pedoman budidaya teknis peng sapi perah pola pmuk

50
DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH POLA PMUK

Upload: wiar-syah

Post on 28-Nov-2015

305 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN

KESEHATAN HEWAN 2012

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH

POLA PMUK

Page 2: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

i

KATA PENGANTAR

Dalam DIPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Tahun Anggaran 2012, terdapat kegiatan pengembangan budidaya sapi perah. Kegiatan tersebut difokuskan

pada peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah dalam rangka peningkatan pendapatan peternak melalui produksi susu.

Jumlah kelompok yang berminat dibidang agribisnis peternakan

semakin banyak, hal ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah proposal pengembangan budidaya sapi perah yang diajukan oleh kelompok peternak ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mendapatkan

fasilitasi modal usaha sebagai dana stimulasi untuk mengembangkan usaha budidaya sapi perah.

Agar pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dan pengembangan

budidaya sapi perah di kelompok peternak tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka disusun Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Sapi

Perah Tahun 2012, untuk dijadikan acuan bagi para pelaksana kegiatan, sehingga tujuan dan sasaran program dapat tercapai secara optimal.

Jakarta, Nopember 2011

DIREKTUR BUDIDAYA TERNAK

Ir. Fauzi Luthan

NIP. 19560505 198503 1 011

Page 3: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan ................................................... 1

C. Sasaran Kegiatan ....................................................... 3

D. Indikator Keberhasilan ............................................... 3

E. Ruang Lingkup .......................................................... 3

F. Pengertian ................................................................ 4

G. Komponen Kegiatan ................................................... 5 H. Peran Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat ........ 6

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...................................... 7 J. Lokasi Kegiatan ......................................................... 7

BAB II KRITERIA DAN SELEKSI PENETAPAN KELOMPOK ................ 8 A. Kriteria dan Persyaratan ............................................. 8

B. Seleksi dan Penetapan ............................................... 10

BAB III PENGELOLAAN DANA ...................................................... 12

A. Penggunan Dana ....................................................... 12 B. Pengajuan dan Transfer Dana ..................................... 13

BAB IV KEGIATAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH ............ 16

A. Induk Sapi Perah ....................................................... 16

B. Kandang dan Peralatan .............................................. 17

C. Pakan ....................................................................... 17

D. Obat-obatan.............................................................. 18

E. Penyakit Sapi Perah ................................................... 18

F. Pemerahan Susu ....................................................... 20

BAB V ORGANISASI PELAKSANAAN ................................................ 21

A. Pengarah Kegiatan ..................................................... 21 B. Tim Pelaksana ........................................................... 21

C. Tim Pembina ............................................................. 22 D. Tim Teknis Kabupaten/Kota ........................................ 23

BAB VI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN ...................................... 24

A. Pembinaan ................................................................ 24

B. Pengendalian ............................................................ 24 C. Pengawasan .............................................................. 25

Page 4: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

iii

BAB VII MONITORING DAN EVALUASI PELAPORAN ......................... 27

A. Indikator Kinerja ........................................................ 27

B. Monitoring dan Evaluasi.............................................. 28 C. Pelaporan ................................................................. 29

D. Jenis Pelaporan ......................................................... 30

BAB VIII PENUTUP ....................................................................... 32

Page 5: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

iv

LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Surat Perjanjian Kerjasama

Lampiran 2 Format Rencana Usaha Kegiatan Kelompok

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Rencana Usaha Kegiatan Kelompok Lampiran 4 Fomat Berita Acara Pembayaran

Lampiran 5 Format Kwitansi

Lampiran 6 Format Laporan Outline Tahunan Lampiran 7 Format Laporan Bulanan

Lampiran 8 Format Laporan Triwulan

Page 6: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Populasi sapi perah di Indonesia (Statistik Peternakan, 2010) tercatat

hanya 495. 231 ekor dengan laju pertumbuhan populasi mencapai 4.32

% per tahun. Secara geografis penyebaran sapi perah tidak merata di

seluruh tanah air, sebagian besar sapi perah atau 97% dari populasi

terkonsentrasi di Pulau Jawa. Rataan produksi susu sapi perah per ekor

baru sekitar 10,5 liter/hari.

Rendahnya produktivitas sapi perah di Indonesia salah satu

penyebabnya adalah bahwa 95% sapi perah dikelola oleh peternak kecil

dengan kondisi kualitas sumberdaya manusia peternak masih rendah,

kepemilikan lahan dan sarana prasarana yang sangat terbatas, kondisi

sosial ekonominya sulit, masih rendah skala usaha 3-4 ekor sedangkan

orientasi usaha masih bersifat sampingan.

Populasi dan produktivitas sapi perah tersebut tidak sebanding dengan

tingkat konsumsi susu penduduk Indonesia yang berjumlah 210 juta

jiwa. Kebutuhan akan susu dalam negeri diproyeksikan meningkat

selaras dengan pertambahan penduduk dan tingkat kesadaran gizi

masyarakat. Populasi nasional yang rendah saat ini menyebabkan

produksi susu lokal hanya dapat mensuplai sekitar 24,8 % konsumsi

susu nasional. Apabila keadaan produksi susu nasional dibiarkan terus

tanpa adanya suatu upaya yang signifikan untuk lebih meningkatkannya,

maka kesenjangan antara produksi dengan permintaan akan semakin

melebar pada tahun-tahun mendatang. Konsekuensinya adalah

ketergantungan terhadap susu impor yang semakin besar akan

berdampak terhadap pengurasan devisa negara. Tiada pilihan lain selain

memacu peningkatan populasi dan produksi sapi perah secara nasional.

Upaya peningkatan produktivitas dan populasi sapi perah, guna

Page 7: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

2

mencukupi kebutuhan susu nasional sangat diperlukan. Kebutuhan akan

susu dalam negeri diproyeksikan meningkat selaras dengan

pertambahan penduduk dan tingkat kesadaran gizi masyarakat.

Dalam era pasar bebas ini, usaha budidaya komoditas peternakan harus

mampu memiliki daya saing yang tinggi, sehingga usaha budidaya ternak

skala kecil harus dipacu untuk menjadi usaha peternakan berbasis

agribisnis dengan meningkatkan skala usaha 6 – 7 ekor.

Untuk melaksanakan peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah,

maka Direktorat Budidaya Ternak merencanakan kegiatan

Pengembangan Budidaya Sapi Perah, Pola Penguatan Modal Usaha

Kelompok. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Sapi Perah

tersebut dilakukan melalui Kelompok yang dianggap mampu

melaksanakan kegiatan (Pengembangan dan Peningkatan Produksi Sapi

Perah) tetapi mempunyai keterbatasan dalam akses permodalan. Agar

pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan tepat sasaran

maka pada tahun anggaran 2011 ini dilaksanakan penyusunan Pedoman

Teknis Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah pola Penguatan

Modal Usaha Kelompok

B. Maksud dan Tujuan

Pedoman teknis pengembangan budidaya Sapi perah tahun 2011 ini

sebagai acuan bagi tim pelaksana Dinas Peternakan atau Dinas yang

menangani fungsi peternakan propinsi dan kabupaten/kota serta

institusi/pihak terkait lainnya dan kelompok ternak sapi perah terpilih,

dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing meliputi aspek

pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengawasan, dan pelaporan kegiatan

sehingga program persusuan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien

dan akuntabel.

