[J

BdW 0006 = 0000I x 6,0 = g I otur-u r$t x

r0I xzgll x0006 xrg€ttxL'zxs'z

IA '88=I

rIA S,Z J

(ur

I{II I

u?)ZqI = ;(ZI x08

"+ = I

uutnpuol ue8unlqra4

'ruru 0tsl = zl eSSurqes .eOI x 0rg =L,Z

gxeOIxogtz=

2t x L'Z >< ? = eOt x Ogtt : tt^ i = hl

'uuN eOt x ygrc, = w e88urqas €01 -11 z6l = gz,rl

hI

Ir

2r

rpuf I'{ =

qo.W

tur.u sOI xZ,6t = zl1t x0g "? = /t\(su>1eq 8ur1sr1aq n,(e1 1nlun) udhl SZ,,II = g,(.1 x 6.0 =

qg

'(rtuc731 SZI) Bdhl g'Zl = Ol x gZ,1 rpefuatu Burrsplaq n,(e1 1n1un'Bdh[ 0I rlBIupB DI)d lrunueu II uBlun{a{ sula{ Surn:e1 n,(e>1 qo

Jnlual uuSueSaa'uBlBn{eI ue8unlrqra4

'(tuur/N l'Z) ru/Nl L,Z = ?.S x 0S.0 qelupe IBuB {oleq relau rad ulur r8eq:a1 ueqeg'(8uu1ur1aur {oleq) qlqel nule uundtunl e8rl sBlE rp ue)Helelrp leue lolgq e[utunu.r61

'ruru 00s .s.I.s

zuu 0ZI x 0g IEUB {olBg'uB{uIzIIp 8ue,( lutuls{Btu Sueturl u,{u8 epeduep IrJa{ qlqel qnef rur IEIIN

'N99I=oo9xtg,oti=^

r{Brep' qrqar nure uundurnl e'lr sErE rp uu1ele1ad "[:i ffi1Tri::r'#lr1'r::f:?"f " 'N oStI =

''**A uSSurqas AE = 00SI x Z, x SE,t

oosl x z _-,_ ___r, YZA€ = S€'I IPBI ' ng = ,

:DIBIreq '*A lerurs{Eru Buelurl ulzr eKeB Inlun .BdN

S€.1= z'r x gz'I x 6'0 =

''*-A ru>1edrp Bue,( selaq Burlsqaq n[u1 ,tniun -eurru 00I x gt = v :qBlBpB 3ue1ur1 efu? Iwqaqlp Bue{ BurlsJlaq uer8eq ntens Fep Eued*1,ira unilr! ,nn1

Suelu[ e{eE us1ua4

'ue{urzup Euef ue>paalad r$luar upedpup l!re{ qlqel qnef rur pgN'N 00€ = 00s x €s'0 * |. = u 1psl.r^ * = r,n, f . l,

:ufuesaq (unu 00S - If tunfn IrBp Bnpa:1 uendunl {nlun .e8p uped

IruP qlqq eruuendurnt Euef (elup1uu1 uurEeq) uu1e1a1ad nt?ns pep uundu$ I$lsau -

'N wnz,, = H;*,f,

.r;J ;;;;;,i,,, 'zuru 0008 = 00I x 08 = V

'(iulc,

nf,e>1

['s x

3ue1u1

0I) ru

tplw I

., l--t

l96uttg:pg

Page 70: Pedoman Pengerjaan beton

62 Pedoman Pengerlaan Belon

384 x9000 x ll52 x 104

400x 2,5x 2,7

= 14746 x 106 maka lz = 2452 mm.

Periksa tekanan peletakan.6a = 2,5 MPa, untuk kayu bekisting bekas berlaku:oo = 0,9 x 1,25 x 2,5 = 2,8 MPa.Luas bidang peletakan dari bagian balok anak di atas bagian balok melintang adalah80 x 80 = 6400 mm2.

Tekanan izin peletakan = 2,8 x 6400 = 17920 N.Reaksi peletakan R dari sebuah balok di atas tiga tumpuan besarnya:5s; wl, jadi

i " 2,7 x 12 = 17920 maka lz = 5310 mm.

Ternyata panjang yang disediakan sebesar 4000 mm, adalah panjang yang menentukanuntuk penentuan l, jadi lz = 2000 mm.

Periksa gaya lintang.Luas penampang dari suatu balok anak yang dibebani gaya linta-ng adalah:A = 80 x 120 = 9600 mm2.

ttr

l3z

Tmaks. = 1,35 MPa

3VN --

^ ' juai t':5 =

1,35x2x9600=3VsehinggaV*"kr. = 8&0N > : x 2,7 x

8

3V2 x 9600

2000 = 3375 N

Balok melintang 80 x 120 ffiD2, jarak s.k.s. 2000 mm.Beban terbagi rata per m balok melintang adalah2,0 x 5,5 = I1,0 kN/m (l1,0 }.l/mm).

Perhitungan kekua tan

ob = 11,25 MPa M = 2160 x 103 Nmm.

M = * *13 ;2160x 103

Perhitungan lendutan

f _ 2,5 wll384 EI2,5x 11,0x U

2160x 10000x 8

lll57l x 103, sehingga 13 = 1253 mm.

= 192 x 103 mm

=**lt,Oxt38

11 =

11 =

384 x

13 =

9000x 1152x 104

384 x 9000 x ll52 x

f,*ukr.

=1400

104

t,4oo

t3

!:3

400x 2,5x 11,0

13 = 3619 x 103 maka 13 = 1535 mm.

Page 71: Pedoman Pengerjaan beton

tuuf uE{el ue8ue8al epeduep r'seq qrgar Buerelas { uep x r{ErB ru'rup {nral ,n3rn3rg 'F'(.tucFr zr) udw z'l = ro (1n1a1) uu{ar ue8ue8ar uulreduprp Iu!s IC

'LL=+=11 ue8urs8uelalesr

pllu uep 0s[[ = z : 00s€ rpefuatu ,( qeru tuBIBp Inlel tuefue4'ledurats qetual-qu8uq p qllldp

{rtlIa uur{eued .eC.V leqlt) r{Bruel !ue,( nquns uer8eq eped 1n1et 1era1e1 unqnuJ l#Ofp nlred nU suerDI 'uelutzttp Eue{ uuEurs8uuie{ pllu ,nnd*n1",r, ,u. urau,rauuial IclN

tuufuu4 '1>1n1at) ualol urzr uu8ue8al

(rutc 131 gt) edhl g'l

depeq.ral eslHadrp sruEq

0096 D= im. = 'o laduals

0SI < ESI =

rurrr 0g = q uep unu 00sE - ,[ Iu!,

(quua1 tuef

'(.urc ttl td edlAl L,Z = roIn{el ue8ue8al .Z selal uglen>Ia{

{nlun DIdd r.uBIBp IJI regup lrunueu .Z0I =

ruru 0zI - q uup ruru 00g€ _ ,l lul,(ten1 Suef

08K00s€xsT= Y

to'+s'€= ^\nquns) f - qsry

0zl roos€l s'E = Y

,o'+s'E='ynqurns) x - rlurv

'uII.u 00sE qBIEps In{arur uglal uu8ueEal

Ip u?{el ue8ue8al

uendunl lq,er Eurrrauau rudup lnqa*,,, Iadruar quryde uslHadrp ,-rilut,ri:rl fr;*'rf**'1adua1s BSIlrad

lutu 000I qslupe ladurals ryref elefural rur ueEuntlqrad uuq*'n >Ngrg9=

e000I x 0'II x i vnt"n, rpuf.rar

8uu{ Euelurl u{e9 .(1euu )toleq lsqll) N 0r9g = .*n

'8uqur1 u{et eslrq;

N 08892 > N s[EZt = o0or x rr x ] ,o"f .r^ * = u

:tIBlBpB etgl epedlrup qlqal tuef uendunf se1u Ip {ol?g qsnqes lrsp uptstalad rsleag'N 0gggz = 0096 x g,z = uB)[Qa[ed qzr uBuB)laI

- '(ruru ozi qBIBpB uelerelad tuefued) .** 9096

= ozt x 08 :nllBf ladurar selu IP tuquJlaur rolBq qengas pup uBrBl"lru a.inpn ;ni .ue1g1a1ad ueuu{q Es:[:lld

uru 00OI TIBIBpB gg11dp trd uendurnl nquns e{ ngtuns {uru[ u>pur .uulurpasrp Euu,( tuurued'i;tr;p ir"q;,{rrg

uBInlr

tlBIspB

li

l

l

| *na u,

I896tM

Page 72: Pedoman Pengerjaan beton

-]

Pedonan Pengeqban Beton64

Untuk setiap penahan lateral tekuk harus direncanakan terhadap suatu gaya sebesar 2%

dari beban stempel maksimal. Arah dari gaya ini dapat bekerja baik dari arah kiri maupun

& steflrpol l€yu b. stempel bala bersok ttp

Detail lihat Gambar 420 Detail lihat data dari pabrik

Gambar 4.22 Penahan lateral tekuk.

dari arah kanan. Apabila banyak stempel-stempel yang dihubungkan dengan penahan lateraltekuk, maka gaya pada setiap penahan lateral tekuk sebesar 2Vo danpada total beban di atas

bagian stempel. Beban horisontal ini harus disalurkan melalui penunjang miring ke suatu

titik yang kokoh. Tergantung dari pemilihan penyaluran-beban, penunjang miring dan

penahan lateral tekuk dibebani gaya tarik (atau gaya tekan).

Sambungan di antara penahan lateral tekuk dan stempel dapat dipaku, selain itu gaya

yang terjadi harus diterima sebagai gaya geser. Untuk perhitungan dari sambungan pakuan

di- sarankan melihat PKKI. Di setiap sambungan paling sedikit harus digunakan dua buahpaku dengan ukuran 50 x 2,8 (2" BWG 12).

Untuk suatu lantai beton dengan ketebalan 150 mm, bekisting yang direncanakandapat dirangkum sebagai berikut:

papan ukuran : 15 x 100 Dffi2, panjang 4000 mmbalok anak : 80 x 120 DD2, panjang 4000 mm dan jarak sumbu ke sumbu

500 mmbalok melintang : 80 x 120 ffifr2, panjang 4000 mm dan juruk sumbu (gelagar) ke

sumbu 2000 mmbalok stempel : 80 x l2A ffih2, panjang 3500 mm dan jarak sumbu ke sumbu

1000 mm.

3.6 Meja untuk bekistingKalau suatu lantai akan dibangun dalam jumlah yang banyak, hal ini dapat lebih

ekonomis dengan merencanakan suatu sistem bekisting. Contoh dari suatu sistem bekistingadalah sebuah bekisting meja. Bekisting meja ini dapat dibuat oleh kontraktor atau pabrikbekisting. Pembuatan tersebut (Gambar 4.23) dapat menggunakan suku cadangnya yang

terdapat di pasaran (pipa baja, baja profil dan sebagainya ).Di atas rangka-bawah baja akan diletakkan balok anak (dari kayu) dan di situ pula

papan bekisting akan dipakukan. Meja tersebut harus dibuat sekokoh mungkin supaya dapat

dipakai berulan g-ulang.

Dalam arah kelebaran bekisting meja terdapat suatu penyambung yang dapat diatur,ini dapat dilihat pada Gambar 4.24. Dengan menyisipkan sambungan pembantu spesial,

meja itu dapat diperlebar. Balok anak dan lantai bekisting dapat dibuat, baik dari kayumaupun dari baja.

Page 73: Pedoman Pengerjaan beton

JrsB(u Suer pluel epedpep uetuu qlqal urpuos uolag pluel tBrequBp lBtlleq qlqel uolaQ UBIB{Buad e8nf lenqrueru rur Suegtuola8req Suer( lulad {n1ueg

.ug1rrg

tue{ uFa{ 1uIuBI nlens Inluequaur uuluDt8unueu Suer 'Euuro pe/$alrp lndnp BunsEueluup Euesudrp qepnru luled 'tedtuat tp rorrp 8uu,{ pluel {nlun Buunq:a1 Burlsqaq refluqasuopun8rp {oror le8uus e,(uunun (unrsadu4 nute JIoA leled) uqlgordrp 8ue,( ufuq tu1a4

Suenqral Surlsgaq {nlun uu:11gord1p Bue{ efeq 3u1ag L,t.

pquur qlqal ufuueureqrlatuedrEEup qlqel u{uuerlequrad e8reqnulru

talSue8uad uBJa{ reletuatu nlred:nlle,('ufuuer8rual uduraqaq u8n[ epy

u,(u,uuseur- *on*':rH ;t-r1 :

:Inluaq re8eq.raq r.ue1ep qaloradrp ludeplelSuruatu uu1en{a:l nlulFad

n

'ltJ

leEI

3u

)tF

3u

ql(

tunrsederl teladEueqtuolaEraq telad

relep tuladnqr

:nlru{ nIq Sunsr-{eg depuqrel efeq Surlsgaq lrup uu8unluna;tr o{,

'ue:{rBqaltp lrdep 8ue,( Eurlsqaq BIaHI ]A.] rBqruBCnqu

UB1:

qBn(

UBru

eKei

uEp

nlBnl

sele

JPJall

undner

%c ns

uo)ogl Ut

'BuBr{rapae Eue,( 8ur1sp[aq Bfeli[ g6.f rBqurBC

6t#L

s9

Page 74: Pedoman Pengerjaan beton

66 Pedonan Pengeqaan &tott

Gambar 4.25 Contoh dari konstruksi jembatan.

Setelah memasang tulangan atas yang dibutuhkan, beton dapat dituang. Pelat bajadikombinasikan dengan beton yang telah mengeras, ini merupakan suatu keseluruhan lantaistruktur yang mampu mendukung seluruh beban. Untuk mendapatkan kerja sama ikatanyang baik antara beton dan pelat baja yang diprofilkan, rnaka di bidang vertikal dipasangskear conector atau dipasang lekuk-lekuk yang memanjang.

Di bangunan teknik sipil, misalnya pada bangunan jembatan-jembatan sering diterapkansuatu bekisting baja terbuang. Konstruksi jembatan dibentuk dari dua peletakan baja ataulebih di bagian atas suatu lantai jembatan dari beton (Gambar 4.25). Profil yang diperlukanuntuk pelat bekisting dapat ditentukan dengan perhitungan kekuatan dan perhitungankekakuan. Tulangan atas mudah dipasang. Bila diperlukan, tulangan bawah diletakkan dibagian yang bergelombang dari pelat bekisting. Pemasangan pelat baja dengan bagianpeletakan baja harus dilakukan dengan seksama. Bahan penyambung untuk pelat baja yangdiprofilkan dengan baja di bawahnya dapat disebutkan sebagai berikut:

Page 75: Pedoman Pengerjaan beton

rnp,r^ Eurlsplaq qoluor nrBns LZ'v ,nq)ree upud ,;lx:lHi?'t"1Hil".l;:Tilil:r*pBn

{rlpel Surgsrlaq qBnqas t.lBP qoluo1 LZ'y rBqurBC

(loteq) re6atao

laduats

6u;.uru Duefunued

Eur

UBIJ

IpruB3

rrB{

nslrUB)T

Euur

usl€

lBlu'eleq

).,

'gz'n rsquruD epud ueluaqlp 'JnDlruls IsluBI qrunle{

usp IBJnD[ruls uer8eq ru8eqas lerllllp tuu{ Surlsgaq tulad uep>leruad Inlun qoluoc ruens.uolderelrp u8nf ledup rur 3ur1s11aq 1elad '1npet.t uep uuluqruef ueun8ueq {nlun ruaCx

Ildls IIDlal ueuntueq uer8uq BpBd 'tunpat IrBp uelleturuad uuun8ueq uede:auad 3uepr,:

Eurlsrlaq lB?uBflu1ed uelulutuad qo4uo3 9Z', rtrquB3

urelup Bruultual ludural Ip roorp Eue,( lutu?l Inlun delq Eupsy4aq pEeqes IDPdIP learlulacurd uolae tupsgaq rc1ad '1'5;urEuru4 uBIEP tru:lp:inruqp tuu,( uutuep Pnsas

,llvltt Eu;pg1aq. pteqas uopq ;-rep tqpqeq lEad 1::

dnrlas Eun[n Ip Joq u1etu qenqes ueEuep lrlpues tuuqnl lunqueru tue,( dnqasnInqEP

qlqel Joqlp srueq ufutuuqnl tue[ ',apuaddottlaz. .IrlPues -rlptuau tue,( dnqas ud

:lrunueru lteq1p pdup drmlasdnrP5dnlF$ .

I+ +t\rlo

ii btq tI

IL9A;t

Page 76: Pedoman Pengerjaan beton

G8 Pensey'aand

4. BEKTSTTNG BAr0K I

4.1. Balok pondasi I

Misalkan balok pondasi dipakai sebagai pondasi-pondasi di atas tiang beton. Setelah I

bagian kepala tiang beton dibor hancur (drill), kemudian tingginya di atui dan dirarakan I(Ganfrar 4.28 a), Selanjutnya bekisting dapat dipasang.

{

tulangan stek dibengkok

kepala tiang dibor hancurbalok tulangan

lantai kerja

tiang beton

Gambar 4.28 a Persiapan pondasi balok setelah kepala tiang beton d.ibor hancur.

Untuk balok pondasi dengan ketinggian sampai 550 mm, bekistingnya terdiri darirangka penghubung bagian bawah, dua sekat sisi (papan), dan rangka penghubung bagianatas. Rangka penghubung terdiri dari dua balok 80 x 120 mm latau OO x tOO ^*l deriganjarak s.k.s. papan penghubung 1500 mm (Gambar 4.2g b dan 4.2g).

Ketinggian rangka penghubung bagian bawah diatur (piketnya) oleh pekerja bekistingdengan 'waterpas'. Selanjutnya sekat sisi diatur dan sementara bagian atasnya dihubungkandengan kelam (s.k.s sekitar 2000 mm). Sekarang lantai kerja setebai 50 mm dap?rt dituanlkandan tulangan dipasang. Kemudian bekisting disiapkan supaya pengecoran dapat aimutai.Rangka penghubung bagian atas dipasang dan perubahan-ueHsiinf harus dijamin denganmenghubungkan pasak (s.k.s. sekitar 2000 mm) dan penunjang *iring (Gambar 4.2gi

Iangk P"nsttuuung bagian aras

Ir--

Gambar 4.28 b. Be\isting balok pondasi.

Page 77: Pedoman Pengerjaan beton

:ln{lraq rBSBqes 's'I's IBrBr uBSuap rolues udre{Bureu uu8uap Inluaqlp ztrrtu 0ZI x 08 lul e88ue,(ued >1opq->1opq IrBp ue8unqnll

'ruru 000I redtues 699 ueG8urla4 ue8uap tsepuod )totBg 6E'r JBqUBS

leqq lpq[ ued .s .I .s Inlun

oogt 's '1 's e[eq pep Inqes

- 0002 's 'I 's

o9r / 09

09r / 09

oot I oz

'(qumuq uBrBBq LrBp relntup) Ioleq uBIEAuueI IrBp €/I ElDlas rslEp

u8Euu[uad lopq Suusedrp uB{B B{?ru 'uoleq {olBq FBp t{B/rruq uu18uq Ip rusaqrel 8uu,( urp

Eurdures IrBp uoleq upuelal luql{V 'uoleq tsrrp EurlsDtaq BIIIo{ Inqup 3ue,( lsrs (ueded,

lulas uur8eq rp rnlual uepurq8uau Inlun e,(ueunt ryl '(0€', nquog) O7,l x 08 lopquu8uap 8uefunlrp Brls{e sruurl rsrs (uudud) relas ( uru 0SS < ) r33up qlqal 3ue,( uolaq {olc!{nlun BA\tFq e,(uu-rrl sulaf 'uolag uu8uap rsrrp Sutlsrxaq B{lla1 'rpe[:a Suef leluosuol'efiefl-e(ef Brulreuetu {nlun uulqnlnqrp quh\Bq uup ssle uer8eq Sunqnq8ued u>13uey

'urur 0gg ledrues ufuuuu-r83ultat uu8uap lsepuod )toleg 6Z'? TtrqtuuC

d

ueE.IBII

rrB{

UBI

Eup

ueBr

uerB

gBp

uE{sfl

[Blala

)

i

I

I

I

A -

h 'nteg.rll

L69

Page 78: Pedoman Pengerjaan beton

70 Pedonan pengaqaan &br

tinggi balokdalam mm

6007W800900

1000

jarak s.k.s. pen senterdalam mm

16001400t2wt000800

Bila balok penyangga yang dipakai lebih besar, maka jarak s.k.s dari pen senter perludihitung' Balok penyangga dan sekat sisi kedua-duanya ditembus oleh pen senter. Di bagiandalam Papan bekisting ini, pen senter- diselubungi dengan pipa (besi) yang kuat dan disamping itu berfungsi juga sebagai penjaga jarak.iGrena pen senter ini terselubung dalampipa, pembokaran pen tersebut mudah dilaiutan.untuk suatu bangunan yang besar-bes:u yang [kilfncnya dipakai berulang-ulang,penerapan bekisting baja dapat lebih menguntungtin. nekistlng ua.la'ini dipesan di pabrikatau di tempat pengerjaan bekisting. Bekisting ii'i rerdiri aari teuai 3 mm pelat baja yangditunjang oleh baja profil (Gambatr 4.31).

Gambar {.Bl contoh dari sebuah bekisting-barok-pondasi baja.

Di bagian atas dari pendukung ini 'staanders' dihubungkan satu sama lain dan dapatdiatur, supaya dapat dipakai untuk burok yang b".ru.u.-macam rebarnya.Pemindahan pelat baja bekisting yani bJ*u.ur-macam ini dengan renaga manusiat'erlalu berat' Karena itu diperlukan sebuai'k..un pengerek ,bouwkraan,

untuk-memasangbekisting' membongkar dan memindahkannya t. i.rput pembuatan balok selanjutnya.Lubang dan sponing 'sponningen' baik untuk belisting r,uyu-nraupun bekisting bajadapat dibentuk dengan memasang piprltuurng atau kotak sponeng.

4.2 Bekisting batok yang mendukung bebasAwal pembuatan suatu konstruksi bekisting yang mendukung bebas untuk balok dimulaidengan membuat suatu konstruksi penyangga dari kayu atau ju.i ,iung (besi) bersekrup,kemudian di bagian.atasnya dipasang barok merintang (Gambar 4.32).Pengaturan dari penyangga sesuai dengan pengaturan tiang ,stempel,

untuk suatubekisting lanrai (lihat faragraf 3;.

Page 79: Pedoman Pengerjaan beton

'BfBq IJBp 8upsqaq qquoC ,g.r rBqruBC'tBlnq ladua4s

uu8uep {otBq turlsrlag gg.} rBqwBC

uoteq{qBq //leuB rqBq

due66ued nlE)l

ledmls

rquq rylEq -

'nlBB rrB{raq n/(o1 u36ue.[uad uBEuap (EE0gg > rS8trrl) )totBq Eurlsrxag o Gg.? rBqurg

trBI

ugtuac 'eEnf tglnq uEEue(uad 1o1uq rg{Buraur ledep 'zuu 0ZI x 0g rEasJed tedruae8tue{uad {opq ru{Etuaru urBIaS 'dqnc sruuq tuFI, Eun:lnpuad 5lopq Buqsgaq uqnpnpatrurureluatu {nlun 'I'r;erBErBd Ip luefs-terefs uu8uap renses uu:lnlue1p ledup's'{'s lpref

'@ Zt't nqwog) elnd leref e8efuad ru8eqas raluas uaJuuEuap et8uefued loleq Suesedrp {otuq r8Eup guEualas uerteq 161 'rn1ual uer.luuau {nlunuEEuesrp nlred lsls lB{as uerEuq Ip'uru osg FBp qlqel erur88un 8ue{ {opq-{oleq rEeg

'(g prEured {Buu {opq leqlD elnd rc1uu1 Eupsplaq eEEuefuau Euef eEBue,(uC

{olBq Suusedrp lnqesral uBIa{ uer8eq BpBd'Euqurlaru {oluq ue8uap uelnledrp (nz(q {olRinule uuded edruaq tudep) IuI tuBIeX 'p[ueE8uad tuBIaI ue8uap uuqqlp tsrs ls{es IrBp r{B,hE\uetEuq B{BIu 'toctp uoleq qpa)t renla{ ue{agal uele Eultsqaq qBmeq uurEeq qe8acuau)tqun '{otuq depeqral rnlsrp tudep nlnqep qlqet lunqrp qelal Suef rsrs le{as Suerulag

'zuu 0Z I '08 )topq net? ztutu 0SI x g1 n,(q ueded lrup )toleq-rusep Suesedrp tuulurlaur {opq uer8e;ssl? I([ 'Bnp pp{raq e38ue[uad reluurau {nlun uB{uuresrp tnted eE8uefuad re8eqas roEuere) 'L1BJB ?np IUBIBp IIqBI lul nlus ptapeq eEEue,(uad qenqas ueEuap uue8Euefua;

l

'Bnp ptopaq u88ue{uad ue8uap (urn 0gg< FEup) )toleq Eullsprag q Gg'? TBqEBC

lfrtn |.,3lq uqBucd

Ffnooued nlBrl

arE1t;;eu, urqol

rBOEI€6

lleq

tue,(

{pqBd'8uu1n

ruEJBp

IP UBP

uurtuqnlrad l

oreg ueE

,*-_ _

}LnE<

Page 80: Pedoman Pengerjaan beton

72 Pedonan Pengeqaan fubn

menggunakan balok yang lebih besar, beban-beban diperkenankan tebih besar pula.Di atas bagian stempel bulat dapat dipasang dua balok melintang yang sejajar dengan

sumbu balok (Gambar 4.33). Supaya dapat .enyangga alas balok,t ut r uuii.n balokmelintang dipasang balok anak. Tentunya penyanggaanuntuk bekisting balok aapat memakaistempel baja berulir. Perhitungan kekuatan dan perhitungan kekakuan untuk bekisting baloksesuai dengan perhitungan bekisting lantai (lihat 3.5).

Sesuai dengan Paragraf 4.1 untuk proyek bangunan yang besar di mana bekistingb{ok harus dipakai berulang-ulang (berturutan), pemakaian Uetisting sistem dari baja dapatlebih menguntungkan (Gambar 4.34).

5. BEKISTING DINDINGPada waktu menyelesaikan bekisting untuk pengecoran lantai atau jalur pondasi, akan

diperhitungkan tempat dari dinding beton yang telah direncanakan. Di tempat-tempat tersebutdibuat suatu peninggian (penebalan) dari beton (Gambar 4.3r.

dinding

tulangan lewatan U (bentuknya)

15 x 100 papan kayu penghubung

80 x 120 mm2

I lantai beton

Gambar 4'35 Peninggran dari beton di atas lantai atau jalur untuk keperluan dinding beton.

Dua balok kayu 80 x 120 mm2 dan papan penghubung (15 x 100 mm2) denganbantuan penjaga jarak (berupa blok beton kecil) oipurung di atas bagian tulangan atas.Pengecoran peninggian tersebut bersama-sama dengan lantai. Setelah lantai cukup ri.ng"r^,balok dan papan ('badding') dibongkar. Sekarang bekisting dinding dapat mulai aipenii tan.

Bekisting dinding biasanya (Gambar 4.36) terdiri dari: bekisting kontak (dari papankayu atau multipleks) yang ditunjang dengan 'staander' (dari balok kayu) dan ,gording'kayu horisontal (balok ganda). Dinding pemisah disusun dari bekisring kontak denganpenegak yang sudah dibuat lebih dahulu (sesuai dengan bekisting lantai).

Selanjutnya dipasang dinding pemisah yang pertama dan ditunjang (penunjang miring).Sekarang tukang besi dapat mulai menganyam tulangan dinding irilrut Bab 5). pada saatyang sama' pekeda bekisting dapat memasang balok 'gording'. Ltat dari balok ,gording,ditandai pada balok staander. Pada bagian Lalok 'stuund".l dipasang kelam penunjang'vlaggetje' dan di atasnya diletakkan balok 'gording' bagian bawah (biasanya dipakai 2kelam penunjang per 4 meter gording). raJa goraing ditandai jarak dari pen senrer,selanjutnya pada dinding pemisah dibor untuk lubang pen senter. Setelah ,r,,ru pen senterditembuskan, 'gording' bagian atas dapat dipasang. Bila penganyaman'tutungio ,rr.rui,maka dinding pemisah yang kedua dapat dipasang puia. Pertamu-ru*; pen senter ditembuskanke penjaga jatuk. setelah dinding pemisah kedua dipurung kemudian pen senter dikencangkan.

(.?.-.

Page 81: Pedoman Pengerjaan beton

sruBr{ uuEuenued suare8ue4 .ueroca8uad e1po1 lpefrq ledup Buef BurlsJleq eped leluoslroq u,uu{ar uulrleqraduour srueq Bu,,ruel .au,puip SuFsHag

";; }rnrgar.u rrrulscEuJpu;p BuJlsplaq BunlJq8unri .r.,

tedures 00t r,lHas reledrp tudep tur 8ur1sr1aq 'etuuslas Bue,( u'Br'r{rraued uup ,rll}ff rnlun 'e[eq rrup Surpurp Surtsr{aq qenqas qoluoc u,{rraqrp g€.? r'qu'c Bped

ue'uap sRuouo{e qrqar rudep r,r,,..--r.{3,I{il;Tl'Jirlrff,jll,;;lfirr:$;:;::ffilr1 Eultsqaq Burpurp nprd-rrfrniurl.)gg., )oqutogl'n,(rrnpn, urrl,nrrlriueu u,p ruolo{ uur'uq epud uu8ueru Surpurp lenquau {nlun ueutralad ueqeqtue1 Ireqlp Eunsqag e[a1a4

uep,edep,,,q1i::ry,;i,!i"iil"*,I':i}!f;1td:lii,,j,fi '*,,ffiT,J;**:;: 'sn,rflapas reSu?s uoreg Surpurp npna nir*aBqe;'d; u,{n{el .gelacpueqnl

uel'nq.ued

s

'"e q Ia, u a s u ed u e p

. . a, p,o?l-,Tlfr ;:H' :ffi :J:1, ;Ji :,ffii [*:r:]*:ljl qecuurad wrslpeslp Euuas Suipurp

-3u1tsp1aq roJ qnlrqas uerEeq rg .turpup ISIS uer'eq rues lp Euusudrp u{ueq rur

'uu^u arnlunira

"p;, ulqoq uup (roc uotaq) uerocaSued nllur leluoslJorl ueqeq_ueqeq uur{sueur {nlun Burrru aunirnllp iu,purp Burlsqag

'ue8uenuad qecue.rad ue8uap EuSpurp Eurlsgxag gg.f rBqurBC

uPrl!sraqurad 6ueqnl

o0t x 9t6ur.rgur Euelunued

lnq.uuT

tudeltups

i

il

ll

I

rl

I

il

u

otnw IA

rOIBq

Iu)[BU

roFqueEua

toleg t 8t

Page 82: Pedoman Pengerjaan beton

--!

74 Pdonan Pengoqaan &totr

ketam pengganjaI

Gambar 4.37 Contoh suatu penyelesaian sudut dari bagian bekisting dinding.

Gambar 4.38 Contoh suatu bekisting dinding dari baja.

Page 83: Pedoman Pengerjaan beton

t'

'rE8up uep lurrrrou 'qepuar pluosuoq3ur1s11aq uuue{el eFeE eruluu uulepoq-Bpaqlp mqueE UIBIeO 'raleu uulup roclp uuIE

Euu{ Eurpurp r88ugt uu>lnefurp IBIrue^ nquns Ip uep zu/Nl UIBIBp reuotu uolee ueuetrauu1qu,{urp Istuosuoq nquns Bpud '6€', ruqueg uped lgur8 re4udrp ludup ruuour uolaq qelo

uu>neqDlsrp 8uu,{ Surpurp Surlsgaq upud letuospotl ueuelal {nlun 'uutuopad ru8eqag'Epaq

-Bpeqreq ledep nulnd :ad nele Isatot rad uep 'ledualas uuurelu8uad Fup Sunluu8ral tuuasrul nlnqeq 's^rn{ uep snuru ruulsp urnlEuurtp sBlB Ip lnqesJet tue,( roDluJ-roD[eC

uetuulnl uup uaederel :

ueluputuad

uruc (.roc Euu1e1 ue8uap nBlB seqeq qnluD ue8uenuad apotautunspteq tuulup reuotu uolaQ pup ryfueuau uuludacel :

(e5ul1) uuqeqtuut ueqsq (upu u:11$ uu8uap uetues uele18uad nUs^\(dun1s TBIIU) ruuotu uoleg uup ussllseldal

ueBuelnl

uetuenua4

Jsuoru uolaq atunlo^ lBraq : JBuotu uolag:lDIIJeq re8uqas urn>ltuerp

ledup Jeuoru uolae luluosuorl ueue>lil JBSeq rqrue8uadueu Suef Btuuln JoDIBJ-JoDIBJ

'uru 0SZ s'I's IBrBf uu8uap uu8u!:ef ue3ue1n1 epeduep resaq qlqel tue,( (Eur1s11aq rp r

pluosuoq uBuBIal rqnpeJ ueqtuatu ue{u turu 0S 's1's 1e.ref uu8uap ueEuelnl tuuleg'ueBuu1n1

roc uoreq u.rr,qp'BEuau IuI rlrpt,rat tuer ,r, '*ntil"":ilt'JHrifi:"t;'HtHJilIrup Jorrp 8ue,( {[ Eurpurp epedgup resaq qlqel tue,( pluoslrotl uuuelet uulpseq8uruuuls rur 'uri[ I nlle^r urelup ralau g uur8Eurle{ pep roclp u{ulusnu 'gr1 Surpurq

'uu{lsBuP.lrF

ledup SunsHaq !p Fluoslror,{ ueuelal Buuru !p Jo3Ip EueI Eurpurp uep Jegal uep Surlsqaq trJsuoru uolaq qequsueru ueledacal qJes ruuotu uoleq ssqeq ue8uenuad r33up '(rna8 tepnu1e JqaE8uad urueD ue{leperuaur BJBJ 'Suenuaur BJB, B^\t{Eq selaf qupns e,(un1ua1

'uu8uenua6

'llcel qlqal tuer( pluosFoq uuuslat paqtuatu ur:{r

r{Bpuar tue[ dunls rc1tu uuEuap uolag 'rul1..pl Ol x ?'Z rulplas rtEup raleu rad pluosr-quBuBIal Jusaq '(racua uoleq uu{Brueurp) rEtup tue,( drunls Jupu uuEuap uoleq 1ruu:1.rBsaq qlqat \el i'Z sruurl utnf p11ue,l turpurp nlsns uped ptuospotl uBuu{el B{sur '(3u

lAl OOO1) rp epeduup ruseq qlqal \ul l'Z (eiup>t A1W) uolag eulnlo^ 1eraq Buars;'efusrualar

uup ..ru7511 OZ = 0I x Z pluosuotl uBuBIel resaq 'talaut snp uPtuBIBpe{ spgd 'letrrua,

turpup qpnqes eped ru I rrBrrrEIEpeI Ip (zru/8l 000I) zulNl 0t ruseqas Isluosuotl uutnr:n

uu>llnqrurueru (1e4ue^ rmlnp) rre ralatuag 'tunlg1p qepnu wp InqutqlP upte{ Iq l*rrBrre:Iel .tueuar urulol turpqp u,(upslur tupurp nluns uped efra1aq tuu,( JrB uuuu{el uetu:u

rgnses rur 'tuppplaq uped Juuoru uopq IJup IsluoslJotl uBuu:lat Eunllqtueu UrEIB(I'JUUotu uol3g

: IIBIBpB qnruEuedreq tuui( JoqeJ-rryielglum.tlr

ugue:Ia1 u[urpe[.1a1 gnretuaduaur ludup uup tupuadral Eue,( udu ropp;-JolTlJ

'uetmtuaBlpe:t uu:pepulrl1p 1udep nlrad IBpp trmf o{lslJ'nll uuarey 'uerocatuad tees uped turmugue)la llceryadrueu nBlB resaqradureru ledep tue,( udu roppJ-roqBJ elnd pqrn&n

tryq uE

*--

9Lfr*

Page 84: Pedoman Pengerjaan beton

a//222,

76

90 mUm' (9000 kdml

Pe&nan Pengnrjaan &tot,

x 21 = ltP klvnf (10200 kg/rf)

0

I2

o

EgE1g5IE6t,

E7.E

I) rnr,f (300 kCtO

50 ld,Unf (5000 kg/mz)

10 20 30

tokanan boton rno,tar (klurn2) = too kg/cm':

Gambar 4.39 Tekanan horieontal beton mortar.

Bila merencanakan beton mortar dengan berat volume 2400kilm', maka boleh memakai

pedoman berikut:

. Gaya horisontal rendah, tekanan maksimal < 30 kN/m2 (3000 kg/.')kecepatan menanjak di dinding < I m per jamnilai slump S 80 mmtinggi dinding ( 3,0 mtebal dinding < 200 mm.

Untuk tebal dinding 200 mm < d < 500 mm, tekanan maksimal per l0 mm tebal-dinding diperbesar dengan I kN/m2 (100 kg/m2).

Untuk tebal dinding 300 Dffi, besar tekanan maksimal menjadi

30 kN/m3 + I kN/m2 = 40 kN/m2

. Gaya horisontal normal, tekanan maksimal S 50 kN/m2 (5000 k/*')tinggi dinding < 3,0 mkecepatan menanjak < 3,0 m per jarn

tebal dinding < 250 mm.untuk tebal dinding 250 mm < d < 500 mm, tekanan maksimal per 10 mm tebaldinding diperbesar dengan 1 kNlm2tinggi dinding < 6,0 m, kecepatan menanjak < 1,5 m per jam, tebal dinding <250ITUN.

r Gaya horisontal yang besar, S 90 kN/m2 (9000 kg/m2)

dinding untuk bangunan tuang yang tinggi; kecepatan menanjak yang tinggidinding-dinding yang tebal

Catatan.Bila tinggi penuangan bebas dari beton mortar lebih besar dari dua meter, maka tekanan

sisi harus diperbesar dengan l0 kN/m2 (1000 kglm') karena efek kejutan. Pembesaran inidapat dibatasi sampai ketinggian teratas I - 1,5 m di bawah bagian bidang penuangan.

Contoh.Sebuah dinding ketinggian 3000 mm dan tebalnya 250 mm dituang dengan mernakai

keran. Karena tulangan lewatan 600 mm lebih menonjol di bagian atas bekisting, makaletak'betonkubel' diperhitungkan 1 m di atas bekisting (adi ekstra tinggi penuangan sebesar

I m). Kecepatan penuangan (kecepatan menanjak) < 3,0 m per jam. Hitunglah tekananhorisontal beton mortar.

300 - 200

-x

l0

Page 85: Pedoman Pengerjaan beton

uulnlueueur Suea 'Jeluas ued qalo Btuuellp Eueru>1as n,(e1 ledruels rp uendunl rs>lea1 .S.e

SurEue4 IP lauel Surlsgeq uep uu8untlq:ad uu8uap runses Suqsqeq uep uu8unllqrad

(qrs:aq/snleq uoiaq) I @7 =

'sreurr

[-J(3tutu ggt x 6St rn{r8uad 1e1ad uernln)

'(31 OOO7) Npl 0t r.lBIupB raluas uad upud uu{urzrrp 8ue,( 1gu e,(u8(.tuc73>1 000'00I) BdI I 000'0[ = A sqrsllsule snlnpotu

(zucF>t SI) sdlni S'I = 7'l x 9Z'l = 1. u?Iutzllp 8uu,( rasa8 ue8uu8al(ztucp>t It ) PdI I I'g = S'Z x SZ'l =Po

n{e1 uup uulurzrrp 3ue.( uundunl uelel ue8ue8el(zurcF{ SZI) sdhl S'Zl = 0I x SZ'I =

qo

Surlsqaq n[e1 1n1un luturs{Btu Jnlual ue8ue8al

II sBIa{ uulBn{a{ 'zuu 0zl x 0g uern{n {olBq-IolBqII wle{ uelen{e{ 'ruru 00I x SI uerruln n,(q ueded

:EIBtu IDIBdlpqeurad unlaq 8ue{ V nlnu n,(e1 uep SuqsHeq r{llldlp EIIS 'zr.u/N{ SS rgseqes eler r8eq

-ral uulsuo{ ueqaq ue8uap ue>18unrrq:adlp qrtoq tu L.0 = # Uq?^\eq 8ur1ed uere8eq

tq '(Surpurp Eurlsgeq unuas Inlun uelnlueuatu Susf rur) ,u71.,11 SS qBIBpE rslroru uolaqletul$Ptu uuue{at e>ptu '1etu.tou pluoslJor{ rreuuqequad ue8uep uulSunlrqredp qaloq Bueral

|uls Iq 'zu/lQl ZL = lZ x € lpef 'rBlJotu uoleQ uBuBIal uulnpadrp u,(ueq e{Bru 'telaru enpupudlrep IIre{ qlqel ue8uunuad rnDre uur8eq rp rsuoru uolog pup qnluf uerSSuqal Bua.rcX

'(ru S'I JBSeqes uu13un11q-radrp rurs rp ueuerrreal

{nlun) 'setBral uer8uq 1p ur S'I rcdures 1 uped suleqrel deta1 ruseg Suuf qnlBf uer33ur1a1peP uelnlal {aJe'ui(tueueqas'ztu/N)t 9l = OI + OC x S'I) rpufuau e{uueue>1a1 Suerelas'qemeq uurSeq sulB rp ur s'0 spBd'zu/Nl gs = 0I + $z x 0'z) = Juuour uolag uBuBIarpseq 'r3e1 uolaq tu s'0 Suenuau qBleles 'zu/I\Q[ gt = 0l + $z x s't) rlulBpB rsuoru uolag

IetuIs{BIu uEuBIal reseq B{utu 1nfue1 qlqel tu S'0 luqales uolag ue8uenuad nefuruau epg'zu/I\pl ?E = 0I + 17, r.puf 'zulN{ 61 ueSuap reseqradlp srueq

lnqesrel uBuBIal 'qnlef uer33ur1a1 LrBp rBsaq uulqeqasrc 'zulNI i7, Q X nd Jsuotll uolaQ

IEtulqut,u uBuB{el elefual '(0r'r toquog) LIB^\pq Surpd Euef uuuped Jaleu nles uer8eq rD

uoleg uu8uenuad lBqIIau ulrg 'r33u1t qlqel tue[ reuour uoleq ueuB{el BpB nluagat ledua-ledtrral rp qelede esluadrp npad 'ralaru T, Wp rusaq qlqel ue8uenued rt8qt Buere;1

'zu/N)I gg rpefuauregotu uoleg uBuz{al eSSurqas 'r* lNl S = zull{:l I * 00#0fiueEuap resaqradrp stuerl ssle !p IBIIu '( ruru 002 < ) tutu ggg Surpulp Isqel uuarey

'zulN1 0S IpBf ileturou leluosuoqur(eE uu8uap uulSuntgradp qaloq sle{ural tur qoluoc ruulep unlpaqlp 8ue{ u1up IrBq

'rrporu uqaq uBurltrl Sunlrq8uary 0?.r rBqrrBC

-[

IB]

W-\-1,

ie ,z

l

oum I ttot,

1LL

l-,1ol

Page 86: Pedoman Pengerjaan beton

Pedoman Pengerjaan Eetqt

untuk bekisting dinding dan balok penahan adalatr perhitungan dari penuan ganO,7 m terbawatrdari bagian meter terakhir. Untuk perhitungan kekuatan dapat dihitung dengan:

M-ar"l2danf -2'5 *lo10 384

(Peletakan berkaitan dengan adanya banyak tumpuan serta beban terbagi rata di mana-mana).

o Bekisting dinding bagian papan kayu 15 x 100 mm2

w - ] urr' =l* l00x 152 =3,'l5x 103 *rn3/per lebar 100 mm66I = 1Un3 = 1x 100 x 153 -- ZBx 103 *m4t2 t2w = 0,1 x 55 = 5,5 kN/m = 5,5 N/mm

Perhitungan kekua tan

M . i..A, Mob = ,i jadi 12,5 = ,il1dM = 12,5 x 3,75 x 103 = 46,9 x 103 Nmm

M = + *l? ;46,9x 103 = +" 5,5x lil0 l0

t?=

t?=

46,9x103x105,5

8,53 x 103 sehingga lr -292

Perhitungan lendutan

f _ 2,5 wlt384 EI

f-at .

l,5oo

I1

2,5x 5,5x lf I ll384 x 10000 x 28 x 103 500

r3 384 x 10000 x 28 x 103rl ffi

l? = 15639 x 103 maka lr = 250 mm.

Lendutan ternyata yang menentukan

Tekanan tumPuan dan tegangan geser memenuhi lebih dari cukup terhadap persyaratanyang ditentukan.

Pemeriksaan diserahkan kepada pembaca.

r Balok penahan 80 x 120 mm2

w - 1 un' = 1 x 8ox t2o2 = 192 x66t = 1 un3 = 1 x 80 x 1203 - tt5zt2 t2w = 0,25 x 55 = 13,75 kN/m = 13,75

103 *,',',3

x 103 mmo

N/mm

Page 87: Pedoman Pengerjaan beton

IIil'

]i

il

j

l;

'BpuBt purproS. uu!8eq uped uuquued{otBq e ue:tqolad rsluar UBBS{Fauad I}.} rBqruBC

'NI 9'II = (S'0 + 9'0) x S'0I = "U:e83urqas tu/Nl S'0[ = C#effr

Bl?r-BtBr uuqeq resaq rpei

rrr/Npt z'L = gL'er " fi = Im .(tr

;nquog) I Inn rp uu{el ue8ue8al Sunlrqrp snrcq BIntu-EInu 'tU I*p uu8unlrqrad {nlun

''U ,lrlo IDIfdlp u,(uesrs uep 8U qalo Inlrcqe8uelas sule rp ueqeq B/hquq 'du88uerp JB IrBp uer8uq {nlun

'N)l 9'6 = gL'El x (s'0 + z'o) = Yu

'tU ,l"lo 1mgdlp ufuesrs uep vU qalo lnlrdlp (ru S'0 IpBD tueluxgutualas sslB Ip ueqaq B,$qBq deSSuerp (ur 0'I) gy uer8eg'oU qrlo InIIdp Euns8uel tur.(ru Z'0) Je^alnuu{ nlens rp ueueqaquad rpuf:el uelrsrunsBrp 'va ue>1n1uauau {nlun

'Buer{Jepes 3r.r: J

{oprd ueuroped ede-raqaq uu8uep 1eqo13 ueEunlrqrad uqn{elrp uB{B B{Br,u'uu>p1a1ad rs1l;-JBSaq uep uu8ue{eq lpllpes ludepuau ruBV ')grDlel BIruE{eu snu(u ltunuatu Suntr'-':'.Surpro8n eped unu 0SZ 's'{'s >p:ef ue8uap npuoors rs{BeU 'W'V JBqr.uBD lrunueu qll!; :.8utp:o8. uer8equad nlens '.EurproE. uup uer.{euad qoluq uJslue uaplatad IsTBeJ Bs{uad

'us{nluauau 3uu.( ue1 npual ue8unlrq:a4'r,rrru oLEl = ,l u{?ru 'sol x vLS|, = tt

sL'glxs'zx00sEr

uBlr

Z-tp (ru 9'o - *)

x z9II x 0000I x ?8€

r0I x zsII x 0000I x,8tfi XSI.EI y.9,Z

'uu1npuel ue8unlrqra4

'ruur lzEI = z1 uSEurqas r0I x g'fLl = :t

SL,EI= it

u0I- 00s LItI

Zt x s['€I xUIUIN eOI

0I x eol x00t7,

7 = eor xootz:lrn + = rrx O}tZ = eOI x Z6l x S'Zl = lt,gff=s,zt1p4#=qo

'wlBmlal uutunlrqra4t{3rllt

I rcpa 6Z

Page 88: Pedoman Pengerjaan beton

g0 pedqnan pengelaan futon

Pada bagian kantilever di R. (0,6 m) dianggap beban seluruhnya (di sini = w,) dipikul

oleh \. Jadi R" = + x 1,2 = 4,3 kN

Besar reaksi tumpuan yang diizinkan untuk balok penahan di bagian 'gording' (2balok) adalatr: A x oo = 80 x 80 x2x 3,1 = 39680 N = 39,7 kN (memenuhi).

Periksa tegangan geser pada balok penahan.

Gaya lintang maksimal yang diizinkan adalah:

, = ff, jadi r,5 =3V r.

-_

senl. - -= seilngga80x120 e

V- 2x80xl20x = 9600 N = 9,6 kN.

,z 4550 x 103 x 10l_-

46,4

Perhitungan lendutan.

r - 2,5 wlal--

384 EI2,5x46,4x14

384 x 10000 x 23M x lOa

384x10000x2304x1042,5x500x46,4

1525 x 106 maka l, = 1151 mm.

Periksa tegangan tekan tumpuan (Gambar 4.42).

penahan 'badding'

pelat pengikut

pen senter

2x1,5

Gaya lintang yang paling besar (tepat di atas tumpuan A) adalah: 0,5 x 13,75 = 6,9

kN < 9,6 kN, jadi tidak membuat masalah. Ternyata pilihan pembagian gording benar.

. 'Gording' horisontal dari balok ganda 80 x 120 mm2.

Dari perhitungan reaksi peletakan untuk balok penahan ternyata, bahwa 'gording' ditengah menerima beban paling berat yaitu: per 0,25 m (arak s.k.s. penahan) adalah I1,6N'Per

meter 'gorrding': w = # = 46,4 kN/m = 46,4 N/mm.

W = 2 x 192 x 103 = 384 x 103 *.n3 12 balok)

| = 2 x ll52 x lOa = 23C4 x 103 *mo.

Perhitungan kekuatan.M 'rdi 12.5 = --- L4----------=ob = W Jt

3g4 *-lOt}yf = 1 *t' ; 4550 x 103 = + x 46,4 x 12l0 l0

= 98,1 x l0a, sehingga I = 990 mm.

f=llmaxs 500

It500

13=

13=

Gambar 4.42 Detail struktur 'gordingl dan pen sent€r dengan pelat pengikut.

Page 89: Pedoman Pengerjaan beton

T

'Buer{rapas Sued uro1o1 Eu11s11aq nlens qquoC 77.} ruqrrrup

'urolo{ 3ur1sr1aq {nlun .rnlutuac.suBDL ue8ueseuad nlung gf.f rBqrrBg

'DlBpuaqe{rp 8uB,( Intux,lBdBpueu uSSurqes Surlsqaq e[:e1ad qelo r{Bsrr.ued Surpurp rpgfuau unsnsrp BueF qgur-sBlB rp r.uele{ roleq uESuap zuu 00[ x sI uern{uaq n,(u1 uude4 .u,(uSupsD1eq qgpnqrEuorEI ISIS BIUBS lEdure t8as nete Suufuud 18es-rad ledua {nluaqraq u,(ueserq *o1o;

Isls Brues ledua JBas nelu Buefued g8as.rad ledtue tuoloy I!ruoaox cNIJ,Sr}Igg .g

'ultu 009 's'{'s {BrB['zuu ost x osl ln{8uad lu1ad ueSuap :e1ues uadIr', rEqtuEC trunueu 's.{'s >1eruf .zuu 0ZI x 69 upue8 .Burpro8. Ioluq

ruru 0SZ 's'I's {BrB[ .zuu OZI x 0g rapuuels {oteqzuu 00I x 91 nfel ueded

:LIE9

Irlprel urtu 0O€ uelsqela{ uu8uap raleu e311 r88urlos uoleq Surpurp Inlun Surpurp Supsqag

07,Ix0gxcxz:ueurn13uq1

VZ==L

AE O9S8I X €:efuresaq upue8 .8urppuq, Jed rasaE ue8ue8al e88urqas

9.I T

p.t

.JE

6'9,

z) ,i

In)II(

wt4

'N:r o9s8l = #:n1rufJBSeqJq Suer( Eue lur 1 u{eg

BdIAI fz = osl x 09 x z

OZILE:rIstEPr

m:1fuad luled us/rruleru Euef .Eurprot. uufeqrp uunduru uu>Iq uuEuuEel JBseg'Jaluas uad ryruf pteqes unu

008 IIBIIlllld 'uB:lnlueuetu tuuf WIBpE ralues uad Intun ue)lulzlp tue,( {IJBI uelBn)Iex

'(uru/N ?'9? = Ai BUerel) utu Z9g = * = sI

000, f

:n1pf luutl$[Bur tuu,( Jetues uad .s.1.s ryld JBseg 'N 0m0, = Ip[ 0, rtBIspB retuas uad uerteq uped uDlurznp tuer IIre1 e,(eg

I8OugspL

Page 90: Pedoman Pengerjaan beton

-

82 Pedornan Pengetfuan Betoo

Tentunya dapat juga menggunakan pelat bekisting dari multipleks dengan ketebatan$ - 2A mm. Sebelum mengatur bekisting kolorq awal mulanya tempat dari kolom ditandaidi atas lantai beton. Selanjutnya suatu 'krans' pengatur dipakukan ke lantai untuk bekistingkolom (Gambar4.43). Sekarang dijamin penempatan kolom dengan tepat. Setelatr tulangankolom selesai dianyam, empat dinding kayu pemisatr dipasang di dalam 'krans' pengaturdan di bagian ujung siku-sikunya dipaku.

Agar tekanan beton mortar dapat diterima jumlatr 'krans' hanrs cukup dipasang. 'Krans'kolom ini dapat dibuat dari empat bilah papan yang dipakukan satu dengan yang lain(Gambar 4.45). Jarak s.k.s. dari 'krans' (maksimal 750 mm) dan makin ke bawah semakindekat jaraknya.

Gambar 4.45 Xrans'dari kayu.

Jarak s.k.s. 'krans' yang benar ditentukan oleh pekerja bekisting yang berpengalamanatau untuk kolom berat berdasarkan perhitungan.

Tradisi 'krans' kayu semakin banyak ditukar dengan empat batang 'krans' baja yangspesial dibuat, di mana dalam waktu singkat mudah dipasang dan dibongkarnya (Gambar4.44. Bila 'krans' selesai dipasang kemudian kedudukan vertikal dari bekisting kolomdiatur dengan pertolongan dua penunjang miring (Gambar 4.44). Penunjang ini harus dapatmenahan baik gaya tarik maupun gaya tekan.

Umumnya kolom dicor dahulu sebelum memasang bekisting balok dan lantai.Pengecoran kolom dikerjakan dengan memakai perancah untuk penuangan yang dipasangdi samping kolom. Jika kolom dicor menjadi satu dengan lantai dan balok (monolit) makadianjurkan di bagian bawah dari bekisting kolom dibuat sebuah lubang pembersihan (Gambar4.4n.Kotoran dapat dibersihkan dengan menyapu atau menyiram air (angan lupa menutuplubang pembersihan yang benar). Suatu bekisting untuk kolom yang berukuran besar danmisalnya dari multipleks, umumnya disangga dengan penegak vertikal yang dikombinasikandengan gording ganda horisontal dan batang-batang penarik {Sarnbar 4.45). Cara bekistingdemiUan memerlukan banyak tenaga ke{a.

Untuk jumlah kolom yang banyak dan sama ukurannya, ini dapat menggunakan sistembekisting. Di samping dua buah contoh yang diperlihatkan pada Gambar 4.4g,jelas tentunya,kalau ada banyak kemungkinan varias.i;variasi yang lain.

Gambar 4.46'I(rans' dari baja.

Page 91: Pedoman Pengerjaan beton

'@s't nquog) efeq pup tuolo{ SunsHaq tuelsls ueEuap uul8uuqtuFadlptedep efuuerelerued 'ufuu?rn{n Buus uup 1efueq Buer( lernq .,oror rt*Iun[ {nlun .efuq telad rrep repunqSunqnlas nule ''c'R'd edrd "ilor-tcr Sunqui :r:ep qrlrdip tudup e,(uuereluu:ed e4uu-r .snsntpuquru{sred epe {uprr ulrg 'r8u1 lunqlp qeu:ad rnpp -rldtueq 1,uo,ripnr1 Buqsrleq ueguapl?rnq uolor 'rurs Ip u'rn{urrp 3ue,{ uuqeq uueFa>1ed e,(u1e,(ueq uuSuap unilnlrrg

tBlnq luolox I.g

'elIu'

'urolo{ Eurlsrlag g?., rBquxBC

'utolo{ Eullsqaq qa^rBq uur8eq Ip uBqrsraqtuad 1n1un Eueqnl l}., rBqrurrg

3ur

uB)

uEl

dntJDq

B{E

tur'lel

tedrtIIoltDqtue

ustt

mtutrueturtupslIepuBluulBq(

wlql

uplBu

up1 I

.sIIEr

epueo roteq J- rl

88OWsm

Page 92: Pedoman Pengerjaan beton

84

Gambar 4.4g Contoh sistem bekisting kolom.

Gambar 4.50 contoh bekisting korom dari baja untuk kolom burat.

sudah jelas bahwa kemungkinan membahas beberapa variasi bekisting kolom dapatdilakukan' Akan tetapi, untuk meninjau semua variasi ini, pembahasannya amat luas.Perhitungan untuk bekisting kolom sesuai dengan perhitungan untuk bekisting dinding..

7. BEKISTING KHIISUS7.1 Bekisting tunnet

Andaikan pada bangunan tinggi (hotel, kantor, flat) atau proyek bangunan perumahanyang besar; kemudian pembekistingan dinding dan lantai, prng.irran, dan pembongkaranhanya dilakukan satu $:ail saja, rnaka capat leuitr ekonomis a.ngun menggunakan bekistingtunnel' Panjang dari elemen tunnel sesuai dengan kedalaman bangunan. pada awal mulaimelakukan suatu blok baru, permulaannya memasang tunnel pertama dengan bantuan sebuahkeran penggerek' Setelah memasang tulangan dan lagian-bagian dari dinding serta lantaiyang akan dituang, tunnel selanjutnya dapat dipasang dan seierusnya.

Page 93: Pedoman Pengerjaan beton

.Eutpt1s. 3u11sqeq nBIB) 'uslFadrp uup tue,(elrp rB{uBIe[p tuluetued ryrlBuop ugp Euusudrptefueurad tuuluq 'rocrp uolaq 'tuu,(uurp ue8uelnl .nF.i piunl FBp TBInIAI .sBlB eI {rpu{FelP (Surpurp qe8ual-qe8uarlp uperaq Euu{) refueuad Bunroq irrlnir* Buesudrp Buu[ renl[IBp tuBIBp Surisrlag'.3urpr1s. {icu Jnounlotu rulntrlludup unrpn-r1 ,Jeporu uolae uefiuaptsrrp Surpurp qulalas 'turu 967 srdulas luqol

.srde1_srde1.,rq uojrq ur3urp rsrrp Burpurq

'relnurp tudup ueroca8uad u{Btu .tuufuurp qu1altufuuured {oPq lr?p qe/rruq uur8eq rp redures Surpurp uu8uelnl e1r1 .Buesedrp

ledep renlqucuerad uBp ruBIBp rBluBI Suure>1ag 'es.t nqtuog) 1ufueurad aunrnq uu8uap

',rrr1qoq*111,

tu[uuuad {erep uelpntuel '(tutu 00zI relrlas uFuriSult) Eurpurp Burlsr>1eq Euesudrp?rusl-Erugua6 'Suesedrp .turpr1s, tupsllaq .sura8uau dnlnc uup uelsurnlip BLepnB ueptsupuod qBIelaS 'unpuu8 8uupn8 uup rnrunlau Eupsr{eq wquqrp uu>lg rloluoc re3eqag

'

'e{ure8uqes uup r88up ueun8ueq Ip Ull Bueqnl'.olls. unpue8 Suepn8'dese Suogorac'uoda1a1 uep rsr^alel BJBueur :nlre{ .arip11r. aupsqaque8uap us{n{ellp ledep 8ue,( ueefraqad pep qoluoJ '(srlerseds) seq{ buri unn,iur-ra q"1oIrB{BuB$IBIIP rut ulBlas 'lrBq lusleru uBp tuets uu>ln>Ielrp .Eurpr1s. efuuntun .(.Eurpi1s.;1roJlp nreq tuu,( uoleg InlBleru lg{ruel I{urB ruBIBp Sunqureurrrrq rur BurtsHrg .rniFrsDllreurv IP ptBdlp uup Euuqtua{raq {pu tedep Surrsqaq 'unrn>1 uunueEradrallrr 1g

"

11eu ledep EuJpplag T L

tvqu

pt3u

u3,

uBl

.( rI

'sBr

ledr

'lauunl Surlsqaq uu>1seda1au qCIluoC Ig.r rBqrrrup

'ruducrp ludup uB{BuBcuarrp 8uu[ un8uequaur uuledace>1 e8furqas .urtuufueu u+:[uq tuur( ueBuBSIBlad rseslueS:o epq lequpuer ledep ufueq 1rrunl uelsrs uueun3iua4

rEEup unEuequrau uepdaceluernln wBuB$[BIad qepnu

roc uuEuno,,l?lil il:r'i:1,'#'1ff turpurp BJsfuB uuEunques ufurqgp .ufuocrp Brugs-Bruusraq plu?t unp tuipurp:IIBIBpB (lspan) tupulp ugp JsluBI tupsgaq depeqral lauuu aulrsgaq nter

;rep uetunlunex 'ufupluaq uunfn1 er Blrsqlp laratEuad ,orr1 qenqas uenlugq ugturrIauunl EupsS:1eq 'ntl quleteg 'ueryqtulsp uep (Is'f nEng) ml8uoqp leuuu tuprurm 'IBInuIIP pdup tupsgeq uuroltuoqruad qeur 'tupsgeq uurelauoqurad w{q t|gt;qq uepJgr($ed rudecuaul qglel uolee Brrf .Jorrp tudup ptuul uup EurpuJp .ufu1nfue1ag

98tumtqq u

Page 94: Pedoman Pengerjaan beton

-1

86 Pedoman PeryorBan efu,

di sekitar 1,5 m 6 2,0 m sampai di atas bagian pondasi, maka perancatr dalam dan luar

dipasang. Dari perancah gantung ini, bila perlu permukaan beton yang bebas di bawatr

bagian bekisting diselesaikan. Jika ketinggian dinding'silo' telah dicapai, kemudian bekisting

'sliding' dibongkar dengan pertolongan keran penggerek.

l. Bekisting dinding.2. Derek pemanjat.

3. Dongkrak.4. Batang pemanjat.

5. Lantai kerja.6. Perancah kerja bagian luar.

7. Perancah gantung bagian dalam.

8. Perancah gantung bagian luar9. Lubang/celah bila perlu10. Bukaan pintu11. 'Waterpas'12. Unting-unting13. Lampu penerangan14. Pipa penyiram.

b

)h

bE

I

Gambar 4.52 Bekisting'slidingi.

Page 95: Pedoman Pengerjaan beton

rsr8uad n,(eX uequlrq Suesedrp nlred elrq o

(:epou uedenlad) dntnllp dn4nc ue8unqtues .

uisJoq uep urJri dn4nr (n;ie:l-uo;a4) -:1u1uo5 f;uudureuarl3ur1sr4aq letod

r8el rnler6r uendunl Jnl{ruts ur>i8unr.r-r ellq.:uque8 trunuatu uu8unques lrelep

In{e1 luJelul uuqfeuad uep Suuru 8ue[unuad tedepral 'laduals uu8uap st.quas ru8alaS

>p8a1 uBp tedal 8uu,{ >1uru[ uped laduralsrpeLel rypll uelnpuel eSSurqas edru uurlruapas Suesedrp laduets

ueu88uu,{ued .rnqn:19

uernle3uad tedurat (qulatas) uulSunlrqraduatu dnlnc .

('ef,ure8eqes uup rulSuuf 1ar 'dnrlas Sunqnlas) uwulSuufuad tedtual 'w{qeloqradrp Eue,( rsueralol ueJn{n .

Is{rulsuol qruntas *, "rHrr:Lrr!:,#H:r;(nt{e,n Bue{s uaqwau ue{ueJuslp

rcsaq 8ue{ ueun8uuqtuad 1n1un) uuefralad re8eq:aq rlrp{E ntle^i uup relntu nUe^l1ara83ued uerl uede4Suolad

uurnle8uad uudelSualad'lrunl-lrunueq 8uu,( ueleduauad .

uu,ne[-ru1 uunlradal 'ueqeq uep ueBuepec n{ns uuueseuad '

ueerpasred uep uur.[Bq uep n1-rad 8ue{ ue8uupuc n>1ns c

.TIEES

-luaurad rpnq suas ln{lraq etup ue{u{ntual1p upl Brsluu 3ur1s11aq ueerrecuerad upe4

3uJlsp1aq rreeueruarad uerllruad rllng 'I'g

uulnluallp Suur( nl{e,n tuBIBp uBIrsBSrlBaJrp'leturunu Eue,( uqnlSue8uad lep uep ueqeq ueru4uuad

c

Iururunu ue{qnlnqrp 8ue{ Eue:o qelurnf 'ptupdo tue,( ueunEuequrad n11e,n 'lurururur Suef Eunsplee uunlradal '

:srurouo{eelra4aq uuueurua{

u?BUBS{Blad uuullEunual uurye18u1ueu 'qupntu Euef IIBlepuBlrqqse{ '

uslnpuel 'uqBruIe{ '

depuqra uulqumufilunEBuuuadlp ludup rru{ruls'Eqts54aq:rqnueueu u88urqes udn: uurl3uapas ueufrelad apoleu uuluuucueJerrr Inlun r{strpr

?tuu1n uenfn1 'mlnturp ludep tur1s11aq uuefta:1ad Intun uuuuucuaJed uleu 'se1e rp Inqas.laqBIBsEur upud uunefup dnlnc qBIapS 'qnd tqtued uuuured ue:lumueu upa:pd ufulq tq-ueqeq u[u1q turdures Iq '11eg!p npad tuef uep uwrpesradp upu tuef efureteqas usp ufqladurar'lulnq n{q 5lopg'plue1 uedud'ueqeq-uer{Bq :lr?p uutuu,(eq spu snr"q efupfilqg'tupuad tetu?s eEnf uBunEueq uuufralad Inlun uenu:1Euu1'nlnqsp qlqq He[etdlp suBq uqm11tuls IJBp uuuuucuared uusuad pme 'tullsptaq Buucueq lunqtuatu pdup e,(udng

CNITSDISS VNVCNSU f

tqrslIIB,ner

.l?nl r

tptegL8affi

l-

Page 96: Pedoman Pengerjaan beton

88

I

Pedoman Pengeqiaan-r-li

. pelat bekisting dibasahi sebelum beton dicor

. dilumasi minyak pembongkaran bekisting dan tepat banyaknya

Yang lainnya. apakah pelengkapan yang perlu untuk siar cor telah dipasang. ukuran penjaga jarak yang benar. pemikiran untuk tempat dan penyelesaian pen senter, apakah sudah cukup kencang,

apakah penyelesaian pen senter cukup dilaksanakan untuk mencegah kebocorandisekitar pen senter.

. sebelum penuangan, pelat bekisting disemprot bersih (dengan air atau udara)

. lubang pembersihan ditutup

. memasang pelengkapan penuangan

. periksa bekisting dengan teratur pada waktu sebelum, sesaat dan setelah pengecoranbeton sesuai dengan lendutan dan perpindahan yang tidak dikehendaki.

$Keamanan

. bekisting tedangkau baik (tangga, jembatan dan sebagainya), kestabilan bekisting, juga ketika memasang di setiap waktu cukup terjamin. apakah lubang lantai telah ditutup. dapatkah penuangan 'bordessen', tangga dan sebagainya ketika pengecoran arnan

dipakai (sewaktu-waktu dipasang lengan penyandar)

" tempat pembangunan dibereskan. dinding elemen yang dipasang cukup ditunjang untuk menghindari ambruk pada

saat beban angin besar.

E.2. Pemeriksaan bekisting sebelum dan sesudah beton dicorSebelum beton boleh mulai dicor bekisting harus diperiksa (lihat 8.1). Pemeriksaan ini

bertujuan untuk; bila adanya kesalahan yang tedadi masih dapat diperbaiki, sedangkankeamanan ketika pengecoran beton terjamin juga. Setelah diperiksa, dapat disetujui untukmulai pengecoran beton.

