pedoman operasional remediasi dan akses terhadap perbaikan...contoh mekanisme perbaikan negara dan...

37
Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan Juni 2019 Pedoman tata cara perusahaan dapat menjamin remediasi yang tepat dan akses terhadap perbaikan yang terkait dengan komitmen rantai pasokan mereka, termasuk melalui mekanisme pengaduan yang efektif Accountability Framework = Kerangka Akuntabilitas

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

1

Pedoman OperasionalRemediasi dan Akses terhadap Perbaikan

Juni 2019

Pedoman tata cara perusahaan dapat menjamin remediasi yang tepat dan akses terhadap perbaikan yang terkait dengan komitmen rantai pasokan mereka, termasuk melalui mekanisme pengaduan yang efektif

Accountability Framework = Kerangka Akuntabilitas

Page 2: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

© 2019 Accountability Framework initiative. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

DISKLAIMER: Produk kerja ini dimaksudkan sebagai imbauan saja dan bukan sebagai opini atau nasihat hukum tentang persoalan yang ditangani. Pembaca disarankan untuk melibatkan penasihat hukum sejauh yang diperlukan.

Accountability Framework dibuat melalui proses konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk perusahaan, LSM, dan pemerintah, serta mengikuti praktik-praktik yang baik dan berlaku untuk inisiatif multi pihak.

Dokumen ini adalah bagian dari Accountability Framework versi 1.0 (dirilis pada Juni 2019), yang mewakili konsensus anggota Kelompok Pengarah Accountability Framework initiative (AFi) yang berpartisipasi dalam pengembangannya:

Untuk informasi lebih lanjut tentang AFi dan proses pengembangan Framework, silakan kunjungi www.accountability-framework.org

AFi didanai oleh:

Tim utama AFi (sekretariat) dipimpin bersama oleh Rainforest Alliance dan Meridian Institute.

Pakar independent

Inisiatif Kerangka Akuntabilitas bertanggung jawab atas isi dokumen ini, yang mungkin tidak mewakili pandangan para penyandang dana AFi.

Page 3: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

i

Daftar Isi

Tujuan & ringkasan 01

1. Ikhtisar remediasi dan akses terhadap perbaikan 02

2. Tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan akses terhadap perbaikan yang efektif 04

2.1 Membangun mekanisme pengaduan perusahaan yang efektif 04

2.2 Menilai mekanisme pengaduan yang ada 07

2.3 Kerjasama untuk memperkuat mekanisme pengaduan 07

3. Tanggung jawab perusahaan untuk membantu atau bekerja sama dalam perbaikan yang bersifat layak dan adil 09

3.1 Persyaratan untuk perbaikan yang bersifat layak dan adil 09

3.2 Ketika perusahaan perlu membantu atau bekerja sama dalam remediasi 11

3.3 Kapan perusahaan dapat memilih untuk mendukung remediasi pihak lain? 11

3.4 Tanggung jawab perusahaan untuk kerugian yang diwariskan (legacy harms) 12

3.5 The role of remediation plans 13

Lampiran 1: Kriteria dan indikator mekanisme pengaduan perusahaan yang efektif 15

Lampiran 2: Contoh kerangka acuan untuk mekanisme pengaduan perusahaan 20

1.1 Tujuan 20

1.2 Fungsi 21

1.3 Komposisi 22

1.4 Menyampaikan pengaduan 23

1.5 Pencatatan, pengesahan penerimaan, dan pelacakan 25

1.6 Memelihara komunikasi dan pembaruan status 25

Page 4: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

ii

1.7 Investigasi dan pembangunan konsensus 26

1.8 Meminta pendapat dari penasihat dan/atau bantuan teknis 27

1.9 Mengumumkan tindakan dan solusi yang diusulkan kepada publik dan mengawasi pelaksanaan 27

1.10 Resolusi akhir 27

1.11 Monitoring dan evaluation 28

1.12 Mediasi 28

1.13 Evaluasi pihak 29

1.14 Tanpa mengabaikan 29

Catatan akhir 30

Page 5: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

iii

Kredit foto: Wong Hock Weng

Page 6: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

01Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

Tujuan & ringkasanPedoman Operasional ini menjabarkan Prinsip Inti 9 dari Accountability Framework yang menjelaskan bagaimana perusahaan dapat memastikan remediasi yang tepat dan akses terhadap perbaikan yang terkait dengan komitmen rantai pasokan mereka. Dokumen ini berfokus pada perbaikan yang berkenaan dengan masalah Hak Asasi Manusia dan pada keseluruhan proses untuk remediasi. Dokumen pendamping Pedoman Operasional Restorasi dan Kompensasi Lingkungan merinci perbaikan yang tepat untuk deforestasi, konversi ekosistem, dan nilai-nilai konservasi terkait.

Dokumen ini membahas topik-topik berikut:

• Arti dan gambaran remediasi dan akses terhadap perbaikan

• Tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan akses terhadap perbaikan yang efektif

• Tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan, bekerja sama dalam, dan/atau mendukung remediasi yang layak dan adil

• Elemen-elemen mekanisme pengaduan perusahaan (sebagai Lampiran 1)

• Contoh Kerangka Acuan untuk mekanisme pengaduan perusahaan (sebagai Lampiran 2)

Dokumen ini berkaitan erat dengan Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan, yang menguraikan bagaimana perusahaan perlu mengidentifikasi dan mengelola ketidakpatuhan, yang beberapa di antaranya mungkin memerlukan perbaikan. Dokumen ini juga berkaitan erat dengan Pedoman Operasional Penghormatan terhadap Hak-Hak Masyarakat Adat dan Masyarakat Setempat, yang membahas remediasi dan akses terhadap perbaikan dalam konteks dampak buruk terhadap hak asasi masyarakat adat dan masyarakat setempat. Juga relevan dengan Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi, yang mengklarifikasi hubungan antara pemantauan dan mekanisme pengaduan dan menentukan bagaimana proses remediasi yang terkandung dalam rencana perbaikan dapat dimonitor secara efektif.

Page 7: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

02 Accountability Framework

1. Ikhtisar remediasi dan akses terhadap perbaikan

Hukum Hak Asasi Manusia Internasional menegaskan hak atas perbaikan yang efektif ketika terjadi dampak buruk pada hak asasi manusia. Hak atas perbaikan yang efektif terhadap kerugian sosial juga diakui dalam undang-undang nasional dan disertakan ke dalam banyak sekali komitmen sukarela, program sertifikasi, dan inisiatif serta panduan rantai pasokan etis yang serupa. “Dampak buruk terhadap Hak Asasi Manusia” mengacu kepada kejadian-kejadian atau tindakan lalai pihak lain sehingga menghilangkan atau membatasi kemampuan individu atau kelompok untuk menikmati hak asasi mereka.1

Hak atas perbaikan yang efektif dicirikan oleh dua hal, yaitu akses terhadap proses oleh pihak yang dirugikan dan hasil yang dicapai dari proses tersebut.

y Proses: Mekanisme perbaikan yang efektif dapat diakses oleh individu dan kelompok yang terdampak untuk mengajukan pengaduan dan keluhan serta mendapatkan resolusi (lihat Bagian 2). Mekanisme semacam itu harus responsif dan disesuaikan dengan keadaan dan harapan yang sah dari pemegang hak. Mekanisme perbaikan dapat terwujud dalam berbagai bentuk. Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini.

y Hasil: Produk dari mekanisme perbaikan yang efektif adalah perbaikan yang layak dan adil dalam menangani kerugian yang telah terjadi. Remediasi yang layak dan adil dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk permintaan maaf, restitusi, rehabilitasi, restorasi, kompensasi finansial atau non-finansial, sanksi hukuman, penetapan sementara (injunction), dan jaminan ketidakberulangan (guarantee of non-repetition).2 Lihat Bagian 3 dan 4 di bawah ini untuk diskusi lebih lanjut tentang apa yang merupakan perbaikan yang layak dan adil.

Istilah “perbaikan” dan “remediasi” umumnya sama dan keduanya digunakan di sepanjang dokumen ini tanpa ada perbedaan makna (lihat Definisi).

Page 8: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

03Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

KoTAK 1. Jenis-jenis mekanisme pengaduan3

Mekanisme pengaduan negara dapat bersifat yudisial atau non-yudisial, termasuk:

y Prosedur administratif di hadapan badan eksekutif atau kementerian

y Tuntutan hukum pidana dan perdata di hadapan pengadilan negara

y Penyelesaian sengketa di hadapan ombudsman Hak Asasi Manusia nasional

Mekanisme pengaduan non-negara dapat berupa banyak bentuk, termasuk:

y Mekanisme pengaduan perusahaan

y Forum mediasi atau arbitrasi

y Mekanisme pengaduan dari sistem sertifikasi (terkadang dalam forum panel pengaduan)

y Mekanisme penyelesaian sengketa internal masyarakat adat dan masyarakat setempat (IP/LC) yang diatur hukum adat

y Mekanisme pengaduan yang disediakan sebagai bagian dari pendekatan yurisdiksi

Page 9: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

04 Accountability Framework

2. Tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan akses terhadap perbaikan yang efektif

Sebagaimana ditentukan dalam Prinsip Inti 9.2, perusahaan diharapkan untuk membentuk mekanisme pengaduan yang efektif serta menilai mekanisme pengaduan negara dan non-negara yang ada. Perusahaan juga diharapkan untuk mendukung upaya memperkuat dan mempermudah akses terhadap mekanisme tersebut sebagaimana diperlukan untuk membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan pengaduan dalam rantai pasokan mereka. Bagian ini menjabarkan lebih jauh harapan-harapan ini dan apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk memenuhinya.