Page 8: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

3

C. Sasaran Kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program pengembangan

budidaya sapi perah yaitu:

1. Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas sapi perah di

kelompok.

2. Menguatnya kelembagaan dan modal usaha kelompok di bidang

usaha budidaya sapi perah.

3. Meningkatnya kemandirian dan jaringan kerjasama antara kelompok

serta kelompok dengan stakeholders dan masyarakat.

4. Tumbuh dan berkembangannya kelompok sapi perah sebagai sentra

produksi perternakan, sekaligus sebagai embrio pembentukan inti

usaha budidaya sapi perah.

D. Indikator Keberhasilan

1. Adanya peningkatan populasi, produksi dan produktifitas sapi

perah;

2. Meningkatnya kemampuan peternakan dalam penerapan good

farming practices;

3. Tumbuh dan berkembangnya kelompok sapi perah sebagai sentra

produksi;

4. Meningkatnya kemandirian dan berkembangnya usaha budidaya

sapi perah.

E. Ruang Lingkup

Pedoman Teknis ini meliputi :

1. Maksud, tujuan, sasaran kegiatan, indikator keberhasilan, ruang

lingkup, pengertian.

2. Kriteria, seleksi dan penetapan kelompok, persyaratan kelompok,

persyaratan teknis usaha budidaya sapi Perah, seleksi dan

penetapan kelompok.

Page 9: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

4

3. Pengelolaan dana operasional dan pengelolaan dana penguatan

modal usaha, penarikan dan penggunaan dana kelompok sapi Perah.

4. Kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi Perah, prinsip

pendekatan pelaksanaan kegiatan, pendampingan (petugas teknis)

kabupaten/kota, penguatan kapasitas kelembagaan kelompok,

pengembangan usaha budidaya, lokasi pengembangan.

5. Organisasi pelaksana.

6. Pembinaan dan pengendalian.

7. Pelaporan.

F. Pengertian

Didalam pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Kawasan budidaya sapi perah adalah wilayah yang mempunyai

potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk dapat di

kembangkan.

2. Kandang Anak Sapi adalah kandang yang digunakan untuk

memelihara anak sapi yang dipisahkan dari induknya yang benar-

benar bersih mempunyai udara segar, sinar matahari yang cukup

dan mudah dibersihkan.

3. Kandang Induk adalah kandang untuk sapi induk yang benar-benar

bersih, udara segar, sinar matahari yang cukup dan mudah

dibersihkan untuk kesehatan air susu yang dihasilkan.

4. Kandang untuk tempat ternak beranak adalah kandang yang

diperuntukkan bagi sapi yang akan beranak dan atau sedang

beranak.

5. Kandang Isolasi adalah kandang yang diperuntukkan bagi sapi yang

sakit dan atau sedang mendapat perawatan khusus.

6. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh

peternakan yang mata pencahariaannya sebagian atau seluruhnya

bersumber kepada peternakan.

Page 10: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

5

7. Peternakan Sapi Perah adalah usaha budidaya ternak sapi perah

dengan tujuan utama menghasilkan susu.

8. Sapi dara adalah sapi betina hasil seleksi sejak lepas sapih sampai

dengan siap dikawinkan pada umur 15 – 18 bulan.

9. Sapi Induk laktasi (Lactation Cow) adalah sapi yang telah beranak

dan menghasilkan susu.

10. Sapi Pejantan muda adalah sapi jantan hasil seleksi yang mempunyai

mutu genetic tinggi disiapkan untuk calon pejantan (performans

tested bull).

11. Ransum Sapi Perah adalah campuran bahan baku makanan ternak

yang tinggi nilai gizinya dan mudah dicerna.

12. Pakan hijauan adalah rerumputan atau dedaunan yang digunakan

sebagai makanan ternak, dapat berasal dari rumput, leguminosa,

sisa hasil pertanian dan dedaunan yang mempunyai kadar serat

yang relative tinggi dan kadar energi rendah. Kualitas pakan hijauan

tergantung umur pemotongan, palatabilitas dan ada tidaknya zat

toksin (beracun) dan anti nutrisi.

13. Pakan konsentrat yaitu pakan dengan kadar serat rendah dan kadar

energi tinggi, tidak terkontaminasi mikroba, penyakit, stimulant

pertumbuhan, hormone, bahan kimia, obat-obatan, mycotoxin

melebihi tingkat ambang batas.

14. Calf starter adalah pakan formula untuk pedet.

G. Komponen Kegiatan

Komponen kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi perah Dana

APBN (Dekonsentrasi/TP) tahun 2011 meliputi :

1. Perencanaan, koordinasi kepada stake holder terkait, baik ditingkat

pusat maupun di daerah.

Page 11: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

6

2. Pelaksanaan Kegiatan :

a. Seleksi calon kelompok sapi perah melalui : identifikasi, verifikasi

dan validasi;

b. Penetapan Kelompok terpilih melalui Keputusan Kepala Dinas

Peternakan (provinsi/kabupaten/kota) yang membidangi fungsi

peternakan;

c. Penyusunan, pembahasan dan pengesahan Rencana Usaha

kegiatan (RUK) di kelompok Sapi Perah; penandatangan surat

perjanjian kerjasama dan dokumen administrasi pencairan Dana

antara kelompok sapi perah dengan Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA) dan/atau Penjabat Pembuat Komitmen (PPK);

d. Penyaluran dana penguatan modal usaha pengembangan

budidaya sapi perah ke rekening kelompok di bank pemerintah;

e. Pembinaan, koordinasi, dan supervisi pelaksanaan kegiatan

pengembangan budidaya sapi perah;

f. Monitoring, evaluasi dan pengawasan kegiatan pengembangan

budidaya sapi perah;

g. Pelaporan kegiatan pengembangan budidaya sapi perah.

H. Peran Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat

Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), swasta, dan

masyarakat memberikan dukungan terhadap upaya-upaya yang

dilakukan oleh kelompok sapi perah baik dalam rangka pengembangan

usahanya, maupun dalam pembinaan terhadap masyarakat sekitarnya.

Pemerintah provinsi melalui tim pembina provinsi, melakukan koordinasi,

sosialisasi, pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kelompok

sapi perah. Pemerintah kabupaten/kota melalui tim teknis

kabupaten/kota memberikan rekomendasi usulan kelompok sapi perah,

pembinaan teknis dan manajemen dan pelaporan kelompok sapi perah,

serta melakukan pembinaan lanjutan bagi kelompok.

