pedoman penatalaksanaan infark miokard
DESCRIPTION
infark miokardtatalaksanaTRANSCRIPT
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 1/20
PEDOMAN PENATALAKSANAAN INFARK MIOKARD DENGAN ST-ELEVASI
TAHUN 2013
(Yayasan Pe!""an T#n!!# $an%"n! A&e#'a As)s#as# $an%"n! A&e#'a*
1+ Pen,a"."an
1+1+ U.asan Me%),).)!# ,an /"'%#
Rekomendasi yang tertera di dokumen ini, jika memungkinkan, berbasis bukti.
Dokumen ini berisi revisi lengkap dan termasuk didalamnya terdapat ulasan bukti
yang luas, yang mana dilakukan selama bulan November 2010, dengan referensi
pilihan tambahan yang ditambahkan selama bulan Agustus 2012. en!arian dibatasi
dari penelitian yang dilakukan pada subyek manusia dan ulasan dan bukti lain yang berkaitan dengan subjek manusia" semua terpublikasi dalam #ahasa $nggris. %ata
kun!i pen!arian diantaranya& sindrom koroner akut, intervensi koroner perkutan,
!angkok bypass arteri koronaria, infark miokardial, infark miokard dengan '()
*levasi, stent koroner, revaskularisasi, terapi antikoagulan, terapi antiplatelet, terapi
antitrombotik, terapi inhibitor glikoprotein $$b+$$$a, farmakoterapi, inhibitor pompa)
proton, terapi implan defibrilator)!ardioverter, syok kardiogenik, terapi fibrinolitik,
terapi thrombolitik, nitrat, komplikasi mekanik, aritmia, angina, angina)stabil kronik,
diabetes, penyakit ginjal kronis, mortalitas, morbiditas, usia lanjut, etik, dan nefropati
kontras. en!arian tambahan mengenai topik tersebut dan subtopiknya diantaranya&
intervensi koroner perkutan, !angkok bypass arteri koronaria, rehabilitasi jantung,
dan pen!egahan sekunder. 'ebagai tambahan, komite mengulas dokumen yang
berhubungan dengan subyek yang sebelumnya dipublikasikan A- dan AA.
Referensi yang dipilih dan dipublikasikan di dokumen ini merupakan representatif
dan tidak semua inklusif.
/ntuk menyediakan dokter pamba!a dengan data yang komperhensif,
kapanpun dianggap layak atau saat dipublikasikan, perbedaan risiko absolut dan
jumlah yang perlu diterapi atau bahaya tersedia di dalam pedoman, bersamaan
dengan interval keper!ayaan dan data yang berhubungan dengan efek terapi relatif
seperti rasio odds, risiko relatif, rasio haard, atau rasio angka insiden.
-okus dari pedoman ini adalah manajemen pasien dengan infark miokard
dengan '()*levasi '(*$3. embaruan pedoman '(*$ tahun 2004
dipublikasikan pada tahun 2005 dan 2006. enitik beratan terutama ditempatkan pada
kemajuan pada terapi reperfusi, organisasi sistem pera7atan regional, algoritma
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 2/20
transfer, antitrombotik berbasis bukti dan terapi medis, strategi pen!egahan sekunder
untuk mengoptimalkan pera7atan yang berpusat pada pasien. #erdasarkan desain,
dokumen ini lebih sempit ruang lingkupnya dibanding dengan edoman '(*$
tahun 2004, dalam usaha untuk menyediakan sarana yang lebih fokus untuk para
dokter. Referensi yang berhubungan dengan pedoman manajemen disediakan
kapanpun dianggap sesuai, termasuk yang berkaitan dengan intervensi koroner
perkutan $3, !angkok bypass arteri koronaria A#83, gagal jantung -3, dan
pen!egahan sekunder.
1+2+ O!an#sas# K)&#%e Pen".#s
%omite penulis terdiri dari para ahli yang merepresentasikan ilmu
kardiovaskuler, kardiologi intervensional, elektrofisiologi, -, bedah jantung,
kedokteran kega7atdaruratan, penyakit dalam, rehabilitasi jantung, kepera7atan, danfarmasi. ersatuan Dokter Amerika, ersatuan Dokter 8a7at Darurat Amerika,
ersatuan Angiografi dan $ntervensi 9antung tergabung dalam tim representatif.
1+3+ U.asan /e'as ,an Pese%""an
Dokumen ini sudah diulas oleh 2 peninjau yang masing)masing dinominasikan
oleh A- dan AA, dan juga 2 peninjau dari ersatuan Dokter 8a7at Darurat
Amerika, ersatuan Angiografi dan $ntervensi 9antung dan 22 individu peninjau
konten termasuk anggota dari A- %onsil $lmiah $nternasional dan A- %onsil
$lmiah #edah3. 'emua informasi peninjau didistribusikan kepada komite penulis dan
dipublikasikan di dokumen ini.
Dokumen ini telah disetujui untuk dupublikasikan oleh A- dan AA dan
didukung oleh ersatuan Dokter 8a7at Darurat Amerika, ersatuan Angiografi dan
$ntervensi 9antung.
2+ La%a /e.a'an!
2+1+ De#n#s# ,an D#a!n)s#s
'(*$ merupakan sindrom klinis yang didefiniskan sebagai tanda
karakteristik iskemik miokard yang berhubungan dengan persisten '()*levasi pada
elektrokardiografi *%83 dan kemudian terjadi pelepasan biomarker dari nekrosis
miokardial. Diagnosis '()*levasi tanpa adanya hipertrofi ventrikel kiri atau blok
!abang)berkas kiri :###3 merupakan definisi dari ersatuan Dokter 9antung
*ropa + A- + AA + ersatuan Dokter 9antung Dunia untuk definisi universal dari
infark miokard terbaru dengan '()*levasi pada titik 9 setidaknya 2 lead yang
berdampingan dari ;2 mm 0,2 m<3 pada pria atau ;1,= mm 0,1= m<3 pada 7anita
pada lead <2)<> dan+atau dari ;1 mm 0,1 m<3 pada lead yang berdampingan pada
dada atau lead pada anggota tubuh. %ebanyakan pasien akan berkembang bukti
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 3/20
*%8)nya dengan adanya infark gelombang ?. un!ulnya :### yang baru,
dianggap setara dengan '(*$. %ebanyakan kasus :### pada saat kemun!ulannya,
bagaimanapun juga, merupakan @kasus yang tidak diketahui sudah berapa lama
karena *%8 sebelumnya tidak bisa untuk perbandingan. un!ulnya :### yang
baru jarang terjadi, mungkin menganggu analisis '()*levasi, dan tidak seharusnya
dianggap sebagai diagnosis dari infark miokar akut. %riteria diagnosis *%8 dari
'(*$ akut pada keadaan :### sudah diusulkan. Dasar abnormalitas *%8 selain
:### !ontohnya& ritme !epat, hipertrofi ventrikel kiri, sindrom #rugada3 mungkin
mengaburkan interpretasi. 'ebagai tambahan, '()Depresi di ;2 lead prekordial <1)
<43 mungkin mengindikasikan adanya !edera transmural posterior" '()Depresi di
beberapa lead bersama dengan '()*levasi pada lead a<R sudah tergambar pada
pasien dengan oklusi arteri kiri atau arteri proksimal anterior kiri. 9arang sekali,
perubahan hiperakut gelombang ( tampak pada fase a7al dari '(*$, sebelum
perkembangan '()*levasi. *kokardiografi transthoraks mungkin menyediakan bujti
dari abnormalitas pergerakan dinding fo!al dan memfasilitasi triase pada pasien
dengan temuan *%8 yang sulit untuk diinterpretasikan. 9ika keraguan menetap,
perujukan segera untuk angiografi invasif mungkin diperlukan untuk memandu terapi
pada konteks klinis yang sesuai. ardia! (roponin merupakan biomarker yang
mun!ul untuk diagnosis infark miokard.
