pedoman pelaksanaan tematik posdaya - lp2m uin …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf ·...

67

Upload: lymien

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga
Page 2: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

ii | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN)

ANGKATAN KE-67

TEMATIK POSDAYA

BERBASIS ASSET BASED COMMUNITIES DEVELOPMENT

(ABCD)

Disusun Oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2017

Page 3: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

iii | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mencapai kualitas pengabdian kepada masyarakat khususnya bagi

pengembangan konsep pengabdian di UIN Raden Fatah Palembang dibutuhkan peran

strategis dan pemikiran terencana untuk mencapai indikator kegiatan yang tepat sasaran.

Kegiatan pengabdian didasari oleh dua kepentingan, yaitu kepentingan akademis dan

kepentingan masyarakat. Kepentingan akademis memprioritaskan pengabdian masyarakat

sebagai upaya menjembatani hasil-hasil pengembangan keilmuan yang teruji secara ilmiah

untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah di masyarakat dan menjawab kebutuhan

masyarakat yang semakin kompleks. Dinamika keduanya akan memunculkan hubungan

sinergis.

Pengembangan keilmuan di lingkungan pendidikan tinggi juga dapat bertumpu

pada pengembangan kebutuhan langsung di masyarakat sebagai laboratorium pengabdian

yang mampu direncanakan di luar tembok perguruan tinggi, sehingga hasil-hasil

pengembangannya juga dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran dan/atau temuan

yang dapat teruji secara ilmiah. Melihat hubungan keduanya amat penting, maka Lembaga

Pengabdian kepada Masyarakat UIN Raden Fatah Palembang berusaha membuat rencana

KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga tidak

menjadi Perguruan Tinggi yang berada di menara gading. Pengambilan peran ini sebagai

bagian dari upaya menciptakan perubahan sosial yang terencana.

LP2M UIN Raden Fatah Palembang selalu berusaha melakukan revitalisasi peran

sosial keagamaan para dosen dan mahasiswa melalui rintisan program unggulan

pengabdian masyarakat berorientasi pada penerapan pilar-pilar Ulul Albab yang meliputi

kedalaman spiritual, keagungan akhlaq, keluasan ilmu, dan kematangan profesional.

Konsep ini dirumuskan sebagai langkah menempatkan masyarakat sebagai komponen

penting pengembangan kehidupan religius dan kontribusinya dalam mencapai tujuan

pembangunan. Masyarakat merupakan tempat belajar, dalam rangka pengembangan

keilmuan seiring dinamika sosial keagamaan dan kemasyarakatan yang berkembang di

masyarakat dan mampu menangkap peluang strategis untuk mendorong perubahan sosial

demi mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri, dan berkeadilan.

Dalam pencapaian tujuan millenium dengan 8 sasaran MDGs (dilanjutkan dengan

program SDGs), terutama pengentasan kemiskinan. Untuk itu, LP2M UIN Raden Fatah

Palembang mengharapan KKN yang dilakukan mahasiswa dan Dosen Pembimbing

Lapangan (DPL) dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan yang

seluas-luasnya di tengah- tengah masyarakat.

Pada tahun 2017, LP2M UIN Raden Fatah Palembang mencanangkan program

“KKN Tematik Posdaya Berbasis Asset Based Communities Development (ABCD)”.

Program ini sebagai bentuk inovasi model pemberdayaan masyarakat, khususnya KKN

yang mengambil sasaran keluarga dan komunitas sebagai unit terkecil masyarakat, namun

memiliki akses dan dampak yang sangat luas di dalam kehidupan.

Page 4: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

iv | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD ini diikuti oleh mahasiswa/i dan dosen

untuk melakukan kerja bersama dengan berbagai pihak terkait secara gotong royong dalam

penuntasan pencapaian delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang

berakhir tahun 2015 (dilanjutkan dengan program SDGs), melalui pendekatan keagamaan.

Delapan tujuan dimaksud diwujudkan dalam empat konsentrasi program kegiatan yaitu;

Pertama, pengentasan kemiskinan melalui pembinaan kewirausahaan dan pengembangan

ekonomi produktif melalui kelompok; Kedua, kesehatan ibu dan anak serta keluarga

berencana; Ketiga, pendidikan melalui bina balita, pendidikan anak usia dini (PAUD),

ketuntasan wajib belajar sembilan tahun, termasuk pembinaan TPQ dan Madrasah

Diniyah; Keempat, menciptakan lingkungan yang sehat, asri dan produktif. Melalui empat

program kegiatan ini diharapkan dapat mengantarkan setiap keluarga untuk hidup sejahtera

mandiri, dalam nuansa sakinah, mawawddah dan rahmah.

Selaku Ketua LP2M UIN Raden Fatah Palembang, saya menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Rektor UIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan dukungan kebijakan

dan pengarahan dalam melaksanakan mengabdi pada masyarakat dengan baik.

2. Walikota Palembang yang telah memperkenankan mahasiswa UIN Raden Fatah

ber-KKN di beberapa Kecamatan pada Kota Palembang.

3. Bupati Banyuasin yang telah memperkenankan mahasiswa UIN Raden Fatah ber-

KKN di beberapa Kecamatan pada Kab. Banyuasin.

Semoga Allah Swt senantiasa mengarahkan nawaitu kita semua ke arah yang lebih

baik untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Amin

Palembang, 01 Maret 2017

Ketua LP2M

Dr. Syefriyeni, M.Ag

Nip. 19720901199703 2 003

Page 5: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

v | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

SAMBUTAN REKTOR

Alhamdulillah, shalawat dan salam teruntuk Rasulallah Saw, semoga kita semua

kelak mendapatkan syafa’atnya. Amin.

KKN bertemakan tematik Posdaya ini tidak hanya dimaksudkan untuk membentuk

posdaya-posdaya pada lokasi sasaran KKN, lebih dari itu maksud dan tujuannya adalah

percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium yang sekarang ini dilanjutkan

dengan program SDGs.

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD ini, diharapkan mahasiswa UIN Raden

Fatah khususnya, tidak hanya kaku dan beku dengan kegiatan keagamaan saja,

sebagaimana KKN sebelumnya, tetapi juga dituntut berperan aktif dalam pemberdayaan

masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia.

Buku KKN dalam format baru ini sudah lama dirindukan kalangan akademis UIN

Raden Fatah Palembang, guna mewujudkan pola dan bentuk baru KKN yang berbasis

akademik dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga julukan KKN UIN

yang hanya dalam bidang agama tinggal slogan belaka.

Oleh karena itu, selaku Rektor saya berharap agar kerjasama antara UIN Raden

Fatah dengan pihak-pihak terkait menjadi sebuah model inovasi baru dalam

menggerakkan masyarakat. Kepada semua pihak kami ucapkan terima kasih. Semoga niat

baik ini senantiasa mendapatkan ridhaNya. amin

Palembang, 01 Maret 2017

Rektor,

Prof. Drs. H. M Sirozi, MA., P.hD

NIP. 196108061989031008

Page 6: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

vi | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Ketua LP2M ................................................................................................. iii

Sambutan Rektor ................................................................................................................... v

Daftar Isi ................................................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Dasar Hukum Pelaksanaan KKN UIN Raden Fatah ................................................. 3

C. Tema KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 ................................................................ 3

D. Tujuan dan Target KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 ............................................ 3

E. Organisasi Pelaksana ................................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Posdaya .................................................................................................... 6

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran Posdaya ...................................................................... 7

C. Sayarat Pembentukan Posdaya .................................................................................. 9

D. Langkah Pembentukan Posdaya ................................................................................ 9

E. Struktur Organisasai Posdaya .................................................................................... 9

F. ABCD Sebagai Pendekatan Pengabdian Kepada Masyarakat....... ................. .......... 10

G. Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Berbasis ABCD ................................... 11

1. Setengah Terisi Lebih Berarti (Half full and half empty) ................................... 11

2. Semua punya potensi (No body has nothing) ..................................................... 12

3. Partisipasi (Participation) ................................................................................... 13

4. Kemitraan (Partnership) ..................................................................................... 15

5. Penyimpangan positif (Positive Deviance) ......................................................... 18

6. Berawal dari dalam Masyarakat (Endogenous) .................................................. 20

7. Menuju pada Sumber Energi (Heliotropic) ........................................................ 21

H. Metode-Metode (Tools) dalam ABCD ...................................................................... 21

1. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry) ...................................................... 21

2. Pemetaan Komunitas (community mapping) ...................................................... 23

3. Penelusuran Wilayah (transect) .......................................................................... 25

4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi.......................................................................... 26

5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill) ......................................... 27

6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket) .................................................................... 29

7. Skala Prioritas (Low hanging fruit) .................................................................... 32

BAB III PELAKSANAAN

A. Hasil yang Diharapkan .............................................................................................. 34

B. Materi Pendampingan ................................................................................................ 34

C. Penyelenggaraan ........................................................................................................ 35

1. Status dan Beban Kredit ...................................................................................... 35

2. Persyaratan Peserta KKN .................................................................................... 35

3. Hak dan Kewajiban Peserta KKN ....................................................................... 36

Page 7: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

vii | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

4. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN ........................................................ 36

5. Hak dan Kewajiban Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ................................. 36

6. Lokasi KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ..................... 37

7. Jangka Waktu KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ......... 37

8. Jumlah Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ........ 37

D. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................ 38

1. Perencanaan ......................................................................................................... 38

2. Persiapan .............................................................................................................. 38

3. Pembagian Lokasi ................................................................................................ 38

4. Pendataan dan Pemetaan ...................................................................................... 38

5. Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ............ 39

6. Monitoring dan Evaluasi ...................................................................................... 41

BAB IV TATA TERTIB PESERTA

A. Pelaksanaan ................................................................................................................ 43

B. Pelaporan.................................................................................................................... 44

C. Sanksi- Sanksi ............................................................................................................ 44

Lampiran............................................................................................................................ 46

Page 8: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga
Page 9: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

1 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu komponen kegiatan akademik

yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, disamping pendidikan dan

penelitian. Dengan dilaksanakannya dharma pengabdian kepada masyarakat diharapkan

selalu ada interrelasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Lembaga Penelitian Dan

Pengabdian Masyarakat (LP2M) memiliki peran penting dalam pengabdian dan

pemberdayaan masyarakat untuk menunjang akselerasi pembangunan bangsa diberbagai

bidang. Secara organisatoris LP2M adalah sebuah lembaga yang berfungsi sebagai wadah

bagi sivitas akademika dalam menyalurkan pemikiran, penelitian dan karya ilmiah yang dapat

digunakan untuk menunjang kegiatan akademik dalam bentuk pengabdian kepada

masyarakat.

Universitas Islam Negeri Raden Fatah mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Tri

Dharma Perguruan Tinggi. Bahkan sebagai perguruan tinggi yang bercorak agama, dharma

ketiga diharapkan menjadi trademark lembaga yang bercirikan keterpaduan antara peran-

peran sosial keagamaan dengan berbagai aspek kehidupan di masyarakat.

Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) merupakan salah satu institusi yang

memiliki peran dan fungsi sebagai pengembangan keislaman, dakwah dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat melalui penyebaran dan informasi produk IPTEK. Oleh karena

itulah, perspektif pengembangan Posdaya berbasis Aset yang dimiliki setiap komunitas,

diharapkan sebagai penopang perubahan sosial dan kembali menempatkannya dalam

percepatan pencapaian indikator tujuan pembangunan pasca millenium atau Millenium

Development Goals (MDGs). Sebagaimana diketahui MDGs yang berakhir tahun 2015

mempunyai 8 aspek sasaran atau tujuan oleh seluruh anggota PBB yang berjumlah 191

negara (UNFPA, 2004). Delapan sasaran tersebut adalah;

1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang parah.

2. Pencapaian pendidikan dasar secara universal.

3. Mengembangkan kesetaraan gender & memberdayakan perempuan.

4. Mengurangi tingkat kematian anak.

5. Meningkatkan kesehatan ibu.

6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS

7. Menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Berdasarkan Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan

yang Berkeadilan yakni, pembangunan nasional diarahkan pada tiga konsentrasi yang

meliputi; Pertama, pro rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,

pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; Kedua; keadilan untuk semua, meliputi

keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum serta kelompok miskin dan

termarginal; Ketiga, pencapaian MDGs terutama bidang pengentasan kemiskinan akan

Page 10: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

2 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

berkorelasi dengan indeks pembangunan manusia, termasuk masjid sebagai lembaga sosial

terlibat dalam penyelenggaraan aktifitas sosial kemasyarakatan, selain fungsi religiusitasnya

dan juga dapat bermetamorfosis dengan berbagai kepentingan masyarakat seperti ekonomi,

sosial, budaya, lingkungan hidup, kesehatan, teknologi tepat guna yang berbasis kebutuhan

dalam pemberdayaan masyarakat dalam pencapaiannya serta meningkatkan indeks

pembangunan manusia.

KKN yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

(LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang berkonsentrasi pada

pemberdayaan aset yang dimiliki oleh komunitas masyarakat. Hubungannya dengan KKN

Tematik Posdaya Berbasis ABCD, mahasiwa berperan untuk membentuk Posdaya sebagai

bentuk manifestasi dari kegiatan KKN yang dilaksanakan dalam rangka penyebaran

informasi dan implementasi keilmuan serta menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses

pembelajaran dengan cara tunggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat.

Dari sudut masyarakat penerima manfaat, KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD,

masyarakat membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan Posdaya pada masyarakat

itu sendiri secara sistematis. Posdaya yang dibentuk tersebut merupakan forum wadah

komunitas, keluarga dan masyarakat, untuk bersama-sama membantu mengembangkan aset

yang dimiliki melalui kegiatan sosial, wirausaha, pendidikan dan keterampilan, peningkatan

kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber

daya manusia.

Mahasiswa/i perserta KKN membuka ruang konsultasi dan advokasi untuk

meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat, kepala desa/Lurah,

instansi terkait akan pentingnya kebersamaan dalam pengembangan aset dan pembangunan

SDM, melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) pada tingkat kecamatan,

desa/kelurahan, dusun atau unit daerah lain secara mandiri. melakukan pendataan dan

observasi seluruh sasaran keluarga, komunitas dan masyarakat. Pendataan yang seksama itu

bertujuan untuk mengidentifikasi dan menempatkan sasaran dan memetakannya dalam

kondisi atau posisi sesuai dengan indikator yang dipergunakan.

Selanjutnya, setelah pendataan selesai dilakukan dan dianalisis, para mahasiswa/i

diharapkan mengajak seluruh keluarga di sekitar wilayah KKN untuk mengadakan pertemuan

atau sarasehan guna pembentukan Posdaya, berikut susunan pengurusnya.1 Selanjutnya

mahasiswa/i mendampingi dan membantu Pengurus Posdaya menetapkan prioritas sasaran,

menyusun program kerja dengan mengembangkan gagasan inovatif dan kreatif melalui

penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Para mahasiswa mendampingi dan

dalam hal-hal tertentu, membantu melaksanakan program atau kegiatan untuk kesejahteraan

masyarakat.

Karena Posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga yang mandiri, maka program utama

yang dianjurkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, dan komunitas. Utamanya kegiatan

1Disini, mahasiswa/i hanya berfungsi sebagai fasilitator.Nama posdaya, susunan pengurus dan juga

rencana kerja adalah masyarakat sendiri. Prinsipnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Page 11: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

3 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

ekonomi mikro dalam bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan menjadi koperasi.

Kegiatan ekonomi rumah tangga dan komunitas bersama itu akan meningkatkan kemampuan

untuk memberikan dukungan pada kegiatan Posdaya lainnya, yaitu dalam bidang pendidikan

dan pelatihan keterampilan, KB dan kesehatan, pemeliharaan lingkungan yang kondusif dan

“kebun/taman bergizi”, serta pembinaan keagamaan dan menciptakan suasana religius untuk

ketahanan mental spiritualnya.

Langkah-langkah pelaksanakan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD, untuk

pembentukan dan pengembangan Posdaya pada hakekatnya merujuk kepada Buku Pedoman

Pembentukan dan Pengembangan Posdaya yang telah dikeluarkan oleh Yayasan Damandiri

(Suyono dan Haryanto, 2009). Mengingat luasnya materi dan bidang garapan yang dicakup,

maka dalam kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD kali ini, para mahasiswa/i

dengan dikoordinasikan oleh para Dosen Pembimbing Lapangan perlu membentuk suatu tim

dengan latar belakang ilmu dan jurusan yang berbeda-beda sesuai bidang garapan yang

dirancang.

B. Dasar Hukum Pelaksanaan KKN UIN Raden Fatah

Dasar pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang

diselenggarakan oleh LP2M UIN Raden Fatah Palembang adalah:

1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

2. Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1999;

3. Undang-Undang No 23 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. Peraturan Presiden No 129 Tahun 2014 Tentang Perubahan Institut Agama Islam

Negeri menjadi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang;

5. SK Rektor Nomor Tentang KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-

67 Tahun 2017.

C. Tema KKN UIN Raden Fatah Tahun 2017

Pada Tahun 2017 LP2M UIN Raden Fatah Palembang melaksanakan KKN tematik

Posdaya dengan mengambil tema “Pengabdian Masyarakat melalui KKN Tematik

Posdaya Berbasis Asset Based Communities Development (ABCD)”. Bahwa KKN tematik

posdaya berbasis ABCD adalah pengembangan komunitas masyarakat kota dan desa dengan

membuat pos-posnya pada masjid atau lainnya dengan mengembangkn aset atau potensi

masyarakat yg ada, bukan dimulai dari permasalahan yang ada. Sehingga tujuannya adalah

dari masyarakat dan untuk masyarakat.