Page 12: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

7

Selain itu, pemerintah Daerah(provinsi/kabupaten/kota) diharapkan

mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan menyediakan

sarana dan prasarana pendukung seperti penyediaan prasarana

transprotasi jalan, saluran listrik, pos kesehatan hewan terpadu, serta

alokasi dana pendamping yang memadai bagi kegiatan pengembangan

usaha budidaya sapi perah.

Swasta berperan dalam penyediaan sarana produksi peternakan seperti :

alat dan mesin, pengolahan dan pemasaran hasil, transfer teknologi,

pendidikan dan pelatihan, maupun kerjasama usaha melalui pola

kemitraan.

Masyarakat seperti asosiasi produsen, IPS, Koperasi, tokoh masyarakat

dan lainnya berperan memberikan dorongan sekaligus melakukan kontrol

terhadap pemanfaatan dana bantuan sosial modal usaha.

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi perah dana

APBN Tahun 2011, dilaksanakan dalam tahun 2011 dari bulan Januari

sampai dengan Desember 2011.

J. Lokasi Kegiatan

Pengembangan usaha budidaya sapi perah tahun 2011 akan

dilaksanakan pada daerah-daerah potensial dengan memperhatikan

aspek teknis dan kebijakan pemerintah daerah.

Page 13: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

8

BAB II

KRITERIA DAN SELEKSI PENETAPAN KELOMPOK

A. Kriteria dan Persyaratan

1. Kelompok

Kelompok sapi perah sasaran yang akan difasilitasi harus memenuhi

kriteria seleksi sebagai berikut :

(1) Kelompok sapi perah harus mempunyai legalitas/surat

keterangan dari pemerintah kabupaten/kota dan telah

beraktifitas di bidang sapi perah;

(2) Mempunyai potensi, minat dan telah merencanakan

pengembangan usaha budidaya sapi perah yang layak secara

teknis, ekonomis, sosial dan lingkungan;

(3) Diutamakan bagi kelompok sapi perah yang akan atau telah

melaksanakan kerjasama dengan koperasi/ kelompok/ gapoktan/

IPS/asosiasi/swasta dan masyarakat sekitarnya;

(4) Mempunyai pengalaman untuk usaha peternakan sesuai yang

diusulkan di proposal;

(5) Kelompok sapi perah yang bersangkutan tidak atau sedang

bermasalah dengan program lainnya;

(6) Kelompok sapi perah pemeliharaannya secara berkoloni.

2. Lokasi

Lokasi usaha peternakan sapi perah harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

(1) Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)

dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD) setempat;

(2) Mempunyai potensi untuk pengembangan sapi perah serta

ditetapkan sebagai wilayah pengembangan sapi perah;

Page 14: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

9

(3) Ketinggian lokasi terhadap wilayah sekitarnya disesuaikan

dengan lingkungan, sehingga kotoran dan limbah tidak

mencemari lingkungan;

(4) Usaha budidaya sapi perah sebaiknya terletak di daerah yang

tidak ditemukan gejala klinis atau bukti lain penyakit

tuberkolosis, brucellosis (keluron menular), anthrax (radang

limpa), anaplasmosis, piroplasmosis dan scabies;

(5) Lokasi usaha tidak mudah dimasuki binatang liar serta bebas

dari hewan piaraan lainnya yang dapat menularkan penyakit;

(6) Didukung oleh infrastruktur yang baik.

3. Sumber Air dan Penerangan

Sumber air tersedia tidak jauh dari kandang/kelompok peternakan

atau dapat mengalir dengan mudah mencapai kandang, dengan

penerangan yang cukup.

4. Bangunan dan Peralatan

Untuk usaha budidaya sapi perah diperlukan bangunan, letak

kandang, dan peralatan yang memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

(1) Konstruksi kandang harus kuat, terbuat dari bahan yang

ekonomis dan mudah diperoleh, sirkulasi udara dan sinar

matahari cukup, drainase dan saluran pembuangan limbah baik,

serta mudah dibersihkan, lantai dengan kemiringan 5% tidak

licin, tidak kasar, mudah kering dan tahan injak, luas kandang

memenuhi pesyaratan daya tampung ternak.

(2) Letak kandang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Mudah diakses terhadap transportasi;

b. Tempat kering dan tidak tergenang saat hujan;

c. Dekat sumber air, atau mudah dicapai aliran air;

d. Kandang isolasi terpisah dari kandang/bangunan lain;

Page 15: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

10

e. Tidak mengganggu lingkungan hidup;

f. Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi.

(3) Peralatan meliputi tempat pakan dan tempat minum, alat

pemotong dan pengangkut rumput, alat pembersih kandang dan

pembuatan kompos, peralatan kesehatan hewan, peralatan

pemerahan dan pengolahan susu, peralatan sanitasi kebersihan

dan peralatan pengolahan limbah.

5. Pakan

(1) Setiap usaha peternakan sapi perah harus menyediakan pakan

yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari pakan hijauan

maupun pakan konsentrat.

(2) Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, leguminosa, sisa hasil

pertanian dan dedaunan yang mempunyai kadar serat yang

relative tinggi dan kadar energi rendah. Kualitas pakan hijauan

tergantung umur pemotongan, palatabilitas dan ada tidaknya zat

toksit (beracun) dan anti nutrisi.

(3) Pakan konsentrat diberikan sesuai standar kebutuhan untuk

pedet, sapi dara, sapi bunting, sapi laktasi dan sapi kering

kandang. Pakan dapat berupa ransom komersil atau campuran

sendiri.

(4) Pemberian imbuhan pakan (feed additive) dan pelengkap pakan

(feed supplement) harus memenuhi persyaratan perundang-

undangan yang berlaku.

B. Seleksi Dan Penetapan Kelompok

1. Seleksi

Usulan (proposal) kelompok sapi perah yang berasal dari kelompok

sapi perah yang mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah Daerah

(Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota).

Page 16: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

11

Selanjutnya diproses melalui 3 tahap seleksi yaitu:

a. Tahap pertama : penyusunan long list.

Penyusunan long list dilakukan berdasarkan usulan proposal

yang masuk ke Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur

peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota kemudian dilakukan

tabulasi serta melakukan inventaris pendataan (long list).

b. Tahap kedua : penyusunan medium list.

Berdasarkan data tabulasi dan inventarisasi (long list) Dinas

Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan penilaian dan seleksi

terhadap proposal yang memenuhi syarat kelengkapan

administrasi dan teknis serta menghindari duplikasi sasaran

dengan tahun sebelumnya kedalam data tabulasi (medium list ).

c. Tahap ketiga : penyusunan short list .

TIM Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan identifikasi, validasi,

verifikasi dan analis ke lapangan dalam rangka penyusunan short

list untuk diusulkan ke Kepala Dinas Peternakan/Dinas yang

membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai

kelompok calon penerima bantuan.