2.1 Membangun mekanisme pengaduan perusahaan yang efektif

Agar keluhan dapat ditangani lebih awal dan diperbaiki secara langsung, semua perusahaan perlu membangun mekanisme pengaduan efektif yang mudah diakses oleh individu dan masyarakat yang dirugikan yang mungkin terkena dampak buruk dari kegiatan operasional perusahaan tersebut. Ketika dibentuk dan diterapkan dengan tepat, mekanisme pengaduan perusahaan dapat menjadi cara bagi individu atau kelompok yang terkena dampak operasional perusahaan untuk mengajukan pertanyaan, menyatakan keprihatinan, dan mengajukan keluhan resmi. Mekanisme ini berfungsi sebagai alat manajemen risiko yang berharga dengan memberikan sinyal peringatan dini untuk mencegah dan mengurangi masalah, dan memungkinkan perusahaan menganalisis tren dan mengidentifikasi masalah yang sistemik yang kemudian dapat dikaitkan dengan proses perbaikan. Oleh sebab itu, personel perusahaan yang bertanggung jawab untuk memantau komitmen dan melaksanakan rencana aksi dan langkah-langkah mitigasi untuk menghindari dampak buruk bagi manusia dan lingkungan, perlu terlibat dengan mekanisme pengaduan perusahaan. Dengan demikian personel perusahaan dapat mengidentifikasi solusi yang tepat dan menggabungkan pelajaran yang dipetik ke dalam kegiatan remediasi yang direncanakan dan perubahan operasional yang lebih luas. Rincian lebih lanjut mengenai pembentukan mekanisme pengaduan perusahaan yang efektif tertera di bawah:

Page 10: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

05Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

y Di mana membentuk mekanisme pengaduan: Mempertimbangkan bahwa salah satu karakteristik mekanisme pengaduan yang sangat penting adalah aksesibilitasnya:

a) Produsen dan pemasok hulu biasanya perlu memiliki mekanisme pengaduan di tingkat unit produksi/pengolahan lokal atau kumpulan unit terdekat. Mekanisme pengaduan ini harus dibentuk sebelum memulai produksi atau operasi pengolahan, atau, jika belum dibentuk, harus sesegera mungkin. Dalam kebanyakan kasus, harus ada juga organisasi—atau mekanisme tingkat divisi untuk menangani pengaduan yang naik dari mekanisme lokal (termasuk dengan banding), yang memerlukan dedikasi sumber daya yang lebih besar, dan/atau untuk menangani pengaduan sistemik yang berkaitan dengan kebijakan dan praktik bisnis di berbagai operasional.

b) Perusahaan hilir perlu memiliki mekanisme pengaduan sendiri untuk menangani pengaduan dan kekhawatiran mengenai kegiatan operasional mereka sendiri. Perusahaan hilir juga perlu memiliki kebijakan dan praktik untuk mewajibkan dan memastikan bahwa pemasok mereka memiliki mekanisme pengaduan yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara, termasuk persyaratan dalam kebijakan dan kontrak pengadaan serta monitoring dan verifikasi sistem manajemen pemasok; lihat Bagian 3.3 dari Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi untuk informasi lebih lanjut. Bergantung pada bentuk operasional, perusahaan hilir mungkin perlu juga memperluas cakupan pengaduan yang diterima untuk mengatasi kerusakan yang tidak dapat ditangani secara efektif di tingkat lokal (misalnya, karena sumber daya yang langka atau masalah kemandirian), yang membutuhkan dedikasi sumber daya lebih besar, atau yang layak untuk diperiksa lebih luas dan diperbaiki di seluruh pemasok, daerah, dan komoditas yang bebeda-beda.

y Keterlibatan pemangku kepentingan: Mekanisme pengaduan perusahaan perlu dirancang dalam konsultasi dengan para pemangku kepentingan (terutama pihak yang berpotensi mengadu) untuk memaksimalkan kemampuan mekanisme tersebut dalam membantu menyelesaikan perselisihan dengan cara yang efektif, tepat waktu, dan sesuai. Rancangan mekanisme pengaduan juga harus menjaga kerahasiaan (dan anonimitas, jika diminta, perlu ditetapkan, dilaksanakan, dan dikomunikasikan)4 para pengadu, pengungkap fakta, dan saksi-saksi dan harus membantu memastikan bahwa pihak-pihak tersebut ini tidak menjadi korban akibat menuntut atau berpartisipasi dalam perbaikan.5 Konsisten dengan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya, konsultasi ini perlu dilakukan dengan cara yang sesuai budaya dan dengan tujuan inklusivitas (misalnya, kesetaraan gender dan partisipasi kelompok rentan).

Page 11: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

06 Accountability Framework

y Prosedur untuk menentukan kelayakan pengaduan: Mekanisme pengaduan perusahaan harus secara jelas menggambarkan jenis pengaduan yang memenuhi syarat untuk dipertimbangkan dalam ruang lingkup mekanisme, apakah ada batasan waktu untuk mengajukan pengaduan, proses dan jangka waktu di mana pengaduan akan ditinjau dan ditindaklanjuti. Menanggapi setiap keluhan yang diajukan, dalam periode waktu tertentu, perusahaan perlu memberi tahu pengadu apakah keluhannya memenuhi syarat untuk dipertimbangkan dalam ruang lingkup mekanisme pengaduan atau tidak, jika tidak, dapat menyarankan forum lain ( jika tersedia) di mana keluhan ini dapat diajukan dengan benar. Prosedur-prosedur ini perlu dibuat transparan kepada seluruh pemangku kepentingan.

y Tanpa mengabaikan mekanisme lainnya: Mekanisme pengaduan perusahaan perlu menambah dan melengkapi, alih-alih menggantikan mekanisme pengaduan lainnya (lihat Bagian 2.2 dan 2.3, di bawah), kegiatan pelibatan pemangku kepentingan, dan proses perundingan bersama. Mekanisme seperti itu juga seharusnya tidak membatasi atau melemahkan peran serikat pekerja yang memiliki legitimasi dalam menangani masalah-masalah perburuhan, juga tidak mengabaikan hak dari pihak-pihak yang dirugikan untuk mengakses mekanisme pengaduan yudisial atau non-yudisial lainnya yang tersedia di dalam negeri maupun secara internasional.6

Mekanisme pengaduan perusahaan harus memenuhi Kriteria Efektivitas Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia (UNGP). UNGP telah mengidentifikasi delapan kriteria untuk mengevaluasi efektivitas mekanisme pengaduan perusahaan: sah, dapat diakses, dapat diprediksi, transparan, sepadan dengan hak, sumber pembelajaran kontinu, dan berdasarkan keterlibatan dan dialog. Lihat Lampiran 1 untuk gambaran kriteria dan contoh-contoh komponen prosedural dan indikator untuk mengevaluasinya.

Contoh kerangka acuan untuk mekanisme pengaduan perusahaan disediakan dalam Lampiran 2. Praktik yang baik untuk pengembangan mekanisme pengaduan meliputi:

y merancang skala mekanisme yang sepadan dengan tingkat kompleksitas risiko serta dampak lingkungan dan sosial perusahaan

y menciptakan prosedur yang mudah dimengerti, terpercaya, dan sesuai dengan budaya

y memastikan aksesibilitas sehingga para pemangku kepentingan tahu harus menghubungi siapa dan ke mana

y menentukan jangka waktu untuk penerimaan, peninjauan, dan inisiasi tindakan untuk menyelesaikan pengaduan dalam rangka membantu mengembangkan tanggapan yang tepat waktu dan prediktabilitas bagi mereka yang menggunakan mekanisme tersebut

y mendokumentasikan setiap langkah dalam proses

Page 12: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

07Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

2.2 Menilai mekanisme pengaduan yang adaSebagai bagian dari proses uji tuntas awal (atau retroaktif, jika tidak dilaksanakan sebelumnya), perusahaan perlu menilai kesesuaian mekanisme pengaduan negara dan non-negara yang ada (Kotak 1 di atas). Hal ini dapat dilakukan sebagai bagian dari penilaian hukum yang berlaku ketika mengevaluasi masalah-masalah seperti risiko dampak buruk yang berkaitan dengan kesetaraan di hadapan hukum, akses terhadap keadilan, dan keseluruhan hak terhadap perbaikan yang efektif (lihat Pedoman Operasional Hubungan antara Komitmen Sukarela dan Hukum yang Berlaku). Analisis ini perlu mempertimbangkan sejauh mana mekanisme pengaduan yang ada dapat diakses dan mampu memberikan perbaikan yang adil dan efektif kepada orang-orang dan kelompok yang berpotensi terkena dampak, termasuk kelompok yang kurang beruntung seperti masyarakat terpencil, populasi rentan atau terpinggirkan, dan perempuan. Untuk penilaian mekanisme pengaduan non-yudisial yang ada, Kriteria Efektivitas UNGP yang dirujuk di atas perlu diterapkan. Kesenjangan dalam cakupan dan efektivitas mekanisme pengaduan yang ada perlu dicatat sebagai prioritas yang harus dipenuhi oleh mekanisme pengaduan perusahaan.

