pedoman pelaksanaan organisasi mahasiswa …dpmpoltekkessmg.com/uploads/file/ppom 2020.pdf · 2020....
TRANSCRIPT
PEDOMAN PELAKSANAAN ORGANISASI MAHASISWA
KELUARGA BESAR MAHASISWA
TAHUN 2020
DEWAN PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
PEDOMAN PELAKSANAAN ORGANISASI MAHASISWA
KELUARGA BESAR MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
PEMBUKAAN
Visi
Menjadikan Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
sebagai sarana pemersatu persepsi guna tercapainya keselarasan Keluarga Besar Mahasiswa yang
cerdas, kritis, demokratis, dan bertanggung jawab dengan berlandaskan Pancasila
Misi
1. Menjalin hubungan yang baik dan produktif dengan semua elemen yang ada dalam
Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
2. Melakukan kontribusi nyata bagi mahasiswa dan masyarakat
3. Menjadikan organisasi yang selalu belajar dari proses untuk menjadi lebih baik
4. Menjadikan keorganisasian yang demokratis dengan konsep pergerakan yang mencakup
seluruh civitas akademika Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
5. Mengembangkan potensi, inovasi, dan kreativitas mahasiswa dalam organisasi
BAB I
IDENTITAS ORGANISASI
Pasal 1
1. Ikatan organisasi ini bernama Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang yang disingkat KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
2. KBM Poltekkes Kemenkes Semarang didirikan di Semarang tanggal 12 Mei 2002
3. Sekretariat KBM Poltekkes Kemenkes Semarang berkedudukan di kampus pusat
Poltekkes Kemenkes Semarang
Pasal 2
1. Lambang organisasi KBM Poltekkes Kemenkes Semarang adalah :
2. Lambang organisasi KBM Poltekkes Kemenkes Semarang sebagaimana dimaksud ayat 1
memiliki arti sebagai berikut :
a. Tulisan “KELUARGA BESAR MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG” merupakan penegasan nama ikatan organisasi kemahasiswaan di
Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Bentuk dasar segi lima mempunyai arti organisasi kemahasiswaan yang berdasarkan
Pancasila
c. Warna dasar hijau muda melambangkan kesejahteraan mahasiswa
d. Lambang Bakti Husada sebagai simbol Poltekkes Kemenkes Semarang berada di
bawah naungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
e. Enam bintang berwarna kuning melambangkan cikal bakal berdirinya Keluarga
Besar Mahasiswa Poltekkes Depkes Semarang dari enam jurusan yang bersatu dan
beralih nama menjadi Poltekkes Kemenkes Semarang
f. Sebelas kepakan sayap hitam melambangkan cikal bakal berdirinya Keluarga Besar
Mahasiswa Poltekkes Depkes Semarang dari sebelas akademi yang bersatu
3. Lambang sebagaimana dimaksud ayat 1 memiliki arti secara keseluruhan yaitu KBM
Poltekkes Kemenkes Semarang merupakan ikatan organisasi mahasiswa profesional
dengan kematangan intelektual dan dalam implementasinya di bidang kesehatan sehingga
cita-cita yang luhur penuh dengan kedamaian, kesejahteraan, persatuan dan disiplin yang
tinggi meski dinamika mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang sangat beragam.
BAB II
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 3
1. KBM Poltekkes Kemenkes Semarang adalah organisasi yang menampung dan
menyalurkan aspirasi, minat serta mengembangkan potensi mahasiswa
2. KBM Poltekkes Kemenkes Semarang bersifat independen, otonom, dan demokratis
3. KBM Poltekkes Kemenkes Semarang dibina oleh Wakil Direktur III dan dilindungi oleh
Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
Pasal 4
1. Bentuk organisasi KBM Poltekkes Kemenkes Semarang terdiri dari organisasi
kemahasiswaan tingkat pusat dan tingkat jurusan/program studi
2. Organisasi kemahasiswaan tingkat pusat sebagaimana dimaksud ayat 1 terdiri dari :
a. DPM (Dewan Permusyawaratan Mahasiswa)
b. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
c. UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa)
3. Organisasi kemahasiswaan tingkat jurusan/prodi sebagaimana dimaksud ayat 1 terdiri
dari :
a. Dema (Dewan Mahasiswa)
b. Hima (Himpunan Mahasiswa)
c. KKM (Komunitas Kegiatan Mahasiswa)
Pasal 5
KBM Poltekkes Kemenkes Semarang berasaskan Pancasila
Pasal 6
1. KBM Poltekkes Kemenkes Semarang berfungsi sebagai sarana pengembangan diri
mahasiswa ke arah perluasan wawasan, profesionalisme, pengembangan jiwa yang
bersifat demokratis dan toleransi serta pembentukan integritas kepribadian
2. Tujuan KBM Poltekkes Kemenkes Semarang adalah:
a. Mengembangkan wawasan keilmuan mahasiswa
b. Melatih jiwa kepemimpinan dan jiwa demokratis bagi mahasiswa
c. Menampung dan menyalurkan aspirasi serta minat mahasiswa
d. Membina dan mengembangkan aktivitas serta potensi mahasiswa