2. Penetapan

Berdasarkan short list calon kelompok sapi perah sasaran, Kepala

Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota menetapkan kelompok sapi perah terpilih

sebagai penerima dana pengembangan budidaya kelompok sapi

perah tahun 2011.

Page 17: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

12

BAB III PENGELOLAAN DANA

Pengelolaan dana APBN Pusat (DEKON/TP) pengembangan budidaya sapi

perah tahun 2012 berpedoman pada: 1). Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

134/PMK.06/2005 tentang Pedoman pembayaran pelaksanaan APBN; 2)

Peraturan Ditjen Perbendaharaan Nomor : PER.11/PB/2011 tentang perubahan

Peraturan Ditjen Perbendaharaan Nomor : PER.66/PB/2005 tentang Mekanisme

Pelaksanaan Pembayaran APBN; 3) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 4) Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan

Dana APBN Ditjen Peternakan Tahun 2012.

A. Penggunaan Dana

Dana APBN Pusat (DEKON/TP) pengembangan budidaya Sapi Perah

merupakan dana yang dialokasikan kepada kelompok terpilih, digunakan

untuk pengembangan Budidaya Sapi Perah. Penggunaan dana diatur

dalam RUK yang peruntukkan meliputi: 1) Pembelian Induk Sapi Perah; 2)

Pengadaan sarana pendukung seperti kandang, obat-obatan dan vitamin,

pakan dll termasuk biaya administrasi dan pelaporan. Rincian penggunaan

dana sebagai berikut :

Tabel. 1: Proporsi penggunaan dana pengembangan budidaya Sapi Perah Komponen Kegiatan Proporsi Pembiayaan (%)

Pembelian Ternak (75)

- Sapi Perah betina (ekor)

Sarana Penunjang (25)

1 Perbaikan Kandang

2 Pengembangan HMT

3 Pakan Konsentrat

4 Pengolahan limbah ternak

5 Obat-obatan & Vitamin/Mineral

6 Administrasi Kelompok

Page 18: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

13

B. Pengajuan dan Transfer Dana

Kelompok sapi perah terpilih mengajukan usulan penyaluran dana

pengembangan budidaya sapi perah kepada KPA dengan melengkapi

persyaratan sebagai berikut:

1. Surat Perjanjian Kerjasama antara PPK Dinas Peternakan/Dinas yang

membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota dengan ketua

Kelompok diketahui oleh KPA Dinas Peternakan/Dinas yang

membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai

dengan lampiran 1).

2. Rencana Usaha Kegiatan Kelompok (RUK) pengembangan budidaya

sapi perah tahun 2011 ditandatangani oleh Ketua Kelompok, disetujui

oleh Tim Teknis Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur

peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota dan diketahui oleh Kepala Dinas

Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai dengan format lampiran 2).

3. Rekapitulasi Rencana Usaha Kegiatan Kelompok (RUK) pengembangan

budidaya sapi perah tahun 2011 ditandatangani oleh Ketua Kelompok

disetujui oleh Tim Teknis Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi

unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota dan diketahui oleh PPK

Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai dengan format lampiran 3).

4. Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh ketua kelompok

sapi perah diketahui/disetujui oleh PPK Dinas Peternakan/Dinas yang

membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai

dengan lampiran 4).

5. Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua kelompok (contoh format

sesuai dengan lampiran 5).

6. Nomor rekening bank atas nama kelompok dan ditandatangani oleh

Ketua dan Bendahara Kelompok.

7. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana

Page 19: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

14

agroinput.

8. Penyaluran dana ke rekening kelompok dilakukan secara bertahap,

sesuai dengan ketentuan Perpres No 54 Tahun 2010, sebagai berikut:

a. Penyaluran tahap pertama sebesar 40 % (empat puluh persen)

dari keseluruhan dana yang akan diterima kelompok yang telah

menanda-tangani perjanjian kerjasama dengan PPK dan siap

melaksanakan kegiatan

b. Penyaluran tahap kedua sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari

keseluruhan dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan

telah mencapai 30 % (tiga puluh persen) yang dibuktikan dengan

laporan realisasi perkembangan kegiatan dan penggunaan uang,

disahkan oleh tim teknis Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi

unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota.

c. Penyaluran tahap ketiga sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari

keseluruhan dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan

telah mencapai 60 % (enam puluh persen) yang dibuktikan

dengan laporan realisasi perkembangan kegiatan dan penggunaan

uang, disahkan oleh tim teknis Dinas Peternakan/Dinas yang

membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota.

KPA Satuan Kerja Dinas Peternakan (Dinas yang membidangi unsur

Peternakan) Provinsi/Kab/Kota, menerbitkan Surat Permintaan

Pembayaran Langsung (SPP-LS) dan disampaikan kepada Pejabat Penguji

dan Perintah Pembayaran (PPPP). Selanjutnya, bila semua persyaratan

administrasi telah terpenuhi maka PPPP menerbitkan Surat Perintah

Membayar Langsung (SPM-LS) untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat. KPPN melakukan verifikasi

terhadap dokumen dari PPPP, bila disetujui maka KPPN menerbitkan Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) ke rekening kelompok sapi perah yang

bersangkutan. Proses pengajuan dan transfer dana ke rekening kelompok

sapi secara ringkas ditampilkan pada seperti dibawah ini.

Page 20: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

15

- Keputusan Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota tentang Penetapan kelompok Terpilih

- Kontrak Perjanjian Kerja sama

- Rekap RUK kelompok - Kuitansi penerimaan dana

- Laporan kemajuan

PPPP Menerbitkan SPM-LS

KPPN Menerbitkan SP2D

KPPN mentransfer dana SP2D ke Bank Persepsi

KPA Menerbitkan SPP-LS

Ketua kelompok terpilih mengajukan usulan pencairan dana sesuai tahapan

Bank Persepsi Mentransfer dana ke rekening kelompok

Page 21: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

16

BAB IV

KEGIATAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH

A. Induk Sapi Perah

Pemilihan Induk Sapi Perah merupakan salah satu faktor penunjang

keberhasilan budidaya ternak sapi perah, oleh karena itu dalam

menyeleksi induk sapi perah, harus sesuai dengan kriteria sebagai

berikut:

1) Kepala panjang , sempit, halus, sedikit kurus dan tidak banyak berotot;

2) Leher panjang dan lebarnya sedang, besarnya gelambir sedada dan

lipatan-lipatan kulit leher halus;

3) Pinggang pendek dan lebar;

4) Gumba, punggung dan pinggang merupakan garis lurus yang panjang;

5) Kaki kuat, tidak pincang dan jarak antara paha lebar;

6) Badan berbentuk segitiga, tidak terlalu gemuk dan tulang-tulang agak

menonjol (BCS umumnya 2);

7) Dada lebar dan tulang -tulang rusuk panjang serta luas;

8) Ambing besar, luas, memanjang kedepan kearah perut dan melebar

sampai diantara paha. Kondisi ambing lunak, elastis dan diantara

keempat kuartir terdapat jeda yang cukup lebar. Dan saat sehabis

diperah ambing akan terlimpat dan kempis, sedangkan sebelum

diperah gembung dan besar.