2.3 Kerjasama untuk memperkuat mekanisme pengaduan

Berdasarkan penilaian mereka terhadap mekanisme pengaduan yang ada, perusahaan juga perlu bekerja sama dalam upaya memperkuat dan mempermudah akses kepada mekanisme. Secara khusus:

y Perusahaan perlu bekerja sama dengan mekanisme pengaduan lainnya terlepas apakah dampak terhadap pihak yang dirugikan terhubung langsung atau tidak terhadap kegiatan produksi dan perdagangannya. Kerja sama semacam itu termasuk tetapi tidak terbatas pada: penyediaan akses terhadap dokumen, lokasi lapangan, dan personel yang relevan; mematuhi dan tidak mengambil langkah-langkah yang dapat mengganggu keputusan dan operasional mekanisme pengaduan lain; dan melindungi pengungkap fakta serta peserta dalam mekanisme pengaduan. Komitmen untuk bekerja sama dengan mekanisme yang sudah ada juga berarti bahwa perusahaan tidak boleh mengambil tindakan atau menyetujui tindakan lain yang mungkin mengganggu atau merusak efektivitas mekanisme pengaduan, baik dalam prosesnya maupun dalam pelaksanaan hasilnya.

Page 13: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

08 Accountability Framework

y Konsisten denga Prinsip Inti 10, perusahaan didorong untuk berkolaborasi dengan asosiasi industri, proses-proses khusus terkait komoditas, dan inisiatif multi pihak dalam mengembangkan mekanisme pengaduan baru dan/atau memperkuat yang sudah ada.

y Perusahaan hilir diimbau untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk menanamkan mekanisme pengaduan dalam perjanjian perdagangan atau investasi dengan negara dan sebagai persyaratan dalam kontrak pemasok.

Page 14: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

09Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

3. Tanggung jawab perusahaan untuk membantu atau bekerja sama dalam perbaikan yang bersifat layak dan adil

Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Inti 9.1, dalam hal dampak negatif terhadap Hak Asasi Manusia, perusahaan diharapkan untuk membantu atau bekerja sama dalam menyediakan perbaikan yang bersifat layak dan adil. Prinsip ini dijabarkan di bawah. Bagian 3.1 memberikan gambaran mengenai apa saja yang merupakan perbaikan yang bersifat layak dan adil. Tergantung pada situasinya, perusahaan diharapkan dapat membantu, bekerja sama dalam dan/atau mendukung upaya perbaikan terhadap kerusakan. Situasi-situasi ini diuraikan dalam Bagian 3.2 sampai 3.4. Panduan lebih lanjut tentang rencana remediasi tersedia di Bagian 3.5. Rincian tambahan tentang remediasi lingkungan terdapat di Bagian 4.

3.1 Persyaratan untuk perbaikan yang bersifat layak dan adil

Sebagaimana disebutkan di atas, perbaikan yang layak dan adil dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk permintaan maaf, restitusi, rehabilitasi, restorasi, kompensasi finansial dan non finansial, sanksi hukuman, penetapan sementara, dan jaminan ketidakberulangan.7 Sebagai entitas swasta, perusahaan mungkin tidak dapat menyediakan setiap solusi ini sendiri. Sebagai contoh, biasanya hanya negara yang memberikan penetapan sementara atau sanksi hukuman. Dalam hal ini, perusahaan perlu bekerja sama dalam proses yang sah untuk memberikan dan melaksanakan perbaikan tersebut ketika ditetapkan sebagai bagian dari perbaikan yang layak dan adil.

Penentuan remediasi yang layak dan adil akan bergantung kepada masing-masing kasus tetapi dalam semua kasus, perbaikan yang ditawarkan atau disediakan harus sepadan dengan hak.8 Ini berarti bahwa perbaikan tersebut sesuai dengan Hak Asasi Manusia yang diakui secara internasional dan tidak mengakibatkan viktimisasi ulang atau pelanggaran hak-hak pihak lain. Perbaikan juga harus “adil dan proporsional dengan lebih cenderung kepada kerugian yang

Page 15: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

10 Accountability Framework

diderita dan tidak boleh ditawarkan sebagai ganti atas potensi tanggung jawab kriminal”, harus diberikan “untuk kerugian baik keuangan maupun non-keuangan”, dan tidak boleh “tidak mencukupi…dikarenakan kurangnya informasi atau ketidakseimbangan kekuasaan.”9 Karakteristik lebih lanjut tentang perbaikan yang layak dan adil mencakup hal-hal berikut:

1) Perbaikan harus menempatkan pihak-pihak yang dirugikan pada posisi yang sama seperti sebelum terjadinya dampak buruk.

2) Kombinasi perbaikan—yang bersifat mengoreksi, yang bersifat mencegah, dan membuat jera—mungkin diperlukan.

3) Di antara mereka yang dirugikan, bentuk ganti rugi yang berbeda mungkin diperlukan. Contohnya, kaum perempuan mungkin memiliki penggunaan sumber daya hutan yang berbeda dengan kaum laki-laki, sehingga memerlukan remediasi yang berbeda pula.

4) Kompensasi tidak akan selalu mencukupi untuk semua kasus. Misalnya, ketika hak properti dipermasalahkan, pendekatan yang umum adalah untuk menggunakan nilai pasar lahan atau sumber daya alam terkait sebagai dasar memberikan kompensasi. Akan tetapi, meskipun ini mungkin merupakan kompensasi yang sesuai bagi pemegang hak properti yang bukan penduduk asli, seringkali kompensasi tidak sesuai dalam kasus IP/LC yang mungkin menghargai tanah leluhur lebih dari sekedar aset moneter atau unit produksi. Demikian pula, membangun sekolah mungkin tidak dapat dianggap sebagai kompensasi yang adil bagi penghancuran tanah pemakaman sakral. Dalam hal ini, ganti rugi tanah atau kompensasi lain dalam bentuk tanah dan wilayah dengan kualitas, ukuran, dan status hukum yang sama mungkin lebih berkenan.10 Lihat juga Bagian 2.4 dan 2.5 dari Pedoman Operasional Penghormatan terhadap Hak-Hak Masyarakat Adat dan Masyarakat Setempat.

Tanggung jawab perusahaan untuk menghormati hak atas remediasi dan akses terhadap perbaikan berarti bahwa perusahaan perlu melengkapi semua remediasi yang diperlukan dan tidak menghindari tanggung jawab atau meninggalkan korban tanpa akses terhadap perbaikan. Sebagaimana ditetapkan dalam Prinsip Inti 9.3, perusahaan diharapkan untuk tidak meninggalkan atau melepaskan kepentingan mereka atas tanah (misalnya, melalui penjualan, restrukturisasi perusahaan, atau lainnya) sebelum perbaikan selesai atau kewajiban tersebut ditransfer dengan baik dan transparan kepada pihak yang kompeten dengan kapasitas keuangan dan teknis untuk menangani remediasi (misalnya, pemilik baru). Perusahaan yang berpartisipasi dalam mekanisme pengaduan yang dioperasikan oleh negara atau entitas non-negara lainnya tidak boleh mengundurkan diri dari proses tersebut sebelum keputusan akhir dikeluarkan, dan perusahaan juga tidak boleh menolak mematuhi keputusan sesudah menyetujui untuk tunduk kepada keputusan.

Page 16: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

11Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

3.2 Ketika perusahaan perlu membantu atau bekerja sama dalam remediasi

Sebagaimana ditegaskan oleh UNGP, perusahaan diharuskan untuk melakukan remediasi ketika mereka telah menyebabkan atau berkontribusi kepada dampak buruk atas Hak Asasi Manusia yang diakui secara internasional. Dalam konteks Accountability Framework, remediasi juga mungkin diperlukan dalam hal ketidakpatuhan dengan komitmen perusahaan terkait ruang lingkup Accountability Framework (misalnya, Prinsip Inti 1 dan 2).

Tidak ada konsensus luas tentang arti “penyebab” dan “berkontribusi” dalam praktiknya. Perusahaan didorong untuk mempertimbangkan definisi dari istilah-istilah ini yang diusulkan oleh UNGP dan Panduan OECD bagi Perusahaan Multinasional.11 Perusahaan juga perlu mempertimbangkan penafsiran dan penerapan konsep-konsep ini di bawah hukum nasional, pengadilan, dan badanotoritas lainnya yang beroperasi di yurisdiksi dan konteks di mana mereka memiliki kegiatan produksi dan perdagangan. Perusahaan disarankan untuk menggunakan proses uji tuntas mereka (termasuk penilaian hukum yang berlaku, penilaian dampak lingkungan dan sosial, dan pemeriksaan atas kerugian yang diwariskan [lihat di bawah]) untuk menentukan apakah mereka bertanggung jawab untuk melakukan remediasi pada kasus tertentu. Kehati-hatian harus dilakukan dalam menerapkan interpretasi yang terlalu sempit dari istilah-istilah ini.

Ketika remediasi diperlukan, hal itu dapat disediakan oleh perusahaan sendiri atau bekerja sama dengan pelaku lain seperti pemerintah. Terkadang, partisipasi pemerintah dibutuhkan untuk melakukan remediasi. Kerja sama dengan pelaku lain juga diperlukan dalam situasi di mana perusahaan bukanlah satu-satunya entitas yang menyebabkan atau berkontribusi kepada kerugian. Sebagai contoh, remediasi kooperatif mungkin diperlukan jika pengadilan menemukan lebih dari satu perusahaan bertanggung jawab, atau ketika sekelompok perusahaan setuju (misalnya, sebagai bagian dari pendekatan sektor regional) untuk melakukan perbaikan kerusakan di mana semua pihak memikul sebagian dari tanggung jawab.