D. Tujuan dan Target KKN UIN Raden Fatah Tahun 2017

Tujuan KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum dari KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 adalah:

1. untuk kepentingan mahasiswa/i, KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan

ke-67 bertujuan membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan belajar

bersama dengan masyarakat, menerapkan ilmu agama integrasi dengan tehnologi, seni

Page 12: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

4 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

dan budaya yang telah dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses

penerapan tersebut sesuai dengan teori yang diperoleh selama kuliah, serta membawa

manfaat bagi masyarakat. Selain itu, melatih peserta KKN agar memiliki keterampilan

praktis dan pengalaman dalam memberdayakan potensi keberagamaan masyarakat.

2. untuk kepentingan keluarga dan masyarakat. KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD

Angkatan ke-67 bertujuan membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui

pembinaan keagamaan, penerapan ilmu dan tehnologi dalam bidang wirausaha,

pendidikan dan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk

membangun keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah, bahagia dan sejahtera, serta

memiliki ketahanan mental spiritual yang kuat.

3. untuk kepentingan DPL, pengabdian masyarakat tematik Posdaya Berbasis Masjid ini

bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme dosen dalam memberdayakan

masyarakat dan melakukan penelitian sosial keagamaan integratif.

Sedangkan Tujuan khusus yang ingin dicapai dari KKN UIN Raden Fatah tahun 2017

adalah:

1. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari dan

mengatasi permasalahan keluarga dan masyarakat, melalui bantuan penyusunan

rencana dan pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif

melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga terkait.

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan sosial

keagamaan dan pengembangan masyarakat sesuai kompetensi, potensi, sumberdaya

dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah, swasta

dan lembaga lainnya.

3. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai stakeholders (Tokoh

Agama, Pemerintah setempat, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya pembinaan

keagamaan, pengentasan kemiskinan, mengatasi permasalahan dan ketidakberdayaan

masyarakat melalui KKN.

4. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk

memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja pembangunan

(Pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program

yang bersifat partisipatif.

5. Meningkatkan kompetensi, bakat dan minat mahasiswa sesuai dengan bidang

keilmuan yang ditekuni.

6. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai

tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

7. Membantu tugas-tugas pemerintah setempat, terutama dalam bidang keagamaan dan

sosial kemasyarakatan. Mahasiswa sebagai motivator dapat menjadi teman

masyarakat dalam rangka pemecahan perbagai persoalan.

Target umum KKN UIN Raden Fatah tahun 2017adalah:

1. Tumbuhnya semangat pengabdian dan kepekaan mahasiswa/i terhadap berbagai

permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat

Page 13: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

5 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

terhadap kualitas kehidupan sosial-budaya, pendidikan, ekonomi dan lingkungan

hidup.

2. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan masyarakat akan nilai-nilai

agama, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan organisasi

keagamaan, sosial dan ekonomi secara maksimal.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader pembina kehidupan beragama dalam

masyarakat dan terwujudnya wadah kerjasama.

E. Organisasi Pelaksana

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 diselenggarakan oleh

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang atas tanggung jawab Rektor dan secara

langsung dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)

dalam bentuk kepanitian (Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata [PPKKN] yang di SK-kan

Rektor).

Page 14: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

6 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengetian Posdaya

Posdaya adalah forum silahturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan

sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi

keluarga secara terpadu. Yaitu pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan,

dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan

hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desanya.

Posdaya adalah wadah bagi keluarga, yang kondisi sosial ekonomi dan budayanya

umumnya lemah, untuk bersatu diantara mereka dan bersama keluarga lain yang lebih

mampu. Setiap keluarga kurang mampu diundang untuk menempatkan dirinya dalam suatu

proses pemberdayaan bersama. Dalam Posdaya keluarga yang lebih mampu, dengan

dukungan dan pendampingan petugas-petugas pemerintah dan organisasi masyarakat,

diharapkan membantu keluarga yang membutuhkan. Dengan demikian Posdaya menjadi

wahana bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang fungsi

fungsi dan kemampuan keluarga, bukan atau tidak harus menjadi wahana untuk

pemberdayaan anggota keluarganya.

Apabila Posdaya dikembangkan dari Posyandu, maka upaya yang dilakukan adalah

menambah kegiatan yang biasa dilakukan di Posyandu dengan kegiatan advokasi lain yang

lebih luas, misalnya kegiatan dalam bidang Kesehatan Anak, Petunjuk Praktis tentang

Tumbuh Kembang Anak, pendidikan anak dini usia atau Padu, dengan memunculkan

kegiatan melalui kelompok keluarga yang mempunyai anak balita, yaitu kelompok Bina

Keluarga Balita (BKB), perhatian pada persiapan pendidikan SD, SLP, SLA, dan latihan

ketrampilan dengan memunculkan kegiatan melalui kelompokkeluargayang mempunyai

anakremaja, yaitu kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), dan kegiatan untuk remaja yang

lebih dewasa melalui kelompok keluarga yang mempunyai anak dewasa, yaitu kelompok

Bina Keluarga Dewasa (BKD). Perkembangan lebih lanjut akan memunculkan kelompok

lansia, kelompok penyandang cacat, kelompok keluarga kurang mampu, dan kelompok

keluarga dengan kegiatan ekonomi produktif atau koperasi.

Posdaya sebagaimana telah dikemukakan adalah suatu lembaga masyarakat yang

berfungsi atau dapat dimanfaatkan sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, edukasi

dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu yang dilaksanakan dari,

oleh dan untuk keluarga dan masyarakat.

KKN Posdaya merupakan salah satu jenis KKN tematik yang bertujuan membentuk,

membina, dan mengembangkan Posdaya sebagai terobosan baru dalam pemberdayaan

masyarakat, melalui pemanfaatan potensi SDM dan SDA lokal. Dari sudut masyarakat

penerima, KKN Tematik Posdaya membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan

Lembaga Posdaya di desa atau pedukuhan secara sistematis. Posdaya yang dibentuk

merupakan wadah bagi keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi

permasalahan yang dihadapi dalam bidang kewirausahaan, pendidikan dan pelatihan

ketrampilan, KB dan kesehatan, dan lingkungan, yang sekaligus merupakan upaya

Page 15: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

7 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) atau pencapaian tujuan dan sasaran MDGs.

Dalam melaksanakan fungsinya, Posdaya merancang kegiatan sesuai dengan

kemampuan masyarakat dan anggotanya sehingga itu bisa dilakukan oleh, dari dan untuk

keluarga dan masyarakat setempat atau dengan pengertian lain, kegiatan tersebut

dilaksanakan atas kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya memberdayakan

keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Dari pengertian tersebut,

beberapa hal perlu diperjelas antara lain:

1. Posdaya, bukan dimaksudkan untuk menganti pelayanan sosial ekonomi kepada

masyarakat berupa pelayanan terpadu diberbagai bidang seperti Posyandu, BKB,

PAUD, UPPKS, pelayanan BLT, pelayanan beras murah, atau pelayanan

pembangunan lainnya. Posdaya dibangun sebagai forum untuk mengembangkan

kegiatan pemberdayaan terpadu yang dinamis, yaitu pemberdayaan pembangunan

untuk seluruh anggota yang dipadukan dengan saling terkait. Tujuannya adalah agar

pimpinan keluarga mengetahui peran dan fungsinya yang lengkap sebagai satu

kesatuan keluarga yang utuh. Akhirnya setiap kepala keluarga dan anggota keluarga

secara mandiri.

2. Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, dan

evaluasi program melibatkan berbagai petugas pemerintah, organisasi sosial, dan

unsur-unsur masyarakat. Penyerasian dinamis disini berarti diperlukan adanya

keserasian dalam hal memandukan kepentingan masyarakat dan kemampuan

penyediaan bantuan profesional dari pemerintah dan swasta yang disediakan untuk

mendukung kegiatan.

3. Posdaya dikembangkan secara bertahap, mulai dari yang bersifat sederhana dengan

kegiatan terbatas sampai akhirnya bersifat paripurna tergantung dari dukungan

masyarakatnya. Posdaya paripurna merupakan forum pemberdayaan yang bervariasi,

dimana sebagian besar pengelola dan pembiayaan dikelola dan berasal dari anggota

masyarakat. Dalam tingkat seperti itu pembinaan dapat diarahkan kepada program-

program yang semakin inovatif dan pihak Pemerintah tinggal berperan mengafrahkan

dan mendorong terutama dalam bentuk pendanaan.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran Posdaya

1. Maksud

a. Untuk kepentingan mahasiswa pelaksanaan KKN Tematik Posdaya dimaksudkan

untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan menyatu bersama

masyarakat, menerapkan ilmu dan tehnologi yang dipelajari secara langsung dan

melihat apakah proses penerapan tersebut sesuai dengan teori, atau kuliah yang

diikutinya, serta membawa manfaat bagi rakyat. Mahasiswa berlatih mendidik dan

mengajar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Mahasiswa melakukan

penelitian untuk mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi masa depan bangsa.

b. Untuk kepentingan keluarga dan masyarakat, KKN Tematik Posdaya dimaksudkan

untuk membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penerapan ilmu

dan tehnologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, KB dan

Page 16: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

8 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia

dan sejahtera.

2. Tujuan

a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi

permasalahan keluarga dan penduduk melalui bantuan penyusunan rencana dan

pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif melalui

penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.

b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa melaksanakan kegiatan pengembangan

masyarakat sesuai arahan pembangunan manusia (human development), mencapai

target dan sasaran Millennium Development Goals (MDGs), kompetensi, potensi,

sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat,

pemerintah, swasta dan lembaga lainnya.

c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai stakeholders (Pemda,

swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya pengentasan kemiskinan, kelaparan,

mengatasi permasalahan dan ketidak berdayaan penduduk dan keluarga lainnya.

d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan

untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja

pembangunan (Pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan

pengelolaan program yang bersiat partisipatif.

e. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa sesuai dengan bidang studi

yang ditekuni.

3. Sasaran

a. Terbentuknya Posdaya sebagai sarana pemberdayaan keluarga dan penduduk untuk

pengembangan SDM dan pengentasan kemiskinan. Sasaran utama pembentukan

ini bukan semata-mata dengan tujuan membentuk Posdaya, tetapi dimaksudkan

agar keluarga muda, keluarga lansia, kaya dan miskin bisa bersilaturahmi dan

saling peduli sesamanya. Jadi sasarannya adalah bahwa Posdaya ini menjadi forum

pemberdayaan keluarga muda kurang mampu dan berkembangnya suasana hidup

gotong royong di kalangan masyarakat setempat.

b. Terbentuknya Pengurus melalui fasilitasi yang diberikan atau diupayakan oleh

mahasiswa dilakukan melalui pemanfaatan potensi sumber daya manusia dan

lainnya yang ada di sekitar desa.

c. Tersusunnya rencana program dan kegiatan pembangunan yang kreatif dan inovatif

berdasarkan arahan basis human development atau Millennium Development Goals

(people centered development) melalui pengembangan kemampuan keluarga dan

masyarakat dengan mengembangkan program pembangunan yang dapat dilakukan

oleh masyarakat secara mandiri, sekaligus mengatasi permasalahan yang dihadapi

masyarakat berdasarkan potensi, minat masyarakat dan kondisi penduduk sebagai

sasaran garapan.

d. Terlaksananya program Posdaya dengan pendampingan yang dilakukan oleh

mahasiswa.

e. Makin mengecilnya jumlah keluarga kurang mampu karena mengikuti proses

pemberdayaan dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara sempurna.

f. Meningkatnya kerja sama Perguruan Tinggi dengan Pemda, swasta dan LSM.

Page 17: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

9 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

C. Syarat Pembentukan Posdaya

Untuk membentuk Posdaya berbasis KKN harus dipenuhi beberapa persyaratan,

yaitu meliputi:

1. Lokasi (desa/rw/rt) dimana Posdaya akan dibentuk belum pernah melaksanakan

pembentukan Posdaya sebelumnya oleh mahasiswa KKN dari perguruan tinggi

lainnya.

2. Pengurus Posdaya harus dari cakupan wilayah (desa/rw/rt) yang sama dimana

Posdaya dibentuk.

3. Kepengurusan organisasi Posdaya harus dibentuk berdasarkan kerelaan dan kesediaan

anggota untuk terlibat aktif dalam menggerakkan dan mengembangkan Posdaya.

4. Organisasi Posdaya dapat dibentuk bersinergi dengan organisasi sosial

kemasyarakatan yang telah ada.

D. Langkah Pembentukan Posdaya

Untuk membentuk organisasi sosial Posdaya, mahasiswa peserta KKN Tematik

Posdaya harus mengikuti alur lintasan proses sebagai berikut:

1. Mahasiswa melakukan survey/observasi lapangan untuk mengetahui ada/tidaknya

posdaya yang telah terbentuk pada wilayah tersebut.

2. Mahasiswa memilih/menetapkan wilayah cakupan Posdaya yang akan dibentuk (

cakupan dapat dipilih dari basis desa, pedukuhan, rukun warga (RW), atau rukun

tetangga (RT)).

3. Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap warga untuk merencanakan pembentukan

Posdaya.

4. Mahasiswa melakukan pendataan wilayah, kependudukan, potensi ekonomi,

pendidikan, kekaryaan, dan permasalahan yang ada.

5. Mahasiswa menyusun data wilayah, menyusun rencana struktur organisasi Posdaya,

menyusun rencana program kerja Posdaya dengan mengoptimalkan kegiatan kegatan

yang sudah ada dimasyarkat.

6. Lebih memudahkan jika Kepengurusan Posdaya mencakup kader-kader dimasyarakat

yang sudah ada, seperti kader PKK untu Koordinator bidang Lingkungan, PNPM

untuk Koordinator bidang Ekonomi, Kader PAUD untuk Koordinator bidang

Pendidikan dan Posyandu untuk Koordinator bidang Kesehatan.

E. Struktur Organisasi Posdaya

Dalam pembentukan Posdaya, struktur organisasi yang minimal harus ada adalah:

1. Ketua

2. Wakil/Sekretaris

3. Bendahara

4. Koordinator Bidang Pendidikan

5. Koordinator Bidang Kesehatan

6. Koordinator Bidang Kewirausahaan

Page 18: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

10 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

7. Koordinator Bidang Lingkungan

Jika lokasi KKN telah memilik Posdaya, maka mahasiswa KKN dapat mengisi dengan

kegiatan kegiatan saja, untuk lebih mengoptimalkan setiap kegiatan–kegiatan yang ada

dengan membuat perencanaan untuk memenuhi jumlah jam kegiatan KKN.

F. ABCD (Asset-Based Community Development) Sebagai Pendekatan Pengabdian

Kepada Masyarakat

Pendekatan ABCD digunakan sebagai usaha perbaikan kualitas kehidupan manusia

dengan pola pembangunan yang menempatkan manusia menjadi pelaku utama sudah

dilakukan di Indonesia. Mengingat pola ini masih menjadi rintisan maka dukungan berbagai

pihak sangat dibutuhkan, terlebih lagi Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga

pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk ikut serta upaya ini. ABCD adalah

sebuah usaha yang memastikan bahwa kegiatan pembangunan selayaknya menempatkan

posisi manusia dapat berkembang kapasitasnya sesuai dengan segala potensi dan aset yang

dimiliki. Lebih dari itu, perguruan tinggi dapat berperan dalam mewujud kan bagaimana

terbentuknya manusia Indonesia yang memiliki kepedulian dan keaktifan sebagai warga

negara.

ABCD digunakan sebagai Pendekatan dalam Pengabdian karena orientasi Pengabdian

kepada Masyarakat di PTKI adalah sebagai upaya peningkatan kapasitas masyarakat agar

memiliki daya untuk mengenali dan memanfaatkan segala kekuatan dan aset yang dimiliki

untuk kebaikan bersama. Asset-based community development (ABCD) dianggap sebagai

pendekatan yang tepat untuk persoalan tersebut. Hal ini karena ABCD merupakan sebuah

pendekatan dalam pengembangan masyarakat yang berada dalam aliran besar mengupayakan

terwujudkan sebuah tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu

upaya pembangunan di lingkungannya atau yang seringkali disebut dengan Community-

Driven Development (CDD). Upaya pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan

sejak dari awal menempatkan manusia untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan yang

dimiliki serta segenap potensi dan aset yang dipunyai yang potensial untuk dimanfaatkan.

Hanya dengan mengetahui kekuatan dan aset, diharapkan manusia mengetahui dan

bersemangat untuk terlibat sebagai aktor dan oleh karenanya memiliki inisiatif dalam segala

upaya perbaikan.