Pasal 7
Kedaulatan tertinggi berada di tangan mahasiswa yang diwujudkan melalui Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa dan dilaksanakan menurut ketentuan Pedoman Pelaksanaan
Organisasi Mahasiswa
BAB III
ANGGARAN KBM
Pasal 8
1. Anggaran KBM Poltekkes Kemenkes Semarang berasal dari pembiayaan yang dilakukan
di awal registrasi dan selanjutnya disebut Iuran Organisasi Mahasiswa (IOM)
2. Pembagian dana KBM Poltekkes Kemenkes Semarang dengan ketentuan
a. Organisasi kemahasiswaan di tingkat pusat berhak atas 35 % bagian dari keseluruhan
anggaran KBM
b. Organisasi kemahasiswaan di tingkat jurusan/program studi berhak atas 65 % bagian
dari keseluruhan anggaran KBM
BAB IV
DEWAN PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
Pasal 9
Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) adalah lembaga legislatif tertinggi di KBM
Poltekkes Kemenkes Semarang dan merupakan perwujudan dari kedaulatan mahasiswa
Pasal 10
1. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa memiliki fungsi – fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi legislasi yaitu merancang, membuat, dan mengesahkan peraturan
perundangan di KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Fungsi anggaran yaitu merancang, mengajukan, menerima, dan mendistribusikan
anggaran untuk KBM Poltekkes Kemenkes Semarang menurut ketentuan yang
berlaku
c. Fungsi pengawasaan yaitu mengawasi dan mengevaluasi jalannya pemerintahan dan
implementasi peraturan perundangan di KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
d. Fungsi aspirasi yaitu menyediakan wadah untuk menyampaikan aspirasi dan
menindaklanjuti dari dan kepada pihak terkait
2. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Bidang legislasi yaitu merancang, membuat, dan mengesahkan peraturan
perundangan di KBM Poltekkes Kemenkes Semarang menurut ketentuan yang
berlaku
b. Bidang anggaran yaitu menindaklanjuti hasil pemeriksaan laporan
pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan Iuran Organisasi Mahasiswa
dan/atau dana lain yang ditarik dari mahasiswa dan dipergunakan untuk kegiatan
kemahasiswaan
c. Bidang pengawasan yaitu melaksanakan pengawasan dan kontrol terhadap :
1) Kebijakan dan kinerja BEM
2) Kebijakan Poltekkes Kemenkes Semarang
3) Kebijakan jurusan dan/atau program studi
4) Kebijakan anggaran KBM
5) Mengevaluasi kinerja BEM secara keseluruhan
d. Bidang Aspirasi yaitu menampung, menyalurkan, dan menindaklanjuti aspirasi
mahasiswa dari dan kepada pihak terkait
3. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa sebagai perwujudan kedaulatan mahasiswa
memiliki Kewenangan khusus untuk :
a. Memilih dan menetapkan calon Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
serta pasangan calon Presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
b. Menetapkan Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dan pasangan
Presiden dan Wakil Presiden terpilih
c. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
menurut peraturan perundangan yang berlaku
d. Melakukan amandemen terhadap Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa
e. Mengesahkan program kerja yang akan dilaksanakan BEM setiap periode selama
masa kepengurusan
f. Meminta laporan pertanggungjawaban atas program kerja yang telah dilaksanakan
oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
Pasal 11
1. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa memiliki hak – hak dalam rangka melaksanakan
tugas dan kewenagannya. Berikut hak - hak Dewan Permusyawaratan Mahasiswa :
a. Hak Interpelasi adalah Hak untuk meminta keterangan kepada Badan Eksekutif
Mahasiswa mengenai kebijakan yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Hak Angket adalah Hak untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
peraturan perundangan dan/atau kebijakan yang berkaitan dengan hal penting,
strategis, dan berdampak luas pada KBM Poltekkes Kemenkes Semarang yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya,
Dewan Permusyawaratan Mahasiswa berhak mengeluarkan memorandum I yaitu 3
minggu setelah adanya penyimpangan. Memorandum II dikeluarkan 2 minggu setelah
dikeluarkannya memorandum I. Jika tidak ada perbaikan maka Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa berhak mengadakan sidang istimewa
c. Hak Budget adalah Hak untuk mengesahkan rencana angggaran program kerja
dan/atau laporan pertanggungjawaban anggaran serta melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan IOM KBM dan dana lain yang ditarik dari mahasiswa untuk kegiatan
kemahasiswaan
