pedoman k3 china

30

Upload: asri-karima

Post on 26-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pedoman K3

TRANSCRIPT

Pendahuluan

Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Aturan tentang Keselamatan dan Kesehatan

Tempat Kerja

Pakaian kerja

Alat Pelindung Diri

Pencegahan Perilaku Tidak Aman

Rambu-Rambu Keselamatan dan Kesehatan

Tindakan Keselamatan Umum A. Pencegahan Kebakaran

B. Keamanan Perangkat Listrik

C. Pencegahan Kecelakaan yang Diakibatkan Peralatan Tangan

D. Penggunaan Tangga yang Aman

E. Zat-Zat Berbahaya

F. Bahaya Umum di Tempat Kerja

i. Jatuh dari Ketinggian

ii. Operasi Penanganan Manual

iii. Bekerja di Ruang Tertutup

iv. Larutan Organik

v. Debu / Gas Berbahaya

vi. Suara Bising

Pengoperasian Mesin yang Aman

Pengaman Mesin

Peralatan Layar Display

Bahaya Biologis

Bekerja di Luar Ruangan

Kekerasan di Tempat Kerja

Stres Akibat Pekerjaan

Tanggap terhadap Situasi Darurat

Daftar Isi

2

Pendahuluan

Di industri mana pun kita bekerja, kita menemukan berbagai jenis

bahaya keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya bekerja di ketinggian,

bekerja dalam ruang tertutup, penggunaan mesin atau bahan kimia, atau

penggunaan perlatan layar display yang berkepanjangan. Jika tidak ada

tindakan keselamatan dan kesehatan, kita dapat cedera di tempat kerja,

kehilangan anggota badan atau bahkan meninggal dunia.

Menurut "Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja" serta peraturan

lain yang terkait, majikan/perusahaan bertanggung jawab menyediakan

lingkungan kerja serta fasilitas kerja yang aman dan sehat. Karyawan juga

harus bekerja sama dengan majikan, dan menjaga dengan baik kesehatan

dan keselamatan diri mereka sendiri maupun karyawan lain. Ini mencakup

memperhatikan prosedur dan fasilitas yang berisiko tinggi. Karyawan

juga harus memenuhi semua persyaratan keselamatan dan menggunakan

perlengkapan pelindung diri yang diperlukan.

Buku Panduan keselamatan dan kesehatan

Kerja ini memperkenalkan bahaya kesehatan

dan keselamatan yang umum di tempat kerja,

serta masalah keselamatan yang terkait, untuk

membantu karyawan memahami potensi bahaya

dalam berbagai proses kerja serta tindakan

keselamatan yang diperlukan.

3

Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, majikan, Penghuni

(pemilik/penyewa) tempat kerja serta karyawan semuanya memiliki

kewajiban hukum tertentu.

Majikan harus:

1. Menyediakan dan merawat gedung dan sistem kerja yang aman dan

tanpa menimbulkan risiko kesehatan.

2. Membuat pengaturan untuk memastikan keselamatan dan ketiadaan risiko

kesehatan sehubungan dengan penggunaan, penanganan, penyimpanan

atau perpindahan tanaman atau zat kimia.

3. Menyediakan informasi, instruksi, pelatihan dan pengawasan sebagaimana

diperlukan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan di tempat

kerja.

4. Menyediakan dan memelihara sarana yang aman untuk keluar masuk

tempat kerja.

5. Menyediakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman dan sehat.

Penghuni tempat kerja bertanggung jawab untuk memelihara keselamatan dan kesehatan:

1. Tempat kerja

2. Sarana keluar masuk dari tempat kerja

3. Tanaman atau zat apa pun yang disimpan di tempat kerja

Karyawan bertanggung jawab untuk:

1. Menjaga keselamatan dan kesehatan diri sendiri serta orang lain di

tempat kerja.

2. Menggunakan fasilitas yang disediakan oleh majikan, dan mematuhi

peraturan dan praktik yang ditetapkan oleh majikan.

4

Aturan tentang Keselamatan dan Kesehatan

Hal pertama yang harus diingat karyawan di tempat kerja adalah

mematuhi semua aturan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Setiap perusahaan atau tempat kerja memiliki aturan sendiri dan setiap

karyawan harus mematuhinya.

Ambil contoh pemakaian helm keselamatan,

jika karyawan tidak mematuhi aturan ini, ia

memberikan contoh buruk kepada karyawan

lain. Dengan demikian, aturan keselamatan dan

kesehatan harus dipatuhi oleh semua karyawan

tanpa kecuali.

Karyawan harus memberlakukan aturan keselamatan dan kesehatan

sebagai bagian tak terpisahkan dari peraturan kerja.

Tempat Kerja

Memiliki tempat kerja yang bersih dan rapih memberikan banyak manfaat,

misalnya:

1. Mengurangi biaya operasional.

2. Mengurangi konsumsi bahan dan komponen.

3. Meningkatkan produktivitas.

4. Meningkatkan manajemen produksi.

5. Menggunakan tempat kerja secara lebih

efektif.

6. Mengurangi angka kecelakaan.

7. Memperkuat semangat kerja staf.

8. Mengurangi potensi bahaya kebakaran.

Safety Rules

5

Pakaian Kerja

1. Jenis kerja yang berbeda memerlukan pakaian yang berbeda pula.

Karena itu, karyawan harus mengenakan pakaian kerja yang sesuai.