Dengan mengetahui kekuatan dan set yang dimiliki masyarakat, serta memiliki agenda

perubahan yang dirumuskan bersama, persoalan keberlanjutan sebuah program perbaikan

kualitas kehidupan diharapkan dapat diwujudkan. Melalui pendekatan ABCD, warga

masyarakat difasilitasi untuk merumuskan agenda perubahan yang mereka anggap penting.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa warga

masyarakat “berkesempatan” untuk turut serta sebagai penentu, agenda perubahan tersebut.

Ketika warga masyarakat telah menentukan agenda perubahan tersebut, maka apapun

rencana tersebut, warga masyarakat akan berjuang untuk mewujudkannya. Kegiatan

Pengabdian kepada Masyarakat dengan pendekatan ABCD dirancang sebagai kegiatan

Page 19: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

11 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

stimulasi dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat. Para pengabdi akan mendapatkan

pembelajaran betapa kehidupan ini akan berubah menjadi baik tatkala ada kemauan untuk

berubah dari yang menjalaninya. Perubahan menuju kepada upaya perbaikan hanya dapat

diwujudkan tatkala manusia dapat mencermati hal terbaik dalam dirinya, dan

mengoptimalkan hal baik tersebut untuk apapun yang diimpikannya.

Paradigma dan prinsip pendekatan ABCD adalah bahwa semuanya mengarah kepada

konteks pemahaman dan internalisasi aset, potensi, kekuatan, dan pendayagunaannya secara

mandiri dan maksimal. Paradigma dan prinsip pendekatan ABCD mengisyaratkan

penyadaran akan keberadaan kekuatan dan energi positif yang dimiliki “masyarakat” yang

harus diidentifikasi, diketahui, difahami, diinternalisasi, untuk kemudian dimobilisasi oleh

masyarakat sendiri dalam kerangka menuju peningkatan kesejahteran dan keberdayaan semua

elemen komunitas-masyarakat.

G. Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Berbasis ABCD

1. Setengah Terisi lebih Berarti (Half Full Half Empty)

Salah satu modal utama dalam program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah

merubah cara pandang komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan

dan masalah yang dimiliki. Tetapi memberikan perhatian kepada apa yang dipunyai dan apa

yang dapat dilakukan. Prinsip ini akan mengajarkan bagaimana pentingnya aset dalam

pengembangan komunitas.

Setengah Terisi lebih Berarti (Half Full Half Empty) adalah salah satu modal utama

dalam program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah merubah cara pandang

komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan dan masalah yang

dimiliki. Tetapi memberikan perhatian kepada apa yang dipunyai dan apa yang dapat

dilakukan. Prinsip ini akan mengajarkan bagaimana pentingnya aset dalam pengembangan

komunitas. Setiap detail dari alam ini akan memberikan manfaat kepada kita jika kita mau

menggali dan benar-benar meyakini manfaat aset tersebut. Sayangnya, seringkali kita lupa

besaran aset yang kita miliki, dan terjebak dalam pandangan masalah yang ada di sekitar kita.

Gambaran ini adalah ilustrasi bagaimana seharusnya melihat sebuah aset. Jika pandangan kita

pada gelas ini hanya tertuju pada bagian yang kosong, maka kita belum bisa benar-benar

bersyukur dan menyadari aset yang kita miliki. Akhirnya, energi kita hanya habis untuk

kecewa atas kekosongan gelas daripada bersyukur atas air yang mengisi ruang kosong di

setengahnya. Sebaliknya, jika kita fokus pada setengah air yang mengisi separuh gelas ini,

maka sesugguhnya kita orang yang beruntung karena berhasil melihat kekuatan yang ada

sebagai modal dalam sebuah perubahan. Dan tentu energi kita akan lebih banyak kita

gunakan untuk berpikir mengisi setengah gelas kosong sisanya dan memanfaatkan setengah

air yang sudah terisi.

Jika hanya berfokus pada kekurangan yang ada maka mengetahui kekurangan yang ada

pada diri kita adalah sesuatu yang lumrah, tetapi menjadi tidak baik jika kita hanya fokus dan

larut pada kekurangan tersebut sampai tidak berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Saat

komunitas hanya berpikir kekurangan mereka, maka seringkali yang muncul adalah keluhan,

Page 20: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

12 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

merasa kurang, perasaan tidak kontributif, dan bergantung kepada orang lain sehingga

ungkapan-ungkapan yang sering terdengar seperti: “kami ini miskin, butuh pertolongan”,

“kami terbelakang, tidak ada yang bisa kami lakukan”.

Akan sangat berbeda jika komunitas lebih banyak melihat kelebihan yang dimiliki dan

berpikir bagaimana mengoptimalkan asset yang dipunyai. Sehingga pemberdayaan

masyarakat lebih mudah dilakukan. Cara pandang terhadap aset dan kelebihan yang dipunyai

pasti akan berpengaruh pada cara bagaimana mereka berinteraksi dengan sesama anggota

komunitas dan stakeholder. Ekspresi yang tampak pada wajah komunitas adalah keceriaan,

kebanggaan, dan optimisme untuk perubahan yang lebih baik saat masing-masing anggota

komunitas menyadari kelebihan dan aset yang dimiliki, maka saat itulah mereka akan

menyadari kontribusi apa yang bisa diberikan. Selanjutnya yang akan diperoleh komunitas

adalah kemandirian dan tidak bergantung pada orang lain dan momen inilah yang menjadi

tujuan akhir sebuah program pengabdian kepada masyarakat.

Modal terbesar dalam sebuah program pengembangan masyarakat adalah adanya

keinginan untuk berkehidupan lebih baik, tetapi yang tidak kalah penting juga adalah

optimalisasi aset yang melekat pada komunitas tersebut. Sekecil apapun aset yang dimiliki

akan sangat berguna jika disadari dan dimanfaatkan dan dalam perspektif ABCD, aset adalah

segalanya.

Fungsi aset tidak sebatas sebagai modal sosial saja, tetapi juga sebagai embrio

perubahan sosial yang dapat berfungsi sebagai jembatan untuk membangun relasi dengan

pihak luar. Di sinilah komunitas dituntut untuk sensistif dan peka terhadap keberadaan aset

yang ada di sekitar mereka.

Aset tidak selalu identik dengan uang atau materi, banyak hal yang dimiliki oleh

komunitas tapi tidak disadari merupakan bagian dari aset. Diantara aset yang sering dijumpai

dalam komunitas diantaranya adalah: cerita hidup, pengetahuan, pengalaman, inovasi,

kemampuan individu, aset fisik, sumber daya alam, sumber finansial, budaya (termasuk

tradisi lokal), perkumpulan dan kelompok kerja (PKK, kelompok tani), institusi lokal (RT,

RW, lurah, camat). Demikian banyak aset yang dapat dijumpai dalam sebuah komunitas.

Sehingga mustahil sebuah komunitas tidak memiliki asset sama sekali.

2. Semua Punya Potensi (Nobody Has Nothing)

Manusia yang cerdas adalah manusia yang menyadari kelebihan yang dimiliki, dan

tidak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia di muka bumi ini. “Every singie person has capacities,

abilities, gifts and ideas, and livinga good life depends on whether those capacities can be

used, abilities expressed, gifts given and ideas shared” (Jody Kretzmann).

Dalam konteks ABCD, prinsip ini dikenal dengan istilah “Nobody has nothing”, setiap

manusia terlahir dengan kelebihan masing-masing karena tidak ada yang tidak memiliki

potensi, walau hanya sekedar kemampuan untuk tersenyum dan memasak air.

Page 21: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

13 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Semua berpotensi dan semua bisa berkontribusi, karena Tuhan menginginkan otot kita

lebih bermanfaat dibalik fisik kita yang sehat. Pasti Tuhan menginginkan kaki dan tangan kita

lebih bermanfaat dibalik tangan dan kaki kita yang sempurna.

Jika kita hidup dengan puluhan atau ratusan anggota komunitas, maka sesungguhnya

kita juga hidup dengan sejumlah asset yang berbeda-beda. Tidak ada alasan bagi setiap

anggota komunitas untuk tidak berkontribusi nyata terhadap perubahan lebih baik. Bahkan,

keterbatasan fisikpun tidak menjadi alasan untuk tidak berkontribusi, karena banyak kisah

dan inspirasi orang-orang sukses yang justru berhasil membalikkan keterbatasan dirinya

menjadi sebuah berkah, sebuah kekuatan.

3. Partisipasi (Participation)

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation”adalah pengambilan bagian

atau pengikutsertaan. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang

kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya karena peran serta

seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk

pernyataan maupun alam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu,

keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil

pembangunan.

Pengertian tentang partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan

menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan

pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa

kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan,

dan memecahkan masalahnya.

Berdasarkan posisi pelaku dalam partisipasi, partisipasi dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Partisipasi vertikal; adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di

dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana

masyarakat berada sebagai posisi bawahan; 2) Partisipasi horizontal; adalah dimana

masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok

masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam

melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain.

Berdasarkan bentuk keterlibatan dalam aktifitas, partisipasi dibedakan menjadi 2 (dua)

macam, yaitu: 1) Partisipasi Langsung. Partisipasi yang terjadi apabila individu

menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap

orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan

terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya; dan 2) Partisipasi tidak langsung.

Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.

Berdasarkan macam pelaksanaan dalam partisipasi, patisipasi dibagi menjadi empat

jenis, yaitu; 1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan

dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan atau ide yang

Page 22: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

14 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

menyangkut kepentingan bersama.Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara

lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan

tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan; 2) Partisipasi dalam

pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan

penjabaran program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana

yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan

maupun tujuan; 3) Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam pengambilan

manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan

kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi

kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan program; dan 4) Partisipasi dalam

evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan dengan pelaksanaan pogram yang sudah

direncanakan sebelumnya. Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui

ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya.

Sedangkan level partisipasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan mulai

dari level yang terendah sampai level yang tertinggi dalam partisipasi sebagaimana berikut

ini: 1) Partisipasi Pasif. Masyarakat diajak berpartisipasi dengan diberitahu apa yang sudah

dan sedang terjadi. Mereka mendapatkan manfaat.Mereka berpartisipasi sepanjang ada

manfaat yang tersedia; 2) Partisipasi Sebagai Kontributor. Masyarakat berpartisipasi dengan

memberikan informasi, sumber daya atau membantu pekerjaan dalam proyek. Dalam

merencanakan proyek, peran masyarakat , kalaupun ada sangat sedikit; 3) Partisipasi sebagai

Konsultan. Masyarakat dikonsultasii mengenai masalah dan peluang dalam suatu daerah, dan

desain sebuah proyek. Professional pembangunanlah yang membuat keputusan mengenai

desain; 4) Partisipasi sebagai implementasi. Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk

kelompok untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam proyek atau program. Mereka tidak

terlibat dalam proses pengambilan keputusan; 5) Partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam analisis dan perencanaan bersama dengan

professional pembangunan. Mereka terlibat dalam pengambilan keputusan; dan 6)

Mobilisasi-diri. Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara mandiri dari

institusi dari luar. Mereka bisa melibatkan dampingan dari professional pembangunan, tetapi

mereka tetap memegang control dalam proses.

Level keenam dari tingkatan partisipasi yaitu mobilisasi diri merupakan level

partisipasi tertinggi. Partisipasi dalam level keenam ini menunjukkan keberdayaan dari

komunitas, dimana komunitas/masyarakat yang mengontrol semua proses pembangunan.

Sehingga slogan pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dapat diimplementasikan secara

riil dan maksimal dalam level partisipasi mobilisasi diri. Seharusnya partisipasi yang ada,

muncul dan terbangun dalam masyarakat adalah level partisipasi mobilisasi diri ini. Hal ini

akan menjadi penanda tingginya tingkat keberdayaan yang dimiliki oleh masyarakat

sebagaimana tujuan dari pembangunan itu sendiri, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan

keberdayaan masyarakat secara hakiki.

Page 23: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

15 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

4. Kemitraan (Partnership)

Partnership secara harfiyah berarti kemitraan. Secara istilah, partnership adalah “a

relationship between individuals or groups that is characterized by mutual cooperation and

as for the achievement of a specified goal.” (Hubungan yang dibangun antara beberapa

individu atau grup yang didasari oleh kerjasama dan tanggung jawab yang sama dalam

menggapai tujuan tertentu).

Partnership mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua

pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan "mitra” atau "partner”. Kemitraan

adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling menguntungkan

dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.

Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok

masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan

bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing. Partnership juga

mengandung pemahaman adanya suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau

organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi

tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang

hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila

diperlukan.

Partnership merupakan modal utama yang sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan

posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan yang dilakukan. Hal itu dimaksudkan

sebagai bentuk pembangunan dimana yang menjadi motor dan penggerak utamanya adalah

masyarakat itu sendiri (community driven development) karena pembangunan yang dilakukan

dalam berbagai varinnya seharusnya masyarakatlah yang harus menjadi penggerak dan

pelaku utamanya. Sehingga diharapkan akan terjadi proses pembangunan yang maksimal,

berdampak empowerment secara masif dan terstruktur. Hal itu terjadi karena dalam diri

masyarakat telah terbentuk rasa memiliki (sense of belonging) terhadap pembangunan yang

terjadi di sekitarnya.

Prinsip Partnership

Partnership memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut:

a. Prinsip Saling Percaya (Mutual Trust), kemitraan mesti didasarkan pada prinsip saling

percaya yang harus terbangun diantara pihak-pihak yang bermitra. Saling percaya

akan menjadi pondasi yang kuat bagi kemitraan yang akan dibangun. Adanya saling

percaya mengindikasikan bahwa kemitraan yang terbangun harus jauh dari prasangka-

prasangka, apalagi prasangka yang negatif, karena sesungguhnya ketika muncul

ketidakpercayaan diantara partner yang bermitra, maka sejak saat itu juga

sesungguhnya kemitraan yang dibangun menjadi runtuh.

b. Prinsip Saling Kesefahaman (Mutual Understanding). Prinsip kemitraan yang

selanjutnya adalah adanya saling kesefaham. Prinsip ini mengandung pengertian

bahwa kemitraan harus dibangun diatas saling memahami / saling mengerti diantara

Page 24: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

16 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

partner yang terlibat dalam kemitraan. Saling memahami yang dimaksudksan adalah

memahami tentang konteks kemitraan yang dibangun diantara mereka.

c. Prinsip Saling Menghormati (Mutual Respect). Prinsip saling menghormati berarti

bahwa dalam kemitraan masing-masing mitra harus saling menghormati eksistensi

masing-masing partner, saling menghormati juga bermakna saling menghormati

posisi, peran dan tanggung jawab masing-masing mitra dalam kemitraan yang

dibangun.

d. Prinsip Kesetaraan (Equity), Prinsip kesetaraan bermakna bahwa dalam kemitraan

masing-masing mitra harus menganggap dan memposisikan sama/setara antara semua

partner yang terlibat. Tidak diperbolehkan adanya partner yang menganggap

dirinya/lembaga/ institusinya lebih tinggi dari yang lain.

e. Prinsip Keterbukaan (Open). Kemitraan harus dibangun diatas prinsip keterbukaan

dalam artian bahwa konteks kemitraan yang dibangun harus diketahuai oleh semua

partner yang terlibat. Tidak boleh ada yang ditutupi dari pihak-pihak yang bermitra

dalam semua hal yang terkait dengan kemitraan yang dibangun.

f. Prinsip Bertanggung Jawab Bersama (Mutual Responsibility). Prinsip

bertanggungjawab bersama mengandung pengertian bahwa dalam kemitraan yang

dibangun semua pihak yang terlibat dalam kemitraan memiliki tanggung jawab

bersama terhadap keberhasilan dan kesuksesan kemitraan. Bertanggung jawab

bersama juga menyangkut dalam hal ketika kemitraan yang dibangun mengarah atau

bahkan mengalami ketidakberhasilan. Masing-masing partner bertanggung jawab

terhadap proses dan hasil kemitraan yang dibangun, keberhasilan dan atau kegagalan.

g. Prinsip saling menguntungkan (Mutual Benefit). Prinsip ini mengandung makna

bahwa kemitraan harus dibangun di atas kemanfaatan bersama. Semua pihak yang

bermitra harus memperoleh manfaat dan benefit yang sama sesuai dengan

kesepakatan kemitraan. Tidak boleh kemudian muncul pihak-pihak yang bermitra

tidak dapat mengambil manfaat dari kemitraan yang dibangun atau bahkan hanya

mendapatkan kerugian.