2+2+ E#,#&#).)!#
ada tahun 2006 kurang lebih BC>.000 pasien pulang dari Rumah 'akit dengan
diagnosis sindrom koronaria akut A'3. Angka insidensi komunitas untuk '(*$
menurun beberapa dekade terakhir, sedangkan untuk A' tanpa '()*levasi
meningkat. 'ekarang '(*$ terdiri dari 2=)40 $nfark iokard. Di R' =)B3
dan angka mortalitas 1 tahun 5)1C3 dari '(*$ menurun signifikan yang
berhubungan dengan peningkatan substansial pada frekuensi pera7atan yang
termasuk 8D( dan intervensi. Di amerka, perbedaan regional yang penting
menetap pada >0 hari infark miokard akut pada mortalitas di R' dan angka mondok
kembali pada umur ;B= tahun. emahaman dari alasan perbedaan tsb memberikan
kesempata untuk perbaikan performa.
%urang lebih >0 pasien dengan '(*$ adalah 7anita. Eanita merupakan
perdiktor terikat kuat dari kegagalan untuk menerima terapi reperfusi diantara pasien
tanpa kontraindikasi pada R/'AD* dapatkan stratifikasi risiko !epat dari pasien
dengan angina unstable menekan hasil lain dengan implementasi a7al dari pedoman
A+AA3. Dibandingkan dengan pria, 7anita termasuk ke dalam NDR A($FN
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 4/20
registrasi G 8E(8 dengan onset gejala yang mun!ul lambat, memiliki jangka lama
pemakaian fibrinolisis, 7aktu D2#, dan jarang menerima aspirin atau penghambat
beta selama 24 jam gejala. :ebih jauh lagi, 7anita memiliki risiko lebih tinggi terjadi
perdarahan dengan terapi antitrombotik, yang mana tetap menetap setelah
pertimbangan umur, berat badan, tekanan darah, fungsi ginjal, hematokrit, dan
peran!u potensial yang lainnya.
Ras bukan kulit putih merupakan 1>,> pasien dengan '(*$ di R' pada
perempatan 1 dan 2 tahun 2006. :ebih pentingnya lagi, kesenjangan terapi
berdasarkan minoritas ras dan etnik mun!ul meningkat berdasarkan 7aktu. enilaian
efek program terapi untuk '(*$, institusi untuk menjangkau triase dan manajemen
berhubungan dengan peningkatan signifikan pada 7aktu terapi yang mirip untuk ras
kulit putih dan ras kulit hitam dan pada pria atau 7anita. %omite penulis mendukung
pengumpulan data yang akurat pada ras pasien dan etnik untuk mendeteksi
kesenajngan, inisiasi panduan peningkatan kualitas, dan penguatan komunitas.
%urang lebih 2> pasien dengan '(*i di amerika memiliki D, dan
tigaperempat kematian diantara pasien dengan D berhubungan dengan penyakit
arteri koronaria. D berhubungan dengan peningkatan mortalitas jangka panjang
dan jangka pendek setelah '(*$, dan pada pasien dengan D, baik hiperglikemia
dan hipoglikemia berhubungan dengan hasil yang lebih buruk. iperglikemia pada
pasien yang tidak memiliki ri7ayat D berhubungan dengan hasil yang lebih buruk.
erfusi jaringan miokard setelah restorasi koronaria epikardial lebih terganggu pada
pasien dengan D. anajemen pasien dengan D dan '(*$ harus sama dengan
pasien tanpa D, dengan perhatian kontrol glikemik.
/sia lanjut terdiri dari segmen yang berkembang dari populasi dan tantangan
khusus untuk diagnosis dan manajemen yang mungkin menuju kesenjangan
pera7atan dan keterlambatan terapi. $su lain yang perlu dipertimbangkan termasuk
risiko antitrombotik dan trapi intervensi dan batas kesesuaian pera7atan dalam
konteks komorbiditas individu, kelemahan, dan tujuan per!epatan pera7atan.
er!obaan klinis biasanya membatasi populasi usia lanjut. (erapi yang efektif pada
populasi yang lebih muda biasanya berindikasi untuk usia lanjut, dengan keberatan
bah7a usia lanjut lebih sering memiliki kontraindikasi absolut ataupun relatif pada
penggunaannya. -ungsi ginjal yang terganggu berhubungan dengan penuaan yang
membutuhkan perhatian khusus pada dosis obat.
ada analisis C.=5C pasien dengan '(*$ dari 22B R', 5 pasien tidak
mendapatkan terapi reperfusi. -aktor yang paling berpengaruh dengan peniadaan
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 5/20
terapi reperfusi pada pasien adalah peningkatan umur. #ukti menunjukan bah7a
meskipun usia lanjut memiliki hasil post infark miokard yang baik setelah diterapi
se!ara agresif dengan terapi reperfusi, meskipun keadaan tiap individu berbeda.
#eberapa penelitian menyorot fakta bah7a pasien dengan penyakit ginjal
kronis semua tahap jarang menerima panduan rekomendasi intervensi daripada
pasien dengan fungsi ginjal normal, meski bukti keuntungan dari terapi yang paling
akut. asien yang menjalani dialisis mengalami keterlambatan R', jarang dikenali
memiliki infark miokard akut, dan jarang memiliki '()*levasi atau :### pada *%8
a7al daripada pasien yang tidak menjalani dialisis. anya 4= pasien dialisis
menerima terapi reperfusi, dan hanya 50 menerima aspirin saat R'. Angka
mortalitas 21,> pada pasien dialisis, dibandingkan 11,> pasien dengan gagal
ginjal stage akhir yang tidak menjalani dialaisis. 'aat pemulangan, hanya B5 pasien
dialisis diresepkan aspirin, dan hanya =5 diresepkan beta blo!kers. Angka
mortalitas >0 diantara pasien dengan '(*$ atau :### $nfark iokard pada
stage 4 atau = penyakit ginjal kronis. #ak fibrinolisis dan $ a7al berhubungan
dengan angka perdarahan yang tinggi dengan penurunan fungsi ginjal yang parah.
Disfungsi renal yang progresif merupakan perdiktor kuat terjadinya perdarahan
dengan terapi antitrombotik, risiko yang merefleksikan disfungsi renal intrinsik atau
kegagalan untuk mengatur atau men!egah medikasi amtitrombotik yang bergantung
pada eliminasi renal.