Selama pengecoran, bekisting harus terus diperiksa oleh pekerja bekisting yang ahi:dengan perasaan yang bertanggung jawab. Orang ahli ini dapat menghindari, seandainyaada kerusakan dan biaya perawatan yang tinggi.

Struktur bekisting bila baik dirancang dan dilaksanakannya, akan mampu menerimagaya-gaya yang terjadi pada pengecoran beton dan pemadatan yang norrnal serta kecepatartuang yang dikontrol.

Pemadatan dengan jarum getar yang berkaitan dengan kedalaman, jangan terlampauberlebih-lebihan. Penggetaran berulang dari lapisan yang lampau harus dihindari, karena indapat memberi tekanan tambahan (di bagian bekisting) yang tidak diperhitungkan. Jelupula supaya menghindari penyenggolan jarum getar pada bekisting (sewaktu-waktu terget.'lepas dan memungkinkan kemungkinan yang besar bahwa air semen karena sambungarakan mengalir keluar).

Pada perhitungan bekisting juga berdasarkan ketinggian penuangan (tinggi jatuhnl,beton. Tinggi jatuh bebas beton harus dibatasi sampai lebih kurang 2 meter. Pada ketinggiaryang besar harus digunakan talang corong cor.

Walaupun keperluan ahli meningkatkan biaya tetapi tindakan tersebut dapat membu;penghematan biaya keseluruhan.'f,ernyata, ha! itu baik sekali kalau penyimpangan ditentuk::dan diperbaiki ketika pengecorari ,Jaripa'ja setelah beton mengeras dan bekisting dibongk--

Butir-butir perhatian ketika pengecoran.

. pelesakan stempel ke dalam tanah,

. perubahan bentuk bekisting yang tidak diduga,

Page 97: Pedoman Pengerjaan beton

uu p uB r r{ r sre;s;:;u,,H#lJi ll'J.,fffl'EruotICXo r8as i.rrp Suepurdrp uul8unlun8uetu qrsuu-! e,{ur:eqrs:aq.u;d quryr:dz .ui:4:esep:a;uulSuuquluedrp ledup 3ur1sr4aq uutuleuad ue8ueln-rad Fep BuuoN .8ue1ruaq uugun36uaiuuur>18unuax xnrnuollI rillldlp uBp unsnstp uB{B ru48uoqrp qulel auur 3ur1sr>1ag

ueuedtur,(ued uup ueferaeJad .r.g

.rlu/rlBO

uur8eq Fep uSSuusrp tedup Brqueuas uoleq JnUruls 'n1rad BIrg 'uoleq rnl{uls euecuaradtnfnlasrp sruuq e,(uuurelSuoquad uelun Bues BJBo u1c1 '1nunr uup Jusaq Jntlruls Inlun

'Qt'rnEuag).IIIrueq dnrlas ladurals lg{utuatu ue8uap us{rsgsrlua:rp ludup uq8unu eleras Bue,(ueuuqequad uernle.(uad 'u1nd uBDIItuaO 'uoleq rnUruls uer?uq eped uu1n[a{ up{lnquruaureduEl uep urlSunu Bleras Jnl{nrs e{ uelrnlesrp 8uu.( ueueqequrad re8e edru uerxruepasuuldu-reqrp tur ueefteled 'uuqrunlasal BrBJes uuIBuBSIEUp I1u{ deral {nper^ uup uqeqtuaf-uelequraf epud uellBsltu uerelSuoqua4 'uolaq rnqnrs uur8eq uped uelnfal ue{lnquruau)rBpp reSe urtSunu El?r3s sruBq (lrrpues uolaq rnl{ruls uBp uEqaq) ueqaq-ueqaq .SuqsHaquurelSuoqurad e>1r1ay '(qu8uat-qe8ualrp rpef ,re1uu1 uur8uq eped) rusaq Burlud ef,uuutnp-ua1 Suuf ISBIoI IlEp leintulp snreq 8un>lnpuaur 8uu{ 8ur1sr1aq rrup uerel3uoqua6

'ueun8ueq uese^\e8uad se8rued qalo rsg/lrurp uq8un.u BIre.'rn1>1ruls uolaq Jn]{nrs euecuared qslo uB{ntuellp srueq e,(uue.lulSuoqtued nuu/r\ .>loluq r.rgptBlusl {nlun 'uB{BSrue{ rurulu8ueur qeloq {Epll und e,{ulnpns-lnpns uep rdal Sunfn-Bunl';1'(8ue1ruaq ruludrp ueur18unua11n1un) u,(u1ese {nluoq uu8uap rcnses u8efrp ull3unur ledepassruBq SunsHaQ uede4 'uerluqrad qnuad ue8uep relSuoqrp sruuq e8nf undEu$splaq pgq-rlgque8uap uelnIsllp srueq rueq qIsBLu 8ue{ uolag uu:elSuoqtuad turdulss rC .JtscuEI ue3uapuupl:aq tedup uere4Siroqruad eleu reueq Bue,( Bunsnlaq uere>l8uoqtuad selelrad ru>letuauiulrg 'w18uoqlp unlaq e83uu,(uad uelSuepas 'uuln1ulp tedep uelruq.red nl{e^r-nl{B,hes'lrsl{ Bnp {elelas re4Suoqrp u8nf tedep IBTuBI uep {oleq IrBp rsrs Sueprq r1e1 duray

'ue:oca8uad qulalas ueq e8p lBlnturp ludep Surpurp uep tuolo{ Isls tueprquep uErBlSuoqtuad 'rc1udrp 8ue{ uaues stuaf Fep EunlueSral 'ruluel uup )totpq .Bulpurp

'uto1o1 PEp Isls tueprq :pedas tunlEunpuau {Bprt Euu{ 3uqs11aq uur8uq IJBp 1glnturpSuusHaq uurulEuoqruad uuulnurad ufulruqag 'efuuerelEuoqrued ]rep ue1nrn ugp ?usrtrSuef BrPJ IBI{lllp snrBII Blnru-?lnru 'Eups11aq FBp uuuuus:p1ad uep uuuuucuo:ad epia

ererlSuoqued uqnrn I.gT'urr8unu ludeces uu:ulSuoqurad >1n1un e8nf nlrad B{Bru ,Buu1n-Buelruaq

{nlun Eunsplaq uenfnpaq upqedy '(ue1npua1 nelu qecad uu{nluequad) reducrel urntaq EueiuslBn{el IrBp lBqplB nBlV 'rulEuoqueul B)lna{ ruBq qrsBru Euef uolae rp uu{esrua1 u,(eqaiefuupu ue8uap Sunqnqraq'ueru>18uoqued nUB^r uu8uap uelrulreq Suer( nl{B/h uelerBfsrejuElnluellp lBdep uurnlerad-uernlerad nule '.1a1seq. de18ue[ BusJuar .lslarrp qelg

ue.re48uoqured fi'e{uptuqas uup JBsaq Euuf {uueq uuqeqnrad

'1edura1s ueuunuad 'ufupsru eEnprp {Bpp tuel nlensas ueqpla{ I$un mluJel Brgfjus1lradry srusq tuqsgeq 'uolaq uerocoEuad rluleps nBpI selaf qlqq uule efuqua;

uarues rrc uudenlad .

J?ueq tuer( uqepuurads-IBc rmp JBUotu ueurunuad 'uetuunued uuludacel uue$gJeuad .uo1aq qUB[ rttun o

tre1p,(uququeu urul ueqnudryfunlad nRlu {ustu ue:leual uundunl'sradel rentral nu1e q?qruaq tuu,( uetunqrues .

'ie)

trEl

IUIIt

ueri

(e{r

ueB

JBle

sEle

IUI T

nudr

uslB

BrulJ

efur

IITIB

{ntuue>13

IUI Ur

eped

UBTUE

IIUJOCI

(u

uuJoc(

'tuucl

,

il tape aI

t68Atffi

Page 98: Pedoman Pengerjaan beton

90 pe&man pengetfuan futon

Penyimpanan selayaknya yang teratur dan rapi. Tempat pembangunan yang baikdipelihara akan meningkatkan keamanan dan kemajuan pekerjaan dengan baik, di sampingitu juga situasi pekerjaan lebih baik.

Beberapa saran-saran:Selama pembongkaran bekisting. bagian yang kecil: baut, baji, pen senter dan sebagainya dikumpulkan terpisa[

dalam bak.. sekrup ulir maupun baut dan pen senter dibersihkan dari mortar, bagian yang sudah

usang disingkirkan. selama pengangkutan: hindarikan kerusakan papan-papan, balok dan sebagainya.

Pemeliharaan pada bagian bekisting. bersihkan permukaannya (ini jangan ditunggu sampai bekisting dibutuhkan lagi). bekisting disusun menurut penggunaannya (bagian yan1 tidak berguna dibuang)

. kayu-kayu disusun menurut panjangnya

. stempel sekrup dibersihkan'dan diperiksa untuk dipakai lagi

. bagian dari baja, bila perlu dilindungi supaya tidak berkarat

. bekisting sistem diperiksa kerataannya, kerusakan yang ada diperbaikiPenyimpanan. bahan/bruang dari balok bekas (tua) disimpan bebas dari atas tanah. kayu disusun menurut panjang dan penampangnya. bagian papan yang kecil disimpan di kotak dan dipisahkan menurut jenis dan

ukurannya.

Page 99: Pedoman Pengerjaan beton

T i

uusulrSSuad saso:d

ufuq rse4pqed

eluq

.torqcs . Bnl rseq qrdrasnslu rup (qnuau) JBsB{ rseq

,uaaoEootl,r33up Jnuq saso:d

Isaq qttq (r

:ln{ueq re8uqas uu{etue{slp ludep uoteq ufeq rsel!.::'",'(uoqrul obZ'O rups{ 'J 00SI ragas) efeq upedyep (o/ot uoqral rBpBI .J d\-

regas) qspuar qlqel 8ue,{ rnqq {ltp le,(unduau uep sqe8 efutuntun eped Euenl rsag'ufeq uuleueurp o/oz > uoqrs{ JBpDI uetuap rsaq

'8uenl rsoq ue{uruuurp abz < uoqJBI repe:I uuEuep rsaq

:efeq uep Fr:IS?q Brutue uulepaqtuatu Inlun lnfunled re8eqas u8nf re>1udrp uoqrul rBpBX '(g'Z lr,lIsaq lrpp nlelped rqrue8uadtuatu le8ues (3) uoqre{ rnsun Btuetruel 'uru[ Jnsun-rnsun ir;uoqrq ue8uap lrolo{p tue8o1 nlens e,(uuserg're4edrp quu:ed IEpp rrdtuuq rtuntu rseg aIulrued Jnsun q?nqes uu1u1e,(uau Inlun ueleunErp rldtuuq u,(usurpl IIrDIal l8as ueJep mrrBslBlred 'rB{nual Suuas ufeq uep lsaq 3ue1ue1 uelpaSuad ueq-u?r,les ?sBqeq tuBpc

tuntu-I ::

NOIgg VT'VS TVd}1[VS ISgg IfIg TEV(I T

'8uere>1as luadas uoleq efeq uullrseqEuau nUe.tr s:-x-: -:p slr

$Bs rslplas uutueqtuaryad uep uepllauad 'rsaq Suqeq-Euqeq uuEuuef nlens usp ur.;rlnqesJal ueEuelnt'p,te epopd sped'uolae ueEuepuad r-euaEuaru ru?q uunuauad qre-n urmr

{epp 1uI '(198I) raruo6l slotruJad Euuroas ueqrlaued lrseq T;BIBpE lul Bures efra1 'miurrmr

uep uopq Brsluu ?u.rBs epal IIsBII IJBp uultedeprp tuelnpaq uoleg JnDgqs tunqnp+.^lurBuere>I uolag JnDltuls {ntun Eupuad letuus tue,( lstuq nlens ueludruatu ue8uqnl

NI/OAOHVGAIEd ":

G

(t

Q

rrBErrBlr\t

iuenq;'e1 ul

: iure8r

mpns Er

usldret

fordtuesmeq tut

wwG

Page 100: Pedoman Pengerjaan beton

92 Pedqnan Pengelaan &toll

22 Bijih besi

Bijih adalah suatu bahan tambang yang diolatr rnenjadi logam. Bumi mengandungsejumlah besar bijih besi. Bijih besi ini terdapat di beberapa tempat dan tersebar di selunrhbumi. Umumnya pertambangan bijih besi terdapat di tempat terbuka, kadang-kadangdiperlukan bangunan terowongan pertambangan. Hasil tambang tersebut berupa batu-batuanyang susunannya berbeda-beda. Bijih besi adalah suatu persenyawaan kimiawi antara besi(Fe) dengan unsur lain, terutama zat asam (O).

Beberapa bijih-bijih yang penting adalah: magnetiet (FerO), hematiet (FerOr) dansideriet (FeCOr). Kadar besi dari bijih-bijih yang disebut di atas sekitar 50 6 70Vo. Bijihbesi dimurnikan menjadi besi (Fe) di dalam tanur tinggi 'hoogoven' .

23 Proses tanur tinggiTanur tinggi diisi dengan bijih besi, kokas (metalurgi), dan bahan tambahan dalam

perbandingan teftentu. Kokas didapat pada tanur tinggi dari bahan batu bara tertentu. Batubara dibakar dalam udara yang disekap.

Setelah semua unsur gas menguap (gas kokas), sisa keseluruhannya hampir berupakarbon (C) murni dalam bentuk (abu) kokas yang mengendap. Kokas dibakar menjadikarbon monoksida di dalam tanur tinggi yang diembusi (banyak) udara panas. Karena itudapat terjadi pembakaran dalam temperatur tinggi (sekitar 2000 C) yang diperlukan untukproses reduksi. Proses ini adalah suatu proses oksidasi yang mereduksi bijih besi (di manaterbentuk Co) bertingkat (FerO, -+ FerOo -+ FeO -+ Fe), dan membentuk suatupersenyawaan karbondioksida (CO2)" Pada bagian bawah tanur terjadi suatu endapan karbontipis di atas partikel besi, selanjutnya pada zona pencairan dilebur menjadi besi kasarberkarbon (sekitar 4Vo katbon). Besi kasar berkarbon ini adalah bahan baku untuk membuaibesi tuang dan baja. Dengan melebur besi kasar (rnentah) dan serpih besi tua 'schrot' dapatdiubah menjadi besi tuang yang dapat dipakai untuk membuat blok-mesin, kepala-silindermesin, tutup selokan air dan sebagainya. Paling banyak besi tuang ini dimurnikan menjadibaja (kadar karbon < 2Vo) dalam pabrikasi baja. Bahan tambahan yang akan dipakai(tergantung dari kornposisi bijih besi) adalah batu kapur, baru sabak/tulis CaMg(COr),.Bahan tambahan tersebut perlu digunakan untuk rnelebur logam besi (kotor) dan kolai(abu) menjadi suatu leburan besi berterak. Terak ini mengapung di atas'leburan besi danmelindunginya terhadap pembakaran. Pada beberapa negara terak tersebut dipakai untukmembuat semen tanur tinggi (' hoogavencement').

2.4 Pabrikasi bajaDalam pabrikasi baja, besi tuang dimurnikan rnenjadi baja. Di sini kadar karbon sangat

diperkecil. Pada masa pemurnian ini unsur karbon (C) yang berlebihan akan dibakar dankarbonmonoksida (CO) akan disisihkan.Pemurnian ini dilakukan secara:

Proses Siemens-MartinProses Baja OxyProses Baja Elektro

Proses Siemens-MartinSeperti pada Gambar 5.1, tanur Siernens-Iv{artin diisi dengan besi kasar dan serpiil

besi. Perbandingan kedua besi ini banyak variasi;r3'a. Pem*na.sa,: yang dibutuhkan akandisuplai dengan meintialian uair mini,ak;rang ban;'.,i, :it.lr*"rir:ir,ing zal asarn atau gas yangselalu berada di atas permukaan leburan baja. Keistimewaan dari tanur ini yaitu, gas pembakaruntuk busur nyala-api dipanasi lebih dahulu oleh gas-buang. Baja ditampung dari bagiansamping (bawah) tanur dan selanjutnya dituang dalam bentuk blok untuk pabrik penggilaian.

Page 101: Pedoman Pengerjaan beton

'unlurEurrp Euu{ 8uufuud ue8uap rsnses ufuq uuBuadual {nluaquau uup (snsnq:f Supun8

ueEuap tuotodrp rur 8uelug 'ledura rtasred {ruuaqraq 8ue( Suqeq uu8uenued ue8unqureutsel

pu[:a1 tudup uer{rtuap Br?ras 'rtltues rn[nq Inruaqraq Suuf qlqel nelu Sueqnl nres

uuBuep Suo.roc {n}ueqr}q {eq qenqes e4 Suentlp efeq Euetu Ip 'epolal,u qunqas ru4udrp e4ns

qlqet rupl BSEru IC '{olq {nluaq ruulep Suenlrp uerpnua{ ')tepll nBiB uenpud ueqeq uu8uep

qeqr,usUp ufeq qulqag '3uen1 rcued urelup a1 uelSuunlrp ufeq e,{uuru1 ISIS lrsp ue4Suupas

Jnue1 Surdurus r.pleqes rrep Sundtualp rpe[ra tue,( {BraI 'JE{Bq]il .uetoloBuad, enuasrE8up leEu?s Suef Jnuq tuBIBp rp uusuuuuad teqpfV '(g'g toqurg) rnuq urBlep tuesedrp

Eue,( EporDlala uup rsaq uelenru qalo {nluaqrp Euu( lde-u1u{u rnsnq rc{Etuotu uerdura4'rsaq

qrdres nBlB rup Juse{ rseq uu8uap ISIIp orl{ela JnuBI 'llJa)t ?lu>lsraq ufeq rsuluqed epud

ue1eftaryp sruu1n:el tue,( onlale ufuq sesord e8nf upe ,(xo ufuq seso.rd Surdtuus rqoqlalg o{og s?sord

'or?{alg rfeg saso.rd g'g rBqurBC',(x6 efeg sesord Z'g rBqtrBC

.rnqag efeq

uerelnd solod

uese tez (.suet,)

'uesu1r33uad

{Fqud {uun Iotq {$ueq ruelup Suenlrp u?{psuryp 8ue,( e[eq ululnfuelas 'B[Bq uurnqal

urelep nlueuel uenpud usqeq ue{qequretlp nlrad epq'uIuueleleured lrep tunluu8ral '{ura

lcuud rp tunduqp ufulural uelSuBpas Euenl lcued uEIBp a1 uelSuunup ufeq 'tusalas

Iul ueqeloEuad sasord r{BIelaS 'IBra1 uu8uap ue>le,treIuestp utBI Jnsun eduraqaq qelo nsrrnleqlp rusu{ Iseq IrBp uoqre{ rnsun '(7'g nquag) su.ra1 tuer( ue:ppe8ued pupal lBdsp

rul Buerp1 'urelo{ r{BrB e)t tuecual uB{snquelp russ? 1ez'rnqe1 ureEol uuu:lnuuad selu Ip

uru 0Sl Bpereq 8uu,( (,suo1 ) {uqurot luadas drcuel e^u8unfn Euz,( udtd qunqes ru{Bluau

uuEueq 'rnleraduel ueselull rqn:e8uadrueu {nlun uu>lBgaslp lql Isaq qldras nu1e l{l[qufuep:1 BpV 'roUa^uo{-uulenul uep rBsD[ lsaq uernqel FBp lrlprq {x6 efug sasord

{rg o{og saso4

'uluBl^[-Euattlels sosord I'9 rBqEBc

.UBS

ueri

JDltfueus{1

qtcr

uBp

teBu

Inluuup

sB{o''(tcrsIB(

Ip?fuJapul

tedullSnqr

JBSE)

Lioq.ir

i1lenl

BUBIII

Inlurnll ut

IPE[U

udrue

uegruelel

qIIBuBp (

Feq rIIBI[Br

Suepr

qrunlt

tunpr

QPg,

L86u6uqt:

Page 102: Pedoman Pengerjaan beton

IBetq i94 Pedqnan Pengorjaan

25 PenggilasanDengan memanasi sampai temperatur sekitar 1300 C, blok Oaja) akan digttas menjadi

blok baja gilas dan batang lempengan baja gilas. Irmpengan tersebut berbentuk empatpersegi dengan penampang 80 x 80 mm2 sampai 130 x 130 mm2, ini adalatr produk batrandasar untuk penggilasan baja beton.

Ketika menggilas lempengan bqia kecepatan menggilas setiap gilasan makin bertambatlBerkaitan dengan kualitas produksi - akhir kecepatan ini ada batas maksimumnya. Suatucara penggilasan dikatakan tidak modern apabila produksinya melalui satu garis (Gambar5.4a). Sejak beberapa tahun yang lalu dipakai pula suatu cara penggilasan panas yangdinamakan 'sli, rolling'. Satu batang lempengan dibentuk menjadi dua batang. Karena itudengan kecepatan penggilasan yang lebih lambat dapat pula mencapai hasil produksi yanglebih banyak (Gambar 5.4b).

Gambar 6.4 o Penggilasan yang tidak modern; b. 'Slit rollingi.

2.5.1. Menggilas batangLangsung setelah digilas, baja beton dipotong sesuai dengan panjangnya dan melalui

suatu ban berjalan akan dipindahkan ke tempat pendinginan. Akhirnya didinginkan denganudara (tenang) pada temperatur sekitar 95ff C (udara tidak diembuskan).

Sejak beberapa tahun yang lampau digunakan air pendingin yang dikontrol intensif('Tempcore'), hal ini berjalan langsung setelah penggilasan {Gambar 5.r. Di sini temperaturpermukaan batang sangat cepat dingin mulai 950p C sampai 200P C. Akibat pengerjaan inikulit bagian luar sangat kuat tetapi getas. Ketika meninggalkan trayek pendinginan; intibatang yang masih panas (sekitar 90tr C) akan memanasi kulit batang lagi sampai sekitar640 C, hingga kulit tersebut langsung menjadi lebih lunak (liat) dan sedikit kurang kuat,tetapi mempunyai struktur butiran halus dan liat. Selanjutnya struktur inti batang berubahpula rnenjadi struktur butiran halus akibat dad pendinginan ,vang dipercepat (penyaluranpanas dipercepat ke kulit luar)" Peninggian kekuatan ]1ang dicapai secara penclinginanrnenrJatlak iair pendinein), br:rdasarkan struktur p€r-r.;ieD=;.r:rn ile;:as butira:r tralus di bagiapIuar batang (kira-kira 5AVo dari penampangnya). Perbaikan struktur secara clemikianmenghasilkan batas luluh/(leleh) sebesar 100 MPa serta kuat tarik 200 MPa, ini lebih besardaripada cara pendinginan baja beton yang keseiuruhannya didinginkan dengan udara(tenang).

oA

OA

oA

(DA

I(DV

o

rV

TV

ooGV

o

Page 103: Pedoman Pengerjaan beton

're{Bdrp tunun Euu,( 0? pl'[g uvp lZ df'[g B[Bq lrep uelqesrdrpnlred n11 uusadrp lursads Suur( ufeq ueuudturfuod rsu1o1 'ue8uesetued lees upud uequlusa{uupurq8uetu BunC 'lurluur qlqal qnuf u,(ue8req uup sruul qlqel e(uleduprp nt1u/rr B^{qeq

'lu8urrp u8n[ nlred rdu1e5 '(Og df iA e,(ulesru) uesadrp lersads e8nl ludep urel 8ue,( eleq

nlntrr'n1r uullaqetlp 8ue,{ padas 0? pl'[g ueplZ df'fg uolaqufeq nlnu Surdues lC'I'SIaqBI lrunuou uolee efeq nlntu tuuouru-ruuceuuaq {nlun uuesluauad uup uurfn8uad opolaudepeqral ueleru,(s.red Buuou rqnueueur sruBq uuun8ueq tuulup ruledrp 3uu,( uolaq ufeg

IunIIln I'c

Norgg vfvg '8'reseqradrp

Isoro{ uurlel efep u8uqtual ue8uap uenped ue>lEuupas 1e18uruau ue{B u[uuulun>1a{ runlctllsuep rrrnrpuuel 'uetueru ue8uap npedrp tue,( efeq 'uoq.re{ Jnsun Surdtues lO,'Obg'O Jelqes

redtues) llce{ Euer( aseluasord Sunpuu8uau qeloq e,(ueq uep (uesetaEa$ uu>13un1unEuaru

tuernl efeq dupeqral Euurateq lrep roJSoJ qruuEuag 'obE'O IrBp qlqel uoqrul rupu{ ue8uap

efeq 1nlun Btuu1rual relns qlqal e[uuuupa8uad $r BuarBX 'selat qlqal leFelutu 'utunueuruD{Bur u,(uue1ur1a>[ rdutat lseral uep lunl uDtsuas uoqJDI JspD[ r33up up{BIA[ 'ure1 Euuf

uuqrunlesa{ rsesruelau rpufueru lerl uep {eunl rsaq qeqn8uaur dnlnc l{Blol efes lqrpas 8uu,(

uoqrq JBpB)t tre{qeqaslq 'uoqru{ rBpB{ !:ep SunlueErat le8ues efeq ;:ep tul1s-tug1g '(5)

tueralaq uep (d roJSoJ '(19) unrsllls '(J) uoqru{ luadas tuuEol-uou suas (qN) unlqolu uup

(n) urnrpeuu,r '(n3) e8eqtual '(uf$ ue8ueu :e{ulesrur 'u1e1 ure8ol IJep rnsun uep (ag) tsaq

msun usB,$efuasrad uep utpral B(uslruel Euef uunpud ufeq nlens qBlBpE uolaq efeg'rnqapp ufuq

Dlrla{ uenped uru3o1 ue{qBqtuetlp ue:p efuq rseryrqed eped 'e[eq ueeunSSuad uep uenfnl

ueEuap uslre>peg 'p{Bdlp Suuref ltunur Inluaq urulsp (ag) lsaq rnsun 'uelll?qradlp t11pes

e,(ueq efeq erupl tstsodtuol depeq-ra1 uupeqred '(p'7 yt?ered leqrf efeq rselFqed epu4uofeq ufeq qru11 ;s1soduto11 9'Z

'18uuua1; BrBPn ue8uapueul8ugouad uBpJlsualul Euef upugpuad rlB uBlo4uo8uad FBp sllBura{s uBrBquBC g'g ntqtuBg

U:s) norym 0ol +oot

EJE

JBS

ue!|til

utiiJ€J

im=!ma{cf,

a

r"IB(

'lBtJBI!

Ilu!gul

Jnlr

JISU

ueB

iNIE

Eue{

UI Bt

tuu,(roclw

nlEnS

qBqu

mqBq

Pdux

!P,B[u.

ueduqtl I

I

-aL96

topg

Page 104: Pedoman Pengerjaan beton

Tabel 5.1

I .:: _i rtl.ir: ,j,, : :

Batas luluh MPa(kg/cnf)''

.:Kuat tarik MPa

'Bjm ee 24A,,,(2400,

390(3eoo)

3o/o

Deform: Bi.Td 40 400(4OoO)

500(5000)

5o/o

96 Pedqnan Pengo/aan futa,

Baja beton dikodekan berurutan dengin:huruf Bj, Tp dan Td,Bj berarti BajaTp berarti Tulangan PolosTd berarti Tulangan Deform.angkanya menyatakan batas luluh karakteristik yang dijamin

3.2 Perilaku dan penentuannyaCiri-ciri khas dari baja beton adalah:. kuat tarik;

" batas luluMeleh;. regangan pada beban maksimal;. modulus elastisitas (konstanta material).Sifat-sifat ini dapat ditentukan secara pengujian tarik.

3.2.1 Pengujian tarikPada meja uji tarik dilakukan suatu pengujian tarik batang baja beton (yang luas

penampang batang dalam mm2 telah eksak ditentukan) sehingga batang patah (Gambar5.d). Hasil lintasan dari pengujian tarik dapat digambarkan dalam suatu diagram (Gambars.n.

Gambar 6.6 Meja uji tarik.

Page 105: Pedoman Pengerjaan beton

'sBued uuef.reEuad uoleg

uluq ({peuau) uulEueEareur BrBJes uultedeprp 'ur8urp uuefta8uad ufeq uulenqued 'urEurp

ueeftatued uoleq ufeq undneu seued ueufta8uad uolaq e[eq 11eq ledeprp ue.rused rq

:rup,('3 e,{uue8ue8ar ue8uap 18eq1p

(t<) sllsule qereup eped b ue8uu8ag reEeqas unlnluetlp 'g ,[eq sqtsllsula snpPorrl'(l >tpp uped snlnd-sntnd slret qetspe e,{uqoluoc) srgsela lapuatuaul

nples Euqeq u>lput '1ou rcdtuus pcal:adp lees dupas upud 1uq e[eE ulrq 1pa uu1[ntuad

ulrley 'sr1se1d uup sllsule uerEeq pup 1rlprel nleles S uup I l[ll ursluu uuEue8aa'41tot,rflI lnqasrp

w{nluelrp r{B1al Eue{ qntues Suudueuad sunl ueEuap lSeqp pul$[Btu {uel e,(eg'1[n tuqeqqelo ugqstp tedup 8ue,( l?mrs{eru ryre1 e[u8 IIBIBpB lnqasral {uet efe8 B{BIu '(ts:1uRuo1)

uelrduafuad nlens uu11n[unuau rBlnru tueleq eustu Ip )glll nluns ledecuaur teduusresaq.radrp qlqet lul )grsl eivt upg 'usl?n8uad qeraBp lnqeslp lul llrel u{eE uuququeuad

uglnlrauau uuEue8ar ueququepad ruluf l1n1r-raq I{eJaBp epu e{ulnfuelag 'redeclp

qBIo ufeq qelauqnlnl suteq B{BIII 'uulsuo:1 Eue[ 1ua e,(ut eped -rusaqueul rfn Suqeq

rp ue8ueEer u>II1 'qelaletu uelBuuurp 'sr1se1d {ruuaq qequeq ue>p efug '(rseuuo;ap) durat

tueleq {ruueq uuqeqn:ad eE8ugas efuresaq uepllulepas (ulnuas Eueluq Suudtueuad 6eqtp

1ue1 ufut) ue8uutal 'lees nlens pped 'u[u1use {nluaq e{ Ilpque)t uB{B 3u4eq'uB{BpBnIp

1u4 u[u8 BIrq urcl qu1 uu8uap isrlsela Sue8arau uu:le {lrelrp Suef Euqeq udupmy

'rnln8uad uef qenqes ruelep ecsqlp ledep lpel e,(e8 resag # = '3 IpE[

Elntrres tueteq Suufued lSeqlp Susleq Suefued uuqeqruad qslepe \ uotuo?ay '% uIBIsp

'3 ue8ue8er lzluosrroq nquns uup BdI t ru?tep 'g ueEue8al ueletu,(uaul IB{luaA nquns

'ue8ue8ar - ueSuu8al utuEelp qc4uoC !'g TBqEBC

.gu1 ludural gp qulud uulu Eurluq eEEugqas 'ueuluepae lcaEuau tueluq tusdusuad

nlBns Buoru Ip - rBsaq Euui( ledua4ae {quaq uuqeqnrad - (!s:tBrluo:1; uqldua{uad tpe$ra4 I - }'lpBraq Euu,( urtuuta4

uBqBqurB+Iad gaqurau oduq %OG-%gl redursg lBsaqruaur usEueta.r BuBur !P qBIaBP t - I

qBraBp) uu,ue'a4 uBr,IBquBFad uulqnlnqrp uetueEa.r rusaq.raduroru {nlun '*["rp:fJil e - z

Euu{ puru:ogap s11su1d pBFa4 - (q'quaq :p1 .rldueq uaEuuEal rEsaq) - :H[tiXH::# z - |EllsBleqBraBP I-0

,lBll4silBur uEqeq

3sd

r- tl0

JD(

lD.ser

u*ueplI

r[l --1t II

s3

-(%)

uB6ue6sr

Z6tntet

Page 106: Pedoman Pengerjaan beton

98 Pe&tnan Pengoy'aan

-\,1

&tlry,

0.1 0.2

Gambar 6.8 Penentuan batas regang O,zEo,

Baja seolah-olah ditarik hingga melewati batas luluh (lihat Gambar 5.8). Contoh:ambillah baja beton pengerjaan panas yang mempunyai batas luluh sebesar 400 MPa (4000kg/cm2). Dengan meregangkannya, baja ini sesaat akan melalui batas luluhnya. Akibatperegangan, penampangnya akan mengecil. Iika gaya tarik (yang dibutuhkan untuk me-regangkan) ditiadakan, bentuk batang tidak akan dapat kembali lagi ke dalam bentuk asalnyamelainkan lebih memanjang. Perubahan bentuk batang ini disebut plastis (lihat garis putus-putus pada Gambar 5.8). Baja semacam ini mempunyai batas luluh yang kurang jelas dandigagaskan mempunyai batas regang sebesar 0,2Vo.

Contoh:Ambillah sebuah batang Q 8 dengan batas luluh sebesar 400 MPa (4000 kg/cm2).

Setelah pengedaan dingin diameter semula Q 8 berkurang menjadi Q 7. Batas regang 0,2%yang digagaskan:

+rq* x 400 = HP x 400 = 522 Mpa (5220 ke t cmz)luas Q7 0,385

Sebagai akibat proses pabrikasi timbul penguatan, pada baja timbul nilai akhir yanglebih tinggi (batas luluh). Baja ini berkaitan dengan batas luluhnya (digagaskan) cukupmemadai dengan baja tipe Bj.Td 50.

Metode lain untuk pengedaan dingin adalah memuntir. Sesuai dengan pengerjaandingin secara tarik; dalam pengerjaan dingin secara puntir, kekuatan dari material pengedaan

Panas semula makin besar. Batang akan dipuntir, pada ujung batang yang satu dijepit danyang lain diberi gaya puntir. Akibat puntiran, sifat keluluhan akan lenyap dan diameterbatang tidak berubah.

Catatan:Apabila baja beton pengerjaan dingin dipanasi sampai mencapai temperatur yang tinggi

dan dalam waktu yang berlangsung larna (misalkan pada saat kebakaran atau pengelasanX00P C), maka material akan kembali ke kekuatan asalnya. Perilaku ini berlaku pula untukbaja 'tempcore' (lihat par 2.5.1).

3.2.2 Menentukan kuat tarik, batas luluh (atau batas regangan 02%)Sebelum memulai pengujian tarik, besar penampang dan diameter batang uji harus

eksak ditentukan. Bentuk baja beton baik didapat berupa batang polos maupun dalambentuk batang deform. Disebabkan bentuk deform ini maka rupa dari kebulatan batangtidak begitu tampak hingga sulit untuk rnenyatakan diameternya. Bagi baja deform, tidakdikatakan sebagai diameter melainkan disebut garis tengah karakteristik.

A

Page 107: Pedoman Pengerjaan beton

,;. .,.>'-'' .fa

'slnl'u-ulnur

Euuluq tuefued ue8uap lSeqlp '1y tueleq 8uufued ueqeqruad qBIepB letuls{su ueqeq uped

ue8uu8aa '1pe[:a1 8ue,{ ue8uefuedrad qupunf uunln8uad uelnlellp uE{B rfn 8ue1eq eped

'e[:a4eq r.{tseru letuls{etu Xuul uuqoq BtuBlsS 'ue8ue8a: uu:nln8ued ue{nlellp urw 0OE

lglpes 8ur1ed 1e-ruf epud eluu 'uu8uufued:ad rpeftat ucpIlrct uerfn8uad E{IteX 'uuSuuBar

rnln8uad Suusudrp (rulnturp 1pu1 uerfn8uad unlaqas) uolaq eleq 8ue1eq qenqes Bped

,tuwt um[n?uad ,tmsas nln?uaq 'I'Brec Bnp ue8uep ue{nluellp ledep IBuIIs{Btu ueqaq eped uuEuu8ea

luru!$IBur uBqeq eped ue8ue8ar uenluaued C'Z'C

'Brrres Euef eJuc uutuep lunsas ue{nlualtp qelat sslsg

(.ruc / a{ gs?s) ear{ s?s = It'}'z- - {Her e,(e8 ruseg€0I x IH

r'

ruru I'9I = 9ry vL'Zl = r0 sele Ip snturu uuSuaq

3ue1eq Euefued

8ue1eq BSsBru=fl:n{Blreq su1e Ip uqlraqlp 3ue,( Suqeq qotuoc {uun

Euefued uBnlES.rad 1[n Suuruq BSsBtu uup uetue[le rulru = fl

gJ'?L'7,1 ==r0

:snruru lrunueu uolnluelrp elnd tedep lpspeqerul qeSuq sIJBD

'ultu I'9I = r0

z-* 1'EOZ = .'0 | trl,rrlrrlerel qe8ual sgsg

.** g'toz,= A#lg0r

= ffi = Euepqauuduruuaa

'erlr.,'s0l x s'90I = *#& = Yffi}Y= Su4uqe.,nlo1

'€unu^rreJt ,Ot 'S8'[ = ,ur7t:[ 0S8t aunlol-Bssutu uup (t1

00III) 11:f III purrs{Bru {usl e,(et 'ururt Oggg Esseur 'urul EZS tueluq tuefued Inqute:ilpufulnfuelas lgp pl'[g edq uuogap Euaeq r{Bnqes uelrfusrp ueesllrerued ru8uqaS

:qofuoJ

ue{nluolrp ledep lgrurs{Br,r ryrer efut uuas

(ueEuu8ar suleq o/oZ'OnqB) qn1nl ssleq'ryra-uutfnEuad uunluuq ue8uaq '{lrsfl[n efaru uped

ugp[s1alrp tudep ru1 tuzleq '1nqute{1p ulureuaqes Euer( Suedlueued sunl qelelas 'tuere1a5.uquuellp redzp u,(qpslraqare{ qetua suuE uup tuqeQ Euedtuuued senl u{ulnluelas 'etlu,@\

65gt :n1p[ Inqqa{lp ludup ufuq eunlol-ussuru B{Btu'1esa1es sBlB Ip ueefre1ed qBIelaS

'urerE S'0 uupllqa:1 uutuap ue:lnlualp Inqesr4 tuqeq EssBLu

Ituur 1 uuplle1al uutuap pdues rfn Euquq Euufitud tplrmln:lm1peq ptuqas uulselafip uu:lp lul IBH

iokqysy?plotolntdutolp uop uuotap o{oq qonqas tuodwouad sonl uapru?uaut Dtoc ououtlotog

'uuoJep Eueduuuedlaq tuu,( ulureuaqas u[rq

tuupg pedas Butus 'efupraq uup'eun1o,r 'tuufued uuEuap lulnq tuudueuadreq uqlBPuBIP

Euuf tugluq nlens uep qutuat spu8 rlunqas qBIBpB t0 {ptp"lluru{ quEual slrgg

utu/uter8gg'1 = I =0'988

)tBl

3ut

TIIS

stu

{nluBs

fBr

rale

usp

UBBI

UeBI

dn>l

*m,

%z't'(zu

uBp

-snlru,(up

-eru

IBqI]

000,:qolu

dxSZ'0xS8'L

66ueduelnl

Page 108: Pedoman Pengerjaan beton

l'100 Pedoman Pengey'aan ktqt

Contohnya:Ukuran panjang semula I = 300 mm.Panjang sesaat mencapai beban tarik maksimal = 345 mm. Al = 345 - 300 = 45 mm.

Al 45 = 15%tr=T=3oo(ini adalah jurnlah regangan plastis dan elastis).

2. Mengukur patahan batangSebelum memasang batang pada meja uji-tarik, misalnya pada batang sejarak 50 mrn

diberi tanda. Setelah penarikan diukur perpanjangan yang terjadi sejarak l0O mm. Irtakjarak 100 mm ini paling sedikit harus 20 mm dari batang yang dijepit dan 50 mm daribagian bidang-patahan. Perpanjangan yang diukur (mengukur patahan batang) berupaperpanjangan (tetap) plastis. Untuk mendapatkan regangan maksimal, masih harus ditambahdengan regangan elastis (Gambar 5.7).

Contoh:Ukuran panjang semula I = 100 mm. Kuat tarik maksimal yang didapat adalah 600

MPa (6000 kg/cm').Modulus elastisitas E, = 2,0 x lff MPa (2,0 x 106 kg/cm,)Pengukuran panjang batang setelah patah = 116 mm.Al = 116 - 100 = 16 mm.

Regangan di bagian plastis e, = 16

100600

2xl}sTotal e

s

= 16,0 Vo

= 0,3 Vo

-!

T

= 16,3 Vo

Regangan di bagian elastis e.

33 Ciri-ciri tampak

33.f Tanda-tanda pengenal mutu bajaBaja beton Bj.Tp 24 dipasok sebagai baja beton polos (Gambar 5.9a). Bentuk dari

baja beton Bj.Td 40 adalah deform atau dipunrir.

rusukmemanjang

BAJA BETON POLOS

c.

BAJA BETON DIPUNTIR

Gambar 6.9 Ciri-ciri tampak baja beton.

Page 109: Pedoman Pengerjaan beton

(g'S tequJ,) Euefuud red sllaroel BSSBTu {nlun uulurfrrp 8ue,{ rsueralot4ruBuedtur{ued

uur 0g snpturu 0 =snutusBlE aI Jaleu zl lelnuunu 0? snpu,tu o snutu,Jalau zl r{B^ Eq !p

lsuEra|ol6ue[ue6

z's laqel

(Z'S taqet) Euuleq Euefued {nlun uu{urzrrp Bue[ ueEuedur,(uaduotee efuq tuqeq-Sueteg

'uB{BpBIllp qaloq {Bpll e{uEuAullaur 8ue1ug 'sBI {llulq nles rc{undtuatu srugqlglpes Suqed {Fulq selrp Eue[ uu8uulnl Eupel lrsp I[n Bpuaq-Bpuag .uu{Br,ruourp tuuf repu-lBIIu lrunuaur usluedrp sruBq tedeprp Eue,( IEIIN '{llsllets Brsres Sunlrqrp4re{EFa{1p ledepnFad BIIq uBrruln8uad uup ueeqoc:ad pseq e,(edns (runsas lepll elrq) Sueteq SI efu1r1rpasue{qelP Stre{ uBeqoaled 'lBselas lslnpord uol 0I deq uem{n8uad ne1e useqoc:ad nles lplpesEurpd '(8uqur1au uep Euefueureru 3ue1eq uep) qe8uat sue8 rseurquo{ delt ue-rnlnEuadnslB usBqocrad qepunf l11t1t se1 qnduuryaq ue3ue1n1 SuFe[ BpBd .qeSuat sueS rad uepuqBnur dep uan>lntued nule lr?Bqocrad eErl pulruru uuEuep'se1rEra1 rslnpord uur 6g < ${nlun uol 0S delt uep urtu 0Z l0 {qun uot 0€ rad uernln8uad ne1u ueeqocrad ntgs :qelgpguB{n>tEIIp srueq tued qe8uel sueE dup uup uqBntu dep uernlnEuad nBlB rrggqocrad r{Bl1gn['tuquq-tuqeq epBd 'ue{n{elrp tedep (>fece) uoprrur BrBJas ueuqocrad e8Eug usplruapesuB)HRlelrP snluq-Jeleruelp uep sruef nles'rse>lFqed nles-eqlrdlp uele tuuf reuBdas

uoleq efeq ue1o.r1uo8ue6 .fr.C

'ur(uuurnlnuu8uap Iseulquo{as nBlB uurn{nes uolaq ufuq qupunf nlens qulepu leued >1oduro1a>1asuetuap uB{luBIp tuel 'rslnpotd ledulal lp uoloq efuq pep esrs r$lnpo.rd uelnluauau)tBPIl lnqesJal ue:odz1 'e1nd uBlunluuctp srueq rslred lodtuolales Isnlgrpur ugp rBsag)tBtlltllaul {8pp Eue[ Isuslsul IrBp IITIB Euuroas qalo uof.unlueJrp uelo4uo8uad pseq Bugru rpufuuerodel ue8uap prduulrp sruuq pued lodruola>1as uelortuo8ua4 1e>lgruasreq {u1 Eue{npl^rpur uoleq ufeq reued >1oduro1a1es {nlun lorluo{ rlBIBp€ reseq 1e18up uelo4uo8ua4

rBsaq 1o13u;1 urlo.rSuo8ued Z-;.e

us, erersrad eruro u * n u,*,liud: tri: #l-ilT:, l?'Jfr'J ;HI": #, [j;3 ft :ilr u4unqued {g{al uup'ufusesord sues n:leq ueqeq :uueuese{-ueurrrese{ ueEuep tedeprp EuuIlslnpord loduola:1 qrunles uulndurnl pEuqes ue>IIuBIp rs:lnpord nlpns .uelerefsrad euuoule)luluas runueruaur reldnsrp tuef uoleg e[eq unquq rsqdasplp qaloq B)lBru .uu)Ill)lBlrp

tua.( ueupatuad u?p uslutuBEuad BJBc suas Brruou lnfuntad ueEuaq .ualsls IsBIUIuas

fas urupp uesula{ad uup srueuau uulo4uotuad eseu qBIspB lslnpord uBrBIIued(ls6lgUes) gslnpo.rd ;qgua1,11 .f.r.C

'(npnrpur telrgd rrrulBp IsEIUIuasreq ryf tue,( uoFg ufeq :pduolelas uepguoEuad){eDlBrd uelonuotuad pEuqas undneut (1su1gpes utalsls rEas ruepp ueloquotued) uotagufeq lslnpord loduroleles puueru {nlun {ruq umpuntrp tedup uopg ufuq pup srruoN

uoleq B[Bq uqo4uotued .?.9

0uefur

IJBP

009 r{

rIBqtur

ednrx

IrBp u)H€.Iunu 0(

i 'tunr

,]

it

il

x

f

I ,qee u

T

101wdugnl

)

Page 110: Pedoman Pengerjaan beton

102 Pedoman Pengeq?an futorr

Tabel 5.3

'*urdg Uri ro ,t':,10:'ttllll, dd 16 mm16 mm s/d 28 mm

dari 28 mm

.' -;r'i.j...

*'.7;%lt..6

,

:i'r.r,.:,:.$t'44

penyimpangan yang diizinkan untuk berat teoretis seluruh partai (Tabel 5.4)

Tabel 5.4

Diameter (mm) I Toleransi (7d

Kurang dari 10 mm I t 6 o/o

lOmm s/d16mm I t5"/"16 mm dd 28 mm I *.4 "/,

dari2Smm I *3"/"

penyimpangan yang diizinkan dari diameter nominal (Tabel 5.5)

Tabel 5.5

Diameter (mm) Toleransi Penyimpangan Kebundaran

Sampai dengan 14 mm16 rnm s/d 25 mm28 mm s/d 34 mm36 mm s/d 50 mm

* 0,4 mrn* 0,5 mm* 0,6 mmt 0,8 mm

Maksimum 7A o/o daribatas toleransi.

keprofilan/deform

Rusuk melintang dari baja deform harus dipasang sedemikian hingga:. letaknya miring terhadap poros batang. mempunyai lintasan berbentuk sabit yang rata. tinggi rusuk > 0,05 0. jarak sumbu ke sumbu rusuk < 0,7 0. sudut antara rusuk dengan poros batang > 45'

uji urikUntuk melakukan pengujian tarik lihat 3.2.1

tarin g -j arin g tulan ganPemeriksaan batang-batang memanjang dan melintang dari jaring-jaring tulangan sesuai

dengan cara pemeriksaan batang-batang baja beton. Juga dituntut syarat-syarat terhadappengelasan bintik (persilangan). Besar dari gaya geser ditentukan menurut percobaan geser(lihat Paragraf 9.2 Gambar 5.64) yang sedikitnya harus sebesar: 0,25 x batas leleh x A,[dl.Newton]. Bila batas leleh yang disyaratkan 500 MPa (atau 0,2 Vo batas regang), makagaya gesernya adalah 125 x A, [Newtonl.

Page 111: Pedoman Pengerjaan beton

uBqrlld IJBP Sunlue8rel le8uus uu8uulnl lslrutsuo{ uep ugunsns BueJuy .Buucuured upudrclntulp qelel e,(u-reuaqas uelolEuaqruad uup ue8uototuad ue{n{Bleur {nlun ueders:a4

runrun I.,'

hIHIIOXSNSSnIGd il\r(I IlIVcNOJ,Orugd "?

'u{ursulFqudueuDJ8unua)t IrBp Sunlue8Jat Suefuetuetu uup 3ue1ur1ou Sueleq-3uu1eq nqwns oI nqunsuBJn)Ul '(ut I'Z Jeqel u?p uI ,S letulqutu Euefuud) 3un1n3:a1 losedrp ludep urur 9Burqn ueEuelnl JaleLuBIp lutul$letu uetuap uutuelnl Euuef-tuue1 'Sunlntrat uetulrgl

'uuuesaued rlu{ nlss euas edp rad luururur quprnfuep u8nf uB{oseued nqulr epud Eunlue8raq rlunra{ re{Bured 'uB{rsellrqudlp ledepurlEuntu 8ue,( Sut u[ leJeq uup ruseq ueser,uetu re{Bued 'uesadrp Eue{ SuFef-Euuut

'Brpasral 8ue,t ueresed-EuFef qaluo3 0I.g TBqEBC

'rxru 002 nBlB 0SI - 00t qBIupB Eugel-rad Sueleq nquns eI nquns ugrnln rEpuBtS 'zuu 00rS x 00IZ r.lElBpB runtun Bue,(ue8uFef-ue8upuf runl uern{ll 'uulelpasrp 8uu,( uep ue{rslnpordrp ue>1e 8ue,t ue8uuBf-ue8ulref uelnluaueu {oserued :1g7'g ruquDg) ue>lrusedrp 8ue{ ue8uuuf-ue8uuef

:urelup uu{Bpaqrp uuEuulnl-Euue1'turpulp u?p IBIuBI rnqruls Inlun uu>puntrp ufuuserq ue8uelnl-tupuf 'Ot 0 uuEuap pdtuusg $ ue8uuef ralaururp udrueq losedrp ledup '(E'?'g tgrlll) Ipulq sullp ueEuepsraq tuqesu,(uEuefuetuatu uep Suqurleru 3ue1eq Eue[ uetuuef-wtulref '?dhl 0OS Jeseqas qelat sqeqrefunduletu tuuf ur8urp {lrsllp uoleq efeq IrBp lgnglp {pulq se1 uu8uap uu8uelnl-EuFBf

.r1llulq su1 ue8uap ue8uelnl-8ur_re1 Z.S.e

'uusadrp snsnq{ ledep 09-0tr9€ relaruurp uelSuepas .Z€-gZ- gZ-Zt{Z-6l-(gt)-qt-pt-(E1)-Zl-Ot-(0)-g-g :ues tuelup reduprq sruuq uoleg ufeq raleururq

'nu{runsesp nlred u{urq efute:lEuruetu uBpstrrBl qlqel Eue[ ru{Brn ue{utuau IuI B^rqeq uulnuqradp ntred '?rulJeuetu neru uuselrEtuaduqesnEuad u{ueserq >pfuuq dnlnc uellaquad elrq 'uuryesud rp Eue,( Euefuud upedpuptuudrurr(uau tuu,( Jeleluurp uup Euefued ueuusaule4 '(uurpresedlp Eus,( Euefued uquueup)s1pe$q qupns u,(uuselq t\ Zl uup lu 6 'ur 9 uetuufuuda1 uutuap tuepq-tuspg

tuqeq-tuqBg lgguBrBsBltled gc

'rrE:tBIPasP

lEug 'rn1ua1 ue1[nEuad ulnd uuryure,(sptuedureuad sunl qBIBpB 'V lulr lq

B{tV

Ja!

de

IBT

tue,( Brruou lBrlllaut Inlun uu{uu.rusrp 1uI IBrluetuulnl-tuuef {ntun 'Bureln uutuulnl Euetuq

801I

uedueplton

Page 112: Pedoman Pengerjaan beton

104 Pedoman Pengertaan Belon

perancang seperti detail tulangan, panjang dan bentuk batang, maka dapat mengakibatkan

biaya pengerjaan setiap perancang atau kombinasi perancang dan Penganyam sering banyak

be6eda. Antara lain penting diperhitungkan pula dengan panjang yang dipasarkan 12 m.

Dari kepanjangan l2 mini dapat dihasilkan pemotongan tanpa ada yang terbuang (effisien)

yakni berupa: 2 x 600, 3 x 400, 4 x 300, 5 x 240, 6 x 200, 7 x l7l dan 8 x 150 mm.

Penganyam tulangan biasanya mempunyai kemungkinan yang cukup untuk memotong

batang, bila panjang yang dibutuhkan lebih pendek dari 150 mm. Perancang juga yang

menentukan detail sambungan. Jelas bahwa pekerjaan secara detail-standar yang sederhana

lebih ekonomis.Ringkasnya berarti perancang (dan penggambar) dalam merencanakan dan menggambar

harus memperhitungkan jumlah keseluruhan biaya Pemasangan tulangan.

Biaya bahan

Bj.Tp 2a

Bj.Td 40

Pemotongan

Pembengkokan

Pengiriman

Penganyaman

Tulangan

Biaya kerja

Pemotongan, pembengkokan, dan penganyaman memerlukan tenaga kerja yang intensif

dan biasanya dilaksanakan oleh perusahaan khas penganyaman kecil sebagai gub-pemborong.

Umumnya pengerjaan tulangan dalam perencanaan terletak pada jalur kritik (lihat Bab l,par l0) sehingga akan memberi konsekuensi langsung pada keseluruhan rencana bila waktu

penganyaman salah diperkirakan.

Apabila gambar tulangan telah digambar berarti pekerjaan menganyam dapat dimulai.

Bermacam-macam bentuk batang tulangan pada gambar tulangan diberi tanda (angka),

supaya penganyam tulangan pada lokasi pembangunan tepat mengetahui - misalnya tanda

batang I - letak batang yang harus dipasang. Selanjutnya berbagai bentuk batang

dikumpulkan dalam daftar pembengkokan.

Untuk memudahkan pendaftarannya seringkali bentuk batang yang paling banyak diberi

kode. Pengkodean dimanfaatkan sebagai pemotongan maupun pembengkokan tulangan,

sedangkan untuk menentukan ukuran tulangan yang tepat diperlukan pula ketebalan penutup

beton.

4.2 Pengaitan dan pernbengkokan

4.2.1. Pengaitan pada batang-batangKait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait penuh, miring atau lurus.

Untuk baja polos kaitan harus dibengkok agar garis tengah kait paling sedikit 2,5 0t (Garnbar

5.1l). Garis tengah kait dari batang deform minimal harus 5 0r. Selanjutnya ujung-lurus

untuk kait penuh paling sedikit harus 4 Q, dan untuk kait lurus dan miring 5 0r

al

te

s(

4.i

bat

(G

Page 113: Pedoman Pengerjaan beton

',L-{olBq BpBd EUB{tuas {nluag gl.g rBqurBc

J_-L'

snID,

'sr

tuBpr

'(s'tBl

nDi.I'3u

JISI

JBq

6uurul neleqnuad lre>;

+-1 09!?SNJAUAUJ

sele ue6uelnl

ef .S nqutog)

ru[undurou sruer{ Bruu3n ueEuulnl Bueleq-Euquq8ue,( qeru usqeqrued qglupe uulolSuaqurad

8ueluq-Suelsq BpBd uolorl8uequrod e.Z,l

dnout

ue

t0 Ot lplpes Surpd

uped ue1o18uequa4tuBIBp qu8ual sueE'8uu1eq uulnlradrp

r 0Zt t

+:--;----f- 'r98 <

'q

solod vfYs

NNir(+/x

7

&

Orl'j-/.:+ xlr?

{

vrvsi

*flrl r rl,*r-,

)

suE

tuuEuc

'Iu(uer

'ut

ryIuR{

I.I ,U' oglt I

uele^ al Ouelued .c

nuoJ3o vfvs

@=L-L r0rr

901

'3uu13ues eped 1c1 ue?B^ralsnrnl (B) SuFrtu 1rv11 ZI.g rBqrrrBC ua (q)

n

'tI'S rgqugg eped ruedas 3uel8ues{nluaq uu>luun8rp qetoq J,-)topq BpBd 'Eurlas-Euglasreq Euusudrp sruEq urolo{ upud ldela'uulurzrrp eant c71'S rBqurBC lrunuau EuelSuas ueeunE8ued,-(qzl.S nquog)srunl lp{ nulB(oZt'S nquog) Eupttu tp1 rdeltuelp srlrur.l ruolo{ uup lopq epud EuulSuas-tuolEuag

Euq8uas eped uqre8ua4 Z.Tg

'EuFlur ?lu:I uBp (g) qnuad tle:I .(o) srr.rnl 11a1 Euqeq-Euelug II.g rBqurBC

vruoJfo vrvg

l/Not

so-tod YIYgnuoJ3o v(v8so-tod vrvs

Page 114: Pedoman Pengerjaan beton

106 Pedoman Pengeqaan futqt

Gambar 6.14 Pembengkokan.

43. Penutup betonPenutup beton bertujuan melindungi tulangan teroksidasi karena pengaruh dari luar,

seperti air hujan, gaVuap agresif, lingkungan dan sebagainya, yang dapat membentuk karat.

Selain itu, guna melindungi tulangan terhadap kebakaran. Bila penutup beton terlalu tipis

atau kurang rapat, maka ada bahayanya yakni tulangan akan berkarat. Hal semacam ini

akan melemahkan tulangan. Di samping itu penutup beton dapat mengelupas. Baja berkarat

mempunyai volume yang lebih besar daripada volume baja semula. Penutup beton yang

tebal tidak baik juga karena bahaya peretakan semakin besar. Suatu alat pembantu agar

penutup beton dapat memenuhi persyaratan penutup beton yakni penahan jarak yang

dinamakan blok beton penutup, blok kecil beton atau penunjang tulangan. Bentuk dari

penahan jarak yang berupa blok kecil beton dengan/atau tanpa kawat, dan rusuk-rusuk

penyetel persegi cocok dipakai untuk jaringan tingkat berat; sedangkan gelang-gelang

digunakan pada bagian samping kolom, balok dan dinding dan sebagainya (Gambar 5.15).

Rusuk-rusuk pada lantai kerja yang harus dicor pada lokasi tidak disarankan, karena

menghasilkan kualitas beton kurang baik.

Gambar 6.15 Macam-macam bentuk dari penahan jarak.

Penggunaan sepotong baja beton sebagai penahan jarak tidak diizinkan, karena dapat

menimbulkan noda-noda karat pada permukaan beton. Selain itu tulangan utama dapat pula

dimakan karat. Juga pekerjaan yang pernah dilakukan ketika pengecoran yaitu tulangan

diangkat/digoyang sedikit agar spesi beton meliputi sekeliling batang tulangan dengan baik,

akan menghasilkan penutup beton yang kurang bermutu.

Untuk mendapatkan penutup beton yang tepat, dianjurkan memakai blok kecil beton

yang sedikitnya mempunyai kualitas beton dan kepadatan (kerapatan) yang sama (blok

kecil beton kurang cukup padat sehingga di tempat blok kecil air dapat terserap dengan

akibat terbentuknya karat pada tulangan).

b$

Page 115: Pedoman Pengerjaan beton

'rIplu tunfn Ip llu{ uduq - 6 ledtuaal el8ueBlnu Sunfn p lp)t eduq - 6 e8rre{ ul8uu 00.II

quruas 46 1o18uaqlp - I snpal el8ue ---luulo>l8uaquad ue8uap Suuteq - 1 eueuad u>18uu .B

Suelue Inluaq uup r{oluoJ

Suurtu 1re>1 E

qnued 1u>1 Zsrunl lrc{ It1q udu4 0

:8ue1eq rrgle-tunfn uped leduaa1 ulEue uelSuepes 'Eueleq elntu-Eunfn epud tlBI {nlueq uelelufuau eEpel qEuy

(uelolBuaqtuad JsUBp urBIEp

.uupeqrad, ruolo{ uped reque8rp Eueteq {nlueq) undude Suquq {nluaq - 6(euqn lodulola>1 depas urupp) lrun rouou - g p I

6 ue8uap redtues 9 lrep eurutn >lodtuolay .q

(uo1o>lEueqtuad rsryBp ruelup

.uelluqJad, ruolo{ uped requruErp 8uu1sq {nlueq) undedu Euuleq {nlueq - 6snsnq{ tuer Sueteq rBSBp {nluaq - g,L

undede lnpns tuBIEp uelolSuaqurad enp - g

os? lnpns qB,$Bq p uelolSuaquad enp - sundede lnpns tuulep uulolSuaquad - nos, lnpns qB/hBq p uelolSuaquad - E

qenas efuqrun1as {Bpll '06 )to{8uaqp - Z,

qeruas ufuqrunlas '^96 1o>lEuaqrp - Iuelo>lSuaqtuad4re8uolourad ueuf.ralad uduq -0

E ue8uap redures 0 lrup Burqn 1odtuo1al .B

:Inlun {nfuruad lraqrueu BnpeI ultuylafo-rd rad uulrsruuaplp 8ue,( EuqeQ Inluaq 6

lersads Suuruq {nlueq g

lurrds uellgl uep Sue4Euas L(ruseq) snsnq 3uu{ Jnlual qu8ual slre8 ue8uap Suel?e Inluaq g

nlueq uutuelnl tuepq-tuepq S(ueEunlSuaf uulolEuaq tedua ueEuap tueleq-Euu1eq n

(uu8un18ua1) uulolEuaq etn uu8uap Euqeq-tustee €(uuEuqEua| uu>1o1Euaq unp uutuep Euaeq-tueleq ?,(uu8unlSuaf uelolEuaq nlus uu8uap tuuleq-8ue1uq t

srunl Suef Euuleq-tuquq 0:lDIIreq pEuqas

Bureln 1oduro1a1-1oduro1a{ trunuatu uur8eqtuad ue1u1efueu epo{ euegad ultuy'u1Eue ledrua IrBp lrlprel epoy

'uuEue1n1 (uqretuad) Eunfn-Eunfn uep tuaeq {nluaq ueEuap usllalreq uuapolSua4uu8uelnl uuapo:1Euad qoluoJ .1.?

'tuedrueuedolruq upudpup alos7 sueq tHlpas tulpd tuedtueuad Bnpel ureluu t1eler u:Ieru qpquetuap rlalatu pdup uoleg uup slpluls lpruf uequued ededng '(uu1n1a1 uuluuEunuraul)4tundra Euqat unlpqpluEuau Suuas reseq qlqq tuuf Eueleg '(sedapal) tuqntnl tuelaturlquqefueur ludup tuulat upudpep Ipq qlqq tue,( uuEuulnl tuupg .tuqeq uped pdatuesedrp tuulat qqpdu uulpeqradp suuq speluls tuulat-tuqat uueunttued ?pud'spelupu?q?q uup ryruf uuqeuad uu:JeunEEueu uetuap nlp[ Iqedlp yuq EueI ursl BrBc nlBns

ueEu

{olquola(

'{pquu8u

ulndpdul

?uaJt'GrlSuqc

{nsILIJEPEuei(

lr.teEuer(

lBJs{,plusrdp'lBrB)

'renl

iI

I

| *,*

.,ilLOLue&telnl

Page 116: Pedoman Pengerjaan beton

108 Pe&rnan Pengejaan futott

angka ketiga I - kait di ujung mulaangka-angka yang lain - sesuai dengan a.

angka keempat I - kait di ujung akhirangka-angka yang lain - sesuai dengan a.

lihat a, b dan c.

angka pertama 7 - (termasuMerlihat dalam kelompok utama 6 sampaidengan 9)

angka kedua 2 - menyatakan nomor urut dalam kelompok utama.

Sengkang; nomor urut 2; kait lurus di ujung mula;

kait lurus di ujung akhir.

4.4.1 Pengukuran dari batang-batangLlkuran (bagian) ditunjukkan dengan simbol A, B, C dan sebagainya dari kiri ke kanan

(Gambar 5.16). Ukuran harus dinyatakan pada gambar batang yang diskemakan dan sebagai

ukuran boleh dipakai dari bagian luar.

titGq'nbar 6.16 Petunjuk ukuran (bagian).

Pada Gambar 5.16 dan 5.17 sebagai ukurannya:U - panjang (total) batang lurus yang menutup.11 = jarak turun (total) batang yang menutup.Ukuran dari U dan M tidak boleh diukur dari gambar, tetapi harus selalu dihitung.Jadi, di sini harus diperhitungkan dengan penutup beton.

b.rll.l0 /

C.

I

11.0r

d.rlI.llG.

T72.11

Gambar 6.17 Contoh ukuran dari sebuah batang tulangan.

Page 117: Pedoman Pengerjaan beton

'ur{8untu lHrpes Euenqrq Euu,(ueEuotod u,(edns'uolSuntu uatsueas ueJesed 8uefued uer8uquad euetum8eq ue1au,(ueur uEIpralnduol iralauutp Bues E[eq selrlgn{ uep Bueteq-3ue1eq qrunlas ueelepuad r{EIeleS

'.iainduol ruulup ue13un1rq:acirp qeial uu8unlSual rs{eJoy'00s 008 00s z v7, zt 0I I

:su13up 8uc,t {nluoq 1u13urs ereras nele '0OS = J :00e = B :00S = y iZ 8ue1eq {nluag:VZ dt [g eleq setllun{ lg1 ralatuulp :0t qulunf l1 epuul :(erep) ue{nsuued

'rnqBlsllp srusq J uep g'v uBp uBrn{n-uBrn{1(OZ'S nqwog) ralndtuol qeto uullrduulrp 7-3uu1vq {quag

:e,(uqoluo3'uu{lnqesrp 8uu,( uEJnIn-uBJn{n ueceu-tuucutruaq uep llu{{re{ u,(uepe 'Euquq

{nlueq 'u[eq su1rlen{ 'ralatuerp 'qelwnf 'ue8uu1n1 :uquuE upusl :edruaq u{uqup-eleq'ue)plnseturp 8ue1uq qrunles {nlun

Blep-utep Uel{nlnqel u,(ulnfuelas 'ratndtuo{ ruelup uedtursrp 4efueq Eurled Suef tueleq{nlueq-{nluaq'uueued 'ralnduol uBIlBBJuBueu ludep ue>1o>lEuaqued uup uu8uopuedrugep lunqluau Inlun 'rur tunleqas uu{reJnrp qelal 8ue,( ueluu uequq ue8uep pnsas

ralndurol Isleuraut ue8uap lenqlp uololSuaquad uup ue8uoloruad rEUBO e.i.t6I'S rBqtueg eped SuJpulp rrBp uu{o4Suaqtuad .relgep uu!s! nlens Inlun qoluoJ Z.l.g

'(gl'S toEuog) Surlsqeq tuelup Sue8aual8uu1eq ItrlIBl( rpefral Suuas Eue[ 'Suzsedrp dntnuad llrel (uotaq) Iotq qe1ata5 'gnuadrel

{ul uoleq dnlnuad uqure(srad ueurxSunuel JBSaq B{Bru 'rur us{o{Euaqtuad uu8unlunaluelSunlrqradtuatu eduut urolo)t 8ue13uas ueryolSuaquau uB{B epg '(ue1o>13uaquad

ueEunluna>1) Euetueueu tHrpas ue>1e Suuluq lBtol 8uefuud BIBtr '1nqasra1 qalel suleQ

tnuduelau Bueruy 'rnedruulrp qupns luuetsu lrup qalal squq urel e1u{ ue8uap'(spseld) dslal

{uueq ueqeqn:ad qeqn8uau uule (srunl IrB{ e,(ulesru) Sueteq Fup uoto>13uaqtua4

'uu>lupslllp efuupud ufta1aq Eue{ eFuB elrq eIulese Inluaq e{ rluqtual uB{B EuslBQ

'spsela {nluaq uuqeqruad r.uEIBp ele,(ural {pel uerfn8uad ueser.Iequad eped luedag '8uaequulolSuaqurad nete lp{ ueru{3ur1ad eped lnqup lul Euefued uer{Bqrued 'ue1o18uaquad

luBsas Euetuq ueEuefuedJad 1uqr1e us8unluna{ nlens nlpf 'ualaslluaqwad uotun1unaqJolIsJ uu1?unlqradlp nlrad (3ue>1Euas u,(ulusru) dnlnuaru tue,( Suetuq-tuslug

leduea1 ruololruelup uolo>lEuaqued rsgep upud ue{Blefurp 3uu1eq ueSuoloured ptot 3ue[ue4 'ueue>l

uerEeq Ip uep uq uet8eq Ip lle>t uu8uap 8ur1as-Suelesraq 3uu1uq 'sed n1u1as rrr.plurel 8ue{

IlEq qlqet

xDIIraq pEeqesuu:IuuJeslp u:Iutu tre>le1era1 ryl qlf'd$nuaur Eue,( Euqeq-Euuruq pepugEuau Inlrm urrtunupdupas uu>lBrlusn 'tupuad ueuerad ue{uruueur uu:le H u?p n uBrruln tuultuas BpBd

uer \+-I

II

l' -+-

'Eunt

)

Et

+lr+-

pBeqUEUB)

'2

redun

60tue&tap1

Page 118: Pedoman Pengerjaan beton

r-\|

tntr€tr€cdbotrda

Acl,voxboco

..oEB.,.tdo

.oo)

laIrd

!Eql

(5

8.8EOE.YEEEE

Egc'Se;!E(E(Eo- ort

+CD.xg,

ESENtrc

GgEtl cDcf8EEro?CL

+ot

+o+oe

0ot00C\I

9-otctt

lr,

Cq,

lr'rrtt

qoto)(\t

uBllewed (U

oo,c(5c(6(L

(E

o

Eod)

totCLl:m

:fc,GoEoo.tr(g

fx:)

c!EA

5s

I

I or^()ol

f

F Bg

(E!(lto.oY

Gt'aat,

ueJ!ln

uerel6u;pedqelunl

ue1o16ueqqe6ue1 spe6

gp^E

E

x

x

(,)E(!cl-o.E:,c@dI

co'6,

3e,or!c([(!-O'eGo-

LL

tU

o

o 8$

dtorool

ooto,

ooroai

oo$

epoyoo*o

o:o

8l;l

Oueleq qetunl oc,(oo, o(r)

rnllnrls ue16eqred Euegeq qeltun[

oc)

(oo)

ottj

JnunJlsue;0eq qelunf

6ue1eqred 6ue[ued

8+ct)

Ilr)rforJ)o

'.req qe6uel spe6 o (D co

0ueleq BpuBl c{ .?

inllnJlsue16eg

(oCD

.= -o1)9!l tD

Page 119: Pedoman Pengerjaan beton

l

ilt

ll

t.)*v

009?