Langkah-Langkah Membangun Partnership:

a. Pengenalan potensi-kekuatan. Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah

memahami konteks kemitraan yang akan dibangun, dengan memahami potensi

kekuatan yang akan dijadikan sebagai bagian inti dalam kemitraan. Pemahaman dan

pengenalan tentang potensi-kekuatan yang dimiliki mesti harus dilakukan sebagai

landasan dasar dalam melakukan kemitraan, dan harus dilakukan sebelum kemitraan

dibangun. Kemitraan harus didasarkan pada pertanyaan kunci yaitu kemitraan

dibangun dalam rangka mengembangkan potensi-kekuatan apa. Pengenalan terhadap

potensi-kekuatan yang dimilki akan menjadi modal utama untuk menentukan

langkah-langkah dalam partnership selanjutnya. Sehingga bentuk dan model

partnership yang akan dibangun akan lebih fokus, tepat sasaran, dan berdyaguna

secara maksimal.

b. Seleksi potensi-kekuatan. Potensi-kekuatan yang sudah diidentifkasi kemudian

diseleksi berdasarkan kebutuhan dan konteks kemitraan yang akan dibangun. Tidak

Page 25: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

17 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

semua potensi-kekuatan kemudian dilibatkan dalam konteks kemitraan yang akan

dibangun, karena hal itu justru akan berdampak kontra produktif.

c. Melakukan identifikasi calon mitra dan pelaku-pelaku potensial. Langkah selanjutnya

adalah melakukan identifkasi terhadap calon mitra yang akan dilibatkan dalam

kemitraan. Kemudian diklasifikasikan mitra-mitra mana saja yang potensial untuk

diajak bergabung, dan yang kurang potensial untuk kemudian tidak dilibatkan dalam

kemitraan yang akan dibangun.

d. Melakukan identifikasi peran mitra/jaringan kerjasama antar sesama mitra dalam

upaya mencapai tujuan. Setelah melakukan identifikasi calon mitra potensial yang

akan dilibatkan, maka selanjutnya adakah melakukan idenfikasi peran, tanggungjawab

dan hak masing-masing mitra dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan dalam

bermitra.

e. Menumbuhkan kesepakatan yang menyangkut bentuk kemitraan, tujuan dan tanggung

jawab, penetapan rumusan kegiatan memadukan sumberdaya yang tersedia di masing-

masing mitra kerja. Langkah ini menekankan pada menumbuhkan kesepakatan

diantara para mitra yang tergabung dalam kemitraan tentang bentuk kemitraan yang

disepakati, tujuan kemitraan, tanggungjawab masing- masing mitra, perumusan

kegiatan yang dilakukan secara bersama- sama dalam kerangka memadukan

sumberdaya, potensi, kekuatan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing

mitra. Kesepakatan tersebut akan berdampak positif dan berpengaruh kuat terhadap

keberhasilan kemitraan yang akan dibangun.

f. Menyusun rencana kerja: penyusunan rencana kerja dan jadwal kegiatan, pengaturan

peran, tugas dan tanggung jawab. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana

kerja bersama-sama termasuk didalamnya jadwal kegiatan serta pengaturan dan

penetapan peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing mitra.

g. Melaksanakan kegiatan terpadu: menerapkan kegiatan sesuai yang telah disepakati

bersama melalui kegiatan, bantuan teknis, laporan berkala. Setelah rencana tersusun

dengan maksimal, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana yang telah

disusun secara bersama-sama sesuai peran dan tanggungjawab masing-masing secara

maksimal. Palaksanaan ini juga termasuk didalamnya pelaporan- pelaporan yang

dibutuhkan, baik secara berkala, maupun untuk kepentingan laporan akhir.

h. Monitoring dan evaluasi (Monev).Semua langkah yang sudah disusun dan

diimplementasikan tidak akan berdampak secara maksimal tanpa adanya langkah

monitoring dan evaluasi. Monev berarti proses pendampingan terhadap jalannya

kemitraan yang dibangun melalui kegiatan yang dilakukan bersama- sama.

Monitoring merupakan aksi dalam rangka memberikan pengawasan terhadap proses

dan jalannya partnership. Sehingga ketika dalam proses partnership terjadi

penyimpangan atau bahkan berlawanan dengan konsep dan kesepakatan semula, maka

melalui kegiatan monitoring penyimpangan tersebut dapat diluruskan kembali.

Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan yang menyertai monitoring dalam rangka

melihat sejauhmana hasil dari partnership yang dilakukan. Hasil yang muncul

kemudian dilihat untuk diperbandingkan dengan tujuan utama yang dirancang untuk

diperoleh dalam partnership yang dilakukan.

Page 26: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

18 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

5. Penyimpangan Positif (Positive Deviance)

Positive Deviance (PD) secara harfiah berarti penyimpangan positif. Secara terminologi

positive deviance (PD) adalah sebuah pendekatan terhadap perubahan perilaku individu dan

sosial yang didasarkan pada realitas bahwa dalam setiap masyarakat (-meskipun bisa jadi

tidak banyak-) terdapat orang-orang yang mempraktekkan strategi atau perilaku sukses yang

tidak umum, yang memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang lebih baik atas masalah

yang dihadapi daripada rekan-rekan mereka. Praktek PD bisa jadi, seringkali atau bahkan

sama sekali keluar dari praktek yang pada umum dilakukan oleh masyarakat. Realitas

tersebut mengisyaratkan bahwa seringkali terjadi pengecualian-pengecualian dalam

kehidupan masyarakat dimana seseorang atau beberapa orang mempraktekkan perilaku dan

strategi berbeda dari kebanyakan masyarakat pada umumnya. Strategi dan perilaku tersebut

yang membawa kepada keberhasilan dan kesuksesan yang lebih dari yang lainnya. Realitas

ini juga mengisyaratkan bahwa pada dasarnya masyarakat (anggota masyarakat) memiliki

aset atau sumber daya mereka sendiri untuk melakukan perubahan-perubahan yang

diharapkan.

Konsep ini pertama kali muncul dalam penelitian gizi pada 1970-an. Para peneliti

mengamati bahwa meskipun kemiskinan melanda masyarakat, beberapa keluarga miskin

memiliki anak bergizi baik. Penelitian tersebut kemudian merekomendasikan untuk

menggunakan informasi yang dikumpulkan dari keluarga miskin yang memiliki anak bergizi

baik tersebut sebagai rujukan untuk merencanakan program peningkatan gizi masyarakat.

Pendekatan positive deviance digunakan untuk membawa pada perilaku dan perubahan

sosial berkelanjutan dengan mengidentifikasi solusi yang sudah ada dalam sistem di

masyarakat. Positive deviance menunjukkan bahwa terdapat perilaku dan strategi khusus atau

biasa yang memungkinkan orang atau kelompok untuk mengatasi masalahnya tanpa

menggunakan atau memerlukan sumber daya khusus. Positive deviance merupakan modal

utama dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berbasis aset-kekuatan.

Positive deviance menjadi energi alternatif yang vital bagi proses pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan. Energi itu senantiasa dibutuhkan dalam konteks

lokalitas masing-masing komunitas. Positive deviance sangat dibutuhkan dalam proses

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis aset dan kekuatan. Terlebih ketika

proses pembangunan yang diharapkan berdampak secara maksimal membutuhkan terobosan-

terobosan strategi, teknik dan metode yang tepat, cepat dan sesuai dengan lingkup dan

konteks lokalitas yang ada.

Prinsip-Prinsip Positive Deviance

a. Masyarakat pada dasarnya sudah memiliki solusi. Mereka adalah ahli terbaik dalam

memecahkan tantangan mereka sendiri.

b. Komunitas mengatur dirinya sendiri dan memiliki sumber daya manusia dan aset

sosial untuk memecahkan tantangan mereka.

Page 27: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

19 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

c. Kecerdasan kolektif. Kecerdasan dan pengetahuan tidak terkonsentrasi ke beberapa

anggota masyarakat atau ahli eksternal saja, tetapi didistribusikan ke seluruh anggota

masyarakat.

d. Keberlanjutan sebagai landasan pendekatan. Pendekatan PD memungkinkan

masyarakat atau organisasi untuk mencari dan menemukan solusi yang berkelanjutan

bagi masalah yang dihadapi.

e. Positive deviance didasarkan pada prinsip bahwa lebih mudah untuk mengubah

perilaku dengan berlatih atau berbuat dengan sesuatu yang baru tersebut, daripada

hanya dengan sekedar mengetahui/ memahami tentang hal baru itu.

Secara umum desain Positive Devience terdiri dari empat langkah mendasar yaitu: 1)

Mendefinisikan (to define); 2) Menentukan (to determine); 3) Menemukan (to discover); dan

4) Mendesain (to design).

Langkah-Langkah Operasional Positive Devience

a. Ajakan kepada masyarakat untuk melakukan perubahan. Proses PD dimulai dengan

ajakan kepada masyarakat yang ingin mengatasi masalah penting yang mereka

hadapi. Ini merupakan langkah awal yang penting dari pembentukan rasa kepemilikan

masyarakat terhadap proses yang akan mereka lakukan .

b. Mendefinisikan potensi-kekuatan. Proses ini dilakukan oleh masyarakat dengan

mendefinisikan potensi-kekuatan mereka sendiri. Proses ini memberikan kesempatan

bagi masyarakat untuk merefleksikan potensi-kekuatan yang ada serta

memproyeksikan tujuan yang ingin dicapai dengan pengembangan potensi-kekuatan

tersebut. Proses ini juga memberikan peluang untuk mengidentifikasi pemangku

kepentingan dan pengambil keputusan dalam konteks tantangan yang dihadapi.

Pemangku kepentingan lainnya dan para pengambil keputusan akan ditarik di seluruh

proses yang diidentifikasi.

c. Menentukan adanya pelaku (individu atau kelompok) PD; Melalui observasi atau

pengumpulan data di masyarakat. Kemudian, masyarakat menetapkan bahwa ada

pelaku PD di tengah-tengah mereka.

d. Menemukan praktik atau perilaku yang tidak biasa. Langkah ini merupakan

penyelidikan PD untuk menemukan perilaku, sikap, atau keyakinan yang

memungkinkan PD menjadi sukses. Fokusnya adalah pada strategi sukses PD, bukan

pada membuat pahlawan orang yang menggunakan strategi. Langkah ini merupakan

proses dimana mereka yang telah menemukan solusi sukses memberikan "bukti

sosial" bahwa masalah ini dapat diatasi, tanpa harus membutuhkan sumber daya dari

luar.

e. Merancang program. Setelah masyarakat mengidentifikasi strategi sukses, mereka

memutuskan strategi apa yang ingin mereka adopsi, dan mendesain berbagai kegiatan

untuk membantu anggota masyarakat yang lain untuk mengakses dan dan

mempraktekkan strategi yang tidak umum tadi. Rancangan program tidak hanya

terfokus pada menyebarkan "praktik terbaik" tetapi membantu anggota masyarakat

"bertindak dengan cara mereka sendiri ke dalam cara berpikir baru" melalui kegiatan

nyata.

Page 28: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

20 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

f. Monitoring dan evaluasi. Program PD yang dilakuakn dimonitoring dan dievaluasi

melalui proses partisipatif. Pemantauan akan diputuskan dan dilakukan oleh

masyarakat. Prosesnya dengan menggunakan alat-alat monev yang mereka buat

dengan disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Sehingga, proses monev

dapat dilakukan secara fleksibel, dengan memungkinkan semua anggota masyarakat

bahkan yang buta hurufpun dapat berpartisipasi dalam kegiatan monev melalui

bentuk-bentuk monitoring bergambar atau melalui penggunaan alat-alat lain yang

sesuai. Sementara itu valuasi memungkinkan masyarakat untuk melihat kemajuan

mereka menuju tujuan yang ingin dicapai, juga dalam kerangka memperkuat

perubahan perilaku, sikap, dan keyakinan.

6. Berawal dari Masyarakat (Endogenous)

Istilah endogenous secara bahasa berarti dari dalam, dikembangkan dari dalam

“masyarakat”. Pemaknaan kata endegenous akan mengikuti sub kata yang disifatinya.

Sehingga ketika kata yang disifati dan muncul sebelumnya adalah pembangunan, maka

pembangunan endogen berarti pembangunan yang dikembangkan dari dalam masyarakat

sendiri. Dalam penggunaannya, kata-kata endogenous seringkali digunakan untuk mensifati

pembangunan sehingga yang sering muncul kemudian adalah istilah local endogenous dan

istilah pembangunan endogen.

Pembangunan endogen sendiri mengandung arti pembangunan yang berdasar dari

dalam konteks atau komunitas tertentu atau pembangunan yang dikembangkan dari dalam

masyarakat. Pembangunan endogen kemudian berkembang dengan menemukan apa yang

bisa ditemukan dalam satu konteks tertentu “dalam masyarakat” berdasarkan stimulus dari

pengetahuan dan pemahaman di luar konteks tersebut. Istilah pembangunan endogen

kemudian menjadi istilah tersendiri dalam konteks pendekatan dalam pengembangan

masyarakat berbasis aset. Pembangunan endogen pada prinsipnya mengacu pada tujuan

pokok yaitu memperkuat komunitas lokal untuk mengambil alih kendali dalam proses

pembangunan mereka sendiri.

Tujuan Pembangunan Endogen adalah: 1) Merevitalisasi pengetahuan turun temurun

yang ada di komunitas dan pengetahuan lokal yang dimiliki; 2) Memilih sumber daya

eksternal yang paling sesuai dengan kondisi lokal; dan 3) Mencapai peningkatkan

keanekaragaman hayati dan keragaman budaya, mengurangi kerusakan lingkungan, dan

interaksi di tingkat lokal dan regional yang berkesinambungan.

Selain itu, Pembangunan Endogen memiliki prinsip- prinsip yaitu: 1) Memiliki kendali

lokal atas proses pembangunan; 2) Mempertimbangkan nilai budaya secara sungguh-

sungguh; 3) Mengapresiasi cara pandang dunia; dan 4) Menemukan keseimbangan antara

sumber daya lokal dan eksternal.

Aplikasi Prinsip Pembangunan Endogen adalah semua aset yang dimiliki oleh

komunitas sebagai kekuatan utama yang bisa dimobilisasi untuk digunakan sebagai modal

utama dalam pengembangan masyarakat. Aset dan kekuatan tersebut bisa jadi sebelumnya

Page 29: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

21 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

terabaikan atau bahkan seringkali dianggap sebagai penghalang dalam pembangunan. Aset-

aset tersebut terintrodusir dalam kelompok aset spiritual, sistem kepercayaan, cerita, dan

tradisi yang datang dari adat istiadat masyarakat dan sangat memengaruhi kehidupan sehari-

hari komunitas.

Pembangunan Endogen mengubah aset-aset tersebut menjadi aset penting yang bisa

dimobilisasi untuk pembangunan sosial dan ekonomi kerakyatan. Metode ini menekankan

dan menjadikan aset-aset tersebut sebagai salah satu pilar pembangunan. Sehingga dalam

kerangka pembangunan endogen, aset-aset tersebut kemudian menjadi bagian dari prinsip

pokok dalam pendekatan ABCD yang tidak boleh dinegasikan sedikitpun.

7. Menuju Sumber Energi (Heliotropic)

Energi dalam pengembangan komunitas bisa beragam. Diantaranya adalah mimpi besar

yang dimiliki oleh komunitas, proses pengembangan yang apresiatif, atau bisa juga

keberpihakan anggota komunitas yang penuh totalitas dalam pelaksanaan program, sumber

energi ini layaknya keberadaan matahari bagi tumbuhan. Terkadang bersinar dengan terang,

mendung, atau bahkan tidak bersinar sama sekali. Sehingga energi dalam komunitas ini harus

tetap terjaga dan dikembangkan. Komunitas juga seharusnya mengenali peluang-peluang

sumber energi lain yang mampu memberikan penyegaran kekuatan baru dalam proses

pengembangan. Sehingga tugas komunitas tidak hanya menjalankan program saja, melainkan

secara bersamaan memastikan sumber energi dalam kelompok mereka tetap terjaga dan

berkembang.

H. Metode-metode (Tools) dalam ABCD (Asset-Based Community Development)

1. Appreciative Inquiry

Appreciative Inquiry dikembangkan pada tahun 1980-an oleh David Cooperrider,

seorang profesor di Weatherhead School of Management di Case Western Reserve

University. Appreciative Inquiry dikembangkan sebagai sebuah model baru untuk

pengembangan organisasi dan perubahan.

Appreciative disini dimaknai sebagai pengakuan dan peningkatan nilai. Makna ini

adalah masalah penegasan terhadap kekuatan masa lalu dan saat ini, pengakuan terhadap

aset-aset dan potensi-potensi yang dimiliki. Sedangkan istilah Inquiry merujuk kepada

eksplorasi dan penemuan. Makna ini adalah tentang menyampaikan pertanyaan, studi dan

pembelajaran.

Appreciative Inquiry adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan organisasi

berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki sesuatu yang

dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi hidup, efektif dan berhasil,

serta menghubungkan organisasi tersebut dengan komunitas dan stakeholdernya dengan cara

yang sehat. Dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal positif dan menghubungkannya dengan

cara yang dapat memperkuat energi dan visi untuk melakukan perubahan untuk mewujudkan

masa depan organisasi yang lebih baik. Appreciative Inquiry mendorong anggota organisasi

untuk fokus pada hal-hal positif yang terdapat dan bekerja dengan baik dalam organisasi.

Page 30: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

22 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Appreciative Inquiry tidak menganalisis akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen pada

bagaimana memperbanyak hal-hal positif dalam organisasi.

Proses Appreciative Inquiry terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) Discovery; 2) Dream; 3)

Design; dan 4) Destiny.

Tahap Discoverya dalah proses pencarian yang mendalam tentang hal-hal positif, hal-

hal terbaik yang pernah dicapai, dan pengalaman-pengalaman keberhasilan di masa lalu.