2+3+ Pen#.a#an R#s#') Aa.
enilaian risiko global memberikan kesempatan untuk menintegrasikan
karakter pasien yang beragam kedalam skor semikuantitatif yang dapat memba7a
estimasi keseluruhan dari prognosis pasien" dapat mendikte ketajaman, intensitas,
dan lokasi pera7atan" dan dapat memberikan pasien dan keluarganya informasi yang
lebih mengenai potensi hasil. 'kor risiko yang lebih tinggi umumnya berarti bah7a
terapi intensitas yang lebih tinggi mungkin sesuai dengan konteks dari status
kesehatan pasien.
#eberapa prediktor yang tidak terikat dari kematian a7al karena '(*$
diantaranya umur, kelas %illip, 7aktu reperfusi, gagal jantung, takikardiam hipotensi,
lokasi infark di anterior, infark sebelumnya, D, merokok, fungsi ginjal, dan temuan
biomarker. 'edangkan skor risiko trombolisis pada infark miokard ($$3
berkembang terutama pada pasien dengan '(*$, model 8RA* memprediksi
pasien R' dan angka mortalitas setelah B bulan dari berbagai spektrum pasien
dengan A', termasuk mereka yang dengan '()*levasi atau '()Depresi. anajemen
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 6/20
risiko merupakan suatu proses berkelanjutan yang harus diulang selama pera7atan di
rumah sakit dan saat pulang dari rumah sakit.
3+ Onse% Ina' M#)'a,
3+1+ Ke%e.a&4a%an Pas#en ,an Tea# Aa.
asien dengan '(*$ tidak men!ari pera7atan medis selama kurang lebih
1,=)2 jam setelah mun!ul gejala. %eterlambatan pasien biasanya lebih lama pada
7anita, ras kulit hitam, usia lanjut. asien menunda men!ari pertolongan medis
karena gejala mereka berbeda dari gejala mereka terdahulu yang berprasangka bah7a
serangan jantung harus mun!ul se!ara dramatik dengan nyeri dada yang parah.
'epertiga pasien dengan '(*$ mengalami gejala selain nyeri dada. Alasan lain
menunda men!ari pertolongan diantaranya& 13 penalaran yang tidak tepat bah7a
gejala akan sembuh sendiri atau tidak serius" 23 atribusi dari gejala kepada konsisi
sebelumnya" >3 takut kalau gejalanya merupakan alarm yang salah" 43 enggan untuk
merepoti orang lain kalau tidak merasa sangat sakit" =3 prasangka yang menduga
siapa yang berisiko serangan jantung, biasanya sifat diantara 7anita" B3 kurangnya
pengetahuan mengenai pentingnya aksi !epat, keuntungan menghubungi *' atau
611 dan ketersediaan terapi reperfusi" dan 53 berusaha mengobati diri sendiri dengan
obat beresep ataupun tanpa resep. /ntuk menghindari penundaan, tenaga kesehatan
harus mendampingi pasien saat memungkinkan saat membuat ren!ana antisipasi
untuk 7aktu yang dikenali dan respon terhadap kejadian akut. Anggota keluarga,
teman dekat, atau kenalan juga harus diikutkan dalam bantuan untuk aksi !epat saat
pasien mengalami gejala memungkinkan '(*$. Diskusi harus diikutkan saat ulasan
instruksi penggunaan aspirin dan nitrogliserin saat respon nyeri dada. etugas ga7at
darurat sudah dilatih untuk menginstruksikan ke pasien dengan gejala '(*$ untuk
mengunyah aspirin 1B2)>2= mg3, ke!uali dikontraindikasikan, saat petugas lain
menjemput. 9ika nitrogliserin diresepkan, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi 1
dosis nitrogliserin pada 7aktunya. 9ika gejala memburuk setelah = menit setelah
dosis pertama, pasien diinstruksikan untuk menghubungi 611 se!epatnya.
3+2+ 5aa Tans)%as# &en"" R"&a Sa'#%
asien dengan kemungkinan gejala iskemik harus diantar ke R' dengan
ambulan daripada diantar keluarga atau teman dikarenakan& 13 1 tiap >00 pasien
dengan nyeri dada yang diantar ke R' dengan mobil pribadi menderita gagal jantung
saat perjalanan" dan 23 terdapat hubungan signifikan diantara kedatangan saat di R'
dengan ambulans dan pengantaran a7al terapi reperfusi. 'ebagai tambahan, performa
*%8 oleh petugas sebelum R' berhubungan dengan pemendekan reperfusi dan
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 7/20
rendahnya angka mortalitas '(*$. enggunaan *%8 sebelum R', berdampak
per!epatan reperfusi dan hasil yang memuaskan.
3+3+ E,"'as# Pas#en
AA dan N$ mengkampanyekan @#ertindak !epat untuk gejala serangan
jantung sehingga pasien dapat meningkatkan kesempatan hidup dari '(*$ dengan
belajar gejala bahaya, mengisi ren!ana bertahan hidup, dan mendiskusikan
penurunan risiko dengan dokter mereka. (enaga kesehatan harus mengarahkan
intervensi edukasi ke pasien saat peningkatan risiko sindrom koroner akut.
3+6+ Pes#aan K)&"n#%as ,an T""an S#s%e& Tea# Ree"s#
3+6+1+ Rekomendasi 'istem Regional era7atan '(*$, (erapi Reperfusi,
dan (ujuan %apan Eaktu (erapiH
Ke.as I
1+ 'eluruh komunitas harus membuat dan menjaga sistem regional pera7atan
'(*$yang menyangkut penilaian dan peningkatan kualitas berkelanjutan
dari *' dan aktivitas berbasis R'. %egiatan dapat dilakukan dengan
mengikuti program seperti misi& lifeline dak aliansi D2#. :F* #3
2+ (indakan *%8 12 :ead oleh personel pada tempat kontak medis pertama kali
-3 dianjurkan pada pasien dengan gejala konsisten '(*$. :F* #3
3+ (erapi reperfusi diberikan pada semua pasien '(*$ yang memenuhi syarat
dalam 12 jam a7al mun!ulnya gejala. :F* A3
6+ $ primer merupakan metode yang dianjurkan untuk reperfusi saat dapat
dilakukan oleh operator yang berpengalaman. :F* A3
7+ (ransportasi *' langsung ke R' dengan $ untuk mendapatkan $ primer
merupakan strategi triase yang dianjurkan untuk pasien '(*$, dengan 7aktu
yang dibutuhkan dari - ke alat kurang dari sama dengan 60 menit. :F*
#3
8+ (ransfer segara ke R' dengan ketersediaan $ untuk pemberian $
merupakan strategi triase yang dianjurkan untuk pasien dengan '(*$ yaIng
a7alnya sampai atau dalam perjalanan ke R' tanpa $, dengan 7aktu
tempuh dari - ke alat yang harus di!apai kurang dari sama dengan 120
menit. :F* #3
9+ 9ika tidak ada kontraindikasi, terapi fibrinolitik harus diberikan ke pasien
'(*$ pada R' tanpa $ jika 7aktu tempuh dari - ke alat melebihi 120
menit dikarenakan keterlambatan yang tak terhindarkan. :F* #3
:+ 'aat terapi fibrinolitik terindikasi dan dipilih sebagai strategi reperfusi primer,
terapi garus diberikan dalam >0 menit saat kedatangan di R'. :F* #3
Ke.as IIa
1+ (erapi reperfusi layak diberikan kepada pasien '(*$ dan pasien dengan
mun!ulnya gejala dalam 12)24 jam pertama yang mana terdapat gejala klinis
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 8/20
iskemia dan+atau bukti *%8 iskemia. $ primer merupakan strateg yang
dianjurkan pada populasi tsb. :F* #3
3+6+1+1+ 'istem Regional era7atan '(*$ dan (ujuan (erapi Reperfusi
(iap sistem regional medis harus men!ari pengenalan !epat dan reperfusi tepat
pada pasien '(*$. %eterlambatan sistem untuk reperfusi berhubungan dengan
tingginya angka mortalitas dan morbiditas. eskipun perhatian pada kegiatan
pengukuran, seperti D2#, door)to)needle, dan 7aktu door)in)door)out, sudah
mengkatalisasi upaya perbaikan kualitas institusional, inisiasi lebih luas pada level
sistem dibutuhkan untuk menurunkan 7aktu total iskemik, hasil penentu utama.