0016

'eOr E

00sr B

0016 B

'Eu11sgaq urBIBp tueiepq Eual8uag gl.g TBqEBC

vz

?z

Z

t.

rla

96

00

i len;-uern16 Ouegeq Inluag 6uefue6 ,0r.lelunf Epuel df'le

NyxoxgNsEuu3d UVjJVO

'6I'S reqr.ueC uped Surpurp r{Bnqes IrBp ue8uolouaduep uelo>lSuaqiuad -re1;ep rolndtuol qotuos nlsns uellnfunueu Iz.s requBD

'g-Eue1r"q {n?uag 0Z.g rBqruBC

V

'6I'g rBqurup uelldtuel te8eqas Burpurp ue8uepl >1edure6 .o 6I.g TBqEBC

oE*i*_os +___ oos6_

oo ;e6eqas Pceqrp o

'_l-I

l-l

ue&tqn1 [

-#t

'ra4ndurol ue8uap ue:lol8uaqurad .regeq .E I6.9 rBqruBC

968

I

I

t

960

009t

LLI

sld[ teOues uolaq dnlnuad

Page 120: Pedoman Pengerjaan beton

-!

112 Pedmtan Pengeqaan futqt

DAFTAR PEMOTONGAN

g 8 Bj.Tp 24

30 dari 9400 = 282,00 m

96 dad 4500 = 432,00 m

30 dad 1034 = 31,02 m

Total 745,02 m = 292,8 kg.

Gambar 6.21b. Daftar pemotongan dengan komputer.

4-$ Toleransi ukuran memotong dan membengkok tulangan (Gambar 5.22)

A.) TOLERANSI BATANG LLURUS ATAU BATANG ANTARA BENGKOMN.BENGKOKAN

1 + 50 mm - 25 mm unluk balang yang diserahkanmenurut sesuatu ukuran.1 + 25 mm untuk batang yang dipotong menurut ukuran

B.) TOLEBANSI BATANG-BATANG YANG DIBENGKOK

(-

F- l't + 25 mm -l

tt25r, {

a \< 60 cm toleransi + 6 mma > 60 cm toleransi t 12 mm

aI

I

[+25mm --=

a g 60 cm toleransi + 6 mma > 60 cm toleransi + 12 mm

C.) TOLERANSI SENGKANG LILITAN SPIRAL DAN IKATAN-IKATAN

Ukuranluar+66rn luar + 6 mm

l*---.-]Ukuranluar+6mm

pemotongan dan pembengkokan tulangan.

TUkuran

I

iIt+25mm

Gambar 5.22 Toleransi pada

Page 121: Pedoman Pengerjaan beton

'{olq Surtunc }z'g rBql[Bc

'Suolotuad Surlung g6'9 TBqruBC

'trul SuufuBdue8uap qeqtusllp uelolSuaqruad r"l-Icp uunuau l?lol 8uB[ued qeppu Suolodrp 8uu,( Suefue4'qesrd:a1 uuI1ulellp uup uu)tt{nlnqlp 8uu,{ 1rca4 8ue1eq-Suuleq ralauurp !-rurrp uerpntuel'snlndrp ue8uulnl lepunqas r:ep lu4r8uad lurruy 'Suoloruad Surlun8 elreqtuaol ue8uapueuediut,{ued lse4otr a:1 r8.lad uc3uelirS uu,{ueSued 'nlueuet 3uu[ued-8uefuud ruulep urx8unusrulcuolaas lSuqlp uoleq zfuq'uc:rsed-Surfucd'ue4o>lSuaqtuad JuUBp ue{resepJag

ue8uolotued I'Z'Sueun8ueq lsu{ot epud uelolSuaqruad uep ue8uolouad Z.S

'u?urelreq tue,( efeq sulrpn>l uup Jaleu?rp?.rque Ip (llca{) nfel Suquq uelleduauaur ue8uap uBIDIBIIp lul efuurnurn 'uudtursrp

uulpnure{ ralaruerp rad uep setrlun{ rad unsnsrp snrBq ufug 'n{e{ {otuq-{opq sr1u !pUeT[utaleur uu8uap redecrp ledep lul IBH '(tndun: uep) qeuq EunSSur{ueu {Bplt efeq e33ugwrltnuepes rnlulp sruBq ueuudur,(uod rsu>1ol EpBd 'uuun8ueq uere{ rudecrp qupnu suesuu>1o13uaqured uep ue8uolourad rse1o1 uu8uap ur>18unur lelepes ueuudurr.(uad rsu>1o1 eped

uulledurellp uoloq ufeq'ue>pgntulp efeq ledurq qslelas 'e[ra:l u8eual :pfueq uu{qnlnquauu8n[ uep nlred {s} e/(ursueqes unlsrunlah[ 'uelsrunletu n1-rad IBpp lu8s 'srun1 er(u8uquq-Euqeq qu4udu luqllp ulnd snreH 'IIBq Euu[ uu1e1a1ad uDFESBpraq Bsurluuuas Euulnpaquoleg 'u.(uuulu1e1ad >psruaur 8ue[ ueqBq urefurel uup sedal Suef lsru{{Brsl 5tu{upr'uuro1o1 :uep qlsJeq sruuq uoleq ufeg ':p1otp snreq 1ure>I uelerurp sne tue{ Suuteq-Euqeq

Idelel '1uru1req lpllpes uolqeloqradp u[ug 'uoFe efeq uuelnuuad Ip InJunru tue,( up1

IBcBJ-lBcBc nelu uu:luleJ 'uusudnled '1o1o1atuaur )tepll ulul BrBluB 'uoleq efuq uuulnuuad'ledruq u?qqne:l lue:peqradlp srlreq nped Euweq ueerulrauad Bp?d'Jaleru ZI rI?IBprB Euqeq-tuetuq lrep rrurBsed Euu[ue4 'uuuntuuq Isu:tol a1 uqusnEuad qalo urlrpgp uoteq ufeg

ueu.e.(us8uad ;qpar; I'S

wNgd'gwtq

ueiluent ]

lll

ilttll

Page 122: Pedoman Pengerjaan beton

I114 Pedatnan Pengeqaan Beton

Di sini harus memperhitungkan pertambahan panjang akibat pembengkokan. Batang-

batang yang diameternya sampai dengan 12 mm akan dipotong dengan gunting menurut

kepanjangannya (Gambar 5.23). Diameter yang lebih besar (> 12 mm) dipotong dengan

gunting blok (Gambar 5.24) yang diletakkan di atas sebuatr balok kayu.

Pemotongan dilakukan batang per batang. Batang yang telah dipotong, diangkat oleh

pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkok (atau batang yang tidak perlu

dibengkok), setelatr itu batang yang sepadan (sama-sama kualitas baja, diameter dan

kepanjangannya) dibundel dan diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan

sementara (Gambar 5.25 dan 5.26).

Gambar 6.25 Pembagian lokasi bangunan.

Gambar 5.26 Pembundelan dan pemberian label yang sepadan.

Setelah batang dipotong; ukuran bagian yang tercantum pada daftar pembengkokanditandai dengan kapur tulis, di mana perlu diperhatikan ekstra dari panjang kait-kait. Pada

sejumlah batang-batang yang sepadan (dalam daftar pembengkokan) disarankan untukmemberi ukuran di atas meja pembengkok clengan: kaprir tuiis trerwanra kuning, paku atau

sepotong kayu.

52.2 PembengkokanDalam pembengkokan, biasanya rnenggunakan meja pembengkok yang dibuat dari

balok-balok kayu. Di atas meja pembengkok terdapat pelat-pelat, berupa sebuah pelat

pembengkok dengan dua pasak besi kecil (Gambar 5.2n yang dipakukan atau disekrup.

I(

I(

(

tjC

(

p

k

T

;,

n

tr

Penyimpananterpisah

LapanganPenyimpanan

Page 123: Pedoman Pengerjaan beton

T

'1e-raE8ued uerel sruaf ru8eqraq ueleunSSuau ledep Surtsr4aq a1 qesrd:a1

ueuudwu(uad uep uep qesrd:at 8uu,t ueuedwr,(ued nfnuetu (1o>18uaquad uup Suolotued efaturnlelau-r) uuuedrur,{uad rpu>1ol Irop uqn>gBuu8ued 4nlun 'ueunBueq uBBuesXEIad ntr4urn-u>gBuuf

r:ep SunluruE-rog '3ue>i3uas-3uu>13uas 4olSuaqtueuJ Intun ue>luun8rp e{uurnun EUE {IISeru

-ursal^{ 'lrun-lruruiq urecas 8un18ua1-lnpns re8eqraq ue8uap >1o18uaqrp 8ue,{ Suuteq uBIoI-Suaquad uelurlSunueu 8ue,t 'uu>puurSordrp tedep qrSSuec 3ur1ed 8ue[ 4o>lSuaqtuedulsary 'Euru18ua1 lnpns ueuruuse{ re,(unduau 8ue1eq-Eueleq qrunlas uuplruep BJBJaS

'ue1o18uaquad-regep uu8uep runses uu1o13uaq {nluaqueu {nlun qepnut ue8uap Jnlslp

ledup tuepotu 8ue( ursetrAl 'sn8rlelas >lolEuaqrp gedup Sueteq-8uu1eq ederaqaq qBIBpu (gz'gnquog) rur >1o13uaqtuad-ulsatu uep uu8unlune){ '{pls[ snre r{alo uu4lere8rp 3ue,( >1o13ueq

-uad-te1ad uu8uop relntlp detat ludrlad-te1ad 'lenqlp qula etnf lolSuaquad-ulsehl'qesrd:a1 uB4llulallp u,(ulnfuelas uup leqel uu8uap nunlueclp

sues lapunqrp uu>lu {olSuaqrp n1.rad lepll Euef tuqeq-8uvtug 'BtuBS-BtuBSraq Euotodgp

ledup Wqal nele Sueluq nles Blutu '8uquq Jeleurelp uup Suolouad-ulseu selsedul eped

tuntue8rag'utuuued Euotouad-e[au a1ufta1ad qalo E^reqrp tuuleq-Eueuq'snlnd Suotodlp

wlapunq lagEuad qelalas 'elra1-ufatu Bnp uralrre rp daa ue>pedualp lereq 1u13un Suotoruad

ursat4l 'uedurrfuad uu8uedele{ B/heqrp Suolourad ulsau-{Bre38uad IIre{ Jolou qunqas

uuun8ueq lsu{ol eped sluelatu Breras uelol8uaquad uep uu8uoloued VZ'S

efusrualas uup 'nlueq ue8uulnl Sueteq selu Ip Suusedrp

8ue{ Suqeq-Suuleq {uun rurq BuIB^\ 1aqe1 tnfuel qlqel uep (uodns) ntueq ue8uelnl Suureq

-EueteQ {rqun r{ltnd Bue^uaq IeqBI efusrualas 'Eulunl Btue^r uslpntuel 'r-BIBdlp sItrBL{ EuefqeJeru BruBA\ IeqBI sulsl-Brueuad'uuunEueq-rnuns uped uB{IESII I 'ustuei(ue8uad ueeftaladuu1run uelule,(uau [eqBI prLrBAr ru1e,( Buergapes Suer epoletu nlens 'tage1 ue8uap lensas

ue:In>IBIrp uernte8uag '>1o18uaqueu {Bpll re8e n,(e1 {oleq-Ioleq ueEuap Suufunlrp dnlncsnrpr{ Eueteq-EuqBg 'I{Eusl FBp suqaq uep llut{-lluq uu8uap w+[utelp lul 8ueleq-3uaeq

E{Bru '1o18uaqrp nu1B rup Suolodrp qelel u,(uuernln lrunuaru tueluq-tueteq epqudy

qesgdral ueuudur;.(ued €'Z'S

'eFa{

u8eual qalo Brsluauas ueuedur,(uad e1 B^\Bqrp uep IaqBI IunluBJIp uelpnua{ 'lapunqtpBpuu1es uup >1o13ueqp qBIa1 Eue,( tueleq-Suutug 'rqdelp sueq {elar nqu qeled Euef tueleq-Euurug 'Euereq ralauulp uup EunlueErat tedllad Iseq lereq tqtura '1o1tuaq1p tedep tueluquulpnruel Euqeq uerpnura{ uad-uad uu:nuA\epp'ted11ad-lsoq nlsns lu{Bruaru uetuag

'1edr1ad-1e1ad uup 1ed11ed-1sa14 LG'g rBqurBC

.d

tBl

UI

NE

{rsp

uu

uu

UB

NIJ

qa

TIBI

lru-&

uefuueru ttol

L9tt

Page 124: Pedoman Pengerjaan beton

116

Gambar 6.28 Mesin-pembengkok yang sekaligus dapat membengkok beberapa batang-batang.

53 Pemotongan dan pembengkokan pada sentral (industri pembengkokan danpenganyaman)

Akibat pekerjaan di dalam ruangan serta investasi besar untuk mesin-pemotong dan

pembengkok khusus, maka sentral-sentral dapat menyaingi biaya pemotongan dan pem-

bengkokan pada lokasi pelaksanaan. Sentral akan mengerjakan baik baja beton dengan

panjang pasaran rnaupun gulungan. Baja beton yang digulung, pada awainya harus dilu-ruskan dengan mesin-pelurus baru akan dikerjakari lebih lanjut. Seielah pelurusan, baja

beton dipotong oiomatis menurut panjangnya. Karena batang yang digulung sangat pan-

jung, potongan yang terbuang hampir tidak ada. Untuk mernotong cian membengkok baja

beton tergulung sampai diameter 12 mm, mesin pernotong dan pembengkck otomatis telah

diperdagangkan. Setelah pelurusan, baja dibengkok dan dipotong sesuai dengan bentukyang diinginkan. Baik untuk merubah (arak bengkokan) beberapa milimeter maupun untukberbagai pelengkungan dapat diatur secara elektronis.

Femotongan dan pembengkokan di sentral akan diiakukan sebagai berikut. Baja di-tempatkan dalarn kotak-kotak yang tersortir. lvleja-pemotong dan pengukur diletakkan diperpanjangan rneja tersebut. Dengan sebr.rah mesin-angkut kecil bertromol {'winch'), ba-tang-batang diangkut dari tempat persediaan sampai ke mesin-pemotong hingga membentur

suatu batas pemotongan. Setelah kabel pengangkut/penarik dilepaskan dan diperiksa apa-

kah seluruh ujung-ujung batang menyinggung batas pemotongan, maka sebundel batang

tersebut dipotong sekaligus. Kabel pengangkut dipasang lagi dan pekerjaan dapat berulang.

Untuk pembengkokan, mesin pembengkok yang dipakai sesuai dengan yang ada pada

lokasi bangunan. Pada beberapa sentral terdapat mesin pembengkok untuk kegunaan ter-

tentu. Contohnya: mesin pembengkok untuk spiral persegi yang dibutuhkan pada pondasi

tiang pancang dan kolom-kolom. Batang-batang yang dipotong dan/atau dibengkok akan

dibundel dan dicantumi label, kemudian bundelan disimpan atau disediakan untuk diangkutke lokasi bangunan.

5.4 Penganyaman pada lokasi bangunan

5.4.1 Mengikat baja betonBerkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan harus dilakukan seakurat

murngkin sesuai rlengan gambar (rancang), agar sebeluim dan sesaat pengeecran, fulangantidak bergeming. Bahan yang umum dipakai agar sambungan batang-batang persilangantidak bergerak yakni kawat pengikat (dari baja tarik panas) dengan diameter 1,24 mm.Tergantung dari gaya-gaya yang diperkirakan akan bekerja pada sambungan, ada beberapa

macam tipe pengikatan (Gambar 5.29).

I-Pedornan Pengeiaan Eeton

IIi

Page 125: Pedoman Pengerjaan beton

'ssquqrp qe1el Sued e:uc ue8uep rcnsas Surts11aq sule Ip loluq uu8uulnl uutuufue8ue4

i B u e 1 e q,,, ;il?JX Jl,'.:?tf ,x f 'JrT, :'fi i:,1il l:ill ; :>1uruf uu8uap Sucirs uutlJ1t EJuJas le{llp(lnpns Ip )tel) urul 8uu,( Suuruq-8uu1uq uulSuepes 3uu43uas ciurles ueBuap IepES u?lu{I

BJuJes turylp xnpns rp 8ue1uq-3ur1eq 'Suusudtp urul 8ue( 8ue1eq-8uilteg uutpnwe1'n1e1 8ue[ ue8uap lenses

usqelaqesraq 8ue{ 3ue>13uas-3uu13uas {nlun ue>ln{B'I 'lepes uelull Bruces u{usuralas Iu:II

ugp sBlB lnpns rp 8uu1eq uer8eq ue>18unqnq 'e,(ulnfuutas 'tepes uulu{I Breras qB/heq lnpns

Suque uufluap lollp qu8uel-8ue18uag'uu1e1a1ad-solel ssle Ip uulndurnlrp qu8ual-8ue>18ue5.uequBuapad a{ 8un[n r:ep 3uu13uas-3ue13uas uelr8eq uep LIB^rBq lnpns 8uu1eq qunqes

eped 3ue13uas >1e.ruf-ryref srlnt-:ndu1 ue8uap tspuul 'tl?^\uq uur8eq Surlsqaq uedud ssle Ip

{qelrel 8uu,( llcel uoteq >1o1q e8rt sElB Ip Euuleq-Euelsq uu{ele-I 'EuttsHaq tuBIBp Ip )toleq

tunfn eped lu8at ue)pplallp 3ue13uag 'ln{ueq ru8eqas uu:p[:a:1rp efutuntun Euqsgaqgr?lgp Ip {oleq ue8uulnl uetue,(ue8ua4 'ueuf:a>1ad rse1o1 uped {opq ue8uulnl ueurefue8ued

.:1otuq ue8uelnl relSues ueuedue8uad erec e8[L 08'9 rBqurBC

6urlsqaq renl rO 'c 6u;1s1aq sple lO 'q 6urgsr>1aq u,Blep rO 'E

ug{qnlnqrp rlq8uHas 'ue8uelrsraq 8ur1es 8ue,( ue8uelnl-.re18uas r8as uup Suepued t6.@t-S nqtaog) rueJBru-ruecsuJeq Breras uBIn>lBlIp ledep {oleq uu8uelnl ueuru,(ue8ue{

{oluq ue8uelnl 7'9'5

'lun>[ urls{a uu8unqurus lunquleru (leqop) delSuer uulult8ue4 'c'ue8uellsrad lpp eped lopq-)toleq uup tuolo{ Irup lnpns uu8uelnl-Euu1uq ledtue

uetuap 3ue13uas-3ue13uas uulSunqnq8uau {nlun ueleun8rp lapus uuloytua4 'qlueBuups:eq

tuquq-8uauq uulEunqnq8uau {nlun ueleun8rp p38unr nulu Sueps ue1ery8ua4 'e

'uredue8uad Euoq uep uu8unqtuBs ed11 e8g, 66'9 Tuqtutrg

(aqop)delGuer uelelr6ua6 'clapes uele>ilOuea 'qEuegrs uelellOued r

udet'uru

uu8r

ueSt

lsJn

tq3uB{rISEPr

-Jal

eped'8ue

Eust-ede

Jnlui-sq'pur-!p t

{nlu{RfUrqBIE]

ufeq-ued

efuq.NIIP

ue8u-tuod

uup I

uEp

'3uel

i,.

tttueduepl@tq

Page 126: Pedoman Pengerjaan beton

-3

118 Pedoman Pengoqaan futon

Banyak pekerjaan bangunan besar dan kecil akan rnengunakan pra pabrikasi sangkar-hrlangan, bila penulangan memenuhi. Dalam hal ini akan didirikan beberapa cagak penopangdi lokasi pemotongan dan pembengkokan (Gambar 5.31), kemudian diletakkan seluruhbatang-batang menerus. Setelah menandai pembagian sengkang-sengkang pada salah satu

batang bagian sudut, sengkang-sengkang dilingkarkan pada batang-batang. Dua batang atas

bagian sudut (lebih baik menenrs) diikat keras dengan semua sengkang-sengkang secara

ikatan sadel. Setelah batang-batang diikat dengan sengkang, batang-batang sudut disambungdengan setiap sengkang secara ikatan sadel dan batang yang lain dengan pengikatan tunggal,selanjutnya batang-batang yang tidak menerus dan batang-batang yang dibengkokkan,dimasukkan dari ujung akhir sangkar kemudian diikat keras. Jika mungkin sambungan

tulangan peletakan dapat bersama-sama digantungkan pada sangkar.

Gambar 6.31 Penganyaman tulangan sangkar baiok dan kolom pada lokasi pemotongan/pem-bengkokan.

tsila sangkar tulangan teiah diietakkan daiarn bekisting, maka tuiangan-sarnbungan inibiasanya dapat dipasang ciengan mudah dan definitif. Guna rnenghindari perpindahan(mengeser) sangkar tulangan, sering dipasang beberapa tulangan bantu (penyokongpengangkutan). Sangkar tulangan sernentara ini disimpan dahulu sarnpai bekisting hampirselesai.

Agar penutup treton dapat dipert:anggungjar;abkarr r:laka diber: ptrtks:t is.raliFersyara[an umllrTl untuk jumlatri penahan jara]<, caiine seCikit ilai',-rs:

dua" buah Srer r:12 beilisriiili; at*ll li,in!,a: titri:.satu buah per meter lajur pada setiap bidang balok atau kolorn"

Penahan jarak tidak boleh dipasang:pada jarak yang kurang dari 500 nnrn di batang yang sama,dengan jarak dari penatran jarak di batang yang terdekat kurarrg dzu'i 300 rnrn.

ta

$.t

su;

rullatper

tular

.

iiillii,

) upr

Page 127: Pedoman Pengerjaan beton

Gg'S toqutog) sue8 nele 1er godns

Gt.S nqung) re8alaE uodns(ff'S toEuog) rsrperl podns

:uruiup uclnpcqrp ludup podng'(ue1u[ue3-ue1efuu3)

,uodn, Suusudrp nped u,{uelntu leme 'se1e ue8uueI uuqn]nqal Fuae

'ueBuelrs:edtuelas deq eped ntes lpllpas 8ur1ed rdetal '8ue1eq roleuerp IIel1 0S nquns e{nguns ryJuldutl'utu1 3uu,( uu8uultsred 1n1un l8unfn-3unfn eped ue8uulrsrad qrunles

:nIEIlaq qB/hBq ueSuqntInlun 'ueEue1nl SuFuf Juqel uup ueEuelnt reletuelp IJBp EunlueBrat uetellSued qeltunl

'ueela1ad Ip IBtuBl ue8uupl uefue8uad Zg'g rBqruBC

'8ue1rs uelu>ll ereJes Iu>IIIp efuuer8eqes nBlE ue8uulnl ue8uelrsradI{runles efulnfuu1as'(Z€'S nEuog) uulrurueq Suesedrp ?npol uep sueuad uu8uulnl uesrduluelpntuey 'e1nd Suesudrp ledep Enpo{ srdel ue8uulnl 'Suesedrp eureuad srdel ue8uelruIIBleleS 'sllnt rndul ueleunSSuatu ue8uap Surlsqaq uped rupuelrp ue8uelnl nquns e{ nquns{BJB1 'uurnln8uad uulnlelau uelu ue,(uu8uad u,(uelntu letle 're1uu1 ue8uelnl BpBd

luluul uu8uqng gg.g

'rsrs tueplq rnfel ur rad Z :ultu 00e < uurE8urlal

lsrs 3uup1q rn[e1 ur rad I :rutu 00€ > uerE8upal:{oluq 1s1s uefuq

'Iopq rnful ru rad t :uru 0I <Iopq rn[e1 ur td Z:urru 0I >

rIB,t\Bq uurteq tuqeq slsJ-stBr JaletuslpqolBq qu,IlBq uufuq

:lmlpeq rctrqas n:plraq Iopq {nlun {f-4ueguued gelurnf uluul'1a11erd ueture,(srad uupp aI uB)lqrplp lul lBurluFu lere{s u11g

jiu

ndr3u<

uBI

6Ut

I

I

I

t

ueEr

'ug>[

'tu3:tun<B.IEff

ssfB

nles

qruntued

'r1l

wlcrg6[rue6ueqnl

Page 128: Pedoman Pengerjaan beton

-IBeton120 Pedonian Pengerjaan

Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan tergantung dariketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut:

garis tengab

08010qn016q20

a. Tanpa balang tulangan bantu

25 '155*{-1-----n

tebal lantai< 140 mm> 140 mm < 200 mm> 200 mm < 300 mm> 300 mm < 450 mm> 450 mm

Gambar 5.33 Suport tradisional.

Gambar 5.34 Suport gelegar.

rc-50

d

p

,25. 150 s0-l--L J_--_l

EaEIol@l

oRl_Elolr..

u

k,

d,

la

la

U

s€

*

13,

,U

liJJ

,iJ']

,:l

TlJ

8_rolilol

slr

Jumlah daribawah dari jaring

$*<l0mm0r>lomm01 >16mm

ar 6.35 Suport-rak atau garis.

m2, besarnya tergantung daripacla

n=2n=ln=0,5

suport (n) per

atas $, :

<16mm

b. Dengan batang tulangan banlu

Gambar 6.35

garis tengah batang-

Page 129: Pedoman Pengerjaan beton

'BpB dn{nc sruBq uCI}aq dnlnuad nlens gg.g rBqrrBC

'turlsgaq rnfel tu red (ryref ueqeuad)

nl?s lerrrrulu '(9t'g rDEaDg) dnlnc Suer( )tBrB[ uequuad Sueseuau uu8uap 'uqerei(sredrqnueueur uolaq dnlnuad uB{BqBSnrp ulnd sruBq Surdwes Sueprq-SuBprq Inlun

il::l :::l :r:::: ,0, o 1l;:us{lBsru '>p,(ueq qlqet 8ue,( leruf uequuad r8{Burour uul.rnfuerp B{eu

0I 0 > Bruutn uu8uelnl relauerp epg 'efte1 ptuel nele Surlsplee zp red unp lerururru )prpfueqeued q?Funf 'uoieq IIcaI {olq mptueu uB{uErBSrp luref uBqeued 'uoleq dntnued {nlunuslqnlnqrp 8ue,( 1e-ref uuquuad Suesedrp 'uu1efre1p IBSalas ruluel uu8uelnl qBIalaS

'uru[ Bruus nlus le{llp sruBq ue8uelrs-rad qunlas uerrSSurd rnlelau sele tuu?feped elndr8el 'urBI Btues nles Euulesreq lqllp sruBq lglpes Eurlud urel 8ue,( ue8uepsradrpEuuluq-3ueluq uped 'Euedurr,(uatu qeloq rur 'ssle SuHef uer8eq qs,r\Bq Suelee depeqral srun1

1u34 ululutbl 3ue[ re8ala8 uodns qelo ndtuntlp sBlB Sul.ref uer8eq 8uuleq-8uqeq Blrg 'ur?l

sruBs nlBS le{llp 3ur1es sruBr1 uu8uellsred qrun1as rp sBlB Suuef uur8uq 8uu1eq-Euuleg'8uups uele{r Bruces sure{ 1u)gp uep su1erel uesrdul depuq:a1 1u8a1 qere uetuap

etrruuad uusldel Suesedrp ufulnfuelas '(tt'S toqwog) sulu Supef uur8uq uup r{B^\Bqrauusrdel dupeqr4 srunl le8a e[u1aa1 uep uodns rnlulau uueq ue8uelnl 8ueluq qenqes

Ireqlp Bluru lrupulq1p ledep tur ueeftalod ruBy 'uelqelelaur ler.uB nlr lsreq 8ue{ uuEuulnr

uu8uap leqat 8uu,( pluul {nlun selu-Surruf uer8eq pep SuFe[-3upuf uulHeuad uuuf:a1a4'enpe{ uesrdel

qurheq rp Suusedlp uup {lrellp qumeq-8uuef selu p {qalret Suer( euzuad uesrdel ue8uel-nl 'sele ue3ue1n1 uer8eq uup Enpel uusrdel ue8uelnl pnsnlauau qslelas 'uodns uqaJapBrslue rp ue>p8eqrp ufuurel qelrteq Sueteq-8uqeg 'Suelrs uslslr Eruces uodns uuEuep selatr

lelglp ru1 tueluq uBp qe/r\Bq-srde1 uugEuq pep ssle-8upef tuqeq uu8uep ueltunqnqp luluodns uqeJepas Bpud 'r{B^\eq Suuef IrBp squret s1du1 eped tuesudrp puolslpeJl uodns

'go:deleq nu1e uolag u[eq pup lenqlp 1u1 uodns u,(uuer88ulla{ uup Eunluet-ral 'unu 00? Irep

IBqq qlqal Eue,( rquEI-rBluBI Inlun uuluun8rp (SS'S nquog) sput nu1e {Br udns

-3ut

\

ueEuep rudueg Lrsp Juseq qlqe'I

sz'z00'z9L'lsz'l0'I

9L'O

00'z9L'l0s'I0'I

9L'0s'0

o7,

9IZIOI8

9(rutu) rS

'selu-Eugel frep qu^\Bq tuuluq rq qetuaslret upud EuntuuEreq uftuesaq rutalat uodns IrBp (ru urBIBp 1) nqurns eI nquns lprBf

.lBluq

uBIBqepI rrucuur eEp :p1un uuuropad ptuqas r.qedp pdup rul e:Iutu 'uuleruesrD {EpF1qs EuelEues BrBr uutuaq 'uollse:llJqed-erdrp rur ruEulaE uodng '@'*'S nquog) nluExl

uu8uupl ?uauq ueEuap puolslpur uodns pueSSuad ruEuqes ueluunElp ru8alat udns

tztuefiuepl

Page 130: Pedoman Pengerjaan beton

122

5.4.4. Tulangan dindingUmumnya tulangan dinding akan dianyam setelah selesai memasang salatr satu sisi

bekisting dinding (Gambar 5.37). Irtak tulangan dapat ditandai pada bekisting dengan

kapur tulis.

E

---1

Pe&tnan Pengoq?an &ton

atau birugunakan

Gambar 6.37 Penganyaman tulangan dinding.

@erlu dipikirkan bahwa pada beton bersih, 'oil crayon' berwarna kuningpada bekisting akan luntur dan setelah beton dicor selalu terlihat. Karena itusenantiasa kapur tulis agar selalu dapat dihapus dengan mencuci).

Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol dari jaringan akan diikat dengantulangan stek. Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton pada fase awal (misalnya padalantai atau dinding sebelatr bawah). Supaya tulangan stek ini tetap rerletak pada tempainyadengan baik, maka dipasang tulangan bantu berbentuk-U dalam arah memanjang (Gambar5-38 a). Batang-batang horisontal diikat secara sambungan silang dengan batang vertikalyang lain. Karena jaring-tulangan masih harus dianyam, maka sementara batang-batang(horisontal) ini diletakkan di antara tulangan stek (Gambar 5.39). Batang vertikal dilkat lagidengan tulangan stek, kemudian batang horisontal dari sebelah bawah Oiitat dengan batangvertikal lain secara sambungan silang.

dalam bidangdi luar lulangan

b.

Gambar 6.38 Tulangan pembantu.

Page 131: Pedoman Pengerjaan beton

'JrrpluralSuesedrp e,(ueserq Surlsqeq'luraq 1u13ur1 rnqruls BpBd 'rleqrual reledrp ledep uep runl eIrelndrp ue{e IsluoslJotl uutuelnl ue8uesuuad qulalas rur rnlu8uad 8ue1ug '(Ot.S nquog).rrue8uad Suquq nluns lu{udlp ledup B{cu uulqeled-e88uel uulru-re{srp uul8uupas .ueleun8rp

{Bpp 1u:-podns BIrg 'letuoslrorl ue8uulnl uu)Helalrp e(usele lO .Bfeq

HuI-plB{ epud selrpludep Eueleq 'e,(uue8uesewad uBILIBpnr.ueu Inlun 'lepuad JIlBlar e(uleref 8ue{ >1er-godnseped uelSunluuBlp Surpurp ueEuulnl qunlas'(67t'S nquog) 1e-r-podns ueleun8rp Eurpurp-Eurpurp undnsu '1eun1 uup Jru-nlurd '1n33uq Surpurp :ruadas leJeq tq8uq Jnl{ruls Eped

'91e1 ederaqaq uBlB{Btuad r1n1un 8ue1uq nqB {Br-UodnS Of.g rBqruBC

'ry{ueqqlqel {BrB[ uequuad uuleunttueu u?{uBresrp BIEru '8 0 > renl-tuuleq HBp Jalaurerp BIrg'Sunsgaq ,u rad qenq Bnp llltpas 8ur1ud >1e.ref uuqeuad qelurnf 'ue>pun8rp Suuas tuqat-Euelat nete uoleq lopq udruaq leref uer1eued 'ururefrp ledep uoleq dntnuad re8u uuledntpqeloq {Bpp leruf uuqeuad epq efunlual sBIa[ 'Euqeq-SuelBq Bnp uu8uap uB{laglp ledep p1rltp[B uEEurq 'qnuad tugef rpqal Euufuedas snrur{ lglpes Euqud Euefued tuef rrple uerEug'@ gg'S nqutog) n-InluaqJeq ueEunques u?{BunErp e>lsru 'ren1 uep tuBIBp uetuelnl uepuullerufs1p Suuf {sre[ rnlu8uaur )tnlun 'qecuurad rapdrp npad Euulnfuatu Eue,( tupurpBpBd'ulBI Bures ntus lu:lllp sruBq uuEuelrsrad qrun1as uurrE8urd rnleletu Euqeq-8uu1eq rtqe{Surpurp uetuqnt {nlun qnd mp1-ree'!utuu1 uu8uulnl {$un Infunrad uu8uap uulunsesreg

na4s uu8uBlnl BrBluB rD [e1uoslroq Euqag gg-g rBqurBC

rocrp qetal 6ueI uolaq

6ue1eq-6ue1eq

uedap ue;6eq 1a1s ue6ue;n1

tueAuelp qelalOuelegeq p;s ue16eq 6upBl

Suetue

r8ul lu>

tuqeq.

IB>IIuartDqwD!

e.(ufedr

epvd et

uutuap

rrB{Bun

urg nu

wtueps.rs ntes

o@g uB

il-eztueduqnl

Page 132: Pedoman Pengerjaan beton

J'124 Pe&tnan Pengeqaan futot,

5.45 Tulangan kolomSangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam dalam keadaan

terlentang (sesuai dengan tulangan balok), kemudian sangkar diletakkan di atas tulanganstek.

Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan. Mula-mulasengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang ada.

Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-balangsengkang. Mula-mula sengkang teratas diikat, kemudian sengkang-sengkang yang lain darisebelah atas ke bawah .

Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang dan serentakdapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. Ketika pengikatan sengkang secara

sambungan sadel untuk tiap sengkang, (pada batang-batang sudut dan batang-batang yanglain dengan sengkang lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula. tnisering digunakan gelang-gelang yang melingkari sengkang. Minimal jumlah penahan jarakyaitu: satu per m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimaldua per m2 bekisting.

Perhatian.Penggunaan gelang-gelang sebagai penahan jarak di kolom ini sesuai dengan praktek,

tidak boleh dipasang pada tulangan vertikal utama.Pertama-tama gelang berfungsi untuk selalu menjamin pemasukan penutup beton dengan

baik (melalui bagian batang terluar). Kedua dapat terjadi ruang kosong di bawah gelangketika pengecoran (mengendap).

5.5 Menganyam di industri (sentral) pembengkokan dan penganyamanDalam tahun-tahun yang lampau, sentral pembengkokan dan penganyaman saling

menggabung menjadi penganyaman konstruksi tulangan. Pada sentral penganyaman sangkartulangan di pra-pabrikasikan. Penganyaman hampir sesuai dengan tata cara pada lokasibangunan. Hanya sambungan dengan kawat biasanya diganti dengan sambungan las (lihat8.1). Sebuah contoh dari sangkar tulangan kolom atau balok yang di pra-pabrikasi dapatdilihat pada Gambar 5.41.

Ulasan Gambar 5.411. Daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rancang.2. Pelurusan dengan mesin-pelurus, sedangkan batang-batang sengkang dipotong

dengan mesin-potong nrenurut panjangnya.3. Batang-batang yang besar disuplai dalam panjang standar 6, 9, dan 12 m.4. Pembengkokan sengkang-sengkang.5. Batang-batang disortir untuk tulangan utama dan dipotong sesuai dengan

panjangnya.6. Batang tulangan utama diletakkan di atas cagak-kerja (penopang). Pembagian

letak sengkang dan menandai di batang.7. Sengkang-sengkang dimasukkan dan dibagi.8. Pengelasan las-lewatan pada sengkang.9. Batang tulangan utama digeser terhadap sengkang sampai pada ukuran yang tepat.

10. Tulangan utama balok dari bagian batang atas dilas dengan sengkang.I l. Sangkar diputar agar batang bawah dari tulangan utama menopang di cagak-

kerja.12. Pengelasan batang-batang bagian barvah.13. Jika ada batang-batang samping dipasang pula.14. Sangkar diberi penunjang-pengangkutan.15. Sangkar dibawa ke lokasi pelaksanaan.

Page 133: Pedoman Pengerjaan beton

'{olBq nB?B ruolo{ {nlun uBSuBInl rB)t8uBs rsB{lJqBd_Brd lr.g rBquxBc

-)

'lr

tu

lB(

lEr

IsuJB)

Eu

3ur

ueI

lBu{BJ'

IuI3uu

?JUt

{elt

FBPtue.EPT

?[nu

ueEr

1i "n1l

IL

ll *,*&

Page 134: Pedoman Pengerjaan beton

-V

126 Pedotnan Pengaqaan Eetqt

Jangkauan industri penganyaman terhalang dalam pengangkutannya (melalui daratan

atau air), halangan ini baik berupa kepanjangan, kelebaran mauPun ketinggian dari kon-

struksi tulangan. Pengangkutan tulangan dari industri penganyaman ke lokasi bangunan

memberi biaya tambahan yang harus diimbangi dengan meningkatkan produksi per tenaga-

kerja. Supaya dapat memanfaatkan proses penganyaman seekonomis mungkin, perancang

dan penggambar harus lebih banyak bekerja secara detail standar, sehingga banyak proses-

proses dapat di otomatisasi. Lagi pula, dalam fase persiapan harus memperhitungkan segi

pengangkutan.

6. PENGET"ASAN

Apalcah p engelasan itu ?

Pengelasan dapat diartikan dengan mudah yaitu: suatu penyambungan logam-logarn

setempat secara melebur. Bila pengelas akan mengelas baja beton, maka ia akan

memanaskannya hingga tidak hanya kawat las yang akan melebur, tetapi sedikit bagian baja

beton melalui kampuk las juga melebur.

Ketika pengelasan, di antara dua bagian (logam) terbentuk suatu zona leburan kecilyang dinamakan "rendaman lebuC'. Logam pada rendaman lebur adalah suatu leburan

campuran kawat las dan baja beton. Bila rendaman lebur mendingin maka kedua bagian-

bagian akan menyatu. Logam tambahan tidak selalu dilakukan dengan memakai kawat las,

tetapi mungkin pula secara memanaskan ujung-ujung akhir baja beton sampai melebur dan

kedua bagian ini ditempelkan dengan keras. Setelah dingin kedua bagian ini keseluruhannya

akan menyatu.

6.1 PenggunaanTeknik las digunakan dalam penulangan struktur beton untuk sambungan-sambungan

sebagai:a. memperpanjang batang

b. batang disambung silang tindih.Sambungan las dapat berfungsi dengan baik atau tidak sebagai penyaluran gaya-gaya.

6.2 Kemungkinan pengelasan

Kemungkinan pengelasan baja beton tergantung dari komposisi kimia baja. Dalam hal

ini unsur karbon memainkan peranan penting tetapi tidak menentukan sifat-sifat mekanis

baja. Bila kadar karbon menanjak, n"raka kuat tarik menurun tetapi kegetasan baja akan naikpula. Lagipula dapat muncul persoalan mengenai kemungkinan pengelasan baja beton.

Apa yang dimal<sudl<nn dengan pengertian kemungkinan pengelasan?

Sesaat pengelasan panas akan disalurkan ke dalam material kemudian material akan

dingin kembali. Pada zona yang terpengaruh panas dapat terjadi perubahan struktur yang

kurang menguntungkan, seperti lebih getas atau kekuatan menurun. Selama gejala-gejala

ini masih diizinkan, maka timbullah dasar pengertian kemungkinan pengelasan.

Kecuali unsur karbon (C) unsur-unsur yang lain juga mempengaruhi perubahan struktur.

Unsur-unsur ini adalah: Mangan (Mn), nikel (Ni), molibden (Mo), vanadium (V), tembaga(Cu) dan khrom (Cr). Umumnya salah satu kriteria pengelasan baja komposisi kimia (dalam

Vo) yang dinyatakan dalam karbon ekuivalen C- :

C =C+eq

Di samping karbonpenting juga.

Mn Cr+Mo+V Ni+Cu6515

(C) yang terutama, ternyata mangan (Mn) memegang peranan

p

npp(r

IT

6,

$.t

elt

Page 135: Pedoman Pengerjaan beton

lBqtuEC Bped uu{Brue{srp eIudrsuud 3ue,( Jnqol uesula8uad e:ec nlens qBIEpe 'epor11a1auesulaEued uuler,uuurp e,(uqupnu Inlun iueresuad apoJqale e1e,(u Jnsnq uesula8ua4

uuguqrad apoJllele e1e,(u rnsnq uese;a8uad I','9'(,8ury1aa ttnq,) {lrlsll Inqunl uusula8ua6 l

uaSolo uesela8ue4 'a

(,3urp1au aaasnctad.) {ntal uesele8ua4 'p(,?urp1aa pds acuo1slsa.r.) ueuurlst l$ulq usseleEuad 'c

CVnl/CIh[ uBSBIaAued'q(,tutp1aa )rD ppltls.) ueres!:ad apo-r11e1a e1e,(u rnsnq uesula8ua4 'B

:lnluaq rc3eqas qBIEpe ueluunErp tuu{ uesela8uad sasorduesela8uad saso.r4 V'9

'sula8uad uelrdtuerlal e8nf (lensrn ueleure8uad uep e,(uru8eqas uep 'IIrBl tfn - sruulatuuurfnEuad) se1 uu8unqruus IBJIS-leJrs '(ueeueslelad erec uep uesula8uad sasord efupsJtu)uopuntrp 3ue^ uesulaEuad uu{rullale>1r8as IrBp lerllllp uep uogsuurqtuo{rp srueq uusela8uad

ueuplEunural rde1e1 '(ur8urp Bruces {ntueq uequqruad 're uetuap {Bpupuaur uuulEurpued

'ssued uese1133uad 'ueurprEuad rsunlrs uup le{ure8eqes uep {usl lBnI sqalal sqBq-sIuDIauIuuunsns iuu8uuru uup uoqru{ repol Btuutrual - B1rupt rsrsodtuol) uolaq-efeq IBualBu n1e1pd

uolrpsBpraq ufuuq {spp uusela8uad ueurx8unua{ u^iqeq uulntuaup ludep u,(usu:13ury

'sul II[{BSueroes ueleurcSuad uep uese/he8uad qemeq Ip uqqellp srueq uesela8uad uuepala4

'uesulaSuad uulefra8ueu unleqes lBrllllpsnr?q selatuad uepduru.ga{ uep uesela8uad sasord 'su1 lerede IJEp uendutetuay

'ue{Eue{radrp rypq uolaq ufeq uesula8uad BIBur S9'0 < b3 elrqedy

'ue)itsuuourp 3uu{ uoteq efeq uelere,{srad rqnueuaur sruur{ sBI renl rp uu8ue8ag'uu1lere,(srp 3uu,( IIlslraUBrBI {usl-len{ x I't qBIBpe )grsl

len{ urntululrr BIIq rnfnlasrp uesula8uad rur pq LUBIBO 'su1 Surdures Ip nele uped

tedal'sBIIp Suef Suaeq uped 1pa uerfn8uad uBInIBItp B{Ile{ rpefra1 3ue,( ueqeted'(se1p 8ue[ 8ueleq ralauerp

rlBIBpB rS uueur Ip) r0 g er(ur111pas sel ruduep qeted tueprq lrup {BrB[ 1uu-raq

rul 'uusula8uad Euoz qrueEuad renllp quted sepp 8ue{ Suelee 5[Fsl I[n tuus upud:elrq uu:luuuelradrp 1uls Iq1

'(te1n1 p{ua1 uep len{ dnlnc selrp r{Blalas

ufeq umqeq uu1u1u{urp sruEq uueqoc.rad uenluuq ue8uap BIBtu S9'0 > tJ , Sr'0 ?llgs?'o > t3 ualunrnla uoqrux o

:lqlreq re8eqas uelurnlSuurrp tudup e,(uuelere,(srad slluls uuqagrel Islrulsuo{ {nlun'nluauel ueleJs,(sred rqnueuau snreq se1 ue8unqruBs 'nlt euarel qelo 'IseuuoJap uep

uu1uru1el salsedul uudnlnca{ Hlltureru sruuq sepp z,(uuu8uulnl Eue,( uotae l$lnrsuoyuolaq ufeq uusele8uo6 5"9

ruEI

e?e<.JND

UIE!

3ue,

uE{l

't

IIsUstuE

IsIl I

'eAe

ueBr

e,{ur

uEp

'sel-ueri

uSJn

IIre)

eluquB{rureB

'lllns uusulaEuad ueunl8unura:1'sBI epoleu

uBp ssl adp epud EunlueEral 'squqral uesula8uad uuuplEunua:1 S9'0 >{l?q uuselatued ueuqtunual

.bs9'0 < Jbo

J > Sr'0sr'o t

boJ

:nIBIJaq Euurz:1ag

beJ= Jrp snuru'ufuuuarey

9

-+uw

ledup sau

LZt

:reEeqas urultuurrp

ueduelnl

Page 136: Pedoman Pengerjaan beton

-T

728 Pedornan Pengeq?an futon

5'42' Benda-kerja dihubungkan pada satu kutub dari transformator las dan kutub lain denganelekrode las.

las translormalor

z\z.'2 -- -4jepilan

benda-keria

lerak cairmenutupi logamyg mencair

Gambar 5.42 Pengelasan elektrode.

Di antara elektrode dan benda-keda timbul busur nyala api akibat dari tegangan listrik.Karena temperatur yang tinggi dari busur nyala, tempat yang akan dilas dipanasi sampaimencapai titik leburnya bersamaan dengan meleburnya elekirode. Disebabian peleburantersebut akan terbentuk sambungan lekat antara kedua benda. untuk menjaga agar busurnyala api tidak menjadi padam ketika pengelasan, pengelas mengusahakan jarak yang konstanantara benda kerja dan elektrode (Gambar 5.4i). Elektrod.lung digunakan terdiri darikawat berinti dan selubung (pembungkus) berupa bahan tambahan"yang perlu supaya agardidapat pengelasan yang baik.

selubung dari elektrode bertujuan menjaga busur api tidak menjadi padam disebabkanpembentukan gas dan terak, karenanya penerobasan zat asam, zat lemas (nitrogen), danhidrogen (zat cair) dari udara serta pernbakaran bagian-bagian baja yang penting, karbon,mangan, dan silisium dapat dicegah. Selubung mencair Jrruut p.nietrrrn dan terapungsebagai "terak" pada pengerasan sebagai logam lebur

Setelah dingin, terak harus dibersihkan. selain ini merupakan pekerjaan ekstra, terakmerugikan karena las tidak langsung terlihat dan (berarti) untuk'pengetas yang sedikitberpengalaman kurang menguntungkan.

setetes logam leburdiselubungi terak

inti elektrode

elektrode pembungkus

tetesan leburan logam

terak cair (melindungitetesan leburan fog;T1

j< gasperisail1

busur nyala listrik

logam melebur di bawah busur nyala

\=

Gambar 6.43 Pengelasan busur nyala elektrode.

Page 137: Pedoman Pengerjaan beton

'C1;ruCU [ uusula8ua4 9f'9 rBqurtrg

elrex spueq

slue)lsur EJBcEs

lerue:1 uanp{ueduelurnqured

ueqequrq leuolPul

;es;red se6

se6 gnlnru uerbeq

uoteq eleq

seg 1o1s1d

1e,ue1 ue6un1n6

uBue{al :nle6uedrnleEuad lete

srr)lSunqtuaur 8ue,( IBSud sBB uBququBued 'Gt'S rDEaoO) s?l lolsld e{ IaqDI tuelas qBnqes

rnlelaur inlnrp lgdgp 8ue^ uuledacal ue8uep sruu{au sruces uB{rnlBSIp EueI tunqnlas edusl

aporDlele IB^\BI IJBp lrlpral luts Ip lqudlp Euer sBI usL1eg 'aporDlele ule'(u rnsnq ureces

uuselaauaa us8uep u,(uuelunsesa{ I{BHBdurer .DVI^UDI^, ilt'r'r:r[Ir3'J#Jlrf..r.,

' (tt'S nqutog) ueulSurPuad

nl{BAr 8uu1as eruerelue rp uBEuep srdBl ruap srdulas sBltP stuBq sBI qndusx 't33up

$nuue(ysu1lpqreq Eue{ uoleq B[Bq {nlun 'efuqnre8ued Supuad quppe uBDlnuapes IBI{

s1llglrual .gJeI qlqat rpBfuetu sBuBd ue{nsBuod qelo lqruB8uadrp 8ue{ Buo? 'BInd uEDllruao.iuerqraq qlqet tpefuaur u,(un11u,tr uBn]BS rad seued uel{Bqlueuad 8ue,( qupual uqBnla{req

{l4sll stuB uu{Bun8rp ledep lul IBtt tueleq 'uE{n{BUp ludep 8uuleq-8uqeq Brelus lnpns tp

*rni"aura euerg{ uelSunlun8uatu qlqal (srdp) gra)t 8ue{ aportleta uBBun8Sued'sBllp uB{B

Eue,( uolaQ eluq pep EunlueSrel 'lsIBdrp >1req 8ue{ BuBtlI eporuala ralauBlp uep adrl.Buua>1 Bunqa {nlueq nste Euua{ Iruuet tuBIBp uBduIIsIp Inlun uB{Suuquludp

nlrad ugp 3uua1 8uu,( ledrual rp uedulslp sruBq apoJl{eta nll qeqes qeto 'qgquq qBPnuI

.eseq BunpuuEuatu Euer( aporl{ale uup tunqnla5 'ua8orpltl rgpnpeq uesldEl p,(undurau

su1 uruEo[ BuerBI {leq qlqel 8ue( srueletu IBIIu-IBIIu uulusuqEuau BsBq Eunqnlasraq

opoJUetg 'Ilggrua{ lnlnslp uep e1e,,(ueul qupnu Ja!fir, EunqnlasJaq aporl)talg'BSEq Sunqnlasreq ePorD1ala

('O II) Jaltnr. tunqnlasraq sporl{ale

:aporuala adrl enp ueluunSrp uolaq efeq uesulaSuad r-e8eqa5

'(x-sBI) qnuad su1 qnduvy ??'9 rBqurBC

\. SruE

Jeqirlns

lpnurel sruE

It{{8.

Eur

'ucuBl

uB)

reE

IJsIuslJns

UBJ

PdTIJ

861

6Zl

ueOuolod 6uep;q uelqtsJequaui

ueduepJ

Page 138: Pedoman Pengerjaan beton

.T

130 Pe&rrun Pengoqaan &tot,

kawat las; ketika pengelasan gas tersebut akan melindungi busur nyala api, kawat las, danleburan rnaterial terhadap penganrh dari udara yang dapat merusak seperti zat asanL nitrogen,dan hidrogen. Keuntungan dari metode pengelasan ini adalah kampuh las tidak berteraksehingga pada saat pengelasan, kualitas las dapat dinilai. Selain itu, elektrode tidak perludiperbarui lagi.

Pengaturan mesin las dapat memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas las, karenaitu perlu dilakukan secara akurat. Proses pengelasan MIG/MAG sebenarnya hanya benrpaMIG (proses), jika gas perisai yang digunakan adalah gas lambat. MIG adalah singkatandari'Metal Inen Gas'.

Metal adalah elektrode yang mencair.lnert Gas adalah gas mulia; yakni suatu unsur gas yang tidak dapat bersenyawadengan unsur kimia yang lain.

Apabila gas atau salah satu komponen aktif (dapat bersenyawa) yang dipakai, makaakan disebut pengelasan MAG (Metal Active Gas, gas karbon dioksida (CO2) adalah suatugas aktif). Pada pengelasan baja beton memakai MIG/MAG dapat dipilih dengan:

80Vo argon (gas lambat) + 20Vo karbon dioksida (CO2);

lol%o karbon dioksida (iadi sebenarnya pengelasan MAG, juga dinamakanpengelasan CO2).

Percikan api yang mengganggu ketika mengelas hanya dengan gas karbon dioksida(CO2), sebagian besar diperkurang dengan memakai gas campur (argon-karbondioksida)Argon murni kurang sesuai untuk pengelasan. Penyaluran panas yang jelek dari argon dapatmemberi bentuk las yang tidak teratur. Pada penggunaan las MIG/IvIAG di lokasi bangunan,harus memakai pertendaan angin agar gas CO, (Rerisaian) tidak menjadi padam karenadiembus angin atau angin lembab.

6.43 Pengelasan bintikPada umumnya, sebagai sambungan persilangan batang-batang digunakan pengelasan

bintik tahanan ('resistance spot welding'), diringkas las bintik.Prinsip pengelasan dinyatakan pada Gambar 5.46.

elektrode bergerak

tahanan kontak (

tahanan lewatan I

tahanan material (

elektrode tetap

arussekunder

Gambar 6.46 Las tempel (sambungan las silang).

Proses pengelasan berjalan sebagai berikut:batang-batang beton yang akan dilas dijepit antara elektrode-elektrode,

menimbulkan pemanasan dengan bantuan hambatan listrik sampai mencapaitemperatur yang diinginkan,kedua batang didesak pnematik menjadi sambungan menyatu oleh elektrode-'elektrode tekan.

Keuntungan:las bintik sangat sesuai untuk otomatisasi, sehingga produksi-seri pada mesin-lasbersinambung dapat menghasilkan waktu pengelasan yang amat singkat;

I

T

I

i

tt

d

d

d

arusprimer

)

i

Page 139: Pedoman Pengerjaan beton

!r

Bqn-Bqg Eue[ ufuq uusura8uad BuoJs{ oIISIraq qlqal lul IBH 'rle uenluuq ueEuap Iu:1BIuulesledrp ueur8urpuad IB{Btuau uelnl.ladrp ur8urp IIIe1 E!'Bq {nlun 'n1t qeqas qeto

'resaq 3ue,( seuud uernle,(uad qelo uulquqeslp

ruI 'Intel se1 epedpep rusaq qlqal rlurl Bnp uaSoto lcsap-scl ereres uusela8uad upud seued

rqrue8uadrp 8ue,( euoz'uru1 8uu,( 8uu1uq uped uu>qcsap-Iusaprp 3uu1eq nles t{Bles euas

relequad rosaSSuatu/uu+uepeuraul uruc ue8uap uelpn[n,nrp ue8unqruus B{Etu'seuud dnlncEuuleq-8uqzq Blrg 'rdu e1e,(u ue8uap rseuedrp Suns8uel 8ue1eq-3ue1eq e1uda1 Suerulag.nlueuel

{BrB[ uped ue4lqellp urel 8ue,( uup nlus 8ue,( 8uu1eq >1e-ref 'enpa1 apolau Bpud

'ua8o4o uB{al-sBI uped Suqeq Sunfn-8unfn usssuBurad 8r'9 rBqurBC

.)grls[ uurnlu.(uad ErBJes rseuudrp 8ue1eq Sunfn-Sunfrr enpay 'un8er uqrda[ ueEuap lldaftpurel Etre[ uep nlBs tuereq Sunfn-3unfn :n1ruf utuuuad apolery '(St'S toqurog) apolelrl Bnp

ueEuap ue{n{Blrp ledep 3ueleq Sunfn-8unfn uesuueua4 'se3-se8 releq-Jolol pup ledeprp

uu{r{nlnqrp 8ue,( ssued qulunfes nlre,( 'uaSolo ue8uap {BSap-sB[ BJBoes uusula8ua6

ua8o1o lesap uusula8uad S'''9

saso.rd lrep Cgsul:d l,r'g rBqruBC

sBl

-el

BUa.

'u?u

ledu(eptBPIS

uB{r

nlBn3)tsu

?A{E.r

uslB:

udtur

BUAT

npad

Ienl'uatcuep'

uotq

IBC

e,(r

'{nla)t ueselaSuad

'1 ,*-;:11;.T:fl] = ; teleq pep un6e: uelrdal = 7 (

eOeqtual uep under uetldal = ,

I

'rsseq Suer( e,(e8 ue8uap ue{allp ue>1u 8ue1eq-Sueruq uep suued

uqqflueqtuad ueseleqtuad uelur8urrp ur8urp uuu[re8uad efuq {nlun 'ur8urp ueefra8uad

efeq uup seuud uese113 ufeq uuleunSSueu ledup sgas IIBq Suef ue8unques qaloradrp rut

uesele8uad epolau uu8uaq 'rnpfereq uesela8uad sasord uep trdafrp Suqeq Eunfn-tunfn unpal

efutunlaqes JruBtp qe14 8ue,( ue{el e[s8 Buas SILIB trEtIIBBued ueEuep uIrBluBSJaq B{BIII 'ssued

dnqnc Eunquresrp ue>lu tuer( uoleg efeq tuqeq-Suuteq sllg'plslo ue{nluaquad Pnpug8ueuusp splrp uB{? 8uB,{ ueu>1nur.rad uelqrsraquau 'F!s IP Inqup Suef rde ue1qua1a4

'(sed) rudat uu8uep lBnqlp ledep

Sueleg Eunfn-3unfn eSSurqas '1uu1rp uep uu{alrp 3ur1es 8ur1as-SuelasJaq Bruus nles 3u4eq

-Euqeg.uesela8uad sesord uBIEC'Euqeq Sunfn-8unfn uelqalalau Inlun uelnpadp ruI sutrBd

.Buelee Sunfn-8un[n urelue Ip )tsluol Suuprq eped r33up ueuuqq tEqpIB rBsaq qeltunFaq

tuer( seuud uultu8ueqtuatu 1ut )gIS[ snrv 'uulrllutp 1uru1 leEuBS {uls[ srue elulnfuela5.Ut.S nqutog) run8ur uqrda[ uu8uap lldatrp 'tunqutestp ueIB Suer( Suupq-8uu1ug

(,Eu1p1e,n e,rgsnc.rod.) Inlal uusula3ued'Vl9

ldnlncuaul nleles {Bpp'rcductp JB lns Eue,( sBI {pp-Ipp eped se1 Euut LrBp Je^nuuu

lreseq tuu,( Isqse^ul uu:gnnqtuetu lpulq sBI ulsauiuesqatuad ulnlaqas

teru:I rrup uu:glsreqlp sruuq ne1e 'lsru>paq lplpas rudtues qlstaq sruBq uotaq ufuq:uefrua;

'rttup tue,( sBI ssllletll uuulrese{:e[ra1 etuuel lglpes uolqnlnquaur

Isuslluruolo upud uep refuladral {u1 eteual qalo uu>In>IBIIp ledep uesulatuad

18[uefuep1

Page 140: Pedoman Pengerjaan beton

-

192 Pedonan Pengolaan Bebr

memungkinkan baja lebih getas (martensit). Juga, sifat-sifat kekuatan dapat menurun akibatpemasukan panas yang besar dan lama.

6.4.6 Pengelasan tumbuk tistrik ('butt wetding')Plda saat periode pengelasan dengan las-tumbuk listrik, ujung-ujung batang saling

didesak dan melalui ujung-ujung batang ini dipanasi dengan atiranlistiit. erus yanglangkitkarena tahanan tinggi'pada bidang-bidang singgung di antara ujung-ujung batangmenimbulkan sejumlah panas. Akibat penambahan temperatur dan pengamh dari desakanyang dilakukan, maka terjadi pengelasan.

7. MEMPERPANJAI\IG BATANG BA"IA BETON7.1 Umum

Panjang batang baja tulangan yang terdapat dipasaran umumnya 12 m. SeandainyaAnda menginginkan batang-batang tulangan konstruksi beton yang lebih panjang, makabatang baja tulangan dapat disambung. untuk ini ada tiga metode-yakni:

pengelasan lewatansambungan las mekanislas listrik atau otogen secara pengelasan desak dan lebur

72 Pengelasan lewatanPada pengelasan lewatan, batang-batang baja beton yang sesuai dengan panjang

peraturan diletakkan berdampingan (dipikirkan menentukan so 0J. Gaya-gaya yang bekerjapada batang akan dipindahkan melalui beton yang menyelubunginya. R.nyuirru n guyu-guy^dipengaruhi dengan baik oleh rusuk-rusuk (deform) pada batang, ini mempengaruhi kualitasbeton pula. Pengelasan (Gambar 5.49) hanya diiiinkan pada tempar-rempat yang telahdinyatakan dalam gambar.

Pje

xdl

Penganyam sendiri tidak diperbolehkan menentukan letak dari las lewatan.

Gambar 6.49 pengelasan lewatan.

73 Sambungan las rnekanisSambungan las mekanis umumnya digunakan bila letak dari batang-batang terlalu

rapat satu sama lain sehingga pengelasan lewatan satu lagi tidak memungkinkan.Hal sedemikian ini dapat terjadi seperti pada bagian ierbawah kolom di *unu jumlah

batang-batang dua kali lipat karena adanya ujung-ujung batang lewatan (stek) dan tulanganyang menanjak. Di samping itu las mekanis dipakai pula untuk membatasi pemakaian bajatulangan terlalu banyak. Selainnya digunakan pula iebagai pengganti pengelasan lewatankarena panjang las yang disyaratkan terlalu panjang (rerutama uniut diameier yang besar).Beberapa macam sambungan las yang digunakan dan yang terkenal di dunia b-angunanadalah:

jepitan 'G-loc'sambungan selongsong berulirsambungan selongsong dikempa.

73.1 Jepitan G-locSudah sekian tahun, jepitan G-loc digunakan sebagai sambungan menerus dari batang-

batang tulangan yang terbeban tekan pada kolom-kolom beton Lertulang. Jepitan G-tocterdiri dari dua benda pembantu (logam) yaitu: satu sisi selubung jepit dari baja dengan rapberalur yang bentuknya makin ujung semakin kecil dan suatu tap berbentuk baji (Gambars.so).

baLden

terg

bau(Ga

7.3.:

prof

!'anlpanj

deng

nnur

JariPada

i:bur

--rda(emt

iand

Page 141: Pedoman Pengerjaan beton

uu8uep relndlp ludep urluo{ rntu Suurelag 'ledtueuaru sruBq eusued 3uu1uq eped epuel'Bnpe{ 8ue1eq rp ugupuguad epud Iqalrel u,(u8unfn eSSurqas relndrp Buos8uolas uerpnualuuldnrlasrp 3urles Euuleq Bnpe) 'uru1 3ue,( Brluol rnu Suesedrp enpal 8uu,( Suquq epeduulSuupes 'Btucuad Suquq upud uuldu{asrp rrlruaq Suos8uolas uep erluol rntu qenqosuBlpnue{'JIIueq SuosSuolas 8uefued qu8ualas uep uu8uefuuda1 repusllp Suqeq durlas epe4'l[e8:e8rp nelu n1r,(uatu sqqrp uup ue{qrsraqrp sruBq selrp uBIB 8uu,( Suqeq-Suuleq pupu1eda1 uur8eq uped tuuraq uI uIBIe5 'uuldnqasrp ledep rrlruaq Suos8uolas uep ur1uol rnrureEu truo;ep sru?q uolae u[eq rylueq BAqBq uu>llerufsrp nlrad rur ue8unqr,uus {nlun

'(fS'S toqwog) unu 0? ue8uefueda>1 ue8uaptuBue l8as lnluaqroq srluol rntu pnp uup 3uu1eq-Suutuq Jalauerp IpI S'S u{u8uufuudEue,( JIIrueq Suos8uolas lu{Etuatu uEIuBrBSrp nl1 Su.rdurus IC 'uu>lSunqnqrp 8ur1us 3ue,(uolaQ ufeq 3u4eq Bnp uup lrlprel lul rllueq Suos8uolas ue8unquus {nluag 'BruBS efulgo-rdEue[ tuquq-Eueluq {ntun ueluun8rp uplSunu e{uuq JIIrueq Suos8uolas ue8unqurug

rllrueq Suos8uolas uu8unqtuus Z.f-1,

'(a OS'S nEuog)snsnql rsr8uad Bpueq enp ueldrstslp sruBq rdetel 'Bpeqraq Suei( releuurp ue8uep tuqeQ-8ue1eq uelSunqnq8ueu lruun lqBdlp e8nf ur;8untu 'urc1 Bruluv 'urBI Erues nles rasa8ra)fepll SuqBq Sunfn-3unfn unpal e{edns Breqrlauau col-g uqldef 'npd re{Brueu ueEuapu,(usuralas lnlndrp rfeq efulnfurlag '(uepf qe8uat rp ?pereq tldaf Eunqnlas) ueluqr1a1 Buqeq-8uaeq Bnp Brutue EunSSurs lJuuprq qqude tBqlllp ledep uugs{lreuad Buuqnl ueq

'cofp uelldap 0g'g TBqtuBC

.:Iluq uutuap nlufueut utEulq udru ueylFlepes relndlp uBp Brusrad tuepq sslB !puB:p1ulalry up1 Euu,( rrBrIBIeq uep trdef Eunqnles uulep e:l rroplns?tu1p IfEq Wleqes uulpnula)1em[ ueEuep tuusudrp uBp uoleq Ip uEu"Ual tuui( SwlBq ruElup e)I InsBut Euoroqp tldaftunqnles 'uu1g1ur1p Euuruq tunfn-tunfn tuudursuad qelatas u,(qurnu Bp?d 'snsnql su:p1radqunqes lu:Iulrau snrBrl rdelal 'e,(uEuesudlp qupnu uep ledac pr luadas uuEunqureg

H}

L

tDqdsr

,ol'-3ur

uuur'(res

uslseleq

usEr

rlslu

NIsF

qBIEI

ssllru[uBEFaISuefi

UEIBs

tuele

[1turtqps

IRqPr

tolq

Dlsrxefuru

t8tueduelnl

Page 142: Pedoman Pengerjaan beton

w@F

t

6.51 Sambungan selongsong berulir.

tangan sampai mur kontra menyinggung selongsong, dan dikencangkan dengan kunci momen.Gaya putar yang disesuaikan dengan kunci momen harus diberitahukan oleh pemasok.Keuntungan dari sambungan selongsong berulir yakni: baik mampu menahan tarikan maupuntekanan. Tentunya mungkin didapatkan berbagai variasi yang lain daripada sambunganselongsong berulir di atas.

clEFt!