2. Pakaian kerja harus dijaga agar tetap bersih, jika tidak, pakaian dapat

menimbulkan penyakit kulit.

3. Lengan baju yang longgar, dasi dan syal dapat dengan mudah tersangkut

oleh mesin, sehingga menyebabkan kecelakaan.

4. Rambut panjang dapat mudah tersangkut mesin, menyebabkan cedera

kepala.

5. Jika ditentukan bahwa alat perlindung diri harus dikenakan, seperti

gogel kacamata keselamatan, pelindung telinga, sarung tangan, serta

respirator, maka karyawan harus mengenakannya dengan benar.

6. Jika terdapat bahaya benda jatuh di tempat kerja, maka helm

keselamatan dapat memberikan perlindungan hingga tingkat tertentu.

7. Sepatu kese lamatan dapat

m e l i n d u n g i j a r i k a k i , d a n

mencegah alas kaki agar tidak

tertusuk benda tajam. Sepatu

juga dapat mencegah tergelincir

pada lantai yang basah dan licin.

8. Jika pakaian kerja terkontaminasi

bahan kimia, harus segera diganti

dan dicuci dengan seksama.

6

Alat Pelindung Diri

A. Jenis

Jika pakaian kerja memerlukan penggunaan alat pelindung diri, semua

karyawan harus mematuhinya.

1. Helm keselamatan.

2. Pelindung mata / tameng wajah

3. Pelindung telinga

4. Respirator

5. Sarung tangan dan pakaian pelindung

6. Sepatu keselamatan

7. Harnes / sabuk keselamatan

8. Rompi / sabuk pantul

B. Cara Penggunaan

Penggunaan alat pelindung diri yang benar

dapat mencegah kecelakaan atau mengurangi

cedera karyawan hingga tingkat minimum,

jika sampai terjadi kecelakaan.

1. Pemilihan dan cara penggunaan harus

sesuai dengan instruksi dari pabrik dan

dari majikan.

2. Per lengkapan pe l indung d i r i yang

dibagikan tidak boleh diubah tanpa izin,

misalnya dengan membuat lubang pada

helm keselamatan.

3. Perhatikan juga masa berlaku perlengkapan tersebut. J ika

perlengkapan pelindung diri cacat, majikan harus diberi tahu agar

dapat diganti.

7

Pencegahan Perilaku Tidak Aman

Karyawan tidak saja harus menghindari perilaku yang tidak aman di

tempat kerja, ia juga bertanggung jawab memberi tahu karyawan lain.

Dilarang keras melakukan perilaku tidak aman berikut.

Menggunakan mesin secara tidak benar, menggunakan metode

pendukung yang tidak aman, serta metode transportasi yang tidak

benar.

Mendekati atau memasuki zona berbahaya, misalnya area di bawah

objek yang sedang diangkat dan area tempat mesin-mesin beroperasi.

Membersihkan, mengisi bahan bakar, atau memperbaiki mesin yang

sedang beroperasi.

Melakukan tindakan berbahaya tanpa memberi tahu orang lain,

misalnya menghidupkan mesin atau kendaraan secara mendadak.

Salah memilih mesin yang diperlukan, atau menggunakan mesin yang

tidak memenuhi spesifikasi atau rusak.

Meninggalkan tempat kerja pada saat mesin masih beroperasi, atau

menempatkan mesin atau bahan di tempat yang tidak aman.

Merusak atau melepaskan instalasi keselamatan, misalnya peralatan

penjaga mesin.

Menggunakan peralatan yang

tidak tepat sewaktu bekerja.

M e n o l a k m e n g g u n a k a n

a l a t p e r l i n d u n g d i r i , a t a u

mengenakannya secara salah,

atau mengenakan pakaian kerja

yang tidak sesuai.

Bekerja di bawah pengaruh obat / alkohol, atau bermain-main sewaktu

bekerja.

×

×

×

×

×

×

×

×

×

×

8

Rambu-Rambu Keselamatan dan Kesehatan

Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan harus ditempatkan di area

berbahaya, tempat penyimpanan bahan berbahaya, atau tempat-tempat di

mana pekerja mudah mengalami kecelakaan.

1. Rambu-rambu harus dipasang di tempat yang mudah terlihat.

2. Pekerja harus memahami arti rambu tersebut, dan mematuhi

persyaratan yang ditunjukkan oleh rambu tersebut.

3. Rambu-rambu tidak boleh rusak atau dipindahkan dalam keadaan apa

pun.

DILARANG MEROKOK

KENAKAN GOGEL

PEMADAM API

KELUAR

BAHAYA SENGATAN

LISTRIK

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

9

Tindakan Keselamatan Umum

A. Pencegahan kebakaran

Api timbul apabila bahan bakar dipanaskan hingga suhu tertentu, dan

api akan tetap menyala apabila ada pasokan oksigen yang memadai dan

suhunya tetap pada suhu penyalaan. Nyala api akan berlangsung terus

hingga bahan bakar habis.

Untuk mencegah kebakaran, sangatlah penting untuk mengontrol energi

panas dan bahan bakar.

1. Jagalah tempat kerja agar tetap rapih, cegah penumpukan berbagai

jenis barang dan sampah.

2. Jumlah bahan mudah menyala yang disimpan serta tempat

penyimpanannya harus mematuhi persyaratan hukum, dan harus

terletak jauh dari sumber panas atau sumber penyulutan.