Proses ini dilakukan dengan wawancara appresiatif. Beberapa contoh pertanyaan apresiatif

yang dilakukan pada tahap ini antara lain: 1) Ceritakan pengalaman terbaik yang pernah ada?;

2) Hal apa yang sangat bernilai dari diri Anda?; 3) Hal-hal apa yang menjadi sumber

kehidupan Anda, yang tanpa hal tersebut Anda akan mati?; dan 4) Sebutkan 3 harapan yang

Anda miliki untuk meningkatkan kekuatan dan efektifitas Anda?.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya, orang kemudian mulai

membayangkan masa depan yang diharapkan. Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi

harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk organisasi. Inilah

saatnya orang-orang memikirkan hal-hal besar dan berpikir out of the box serta

membayangkan hasil-hasil yang ingin dicapai.

Pada tahap Design ini, orang mulai merumuskan strategi, proses dan sistem, membuat

keputusan dan mengembangkan kolaborasi yang mendukung terwujudnya perubahan yang

diharapkan. Pada tahap ini semua hal positif di masa lalu ditransformasi menjadi kekuatan

untuk mewujudkan perubahan yang diharapkan (dream).

Tahap Destiny adalah tahap dimana setiap orang dalam organisasi

mengimplementasikan berbagai hal yang sudah dirumuskan pada tahap Design. Tahap ini

Page 31: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

23 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

berlangsung ketika organisasi secara kontinyu menjalankan perubahan, memantau

perkembangannya, dan mengembangkan dialog, pembelajaran dan inovasi-inovasi baru.

Langkah- Langkah Teknis dalam Wawancara Appreciative Inquiry adalah:

a. Amatilah dan kenali hal-hal positif yang ada disekitar masyarakat seperti lingkungan

bersih, tanaman yang subur, kehidupan warga yang rukun dan saling gotong royong,

kegiatan masjid yang rutin, banyaknya pemuda desa yang aktif berorganisasi,

infrastrutur desa yang tertata rapi, sukses bercocok tanam dan mengelola sumber daya

alam dan seterusnya.

b. Buatlah pertanyaan yang mampu menyorori hal-hal positif yang telah kamu amati di

masyarakat seperti: Apa yang membuat warga desa disini selalu rukun dan guyub?

Apa peran anda agar masyarakat di desa ini menjadi rukun dan suka gotong royong?

Upayakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh warga sekitar.

c. Datangi warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama atau kunjungi pertemuan

dan perkumpulan warga dan/atau tempat berkumpul warga, dan ajukan pertanyaan

apresiatif yang telah kamu buat. Dengarkan dengan seksama dan tunjukkan respon

positif dan ekspresi yang apresiatif kepada mereka. Melalui Al ini, diharapkan

masyarakat menjadi tersadar akan kekuatan-kekuatan yang mereka miliki yang

berkontribusi pada kesuksesan masa lalu. Dan temukan kontribusi individu warga

masyarakat yang berpengaruh pada kesuksesan tersebut.

d. Ajaklah masyarakat untuk memimpikan masa depan mereka. Fokuskan pada

kekuatan-kekuatan yang sudah dikenali dan diungkapkan, lalu gunakanlah temuan

kekuatan tersebut untuk menggerakkan mereka melakukan perubahan.

Kata Kunci dalam Appreciative Inquiry:

a. Komunitas sudah pernah mencapai sukses atau bahwa mereka sudah melakukan hal

seperti ini sebelumnya;

b. Memiliki rasa bangga dan percaya terhadap upayamereka sendiri;

c. Memiliki contoh bagaimana merekabisa melakukan sesuatu yang lebih baik atau

bagaimana mereka mampu mengatasi kesulitan-kesulitan;

d. Memiliki cerita sukses yang memberikan mereka contoh baik serta menjadi inspirasi

di masa depan;

e. Mulai mengidentifikasi beberapa kekuatan dan asetnya; serta,

f. Melalui proses ini komunitas menemukan energi dan kepercayaan diri untuk bisa

bergerak ke masa depan yang tidak diketahuinya dan bisa jadi melampaui apa yang

mereka bayangkan.

2. Pemetaan Komunitas (Community Mapping)

Community map adalah Pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke pengetahuan

lokal. Community map merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis masyarakat

mendorong pertukaran informasi dan menyetarakan kesempatan bagi semua anggota

masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan

mereka.

Page 32: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

24 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Fungsi Community Map adalah memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan publik

dalam pemetaan; Memberikan masyarakat dan anggotanya kesempatan untuk mengevaluasi

proposal desain dan perencanaan dan memvisualisasikan dampak sebuah keputusan tersebut

terhadap masa depan komunitas; Mengumpulkan dan meningkatkan data geospasial; dan

Meningkatkan pengetahuan komunitas tentang wilayah komunitas.

Proses pemetaan ini melibatkan beberapa pihak antara lain organisasi masyarakat,

asosiasi warga, organisasi nirlaba, institusi sipil lokal, dan minoritas atau kelompok khusus.

Tujuan dari pemetaan ini sesungguhnya adalah komunitas belajar memahami dan

mengidentifikasi kekuatan yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa

yang bisa dilakukan dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki

keterampilan atau sumber daya. Mereka ini kemudian dapat diundang untuk berbagi kekuatan

demi kebaikan seluruh kelompok atau komunitas.

Dalam penelitian ABCD, Aset yang Dipetakan adalah:

a. Aset personal atau manusia, keterampilan, bakat, kemampuan, apa yang bisa anda

lakukan dengan baik, apa yang bisa anda ajarkan pada orang lain. (Kemampuan

Tangan, Kepala dan Hati).

b. Asosiasi atau aset sosial, tiap organisasi yang diikuti oleh anggota kelompok,

kelompok - kelompok remaja masjid seperti Kelompok Kaum Muda, Kelompok Ibu;

kelompok - kelompok budaya seperti Kelompok Tari atau Nyanyi; Kelompok Kerja

PBB atau Ornop lain dalam komunitas atau yang memberikan pelatihan bagi

komunitas. Asosiasi mewakili modal sosial komunitas dan penting bagi komunitas

untuk memahami kekayaan ini.

c. Institusi, lembaga pemerintah atau pewakilannya yang memiliki hubungan dengan

komunitas. Seperti komite sekolah, komite untuk pelayanan kesehatan, mengurus

listrik, pelayanan air, atau untuk keperluan pertanian dan peternakan. Terkadang

institusi - institusi ini terhubung dengan Aset Sosial tetapi keduanya mewakili jenis

aset komunitas yang berbeda. Komite Sekolah, Komite Posyandu dan koperasi yang

dibentuk oleh pemerintah termasuk dalam kategori ini.

d. Aset Alam. Tanah untuk kebun, ikan dan kerang, air, sinar matahari, pohon dan

semua hasilnya seperti kayu, buah dan kulit kayu, bambu, material bangunan yang

bisa digunakan kembali, material untuk menenun, material dari semak, sayuran, dan

sebagainya.

Langkah-langkah Community Mapping:

a. Ketua tim memperkenalkan diri kepada seluruh peserta yang hadir;

b. Menjelaskan pengertian pemetaan, tujuan serta manfaat kegiatan ini;

c. Menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam pembuatan peta wilayah melalui

sumbang saran;

d. Setelah nara sumber lokal (NSL) paham, lalu peserta & tim memulai pembuatan

gambar peta wilayah. Untuk memulai dialog bisa dibuka dengan: “kita sekarang ada

disini (sambil menunjuk dalam kertas yang akan digambar), kalau kita mau ke (suatu

Page 33: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

25 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

tempat di lingkungan RW setempat) dimana letak tempat tersebut berada, kalau

digambarkan disini? Dan dapat meminta NSL untuk menggambar lokasinya”;

e. Pemandu memfasilitasi jalannya dialog & diskusi selama proses, misalnya

informasi/data apa saja yang harus dimasukkan peta, bagaimana cara menggunakan

simbol-simbol & cross check data;

f. Usahakan untuk mempresentasikan hasil mapping, kepada peserta untuk

menyempurnakan data apabila waktunya mencukupi;

g. Review Data dilakukan setelah pemetaan selesai, pemandu meminta kepada seluruh

peserta untuk melakukan triangulasi data (check & recheck data yang sudah

dikumpulkan.

3. Penelusuran Wilayah (Transectoral)

Untuk menemukenali aset fisik dan alam secara terperinci, transectoral atau

penelusuran wilayah adalah salah satu tehnik yang efektif. Transectoral adalah garis imajiner

sepanjang suatu area tertentu untuk menangkap keragaman sebanyak mungkin. Dengan

berjalan sepanjang garis itu dan mendokumentasikan hasil pengamatan, penilaian terhadap

berbagai aset dan peluang dapat dilakukan. Misalnya, dengan berjalan dari atas bukit ke

lembah sungai dan di sisi lain, maka akan mungkin untuk melihat berbagai macam vegetasi

alami, penggunaan lahan, jenis tanah, tanaman, kepemilikan lahan, dan lain sebagainya.

Penelusuran wilayah dilakukan berbarengan dengan pemetaan komunitas (community

mapping).

Teknik Pelaksanaan Transectoral:

a. Buatlah pembagian zona wilayah untuk ditelurusi seperti daerah perbukitan, sekitar

sungai, persawahan, ladang, daerah hunian warga, dst.

b. Ajaklah warga masyarakat untuk menggambarkan zona wilayah masing-masing

(mulai dataran tinggi sampai dataran rendah) dari aspek kepemilikan lahan,

penggunaan lahan, jenis vegetasi tanaman dan hewan, jenis tanah, dan peluang yang

bisa dikembangkan dari masing-masing zona wilayah.

c. Buatlah tabel transect untuk menggambarkan hasil penelusuran wilayah yang anda

lakukan bersama warga. Ingat bahwa tugas anda sebagai fasilitator adalah

menggerakkan warga untuk mengenali wilayahnya sendiri, karenanya semua alat tulis

seperti kertas dan pena sebaiknya dipegang oleh warga sendiri agar proses

penggambaran wilayah ini membantu mereka untuk menyadari, mengenali dan

menemukan aset fisik dan alam yang ada disekitar mereka. Proses penggambaran

hasil penelusuran wilayah bisa menggunakan media tulis lainnya seperti papan tulis

atau laptop.

Page 34: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

26 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi

Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga

sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : (I) kesadaran akan

kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, (3) dan orientasi pada tujuan yang telah

ditentukan. Contoh: Asosasi Dokter, Perkumpulan wasit, Asosiasi Guru. Manfaat Asosiasi

antara lain mengidentifikasi kapasitas organisasi, melihat dimana “energy” dalam komunitas

ini, memahami apa yang memotivasi orang untuk berani mengatur, dan mengakui

kepemimpinan yang sudah ada di masyarakat.

Page 35: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

27 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Pemetaan Institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang

khusus yang sifatnya mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol,

nilai, aturan main, dan tujuan. Institusi dapat dibedakan menjadi institusi formal dan institusi

non formal. Institusi formal dapat berupa institusi pemerintah (pemerintahan desa beserta

perangkat kelembagaan di bawahnya) dan institusi swasta (organisasi sosial kemasyarakatan,

lembaga pendidikan swasta dan lain sebagainya).

Sedangkan institusi non formal dapat berupa sekumpulan orang di warung yang hadir

secara konsisten, jamaah pengajian, dan kelompok lainnya. Di beberapa desa, contoh asosiasi

asosiasi yang dibentuk di desa yaitu Komunitas Tahlilan, PKK, Karang Taruna, Klub Sepak

Bola, HIPPA (Himpunan Petani Pengambil Air), dan GAPOKTAN (Gabungan Kelompok

Tani). Setelah diidentifikasi asosiasi dan institusi yang ada, maka komunitas dapat

merumuskan peran asosiasi dan institusi tersebut di dalam pengembangan komunitas.

Form Isian Institusi Kemasyarakatan

No

Nama

Asosiasi/

Institusi

Nama Ketua

Jumlah Angggota Peranan di dalam Masyarakat

Laki-

laki Perempuan

Sangat

Dominan

Cukup

Dominan

Kurang

Dominan

1

2

3

4

5

6

Dengan melihat peranan asosiasi/institusi di dalam komunitas, maka program

pengembangan masyarakat dapat dimulai dengan mengidentifikasi kekuatan kolektif yang

sudah ada untuk menginisiasi perubahan di komunitasnya. Semakin besarnya peranan

asosiasi, maka percepatan pengembangan masyarakat.

5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)

Metode/alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan individual asset antara

lain kuisioner, interview dan focus group discussion (FGD). Manfaat dari Pemetaan

Individual Aset antara lain: 1) Membantu membangun landasan untuk memberdayakan

masyarakat dan untuk saling ketergantungan dalam masyarakat; 2) Membantu membangun

Page 36: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

28 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

hubungan dengan masyarakat; dan 3) Membantu warga mengidentifikasi keterampilan dan

bakat mereka sendiri.

Contoh: Pemetaan Aset Individual

Dusun

Wedegan

Dusun

Ngaglik

Dusun

Panjang

Dusun

Tlawah

Dusun

Malangbong

Pembuat Tikar Pembuat Tikar Pembuat Tikar Pembuat Tikar Peternak Sapi

Peternak Kambing Peternak Kambing Peternak Sapi Peternak Sapi Peternak Kambing

Tukang Selep

Padi Peternak Lele Peternak Lele Kripik Pisang

Pembuat Krupuk Peternak Ayam Peternak Ayam

Pembuatan Tahu

Pembuat Tempe

Pemetaan Aset Individual Desa Panjang Bojonegoro

Dengan berbagai macam pemetaan skill, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu

komunitas setiap warga memiliki potensi untuk berkontribusi kepada kemajuan

komunitasnya dalam proses pengembangan masyarakat, perpaduan kemampuan individual

akan membawa perubahan yang yang signifikan. Sesungguhnya, potensi itu ada pada diri

setiap manusia, namun mungkin komunitas belum menyadari potrensi tersebut sebagai

sebuah asset yang bisa dikembangkan.

Page 37: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

29 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Peta Konsep Pemetaan Keterampilan Individu

6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket)

Perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal yang tidak

terpisahkan dari warga atau komunitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seberapa jauh

tingkat dinaminitas dalam pengembangan ekonomi lokal mereka dapat dilihat, seberapa

banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk mengenali, mengembangkan dan

memobilisir aset-aset tersebut dalam ekonomi komunitas atau warga lokal diperlukan sebuah

anlisa dan pemahaman yang cermat.

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pendekatan ABCD (Asset-Based

Community Development) adalah melalui Leacky Bucket. Leaky bucket atau biasa dikenal

dengan wadah bocor atau ember bocor merupakan salah satu cara untuk mempermudah

masyarakat, komunitas atas warga dalam mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa

berbagai bentuk aktivitas atau perputaran keluar dan masuknya ekonomi lokal

komunitas/warga. Lebih singkatnya, leaky bucket adalah alat yang berguna untuk

mempermudah warga atau komunitas untuk mengenal berbagai perputaran asset ekonomi

lokal yang mereka miliki.

Hasilnya bisa dijadikan untuk meningkakan kekuatan secara kolektif dan

membangunnya secara bersama. Pada sisi yang lain, leaky bucket juga merupakan kerangka

kerja yang berguna dalam mengenali berbagai asset komunias atau warga, tetapi juga dalam

mengenali asset peluang ekonomi yang memungkinkan dalam mengerakkan komunitas atau

warga. Adapun cara yang bisa kembangkan adalah dengan cara warga atau komunitas

menvisiualisasikan apa saja aset ekonomi yang mereka miliki dengan menggunakan alur kas,

barang maupun jasa yang masuk dari sisi atas dan keluar dari sisi bawah wadah ekonomi

sebagai potensi yang dimiliki dalam masyarakat.

Page 38: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

30 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Leaky bucket merupakan salah cara yang digunakan untuk membantu warga komunitas

dalam memahami berbagai dinamika ekonomi lokal mereka miliki, dengan melihat aktivitas

dasar-dasar ekonomi. Proses dari aktivitas ini dapat dilakukan dengan mengajak warga atau

komunitas untuk memfisualisasikan dinamika ekonomi mereka ke dalam wadah yang bocor

yang diisi dengan air.

Wadah ini terdiri dari alur air yang masuk yang merupakan barang dan kas, kemudian

alur air tersebut beraktifitas di dalamnya dalam hal ini dalam wadah yang biasa disebut

dengan perputaran barang, jasa dan kas warga tersebut, kemudian air yang bocor dari wadah

merupakan alur keluarnya barang, jasa dan kas dari warga atau komunitas tersebut.

Untuk melihat seberapa tingginya atau maksimalnya ekonomi tingkat aktivitas warga

komunitas dapat ditentukan melalui banyaknya arus yang masuk di dalam wadah disertai

perputaran didalamnya yang sangat dinamis sehingga aliran yang keluar atau bocor dari

wadah menjadi sedikit dibanding aliran yang masuk sebelumnya. Sebaliknya jika air yang

masuk dalam wadah dan tingkat perputarannya statis/tetap di dukung oleh tingkat

kebocorannya yang banyak maka aktivitas ekonomi warga komunitas rendah atau lemah.