Gambar 5.52 Sambungan selongsong berulir.

@) silindris GD roni,

Gambar 5.53 Sambunga-n selongsong berulir dengan uliran sekrup silindrie dan konis.

Secara demikian misalnya, pada ujung-ujung batang baja beton dapat dipasang uliransekrup berbentuk silindris. Batang-batang ini dapat diperpanjang dengan batuan selongsongberulir bersegi enam (Gambar 5.52 dan 5.5J). Keseluruhan sambungan ,Jipuiar sampaikencang dengan kunci momen yang bersesuaian dengan momen putar (menurut petunjukpemasok). Suatu variasi dari sambungan selongsong terulir dengan uliran sekrup silindristerlihat pada Gambar 5.53 a, sedangkan sambungan s€longsong berulir dengan uliran sekrupkonis dapat dilihat pada Gambar 5.53 b.

Ff9**€#

s

ts

I5

d

lr

a

n

r.l

b

v

7.

ladi

E2

ar

de

p,€

Mlar

Gambar

Page 143: Pedoman Pengerjaan beton

'x nBlB x-sulqndtuot edn:aq ledep lndurnl se1 'ndtunuau nu1e lndtunt se1 edruaq tedup sB-I '9VIAUCI6Iueselatued wp epoJl{a1a up,(u Jnsnq uesela8uad ru>fBtuau e.(ulreqas uBBUBSIBIad uue[re1ad

tuelep 1p uep ue8ueru runl uBSBIaBuad Inlun uulSuepag '(8urp1an snouaSolne) ue8olo {Esapuusela8uad uep (8urp1a,n anrssnc:ad) Intel uesula8uad Breras loror le8ues (dntnuat uu

-8ueru tuBIEp rp) ueuuus{B1ad uueftalad JBnl Ip uesela8uad 'qlqet nete {req etuss efue,{e8-e,(e8 uernle,(uad 8uu,( uolaq efeq 8ue1uq-8uaeq eped ue8unqtuus nluns re8eqas uu)tslogpqotoq lul IBII Bnpey 'uuuuBslelad uuuf:a>1ed uepp uBp uueuesplad ueef:a4ad runl Ip uesel-atuod Brelus uqepeqrp sruuq sela8uaru BJBJes Sueteq-Euqeq Euefued:adtuau {nlun

ua8o1o ne1c {rrlsrl ue8uap uul1al uep rlsf, uesrla8ua6 f L

'rdura:1p Suos8uolas - dnrlas ue8unqures Iseulqtuoy gg'g JBqtuBC

'eduraryp Suos8uolas ue8unques ,g'g rBqruBC

'losuuad qelo uu{nlualp 8ue[relnd uauroru rcdues uetuoru rcun{ (le1e) ru{Btuetu sruBq rut ue8unqutes ueSuecua8uad epq

ufuruuel sutef 'uuJrlrueq Eue,( urul 3uu1eq Sunfn ue8uap uuldru:1aslp uulpnua:1'8uqeq Sunfn

nles r{EI?s uped edualrp dnrlas uerllruaq SunqA qsnqes 'GSS nqutog) eEn[ ug8unue,(unluq dru:lasraq Euostuolas uu8unqures uetuap uu>Itseulqtuo11ql'uu>Ia efet undneul {pstu{e8 ueqeuaw ledup {quaqral 8ue[ ue8unqurus 'lnqasral {llorplq udural lup uetuap IEBIedua>1rp uep ue>plnsutu1p ledup Bnpq Euu,( tuqee ufut0luelas 'uuoJep uutuulnl eleq IrBp

{$ueq pn1$uaru uIulnluaq ueqrunlasa:1 eEEug uupgutapes qeqruaq SuosEuolas '(r rgTnqmg) {llorplrl edurol (rytQ 1ete lu:teureur edtua:1p trep uesuet Eptrst epud redurus uulsuedtuupq tun[n uped uulEunqnlaqp tuostuolag 'udtual tuostuolas uetuufueda:1 qetualx:prufas slrut lupuqp flrqeq-tuufuq Bnpq Eped 'sEIIp uu:p tue,( tuAuq ralaurulD gpl qnfnt

rqplas ueEuufireda:l uuEuap ufuq Eunqnles ntens qsppu p1 Euostuoleg'eduaryp tuostuolasrlunqes uunlwq uetuap Inluaqp uuoJep uoleQ efeq tu4uq unp gup uutunques

(tg'g mqwogl uduel;p Euostuolas uuEunqurus g"gl

dnrstrp

rn!redr

tuoUBJ!

I

I

ue8u

undn'IosE'uetu(

6uos6uolas 1ffi :-

ue6uelnl 1 e zlOueleq \

%

/

I

ilw Lotq .

h_98rueduelnl

Page 144: Pedoman Pengerjaan beton

Pekerjaan sebelumnya yang dilakukan untuk bentuk kampuh ini (Gambar 5.56 fun5.5n adalah mengikis atau memotong dengan memakai sebuah pembakar-potong. Dengansebuah alat pembakar-potong batang-batang untuk pertama kalinya disaluri panas, akibatnyapadajenis-jenis baja tertentu dapat terjadi pembatran sifat-sifat material (suuktur). Sambunganini dikerjakan baik secara proses las listrik maupun proses las MIG/MAG. Agar penyaluranpanas tidak terlalu besar, maka disarankan hanya kampuh Ias-X dan Y digunakan untukdiameter yang lebih besar dari 12 6 16 mm. Supaya pemasukan panas terbatas, pengelasandilakukan bertahap (kampuh las dilas penuh dalam beberapa lapis, minimal tiga lapis)dengan selang waktu pendinginan per lapis. Pada kampuh las-K lebih baik penampangnyadikerjakan lebih dahulu. Pengerjaan sebelumnya secara demikian dengan "penghidungan"(pertama-tama pada tengah-tengah bagian yang menyiku dari kampuh-K dilaskan suatu ulatlas) dapat menghasilkan resultat yang lebih baik (Gambar 5.58).

DCF----I ou)ICrl\-

+ kampuh tas _K

J t\_,'I

+ kamPuh las -

Gambar 6.56 lGmpuh las-K

O'-1I J-

ujuns yans tancip

V- uratras

4{-,

I +uiunsmenyiku

b-J

Gambar 6.57 IGmpuh las-I(

du

da

lar

ad

Gambar 6.58 Pengedaan kampuh las-Ksebelumnya.

Gambar 6.59 Tepi mencair habis.

Variasi dari kampuh las-X dan las-K adalah kampuh las-V dan las setengah-V.Pcmakaian kampuh-kampuh ini kurang disarankan untuk baja beton. Akibat kemiringandari batang-batang, diujung batang yang lancip terbakar habis oleh las busur nyala (Gambar5.59). Keuntungan dari kampuh Ias-X dan K (pengelasan dilakukan dari dua arah), yaitusetelah disimpulkan kesalahan pengelasan pada lapisan dasar (pertama), lapisan ini iapatdikikis dan dikoreksi, pengelasan dapat dilakukan dari bagian samping yang lain. padasambungan las lewatan akan dilas jalur ulat las di antara dua batang-batang baja beton yangsaling dilewatkan (Gambar 5.60). Untuk mengelas ulat las bolefi digunakan baik piosespengelasan elektro maupun proses pengelasan MIG/MAG. Panjang dan tebal dari kampuhlas tergantung pada Eaya yang akan dipindahkan (adi diameter batang).

ml

ml

sis

yade

dir

dir

'tt

il'tillll rfl,lll

-lllr

i

,ii

I

I

Page 145: Pedoman Pengerjaan beton

uolaq efeq 3ueluedraduratu {nlun se1 ue8unquusuenu[u1; 'g'4

'uelueualradrp

{Bpll 3ue[ o,rru redecuaru redtues uBlBn{aI IBJIS{BJts t{Bgn:aq ledep 'wur ZZ < Jeletuulp

ue8uap r8Eup nlnuueq Eue,( seuud ucu[raEuad uolaq efeq uep utu 9I > Jalauulp ue8uep

ur8urp ueupa8ued efeq sruef {nlun uesela8uad sasord leqpp u,(un1ua1 'rnrs EuedulsJaq 8ue,(

ludepuad uderaqaq BpB uule^tal sul uu8unqtuus IrBp sulrlen{ reEeqag 'Qg'S nquog) tsrs

Bnp nu1u nles uped sulyp tedep sBI lBIn 'suleurs Suef uete/rrel sB[ uu8unques uuleunt8uauuuEuap lrspulrlp tudep rur Euurtu uu{ueued 'Euurtu {Fsual uuEunquus uqluqge8uaut

ludup lul IEH''lnqesrel sue8 uu8uefuudradlp {slelral {Epll eiefl-uie? eFa{ slret I{BIBpB

Iul sE ueEunqtuus IrBp uer8rua4 nlBns 'Euuleq Bnp uenlnrurC Inleleru rnlcsral ledep UBSBI

-e8ued uolquqestp Euu[ suued uullnuap uutuaq 'uequEuagad o{ uele^tel rIIplB Eunfn lrepEuns8uulraq uBSBlaBua6 'rQ E rusaqas efueretus uetueru ue8uep r0

S dep uped uulEeq enp

urBIEp ueleFalrp se1 qnduul 'suued (ro1e1) uelnseured uopfueqal qeEacueu sunD

'(6lJlaurls) Isls BnP uep t6!8 nlBs uslBinal sBI ueEunqures I9'9 rBqEaClsls vno s\n NV9NnSwvs

II

ffitsrs nrvs s\n NvgNnSulvs

%

qnd

sesl

tuu3pB

ledrnl!u

toqueE'A-r

lBIn I

,,WEe(uB(qdeuBsBl

trntulueml

uetur,(ultuutu,

W:

'uBlB^\aI su1 ue8unqulBs 09'9 rBqrEsC

Inqi!nl uese;a6ua6

Inlol uesega6ue6

gvf{/gtt^t uesege6ue6

IUlsil

Jnsnq-uesegaDue6

oocC

oocC

Letueduelnl

Page 146: Pedoman Pengerjaan beton

Y138 Pedornan PengOfaan Belqt

Dibandingkan dengan las lewatan yang tradisionil, metode pengelasan yang lain seringm€makan biaya yang tinggi karena untuk las lewatan hanya ekstra Oatran) baja yangmenentukan biayanya. Akan tetapi, ada alasan-alasan (teknis) lain yang menentukanpenggunaan metode sambungan lainnya.

Pada lokasi bangunan yang paling baik digunakan adalah sambungan las mekanis.Berkaitan dengan masalatr teknik pengelasan perlu dibutuhkan tenaga pengelas baja betonyang berkualifikasi untuk mengerjakan sambungan las secara las-elektrode dan MIG/MAG.Apabila baja beton bermutu tinggi yang akan dilas maka harus selalu diperiksa jenis bajaitu dan metode pengelasan yang sepadan atau dari mulanya telah ditentukan jenis bajanyadengan persyaratan metode pengelasannya. Pada dasarnya setiap hal harus diusahakan bahwabatang-batang yang akan dilas harus sejenis (pengelasan panas atau pekedaan dingin).Empat topik penting dapat dirangkumkan sebagai pengelasan baja beton yakni:

l. Jenis baja beton dan diameter;2. Tipe sambungmr las;3. Pemakaian proses las;4. Tempat (pada lokasi bangunan atau dalam ruang keda).

Supaya ada kecocokan antara empat topik tersebut, diperlukan penelitian sebelumnyayang seksama untuk metode pengelasan mana yang harus dilaksanakan. Lagipula ketrampilanpengelas harus diuji misalnya untuk membuat tiga las-percobaan. Untuk pemeriksaan danpengujian sambungan las lihat Paragraf 9.

8" MENTYAMBT'NG PERSII.AI\IGAN BA"'A BETONMenyambung persilangan baja beton dapat dibagi dalam dua kelompok utama:

sambungan las lekat;sambungan las silang.

8.1. Sambungan las lekatBerkaitan dengan sifat kekuatan, sambungan las lekat sendin harus memenuhi p"r-

syaratan dari sebuah sambungan yang 'kuat' sebagai pengangkutan dan pemasangan.Sambungan las lekat ini (lihat Gambar 5.62) sesuai dengan pengaruh bahan dasar dandipandang sebagai las yang bermutu tinggi. Jumlah penyaluran panas sangat sedikit karenawaktu pengelasan hanya terbatas dalam beberapa detik.

Gambar 5.62 Sambungan las lekat.

Pada baja beton, pengerjaan dingin (ditarik atau dipuntir), penyaluran panas yangsedikit ini tidak merupakan bahaya yang riel untuk pengurangan kuat tarik. Sambungan laslekat dapat berupa perawatan baja sesudahnya, baik dilaksanakan dengan proses las elektromaupun dengan proses las MIG/IrzIAG. Diharapkan juga untuk diameter elektrode dankawat serta kuat arus jangan dipilih harga yang paling tinggi, agar kedalaman yang habisterbakar dapat dibatasi.

Untuk baja beton deform (gilasan panas) Bj.Td 40 lebih condong memakai proses lasMIGA{AG, karena pengelasan las ini dapat dikerjakan dengan memakai kawat elektrodeyang sangat kecil. Agar dapat rnencegah pendinginan yang sangat cepat, dianjurkan untukmemanasi gas perisai lebih dahulu.

IIyl

d(

htrc(

8.

sa

ba

ca

n,sa

lar

ba

9,

9.1

Pe

tar

da

f.i

pel

Page 147: Pedoman Pengerjaan beton

sruBq >lpet uerfn8uad IrBp lullnse;'I'7'g yt?uru4 eped unluerral 8ue{ IIIBI uel[n8uaduelure,(sred n{?lreq 8ue1rs Sundneu le{el se1 ue8unqtuus {rsq uelorluo8uad ruEeqag

Suegs usp fnlal se1 uu8unqurBs ueu$lrrarrad 'Z'6

'uulnlualrp SuuA uolaq efeq uele:e,{srad Buuou rqnueuou snrpq sBI runl rp uu8uu8a-r

uulluruFsrp 8ue,( {lrr; lBnI x I'I ue8uapBruus u,(ulgrpas Iput lBnI ruseq BIIq IIBq duSSuurp qetoq sB[ rur IBq uTBIEC 'sel

turdtues rp tedat nBB/"pBd uduqaud sulrp Eue{ Suqeq uped'>pr4 uerfn8uod s{rle{(sulp Eue[ Euqeq IrEp releuurp qBlBpB'0) t0

Z lglpasEuqud se1 uped redrues qeted Sueprq lrup )tsref Euefued B/hr&q luereq uuunuepes

IBH 'sBI tqrue8uadrp 8ue[ vuoz renl uur8eq Ip qeled supp Eue,{ 8ue1uq epud:BIrq lqnueuaru de88uerp ledup

sepp 8uu,( 3uuluq IrBp )tpul uurfn8uad tellnsag 'u,(ustuulau IBJIS{sJrs ue{nluellp )grslrfn uenlueq uu8uaq 'nlBI selurdas uu4sulafrp n1-rad ueusluaurd Fnp ledtuaal uerteg

'ruru ['0 epedFup llcal qlqet p>pd BSBUr BruBlas se1 qnduuleped le8uer E^rqeq Brls{a uelurgfsrad reSeqas n{Blreq slue{oru ue8unqures BpEd 'S

lslueleu IBJIs-lBJrs dupeqrat uelorluo8ua;'ti(etur 3ue[

uesule8uad 'tuelep nlulral {Bpll e,(ure>leq.rat) se1 ueefto8ued uep lensrn rsladsul '6

Irselgrseds spl ueeqoo:ad epoleu rrrelepei(uunlaqes ueteruu8uad uB{resepreq lqudlp Eue[ uesela8uad epoleu ue>1aca8ua4 'Z

l(1oduro1a{as UEBS{pauad nutB Isnlgluesraq ue>11usru) uotaq efequurnlered uup uBlBJBFsrad Euuou lrunueu uuleunErp 8uu[ uolae e[uq uelo:1uo8ua4 'I

s r u B{ a ., u e 3 u n q u B s u B p u o I e q " r}l' ::, T:1,#il.1 *TH&1,',i,:],1'Yr1:

!firysxrugrugd '6

'sllstuolo Eue{ {efu?q-{ltulq uesula8uad ursau relerusr,u snsnql Eue[ >1uqud-1!:qed epud pedeprp IUI '{uurq sBI

uu8uelnl Eupef rslnpord qBIBpB uIuuuruluuad sunl uup leua{ra1 Surpd Suua 'ledac le8uestue,( ueselaEuad nl{Blr rcdeiuatu tudep lur ursetu B{Bru srue>leu BJBcas uolqesrdrp er(u

-1nfue1as 'urr8unu lufueqas uernlefued uup ue{nseurad BIIB 'nU uetuulnl {nlun uelSuec-uurrp lur ulsaru Buuru rp 'rauorsuts uBuBr{Bl )t$ulq ssl urseu IsTBdlp JnlEJq uep 1ufuuqIras ruulup uu8uulnl uauoduro{ uqBnqued ?lrlsrl uusula8uad uuluun8rp 1u1 ue8unques

Iruun leml se1 uuEunquus nlens qBIBpB (gq'S reqLuBC lsqll) Eueps se1 uetunquus

'8ue11s se1 ue8tmquBs Gg'g rBqurBC

EuqJs sq uu8unques 'f8.:1IrtSI sBI IDtBdlp Euruapuac

qlqel rslep Euu{ uuEuulnl l$ttulsuol Inlun uqEuupas 9Vn/CIHI uep epoalele uesulatuaduu:punErp e{uutnurn 'e[u:pre[ tue8Euar Euu,{ uutuept Is:ryutsuo{ rylun 1euJuusuuagtue,( efra:l eEeual unuureqtuad uu:lpszqtuau uuselatued 'uutuqnl uqelfued wtuapEulpuuqrp (rdec qlqal uusqetuad nDlu,h) ui(ueuarul qalo lrqrup11p rdup 'rensac tueltun[n uep urolol'{opq BpBd uEuBrIBt lpulq ueselatuad uttulq ueDt5uapes lurrqrp sBI ulseul

{enqes 'uBu?qzt lpulq uuselaEuad eruc uetuep ue:lqplp epd rdup lu:lal uuselatua4

{n:eESEI

s!q

UBI

oJl:

SBI

Eur

u?p r

u3TId

ur(uu

BUai

uBp

'ueE

-rod

'(u

UrrrIP

r{uelufuq r

.DYY

uotaq'sluBI

uB{nltuuItupas

ueouent

J,.

68rtqeg,

Page 148: Pedoman Pengerjaan beton

140

Y

Pedonan Pengeqaan futott

sesuai dengan pengontrolan yang disyaratkan dari sambungan las baja beton dan sambunganmekanis (lihat 9.1). Bila pada pengelasan bintik jaring tulangan, batang pembagi yang dilasikut disertakan dalam menentukan panjang penjangkaran dan las yang dibutuhkan daribatang tulangan utama, maka perbandingan dari garis tengah karakteristik bagian pembagi(0.,) Oan garis tengah karakteristik bagian tulangan (tarik) utama tidak boleh lebih kecildaripada 0,8.

Jadi Qr, : Q*, > 0,8[,as antara batang pembagi dan batang tulangan (tarik) utama harus dapat memindahkan

gaya geser minimal 125 A. t N ] dengan: A, = luas penampang batang tulangan u&ama

ouiu* mm2. Inm

Untuk pelaksanaan pengujian geser lihat Gambar 5.64. Batang yang datar dijepit,selanjutnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik lepas batang vertikal ditentukan. Gaya ini

harus lebih besar atau sama dengan gaya yang didapatkan menurut rumus 125 A" t N lmm

i 150i: 150

lil=t

Gambar 6.64 Benda uji geser untuk pengelasan bintik jaring tulangan.

10. BUTIR-BUTIR PERI{ATIAN PENGANTAMAN PADALOI(ASI BAIYGT'NAN

Penerimaan baja beton. memeriksa apakah sejumlah baja-baja (partai) sesuai dengan; jenis/mutu baja,

diameter dan panjang yang dipesan,. dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan,

" pemeriksaan visual terhadap karatan, pelupasan dan sebagainya,. kelurusan batang-batang.

Lokasi penyimpanan (sementara) baja beton. penyimpanan baja beton bebas dari tanah (di atas balok atau yang sejenis),. per diameter disimpan terpisah,

Page 149: Pedoman Pengerjaan beton

'u,tuqu1u-rnf dnlnc urul 3ue,( nlueqtuad Suqeq nele uodns .

'(e,(usruaf Inteq uep dnlnc Euef uBlBIr qulunly uuroca8uad uqn>1e1rpB{Ila{ sudel-ra1 {Bpll Euetuq-8ue1uq re8e lunlrnura dn>1nc ueue,(ue8uad pseq .

'sete-uu8uuef r33urt uulcda1a1

'{luq sqtlunlraq uBp dnlnc 1u:ef u8uluad qelunf:dnlnuad4nturles

'uu1delalrp 8uu,( tsueJolol lrunueu'tgueq Suer( BIIr.rou

'3ue1eq nquns a{ nquns uuJn{n'3uu1uq-8uqeq qepunf

'reledrp 8uu[ efeq nlntu uBJBueqaI

'pefuu8uau uueftelad eslpad'n1u1 selurdas 3ups11aq uern{n usluad

'peledasrp qetal Euu,( reqtuu8 uu)prpesuutuu{ueBua6

'r8unfunryp qupnu ueuedur,(uad rsu1o1 .

'prpuasral uu8uunr rp nu1e {sq-Iuq ue)plnseturp qeduresTusrs .

'ruecsrues Euef nsle

{olug-)toleq sBlB rp uBIurBIaw qeuul uuulnuuad setu !p uellutallp {Epll u?lepunq .

, 'nlel selurdas lurllllp rlupntu Bpeq-Bpeqlaq Eue[ uelapunq uB{BqBSn

'(uelo4u8uad ueuq8untual ue8uap Eunqnqroq) ry-ra8raqryrTduret-{ruueq edruaq nlnqBp qlqel lenqlp 8uu[ ueualo-uauele qe>pde eslued

o

'(ueeslFeurad)ur(uuen[n1 uu8uap Iequl runluecrp uep lapunqrp rslrulsuol uer8uq rd Suqeq-8uqeq

'uu:n1e:ad lrunueu lp1-lle{Bpaq-Bpeqraq Eue,( ralauerp upud uu>lloq8uaqtuau {nlun uelturu{srp 3uu[ pu[-pe[

'(l'?'l gur8ere4

1o13uaqp 8ue,( Suauq-8uqeq ue{rleq.rad) efulntuaq uep Suquq 8uefued qeleslpa<l'tnfnlastp qulat 8uu,( uelolSuaqtuad uup uu8uototuad JeUBp uulerpes

ue>1o18uaqued uep ue8uolorued

'euecuarad nelurrep requru8 runf ue8uap Surpuruaq nlrad upq .

'ue>leuecuarrp tuu{ ue8unlrqrad urelup Euunq.lal Suef uu8uotod .'us8uoloued regep lenqtuetu uolse8nlp uru{uu8uad .

uuEuototued re1Jeq

nolSuaq-ured nqe/uep Suoloruad e{ s/heqrp rnfnlasrp qulal tuel uelolSuequrad rugep .

'uuun8uuq

I$Ierlp uenfnlasred u1ururaur uup uelu[:eTp ue>Is 8ue,,( uolag ufeq er1s1e ueryodul "

'unpparyp uu>[B 8uu{ uoleq ufeq quprnf qe13un1g ''uu1o>13uequad regup urBIBp (u{ure8eqes uup podns) nluequrad

Euu1eq-tuu1sq uurBtyupued Euelual uuunEueq rs{erlp uuEuap uerfueFad lenqruaru o

'tnfnSesrp rIBIel Euei( ruqruut uopusepJaq uulolEuaqured JBUBp B$llrad .'ue8uu1n1 IJBp ueBpueuad uelsls squgdas teqr; .

'pfnlasrp qelal tuef ueEuulnl ruqurut uoprpas .

uelolEuaqurad raguq

uutuuru eped uulledtualrp lguelgru ugJrxde ugp Bsrs '(uusatueu

{upp Eue,( ueueduu(uad n11elr uBBruEleI ue:pupunt .

'sluq

'qus1dre1 tue{

qpfueq nlulrq uetuu] n1:ad

trl

tNIrur e{rildafrl

Btuqn

us{r{Bt

IIJE{ q

puqurp?p ulsupp t,uetunc

Qlq u ueduqnl

Page 150: Pedoman Pengerjaan beton

142

lr

Pedornan pengeqaan getn

. tempat pengelasan yang benar,

. menyetujui material yang dilas (pemeriksaan visual),

. sambungan mekanis (pemeriksaan visual),

. panjang las lewatan memadai,

. penganyaman yang erat di bekisting dan tidak berminyak (minyak bekisting).

Laporan kemajuan. buatlah laporan kemajuan yang tertib,. kepesatan menurut rencana (bila perlu mengganti yang rusak),. buatlah perjanjian dengan kepala penganyam seandainya sebagian pekerjaan telah

selesai, ia akan melaporkan pada pelaksana.

1.

linglSUSU

campem

l. l.

bahipasti

bahe

kasa

Page 151: Pedoman Pengerjaan beton

N.. :

'.,.i;i: lii i

. ,u

'uerndurec le8e.rte urp uatues uBnleg I.g TBqEBC

ueqrrre(rl rur nlBI squrdes usSuBreued'Q'9 rDqwDg) snlBq uBr{eq-uBqBq qeto rsrrp rESBI

uBrpq-u8r{eq BrBluB rp B88uou '(u,tureSeqas uBp llBSBq 'lpllJa{ nlBq) urBI 1B3er3e uuqeq

-ueqBq uup rrssd lB{r8ueu uerues ?/hqBq uls?d uB)IBls)llp ledup e,(u1e13urs 'uatues sls?d

ue8uep r{Bqtue1lp uep (rESDl uup snlBr,{) uurnduer le8er8e uep {nlueqlp uotag 'lpll-uBqeq

r{alo u?{le{arrp 8ue,( uBnlBq-nlBq ueLIBq ederaqeq FUP tlsodtuo{ nlBns q?lsp? uole8uotofl 'I'I

'rpe[ rs{npord uep Epeq-BpeqJeq 8ue,( rBSBp uequq uulo]luo8uad uep uues-,iueuad

Suetual elnd ueryteqradrp ueqe e,(unlual 'uolaq ueef:a8uad uep ueln{Sue8ued 'uutndtuec'rsrsodtuo{ 'qulr.unl Hades ueqrlrurad uulnluelrp ue{e JBsBp uequq-usguq I]Ep ueunsns

uelrusupreg 'uoleq tuJIs{BJrs uup rsu{uqed suqeqp u"ry efueuare;X 'Blseuopul rp ue8un4Surl

/us?pue{ lrunuetu uu4n[n1rp Suef uoleq rSolouqq Bruuln qelesetu seqBquau uurle IUI q?g

rrII/Oa0HVCNfld 'I

uolag

r : i.,,:.i "'\,*, -:$'fu

qBlal I

'(Er

L

ryu

Page 152: Pedoman Pengerjaan beton

Be144 Pedonnn PengerJaan Betor

bayangan bahwa harus ada perbandingan optimal antara agregat campuran yang bentuknya Se

berbeda-beda agar pembeniukan beton dapat dimanfaatkan oleh seluruh material. ' 1

Pembedaan material pembuat beton dalam:semen

agregat campuran

batuan-semenspesi-mortar

mortar

spesi-beton

beton

bahan tambahan(admixtures)

bahan-ikat hidrolik;batran batu-baruan yang netral (tidak bereaksi) dan merupakanbentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir, kerikil, batu-pecah, basalt);campuran antara semen dan air (pasta semen) yang mengeras;

campuran antara semen, agregat halus dan air yang belummengeras;campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah

mengeras;campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar)dan air yang belum mengeras;campuran antara semen, agregat campuran dan air yang telahmengeras;bahan kimia tambahan yang ditambahkan ke dalam spesi-beton dan/atau beton untuk mengubah sifat beton yangdihasilkan (misalnya;'accelerator','retarder' dan sebagainya).

dal

lair

me

dic

dip

dib

1.2 Asal usulPeninjauan kembali ke sejarah pembuatan batu-tiruan (contohnya beton), ini asalnya

boleh dikatakan sejak adanya bangunan yang dibuat oleh manusia. Perkembangan hasil-hasil percobaan masa silam seperti mortar-plester, pembataan dan mortar yang berbeda-beda ternyata cocok juga sebagai pembuatan beton.

Pada tingkat awal orang menggunakan mortar dari gamping ('loam') dan tanah-liaUlempung ('clay'), tahun-tahun kemudian dipakai campuran dari kapur, pasir dan air. Barusekitar akhir kurun abad ke-I8 timbul pikiran dari kerja sama bahan-ikat dan pengerasanmortar. Penemuan semen Portland merupakan awal penggunaan pabrikasi-semen tingkatbesar-besaran dan kemajuan pemakaian beton yang sangat pesat.

Beton tidak bertulang umumnya digunakan pada pondasi, dam-pelabuhan, dinding-kade. Di samping itu penemuan dari kerja sama antara baja dan beton merupakan dukunganyang penting dalam penggunaan penulangan beton. Kepesatan perkembangan metodeperhitungan beton bertulang, mengakibatkan bangunan struktur beton lebih banyakdilaksanakan. Pada permulaan kurun ini penggunaan struktur beton bertulang di beberapanegara dilaksanakan dalam tingkat besar-besaran.

Seiring dengan masalah tersebut perlu disusun basis peraturan dalam segi perhitunganbeton struktur dan teknologi beton.

2. SEMEN

2.1 UmumSemen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan-ikat hidrolik untuk pembuatan

beton. Hidrolik berarti:semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa,suatu produksi keras (batuan-semen) yang kedap air.

Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik-semen. Pabrik-pabrik semenmemproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifarsifat dan karakteristik yangberlainan.

Page 153: Pedoman Pengerjaan beton

'BPaq-Bpaqraq 8uB/( uoruas sBIa{-sBIar uBlBnra{-uB8u€quauad z.g rBqurBc

[ueq] <-- uesetaOuad nUe/,A

8Z

I uelBnla{

'EsBuoI uBp 8uefnx 'Bpou u8rl 'Suepud '{rseJg nlref ueuos-IJau udrjrqag

qllnd

nqe-nqv

nqB-nqv

I

tl

+

I

qllnd puBluod

6ueq-re1 nqe puelpod

pueruod

cIVN3W3S SrNsr BUJeMs\n3v

'rE8ult le8uus [B^rB uelenlel uu8uap uatues :J sule;t88urt Ie/hB ueteru{a{ uu8uap ueues :g selo;

Ierruou 8ue,,{ leine uulen{el ue8uap uerues :V sEIe):sBIa{ u8rl uulup uu{Epeqrp

ue(ues sruef-srua[ '(z'g toqwog) uslBn)le{ ueSuequaryad uep ueledaca>1 lcrl TuBIBC

runun Bue,( ue.,,es q,tupu Buuqral-nq, puuruod ueuas u,p puBIu;:T::[t l:":?::ilqeloq {upp 7->1odtuo1e{ IrBp ue(ues IUBreq rul 'ruBq uee/he,(uasred nlens :lntuequeuue>lu I-Iodtuolal uu8uep rndtuscraq nu1e rnduecrp 8ur1us BIIq Z-{druola{ uaues '(ulrluuerrrufuasrad lnluaqueu) I$[Boreq Eurlus {epll urul 8ue,( uup nles 8ue,( 1-lodruolol uepueuras-ueues 'Iltlururx uBsBra8uad IS{BoJ IrBp roDlerul uB{JBsepreq SBIB rp uuEpoqred

'lBJInSJaq uauras

'uolues tunrurrunleurcl ueues-ueues 'z

'qpnd puuluod uerues

'(.rueruacu"X';tr1r.fr;,,il:iff$ ::H:: -'1saq rupelreq puBIUod ueures

'Suuqrq nqs pueluod ueues'pue1uo4 uetues

puBluod-uellles-Je{ulpl usqBq rrBp uelues 'I:nqe[ Bruu1n loduole:1 Bnp tuBIEp us{upeqp ueur?S

3u

ua

;":,;lua.'^,es

I

ua.iras I

-_]

uei

sdt

{B/ep(

uef-3u

lB{jues

IIIB

nell

-upi

-IISI

e,(u

'(er(r

3us,

-lsa

qele

(JBSI

qele

run[a

:SB.IO

-uB(

us)tB

'Jm1

'olq 9rluoFS

Page 154: Pedoman Pengerjaan beton

146 Pe&rtan Peryerlaan &bn

22 Semen PortlandSemen Portland dibuat dari semen hidrolis yang dihasilkan secara menghaluskan klinker

yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis ditambah denganbahan yang mengatur waktu-ikat (umurnnya gips).

Klinker semen Portland dibuat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan bahan dasarberkadar besi. Jumlah batu kapur yang dipakai di sini amat banyak, sehingga pabrik semenbiasanya dibangun di sekitar gunung-kapur. Bahan dasar dari klinker semen Portland dapatdipabrikasikan secara dua proses (basah dan kering). Pada proses basah, sebelum dibakarbahan dasar dicampur dengan air ('slurry') dan digiling sampai halus berupa "bubur halusi,.Pada proses kering, bahan dasar dicampur dan dikeringkan, kemudian digiling berupa "bubukkasar". Selanjutnya kedua produksi ini dibakar dalam tanur-putar-datar pada temperaturyang sangat tinggi sehingga diperoleh klinker semen Portland (Gambar 6.3).

Proses pemabrikan klinker semen Portland

Proscs basah

Bagian digiling

J

kasar"

Tanur semen (1400 C)Klinker semen PortlandGranulasi (udara dingin atau air)Klinker + bahan campur (gips)

adalah:

It'I

II

Proses keingBagian dicampur

Jdigiling

J

dan dicampur dengan air

J"Bubur halus"

_,"Bubuk

{

Bagian utama dari klinker inidikalsium silikattrikalsium silikattrikalsium aluminattetra kalsium aluminatferrit

Akhirnya semen Portland didapatkan secara menggilas klinker tersebut dalam kilang-peluru ('kogelmolens') sampai halus dengan ditambah beberapa prosen gips (CaSO42H2O).

Semen Portland putih adalah suatu jenis yang tersendiri dan mempunyai siiat-sifatyang sesuai dengan semen Portland normal. Ciri-cirinya adalah tanpa *rrgundrng besi dandigiling sangat halus.

2.3 Semen Portland abu-terbangSuatu perkembangan yang lebih lanjut yaitu pemakaian abu-terbang yang dikombina-

sikan dengan semen Portland. Abu terbang adalah suatu pemanfaatan kembali dari produksigas-pembakar, misalnya didapatkan pada pusat tenaga listrik yang dibangkitkan denganbatu-bara.

Guna melindungi pencemaran lingkungan, sekarang diharuskan mengambil tindakanuntuk mengurangi pernbuangan abu-terbang. Hal ini sangat bermanfaat karena "bahan-sisa"seperti abu-terbang dapat digunakan sebagai pengganti semen, asalkan dapat memenuhipersyaratan yang tertentu. Abu-terbang yang cocok terdiri lebih dan 213 bagian bahan-bahan yang dapat bereaksi dan dinamakan bersifat"pozzolan'. Dengan kata lain berarti.bahwa abu-terbang dapat bereaksi dengan ikatan kapur dan Oapat membentuk suatupersenyawaan kimiawi dalam semen dan air. Secara demikian akan menambah kepadatanstruktur dan perkembangan-kekuatan beton.

2CaO.SiO 2 atau CrS3CaO.SiQ arau CrS3CaO.AlO, atau CrA4CaO.AlrOrFerO, atau CrAF

seb

chlsan

2.4

Vanr

telalGipr

akhiKecr

peng

selur'pers

:epatpena

;

.!umli

..ehal

,latU-:take

;ri sa

:eberr

Page 155: Pedoman Pengerjaan beton

uB8uep uB)In)IBUp srueq efuueuuus{Bld Bsuru ruelep 'uru1 8uu,( uerues uere{utlled ede:aqaqI$un uBp u8{nlualp ledep uolaq rnqtuls nluns epud rsegerprq seued 'rusaq lefiues rurseuud uu{Uuequad r83urt nlnur uolee Jnt{uls eped euelruel .ue{ur8urrp

lepll rur ug{Blaruolaq rnl{ruls edu-raqeq BpBC 'ueut8utpuad u1r1a1 rpu[:e1 8ue,( ue{Ble-r ruleX tlelesg1g nlens{nluequeu ledup tut seued ue8uequaryad 'uuuuus4elad uBIBC 'ue8urlr88ued ueinleqa>1uup te>pdrp 8uu,( uoues stual uep Sunlue8ret urEI BrEluB luueqrp 8ue,( seuud qel1llnf'lselBJplq-suuud uB{sluuulp Iul seued 'seued Inqurlt r$leeJaq rrB uep uerues B{rley

'Euurn$aq rlrptB-uslsruIe{ qruu8uad uS8urqas 'r33up qlqet (resaq >lgrseds Buedtuuuad)snlBq qlqel tue{ ueruas-uaues usp IB^lp usluqa{ nlr BuerBX 'ufurslearaq uuledacarl ledacul{etues u,(uueEunEEursrad Sueprq JESeq qlqe-I 'JBSeq ur;etuas rru uefluep (uu3unSsursrad){Bluol Sueprq sunlredtueu ue{u ua{uos rusaq qlqal Suedueuad ueulnur.rad qrunlas3II[ 'uaues Suedweuad raletuulp lulol qelepu) lgfisads Suodtuouad ue:leueurp ue8urpfiBuadwsnleqoX'ue1u{8uad ueludacal rqnru8uadueur uaues ue8urpSsuad uBsnlsqay

'rnleredwaluellles-Jrs JoDISJ

uaues uBsnlsqa{:qBlBpB ue1ery3uad nDIB^\ lqnru8uadueu tue.( ueledaca;1

'rlWfsreq uelBII uB{nluequad urnlagas ue>1efta{lp uep lnl8uurp ludep uolaq e,(u:rq1e'tur uuqequreued u,(uupe ue8uaq 'JIB uep uauas uqelrEuad luqureqEuour lBJISraq sdlg'sdrE uuquq*rr uBqeq uesred udureqaq qequrelrp ue>p udurunlaqas B^\r{Bq uelsulafrp qelelSuef gedaS 'ledac le8ues ueptraq Is{Ber sesord 'ueures-rserplq lnqasp {uuaqral Bueflmuq uelSuPpas ISBtBJplq ue{Btupulp lur upe/te{uasrad 'lspareq turps JrB rrep uaues

uaruas uesera8ued uep ue1e43ua.1 fZ'o/oSZ rstp{as rudues

ueules Islnpar uelltseq8ueu IIBq Suuf Suuqral-nqe IrBp uBBunSSua4 'uoqre{ uep EplroplorepB{ 'uusnluqe>1 'uurolo8uad depeqral uulere,(sred uu:11uslh[ 'uetues pueSSued ruEeqasue>pun8rp ledep e.(udns uIBI usteJu,(srad rqnuoueu e8nf srueq Suuqrel-nqu ,e,(ulnfueleg

usl

nlE

'lu-uE

Iqn

,,BS

uB)

uuE

Iql-?u

uBp

ISJII'(o'-3ur

lnlgrr

{nQnr'.,StrI

JqBq

rcdup

uaueJBssp

uetulrary[

puBluod ueuresuepl6ue6ued

'puBIUod uaruae rs:1npo.rd sasord g.g rBqurtrC

rnduecuaur + 6u1p6uanr ueures:a16u11 ueueduglued

6ueqreg-nqaIn;un uoues te16ug

uepl6ue6ued

uoruos olts

lrBrrlnrilredtfip

rro6ngpared

li

uotq ll '4qt,

LiL

.ndel|-nleq

ueuro3 rnuEl

qnle6 qeuel

Page 156: Pedoman Pengerjaan beton

l148 Pedornan Penger7aan Eeton

pendinginan. Aspek lain yang besar pengamhnya terhadap pembentukan panas hidratasiselain sifat-sifat beton yang lain adalah faktor air-semen

Faktor air-semen (F.A.S) adalah perbandingan antara berat air dan berat semen:

F.A.S =berat air

berat semen

Misalkan:F.A.S = 0,5; bila digunakan semen 350 [kg/m3],jadi banyaknya air = 350 x 0,5 = 175 [Um3].

Semen bersenyawa dengan air. Dari persenyawaan ini butiran-semen membentuk suatuproduksi. Suatu hubungan yang erat akan ditimbulkan bila produkii-reaksi dari seluruhbutiran-butiran semen seakan-akan saling tumbuh menyatu.' Faktor air-semen yang rendah (kadar air sedikit) menyebabkan air di antara bagian-bagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran-butiran semen pendek. Akibatnya massasemen menunjukkan lebih berkaitan, karenanya kekuatan awal lebih dipengaruh dan akhirnyabatuan-semen mencapai kepadatan tinggi.

kuat tekan [N/mm,]

283* umur/waktu pengerasan dl. hari

Gambar 6.4 Pengaruh faktor air-semen terhadap perkembangan kekuatan beton.

Semen dapat mengikat air sekitar 407o daiberatnya; dengan kata lain air sebanyak 0,4kali berat semen telah cukup untuk membentuk seluruh semen berhidrasi. Air yang berlebihtinggal dalam pori-pori. Beton nonryrl selalu bervolume pori-pori halus rata yang salingberhubungan, karena itu disebut po\ori kapiler. Bila spesi-beton ditambah ekstra air,maka sebenarnya hanya pori-porinya yang bertambah banyak. Akibatnya beton lebih berpori-pori dan kekuatan serta masa-pakainya berkurang. Grafik uraian tentang pengaruh faktorair-semen pada perkembangan kekuatan diilustrasikan pada Gambar 6.4.

3. AGREGAT3.1 Pendahuluan

Agregat (yang tidak bereaksi) adalah bahan-bahan campuran-beton yang saling diikatoleh perekat semen. Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil dan batu-batu pecah.Pemilihan agregat tergantung dari:

syarat-syarat yang ditentukan betonpersediaan lokasi pembuatan betonperbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu 1

Page 157: Pedoman Pengerjaan beton

uBp lluer8 'lleseq gredes lococ 8ue{ qe:13uoq-qe>13uoq sruaf IrB(I 'llce{ e{ reseq uBrDInuep e,(uuee[ra>1ed u>Ir[ selaf'epaq-Bpoqraq 8ue[ ue1e13ur1 tuelep ue{n{elrp rur ueqgcerued'epeq-Bpeqreq 8uu,( rBsB{ quced-nleq {nlueqraq redures (raqsn:c irnel) nteq qeced ursaurue?uep nlueuel uunluq rsuLUroJ uuqeoetuad uc8uep ueltudcprp u8nI ledup '(uolaq In]unue>leun8rp ledup Suns8uul:rduuq) rtuBIE uerlu8 uup qelo:ed1p tu8ar8e uuquq Surdtues rq

'sntunq Sunpue8ueu {Eprl ueqrrq-ueqgq e,(uepuel 'qluJef uep uu8utun>1-3urun{al BuB/h.req uB]rEJ ulrqedy 'reledrp lunsrs{Bpp rtsed uep r8Eurl le8ues snunq repe{ I}rureq Bnl IBI{oc redues enl Eurun{ Bure,rrrqUBJIBJ upg 'wef tZ BruBIes uB{rerqrp uep rdnlnlrp Jn{n-se1a8 '>lnpurp e,,(uenues qelelas U)Zrn>1n-sue8 redtuus HOBN uelruul o69rfluvnlrp uurpntue;tr '0€I rnln-sge8 redues eqo;--rrseduu8uap rsrrp (rurc ggE) ruryuad-su1eE r1unqes '(.rep-rug-suurqy.) eruu^\ ueeqoc:ad uu8uepue1u1e.(urp ludep snunH 'ue{nluallp tedup rndunl aseluasrad uup Suequlllp sruuq ur:>1e,(e rp

1e33urga1 te8er8e 'e,{u1n[ue1es 'turu 0S0'0 JBSeqes ue1e,(e 8uuqn1-8ueqn1 ue8uep uu1u,(e sele

rp ruerr,(ueu usp rcncueru uurpnue{'le8ar8e uequq Suequruau uep ue>18ur:aEueu BJecas

uu{ulBfurp ludep Surdue8 uep IBII r{Busl uup uerolo8ua4'dn4nc Suernl leduelas uesura8ued

uo1teqpte8uau 8ue,( ueues uers>1ee:ad depuq:a1 {unq qn.re8uadreq snrunH '(sruu8ro)

.snrunq. qelo uolo4rp e8nf ledup Surdure8 nBlB lerl qBuel usp ueJolo8uad Surdtues rq'-rru uuEuap rcncrp nlrad 3upe1

Bruces uur1e33ue6 'nll BuarBX 'u,(uuelelarad rqrueEuadueu uB{B BIBru uuleun8rp uuleund rur uur{Beruur{uq Bllq uSSurqes 'lHlra)i uup lsed Jrlnq-Jllnq llndrlaur 3ue,( sqdrl uusrduludruaq Suuas ntr Surduu8 uup lerl qBUBJ '(.tuuo1,) Surdtuu8 nelu lurl r{Bue1 fpadas urelusquq-wquq ueuq8unue{ u,(uupe ue8uap ueryleqradrp srueq rur uerle8 rdelet uele'(re8unsresBp renl rp rpefi ue>1n{ellp etnd tedep ..3uFa>1 B-rBcas.. Ipllre{ uep rlsed uurleE8ua4 'u8nt

ueryleqradrp srusq rdelal 'ru8uns uerle8 le8ar8e ue8uap >1u,(ueq Bpeqreq lepll lnBI uep IIIITa{uep rrsed rsrsoduol e,(udrsuFd BpBd 'u€{qlslslp 3ue.ra1 llln{ uep uB{r.lrsraqlp (Bplrolpt)u,{utuereS-urere8 Euas ueroto8ued UBIIBSe tnel uup IIBBIp e8n[ ludep lp{lrel urp rrsud

'uoleq-rseds legrs-1ugrs uep uoleq {ru{el rlqe ue{nluellp 8ue,( uerrtnq-ucrlnq {nluequpud Sunlue8raq uotaq uurndtuec )inlun lodtuole>1 derles qelunf uer{rlruad 'ueluun8rp

ludep re8e ue4qecadrp tedep utueuad >1odruo1a1 ue(I 'uolaq uelenqtuad :1rtlun (1ocore88urq e.(uuelrndrueJueu ue8uap nule) {ococ 8ue,( qBIBpB rr(p{Bral 1odtuo1a1 enq

'(rutu S IrBp llco)t qlqol) uolaq rrsud(urtu 0€ redtues tutu S Fep) uoreq ll{lre{

(uru gg uup rsseq qlqet) rssu{ tHIreI:nlre,( loduole>1 t tuelep ue1e.i'

ue8uap ue4qusrd-qusldp ue>le lplue{ uep rrsed uuqeSSued ls{npord 'tut Suerelas rgedal

1u8uns rnluf rpnl rp lelelrot IHITaI uep rrsed ue1e48uup >1e,{uuq eSSurqas ledurel qepurd:aq

Suges rc8uns JnlB BueJB;,1 'ru8uns srenru Ip gce{jlce1 8uu,( uelSuepas te8uns nlnq eped

ueldepuelp (lpllre{) rusaq Euef uerrlnq-uerllnq 'uequcad s^\eqrueru te8uns sruV 'snleq

rrlnq-rrlnq {nluequetu e,(u:npp (rsore4relndulad) sDlDtrol uep Sunln8rat tuqrty 're8uns

BJBnru eI JrB-Jequns uep rc3uns sruB BArBqrp nlBq-nluq ?Ina{ InlueqJal rur rISBd 'uolae

uelunqurad {rqun uu:pun8rp lococ ru8uns JBsBp uep rluErp Eue,( .rtsed u,(uurnut6Euururl-nlBq'lpllrol'.r.rse4 Z't,

'B1uq-n1eq {oqruq Surnd nule sep8

uolaq 're:1eqrel nulu Jalurs tuEs-)tnpord uu:punErp etnf ludep gur?le le8arEu flenJe)'(rluoruu uup talleuteur rseq-Wfte tapuq) resq le8arEe

'(sqqpwq-)tnqres'requl-{gra1'n1eq-Eqnd) snluq letarEe(tpseq 'Il:ure{ '4sud 'l!sren1) lutruou leEar8u

:lDIIreq ruEuqes uu:Inlp11p ludep (resu:1) np1 selurdas tuefuur8uqured ntsns 'rqnreEuedlp ledep uotee 1BJIS-1BJIs lgrseds tutar8e uuruleurad ueq

'qE

1€I

JOI)

-uo.JIB

Sullqtq(

f'0

er{urt

ESSSU

-uurB

qrunlr.lBns

ssl?Jl

409, 6rIuotQ

Page 158: Pedoman Pengerjaan beton

150

il

llPedoman Pengeqaan Bete

r

kuarsit akan diledakkan dahulu sampai berupa batu-batu gumpalan. Kemudian gumpalalini dimasukkan ke dalam mesin pecah batu secara mekanis atau dengan tangan dandipecahkan sampai mendapat bentuk yang diinginkan. Umumnya bentuk-bentuk yangdidapatkan bempa butir-butir ukuran 7 mm sampai 50 mm yang nantinya ditambah denganbahan-bahan antara 5 mm sampai l0 mm.

3.3 Agregat di Indonesia

3.3.1 Geografi, geologi dan iklimDi suatu negara dengan geografi, geologi dan iklim yang panas dan basah sepert

Indonesia, maka batu-batuannya akan mengalami pelapukan yang cukup dalam yangtergantung pada jenis batu-batuannya, iklimnya, derajat erosinya, exposure dan lain-lainnyaPengaruh yang paling besar adalah pada iklim setempat, yang pada umumnya makin panasdan makin basah iklimnya maka derajat pelapukannya semakin besar yang akanmengakibatkan dekomposisi dari batu-batuannya. Produk akhir dari pelapukan ini adalahterbentuknya tanah residual.

Gambar 6.5 menunjukkan suatu grafik yang memperlihatkan pengaruh-pengaruhpelapukan pada batu-batuan yang menghubungkan antara temperatur rata-rata per tahundengan curah hujan rata-rata per tahun dengan klasifikasi agregat yang dihasilkan di daerahtersebut dan ini tentu berpengaruh terhadap produksi beton.

Indonesia dan daerah-daerah sekitarnya termasuk secara geologi muda dan pada dasarn5'aterdiri dari batu-batuan igneous vulkanis yang muda (seperti: basalt, dolomit, andesitporhyries, tuffs, ashes) lebih dalam lagi dapat ditemukan granites dan batu-batuan sedimendi laut (sandstone, limestone dan rnarlstone), seringkali batu-batuan ini terbentuk padalipatan dan patahan pada gugusan gunung atau pegunungan berapi.

d

b

3

r(r

1

c,E(o

60o.so(!(E

-10f,(E

q)oE@F

20

.F

10

40

50

Agregal'sound'Elek cuaca dingintetfiadap beton.

Efek cuaca dingincukup sedang.Agregat 'sound' umum

agregat 'sound' umum.Beton di lapangan padacuaca cukup-sedang beku.

Agregat'souM' umumBeton di lapangan Padacuaca sedikit beku

Agregal sedikit'unsound'Beton dilapangan padacuaca sedikit beku

2.Agregat lunakJrapuhBeton di lokasi bergaramElek cuaca panas

Agregat Agregai cukup-'unsound' sedang'unsound'Elek cuaca Elek cuacapanas pada panas pada

beton beton

Gambar 6.5 Grafrk pengaruh

Agregatsedikit 'unsound'Elek cuacapanas padabeton

pelapukan pada batu-batuan.

Curah hujan rata-rata per lahun

Agregat 'sound'Belon pada cuacabeku. Efek cuacadingin.

Page 159: Pedoman Pengerjaan beton

u{uusurq uB{IISBL{Ip 8ue,( >lnpord eSSurqes 're8uns-re8uns urelep 1p IpBFet 8uu,( e,(e8-vAeE leqple ue4qucedrp ledep uelnduled luqp{E 1en1 Suern>1 8uu,( snarod 3ue,( uenleq-nlBq u(uunun Bpud 'lgreq leJauru-[uJeunu Sunpue8uau tedep :rsed nluauel qureep rC

'.lsIuq lletus, uep Ecnu ue8uap rnduucret Jolo{ dnlnc rdulel'tulnq qlqel e,(u1e4pud-1e1rped ue1u,(ueqel uep uXuurel tedual uu8uep nles 3uu,( 1u:eIIrcp qeqruaq lepll laTuud uern{n uuepaqred uep rsuue,\ rcpuel 8uu,( ru8uns-re8unsupud Idelq 'qlsreq dnlnc e,{uesurq rul uenleq-nleq uep dnlnc lepll e,(usnluq rrtnq-Jrlnqur(uusurq uup nluaua {Bre[ nlBns eped resaq dnrlnc rsuuB^raq uB{B uenleq-nlpq telruedIrBp llsodep uSSurqas surap 3ue,( uells uqleqge8uotu uele lefrat 8ue,( ru8uns-ru8ung

goSrp Suot uontuq-ntoq uop lo?uns lrop 4sDd 'Z

uolee eped (.,8ulpaalq.) ueqerupuadr{Bpntu uup uelef:o{rp {nlun lrlns 'rse8er8urel qepnu '(,e1qeryozvr.) 1uce1 dn4nc {Epllu,(uuserq rur te8er8e stuef ue8uap rslnpordrp 8ue{ uolaq ?IBru qtdtd 8ue,( Intuaq ueprseper8 uup luqp[V '(.,{{uU.) Suefueuau uep qldld {ruueqraq u,(ueserq ue8uet uu?uapqucedrp Suer uunteq-nleq e8nl 'JBSaq ur{Bru rpefte1 ue{e rsepe:8 ue8uefuasel ue8uapInueUp ledep {Bpp ufuesurq 'tutu 0I rcdures S relourerp uu8uap uenleq-nleq uBJn{I-l'Bluuln qslesetu rpefuatu (.aper8 du8.) Suefuas lsupurS e88urqas 1e,(erp rypp u,(uuserqrut ue8uq quced lu8a:3y 'ue8uul qeced tutar8e lnqasrp e,(uusurq 8ue,( Ienueru Brurasrs:lnpordrp le8ar8e ueqecarued Buuru rp r,IeJaep-qereep rp rnualJp 1e,(uuq e8nf qrseu rdelalnleq qsoerued 1ep-ge1e ue8uep rslnpo-rdrp >1e,(ueq uenleq-nleq Erseuopq Ip lul lu?s BpBd

uereluqel rpu[ra1 e4r[ quced qBpnu ledep llsepue tu8ar8u uep Jrl{BarIIu:IIe lBJISraq ledup rsu13 eaul uenlpq-nleq uup lrsapus uen1eq-nleq sruaf ede:aqag 'ure1

ure8eu-ure8au rp Fredas {r,eq druInc ufuesurq urcI uenleq-nleq sruaf uep re8as uenl?q-nluq 'te8as usepse{ ruelep uunleq-ruBq undryseur r33uq efurserqe rc1ru 'e8nf r33u1t

e$uan1od, Sulqsntc telru uep snarod dnlnc u,(uusurq {ruplln^ nqe sruaf uep uenleq-nleg'uelslsuol {upp uPnlPq-nleq

lnpord qeqas uolaq uernduec eped nlnur uerlepue8ued 'ueuuecua.red r.uBIEp uulrlnsa{ue{leqple8uau ledup nluq qeceurad ulsnpul IrEp ue{lrwqrp 8ue,( >peq Suurnl uup IrEq3ue{ nlnu uu8uap le8e.r8e uep uerndr.uso nluns e/r\qeq uellndturslp tedup eueqJepos?Jeces 'e,(useltsorod r83url uDlerrl vep eiuan1lr.t uoltoJqy qaSuy sr1 'an1ol ,codtut'eiuanloa, Eurqsntc relu r88ull ulIetu B{Bru ufuuolnduled 1efurep reseq urxutu ldelal

'ufuselrsorod qepua-r upleru e8nf uepe(uan1oa uolprqv soptuy so-l uup e(uanyo.t tcodrur 'vfuanloa. tutqsruc rellu rlupuaruDrcru efuuenleq-q?q JBBas ul{urrr 'le?as Suef uenlgq-nteq uu8uap uelndulad nuele8ueu8uu{ wruBq-nluq uurndu?c tlEIBpe uduesulq 1ul urecuru le8er8e uequceued IISBH

'(.{cor qse:;.) reEas

uentuq-nluq uu>lnlue1p ledep ru8u urupp dnlnc uBIn{BIrp rur upnlsq-nluq tlsodap epuduerpSSued e,(u4reqes uSSurqas IIOa{ uDteru rur uelnduled qnru8ued rxBlep e{ urxuuuel8uupas lereq Surpd Suef uelndulad rurelu8uaru s4u Surpd Eue,( ue18eg'uenleq-nlsqItsodap gord epud epe 8uu[ uusldel-uusrdul ue8uap renses luqllp ludep e{uue>1nde1adp[urap pr sruaf uenteq-nluq ufuuserg '{efulp uBp u?Tleced1p nlrad Euur( uurruln ruBcuur

-Iuuceuueq uu>IIISBqBueu Suef uelupalad uup uuroqa8uad uerynlnqrp lul ,fuienb BpEdqcoqaq lrDp uunpq-npq krun[ 'I

:(uunpq-quq lFdep),ftrenb luec?tu E ue{rs?qEuaur uelp e[u1Eo1oa8 ue8uap leduales ur1p11 sJslue rs{Brelur IIsBH

lrEor8r ;rBp {llslrel{BrBy Z'E'E

'rIBpuaJ uarstep IIBJB e{ 4sed uep Jeploq 'lpllra{ mSeqes rIB,rBqe:I 1uI lndq Euef u?nleq-$Bq B/truqtueur tuef ru8uns-ptuns uBp uuJrlu-uex1u :p,(uuq uupUBnII-uBtnq qelo dn1ru1p uuEuap unquu dnlnc ufuuselq elseuopul rp EununS-Sunung

eped

uetul'l!seP

e,(tuB

qBJae

unqslqrueE

qBIBP

uB{B

seued

u{uultued

Uadar

ueEue

tuefuBp uuepdu

ol8 t

,il

il

,fr

L9tuolq

Page 160: Pedoman Pengerjaan beton

T'1r

i

152 Pedotnan Pengoqaan Beton

adalatr campuran jenis batu-batuan yang kuat dan fragment agak lemah dalam setiap

sistem sungai di Indonesia.

Sungai-sungai yang mengalir melewati jenis batu-batuan yang seragam misalnya sungai

yang melewati gugusan pegunungan yang mengandung batu-batuan granit akan

menghasilkan batu-batuan yang sejenis tetapi masih terdiri dari campuran fragment

yang kuat dan lemah. Sungai-sungai yang rnengandung granit biasanya mengandung

cukup banyak mica dalam pasirnya dan juga biasanya gradasinya senjang karena

kurangnya butir-butiran halusnya.

Pasir kasar alami biasanya dapat memenuhi syarat gradasi zone I dari standar B.S.

(British Standard), tetapi material halusnya di bawah 0,3 mm biasanya tidak cukup

banyak. Pasir alami yang dapat juga ditemukan yang mempunyai gradasi antara zone IIdan zone III, tetapi biasanya terdiri dari cukup banyak 'silt' dan tanah liat. Tetapi bila

dicuci dengan baik dapat menjadi campuran pasir kasar agar nantinya setelah dicampur

akan didapatkan pasir yang baik yang memenuhi syarat zone II.Gambar 6.6 menunjukkan pengaruh material terhadap kekuatan beton bila beton dibuat

dari agregat yang kuat dan bila dibuat dari agregat yang lemah, juga bila agregat terdiridari 60Vo kuat dan 40Vo lemah. Perbandingan kekuatan tekan ini menunjukkan bahwa

pengaruh dari kekuatan agregat juga menentukan kekuatan beton sehingga bila kekuatan

agregat ini bervariasi maka kekuatan betonnya pun akan bervariasi. Agar dapat dicapai

mutu kekuatan yang seragam maka tentu harus dilakukan pemeriksaan agregat sesering

mungkin dan agar didapatkan hasil mutu beton yang konstan maka perlu selalu disiapkan

'alternatif mixed design' yang setiap waktu dapat digunakan bila ada variasi dari mutu

agregatnya. (lihat Tabel 6.3)

Material

Umur(hari)

Kekuatan beton dalam kg/cmz

Original(60 % lemah)

100 %kuat

100 %lemah

Good BritishMaterial

3

7

28

90

25s (- e%)

324 (-19"/"')

4e2 (- e%l

557 (-10%)

285 (+2"h1

420 (+5"/.)

s21 (-3%)

605 (-2ol.)

215 (-23%l

306 (-23%)

413 (-23o/ol

486 (-22/"1

280

400

540

620

Faktor air semen (F.A.S) = 0.40

Batu-batuan Maialaya lndonesia

1 MPa = 10 kd"'t bar 6.6 pengaruh material terhadap kekuatan beton.

3. Pasir dari pesisir pantai dan sumur-sumur yang mengandung pasir don batu-batuanPesisir yang landai dan delta-delta meskipun tidak terdapat pada setiap tempat sering

dijumpai di Indonesia. Pasir dapat terdiri dari pantai yang didahului oleh pantai-pantai

sebelumnya. Pantai-pantai biasanya terdiri dari batu-batuan bulat dan fragment kerang-kerangan kadang-kadang dari setiap ukuran. Di belakang pantai tersebut mungkin terdiridari laguna tua yang dipenuhi dengan material organik atau lumpur dan silt yang

tercampur dengan batu-batuan dan pasir sungai. Daerah yang mengandung silt dan

tanah liat biasanya mengalami pelapukan dan lumpur tertutup oleh lapisan tanah residualGalian yang dilakukan pada endapan sungai terdiri dari lapisan yang hampir sama

dengan yang dijelaskan pada batu-batuan, tetapi dengan tendensi bahwa tanah liat dan

Page 161: Pedoman Pengerjaan beton

'us{al uqBn{a{ dupuqral (BilI 9.6g9 = rsd 661; uuqBZ rnrun upud uauas lB Jol{EJ ue8uap le8ar8e uep qrue8uad ^&.g rBqrrug

uauras-.,t8 Jollej

0

000t

0009

runrun ru'u,s Bue rues rsep€Ic,r,.TH,:'?,XHT f;ffi i:ffi1'H,; Tffi il'tr}I] uBnlBq-nl?q lrsodoc '(epntu 8ue{ auolsaurl 'sacrurnd 'sgnl 'Iru?{ln^ uenluq-nleq)ufulesu lrep teq Suurn>1 8ue,( uBnlsq-nleq lrsp Flprq nqe (uu4ndelad lBqpIB) usnleq-nluq tlsodep derlas uped rrdueq snorod wp lurul 8uern1 8ue,( IBualBu 1e,(ueq dnlncuep ulprel uenluq-nlBq qBIBpE lslnpord ruBIEp luqrlrel Euer( runtun upfeg 'pltot Suuf seluu8uap ueus{uauad/uu>llplta,(uad uep ueqrlruad uelqnlnqlp nlred uolog rslnpord {nlune,(uue1eun88uau urBIBp e{Bru 'rur Brsauopul Ip epe 8ue,( uentgq-ntgq IBJIS{qls IrB(I

'reseq Eue,( u,(ursqrosqu ue8uep snarod le8ues 8uupo1-Buepe{'r33u1l Eue[ e,(uenlerr IsBJqB'u.(uan1e,r lcedtur 'u,(uanlurr Surqsnrc relru-rulru rcfunduratuSuur( JBBes uenleq-ntsq IrBp q?ue[ qlqq e(uesurq rur ueEueral-8uera{ Irup srueleruIBJIs-l?Jrs 'qldld {muaq refunduraur efuesurq ue8uura>1-8uere1 uep 'uunlsq-nleq 'rrsu4

'rnuelrp {Bpp e8n[ rusul Eqlud EuefIuualBtu uup Suurnlraq efusnleq Surpd pueleu puerul Suefuas rsupert rc,(undtuauPpB 8ue[ rrsed BIIq Suepe:1-3uepu{ 'llurl-llurl uu8uap uu{Bupcuerrp ufuuurndurecue,>llBSB (7'9 nquog tot11fl IUI IBUeI?ur Fpp rslnpordrp tedep ryeq dnlnc 3ue( uenleg

'uoleq le8ar8up8uqas P)tedlp ludep Inlun Eueral-8uBJa{ uup [Bro{ IrBp lrlpret 8ue[ pluud uenluq-nleqIrEp lrlpret Suef uenleq-nluQ llsodep qBIBpu IBrydp Fdup Euef l?lreluur ui(untes-ntesqeJeup nlBns ry Suepu:1-Euepuy 'snpq pue1etu-l?ueleur r.Iuquzuau ue8uap edusnsngrl

IIBq rsuper8req tue{ IBIreleIu uu)pudBpueu Inlun ue>Irululrp npad uernduucuaduup ufuuu{rllsrequau Inlun {Elnur lurefs nlens uuledrueur ufuuuaqes uurcnJued

'dn:pc {Bpll (uru g'g rlelr\uq rp) edusnpqI?lreluu udueselq uBp .ezrsJelo. Eue[ IBuslBru llqes lHlpas uutuap .s.g

IJBp 7 rsepertpB)lepuaul q3l?p3 rlsed r$[3{ r,rup rrnun epfeg 'ruduuprel qupns qrq uulnfu?le{reqEuuf uulndulad sesord ?uarB{ 'snarod uBp quual Euer( IBIrelBu uup IJrpJq efuuserquEnlBq-$Bq uBp 4sed Euepas 'utnurn upfet ue>pdruaur Euufues rsupsrC 'Euernl leEuJBseq tuuf releluelp uu8uap IBIrelBIu Euepel-Suepe>l uBp >pfueq WqeI efuEundural

u3p

Etul.IBN

uBp

flue

IJIP-Eur

IBlu3uI,

UOtl

oooz dxc0)

oooe gox0,

000t f't,9.

nlnuUE)I(

EUF

rsde

rrBlB

E/hI{

IIIPJlBnq

rnduSIIq

IIeudr,{t's'g

BUEJ

tuntr

luaujrrB)[E

rsEur

dupe

wl4

ue6ueral-OueJal uPp uolag

89tuopg

Page 162: Pedoman Pengerjaan beton

cc,a6&,ql!traaqlc

a6ax

a

'6qJ

o€

c&x6€aL

&bac6

6o3q)Ecc)Ao€Ica

0

Diperlukan untuk perencanaan, carhpqran

z!d_t

a-vgaE6ffisfri

cDcs6EcllCE

fr'poqo-L

c(E:ooE"coo.(,E6lCEo';oVbE(Lk

6E3EEE-o5oEEE,E

(Ul(oJ

::6.pa!E(gCD

EoC'.Y:tcodt

=oo.

so

CDc'9.-c(:(6.g'e(o(6CDc.8E-tsF

=c=(!.EEo-s.eacL

cctctcoooJoJocclfCEt,'96Eo-E

oE ,Et

E s'H6h6J! >c=ccl.::tsEeo E=r,-t0E€ E

E:,E,6!GE -=-EclgEE6:E Br5E;i(!od6g

oo.oo.o6(/,c,crcCEEP6q&ts

Ee.EoTG'Eat(6

coeoo-

=o)ocrl(U

Y-gako{=Tf,(oo.E5<(Et.O'AF<aLL' AFc0

oSR<13lo +i3EE

-ot('r@-o()d!