d. Hak Imunitas adalah Hak untuk tidak dapat digangugugat dari segala hasil keputusan
yang dibuatnya
e. Hak Petisi adalah Hak untuk mengajukan usul atau anjuran serta pertanyaan mengenai
suatu permasalahan di KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
f. Hak Amandemen adalah Hak untuk mengadakan perubahan atas kebijakan/peraturan
yang telah dikeluarkan
2. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa memiliki hak – hak lain yang ketentuannya diatur
oleh peraturan perundangan
Pasal 12
Dewan Permusyawaratan Mahasiswa mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Membina demokrasi dalam pemerintahan mahasiswa
c. Menjaga nama baik almamater
d. Menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa serta memfasilitasi tindak lanjut
penyelesaiannya
e. Melaksanakan tugas dan wewenang
Pasal 13
1. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa beranggotakan mahasiswa yang merupakan
perwakilan mahasiswa tiap jurusan di Poltekkes Kemenkes Semarang
2. Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang dipilih
melalui Musyawarah Besar Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
3. Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa berkedudukan sebagai Pemimpin
tertinggi kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Besar Mahasiswa
4. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Umum dibantu oleh alat kelengkapan Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa
5. Alat Kelengkapan sebagaimana dimaksud ayat 4 adalah Deputi, Sekretaris Umum,
Bendahara Umum, dan Komisi – Komisi yang tugas dan kewenangannya diatur oleh
peraturan perundangan
6. Seluruh Anggota Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dilantik oleh Direktur Poltekkes
Kemenkes Semarang
Pasal 14
Masa keanggotaan Dewan Permusyawaratan Mahasiswa adalah satu tahun terhitung sejak
bulan Januari sampai dengan bulan Desember
Pasal 15
1. Masa keanggotaan Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dapat dinyatakan berakhir lebih
cepat apabila :
a. Melanggar Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa dan peraturan lain yang
telah disepakati secara langsung dan terang-terangan
b. Cuti kuliah
c. Sudah tidak menjadi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
d. Mengalami Keterbelakangan Mental dan/atau Jiwa
e. Mengundurkan diri
f. Meninggal dunia
2. Apabila masa keanggotaan Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dalam jabatan Ketua
Umum berakhir sebagaimana dimaksud ayat 1 maka akan digantikan oleh Deputi Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa menurut ketentuan peraturan perundangan
3. Apabila masa keanggotaan Dewan Permusyawartan Mahasiswa berakhir sebagaimana
dimaksud ayat 1 maka akan digantikan menurut ketentuan peraturan perundangan
Pasal 16
Anggaran Dewan Permusyawaratan Mahasiswa adalah sebesar dua puluh tujuh persen (27%)
dari hak IOM KBM tingkat Pusat
Pasal 17
DPM melaporkan pertanggungjawaban kepada Wakil Direktur III Poltekkes Kemenkes
Semarang selaku Pembina Keluarga Besar Mahasiswa pada setiap akhir periode dan tiap akhir
periode tahunan
BAB V
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
Pasal 18
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah lembaga pemerintahan mahasiswa yang
merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi di KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
Pasal 19
Badan Eksekutif Mahasiswa memiliki tugas dan wewenang untuk :
a. Membuat rencana anggaran program kerja dan laporan pertanggungjawaban kegiatan
kemahasiswaan sesuai kewenangannya
b. Melaksanakan dan menjalankan roda pemerintahan bersama Hima dan UKM sesuai
orientasi kebijakan masing - masing
c. Menyelenggarakan pemerintahan mahasiswa berdasarkan Pedoman Pelaksanaan
Organisasi Mahasiswa dan peraturan perundangan lain sesuai ketetapan hukumnya
Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, Badan Eksekutif Mahasiswa memiliki hak :
a. Mendapat penetapan dari Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dan
dilantik oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Memberikan usul dan pendapat kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
melalui Wakil Direktur III demi kemajuan Poltekkes Kemenkes Semarang
c. Membuat keputusan dan/atau peraturan yang dianggap perlu dalam melaksanakan
pemerintahan di Keluarga Besar Mahasiswa
d. Mewakili mahasiswa baik ke dalam maupun ke luar Poltekkes Kemenkes Semarang
Pasal 21
Badan Eksekutif Mahasiswa mempunyai kewajiban :
a. Melaksanakan kewajiban sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Organisasi