3. Pastikan jalan keluar darurat untuk kebakaran bebas dari halangan.

4. Sediakan instalasi dan

perlengkapan pemadam

kebakaran yang memadai

dan terawat dengan baik.

5. Ikutilah latihan kebakaran.

6. Anda harus mengena l

karakteristik dan metode

penggunaan alat pemadam

kebakaran.

10

Tindakan Keselamatan Umum

B. Keamanan Perangkat Listrik

Sengatan listrik terutama disebabkan oleh tubuh manusia yang

bersentuhan dengan bagian perangkat listrik yang "bermuatan listrik."

Biasanya, akibat yang ditimbulkan sangat serius.

Mencegah Sengatan Listrik 1. Instalasi, koneksi dan pemeliharaan semua perangkat listrik harus

dilakukan oleh personel yang kompeten dan berwenang.

2. Perangkat listrik harus dibumikan (diardekan).

3. Gunakan perangkat dengan insulasi-ganda.

4. Gunakan alat pemutus-arus sisa.

5. M a t i k a n s u m b e r l i s t r i k s e b e l u m

memindahkan perangkat listrik apa pun.

6. Sengatan listrik juga dapat dicegah dengan menggunakan keset

insulasi dan mengenakan sepatu but karet.

7. Apabila menggunakan perangkat listrik, jagalah agar tubuh dan

tempat kerja tetap kering.

C. Pencegahan Kecelakaan yang Diakibatkan Peralatan Tangan

1. Pilih dan gunakan peralatan tangan

yang sesuai, lakukan pemeriksaan

secara teratur untuk memastikan

peralatan tangan tidak rusak.

2. Jika peralatan tangan tersebut terkena

oli, harus dilap untuk mencegah

kecelakaan akibat tergelincirnya alat.

3. Gunakan peralatan sesuai tujuan alat

dan bukan untuk tujuan lain.

4. Kembalikan peralatan ke kotak alat

setelah digunakan.

11

Tindakan Keselamatan Umum

D. Penggunaan Tangga yang Aman

1. Pilih tangga yang mantap dengan ketinggian yang sesuai. Tangga harus memenuhi standar keselamatan yang berlaku.

2. Gunakan tangga berinsulasi apabila mengangkut benda-benda yang bermuatan listrik.

3. Pastikan tangga diletakkan pada permukaan yang kuat dan datar.

4. Apabila menggunakan tangga lurus, jagalah posisinya pada sudut 75 derajat dari tanah. Jika tingga tidak disangga atau dikencangkan, perlu ada orang lain yang membantu memegangi tangga.

5. Apabila menggunakan tangga lipat, tangga harus dilengkapi dengan engsel tangga dan lipatan dibuka sepenuhnya.

6. Sebelum mendaki tangga, selalu periksa apakah tangga mantap dan stabil.

7. Buatlah "kontak tiga-titik" apabila memanjat tangga, yaitu Anda harus bersentuhan dengan tangga dengan sedikitnya 3 anggota badan pada setiap saat.

8. Peralatan tangan harus ditempatkan di dalam kantung alat di pinggang apabila memanjat tangga.

9. Kenakan alas kaki yang sesuai, misalnya sepatu anti-selip.

10. Apabila berdiri pada tangga, selalu sediakan jarak sedikitnya dua anak tangga dari puncak tangga agar tangan dapat menjangkaunya.

Dilarang keras melakukan kondisi-kondisi tidak aman berikut: Menambah ketinggian tangga dengan menempatkan tangga di atas

boks, batu bata atau benda lain yang tidak stabil.

Membawa benda berat sambil menaiki tangga.

Berdiri di atas anak tangga teratas pada tangga.

Memanjangkan tubuh secara berlebihan saat berdiri di tangga.

Mengubah posisi tangga dengan gerakan tubuh (misalnya, dengan "menjepit" tangga dengan menggunakan kaki). Anda seharusnya turun dan memindahkan tangga.

Mengenakan sepatu sandal, sandal atau mendaki dengan kaki telanjang.

×

××××

×

12

Tindakan Keselamatan Umum

E. Zat-Zat Berbahaya

Risiko yang mungkin disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi menjadi tujuh kategori - mudah meledak, menimbulkan oksidasi, mudah menyala, beracun, menimbulkan karat, berbahaya dan menimbulkan iritasi. Setiap jenis risiko harus ditandai oleh simbol pada label. Wadah bahan kimia harus diberi label dengan simbol kategori yang sesuai, sehingga menunjukkan secara langsung sifat bahaya yang dapat ditimbulkannya.

Tindakan Preventif Keselamatan untuk Menangani Bahan Kimia 1. Sistem keselamatan • label yang sesuai • lingkungan kerja yang sesuai • pelatihan, bimbingan dan pengawasan bagi pengguna

2. Penyimpanan bahan kimia • menyimpan di tempat dengan ventilasi yang baik • mengunci ruang penyimpanan dan diawasi oleh personel yang

kompeten • orang-orang yang tidak terlatih menangani bahan kimia tidak

diperbolehkan masuk • mematuhi peraturan yang terkait dengan "Peraturan

Barang Berbahaya" dari Departemen Pemadam Kebakaran serta "Peraturan Kegiatan Parbrik dan Industri (Bahan Berbahaya)" dari Departemen Tenaga Kerja.