ertanyaan sudah dikemukakan mengenai ketergantungan $ primer untuk reperfusi,
khususnya di Amerika, dan konsekuensi yang tidak diharapkan yang berubah menjadi
kebiasaan dengan fibrinolitik sudah menyusut. %omite penulis mengulang prinsityang disorort pada pedoman tahun 2004, yang bernama @penggunaan yang tepat dan
sesuai dari beberapa bentuk terapi reperfusi adalah hal yang lebih penting daripada
pilihan terapi. enitik beratan terbesar ditekankan pada pengiriman terapi reperfusi
ke tiap pasien se!epat)!epatnya.
anya sebagian ke!il R' di Amerika yang mampu menjalankan $ primer,
dan tiap penundaan untuk reperfusi D2#3 setelah kedatangan di R' berhubungan
dengan peningkatan risiko mortalitas setelah R'. (ujuan 7aktu yang tepat untuk
reperfusi mungkin tidak selalu relevan atau memungkinkan untuk pasien yang
memiliki alasan yang layak untuk menunda, termasuk ketidakpastian diagnosis a7al,
kebutuhan evaluasi dan terapi kondisi mengan!am nya7a yang lain seperti gagal
nafas akut, gagal jantung3, penundaan karena informed !onsent, dan lamamnya
transportasi dikarenakan jarak geografis atau keadaan !ua!a. /ntuk mnurunkan
penundaan terapi di R', A menginisiasi aliansi D2# pada tahun 200B untuk
meningkatkan 7aktu pintu)ke)alat pada pasien '(*$. (ujuan aliansi D2# untuk ikut
serta agar R' dengan $ men!apai 7aktu D2# J60 menit atau setidaknya 5=
pasien '(*$ yang tidak sempat ditransfer. Aliansi ini men!apai sasaran tahun 200C.
enelitian longitudinal mendapatkan hasil bah7a pasien yang dira7at di R' yang
mengikuti aliansi D2# lebih dari > bulan memiliki 7aktu D2# kurang dari 60 menit
daripada pasien yang dira7at di R' tanpa aliansi D2#.
ada hal yang sama, AA melun!urkan @misi& :ifeline pada thaun 2005
untuk meningkatkan kesiapan sistem kesehatan dan respon untuk '(*$, dengan
fokus ke pera7atan berkelanjutan dari aktivasi *' ke $ primer. asien bisa
langsung menuju ke R' dengan $ se!ara pribadi, pada kasus dimana semua
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 9/20
pera7atan medis terdapat di satu pusat yang bertanggung ja7ab untuk
mengoptimalkan 7aktu pintu)ke)pintu. /ntuk pasien yang menghubungi 611,
pera7atan langsung dimulai dengan -, yang merupakan 7aktu saat penyedia *'
sampai di sisi pasien. ersonel *' harus mampu menangani *%8 sebelum R',
membuat diagnosis, aktivasi sistem, dan menentukan apakah akan memba7a pasien
ke R' dengan $ atau R' tanpa $. ertimbangan harus diberikan untuk kemajuan
protokol lokal yang meniinkan ppreregistrasi dan transportasi langsung ke
laboratorium kateterisasi di R' dengan $ tanpa le7at /8D3 untuk pasien yang
tidak membutuhkan stabilisasi kega7atdaruratan saat kedatangan. eskipun positif
palsu merupakan suatu perhatian saat personel *' dan+atau dokter /8D diiinkan
untuk mengaktivasi laboratorium kateterisasi jantung, angka aktivasi palsu sangat
rendah 1=3 dan lebih dari seimbang dengan eatu terapi lebih a7al untuk mayoritas
pasien yang notifikasinya sesuai. %onsep dari apa yang merupakan aktivasi palsu
mulai berkembang. /ntuk pasien yang sampai atau dalam perjalanan menggunakan
*' ke R' tanpa $, keputusan apakah akan transfer segera ke R' dengan $ atau
diberikan terapi fibrinolitik harus diputuskan. (iap skenario tsb melibatkan koordinasi
dari elemen yang berbeda dari sistem. isi& :ifeline menganjurkan pendekatan luas
komunitas yang melibatkan edukasi pasien, peningkatan *' dan /8D, pendirian
jaringan rujukan '(*$ R' non $3 dan R' dengan $, dan upaya advokasi
terkoordinasi untuk bekerja dengan pembuat kebijakan untuk mengimplementasikan
desain sistem kesehatan.
#eberapa faktor harus dipertimbangkan dalam memilih terapi reperfusi. /ntuk
pasien '(*$ di R' $, $ primer harus diselesaikan dalam 60 menit. /ntuk
pasien di R' non $, penilaian !epat dari& 13 7aktu mun!ulnya gejala" 23 risiko
komplikasi terkait '(*$" >3 risiko perdrahan dengan fibrinolisis" 43 mun!ulnya
sho!k atau gagal jantung" dan =3 7aktu yang dibutuhkan untuk transfer ke R' $harus diputuskan dan keputusan mengenai pemberian terapi fibrinolitik harus di!apai.
eskipun 7aktu transfer antar R' !epat, mungkin ada keuntungan untuk memberikan
terapi fibrinolitik dibandingkan dengan penundaan $ untuk pasien yang memenuhi
syarat yang ditemukan gejala pada a7al 1)2 jam.
#eberapa penelitian menyarankan keuntungan mengirim pasien '(*$ dari
R' non $ ke R' $ untuk mendapatkan $ primer, tapi pada beberapa
kesempatan, 7aktu pengiriman diperlama dan penundaan tidak terhindarkan. 'trategi
reperfusi yang melibatkan pengiriman pasien '(*$ dari R' non $ ke R' F
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 10/20
untuk mendapatkan $ primer lebih baik daripada penggunaan fibrinolitik di R'
rujukan, didorong oleh penurunan angka re)infrak pada kelompok pera7atan $.
enundaan yang !epat berhubungan dengan penurunan mangka mortalitas baik pada
pasien fibrinolisis maupun $. 'aat penundaan berhubungan dengan pengiriman
melebihi 120 menit dari -, keuntungan kelangsungan hidup pemeberian $
setelah pemberian fibrinolitik tidak ditemukan. Fleh karena itu, pengiriman antar R'
ke R' $ merupakan strategi triase anjuran jika $ dapat dilakukan dalam 120
menit dari -. (erapi fibrinolitik, jika tidak ada kontraindikasi penggunaan, harus
diberikan dalam >0 menit dari kedatangan saat !apaian 120 menit tidak dapat
terlaksana. enundaan pengiriman dapat terjadi karena berbagai penyebab. /paya
diperlukan untuk menurunkan 7aktu penundaan diantara kedatangan dan pengiriman
dari R' non $.