3.3 Kapan perusahaan dapat memilih untuk mendukung remediasi pihak lain?

Seperti ditegaskan oleh UNGP, dalam kasus-kasus di mana dampak buruk terkait langsung dengan kegiatan operasional atau rantai pasokan perusahaan tetapi perusahaan itu sendiri tidak menyebabkan atau berkontribusi kepada kerugian yang dimaksud, perusahaan tersebut tidak diwajibkan untuk melakukan remediasi. Namun, dalam kasus seperti itu perusahaan

Page 17: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

12 Accountability Framework

tetap didorong untuk memfasilitasi terjadinya remediasi oleh entitas yang bertanggung jawab dalam rantai pasokannya. Hal ini dapat termasuk memberikan dukungan teknis atau finansial, dorongan, insentif melalui pembangunan kapasitas yang terus menerus, atau keterlibatan kontinu yang dikondisikan pada pengembangan dan implementasi rencana remediasi.12 Tingkat keterlibatan dalam memfasilitasi remediasi pihak lain dapat bervariasi tergantung kepada fakta dan dan keadaan yang berbeda-beda seperti leverage perusahaan terhadap mitra bisnis yang menyebabkan kerusakan dan tingkat keparahan dampak buruk yang terjadi.

Apapun keputusan perusahaan sehubungan dengan pengambilan peran dalam remediasi, selama perusahaan mempertahankan hubungan bisnis, konsisten dengan panduan yang diberikan dalam Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan, perusahaan harus siap menunjukkan melalui pelaporan publik perhatiannya terhadap kerusakan dan langkah-langkah yang diambil untuk memperbaikinya, serta untuk menghindari dan memitigasi kerusakan yang sama di masa depan.

3.4 Tanggung jawab perusahaan untuk kerugian yang diwariskan (legacy harms)

Sebagaimana ditentukan dalam Prinsip Inti 9.4, perusahaan yang membeli atau mengakuisisi hak dalam properti yang memproduksi komoditas perlu memikul tanggung jawab untuk memperbaiki kerugian di masa lalu kecuali jika tanggung jawab ini secara jelas dan sah telah ditransfer atau dikuasai oleh pihak lain. Tanggung jawab ini berkaitan dengan komitmen sukarela dan kewajiban lainnya dari pemilik atau manajer baru, terlepas dari apakah komitmen atau kewajiban tersebut diterapkan kepada pemilik sebelumnya atau kepada pemilik pada saat terjadinya kerusakan. Alasan untuk membuat perusahaan bertanggung jawab atas kerusakan yang diwariskan adalah: (a) selama proses akuisisi, perusahaan memiliki kemampuan untuk menegosiasikan tanggung jawab di sekitar kewajiban tersebut yang tidak diambil alih oleh undang-undang pembatasan (memastikan bahwa mereka yang terkena dampak terus memiliki akses terhadap perbaikan oleh pihak yang bertanggung jawab); dan (b) kegiatan operasional perusahaan di masa depan kemungkinan akan terus mendapat manfaat dalam beberapa cara dari kerusakan di masa lalu ini (misalnya, pembukaan hutan sebelumnya memungkinkan berlanjutnya produksi komoditas yang menyediakan keuntungan bagi perusahaan).

Oleh sebab itu, sebelum akuisisi baru, perusahaan diharapkan untuk melakukan uji tuntas untuk mengidentifikasi kerusakan yang diwariskan dan pengaduan historis yang diakibatkan dari operasional, ketentuan akuisisi, dan pengembangan aset dari pemilik atau pengembang sebelumnya (baik entitas negara ataupun swasta). Kerugian potensial yang masih mungkin muncul dari kegiatan-kegiatan sebelumnya juga perlu diperiksa. Perusahaan diimbau untuk

Page 18: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

13Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

bekerja sama dengan pihak yang berpotensi dirugikan, pemerintah, dan jika relevan, pelaku sektor lain, untuk menangani kerugian yang diwariskan (termasuk melalui remediasi) dan memulihkan kepercayaan para pemangku kepentingan.13

3.5 The role of remediation plansSeperti disebutkan di atas, remediasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk: melalui proses yang disepakati bersama dengan pihak yang dirugikan; sesuai perintah pengadilan atau instruksi pemerintah; atau melalui kolaborasi dengan pihak lain yang bertanggung jawab dan regulator pemerintah untuk mencapai perbaikan. Dalam kebanyakan kasus, rencana remediasi diperlukan untuk mengklarifikasi maksud yang disepakati bersama dari perusahaan, pihak yang terdampak, dan entitas lain yang relevan (misalnya pemerintah) mengenai konteks, tujuan, ruang lingkup, jadwal, tanggung jawab, pemantauan, dan aspek relevan lain dari remediasi. Berikut ini adalah pertimbangan utama untuk mengembangkan rencana remediasi:

y Persetujuan untuk perbaikan: Ketika rencana remediasi harus dicapai melalui prosedur yang disepakati bersama antara perusahaan dan pihak yang dirugikan (seperti IP/LC), prosedur tersebut harus memiliki kerangka acuan yang disepakati. Hal ini terutama berguna untuk meciptakan kepercayaan dan menghindari keterlambatan, terutama ketika perusahaan dan IP/LC mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang apa yang dimaksud remediasi yang layak dan adil, hukum apa yang berlaku, atau apa yang merupakan bukti yang kredibel. Kerangka acuan ini sebaiknya mencakup, antara lain, siapa yang boleh mengajukan bukti, bukti jenis apa yang dapat diajukan, lokasi persidangan, bahasa yang akan digunakan, penggunaan para ahli, jaminan perlindungan terhadap tindakan pemaksaan atau pembalasan yang tidak semestinya,14 format untuk dokumentasi tertulis dari hasil, hukum yang berlaku dan adat istiadat setempat yang relevan, serta pengambilan keputusan atau proses pembangunan konsensus di antara semua pihak. Jika IP/LC terkena dampak negatif, maka proses untuk mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (FPIC) juga perlu diuraikan (lihat Pedoman Operasional Prinsip Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan).

Page 19: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

14 Accountability Framework

y Isi perjanjian/rencana remediasi:15 Persetujuan remediasi akhir yang akan dilakukan harus mencakup perincian tentang hasil remediasi dan jadwal yang disetujui, siapa yang bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan khusus, dan, dalam hal kompensasi yang akan diberikan, siapa yang menerima kompensasi, kapan akan diberikan, seberapa sering, dan untuk berapa lama. Perjanjian tersebut juga harus menetapkan prosedur dan akibat seandainya ada pelanggaran atas rencana remediasi, penarikan persetujuan masyarakat, penangguhan kegiatan tertentu, atau pelepasan pemasok yang tidak patuh oleh pembeli.16 Prosedur dan akibat tersebut dapat mencakup, misalnya, periode waktu yang diberikan untuk memperbaiki pelanggaran atau penangguhan perjanjian dalam kondisi tertentu.

y Publikasi perjanjian/rencana remediasi: Rencana remediasi, tindakan-tindakan, dan perjanjian terkait harus dapat diakses oleh publik. Seandainya pihak-pihak dalam perjanjian perlu menjaga kerahasiaan informasi, keputusan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati menimbang komitmen perusahaan atas transparansi dan akuntabilitas serta hilangnya kesempatan untuk pencegahan.17

Page 20: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

15Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

Lampiran 1: Kriteria dan indikator mekanisme pengaduan perusahaan yang efektif

Tabel berikut menjelaskan Kriteria Efektivitas untuk mekanisme pengaduan non-yudisial sebagaimana diperkenalkan pada tahun 2011 oleh Prinsip 31 dari Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia (UNGP). Kriteria ini diterima secara luas sebagai karakteristik untuk mengukur efektivitas mekanisme pengaduan non-yudisial (termasuk mekanisme pengaduan perusahaan). Penjelasan UNGP untuk setiap kriteria disediakan di kolom pertama sama seperti ketika muncul pada Komentar yang terkait dengan Prinsip 31. Komponen dan indikator prosedural yang dicetak miring dan tidak, yang mengikuti setiap kriteria berasal dari dua sumber yang berbeda.18 Mereka tidak menyeluruh, namun demikian perusahaan dapat menggunakannya sebagai titik tolak untuk membentuk dan mengevaluasi mekanisme pengaduan mereka sendiri, serta menilai mekanisme pengaduan yang disediakan negara atau pihak lainnya.

Page 21: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

16 Accountability Framework

TABEL 1. Kriteria dan indikator mekanisme pengaduan perusahaan yang efektif

Kriteria Komponen/Indikator Prosedural

1. Sah: Menumbuhkan kepercayaan dari kelompok pemangku kepentingan yang dimaksud dan bertanggung jawab atas perilaku yang adil dari proses pengaduan.

1.1 Menetapkan proses untuk menangani pengaduan dengan garis akuntabilitas yang jelas

1.2 Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan utama untuk rancangan, revisi dan pemantauan mekanisme (memastikan partisipasi pemangku kepentingan yang inklusif, termasuk kesetaraan gender dan partisipasi populasi rentan, jika berlaku)

1.3 Beroperasi secara independen dari pihak-pihak yang berkepentingan

1.4 Menyediakan tim mekanisme pengaduan yang memiliki sumber daya teknis, sumber daya manusia, dan keuangan, sarana dan wewenang untuk menyelidiki pengaduan

2. Dapat diakses: Diketahui oleh semua kelompok pemangku kepentingan yang dimaksud dan menyediakan bantuan memadai bagi mereka yang menghadapi hambatan tertentu untuk mengaksesnya.