3. Label Bahan Kimia dan Lembar Data Keamanan Bahan •wadahbahankimiaharusdiberilabelyangsesuai. • label harus menunjukkan nama bahan kimia, bahayanya serta

tindakan keselamatan yang diperlukan. • Sediakan Lembar Data Keamanan Bahan (Material Safety Data Sheet

atau MSDS) bahan kimia tersebut agar dapat digunakan pengguna untuk mengetahui tindakan pengamanan yang diperlukan.

4. Persiapan untuk situasi darurat • instalasiperlengkapandarurat, termasukpencucimata, shower

(pancuran air), dan perlengkapan untuk menangani kebocoran

• alat pelindung diri • kebersihan pribadi • pembuangan bahan kimia dengan

benar

13

Tindakan Keselamatan Umum

F. Bahaya Umum di Tempat Kerja

I. Jatuh dari Ketinggian

1 Bekerja di ketinggian harus dihindari sejauh

mungkin.

2 Harus tersedia platform kerja yang aman

untuk bekerja di ketinggian.

3 Sarana akses yang aman seperti tangga, harus disediakan.

4 Platform kerja harus memiliki pagar pengaman yang sesuai (satu

dengan tinggi antara 900 mm dan 1.150 mm; dan satu lagi antara 450

mm dan 600 mm) serta papan pelindung jari kaki (dengan tinggi tidak

kurang dari 200 mm).

5 Platform kerja, termasuk menara akses bergerak, harus didirikan oleh

petugas yang terlatih. Sementara itu, setiap platform harus diperiksa oleh

petugas yang kompeten sebelum digunakan, sekali setiap 14 hari dan

setelah ada perubahan. Formulir 5 harus ditandatangani.

6 Jika akan digunakan platform kerja gantung dan platform kerja yang

dinaikkan, pengguna harus terlatih dalam hal operasi dan keselamatan.

7 Jika bekerja di ketinggian lebih dari 2 meter namun tidak praktis untuk

memasang platform kerja, maka pekerja harus menggunakan sabuk

keselamatan. Sabuk keselamatan harus dihubungkan dengan kencang

pada tali lifeline tersendiri atau pada benda yang aman.

II. Operasi Penanganan Manual

Sebelum Menangani Objek 1. Pertimbangkan apakah perangkat tambahan seperti troli dan perangkat

pengangkat dapat digunakan untuk mengurangi waktu penanganan

manual.

2. Kenakan pakaian kerja yang sesuai dan gunakan alat pelindung diri yang

memadai seperti sarung tangan dan sepatu keselamatan.

14

3. Perkirakan bobot dan ukuran objek tersebut. Jika bentuk atau ukurannya

terlalu berat atau sulit dipegang, mintalah bantuan orang lain.

4. Periksa objek untuk memastikan tidak ada paku atau ujung tajam yang

dapat menyebabkan cedera.

5. Perjelas rute yang harus dilalui dan singkirkan penghalang sejauh

mungkin.

Apabila Menangani Objek 6. Ketika bersiap-siap mengangkat objek, kaki harus dibuka dengan

jarak tertentu. Satu kaki harus berada di sebelah objek, sementara

kaki lainnya harus berada di bagian belakang objek. Tulang punggung

harus lurus dan vertikal terhadap tanah.

7. Objek harus dipegang dengan kuat oleh telapak tangan, bukan hanya

oleh jari. Ini untuk menghindari objek tergelincir dari tangan.

8. Bobot tubuh harus bertumpu pada kaki. Dekatkan objek ke tubuh

Anda, dan angkatlah dengan menggunakan kekuatan kaki, bukan

kekuatan punggung.

9. Apabila memindahkan objek berat, yang harus bergerak adalah

kaki, jangan memutar pinggang. Jika Anda harus mengangkat dan

memindahkan objek sekaligus, kaki harus terlebih dahulu mengarah

pada tujuan.

10. Jangan mengangkat objek berat hingga setinggi pinggang dalam

satu gerakan. Terlebih dahulu pindahkan objek ke platform kerja atau

tempat yang tingginya sekitar setengah tinggi pinggang, kemudian

sesuaikan lokasi telapak tangan, kemudian angkat lagi.

15

Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Waspadalah apabila menangani objek pada platform kerja, area yang

miring, tangga atau tempat-tempat di mana Anda mudah kehilangan

keseimbangan. Apabila memindahkan objek melalui pintu, pastikan lebar

pintu cukup memadai sehingga tidak melukai telapak tangan atau jari.

2. Apabila menangani objek yang relatif ringan, jangan menyepelekannya,

karena memutar pinggang secara mendadak juga dapat menyebabkan

cedera pinggang.

3. Saat memindahkan objek yang panjang, bagian depan harus sedikit

diangkat agar tidak mencederai orang-orang di sekitarnya.

4. Apabila menyerahkan objek ke orang lain, terlebih dahulu Anda harus

memastikan bahwa ia telah memegang objek dengan kuat sebelum

Anda melepaskan objek tersebut.

5. Apabila dua orang atau lebih menangani objek yang sama, yang satu

harus memberi komando untuk memastikan langkah-langkah mereka

berbarengan dan bahwa semua orang mengangkat dan menurunkan

objek pada saat yang sama.