9) Produksi susu tinggi;

10) Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi

susu tinggi;

11) Tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit hewan menular;

12) Jenis ternak sapi perah adalah sapi FH;

13) Induk sapi perah berumur 2 – 3 tahun dengan kondisi bunting 4 – 5

bulan.

Page 22: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

17

B. Kandang dan Peralatan

Untuk usaha budidaya sapi perah diperlukan bangunan kandang yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Konstruksi kandang harus kuat, terbuat dari bahan yang ekonomis dan

mudah diperoleh, sirkulasi udara dan sinar matahari cukup, drainase

dan saluran pembuangan limbah baik, serta mudah dibersihkan, lantai

dengan kemiringan 1% - 2%, tidak licin, tidak kasar, luas kandang

memenuhi persyaratan daya tampung ternak.

2) Letak kandang harus memenuhi persyaratan yaitu: mudah diakses

terhadap transportasi baik roda dua maupun roda empat, lokasi

kandang bukan daerah genangan air atau banjir, dekat sumber air,

atau mudah dicapai aliran air, kandang isolasi terpisah dari kandang

utama, tidak menggangu lingkungan hidup serta memenuhi

persyaratan hygiene dan sanitasi pengolahan susu.

3) Peralatan meliputi tempat pakan dan tempat minum, alat pemotong

dan pengangkut rumput, alat pembersih kandang dan pembuatan

kompos, peralatan kesehatan hewan, peralatan pemerahan dan

pengolahan susu, peralatan sanitasi kebersihan dan peralatan

pengolahan limbah.

C. Pakan

1) Setiap usaha peternakan sapi perah harus menyediakan pakan yang

cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari pakan hijauan maupun

pakan konsentrat.

2) Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, leguminosa, limbah

pertanian dan dedaunan yang mempunyai kadar serat yang relative

tinggi dan kadar energi rendah. Kualitas pakan hijauan tergantung

umur pemotongan, palatabilitas dan ada tidaknya zat toksik (beracun)

dan anti nutrisi.

Page 23: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

18

3) Pakan konsentrat diberikan sesuai standar kebutuhan untuk pedet,

sapi dara, sapi bunting, sapi laktasi dan sapi kering kandang. Pakan

konsentrat dapat berupa ransum komersil atau campuran sendiri,

dengan mengupayakan pemanfaatan bahan baku lokal.

4) Pemberian imbuhan pakan (feed additive) dan pelengkap pakan (feed

supplement) harus memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang

berlaku.

D. Obat-obatan.

Pengadaan obat-obatan harus sesuai dengan kebutuhan penyakit sapi

perah yang ada di lokasi, antara lain obat untuk menangani penyakit

reproduksi, mastitis, metabolik, dan penyakit hewan lainnya.

E. Penyakit Sapi Perah

Manajemen kesehatan yang baik sangat mempengaruhi kesehatan sapi

perah. Gangguan kesehatan pada sapi perah terutama berupa gangguan

klinis dan reproduksi. Gangguan reproduksi dapat berupa hipofungsi,

retensi plasenta,kawin berulang, endometritis dan mastitis. Sedangkan

gangguan klinis yang sering terjadi adalah gangguan metabolisme (ketosis,

bloot, milk fever dan hipocalcemia), panaritium, enteritis, displasia

abomasum dan pneumonia.

1) Mastitis

Mastitis adalah penyakit infeksi pada ambing oleh bakteri. Menjaga

kebersihan kandang/sanitasi merupakan cara terbaik mencegah

mastitis, termasuk melakukan ”teat dip” setiap kali pemerahan. Teat

dip (larutan celup puting susu) : 250 ml chlorohexadine 2% + 45 ml

gliserin + air sehingga menjadi 1 liter larutan.

Tanda-tanda mastitis yaitu :

a. Ambing terasa panas, sakit dan membengkak;

b. Bila diraba terasa ada yang mengeras pada ambing;

Page 24: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

19

c. Warna dan kualitas air susu abnormal, seperti ada warna

kemerahan (darah), pucat seperti air, kental kekuningan atau

kehijauan.

Mastitis dapat diobati dengan antibiotik. Beberapa obat mastitis telah

tersedia seperti metrivet, mastivet, depolac dll. Pengobatan dilakukan

dengan memasukkan antibiotik melalui puting susu, setelah ambing

dikosongkan (diperah) terlebih dahulu. Lakukan pengobatan 2 – 3

kali/hari, sampai ternak benar-benar sembuh.

2) Penyakit radang kuku atau kuku busuk

Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang

basah dan kotor.

Tanda-tanda radang kuku busuk :

a. Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan

putih keruh;

b. Kulit kuku mengelupas;

c. Tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit;

d. Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.

Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong

kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama

30 menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi

dalam kandang yang bersih dan kering.

Selain itu faktor-faktor yang perlu diperhatikan didalam kesehatan sapi

perah adalah lingkungan yang baik, pemerahan yang rutin dan

peralatan pemerahan yang baik.

Page 25: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

20

F. Pemerahan Susu.

Sebelum pemerahan perlu melakukan pembersihkan kandang,

memandikan sapi, membersihkan ambing dan penyediaan sarana

pemerahan. Setelah kegiatan tersebut dilakukan pemerahan awal yaitu

dengan mengeluarkan 3 – 4 pancaran susu untuk mengetahui adanya

perubahan pada susu dan merangsang pengeluaran susu.

Pemerahan harus dilaksanakan 2 kali sehari untuk mencegah penyakit

mastitis .

Setelah selesai memerah puting pada ternak harus langsung disuci-

hamakan dengan menggunakan larutan desinfektan.

Selanjutnya susu disaring dari ember pemerahan ke milk can untuk

membersihkan susu dari bulu atau kotoran yang masuk kedalam susu.

Page 26: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

21

BAB V

ORGANISASI PELAKSANAAN

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya sapi perah,

maka dibentuk TIM Pengembangan Budidaya Sapi perah dana APBN

(DEKON/TP) Tahun 2011, di Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur

peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota.

A. Pengarah Kegiatan

Penanggung jawab kegiatan pengembangan budidaya sapi perah dana

APBN (DEKON/TP) tahun 2011 adalah Kepala Dinas Peternakan/Dinas yang

membidangi unsur peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota.

B. Tim Pelaksana

Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya sapi

perah dana APBN (DEKON/TP) tahun 2011 adalah Kepala Dinas

Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Ketua Pelaksana Kepala Bagian yang

menanggani fungsi peternakan dan beranggotakan unsur-unsur staf

lingkungan Dinas Daerah (provinsi/kabupaten/kota).