Mahasiswa dan peraturan perundangan lain yang berlaku di KBM Poltekkes
Kemenkes Semarang
b. Mengajukan persetujuan rencana anggaran program kerja kepada Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa dan Wakil Direktur III tiap awal periode dan 1 tahun
kepengurusan
c. Memberikan laporan pertanggungjawaban program kerja Badan Eksekutif
Mahasiswa kepada Dewan Permusyawaratan Mahasiswa setelah menyelesaikan
program kerja tiap akhir periode dan pemaparan tutup buku tahunan
d. Melaksanakan amanah Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa dan peraturan
perundangan lain menurut kekuatan hukumnya
Pasal 22
1. Badan Eksekutif Mahasiswa dipimpin oleh seorang Presiden bersama Wakil Presiden
Badan Eksekutif Mahasiswa yang dipilih melalui mekanisme pemilihan raya
2. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa berkedudukan sebagai kepala pemerintahan
Keluarga Besar Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
3. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa berhak mengajukan rancangan undang – undang
kepada Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
4. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dengan persetujuan Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa dapat membuat keputusan, pernyataan sikap, dan/atau advokasi terhadap
pihak – pihak eksternal Poltekkes Kemenkes Semarang
5. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa menjalankan roda pemerintahan mahasiswa dibantu
oleh pembantu presiden
6. Pembantu Presiden sebagaimana dimaksud ayat 5 adalah wakil presiden, menteri, dirjen,
dan staff dirjen
7. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa berhak mengangkat dan/atau memberhentikan
pembantu presiden melalui keputusan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
Pasal 23
1. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dapat diberhentikan oleh Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa apabila dinyatakan telah melanggar Pedoman Pelaksanaan Organisasi
Mahasiswa dan peraturan perundangan lain
2. Presiden dapat diberhentikan sebagaimana dimaksud ayat 1 apabila :
a. Cuti kuliah
b. Sudah tidak menjadi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
c. Mengalami keterbelakangan mental atau Jiwa
d. Mengundurkan diri
e. Meninggal dunia
f. Mengalami Krisis Kepercayaan Publik
g. Melakukan perbuatan tercela
3. Pemberhentian Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dan/atau Wakil Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa dilakukan oleh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa melalui
Sidang Istimewa
4. Sidang Istimewa sebagaimana dimaksud ayat 3 harus dihadiri oleh sekurang – kurangnya
dua per tiga (2/3) dari jumlah seluruh anggota Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dan
disetujui oleh sekurang – kurangnya setengah dari total anggota Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa ditambah satu orang anggota Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (1/2 n +
1).
5. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa yang telah diberhentikan tidak dapat dicalonkan
kembali untuk jabatan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa pada periode berikutnya
6. Apabila masa kepengurusan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa berakhir seperti yang
ditetapkan pada ayat 2 dan/atau diberhentikan dalam Sidang Istimewa maka digantikan
oleh Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa tanpa jabatan wakil presiden
7. Apabila kepengurusan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dinyatakan berakhir
sebagaimana dimaksud ayat 2, maka pemerintahan akan dilaksanakan oleh Menteri
Dalam Negri dan Menteri Luar Negri Badan Eksekutif Mahasiswa secara bersama – sama
menurut urusan pemerintahannya selambat – lambatnya tiga puluh hari (30 hari) setelah
itu, Dewan Permusyawaratan Mahasiswa menyelenggarakan sidang untuk memilih
Presiden dan/atau wakil presiden
8. Pengganti Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa sebagaimana dimaksud ayat 6 dan ayat 7
disebut sebagai Pelaksana Tugas Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
Pasal 24
Masa kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa adalah satu tahun terhitung sejak bulan
Januari – bulan Desember
Pasal 25
1. Masa kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa dapat berakhir lebih cepat apabila :
a. Melanggar PPOM yang telah disepakati secara langsung dan terang-terangan
b. Cuti kuliah
c. Sudah tidak menjadi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
d. Mengalami keterbelakangan mental atau Jiwa