E.sftrit o!JCr

-CEeiBo.8-d otO-6d)cO=*o 3OCo<

a(Eo-o

E.s-FLgE (6EE .o

+E Egt e.or-o E

,o o, ,{! n*OrcO*(\tN(\r6oroooo

.Y

rf iE'- sERaEg: gi@or a6@- E<no o .lld)

coo)-o

clpd.t -CgE-sa (6

E86 dsFErP erE6::o- ;.u)

(\l@otrl

orCO

ad)

-frs(r<')@-NcDo<d)

o.'i S

or(,)@oJ ot o:'o<dr

GEEE.A = ^C.9Ein- ! CD;;(E (g lD-

H $Eslft sN O,t (it CO

--N(,o()<@

@rolFrsi(Jait.-N$r<5&*o('r@*N(t)()<st

l.leldcc(U6o.xcDc(r,c.@

zoFUJtoc,Eoo"

zoztrzu,&:,G'(!

zY=

o5ooo.xoopaD..o

(U(D(,,d, a-

Ed(!5(,,o(o.U:o(E6.-i(U

EE:6EE:E'

o(!=-oo5'6E

v(6tcsE(tl(E(l(l,d)Y

6Jio(U

't.Y(EoE

o(!.=5(u

fEc(UEc(U

(!,.YQ).Y+!oo

.l<g(,Y

E.,F6=

=--o?Ep=eE (,r1

EE_tAES'oE)x.EE

jtEa

RE(aG'c-?o(D6rOrr- -o

TEoEO(!YY

jG,.

EEuroa-?o(l)6..Y-O -y

k.PEEoEo(6YY

(U-EE.atEc-?Oo)5r&:E.e EE EE-sbEOJ CtYTTTY

c(0aOc(6ocooo-cC,o,c,.=coo.

3Fl!==o-oc.okYU

cG

oEG()c(0G'co()coooc(uo,c:f

Eo&

coooat(!E6,.xcG,

6coo,coo-

co:,o:tcoo-

EliUJ

FolU(roYtrIETU

EtrY

EG,o6o-cC'!l{,fC,

iG.Iq,oootc(Uc(EF

-C'

=.-o=-o(!'=D

=9cJE i'jo>\o=P.3Oc(L5

=.EE

=n;.t (td.=

-oi5siB@i

-!5c

#8-t=eO

,GEo6cETEEq6ae--o

.xoE(,cC,

ofil'=EClo'6=JLl[fo,trcr=

att.Yo

C,:oo,l(

EEq(E

v .l(Ztst-E(Do,@o-

C'.xo,c(!o.Yc(,o)co6o

IoY

'6C'o(d

o

(U.lto€oo,co

Eo.oc6:,(!a

doll(t,

(6o,.x,6oo-o

cC'-o(0-oEo6

J

c(l,!c-

$Eo=>cEI

tllcDEr,,oc(U

5o:'coo-

Page 163: Pedoman Pengerjaan beton

ie{uuu1uca1e1uu>p33urueu ':le depal leJIs ue>1r38uruaur

lrndruucuad rre r.{Bltunf rEuern8uau'(rE8urgad-lp ISuelslsuo)t euoz) ue{BJolal rSSurpeduau

uonfnl:r.lBIBp? IB)tBdlp

Brepn Sunqurale8 4nluequred

razrcrlsuld-redns

uoqoquq olupl uDtlog

urnrun 8ue,( ueqeqtue1 €lurg uuqeg

'que8uadral u,(ursuelsrsuo{EuBIlr 3uu[ sutunled reEeqas e[:a{eq uup rseds Bsseru ruulep {nluaqrp l!oa{ urepn Sunqruala8urBI Bls{ uutueq 'Suuoaq-1pq \e1e ue{rBsepraq Suues uerleqtue1 ueqsq IrEp epl

'{luq uu8uap ulnd rsFal ledup und 1r1ns Euer( Suqsqeq Inlueq-{nluaq eped re8e uu{Bcela{ r88urUadueur BUes lnlSuerp qepnur rsods 'n1r euarel qalo 'rreuBLIEqtuBUad eduq ufutsuelstsuo{ ue{ISSuruaru BUes uBlB>p8uad lequreqtueur {Uun qBIBpB

Eurtuad 3uu{ uuqsqtuq uFupt uuquq uup uurB{Btued nleng 'efuuereleruad uu{uueueu 8uu[Elruou nule Jesaq sueS-suBE p,(unduratu ur:13unrrr ueqeqrrsl upqeq ederaqeg 'nlulp tue^IBJIs-IBJIS rqnueruatu efuuurelet qerydu ue8unuadel r-urop nlnqup qlqalrq [e^te ueuqocraduDlBpBIp sruBq epe Euu[ trBIIBquIsl BIrrrH ueqeq ruecBru-luuoaru IrBC 'Iococ 3uu.( JBsBp

uPqeq-uetlsq uuEuap unlSunut luturldoas uoleq rsrsodurol ue{Br{Bsnrp srupq ufueuaruy'{runq Euur( uoleq-lsads rsrsoduol r$leroEueur ludzp lepll ueqequsl

Bltupl uetleg 'uu{IBqBIp ledep IUI uer;Bg usru{sl u83urq Etueln ueqeq uu8uap uelSurpueqrplHlpas le8ues 1uI ueqequlsl BIUIpI uuqeq uere{el 'ssre{ uep {Bunl uoleg uurnduucIrBp nluauel IBJIs-lBJts lryuqradueul {nlun qEIBpB lul Br-urpl uur.luq uer.Isqueuad pep uenfnl'uo1aq-rsads uernduBc tuulep uulrndurucrp u8nf 're uep uurndutec letarEe 'ueuras ueqeqEuldrues Ip lqnpord nlens q"[BpB uoloq {nlun nluuqured nele uer.lequru1 Er-tupl uBr.IBg

(smrnrxmlcY) w vuilrx lwrrvg 'g

'rndu1 Sunpuu8uau lrxrpes nlelrel uu{qaloqrp {Bppu8n['9 < u,{ugd qatoq luplt uetueseal e[u1n[uu1as rrulut\Bred 1n1un Jrs uB{lBSrIA[ 'uoloq

uelunqured {nlun rp epeduep r33un qlqq tuef lerers-lere{s rrlnueruaru sruerl und rur rry'JrB rrrBpuarrp Suunlp nr?q Suef uoleg nul? srueueru-srual il.leseqtuetu

?rucas nlruf efulnfueles uelemured apoleu nluns '3uun1rp uoleg qupnsas-uulumeredru8uqas qnd ruludrp'uu1u>pEued tsluer lruun ue:lrln1nqlp JrB urBIaS '?Fupl runlroleroqel IpUe:In:IBIIp sttrBII lut llruJurues uerlllaua4 'ruureE-tuereE nele sruuEro uer{eq-uuqeq'llo1le 'ruese

'{e{uFr '1uyso; u[uqo1uo3 ':psrued uBr1Bq-uBrIBq Eunpuu8ueur {epp ntr rrs qulede lleruerpu8nf stueq 'pns[^ use$luauad Surdurus 161 'ru4edrp qetoq {Bpll rru B{eru 'SundeJat 8ue,(uuJolo{ uduraqraq epe epqedv 'rehlsl JrB upqnuafa>1 ue4uuqredlp sruuq utuul-etuuuad

'u[uq7uo1aq {Esruaur 3ue,{ ueqeq-ueqBqEunpue8ueur {Bpll lnqesral rru qu>pdu peuruEuau {uun uu:luurusrp BpB lupll BUg uup

"pu nIBIes {BpIt rununu rIV'r-qedlp qetoq uap8urrp eduu1 'urnunurp ludup Suef rBlrru1 JrV

'ruueuel lersfs-lurefs r-qnuaueu rm{BunEry ue>p Euef {rB W)pdB u$luetuaru re8u ue>lnlradpletu?s B{Bur 're uep uerues BJBIUB Is{BaJ uB{JBsBpJaq uoleq uusereEued BueJsX

urv '?

'uuuuq-ruuq undnuur rrsud {n1un Brsauopul rp w{nlu1p nlradEue[ tset-lsq uuryeqlpeduau 8'9 JsqruBD '(.q$eq.) JBSB{ le8ues eluesulq urseu quradplnpord r,rup uu:1lrsurllp Euu[ rrsed uep'ruru 91 uutuep rcdures 0 BJstus Jeleruerp ueEuap

IuFstsru tunpuuEueu tuurnl ufueserq uetwl qucd.lJep uu:llrserlrp tuu,( u?uuq-nleg

oDE€Drr

oaFdoaFoIttb

te

ln.'

rI

=.

I

ta

E

a

=

=

99!@leg

Page 164: Pedoman Pengerjaan beton

Ir156

'retarder'

bahan wuuna

Penggunaan plasticizer

Pedoman Pengeqaan Beton

memperlambat awal pengikatan/pengerasan,memperpanjang waktu pengerjaan;

Digunakan pada siar cor, membatasi panas

hidratasi (struktur tingkat berat);memberi warna permukaan.

dan super plasticizer dapat dilihat pada skema di bawah ini:

TANPA BAHAN TAMBAHAN DENGAN BAHAN TAMBAHAN

Faktor airlsemen rendah.Kekuatan dan durabilitas

beton meningkal.Susut dan perkembangan

panas meningkat.Kelecakan sesuai.

Kekuatan

ditingkatkan(+ semen)

Menghemat semen

(- air - semen)

Kekuatan sesuai dankelecakan meningkat.

Susut dan perkembanganpanas meningkat.

6. PEMERIKSAAN

6.1 UmumPada paragraf di muka telah dibahas bermacam-macam material yang campurannya

dapat dibentuk dari semua material ini berlaku syarat-syarat yang harus dipenuhi. Untukmemeriksa apakah material memenuhi persyaratan tersebut harus diadakan berbagai

FaHor airlsemen rendah.Kekuatan dan durabilitas

beton meningkat.Kelecakan yahg sama

PENGONTBOLANBETON

Kekuatan, durabilitasdan kelecakan sesuai.

Susut dan perkembanganpanas lebih rendah.

Kekuatan dandurabilitas sesuai.

Kelecakan meningkat.

Page 165: Pedoman Pengerjaan beton

{nlun 'sIdBI r-uep sIdBIas uu{n{BIIp srueq ue8uenued 'uBIBFeq uBq ureces uu{n>lslrp8ue,{ u4n4Suu8ued rqrue8uadruaur tudep ur8ue eBnl 'qnef 8ur1ed 8urpur1a83uer.u reseq-ral uurllnq uu{lBqge8ueu ludep r33u1t 8ue,( ludural uep le8er8u uulqnlefuayq 'u,(uue:nd

-tue,(ued o{ISaJ ell\Bqlueur uuuedul,(uad rselol IJep uersr8ued uep uetnlsue8ued e:u3'rrupurqrp sruBq 8ue,( jraqtuns quleps nluauel 3ue,( tu8ar8u lslerg

nule epeqreq 8ue,( Jllnq-rrlnq 1oduo1a1 u,(u:ndtuucrel Er.uulrual 'rqnuadrp e,(ugure,(s-1e:e,(s

qe>1ede esqFadrp ledep Bpeq-Bpeq.Iaq 8ue,( te8ar8u ueuedtur,(uad uep ratsuou uelrqtue8ua4'tue8er B{eueJeq 8ue,( Jpnq-Jllnq ueJruln lrsp ueunsns depeq.ral lere{s-lere,{s qelreqIHIJa{ uup lsed )truun 'ue{delalrp qe1el 8ue,( uslere,(srad rqnuaueu sueq le8ar8y

3ueru1-nlBqlHlrarl'r.rse6 e'g

'uB|eir\Ua{

luuluqeurad 1e33uut -iruldnsrp Eue,( ueuas adrl

ireldnsrp 8uu,( uaues s?[a{:dupuqral uB{ruIBIrp stueq uetues Ueus{uarued

'lersads ueues oUS e{ ue)plnseturp nBlB

ueuas Suoluel tuelep reldnsrp ueruas e,(uunurn ueun8ueq rsolol BpBd '{pq uruefrp ueures

sv1rleml eSSurqas 'rslnpo-rd saso:d ru8eqas qrSSuec 8ue( urelul selrlen{ su,ne8uad rc{undtuorursueq-ruueq ueues {lrqed 4e,(ueq B/rrr{Bq e8n[ >1edwq 1e11urd ueelufua>1 tusleq

'rse{UrlBn>IJaq 8ue,( ueroqel u8eualqelo uu{eues{Blrp nleles sruBq usp r1epntu qel{Bpll ueruos uees{lrar.uad ru8eqas uueqocradue{puBs{eletu {nlun ulndr8el 'nlnuueq dnlnc 8ue,( uerues uelpsuqEueur tedep re8e

'rslnpord sasord lorluoJ ,(lr1unb {ruun ryuq 8ue,( qoluoo r.lenqes qelepe ueules Iqnporduetuas z'9

'nlueuel uu8uq nluns qelo rs>ledsullp

u8nf sn:eq rqnpor4 'e,{uuulqnlnquau rslnpord rlaquad erud elrq ue{elpeslp us{e uepgueuel Bruoes ueldutatlp sruBq rur uerfn8uad psuq uuq'e,(uuerfnEued BJpc BueturuEeq uuas

rslnpo-rd rfn re8uqes lrqurerp uB{E rs{npord n11em ede.raq 8uu1as uep euerure8uq ueldeleueu

{nlun elnd unlSunru e,(ulnfuelas 'ue{rselpqedrp rs4npord Btueles uEBtuBSa{ ue8unqueulsreqEueru rp 'sruelatu uup lrlsrupul sasord eped ueln>lullp ledep e,(uuq uepltruep apolary

'u,(uuelere,(srad lqnuatuetu dnlnc nlulas

lslnpord re8u 'delq Euef prruor {47onb ue:lBuB$[BIIp uBqeq rslnpo-rd eped 'eues 3ue,(

Irseq ue{ledepuaur {nlun'n1r qeqas qalo 'nl{BA\ ue)pueur lu{ueq nlepal netu us{Buu$lullp

ledep {Bpll eEnf unduueugu8uq rur ueefte8ued IrBp epoleru BA\LIBq efunluel selaf

'esluadrp ludup uolae uulunqued

{n1un uuleun8rp uule 8ue,( leueluru qrunles uuDtltuep erec ue8uap 'ufudtsuud spud'uerfn8ued BIrell]DI ne1u uelsJe,(s.rad

luuuqocrad u,{ulp,{uuqiralsuoru uupqrue8ued

luees4Fauted epotaul:ueldaatp

sruurl ueeuuoued undneu uerfueftad uu{rulularu tuBIBp {pg 'us:pedrp ledep $ueuel IEJIS

{BJIs BueurruEeqes uqfuepad ue:p4u1p npad'ludepJel {Bpp rul BIIrrou-BIIuou qlqedy'Iuuolsurualul undneu puolseN

uuu$luauad euuou-puuou BJEras uo1du1alp utnf tedep uue$luaured apoph[ 'B$IIJdlp

ludup I?lJelBu uttuqes 'ppaluru nlnu euuuretBq uedqauad quppu u,(ulnfuelas qulEurl'u,(uuululuurad erec uusulafuad lnlunuau pdup 11tIB-lIqB 'elpasral {Bpp 1u1 ullqedy I

'lBuolsBruelul nsle IBuolsBN rslnpord uBp Brruou-uruou rtBIspB lunuln turpd EueI il]

'B.uc edereqaq tuBIBp uBIqBIrp ledep uu4duretp srueq tuef lurufs-lurB(g 'uueslpaurad il

tl

zsr ,otq I

IB

{rel

tuE

Page 166: Pedoman Pengerjaan beton

158 Pedonan Pengofaan Beton

mencegah pengotoran, perlu diperhatikan dasar dari tempat penimbunan. Dasar tempat

penimbunan sebaiknya serapat mungkin, dasar ini paling baik dibuat dari beton. Berdasarkan

keadaan di atas, dapat disimpulkan untuk melakukan pengontrolan susunan agregat.

Pengambilan monster agregat hanrs dengan seksama dan oleh personal yang terampil. Monster

yang diambil hams representatif dan cukup banyak. Untuk mengambil suatu monster pasir,

kerikil atau material agregat yang lain, orang harus mengambil (sekitar 10 kg untuk pasir dan

40 6 50 kg untuk agregat kasar) dari puncak, tengah-tengah dan kaki gundukan. Dengan cara

memasukkan sepotong papan kayu sebagai ganjalan pada lereng, material di bawah lereng

tersebut disekop, maka butir-butir di atasnya tercegah jatuh (melorot). Selanjutnya monster-

monster ini dicampur aduk. Monster yang terbentuk harus dikecilkan.

Untuk memperkecil monster, monster disebarkan di atas kain-tenda membentuk lingkaran

dan dibagi berupa empat kuadran (Gambar 6.9) di mana letak kuadran yang berhadapan

menyilang disisihkan.

Gambar 6.9 Pembagian monster dan pekuadranan.

Dari sisa yang ada dilakukan seperti sebelumnya, sehingga sisanya berupa pasir sekitar

2 kg dan dari agregat kasar sekitar 10 kg. Secara mengayak, ayakan dibagi dalam ayakan

kawat dan ayakan datar (Gambar 6.10), dapat diperiksa apakah pasir atau agregat kasar

memenuhi pembagian butir-butir tertentu. Pembagian butir-butir ini diperlukan agar dari

bentuk butir-butir atau susunan beton dapat seoptimalnya dan ruangan kosong seminimalmungkin.

Agregat dengan butir-butir lebih kecil dari 4 mm dinamakan pasir. Agregat dengan

butir-butir lebih besar dari 4 mm dibentukan sebagai bahan kerikil atau batu pecah (karang).

Gambar 6.10 Ayakan kawat dan datar.

?, :'*Jt:'l\

Page 167: Pedoman Pengerjaan beton

stoc 9t3 83 nc z uur t 009 092 tutu gzt

1-l1l''\

'ue:1efe :ttler5 qBnqas IrBP tloluoC UI'g rBqrrBC

ue>1eAe Oueqol

+-

;:'l

OZ

0t

0

.kr.g nqtuog) uasrad tuBlBp ue1u,,(u BSIS uBtl8lunfuad7;tlelnun{ uB{unluBrlp

lBIIue^ nquns ,pna uJp uu>p,(, un-rtqn uelelu,(urp Jelup nqurns uped '..ue1u'(e-1ger3..

inq"rrp aulr lgur3 nlgns edruaq uu4ete,(urp s6,eq ue1u6u3ued ststluug IJep IISBH

'uellaqutlp uep u,(uueqnrnlese{ depuqral Suntlqlp ue>1e,(e ests

asuluesord u,(u1n[ue1ag 'tue:8 tuetep lieSSuluat 3ue,0 ue1u,(u esrs Suuqulllp ue4e'(e derlas

uep uerpnu"l .unlnrr ruelzp uulSuunlrp uB{B slslleue-Jelsuotu Inlun te8a-l8e uBLIeg

..r1sud{nlunuu:1eun51p8uufuu:ledeSuedsIsItBuBFBpl{oluocII'grBquIBC

O'L= 00I/269 = rJo'0=Ool/eo0=dl

uu{rnq-u,lpnquepequrd,(rr9nquos)uqrrrau#X;lHt&11::irH.?jff ff H:J*'"

08

OL:6'

09 =q'] Cg,

os gEvD

= 0,

0e

r[ur 98 - 9Irutu 9l - ,

urur-0urulz-0

'(3ut

ue8r

IBru!

IJBP

JESB]

uB{rrelpl

uedu

uuJSl

-Jals

Suar

EIBC

UBP.

'Jrs8(

Jalsu'tete

IIDIJ

tedul

uola

tutlr8 -Z IHITaI ruuI-0 4sed

:lpllJeq refluqas efuqoluoc'IIuJIlnq :1odruo1e1 tuBIBp uerEequled nlens

ESIS

ulrl 9Zlud 092tutl OOg

uru Iuur z

v38C

9I cg'le c

I899Ze0rez9tzelZE

000

g'0g'g

[']8i'e?g'rI9'ZlI'g000

tIt8zett8tI000

66e6z9og9te0oo

00t00r00r00t001.Z6gL

vz0

(urnu) Z I uet6

ue>pAe.rlsed Bsls-esls

691

Page 168: Pedoman Pengerjaan beton

160 Pedqnan Pengeqaan futon

Setelah pekerjaan di atas selesai maka hasilnya dibandingkan dengan nonna standar

lengkung ayakan ('standard zeefkrommen') dan diperiksa apakah agregat memadai.

6.4 AirDisebabkan air pembuat beton hanrs dites terhadap kehadiran bahan-bahan perusak

yang larut di dalamnya, maka bila ada keraguan sangat disarankan untuk menganalisiskualitas air di laboratorium.

6.5 Spesi (adukan beton)Apabila komposisi spesi beton telah ditentukan dari bahan agregatnya, semen dan air

maka, sifat-sifat spesi beton dapat diperiksa. Pemeriksaan ini harus memakai monster(spesimen) yang diambil dari kilang-beton ('beton molen') atau silo-beton.

Anggapan kelecakan spesi-beton dalam praktek suka menimbulkan pendapat-pendapat

yang berbeda-beda. Seseorang dapat berpendapat spesi tersebut "cukup kental", sedangkan

orang yang lain berpendapat spesi itu "sangat encer". Guna mencegah ketidaksependapatan

itu dipikirkan suatu pengujian yang simpel untuk menilai kelecakan spesi beton. Pengujianitu adalah pengujian slump. Pada lokasi bangunan, pengujian penurunan ini dapat dilakukanuntuk spesi beton yang disuplai.

Slump diperiksa memakai Corong-Kerucut Abrams yang diisi dengan 3 lapis, tiaplapis ditusuk-tusuk dengan tongkat-baja. Setelah muka-atas diratakan, spesi didiamkan selama

setengah detik dan kemudian corong-kerucut ditarik vertikal ke atas perlahan-lahan. Segera,

setelah itu turunnya puncak-kerucut terhadap tinggi awal disebut nilai-slump (Gambar6. r 3)"

nilai - slamp

Gambar 6.13 Corong-kerucut Abrams.

Pemeriksaan spesi beton dengan cara lain tidak begitu mudah dilakukan pada lokasibangunan. Meskipun pusat industri beton pasti akan melakukannya (dengan tongkat penusuk).

b

d

d

B

kd

AI

7,

ta

te

sl

Pemeriksaan

kelecakan spesi betonfaktor air-semen

kadar udara (maksimal l2Vo')

berat volume

6.6 Beton (pengerasan)Suatu pemeriksaan apakah beton

dilaksanakan secara pengujian beton. Inibeton dituangkan dalam cetakan spesial

Metode

percobaan getar

menimbang dalam airmetode 'pyknometer'pengeringan dan pembasahan

metode tekann'retode pendesakanpenimbangan

benar-benar memiliki sifat-sifat tertentu dapatdapat dilakukan ketika pengecoran, di samping itusebagai benda-uji.

St

KpE

Page 169: Pedoman Pengerjaan beton

uoleq us{lrsuq8uetu uB{B uoleq uelenqtued Bpud rre ue{u.(ueqay 'uD{8unru lBrururtuesue4eun8rp uele Suef rte ue8uop uurnduruc nlens ue{eqesnrp sn:eq e,(udrsuud epud n,

'uolee zu/8{ SZt ntre,( uaues repel uerrlnuad lE

Iu^\B JesB(I 'uaues-Jle JoUUJ uup uoues JBpE{ eped uiul uJulue SunluuS-raq rur uelal lun)'nlueual uoleg uB{el lBn{ uB{JBSBpJeq euecuared 'ue8uu1n1 ufeq qepunI uenlueued epu4

:qoluoc re8eqag

'lgrsads uolee uulBrule{ IBJIS-IBJIs Blurturp euecuarad qeto'ruludrp Suef (,sarn1xnupu.) ueqBqtue1 sr-ulrJ ueqeq

'rru repel'snleq te8ar8u JepBI

'uerrlnq Inlueq'uatues edll

'ueures rBpB{iqelo rqrue8uadrp

;:il;rr1'uelm13ueEuad

iuu8uep uslluryaq (.,(t11gquryon.) uelecale;'e1nd dnlnc srueq uuefre8uad uped uolaq rsads

ue{scela{ 1ur 1ere,(s Surdtues IC 'rrlnq-rpnq quntas 1ery3uau uB{B uetues Blsud 'leder ISIrelSuoso>1 8ueru qrunles -rrdueq e33u1qas 'nluaual ue8urpueqrad uelup rnduucrp 3ue,( ruu8ere{aueraq rrlnq-rrlnq uBp {ntueqlp IlBq 8uu,( uoleq e^rqeq rur unlaqes seqeqrp r{BIaI

uBnlnqEpued rL

NffEOd}l[VC AIVCNNTIIIIISd dISNTUd'LduJPls

'.euoseJlln. uernlnBuad'roqlp ue{al uup repurlrs uurfn8uad

'(lrllar nllSeq rypll) uolaq nleduu8uep ue{nlualrp ledep

uolaq ue{al 1en1 'rur uu>1at-1fn Surdrues rC'ue{ococa>1-1fn ue{utueurp rur u?BqorJad'lorluo{uerfn8uad luadas Br.ues Suef rsunlrs urBIBp uedursrp uueqocrad {nlun snqn{-snqn>1e,(ueserg'e{uuu1a1 lenl dqnc uernduec qu4edu us{n1ueuatu {nlun snqq-1[n ue4uunSSuaur u8nf ledep'snsngl tue{ uesera8ued rsenlrs Inqull apf uep rueq uerndrueo nlens uesela8uad tuepq

'nlueual lsBS-lBBs ruulep rnDlruls ueruele upud uolaq snqruI uu1emle{ FIIulp ledupuesera8uad uuuqocred uru3 'uosotatuad uooqoctad ueqeuteurp rur 'ru4Suoqrp qeloq uolagrseds 8uefunueu 8uu,( Surlsqeq quledu uu{nluelrp tedup uu>1et-1[n uenlueq ue8uaq

'eFo{ ue8uedel

rp ruducral ledep reuoq-reueq u?Inluatp 8uu,( snqn1 uqun{al ue{resepraq qllld1p 8uu,(

uequq qulude Bs{ueruetu {nlun uenfngeq ueu$lueured-tln 'uoo$fitauad-1{n ue{etueurp

Iul IBH 'nlueuel (ue1a1 turufl rulru redeJueru sruuq ue{rsrpuo>yp 8ue{ uBBpBaI ruulep uep

uu{lurefsrp 8ue[ uuuou lrunueu IrBr{ 8Z BruBles uudurrsrp sruutl 1fn-epuaq 'u,trqeq (tere[s)ueuropadreq 1uI w{4lenl uerfn8uad {nlu1'ueruB dnlnc {Bpll rnqtuts luureq redec-ra1{Bpll

uoleq uulel lBruI BIIS 'Ierururu uolae uulal IBruI uB{rBSBpJeq uolae tuecuered uuEunllqradBuaJB{ Eurtuad leEues rur uues{uerrred'uu1a-u[atu qunqes ue>lurpeslp srueq ufuuelnlqau{nlun 'uu:lel lerul uup uB Ia1 uerfnEuad uqqppp ludep w{B IUI 1fn-upuaq uuEuaq

'urur S0g uer8turlal 'uru ZSI Jeleluelpreq Jepurlls -Iruru gg1 Islsreq Euuf snqrul

:edrueq qBIEpB rutu 0S uup Euernlefuruseq Euur( Jrlnq-Jrlnq ueJn{n l$un ueluunErp urnrun Euu{ 1[n upuaq-ue{BlaJ

'(lISI

lOt

'BJ

BTI]

der

uul

uul

uBl

u3l

lBd

Jall

JI?

sls!

{Bs

J?P

t9tuopguol6

Page 170: Pedoman Pengerjaan beton

162 Pedonan Pengeqaan Eeton

berkualitas jelek. Hal demikian disebabkan pembentukan batuan-semen membutuhkan airuntuk bereaksi, sehingga terbentuk ruang-kosong dalam beton.

Reaksi hanya memerlukan sedikit air. Faktor air-semen yang telah dibahas memainkansuatu peranan penting. Andaikan F.A.S rendatr yang digunakan, maka spesi beton tidakdapat dikerjakan lebih lanjut karena spesi sangat kental dan kaku. Pertambahan air tidaklain hanya memprtinggi 'workability', tetapi kualitas beton akarr berkurang. F.A.S. maksimalyang diizinkan adalah 0,55. Dengan memakai data ini kadar air dapat ditentukan.

Contohnya: 325 kg semen/m3 beton;F.A.S = 0,55;Kadar air = 0,55 x 325 = 179 literlm3 beton.

Pengaruh lain dari pembagian butiran terhadap agregat campuran adalah sifat-sifatnya.Isian yang rapat dari butir-butiran kasar dengan butir-butiran halus adalah suatu keinginanuntuk rnenghindari pemakaian bahhn-ikat (semen) yang sangat mahal sesedikit mungkin.Bagian dari butir-butir halus (sangat penting untuk pengerjaan) tidak boleh terlalu banyakjuga, karena spesifik permukaan butir sedemikian besarnya hingga membutuhkan semendan air yang banyak untuk perekatan seluruh butiran-butiran.

Jelas kiranya bahwa pengkombinasian dari seluruh syarat-syarat ini tidaklah mudah.Seorang teknisi beton yang berkualifikasi harus melakukan langkah-langkah sebagai berikutuntuk memenuhi persyaratan komposisi bahan-bahan dan campuran

Umumnya ia akan mulai dari ukuran butiran terbesar, kemudian menghitung pendosisandari ukuran butiran yang lain. Dari perhitungan ini timbulah sebuah "lengkung campuran"yang ideal. Tugas dari teknisi beton yakni, dari spasi dan kerikil yang tersedia ia akanmencampur sesempurna mungkin hingga campurannya mendekati "lengkung camiuranidieal".

Pedoman untuk komposisi spesi beton yang dapat dipegang yaitu perbandingan antarasemen, pasir dan kerikil harus berupa 1:2:3. Satuan perbandingan ini dalarn volume. praktisdapat dikatakan sebagai I sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil. Berdasarkansemen 50 kg (adalah 40 liter) berarti perbandingan campuran dalam bagian-uku ran l:Z:3,jadi 40 liter semen, 80 liter pasir dan 120 liter kerikil. Suatu campuran beton yang seringdipakai pula adalah 1:l Yz:ZYz .

Tentunya perbandingan campuran ini dapat juga dinyatakan dalam satuan berat. Biasanyahal ini dilakukan pada industri beton siap pakai yang akan menentukan secara menimbangberat semen, pasir dan bahan agregat campuran. Perbandingan campuran ini menghasilkansuatu campuran beton untuk bangunan beton sederhana dengan mutu yang cukup berkualitas.

7.2. Bagaimana membuat campuran beton dengan perbandingan volume lz2:3 yangbaik

7.2.1 PendahuluanDalam konsep Pedoman Beton 1989, Pasal 4.2.5 dan 4.2.6 masih diperkenankan untuk

melaksanakan produksi beton dengan menggunakan teknik penakaran volume.Sebenarnya dengan perbandingan volume masih dapat dihasilkan beton dengan mutu

yang cukup baik, tetapi harus dilakukan pengawasan dan perbandingan campuran yangdapat memenuhi syarat-syarat mutu beton sebagai berikut; kekuatan, kelecakan ('workability,idan ketahanan ('durability').

Di Indonesia digunakan campuran dengan perbandingan volum e l:2:3 yang seringtidak memenuhi syarat-syarat beton di atas. Dengan melakukan modifikasi dari .i*purunl'.2'.3 ini dan dengan memperhatikan gradasi campuran, diameter maksimum agregat, iaktorbentuk agregat dan jenis agregat halus, maka masih dapat diproduksi beton a.r,gun mutubaik (lihat Tabel 6.1).

Page 171: Pedoman Pengerjaan beton

Id

e

E

'1

u

S

e.

u

u

..1

ul

ln'tl

ui

{r'u

ut'8,

PIIE{Eu3

JIU

ro(rl

@I

N(rl

cr)

I

--@

5I

o,

Ao)l\)J

o(rrfi E f H

fr?d*zoo3o)o,cao3c, O)

o,f(oo)

(cI

o(oA)

do3

do3

ET@c (oq,T-0,6 e,.

FEo(cI0,

o. (D:, (cIA':,

do3

EF(oJgq€E7s' 39xor= ;+(D

il:,9,.(oECLqla

(cr :,rl

BBI 9.o ilE3A3 Ea AdEE

JOfaOl-6-

mil <o,

$E

o-o3

$H s'HErq d_q- qrco,o-o)(crfl.9,EE=E fo)r

;*EEB-=(cI

3

o\)mo{

'tmzo€azga

{mTtr

o(D3

JOLD(D= u, =3EEg ,X o, !)Pa-=qrcL='B

6',

EE E of^ :r(o = q,J

o. (D

3o-o3

o-o3

Eo3

Ed oo33

o. (D

3

*{o6'0, o.{ r oi)

EEgil

P,

>:o

do3

-ooag,:,qf(o!,5

oc3oq,:, (ct

*. CL0,roxcil

6FJ:AqBr3aCL

5'ro+Elr- :l<@g

c3oB'f(or(Dq)

o.o:,(o0)J

!oao,fga(ct0,3cr og

frJds-O-E.E60, (ort-<dgx=g;REsEail.E'EPo- -(Dq€0) :,

oo3

EF)*9B)a-CL

'r, gdo (og=

(oJ

I asI 3d3 EEgsEs, ac='- dEPo- r(D

r+=

frE

Eo3

1' oao:,CL5' (cI0,f

rE,

@

o-zo

{0t:, !, ,,,D

.8'JGID{DoAI:

....t.

.c--!8,o,r

:,

,"'r_

,i, r.,,

,oc,i: c,

.t, :crP,r

: tl |:..\:.

(Dg.r

.lt

.'l,,,

'::; :

.',t:

@0r:x

x'x oo-- DO*-

#t o0l.?eo5T*ES*o

so'9tsPg;*sr

-um:zo{az

Page 172: Pedoman Pengerjaan beton

-1

164 Pedornan Pergeqaan Beton

7.2.2 Masalah produksi beton dengan perbandingan l:2 z 3 di Indonesia

a. Masalah agregat lcasar yang dipalcaiPada masa yang lalu beton diproduksi dengan menggunakan agregat kerikil yang

diambil dari sungai secara alamiah, yang terdiri dari bermacam-macam ukuran 5 mmsampai 50 mm yang tidak dicuci, yang mempunyai gradasi berubah-ubah pada setiappengiriman dan kadang-kadang tidak memenuhi syarat gradasi yang diperlukan, dimana material dari ukuran 5 - 10 mm seringkali tidak ditemukan. Agregat macam iniseringkali mempunyai gradasi yang senjang.

Bila agregat dengan cara pecah tangan digunakan (lihat Gambar 6.14 dan 6.15),

hasil produksi ini jarang sekali diayak dan masalah gradasi senjang merupakan masalah

utama. Ukuran agregat 5 -10 mm selalu tidak ditemukan sehingga kesenjangan gradasi

makin besar. Beton yang diproduksi dengan agregat ini biasanya tidak cukupkelecakannya, mudah segregasi dan pendarahan ('bleeding').

Pada akhir-akhir ini hasil agregat dari mesin pemecah batu mulai banyak digunakan

dan biasanya didapatkan dengan ukuran 0 - 5,5 - 10, 10 - 15 atau 10 -20,20 -30.Meskipun sering dijumpai bentuk agregat yang pipih dan memanjang, dan kadang-

kadang porous tidak cukup kekerasannya. Agregat dari mesin pemecah batu ini adalah

h

r,7!/??.;r

Gambar 6.14 Pemecahan primer batu yang dilakukan secara manual dengan pemukul.

Page 173: Pedoman Pengerjaan beton

ue8uep uB{BuBcueJrp leuuou uu8urul8url rsrpuo{ uu8uap lerru{ruls uolee Bnr,ues uapurefsuau 8uu[ SS6I Igd ueleun8Eueur qrseru ayepe-s urp 11r"1 1a,,(ord Inrun rol{ertuo{ >1e,(uug 'iuupes undnsur Fcel-1e(ord-larord d;inp Ersauopul rp u'{nr,lrp Buuref qrseurIul IUH 'uoleq sBllllqBrnp uep uBtBn{aI .ue{Bselol rqnuouerrr Intun uuluuucusrrp sruuq '1ernl1n:1suou uoleq-uoloq {ntun rlenco{ rnllruls uolaq sruaf nn*r, ,LLiltlgd lrunuer^i e.,,nro^ ruBIBp E | 7: l uuSurpuuqrad uolaq ue-rnduecuad 4e14er..tz,L

u'lp'ttnSt, Suuref rlsed tueceu 7 uernduecued'zgg.S.g z auoz ruBIEo {"r#;,:rT;1[ rrsed uuryedeprp uB{B s{etu roc rtsed ue8ue} ,',iJ*nrrp rur rrsed e,q ue:nd.,,ec :rsed tu8uqas rs8unpaq tedup IuI snlBLI -ttsed '{luq uu8uap rcnJrp rur sruaf.rrsed u,q e3nt undeuuturu8eq iry'(ueq dnlnc efuneuul uep lpll qeuul rBpB{ uul8uupes redunfrp Bueref urtu E sBlB Ip uern{n ?uuru Ip uoleq {n1un snluq nlBJJel >1eflu Buerueu rur rrsgd

{nrun ue>1e u n3 rp eruuq e.(uuse rq, *,[1:::t'H];'l',1":il ;'.lf x":x, lli,ffi : rtsud uelSuupas 'uru, 5'g ue1u.(P l*/hel Euel [Blral,..,-l'Irels.,, uuEuernlal leEuus uep (zsg 's'g ue8uap runsas) I euoz qeraep {nsBr,u ISBpBT-8 ue8uap (-roc rrsed) :usel nl,lrel efuuserq uoleq rslnpord {nlun urlrun8rp u*p urrnrrdrp pnfrp Buu,( qBr.,BIu rrs,d'(001*, roruou ue>1u.(e uep uru g'g erulue ue:n1n) 8uu1rq tn>p e8nf uelnpadrp Bue,( snler; uerrtnq_rrlnq ug{teqr4e3uatu

Iul leq 'rrsed 'urEIBp Ip epu Suuf 1ur1 qBuel rrncueru uersruBr.lrp 8uepe1_8uepn1JoDprluo{-rol{BJluo{ uBBluruuad sele losuuad BrBd .ug{e,(e8uad nrfl un,rncuad eduelIBn[p e{uesurq uup ru8uns-ru8uns rp qrrrdral Eue{ idruat-ledt,,el IrBp IIeBIp rrsud

1ot1od1p tuo{ sryDq ToBatBo qqDSDI4t .q

'u.(uueru>1euad uu{Bueoue-rrp tedup er(uuernln uBp IsBpBrB uuaral uoleQ Inlun uuluun8rp ledep Bue,( 4req:at iuu{ te3e:Be sruaf

'IBnuBtu Brecas ue:ln{Blrp Euu{ .rapun{as nleq uequrauad gl.g rBqruBC

,t.:,.,i ' r,...;'

",i- -'

' i' .',,t' '.ril;',+;,;1, ri '*

t': ",rr,.,, ,..:i.,

'.,, t" :ffi,,., {.'", ,,,i ,-.!r*

w;

IIB

-3r

'01

us rt{&u,:l::.,: '"'!'.

*1#".,..:amr;ffi:;,,. ,

,,,' 't,.lt.'

ffi J:*, -l:iW*'N;. iIiffir{rffiJ{

+',,

'1ffi

*1i,*'ii

i.:i

dn

ISE

I{EI,G

PIpder

tuu

tur

il

I

t99[

"ti'..1rffi

uotqwl

Page 174: Pedoman Pengerjaan beton

166 Pebrnan Perryoqban futon

campuran perbandingan volume (1 semen : 2 pasir : 3 kerikil). Untuk kondisi lingkunganberat PBI 1955 mensyaratkan memakai perbandingan I : 1,5 : 2,5. Dengan mengikutikebiasaan ini para kontraktor tidak melakukan perubahan pada perbandingan antara pasirdan agregat kasar. Hal ini sangat disayangkan, sebab unruk mendapatkan kelecakan dansifat kohesif yang baik pada beton yang diproduksi dari agregat yang tidak mengalamiproses dan gradasinya senjang adalah dengan mengubah persentasi perbandingan pasir danagregat kasar.

Beton yang dicampur dengan perbandingan volume ini biasanya juga tidak dilakukankoreksi akibat 'bulking of sand' (pasir membengkak). 'Bulking of sand' adalah sifat pasiryang bila kering atau jenuh air mempunyai volume yang sama, tetapi bila kadar airnyaberada di atas keadaan kering membutuhkan volume yang lebih besar untuk berat tertentu.Hal ini diakibatkan adanya minesi atau lapisan film yang mengakibatkan bertambahnyavolume (lihat Gambar 6.16).

s

Gambar 6'16 'BulktHru# oll'I"b"*ran lembab c. lembab jenuh

Besarnya persentasi dari 'bulking of sand' ini sangat tergantung pada kadar air dalampasir dan kehalusan pasir tersebut (lihat Gambar 6.17).

Kotak-kotak yang dipakai untuk produksi beton biasanya kotak-kotak dengan kedalarnanyang rendah (lihat Gambar 6.18), di mana bila ada kekurangan pengisian atau kelebihanpengisian mengakibatkan kesalahan yang besar. Pengawasan dari pengisian agregat kedalam kotak juga sering tidak dilakukan. Pada proyek-proyek kecil masih digunakan ember-ember untuk mengisi alat pencampuran beton, sehingga semen yang sudah tertimbang tiap40 kg ditimbun dalam sebuah kotak besar dan diambil dengan menggunakan takaran ember.Hal ini mengakibatkan jumlah semen dalam tiap-tiap pencampuran berubah-ubah jumlahnya.Kadar air dalam agregat dan jumlah air yang diberikan pada campuran tidak diawasi.

Pengukuran jumlah air yang diberikan menjadi tanggung jawab kepala regu pengecoranyang pada umurnnya tidak atau belum mempunyai latar belakang pengetahuan betonteknologi.

ll"

Koring ovan

I xapasitas I

, aDsolDst I

I

Xoring udaB Kerhg ienuhpo.mukaan

I rusotsi - I xeremuauan -lI etehtt I p€mukaan

I **

4

:.1i"

#t

Gartepr

musatr

dan

6.1

Cai

Page 175: Pedoman Pengerjaan beton

uBp Jocrp uB{?'8uef suBru uurSeq u?Inlualrp e,(u:lreqas unurs{Brrr uErn)ufnleq qecetuad ursaur lrseq te8ar8u ru>p4 : le8e:By

:e,(urseluBuatu EIEC

'@z'g ugp 6I'9JPqtuBD '.qtuoc,(auoq. tpeftat) sodora>1 LIBpnu uolae lenqtuetu qeler.u Suepe>1-3uepe{ uupsul![lqJnp 'ufuuqenla:1 r8ue:n8uetu us{B Suef le uer.lBqueuad ue>1n1epp uelef u,(unles-nlesue>ppa41p {nlun Uns uoleq BlIq uueru>1u.(uuulun:1a>1dn:1nr {Bpp qe>18uuas'rse8ar8as qupnu'ufuuulucala>1 dnlnJ {Bpll sBlB Ip erec ue8uep lenqrp 8ue{ uolaq u,(ulequrd uru1e6

Eusr uern:ln;ued u*uefuaur ludep {Bp}l lur lsades lulguep ,r"^ njfr1"::ir}iH:r1?-ffi3

ffiffi

I

I

I

,."il',,

'1o618qr;e4.used depeqral aunlor urle:lSupad ll.g ruqurr11

ueqPqualax

OZgl0t9O

0t

et'n

elJII

uI

\, 1' 0ro O)aa q:l

;r3 (Dor=.

o,f,:Y (o6s<-gc

3o

ut

$UE

JIS

,Pt l

TIE

l

il

l\ w;uotq ll

lil

L

on

z9l

(c)(q)(e)

Page 176: Pedoman Pengerjaan beton

168

'lri,

,",.. {*1,Illl;'*: f". Gambar 6.19 Keropos pada beton'. '' yang disebabkan oleh diameterin agregat yang terlalu besar.

Pedoman Pengeq'aan Belon

Gambar 6.20 Keropos akibatpemadatan yang kurang dansegregasi.

Page 177: Pedoman Pengerjaan beton

'deqe1 Enp uEIEp rre re{euetueruc uu8uep ug{nlredrp 3ue,( JrB qeltunf epud uerlepuaiuad uelnleleu {ntunueluun8rp ledep relsel dunls y undneu leuorsua^uol 3ue,( lruq 'lsel dtun[$.,.

'uulsuoldnlnc ueluequuadrp tudup e,(u:re repe{ ru8u ,3ur113ur-rds. ur:3uap uuln{Eppuetuerr,(ued uep :re uu8uep r.ueJrsrp JESu{ tu8e:8u e,{ulruqas (scur:d uounJ rpuuroca8uad epud rle{as Surluad) JesE{ le8a-r8u rnleradtual ue{urunuatu {nlun

'3uua:1 uBBpBe{ r.uulep rBSBI le8ar8e uelSuepes rle{osqeseq uuepeo{ tuBIBp ElD[ Joc lsed u,(ueserg 'ru>1udrp 3uu,t .rre qeltunf upedr$laro{ w{n{Blrp nlrad eSSurqes C'S'S uBBpBeI urEIBp IepI u,(ueserq lu8er8y

'{leq dnlnc redecrp8uu,,( dtunls uuldu-reqrp rur ueuos JrB JoDIeJ uu8ueq '9'0 - S'0 = uaruos JrE

rol{eJ BUB(u Ip 3{ gZ - OZ rlp1upe (O'S'S) ueelnuucd qnuaf 3uue1 ueepue{urelep leuelutu ulrq ue{€un8rp Suuf JIqeJe rru e{utu 'uelndurec derl 3>1 97ue>pun8rp 8uu,( ueuros BIrq rre depeqral uernln8uad uulepurp e,(uqreqe5 :JIV

'tue8eres qlqelludep redeclp 3ue,( uelun{a{ e8Eurqas uelsuo{ reledrp 3ue[ uauas qelunluerndtuec dert-durl r,uBIBp BIBu rur eJBc ue8uep'uelndurecued r1e1 nlBS tuelupueuas 3l Of tunrulunu rnduecuaur ledup 8ue,( raxru uu>leun8rp e,(ulruqeg : uauos

'Sutseur-Sutseru e.,tuauoz lrunuaur .nsed IslJaq 3ue{ Suepued snqural loloq-lo1og IA.g JBqurBC

ri

, ouoz JrsPdr{oluoc

auoz JrsEdr.loluoc

z auoz Jrsedqoluoc

I AUOZ JrSPdr{oluoc

18::soo o o"o..o qoooo6o

:fr*"; O o o o, ooo:" o e aoo" o 9o

'..loo?ool'ooo'. ..:.:.o oo .t ,nlo

I :i:: :: iilj l-o t oosto..-o^i.o aooC

:t1:i3 ":*:.^:3

ii,',::;

'e,(uJndrJec Suecuer epud rsrneJ uu{DlelrpqEISruEr1 u{Bru 'auoz ueqeqruad BpB Blrq 'se1e rp :rsed qoluoc-qoluoc eped

uelotedreq uu8uep u,(u:rsed sruef uolpo8ap4p TIBISnrBq nruq rrsud uetuur8uede{uupu deqag '(tZ'g roclwog tDqlil Euupued snquet IIca{ Ioloq-toloqurelep ue)plnserulp tedep lulraluur qoluoJ-qoluoJ 'uoleq IBUalBur unuoluroqel

IJBp euoz dert-den tuulup {nseru Eue{ 4sed qoluoc-qoluoJ lenqtuauru,(uryeqes B{Bru .rrsed

Fep uapfe slsrlBrru lsel uu)nedepuaur {qun Uns BIrg'e[es 1 euoz rrsed lqgdlp u{u:peqas qrsreq dnlnc {up$ FI

nsed elrq rdelal '€ nele Z euoz ru?pp Inseru Suef rlsud pryd1p efu4reqag : Jrsed

'OZ - 0I uup 0t - S reE-atEv Is{u{ ruucuru unp uup rmu 0Z Jeleruurp p>pdrp u{uryeqas laford->1a{-ord rp rsrpuo{ lur.l{aur ue8uep u,(utunurn ?ped 'upe 3ue,( uu8uulnuad leref

69tuopgatq

Page 178: Pedoman Pengerjaan beton

170 Pedotnan Pengeqaan &ton

Tahap pertama, setengah dari junrlatr air yang diperlukan dimasukkan bersama-sama dengan agregat dan pasir, kemudian setengahnya dimasukkan bertatrapsesuai dengan keadaan beserta melakukan pengendalian dengan slump test.

Bahan kimia tambahan ('admixture'):Dengan meningkatnya harga semen dan harga 'admixture' relatif konstan, makasebaiknya 'admixture' dijadikan bahan tambahan yang dapat membantu pengerjaanbeton agar didapat hasil yang lebih baik.Jenis 'admixture' yang disebut sebagai 'super plasticizer' dapat digunakan untukmengendalikan slump pada beton dengan faktor air semen yang konstan. Denganfaktor air semen 0,5 slump dapat diatur dari slump rendah 0 - 5 cm sampai dicapainyabeton encer ('flowing concrete'). Untuk menghindari pengikatan awal yang cepat padatemPeratur-temperatur panas sebaiknya diberi 'retarder agent' untuk memperlambatpengikatan. Sambungan dingin ('cold joint') dan kerumitan penge.jaun beton merupakanmasalah yang harus dihindari dalam setiap pekerjaan beton.

7.2.4. Cara mencampur beton yang baik dengan menggunakan perbandingan volumelz 2t3

Dalam pedoman beton 1989 diperkenankan juga mencampur beton dengan perban-dingan volume yang didapatkan dari perhitungan dengan perbandingan berat. Agar tidakperlu dilakukan perhitungan 'mixed design' maka rancang campuran dapat dilihat padaTabel 6.2.

Mutu beton C-15-C berarti beton dengan mutu 150 kg/cm' yan1 memakai sampleberbentuk silinder. Mutu beton C-20-S berarti beton dengan mutu 2O0kglcr* yang memakaisample berbentuk kubus.

Contoh penggunaan tabel rancang campuran perbandingan volume.

Diketahui:Mutu beton yang akan dibuat; C - 15C, agregat halus zone l, semen Gresik atau Tiga

Roda, ukuran diameter maksimum agregat 20 mm, ketinggian slump yang dipakai 65 - 135fiun.Menurut Tabel 6.2. yang diperlukan (perbandingan berat) adalah;

semen = 300 kg,pasir = 810 kg (agregat halus),batu pecah = 990 kg (agregat kasar),air dipakai = 150 - 165 kg.

Dalam merubah perbandingan berat ke perbandingan volume dipakai anggapan sebagaiberikut;

berat volume pasir = 1600 kg/m,,berat volume kerikil = lM} kglm3,dan 'bulking of sand' = 20 Vo

Untuk 40 kg semen didapatkan volume dari:paslr = 0,0810 m3,

batu pecah = 0,0920 m3.

Ukuran kotak yang dipakai;untuk batu pecah bila kedalaman dan lebar kotak 30 cmadalah 34 cm,untuk pasir bila kedalaman dan I ebar kotak 30 cmadalah 45 cm.

Sebaiknya kotak untuk pasir dan kotak untuk batu pecah diberi warna masing-masing yangberlainan, misalnya untuk pasir dicat merah sedangkan untuk agregat kasar dicat hijau.

q(o

6.cl(UF

maka panjang kotak

maka panjang kotak

Page 179: Pedoman Pengerjaan beton

Fa

{0,ETgo)N

Bl

r-t

et

IT

IE

uI

ul

m

T

UT

g)l

1S

dx

{l

q

oo

TEc)o?6a tt

u:66

oo

a8oo:!&9o@

@< rIc

9e

>>o >>o >>(n >>oRF5 FFg ?!3 3egEeg 6ac rgS ril3 gF E5 qF qF

aON-

!5 QO O6 NO J{ N{ N{ NO !N OO OO @-bh. bbo bb. bb-

oo8 oo8 ooB oog !9i, -@L '@L -@'518 68 68 8E

!o o{ o{ 06.{_@ _o-9 _o-o -o!u NJ |@ aC 6V r55l

-o-o o

.o-o o g-o o

-o-o o

;8 =8 :8 EB a| oQ 40 {N

O| NO -6 o{.,-.$ F6 FF _8F-U!, OOO 66O OAO

-o.ot.o.o6 -o96 -o-o688 B: E& ;8 oo @N o@ o@

j

oo eo o{ No:9 .oa -@_q 9-o o@ {o @l 6-

6666 -o.0 _o.0 -o.o _o-o.-t 68 88 88 NO OO 1{ 6O

o@f9N@

9-o:8

EN

_a-oo{

>>., >>o >>o >>@FF5 333 F?3 F?3EAs 6ilc ERc 833E5 EF (F qF

ag!95

!,! 06 oO NO +@ .{ }{ 5{ oo !o |o 6^ibb- bb- bbp b'o-

-oE oo8 oo8 oot _o-o _@_l '@L '6'688 8ts E8 g3

N-60 @@ 66 {6J.o !on, J$!o _@-O{o oo oo oo +45!g.oo -o-oo -o-oo -o,oo;8 68 68 n9 o- oo oN !D

o588 Eg bb. bb-

-o-o8 -oo8E3 8: Q@ 5@

oooN o5 'ob -6 L6t !r-o 9-o ro -o N' N6

@{ rO

NO J{

8e ;t bb. bb-oo8 oo8 -@L {i, oo {o @o o@

>>q.-t

r3t qs

oo{{hb-

ooO -a'o

a8

@ooo

ooNO5@

o

oo

bb.

-o.o 8{o

_8-e

t -o _o

>>tj ceErR9I5

@@

bb-ooo _o -o

818

NO-o-o

o ooL'-{{

oos8bbt

a ooe{'6

-8_8

6 .o-o6

i{gFs3E5

68'O-g

-oo8!'o{o

!6-o.r {o

o oo:- '-o-

OE{{N{bb--o.o 8{o

-o -o

oo

8gFoEct-,49aD6a' o

IIE

tI{o

6mo,o

xmf,ot,

jzoe

ot=m-{m,ol,,no{xg,

C

o3;t

E+ 6- io 6- N$ 3e Et E8 ,ot oot ro! o68.o-oa.o.oo -o-oa.o-oaEg B: Et d'g oo @N oo o@

5- 6- 61 6o -o 05 Qo Do _o-o _{'o -@L i\r'-6t66 -a-o -og _o-o _oP

:8 68 88 88 NO OO {o 06

.gq eg Ee Bd bb. bb. b-o ^

bb - {!{{.o_oo _o-oo -o-oo _o,oaB8 de dE 3r

_" :'"- :'i .8.9 .ts.3 _i-d 8_ts I9! lo oQ dJ I

.o-ot .o.oB -o-oB -..61 88 88 98 98 Ioo oo o{ oo

I

6e Es Ea jr -O_6 -N-O -@_J -O Loog oog oog oog

.g.o o .o_o o .o_o o -o-o 6

E3 t: Et i8 @@ a@ {@ so

_8F -.'..* .98 S-3OO 05 N@ @N

t6t6 -o-o -o-o -o-o ,o-oE8 n8 :8 59 @{ -O No oA

gt SB BB' tE oo.E "oE oog o6g

-o-oo -ogo -o_oo _o_ooEt 3^n -*B Bg oo oo o-

8i Eg r8 88 'o_o - 'c-o 'o'9 'o'o

__6 t 6 6 .o_o _o_o -o o o o

iE EE 6e 88 {} oo oN Nr

o6

bb-{.o-o oo{ ooo@

F.6 oot 9-o

@o

6@-o-o o o,.

6ooo 'o'oo6

'o_ot -a.o

88

.E.E ooo

-o-o oo!{o

66 -o _o

6-:-:-o

.t.Eoop6

P90 ooo6

t .o-0@oo!

o6{{ -o.o ooo

-o-o oo-J5@

.t.8 o@6

-o _o

EI oobbp

ooo 'o -{oo

PBt -:-3

I{

o

I

6

U'mo,o

Jzoo

of3

oo-o -o oQo

o-op o88

oo'o-o

e 9-o885lo

,,!8''o'q aoooog8o-

_8-8

t .o-o ,

88

.8Ft oo

9-8 ON,., ,

EE j,-qoor

oooOCq, ao

o6

.o..9-9 .

88OO

ig !$"ots

ootsooo ooo '{ L l.'666 NNo{ oD

-i.r .6-; 60 at oo oo ooBi ie aro lN-

8t 8-{ _o_o _{!9ooa --a-o-o o -o-6 o8e aa oq o:a

:

s-e -r_8-o lt AA '. O r ! O_o-o po .,

88 88 .o 6N

€{ oo'o'o

-o-og

o

88o{

8: 98 3B oN @J 66bb-'o'o- -o'g..

Ill_o_o o _o_o o

-o-o o

.!8 q8 98 Nl g- oo

8E dE 88 'o-o -N'D -o'o

ttr P.o _o-o -o-o88 89 93 {o o- o@

Ed ,'tt ' dE bbg bbg bbB1rp o -o-o 6 -o-p 688 88 ts8 Da oo 60

.t_i .t-8 -r-8 to ND qottt l,.o -op _o-o -

88 88 89 90 06 a6

-8.;t _o-o

88a6

8sODbbB-o-o 6

dTI

-8F,, aot P9oo{o

"o! p-o o8; o{o

!0

qI

I

oGoto

J6o

o-.'

3

Irt.l

rrrlrrI

>>>>=

ufiuasle. cccE

NNNNoooo ,tr5 OOOO

- 5UN-

x?3x qqCC55!5e *ss=555 <q<G

3:3 3 oX6=! r 4J-Q +E - uD=*t -o9 _

.68'-EHJ!)

555{,nxnx

e-l.t2

gt trP;PPI

EOO{ocai-= = i

BroE'*qr-*g

ttnr*5E

P--do560

*88E3-+X

dd,5' F5

o7oq.o,rP.D5E

E€I

Page 180: Pedoman Pengerjaan beton

172 Pedonan Pengeqaan futo

Agar camPuran ini dapat diketatrui baik tidaknya maka sebaiknya perlu dilakukarpekerjaan percobaan yang diperiksa kelecakanny4 kekuatannya dan durabilitasnya.

Beberapa cara usulan dapat dilakukan untuk memeriksa apakah campuran beton incukup baik atau tidak. Bila terjadi 'over sanded' atau 'under sanded' maka sebaiknyrcampuran dirubatr dengan mengurangi atau menambah jumlah pasir yang dipakai, bihkelecakannya kurang maka ada 2 alternatif yaitu:

Alternatif I perlu ditambah airnya tetapi tentu hams diperiksa apakah kekuatannyamasih dapat memenuhi syarat. Kemudian alternatif II, digunakan 'adrnixture' yanEmempunyai sifat 'retarder' dan 'water reducer' yang sangat membantu kekuatan dan menun&waktu pengikatannya.

Bila kekuatan tekan dari hasil benda uji tidak memenuhi syarat pemeriksaan mut1beton untuk mendapatkan tegangan beton karakteristik, maka ada dua penyebab yangmengakibatkan tegangan karakteristiknya tidak tercapai.

Penyebab pertama adalah bila standar deviasinya tinggi maka perlu dilakukarpemeriksaan terhadap cara pengerjaan beton dan bahan material campuran beton. Devias:yang besar dapat diakibatkan oleh bervariasinya bahan-bahan yang dipakai atau ketidatseragaman pengerjaan, misalnya jumlah air yang dipakai bervariasi atau cara mencampurnyamengakibatkan variasi yang besar.

Penyebab kedua adalah bila target kekuatan kokoh tekannya kurang tinggi. Hal irudapat diatasi dengan merubah rancang campuran dengan merencanakan untuk mutu betoryang lebih tinggi, misalnya C20-S. Sebaiknya pada waktu membuat rancang campurar.dipersiapkan tiga macam mutu, lihat Tabel 6.3 dan kotak-kotak agregat dan pasir dipersiapkarjuga untuk dapat dimodifikasi sedemikian rupa hingga dapat memenuhi penakaran beberapimacam campuran ini.

7.2.5. RangkumanDengan menggunakan Tabel 6.2 dapat dicari perbandingan volume untuk setiap 40 kS

semen campuran beton untuk berbagai macam kombinasi dari diameter agregat maksimurntipe agregat halus, kelecakan dan kekuatan tertentu.

Perbandingan volume ini tetap dalam perbandingan I : 2 : 3, tetapi ukuran kotaknl,aditentukan berdasarkan volume yang digunakan, jadi satu kantong ('zak\) semen berbandingdua kotak pasir dan tiga kotak agregat sedangkan ukuran kotak pasir tidak sama denganukuran kotak agregat.

Perbandingan volume I : 2: 3 tetap dipertahankan agar kebiasaan di lapangan tidakdiubah, sebab merubah kebiasaan di lapangan membutuhkan pendidikan yurg Lma darberkesinambungan.

8. PENUAI\IGAN SPESI-BETON8.f Pendahuluan

Cara penuangan/pengecoran dan perawatan dari spesi beton sangat besar pengaruhnyaterhadap kualitas akhir beton di lapangan. Jika seorang teknisi beton telah memilih suarukomposisi campuran yang tepat dan bahan-bahan dasar dicampur secara akurat, maka padaprinsipnya telah merupakan suatu dasar kualitas beton yang baik.Selain dari ketepatan campuran, beton yang berkualitas baik masih berkaitan dengan duaaspek lain:

l). kualitas penerapan;2). kualitas perawatan-kemudian.

Pelaksanaan yang baik berkaitan dengan masalah yang telah dipikirkan lebih dahuluberupa penuangan dari elemen struktural Sebelum ini harus direncanakan suatu pengecorar

:

;(

a

(

Page 181: Pedoman Pengerjaan beton

IIBJ

nlx

enl

epr

nlB

e,(!

uPp

{ep

1Un

3rt

:.tIU

TBPI'S"1,1

.rE{r

iuel'lnu

,,wfl

3.UII

z,(u

:der

reI(Jetr

JOle

xll

oT

lxo

=1'Cv

z

,}

1' o:f9'3(,!,JD))A)g,cEof(ocda(og,:,o.

oq,ooco(o!,C=(oEooq)

q,C'oot,arr,

o-O)

=. q)(o6(oL)n

rPun

:-uel

r.(uu

{rqeiu:luu

! zo<mw z>->@C^)

+NCt)5(,1aoooo ooooo

CN

C-t

l)mzC)

z

oo2CN

(f

x{cDm

lclxlcInl>

l=t=l"x=C3

o:D

mo

i.:

:

:

.

.

.

:

rICN

C3't

:

:

:

,

:

:

:]:l.l

ovmo

dm

tD

mz-{Cx

:,

:

x

2lx?l':

:

-t

ma

Cx

z

l'

.

xoz:a,

I:

:l

@m

mz

x6)

l)Gm(D

II

al+I

r{ma,

fr>cD>x-o

9.aNozm

r")Tn

Page 182: Pedoman Pengerjaan beton

1Tl Peturnan Pengoqaan Beton

di mana akan memperhitungkan jumlah beton yang dicor, penempatan tenaga keda dan

alat-alat bantu Yang tersedia'

Di samping itu, bekisting harus diperiksa kemanfaatannya dan harus dibersihkan dari

sisa-sisa: kotoran, kawat-pengikat dan kayu-kayu. Kayu bekisting (acuan) harus disemprot

sampai basatr atau diminyaki dengan minyak-bekisting agar pembongkaran bekisting mudah

dikerjakan.

8.1.1 Kelanjutan sYarat-sYarat

Banyak syarat-syarat yang ditentukan untuk beton dapat dicantumkan dalam sebuah

bestek. Di sini, yang harus minimal dicantumkan adalah:

tingkat kekuatan;

tingkat lingkungan;kondisi konstruksi (beton pra-tekan, beton bertulang, beton tidak bertulang).

Jika mungkin ditambah dengan:

mutu beton;

zona konsistensi (nilai slumP);jenis semen;

bahan kimia tambahan (admixtures);

ukuran butir-butir;syarat-syarat untuk kesifatan yang khusus:

. beton dalam air

. beton kedap air

. beton (bersih) dan sebagainyaUntuk situasi yang khusus, sewaktu pelaksanaannya harus dapat diperhitungkanketentuan-ketentuannya.

8.2 Pengangkutan spesi betonPengangkutan dari pabrik beton ke lokasi bangunan dapat memakai truk-mikser dan

isinya bervariasi dari 4 m3 sampai 8 m3. Isi dari truk-mikser sering dituangkan sementara

dalam silo-beton. Akan tetapi bila mungkin lebih cenderung spesi beton langsung dicordalam bekisting.

Seandainya beton dicampur pada lokasi bangunan, maka angkutan ke lokasi bangunanditiadakan, hal demikian hanya akan membutuhkan pengakutan spesi beton di lokasibangunan sendiri.Spesi beton dapat diangkut ke lokasi bangunan dengan beberapa cara (Gambar 6.22):

dengan 'kubel' (Gambar 6.24) yang diisi dari silo-beton atau truk-mikser/aduk.dengan alat beroda seperti: kereta dorong, bak beroda, adukan berjalan. Bila jalanan-jalanan pengangkutan berkualitas jelek, kemungkinannya besar bahwa spesi betontidak tercampur ketika diangkut (ini tidak diinginkan). Jalanan pengangkutan yang

baik akan mengindari masalah tersebut.

dengan talang-cor miring; spesi beton mudah dan dapat dengan cepat dibawa ketempat cor. Dalam cara ini harus juga dihindari penyampuran spesi beton. Untukmenjamin kecukupan arus penuangan, talang-cor harus dipasang agak curam danspesi beton harus cukup plastis.

dengan pompa-beton ('concrete pump'); spesi beton dilewatkan melalui pipa-pipahantarnya dan selang-selang dengan bantuan pompa mekanis ke tempat yang dituju.

Sistem ini digunakan pada pengecoran beton skala besar dan membutuhkan persyaratankhusus terhadap komposisi spesi beton (Gambar 6.23).

#&

@j3

&ffi3

m.wffi

Page 183: Pedoman Pengerjaan beton

'Btra{aq Suepes uolaq-edurod gz.g rBquBC

'ualaq rsads uelnl8ue8uad ?BIB-1Bw Z6.9 rBquBC

UI

'n

B(

u{

{ra)

3u

UC

-ul

'l

ISIUB

JO(

BIT

uBl

r{Bpl

lord

IJSP

qen

9Ltwlq0tet

Page 184: Pedoman Pengerjaan beton

175 Pedotnan PengerJaan Eeton

8.3 PenuanganPengisian acuan dengan beton dinamakan "penuangan/pengecoran". Karena spesi beton

harus dikerjakan dalam waktu yang singkat, maka ini merupakan suatu pekerjaan yang

kritis. Ketika pengecoran harus dilakukan penjagaan yang cukup. Apabila pada penuangan

terjadi suatu kesalahan; maka tindakan biaya perbaikannya tinggi dan besar. Kemungkinan

bahwa nivo kualitas pekerjaan beton juga sangat mengecewakan. Bergantung pada

pengecoran elemen-elemen: dinding, kolom atau lantai struktural harus dijaga masalah-

masalah yang spesifik. Untuk dinding dan kolom ja.ak "tinggi-jatuh" dari spesi beton tidak

boleh jauh, agar mencegatr segregasi spesi beton (Gambar 6.24). Percampuran spesi ini

disebabkan karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke bawah lebih dahulu.

Selanjutnya kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen yang akan jatuh dalam

bekisting. Percampuran sebelumnya yang baik itu akan terpengaruh dan kualitas beton

buruk sekali.

pasir dan semen

agregat kasar

Gambar 6.24 Percampuran akibat jarak tinggi-jatuh yang besar'

Karena itu maksimal tinggi-jatuh bebas akan dibatasi sampai sekitar 1,5 meter. Untuk

tinggi-jatuh yang sangat tinggi harus digunakan talang-cor atau klep-cor pada bekisting

(Gambar 6.24). Tulangan pada lantai-lantai di mana pekerja-cor akan berjalan di atasnya

jangan dirancang terlalu kecil (lunak). Perhitungkan pula dengan pembebanan yang tinggi

akibat kendaran-angkutan pada dasar tanah.