2.1 Secara aktif menyediakan informasi tentang keberadaan dan berfungsinya mekanisme dengan cara yang disesuaikan pada konteks dan audiens yang dituju

2.2 Mengatasi hambatan yang mungkin dihadapi pemangku kepentingan dalam mengakses mekanisme perbaikan dengan menyediakan beberapa titik akses yang disesuaikan dengan konteks operasional

2.3 Memberikan bantuan untuk mengakses mekanisme bagi mereka yang mungkin menghadapi hambatan tertentu (seperti IP/LC dan pekerja sementara atau pekerja migran)

2.4 Memiliki komitmen yang tegas untuk melindungi pengguna dari pembalasan

2.5 Menyediakan mekanisme pengaduan yang dapat diakses semua pemangku kepentingan, terlepas dari keterpencilan mereka, bahasa, gender, budaya, pendidikan, atau tingkat pendapatan mereka (dipublikasikan dan dikomunikasikan dengan tepat kepada masyarakat yang terkena dampak dengan berbagai cara untuk menyampaikan pengaduan, misalnya, tertulis, online, pesan teks, whatsapp)

2.6 Menentukan prosedur untuk mengajukan keluhan dan mencari tindakan yang mudah dimengerti oleh penerima manfaat proyek (diterjemahkan jika perlu, sesuai dengan kultur setempat)

2.7 Menawarkan pihak-pihak yang tidak bisa membaca atau menulis beberapa metode untuk mengajukan keluhan (misalnya, pengaduan lisan melalui hotline telepon atau perwakilan lokal)

2.8 Memberikan mekanisme pengaduan yang telah berfungsi untuk membangun visibilitas dan hubungan dengan pelaku dan pemangku kepentingan nasional, regional dan lokal

2.9 Menyediakan pengajuan keluhan secara anonim

2.10 Memberikan perlindungan bagi pengadu/pembela hak asasi manusia jika perlu (lihat Lampiran 3 dari Pedoman Operasional Penghormatan terhadap Hak-Hak Masyarakat Adat dan Masyarakat Setempat)

2.11 Menjaga agar biaya tidak menjadi penghalang (mungkin tanpa biaya bagi populasi rentan, akses kepada bantuan keuangan, dll.)

Page 22: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

17Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

Kriteria Komponen/Indikator Prosedural

3. Dapat diprediksi: Menyediakan prosedur yang jelas dan diketahui dengan jangka waktu indikatif untuk setiap tahap, dan kejelasan tipe proses dan hasil yang tersedia dan sarana untuk memantau implementasi.

3.1 Menetapkan prosedur yang jelas di kantor pusat dan di tingkat operasional, dengan peran, tanggung jawab, prosedur, dan langkah proses yang jelas termasuk untuk menerima dan melacak keluhan, dan memantau implementasi

3.2 Menetapkan jangka waktu yang jelas untuk setiap langkah atau tahapan proses

3.3 Menentukan jenis-jenis keluhan yang termasuk dalam cakupan mekanisme serta hasil yang tersedia

3.4 Menjelaskan prosedur dan jangka waktu untuk menentukan kelayakan tiap pengaduan yang diajukan untuk dipertimbangkan oleh mekanisme pengaduan berdasarkan ruang lingkup makanisme

4. Setara: Berusaha memastikan bahwa pihak yang dirugikan memiliki akses yang wajar kepada sumber informasi, saran, dan keahlian yang dibutuhkan untuk terlibat dalam proses pengaduan dengan cara yang adil, terinformasi, dan terhormat.

4.1 Bersikap terbuka untuk berbagi informasi dengan cara yang mudah dimengerti

4.2 Memfasilitasi upaya-upaya agar para pemangku kepentingan memiliki akses kepada saran atau keahlian

4.3 Menentukan proses yang memperlakukan pengaduan secara rahasia, jika diminta, menilai tanpa memihak, dan menangani tanpa diskriminasi

4.4 Menyediakan mekanisme untuk memastikan bahwa pengaturan kekuasaan yang tidak merata di antara para pemangku kepentingan diminimalkan selama proses penyelesaian pengaduan (baik yang bersifat permusuhan atau yang ditujuan untuk membangun konsensus)

4.5 Menawarkan calon pengadu akses kepada saran atau keahlian jika diperlukan

5. Transparan: Memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang kemajuan dan menyediakan informasi yang cukup tentang kinerja mekanisme untuk membangun kepercayaan pada efektivitasnya dalam memenuhi kepentingan publik yang berkepentingan.

5.1 Memberi informasi kepada pengguna mekanisme secara berkala selama proses berlangsung

5.2 Memberikan laporan internal dan eksternal tentang kinerja mekanisme

5.3 Membuat prosedur dan hasil yang cukup transparan untuk memenuhi kepentingan publik yang berkepentingan

5.4 Menentukan prosedur sehingga pengadu mengetahui siapa yang mengawasi proses pengaduan, siapa yang bertanggung jawab untuk menangani keluhan khusus mereka dan memberitahukan hasil, dan siapa yang menerima laporan secara internal di dalam perusahaan

5.5 Membuat pelacakan pengaduan tersedia untuk umum

5.6 Mensyaratkan laporan berkala atas kemajuan yang dicapai yang dapat diakses secara publik

Page 23: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

18 Accountability Framework

Kriteria Komponen/Indikator Prosedural

6. Sepadan dengan Hak-Hak: Memastikan bahwa hasil dan perbaikan sepadan dengan Hak Asasi Manusia yang diakui secara internasional.

6.1 Menilai setiap pengaduan dengan potensi dampaknya terhadap hak asasi manusia

6.2 Memastikan hasil tidak melanggar hak-hak pengadu

6.3 Menggunakan standar yang lebih tinggi jika ada konflik antara perundang-undangan nasional dan norma-norma internasional tentang hak asasi manusia19

6.4 Memungkinkan pihak-pihak yang dirugikan untuk menggunakan hak mereka tanpa memengaruhi hak orang lain

6.5 Menyatakan bahwa pandangan pihak yang dirugikan dipertimbangkan dalam proses dan pembentukan hasil

6.6 Menyediakan staf mekanisme dengan kapasitas dan pendidikan berkelanjutan tentang hukum yang berlaku dan kebijakan hak asasi manusia

6.7 Menjelaskan bahwa mekanisme tidak mengabaikan akses terhadap mekanisme perbaikan lainnya

7. Sumber Pembelajaran Kontinu: Mengambil langkah-langkah yang relevan untuk mengidentifikasi pelajaran-pelajaran untuk meningkatkan mekanisme dan mencegah pengaduan dan kerugian di masa depan.

7.1 Menyimpan catatan pengaduan yang terpusat

7.2 Memonitor dan menilai kinerja mekanisme secara teratur

7.3 Mengintegrasikan pelajaran-pelajaran utama yang dipetik

7.4 Menguraikan proses untuk mengevaluasi mekanisme pengaduan secara teratur dan meningkatkannya berdasarkan pengalaman dan pelajaran dari penggunaannya

7.5 Memberikan kejelasan tentang siapa yang terlibat dalam evaluasi, mempelajari dan melaksanakan tanggapan atas temuan serta rekomendasi (keterlibatan pemangku kepentingan dalam tugas-tugas ini diidentifikasi)

7.6 Mengambil evaluasi dari pengadu dan pemangku kepentingan terkait lainnya setelah menyelesaikan setiap pengaduan

7.7 Mensyaratkan bahwa evaluasi dan penilaian mekanisme adalah proses yang independen tanpa pengaruh yang tidak semestinya

Page 24: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

19Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

Kriteria Komponen/Indikator Prosedural

8. Berdasarkan Keterlibatan dan Dialog: Berkonsultasi dengan kelompok pemangku kepentingan yang dimaksud mengenai rancangan dan kinerja mekanisme serta memfokuskan pada dialog sebagai sarana untuk menangani dan menyelesaikan pengaduan.

8.1 Membangun sistem untuk mengumpulkan umpan balik dari pengguna (lihat 7.4 di atas)

8.2 Memprioritaskan keterlibatan dan dialog sebagai sarana untuk menangani dan menyelesaikan pengaduan

8.3 Melakukan semua pelibatan dan dialog dengan cara yang sesuai dengan budaya dan dengan tujuan inklusivitas, mencakup kesetaraan gender dan partisipasi populasi rentan

Page 25: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

20 Accountability Framework

Lampiran 2: Contoh kerangka acuan untuk mekanisme pengaduan perusahaan

Kerangka berikut mencakup elemen-elemen utama untuk dimasukkan dalam mekanisme pengaduan perusahaan.20 Jika diterapkan dengan itikad baik, mekanisme pengaduan dengan elemen-elemen ini dapat memenuhi kriteria efektivitas UNGP yang dirujuk dalam Lampiran 1. Templat umum ini dapat disesuaikan agar cocok dengan berbagai jenis perusahaan (seperti perusahaan hilir atau hulu) dan penggunaan yang berbeda-beda. Ini merupakan satu dari banyak format dan ditawarkan untuk setidaknya memulai diskusi perusahaan tentang pembentukan dan konten mekanisme pengaduan mereka. Perusahaan perlu mengembangkan mekanisme pengaduan mereka dalam konsultasi dengan para pemangku kepentingan, terutama yang berpotensi menjadi penggugat.