(erminologi $ yang terfasilitasi digunakan sebelumnya untuk
mendeskripsikan strategi dengan dosis penuh atau sebagian dari fibrinolisis, dengan
atau tanpa pemberian glikoprotein 83 antagonis reseptor $$b+$$$a, dengan
pengiriman segera untuk diren!anakan $ dalam 60)120 menit. (erminologi
penyelamatan $ merujuk pada pengiriman untuk $ pada pasien yang ditemukan
gagal reperfusi dengan fibrinolisis. (erminologi strategi farmakoinvasif merujuk
kepada pemberian terapi fibrinolitik baik pada sebelum R' atau pada R' non $,
yang diikuti dengan pengiriman segera ke R' $ untuk angiografi koroner dan $
sesegera mungkin. asien '(*$ yang !o!ok untuk pengiriman antar R' untuk $
primer tanpa fibrinolisis adala pasien dengan syok atau risiko tinggi lain, pasien risiko
perdarahan hebat dengan terapi fibrinolitik, dan pasien dengan gejala mun!ul lebih
dari >)4 jam dan yang memiliki 7aktu tempuh pengiriman !epat. asien yang !o!ok
untuk terapi fibrinolitik adalah pasien dengan risiko perdarahan rendah yang mun!ul
gejala masih a7al kurang dari 2)> jam3 ke R' non $ dan yang memiliki penundaanlebih lama untuk $.
%arena pasien '(*$ mungkin mengalami gagal jantung pada a7alnya,
sistem regional juga harus menekankan akses a7al ke pera7atan pengenalan masalah
dan peninjauan aktivasi *'3, pengiriman !epat, peninjauan R, indikasi
defibrilasi, A:', dan pendekatan menyeuruh ke pera7atan postresusitasi. 'ebagai
tambahan, anggota keluarga pasien yang menderita '(*$ atau manifestasi lain AD
harus dirujuk ke program pelatihan R yang memiliiki komponen pendukug sosial
dan dapat mengenalkan mereka dengan penggunaan A*D.
3+6+1+2+ 'trategi untuk enyingkat Eaktu intu)%e)Alat
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 11/20
5e'.#s%+ Pen#n!'a%an ;a'%" P#n%"-Ke-A.a%
1. *%' sebelum R' untuk mendiagnosis '(*$ digunakan untuk mengaktivasi tim $
selama pasien dalam perjalanan ke R'.
2. Dokter /8D mengaktivasi tim $.
>. anggilan tunggal ke operator utama mengaktifkan tim $.
4. (ujuan yang akan di!apai adalah tim $ sampai ke laboratorium kateterisasi dalam 20
menit setelah dihubungi.
=. asukan data 7aktu dan analisis disediakan untuk anggota tim pera7atan '(*$
Eaktu interval D2# meliputi > komponen kun!i& 7aktu pintu)ke)*%8, 7aktu
*%8)ke)laboratorium, dan 7aktu sampai di laboatorium)ke)alat. 'emua > interval
7aktu bergantung pada faktor sistem yang berbda tiap institusi.
:aporan publik dan inisiasi nasional berfokus pada perhatian 7aktu D2# dan
banyak alasan untuk penundaan sistem. #erfokus pada proses pera7atan pada institusitop, penelitian mengungkap karakter institusi yang berhubungan dengan performa
yang baik. R' yang baik memiliki atribut kebudayaan spesifik yang meliputi& 13
komitmen ke tujuan eksplisit untuk meningkatkan 7aktu D2# yang termotivasi oleh
tekanan luar dan dalam" 23 protokol yang inovatif" >3 fleksibilitas dalam pembaruan
protokol terstandarisasi" 43 individu pemimpin klinis yang keras kepala" =3 tim yang
kolaboratif" B3 data mpan balik ke progres monitor, mengidentifikasi masalah, dan
kesuksesan" 53 kultur organisasi yang memelihara kefleksibilitasan untuk menghadapi
tantangan untuk memperbaiki upaya. 'ebagai tambahan, beberapa proses kun!i
berhubungan dengan terapi yang tepat 7aktu nerdasarkan !eklist3. enelitian lain
mengindikasikan R' $ yang menerima pasien kiriman dapat menurunkan 7aktu
D2# dengan !ara berkoordinasi dengan R' rujukan dan mengaktifkan sistemnya
sementara pasien dalam perjalanan.
3+7+ Tea# F#4#n).#%#' Se4e."& Mas"' R"&a Sa'#%
Eaktu penundaan dari mun!ulnya gejala ke pera7atan dapat disingkat dengen
pemberian terapi fibrinolitik sebelum R' oleh unit *' terlatih baik seorangdokter di perjalanan ataupun dokter R' dalam kontak langsung, terutama di daerah
pinggiran.
'ekarang, bagaimanapun juga, terapi fibrinolitik sebelum R' tidak
digunakan lagi di Amerika. *' di daerah terpen!il, dimana fibrinolisis sebelum
R' mungkin berpotensi menguntungkan, sering tidak memiliki sumberdaya untuk
melatih paramedik dan juga tidak memiliki perlengkapan yang diperlukan. %omite
penulis mendukung keperluan penelitian lebih lanjut untuk mengimplementasikan
strategi terapi sebelum R' untuk mengurangi 7aktu total iskemik.
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 12/20
3+8+ H"4"n!an an%aa Ke&a%#an Men,a,a' a'#4a% Penya'#% $an%"n! ,an Ina'
M#)'a, ,en!an ST E.e<as#
3+8+1+ Rekomendasi *valuasi dan anajemen asien '(*$ dan 8agal 9antung
Diluar R'
Ke.as I1+ ipotermia terapetik harus dimulai sesegera mungkin pada pasien '(*$ dengan
koma dan gagal jantung diluar R' karena <- atau pulseless <(, termasuk pasien
yang sedang menjalani $ primer. :F* #3
2+ Angiografi segera dan $ daat diindikasikan harus dilakukan dalam resusitasi
pada pasien gagal jantung diluar R' jika *%8 menunjukkan '(*$. :F* #3
ampir 50 D terjadi diluar R', biasanya tampak sebagai kematian
mendadak dikarenakan gagal jantung. Resusitasi yang dilakukan oleh personel *'
B0 pada kasus ini. eskipun hanya 2> kasus yang memiliki ritme sho!kble a7alnya
<-3.
%elangsungan hidup pada kasus ini bisa optimal sat R dan defibrilasi
terinisiasi a7al. %elangsungan hidup dari <- se!ara spesifik berbanding terbalik dengan
interval 7aktu antara onset dan terminasi. resentase pasien yang ditemukan <- dan
kelangsungan hidup tinggi jika pasien disaksikan roboh, jika R dilakukan, dan jika
defibriltor dipasang !epat.