Checklist berikut ini harus dilakukan sebelum penuangan:

apakah tulangan telah selesai;

apakah bekisting/acuan telah dibasahi dan/atau diberi minyak-bekisting;

kecukupan adanya perancah, tangga dan papan untuk dijalani;cukup personil;listriMampu bila dibutuhkan;

\ cukup adanya bahan-bahan;

apa ada bahan Persediaan;apakah ada jalanan masuk, rute pengangkutan;

adanya alat Pemadatan;apakah ada bahan perawatan-kemudian;

bagaimana ramalan cuaca.

Bila seluruh aspek-aspek ini telah beres, maka spesi beton dapat dituangkan dalam

bekisting. Jika spesi beton didatangkan dari pusat-(industri)-beton siap pakai, maka haru.

B

di

8.

b€

tic

be

yage

be

se,

ya(m

tur

Capupel

Page 185: Pedoman Pengerjaan beton

rl//',[i/t

sIuE

tuBIl

rttt,efut3up

trnlu

uole

ruslt'nlnt

FIIIBPI-r{BIt

sp?c

wuluetttueluole

'{nsnu-{nsnuew gz.g rBqu.rBc

llt i' tlIt

'{luq ny8aq {upp lecal 8uern1 Bue,( uotee rsads uelepeuade>futu 'llrel ueleun8rp Suer( uelnsnl e8eual BuerBX ':1uq 8ue,( lrsuq tudepuau refe ulnddnlnc sruBLl uu{Bcele{ uup tupud dnlnc 3ue,( uoleq-rseds ludeprp rur {nsnu-{nsnueu BrBJ'Suqsgeq {nta{-{nla8uotu nled ueluunSSueur uu8uep rup,{ {nqunueu ue18uepa5

'GZ'g toqwog) uolee rsads tuslep uu{nsnl-{nsnlrp tedep 'uu>1o[or nBlB ue{nsn1 3ueleq ueletueurp 8ue,( (uru 91 Jaltuerp e{ulesru)urul 8ue1uq nBlB nfe>1 Euotodas ue8uaq'{nqunuaur uup {nsnu-{nsnueur uruc ue8uap :n1e{ueEuq uu8uep uuleper.ue4 'u1nd Bpeq-Bpaqreq uup >p,(uuq nlr uoleq uelgpgtued epotayq

'leuqdo ureces 3ue1n1 tugrlalasuep 3ur1s11eq lnpns-lnpns qrun1as rleduaueu uB{B uolae lsads:e8u 'uelupBplp ue{u uoleqlsads Luulup (SurtsHaq lnpns{npns Ip uup uu8uulnl rulrxes rp delesral Brepn Sunqurale8edn:eq u,(ueserq) 8uoso4-Euuru luuJaq uelupetued '..u8{lepedlp,. srueq Joorp nreq Suefuolaq rseds 'ur(uuuare) 'uoleq selllgmt rEeq ue>il8nreur le8ues rur Buosol-Buena .uoteg

tuBIBp 8uoso1-8uunr >p,(uuq {nluequeu uu{e nlr BJBpn B{Bru 'ede-ede ue>1uFa1rp {epllu,(ulnfueles qlf 'BJBpn 1u{ueq ludep-ra1 lrlpues uolee rseds uernduuc ruelup p uEnf uolagtseds uep Eurpurp srBlu€ rp BI?ru 'Eups11aq tuulgp ue>13uunilp uolaq rsads ulrqedy

uBlBpBued ,.9'uurluqursl uurlBq ue8uap uullu>paq 8ue{ prsads uuur8ure:1

luref red €ur ruelsp uopsutuedlrcldnsrp nDIEA\ uup pEEuq

l(durnls IBIIU) Isuerslsuo{luoleq uqumle{ 'uoleg lsrsodurol

:uoleq rseds u,(ulp{ueq:ruuaEueu pryd dels uolaq lesnd ueEuep uelfueFed lenqlp

@tetuorEl L

L

Ltl

Page 186: Pedoman Pengerjaan beton

178 Pedoman Pengeriaan futon

Gambar 6.26

Menumbuk.Metode ini dapat digunakan bila spesi yang dipakai kental, misalkan pada lantai yang

tidak begitu tebal. Beton dapat dipadatkan dengan menumbuk untuk tebal lapisan setinggi-

tingginya 100 mm (Gambar 6.26).

Di samping metode tangan ini untuk pekerjaan beton skala besar biasanya digunakanpemadatan mekanis dan yang umum dipakai adalah jarum-penggetar (Gambar 6.27).

Gambar 6.27 Jarum penggetar.

Jarum penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan baja lancip yang menggetar

antara 3000 dan 12000 getaran per menit.

Di samping jarum-penggetar ini ada alat yang lain juga:

penggetar Permukaanpenggetar bekisting/acuan

meja-penggetarpenggetar 'terpedo'

balok-penggetar

Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting

dalam menentukan kekuatan beton dan ketahanan beton. Banyak sekali kegagalan beton

diakibatkan karena kurangnya pemadatan, dan terjadinya keropos-keropos pada beton, salah

satunya disebabkan kekurangan pemadatan. Dalam praktek, bahaya akibat kurang padat

lebih banyak terjadi dibanding dengan kelebihan pemadatannya.

Pada Gambar 6.28 dapat dilihat bahwa makin lecak betonnya semakin mudahpemadatannya. Makin rendah slumpnya makin sulit pemadatannya dan kalau pemadatannya

kurang makin tajam Penurunan kekuatannya.

Di negara seperti Indonesia hampir seluruh tahun penuangan beton dilakukan pada

cuaca panas, penurunan kelecakan dapat terjadi dalam jangka waktu pendek, oleh karena

itu keadaan slump yang rendah selalu merupakan masalah ltama.

Menumbuk.

p

tt

p

s

d

c

dp

Pri

ndyi

di

tr

dr

u(

h

trb(

re

mmSC

m

Page 187: Pedoman Pengerjaan beton

'uslBpetued uBBFeId uB{?uB$lBletuuruFp Eurtuad le8ues uulrprpued uep efra1ad ered uetuele8ued etes nluel :nunqr"p*BrBJes uslrulultp ludep uelupuued u,(u1epp dnlnc uesala8uad rur Brpur Bnpel uuleun88ueuue8uaq 'dn1nc qupns uqupetuad e{utu lpefrq ful IBr{ EIrq .uulsuol Bue,( rsuenle{ rudecuatuuep rSSuruetu uu{B e,(uerens unEI luqtuel uerpnual 'e1nd r{Bpuar urursuanlerJ uep qepuerrpuluau s,(uerens B{Bur uoleQ uurnduec urBIEp ue)plnseulp nllSeq Idelet

,r88urt rsu"nlrry"q8uue.(u 8uu,( BrPns uu)lrenla8uotu uelu uolaq renl Ip Bperaq 3ue,( reta88ued 1e1y .rela33uedlBlB IrBp IsueDle{ Bs{lratuetu {nlun uu>pun8rp uere8uapuad Brpur ueuunE8ua4

'(.3urpaa1q.) uequrepud leqH' rre e,(udn{nr l,qprB rBursreqrelnuJ UBIB uoleq uBBlnuuad uped lBr{lllp ledep e3n1.$7-g rDqwDg \olilil IIce{ Suer urBpnEunqrualaE-tunqurala8 rupesrp uelpntua{ reseq Euef Brepn Sunqualaa-aunqurala3 uuEuapIBInLUIp 'uoleQ usp Br?pn Sunqtuala8 e,(tuunla{ IBTIIIIp ledep uelepeurad sesord uelg6

'dn1nc qepns uelupuuedtIB)tBdB B$UJetuatu {nlun ue4eunSrp ueteqllsued srpul 'uulupeurad ,rr1Hr*"- ruBIBpSurtuad qepe8uus ueru8uapuad erput uep uBleqrlSued pJpul ueeun88u"6 .ur1n1upp tuu{uaupeurad dnlnc unteq nBlB qulal qe{Bde uesnlndal-ues$ndar uB{qBIfp tedep orldrrrqpBpB 3ue,( urpur-ecued ue>pun33uau uu8uaq 'uelepeued e,(u1epp aqnr- rnqqaEuau{nlun slgurd Ersr-Brer llelaqlp sruBrl rur ueefta>1ed ue>1n1uleu Suer( etlalad ere4

'ptuu1n 8uu{ rlulesurrr ueledruaur uelupuured e,(rrpprlnulu dnlnc rnln8uatu ue8uedpl Ip uuu1e,(ua1 ruelup Bueru:l ueryleqradlp lnrun Eurtuadqqte8ues 1a,(ord nlsns eped uu1n1e1rp 3ue,( uulepeued ufuaepif dn1n3 .e,{uuulu>p3ued

?punueu {$un JeprBleJ qnre8uad ue8uap rezlcrlseld redns nBlB Jezrcpseld ueleun3rpe.(ulreqas 'unrnuaul )tepp efuuulel uelen>la{ Idqat 'r33u1l de1at e.,(udunls ,rjru r"dy

'ue8uepecrelaE8uad nlBS B[pesJal srupq Istulunu reteEtuad g uerpunElp BIIg .ue8uepuc rela33uad enpBlpesrel sruBl{ Isulrurtu relaSEuad >pfuuq ueleuntrp upg'ue>flu1uq1p uero]a8ued ufu:peqasruBs lBtuluru qululnfteq Suuf uu8uupec retoE8ued lelB BpB {Bpll epg '1a,(ord derlas upedBlpasrel nleles sru?q uu8uupec retoSSuad 1e1y 'ufurelattued 1e1u epud up{esruel lpeFalSugas uup uu:nduas Suern{ nlules uelepeured e88urqas Jeseq leSues reta83ued 1e1e-upeduoleg uqmlslP Suef uuuBqsl B{eru '1e1t8uau rslnur uolae uep qepuer efudurnls ellg

'uer{q uqen{a{ uep uauras rrB rol{BJ uu8unqnll g7.g rBqEB11

l9cNll dn\nsHVON3U dnnrs

-_\

%OZ - %9 delesrelplEpn :uBt@sued eduel uEArEdq !p uoleq |BIE eO

gA - %J depoq erepn :ue6uedq p yeq 6r.e^ uqEp?ured

(%l -) qepu€r leouEs do)les.rq erepn :umrolEtoqE|I p uqDpeurod

dExecJel Bjepn 6unpuefueu IEp0 :qnued uqEpEtled

lr

q

u

E

xmxC-{z-{m

rz

6ZLuolq

,L

Page 188: Pedoman Pengerjaan beton

180 Pedoman Pengeq?an futon

Gambar 6.29 Proses pemadatan dengan jarum penggetar.

pekedaan menggetar memakan banyak waktu tenaga-kerja dan harus secara akurat.

Agar menghasilkan konstruksi beton yang baik, dibutuhkan kecanggihan tenaga kerja dan

pekerja harus diberi instruksi cara bekerja alat tersebut (Gambar 6.30)

tedalu lama pemampatan, air beradadi alas spesi-beton air _ semen

tedalu cepat psmampatan, udara masih

banyak di spesi-belon

E

(c

kr

yi

('slm

Gambar 6.30 Kesalahan pemadatan beton.

Beberapa pedoman umum Yaitu:

- pada tempat-tempat yang dekat jaraknya dilakukan dengan waktu getar yang pendek;

masukkan jarum-penggetar dalam arah vertikal dan dengan beratnya sendiri (angan

dipaksakan);bila tampak permukaan di sekitar jarum-penggetar mulai licin, tarik perlahan-lahan

sehingga lubang yang ditinggalkan jarum-penggetar akan menutup dengan

sendirinya;perhatikan letak kerja dari alat penggetar, jarak yang digetarkan harus sedemikian

agar tidak saling berlewatan.jangan sampai menggetarkan konstruksi tulangan;

hindarkan singgungan antara alat penggetar dan bekisting;

pengangkutan/memindahkan spesi beton dengan alat penggetar tidak diizinkan

(Gambar 6.31).

Pemampatan atau pemadatan pada siar-cor (tempat spesi beton di antara dua pengecoran

yang berbeda-beda) harus spesial diperhatikan. Jika beton pengecoran pertama sedang

mengeras, maka pemampatan bagi pengecoran kedua hingga menyatu tidak memungkinkan.

Sambungan ini pasti akan tampak dan berarti sambungan yang lemah dalam konstrtlksi.

$.r

dainiSa

Page 189: Pedoman Pengerjaan beton

'{req 8ue[ ueledureured8ur1sr>1aq rp seqaq Eueru ue8uap runsas rrlnq-rlnq uuJn{nSurlsqeq uep ue8uulnl Sueteq Eretuu uu8ueru uednlnca>1

qnpuar 3ue,( qntuf-l38u1t

:erures qu8acrp ledep Iul IHIre{ rel8ueg'lHlpas e,(uuauas uep rtsed JEpB{ euelu Ip leduel nlBS rp ll{lra{ uelndun8uad qelupe rurlvH'G€'9 nqwog) lptyilt totltuos lpel:at ledup 'le{ep nlelral 8ue,( 8urlsr1aq Burpurp Frepluref uep 'Surlsrxeq LuBlBp uu8uelnl uuledera{ nele r33up 3ue,{ qnlel-l33ull IrBp leqpl;

'

Il{lre{ relSueg Z.t.g

'1purpaa1q,) uBr{ErBpuad zg.g rBqruBc

w(ureueqes uogeq

anres e0e1eq 6uan1&,le{ sngq lsed uasrdq

JlB B/$BqP 6uer( UareS

r1e uesrdel

'{runq te8ues uoleq uue{nr.uad se1r1en1 ue>lpseq8ueuuB{u uBqB:epuad IrBp lBqHy 'sera8uaur rsads ueledace>1 usp JrB e.(u1u,(ueq ,Jrlnq ueunsnsuup Sunlue8ral uur{Brspued e,(urpef-rel lr{rpas nele 1e.(uua .e€-g nqwog) (.Burpaa1q.)uDtlDrDpttad ue4vutBulp lul JIB ue{Ieuad uep uedepuaEuad 'uolaq ueelnrrrrodal lruu rre nlre,(e,{u1eqr>1e uup uu:ndtuec tuelep ue8uF 3ur1ed 8ue,( uer.leq ueledn:au rry .(teraq) rese>1uuquq qalo {Bsep:a1 e,(ueserq (ue3ur:) snleq 3ue{ uuquq-uBqeg .(quqas nles qeles uep)uoleq tsads e,(urndurecrel {Bpll ludep:a1 uBIB ssurluuues uoleg rsads uefluenuad epe4

(,8ugpaa1g.) uequ.rupuad I.r.g

'uo?aq rsads ue.rela88ua6 lg.g rBqurBC

'Ir

'uI

tuuB.

UB

UB

uej

l{e

ue'lB,

uopg ttol

L

reladuad qBrB ""--->

.r- rel€Duod qeJe,

]8r

Page 190: Pedoman Pengerjaan beton

B182 Pedoman Pengeqaan Beton

l; Lit.t. :::.:;t$

Sr

atk:

trtrke

p€

ral

dilbe

$Y.\

9,

dar

yaidirFu

i

ade

kardiir

Gambar 6.33 Sangkar kerikil.

8.5 PenyelesaianBagian yang tidak tertutup dari beton umumnya dilihat segi estetika atau sebagai

permukaan yang digunakan, perlu diberi lapisan penyelesaian. Di sini banyak metode-

metode yang dapat digunakan. Penyelesaian untuk bagian atas bekisting balok dapat dan

mudah diselesaikan dengan memakai alat penggosok licin (Gambar 6.34\.

<eGambar 6.34 AIat penggosok licin.

beri

Page 191: Pedoman Pengerjaan beton

(punoduoc 3uunc, uu8uep uoreq ueernrrrJad lordure,{ueu^ri(.3ur11upds.)

uolaq uue>1ntu:ad uped snJeuau-sruol JIB ueBuep r{rJtatuetg4o:dureXuatul(.ru1up 8ue,( :n11ru1s uur8eq) rln ur:Euap r8uuua88uau

lqeseq-ruo8 ue8uap rdnlnuauIrlog 1r1se1d-reqtual ue8uep rdnlnuau

lSurtsrlaq tuulep ue{rerqrp:ln{lreq

re8eqes rudecrp ledup 'uu8uunuad qelalos srs:ed (rru) rrec-1ez ue8uullqe)t ueln33uuue4

'uE{Blar lEql{B uo?aq uB{Bsruax gg.g rEquBc

leJelraq ue6ue;n1 ueur>16untla>1

lesnted u?qBq-ueqeq

'rurBurrp)tBpll Iu! IBq uup ue8uelnl lBdecuetu {nsgru ludep 1esruad ueqeq-ugtlBq lul uulstor BuerBI'u8n1 'tSt'g nquog) 8ue-rn1:aq te8ues uoleq uuelnurrad sqrlenl rur ue{Blar teqrxg qBIspBe,(eqeqraq qlqel 3ue,( Idelat '({ele[ 8ue,( 1uduu1) ue>lur8urrp {upll u.(utunun unrlnrrg

'uo1aq epeduB{eloJ nelu lu8uar-le8uar ue{leqlIe8uatu 8ue,{ uoloq ruBlep :nleradural uuupaq:ad

iuureued lrut{ uoleq uese:a8uad epud uolaq IlEp Jre uudun8ued uu1e,(uuqa1ilumu tuef-uref uoleq uesu:a8uad e1l1e4 1e,(uuq 3ue,( JrcJ-tez ue8uelrqa>1

:uu{repurq8uatu qBIepB uerpnue{-uele/r\Bred lrnp :aupd rs8ung'..uBrpnrua{-uelul\eJad.. Sur8ered tuelep runlBue.lrp

uE{B lBtulldo 8ue,( uuse:a8uad tsenils ledupuaur ru8e 'ue8uunuad qeleles IIquBIp BusfuDlBpuIl-uB{BpuIJ 'e8nf uulerne:ad n1:ad sere8uau BIrlaI rdelal '{leq 8ue{ uoleq pgp r?sgpueledruau uB{E IuI':uueq uuEuep ueldereilp sule rp seqeqrp 8uu,( ueeftalad qrunles BI1B

(swgx-I\wrvrl-t) twranrugx-Ail/&v/ttvugd . 6

'(.le4uqued) rde uurnquas uenluuq uu8uap ufuueu4nur:ad urul 8uu,( IBq {ruun .lgrseds uolae

UBB{nuued ledepuatu re8u (Zf 't rDquDg 'l qDg rutilD.raeprBqcnoq. nlud ue8uap ue1efte4rpuoleq 1eq ude-raqeq Bpud '(.uo1aq uassema8.) lndeles uoleq nele (.uolaquooqcs,) rduruolaq 'rn11nr1sraq uolaq :ue1eun38uaur ue8uap uurusela.(uad uesrdul {nlun urEI BJSJ

'lerseds Sunpuqad-reluu[ uqusn8uadqelo uB)lBuu$Pllp ufuurnun Sunpurlod-Iuluul uelenqrued 'sure{ Euef BJI$le uBsnBaI-uesrdel {nluequatu u;(udns lelreluul ueryBqeueur uuEuep Inlueqrp ledep lurseds Bunpuqad-IBluu-I 'ueresele{uad uesrdel lraqlp )tepll eEnf Surras 1eq edereqeq ruBIBq .lersads Eunpurled-IBluBI uesrdul edn-raq Eue{ uelpnue{-uuresalefuad uaqrp rBluEI uuulntu-rad eped u,(ue1o1epy '(uuleJel us{Bruuurp) uB{BlBJIp uuulnuued larelau EruJes uurpntue .lqaur udrd nulesrunl n,(u4 udruaq ledup rut'nluouat uep8ulla1 uped uoqBlallp:elueqEued n{e1 Euolodeg'(.ua[uJe.) tarelaur ureJas uE{uIcIIIp ledep pluul r$lrulsuol sqp qeleqas uurEeq BpBd

uBl

-oI

lefr

i

lrct uopg i

I

il

llL

88r

Page 192: Pedoman Pengerjaan beton

184 Pedoman Pengeqaan Beton

Supaya dapat menghindari penguapan air pada hari pertama setelah penuangan, tindakan

yang di atas harus dilangsungkan sesempurna mungkin.

9.1 Produksi beton pada cuaca panas

Masalah yang diakibatkan oleh keadaan geografis Indonesia yang terletak di daerah

tropis yang *.*punyai kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan agregat mengalami

penga*h iuu.u (,weathering') sampai kedalaman yang cukup dalam pada suatu lubang

gatiirVOeposit batu-batuan ('quarry'). Dari segi geologi, batu-batuan di Indonesia termasuk

berusia muda dan terdiri dari batu-batuan andesitic dan basaltic.

Dari kedua hal tersebut mengakibatkan batu-batuan kita tidak cukup keras dan berpori-

pori (poreus) dan berbentuk pipih dan memanjang bila dipecah. Temperatur yang tinggi,

batu-batuan yang pipih dan memanjang, batu-batuan yang poreus akan mengakibatkan

penggunaan air dan semen yang lebih banyak dan mengakibatkan bahaya segregasi dan

pendarahan yang lebih besar. Admixture (bahan tarnbahan untuk beton) yang berguna untuk

mengurangi pendarahan dan segregasi, menambah kelecakan dan pengurangan air dan juga

menunda waktu pengikatan sangatlah penting artinya dalam produksi beton di Indonesia.

Temperatur yang tinggi sangat mempengaruhi beton dalam keadaan cair ('fresh') dan

padat ('hardened').

6 kadar air, [b Per cu Yd (kg Per m])

140

r00

Gy2pz

9.',

ya,

dul

hal

ser'ad

ten6.4nlat

cd)',i 6

.!oo-

,E.(6c)(Uo.o'a o.

C

di:EO!c-5 -(!o6,r!CC6d(E-(U

-O-la

Od!od.

40 60 80 100 120

TEMPERATUR BETON.F

Gambar 6.36 Pengaruh temperaturbeton pada slump dan kebutuhan airuntuk mempertahankan slump.Kadar semen 307 kg/m3Llkuran agregat maksimal 38 mmKadar udara 4,5 7o & 0,5 Vo

/ I I I I

- Slump : 3 inci ( 76,2 mm )

Ukuran pEg maks. 1-] in.( 38,1 mm )

I

30 40 50 60 70 80 90 100 110

(0) (4) (10)(16)(21)(27) (32) (sB)(44TEMPEBATUR BETON'F ("C)

Gambar 6.37 Kebutuhan air untuksuatu campuran beton meningkatdengan meningkatnya temperatur.

310(184)

5

300(178)

4

290(172)

3 c

oE (166)

o=

270(161)

1

260( 154 )

0

Kerugian-kerugian yang dapat diakibatkannya adalah;

Harus digunakannya lebih banyak air untuk mendapatkan slump yang sama (lihatGambar 6.36 dan 6.37),Kehilangan slump dalam waktu yang cepat,

Waktu pengikatan yang lebih cepat, sehingga pengerjaan dan 'finishing' lebih sulit"juga bahaya terjadinya 'cold joint' harus diperkirakan,Lebih sulit untuk dipadatkan,Kekuatan yang lebih rendah (lihat Gambar 5.38 dan 6.39),Lebih peka terhadap bahaya pendarahan ('bieeding'),Penyusutan mula-mula ('early shringkage') cukup besar,

Bahaya 'plastic cracking' bertambah besar,

darpen

pen

bah

denpenmer

rese

dibe

Page 193: Pedoman Pengerjaan beton

urIr,

i:

'sBuud upllnluur.uaru ludep Bue,( qrlnd tec lJoqlp nBlB quuBl ruelep rp e,(uuedur,(uaun ue8uap ur8urp detat e,(udns u3efrp sruuq JBoAJasar nvre ,uteluo{ ruEJBp lp tle 'ue4eun1rp nl,Jas sruBq r{rsreq rr' u,ruDJ8unurau ellg:r!v

rudep tu'a:'e eped r.0 r :nleradua,,*i,.J:ftilff Hiffilll.,ijffi' LXi:l,,il',: snuru nlBns ru8uqe5 'uolaq uu:nduucuad n11um upud te3er3u uep uuqequalal teferep uultluq:edrp n1:ed lur lur{ ru,l'c 'rrupurqrp ludep .sso1 dun1s. durnls ueSuelrqal e{eqeq eSSurqas r8uurnlrp tedup rn.rod auoi ,onleq_nreq qalo ue{tuqllelp Buu,( :re uedera,(uad elnd uup ledec le8ues 8ue.,( rre uedun8ued'leqr)le urflurp rpefuau te3e:Be uuulnuued qBqes JIt>leJa teSues rte ue8uep (.3ur113uuds.) uer,rerr,tua4 'Buns8uel rrurl,luru J'urs Fep Sunpurl-lat 3uu'( ludual Ip u')plelelrp nr'Ias srueq lu8a:Bu qottul u,S,Iu-uesure rnrun

rnle:eduar rrep Bururqrp ludep rrBr uc'per{ *r;i,X1,Hiff.[jll',lll':;H:[riffi; JBqUBD eped tuu:3erp uenlueq ue8uac 'rIsJ u'ep'ar ruBIEp u"rrq u'p rrq,r, rnleradual depeqJe1 rBsaq le8ues 8ue,( qrue8uad re,(unduaur le8er8e'lrup rnleradtua 7 :p2at1y'8ueq:al-nqe nele uep .aJnlxlurpu. uu4uunSSuau ue8uop tunturupu lunqlp sruuq uaues quJunf .rsutcqrp uoteQ itul r.uBIBp uouas qupunf BIrq uBSBIu:aq reSues qur'pu u,(u.rusup EpBd .u'purqrp sruE.r eSnf (eururg 00se) snr'q nlBIJal 8uu,( uauas uu8ur1r33ua4 .(.uor1e:auaB

rnrq.; ,,trrnroa uo,lnrurq*ad u8nI ntlBaB

ualues uup rseJp,(q :e8eyca repel Bunpue8ueu

'lsul'qrp sruEq uaruos iuelep rp vcJ q,Iunf ;t*:'ffi?jl Ti:: 8uc( uetuos ueeun88uad ue4rleqrrJ,p -ni:a+

rr'Bun5' :uauasueqe8acued .I.I.6

e{ulel'uruau ueauap "*il'"'J"t"; 8U ue)t^q ue?Bn{a{ 1de1a1 ,rnleradural

efulelSuruatu ue8uap lel8uruaur IJBI{ I rnrun eped ueqal uqn{ay 6g.9 rBqurBC

J" NVVUVHT-.t3t^l3d unIVU3dy{3r

.uolaq Jnr,un ureceuuaq epeduolaq uelal ue?Bn{a{ eped FEurl Eue.rt:n1e:adura? qrue8uad gt.g rEqurBC

( ruvu wtnvo ) s:t norvtr vovd unnn068eLt,t

I

luaclad g', = lualuoc JlVurl, 9/ ol gZ) q e ol I = durnls

9r'0=o0elC/M:elep tt!

,'l{

-""V,.ilM--.1-;i 7i,eqry

,laqliL lo

,-i"zJ lcr lsrll rol palecrpur arnlaJa(\ v paJnc - lslou, puB lsoc suauJla

:6r

!ualedg!rnc

xmxC+7_

{mxzo-A'_

A)

3og

x* 6'sC{z I'eI-{mx2mzo0r-

P g,LZ5

'oO)

- g're

0t

001

0zL

0tt 09 0, 0e 0z or

)4

Irl

uuopg I

L

rlii

'Suernlraq usulnuuad uped rydur4 uetue8erasay'(.r(tlgqurnp.) uoleq uuuuqule{ luyrs u,(uEuBrn{Jag

'unleperp nlrad Euupel-Bugpnl uolaq lBrreleu ueurturpuef,'uulnlradrp leSues uu1ell8uad lees uped uolaq uuurerlrletued

00r 08 09 ot

a//

na.f lreq t

--v' uoloq Jnuin-g

uei{ 8a

981

t'Ln

Page 194: Pedoman Pengerjaan beton

186 Pedoman Pengey'aan Beton

Gambar 6.40 Temperatur material.Diagtam untuk menghitung temperatur beton dalam keadaan cair dari temperatur-temperatur agregat, semen dan air menurut jumlah kadar semen 2OO,25O dan BS0kdm' beton. Temperatur dari beton dalam keadaan cair dapat dicari denganmenjumlahkan temperatur pada sumbu ordinat untuk setiap bahan material-Contoh: P.C = 350. furegat 27'C, semen 60'C air 25,C. Temperatur beton dalam

keadaan cair + 17,0 + 6,8 + 6,4 = 30,2o C.

Sebagai suatu rumus pendekatan dapat dikatakan bila temperatur air berkurang 10eC,maka penurunan temperatur pada beton cair mencapai 2 - 3"C. Kadang-kadang pemberianes pada air cukup efektif. Dalam hal ini jumlah air yang digantikan oleh es diperbolehkansampai 50 Vo

'Admixtures' (bahan tambahan):l) Super plasticizers, bahan tambahan ini mengurangi jumlah air yang dipakai cukup

besar. Bila keuntungan dalam pengurangan air ini tidak digunakan atau sebagiansaja digunakan, maka dapat dihasilkan beton cair yang sangat 'workable (flowingconcrete)'. Beton macam ini disebut 'selfbeve!ing' cian hanya rnembutuhkan 5OVotenaga untuk memadatkan. 'Flowing concrete' mempunyai sifat kohesif yang baikdan tidak menunjukkan sifat-sifat segregasi. Kemampuan dalam mempertahankanslumpnya juga baik tergantung pada tipe'semen yang dipakai. Super plasticizers

d,

hr

pS(

m

di

f(6

o)o.Eo

se

kr

W.

be

ITI,

ya

ter

pe

Pe

ber

Bil'plunl

200P(U

250 E',tr,300 (U

350

250

300 L250 '6

200

Page 195: Pedoman Pengerjaan beton

t$ir'*'

e,(p eduel .punoduoc 3uun3. : 1 adrl:lnlrreq ru8eqas uultsulursul{lp ledcp .punodtuoc Buun3. .nL_6OE

JIAIJSV ueBuep rBnses ,punoduoJ 3ur:n3. ueBuap uru:1nu:ed uulo:duaXuad

'4r1se1d uu8uep uotoQ ueelnuued dnlnuau'uolaq uBu{rl!"uJed epud :ru ueSuap ,3ur113ur:ds. uutuurr,(uad

|trqeual pq fiue1n??uvueu {ntunA94n49l!p lvdup w tgfivq lp Nqaslq lvq vdvraq;.fl'fiav\frfluutip nuad ,aflv4uuqs cusvtd,

leqqu {e1ar u,(uquq uuqu8acuad 'tuu[.tu73>1 1 u8ruq uu{epueu uuden8uad tefu:ap ultgsBlB rp qu13ue1 t qelrln{l rur 4gur8 ueleunSSuau Inlun 'BoBnJ uuupual uef,er.u-rueJetll.taq

leql{E uedun8uad u,(u.rusaq rruJueu {nlun uuluunSlp Ir'9 ruqtuug epud tut {uBrD'uel1ut1?I rue1up ueden8uad uuludacel uBuBI qeleqas rp Ereg 'V

'ur8ue ueledacal ue8uap uu8uolofuaq uSSurqes qu/r\uq e1 uu:18uoto4 't'uo1aq .rnleradual Sunq8ual ue8uap uu13u<ltod 'ueue1 a{ JasaC 'Z

'erepn ueqBquele{3un13ua1 Suoloueu sEtB aI uelSunqnqrp uBrpnual 'erepn rnleradual uelnlual 'l

'.(l79 nqutog) lger8 ueeunSSua4

'rseluJprr{ sasord uped uenSSue8 uup JrE uuden8uadr:ep r8unpulllp,r{ulsruuq uotaq r83url 8uu,( ur8uu ueludacal nBlE uup r33ur1 8uu,(rnteradurelluqplv 'Bcenc uuqeqnrad leqrle .rrur ueupoa{ tuulep uoleq uue{nuued eped 8ue1rq 3uu,(rre u,(u1e,(ueq edu:aq rJuorp ludup 'LV'g JEqrueD uped tuer8ulp € lreq:.uDoroqtpuad

Buepas er,pn rnluradtuar Eu'ru Ip IrBr{ Buurs upud rpuf:ar su:aaue-':r1npI"*#:T:i;IJep IseleJprq seuud 'uuq r8ud rp uu{nlulrp uolaq uuroce8uad nllg 'uer{ alosTSuurs nl{B/(tp ueroce8uad ueln4uleur r33u1t tu8ues :ntu:adtuel egq uelSunlun8uau le8ues qBIBpV

'ure1 ledtuel IJBp llequau nele ema,(uau Inlun nlIB^\ epu lupll uBIBSTaIBpB BIIq quqes 'ue>ldetstp srueq uu8uupuc .Jolu:qrA. urp SuupeJ nlnS 'ur>13unur euJnduasasuBln{ellp snreq uereleSSuad uup uuluputuad 'e,(uledeces ue>lledurolrp sruur4 uolag

'urEI Brue^r ue8uap luJlp 8ue,( raxru ue8uep uelSurpueqrp

Co9'I tlupuer qlqel e,(u.rnleradual qrlnd lucrp 8ue,( raxrtrN 'qllnd EuB/r\roq IBJ uaqtuel'uuu8uap Suns8uul lrequterr ruurs rrep r8unpurpp tedep uolaq lnlSue8uad 1e1e-1e1y

'ur>18unur runulrunuas u8efrp srueq uedenSued (.aur1 Sulttas

1urlrur.) Is/y\B uBlslr8uad asBJ Er.uules undneur uelepetuad uep ueleduauad 'ue1n18uu8uadBrrrBIaS 'ur>18unur ludaces lBnq!p snruq uotaQ uuuf:a8ua4 'lEJ qlqal lunqlp sruBq

JrBJ uolaq pep tsualsrsuo{ r33urt 8ue,( .rnlu:adual Bpud 'J.0[ qe^\Bq rp rnle:edural ue8uap

uolaq lenqtrratu uB{Br{ESnrp sn.req u,{ep ele8as uu8uaq :(,3ttrco14) uo1aq uo7oduauaT

'rnluradural uequqrued uup uuuf-re>1ad lerurpef 'ue8uedel rse{oluBBpBe{ uped Sunlue8rat u8nf lul IBq uep (.a8esop.) uerp{Bl ue8uap uulrensasrp

ludup Surprular nl{BA\ e18uuf qrue8ua4 'JrBr ueepea{ ruelup uoleq eped razrcrlsuldru8eqes rs8ungraq e8nf rur uequq 'raprelar ru8eqas rs8unyaq ureles .Jeprele1. (g

'Suurmlraq e8nf rur UBI{Bq

uu4uunE8uaur 8uu{ uoleq eped ry18usr uup lnsns 'BtuBI qlqel 8ue{ nUu,tl e18uef

{nlun Epunup lsulurplr{ seuud uB{nluequed'rru qultunf ue8uern8uad uup sraztcnseld

uuEuap uuetuesJeq Surprular leJls uB{lJequeu rur uuquq'.lue8u Eurprelar r(1pr1se14. Q'€-I I/{d tuauB{rs luades srezrouseld radns AI e{ rseraua8 ruledrp ledep

uruul rllqel Eue,( 3uolleprulaJ. uep .ssol durnls. uBluutleuadureu {$un 'rt8up 3ue,(

rnluradtual eped uep Eruul qlqat nUB^i {nlun uotaq IrBp uu{BJale{ ue{lelSuruout

u

ua.

L8L

Page 196: Pedoman Pengerjaan beton

l-

188 Pedoman Pengeqaan Eeton

'u 60 B(

Temperatur udara'F ( oC )

Gambar 6.41 Pengaruh temperatur beton dan udara, kelembaban relatip, kecepatan angin dankecepatan evaporasi dari permukaan beton.

(

(

)

tk

I

L!

o)o-or 0,4C(Uo.(gf,C,)coo- a,2(u'6'roo

yialD,

mke

1t

Da

kar

Pel

Bal

Tipe I-D :

Tipe I[ :

'curing compound' dengan 'fugitive dye' (warna akan hilang selangbeberapa minggu)'Curing compound' dengan zat pewarna putih.

Sebagai contoh, produksi Sika yang disebut 'Antisol Red' tenriasuk pacla tipe I-D,'Antisol rvhitc' tcrtrt:.tsuk tipe II. Antisol E juga termasuk tipc I ('pop pigrnentetl curingcompound'). Antisol E terdiri dari parafin sebagai selaput lilin yang dicampur denganlarutan air.

'Curing compound' ini pada dasarnya sangat berguna untuk konstruksi beton di daerahyang tinggi temperaturnya, karena berfungsi sebagai pemantul panas karena lapisannya

ru

+_l,"y

*ffi

Page 197: Pedoman Pengerjaan beton

:I.UUSE-I,UBSU

: uoraq r* XrtlttrllX, *u",uulcleJ ucp uulcntuadlruEIaI'U uer_uas_uuueq

:uIcJEtU Enp epe tmerur{ ue{BsruAd 'qu8ecrp tedep e,(usnsnql ,yrsa"r8e Bue,( ueqeq liele ,^n,*o qn-le8uad uuaJe{ {usru 8ue,( uoleQ rnllnrls e,(udns n;.ugr1 iiq, frrqnq8uaru l.1qn,nq,p Buuas f ul IBq urBIB(J 'uolaq rusup uur.luq_uequq ueq,lnlrrd ,*;;i uu{qeqasrp ulnd ,oaop r^rerturl ue{esruad

LlfVmInI frnr:rySnEgd .Of

'r33url :nleradual re'(unduau 3uu,( qere'p-upud uelu[.ra1rp undrlseu uB{BceJa{ uep uBuEquta{ 'uBlunre{ le:uds-lu'tu'(s rqnuauaur aue,( uolag lenqtlJaul {ntun ll{esntu {eprl .rEIupB uu4nlradrp 8ue,{ ue:n:1n3uad-rnrnlnSuod uup r*q arrr urrurrurrad ueSueq 'r88urt rnle:adural u'{ll'tlJadurau ndrnt uolaQ unrnnq.urd uueueslelad ueuu8ueuad t'qr{B 'sera8uatu qupns Buu,( uoleQ un<Inuunln, u*rq uped rpef.rat tudup r4rrqradrp lr1ns Buuz( u'r'rul'Sa{-ueqer,sar e,(ueserq uup snpas uu.{Blese{-ueq'lesar ucdep ,p u,rulu*p luadas

3 u u { r fn up u eq :u,

e n q u e. rriil:H:;i' ffil . rii:1i1i:"iT;' [xf 'ilT; rnlun zped uolaq uelenlal .r88ult anrlnrlut,(interadurri npra u.reqrladrp rapurFs rln Bpuaq ellg 'lr,t{Ble., reuls Hep Sunputlral repll rapurrrs rtn epuaq u,{r,rquetu ue8ueg 'ludeprp uoteq Holuoc nilBaq url8unu'nrrarrir rrpulll, lsel usp lSot .rre .dun1s r{BIlBngiue4rleq:odrp n1:ad tur r{E^\uq rp uu{Epurt ederaqag

IISeq luql{e ueufte>1ad uuupunuad-uuupunuad r:upurqaueu urp uonnffiilJJ:il:1il]:l uupurqSueu ledup rluq_rleq uep luurrac ue8uap uelsela8ua4 .rpeftat ledr:p qupuer Bue,( lsel IIsuq ur,.u reuaq ue3uap u'rnrBIIp rupll ,otaq-rep^uils lsel s11t.e,(utunul luqrd Fup uBriBIESe)i-uBr{BIe_sa{ Buare{ ruerrH au1q,ro1 uullpel-,p jr;;rr_suo[na ,or.q {oseuad uep Jol{Brluo{ ured 't88utl rnle:adtuat eped uolaq'u'rorrarra npia isr,1rri, urp ttosotrohua4

'tu'ar'e .,'Iep rre r'pe{ e,(ursepuruaq q'l,Sutu u,{r'qqesuau uBIu nurlrro{ BJBras rqpsgqrp lepll tu8ar8e uulndunl urig .unio]a_r{uad nrnr.unaurp nurluol BreJas u,(urqesuqueu qulupe te8a.r8e ,qrroq*r* Intun {tgqrel Buu,( EreJu,(u8uu:n>1:aq ru,raq rre e{uauer"r,r;i:lT}:ltjr,il:frtriffi:#Jr}rfi,Xlt;fi*ffi:i 8uu[ rIB uBrqnlnquou {Bpll ur8urf qlqal Buu,( uora8 .e,(uuuur8urpuad

qrue3uad l'qr{B ez(uuoleq Fep nrnu u'{r,I8;iuaru uBrB eanire8a:s, ;;d;ffi;q .tuuau:as qlqal Bue,( JIU JBps{ te'(unduratu uBrB JnleJel BJeces rqessqrp 'aunr

rnarran unana*nr nruns .u[uuru1 uulndunl a>1 uelndtunl nlBS IrBp ls?lre^roq uBrB Bupal ru8ar8e uulndurnl .uEJBp rre qulunf eSSurqas 'uefnq lPelret n1,q ni-,n rep,{ tue8e:as uele u,(ueq Buuaq lu'ar'e uulndun;uulu,uu'uresBuerir:#;,,lli',til.,-,r1#;f.,JJ:f

ix3Hi[#'*_';,:f li:n,+ 'n'Bue'rar upr' e(uuoleq sq*rur e'Buiqes *ra ili,,, rssnqnulraq un,[B uoreq IrBp uqBDIe)t uup drunls B/hq,q lD[Bl B{erah[ 'rs?rr,Naq unln uolrq ur'I?p upu 3uu,( rrB u,rl,qrxuEuaur u,,ls JIB ue8uap JB'B{ lu8ar8e ue>lur8urpuaru uu8uep u/rlq,q err8uau, Bue:o >leduug

qrqer Buer,{ s rosrruv ueluunarp ururyuqes .rEaulr rnluredua, prunJ,lll;T*ITrjj"}i; .punoduroc Buunc. {nlurl 'rnqnq-rre{ u,q,u"a ,narq;;il;n ,r'fu rro tr,nd Bru,^rreq

68tuopg

uo)

Page 198: Pedoman Pengerjaan beton

190 Pedoman Pengeqaan Eeton

Asam anorganis Asam organisasam bromat asam cukaasam karbonat qsam semut ('mierenzuur')

asam hidrokhlorat asam humus

asam khromat asam laktatfluor hidroksida fenol

hidrogen sulfida asam samak ('tannic acid)kalium nitrit (sendawa) asam butanoat

asam fosfor asam amoniak ('urinezuur')asam sulfat mikro-organisme

Basa: (NaOH, KOH, IJreum, Aminen)Garam-garamKhlorida (Ca, Na, NHo, Mg)Nitrat dan nitrit (Na, NHo, K)Sulfida (Fe)

Acetat (Na)Garam-pencair'Esters', lemaMilin, sabunAlkoholLarutan gulaMinyak tumbuh-tumbuhan dan binatangBakteri, alga, lumut laut, binatang berkerang, mikro-organisme.

Disebabkan beton dapat dirusak oleh garam-garam maka pemakaian beton dalam air-laut meminta perhatian yang penting. Pula, pemakaian beton pada lingkungan bergaram danpada tanah yang lembab dapat membuat masalah. Kedua hal ini mendapat perhatian yangkritis untuk struktur yang terletak pada zona-lewatan disekitar muka air.Untuk membuat beton kedap perusakan kimiawi ada beberapa kemungkinan.

pemilihan beton yang tepatfaktor air-semen rendahpemberian koatingpemampatan yang baik

11. BUTIR-BUTIR PERI{ATIANUmum

BestekPencantuman syarat-syarat pekerjaan betonPencantuman syarat-syarat komposisi spesi beton

Pelaksanaan

Rencana kerjaRencana pengecoran : data pengecoran;

jumlah beton mr;waktu pengecoran dl. rn3/jam;

alat-alat pengangkut

banyaknya personil/waktu istirahat

Startkontrol bekisting (Bab 4)pemberian minyak bekisting

Page 199: Pedoman Pengerjaan beton

l'--til

':r>1:ud ledualaJAnuutu 3ueru

nulSuef:a1 -Suepec n{ns uuerpasrad

luualeI'IIuoloq rsads ue1n48ue8ua4

suBrqv ln3rua{ uu{utpesrp

.laqn{, ue8urlrB ue{erpesrpqltnd luorp nelu tueueltp n1:ad BIrq .Dluel-rluel tuelup JrB

snsnq{ sele sele rp Suupn8 {,uBlep llllra{snsnrpl sule sBtB rp Suupn8 tuulep rrsed

quuul laduaueur {epll uup Suge{ uauasuelo:luo8ued uep uees{ueuad

u B I p nu a{ - U e1e rr,r er ed

BCBNS

drunls relru(sarnlxrupe) ueqeqruel uer.{Bq

ueruas-rre Jol{eJ uu1edale1

uatues sruafuulen{e{ ueEueqtualred

uuBuBs{eled eped ueufra1adue8uenuad epolau

(uelnpe-ursau) ros{nuuernduec teSa:8e lrep {nluoq uup sruaf

uu8uelnl ueledure>1

(tuo1o1 nBlB loleq're1uu1) rnquls ruecetu8ur1sr1aq {nlueq

uolaq rsadg

Ucenc uBIBTuBJ

uBrpnue{-uBlB/r\BJed rnleEuauJIB

rlp1u uu1usa1afued >1n1un [BIJalBur-lBIrelBuruenfnlasrad uep uuurfrEued

{IJISIpuosrad uedn4ncal

Eults gaq uu{r.lrsrequau(S qsO uEEuBInl lorluo{

t6tuopguQ

Page 200: Pedoman Pengerjaan beton

Perawatan danPerhaikan tlariStruktur Beton

Sr

a

dk

I. PENDAIIT'LUAN

Satu sifat penting dari struktur beton bertulang adalah keawetan; yakni kemampuanuntuk menahan bekerjanya pengaruh kimia, fisika, mekanis dan bakteri.Beberapa contoh dari pengaruh itu adalah:

erosi (pengaruh dari cuaca dan angin, air yang mengalir dan lain-lain),temperatur yang tinggi (kebakaran),temperatur yang rendah (sel-sel membeku),tabrakan atau lain kerusakan,alga,pengaruh bekerjanya bahan agresif seperti sulfat dan chlorida.

Sejak beberapa tahun yang lalu telah menjadi kesadaran yang umum bahwa keawetantidak dengan sendirinya merupakan sifat dari beton. Keawetan dari beton hanya akan didapatjika baik pada fase perencanaan, maupun pada fase pelaksanaan dan pemakaian kepadanyadiberikan perhatian yang cukup. Fase perencanaan rnerupakan fase terpenting dari ketigafase yang telah disebut. Oleh karenanya, pada fase perencanaan ini tidak hanya diperhitungkankekuatan dan kekakuan struktur, tetapi juga diperhatikan keawetannya.

Contoh-contoh dari kerusakan-kerusakan yang muncul sebagai akibat dari kesalahan padaperencanaan adalah:

ketidakcukupan gambaran tentang pembagian gaya atau pengabaian beberapapengaruh tertentu (misalnya: temperatur), akan membawa peretakan yang tidakdiinginkan,

ketidaktelitian detail, misalnya; terlalu "rapatnya" tulangan akan mengakibatkanlubang-lubang, sangkar kerikil atau beton porous,kesalahan hitungan,penyelimutan pada baja tulangan untuk pondasi beton, kelder (basement) dan lantaidasar gedung. Sering dipilih sebagai Iingkungan yang lembab, sedangkan pemiiihanlingkungan yang agresif (tanah gambut) kadang-kadang rnerupakan pilihan yanglebih riel. Hal ini rnengaliibatkan pengecilan investasi, tetapi sering tonpurnemperhatikan kemungkinan birtya perbaikan.

kurang cukupnya perhatian untuk detail sambungan struktural (terutama untuk daerahgempa bumi).

Selain pada perencanaan juga harus diberi perhatian pada pelaksanaan. Banyak ter.iadikerusakan akibat dari ketidaktelitian pelaksanaan seperti:

ad

pe

se(

ditrne

rus

hauar

Keakz

ber

Page 201: Pedoman Pengerjaan beton

'1udr1raq 8uu'( e,(erq wlrBnla{tp uB{B u,{utuntun upud lnqasral Bunpe3 e,(urs3un,egusBtu Euulas tde1al 'uuun8uuqtuad leus eped 1rca1 8ue( rsersenu, e{erq B^r,qr.ueur uB{BqBJnu 8ue'( Is{rulsuox tretlltued'ueseme8uad e,(uBuurnl 'uecues>Eulad uielep ueqoqoJaJax "4lE{a 8ue't {'!o13q rfil}ru}s uuuues-Tuled niuns uf,ulSur:ue,j cdet;q.ea.,l uui*qltre{ rurs IJee

.e{uqn88unsas Bue{ Euene''(uresaq lufuqes uBrnq uup uu8utpueqrad {nrLln u13uu-e>13ue reSeqas Buepuedrp srupq e3req-u8req ufus nluaa ":a}o'LT,'dg e,{erq ue{Buer.u un1, ,u, uE(J .nuB8rp eraEas sruBq {Bsru Eue,( uer8uq-uur8uq 'qu:ed Buu,t rsunrrs/lur{ rxu1ec .-.0c06 .d6 resaqes u,(erq ugr'.,e.,, uele 8uu.( uurpnrue{-uule/hprad >lnsuuual l$[aro{ uqe^ie:ad E)fe; .(ueludnup) uelluEEu[1pSpuanard-uelu/i\e:ad uEBuES{BIad uup ueus{lJeuad elrg .u'Es{lrouad nt{e,tr upud rurp BJBcasuB{nuellp 8uu'{ ue>iusruar llreqredueu {nlun 000E 'dg resaqas e,(erq uerpnua{ .ueeuus4eladBr.uelas uule,nurad rnlun 000I 'du (uu>1rse1sa^ullp) uBuuBS{Elad eped .urul Eler ueSuag

'000L2 'dX {esru 8ue{ uer8uq-uer8eq uerlue88ue4-'0006 'dX u,rpnua{-u?l'in'Jad lnseuual I$leroI_uElBA\BJad-'000e'dg yltuarrard-ueleme:ed uuBuBS{EIad uepuees{lJaued-'000[ 'dX ueeues{Blad euules uer.Ieqr,usl ueerreqrleued

'v'€.Z

.I:qBlupe

utsnres rad uele,vrurad Fup aseg udu:oqeq uuelas e,(erq uu8unlrqrad eped 1eqo18rse{rpuI

'!ra1e8 uBp uo{lBq-1e1ad uped r:elnurrla,Cuad qBIB'BI^J I., rBqurBC

'uIureBeqasuup '(uu8upa8uad) renl llln>l snarod eSSurqes uerpnue{-uute^\Brad efu3uernl .uauras-Jre-roDteJ

r{upuar nlulrq nels FBup nlelrq'ufuuulepudal Suern>1 Buepu>1-Buepel uup 1edal {epp uerndurec uup uBunsns

'uaEouoq rypp efuuernduec

ualeun8rp {Bpll Supes lapprd uIBIBp rp roceauad Euo.roc rnr,le.,, uerocaaued;T:tJtLlnJuurusala,(ued 'nl! rseds eped qnle[ ledep (e[uure1 Jusu{ ugqequel uBqBq uBp) Ipllral ru8uurolo{ 3ur1s11aq IrBp gu^tgq uur8eq a1 url8uunllp uaurasTrlsed rsads requaes efuurnlaqesImlBr 'Inqule{p IIBI4 nr1 luadas II:Ilrar rulEuui epfaE qnp** rnlun rruurr?qpled

'lpllrar m>18'ues Incunul tedep (Euuuf-8upu$ tuefuure1 uuEuelnl uutuep urolo{-ruolo{ upud stuBlruar '(rupour) uoleg uBp s?qeq uetuunued ,aaup rsseq nlBFq

leg1ns EunpuuEuaur Eue,( usrlnq.,nl BIurH u'qBq ueeuntEuad'ledel Euu[ uerues quaf unpunEtuau )ppp .usroceEued uutunqures upud uequqred ur(uEuerrq

,Q,Ingng) Bptrureq-lutad usp uo{pq-pl{'dOn pluel lrep rgntq uelorofued :ufups*ilre uernles ledruet-1udtuel uup r6Eu1d epud uolee tunpuiladprurqas uuEuumlal

{uulesalad :urqusJur) tupsgeq IrBp {queq u,qo{o{e1 ufuEuurnl

D.

86twlq nurug leo uqpqted uw uepflered

tL-

Page 202: Pedoman Pengerjaan beton

194 Pedoman Pengeq?an Betqt

Beberapa kerusakan-kerusakan yang muncul akibat kesalahan pada pemakaian adalah:pembebanan yang berlebih pada struktur. Contohnya: suatu bagian dari kantoryang digunakan untuk tempat arsip-arsipperubahan pada tujuan semula. Contohnya: tempat tinggal di lantai bawah digunakansebagai pertokoan atau tempat kerja.perubahan pada lingkungan. Contohnya: gudang mesin-mesin yang digunakansebagai gudang pupukbangunan baru terletak pada bangunan-bangunan yang ada; peretakan akibatpelasakan tambahan.

Untuk menjamin keawetan struktur beton selama pelaksanaan, secara teratur dilakukanpemeriksaan. Apabila pada saat pemeriksaan visual telah terlihat tanda-tanda pertama darikerusakan, maka perlu diambil tindakan yang diperlukan.Perhatian: Perlu ditekankan bahwa perencanaan dan pelaksanaan yang baik dari strukturbeton tidak menimbulkan kerusakan dalam kondisi normal selama masa-pakai yangdirencanakan.

Untuk mendapatkan gambaran tentang bermacam-macam bentuk kerusakan beton, secaraberurutan akan dibahas bentuk-bentuk kerusakan beton sebagai berikut:

Paragraf 2 Kerusakan beton akibat pengaruh mekanisParagraf 3 Kerusakan beton akibat pengaruh fisikaParagraf 4 Kerusakan beton akibat pengaruh kimia.Paragraf-paragraf ini akan memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk dapat;mengenal kerusakan, menilainya dan kemudian membimbing untuk membuat rencanaperbaikan struktur.Pada Paragraf 5 akan dibahas mengenai pemeriksaan dan perawatan.Paragraf 6 mengenai perlindungan dan perbaikan konstruksi beton dan pada paragraf7 dibahas mengenai penjagaan kualitas pada konstruksi beton.

2. I(ERUSAKAN BETON AIilBAT PENGARUH MEI(AI\I'ISBeberapa contoh kerusakan beton akibat pengaruh mekanis adalah:

tabrakan dan sejenisnya,pengikisan permukaan, misalnya oleh aliran air,ledakan, gempa bumi,pembebanan yang berlebihan,kelelahan, getaran.

Kerusakan beton akibat pengaruh mekanis dapat bervariasi dari kerusakan permukaan(goresan, benturan pada sudut dan sisi) sarnpai hancur berkeping-berkeping bagian-bagiandari konstruksi. Latar belakang penyebab kerusakan beion mekanis aan pengenalan

-<lari

kerusakan itu tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.

3. I(ERUSAKAIV BETON AIilBAT PENGARUIT FISII(ABeberapa contoh kerusakan beton akibat pengaruh fisika adalah:

pengaruh temperatur,a. paltas hidratasi,b. kebakaran.akibat-akibat yang bergantung waktu, seperti susut dan rayap,pelesakan yang tidak sama dari pondasi atau titik-titik tumpu.

ga

I

I

I

I

iI

tr

Cc

be

Peldirsitr

bel

ten

Page 203: Pedoman Pengerjaan beton

'$'7 nqurg) {rrsr ueEue8al uuquueur dn88ues uolae Bu,rrr Ip l,durel e1 rcduus rulufuau uB{B uep Eurpurp qe,$Bq rsrs uur8eq lrup Inqtull uu>lu uu{elered .sgqeqtuns8uelraq 3uu{ uB{apuauad rpef.ral Burpurp ssle ISIS uer8eq rc .r?seq qlqel qnel nlrsIp uoloq luluul uulPnlel Buere{ qalo Sueluqral leruoslror{ qerB ruEIEp uu{apuauad :BuipurpI'lB/heq lsts uut8eq IC '{apuaruaul uelu Surpurp'rselerplq qetelas rpefta1 Buuf ueur3urfueduB{qBqasrC 'J.09 lslllas tedues 1efuuuau uB{B Jnlgradurat rselgrpnl tEqDIE re8eqas uorrqSurpurp u,I'qelor Fup Bunluu8-rag 'uoleg Burpurp u,ryocrp uolae rBluBI nlBns Bped

:rtQtuoS

r3o1ou1a1 '9 uer8ug leqll) seuud

.(uoraguellrseq8uau' (rseleJplQ rru uuEuap uauas rs{Beg

lselBrplq sBuBd c

'.rn1eradura4 u"ltrBual ?BqplB ue8uefuedrag Z.Z rBqurBC

ffi r-r-II

r/

- -+-

---I

I

I/lttlltlL_r___

ffi'(rarurl )tupll Suef rnlereduel

ueqeqrued luqr{B re8eqas) Irrpues welup uu8uu8at uup (ue8unl8url uep leqpp) rn1ua1ue8ue8al '(8uu[uud uu8ueluq8ued luque) puuou uu8ue8at llnqup uele Buudurcued uped,IEU, :(c z,'l nquog) rarurl {?pp uup ,t,ra., {Bpll Euu{ rnleradrual uuq'qruad uped'Jnlue[ ue8us8el e8nf lnqurp ue{B lBuuou uu8uu8al ur?las '3ue1uqra1 Bue,( {nluaq ueqeqnredBpBd 'Q z't nquog) !y lapuaueu uB{B r&^\?q rsJs uer8uq ue1?uupa, .ilv unauniuno"augququrel ledepuau uBIB selg rsrs uur8eg .EIBr-BIBJ rnleradual ue8uap rnleiaduratueepaq:ad IBqHB re8eqas ue8unlSualad lnqull ue>Js e8nt- 'lV nlnr-rter ue3ueluedred Inqup Eurduus Ip B{Btu t{u,treq tsts uet8uq epeduep rnund qlqal Jnuruts ssle rsrs uer3eq epg

,ur uuEuuruedred Brrs -rv rnr'ror {r'uau r;L'fl#,lilj,t;lJ:-#:r#J:;':ilt::l'"X: 'ueEue8at InqI'uJl.us1e Suepqtal 8ue{ {nruaq ueqeqruad upe41'@'7'7 )rq*rg tDtltt) Inrunu1q ue8uu8al-ue8ue8el u4eur 'lnleradtuel uwpegrad lrep teqp1u ruEeqas seqeg (lseturogap)Inluaq uequqrued lpeFet 'suqeq :pra8raq rdup Bue,( ,rl-truol uens ,pla BIIS

ltnptadwa| qntoSuad 70Et10 uol01atad nfims oKu\ncunu ououtl0gog

'(p yaEuru4luqll) qured tuef uoleq uB{Bsruel ({ntuaqruaru) uelquqaluau uu>IB rur uolqaJad efssntuef drsarSe Euer( uBr{Bq-uBrIBq uuEuep rseurqtuoryeq qlq rru61 .ue:[esruer uolqeqa{uauIBPII uopluuqel uBp snpq {Bler-{etar uB[Bp ssleqrq uelqarad {nlueg

.1ur(uulnlaqasuultunllqradlp {epp Brrgru rp) uu:prppadp:fepp Euer( ludulat-tedrual Ip uB)tBlared ur:pdruaurufuuq rnlureduet qruetuod rqpp pEuqas yoleq uB{usruar uunu:1tuef urnun ,*r"g

-rn1e.radua1 qrue8uad luqgu uofaq ur:lesruey I.t

96]uopg Jnarus peo uelleqed uw uepile@d

Page 204: Pedoman Pengerjaan beton

196

{-'

a-.t

It'tampak muka potongan a-a

Gamban 7.3 Peretakan hidratasi.

o KebakaranKemungkinan terjadinya kebakaran hampir pada seluruh struktur beton selalu ada,

tetapi bila setiap struktur beton diperhitungkan untuk kebakaran besar merupakan suatu halyang berlebihan. Peraturan penutup beton pada tulangan sudah cukup menahan keruntuhanstruktur yang terbakar. Dalam hal terjadinya kebakaran akan timbul perbedaan temperaturyang besar pada struktur. Mula-mulanya bagian permukaan amat panas dan akan mernuai.Semakin masuk ke dalam beton, sennakin kurang pemanasan dan pemuaiannya akan terhalang.Di dalam beton struktur sendiri timbul tegangan tekan dan tarik yang besar.

Beton yang tertahan oleh tuiangan akan retak, sedangkan selimut beton kebanyakanakan terkelupas. Pada saat kebakaran dipadamkan, permukaan luar cepat mendingin akibatsemprotan air dan seterusnya. Tergantung dari besar kerusakan yang terjadi, akandipertimbangkan apakah struktur akan diperbaiki atau dirubuhkan. Bila diputuskan konstruksiakan diperbaiki, rnaka baja beton perlu kritis diperhatikan.

3.2 Efek-efek yang bergantung waktu seperti susutSebagai pengertian yang baik, jenis-.ienis susut yang berkaitan dengan beton dapat

dibedakan dalam:

susut plastis,

susut pengeringan,

susut hidratasi,susut temperatur.

o Susut plastisPenguapan air dari spesi beton yang masih plastis akan menimbulkan penyusutan yang

membawa peretakan. Peretakan susut plastis biasanya tidak dalam. Lapisan permukaanakan mempunyai kualitas yang lebih buruk. Karena itu perawatan-kernudian sangaldipentingkau untuk mencegah kehilangan air pada beton rnuda sebelum waktunya.

o Susut pengeringanBila beton berhubungan dengan udara kering, air dapat menguap dari pori-pori kapiler.

Fori-pori kapiler adalah tempat penyimpanan sisa-sisa air berlebih yang digunakan olehspesi beton pada pengerjaannya. Di sarnping itu sealean-akan rnenibentuk suatu susllnansalui'art yang berhubungan di dalam [oetcri" tsiia aii riari Bor"i-pori in; meriguap, gaya kapilerakan menutup pori-pori yang menyebabkan pengurangan volume. Ukuran dari susutpengeringan tergantung dari beberapa banyak air yang dapat menguap dan struktur pori-pori (pori-pori halus memperlambat penguapan).

Pedoman Pengerjaan Betm

ttjt

ra

)ta

rP

k

s

1

4

Si

pAt

p

p

b

St

E

Page 205: Pedoman Pengerjaan beton

-ry uorl{ela-uorllele BUBIIT Ip ureSol ueu{nurad uup upr8eq qBIBpB opolg) .uruEol Bpud1u33ur1 deta -e uoJllola-uorllale uep lruBletu uB{B ++ac ISeq uor-uor urel ulBI uu3uaq

_af + *al, z e_ e.{: 'fduatwtli ISlieoU 'Irur?l ueiiu [r]ai-u :Juur.u up u;u3o1 rire{nuliad lrcp uer8eq qgtsps

sporjv 'y'L rEqtueg upud lEqlllp ludep uoleq tuulep lp BfBq rsoro{ saso:tl uup ue8ue.rauaduuxeurqrapa,{uaru Xnlun

.uo.r1)iela-uoJl{Glo uu8uap uu8unqnq:aq e8n[ ,uor_uor BurcituesIp ls{eor eped urrnqBq uE{ulu{JP ledep rul 'Inriururrx/orqale sasord nlens r{ulepg rsoro)I

uqeuoqru4Suad leqplu ue8uelnl rso.loy E"t'e,(ure8eqes u?p ueurure88uad ,uetuusu8uad

leqplu uolaQ uu>1usrued'uplrolqc 'q

Bprsrorp uoqr8)i uBp uotoq rsEprs{o uu{quqesrp uBluuoqrelSuad .B

Iteqrxe ue8uelnl rsoro{:rlBIEpB r/l\Brturx leqDlB r.roleq uB{Bsrua{ qoluoJ ede.roqag

'ei(uie8uqes uep -rnl{rulse{ur .>1ndnd Buepn8 .rdesEuupuul 'uu>1o1as udld'uce1 qsturu rsepuod'Sunpa8 JBSBp fBiuBI

.rsepuod :ue3uap unrpryrqsrue1ruel rul 'ueqeqruel uBrtBqrad uu4iudupueu nll BuerEI qelo uep .lncunur >1e,(ueq Eurledur:18unur 8ue,( uoloq u?{Bsruo{ ue>tredn:etu eFup{ qruu8uad leqDrc uolaq ug{Bsruex

vfi^tm HnuvcNgd (rmvfiurx) "Lvgrurv Norgg I\IHHVSnUSX "?

'relrlturp ueryeqrad qe13uu1 tunlaqasunlSuequpadrp sruEq uu4req:ad uel{runlese{ IrBp r!,uouole ueleXela>1 uurpn111ay .rlgqr.ua{8uruHIP uB{B rnt{n"ls (e,(urc8eqas uup riurrul uu>lreqrad i,mdu:auad'Suucuud Buun uffitueuadp:edas rsepuod uulreqred ueutlSunrual Insutural) rur ue8uerelal ue8uaq .uulesaladefurpeftal quqa,{uad uelnluelueu srrerl uusl-Buzuad 'utues {Bpp Buur( uu>1esa1ad luqgguotestua{ ueernlrad eped .Surlua8 r.tEBpBeI tuupp rnlltuls uulal\ea{ ldqat

,qn1un: unlaqIInqtLIls 'ue4u'la:ad uu8uap srlseld trerpuas:ad InJunu uep qnlnlau uB{B uu8uelnl .reseq Buefueluselad uuepeq:ad Bped 'uelup u,(u8 uur8eqruad epud uuquqnlad ue4quqa,(uaru uBIBnluel IBI sllBls Jnl{uls zped uelusalad ueBtuESIBppeX 'lnpns uurelndred n{ls IJBp undnuurp>lluaa ueqepurd:ad nele Isluosuorl ueqepurdrad >1n1ueq tuBlep Ip IIBq Inqup

.uB{usaled

uu1ela1ad uped nEfB IsBpuod rrup EruBs 1e1 Suer uB)lBsaled gc'qe:ud Suel ue{?srue{ uellnqtutuetu us{B glsa-r8e 8ue,( ueqeq-uer.leq uu8uap rsgurq11;ol

rdBlat uB{BSrue{ uB>IlBqlIEBuetu )fepp ue>Ju,(ueqel uep snler{ {Bler-{qar uped seleqrat eEnfluls IF uE{Blared 'uu4Bla:ed ueutlSunura>1 uu8uap 1Fu1 ue8uu8al lncunu uB{B Eueluqraltuef {nlueq ueqeqnrad qal6l '(-rnleradurat uepaqrad) 1'g gur8urud-qns uped ue1u1e,(urp qe1al8uu,( ede uu8uap lensas u(uruseq slre8 ureiup lnsns IEqDIB luqrlrel Bue[ unrlnr-ry'

'1'g ger8ered-qns uped suqeqlp qe1al rnlereduel lnsns.rnleradtual Insns .

'Eurtuad ru13aq )lepll slqerd uup IrJeI le8ues purueral Suuf lnsns .snpq

leEues JnDFulsreq Euu[ pod-uod uurstEuad ruEuqas uu>FlsJetJp ledep Jesag uerEuqas Fn rrp*nsns 'uatues uBp JIB erunloA turpuuqrp llJa:l Wqel Euu,( etunlol refunduatu {UuaqJat tuu,(uarues IsqerprH 'llce{ tuu,( aunlo^ ueEuernEuad pepal u?{B uauas .rsqerplq Eped

lselBrplq Insns .'(efupod-god rUtpas) 4pq Euu,( uuleputuad epoleur

uutuap ue)IIsBuIquIoTp uup '(uurnduruc rre uSlEunur lpppas) qupuar uaruas-JrB-JoDtBJ rBpB{uuEuap uoleg uernduuc qlFueut uetuap ruducrp ludup uetuga8uad lnsns uuEuurnEua;

'

I

t

IS

ul

lB

ut

.o. dt

.F

Jn.

UB

lBr'et

L6tuopg rnarug yeo uelleqted uw uepn4etedttol€t

Page 206: Pedoman Pengerjaan beton

I198 Pedoman Pengeqaan Beton

yang tertinggal akan menuju ke sana (oleh logam) dan bereaksi dengan zat asam (Q) dan

air (tlO):O, + HrO + 4e- -+ 4OH-

Ion-ion 4OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe* dan membentuk 2Fe(OH)r. Oleh

kehadiran zat asam dan air terbentuk karat F Pr. Karat mempunyai volume sekitar enam

kali lebih besar dibandingkan dengan bahannya semula. Apabila baja beton yang berada di

dalam beton berkarat oleh pembesaran volume akan muncul tegangan di dalam beton yang

mengakibatkan peretakan. Air dan zat asam semakin mudah berhubungan dengan baja yang

mengakibatkan hasil akhir yaitu, sebagian dari penutup beton akan tertekan lepas. Pada

penggunaan beton bertulang, bahwa baja di dalam beton tidak dapat berkarat adalah suatu

dasar pengandaian yang terlalu mudah. Suatu pertanyaan; "Apa yang diperlukan agar

tulangan selama janglat masa-palcai struktur tidak tergansSu 7", sering kurang dibincangkan.