III. Bekerja di Ruang Tertutup

Lingkungan kerja seperti manhole (lubang got) dan tangki air dalam

bangunan termasuk ke dalam kategori ruang tertutup, dan mungkin

mengandung gas berbahaya atau menimbulkan kondisi berbahaya seperti

kekurangan oksigen. Oleh sebab itu pekerja harus memperhatikan hal-hal

berikut apabila bekerja dalam ruang tertutup:

1. Sebelum memasuki ruang tertutup, Anda harus menunjuk orang

yang kompeten untuk melakukan penilaian risiko dan menyarankan

tindakan keselamatan yang sesuai.

2. Pastikan semua tindakan keselamatan yang disarankan oleh penilai

risiko sudah diterapkan. Ini dapat mencakup menyekat/isolasi,

menguras, menguji atmosfer, ventilasi, penerangan dan penggunaan

alat bantu pernapasan, dll.

16

3. Berdasarkan rekomendasi dari penilaian risiko, dikeluarkan "izin

kerja" untuk membuktikan bahwa semua tindakan keselamatan yang

diperlukan telah dilakukan, dan untuk menetapkan berapa lama

pekerja dapat berada dalam ruang tertutup tersebut.

4. Pastikan bahwa hanya pekerja yang kompeten saja yang dapat

memasuki ruang tertutup tersebut, dan sediakan sarana keluar masuk

yang aman.

5. Selama periode kerja, aturlah agar sedikitnya ada satu orang yang

berada di luar ruang tertutup yang tetap berkomunikasi dengan

pekerja di dalam ruang.

6. Berikan sarana penyelamatan yang sesuai, termasuk alat pernapasan

resmi (bersertifikat), harnes keselamatan, lifeline, alat bantu resusitasi,

penerangan darurat, kotak P3K, tandu usungan (stretcher), tripod

dan kerekan, dan tetapkan prosedur darurat serta pengaturan

penyelamatan yang sesuai.

7. Jika ada pekerja yang sakit atau menghadapi situasi yang tidak biasa

ketika bekerja dalam ruang tertutup, segera evakuasi dan beri tahu

atasan.

8. Jika ada orang yang pingsan

dalam ruang tertutup, segera

jalankan prosedur darurat. Jika

Anda tidak mengenakan alat

pernapasan dan perlengkapan

penyelamatan yang memadai

serta belum terlatih, jangan

sekal i -kal i memasuki ruang

ter tutup untuk melakukan

penyelamatan.

RiskAssessment

Work

Permit

17

IV. Larutan Organik

Kebanyakan larutan organik mudah menyala, dan jika keracunan larutan ini,

korban akan mengalami sakit kepala, pening, mual dan kehilangan kekuatan.

Ciri-ciri: 1. Mudah menyala atau mudah

meledak.

2. Bersifat membius.

Tindakan pencegahan: 1. Wadahnya harus ditutup.

2. Jangan sekali-kali digunakan untuk mencuci tangan.

3. Jangan sekali-kali menempatkannya di dekat sistem ventilasi.

4. Harus digunakan perlengkapan pelindung yang sesuai.

V. Debu / Gas Berbahaya

Proses kerja seperti memotong, mengebor, menggerinda dan menggali

akan menghasilkan debu dalam berbagai ukuran. Jika menghirup debu

mineral dalam jumlah berlebihan selama jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan pneumokoniosis. Lebih jauh lagi, pengelasan juga dapat

menimbulkan gas berbahaya.

Tindakan pencegahan: 1. Cobalah mengontrol sumber debu dan gas

berbahaya.

2. Aktifkan sistem pembuangan lokal untuk

menyingkirkan debu dan gas berbahaya.

3. Apabila sistem ventilasi gagal mengontrol debu atau gas berbahaya

secara efektif, pekerja harus mengenakan respirator yang memadai.

4. Respirator dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis - jenis penyaring

dan alat pernapasan yang dilengkapi pasokan udara.

THINNER- Highly flammable- Irritant to skin and

respiratory track

- Wear goggles, face sh ie ld , chemica l resistant gloves and apron

- Exhaust ventilation

THINNER

3. Menimbulkan iritasi pada kulit

atau mata.

4. Merusak hati dan ginjal.

18

5. Saat menggunakan alat pernapasan, pastikan pasokan udara tidak

terkontaminasi.

6. Secara teratur pelihara kebersihan dan fungsionalitas respirator.

VI. Suara Bising

Jika pekerja terpapar pada lingkungan bising dalam jangka waktu yang

berkepanjangan, pendengarannya dapat rusak permanen. Majikan harus

melakukan penilaian pada lingkungan kerja yang bising, dan menerapkan

tindakan perlindungan pendengaran berdasarkan derajat pemaparan

setiap pekerja setiap hari.

Bagi karyawan, jika mereka perlu bekerja di

dalam zona perlindungan telinga, mereka

harus mengenakan pelindung telinga yang

disetujui.

Situasi bising

Pemaparan kebisingan perorangan harian sebesar 85 hingga 89 dB(A)

Pemaparan kebisingan perorangan harian sebesar 90 dB(A) atau lebih

Tingkat tekanan suara tertinggi sebesar 140 dB atau tekanan suara tertinggi sebesar 200 Pa.

Tingkat kebisingan

Tingkat t indakan pertama

Tingkat t indakan kedua

Tingkat t indakan puncak

Sarana pelindung pendengaran

- terapkan tindakan pengaman untuk mengurangi pemaparan kebisingan perorangan harian para pekerja.

- berikan informasi, instruksi dan pelatihan relevan yang memadai.