1.1 TujuanTujuan mekanisme pengaduan adalah untuk:

1) menerima dan menangani keprihatinan, keluhan, pemberitahuan tentang konflik yang muncul, atau pengaduan (secara bersama-sama disebut “pengaduan”)21 yang menduga kerugian aktual atau potensial kepada orang (atau orang-orang) (“penggugat (para penggugat)”) yang muncul dari kegiatan operasional perusahaan;

2) membantu dalam penyelesaian pengaduan antara dan di antara perusahaan dan para pemangku kepentingan dalam konteks operasional perusahaan; dan

3) beroperasi setiap waktu dengan cara yang fleksibel, kolaboratif, dan transparan dengan tujuan menyelesaikan masalah dan membangun konsensus.

Pengaduan dapat terkait dengan kerugian aktual atau potensial terhadap orang-orang, kelompok, atau lingkungan. Hal ini termasuk tetapi tidak terbatas pada ketidakpatuhan dengan komitmen perusahaan, hukum yang berlaku, atau kewajiban perusahaan lainnya.

Page 26: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

21Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

1.2 FungsiFungsi dari mekanisme pengaduan adalah untuk:

1) menerima, mencatat, dan melacak semua pengaduan yang diterima;

2) memberikan pembaruan status pengaduan secara teratur kepada penggugat;

3) melibatkan dan bekerja sama dengan semua pihak yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian pengaduan;

4) memproses dan mengusulkan solusi dan langkah ke depan terkait dengan pengaduan khusus dalam waktu tidak lebih dari 60 hari sesudah penerimaan pengaduan;

5) menerima dan melayani permintaan untuk penggunaan mediasi atau fasilitasi independen;

6) mengidentifikasi tren yang berkembang dalam hal pengaduan dan merekomendasikan kepada manajemen perusahaan langkah-langkah yang memungkinkan untuk menghindari kerugian dan pengaduan dalam operasional perusahaan di masa depan;

7) meminta umpan balik dari pihak-pihak tentang pengaduan yang telah diselesaikan terkait pengalaman mereka, tingkat kepuasan, dan rekomendasi untuk penguatan mekanisme pengaduan;

8) menjabarkan laporan rutin (termasuk temuan dan hasil), membuat laporan tersedia untuk umum, dan memaksimalkan transparansi informasi;

9) memastikan bahwa kriteria efektivitas untuk mekanisme pengaduan dipenuhi;

10) berkolaborasi sedapat mungkin dengan pemerintah tuan rumah, mitra bisnis, LSM, OMS dan entitas lain untuk melakukan inisiatif penjangkauan untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan mekanisme pengaduan dan bagaimana layanan tersebut dapat diakses;

11) memastikan pendidikan berkelanjutan bagi staf perusahaan, agen, dan mitra bisnis (terutama pada tingkat hulu) tentang pentingnya penjaminan akses terhadap perbaikan bagi calon penggugat; dan

12) memantau dan mencatat tindak lanjut terhadap resolusi pengaduan, sebagaimana diperlukan.

Page 27: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

22 Accountability Framework

1.3 KomposisiMekanisme pengaduan akan terdiri dari Direktur, Sekretariat, dan Tim Resolusi. Individu yang dipekerjakan untuk posisi-posisi ini telah menunjukkan kapasitas dan keahlian serta pengalaman yang mapan dan memiliki integritas tertinggi. Status mereka sedang tidak bekerja atau dikontrak oleh perusahaan sebelumnya.22 Tidak ada anggota mekanisme pengaduan yang dapat berpartisipasi dalam penyelesaian pengaduan jika mereka memiliki atau pernah memiliki kepentingan atau peran dalam fakta-fakta yang mendasari atau hasil dari pengaduan.

Direktur akan melakukan fungsi-fungsi berikut:

y Mengelola hubungan dengan pemerintah dan kelompok pemangku kepentingan yang mungkin perlu dilibatkan dalam menyelesaikan pengaduan di masa depan (termasuk organisasi masyarakat sipil dan lainnya yang mampu memberikan saran dan/atau membantu penggugat dalam menggunakan mekanisme pengaduan)

y Memastikan independensi mekanisme pengaduan

y Menyediakan pendidikan berkelanjutan dan pembangunan kapasitas staf mekanisme pengaduan

y Memastikan secara keseluruhan pemenuhan “kriteria efektivitas” UNGP

y Menyetujui rencana kerja dan anggaran

y Mempekerjakan anggota Sekretariat dan Tim Resolusi

y Mengawasi kegiatan Sekretariat dan Tim Resolusi

y Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang ditetapkan kemudian oleh dokumen pembentukan mekanisme pengaduan

Sekretariat akan melakukan fungsi-fungsi berikut:

y Mempublikasikan keberadaan mekanisme pengaduan dan prosedur untuk menggunakannya

y Menerima dan mencatat permohonan penyelesaian sengketa

y Mengesahkan penerimaan pengaduan kepada pemohon

y Menentukan kelayakan dan, ketika permohonan berada di luar ruang lingkup dan mandat mekanisme pengaduan, menyarankan kepada penggugat mekanisme pengaduan lain yang tersedia (yaitu pengadilan, proses administrasi)

y Meneruskan permohonan yang memenuhi syarat kepada Tim Resolusi

y Melacak dan mendokumentasikan upaya-upaya penyelesaian pengaduan dan hasilnya

Page 28: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

23Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

y Mengembangkan dan melaksanakan strategi komunikasi yang menjangkau pemangku kepentingan dan pengguna potensial dari mekanisme, dengan mempertimbangkan media yang sesuai, bahasa dan kepatutan budaya

y Membantu Direktur dalam melaksanakan tugas-tugasnya

y Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan untuk persetujuan Direktur

y Melaksanakan fungsi lain yang ditetapkan kemudian oleh dokumen pembentukan mekanisme pengaduan

Tim Resolusi akan:

y Mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan keluhan secara profesional, tidak memihak, dan tanpa diskriminasi

y Meminta informasi untuk mengklarifikasi masalah, membagikan informasi tersebut kepada semua pihak terkait, dan ketika informasi tidak dimiliki oleh penggugat atau perusahaan, tetapi pihak lain, mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mendapatkan informasi tersebut (yaitu melalui entitas pemerintah atau pihak ketiga)

y Memfasilitasi dukungan untuk penggugat (dengan kata lain tempat bagi para ahli untuk memberi saran kepada penggugat dan ketersediaan terjemahan dan interpretasi)

y Meminta saran dari para pakar independen untuk Tim Resolusi, jika dianggap tepat

y Merujuk pengaduan kepada mediasi atau fasilitasi independen jika pihak-pihak memintanya atau jika Tim Resolusi percaya hal itu akan membantu dan para pihak setuju (terus melakukan pengawasan)

y Melaksanakan fungsi lain yang ditetapkan kemudian oleh dokumen pembentukan mekanisme pengaduan

1.4 Menyampaikan pengaduanSiapa yang dapat mengajukan pengaduan?

Pengaduan dapat dikirimkan oleh individu atau sekelompok individu yang percaya bahwa mereka telah atau bakal dirugikan oleh kegiatan operasional perusahaan. Jika pengaduan diajukan oleh individu atau organisasi yang berbeda atas nama mereka yang menyatakan telah terkena dampak, penggugat harus mengidentifikasi individu dan/atau masyarakat yang atas namanya pengaduan diajukan dan memberikan konfirmasi tertulis dari individu dan/atau masyarakat yang diwakili bahwa mereka memberikan penggugat wewenang untuk menyampaikan pengaduan atas nama mereka. Mekanisme pengaduan akan mengambil langkah yang wajar untuk memverifikasi wewenang ini.

Page 29: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

24 Accountability Framework

Bagaimana pengaduan disampaikan?

Mekanisme pengaduan harus mempertahankan pendekatan yang fleksibel sehubungan penerimaan pengaduan mengingat kendala lokal yang diketahui terkait komunikasi dan akses kepada sumber daya bagi beberapa pemangku kepentingan. Pengaduan dapat diteruskan kepada mekanisme pengaduan dengan sarana apapun yang tersedia (yaitu dengan email, surat, pertemuan, SMS, hotline mekanisme pengaduan [masukkan nomor], penghubung lokal, [lainnya]). Informasi kontak untuk pengiriman pengaduan adalah sebagai berikut:

[Sediakan alamat, nomor telepon, fax, nomor hotline, informasi kontak Sekretariat kepada penghubung lokal jika ada, dll.]

Untuk memfasilitasi komunikasi dengan dan antara mekanisme pengaduan dan calon penggugat, mekanisme pengaduan akan mencari bantuan dari pelaku lokal. Ketika memungkinkan, menunjuk individu atau entitas terpercaya yang mungkin paling mudah diakses oleh calon penggugat untuk bertindak sebagai penghubung.

Informasi apa yang perlu dimasukkan dalam pengaduan?