Untuk menjawab pertanyaan ini kita tidak dapat menghindari tanpa membahas segi kimia.

Beton mengandung kadar alkali yang tinggi dengan pH (derajat keasaman) 12 6 13. Oleh

pengaruh zat asam dan air, pada mulanya timbul korosi tetapi lapisan oksida menjadi sangat

rapat karena pH yang tinggi di sekitarnya (beton), sehingga proses korosi pun berhenti.

Pada beton dengan pH < 9 terbentuk lapisan oksida yang kurang rapat pada baja, sehingga

proses korosi dapat terus berlangsung.Oleh pengaruh masuknya zat asam arang (COr) dari udara ke dalam beton, nilai

(harga) pH diturunkan. Kapur-udara Ca(OH), diikat dengan CO, dan membentuk Kalsiurn

Karbonat CaCOr.

Reaksi kimianya: ( Ca(OH), + CO, -+ CaCO. + HrO ). Proses ini dinamakan pengkarbonatan

(Gambar 7.5). Kecepatan dari zat asam arang untuk masuk ke dalam beton tergantung dari

permeabilitas (porositas) beton. Bila permukaan pengkarbonatan (pH < 9) telah mencapai

lingkungan tulangan, asalkan terdapat air dan zat asam dapat diperkirakan karat terbentuk.

.......Ferq........ (karat)

Gambar 7.4 Proses korosi baja.

d:

h

d:dr

tu

tu

kim

px

b(

labtyi,

Ct

latu

Page 207: Pedoman Pengerjaan beton

'unl{Bl 6 = I' 16 = zSZ : nllu,{'unqq I qBlales IsoJoI lu/t\u uBullSunuel ue>1urr1.rad1p tedep elutu ,rnqelalrp u qulotas

'ruru SZ ueuelupo{ eped ludep-ra1 ue8uulnl BIBB'unqel/_tuu 6 = E F 9l X E = Wl 'unqul9[=l tutuZI=J ite-zJ

'3un1rqrp sruBq e ueteuoqrul8uad HUElsuo{ Br.uut_Btueuad

:uegesalar(ua6;uo?uolnt rudocuaw unlo uotDuoqtnlsuad uonflwrad uodotl unlolplrad

:u.{ue1rq'ruru SZ uc8uelnl

InuIIes IBqeI 'tutu ZI uBlBuoqrB>13uad ueuelepa{ B/nr{eq uu{nuelrp eur.oluuloual uclruBluEnluBg uuSuop uep unqsl gI Jnun 'qBqrual uuSun>13ur[ ruBIBp .uo1aq rnuruls rpud

:qotuoc'nqE-nqs utuu/l\req dulat (O > Hd) uplBuoqrBl8uad ruule8uatu Bue,(

uer8eq ue>18uupas 'upntu l{eretu Btuu/t\req (O < ffd) >yeq 8ue{ uoleg .qucad leqedrp ruuqSuer( uolae qeled-Sueprq uege{nur:ad uped uel8ugnltp rut uslrug-I .eur.aleulouq uelruBluBnluBq uu8uep uulruuellp Buut{.Iapas BruJas ludep uoleq rp ueleuoqrulSuad in*n1*i"y

'(unqul) nf{BA = |(unqelTrtutu) uuleuoqrelSuad e1uu1suo{ - B

(unu) uuleuoqrulSuad 11eqat) uuruulepa{ = C Buerrrrp

lB=zC:lmlueq snuru uele{apued nry1raq

uur.uelepay'uu8ue1n1 ludecuau usleuoqrs>18uadueurlSunue{ Bpe uoleq Jnl{nrls BpBd

nDp^t lrep rs8un; ru8uqas uuluuogru>18uaduuulntu-rad uede>1 rlrprlar(uatu {nlun

'261 1n1a1ou{slouetu rrv 'uBlBuoq:u18uad lpeFat {Bpp rrB ruBIBp Ip uolag .(rle tedeprel Inpll) lBre{ue{nluequad eduul ldetat ueleuoqrulSuad e8nf rpu[:a1 '3uFa>1 ueEunlSurl rp Bp?raq uutuulnlultqedy tedet nlBles {Epp lul IEq ule,(u:a1 3r1ua,re:d-uelu^1urad uuqnlnqa{ e- ue3uelnlrcdscuetu ueluuoqrslSued uBB{nIu.Ied 'urc1 ele1 uu8uaq 'rpu[:al und ue8uulnl rsoJol uupue8uelnl tedecuatu ue>1e 8uu,( uee{nrrrJed ueleuoq:u18ued uulqeqefueu uu{B ur8ue uepEceno depeq-ra1 B{nqral Eue[ uoleq rnuruls Blrq B^\qBq de8Euur[ hrrrrr lrtlnrd *rinq

'uolaQ3{ {nsBu l{Bpntu uu8uep Esglluuuas Euure uBsB lez lueleuoqre>18uad ledacraduaru ledepusB{nurad uegeluse{ uBp uB{qered 'ufusrualas uBp ufeq aunlo^ uBqBqueuad lBqHv

'uelBuoqrel8ua4 g.! rBqurBC

O'H + TOCBC <- .OC + ,(uO)eC

b, --

bc =*

bc ----*

'l

n

u

u

%ue6uelnl

uIT

e1

.I

lE

qi'e

'u

JT

nl?[

Er

trIptuqc

rL

66[wleg rnarug leo uaileqed uw ueta$&tedllOl

Page 208: Pedoman Pengerjaan beton

200 Pedoman Pengeq'aan Beton

Konstanta pengkarbonatan a tergantung pada: permeabilitas dari penutup beton, jenis

semen dan lingkungan struktur @asah, kering, berganti-ganti). Setelah menentukan tebal

pengkarbonaian dan kualitas dari penutup beton pada beberapa tempat di struktur beton,

maka dapat dibuat perkiraan kemungkinan risiko untuk tulangan di dalam struktur beton.

Suatu rencana preventif dapat disusun. Mungkin dengan mengoleskan lapisan pelindung

telatr cukup (pencegahan masuknya zat asam arang dan/atau air).

Perhatian:Dalam praktek, ternyata timbul pendapat bahwa tulangan dalam beton yang langsung

berhubungan dengan cuaca dan angin akan berkarat, setelah beton di sekitar tulangan

ternetralisasi (pH < 9). Penetralan beton disebabkan oleh pengkarbonatan akibat penerobosan

zat asann arang dari udara sekeliling.Kenyataan dalam praktek yaifu, tulangan dalam beton yang telatr terkarbonisasi selama

sekian tatrun pun dapat tak berkarat dan mungkin pula tidak akan mengarat. Di samping

pengkarbonatan bukan satu-satunya syarat-batas yang harus dipenuhi, ternyata kadar

kelembaban udara di sekeliling tulangan pun ikut menentukan tulangan terkorosi.

Penutup beton yang cukup tebal serta berkualitas baik akan mencegah tulangankebasah-basahan. Dalam segi praktek, bila struktur beton bertulang dilaksanakan sesuai

dengan peraturan beton maka kemungkinan tulangan berkorosi sangat tipis, walaupunbeton yang dinetralisir telah melampaui penulangan.

4.2 Korosi tulangan akibat chlonidaDalain Paragraf 4.1 telah dijelaskan bahwa pada proses pengkarbonatan adalah

penentuan saat di mana munculnya korosi yang terlihat, yaitu pada pH yang lebih kecildari 9. Juga pada beton yang tidak mengalami pengkarbonatan (pH > 9) korosi dapatmuncul. Umumnya chlorida-chlorida adalah penyebabnya. Chlorida dapat berasal dari airlaut, bahan pembersih dan lain-lain. Konsentrasi yang kritis dari chlorida di dalam betondapat menyebabkan korosi tulangan di dalam beton dengan ph >. 9, tergantqng padakepadatan beton, tetapi lebih kurang dapat dinyatakan sebagai: 0,57o Cl- berkaitan denganberat semen per satuan volume beton mengeras.

Proses korosi elektro/kimia berbeda dengan korosi akibat pengkarbonatan. Kehadiranion-ion chloor memperkuat keda elektrolisa air. Ion-ion chloor dapat mengambil ion-ionbesi dari lapisan oksida pelindung (dinamakan lapisan tak terganggu) sehingga rusak(Gambar 7.6).

lapisan oksida pelindung

bila pH 2 9

batang tulangan

Garnbar 7.6 Korosi sumuran.

Kerusakan-kerusakan ini akan terjadi seternpat. Anode kelih.atannya besar, tetapipada hakikatnya hanya membentuk sedikit bagian-bagian anode kecil yang tidak terlindung.Di sini rnuncul kerapatan arus yang tinggi pada kerusakan sets!^.npat, clengan akibat"keclalaman penggerogotan" korosi sangat kuat (eiinanrak;'n kcrcsi s*i;iulaii etau 'pitting').

Pembentukan karat akan bertempat pada jarak tertentu dari tennpat rnelarutnya besi(anode), sedangkan perusakan besi yang tak terlindung berlangsung terus tanpa dapatdihindani. Korosi sumuran sangat menyesatkan oleh karena hanya sedikit produksi korosi

'lt

F

vd

dini

4.

bpyr

al

ktfpdisI

trh

myil.^AC

ke

P:

4:

be

alider

ter

b€

o1

po

dilkedadaatz

nl(ga

sel

terjrr

4":

Page 209: Pedoman Pengerjaan beton

'sBdolralu,(uuu1u>1r eSSurqas ue{auau 8ur1es ue{e ueuas uunleg '(ltul g'g) aunlo^ ueresaquad ue3uopSuutas SunsSuel-l3q IiiI ueluxr8ue4 ',ler8ur-r:la. xilluaq:al u[{L? iuls tG

lura*ru {.,,,ij) }cffil}..r][B

uefiuep lsXEoJ3q {-IeXe llrJlns uep slcjlrts Euii6l'uu8uaru 8uu,{ :ie ue8uogr uuEun5?ilrs-:sr1 r5o}aqEIrg 'uexapat 8ur1es ue(uas uuntuq e8nt ludep .ueuras ugnleq uuln:e1ed Bur,Jules 16

(3ugtrrrs :u,{u6esrm} eue"eeE-lxu:e8 Elalc uaruas uen}uE uere*mBua d z.e"p'u,(uru8eqes upp rdes Suupuu:1 '1ndnd Buepn8 rp uoleq-uolaq epud u8nf

Inqul tudup IuI (uuJ?tues uB{BSrue) 'qnluru uE{B lolr-edrd n1>1ulr ederaqaq Buulag ...rJncJalEue,( IpllJa{.. Incunu uu{e ueu{n'.ruad uur8uq rp 'plntu-elny[ 'uer{runlesa{ su6alaur ueuesuenluq uped uelell-usle{I 'ueff3-'"uure8 uuiruuled leqr{u 'elepn - JrBJ lBz onsu eped .tuuJe3

{ruuaqulotrl uup erupn-rndc4 uu8uap l$ltaraq ue4e 8ue:alaq r.uESV '3uera1xi tuuse truueqtllaruuep uiese 1ez ue8uap errur(uasJoq uu{e {nlueqlal ?us,( 5zg

,(.lrec 1ez) uurrec uuu{nuuad sele

rq '?ue-relaq luBss qatro uolaq 1ou-edrd uulusruad qelepe tuese qalo uolaq uequsrued Fepselaf 8ue,( qoluoJ 'leder qlqat rpefuau uo]eq uBe{nuued eSSurqas .Fod-uod rsrflua1l| ludepIruuaqral 8ue,{ urereS-urureg'1er18urueur urJxpl ue4usruad uB/nBIeu uenduuua{ urfeur.Bupaque8unlSull LuBIEp Bperoq rnllruls BIrg 'srual ueleFaq uu4esrual u,(uuuarel qalo -ug{ln,(uuqrpuB{e IIIeJEB uqn-re1 e{Btu 'tlle8uatu Euer( JrE ruBIEp BpBJaq Jnqtuls elrg .uolaq selrsorodue)pllBuetx ue{e '(:tu tuclep Ip lruElaur qepnru) urereS-ueru8 e,(ulnluaqral uuarc{ qalo'ueue:e83ued ,4niuraquau uoleQ uped luduptal Bue,( urupn-rnrlel uu8uap eruES_BurBSJeq[IIBSE-IUESV 'uoloq epud >1esruau 8uu,( laga ru{undueu [unu]n eluoas r.uuse-1lIesv

(tlesB-ruesB qalo uoruas uBnfeq uBfnJBIed rtv

.*;'nnj,1l"Jil,J",H:l'ff il,J;;nff _:sel.lBqlp uB{B uelruruaq BTBJaS 'uoleq ue>1usruad reue8uatu seqBqrp us{B rur qgq sped

'sqrlen{roq 8uern1 8ue{ uoleq epud uu>1esrue{IPuFet UBIB sslaf efus ntual 'uelleqerp rusorutB rp drsar8u utsqeq-uur{uq qelunf rrg{rgua{qalc {IBq sE1ilBnlraq 8ue,t uoteq tnuruls uelusruad B^\r.leq uu>14nftrnuar.u senlaw 8uu[uelllleuad 'e8ur1a1 rp ruSuep:a1 Supas SueX nluns rpefuaur .(ruesu uufnq.. qulrlsl .se1af ulunuaruJUSOTUIB SBIIIBn)I .SU1UI1

NIEI UEP IJISNPUI UBII?UO{ qAlO 'IUT JIIPIBJAI UNqq OZ JqITAS ICuereS-uere8 uep dJsa.r8e tuese-ruesu qalo uolaq uB{BsnJad tV

Bplroltlr ueqeuad Eurleo>1 ISeloIp snruq rnDlnrls epud 'epFolrlo rup6l e,(u1reuqu8ecueu {nlun 'rsloda rBuotu uu8uap ledtualas ue8unpurlrad ue4Sueqturpedrp tedup'ue8ue1n1 redecuau unlaq BplrotqJ uup BpuolqJ lplryes Eunpuu8uaur Buu{ Jru{ruls Bped

'Bplrotqc Eunpue8uau Euu{ uolaeuur8uq pueSSueu ulrq rudecral u,(ueq ..BpuolqJ uE{BSrueI.r BuaJB{ tu{e{ 3uu( uulruqrednlens ?^\qeq uulndurrsal IIquBIp tedup'e,(uurnleqes [Bq uelneqradrueru ue8uaq .ugJnurns

Isoro{ IPeFat ludup nlls Ip ufueuarel 'apoue lncuntu ppuqradrp 8ue[ uerfleq qglaqes 1p

leda uolSuupes :epolal rpefuau Suurelas Hlsqredlp WIel Suef uur8eg'ufuuureluuq8uedresaqradureu uB)[B lul 'wqeqluele{ eped uoqulagp u:llf 'lnrulatu Euef rseq uor qoto 1gqurgqre0uulu Eunpulad Bprs{o uusrdel '6 < Hd uBp Bplrol!{J lrep sBqeq qupns uoleg .qequraluuEuuqurasal rcducral ruuq Eue{ uufeq upud uulpqrad qBIe1aS .e2.7 nqurzg) epoueqBIBpB tpu[a uBrnuns IsoJo{ Btrstu tp ludtueg'rsoJol r$lual ue>lsrueueru {ntun dnlnc tuu(Bplrotllc ludepral qlsstu uoleg Eurlrla>1as Ip ldslel '?plroHc Eunpuutuaur rypp ueleqradrBuotII undqsa;ry 'Uns le8ues ..spuolqr uB)psrual.. eped IBIaI tuu,( uB)lrBqrad .e[uq

uuEuqnl Euqug tuedtueued ueEuurn8ued uuarel qelsseur rralueqtuaru mDlnrs wlBrDIaX

lBquIBIrA Euqupuelufueqe{ uoleq dntnuad uesedaled uup rrB{slerad gep ueleEuFad {eJg lnlueq1p Euef

uotog rnAruS peq ueryeqod uep uepilered ]

,I

t'j

Il

U

J

fr

e

u

u

3

fl'ttl

Fsl

wl toz

Page 210: Pedoman Pengerjaan beton

-

II

202 Pedoman Pengeqaan Eeton

Faktor-faktor penting yang menentukan ketahanan sulfat adalah:kepadatan beton. Semakin padat betonnya, semakin baik ketahanannya. Faktor airsemen rendah dan penambahan bahan tambahan halus, abu terbang, tras, atau'silica fume', akan berdampak positifkehadiran aluminat pada semen. Semen dengan kadar tricalciumaluminat (CrA)rendatr (< 3%) cukup untuk menahan perusakan sulfat. Suatu semen berkadarrendah CrA juga merugikan yakni; beton mempunyai struktur yang kurang padat,sehingga misalnya: chlorida dapat mudah masuk. Suatu kombinasi dengan batrantambahan halus ektra akan merupakan suatu penyelesaian.

5. PEMERTKSAAN (rNSpEKSr) DAt[ PERAWATAN

Beton bertulang telah terbukti sebagai bahan bangunan yang murah dan terpercaya.Dalam beberapa hal yang terbatas (sekitar 2 6 3Vo konstruksi beton), tindakan tambahanmasa-pakai konstruksi diperlukan. Dalam paragraf terdahulu telah dibahas apa dan mengapakesalahan dapat terjadi. Bagaimana dapat diambil keuntungan dari pemahaman ini padadesain bangunan-bangunan, penilaian keawetan dan kemungkinan perkiraan perawatan masa-datang. Dari penelitian terhadap kerusakan gedung-gedung yang ada terlihat bahwa sekitar50 Vo kerusakan secara keseluruhan atau sebagian besar tedadi pada fase-desain. Perencanaharus menyaCari bahwa beton bertulang tidak dapat tahan terhadap segala bahan-bahan danpada pelaksanaannya mungkin pula dibuat kesalahan.

Mengenai bangunan baru, masih banyak kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkanstruktur yang awet. Pengelola proyek memilih konsultan perencana yang terpecaya sertaahli dan sangat penting tidak menghemat pada perawatan kualitas yang baik di saatpelaksanaan. Bila bangunan baru direalisasikan, maka desain bangunan yang baik harusmemberi perhatian pada perbaikan dan perawatan. Masa-pakai sering dapat lebih terbatasdari yang sudah diperkirakan sebelurnnya. Misalkan tedadi kerusakan.

Sekarang menjadi suatu masalah untuk menemukan kemungkinan kerusakan sedinimungkin. Pemeriksaan visual yang dilakukan secara teratur (misalnya: setiap 5 tahurr)penting dipandang sebagai bagian perawatan struktur yang seharusnya.

5.1 Metode PemeriksaanSuatu pemeriksaan dirnulai dengan penelitian terhadap riwayat struktur beton.Sebagai butir-butir perhatian berlaku:

lokasi dari bangunan (lingkungan agresip dan sebagainya)tempat siar dibatasipersoalan selama pelaksanaan dan bagaimana persoalan akan diselesaikancampuran beton (enis semen, faktor air-semen, bahan tambahan)tulangan (letak, diarneter, selimut)perawatan-kemudianlapisan penyelesaian (penghalusan)

pelaksanaan perbaikan sebelumnya, juga pada waktu pelaksanaan.Kemudian pemeriksaan dapat dimulai.

5.1.1 Pemeriksaan visual umumPemeriksaan umum ditujukan terutama pada tempat-tempat yang berbahaya.Untuk korosi beton misalnya:

elemen tipispemasangan pagar berkisi, lampu reklame dan sebagainyasaluran air pada balkon, pelat-galeri dan balok lintang di atas jendela

ha

5.1

Page 211: Pedoman Pengerjaan beton

_ '(0 > Ud) ue{ruuelrp redep r,rglguoqrgl8ued

uuulnuued aulelsuloueJ uelruB1 uu8uaq .uonq rrpurlrs qenqes roqrp .roq ue3uagueleuoqnlSuad ue:n1n8ua4

uoleQ lnutles Iugel '(ue8ue1n1 roUalap) lnurlas

I1qep upes{lraurad,uulerqradrp nele uBlnurallp

'Blrupt uelesruedBplrolr{3 lBqP[B rsorol uBIBrrX-radp ludup .uuEuu1n1 rsorol

ueEuelnl rsoJolstuBlatu UBIBSTeI

uqelrurad u,(u8uu:n1dnlnual Brupn

Euuru nqu lpllDt rul8uus8ue1uqra1 Euef {nlueq

ueqequed e.1 nquag) snseldunrpsls uped uolaq uedepua-3uad ueueqaquad ueqrqalal

.ISBIBJPIq {?IAJ.IBIOJ

'lnsnspupal uulularad

uelnluolrp ludepueleqala{ rnln8uad 1e1u ue8uaq

uoleqdninuad uern>1n8ua4

IlBlep uBBsrlrretued rl.s'uuln{Bup sruBr{

ue{Esruel uurequeS lrup nlBS BIIS

..r3ncJel IHIDI UeU:1ntutad..

Jurrual tedtuales uolagu?{qer rslplas Ip luploJ sruB/hraq

{pulq-{qurq ue8uep uelqerIBJB{ JrB

'ue8urda>1 .ueqelaq .{qeJ-{qeJ

ledtuelas uu{Bsrua{-uB{Bsrue{Irsedraq uuelnuuad

uoleq tuulep rp JBSaq Bueru-Bueru

uelsqrla{ snlBq {qar-{qar _

NVIVTVONgd

:uBp urpJel UBBSIIJaUad'ufuurnlaqes uB{BrDu"dlp nntt uu{nualrp r{Blal uu{Bsrual Eugru Ip ledurat -tudtuq eped IsBrluesuoual Eue,( ueprleuad unrlnlnlrp 'ueeslpauad ue:odul r'Sep s'tv

(r.

ru

ernuros pads ueel;;:I'u,(uunlaqas rrue$llJaurad uuEuep uolturpueqp IIsBrl_llsBrI

'uuuslpaurad uurr[E rcseles depag .oloJ-oloJ ue8uap sulafredp uqEunur uep ueetnp_uue8npuBsnsnlHe{ lBlBrueu ueEuap uqnluelp stuBII rlug$luerued uu411t IrBp IISBqIISBH

'nJuq/Eul?l uopq sBlB Ip l?dq roc ueEunqu?s uup Joc ueEunquusIosuo{ epsd tuled uuEunlnp Edtual

gvgglNsd

NYVSXIUtrrutrd

'sr1se1d runrpBls upud uolaq uudepua8uad L.L rBqrrBC

uolaq uedepua6uad qelalas

SE

sr

lBsl.

TIE

UE

BU

JBI

-B!

?peduBr

'e/i

TIBT

.IBI

JBP

(v'

nBl

JIU

lr

il uorc

I

802uopg narug leo uefleqred uep uepnepd

Page 212: Pedoman Pengerjaan beton

2O4 pedoman pengeqaan geton

Beton yang baik berwarna merah jambu (rose), sedangkan bagian yang telah

mengalami pengkarbonatan tetap benrarna abu-abu. Jika permukaan pengkarbonatan

telah mencapai tulangan: pengukuran kadar kelembaban pada tulangan.

Pengukuran kadar chlorida.Dari beton dibor sebuatr monster. Di laboratorium kemungkinan terdapatnya chloridaditentukan. Berikutnya ditentukan kandungan chlorida terhadap banyaknya semen.

Kekerasan beton.Perubahan pada suara/bunyi (pengetokan dengan palu) memberikan indikasi tentang

kualitas beton dan kehadiran lubang-lubang dan retak-retak di bawah permukaan.

Permeabilitas beton.Dari beton dibor sebuah silinder. Di laboratorium permeabilitas (porositas) beton

dapat ditentukan.

Sesuai dengan hasil-hasil yang didapat, penelitian dapat diperluas. Pada penelitianyang diperluas ini harus juga ditinjau pada; penyebab dari kerusakan, mutu beton dan

tempat-tempat yang kerusakannya masih belum terlihat. Berdasarkan hal itu dapat dibuatperkiraan dan perhitungan tentang kemungkinan kerusakan dan perkembangan mendatang.Selanjutnya, dapat ditentukan penerapan koating pelindung, perbaikan atau kombinasinya.Juga perkiraan biaya dan operasi pemulihan dapat dibuat.

5.1.3 PerawatanPerawatan diartikan semua kegiatan yang bertujuan agar struktur tetap memenuhi atau

mempunyai keadaan yang baik.Beberapa contoh dari kegiatan-kegiatan itu adalah:

Pemeriksaan yang dilaksanakan secara terarur dapat dikontrol apakah kualitas strukrursama atau lebih baik dari perkiraan kualitas pada saat itu.

J Bila diduga bahwa kualitas pada kenyataan lebih buruk dari perkiraan, maka ekstra

tindakan perlindungan dilakukan agar struktur berada kembali pada tingkat kualitasyang diharapkan.

Apabila dalam tindakan perlindungan kualitas struktur tidak seperti pada tingkat yang

diharapkan, maka dilakukan tindakan koreksi (pemecahan/pemahatan dan perbaikan, peng-

gantian komponen dan sebagainya)

Perhatian: Pada kerusakan beton yang diduga, pengecat dan tukang turap setempat jangan

diberi perintah untuk membuang kerusakan yang kelihatan, ini berarti pembuangan uang.

Sepanjang penyebab kerusakan belum dimusnahkan, perusakan akan terus berlangsung.

Bila diputuskan belum akan diperbaiki, rnaka lebih baik bagian yang lepas atau hampirlepas dihilangkan dan dengan pemeriksaan yang teratur diteliti bagaimana perkembanganperusakan. Bila perlu nasihat dari seorang ahli dapat diminta.

Contoh:Suatu struktur beton didesain untuk dapat berfungsi (lingkungan lembab) selama jangka

beberapa tahun (masa-pakai desain). Selama pemeriksaan yang teratur (misalnya setiap 5

tahun) penentuan kualitas struktur pada kenyataannya dan dibandingkan dengan kualitasdesain. Setelah 15 tahun misalnya diduga bahwa kualitas dinding beton pada kenyataanlebih buruk dari kualitas-desain yang direncanakan (lihat garis putus-putus pada Gambc,7.8). Dari penyelidikan lebih lanjut kelihatan bahwa tidak terdapat chlorida di dalam betonDengan bantuan penemuan ke dalam pengkarbonatan dapat diperkirakan (dengan rumus C:

= at lihat 4.1) bahwa permukaan pengkarbonatan akan mencapai tulangan dalam 38 tahun.

Lagi pula diambil kesimpulan yakni pada tulangan setempat terdapat kelembaban yang

cukup sehingga korosi penulangan akan terjadi. "Masa-pakai dikenyataan" akan lebih pendek

dibandingkan dengan rencana masa-pakai 50 tahun.

Pet

juntan;

lan;

mir

o.Y:,6co

,.y,

Coo-oo(6

=Efv

men

dariadalkual

Penlbiay

men

tidalpeniakardibe

Bagdind(Gat

yanl

5.1.r

6,

setal

menmenlabo:

Page 213: Pedoman Pengerjaan beton

u nd nB ." uuu n s u o{- or rq u'p uE{ r'q.r od rrrr r;:: 3r'jjor?;;Tr-T:l[fi t";1ffiilff1

tut uelet8al-uuler8ay .ueun8ueq selr^rllB ug{.lrunlasal uelu^\erad rudtun, (qniu.u.*tuo.roquad qelo uu)iBuBS{BFp u,(uunurn) Jlcal ulules uule,nu:ad IrBp qeqn:aq dequlasFrop duqulas uoreq rnr)irurs uurlreqred uep uu8unpuri;ad ,ue-01 unqul rlrptu {B[as

NOJ,fig xslIntE'LgNOX Ntl}[nrs.Hgd ffiG fiI.VSNfEffNITAgd .g

uolaq rnl{nrls uped {Eler_Ielar qoluo:} uup .rBs!lq{L.I.S'ue>18un1un8uau Burlud sruouo{a BJBJas Bue{

uurcsala'(ued qrlrdrp tedep uet'lgquul u,(urq ueqrunloso{ rrep Bunlue8.ral '(ot.t nqwog)lorduas uoleq rrup (tutu gg) ueqeqtuel dnlnued r.raqrp'uel8ueqtupacllp iranp Burpurpupud 'unpe>1 ueuq8unua{ re8uqag 'uetlpquel e,{erq uuryEque88uaru Jrsrgrp Bsu,( uer3eg'(6'7 toqurg) ue1:u88uerp sruBq unqul Sg nDle/n usrs eped e,(erq ueqrunlasal r{Bltunf

'(ueeslFatuad) ISet paqlpuB{B unqBl x quJalas tut dnlnuad uestdel '3ut1eo1 sruaf uped SunluuBrag .1uqtue1-radip urrf"ufuuf:a>1aq undneu Euure ruBSB lez uusoqoJauad tre aepal Eungo>l uep Buere*rrn uuquuadEurleol ue8uep Surpurp r8unpurlau ueEuaq 'du-ra,(uetu- guer ,i, unqnuau dnlnc {Bpll undprpuas uolaq dnlnuad 'n1t utulag '1e18uruou uDturlr uuleuoqJel8uad wlluqplgauaruuB{e Euere ruBsu lBz uBsoqorauad ueledacred e,nquq uelselafrp qBIq I.f Bpsd

'IIBqtuaI uB{lsESIIsa:lP tudBp Surpurp ruled-eseur BuBcueJ :e8e ue1n1-rad;p Buu,( .eferqueEuap dul8ual ',.ue1e,lABrad uue[ra8ued.. rBua8uau ler.lrseu e8nf uelurqrp nfr"4 ulola3uaduu4uruuod sslv'ue)llraqrp tudep ru>1ud-usuru rrep uuulrxJad .unsnlesral

let Burpurp-rrt,1nn1e,(uurunuau qeqa,(uad 'JnleJoduat lnsns uu8uap rsBurqruol nu1e .ue8uuc8uad

tnrn. qninpnunlSurtu uB{BSrue{ qeqe,(ua4 'pofueq uep snlur.I {eter-{qar ue>l4nfunueu Burpurp Frepuuluduruua4 'e,{uenpa)i rseurquo{ nele ,rnle:edurel lnsns ,ue8uua8uad

lnsns ,inuaaur*ludeq '1eu:nf n{nq uped unluecral {epp uolaq uge{nurad uele,nurad reuafiuayq

'uolaq rnlrruls eped ueeluz(ua>1 - uBBu,cua:ad ruled Bsew g.l r*qur,c

(unqet) uoleq tslnrlsuol es"u,r

09 09

{eEu'ul

z3'u(

JD,

ug

s3l

s(B)l:

uel

JId

'l

'3ruei

8eorl

I

I

IT--\\

'el,'3u

lBn

uBr

u€t

xcq,

9)U'goo,x' ofUt

cx(r.

usrIIBII

r qe^ eq seleq ----J

(lxe=.3p:nuatu)ueeleAual sue6

(6uecue.r) uresap sue6

\\-

'uB,rBJeq IBl 'EuBpes upue ,J\ZZ JnlBJeduq urnulruru'&IE rnleraduel runrul$lutu 'llnf ,I pEEu4 upud tunspleq uere4tuoqued .qBrac

11tuu1'Euupas ur8uu '3,lzzrnlu:adural tunturunu uup c*g€ rnle:adual tuntur$pru .[nf zI p3Euulupud roclp turpurp P,nqeq teqllrq nruq tungat uuuntuuqruad uped irnqii eilr prun[n)lnq IrB(I '(snlEq {Bler-{sler uBp lrodreq) tuupos rIslBpB uolaq dnlnuad pep sapny

-Et

3ur

sel

uJlr

Jnl

nBi

uol

'uBl

Eur

'uer

3pF

wteg narus leo uelteqed uw uepilered

Page 214: Pedoman Pengerjaan beton

V

lil

^aco

5ggPEq

E$;:egEEg,P B.E

e(U'

'or p.=R€ E-s-d oP-c 9.

s€ HEr(u0oc-b9dE g6

Ec3(o(t,.Y

EE(,, G,.s3c(oEB.

oC,o.-oI '6,

EEt3HFc-fE

.=lcloc6.=1't(tr-JHU)(!*tE5 Eio o;Eo.i

-o

#fl>=

rg

Ecep

€ar

(u-ohP,-PE6o=.o

EE6'Oo..E

gE

3(/.)Cef(6F,6i(U >=;EOJ (D:t!(L c

c.qoECE

sbfo,oEEo.0)6>\occo(!(L3

o)coEiEtUE

c(E

hP-(6'tro-oO- O)o(E Co- oY6(L

coCC,(u-Y-o,EEob6o-EEog 6'aIJE.O

c(Uo)I.(doCokra

!Y(!(/,E cJ(D(!tu o- o-

:J

oSc=c1 (66 o-E=b(E06.9bl

c- .!Pa.eEIE

EH(6=AE

(U1Cl(6o6o

L

oo)cLoa

E(!(!1'c(!(r,(u

(D

o(o(U

c.E(,)(o-oEooY

c(!3(6'oI-o()'6c5

c(uEc(Uog

Ssr_E

co6P-o6-=(6.J

EB

c8p-oErE(6J

EE

C,ooo,c(E

o)cEc6

E-oo(,)c(U

'6c-5

(U

6o-cGtet{a'a._=5orcc_5 g.

o=o(!Y

c(U.CcEo(l)9=L -f-

-gEee(l)o)(L -o

o)cJ(f)c(D

o=

E(oC(6(oqEs€sg

(oEoo).go

EoEcE

vC,o(U

c(uEcE

E+ci(U'=

=osE

Cs(E(l,(!-tl r-

s$sg

CE.qEE6EE

Ea&g

sE (xig$

dt o o lU tr- o I

(o

8Er-(D

c(0c?aeAiD(UO- cL

=6=ct)

a:=(o

6=qY 6!

Eg€E,ic(d.qll<?:(6 f :

EH1

c(E.t(E

o

nG:!=osY

FoltoF

Page 215: Pedoman Pengerjaan beton

0)

=(o

ag,1b =.?)=:-.Jq)

(orq,

rcD,(oo=oo:,

{A,ETq,

Jro5co:

5130r=IEfl0

g

E

=GI

oU'

iTsgoi,0'6

,E *il oDO)E-0.

t9:loBe. 5

;oID)N.f(o

zxC.

C) q)

9.c3o=oo- q,

C3c3

rl6-o,=. :f (o_

C'oo=

8Pzs o-gq)5'u (oo

3crq)o,=

0-o Jq)gqOJ

f(oircf(O!,:,

(Doo5

.rJ

ilo(Dg);r

x9.o3o3)J

oPToir

r:,g.Edfc

=EilB=J

6djq)oIeL3ilo=(o=.o =(o (o o) (o--'o.

o)3qq)J

=,o x JJ6!

I6-a '{J. =. q)

o-- D;rer9.c3

51' h9EJ (ok-o- 0)5'Pq)J

.j o-! zds9dAE

= t -f ro

B$ q

flil ^- iriU)O:, 0)(oE

o:,

d=o-,' 0r- :t or

oo:,

< 'Tr =. c) -nPd -=0)d J-lLlJ-(cI !) (OJ ('s6 - E 3=il E9 L-J)x- (ct

g

SP= EIDo=. :LX

Eg2fpof(Do0)(,JA,

EF-3Eo) o=.=iFE.s2Sp

of,ocr0,(t3q)

EE':Z (D(D*9il5 d==' a- 0) (O \y--

E.s gH o-G -qr=:J

ilE. v,A':,

Page 216: Pedoman Pengerjaan beton

P,

ribC'

cD2 f9L- v

PIour-c'€-=Gt!!ocS-oG

Lc(6:(B -!( :)c(6* L!sC(l):f,or:cctsooc(L(L0-

(U'a(,)co.9,T'-v(U(,)c(!

(!cbE L

J o,:lc6u=o-yLtr(l)(u0-

LgEc,E '4.U ecqcu,$i!* 3

€ts,8 9 =tsc-o=u)(l)(6(l)(1)fo-crCO:Iu)

E(U

itsEcE.s

=(U olE .,8G,E.Eool<gco).g=(6=A' C,

Lko5l9'CEoo(LFll

t

II

I

6cL

gE3(!'6l<((Jj:o

E'6fE

g

56EE $ E ;

lvL

EF s,: f;€ [gH.qsI €EEi= i'A P 5 9 &6g.q x 3 6= E

Grper

=l(=LU'

c(gLooo(,)o(L

oo(!d

it).Y=a

c(oo)ct-oC')coo-

Efo-oo@

c(ug)l-

o(r,coo.

l';(B.v. .='a E

I.L Y

III

I

..(E

EoU)

troo.oL

=-u,oot,oEL

Jo0,

a

!ct6)L

oco(,C(Et,LGotxtf

tO

co-9O-(6F0,(r

Ga:pen

Page 217: Pedoman Pengerjaan beton

uB8uap (B) lorduas

(unqe1) eseur(--

1__

uolaq lraqlp 8uu{ Eurpurp {nlun

09 09 0? 08

'(q) B{uuBufurqwadteled-ese141 0I.L rBqurBC

0t

rs{aroual

0z

lensln ueesllreuadeeuecue:ad elelq

ueqequ:e1 elelq

lordu:as uolaq uepaqu:ad

(unqe1) eserr.r

Z:;;;;7c0)

A)oxoao

r9.croof

(ue>11eqled ue6uap)ueegeluel spe6

(6uecuet) uresap sue6

uu8uap (B) Brls{a 3u11eo1

(unqe1) eseul09

Faqlp Suef Surpurp {nlun

lensh UeB$luewadeeuecuered eAelq

(eluqn66unsas) ueqequreg e(erq

ttl6u;geo1 ueuaqured

rttl

r I { ar o{r ar, rr1, a - nl?1rf ^;.f :11H"H

oe, 0l

I

I

llo

lJf,o0)x0)fDf0)fI

o. q)oq)ir

OT

II

-t-- III

I

II

I

I

II

xc!r_

A)oxo)(r,c;r

.al;loloYr e

I

L

602uopg Jnarus pecl uoilecyed uep uepilered

Page 218: Pedoman Pengerjaan beton

210Pedoman Pengeqaan Beton

Gambar T.ll Contoh dasar-dasar retak pada struktur yang diandaikan.

Berdasarkan pengamatan dan bila mungkin didampingi dengan analisis yang lebihakurat, maka penyebab kerusakan dapat ditentukan dan dapat memberi advis perbaikan.Sesuai dengan pelaksanaan, pada struktur beton yang khusus dapat diterapkan perlindungandan perawatan yang berkaitan dengan penerapan perbaikan yang cocok dengan pengamatanserta teknik perbaikan maupun material yang dipakai.

Di samping itu perlu ditentukan sebelumnya berapa biaya yang akan dikeluarkan untukperbaikan.

Berkenaan dengan biaya tersebut dapat dipikirkan seperti:biaya penelitian dan konsultanmenyusun syarat-syarat rencana (acara) kedamenyusun bestek perbaikanbiaya pelaksanaanpetugas pengawasanmemperbaiki kerusakan yang mungkin terjadi dalam masa perbaikan.

Bergantung pada penentuan kerusakan dapat diberikan nasihat, apakah konstruksi betonakan:

dilindungidiperbaikidiganti.

Dalarn dampak di atas harus pula diikutsertakan:masa-pakai bangunan yang diinginkan setelah perbaikankeamanan pemakaigangguan pada pemakai berhubung dengan pengerjaan pemulihan yang dipilihbiaya keseluruhan perbaikan. Pada biaya keseluruhan tidak hanya biaya perbaikan

i(

(

(

s

rli

6

liu

kII

ut

hp:se

de

b,e

m

a

25

BrBa

ya

o

ber

sui

o

unlIunPel

pac

Page 219: Pedoman Pengerjaan beton

?pBd irE8urt Suur( e1efu-rnsnq -rngeradural Buere{ qalg .ul3urp guu( uolag ugg{nuuad upedledac uep r33url uBseueluad qelunfes ue8uap ,n1*rrpiaq"u1e,.tu-rnsnq uep drsulr4 '(re>lequad) ursetu .Jepu'rq. uup ue8u4 .rapu'rq. un8urp rnlnlnlrp tedup rur ueu[.ra1a4 'uftu E uEp €'0 BJEIUB rsuuun;Oq uulzqolel ue8uap u,{urefleqas uBp 1e,(unu-.efi1e lnuin1 'leJ 'Sutleo{ :rUadas upu 8uu,( uurolo{ {nseuuel

,:en1:ai uoloq uesrdel uu48uelrq8uaur {nlun JBSeq 8uu,( rnluraduel uwpoq;ad uenluuq ue8uap nluaual {lu:{al 1lBIBpB e1e,(u_rnsng

u1e.(u-.rnsng c'uederaued Euqrlalas rp (qepsetu) ueqaq ruens

uuledruaur uuEueqralaq Euel( uolaq uer8eq_uur8eq uep ,narlrrr Buef ,nqnq Brtrquq qqr"q eEnf rurs rc 'u,qBq uup sedal uerEuq uq8ue[q8ur* 1n1un rocoo Brspn uBuB{aJBJBpn uEuBIaI o

'qspuer rpefuaur ,u rad e,(erq B{etu r88un Buel(UBIJET{ rslnpord BuarBX ...suda1 snquaqrp.. e8nf ledep leqei qlqal tuui unridnl {nlun lpg 'uu4sudalrP ludep uBrxrtllap Bruces uep rlu uu8uap tr>113uetu un[nq zuas sedalrat Suef uer3eg'lqlpos turpd ueefta>1ed Buqrlalas rp uen88ue8 qelepu (uaft 0g relples redures Bdh[ SZ ptutunu) t33up uuuerauaq rIB ue8uap uelorduaruaa uef rnsrq unaunluna{ nraid

133uJ1 uBuBIaUaq JIB uelordua,{ua4 .'rBluel ueelnu-rad nBlB/uBp JESeq Eue,( Surpurp uu1:useSuatu

usp uB{qlsrequau {nlun uu>leun8rp e.(ueq nqapraq lel uequq uelo:dua{ua4 .rlel edaaqaquu>leun8rp tedzp rtsed eSSurqas 'uu>lgesrdrp usrpntuel uep desrqrp Bunssuui rttol-nqapuep uglorduras rrsed 'nqapreq {et ugquq uelo:durefuad qelorp-irl IErl uu{qBqaslq

rp ue8unpurlred un,lepup e{upquerp u,{srueqguatu qnef tuuf ,:T#.f'.f#- ffi;,{|j uelSuupas 'nqap4rBqEq-uBqeq 1e,(uuq uelsedalau Bueru{ Euu-repp efpeuutol'eaernqeqeped rur rtsud uelorduo,(uad rdqarleqel qlqal 8ue,( uesrdel-uerrdni ,nlauulrq8laru {nlun eEn[ uolaq uuelnuuad ue8up ueresesuad >1n1un uuryun8ip urnlrr rrsed uelord*o,(uad'

l.rsed uulo:dua,(ua4 o

:qulepu urel BJsluu uBp{nuuad ueryese8uau{nlun uuluun8rp Suef lulB-IBIV 'e8nf ue{qlsreqlp sruurl Sunpurlrat {el ue3uelru Bpud lErB{u'(un1ua;'u31e uup lnunl '.auqeuuo;. nElE (upou-epou) eurul 1uc uesraul uel8ueirq3uaur {ruunurelad uBqBq uB{I{unqlp ulnd ludeq 'uuurfuaur nBlB loso88uau;le1r,(uau .r-rnrur* :urBIEJsluB ueryesuEuaur nBlB rBp uolaq uss{nrured uulqrsraquau {nlun uuqBq uBp lelv

uoleq Jnllnrls epud e.dutunlaqes-uule.rtured f.I.9'apolB>l tunpurlad ue8uap r8unpuqrp u8nf tedup JnDInrs ,Sunpurlod uusrdel

Iraqlp Surduus IQ 'uBeueslelad srueles uesu/tre8uad 1nlun rlqe auuroas uplgrpasrp n1-radeEnl 'un[uqred {elseq upud uupeqrad Haqrp nlrad B{uur 1pq ururef:ar redep ,ru*n1rq6-uuleirrerad ruBY '..e{utunleqes-uuls/heJed.. ue>1a1afa>1 unlqnqrrip ueaunpullred nanTrnpuolaQ uulruqrad ue1e3eta1 quqa,(uad uoJe{uuqol BAlquq .1eqrFa1 Suuas ral{erd tuBIBp IpBuerDI Euquad le8ues tut eruunleqas-uulu^rerad 'nlnqBp qlqel uB{JBsB{rp uup ug{rlrsregrpsluEll us?)lnuuad 'uo1aq ueu4nuuad s?le Ip tunpurled uusrdul lJeqtuetu unleqas .upuuuBp BrBpn qnruEuad dupuqral rnDluls rEunpurlaru Br$le uu>p Eunpultd *rrdn1-nFn1

'

'u.(uruEuqasIrBp lnBI 4e 'le;1ns 'uplrogc '(uuluuoqru:1tuad) Suere tuusu tez luadas grsarEu uBr{Bq-uBrIBguup tunpulFq uoleq Jnl{ruls ru8e uenfnueq 1ul tunpuJlad uesrdel .uolaq ueulnugad selurp uuTlulepp Eunpulled uesldul nlBns B,hqsq ruBreq uu)[E uoleq JnDgqs uuEunfurpa;

uolaq rnplruts ue8unpullrad f.9.(uJu1-uru1 uep

e[ra{ ludtual uelEeq uudnlnuad) Eunlrqrp eEnf eruupl u{urq ldslat .du*FIIp Bue,(

{n

usUB

'uI

ql(

LLZuoteg Jnarug leo uailEqed uep uep/ueredwl

Page 220: Pedoman Pengerjaan beton

212Pedoman Pengeq?an Eaton

bagian lapisan beton terluar muncul perbedaan temperatur yang besar dan bertekanan tinggi,

,ri'inggu- lapisan ini mengelupas lepas. Sebagian dari lapisan beton ini pada beberapa

t"rpuitrwaktu-waktu masih menemPel permukaan beton.

pengerjaan mekanis lebih lanjut (misalnya sikat baja berputar) tetap dibutuhkan untuk

menghilangkan secara menyeluruh sebagian lapisan beton yang telah lepas. Panas yang

dimisukkan pada umumnya tidak berakibat negatif untuk sifat-sifat mekanis beton, asalkan

kecepatan perpindahan tempat dari pembakar tidak terlalu kecil.

Bergantung pada temperatur busur-nyala dapat dipakai sebagai angka p€doman sebesar

0,5 m/minit. Ielas tentunya bahwa busur-nyala harus dilaksanakan oleh karyawan spesial

yang dilatih untuk itu. Tenaga-tenaga ini juga harus mengetahui beberapa tuntutan

pengamanan dan lingkungan Yakni:

dengan Pemadam kebakaran

alat pengaman pribadi harus tersedia dan digunakan (pakaian kerja penghambat

kebakaran, helm dan pelindung muka)

ventilasi yang baik dari ruangan di mana busur dinyalakan (gas-gas yang berbahaya/

beracun akan timbul ketika pembakaran dari pengotoran).

Busur-nyala digunakan terbatas karena biaya per m2 besar.

Perhatian:Busur-nyala pasti tidak dimaksudkan untuk menghilangkan keseluruhan penutup beton

pada baja tulangan (ingatlah pada akibat pengaruh negatif dari temperatur busur-nyala yangtinggi, contohnya dapat mengakibatkan perubahan bentuk pengerjaan dingin baja beton).

c Alat-alat dengan tanganAlat-alat dengan tangan yang digunakan untuk mengasarkan permukaan beton dapat

disebut seperti; 'Bouchardeerhamer', gigi besi dan pahat (Gambar 7.12).

Gambar 7.12'Bouchardeerhamer', grgr besi dan pahat.

Alat-alat ini terutarna dipakai untuk permukaan yang kecil. Penggunaan sikat bajaberputar tidak disarankan, karena pekerjaan ini meminta banyak kekuatan tenaga dan sikatbaja tidak sampai di pori-pori. Lagipula terjadi pengotoran seperti cat dan jelaga ('roet')yang menempel pada permukaan beton.

xw

kPr

Pt

St

urPe

biba

[]'

koaa"DII)

bitrsebr

Page 221: Pedoman Pengerjaan beton

usp .uau*r.{1ern,(_10d. '(,uasruq,{xoda,) rs10da-reuup .(.>{ad,) nlea-n1f,a .rJ{:',ff:l:;:LIulBpB IBue{Ip Sued qoluo3 ederaqeg 'resaq le8ues uu:esed

-rp du,1no{ ucurposrad

'ulrl 002 rudtuus srdrl qrqal Bue,( qelupe urfrce8ria,,1{nlun uu>13uepes 'tuTf 002 < Sunpurlad uusrdel-uusrdul ,-r:uaq*; refleqas reledrp aulrr'oi qeltlstr '3ur1eo1 ueluun8rp uu{u B{uLu '{r,q r{rqat Buei ueiunpurlred uullere{srp eug

'BpuolIJ uep tuil{r ,BueJe tuesu lBz ucsoqorauslidepeqral sBleqJal ue8unpurlrad uulrB/yrpuoru lec sruef ederaqag .uoloq uuelnr-urirlqepuuaduau Inlun uuleuntlp uu>1e,(ueqa{ ueleca8ua4 .ue1o:duras ueEuap nBlB Io.t

.sp,:1ue8uap uqsaloJp 3ur1eo1 usp uuleraEua4 l(uorrq Lrentnr.r.uad) resep uesrdel sqe rp erilqSunpurlad uesrdul qlqal nelu nlus lJoq[uatu ru8eqes uB)lruelp Furluol uBp uElc3e8ua,r

tu11oot1 uDp uDrDx '' rri.f'lB{ola.u qaloq {Bpll uup 1a^13 qlqol sruuq seraSuaur q?lelas lameEuad uBqEB

.(eu:e,r) Blrlelsa uBsBIu_uBsBIB(:usaq:adrp sne uBuer{eler) uolaq uuprnrr.rJad uu1u1r rE3uruaduratu

Suere ruuse lBz uplnseued r8unpurlatu

(. pue:eqoyorpdq. ) r ru r'roue*'::,?ii, TJff T:i,,:r'il1#:l :laae8uad uuqeq ruBuqas ueluun8rp rur.uepedu'uatu 'etue,rue1 ;:l?'Jr'#;::l; ' ''

'uelaa,re8uad gI.l JBquraC

'sBJe{ rpefuaur lamu8ued u, .ieg'den8uau 1n:e1ad ueLIBq I{BIeleS 'lJuelu sI g 0I nl{B^r eles uu8uap-iaurlnrp lcdup n1:acl upqtur uuefta8ua4 'sunr n?lB IoJ 'uelorduas ue8uap ug{n{elrp 1ur lame8ura-uoq"q-unprq*r4 '3u!ra1 uBp qlsraq sruBq (uotaq utrE{nurrad) resep uesrdul n^qnq uelleru{srp n1-ra6 eru1ttntunBpud 'Gt't nqwog) reuep qBIBpE ueluuntrp >1e,(ueq auek tameEuei uBWq ru8eqag 'uolaq uBDlnurled uod-Fod tuulep al Sunpurled uuquq ueuaqtuad :uslruglp uelarnr3ua.l

ur1aao8ua4

'uoleq uqordruefuadrelseldulaur

Eunuol ugp usluJaEuadr se uBard u Wela,r\ eEued

:uuquBq uu8uep Btue1rual uolee JnDlruls uutunpuqra4'snru etu qnrutuad uBJrpsqe{ uuurxtunua:l

uBqBuaru ludep snJBll uestdel utnl .(unqe1 91 er(qus1u) ug{BugJuerrp auei nl{B^r

Euufuudas;parEu u,rl,q-uuquq uurlgua.u redep ,inan, nd* *p1*rp", sruuq efuuqeqap;tr'tuuuad rul ugleselar(uad uuqdq [BQet.tunpuilar Eue,( ueruselafued ueqdq-uuqdq rp;j

uoleq rnl{tt.tp uu8unpullred fI.9

3u

rlB

UT

IBI

J?I

UB

tuIn

ed

'rE

:l Lo]rl

u

elzuopg narug leo uuilwted uw uepr4end

Page 222: Pedoman Pengerjaan beton

214 Pedotnan Pengeqaan Betm

Bergantung pada campuran koating; gas uaP air dapat menembus, tetapi gas-g:ls yang

lain seperti zat asanr arang dan chlorida akan ditatran. Nasihat dari tenaga ahli rnengenai

jenis koating (dan ketebalan lapisan) yang dipakai diperlukan.

Koating-koating juga digunakan sebagai pelindung terhadap kerusakan rnekanis. Masa-

pakai koating juga bergantung pada ketebalan dan bervariasi dari beberapa tahun sampai 25

tahun. Oleh karenanya sangat penting untuk menanyakan garansi yang cocok bertalian

dengan masa-pakai koating yang direncanakan.pemberian koating dan pengecatan merupakan suatu biaya yang tidak begitu mahal

dan cukup sederhana. Harga bahan dari berbagai koating lebih mahal dibanding dengan cat.

Untuk pengerjaan koating hanrs diperhatikan peraturan keamanan yang diberikan oleh pabrik

(masker, pakaian pelindung dan lain-lain).

MemplesterKerusakan-kerusakan mekanis kecil; sangkar kerikil ringan di permukaan dan

gelembung-gelembung udara dapat langsung dipulihkan dengan memberi lapisan pelindung,

dinamakan memplester. Spesi plester dibagi atas:

ikatan-spesi semenikatan-spesi semen dengan tambahan bahan-sintetis (polimer)

plester bahan-sintetis

c lkatan-spesi semenIkatan-spesi semen terdiri dari:

bahan ikat semen, mungkin dengan tambahan kapur

bahan tambahan pasirtambahan bahan pembuat plastis, bahan pembuat kedap air, bahan pewarna

dan sebagainya.

Untuk membatasi susut pengerasan dapat dimasukkan bahan tambahan kasar. Maksimal

besar kerikil tidak boleh lebih dari l/3 tebal mortar.

Perhatian: tebal isian bervariasi dari tempat ke tempat.

Sebelum mulai memberi lapisan plester, terhadap permukaan beton dilakukan Pera-watan-sebelumnya. Di situ permukaan harus dibersihkan dan mungkin dikasarkan, sedang-

kan bagian-bagian terlepas dihilangkan. Untuk mendapatkan rekatan yang erat, permukaan

beton dilembabi. Selanjutnya permukaan diolesi bahan perekat (bubur semen-pasir yang

kemungkinan ditambahi dengan kapur, atau bahan perekat berdasarkan bahan-sintetis).

Kemudian dapat diberi lapisan plester. Agar dapat mencegah retak-susut pada lapisan plester

dianjurkan untuk menggunakan lapisan perekat elastis (ingatlah pada Paragraf 7.3 Peretak-

an hidratasi). Sebagai plesteran di bagian luar boleh (supaya mendapatkan pengerjaan spesi

yang lebih baik) tanpa menambahkan kapur pada ikatan-semen spesi. Kapur dapat larut (air

hujan) sehingga muncul permukaan berpori. Untuk memperbesiu pengerjaan mortar, lebih

baik digunakan alat pembentuk gelembung udara. Pada kerusakan yang tidak besar, pelak-

sanaannya mudah dan murah. Keuntungan dan kerugiannya dapat dilihat pada bagian 6Teknologi Beton.

e lkatan-semen spesi dengan polimer (tambahan-bahan-sintetis)

Semen sebagai bahan ikat mempunyai lingkungan pemakaian yang luas. Semen (beton)

juga mempunyai beberapa kerugian, yaitu kekuatan tarik dan perubahan bentuk yang kecil.Pada permulaan abad ini telah dicoba dengan bantuan bahan-bahan sintetis untuk

memperbaiki sifat-sifat beton. Sejak tahun 30-an bahan-sintetis yakni; karet alam (lateks)

telah ditambahkan pada ikatan-semen spesi, dan dinamakan PCC (Polymer-Cement-Concrete)

spesi. Setelah tahun 1970 banyak penelitian dilakukan pada kombinasi epoksi dengan ikatan-semen spesi, dinamakan ECC (Epoxy-Cement-Concrete) spesi.

Id

p

d

p

p

d

p

ti

a

s,

It

a

pird

il

Page 223: Pedoman Pengerjaan beton

Bped uEp rBsoq uulnsnxuad) .tu1,ftce. ,(uu8uel8uelad uup up{Elarad rpeftal uguplflun1lle{Inqull uE8urqas 'teseq uelnsn(uad) relsarlod :rt:adar ,,ni Bue{ srlalurs-relseld

u u y B u n r u - r''J*' J,'#iilih*;:, - # tsads ueues uBlull ueeunSSued euaru4'urunuour r(unru 8ue{ srlalurs-:a1sa1d ueuun33ued lul EJeluatuos 'lesod Suequral:aq uu8uel uu8uap uelreq:ad Inlun srlalurs-Ja1sa1d uuuun33uade8nf ,enrrlod uduui nule ue8uep uoruas4sads uueun88uad Burduss Ip ,siar >relas

s!tatu!s-retseld

'rlqu unlnq EuufIB)tBued qalo ueuun8Euad ueqeleso{ Inqup ueuolSunural'raurrlod ni"rpfuoq nu.*r1

uB)Heqlustp 8ue,( sllaluls-uuqeq e,(u1e>13urueur ue8uap SuFras [Br1gqr uDJButuelqnlnqrp Suues Bunpurlad ueru4ud

(sltalurs-uequqpep qepuar qlqet 8ue,( sBlrsrlsBla snlnpotu - g eSreq euerel) uede,,(er depeqrel qj

rBsoq r,#ffi;.tiH'J::il;::l - :uerEruay'sulBqJol uerpnuel-uelemerad

(epuolqc '1eg1ns) elul)t uelusruad ueq?uo.u ilBq qlqal uendtuuue{raq(selrso:od) selpqearurad lqlpes

rre uedera,(uad lglpassrlalurs-ueqeq uup ue3o1 ...?rue1.. uoleq ieped lruq Buur( uBlEIaJ

(resaq dnlnc Bue[ ue8ue8ar selrsudul uep rnluall,n{ u,)plr'uau uv).e obol< :aur10d) lpq qlqal {ruueq uuqeqn:ad uendureurel

le13urueu ilret tunlBuBqrepes uruuueftaEuad

:qelEperaurrlod ue8uep rsads uatuos-uule{I uele{uuad {ntun len{ uesBle-uBSBIB re8eqa5 .lroeTqrqelrpefuau uurnduec ue8urpueq-red uup srsop uBr1EIBSa{ ueurlSuntual u88urqrr inlnO an6tslnpord epud qntef e,(uesulq ueqllld 'e,(uueru4euad eped uu>lnFadrp (lntrn*) te8ues rlgee8uual uBp leqlsBu B/rrt{Bq selaf efes n1ua1 'raurlod Brpesral ry,(ueq dnr1n, uerusud rq

'1u[uuq uu)plnseturp8uu{ raurlod qulunf

-l

(r

(r

v

't

(r

P

raurlod qalorBsBn)Jrp IBJIs-lsJISueqrprad r.{Braep

.slufu uDturues snelurs-ueqgq luJJs Brruru Ip {FIl nlens eped ruduus Euernqraq wIB rsads ueues-uulu{l IJBp teJls 'uuqequruued qspuna upedEunguuEral 'ueues uup rrusuJa8uad rqurzq8uau ludep spaluJs-rruqeq tlseds uped urlr;uqurgllp>pfueq qlqal slleluls-ueqgq e>IIf 'luJIs-lBJIs uequqtuel uB{uaqueu uB)lB uBr,lunlasal ,pndraurqod uq8uupes .delal uu>lu ueuos-uslolr Jeseq uerEuqes llq1pas rluqtue1lp EIrg

'uetllas ur?tBp I,rl?IUrH UeU,nUfuesradueludn:au uB{nq rsads ueuas-uutu11 eped speluls-u?qeq uuq?qureued -BplJolqc nqg/uppEuure uBse luz uu>[nseued dupuqral uetunpurFad ueryulturueur {$un uuleunErp reurloduBququuuad etnl 'tseds uetues-uste:ll 1.rp uu>la1 1en:I uBp mlual pn1 .uapfrallp pdrpuenduutual 'uu1e1er lrusaqreduau pn$Ierrueq raurllod *quq,rreu"6:arniuilj"uesrauluped ur1s1e uqnlunl BpB BIIq Bululruel uuleunErp ratullod uuEuap 1sa<Is u"111"r-urtp{

rsads ueues uuls)il qelo

lBsBn)lrp TBJIS{BJIS

'ttUB

)TIJ

'lB

IBT

uBl

SZ-BS

IBU

tur

lpllpes uB)plnsBurPEuefi, raurrlod qeprnf

9lzuopg narus leo uailw@d uw uep/neredurl

Page 224: Pedoman Pengerjaan beton

216 Pedoman Pengeqban Betqt

koating petindung

beton koating

epoksi modar perbaikan

primer (laposan perekat)

bahan pengawet

kerusakan permukaan beton

perusakan akibat lingkungan agresif(misalnya: ponggaraman, bahan kimia)

Gambar 7.14 Perbaikan konstruksi beton dengan spesi-bahan-sintetis.

temperatur di atas 50'C mulai meleleh) dan 'polyurethan' (E-modulus rendah dan reganganyang besar membuat damar ini tidak cocok untuk mendukung beban), sedikit dipergunakan.

Rekatan antara ikatan-damar-epoksi spesi sangat baik. OIeh karena spesi ini kering,maka sudah merupakan keharusan yang utama bahwa lapisan dasar dari lapisan primerberdasarkan damar-epoksi (Gambar 7.14).

Waktu pengerasan (mengeras sempurna) dari ikatan-damar-epoksi spesi yang sekitar7 hari, itu dapat merupakan kerugian. Penyusutannya boleh diabaikan. Pelaksanaanperlindungan dengan ikatan-damar-epoksi spesi sangat baik untuk menahan perusakanmekanis. Pelaksanaannya sederhana tetapi bahan bakunya rnahal.

Perhatian umumPolimer dan plester-sintetis dapat menimbulkan masalah bagi pekerja (misalnya: hasil

yang merah) apabila penanganan mereka dengan bahan-bahan tidak teliti. Tindakanperlindungan yang baik (sarung tangan dan kaca mata pengaman) adalah suatu keharusan.

Untuk pengerjaan plester-sintetis harus diperhatikan pedoman-pedoman pengamananyang dikeluarkan oleh pabrik (masker, pakaian pelindung dan sebagainya). Setelah kerusakan-kerusakan (gelembung-gelembung udara dan lain-lainnya) dibuang, sebagai alasan-alasanestetika sering menjadi keharusan permukaan beton dicat atau dikoating.

Beton semprotBeton semprot telah dikembangkan semenjak 1900 di Amerika.

eo.iE.a C) rtraqa-9E.Et E

IE Ec-tdE"TC8EEg

P

sl

lG

b

A

k

hB

si

ad

Pe

ke

tel

rel

Page 225: Pedoman Pengerjaan beton

(rIBsB(L uBp c8uua{. apo4our FBp srlBtuals uesulafuad gt.l .lBqurBC

"qesPq" apolauj

t J_-__E

lo.rduras eledal ,

uoloq Bduod-'N,.at" -T'

''i.\ qPsEq uelndurBc';-:i\ .i: r

u

-l

u

'u

ul

IIIJESEp uesrdel

lordures elede1€- eJepn

6uua>1 lolduras ursau

sep uesrde;

'uelo:dtuas ue8uep Jnletp JIB uu)plnsuluad 'ueJndtuuc r.uelep a{ uelue{atrrp !1?puaJu€uB{euaq rlE lordtuas-u1eda1 uur8eq I(-'to:dtuis-e1eda1 aI ug{snquaqlp Ergpn ur:irs131ue8uap uuqBqtuBl uequq uup ueuas uuJndr.uec ..3uFe1.. apoleru eped .uemdtrlec tuElrp e{uDplnsutulp JIU BUBLU Ip lBduel uBp eJBJ uped qelepe lul ruelsrs pnp BrBluB rp ur*p.-qredGt't nquog)..rlBSBq.. apolau uul8uequrarp 0s6I unqq rqples ...8uua1.. epolaw riRlBpEenr tuWd SueI epolew 'lo:dtuas uoleg ueuftatuad {nlun Bpeqraq Bue,( rualsrs Enp e,pv

uep JrB ue8uenqurad reoa:aseJ .lorJ-lop

,otduas uopq uroha&ued :*alsrg

'uusneal uusrdel uuFeqtuaa('e{uruBuqas

eped) url$le Sunpurlad uusrdul ueFaquaclueltu>18urllp rnqruls rde uuqet e{ep

rIEIec-qEIec uersrEuari(tordruas uolaq epud srloluts luras-lures nels efeq teras uBlq?qr.uglrp

ledup uulgnre{ ue{{rgueru 1nlun) srug{eu uu{Bsrue{ dupuqral ue8unpurpad?Il$[e ueEuelnl lreqlp Euu,( srlsre uoleQ uesrdel uaqtueru uuSuap rnDlrus uqenEued

('urc1-u1u1 rrup Epuolqc .3uereruusB lBz uBrnsuuad depuq-ra1 uuSunpurlred) uequqtusl uoleQ dntnuad uepeqruad

(ruas 1e[qo->1a[qonslE uoleq l$InJtsuo{ sldq ueSunlEual uollusnu) JnlBrel {Bpp Suur( Jnuruls {nlueg

:quppu lorduas uoleq uuderaued qoluoc eduraqag's1d1t nlelret uulEuunlrp w{g tuef ror uolaq lgqal nqu Eupsgaq

Iepou tenqtuatu ruBl?p rp uBlllnsa1 tudepuetu .ul!q uuleuntp EuFas lorduas uolefluede.rauad qe.(e1;11 .

'uelorduas upda>1 uBp u?Jnlus udld Inluleru J?ssp uesJdul eI uu{loJdurasrp rEtup rrglgdaceluutuap BJspn uuusral ugnlueq uetuap tuu.( snpq pJo{Jeq uolee qulupg rcrduas uoleg

itotdutas uotaq qqodv

,'uopunEJp sruq qlsutrr ru51 pdruus (uu:iluqred udenqaq uutuap) Iur {$uaq UTBIBP lBnses uuP uDlualedtp uruupad tue,( prdua,(uad ulsaru 116I unqq BpBd {uu:rqa1 -{qeup tue{ qdp uoleq uutuap ;s1dqp .n,(s{ r:eo tupsSlaq uesurp ,1n1rrf fuBi ,Ir;ir; EId tuelBulQ-tuauul0 uotaq lrsp lues lafqo-1afqo epud *rtnrrqp eueuad tuur( uudarcuad

ut

ut

JB

JA.<'o

'uTIE

"6uua1. apolat!

6uua>1 uelnduec

Llzuopg rnryrus yeo uailsqed uep uep/ndredqe1

Page 226: Pedoman Pengerjaan beton

218 Pedonan Pengeqaan futon

Beton spesi yang terbentuk ini dengan menatran tenaga disemprotkan ke lapisan dasar.

Pada metode "basah" spesi yang t,elah dicampur melalui pompa dialirkan ke kepala-semproL

Dengan bantuan tekanan udara tinggi spesi beton disemprotkan ke lapisan.dasar.

Keuntungan dan kemgian dari metode basah dan kering adalah:

. pantulan 15 -30% lO - l1%o

('rebound' Gambar 7.18)

. rekatan baik banYak Problem

. tebal lapisan relatif tebal relatif kecil kemung-

penyemprotan kinan PengendaPan. faktor air semen kebanyakan rendah kebanyakan tinggi

(f.a.s). bahan tambahan

. mesin pembersih

. ketrampilan tukang-tukang penyemprot

Keuntungan-keuntungan dari metode basah yang kurang pantulan dan kurang butuh

pekerja terampil tidak seimbang dengan kerugian-kerugiannya seperti rekatan yang kurang

baik dan kepekaan yang besar terhadap pengendapan. Jelas tentunya bahwa pada umumnyametode kering yang lebih disarankan.

o Perawatan-sebelumnyaSebelum mulai melakukan beton semprot, permukaan beton harus dirawat sebelumnya

(lihat Paragraf 6.1.1). Setelah permukaan beton; dibersihkan, dikasarkan dan bagian-bagianyang lepas disingkirkan, kemudian permukaan beton "lama" harus dilembabkan dengan

teliti dan selama 6-8 jam. Pori-pori harus jenuh, tetapi permukaan tidak boleh basah.

o Susunan beton semprotBeton semprot adalah suatu campuran dari semen, pasir, agregat kasar (besar butiran

< l0 mm), kadang-kadang dilengkapi dengan bahan kimia pembantu. Pilihan butiran terbesardari bahan tambahan kasar tergantung juga pada:

ketebalan memberi lapisan beton semprotruangan di antara tulangan yang diletakkan dan permukaan beton atau bekistingpenutup tulangan (selimut beton).