- Atas permintaan karyawan, sediakan alat pelindung telinga yang disetujui

- terapkan tindakan pengaman untuk mengurangi pemaparan kebisingan perorangan harian para pekerja.

- berikan informasi, instruksi dan pelatihan relevan yang memadai.

- siapkan zona perlindungan telinga atau tetapkan jarak dari mesin atau perlengkapan yang bising tersebut, dan wajibkan pekerja yang bekerja dalam zona atau jarak tersebut untuk mengenakan pelindung telinga yang disetujui/memenuhi syarat.

19

Pengoperasian Mesin yang Aman

A. Pemeriksaan Sebelum Penggunaan

Sebelum menggunakan mesin, penting untuk memastikan

mesin berada dalam kondisi yang baik. Jika mesin aus,

berubah bentuk, retak, atau terdapat kebocoran oli dan

mengeluarkan suara yang tidak normal, Anda harus memberi

tahu atasan agar diperbaiki. Jika masalah ini diabaikan, dapat

menimbulkan kecelakaan.

B. Pelatihan dan perlindungan operator

Operator mesin harus sudah mendapatkan pelatihan yang relevan dalam

hal pengoperasian dan keamanan mesin. Mereka juga harus mengenakan

alat pelindung diri yang sesuai.

C. Sinyal kontak

Di lingkungan kerja yang penuh orang atau bising, sering kali digunakan

sinyal manual untuk berkomunikasi. Karyawan harus paham sepenuhnya

arti sinyal-sinyal tersebut, dan menggunakannya pada saat yang tepat.

D. Mematuhi prosedur operasional

Jangan menyederhanakan prosedur kerja karena ingin mempercepat pekerjaan, atau melanggar panduan pengoperasian aman. Banyak kecelakaan terjadi dalam situasi seperti itu.

E. Masalah khusus

Jika muncul masalah khusus sewaktu bekerja, misalnya mesin perlu diperbaiki, diperiksa atau dites, Anda perlu memberi tahu atasan, yang akan meminta bantuan dari personel yang kompeten.

20

Pengaman Mesin

Bahaya mesin mencakup tubuh pekerja tertabrak atau tersangkut oleh

bagian mesin yang bergerak dan terbawa ke zona berbahaya, atau pekerja

terluka karena serpihan yang ditimbulkan mesin.

Fungsi pengaman mesin adalah memisahkan tangan operator atau bagian

lain tubuh operator dari bagian-bagian mesin yang berbahaya.

1. Untuk memastikan pengaman mesin beroperasi dengan normal,

jangan sekali-kali melepaskan atau merusak pengaman mesin karena

ingin mempercepat pekerjaan.

2. Pemeliharaan dan pemeriksaan yang teratur juga dapat memperpanjang

masa penggunaan pengaman mesin.

3. Jika pengaman mesin rusak, beri tahu atasan agar diperbaiki.

4. Sebelum memperbaiki pengaman atau bagian lain dari mesin, Anda

harus mematikan sumber listrik dan memastikan mesin telah benar-

benar berhenti. Kuncilah sakelar/tombol dan pasang tanda yang sesuai

agar orang lain tidak menghidupkan mesin secara tidak sengaja.

21

A. Baris pertama di layar berada pada atau sedikit di bawah ketinggian mata

B. Jarak pandang yang nyaman (350-650 mm)

C. Lengan atas dan lengan bawah kurang lebih membentuk sudut siku-siku

D. Ket inggian dan kemir ingan sandaran punggung dapat disesuaikan

E. Ketinggian kursi dapat disesuaikan sehingga pengguna dapat menumpukan pahanya pada bantalan kursi dan kaki bertumpu di lantai

F. Alas kursi kokoh dengan roda yang lancar sehingga mudah digerakkan

Peralatan Layar Display

Stasiun Kerja Peralatan Layar Displayserta Sikap Kerja yang Optimal

Jika pekerja harus menggunakan peralatan layar display seperti komputer

dalam jangka waktu yang panjang, tempat kerja layar display tersebut

harus disesuaikan dengan pengguna. Jika tidak, ini dapat menyebabkan

masalah otot punggung. Majikan harus melakukan penilaian risiko bagi

pengguna dan perangkat kerjanya, serta memberikan informasi dan

pelatihan untuk menjaga kesehatan pengguna. Pengguna juga harus

mempertahankan postur kerja yang baik apabila menggunakan fasilitas

layar display.

G. Sandaran kaki kokoh jika diperlukan

H. Jarak kelonggaran kaki memadai

I. Penyokong pergelangan tangan memadai

J. Posisi layar membentuk sudut siku-siku dengan garis pandang

K. Pemegang dokumen yang dapat disesuaikan

L. Pergelangan tangan dijaga agar tetap sedikit miring

M. Penyokong layar dapat dirotasikan dan dimiringkan

N. Tepi bantalan kursi berbentuk bulat atau digulung

O. Tinggi meja dapat disesuaikan, jika mungkin

22

Bahaya Biologis

Bunga, semak atau tempat-tempat yang mengandung air yang tidak

bergerak dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain

berdampak pada higiene lingkungan, nyamuk dapat menyebarkan radang

otak japanese encephalitis Jepang, demam berdarah dan penyakit lainnya.

Selain menjadi tempat berkembang biak nyamuk, tempat pengumpulan

sampah yang tidak higienis juga dapat menarik tikus. Sentuhan dengan

kotoran tikus dapat menyebabkan leptospirosis, dan jika digigit oleh tikus,

manusia juga dapat terkena demam gigitan tikus. Karena itu, pekerja harus

berusaha sebaik-baiknya untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk

mencegah bahaya biologis.