Untuk mengatasi kelemahannya maka aliran yang masuk dalam hal ini kas dan barang dan

jasa dapat dikembangkan melalui perputasan kas dalam wadah sehingga aliran kas dan

barang yang keluar sangat minimum.

Dengan demikian level posisi air tergantung pada; 1) Seberapa banyak yang masuk; 2)

Seberapa banyak yang keluar; dan 3) Tingkat kedinamisan ekonomi komunitas.

Page 39: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

31 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Langkah-langkah Memahami Aset dengan Leaky Bucket

a. Warga atau komunitas diajak untuk bekerjasama di tiap kelompok untuk menjaga

kestabilan level air dalam ember dalam waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Bagaimana wadah bocor tadi tetap berisi air/ mempertahankan isinya, bagian-bagian

mana saja yang yang bisa ditutupi untuk meminimalisir kebocoran tersebut. Dan ini

butuh kerjasama dan pikiran bersama untuk mempertahankannya.

b. Warga atau komunitas diberi kesempatan untuk mengemukakan berbagai pendapat

dari mereka mengenai apa yang telah mereka pelajari dari apa yang telah mereka

lakukan dengan wadah/ember bocor mereka tersebut untuk tetap berisi air.

Pengalaman dan pelajaran apa yang bisa mereka dapatkan, dll.

c. Warga atau komunitas secara bersama bisa melakukan visualisasi melalui wadah

bocor tersebut dengan apa yang masuk dan keluar tersebut sebagai perputaran

ekonomi mereka dan memahami tentang pentingnya alur kas ekonomi dalam

komunitas.

d. Dari hasil pemahaman bersama tersebut kemudian warga atau komunitas diajak untuk

melakukan roleplay dengan memerankan berbagai peran yang ada dalam ekonomi

lokal komunitas dengan menggunakan alat bantu berupa mainan uang, miniatur dan

papan kartun. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan peran efek perputaran pengganda

ekonomi mereka.

e. Setelah itu, secara bersama-sama mereka diajak untuk memetakan satu persatu

barang, jasa dan kas yang mereka miliki melalui 3 alur kas yaitu alur kas masuk, arus

kas keluar dan arus kas perputaran dari komunitasnya masing-masing secara cermat.

f. Dari hasil amatan dan analisa mereka warga diarahkan dan di membimbing untuk

memvisualisasikan 3 alur kas tersebut dalam suatu bagan yang dikenal dengan leaky

bucket.

g. Langkah selanjutnya adalah, warga/komunias diminta untuk menempel gambarnya di

dinding dan peserta menjelaskan gambar leaky bucket-nya ke peserta yang lain. Apa

saja yang masuk, apa saja yang berkembang dan apa saja yang keluar.

h. Hasil dari warga atau komunitas dari materi tersebut kemudian didiskusikan lebih

lanjut tentang manfaat efek pengganda bagi ekonomi komunitas, serta pentingnya

penanganan perputaran alur ekonomi secara kreatif dan inovatif untuk meningkatkan

kemandirian komunitas dan lain sebagainya.

Output Penggunaan Leaky Bucket

a. Mengenalkan konsep umum leaky bucket dan efek pengembangan dan kreativitas

pada warga atau komunitas;

b. Komunitas dapat memahami dampak efek pengembangan dan kreativitas bagi

ekonomi lokal komunitas yang mereka miliki.

c. Komunitas dapat mengidentifikasi secara sesama mengenai arus masuk ke mereka,

kemudian alur dinamitas perputaran ekonomidalam komunitas serta alur keluar

pergerakan ekonomi mereka.

d. Komunitas dapat menggali kekuatan-kekuatan dalam komunitas untuk meningkatkan

efek pengembangan, pemberdayaan atau peningkatan terhadap alur perputaran

ekonomi yang berkembang secara kreatif dan inovatif.

Page 40: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

32 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

7. Skala Prioritas (Low Hanging Fruit)

Setelah komunitas mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki

dengan melaui menemukan informasi dengan santun, pemetaan aset, penelusuran wilayah,

pemetaan kelompok/institusi dan mereka sudah membangun mimpi yang indah maka langkah

berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan semua mimpi-mimpi mereka, karena

keterbatasan ruang dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan. Skala

prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk diambil dan dilakukan

untuk menetukan manakah salah satu mimpi mereka bisa direalisasikan dengan menggunakan

potensi masyarakat itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak luar.

Hal yang harus diperhatikan dalam low hanging skala prioritas adalah apa ukuran untuk

sampai keputusan bahwa mimpi itulah yang menjadi prioritas?; Siapakah yang paling berhak

menentukan skala prioritas?.

Berikan kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan skala

prioritas sendiri. Setelah Pilihan ditentukan oleh masyarakat, maka langkah selanjutnya

adalah design atau merencanakan kegiatan.

Langkah-langkah yang perlu di perhatikan dalam perencanaan kegiatan adalah:

a. Melihat aset dan peluang yaitu dengan Menampilkan hasil dari inventarisasi aset dan

pemetaan, sehingga setiap orang dapat menilai aset dan peluang yang di miliki

masyarakat, beberapa aset seperti; 1) Aset Sosial, masyarakat mendaftar/mendata

organisasi/asosiasi, atau kelompok untuk mengetahui secara riil aset yang di miliki

oleh mereka; 2) Keahlian Individual dan bakat, dengan mendata keahlian dan bakat

individu di masyarakat yang akan bermanfaat untuk mengembangkan potensi di

daerahnya; 3) Aset institusi, masyarakat mendaftar /mendata pelayanan pemerintahan

dan swasta yang berada di sekitar merekan untuk peluang mengembangkan asset; 4)

Aset fisik, dengan melihat peta masyarakat; 4) Aset alam, peta masyarakat dan

keadaannya yang sebenarnya yang di miliki; dan 5) Analisa ekonomi masyarakat,

Page 41: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

33 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

dianalisis dengan menggunakan diagram pemasukan dan pengeluaran dengan

menggunakan timba bocor (leaky bucket).

b. Identifikasi tujuan masyarakat/ skala prioritas masyarakat, Berdasarkan aset dan

peluang, tujuan apa yang akan kita realisasikan di masyarakat, kelompok masyarakat

mampu mengidentifikasi skala prioritas/ sesuatu yang akan di kerjakan atau di capai

dengan ke kekuatan masyarakat tanpa ada bantuan dari luar.

c. Identifikasi aset masyarakat untuk mencapai tujuan, Pada poin ini, kelompok

masyarakat dapat mengidentifikasi aset yang di focuskan atau di prioritaskan untuk

mencapai tujuan.

d. Menyakinkan kelompok-kelompok inti masyarakat untuk melakukan kegiatan,

Kelompok inti masyarakat membuat komitmen yang jelas dan keterlibatanya dalam

kegiatan, di pilih salah satu leader yang akan memberi contoh dan bertanggung jawab

memotivasi dalam merealisasikan mimpi banyak masyarakat. Jika aset dan

kesempatan yang mudah yang di fokuskan tercapai dan sukses maka masyarakat akan

mencoba kegiatan yang lebih besar.

Flow Chart Melakukan Skala Prioritas:

a. Mengajak masyarakat untuk menentukan skala prioritas setelah mengetahui aset, peta

geografi, peta masyarakat, peta institusi swasta dan pemerintah, daftar kemampuan

masyarakat dan keinginan-keingian masyarakat akan perubahan di socialnya.

b. Menentukan skala prioritas dari sekian banyak skala keinginan masyarakat yang ada

yaitu 3 sampai 5 keinginan masyarakat untuk dapat di kembangkan.

c. Mempertimbangkan aset dan peluang serta kondisi yang ada di masyarakat maka di

adakan diskusi ke 2 untuk menentukan skala prioritas utama yang akan di kerjakan

masyarakat dengan melihat kondisi, fasilitas, aset dan peluang yang ada.

d. Melakukan aksi dengan melihat aset yang ada untuk melakukan yang paling mudah,

aset yang ada saat ini di manfaatkan untuk melakukan aksi.

e. Hasil dari aksi akan dapat di lihat dan di evaluasiapakah hasil yang ada dengan

memanfaatkan aset dan peluang yang ada sudah dapat di harapkan seperti harap

masyarakat. Sehingga hal yang paling penting adalah melihat dampak dan

keberlanjutanya dari hasil kerja keras masyarakat bermanfaatan untuk masyarakat

sekitar.

Page 42: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

34 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

BAB III

PELAKSANAAN

A. Hasil yang Diharapkan

Program KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dirancang secara

berkelanjutan, karena itu hasil yang diharapkan dapat dicapai secara bertahap. Setiap

tahapan kegiatan diharapkan dapat mencapai target sebagai berikut:

1. Terbentuknya pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang dilengkapi susunan

pengurus, kader dan program kerja berbasis Aset yng dimiliki oleh suatu komunitas.

2. Meningkatnya partisipasi warga sekitar masjid dalam kegiatan keagamaan dan sosial.

3. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dari prasejahtera menjadi sejahtera I dan

seterusnya.

4. Terwujudnya ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan keaksaraan

fungsional.

5. Meningkatnya partisipasi pasangan (suami-isteri) usia subur (PUS) dalam mengikuti

KB, dan secara bertahap seluruh PUS mengikuti program KB.

6. Tersedianya sarana pendidikan antara lain pendidikan anak usia dini (PAUD) dan

TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an), kelompok pengajian (majlis ta’lim).

7. Tumbuh dan berkembangnya aktivitas ekonomi keluarga dan kewirausahaan,

terutama yang dilaksanakan oleh para perempuan, sehingga secara bertahap tidak ada

lagi keluarga berpenghasilan di bawah standar upah minimum regional.

8. Tersedianya layanan konsultasi keluarga yang antara lain meliputi: masalah agama,

kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.

9. Terwujudnya keseimbangan peran, partisipasi dan tanggung jawab antara jama’ah

laki-laki dan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

10. Adanya rintisan BMT (Baitul Mal wa Tanwil).

11. Terwujudnya lingkungan bersih, sehat dan produktif, termasuk di masjid/ tempat

ibadah.

12. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan olah raga dan seni religius.

13. Adanya kerjasama yang kuat dengan pihak-pihak terkait yang mendukung posdaya.

14. Tuntas tercapainya delapan tujuan MDGs dan program SGDs secara bertahap.

B. Materi Pendampingan

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

ini dikemas dalam bentuk sinergi antara kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial

kemasyarakatan. Untuk itu materi pendampingan yang direncanakan adalah mengacu

pada maksimalisasi dan efektifitas fungsi- fungsi masyarakat sebagai pusat pemberdayaan

umat antara lain sebagai berikut:

1. Shalat berjama’ah dan shalat sunnah lainnya

2. Kajian Islam intensif

3. Bimbingan membaca Al-Qur’an

4. Pendidikan Anak-anak Usia Dini (PAUD)

Page 43: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

35 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

5. Pemberdayaan remaja dan akses pendidikan dasar 9 tahun sampai 12 tahun

6. Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan serta partisipasi dalam

kegiatan Posyandu dan Wirausaha

7. Pemberdayaan warga lanjut usia

8. Gerakan zakat, infaq dan shadaqah untuk membantu keluarga pra sejahtera,

termasuk membiayai anak putus sekolah.

9. Pembinaan kewirausahaan dan ekonomi produktif

10. Bimbingan belajar bagi murid dan masyarakat

11. Pengembangan koperasi dan BMT (Baitul Mal Wa Tanwil)

12. Pembinaan kesenian dan olah raga.

13. Perpustakaan.

14. Poliklinik dan pelayanan kesehatan masyarakat

15. Penerbitan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)

16. Advokasi warga masyarakat dan keluarga dengan kebutuhan khusus

17. Pusat gerakan gemar menanam pohon/tanaman produktif dan kebun bergizi

18. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

C. Penyelenggaraan

1. Status dan Beban Kredit

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang dilaksanakan LP2M

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang merupakan kegiatan pengabdian

kepada masyarakat yang disetarakan dengan nilai kredit setara 4 SKS (Satuan Kredit

Semester) dan bersifat wajib.

2. Persyaratan Peserta KKN

a. Mendaftar secara online di website LP2M dan meng-upload data (KST yang

memuat nilai pembekalan KKN dan Sertifikat Baca Tulis Al-Qur’an).

b. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang kurangnya 120 SKS.

c. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus Mata Kuliah pembekalan di tingkat

fakultas.

d. Lulus BTA, dibuktikan dengan sertifikat asli.

e. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan dokter

f. Tidak sedang dalam keadaan hamil.

g. Mendapatkan izin/ rekomendasi dari fakultas (Dekan/WD I).

h. Surat izin atasan langsung bagi yang sudah bekerja dan dari suami bagi mahasiswi

yang sudah menikah.

i. Mengisi formulir yang telah disediakan PPKKN/LP2M.

j. Membuat surat pernyataan kesediaan mengikuti KKN dengan segala

ketentuannya.

k. Menyerahkan pasfoto terbaru ukuran 3 x 4 = 3 lembar.

l. Semua berkas dimasukkan kedalam Map yang telah ditentukan sesuai fakultas

masing-masing dan dikumpul ke LP2M.

Page 44: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

36 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

3. Hak dan Kewajiban Peserta KKN

a. Setiap mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang berhak

mengikuti KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dengan

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

b. Semua peserta KKN WAJIB mengikuti pembekalan, baik di tingkat Fakultas

maupun Universitas (LP2M).

c. Setiap mahasiswa/i yang telah melaksanakan KKN sesuai dengan prosedur

(dinyatakan lulus), berhak mendapatkan sertifikat.

d. Mahasiswa/i WAJIB menyusun laporan kegiatan kelompok dan individu yang

dijilid secara rapi dan WAJIB dikumpulkan 15 hari setelah pelaksanaan KKN

selesai.

e. Laporan Kelompok mencakup semua kegiatan kolompok KKN, data- data yang

didapat selama KKN berlangsung. Sedangkan lapoporan individu sesuai dengan

bidang keilmuan mahasisiwa yang bersangkutan.

f. Mendapat bimbingan dan pengawasan dari DPL dan PPKKN.

g. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik almamater.

4. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN

a. Dosen pembimbing lapangan KKN adalah dosen tetap pada masing-masing

Fakultas di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang berpangkat

(jabatan) edukatif minimal Lektor.

b. Mendaftar secara online di website LP2M.

c. Prosedur penetapan DPL KKN berdasarkan surat LP2M meminta Dekan

mengusulkan calon DPL, lalu Kepala LP2M/Ketua PPKKN mengajukan kepada

Rektor untuk ditetapkan dalam surat keputusan.

d. DPL yang diusulkan, adalah dosen yang telah atau yang bersedia mengikuti TOT

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang diselenggarakan

oleh LP2M UIN Raden Fatah Palembang, mampu bergerak di lapangan serta

memiliki tanggungjawab.

e. Jumlah DPL disesuaikan dengan jumlah peserta KKN.

f. Bila diperlukan, PPKKN berwenang menambah DPL atau mengurangi DPL,

sesuai dengan kondisi lapangan.

5. Hak dan Kewajiban Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

a. DPL harus bersinergi dan berkomunikasi secara baik dengan mahasiswa/i KKN

yang menjadi bimbingannya.

b. DPL wajib mengikuti prosedur yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67.

c. DPL melakukan survey/observasi, mengantar, monitoring dan menjemput ke

lapangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan (1. Ketika survey DPL

berkewajiban berkonsultasi dengan aparat setempat, terutama dalam mencari

pemondokan mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

(usahakan tidak ada istilah sewa). 2. DPL Mencari berbagai informasi terkait

dengan situasi dan kondisi sosial keagamaan dan kemasyarakatan wilayah

Page 45: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

37 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

dimaksud. 3. Menginformasikan poin 1 dan 2 kepada mahasiswa sebagai bahan

awal dalam pembuatan program).

d. DPL wajib melaporkan perkembangan mahasiswa/i KKN yang menjadi binaannya

kepada PPKKN/LP2M.

e. DPL wajib membuat Laporan Individu sesuai dengan perkembangan kondisi KKN

mahasiswa /i yang ditemuinya di lapangan.

f. DPL berkewajiban memeriksa hasil laporan/ penelitian mahasiswa/i dan

memberikan penilaian.

g. DPL berkewajiban mengumpulkan SK pembentukan Posdaya di wilayah

bimbingan yang dibentuk bersama masyarakat dan ditandatangani oleh Pejabat

Daerah setempat (Camat atau Kades/Lurah) kepada Panitia KKN Tematik Posdaya

Berbasis ABCD Angkatan ke-67 setelah melaksanakan monitoring di lapangan.

h. DPL mendapatkan fasilitas biaya perjalanan/ transport sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

i. DPL akan mendapatkan sertifikat dengan bobot 2 SKS.

j. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta KKN dalam proses

bermasyarakat dan terjun langsung ke lapangan bersama-sama dengan peserta

KKN.

k. Menanamkam disiplin di kalangan peserta dalam mengikuti dan menunaikan tugas-

tugas KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67.

l. Menampung segala persoalan yang timbul di lokasi dan mencari jalan keluar serta

pemecahannya secara cepat dan tepat.

m. Menjemput dan memamitkan peserta KKN di bawah bimbingannya kepada pejabat

dan masyarakat setempat pada waktu penarikan peserta dari lokasi.