'trategi komunitas untuk memperbaiki pengiriman defibrilator a7al pada korban
kasus ini meliputi elatihan dan penambahan alat responden terdepan polisi dan
pemadam kebakaran3, personel *', dan paramedis untuk melakukan defibrilasi, juga
penempatan A*D lokasi populasi tinggi seperti airport, kasino.
%ebanyakan pasien kasus ini yang tidak bisa diresusitasi memiliki aterosklerosis
koroner. Aterosklerosis koroner juga tampak pada kebanyakan korban gagal jantung
yang bertahan hidup dan menjalani angiografi koroner. Dikarenakan tingginya prevalensi
oklusi arteri koroner akut pada pasien kasus ini, terutama pasien dengan ritme <- pada
a7alnya dan menjadi '(*$, pedoman AA 2010 untuk resusuitasi jantung paru dan
pera7atan ga7at darurat jantung merekomendasikan angiografi koroner kedaruratan
dengan pembukaan !epat dari arteri infark.
AA menerbitkan pernyataan kebijakan memnggil semua komunitas untuk
menetapkan pera7atan sistem regional untuk kasus ini. ernyataan menjelaskan 2
perbedaan dai pusat resusitasi jantung dan daftar elemen penting dari sistem. R' $
menjadi kandidat ideal untuk menyediakan pusat resusitasi jantung tingkat 1 yang
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 13/20
mena7arkan pelayanan luas, termasuk $ jika diindikasikan, pera7atan berbasis tujuan,
hipotermia terapetik, monitor elektroensefalografik berkelanjutan, pendekatan tim
multidisipliner, dan evaluasi neuropsikiatrik untuk korban. 'emua R' lain yang ikut
berpartisipasi harus dilatih dan dilengkapi dengan pusat resusitasi jantung tingkat 2, yang
mana mampu untuk menginisiai hipotermia terapetik dan mengirim pasien pera7atan
post resusitasi. $delnya, hasil dari kasus ini dapt diukur dan dibandingkan dalam regiter.
Akhirnya, hal inipenting untuk organisasi yang mengumpulkan dan melaporkan '(*/
dan $ untuk mempertimbangkan resusitasi pasien kasus ini se!ara terpisah dengan R'
dan kualitas operator individu karena pasien, meski pera7atan optimal, memiliki angka
mortalitas lebih tinggi daripada pasien '(*$ tanpa gagal jantung.
6+ Ree"s# ,# R"&a Sa'#% P5I6+1+ P5I P#&e
6+1+1+ Rekomendasi $ rimer pada '(*$
FR :F*
8ejala $skemik K12 jam $ A
8ejala $skemik K12 jam dan kontraindikasi terapifibrinolitik terlepas dari
penundaan 7aktu -
$ #
'yok kardiogenik atau gagal jantung akut parah terlepas dari penundaan
7aktu onset infark miokard
$ #
#ukti iskemik yang berlangsung 12)24 jam setelah mun!ulnya gejala $$a #
$ dari arteri non)infark pada 7aktu $ primer pada pasien tanpa
gangguan hemodinamik
$$$&
arm
#
Ke.as I
1. $ primer harus dilakukan pada pasien dengan '(*$ dan gejala iskemik
kurang dari durasi 12 jam. :F* A3
2. $ primer harus dilakukan pada pasien '(*$ dan gejala iskemik kurang dari
12 jam durasi yang memiliki kontraindikasi terapi fibrinolitik, terlepas dari
penundaan 7aktu dari -. :F* #3
>. $ primer harus dilakukan pada pasien dengan '(*$ dan syok kardiogenik
atau gagal jantung akut parah, terlepas dari penundaan 7aktu onset infark
miokard. :F* #3
Ke.as IIa
1. $ primer layak pada pasien dengan '(*$ jika ada bukti klinia dan+atau *%8
dari iskemia selama 12)24jam setelah onset gejala. :F* #3
Ke.as III= /e4aaya
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 14/20
1+ $ tidak boleh dilakukan pada ateri non)infark pada 7aktu $ primer pada
pasien '(*$ yang se!ara hemodinamik stabil. :F* #3
$ primer pada arteri infark dipilih untuk terapi fibrinolitik saat 7aktu untuk
mera7at tertunda dan pasien tampak volume tinggi, pusat perlengkapan baik dengan
kardiolog berpengalaman dan staf yang mampu. Dibandingkan dengan terapi fibrinolitik,
$ primer menghasilkan angka yang tinggi dalam patensi arteri infark, aliran ($$ >,
dan perdarahan tempat akses dan rnedahnya iskemia berulang, re)infarksi, prosedur
revaskularisasi ulangan darurat, perdarahan intra!ranial $3, dan kematian. Dulunya,
$ yang sukses juga menurunkan komplikasi '(*$ yang berdampak dari lebih
lamanya iskemik atau terapi fibrinolitik yang gagal, sehingga diiinkannya pemulangan
lebih !epat dan pelanjutan aktivitas harian. $ primer memiliki keuntungan yang baik
tentang kelangsungan hidup pada pasien risiko tinggi. asil $ menunjukan perburukan
dengan penundaan terapi dan kurangnya operator di R'. engukuran kualitas untuk
laboratorium dan performa operator dan pertimbangan ke $ primer pada R' tanpa
pembedahan jantung menjadi ulasan di pedoman A-+AA+'A$ 2011 tentang
intervensi per!utan koroner.
%omplikasi yang berpotensi dari $ primer meliputi masalah dengan tempat
akses arteri" reaksi samping pada loading volume, medium kontras, dan medikasiantitrombotik" kmplikasi teknik" dan kejadian reperfusi. -enomena tidak ada aliran balik
merujuk pada perfusi myo!ard yang tidak optimal meski restorasi aliran epikardial pada
arteri infark sudah dikaitkan ke efek kombinasi dari inflamasi, !edera endotel, edema,
ateroembolisasi, vasospasme, dan !edera reperfusi miosit. (idak adanya aliran balik
berhubungan dengan penurunan angka kelangsungan hidup. (erapi dan strategi
pen!egahan meliputi penggunaan 8 $$b+$$$a antagonis ab!iLimab, vasodilator
nitroprusside, verapamil, adenosine3, dan inhibitor dari beragam jalur metabolik
ni!orandil, peLeliumab3, sekalipun tanpa efek konsisten. Aspirasi trombus manual pada
$ primer berdampak pada perbaikan perfusi jaringan fan resolusi lebih lengkap '(,
meski tidak semua penelitian menunjukan hasil yang positif.
$ dari arteri noninfark dengan aliran ($$ >pada $ primer pada pasien yang
se!ara hemodinamik stabil berhubungan dengan perburukan hasil klinis pada beberapa
penelitian, meski ada beberapa yang menganjurkan bah7a hal tsb mungkin aman
dilakukan. $ arteri noninfark tidak direkomendasikan pada konteks ini ke!uali jika lesi
multiple kompleks ditemukan pada angiografi dn lokalisasi *%8 dari infark
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 15/20
membingungkan. %estabilan klinis mungkin didefinisikan sebagai ketiadaan uotput
rendah, hipotensi, takikardi persisten, syok, <(+'<(, dan iskemik berulang spontan.
ada pasien dengan syok kardiogenik karena gagal pompa, $ dri stenosis parah di
aretri noninfark mungkin memperbaiki kestabilan hemodinamik dan harus
dipertimbangkan selama prosedur. %ebanyakan pasien, penundaan $ dapar dilakukan
pada arteri noninfark pada 7aktu selanjutnya jika diindikasikan oleh kejadian klinis atau
hasil uji noninvasif.