Tugas Tim Pelaksana pengembangan budidaya sapi perah dana APBN

(DEKON/TP) tahun 2011 adalah tugas :

1) Menyiapkan dokumen perencanaan kegiatan pengembangan budidaya

sapi perah.

2) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan pengembangan

budidaya sapi perah.

3) Melakukan koordinasi dan sosialisasi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pelaksanaan kegiatan.

4) Melakukan identifikasi dan proses seleksi calon kelompok kegiatan

pengembangan budidaya sapi perah.

Page 27: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

22

5) Melakukan validasi dan penilaian calon kelompok sapi perah terpilih

dan mengusulkan hasilnya kepada Tim Pengarah untuk ditetapkan

menjadi kelompok penerima dana APBN (DEKON/TP) sapi perah

terpilih.

6) Menyusunan, pembahasan dan mengesahkan Rencana Usaha kegiatan

(RUK) di kelompok Sapi perah; penandatangan surat perjanjian

kerjasama antara kelompok sapi perah dengan PPK yang diketahui

oleh Kuasa Pengguna Anggaran; dalam rangka penyaluran dana

penguatan modal usaha kerekening kelompok sapi perah.

7) Melakukan monitoring dan evaluasi serta membantu menyelesaikan

permasalahan.

8) Menyusun laporan hasil kegiatan pengembangan budidaya sapi perah.

9) Dalam melaksanakan tugasnya Tim Pelaksana bertanggung jawab dan

wajib menyampaikan laporan ke Kepala Dinas Daerah

(provinsi/kabupaten/kota) dan Direktur Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan.

C. Tim Pembina

Terdiri dari unsur-unsur Direktorat Budidaya Ternak, Dinas/Badan lingkup

pertanian, instansi terkait, UPT lingkup pertanian, perguruan tinggi, dan

lain-lain. Dalam menjalankan tugasnya Tim Pembina dapat menggunakan

anggaran APBN, APBD Provinsi,Kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi dan

efektivitas kegiatan dimungkinkan dapat menggunakan Tim Pembina yang

sudah ada sebelumnya seperti Tim LM3, Tim SMD, dan lainnya.

Tugas Tim Pembina adalah sebagai berikut :

1) Melakukan koordinasi dalam pembinaan dan pelaksanaan kegiatan

dengan instansi terkait di tingkat pusat/provinsi/kabupaten/kota.

2) Melakukan sosialisasi dan pembinaan ke kabupaten/kota pelaksana

kegiatan pengembangan budidaya sapi perah.

3) Menghadiri berbagai pertemuan kegiatan pengembangan budidaya

sapi perah.

Page 28: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

23

4) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

pengembangan budidaya sapi perah.

5) Menyusun dan menyampaikan laporan ke Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Provinsi.

D. TIM Teknis Kabupaten/Kota

Di tingkat kabupaten/kota dibentuk Tim Teknis yang ditetapkan oleh

Kepala Dinas Peternakan/yang menangani fungsi-fungsi Peternakan

dengan unsur personalianya berasal dari dinas. Dalam menjalankan

tugasnya Tim Teknis dapat menggunakan anggaran TP dan APBD

kabupaten/kota. Dalam rangka efisiensi dan efetivitas kegiatan,

dimungkinkan menggunakan Tim Teknis yang sudah ada, seperti Tim

Teknis LM3 atau Tim Teknis SMD.

Tugas Tim Teknis Kabupaten/kota adalah sebagai berikut :

1) Memberikan rekomendasi usulan proposal kelompok sapi perah

dengan tembusan ke Dinas Peternakan/ yang menangani fungsi-fungsi

peternakan provinsi;

2) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat kabupaten

/kota dalam pelaksanaan kegiatan;

3) Bersama-sama dengan kelompok, menyusun Rencana Usaha Kelompok

(RUK);

4) Melakukan pembinaan teknis budidaya sapi perah;

5) Melakukan pembinaan managemen dan pengembangan, kelembagaan

usaha budidaya sapi perah;

6) Menghadiri berbagai pertemuan pengembangan usaha budidaya sapi

perah di tingkat pusat maupun daerah;

7) Menyampaikan laporan tingkat kabupaten/kota ke provinsi dan pusat

Page 29: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

24

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN

A. Pembinaan

Pembinaan terhadap kelompok sapi perah dalam pengembangan usaha

budidaya sapi perah, dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok

sapi perah tersebut mampu mengembangkan usahanya secara mandiri,

dan mampu mengembangkan dirinya sebagai motivator dan fasilitator

pengembangan usaha budidaya sapi perah di masyarakat sekitarnya

(agent of development).

Pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Budidaya Ternak

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Tim Pembina

Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota.

B. Pengendalian

Kegiatan pengendalian oleh Tim Direktorat Budidaya Ternak Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Tim Pembina Propinsi dan Tim

Teknis Kabupaten/Kota dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan kelompok

sapi perah memenuhi prinsip good governance dan clean government,

yaitu:

1) Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Memenuhi prinsip efisien, efektif dan akuntabel;

3) Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi, dan demokrasi.

Pelaksanaan pengendalian kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi

perah tahun 2011, dilakukan secara terkoordinasi dengan Tim Pembina

Pusat, Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota dengan kegiatan meliputi 3

(tiga) aspek yaitu:

a. Pengendalian pada tahap persiapan (ex-ante), yaitu pengendalian

yang dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pengembangan usaha

Page 30: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

25

budidaya sapi perah di kelompok sapi perah dengan tujuan untuk

memilih dan menentukan kelompok sasaran sapi perah tahun 2011.

b. Pengendalian pada tahap perlaksanaan (on–going), yaitu pengendalian

yang dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pengembangan usaha

budidaya sapi perah di kelompok sapi perah untuk menilai tingkat

kemajuan pelaksanaannya dibandingkan dengan rencana yang telah

dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya, pada akhir pelaksanaan,

pengendalian diarahkan untuk melihat apakah keluaran dan hasil

kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi perah di kelompok sapi

perah telah tercapai. Pengendalian ini digunakan untuk menilai

efektivitas (hasil terhadap sasaran) dan efisiensi (keluaran dan hasil

dibandingkan dengan masukan)

c. Pengendalian pada tahap pasca pelaksanaan (ex-post), yaitu

pengendalian yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana

pengembangan usaha budidaya sapi perah berakhir, yang diarahkan

untuk melihat apakah pencapaian manfaat dan dampak

pengembangan usaha budidaya sapi perah di kelompok sapi perah

telah mampu mengatasi masalah pembangunan pertanian yang ingin

dipecahkan.