e. Mengundurkan diri
f. Meninggal dunia
g. Diberhentikan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dengan pertimbangan
Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
2. Ketentuan lebih lanjut tentang pemberhentian dan penggantian pengurus Badan Eksekutif
Mahasiswa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
Pasal 26
1. Anggaran Badan Eksekutif Mahasiswa adalah sejumlah yang disepakati dalam
persidangan dan maksimal sebesar tujuh puluh tiga persen (73%) dari hak IOM KBM
tingkat pusat
2. Badan Eksekutif Mahasiswa dapat memperoleh dana lain di luar jatah IOM sebagaimana
dimaksud ayat 1 melalui usaha – usaha dan/atau penarikan dana yang sah guna memenuhi
kekurangan anggaran Badan Eksekutif Mahasiswa
Pasal 27
1. Badan Eksekutif Mahasiswa wajib memberikan rencana anggaran program kerja dan
laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Permusyawaratan Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pasal 21 huruf (b) dan (c) dalam bentuk cetak dan digital menurut ketentuan
peraturan perundangan
2. Badan Eksektif Mahasiswa wajib menyampaikan rencana anggaran program kerja
dan/atau laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
secara terbuka dalam persidangan kerja
3. Ketentuan persetujuan dan/atau penerimaan rencana anggaran program kerja dan/atau
laporan pertanggungjawaban Badan Eksekutif Mahasiswa diatur lebih lanjut dalam
peraturan perundangan lain yang bersifat lebih spesifik
BAB VI
DEWAN MAHASISWA
Pasal 28
1. Dewan Mahasiswa (Dema) adalah lembaga legislatif di tingkat jurusan/program studi
2. Dewan Mahasiswa beranggotakan mahasiswa yang berkedudukan sebagai wakil
mahasiswa di tingkat jurusan/program studi
3. Dewan Mahasiswa dipimpin oleh seorang Ketua Dewan Mahasiswa yang dipilih melalui
Musyawarah Anggota Dewan Mahasiswa
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, Ketua Dewan Mahasiswa membentuk
alat kelengkapan dewan mahasiswa
5. Alat kelengkapan Dewan Mahasiswa sebagaimana dimaksud pasal ayat 4 adalah Wakil
Ketua, Sekretaris, Bendahara,, dan Komisi – Komisi yang pelaksanaannya diatur lebih
lanjut dalam peraturan perundangan
Pasal 29
1. Dewan Mahasiswa dibina dan dilindungi oleh Ketua Jurusan atau Ketua Perwakilan
Jurusan dan/atau Ketua Program Studi
2. Dewan Mahasiswa melaporkan pertanggungjawaban kepada Ketua Jurusan/Ketua
Perwakilan Jurusan dan/atau Ketua Program Studi setiap akhir periode dan tiap akhir
periode tahunan
3. Dewan Mahasiswa dilantik oleh Ketua Jurusan atau Ketua Perwakilan Jurusan
4. Dewan Mahasiswa dapat memberikan usul atau pendapat kepada Ketua Jurusan/Ketua
Perwakilan Jurusan dan/atau Ketua Program Studi demi kemajuan jurusan dan/ program
studi
Pasal 30
Tugas dan wewenang Dema adalah:
a. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja Hima sesuai dengan PPOM dan peraturan
perundangan
b. Menampung, menyalurkan, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa pada lembaga
terkait
c. Meminta dan mengkaji rencana program kerja Hima di awal periode dan laporan
pertanggungjawaban Hima di akhir periode
d. Mengesahkan program kerja Hima
e. Memantau dan menindaklanjuti kebijakan prodi atau jurusan
Pasal 31
1. Dema memiliki hak :
a. Hak Interpelasi
b. Hak Angket
c. Hak Budget
d. Hak Petisi
2. Khusus untuk Ketua Dema, memiliki Hak Amandemen
3. Hak Amandemen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah hak untuk mengadakan
perubahan atas kebijakan/peraturan yang telah dikeluarkan
Pasal 32
Kewajiban Dema adalah :
a. Setiap anggota Dema wajib menjalankan fungsinya sebagai wakil mahasiswa yang
bertanggungjawab
b. Meminta laporan pertanggungjawaban Himpunan Mahasiswa melalui Gubernur
Himpunan Mahasiswa pada setiap akhir kegiatan dan akhir periode
c. Mengumpulkan rencana anggaran program kerja Dema dan Hima kepada DPM di
setiap awal periode
d. Mengumpulkan laporan pertanggungjawaban dan rencana tidak lanjut Dema dan
Hima kepada DPM di setiap akhir periode
Pasal 33
Masa keanggotaan Dewan Mahasiswa adalah satu tahun terhitung sejak bulan Januari sampai
dengan bulan Desember
Pasal 34
1. Masa keanggotaan Dewan Mahasiswa dapat dinyatakan berakhir lebih cepat apabila :
a. Melanggar Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa dan peraturan lain yang
telah disepakati secara langsung dan terang-terangan
b. Cuti kuliah
c. Sudah tidak menjadi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
d. Mengalami Keterbelakangan Mental dan/atau Jiwa
e. Mengundurkan diri
f. Meninggal dunia
2. Apabila masa keanggotaan Dewan Mahasiswa dalam jabatan Ketua Umum berakhir