6+2+ Re')&en,as# As#as# T)&4e'%)&#
Ke.as IIa
1. Aspirasi manual trombektomi layak untuk pasien yang menjalani $ primer.
:F* #3
enggunaan aspirasi manual trombektomi selama $ primer dapat meningkatkan
reperfusi mi!rovaskuler dan mnurunkan kematian dan efek samping jantung.
#agaimanapun ukuran infark tidak menurun melalui !ara ini.
6+3+ Re')&en,as# Pen!!"naan S%en% a,a P5I P#&e
Ke.as I1. enempatan stent bare)metal stent M#' atau drug)eluting stent MD*'3
berguna pada $ primer untuk pasien '(*$. :F* A3
2. #' harus digunakan pada pasien dengan risiko perdarahan tinggi, ketidakbisaan
untuk memenuh terapi 1 tahun dual antiplatelet DA(3, atau prosedur bedah atau
invasif setahun kedepan. :F* 3
Ke.as III= Ha&
1. D*' tidak boleh digunakan pada $ primer untuk pasien '(*$ yang tidak
dapat menoleransi atau memenuhi pemberian jangka lama DA( karena
peningkatan risiko stent trombosis dengan ketidakberlanjutan prematur dari satu
atau kedua agen. :F* #3
'tent koroner digunakan se!ara rutin pada $ primer. Dibandingkan dengan
balon angioplasty, pemasangan #' selama $ primer menurunkan risiko lesi target
selajutnya dan revaskularisasi target pembuluh darah dan risiko ang mungkin terjadi dari
reinfarksi, tetapi hal tsb tidak berhubungan dengan penurunan angka mortalitas.
Dibandingkan dengan #', pemasangan D*' menurunkan angka restenosis dankeperluan intervensi kembali tetapi tidak menurunkan angkan kematian atau reinfarksi.
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 16/20
/tamanya, D*' pada kasus ini tidak meningkatkan risiko trombosis stent. %ontroversi
menetap dimana risiko trombosis stent lambat lebih tinggi dengan D*' generasi pertama
dibandingkan dengan #'. Angka terendah trombosis stent dilaporkan menggunakan
kobalt)kromium stent. (antangan terbesar dalam manentukan pendekatan pada $
primer, bagaimanapunjuga, menentukan apakah pasien merupakan kandidat untuk
kegiatan jangka panjang DA(. D*' harus dihindari pada kemun!ulan halangan
finansial atau sosial yang membatasi gangguan pasien, risiko perdarahan meningkatm
kebutuhan prosedur bedah dan invasif untuk setahun kedepan, atau indikasi bebas untuk
terapi antikoagulan jangka panjang.
6+6+ Tea# An%#%)&4)%#' Ta&4aan a,a P5I P#&e
6+6+1+ Rekomendasi (erapi Antiplatelet untuk endukung $ rimer
Ke.as I
1. Aspirin 1B2)>2= mg harus diberikan sebelum $ primer. :F* #3
2. 'etelah $, aspirin harus dilanjutkan tanpa batas. :F* A3
>. :oading dose inhibitor reseptor 2O12 harus diberikan sedini mungkin atau saat
$ primer pasien '(*$. ilihan meliputi&
a. lopidogrel B00 mg :F* #3
b. rasugrel B0 mg :F* #3
!. (i!agrelor 1C0 mg :F* #3
4. (erapi inhibitor 2O12 harus diberikan selama satu tahun pada pasien '(*$
yang menerima stent #' atau D*'3 selama $ primer menggunakan dosis
maintenans&
a. lopidogrel 5= mg sehari :F* #3
b. rasugrel 10 mg sehari :F* #3
!. (i!agrelor 60 mg sehari dua kali :F* #3
Ke.as IIa
1. :ayak untuk menggunakan C1 mg aspirin pada pilihan untuk dosis pemeliharaan
lebih tinggi setelah $ primer. :F* #32. :ayak untuk memulai terapi dengan antagonis 8 $$b+$$$a intravena seperti
ab!iLimab :F* A3,tirofiban bolus dosis tinggi :F* #3, eptifibatide bolus
double, pada saat $ primer dengan atau tanpa stent atau preterapi !lopidogrel3
pada pasien tertentu dengan '(*$ yang menerima heparin infraksi /-3.
Ke.as II4
1. ungkin layak untuk memberikan antagonis reseptor 8 $$b+$$$a intravena pada
7aktu laboratorium prekatetrisasi ambulan, /8D3 kepada pasien '(*$ yangakan dilakukan $ primer. :F* #3
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 17/20
2. ungkin layak untuk memberikan ab!iLimab intrakoroner ke pasien '(*$
yang sedang menjalani $ primer. :F* #3
>. elanjutan inhibitor 2O12 lebih dari 1 tahun mungkin dapat dipertimbangkan
pada pasien yang menjalani pemasangan D*'. :F* 3
Ke.as III= /aaya
1. rasugrel jangan diberikan ke pasien dengan ri7ayat stroke sebelumnya atau
($A. :F* #3
eskipun dosis efektif minimum aspirin pada keadaan $ untuk '(*$ belum
mapan se!ara prospektif, komite penulis merekomendasikan dosis empiris >2= mg
diberikan sedini mungkin sebelum $ dan dosis pemeliharaan dilanjutkan tanpa batas
setelahnya. %omite penulis memberikan konsensus dengan C1 mg dosis pemeliharaan
dipilih bahkan diantara pasien yang menerima stent selama $ primer. Rekomendasi ini
berdasarkan bukti peningkatan risiko perdarahan.
Dosis loading inhibitor 2O12 disediakan sebelum $ primer. Agen ini
diberikan selanjutnya sebagai dosis pemeliharaan selama satu tahun setelah $ dengan
stent #' atau D*'3 pada ketiadan perdarahan. :oading dose !lopidogrel B00 mg lebih
dipilih dari pada >00 mg, dengan pertimbangan inhibisi luas dan !epat trombosit di!apai
dengan dosis lebih tinggi.
Respon antiplatelet terhadap !lopidgrel mungkin berbeda dengan fungsi fenotip
pasien obesitas, D3. enelitian lebih lanut diperlukan untuk mengkalrifikasi risiko
yang berhubungan dengan poliformisus genetik dan mengembangkan strategi terapetik
efektif untuk karier beragam alel yang bertanggung ja7ab pada sistem enim. $,
terlebih omepraole, dapat mengganggu metabolisme !lopidogrel dan berdampak pada
pengurangan efek antipletelet in vitro, tetapi tampaknya tidak un!ul efek farmakokinetik
pada hasil klinis yang lebih buruk.