C. Pengawasan

Dalam sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, dilakukan penilaian

terhadap capaian kinerja outputs dan outcomes dari setiap program dan

kegiatan yang dilaksananakan oleh instansi, untuk memberikan keyakinan

bahwa sasaran dan tujuan dari suatu program dan kegiatan dapat

tercapai sesuai dengan prinsip efisien, ekonomis, efektif dan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Dana penguatan modal usaha kelompok sapi perah yang difasilitasi

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian kepada kelompok sapi perah sebagai modal usaha diharapkan

dapat dikelola dengan baik dan berkelanjutan oleh pengurus kelompok

Page 31: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

26

sapi perah sesuai dengan Rencana Usaha Kegiatan (RUK). Tim Teknis

Kabupaten/Kota bertangung jawab melakukan pengawasan terhadap

penyaluran dan pemanfaatan dana penguatan modal usaha kelompok sapi

perah untuk pengembangan usaha produktif.

Dalam rangka pengawasan tersebut, Tim Teknis Kabupaten/Kota dapat

membentuk Tim Pengawas.

Page 32: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

27

BAB VII

MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN

A. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan berupa masukan (input), keluaran (output), hasil

(outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact) kegiatan

pengembangan budidaya sapi perah di jabarkan sebagai berikut:

1) Masukan (input)

a. Terdistribusinya Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Budidaya

Sapi Perah untuk dijadikan acuan oleh pihak terkait;

b. Adanya kelompok sapi perah yang akan melaksanakan kegiatan

Pengembangan Usaha Budidaya Sapi Perah;

c. Adanya dana penguatan modal usaha budidaya sapi perah.

2) Keluaran (output)

a. Terpilihnya kelompok sapi perah;

b. Tersalurkannya dana penguatan modal usaha kelompok di bidang

usaha budidaya sapi perah secara langsung kepada rekening

kelompok sapi perah terpilih;

c. Kelompok tani ternak melaksanakan usaha budidaya ternak sapi

perah.

3) Hasil (outcome)

a. Meningkatnya kegiatan usaha budidaya sapi perah,

populasi,produksi, produktivitas, diversifikasi usaha, mutu serta

nilai tambah usaha budidaya sapi perah pada kelompok dan

masyarakat sekitarnya;

b. Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peternak sapi

perah;

c. Meningkatnya kualitas pengelolaan usaha budidaya sapi perah dan

jaringan kerjasama kelompok.

Page 33: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

28

4) Manfaat (benefit)

a. Meningkatnya peran kelompok sebagai motivator dan fasilitator

(agent of development) pengembangan usaha budidaya sapi perah

di sekitarnya dan sebagai inti kawasan peternakan;

b. Meningkatnya modal usaha budidaya sapi perah berbasis

kelompok sapi perah disekitarnya;

c. Meningkatnya kemampuan dan kapasitas peternak sapi perah;

d. Meningkatnya kemandirian dan berkembangnya usaha budidaya

sapi perah pada kelompok;

e. Meningkatnya kapasitas kelembagaan usaha budidaya sapi perah.

5) Dampak (impact)

a. Berkembangnya usaha budidaya sapi perah di pedesaan dan

tumbuhnya kawasan usaha agribisnis yang ramah lingkungan;

b. Meningkatnya kesejateraan masyarakat sekitar kelompok sapi

perah;

c. Berkembangnya perekonomian wilayah secara berkelanjutan.

B. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya

Sapi Perah, dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat realisasi fisik

dan keuangan, serta perkembangan usaha dan kelembagaannya, termasuk

mengetahui kendala yang dihadapi mulai dari pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan yang lebih utama adalah di kelompok pelaksana.

Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai

dengan tahapan pelaksanaan kegiatan di kelompok, dengan tujuan

untuk mengidentifikasi dan memberikan solusi pemecahan permasalahan

yang dihadapi pada masing-masing jenjang (pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan kelompok pelaksana).

Page 34: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

29

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara terkoordinasi oleh pusat, Dinas

Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk memantau perkembangan pelaksanaan

kegiatan. Sasaran pembinaan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan

secara berjenjang tersebut meliputi :

1) Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja

2) Permasalahan/potensi masalah yang dihadapi di tingkat kelompok,

kabupaten/kota dan provinsi.

3) Laporan mencakup perkembangan kinerja usaha kelompok termasuk

realisasi fisik dan keuangan.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya

Sapi Perah yang dilaksanakan oleh kelompok terpilih ini dilaksanakan

sepanjang tahun. Hasil monitoring dan evaluasi diformulasikan dalam

bentuk laporan, merupakan data dan informasi untuk bahan koreksi

pelaksanaan kegiatan, dan untuk perbaikan sistem pelaksanaan kegiatan

yang sama di masa yang akan datang.

C. PELAPORAN

Pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi

Perah dilaksanakan secara berjenjang dan periodik. Kelompok sapi Perah

terpilih dan petugas pendamping menyampaikan laporan bulanan :

2) Kelompok tani ternak sapi perah melaporkan kepada Tim Teknis

tingkat kabupaten/kota setiap awal bulan (minggu I) bulan berikutnya

dengan tembusan ditujukan kepada Direktorat Budidaya Ternak

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan selaku

penanggung jawab pelaksana kegiatan.

3) Tim Teknis tingkat kabupaten/Kota menyampaikan Laporan

Bulanan setiap awal minggu II bulan kepada Tim Pembina Provinsi

dengan tembusan ditujukan kepada Direktorat Budidaya Ternak

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan selaku

penanggung jawab pelaksana kegiatan.

Page 35: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

30

4) Tim Pembina Provinsi menyampaikan laporan triwulan yang ditujukan

kepada Direktorat Budidaya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan.

D. JENIS PELAPORAN

1) Pelaporan Kelompok

Kelompok sapi perah, dibantu oleh petugas pendamping wajib

membuat laporan pertanggung jawaban sebagai berikut :

a. Laporan Bulanan yaitu berisi kemajuan realisasi fisik dan

keuangan, disertai waktu, jenis dan jumlah sarana prasarana

usaha yang diadakan.

b. Laporan Triwulan yaitu berisi perkembangan kinerja

pengembangan usaha budidaya sapi perah berupa:

perkembangan populasi sapi perah di kelompok sapi perah

(kelahiran, kematian, penjualan ternak, mutasi ternak), produksi

daging dan susu (harga daging per kilo/susu segar per liter,

pemasaran, pemupukan modal, penyerapan tenaga kerja,

pendapatan, permasalahan dan kendala serta solusi masalah yang

telah dilakukan.

2) Pelaporan Tim Teknis Kabupaten

Tim Teknis Kabupaten/Kota wajib membuat laporan setiap bulan.

Laporan bulanan berisi tingkat kemajuan pelaksanaan pengembangan

usaha budidaya sapi perah dibandingkan dengan rencana yang telah

dirumuskan 3 (tiga) bulan sebelumnya, dan perkembangan kegiatan

pengembangan usaha budidaya sapi perah sesuai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala yang

dihadapi, solusi yang dilakukan dan saran tindak lanjut.