sebagaimana dimaksud ayat 1 maka akan digantikan oleh Wakil Ketua Dewan
Mahasiswa menurut ketentuan peraturan perundangan
3. Apabila masa keanggotaan Dewan Permusyawartan Mahasiswa berakhir sebagaimana
dimaksud ayat 1 maka akan digantikan menurut ketentuan peraturan perundangan
Pasal 35
Anggaran Dewan Mahasiswa merupakan hasil kesepakatan bersama Hima dalam persidangan
kerja tingkat jurusan/program studi
BAB VII
HIMPUNAN MAHASISWA
Pasal 36
1. Himpunan Mahasiswa (Hima) adalah lembaga eksekutif tingkat Jurusan/program studi
2. Hima dipimpin oleh Gubernur Himpunan Mahasiswa yang berkedudukan sebagai kepala
pemerintahan mahasiswa tingkat jurusan/program studi
3. Gubernur Hima dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh perangkat
Gubernur Hima
4. Perangkat Gubernur Hima sebagaimana dimaksud ayat 3 meliputi Wakil Gubernur Hima,
Sekretaris, Bendahara, dan Divisi yang pelaksanaannya diatur oleh peraturan gubernur
Hima
5. Gubernur Hima langsung membawahi Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) sesuai
dengan kewenangannya
Pasal 37
1. Himpunan Mahasiswa dibina dan dilindungi oleh Ketua Jurusan atau Ketua Perwakilan
Jurusan dan/atau Ketua Program Studi
2. Himpunan Mahasiswa mengajukan persetujuan Rencana Anggaran Program Kerja dan
Laporan Pertanggungjawaban kepada Dewan Mahasiswa dan diketahui oleh Ketua
Jurusan/Ketua Perwakilan Jurusan dan/atau Ketua Program Studi
3. Himpunan Mahasiswa dilantik oleh Ketua Jurusan atau Ketua Perwakilan Jurusan
Pasal 38
1. Gubernur Himpunan Mahasiswa dapat diberhentikan oleh Dewan Mahasiswa apabila
dinyatakan telah melanggar Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa dan peraturan
perundangan lain
2. Gubernur Hima dapat diberhentikan sebagaimana ayat 1 apabila :
a. Cuti kuliah
b. Sudah tidak menjadi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
c. Mengalami keterbelakangan mental atau Jiwa
d. Mengundurkan diri
e. Meninggal dunia
f. Mengalami Krisis Kepercayaan Publik
g. Melakukan perbuatan tercela
3. Pemberhentian Gubernur Hima dan/atau Wakil Gubernur Hima dilakukan oleh Dewan
Mahasiswa melalui Sidang Istimewa Jurusan/Program Studi
4. Sidang Istimewa Jurusan/Program Studi sebagaimana dimaksud pasal 35 ayat 3 harus dihadiri
oleh sekurang – kurangnya dua per tiga (2/3) dari jumlah seluruh anggota Dewan Mahasiswa dan
disetujui oleh sekurang – kurangnya setengah dari total anggota Dewan Mahasiswa ditambah
satu orang anggota Dewan Mahasiswa (1/2 n + 1).
5. Gubernur Hima yang telah diberhentikan tidak dapat dicalonkan kembali untuk jabatan yang
sama pada periode berikutnya
6. Apabila masa kepengurusan Gubernur Hima berakhir seperti yang ditetapkan pada ayat 2
dan/atau diberhentikan dalam Sidang Istimewa Jurusan/Program Studi maka digantikan oleh
Wakil Gubernur Hima tanpa jabatan Wakil Gubernur Hima
7. Apabila kepengurusan Wakil Gubernur Hima dinyatakan berakhir sebagaimana dimaksud ayat
2, maka selambat – lambatnya tiga puluh hari (30 hari) setelah itu, Dewan Mahasiswa
menyelenggarakan sidang untuk memilih Gubernur dan/atau Wakil Gubernur Hima
8. Pengganti Gubernur Hima sebagaimana dimaksud ayat 6 disebut sebagai Pelaksana Tugas
Gubernur Hima
Pasal 39
Hima memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan yang bersifat penalaran dan keilmuan
sesuai dengan program yang dikembangkan oleh masing-masing prodi dan jurusan
b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan Hima tingkat prodi dan jurusan selama tidak
bertentangan dengan PPOM dan peraturan perundangan lain
c. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pengelola prodi atau jurusan terutama
dalam pengembangan prodi
d. Melakukan koordinasi dengan lembaga mahasiswa lain dalam bidang kegiatan
mahasiswa
Pasal 40
Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, Hima memiliki hak :
a. Memberikan usul dan pendapat kepada Ketua Jurusan melalui Dewan Mahasiswa
demi kemajuan jurusan/program studi
b. Membuat keputusan dan/atau peraturan yang dianggap perlu dalam melaksanakan
pemerintahan di jurusan/program studi
c. Setiap pengurus hima berhak menerima Surat Keputusan pengesahan pengurus Hima
dari pihak yang menandatangani berita acara serah terima jabatan
d. Mewakili mahasiswa tingkat jurusan/program studi dalam pengambilan keputusan
tingkat jurusan/program studi dan/atau pusat
Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, Hima memiliki kewajiban :
1. Memberikan dan menyampaikan rencana anggaran program kerja di awal periode dan
periode tahunan kepada Dema melalui mekanisme persidangan kerja