Paling tidak, pengaduan perlu mencakup informasi berikut:

1) Nama individu atau orang-orang yang mengajukan keluhan (“penggugat”)

2) Sarana untuk menghubungi penggugat (email, telepon, alamat, lainnya)

3) Jika pengajuan adalah atas nama mereka yang menduga kerugian potensial atau aktual, indentitas mereka yang atas namanya pengaduan diajukan, dan konfirmasi tertulis oleh mereka yang diwakili oleh otoritas penggugat dalam mengajukan pengaduan atas nama mereka

4) Deskripsi dari kerugian potensial atau aktual

5) Pernyataan penggugat tentang risiko kerugian atau kerugian yang sesungguhnya (deskripsi risiko/kerugian dan mereka yang terkena dampak, nama-nama individu atau lembaga yang bertanggung jawab atas risiko/kerugian, lokasi dan tanggal kegiatan yang merugikan)

6) Apa yang telah dilakukan oleh penggugat sejauh ini untuk menyelesaikan masalah tersebut

7) Apakah penggugat ingin identitas mereka dirahasiakan

8) Bantuan khusus yang diminta dari mekanisme pengaduan

Page 30: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

25Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

1.5 Pencatatan, pengesahan penerimaan, dan pelacakan

Semua pengaduan akan diterima, diberi nomor pelacakan, disahkan penerimaannya kepada penggugat, dicatat secara elektronik, dan bergantung pada pembaruan berkala kepada penggugat serta berkas kantor. Dalam [satu minggu] sejak penerimaan pengaduan, mekanisme pengaduan akan mengirimkan pengesahan tertulis kepada penggugat bahwa pengaduan telah diterima dengan nomor pelacakan yang telah ditetapkan.23

Setiap berkas pengaduan akan berisi, setidaknya:

1) Pihak-pihak yang terlibat, termasuk anggota tim resolusi yang terlibat

2) Tanggal permohonan sebagaimana diterima

3) Tanggal pengesahan penerimaan tertulis dikirimkan (dan pemberitahuan lisan jika juga dilakukan)

4) Tanggal dan bentuk dari semua komunikasi atau pertemuan lainnya dengan penggugat dan pemangku kepentingan terkait lainnya

5) Segala permintaan, penawaran, atau keterlibatan mediator atau fasilitator

6) Tanggal dan catatan terkait solusi yang diusulkan/langkah ke depan (termasuk semua remediasi yang diperlukan)

7) Persetujuan atau keberatan penggugat terhadap solusi yang diusulkan (ketika penggugat adalah masyarakat adat dan masyarakat setempat dan sifat dari keluhan dan perbaikan yang terkait memerlukan Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan/FPIC, hal ini harus dihormati dan didokumentasikan)

8) Mengusulkan langkah selanjutnya jika muncul keberatan

9) Solusi alternatif jika dilakukan dialog baru

10) Catatan tentang implementasi dan pemantauan implementasi

11) Setiap kesimpulan dan rekomendasi yang muncul dari pemantauan dan tindak lanjut

1.6 Memelihara komunikasi dan pembaruan statusBerkas untuk masing-masing pengaduan akan tersedia untuk peninjauan oleh penggugat dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam pengaduan, atau perwakilan yang ditunjuk. Langkah-langkah yang tepat akan diambil untuk menjaga kerahasiaan penggugat jika diminta sebelumnya.

Page 31: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

26 Accountability Framework

Mekanisme pengaduan akan menyediakan pembaruan berkala kepada penggugat mengenai status dan tindakan saat ini untuk menyelesaikan pengaduan. Pembaruan seperti itu akan terjadi dalam interval yang wajar (tidak lebih dari setiap [tiga puluh] hari), tidak termasuk waktu untuk pengesahan penerimaan pengaduan.

1.7 Investigasi dan pembangunan konsensusDalam [tujuh] hari kerja sejak penerimaan pengaduan, Sekretariat akan memberitahu [manajemen perusahaan] mengenai penerimaan pengaduan.

Tim Resolusi akan menunjuk satu atau beberapa anggota tim—jika dianggap tepat mengingat sifat, skala, dan kegentingan pengaduan—untuk bekerja dengan para pihak dalam menyelesaikan pengaduan. Nama-nama individu ini akan disediakan kepada penggugat.

Anggota tim yang ditunjuk akan segera melibatkan penggugat dan pihak terkait lainnya, untuk mengumpulkan semua informasi yang diperlukan mengenai pengaduan.

Melalui Direktur, Tim Resolusi akan meminta informasi dari lembaga pemerintah yang relevan untuk menyelesaikan pengaduan dan menghindari pengaduan dengan sifat yang sama di masa depan.

Bila perlu, Tim Resolusi akan mengadakan satu atau lebih pertemuan dengan individu dan lembaga terkait di [ibukota negara], atau di tempat lain di [nama negara] sesuai kebutuhan.

Tujuan dari semua kegiatan investigasi adalah untuk membangun pemahaman yang menyeluruh tentang masalah dan keprihatinan yang diangkat dalam pengaduan dan memfasilitasi konsensus di sekitar solusi yang diusulkan dan langkah ke depan.

Dengan bantuan Sekretariat, Tim Resolusi akan berupaya mendapatkan kerja sama dari manajemen perusahaan, personel, agen, dan mitra bisnis yang dapat memfasilitasi penyelesaian pengaduan.

Kapan saja selama investigasi, Tim Resolusi dapat menentukan bahwa penyelidikan lapangan di lokasi diperlukan untuk memahami pengaduan secara tepat dan mengembangkan solusi efektif yang diusulkan dan langkah ke depan.

Page 32: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

27Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

1.8 Meminta pendapat dari penasihat dan/atau bantuan teknis

Kapan saja setelah menerima pengaduan dan selama implementasi solusi yang diusulkan dan langkah ke depan, Tim Resolusi dapat meminta bantuan teknis dan/atau saran dari pakar independen (domestik atau internasional).

1.9 Mengumumkan tindakan dan solusi yang diusulkan kepada publik dan mengawasi pelaksanaan

Tim Resolusi akan menyampaikan kepada penggugat satu atau lebih tindakan atau penyelesaian yang diusulkan dan mengartikulasikan dengan jelas alasan dan dasar untuk usulan langkah ke depan.

Jika penggugat tidak menerima resolusi yang diusulkan, Tim Resolusi akan melibatkan penggugat untuk memberikan pilihan alternatif, apabila tersedia.

Jika penggugat menerima solusi dan langkah ke depan yang diusulkan, mekanisme pengaduan akan terus memantau implementasi secara langsung dan melalui penerimaan komunikasi reguler yang diwajibkan dari penggugat dan pihak-pihak terkait lainnya (dirinci dalam dokumen resolusi akhir). Bila perlu, mekanisme pengaduan dapat meminta informasi dari pihak-pihak terkait dan memulai dialog baru jika perlu.

1.10 Resolusi akhirResolusi akhir yang didokumentasikan sebagaimana diterima oleh para pihak akan mencakup, sekurang-kurangnya:

1) Ringkasan pengaduan

2) Ringkasan langkah-langkah yang telah diambil untuk menyelesaikan pengaduan (pertemuan, informasi yang dikumpulkan, pelibatan fasilitator/mediator jika berlaku, dll.)

3) Rincian solusi yang diusulkan termasuk tindakan-tindakan remediasi atau mitigasi yang akan dilakukan, tanggung jawab pihak-pihak utama, dan jadwal waktu yang diperlukan

4) Mekanisme pemantauan partisipatif atas pelaksanaan persetujuan

5) Jika IP/LC terlibat, menyediakan bukti FPIC jika berlaku

6) Deskripsi konsekuensi dari ketidakpatuhan

Page 33: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

28 Accountability Framework

7) Elemen-elemen lainnya yang diminta dari para pihak

1.11 Monitoring dan evaluationSetiap dua tahun, Sekretariat akan menyediakan kepada publik, laporan yang menjelaskan hasil kerja mekanisme pengaduan, daftar jumlah dan jenis pengaduan yang diterima dan diproses dalam enam bulan terakhir, tanggal dan deskripsi pengaduan yang diterima, resolusinya, rujukan dan upaya resolusi yang terus berlanjut, serta status pelaksanaan resolusi yang sedang berlangsung.

Tingkat perincian yang diberikan berkenaan dengan setiap pengaduan tersendiri akan tergantung pada sensitivitas masalah dan keprihatinan pemangku kepentingan mengenai kerahasiaan, dan secara bersamaan memberikan transparansi yang sesuai tentang kegiatan mekanisme pengaduan. Laporan juga akan menyoroti tren utama dalam pengaduan-pengaduan yang muncul, dan membuat rekomendasi mengenai:

1) langkah-langkah yang dapat diambil oleh perusahaan untuk menghindari kerusakan dan pengaduan di masa depan; dan

2) perbaikan pada mekanisme pengaduan yang akan meningkatkan efektivitas, aksesibilitas, prediktabilitas, transparansi, legitimasi, kredibilitas,dan kapasitasnya.

1.12 Mediasi

Untuk pilihan mediasi dan fasilitator independen, para ahli dalam daftar/panel perlu setidaknya memiliki kualifikasi berikut:

1) Pengalaman dan keahlian profesional dalam mediasi dan fasilitasi yang tidak memihak;

2) Pengetahuan tentang wilayah, sifat operasional perusahaan, hukum yang berlaku;

3) Kemahiran dalam bahasa nasional dan bahasa lokal, jika diperlukan;

4) Ketersediaan, pada prinsipnya, untuk penugasan hingga [20] hari; dan

5) Kesediaan untuk menyatakan semua hubungan dan kepentingan yang mungkin memengaruhi kemampuan mereka untuk bertindak sebagai mediator atau fasilitator yang tidak memihak dalam kasus-kasus tertentu.