1. Jagalah lingkungan agar tetap bersih dan berventilasi baik.

2. Singkirkan air yang tidak bergerak dari tempat kerja. Untuk wadah

yang menyimpan air seperti vas bunga, air di dalamnya harus diganti

sedikitnya sekali seminggu.

3. Buanglah sampah sesegera mungkin agar tidak menjadi tempat

berkembang biak nyamuk.

4. Jaga kebersihan diri dengan mencuci tangan dengan saksama setelah

bekerja dan sebelum makan.

5. Gunakan perlengkapan alat diri yang sesuai, seperti krim pengusir

nyamuk, masker, serta pakaian berlengan panjang.

6. Jika nyamuk berkembang biak, atau terlihat adanya tikus, sewalah

perusahaan kontrol hama profesional untuk mengatasi situasi tersebut.

Jika pekerja perlu bekerja di tempat di mana pasien penyakit menular

(seperti influenza) dirawat (misalnya bangsal rumah sakit dan ruangan

karantina), tindakan pencegahan berikut perlu dilakukan untuk mencegah

menularnya penyakit melalui infeksi:

1. Harus digunakan perlengkapan pelindung diri yang sesuai. Ini termasuk

masker, gogel/tameng wajah, pakaian pelindung, sarung tangan,

penutup sepatu, dll.

23

2. Hindari kontak dengan mata, hidung atau mulut selama bekerja.

3. Hindari kontak fisik dengan pasien kecuali jika perlu.

4. Alat pelindung diri harus dibuang dengan benar

atau dibersihkan dan disterilkan (jika bukan jenis

sekali-pakai) setelah digunakan.

5. Setelah bekerja, gunakan metode cuci tangan

yang benar untuk membersihkan tangan dengan

saksama.

6. Jika muncul gejala infeksi, beri tahu atasan dan

carilah bantuan medis.

Bekerja di Luar Ruangan

Jika pekerja perlu bekerja di luar ruang untuk jangka waktu yang lama, ia

harus melakukan tindakan untuk mencegah sengatan panas dalam cuaca

yang sangat terik.

1. Ubah prosedur kerja: pertimbangkan kemungkinan untuk mengubah

lingkungan kerja, seperti bekerja di dalam ruang atau di tempat yang

sejuk dan terlindung dari sinar matahari, untuk mencegah terkena sinar

matahari yang berkepanjangan.

2. Berikan tempat bernaung: dirikan tempat bernaung di tempat kerja untuk

mengurangi kemungkinan pekerja terkena cahaya matahari langsung.

3. Ubah giliran kerja atau jenis pekerjaan: hindari bekerja saat matahari

sedang panas-panasnya atau sedang terang-terangnya. Atau, ubah jenis

pekerjaan pekerja untuk mencegah ia bekerja di luar ruang dalam waktu

yang lama.

4. Beristirahatlah di tempat yang sejuk pada saat yang tepat.

24

5. Minumlah lebih banyak air.

6. Gunakan alat pelindung diri: kenakan

pakaian kerja yang sesuai, kaca mata

hitam, topi dan gunakan losion/cairan

pelindung kulit, dll.

Selain itu, pekerja harus waspada terhadap

ular, anjing liar atau binatang berbahaya

lain di lingkungan tersebut. Jika terlihat ada

binatang tersebut, segera berhenti bekerja

dan mintalah bantuan dari departemen

yang sesuai.

Jika muncul cuaca buruk (seperti angin kencang dan hujan badai)

sewaktu bekerja, pekerja harus mengikuti panduan yang sesuai dengan

yang dikeluarkan pemerintah atau perusahaan, atau tanyakan kepada

atasan untuk menentukan apakah akan melanjutkan pekerjaan atau

tidak. Jika ditentukan bahwa pekerjaan akan dihentikan sementara,

segera berlindung di tempat aman, dan pastikan bawah sebelum

meninggalkan area kerja, tindakan pengamanan telah dilakukan

(misalnya, mengamankan rak bergerak, menurunkan benda berat yang

masih tergantung, dll.). Jangan sekali-kali mengambil risiko melanjutkan

pekerjaan dalam lingkungan berbahaya walaupun pekerjaan mendesak

untuk diselesaikan.

25

Kekerasan di Tempat Kerja

Karyawan dapat terlibat konflik dengan sesama karyawan atau klien di

tempat kerja. Insiden ini dapat berupa pertengkaran yang menimbulkan

masalah emosional, atau dalam situasi yang lebih serius menjadi insiden

kekerasan yang menimbulkan cedera. Karena itu, karyawan harus selalu

tetap tenang selama bekerja. Apabila terjadi konflik antara rekan kerja

dan pelanggan, Anda harus tetap tenang dan menangani insiden secara

objektif, dengan tujuan memecahkan masalah dengan baik. Jangan sekali-

kali bersikap emosional. Jika pihak lain menolak untuk menyelesaikan

insiden, Anda dapat mempertimbangkan keterampilan berikut untuk

menenangkan orang tersebut atau mengurangi ketegangan insiden:

1. Nyatakan bahwa Anda memahami perasaan pihak tersebut;

2. Tekankan bahwa wewenang Anda terbatas;

3. Gunakan "tekanan orang banyak";

4. Dengan terbuka akui kesalahan Anda;

5. Lakukan tindak lanjut segera di hadapan

orang yang bersangkutan;

6. Cobalah berpikir dari sudut pandang

kepentingan orang yang bersangkutan;

7. Ingatkan orang yang bersangkutan tentang insiden serupa yang sudah

terjadi;

8. Terangkan kebijakan perusahaan kepada yang bersangkutan; atau

9. Mintalah atasan untuk menangani insiden.

Jika karyawan merasa bahwa ia tidak dapat memecahkan masalah sendiri

atau situasi terlihat akan berkembang hingga di luar kendali (dapat

menjadi insiden kekerasan), segera minta bantuan.