2. Melaksanakan program kerja dengan penuh tanggung jawab dan seoptimal mungkin
sesuai dengan PPOM dan peraturan perundangan lain yang berlaku
3. Memberikan dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan rencana tidak lanjut
kepada Dema setiap akhir periode dan periode tahunan melalui mekanisme persidangan
kerja
4. Mengembangkan dan mewadahi minat dan bakat mahasiswa tingkat jurusan/program
studi
Pasal 42
1. Anggaran Himpunan Mahasiswa merupakan hasil kesepakatan bersama Dema dalam
persidangan kerja tingkat jurusan/program studi
2. Himpunan Mahasiswa berhak mendapatkan dan/atau mencari sumber dana lain yang sah
dan tidak bertentangan dengan PPOM dan/atau peraturan perundangan lain untuk
memenuhi kebutuhan anggaran Himpunan Mahasiswa
BAB VIII
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
Pasal 43
1. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan
minat dan bakat di tingkat pusat di bawah pertanggungjawaban Presiden Badan Eksekutif
Mahasiswa
2. Unit Kegiatan Mahasiswa di tingkat program studi disebut dengan Komunitas Kegiatan
Mahasiswa (KKM)
3. KKM sebagaimana dimaksud ayat 2 adalah organisasi yang mewadahi minat dan bakat
mahasiswa di tingkat program studi
Pasal 44
1. UKM dapat didirikan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Mempunyai visi dan misi yang jelas dan tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku
b. Mempunyai struktur kepengurusan yang jelas
c. Pembuatan UKM berdasar atas kesepakatan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
dengan persetujuan Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
d. Minimal beranggotakan 15 mahasiswa sebagai anggota aktif
2. KKM dapat didirikan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Mempunyai visi dan misi yang jelas dan tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku
b. Mempunyai struktur kepengurusan yang jelas
c. Pembuatan KKM berdasar atas kesepakatan Gubernur Hima dengan disetujui oleh
Ketua Dema
d. Adanya Pengesahan secara resmi oleh Gubernur Hima
Pasal 45
1. Keanggotaan UKM berasal dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
mendaftar dan memenuhi persyaratan menjadi anggota yang telah ditetapkan oleh UKM
tertentu
2. Keanggotaan KKM berasal dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
mendaftar dan memenuhi persyaratan menjadi anggota yang telah ditetapkan oleh KKM
tertentu
3. Anggota UKM dan/atau KKM meliputi :
a. Anggota struktural : Ketua, Wakil Ketua, Bendahara, Sekretaris
b. Anggota fungsional : selain yang disebutkan pada poin a
4. Anggota struktural UKM tidak diperbolehkan menjabat sebagai anggota struktural
Organisasi lain di lingkungan Keluarga Besar Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
5. Ketua UKM dipilih melalui proses demokratis di internal UKM dan dilantik secara
serentak sesama UKM oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
6. Ketua KKM dipilih berdasarkan keputusan Gubernur Hima dan bertanggung jawab
kepada Gubernur Hima
Pasal 46
1. Anggaran UKM bersumber dari Dana UKM yang pembagiannya diatur oleh Presiden
Badan Eksekutif Mahasiswa dan subsidi IOM maksimal sebesar dua puluh lima persen
(25 %) dari hak anggaran IOM Badan Eksekutif Mahasiswa serta diatur dalam peraturan
presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
2. UKM dapat memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan anggaran UKM dengan
cara – cara lain yang resmi/legal
3. KKM berhak mendapatkan dana pembinaan dari Hima menurut Peraturan Gubernur
Hima dan KKM berhak mencari dana tambahan di luar dana kemahasiswaan untuk
pengembangan kegiatan yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan PPOM
Pasal 47
1. UKM dapat dibubarkan menurut peraturan internal UKM dan/atau Peraturan Presiden
Badan Eksekutif Mahasiswa atas persetujuan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dan
Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
2. KKM dapat dibubarkan menurut peraturan internal KKM dan/atau Peraturan Gubernur
Himpunan Mahasiswa atas persetujuan Ketua Dewan Mahasiswa
BAB IX
PERSIDANGAN
Pasal 48
1. Persidangan merupakan forum resmi dan terhormat untuk memutuskan suatu keputusan
penting
2. Persidangan di tingkat KBM Poltekkes Kemenkes Semarang terdiri atas persidangan
kerja, Sidang Istimewa, Kongres Tingkat Tinggi, dan Musyawarah Besar
3. Persidangan Kerja sebagaimana dimaksud ayat 2 bertujuan untuk menyetujui rencana
anggaran program kerja dan laporan pertanggungjawaban Badan Eksekutif Mahasiswa
oleh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