7+ Ree"s# ,# R"&a Sa'#%
7+1+ Re')&en,as# Tea# F#4#n).#%#' saa% %ea,# 'e%e.a&4a%an yan! ,#e'#a'an
"n%"' &e.a'sana'an #&e ,a.a& 120 &en#%
7+2+ Pen#.a#an ,a# Ree"s# se%e.a F#4#n).#s#s
7+3+ Me&#n,a'an 'e R"&a Sa'#% se%e.a Tea# F#4#n).#%#'
8+ Pena%a.a'sanaan In<as#
8+1+ Re')&en,as# An!#)!a# K))ne a,a Pas#en yan! aa.nya ,#%a%a.a'sana
&en!!"na'an Tea# F#4#n).#%#' a%a" yan! %#,a' &ene#&a Ree"s#
8+2+
8+3+
8+6+
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 18/20
9+ Oeas# /yass Ga% A%e# K))ne
9+1+ Re')&en,as#
9+2+
:+ Tea# Me,#s R"%#n
:+1+ Re')&en,as# /e%a /.)>'es
:+2+ Re')&en,as# In#4#%) S#%e& Ren#n-An!#)%ens#-A.,)s%e)n:+3+ Re')&en,as# Manae&en L##,
:+6+ N#%a%
:+7+ Ka.s#"& 5anne. /.)>'es
:+8+ O's#!en
:+9+ Ana.!es#'= M)#n? O4a% An%# In.a&as# N)n-S%e)#,? In#4#%) 5y>.))@y!enase
II
+ K)&.#'as# se%e.a Ina' M#)'a, ,en!an ST E.e<as#
+1+ Sy)' Ka,#)!en#'
+2+ HF Paa
+3+ Ina' Ven%#'e. Kanan+6+ K)&.#'as# Me'an#s
+7+ K)&.#'as# E.e'%#' saa% Fase R"&a Sa'#%
+8+ Pe#>a,#%#s
+9+ K)&.#'as# T)&4)e&4).#' ,an Pe,aaan
+:+ 5e,ea G#na. A'"%
++ H#e!.#'e&#a
10+ Pen#.a#an R#s#') se%e.a Ina' M#)'a, ,en!an ST E.e<as#
10+1+ Re')&en,as# Pen!!"naan Tes% N)n#n<as# "n%"' Is'e&#a Se4e."&
D#".an!'an
10+2+ Re')&en,as# Pen#.a#an F"n!s# LV
10+3+ Re')&en,a,# Pen#.a#an R#s#') S5D
11+ Ren>ana Pea%an Se%e.a Ke."a ,a# R"&a Sa'#%
11+1+ Re')&en,as# Ren>ana Pea%an Se%e.a Ke."a ,a# R"&a Sa'#%
12+ Is" yan! 4e."& %ee>a'an ,an Aa Pene.#%#an Se.an"%nya
%omite penulis sudah mengidentifikasi beberapa area yang berkaitan dengan manajemen
pasien dengan '(*$ yang pantas menerima penelitian leih lanjut. eskipun observasi
menunjukkan hubungan antara peningkatan terapi berbasis bukti dan penurunan angka
mortalitas '(*$, upaya tambahan untuk memperbaiki hasil pasien tetap dibutuhkan.
(erdapat pengakuan luas bah7a kemajuan pengetahuan dan performa membutuhkankontribusi dari investigator, klinisi, R', *', dan pemerintah.
12+1+ Kesa,aan Pas#en
%eterlambatan 7aktu dari mun!ulnya gejala ke pengaktifan pera7atan '(*$
masih terlalu lama. /paya multikultural untuk edukasi, meyakinkan, dan memotivasi
pasien dan keluarga yang berisiko sangat dibutuhkan. /paya perbandingan untuk
meningkatkan ketaatan dan perhatian kepada perilaku gaya hidup sehat sebagai
sudut pandang pen!egahan sekunder dibutuhkan saat pemulangan dari R' dan
sebagai sifat integral dari program rehabilitasi jantung.12+2+ S#s%e& Peaa%an Re!#)na.
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 19/20
Adopsi sistem pera7atan regional untuk pasien '(*$ lintas perbedaan area
geografi terbukti penuh tantangan, dan keterlambatan yg tidak sesuai dengan inisiasi
terapi reperfusi umum terjadi. 'eperti sebelumnya sudah ditekankan, perhatian
seharusnya terfokus pada penurunan 7aktu total iskemik, dari mun!ulnya gejala ke
reperfusi yang sukses. #eberapa faktor tambahan ke aktivasi pasien *'
berkontribusi ke keterlambatan, tidak semuanya dapat terselesaikan. Area untuk
penelitian selanjutnya eliputi protokol *' sebelum R', pendekatan gagal
jantung, algoritme triase dan transfer, ketersediaan !epat $, dan perbaikan lanjutan
faktor klinis dan 7aktu yang seharusnya pemberian terapi segera penggunaan
fibrinolitik dan transfer segera $. %urangnya korelasi diantara pendeknya D2#
dan penurunan mortalitas seharusnya memba7a upaya lebih jauh untuk
meningkatkan pera7atan semua aspek '(*$. 'istem regional seharusnya mala!ak,
menganalisis, dan melaporkan semua kejadian '(*$ dan gagal jantung sebagai
suatu proses program peningkatan.
12+3+ Tanse ,an Manae&en ,a# Pas#en /"'an R#s#') T#n!!# se%e.a
Pe&4e#an Tea# F#4#n).#%#'
$ndikasi 7aktu transfer untuk angiografi dengan arah revaskularisasi untuk pasien
bukan risiko tinggi setelah berhasil fibrinolisis masih diperdebatkan. eskipun
terdapat peningkatan aktifasi jalur ini, bukti dasar untuk justifikasi masih terbatas.
12+6+ Tea# An%#%)&4)%#'
ilihan optimal inhibitor eseptor 2O dan agen antikoagulan untuk pasien dengan
'(*$ merupakan suatu tantangan. <ariabilitas gentis individu pada penyerapan
obat, metabolisme, dan keefektifan sudah disorot menurut pengalaman dengan
!lopidogrel pada pasien dengan A'. Risiko perdarahan juga berbeda lintas ras dan
etnik. eran tes fungsi trombosit dan skrining genetik untuk metabolisme
!lopidogrel pada pera7atan fase akut '(*$ masih belum jelas, terutama dengan
ketersediaan alternatif inhibitor reseptor 2O. $nformasi lebih spesifik untuk pasiendengan '(*$ diperlukan dengan anggapan untuk penggunaan prasugrel, ti!agrelor,
faktor novel Pa dan antagonis $$a, dam antagonis 1 reseptor aktifasi proteasi
trombosit. %emanjuran dan keamanan kombinasi terapi antirombotik harus
ditujukan se!ara berkelanjutan, sementara pendekatan tes yang lebih tidak berbahaya
dilakukan. Angka perdarahan pada akses arteri radial versus femoral untuk $
dijamin perlu penelitian lebih lanjut.
12+7+ 5e,ea Ree"s#
12+8+ Pen,e'a%an %ea,a Penya'#% A%e# N)n#na' 12+9+ Pen>e!aan Ke&a%#an Men,a,a' a'#4a% Penya'#% $an%"n!
7/17/2019 Pedoman Penatalaksanaan Infark Miokard
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penatalaksanaan-infark-miokard 20/20
12+:+ Pen>e!aan Ga!a. $an%"n!