26

Stres Akibat Pekerjaan

Stres akibat pekerjaan adalah masalah umum dalam keselamatan dan

kesehatan kerja, karena dapat terjadi dalam berbagai profesi. Masalah

stres pekerjaan sering kali diabaikan, walaupun sebenarnya dapat

menimbulkan berbagai dampak negatif pada karyawan. Dalam kasus yang

serius, dapat menyebabkan masalah kesehatan.

1. Masalah psikologis - kecemasan, ruam kulit, mudah tersinggung,

depresi, hilang konsentrasi, mudah lupa dan bingung.

2. Masalah perilaku - tidak suka kehidupan sosial, hilangnya rasa damai

dalam diri, hilang nafsu makan / makan tak terkendali, perilaku kasar,

sulit tidur dll.

3. Masalah kesehatan - sakit kepala, sakit perut / mual, konstipasi / diare,

kenaikan tekanan darah, nyeri otot, dan sering merasa lelah.

Karyawan dapat mencegah dan mengelola stres pekerjaan dalam cara

berikut:

1. Terapkan gaya hidup sehat dan diet seimbang.

2. Kembangkan kesejahteraan psikologis dan nilai-nilai positif. Bersikap

optimis dan mempelajari cara menghadapi kesuksesan dan kegagalan,

dan menghindari mengejar materi secara berlebihan.

3. Jagalah suasana hati (mood) yang bahagia, dan jangan buang waktu

memelihara rasa khawatir yang tidak perlu.

27

4. Sampaikan pendapat Anda kepada manajemen, hilangkan atau

kurangi sumber tekanan, dan bahas bersama atasan serta rekan kerja

bagaimana cara memecahkan masalah.

5. Rencanakan pekerjaan Anda dan tetapkan prioritas, kemudian perbaiki

manajemen waktu Anda.

6. Relaks, tenang dan luangkan waktu untuk rehat sejenak jika mungkin.

7. Bina hubungan yang baik dengan rekan kerja, anggota keluarga dan

teman, kemudian buatlah jaringan dukungan sosial.

8. Apabila terkena masalah atau bingung, ungkapkan perasaan Anda

kepada orang yang Anda percayai, atau cari konseling profesional.

9. Jika Anda memiliki gejala kecemasan dan depresi, segera cari bantuan

medis.

28

Tanggap terhadap Situasi Darurat

1. Tetaplah tenang, dan beritahukan atasan tentang perincian kecelakaan,

seperti lokasi dan jumlah korban cedera.

2. Beri tahu polisi sesegera mungkin dan telepon ambulans.

3. Jangan memindahkan korban cedera kecuali jika di lokasi ada petugas

yang terlatih dalam pertolongan pertama pada kecelakaan.

4. Jaga kondisi asli lokasi sedapat mungkin untuk memudahkan investigasi

selanjutnya.

5. Walaupun tidak ada korban cedera dalam insiden, Anda tetap harus

melaporkannya ke kepala departemen sehingga dapat dilakukan

penyelidikan untuk menghindari terulangnya insiden. Insiden tanpa

korban cedera dapat berubah menjadi kecelakaan dengan korban

cedera serius jika tidak ditangani.

6. Harus ada rencana terperinci untuk menangani kebakaran.

Apabila ada kebakaran 1. Berteriaklah sekuat-kuatnya. 2. Beri tahu Unit Darurat Kebakaran Perusahaan. 3. Dalam situasi yang aman, gunakan alat pemadam api dan selang pemadam api dll.

untuk memadamkan api. 4. Jika api tidak dapat dipadamkan, Unit Darurat Kebakaran harus menekan alarm dan

memutar "999" untuk memberi tahu Departemen Layanan Pemadam Kebakaran.

Apabila mendengar alarm kebakaran 1. Tutup semua pintu dan jendela. 2. Matikan semua perangkat listrik yang beroperasi. Unit Darurat Kebakaran harus

mematikan sakelar listrik utama (namun penerangan harian harus tetap menyala). 3. Ikuti petunjuk Unit Darurat Kebakaran untukk mengevakuasi bangunan melalui

rute yang ditentukan, dan berkumpul di pintu keluar XXX. 4. Melapor ke Unit Darurat Kebakaran.

Perhatikan: JANGAN menggunakan lift. JANGAN berkeliaran untuk mengumpulkan barang-barang Anda JANGAN memasuki lagi bangunan hingga pihak berwenang mengumumkan bahwa bangunan sudah dapat dimasuki dengan aman.

Unit Darurat Kebakaran – petugas yang bertanggung jawab: XXX Anggota: XXX XX Alamat: XX XXXX XX

INSTRUKSI KESELAMATAN JIKA ADA KEBAKARAN