4. Sidang Istimewa sebagaimana dimaksud ayat 2 bertujuan untuk meminta dan mengambil
kesepakatan terhadap pertanggungjawaban Presiden dan/atau Wakil Presiden atas dugaan
pelanggaran terhadap Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa dan/atau peraturan
perundangan lain oleh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
5. Kongres Tingkat Tinggi sebagaimana dimaksud ayat 2 bertujuan untuk memutuskan dan
menetapkan Calon Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa dan pasangan
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa serta menjadi
bahan pertimbangan akhir dalam pemilihan Calon anggota Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa dan/atau Calon Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa untuk masa jabatan
berikutnya
6. Musyawarah Besar sebagaimana dimaksud ayat 2 bertujuan untuk memilih dan
menetapkan Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa oleh Anggota Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa terpilih serta menetapkan alat kelengkapan Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa oleh Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
terpilih
7. Ketentuan terkait persidangan dan mekanismenya diatur lebih lanjut dalam peraturan
Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
Pasal 49
Seluruh Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
dapat melaksanakan persidangan di internal organisasi kemahasiswaan masing - masing
BAB X
PEMILIHAN RAYA
Pasal 50
Pemilihan Raya adalah kegiatan legislatif tertinggi yang melibatkan seluruh mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Semarang untuk memilih Pasangan Presiden dan Wakil Presiden
Badan Eksekutif Mahasiswa oleh Komisi Penyelenggara Pemira (KPP)
Pasal 51
Pemilihan Raya dapat dilaksanakan apabila telah diumumkan pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dalam Kongres Tingkat Tinggi
Pasal 52
1. Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dipilih dalam Pemilihan Raya
dalam satu pasang menurut keputusan Kongres Tingkat Tinggi
2. Calon Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa diusulkan oleh
Dewan Mahasiswa tingkat Jurusan dan mendapatkan dukungan sekurang – kurangnya
sebesar dua puluh persen (20%) dari jumlah Seluruh Anggota Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa dalam Kongres Tingkat Tinggi
Pasal 53
1. Pemilihan Raya diselenggarakan oleh Komisi Penyelenggara Pemira dan diawasi oleh
sebuah Badan Pengawas Pemira yang dibentuk oleh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa
2. Hasil pemilihan raya dihitung dan dikalkulasikan oleh Komisi Penyelenggara Pemira dan
disaksikan oleh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa bersama saksi – saksi di luar
anggota Dewan Pemusyawaratan Mahasiswa
3. Ketetntuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan pemilihan raya diatur dalam peraturan
perundangan
Pasal 54
1. Anggota struktural KBM tidak diperbolehkan merangkap jabatan di anggota struktural
organisasi KBM Poltekkes Kemenkes Semarang
2. Anggota struktural sebagaimana dimaksud ayat 1 adalah ketua, wakil ketua, sekretaris,
dan bendahara
BAB XI
ATURAN PERALIHAN
Pasal 55
Semua peraturan pelaksanaan organisasi kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Semarang
yang telah ada tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan PPOM
BAB XII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 56
1. Hal-hal yang belum diatur dalam PPOM ini akan diatur dan ditetapkan dalam Peraturan
perundangan
2. PPOM ini berlaku setelah ditetapkan dan disahkan oleh Ketua Umum Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa, dan diketahui oleh Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang serta Wakil Direktur III
3. Pedoman Pelaksanaan Organisasi Mahasiswa dapat dilakukan amandemen apabila
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Usul amandemen diajukan secara tertulis oleh anggota Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa kepada Ketua Umum Dewan Permusyawaratan Mahasiswa secara
lengkap tentang isi dan pasal yang akan diubah serta perbaikannnya
b. Hasil amandemen PPOM disetujui oleh lembaga legislatif dengan memperhatikan
pertimbangan dari lembaga eksekutif dan UKM di lingkungan Keluarga Besar
Mahasiswa
c. Pengesahan PPOM dilakukan oleh Ketua Umum Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa dan diketahui oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang serta Wakil
Direktur III
Disetujui
Hari, Tanggal: Minggu, 27 Januari 2019
Pukul : 09.07 WIB
Di: Gedung Teater MST Kampus 1 Poltekkes Kemenkes Semarang