Sebagai pedoman untuk ukuran koral terbesar dapat dipakai bahwa koral tidak boleh

lebih besar daripada ll4 6 113 d (Gambar V.I6)"

beton semprot

beton lama

tidak perlusedikit waktu

pekerja yangterlatih baik

perlu (mempercepat)relatif banyakwaktukurang butuh pekerjayang terampil.

d

bjiah

pribi

cialy.

y1

traE

tir

a

air

ad

sil(ujpa

ga.

d2

:-:.:.:(.'.'.'.!

beton lama

Gambar 7.16 Penentuan butiran terbesar dari kerikil.

Page 227: Pedoman Pengerjaan beton

'lE{ar lBn{ uBnluauad qoluoc Ll.L rBqruBc

{uEl-EledaI ___,_}

lElarad -----)

BUIPI uolaq --)

loJduJas uolaq

lEIaJad -=+It.,Pl_PlBda{ ___>

f- uelela, lenl uenluauad

Ut't toqwog):snuru Inluaq uEluo

uetuap run,qrp ledup qered ue'ueEar Br,ru .,#jr'll'rfi':il'JilriT'JfiH:r*fio, e'(eE

'qBr.ual turlud tue,( uu8unqnq epedludep:a1 uB{B uBI{BlBd 'uBIlBIelIp {lrBl-Bleda{ qBnqas rur rsrs unpe{ uped.e[u(3unfn-Euntn)zpdal-epda1 ueelurad qelatag '.etuBl. uolae .uru 0s + lorduras uoleq Fqol qulcpe rapurlrsr8Eurl '(urur 0s 0 u,(ulesrur) ueulra4ad leduet rp irpu,lrr-Japurlrs Joq1ge111 uu3u.;, r{BIEpBuqu{ar lpn{ uups{uauad apolau nlgns .es1lradrp uB{B usle)le.r tBrl)l ueufreleap e8ng .nf*p{IBsequar uBp uB{al 1en1 rfnrp lotdtuas uolaq ueuqocrad snqn{-snqnl ugnlugq ueBr:aq

lorduras uolaq uee$lrJait,ad .'uu4ur8uirp {Bpp nBlB uB{n1:adrp {epll ueqEqrualad ue8uap uBrpnual-uulu/herad uep .lesaq qlqcl Srsa:te uBqBq-ueqBq uB{nseued uBqBueru uunduruual uEnl 'lulEuruaru qlqet ufuuulniu uraa

uup rHsl 1en1 'uulu1ar '1u1 uBr{BquBuad qalg .lorduras uoleg ruBIBp e{ ugrr{Bqtuullp tuer (rsloda ufulusrtu) slraluls-uuqeq ryfunq ufn*as ,rur uu8uelulaq unqsl-unqq Epud'{lsq 8ue{

uBle^\?e{ uep qepuar 8ue{ sqlllquaurrad 'rE8url Euer uulen:Ie{ tudepuaur uu>1u u[u:rq1uB{Bur illBq ue8uep lBpetuatu lordues uoleg Bueru{ qelo 'rrc ue8uap rndureclp redep uerrgcedruaq nluequad uBqBB '{nqnq edn:eq uup uurndtuec ruulup a{ uu{qequglp tedep uunruuquBqsq-uuqeg 'uB{Bun8rp tudep uulell8uad .reprqar. uup .rolelacce. uur{?g .lsqppraq

{upfl rldruuq spas ..8uua{.. epolotu upud ueulra8uad qupnuuadureu ujnaraul .uolag ueuopad upudledepral Suuf lurers-lerefs nlnuetuaru ulnd snruq uapunErp Euei nrueqtuaa rr,upr uBr{B;

'r'0 u?p 8.0 eru1ue Ip {qetrel uaues JrB roD[sC .qspual srrrurluerues Jru roDlsJ 'lorduas uolaq uedepuatuad qeEacueu {nluo

.euvEr 00? usp OsE ereluE

)FlelJal uap,(ueqe{ u?:lBuntrp tuu,( uetues rupu:l uEEuriles .rrn1q uBJqng rclguaur u:pfsEnI qlqel lordulasrp uule Euu[ usnlnured uultuduprp luqEunru lurrnsluuas) UceI uerenguulg)Pued tuepq llBq tuu,( JISBII us{rsuqtuaur rudup pueHod a*qi"r nqB uauras uutuepBtuqrue.L 'uola8 uBtuoped lllnuetuetu stu?q ueleuntp tue,( ueuras JBpg)I rrBp uaues

'rupunq {nlueqreq ugtunur 4pfueqes tuuf uequq qgldp rusu>l rcEarEe undnuu rrsed wrllnq {nlueq ryeq .uu8rri urtlrrlrrg

lo.rd

,QuId

rIslo

tupr

JSSAq

uBJpr

'quuBua

uu18uc

efuur

efuurntuernlIlnlnq j

ul

(t

l

-8

'lordues-'JUsBp uBl

@teg ueel 6tz@q Jnarus leo uailEqed uap uep/ua@d

Page 228: Pedoman Pengerjaan beton

220 Pedqnan pengefaan futon

ka

Br

ka

ter

a

pabet

bet

der

dar

per

agi

Ril

. PelaksanaanPada penyemprotan beton, peranan penyemprot adarah hal yang sangat penting.Ketrampilan pekerja/penyemprot menentukan seuagian besar kualitas lapisan beton semprot.Dalam penyemprotan fartor-faktor yang penting adararr:' Jarak antara kepala semprot dengan permukaan yang akan disemprot. Bila jarak

kepala semProt terlalu kecil, maka gaya yang *rny.rt i beton semprot terlalu besarmenyentuh permukaan beton. Akibatnya, tidak akan ada tapisan beton semprotyang terbentuk karena semuanya akan dipantulkan kembali (,iebound,). Bila;u,utterlalu besar, maka gaya yang (menyertai beton semprot)- r.ny.n,uh permukaanbeton terlalu kecil. Kepadatan dan rekatan tidak ,n.."nuhi. Sebagai jarak rata-ratakepala semprot terhadap permukaan beton dapat diambil sekitar 60 sampai g0 cm.. Arah semprot.Arah semprot sedapat mungkin tegak rurus terhadap permukaannya.. Jumlah air.Penambahan air diatur oleh penyemprot (metode kering). Bila air yang ditambahkanterlalu sedikit, maka mengakibatkan tidak cukupnya-gaya-lekat aun akan terjadi'rebound" Pada penambahan air yang terlalu uunyat, J.uugiuni;ffi;n u*un, hilang. Beton semprot akan melun.ui tr-n dan iepas

Perhatian: Bahan-bafran -yang

terpantul dinamakan 'reboun d' (Gatnbar 7./g). persentaserebound sangat tinggi (15-30%) don *.ngakibatkan kerja tamtahan (pembersihan). Jadipenting untuk membatasi persentase rebouid. Ini dapat dirakukan dengan cara-cara berikut:Perawatan yang baik pada mesin semprot.

Jarak dari kepala semprot sampai ke permukaan beton ditentukan dengan bantuanpenyemprotan percobaan.Penyemprotan berputar (Gambar 7.Ig)Su'iut kepara semprot-permukaan beton adarah 90 derajat.Susunan spesi:

' butiran-butiran lebih kecil memberikan rebound yang lebih sedikit. faktor air-semen yang baik' penambahan bahan-bahan agregat ringan (lebih sedikit rebound) seperti abuterbang dan 'silica fume' (kedua bahin ini-memb.JL."lr*r perbaikan padabeton semprot baik pada kekuatan maupun keawetan).

t:,kt'p.

dtmla6

a

pe

pe

ba

kelal

a

(pe

ketbet

Pct

dihmespe

yax

dicada

mei

betrGambar 7.18 penggunaan yang baik ,l.ari kepala-semprot.

Page 229: Pedoman Pengerjaan beton

I

.uolaq

BfBq epole{ ueEunpullred uu>1Sueqtua{rp nlBI unqu1 ederaqeq ryfas EplrolrlJ BunpuuEueurEuu{ uerEuq-uer8eq uu1r1uu83uau {nlun JIlBuJellE ru8eqa5 'urlEuntu )teplt qEIBpBuu8unpurl:ad nule uurq8ur,{uad 'ueeues4ulad lEESrp uolaq ue:ndurec epud ue4.rndtuucrp(.ro1u1accu.) nluuq uequq re8eqas Bpuolqc-Bppop{c uerpu[a1 {efueq Buare{ >fe,{uug qlqet tue[ueluos-rad uu{lraquavr (Z't teqll) Bpuolqr qalo rsoro{ Idelal '{lpq Eue,( uelreqrad rsadsuuEuap uuTluu8rp uerpnue{ uup ueleuoqrultuad rurepEuatu r{ela tuEI uolae ue>poltur{uauuutuap nele 'Eueru IITBsE lBz uuq?uad tunpurlad uesrdel nlens ueguetu uetuap uu{nuaqpledep ugleuoqrglSuad uulqgqasrp 8ue,( rsoJo{ 'I't qgg eped segeqlp rrtat luadag

$il stporrq uotunpugta4

'Euufuedradrp tedep selllsnlreq Euernl Eue,( uolee ruled-esuprl 'roc uolaqrSoloulal ue8uap Enses lorduras uolae r3o1ou1eg'efta1ad uupllelel uBp uerlr{BalTuepdtuureleped EunluuE:eq JBSeq uet8uqas ui(uselrleny 'BpB qelel Eue,( uolaq epud (Sunpurlad)ugqgqugl uesrdel lrequeu {nlun Teq tuu{ epoteu nlgns qBIBps lorduras. uolag

uuserlSura'(uun1 rnJunlau ueutlSuntual) to:dtuesrp Euu( uuu>1nu.red uped qnlef {el uufnq rre re8equ8acrp sluetl B{Btu 'ue[nq ucunr eped uuln{B1lp uelo.rdua{uad upg 'uerpnue{-ueluirruradepud uuleosrad rEuern8uatu tudep (rsloda u,(ulusru) stlelurs-ugqgq uuqBqr.uguad

'.punodtuoc EuFnc. nluns uedereuad ue8uap uurpnua{-uelB^1erad lJeqlp tedupuoleq Uee{nuued ueuDt8unua) 'sneluls-ueqeq IJoJ nsle SunlueE epual u,(ulusrur ue8uepdnlnlrp ufuueelntu.rad re8e elnd uelrnfuerq 'lJBq t rqrxas BurBIes rqBsuqrp sruBq uolaee,(ueueru:1 qelg 'SuFa8uaur uoleq uDllBqHBBuau uurlu 'len[ BJBpn ue8uap re8as uotagBJBIUB ledac nlelJel Eus,( ueqnluasJed 'Jeseq ueseiatued nl{BA\ eped uu>1lrserlrp 8ue,( seued'r83u1t tue{ uetues rBpE{ uetuap ueindurec nlens r{EIBpE lorduras uoleq Bueru{ qatg

uE!pnulaI-uElBr.LBJad o

'(.Eurqsrug.) uelesala(ued uusrdel Brt$le {nlun ryeq 8uu,( rusup uesrdeluultudeprp eSSurqes sneluls-ueloso8 ue8uap >losoBrp tedup uep ue{tordurasrp qESBq usupua{uIBIep lut sBlBJel uusrdel 'r33up qlqel Suer( uaues repe{ ue8uep snlurl 8uu,{ uesrdal ueqequulto:durasrp rnpprol lo:druas uoleq uesrdel {nlun uerynfuelq .3ur1eo1 nsls uesnpq8uad4rerusalefuad uesrdul BJI$le lraqp nlrad Dleut 'ue>lur8urrp ulc11 qlqet Euu[ uuelnturadutl8 'I{utBs?ur uP{Bdn:aru {Bpll tut eful'unurn 'rusu1 nlBlas lorduas uoleq uBB{nuJad

uesnpqEuedfrelusala.(ue6 ..Gt.t nqwog) Ipe[al

ledup ue8uelnl Euoplaq rp e8Euor-eBtuor uep uelslarad rpe[:4 untrgtunrua{-Bpn '*rt-qellp )tel lul u1t1 'Euuluq-3uqeq Euqrlalas rp ueryorduesrp nlelas srusq lotduras uoteg'urur 0OI IrEp IIJaI qlqat 8uu{ ue8u!-ruf Jsqal ue4dureuatu uu8uef re8u qrlrdlq 'uoleq uBE{-nuuad uup ledal SueI ryruf epud Euesudrp raltue-ra18uu uunlueq uetuap uu8ueln;

ue8uqnl uuEuuserua4 o

"(lnsns uuEuutq ueqeuatu) uaplqalrp ledur Euef uutuupl uetur:uf 'uru 0S g

0t lrep qlqal 1ulol pqq ellqedy 'rudecral uuqdul usleqale{ 1elor Jedues e{u1n1!raq ueslduluqn>IBllp dnlnc uusrdul UBn>1e>Ia>I qstelas .uru 0Z pdues :pta ueufra1ad uped uup ruut

0I uuleqalel pdtues tunluetrel uuufralad uped u,(uurnun .tuqulaq a1 tugpu nqu uudape1 tuppu '(EuJpqp) {pEa uue[.ra:1ad qe:lpdu '(upda1 sslB Ip) ..rlupetueuaru.. n1; ueepa:1adIIu:pdB lupud tuntuetrq upl eretue gul 1eurl$teur pqel 'lqnued q tudup tue,( rreluqae)t

1urul$lpur edureq rudutus pqAetuaul uBIp ufuuuuep8uad uu:FusBpJee pldure,(ua4 'unu SIueqdq luqal leruluFu lnlun{p uqnsn,(ued uup uetupatuad uferpq uetuap uEIIB{raE

uBsldE IBqeI .

?pr

nqr

uB)lr

IPB!uulr

uBn

:tn>l

IPEIessl

'tu3 (

ElBt-r

UEB{

{BrB{lorduJBseq

rynf

'lordr'tupu

uolq tzzwtq narus pao uapxyed uw aqsnaEd

Page 230: Pedoman Pengerjaan beton

r

222 Pedoman Pengeqaan Beton

lletode yang salah

(penyemprotran terlalu jauh daripermukaan)

Pc

ya

Ap

dir

Pa

Pri

ele

kuridananUrjutSe

sel

sel

Pe:

@+-

*letode yang balk

(penyemprotan dekat denganpermukaan)

oleh kecepatan yang tinggidan arah yang berganti-ganti

,/@

\

oleh kecepatan yang rendahspesi tetap tinggal pada batang(menempel)

isian sempuma di belakangbatang

isian tidak baik di belakangbatang

-:Il':5''.::'.. .'..

t,;,",;$

.:'..'.::\

.::'.".:i::-.,....:.'

<--<

oleh cara penyemprotan, batangpada saat-saat terakhirmasih belum tertutup

penyelinrutan batang yang baik

di belakang batang terdapatbahan-bahan yang berpori

<_

-+

€-

penyelimutan batang buruk dengankemungkinan peretakan

6"1,

san

digdenGambar 7.19 Penyernprotian beton di sekeliling tulangan.

Page 231: Pedoman Pengerjaan beton

undnuur rIB sBlB Ip IISBqraq ueEuep uu{n{ulrp ludup 1s1a[u1 'srlalurs-ueqeq uprnduruc ue3uaputnf nelu (s1talurs-uBqPq uBl{Bqtuel eduBl nule uuEuap) rrec rsadi uaues uBtEil ueleun8rp1s1a[u1 uBrIBc re8eqeg 'e,(ure8eqes uup lelaf 3ue{ ueroce8ued ue8unqtues .lrxuel rel3uus'uu>1ela:ad uJelEp ar uuuurat uu8uap 1s1o[u1 uerrec-ui;lnlJeruaru uu)irugrp uris4cfurBua4

ue;s>1a[u;8uad C.I.9

'EpoiB{ ue8unpurped ualsrs nlens srletua{s uBrBqwBC OZ.2, TBqruBC

EpouE

lo,lduras uolaq

lnle6ued upp JnIn.lplp

snle elerad teanesbd

ueefte8ued uped rypoFad uelo4uoEuadledal fluefr, sruB lBnI rnlutuaur uep ualsrs

ue8uap uelSunqnq8ueur uep (02'l nqaog) rsr8uad s',, u,p leqq-laq'{ u,pfutele.udntnuad uesrdel ueduauad

uelqarad uep ruseq 3uuqn1-Eueqnl uersr8uadsudal Suef uur8uq-uer8eq uel8uepq8uau

'uBuuralrp 8ue,( dnlnuad uesrdel eped uulerer DrrBqraduau{nlun (ueruur,(uad ue8uap ueqrFd) rnl1n-r1s depuqrat u,(uunlaqas-uelu^\e:ad

:ln{uaq re8eqas selSurrrp lgdep epolal uetunpurlrad ualsrs uetueseura4'(s:1ete1 u,r{BquBuad ueEuap ueurl8unual) utu 0e Fqeles lo-rdtuas uolee rsrdelrp ufulnfuelasuBp uoleq eped Suusedrp apouB rualsrs '(snre u?{nsEuad) uEuqurel IeqB{ Ilul q"nqesuup tger8 uutst uu8uep sllaluls IaqBI nBtB uBIBunErp unruelq seE uollesrrurp spouR rn3nqrguetuqnt ufeq upud Eturatu u.rcces uu:Fnlusrp epolml ue8unpurlrad reEe lsaurg lerundtuau e3n]epouB IuelsIS 'ue3o1 Sunqnqtuad ede-raqaq u?p tgurE 'urlntu uruEol uuleun8rp rur {qun 'slqeq Isoro{Jel IUI epouB eduul tuns8uepaQ tudup epoue ls{BeJ nlens Buuur uped snre-rqueq8uad !:ep ulprel IuI epouv 'uu)Hulellp nruq 8ue{ apouu uu8uap uul8unqnqrp srugslerad lemesad Jplsod qntn) 'apoue eped rpu[:a1 e(ueq 'uuln:e1 uped uor-uor rEel upe IBppryuf 'epolel uu8uap I$[BeJaq ..?s4udtp.. Jug 'e[ug 'sn:e elurad lellesed pnp gltr3ru qnrruteped uutuelnl uulSunqnq8uau uutuep lpuFq rur uorUale-uorDlale uuqequBued .uor{ela-uoJDlele ueqequuuad qelo uolurunltp efeq prsualod quppe srpolal uetunpurlrad psp drsug4'u[uq uped p8Eup delet uorl{ele-uorDlela uep rurn8uau us{B rseq uor ulBI slg)I uuEuaq

'_el + *eg3 ?eg.z r$lear Inqurp apoue uped .r.1, ruqruug epedu6lll3qule{lp spolBl ueEunpu[red ude stnlelr uelsulefuau {nlun 'rrB{rlueryp nglg qeEacrptudup ufeq rsoro{ Buuru uu8uap ErtulryorDlela {1u{e1 nlens TIBIBpB slpolg)l unaunpullrr4

inry slPotrtl uoSunpuryad qa40dy

'Isqueuo asu; epud Epureq qls"ru 1ul )tJu)tel .apop{ uuEunpurlrrd ntp,{ufeq rsorol r8uquauraru rnlun ruuq :llulla1 ludupral uuresed lp ,nqo ,an rq"q ,irps

ezzuotq )narus yeo uelleqted uep uepae@dttol€(l t

Page 232: Pedoman Pengerjaan beton

224 Pedoman Pengo/aan Beton

di dalam air. Untuk penginjeksian dapat digunakan peralatan tangan atau dengan peralatan

,,,,,puran semprotan y*g-"rnggih. Untuk penginjeksian dibagi dalam dua metode kerja

yaitu injeksi melalui lubang bor dan injeksi permukaan.

. Injelsi melalui lubang borContoh:

pengamatan timbul setelah di dalam dinding terdapat retakan sepanjang sekitar 300

mm (diulur dengan ultrason). Dari penelitian selanjutnya disimpulkan bahwa retak harus

diinjeksi. pertama lubang dibor sampai atau sedikit menembus retak, kemudian cairan

injeksi di bawah tekanan dipompakan ke dalam'penginjeksian dilakukan terus sampai cairan injeksi keluar dari lubang bor beriliutnya.

Setelah iubang pertama ditutup, penginjeksian dilanjutkan melalui lubang kedua dan

seterusnya. Jika ietaf telah terisi, maka pada lubang terakhir dapat ditempatkan sebuah

selang yang diisi dengan cairan injeksi agar memungkinkan pengendapan cairan injeksi-

Bila cairan belum *.ng.rur, maka pada retak yang lebih kecil masih dapat terus mengendap.

penginjeksian retak-retak sampai sekitar 0,1 mm dapat dilakukan dengan baik.

Hasil injeksi tergantung dari:viskositas (kemampuan mengalir) dari cairan injeksi

bekerjanYa kaPilaritas beton

temperatu, ,uirun injeksi dan beton. Pada temperatur rendah cairan injeksi akan

lebih tebal

waktu cairan injeksi mengalir, ini berhubungan dengan kemungkinan pengendapan

di dalam retak-retak keciltekanan di mana cairan diinjeksi.

Bahan cairan dapat diberi tekanan rendah (0,1 MPa sampai sekitar I MPa) atau

diinjeksikan dalam trkunun tinggi dari sekitar l0MPa (l MPa = l0 kg/cm2). Hal yang

p"niing pada bahan cairan adalah dapat diinjeksikan, yang mana memberi pengisian lebih

Laik, titapi harus diambil rindakan-tindakan tambahan. Ingatlah pada lubang bor kedua dari

contoh. Cairan injeksi dengan tekanan dapat menyemprot dari lubang ini. Lubang-lubang

yang terturup memberikan kemungkinan udara yang terselubung gol -sebagainya. .Juga

le-rngtinan tak terpikirkan bahwa gumpalan beton oleh tekanan injeksi tertekan lepas

atau karena isian retak-retak justru makin membesar (Gambar7.2I). Penginjeksian sangkar

kerikil dengan cara Yang sesuai.

Gambar ?.21 Kerusakan oleh injeksi tekanan tinggi.

. Injeksi permukaan rt''

Suatu retakan yang ditemukan sampai pada sisi luar dindipS, maka pertama-tama retak

pada bagian luar ditutup. Pada penutupan ('seal') diambil jarak yang teratut antara titik-titikinjeksi. Iarak dari pusat ke pusat injeksi tergantung antara lain pada besar retakan dan

vp

2

6

vd

ptpp

pp

6,

kr

trh

6.

m

Pi

I

kP:

yt

FX

y2

alo

3(de

diyajuke

didib€

ke

Pe

Page 233: Pedoman Pengerjaan beton

'(t't'g) uoleQ uuulnuuad uqemurad uuEuap rnlnquprp snrurl efus ruuat ugpgqred'JuIBqJal lunleqes uBBpeatnu:1tup uped unlllequelrp ledep uule^reel upp uggunSal'ue1un1e1 eE8urq gpqredp urx8unu uerergqar lgqplu uolee ue{Bsruer uu>1u,(uuqa:1 ,rusaq

{Bpp.3ueJ uere{uqer BpBd 'e[us ue>1r1uu8rp nElB rxreq:adlp ,n11q, qe)1gdg uu>1sn1ndrpue>p 'peftat Suef uuruleqel uB{BSrue{ Euqual uereque8 tedepuatu dqnc uep uslraaipJrUIruls qrunlas qelalos 'ua1qr1nd.lel {sl uu8unlSualed uotaq efuq ue8uetuud:ad ueull8unurelusp uoleq uuqecad qeto rBseq uBrB{BqaMeFa quleles efulesrur 'plue1 .Burtuad e3nf{nlueq uuquqnred'ueqeq IBJIs-lBJls Eurdtuus !C 'rnteradual ueqeqrud lBqplg Incun1II Euef(rrc uulorduras uup rdu) relar Eueru{ loJluo{rp uoleq efulnfuelas 'unlrolgroqel rp ue)l"rlpuelpntual 3ue[ JapuIIIs ueroqurad nslB (.raueqEuls trua1.) uelnluud npd uuntunq urd,urpIorluo{rp ledep uu{al lBnx '(unrnuau uB)tB) uoleQ nlnu uped 3un1ue3ra1 uB{al tunl 3 *, sslu I(I 'uoleQ ue{al lun{ IEIIU quqn8uau uu)tu )tepll J og0€ rcdues uolee ugseugurad

uolafl'trBIIBquIBl uutuelnl Suusedrp usurx8unuey 'rqnueruetu qlsuur JnDlruls uqgn{al qg)IBdB

loquoEuau {nlun IIBqLua{ uuEuntrqrad w{n:1utrp nlrad BIrq 'runlroluroqel rp ue>pedeprp tue.,(IISBTI IJBO '(+rq uurfntuad) uetuelnt ederaqaq uped urn]rolgroqpl rp upeqorrad-ueuqocraduolqnlnqrp deta tue{ uBlBnIeI uutue[qe1 rcue8uau uensedal uuryedgpuau {ruun

'dclat Suer(uBlenla{ ue8uelrqol ueurlSunua{ uq8uug:adrp srueq ur8urp ueeftaSuad efuq sruaf Epud'qeqtual qllnd ue{E sBued uusep8tued efeq sruef-sruaf 'ueur8urpued qelalas :niulnlprqrnluradural uB{rBue{ ue8uap SuHras urunueur uB{B J o00S ssle rp uolag rt q rfr" tBnX

uofeq elefl .'leqlllp uuqeq IeJIs-IBJIS u[u1e,nu BpBd

'ssrsJal tuef Jnl{nrs ueuunSSued reua8uatu lgqrseu elurura(uInlun teqlseuad IJBJuau uu{u rruIruls Bruqrlarua{ .uereluqa{ lsqqg {Bsru JnDl11;ls BIrg

uBre{Bqal lBqplB uoleq uB{Bsnra>l z.z.g

'ueqelalal nele qrqelreq 8uu( ueqoqeped uuququrBl rnl{ruls uuderauad uglqnlnqrp r33up 3ur1e4 'uolag r$lrutsuo{ ue8unpurl-rad'I'9 qBg uped ueseqequad ue8uap lBnses JBseq uer8eqas uBIrBqJad 'usulnu.ued uulesrualuu>1udruau e,(uunun eped srup{aru qnre8uad-qnretuad ieqqe uolaq ug{esrue)

slue{etu qnre8uad-qn.re8uad IBqHE uolaq uB{Bsnray 1..z.g

'uuryeqredePolau uederauad uuuqEunua{ uup uoleq JnUuls uep ufutunleqas-uelu,nered upedrrB{rlBrncrp wJlBqred 'lnJuntu SuFas 8ue{ u?)psruel uderaqaq sBqBqlp uB)lB rur qBq Eped

'turtuadueuered uB)lulBtuau efeJq ladsu ufes nlual usp uslerlasal ladse 'uutugsetuad4reuuesleladuBrlupntua:1 ufuJFgy 'uuqqrurad rBssp pefuatu sruBq Euuf u4BJIsaI {nlueq lur Inlun 'uuUusudlp d[us nruq Euu[ uuquq-uet{Bq reuaEueu epd EuFas ldelaI

.(uqamuag Euetuudultuef epoFad lrup llsstl-11seq uup ueuftaEued ueureptued ueryusepraq Euuas uurlllld

'

'ggsarte 'ququal .tupa4) uutumltu{ rse{ol uuprtunpqFp Euef .rgsup ueqdel selllBrul .Eueraslp tuer( uu>psruad upud tuntueErel qlgdlpSue,(Eusur uBrIBg 'uuq?q :pfuuq Brpa$al uolag lqrusuol (ueileqrad) uuEunpulpad upu4

. uoleq !$[lrlsuo{ uB)IIBqred cg'uapgEulslp rdup ..FeS.. p1a[u1 uernac uesuratuad qBIelaS .eilN ?,

Jglliles pdures Bdy{ I'0 IrBP mlglp ludsp pryfq wuu:Ial 'ruBIBp lgar)Flat uurs:lafuiiuaduetuap lBnses {slat-{qeJ uurslafurEuad epal BJBo rrurpnuey 'lqe[q uErrEJ uBqeq sqlso{srl

u

I)t

JB

se

vB

3u

IJ€rll(3unu

UBt

ug:

'de.IS)

qBr

uBl'?fr

UBJ

sru1

00f

efra

usll

uon 9ZZuopg narus yeo uelmnd uw uepaebd

Page 234: Pedoman Pengerjaan beton

226 Pedoman Pengeq'aan Betqt

Metode perbaikan yang sering digunakan:pembongkaran bekisting dan Pengecoranpemelesteran (perbaikan permukaan yang kecil)penyemprotan (perbaikan permukaan yang besar)

Kerusakan yang ada bila perlu akan diinjeksi

6.23. Kerusakan beton akibat chloridaBila permukaan beton menunjukkan retak-retak, pelupasan penutup beton dan tempat-

tempat karat terbatas, penyebabnya harus dicari pada kerusakan chlorida. Struktur beton

harus diteliti pada kehadiran chlorida. Bila diduga bahwa chlorida muncul diberbagai elemen

struktur, pertama harus diteliti apakah perbaikan masih mempunyai arti (mungkin dengan

perlindungan katodis) atau elemen struktur diganti. Setelah penelitian yang luas pada jumlah

chlorida yang telah masuk dan sampai kedalaman berapa chlorida berada dalam beton dan

dengan memperbandingkan biaya, dapat diputuskan apakah struktur beton akan diperbaiki.

Pertanyaan masih tetap sampai berapa kedalaman beton harus dihilangkan/dibuang. Bila

sebelumnya telah diduga bahwa tulangan terkorosi (Gambar 7.22), dianjurkan agar beton

di sekeliling tulangan dibuang/dihilangkan, batang dibersihkan dari karat dan dikontrolterhadap 'pitting'. Sebagian atau keseluruhan batang yang berkarat harus diganti. Pada

penyingkiran beton dari baja tulangan yang mengandung chlorida pekerja harus diberi

pakaian pelindung.

benryarna coklat

Gambar 7.22Kerusakan beton akibat chlorida.

Pada chlorida yang masuk begitu dalam, tidak selalu perlu beton berchlorida itu dibuang.

Bila chlorida telah masuk sampai ke tulangan, maka pada perbaikan spesi dapat ditambahkan

inhibitor. Inhibitor-inhibitor itu adalah bahan pembantu. Yang paling sering muncul adalah

Calcium Nitrit (Ca(NOr)r) yang mencegah perusakan lapisan oksida pelindung pada baja

tulangan. Ini menjadi jelas bahwa ada cukup inhibitor pada tulangan.

Pada perpindahan chlorida ke tulangan akan dinetralkan oleh inhibitor. Dalam hubungan

dengan ketidaktahuan mengenai kerja awal dari inhibitor, perlu ketelitian pada penerapan.

Setelah permukaan beton dirawat, struktur dapat diperbaiki dengan memplester bila kerusakan

hanya muncul insidentil dan penyemprotan bila kerusakan muncul menyeluruh dalam

permukaan yang luas. Bila permukaan perlu diselesaikan secara estetika, dianjurkan untuk

melindungi permukaan dengan penahan chlorida atau koating.

6.2.4 Kerusakan beton akibat pengkarbonatan

Kerusakan beton akibat pengkarbonatan dapat dikenal pada permukaan beton dengan

retak-retak, pelupasan penutup berkombinasi dengan bintik-bintik karat. Bintik-bintik karat

ini hadir lebih luas dibanding pada kerusakan akibat chlorida (senantiasa korosi yang terbatas

'pitting'). Perbaikan kerusakan pengkarbonatan dapat tergantung dari tempat-tempat muka

pengkarbonatan bervariasi.

IIdr

pdi

ke

di

bib(

m

le

alyiylalsihz

a

Cr

D,

m(cb,e

uc

be

dida

p€

koresi sumuran

Page 235: Pedoman Pengerjaan beton

uBAueC 'r8u1 relnrulp uB{s uu8uulnl eteq epud uulure8uad 'pca1 Bue,( Burluol uelusnredBpEd 'uuEuu1n1 upud p33up daet uB{E uuleuoq:u18uad B{nu rdulaa 'uel8uuFqtR ruanp..uB{BSrua1.. qeqa,(uod 'uese pz dupvqtal Bunpurlad Burtuo{ ue)plelalaul ue8uaq .un18*irurpsiuEt{ u'-rloQ trlclep e{ LIIBSU 1ez u,(ulnseru qeqar{ua6 'iu.iex-req efeq 4n1un 1rESBlBreq8uu,{ uuutlSunue{ EpB E{Btu 6 > Hd BIIg 'urunuoLu uoioq uuurusEe{ teferap Iuls IrEp ,rnp.rndel 1u4r3uatu uup uolaq ar {nsBU 3ue,( tuusu lez qelc uuxleqqerp uqeuoq:u13ua4',,|uot13uollqV snrDq lsostuoqrn4il Suot uopq tlDlDdV.,:r{BIepB e,{uuue,(ueuad .tureryaq

lpllpas e8nprp B{nqJel 8uu,( Eu4ug 'ruru 0Z Jusaqes uBlBuoqrBlEuad tuBIBC .GZ.t nqurog)tuul 8[ Jpseqes ueu1u,(ua>1 r.uulup uolee dnlnua4 .uelguoqJu>18uad u,(uuelep ruua8uauuuEue.lala>1>p,(uuq qlqel ue4edepueu {nlun l1ulop BruJes ues$llretuad uulqulau uu{snlndl('ue>1ula:ed lPeFel rclnru qulal u8nprp ledural uderaqaq eped '1ensr^ ueus{lreuad BIrleX

:qoluo)ue8uelnl epud redtues uuleuoqru>l8uad B{nHI o

'rsBsruoqrel-ra1 Suud uolaq IsBsrlE{lB-aU f4.l reqtrrBg

tU

'l

u

vq

ur

4

'(uo) eo

1o.tduras uolaq

Ouenqrp uolaq

'6 IrBp qlqal gd utreqrcdues {IBu uB{B nll uelSuglltlp tedep {el tuer ugp rsesruoqrg{rel tue{ uolaq Bsrs-Bsrs

IrBP uBluBsea>1 lefuraq 'ue8uuqtulese{ rcdecral redtues uor-uor ueqepurd:ad rpefral uB{BrsBsruoqrB4rat 8ue,( uoleq uBp..lBqes.. uolaq uuseleqrad ?p?d .tt g zl gd ueSuap {lBq Eueruoleq qEIepB ue>pplellp ruuq Suuf uoleg 'OZ't nqwog) rsusrlulleer rpefta1 uB{B rugq Eue,((:a1se1d tsads netu) lorduras uoloq ueuas uuls{r uu{{Blaleu ue8uaq 'Tued {nlun uesBIBBpB {Bpll 'uBqrunlesal Brecas uelSuulrqlp tedup lepll rsesruoqrelrel Suuf uolaq BUg

'snuouo{e qlqetrpefuau lorduas uoloq uulelarad ':usaq Suef Suq8url tuBIBp uuryeq.rad BpBd .ralsaldureu

ue8uap uelqrlndrp tedep ue{Bsnre{ 'llca{ 8ue,( dn:18ur1 ruBlBp uelruqrad BpBd

'uu8uu1n1 rleAralatu uBlBuoqrBltuad uBe{nurad g3.l rBqurBC

ueqrsraqurad

lElloc euJei Joqrltulq-x!lu!q

rleq Ourgrleles pleJE{

'reupd ues$q lreqlp uoteq uuulnuued nqe e[eq uerynlnqrynDls^\-nDIBmeS 'u,(uunlaqas lBlt\?JlP sttrurl uoleg Eursgad 'loguoEueu {nlun uetunlqradmIqBIIp stuBtl rnDluls uBlBn)Ie{ B:lstu 'Euurnlraq B[Bq Euqug uutuolod e11g

(.uapqqgt.) 1we1 ueou?{Weraqp sruBq rqplas ry ueEuulq BEnf 'uqtueFqlP srugg usluuoqrg4Eued rueptuautue{ uoleg B>lsut .uetuu1n1 uudep p pdures q?14 uslguoqJgl8ued-u:1nur upqedy

(t7't nquog) uutuulnl llB,nalau ueleuoqrerl8uad u:lnl{ .

ueleuoqre>16uadueelnu:ad

IJa(BPE

IorluolBIIT

'ptluBp

r{EIt

ueB

ueuuolc-ted

LZZuotw nurus peo uaileqed uep uepaepdaopa

Page 236: Pedoman Pengerjaan beton

228

sedikit berl€rat

beton semprotpermukaanpengkarbonatan

Gambar 7.26 Pemeriksaan detail dinding.

memasang lapisan beton semprot padat setebal20 mm, zat asam akan dicegah masuk. Oleh

re-alkalisasi juga derajat keasaman sebagian besar dari beton yang terkarbonisasi akan naik

sampai di atas 9. Oleh lapisan beton semprot "padat" masuknya air (perlu bagi korosi) ke

tulangan juga dapat dicegah. Bergantung pada korosi yang telah terjadi di baja tulangan,

dapat diputuskan permukaan beton diberi lapisan beton semprot padat setebal 20 mm.

6.2.5 Perusakan beton akibat air tanah yang agresifPerusakan beton akibat air tanah yang agresif menyebabkan kerusakan yang cukup

besar. Terutama kerusakan-kerusakan pondasi di jalur pantai (air laut), gudang pertanian,

pondasi rumah kaca dan lain-lain. Perusakan beton yang banyak muncul akibat sulfat akan

dibahas di sini. Sebagai contoh diambil gudang di kebun dan gudang taman. Di sini dapat

digunakan tiang pondasi prepabrikasi 150 x 150 mm2 (Gantbar 7.2A yang pada sisi bawah

dicor dengan beton 1:3:5 (sekitar 400 x 400 mm2). Oleh penggunaan pupuk yang mengandung

sulfat untuk menumbuhkan tanaman, air tanah akan terkotori. Karena kapilerittas air tanah

yang agresif pada beton akan meresap ke atas (Gambar 7.26). Pada ketinggian muka tanah,

air menguap dan sulfat tertinggal. Sulfat-sulfat ini akan bereaksi dengan aluminat semen

sehingga terbentuk'ettrigit' (perbesaran volume 2,5 kali). Batuan semen akan saling tertekan

sehingga ikatan akan lepas. Juga kemungkinan tulangan berkarat menjadi lebih besar.

Gambar 7.26 Beton 'poer' pada gudang di kebun.

Dengan bantuan penyelidikan dapat ditentukan beton 'poetr' yang mana harus diganti

dan mana yang dapat diperbaiki. Penggantian beton poer tidak akan meminta penjelasan

tambahan. Pada perbaikan, pertama-tama gudang harus ditopang lebih dahulu, kemudian

menggali pada poer yang akan diperbaiki digali.

PerPedoman Pengeqaan Betm

PecdinPalmelyarseb

derdan

por

kerSel(talsen

dipsetr

maka)

7.

betyatolebetuntalameake

bar

yarper

Page 237: Pedoman Pengerjaan beton

'unlueJJal 8ue,( uelere,{srad-uelure.(s:ad ue8uep uurfueftedue8uep lunses gruqradurau ue{u ueuqusn-rad B^\qEq qe,(s 8ue,( uee,(ecradal ledeprat Suefe/l\r.[Bq IUEraq uunlu8uad '..In{elp.. qelal 8uu,( ueuqusruad r8unqnq8uatu 'uotaq ueun8ueq-uuun8ueq uelerrrurad uuuuuslelad uep uedurs:ad lues uped BIrq uEuRUef erila leciupuau ue4u

1a,(o:d e1o1a8ua4 'uBeqesruad Ip uuluun8rp 8uu,( apotou uep uu>peqrad lelu-lple 'srueleruu?1usrua>1 teua8uatu BlpasJal Suer( uenqqe8uad uulderouau {nlun leJnqruls 8ue,( 1epruBeqas lerllllp u8n[ tedep lul uunlu8ua4 'uenle8uad uurnle8ua4 uulSueqtua8uaur {nlunue1:nfuurp'uulruq-rad sulrlun>I rnln8uetu {nlun'uelnluauetu 8uu,( usBuB$[BIed selrpnl'uoloeuelreqred uulusruad eped u8nt B^\r.{eq sulef rpefueru UBIV 'pllel {Bpp 8ue,( uEBuesIEIed qalouu{qeqasrp rpuftat 3uu{ uoleq uB{BStueI elutunurn B^\r.leq sulef rpefuetu tudep epu 8ue[uelupurl IJB(I 'uoleq rnl{ruts uelreqred uep ue8unpurl:ad eped uulepurl euururu8eq uep uoleq

uu{usrua{ Inluaq re8eqreq reue8uatu ueruqtue8 ue4edeprp qelat nlnl{Epral 9 qeg spud

NO.Lgg frfiflllVEUgd VGIfd SV.LITYOX AI\i1UIIJ,VCNfld 'L

'3ur1eo1 uu8uap rdnlnlrp4sldegp lrerl ?I qelalas uolee uue>lnuuad qrunlas uerynfuerq 'n[u13uns11aq ue8uap uDIn{BIrp tedup rensos 8uu[ erec ue8uaq '8urleo1rp ludep scle ISIS u{Etu

'lrer{ ,I su:a8uau r{Blel uolaq ellg 'llequal ue{lepedlp uep r8ul rsrrp Sunqel nll qelolas

'uu>1nsn1 ue8uap uu>ltupudrp uup rsads ue8uap e,(uqe8uaas rsrrp trerpntuel 8unqe1 'ue4upedp

IlEq-pBq uep qeuu1 ue8uap rsrrp 8unqe1 3ur1r1a1as fC 'ue8unqtues Inlelatu rtle8uau uaruas

rru qe8acuau Inlun leder dnlnlrp Sunqur uuSunqtue5 'rfe8:a8rp u{uueqe8ual 3ue{ lSunqur)ruru 0SZ 0 top edrd reledrp u,(uunun rurs rq 'reod Inlun Surlsgaq lenqlp e,(ulnfuelag'uu{qnlnqrp 8ue{ ?rls{a ue8uelnl tuusudrp uerpnual (guq t qelelas uelefueqa1) suraldmlnc Inluaqrp ruuq 8uu[ uolaq-do-rd ellg'VtJ repel lqrpes Sunpue8uatu uetuap pueluodSueqral nqu uauas rop,( uuleun8rp 8ue[ uauas sruaf elnd uelrnfue1p u,(uunlaqag

'.raod. (uqaq) gsepuod uB{rBqrad lZ'L TBqtuBC

*#1-

'Ue't nqwog) ruuq uolaq uep

BruBI uotaq BJBIuB IlBq ururef.ra1 uulelar u,(edns 'utu 691 pqeps ruBq uoleq uustdul uuEuap

Joclp uotaq-dord uurzpa4 'lelnurrp pdup ruuq tuu,( raod uanoceEuad e>lutu 'ufurunlaqaslu^rurlp uoleq Bsls-Bsls tIBIelaS 'pwt1p npad BIIq uep u,(uuqurul lo$uolrp Blnqral Euu,(

uetuulnt uBlpntue;'ufuuuryuqrad qepnruraduaur {$un uu1p,(ueqa1p1 'u,(uuoltuulgtueru

{nfun uerynfuerp uEnf detat 'tll1pes luttult tllsetu uoleq ufurepuua5 'teqedpludueEuep ufupspr tuunqp sruurl {Bsru qBIa tue,( uopq-dord sqe 1p uotaq qpur {pstulpunleq uotaq-dord u:Uf '(qluqredrp) nuutrp npad raod-uo1aq Heleq (uuryrasraq) qurdqepnu uotaq-dord egg 'npd uu>llmlnuau uetuap IoRuoIIp ..uolaqdord.. Btusuad

t

II

utua

'qqr3rTIE

le(

UB

'uldn

'ule{{Fqel

uu 0oz 'u!uI qeuq uElnued

6ZZuopg narus yeo ua{ecyed uEp uapauedwlc

Page 238: Pedoman Pengerjaan beton

230 Pedoman Pengeqaan Betqt pe

8. PENCATATAN PEMERII(SAAN STRTJKTT'R BETON

Pemeriksaan struktur beton dapat dilakukan pada saat yang sama dengan pemeriksaan

yang telah ada seperti pekerjaan pengecatan, instalasi, pelapisan jalur dan sebagainya.

Pencatan sistematis dari temuan-temuan selama pemeriksaan adalah sangat penting.

Pemeriksaan secara teratur diulangi dalam beberapa tahun dengan diselingi istirahat. Hal iniuntuk meneliti proses kerusakan beton yang lambat. Pemeriksaan visual yang teliti dari

permukaan beton adalah cukup untuk menetapkan apakah struktur beton masih "sehat".

Dalam hal khusus perusakan wapening oleh chlorida.

Penulisan pemeriksaan visual dapat dilakukan sebagai berikut:

Gambaran pemeriksaan suatu bagian bangunan.

Bangunan:Alamat:Kota:Pemeriksaan beton luar pada elemen-elemen berikut:

DindingKolomBalokLantai 4

TanggaGaleri dan balkonKonsolDinding pelindungPinggir atap

Pengaliran, saluran air hujan dan sebagainya

Setiap elemen dikontrol pada:

Pengelupasan perrnukaan beton

Permukaan berporiRetak-retak halus, retak-retak lebih lebar

Perubahan bentuk luar biasa

Sangkar kerikil atau gelembung udara besar

Bintik-bintik karatPelepasan penutup beton (tulangan kelihatan)

Lubang-lubang, saluran airKerusakan mekanis

Keadaan sambungan, peletakan, siar dan lain-lain.

Pengendapan kapurPengotoran (ganggang, cacing, jamur) Harus diberikan secara teliti bagaimana

pemeriksaan harus menilai kualitas. Apa yang dinilai oleh yang satu sebagai kerusakan

ringan, dinilai oleh yang lain sebagai kerusakan sedang. Jadi penilaian dan jumlah kerusakan

harus secara jelas dicantumkan (mungkin dengan memperbandingkan pada pemeriksaan keterdahulu).

Sesuai dengan laporan pemeriksaan dapat diputuskan sampai frekuensi berapa

pemeriksaan visual atau sampai mana penyelidikan lebih lanjut.

Penyelidikan umum lebih lanjut

Diputuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, maka pertama-tama riwayat dan masa depan

bangunan harus dipelajari.

Page 239: Pedoman Pengerjaan beton

(ueqequq) ur1s1a-uele^rerad e{erqueurx8unua{ uBp ue:lruqrad eferq

Ie)tsutd uped uenttuetuuryeq-rad uenl.radal

uBuBtuBe{uelur8urrp 8ue( pled-eseur esrs

:ropf uuryleqradlp lnII luun nFed'uulrreqrp rcdep uulreqred lBqrsuu u>luru 'uelnlualrp rIBIal uu:lesruel

qeqaluad BlIg 'uu>psrual quqa,(uad uu{nlualrp lnfue1 qlqat ueryprla{uad ue1-resepreg

lBJlns us)lEsruedBpFolqr ueEunpue)

(sutlsorod) sarlrqeauuad -uB{el lBml - uolag sslrlPnx

uulusalad4reJnlual 8un1rq8uay.1

Hnluru uolag

{qar qErv

{Blar e{uuelep uep reqal rnln8uaryleJelreq 8ue{ ueBuBIu IrEp Bsrs Jalaucrp uu{nluaual4l

ledualas ue8uelnl eped wqequalel rEpBX(utaplyloua;) ueleuoqrelSuad uEurBIEpeX

(.tppuqcg nlBd.) uoleg sstrlen)(ralaus8upgep) ue3uu1n1 lulal uep uolag dnlnuad ue{nleuahl

(n1ed) uolee uuelnured 1o1atua611nfuu1 qlqel leduatas uu:1rp11a,(uad

ue8unlSurl uerleqruad euecua-ruunfn1 uequqrued EusJueJ

ueuntuuqued euecuarre>1ed-usutu Euscual :uedap-ese;n1

uBBSIIJaurad rrlnu:oy 1eqr1 :3uere{es (uuepua>fl ISEnUS

uelreqrad ueunltunrualuetunltull uuqeqruad

uuunEuuqutadueqaq-ueqaq uup uureleued ueuler(ua1

uuruluurad aseg

ueEunlSurlrc1ed-useur utrucueJ

ueryuqrad ueuuequladuurpnrue{-uelutrered

uopq uerocatueduutuelnltupsqaq sslllunl

ruquut rrcp JnD1ruls ustuntg.paduoleq dntnuad

uetuqntuopq sglllBruIuopq uBunsns

Flseq uenluauad :ruBq ueuntueq rrBBrrBstBlad

B(

ut

uturBU

'..lBqi

IJEP I

Iu! Ist'tupu'efurruB?$[

lezuotq narus peo ,taileqrod aap uep/uatoduopg t

Page 240: Pedoman Pengerjaan beton

Pedotnan Pengeqaan Eetan

AbtAbs

AbtACAdrAgr

Air

Ala

AlgAlkAltrAluAntAntAnrAnl

ArsAnAsz

AslAstAS'AutAyr

232

biaya-biaya lainnya (penutupan bagian dan lainJain)

penjualan gedung dan pembelian gedung bant

ketersediaan uang

Skema penielasan perbaikan dan perawatan

Pemeriksaan visual umum setiaP x tatrun

Tanpa kerusakan L-] Perusakan

Insidensi Beberapa kali

Pemeriksaan visualmisalkan setiap 2 tahun t-.,

Penyelidikan lebih lanjut

Tanpakerusakan ekstra

Kerusakan bertambah

Penyelidikan lebihlanjut diperluas

PerbandinganPerbaikanPenggantian.

Page 241: Pedoman Pengerjaan beton

Il tutpurp -,8 {leu ludeP -

I I lotEq -99 Suenq:el el-eq -

gv e{eq -gg Surlsqag

0sl {rorpe86 n{e:1 tnug

zst {ruB{ln^ -68[ lruBletu uaules -

951 ru8aS -6rI uaurpss -I6 srlnlAuQes :

gg1 rsolt B^BI -Stl 't6 rndel -

6rI spu>gnn snoauSl -ISI UuBr6 - uenlug

e?l uBrurl ntBg

8l luaulesB8

,gI crtlBsEg

6tl '\vl'z?l llusug8?l lauug

yg turlurlaru -79 re8aloE -

11 epueE -,s IsuB - IolEg

611 lgord -gg1 urturp ueefra8uad -

gg1 seued uesep8 -v6'o6 uolaQ -

9n-g? tuusHeq -06 ufEg

68I uolaq {Esruoru tuu[ -€rI {loryH lu{l - uBqeg

LSI IB^\BI -LSI rslup - uu:p,ty

9 ssllrolnv

Et-zt )lamvL Jol{erluox rsBrsosv

6rI salsv197 tuerelaq -

68I ruBsv

6 leltslve€ uErrstv

88I elH/$ -88I peu -

ggl a _ Iosquv86I apouv

,8I culsepuvllsapuv

,?I UetIIeS UUnUnlV

691 u8rsap pax5u JItBuellV09I JF{Ber IpB)ilV

I IZ U8IV

6 lnpns rn)In -Z8t ulrll losoEEuad -?€l )llorprq udual -

g7 lrzpll - IBIVgg leEEual rIBuBt -

6gI qetllel -€ uorlrpuoc - rlv8rI lErurou -8tI snlBq -

LVI 'Ztt uerndurec - tetarty681 'ZL\-69I ernlxltupv

EJVOsl )iluB)llnn nqv

zsl rsqrosqv

zsl enle^ IsBrqv

V g

s{opuI

wtq

Page 242: Pedoman Pengerjaan beton

234

- dinding tradisi 7l- kaYu 44

- kolom 80

- kontak 54,71

- meja 63

- sistem 63

- tunel 83

Belerang (S) 94Bench Mark 9Bendaharawan proyek 2Bentuk kepala sekrup kayu 44

Besi 90

- kasar berkarbon 9l- tua "schort" 9l- tuang 90

Bastek 3

Betsn 46, 142

- berstruktur 183

- bertulang 46

- encer 169

- gilas 148

- kubel 75

- molen 159

- mortar 11,74

- pratekan 46

- rapi (schoon beton)

- Self beveling 186

Bijih besi 9l- Magnetit 148

Bill of Quantity (BQ) 4, 6-7

Biro - Arsitek 8

- Konstruksi 18

Bleeding 71, 100, 184

Block Mesin 9lBolde'r 150

British Standard l5lBubur - halus semen 145

- kasar semen 145

Bulking of Sands 165

Busur nyala api 9l

cCara - peletakan pasir 24

- pemurnian baja 81

Carbon (C) 94Cetak biru 30

Ciri-ciri baja beton 95cold joint 169, 184

Concrete pump 174

Corong - kerucut Abrams 159

- pengecor 193

Critical path methode (cpm) 13

Crushing Value 152

Curing Compound 187

D

Daftar - Isian proyek 2

- pembengkokan 103

Deformasi 126-195Dekomposisi 149

Delta 15lDerajat erosi 149

Derek pemunjut "klimhokken" 84Deuvel 65Diagonal stay 4ldiagram - balok 13

- blok 13

- sunder l0Dikalsium silikat 145

Dikotori 90Dilever 42

Dinding Kode 143

Direksi 17

Dokumen - konstnrksi 2

- kontrak 3

- tender 4Dolomit 149

Dosage 187

Drainage Vertikal 23Durability 161, 185

Dye 187

E

Early Shringhage 184

Efek ball bearing 154

Elastis 96

- Moduli 42Elektrode- berselubung basa 128

- berselubung rutiel 128

-las 127

Eskalasi 4Ettringiet 201Exposure 149

F

Faktor - air semen 147

- pengikatan semen 146

fitffi m

FeFerFlaFloFluForFor

For

fosFreFurFur

GaGa

159

Ga

Ge

Ge

Gi,Gr

GrGrGrGrGt

HtHiHr

HrHiHiHr

Hr

Hr

Page 243: Pedoman Pengerjaan beton

I

8' urBlexp tuuqureq ueretEuu uuuueslefiqoll

gp leduols -6p u8Euu,(ued -

Zt uallor.lrg lruud -gp s>1a1dr1nyr1 -

IL Isluozuoq Surpro8 -0t nqureq - nley

LZI llupeq lB^r?x

l6t epotBx

16 ?prqouoru uoq$x06 O) uoqrsy

86I turex? slsauopul sluslq Jel{erBx

I0Z erupn rnde;8L re^elrluex

sel-rtl I. -?€t x-s€t A-

SEI A qetuales -?€l)I-

, 8ZI sB-I lnduuy?01 EulJItu -

?0[ srunl - llEx6 relsepux

80I lsel dun15 Y

)l

gg1 ure8ur -l€teo.IC- uelrdal

6rI uauas -61 Eulpurp Is{rulsuo{ sruaf-stue1

z uslsqulef

Z qereup BJBteu Sunpet-EunpeE uelemul

1y nfq pu{:pef

lL'BLl rr;aEtuod ruluuf

Eg uu8uulnt -f,l suur)l - rnlsf

g[ suolsf

l'

, JO$oAUI

8gI lurs$ rsledsul

[8I aup tupeg ppgul

ZSI{S1 onl?A pudurl

[I I IoPBS rrstsru

I

I0Z russu uefng

0S ause/hz lnoHuellelol tooH

9fl IsslerplH

9?[ uauas ISUJpIH

t6 ('OzC) lallulrlaH

S8l uolteJeuaE leag?8t paualersH

0I s(uox uBlequIEH

H

t1 lolq Euqung

69I ueues 'epor u31l {lsalg6?l selIIrEJ9

gtl uuerDgg1 uapfe IUBrD

osl auoz -gE1 Suufual -

0sl IsepBrc

9tI sdtcgy1 releued sBIeD

g Eunpeg

99 tuelurletu u[eg6ZI lEqulel -

16 Euunq - seg

86- L6 lllslreqerel qe8uol -z€ ultuuns -

17 nr(e1 IBIpur -ze nlueq - sHu9

0€ )Ilqel rBqtuE9

c

97 EuusPlaq PIUBI teld lsEung88I efp onplSng

,8I serd

?6 (d) roJsoJ

€sI leJsoJgg ruquut ssual ueruqual -

0€ lEuuoc

IIZ aullBl,luocp u[e1q IsBnDInld

691 tqmogosr r)teu06 urrueJ

95 (rutuey) ag

,L rsuoru uoFg lBluozpotlrr?uE:[a rBseq pprutuaduant tuua -tg XIlt rsesluutro uueteued Isulr"A -

s8zqqpqlw.4

Page 244: Pedoman Pengerjaan beton

236

- pengganjal 70

Kepala silinder mesin 9lKeran penggerak 17, 69, 83

Kerikil 148

- beton 148

- pad 13

- kasar 148

Kertal kalkir 30Kenrgian - baja 45-46

- bekisting baja terhadap bekistingkayu 64

- las bintik 130

Kerusakan chlorida 201Kesatuan monolit 33Ketebalan garis 34Keterangan judul block 3l

- Renvooi 3lKeuntungan - baja 4546

- bekisting baja terhadap bekistingkayu 64

- bekisting tunel 84

- bestek gabungan 3

- las bintik 129

- pembengkokan 108

Kilang - beton 159

- peluru 145

Klasifikasi curing Compound 187

Klep cor 176

Klinker 145

Koating 201

- kedap air 2O5

- pelindung 2M- penahan asam arang 205

Kodering 32

Kode angka pemakaian paku 43

Kokas (Metalurgi) 9lKonsol 203Konstruksi beton 30, 33

Konsultan - manajemen konstruksi 2

- pengawas 2

- perencana 2

- supervrsi 4Kontainer 185

Kontraktor 3

Kontrak borongan 4Konus l0Kopshout 41, M,45Koral 152

Korosi 197

Krans pengatur 8lKuarsit 148-149Kuat tarik 96Kubel 174

Kunstof 23

- foli 47

lndelrs

L

Laguna tua 151

Lantai kelder 18, 20Iffutan fenolftaline 198, 203I-as - lekat 137

- lewatan 137

- listrik cotogen pengelasan desaMe-bur) l3l

- silang 137

- tumpul 134

lrndutan 40knturan 40I-engkungan - campuran 161

- palsu I 14

Leveransir 45, 133

Limoniet 148

Linestone 149-152[.oan luar negri 4L,os Angelas Abration Value 150Lubang sapuan 8lLump sum 6-7

- Fixed price 4Lumut 211

M

Macam - ganjalan (suport) 118

- penawaran 7

- perusahaan kimiawi 189

- Sambungan las tekenal 131

-tipe penyikat ll5-116MAG pengelasan 128Magnetiet (FerQ) 9lManajemen Proyek 4Mangn (MN) 94Mata kayu 4lMartensit 13lMarlstone 149Meja penggetar 178Mengetam 4lMengulir sendiri (7*lf trapende) 66Mentri (ketua lembaga) 2Mesin las bintik khanan stasioner 138Mesin pecah batu (faw Crusher) 148Metal Inert gas 129

Metode perhitungan 7Mica 150 't

MiG pengelasan 128

Minesi 165

Minyak bekisting 4lMixed design 169

Modulus Elastis peletakan 56

lnd,

MoMo

MuMu

Mo

Mu

NbNilNi(NitNi'No

okOn

Oe

OrOrOr

Pa

Pa

Pa

Pa

Pa

Pa

Pa

Page 245: Pedoman Pengerjaan beton

s6 )ilrul -6SI dru)ls - uurfntued

16I uuteuoqrelSued

18l leAle uBtu{r8ued

'l;,::ffi11,;"ffH:::jg6 uBsBlrEEuad

8lI opdrel -8lI ueB{nuued -

8[I EupsHeq - rqaEtuad

L6I uuuluruitue4

1p nfq uue[:a8ua;'g leford {lqel -

7 1e,{ord -7 :1o{ord uuEuuna:1 -

g 1aford Iserslunupu -e1o1e8ue4

I€I {ns!l qnqu$ -ItI uulB/tral -

0€l {nlel -9Zl Bporl{ele -

gg1 ueEoto {Bsap -9ZI 1espd ?porUela e1e{u Jnsnq -

6Z[ uuuuqBl lpulq -E31 uusuletue;

ZT,l 'lg'91 ueroeo8ua4

6 se,nu8ua4

16I uurxese8ua4

7P[ sruE{au -L6l't6l'z6I ?r-tupl -

t6l 'z6l E{!su -,6I Iral{BB - qrue8ue4

711 ueulu,(ue8ue4

?8t 't8I (3utpao1$ ueret{BPued

e Jelhsued

9rI {UIsd5 Sunduuue4

[I I {BrB[ Irut{Bued

lL'69 Jaluas -7E 1uluuEtuad - ued

68[ uBlBnured

7 ueequsruod -71a{ord uep8eq - utdturua;

g >1e[ord -171 uurnduruc luEerSs - u?qllruad

9SI uetues UBB$luetued

6 Euoroqtue;

€rI uBnlsqlued

11 uuuntuequredgg1 Euorod ru{Bqulad

ISI rr"uurpeqtued ueEuep relsuo1l uultuqua;gy uerelEuoqud suunled

l, JFluuep uu)lBleled

L6I uB)pseled

,9 JIOD -€6I EpuEreg -

lez

9p turlsgaq -e6t uo{lBq -

,9 uullgordrp 3uu,( e[Bq - lelod971 uolag _

8tl rlsud

99 ..uaddou.. doul {BsBd

881 uuersd

7p s1a1dp1npr1 uede4

961 'gtl Is4srplt{ sEued

a9 uoleq I?dz? t\ur -

Z? dnDIS -z, IBuuoN -

7p epue? epdel -€8[ reeprBqrnoq -

09I uolaq - n{ud

d

zsl rzls re^ozLl pep$es ro^o

gy1 spe8rggI Iuels dO

ZS {leq Io15 rapug

L6l uolaq IsBpls{o

o

eI s.poN

9LI sulllsnl o^lN

661 ua8orltp

,6 (qN) unIqoIN

0SI enle1 Sutqsru3 te1t11

?6 unIqoIN'qN

N

0e uoleq nlnw7E late{uad -z€I B.IluoI - rnhl

z8 roue^uo{ uslunw

6y1 retsald -197 rslodg - rsuol{l

lI uoleq -SS uEuE,$BIJd -

95 uBuBqlualex - uauor{[I uopq uolol{

-ev

qepulqep

Page 246: Pedoman Pengerjaan beton

238 hrdeks

Pengukuran Ultrasone 160 OPenilaian pemerintah l IPenulangan - beton 30

- lantai 30 Qs. Quantity Surveyor 5

Penunjang - miring 8l QuarrY 150

-VloggetjeTlQuantitySurveyor5Penyetelan - baja sekrup 53

- kayu 53

Penyiraman 185 '

RPeralatan penambahan pasir 24

Peraturan - konstnrksi kayu 43 Regangan 96_ pemerintah 13-16 geser 56

Perancah 72,81,122 Rencana 13Peruncis Moiner (1867) 90 Rendabel 63Perawatan 2M Rendaman lebur 125Percobaan warna (Abrams Haroler) 148 Renvooi 3lPermeabilitas 198 Rehrder lg7-l71Perpindahan - Horizontal 197 Retardation lg7

- vertikal 197 Retakan lg9Persendian - plastis 197persenyawaan karbondioksida 9l

Ring skrup 45

Pimpro 2Pimbagro 2 ePipa riol 201 9

- beton 201

Pistolas 128 Sambungan - dingin 169

Pita ukur 9, l8 - kerikil l8lPKKI 43 - las mekanis l3lPlastic - Cracking 184 - selongsong berulir l3l

- shinghage 187 - selongsong t,erkempa l3l, 134PPlasticity retarding Agent 187 Sand stone 149

Plasticizer 153 Schief lood 18

Plastis 96 Segregasi 150

Plesteran 164 Skala gambar yang dipakai 32Pompa beton 17, 174 Seknrp 66Pori-pori kapiler 147, 196 - kayu 214

Porhyries 144 Selimut beton 105

Poreus 152 Selongsong 134

Porositos 150 - berseknrp 134Pozzolun 145 Selubung sekrup (schroef draadmof) 52Preseleksi 7 Semen 143

Prinsip pemompaan 20-23 - bersulfat 143

Proses - baja elektro 92 - Hidrolis 145

- baja Oxy 92 - portland 143-145

- Oksidasi 9l - abu terbang

- pengelasan 126 - berkadar besi

- pengelasan las bintik 129 - putih

- pengkarbonatan 198 - trass/puzzolan

- reduksi 9l -tanurtinggi (hoogorecement) gl,l43- siemens martin 9l Serbuk batu 148

- tanur tinggi 9l Si, silisium 94Proyek Canggih 2 Siar Cor 155, 150

hrmles 152 Siderit (FeCQ) 9lPunten 44 Sikament PM l-3, 187

Page 247: Pedoman Pengerjaan beton

uBtuBpBc sBletql^gg luuorsrpErl _

99 {NPEIAg uelsoduelueJe^

,6 tunlpBuB^

,6 UrnrpuuE^ .A

A

S6 uoloq u[uq epo:1 uetlunZ qura?C ue-u{ru; ad13-e1 rnsun

p ecl-rd lru11

0[ sstFluoJlunzLl Papves repun

e€I slrpurlrs -Z€I s1uol - Inqeqreq drules u?rlln

E€ tuqsqaq uu.ql-I19 ryfunu den

n

1 fe1 urnaIt leunl

Z9I ,6?I SJJNI

IZI IE$ -yg snlod -

gII Ieluul _

[zI ruolo{ _

19 ue8ugef _

171 Sqpup -IZI n lnluoq nluBq -

lI I nluuq _g2 uutuelnl

?lI rexru IruIsrl lB)lllrs _

sll luururnlB _ ulnlslE)lPlp9 tunrsedera

LZI rol"uuoJsuErlr.rBrlBlBr,u ruJrl

gzl eporqela _9-S Is{rqsuol ueurefuuuru - edp-edr1.

srl ureJ |?ur-lunp lunrslBls.4el

631 uoleg repurls lsolgrl TBTIBI _

Lz,I \EJoL8I lllopooa

,6 (rq1) utuqueg

? I,uors,ruolq - 8sI ulfi uetuetel

? IB)IoI - F{rqsuox repuel9 rs{ngsuoy ueuofuuu1q urBal

If -u:.rotsoq- ffiuq _

16 Uq-E-lrlf,tDxs _ JnuBI00 {uq nanur Juratuad zpuel_Bpuul

I;I-6f I rmplsex _

391 PdeN _

t1 _.iElr- ,EII -ttl (tueou qqrt _ qBUBI

;91 tmrrur -94 rol tuupl

IS0Z rnteladura -

961 sns;e1d -ggg uetugatuad _

soz IsslBrplH -t7, ry - uqnsns

6II rsryu.rt _

ZT,l ,611 uetuutar _

971 re8alat _

6I I sgst _911 (uelefuet) uodnSSSI resr3rlsuld redn5

491 tuupec qns0z UnJBJ _

69 n{e1 -0S 'ge drmles uluq _

It rllnreq ufeq _

€Z 4e _ ladtualgg uelsud1a15

6SI uetrltuoq pcz _

ISI Sg - IaEpuBls69 srspueeqs

tI lpeqtrd _

lI F{ol - Julsggg spseld urnlpsrs

69 ..uaEruuodg.. tuauodg1y lnoqlurdg

l.gl-Sgt .961 turpltuFrds. enl rsuour -

€?I uoFq - Isdsosl r$t?{ IIBrrrs

89I lEuorsuo^uo{ sel -SgI sBI _ durnlg

66 tq11od 1qg

rg tuptsp aogsnld lso3 ualsls

8'I leIUIS991 lulsads uerues -

6SI uoleq - ousr0 (ts) tuqsrus

207, urruocJMS0Z mpns uurelndrad n{rs

68eqeputqet

Page 248: Pedoman Pengerjaan beton

240

Water pas 9|47lVater rcducer 172

Weathering 184Workable 150

hrdelg

zwZat asam 91,129

- arang 198Zona konsistensi 174Zwaarlput 42