6. Lokasi KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67

Kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dilaksanakan di

Kota Palembang dah Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan yang dipilih oleh LP2M

atas izin Rektor UIN Raden Fatah Palembang, bekerja sama dengan Pemkot

Palembang dan Pemkab Banyuasin, dengan sasaran utamanya pengembangan asset

komunitas tersebut. KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang

bertempat di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin tersebar dalam beberapa

Kecamatan.

7. Jangka Waktu KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67

Kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dilaksanakan

selama 1,5 bulan atau 45 (Empat Puluh Lima) hari, terhitung mulai tanggal 07

Februari 2016 s/d 23 Maret 2016 untuk Kabupaten Banyuasin dan mulai tanggal 08

Februari 2016 s/d 24 Maret 2016 untuk wilayah Kota Palembang.

8. Jumlah Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67

Jumlah peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017

diikuti oleh 1895 peserta, terdiri dari 5 Fakultas yang berada dilingkungan UIN Raden

Fatah Palembang.

Page 46: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

38 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

D. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017

dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana, persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan

dan pelaporan.

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilaksanakan LP2M mencakup koordinasi internal antara LP2M,

Rektorat berkaitan dengan wilayah/Kab/Kota yang akan menjadi sasaran KKN dan

pihak fakultas untuk mensosialisasikan dan mengumumkan kepada mahasiswa calon

peserta KKN, demikian pula dengan calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Sedangkan koordinasi eksternal dimulai dari koordinasi dengan pihak

Kabupaten/Kota yang akan menjadi sasaran KKN, termasuk instansi pemerintah

terkait di wilayah setempat. Selain itu juga berkoordinasi dengan beberapa instansi

terkait diantaranya Kantor Kementerian Agama wilayah Sumatera Selatan dan

Kabupaten/Kota. Agar KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun

2017 berkualitas dan efektif, perlu menghadirkan narasumber yang berkompeten

seperti BKKBN, BNN, Pakar ABCD, Pemda (Pemkab/Pemkot) yang akan menjadi

lokasi KKN, DPL serta Pimpinan Institut yang terlibat.

2. Persiapan

Persiapan meliputi pendaftaran mahasiswa/i calon peserta KKN Tematik Posdaya

Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017, penentuan sekaligus izin wilayah tujuan

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 atas persetujuan

Rektor. Setelah mendapatkan persetujuan dari Pemkab/Pemkot, ditindak lanjuti

dengan melakukan konsultasi kepada aparat terkait untuk menetapkan calon lokasi

tujuan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 di

Pemkab/Pemkot setempat. Tahap berikutnya kunjungan penjajakan (survey) untuk

menentukan lokasi dan mengidentifikasi secara umum isu-isu strategis keagamaan

serta aset komunitas yang dimiliki berupa individu, sosial, pendidikan, kesehatan,

kewirausahaan dan lingkungan. Isu dan aset strategis tersebut digunakan sebagai

landasan sosial bagi pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan

ke-67 tahun 2017.

3. Pembagian Lokasi

Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 dibagi

beberapa kelompok, tiap kelompok berjumlah anggota perkelompok 8 orang dengan

mempertimbangkan:

a. Pemerataan Jurusan/Fakultas

b. Jenis Kelamin

c. Kemampuan, disesuaikan dengan permasalahan dan kondisi lokasi

NB. Ketentuan jumlah untuk masing-masing kelompok disesuaikan dengan

banyaknya peserta KKN dan jumlah tempat yang menjadi sasaran KKN.

4. Pendataan dan Pemetaan

Page 47: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

39 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Langkah utama pembentukan Posdaya adalah pemetaan sasaran. Pemetaan ini

dilakukan oleh aparat setempat dibantu oleh para mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya

Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017. Pemetaan tersebut dimulai dengan

pendataan seluruh keluarga untuk lingkup 1 RW/kampung/dusun. Jika pendataan

sudah dilakukan, maka dapat dibuat peta sebagai landasan kerja. Untuk Tahap II, III

dan seterusnya pendataan dan pemetaan perlu diperbarui jika ada tenggang waktu

antara Tahap I dan tahap berikutnya. Keluarga dipetakan menurut kondisi berdasarkan

indikator yang disepakati. Pertama, kondisi keagamaan yang meliputi aktivitas

ibadah, pendidikan keagamaan dalam keluarga, serta budaya Islami yang

dikembangkan dalam keluarga dan lingkungannya. Kedua, klasifikasi berdasarkan

kesejahteraan meliputi keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera

II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III Plus. Secara lebih terperinci

kondisi keluarga juga dapat dibedakan menurut segmentasi/ tahapan umur penduduk,

partisipasi sekolah, untuk Pasangan Usia Subur (PUS), dibedakan yang hamil, punya

Balita dan Batita, dan status KB. Kelompok penduduk juga dibedakan atas Remaja

dan Dewasa, Penduduk Lansia dan secara khusus Peserta Usaha Ekonomi Produktif.

Pendataan dengan menggunakan register, formulir, dan buku rekapitulasi sebagai

instrumen untuk menggambarkan kondisi keluarga untuk dipetakan. Indikator

keluarga sejahtera dan kondisi masing masing segmentasi itu merupakan indikator

mutable, artinya yang bersangkutan bisa mengubahnya dengan mudah sehingga

penempatan sebuah keluarga di dalamnya akan menumbuhkan kesadaran setiap

keluarga untuk mengubah dirinya secara mandiri. Pendataan juga perlu dilakukan

untuk mengidentifikasi kelembagaan yang sudah ada, seperti Posyandu, PAUD,

UPPKS, Koperasi, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja, (BKR) Bina

Keluarga Lansia (BKL) serta lembaga lainnya. Dalam pendataan ini perlu dipelajari

susunan pengurus, aktifitas yang dilakukan, jumlah peserta, dan kemandirian

lembaga.

5. Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67

KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 dilaksanakan

satu kali dalam satu tahun. Kegiatan keagamaan dan pemberdayaan masyarakat

menjadi mainstream dari seluruh kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD

Angkatan ke-67 tahun 2017. Adapun pelaksanaan kegiatan ini mencakup tiga tahap

sebagai berikut.

Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya

Tahap ini dimulai setelah mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD

Angkatan ke-67 tahun 2017 mengadakan pendekatan kepada masyarakat di

wilayahnya masing-masing, terutama dengan tokoh-tokoh masyarakat, mulai dari

Rw/Rt/Kades/Lurah, Kadus, Ketua/ pengurus Masjid, karang taruna, remaja masjid,

sesepuh masyarakat dan yang lainnya. Pendekatan yang ditempuh bisa dengan cara

silaturrahmi langsung atau dengan mengadakan beberapa kali pertemuan secara resmi

guna mensosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang Posdaya. Selain

Page 48: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

40 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

sosialisasi juga membangun komitmen bersama, menggalang dukungan dan fasilitasi

pembentukan Posdaya.

Sebelum pembentukan posdaya, mahasiswa KKN bersama-sama dengan calon

pengurus posdaya melakukan kegiatan pendataan untuk identifikasi masalah,

inventarisasi potensi dan penetapan sasaran. Hasil pendataan untuk kondisi sasaran ini

kemudian dipetakan. Hasil pendataan tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk

menggelar sarasehan dengan menghadirkan Takmir Masjid, Remaja Masjid, Kepala

Desa/Lurah, sesepuh dan tokoh masyarakat serta anggota masyarakat setempat,

utamanya sasaran prioritas, bisa dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi atau

lingkungan. Dalam sarasehan tersebut sekaligus ditetapkan ketua dan pengurus

posdaya, nama kelompok posdaya, penyusunan rencana dan program kerja. Ingat!

mahasiswa KKN hanya sebagai fasilitator dan sama sekali tidak terlibat dalam

kepengurusan. Maksudnya agar masyarakat tidak ada ketergantungan dengan

mahasiswa/i.

Selanjutnya pengurus posdaya bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan

program atau kegiatan sederhana yang sudah disepakati secara mandiri. Pada tahap

awal ini, mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun

2017, selain menjadi fasilitator juga dapat membantu dengan memposisikan diri

sebagai anggota posdaya setempat.

Tahap II : Kegiatan Pembinaan Posdaya

Dalam tahap pembinaan Posdaya tersebut pengurus melaksanakan rencana kegiatan,

utamanya dimulai dengan rencana kegiatan ekonomi untuk mengajak masyarakat

mengembangkan usaha mikro secara gotong royong atau usaha bersama. Keluarga

yang mempunyai kegiatan ekonomi mengajak tetangganya untuk ikut berlatih dengan

membentuk kelompok dan mengikuti kegiatannya. Pengurus mulai mengundang ahli-

ahli, untuk mengajar warganya dengan keterampilan yang bisa dikembangkan

menjadi usaha sederhana atau usaha bersama yang menguntungkan. Pengurus juga

bisa mengundang tenaga pelatih dari instansi terkait dan mulai mencari sumber dana

untuk kegiatan anggotanya dalam bidang ekonomi mikro.

Tahap III : Pengembangan Posdaya

Dalam tahap ini Pengurus Posdaya mengajak anggotanya mengidentifikasi anak-anak

usia sekolah yang belum atau tidak sekolah. Secara gotong royong anak-anak yang

belum atau tidak sekolah itu dianjurkan dan dibantu oleh sekolah dan/atau keluarga

mampu. Prinsipnya setiap anak usia sekolah harus sekolah. Jika orang tuanya tidak

mampu diusahakan secara gotong royong untuk oleh dibantu keluarga yang mampu.

Kalau memungkinkan segera dibentuk atau dikembangkan kegiatan Bina Keluarga

Balita (BKB) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Anak-anak dibawah usia lima

tahun, utamanya anak keluarga kurang mampu, diusahakan dan didorong ikut

kegiatan BKB atau kegiatan PAUD. Orang tua dari anak balita tesebut, segera setelah

anak-anak balitanya mengikuti kegiatan belajar di PAUD, dipisahkan dari anak-

Page 49: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

41 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

anaknya dan diusahakan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan. Setelah

mengikuti pelatihan mereka dianjurkan untuk magang pada usaha apa saja yang ada di

desa atau dusunnya. Jika telah mahir, dan tetangganya membuka cabang usaha,

mereka bisa bekerja bersama dengan pengusaha tersebut sebagai mitra kerja dengan

bantuan dan fasilitas Posdaya.

Apabila pengembangan pendidikan dan pelatihan telah berjalan dengan baik, maka

pengurus segera mengembangkan upaya untuk revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu). Kalau perlu mengundang dan memberi fasilitas kepada bidan untuk

membuka praktik sebagai bidan desa. Diupayakan pula tersedianya fasilitas yang

diperlukan agar bidan bersedia tinggal di desa. Dalam rangka pengembangan KB,

Kesehatan dan Gizi, maka dianjurkan agar masyarakat membangun Kebun Bergizi,

yaitu menanam tanaman bergizi di halaman masing-masing. Tanaman bergizi tersebut

merupakan bahan makanan atau sayur yang bisa langsung dimasak untuk

memperbaiki kebutuhan gizi keluarga. Halaman sekitar masjid, jika memungkinkan

juga bisa digunakan untuk model kebun bergizi.

Pengembangan kegiatan di lapangan itu dilakukan secara bertahap dalam bentuk

sederhana dan mudah ditiru. Keberhasilan kegiatan tidak diukur dari mutu atau bentuk

program yang dilaksanakan, tetapi utamanya keberhasilan partisipasi yang tinggi dari

keluarga setempat. Disamping ukuran partisipasi, perlu diperhatikan bahwa keluarga

kurang mampu merupakan partisipan yang bekerja keras dengan dukungan dan

fasilitasi keluarga yang lebih mampu. Apabila selama 6 bulan program yang telah

dirancang belum dapat diselesaikan dengan baik, maka program tersebut dapat

dilanjutkan oleh mahasiswa KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

tahun 2017 periode berikutnya, atau dilakukan oleh dosen dalam kegiatan pengabdian

kepada masyarakat.

6. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan juga PPKKN

pada pertengahan kegiatan. Contoh-contoh formulir untuk monitoring dilampirkan

dalam Petunjuk Teknis ini.

Evaluasi KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017

dilakukan terhadap kinerja Tim dan anggotanya, mencakup partisipasi dalam

pembekalan dan ujian pembekalan, pelaksanaan kerja lapangan dan penyusunan

laporan/penelitian. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengumpulan informasi untuk

mengetahuai tanggapan dan persepsi mitra kerja dan masyarakat. Bentuk dan jenis

evaluasi dibuat sederhana tetapi diharapkan mencakup partisipasi keluarga dalam

berbagai kegiatan di lingkungan Posdaya.

Substansi laporan kegiatan yang harus disusun oleh mahasiswa/i mencakup hasil:

Page 50: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

42 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Tahap I

a. Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan masyarakat.

b. Peta keluarga dalam lingkungan Posdaya.

c. Rancangan penyelenggaraaan dan hasil lokakarya.

d. Jenis, bentuk kegiatan Posdaya dan susunan Pengurus.

Tahap II, III dan Seterusnya.

a. Catatan tentang perkembangan dan masalah yang dijumpai dalam pengembangan

Posdaya dan kegiatannya, khususnya menyangkut jumlah keluarga yang ikut aktif

dalam kegiatan wirausaha, pendidikan dan pelatihan, kegiatan KB, kesehatan

dan Posyandu pada umumnya, serta upaya pemeliharaan lingkungan, kebun

bergizi, yang menguntungkan keluarga kurang mampu.

b. Laporan pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

tahun 2017 dibuat oleh peserta KKN secara individu dan kelompok. Laporan

kelompok berupa data- data dan kegiatan selama KKN, sedangkan laporan

individu disesuaikan dengan bidang keahlian masing- masing mahasiswa.

c. Catatan untuk tindak lanjut KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD pada periode

berikutnya.

Page 51: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

43 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

BAB IV

TATA TERTIB PESERTA

A. Pelaksanaan

1. Setiap peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017

bersedia ditempatkan di lokasi KKN dan harus tetap berada dilokasi yang telah

ditetapkan.

2. Mengikuti upacara-upacara, seperti serah terima peserta KKN Tematik Posdaya

Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 dari Rektor/PPKKN ke PEMKAB

Banyuasin dan Pemkot Palembang atau ke tempat lain yang diprogramkan dan

penarikan kembali/perpisahan.

3. Mengikuti secara penuh kegiatan sosialisasi dan pembekalan.

4. Menyusun rencana kerja KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

tahun 2017 sesuai dengan keadaan lokasi dengan bimbingan Dosen

Pembimbing Lapangan (DPL) dan atas hasil pertemuan dengan masyarakat,

seperti mengadakan pertemuan/ diskusi antara peserta KKN, DPL dan tokoh

masyarakat. Mengadakan pertemuan untuk penemuan serta pemecahan problema-

problema dalam masyarakat. Usaha dan cara meningkatkan kemampuan masyarakat

terhadap pelaksanaan pembangunan serta usaha dan cara meningkatkan kemampuan

masyarakat terhadap pemecahan problema-problema yang dihadapi.

5. Melaksanakan semua kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-

67 tahun 2017 dengan tetap berkoordinasi dengan DPL, Tokoh Masyarakat dan

Pihak Pemerintah setempat.

6. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan

tujuan, tugas dan kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

tahun 2017 UIN Raden Fatah dan bekerjasama dalam melaksanakan program dalam

tim.

7. Menjaga nama baik Almamater UIN Raden Fatah, dengan sikap antara lain:

a. Ramah, sopan santun, berahlak mulia serta menunjukkan kepribadian yang

luhur.

b. Hidup secara kekeluargaan dan sederhana ditengah masyarakat.

c. Menetralisir dan menghindarkan diri dari keter-libatan ke dalam “kelompok-

kelompok” di masyarakat.

d. Sedapat mungkin menghindari masalah Khilafiyah dan hal-hal yang dapat

meresahkan masyarakat.

e. Memberikan contoh yang baik dalam amaliah keagamaan sehari-hari.

f. Bijaksana dalam menghadapi masalah-masalah baru yang timbul, dengan

terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan pihak terkait, seperti pemerintah

setempat, DPL dan Tokoh Masyarakat.

g. Siap sedia membantu masyarakat dalam memecahkan persoalan yang mereka

hadapi, sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan, baik dibidang mental

spiritual maupun pisik material sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

h. Berpakaian rapi, sopan dan pantas, menghindarkan diri dari tata cara yang

dapat menimbulkan sifat anti masyarakat.

Page 52: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

44 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

i. Khusus bagi Peserta putri, agar memakai busana muslimah dan tidak memakai

make up dan perhiasan yang berlebihan.

j. Peserta putra agar tidak berambut panjang sampai menutupi kerah baju.

k. Memakai almamater UIN Raden Fatah, terutama pada setiap kegiatan.

l. Tidak berjalan berduaan, laki-laki dan perempuan terutama di malam hari.

m. Memperhatikan tatacara dan adat istiadat di lokasi KKN dan sedapat mungkin

beradaptasi.