Jika mediasi/fasilitasi independen berhasil menyelesaikan pengaduan, hasilnya akan didokumentasikan oleh Tim Resolusi yang mengawasi proses tersebut. Bila mediasi/fasilitasi tidak berhasil, para pihak akan mempunyai pilihan untuk kembali kepada fasilitasi Tim Resolusi untuk upaya penyelesaian sekali lagi.

Page 34: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

29Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

1.13 Evaluasi pihakMekanisme pengaduan memiliki fungsi pembelajaran. Mekanisme akan meminta umpan balik dari pihak-pihak sesudah pengaduan diselesaikan atau masalah tersebut telah ditutup.

1.14 Tanpa mengabaikanPenggunaan mekanisme pengaduan ini adalah tanpa mengabaikan segala hak yang ada di bawah mekanisme pengaduan lainnya yang seseorang atau sekelompok individu dapat memiliki akses di bawah hukum nasional atau internasional atau aturan dan regulasi dari lembaga lain yang relevan, badan atau komisi terkait lainnya (misalnya yang tersedia melalui skema sertifikasi, atau pendekatan yurisdiksi, dll.)

Page 35: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

30 Accountability Framework

Catatan akhir1 Definisi ini diadaptasi dari UN Guiding Principles Reporting Framework, yang mendefinisikan istilah serupa “dampak negatif terhadap hak asasi manusia.”2 Untuk penjelasan lebih lanjut tentang bentuk perbaikan ini, lihat Report of the Working Group tentang masalah hak asasi manusia dan perusahaan transnasional dan perusahaan bisnis lainnya, A/72/162, bagian III.D “Bouquet of Remedies” (18 Juli 2017) (“WG Report on Remedies”).3 Mekanisme pengaduan juga dikenal sebagai mekanisme perbaikan dan mekanisme penyelesaian sengketa.4 Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”) Principles and Criteria, 6.5. (2018)5 WG Report on Remedies, hal. 86(e). Lihat juga Pedoman Operasional Penghormatan terhadap Hak-Hak Masyarakat Adat dan Masyarakat Setempat, Lampiran 3, Tanggung jawab perusahaan untuk melindungi pembela lingkungan dan hak asasi manusia.6 UN Guiding Principles on Business and Human Rights, Prinsip 31, Komentar (2011).7 Untuk penjelasan lebih lanjut tentang bentuk remediasi ini, lihat Report of the Working Group tentang masalah hak asasi manusia dan perusahaan transnasional dan perusahaan bisnis lainnya, A/72/162, bagian III.D “Bouquet of Remedies” (18 Juli 2017) (“WG Report on Remedies”).8 Persyaratan bahwa hasil remediasi adalah sesuai dengan hak-hak, dijelaskan dalam Prinsip 31(f) dari Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan HAM.9 Laporan Kelompok Kerja tentang masalah hak asasi manusia dan perusahaan transnasional dan perusahaan bisnis lainnya, A/72/162, bagian III.D “Bouquet of Remedies” (18 Juli 2017) (“WG Report on Remedies”).10 The UN Committee on the Elimination of Racial Discrimination (interpreting the International Convention on the Elimination of all Forms of Racial Discrimination [“ICERD”]) merekomendasikan bahwa kompensasi kepada masyarakat adat atas pelanggaran hak-hak properti “sedapat mungkin berbentuk lahan atau wilayah.” UN CERD, General Recommendation No. 23 on Indigenous Peoples, A/52/18, lampiran V, para. 5 (1997). UNDRIP memprioritaskan restitusi ketika pelanggaran hak properti terjadi dan menyatakan bahwa kompensasi sebaiknya dalam bentuk lahan, wilayah dan sumber daya yang setara dalam kualitas, ukuran, dan status hukum atau kompensasi moneter”. Lihat juga United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (“UNDRIP”), Pasal 28.11 “Suatu bisnis menyebabkan dampak buruk terhadap hak asasi manusia ketika kegiatannya (termasuk kelalaiannya) secara material meningkatkan risiko dampak spesifik yang terjadi dan akan cukup, dalam dan dari mereka sendiri, untuk menghasilkan dampak tersebut.” Lihat “Practical Definitions of Cause, Contribute, and Directly Linked to Inform Business Respect for Human Rights”, Debevoise & Plimpton and Enodo Rights (Februari 2017) (“Debevoise/Enodo paper (2017)”) tersedia di http://www.enodorights.com/assets/pdf/debevoise-enodo-practical-meaning-of-involvement.pdf12 Panduan tambahan tentang bagaimana menangani ketidakpatuhan pemasok disediakan pada Bagian 4 Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan.

Page 36: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

31Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan

13 Untuk panduan tambahan tentang bagaimana melakukan uji tuntas pada kerugian yang diwariskan dan menangani apa yang ditemukan, lihat: a) Land Legacy Issues: Guidance on Corporate Responsibility (Interlaken Group, 2017): https://www.interlakengroup.org/downloads/Interlaken_Group_Land_Legacy_Guidance-67109ad801cc7478fb8be798115b72d1.pdf?vsn=d; b) A guidance note on managing legacy land issues in agribusiness investments (CDC, KFW DEG) tersedia di: https://www.deginvest.de/DEG-Documents-in-English/Download-Center/DEG_CDC_Guidance-Note-on-Managing-Legacy-Land-Issues-in-Agribusiness-Investments-_2016_en.pdf; dan c) Addressing ‘legacy’ land issues in agribusiness investments (Lorenzo Cotula, Thierry Berger and Philippine Sutz, Legends, May 2016) tersedia di: https://landportal.org/library/resources/legend-analytical-paper-2/addressing-legacy-land-issues-agribusiness-investments.14 Lihat Lampiran 3 “Tanggung jawab perusahaan terhadap Pembela Lingkungan dan Hak Asasi Manusia (EHRD)” dari Pedoman Operasional Penghormatan terhadap Hak-Hak Masyarakat Adat dan Masyarakat Setempat Accountability Framework.15 Terkadang akan ada persetujuan remediasi dengan rencana remediasi yang terlampir dan terkadang persetujuan remediasi merinci rencananya—karenanya mereka adalah satu dan sama.16 Demikian pula yang disyaratkan oleh Panduan FPIC untuk Anggota RSPO (2015), hal. 76 yang menyatakan bahwa perjanjian FPIC harus merincikan “kompensasi untuk apa (misalnya hutan, lahan, dan tanaman) dan kepada siapa (masyarakat, keluarga, individu), mekanisme kompensasi dan pemantauannya, jadwal waktu (kapan dan berapa lama/sering), syarat-syarat untuk kompensasi.”17 Para pihak perlu memperimbangkan ketika hanya sekelompok elemen perjanjian yang perlu dirahasiakan (bukannya seluruh perjanjian)—seperti daftar situs sakral pribadi, atau kekhawatiran yang wajar mengenai informasi komersial.18 Komponen dan indikator prosedural yang dicetak miring diambil dari publikasi “Assessing the Effectiveness of Company Grievance Mechanisms CSR Europe’s Management of Complaints Assessment” (MOC-A) Hasil, hal. 10 Tabel 1 (Desember 2013). Pembaca harus merujuk pada dokumen ini untuk penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing komponen dan indikator. (Teks yang tidak dicetak miring di kolom 2 adalah saran lebih lanjut dari AFi). Untuk panduan terkait lainnya, lihat juga bagian B dari “The HCS Approach: Putting no Deforestation into Practice, Social Requirements, ditemukan dalam HCS Approach Toolkit,” Modul 2, versi 2.0. Kriteria 6.3 dari Prinsip-Prinsip dan Kriteria RSPO dan indikator yang terkait; dan IIFC, Performance Standard #2 (Labour and Working Conditions), hal.20 (2012).19 Prinsip ini telah dimasukkan ke dalam Framework, lihat definisi “hukum yang berlaku”.20 Diadaptasi ke dalam konteks dari “United Nations Development Programme Sample Terms of Reference: Project-level Grievance Redress Mechanism” ditemukan pada Guidance Note UNDP Social and Environmental Standards (SES) Stakeholder Engagement Supplemental Guidance: Grievance Redress Mechanisms, Lampiran 3 (Oktober 2017).21 Istilah “pengaduan” ini sebagaimana didefinisikan di sini, hanya berlaku pada contoh ini dari kerangka acuan untuk mekanisme pengaduan perusahaan. Ini bukanlah istilah yang ditetapkan berlaku pada seluruh Accountability Framework, termasuk Prinsip-Prinsip Inti dan Pedoman Operasionalnya. Tentu saja perusahaan dapat menetapkan istilah tersebut, atau lainnya (yaitu, “keluhan” atau “klaim”) yang mereka anggap cocok untuk keperluan mekanisme mereka.22 Beberapa percaya bahwa merekrut dari dalam melanggar kemandirian dan ketidakberpihakan mekanisme baik yang dirasa maupun yang sesungguhnya. Yang lain merasa bahwa dengan kandidat yang tepat, operasional dan sektor akan mengalami peningkatan efektivitas mekanisme. Para pemangku kepentingan dan perusahaan yang mengembangkan mekanisme pengaduan perlu mendiskusikan hal ini.23 Pemberitahuan lisan dapat digunakan untuk expediency (dan juga dicatat), tetapi harus diikuti oleh pemberitahuan tertulis.

Page 37: Pedoman Operasional Remediasi dan Akses terhadap Perbaikan...Contoh mekanisme perbaikan negara dan non-negara dapat ditemukan pada Kotak 1 di bawah ini. y Hasil: Produk dari mekanisme

32

www.accountability-framework.org