8. Tidak dibenarkan ikut serta dalam kegiatan politik praktis.

9. Tidak meninggalkan lokasi KKN, kecuali karena alasan yang sangat penting dan atas

sepengetahuan dan seizin Ketua Ketua Kelompok dan Lurah/Kades/dusun.

10. Tidak bertindak diluar sifat-sifat seorang intlektual, seperti ber- kelahi dengan sesama

peserta atau dengan masyarakat dan sebagainya, berbuat kriminal dan kegiatan yang

berbau SARA dan menimbilkan keresahan di masyarakat.

11. Jangan menebar isu-isu negatif/propokator. Kalau memang ada indikasi, selesaikan

secara arif dan bijaksana serta berkonsultasi dengan DPL dan PPKKN.

B. Pelaporan

1. Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 wajib

mengumpulkan:

a. Laporan kelompok terkait dengan kegiatan posdaya berbasis ABCD masing-

masing lokasi, data- data yang didapat selama KKN.

b. Laporan individu berupa hasil temuan mahasiswa/i selama melaksanakan

KKN sesuai dengan kompetensi keilmuan program studi masing-masing.

2. Peserta harus selalu berkonsultasi dengan DPL untuk penyelesaian laporan

akhir/laporan hasil penelitian individu dan kelompok.

3. Menyerahkan laporan individu dan kelompok kepada masing-masing DPL, paling

lambat dua minggu (15 Hari) setelah KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD

Angkatan ke-67 tahun 2017 berakhir. Selanjutnya oleh DPL diserahkan kepada

PPKKN.

4. Laporan Individual dan Kelompok dirubah kedalam format pdf dan dibakar ke dalam

CD. (Contoh lihat pada lampiran X)

C. Sanksi- Sanksi

Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib di atas, maka kepada peserta yang

melanggar dikenakan sanksi sebagai berikut:

1. Mendapat peringatan dan dapat berakibat atas penilaian:

a. Peringatan biasa, apabila melanggar Tata Tertib untuk pertama kali dan berjanji

tidak akan mengulangi.

b. Peringatan keras apabila melakukan pelanggaran kedua kali, dan berakibat

terhadap penilaian.

2. Pembatalan sebagai peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-

67 tahun 2017 KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017

Page 53: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

45 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

dan atau dinyatakan TIDAK LULUS, apa bila meninggalkan lokasi KKN lebih dari

20 % masa KKN.

3. Scorsing dan atau pemberhentian sebagai mahasiswa UIN Raden Fatah apabila

terbukti melakukan tindakan asusila, SARA dan politik praktis.

Page 54: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

46 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran I:

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD

Angkatan ke-67 tahun 2017

(Oleh Stakeholder)

Nama Posdaya : ……………………………………………………

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan di bawah ini

2. Berilah tanda (√) pada alternatif jawaban sesuai dengan pilihan Bapak / Ibu

1 : kurang, 2 : Cukup; 3 : Baik, 4 : Baik sekali

3. Jawaban bapak / ibu secara jujur/obyektif akan membantu semua pihak dalam

perbaikan pelaksanaan kegiatan Bina Desa yang akan datang.

4. Tidak perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya pada lembar evaluasi ini.

No. Uraian 1 2 3 4

Kurang Cukup Baik Baik sekali

1. Kesesuaian kegiatan dengan kebutuhan

masyarakat

2.

Ketercapaian tujuan pengabdian

masyarakat tematik posdaya secara

umum

3. Bentuk kegiatan pemberdayaan yang

dilakukan

4. Metode pendampingan yang digunakan

5. Kompetensi mahasiswa dalam peran

pendampingan

6. Efektifitas kinerja mahasiswa dalam

pengabdian masyarakat tematik Posdaya

7. Hubungan sosial antara mahasiswa

dengan tokoh masyarakat / tokoh agama

8. Respon masyarakat terhadap program

KKN tematik Posdaya berbasis ABCD

9.

Partisipasi masyarakat dalam mendukung

program KKN tematik Posdaya berbasis

ABCD

10. Dukungan pemerintah untuk pelaksanaan

KKN tematika posdaya berbasis ABCD

No. Uraian 1 2 3 4

Kurang Cukup Baik Baik sekali

11.

Terdapat kemajuan desa/ kelurahan

setelah program KKN tematik Posdaya

berbasis ABCD dilaksanakan

Page 55: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

47 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

12.

Terdapat Rencana tindak lanjut dari

program KKN tematik Posdaya berbasis

ABCD

13.

Harapan masyarakat terhadap KKN

tematik Posdaya berbasis ABCD dapat

dilanjutkan tahun depan

Saran – saran:

1.

2.

3.

4.

5.

Page 56: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

48 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran II:

FORMAT CARA PENYELENGGARAAN LOKAKARYA MINI

A TEMPAT KEGIATAN:

Masjid atau Ruang pertemuan di lingkungan Setempat

B. WAKTU PENYELENGGARAAN:

Kegiatan ini dilaksanakan selama (2 jam 30 menit) pada pagi hari jam 09 – 11.30 atau

sore hari jam 15.00 – 17.30, atau malam hari jam 19.30 – 21.30

C PESERTA:

1. Ulama/ Tokoh Agama

2. Tokoh Adat

3. Pengurus Komunitas/ Peguyuban/ kelompok Tani dll

4. Pengurus Remaja Karang Taruna

5. Pengurus Majlis Taklim

6. Perangkat Desa

7. Para Kader

8. Unsur keluarga pra sejahtera

D BAHAN:

1. Makalah Rencana Kerja

2. Rekomendasi Hasil Pendataan Aset Komuitas dan Masyarakat

3. Identifikasi masalah, potensi lembaga/ Komunitas

E SUSUNAN ACARA:

1. Kata Pengantar Dosen Pembimbing lapangan / Ketua Tim Mahasiswa.

2. Sambutan Kepala Desa/ Dusun/ Lurah/ RW

3. Paparan Rencana Program oleh Penyaji (Calon Ketua Posdaya/ Mahasiswa)

4. Masukan/ Saran dari Tokoh/ Ketua Lembaga/ Kader

5. Tanggapan masukan/ saran dari peserta

6. Jawaban Penyaji dan Catatan Perbaikan Rencana Kerja

7. Pemilihan Calon Pengurus/ Formatur Posdaya Berbasis ABCD

8. Penutup/ Doa oleh Tokoh Agama

Page 57: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

49 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran III:

Out Line

LAPORAN KKN - Kelompok

(Untuk Mahasiswa/i)

Halaman depan

Halaman pengesahan

Daftar isi

Kata pengantar

Bab I : Pendahuluan

a. Profil Posdaya (Dilengkapi dengan foto)

b. Profil Posdaya Berbasis ABCD (Dilengkapi susunan pengurus Posdaya)

c. Data dan Peta Aset Individu dan Komunitas/ Lembga (Dilengkapi

gambar peta)

Bab II : Pelaksanaan Program KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan

ke-67 tahun 2017

a. Bidang pengembangan Posdaya (Dilengkapi dengan foto, lihat lampiran

6)

b. Bentuk Kegiatan (Dilengkapi dengan foto)

c. Deskripsi Proses kegiatan (Berisi : Bagaimana langkah – langkah

kegiatan dilakukan, pengalaman menarik, faktor pendukung, kendala dan

solusi, dilengkapi dengan foto kegiatan)

d. Hasil kegiatan (Berisi : Perubahan yang terjadi dan produk – produk hasil

kegiatan pendampingan)

e. Keberlanjutan Program (Berisi : Rumusan rencana tindak lanjut

berdasarkan Prioritas program)

Bab III : Penutup

a. Kesimpulan

b. Rekomendasi

Lampiran:

Disusun sesuai dengan format lampiran dalam buku pedoman pelaksanaan KKN Tematik

Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017.

Page 58: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

50 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran IV:

COVER Untuk Mahasiswa

LAPORAN KEGIATAN

KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA

TEMATIK POSDAYA BERBASIS ABCD

ANGKATAN KE- 67

JUDUL KEGIATAN

Dan

LOKASI

Oleh :

LOGO UIN RADEN FATAH

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2017

Diisi Nomor

Kelompok

Page 59: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

51 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran V:

PENGESAHAN LAPORAN KKN KELOMPOK ......

Setelah diverifikasi oleh Tim Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Angkatan 67 Tahun 2017

Tematik Posdaya Berbasis ABCD pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat, pada :

Hari / Tanggal : .........................../............ April 2017

Tempat : LP2M UIN Raden Fatah Palembang

Nama Ketua : 1. Nama/NIM

Anggota 2.....................

3..dst....

Judul Laporan :

Maka Laporan KKN Saudara/i dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna

memperoleh nilai akhir dan sertifikat KKN.

TIM PENGESAHAN

Palembang, ........ April 2017

Ketua LP2M

Dr. Syefriyeni, M.Ag

NIP. 197209011997032003

Dosen Pembimbing Lapangan

.................................................

NIP.

Page 60: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

52 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

PENGESAHAN LAPORAN KKN INDIVIDU

Setelah diverifikasi oleh Tim Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Angkatan 67 Tahun

2017 Tematik Posdaya Berbasis ABCD pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat, pada :

Hari / Tanggal : .........................../............ April 2017

Tempat : LP2M UIN Raden Fatah Palembang

Nama : ...........................................................

NIM :...........................................................

Fak / Prodi : ...........................................................

Judul Laporan : ...........................................................

Maka Laporan KKN Saudara/i dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna

memperoleh nilai akhir dan sertifikat KKN.

TIM PENGESAHAN

Palembang, ........ April 2017

Ketua LP2M

Dr. Syefriyeni, M.Ag

NIP. 197209011997032003

Dosen Pembimbing Lapangan

.................................................

NIP.

Page 61: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

53 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran VI:

Out Line:

LAPORAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

Halaman depan

Halaman pengesahan

Daftar isi

Kata pengantar

Bab I : Pendahuluan

a. Kondisi Obyektif Posdaya

b. Profil Posdaya (Dilengkapi susunan pengurus)

c. Profil Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67

tahun 2017

Bab II : Pelaksanaan Program

a. Bentuk Kegiatan Mahasiswa (Dilengkapi dengan foto)

b. Bentuk Pendampingan oleh DPL (Dilengkapi dengan foto kegiatan)

c. Deskripsi Proses Pendampingan kepada Mahasiswa (Dilengkapi dengan

foto)

d. Hasil pendampingan (Berisi: Perubahan yang terjadi bagi mahasiswa

dan Masyarakat)

e. Keberlanjutan Program (Berisi; Rumusan rencana tindak lanjut

berdasarkan prioritas prioritas program

Bab III : Penutup

a. Kesimpulan

b. Rekomendasi

Lampiran:

1. Lembar monitoring dan evaluasi

2. Nilai peserta KKN dari Takmir / Ketua Posdaya

3. Nilai Peserta KKN dari DPL

Page 62: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

54 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran VII:

COVER Untuk Dosen Pembimbing Lapangan

LAPORAN KEGIATAN

KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA

TEMATIK POSDAYA BERBASIS ABCD

ANGKATAN KE- 67

ALAMAT …………………………….

Oleh :

LOGO UIN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

TAHUN 2017

Diisi Nomor

Kelompok

Dampingan

Page 63: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

55 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran VIII:

Halaman pengesahan untuk Dosen Pembimbing Lapangan

Laporan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKN) Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67

Tahun 2017 disahkan pada tanggal………………………

Ketua LP2M UIN Raden Fatah DPL …………………..

DR. Syefriyeni, M.Ag Dr..........……………….

NIP. 197209011997032003 NIP. …………………….

Catatan :

Warna cover untuk laporan DPL sesuai fakultas adalah:

1. Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Tarbiyah : Kuning

2. Fakultas Syari’ah dan Hukum : Hijau

3. Ushuluddin dan pemikiran Islam : Biru Tua

4. Fakultas Dakwah dan Komunikasi : Abu- Abu

5. Fakultas Adab dan Humaniora : Biru Muda

6. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam : Merah

7. Fakultas Sains dan Teknologi : -

8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : -

9. Fakultas Psikologi : -

Page 64: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

56 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran IX:

CONTOH LAPORAN:

FORMAT LAPORAN INDIVIDU

JUDUL: PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CERITA DI MI ASSALAM DESA

SUKAKAMU KEC. SUKAMAJU KAB. LAHAT

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar laporan yang berisi Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab ini

bisa disamakan dengan proposal atau bab 1 skripis. Tidak menutup

kemungkinan bertambah sesuai dengan latar belakang atau jurusan masing-

masing.

Bab II: LANDASAN TEORI

Bab ini dimaksudkan sebagai deskripsi ilmiah tentang tema penelitian yang

ditulis sesuai dengan tema penelitian. Seperti Defenisi Metode Cerita dalam

Pembelajaran, Manfaat Metode Cerita dan kesulitan metode cerita dalam

sistem pendidikan.

Bab III: KONDISI OBJEKTIF LOKASI PENELITIAN

Bab ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan terkait wilayah yang

menjadi objek penelitian. Bisa berisi Data Objektif Desa, keadaan penduduk

baik Pendidikan, budaya dan sebagainya.

Bab IV: PEMBAHASAN

Bab ini dimaksudkan sebagai inti laporan penelitian. Berdasarkan latar

belakang dan jurusan masing-masing, pembahasan bab ini memaparkan

temuan atau analisis sesuai dengan tema peneltian.

Bab V: KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian.

Page 65: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

57 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

Lampiran X:

Contoh Cover CD :

Page 66: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

58 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

SOP PELAPORAN KKN ANGKATAN KE-67 TAHUN 2017

A. Laporan Kelompok

1. Lembar Pengesahan ditanda tangani DPL dan Ketua LP2M (Lihat Lampiran I)

2. Laporan Kelompok diprint dan dijilid warna cover Biru Muda Untuk Mahasiswa

3. Kumpulkan Laporan Kelompok yang dijilid lengkap dengan Lembar Pengesahan

Laporan KKN Kelompok dan 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Kelompok

secara terpisah.

4. 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Kelompok diambil kembali mahasiswa

untuk discan dimasukkan ke dalam file Laporan kelompok.

B. Laporan Individu

1. Lembar Pengesahan ditanda tangani DPL dan Ketua LP2M (Lihat Lampiran II)

2. Laporan Individu diprint dan dijilid warna cover Biru Muda Untuk Mahasiswa

3. Kumpulkan Laporan Individu yang dijilid lengkap dengan Lembar Pengesahan

Laporan KKN Individu dan 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Individu

secara terpisah.

4. 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Individu diambil kembali mahasiswa

untuk discan dimasukkan ke dalam file Laporan Individu

C. Laporan Softcopy CD (Lihat Lampiran III)

1. Font : Times New Roman & Bold

Size : 12

2. Kertas : Stiker CD

3. Cover Kotak CD : Samakan dengan cover CD

4. Wadah CD : Kotak CD Hitam

5. Isi File :1. Laporan Kelompok Format PDF (Lengkap dengan Lembar

Pengesahan Laporan KKN Kelompok dan CAP LP2M )

2. Laporan Individu Format PDF (Lengkap dengan Lembar

Pengesahan Laporan KKN Individu dan CAP LP2M )

3. Satu Paket Foto Program Unggulan KKN Angkatan 67

4. Satu Paket Vidio Program Unggulan KKN Angkatan 67

6. Nama File : 1. Laporan Kelompok : (Contoh : Kelompok 1)

2. Laporan Individu : NIM-Nama (Contoh : 12540187-Ani)

Page 67: PEDOMAN PELAKSANAAN TEMATIK POSDAYA - LP2M UIN …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf · KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga

59 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017

3. Nama Folder : Foto Program Unggulan KKN Angkatan 67

4. Nama Folder : Vidio Program Unggulan KKN Angkatan 67

D. Tatacara Pengumpulan Laporan

1. Kumpulkan Laporan Individu dan kelompok ke LP2M setelah dijilid dan lembar

pengesahan ditanda tangani oleh DPL.

Kumpulkan paling lambat pada hari :

Senin, 10 April 2017 : Kelompok 1-118

Selasa, 11 April 2017 : Kelompok 119-236

2. Kumpulkan File Softcopy ke dalam CD setelah lembar pengesahan ditanda

tangani oleh DPL dan Ketua LP2M serta di Cap. File Softcopy yang berisi (1)

laporan kelompok, (2) laporan individu, (3) Paket Foto Program Unggulan KKN

dan (4) Satu Paket Vidio Program Unggulan KKN, dikumpulkan karena

program unggulan mahasiswa Tematik Posdaya Berbasis ABCD akan

dikompetisikan antar kelompok KKN. *Foto-foto dan vidio sesuaikan dengan

tema tahun ini

Kumpulkan paling lambat pada hari :

Rabu, 12 April 2017 : Kelompok 1-118

Kamis, 13 April 2017 : Kelompok 119-236

3. Kumpulkan KHS yang memuat Teori Pembekalan KKN Cap Fakultas secara

kolektif perkelompok KKN. Kumpulkan paling lambat pada hari :

Senin, 10 April 2017 : Kelompok 1-236

Catatan :

1. Laporan Dikumpulkan oleh Ketua Kelompok atau mewakili 1 orang

2. Pengumuman ini harap dilaksanakan dengan baik. Agar Penerbitan Sertifikat tidak

terkendala.