3) Pelaporan Tim Pembina Provinsi

Tim Pembina Provinsi wajib membuat laporan triwulanan. Laporan

triwulanan berisi tingkat kemajuan pelaksanaan pengembangan usaha

budidaya sapi perah di seluruh Kabupaten/Kota dalam wilayahnya,

Page 36: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

31

dibandingkan dengan rencana yang telah dirumuskan 3 (tiga) bulan

sebelumnya, dan perkembangan kegiatan kelompok sapi perah sesuai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, permasalahan dan

kendala yang dihadapi, solusi yang dilakukan dan saran tindak lanjut.

4) Pelaporan Tim Pelaksana Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia

Berdasarkan laporan triwulanan dari Provinsi dan laporan kelompok

sapi perah terpilih kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi

perah, Tim Pelaksana Pusat Direktorat Budidaya Ternak Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan wajib menyampaikan

laporan kinerja pengembangan usaha budidaya sapi perah kepada

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Materi laporan berisi tingkat kemajuan pelaksanaan pengembangan

sapi perah di wilayah/kabupaten/kota seluruh provinsi, dibandingkan

dengan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya, dan

perkembangan kegiatan kelompok sapi perah sesuai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala yang

dihadapi, solusi yang dilakukan dan saran tindak lanjut. Adapun

format, substansi dan penyampaian laporan terlampir.

Page 37: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

32

BAB VIII

PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Sapi Perah ini dimaksudkan

sebagai acuan bagi para pelaksana untuk mendukung kelancaran

operasionalisasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka melaksanakan amanah UU

Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta

merespon aspirasi kelompok tani ternak yang berkeinginan untuk

mengembangkan usaha sapi perah.

Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini, semua pelaksana kegiatan di

tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kelompok pelaksana serta stakeholder

terkait dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan benar

menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu pada

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

DAN KESEHATAN HEWAN

Page 38: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

33

Lampiran – 1

Format Surat Perjanjian Kerjasama

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

NOMOR : ....................................

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN………..

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA…………

DENGAN

KELOMPOK PENGEMBANGAN SAPI PERAH DANA BANTUAN SOSIAL

TAHUN 2011 ............................ DESA ....................., KECAMATAN ..................., KABUPATEN

............................

PROVINSI .......................................................................

TENTANG

PENGGUNAAN DANA PENGEMBANGAN SAPI PERAH DANA BANTUAN SOSIAL

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

TAHUN 2011

Pada hari ini ............... tanggal ................. bulan ..................... tahun dua

ribu sebelas bertempat di Kantor Dinas......./Kab/Kota, Jalan ..........No.

Kab/Kota...... kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1

.

.................. : Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Peternakan

Kabupaten/Kota berdasarkan Keputusan

No.................yang berkedudukan di Jalan...........yang untuk selanjutnya disebut sebagai

PIHAK PERTAMA.

2

.

……………… : Ketua Kelompok Tani Ternak…......dalam hal ini

bertindak untuk dan atas nama Kelompok

Ternak…….yang berkedudukan di

Desa/Kel…………………Kecamatan……………Kabupaten/

Kota… Provinsi……..….yang selanjutnya disebut

sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang

mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan Pengembangan Budidaya Sapi Perah Direktorat Jenderal Peternakan dan

Page 39: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

34

Kesehatan Hewan Tahun 2011 kepada Kelompok, dengan ketentuan sebagai

berikut :

Pasal 1

DASAR PELAKSANAAN

1. Undang Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2009 tentang

Peternakan dan Kesehatan Hewan;

2. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No. 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Peternakan

dan Kesehatan Hewan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2011

Nomor:0327/018-06.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010;

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor……………tentang Pedoman Penyaluran

Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2011;

5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER……………….. tanggal ………….. 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan

Pencairan Dana Bantuan Sosial Kepada Petani Tahun Anggaran 2010

melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. 6. Keputusan Kepala Dinas Peternakan Kab/Kota ..............

Nomor…….tanggal……. 2011 tentang Penetapan Nama Kelompok dan

lokasi Penerima Dana Bantuan Sosial Pengembangan Budidaya Sapi Perah

Tahun 2011.

Pasal 2

LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan Dana Bantuan

Sosial Pengembangan Budidaya Sapi Perah Tahun 2011 sesuai dengan

Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir yang disusun oleh Kelompok dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian

Kerjasama ini.

Pasal 3

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dengan mengerahkan segala kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya;

2. Jika dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan perubahan yang tak dapat

dihindari atas Rencana Usaha Kelompok, maka perubahan tersebut harus

Page 40: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

35

dituangkan dalam Berita Acara Perubahan yang disepakati dan disahkan

oleh kedua belah pihak paling lambat 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan;

3. PIHAK PERTAMA berwenang mengadakan pemantauan, pengawasan dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;

4. Kelompok wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan anggaran

sesuai Rencana Usaha Kelompok kepada PIHAK PERTAMA, setiap bulan;

5. Dalam melaksanakan kegiatannya, PIHAK KEDUA berkewajiban

mengembangkan modal usahanya untuk kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah sesuai petunjuk Tim Teknis Dinas Kabupaten/Kota

setempat.

Pasal 4

SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana APBN Pengembangan Budidaya Sapi Perah yang

diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:

1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA Direktorat Jenderal Peternakan Tahun Anggaran 2011

Nomor:0327/018-06.1.01/00/2011 tanggal 20 Desember 2010);

2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp. …………………,- (……………………….juta rupiah).

Pasal 5

PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN DANA

1. Pembayaran Dana Bantuan Sosial Pengembangan Budidaya Sapi Perah Tahun 2011 sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat 2 (dua) Surat Perjanjian

Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA

setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang

disampaikan oleh KPA kepada kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara…..dengan cara pembayaran langsung ke rekening

Kelompok.…yang berkedudukan di Desa/Kel... Kecamatan...

Kabupaten/Kota..… Provinsi…. pada Bank….Cabang...dengan Nomor Rekening…………………..

2. Penyaluran dana Bantuan Sosial kepada kelompok mengikuti

peraturan/ketentuan yang berlaku, yaitu Perpres R I No. 54 Tahun 2010

yang juga mengatur tentang penyaluran dana pada kelompok masyarakat.

Dengan demikian penyaluran dana Dana Bantuan Sosial Pengembangan

Budidaya Sapi Perah Tahun 2011 akan diatur sebagai berikut:

a. Penyaluran tahap pertama sebesar 40 % (empat puluh persen) dari keseluruhan dana yang akan diterima kelompok yang telah menanda-

tangani perjanjian kerjasama dengan PPK dan siap melaksanakan

kegiatan

Page 41: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

36

b. Penyaluran tahap kedua sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari

keseluruhan dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan telah mencapai 30 % (tiga puluh persen) dari RUK yang telah

dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan dan disahkan oleh

tim kabupaten/kota.

c. Penyaluran tahap ketiga sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari

keseluruhan dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan

telah mencapai 60 % (enam puluh persen) dari RUK yang dibuktikan

dengan laporan realisasi perkembangan dan disahkan oleh tim teknis kabupaten/kota.

3. Penarikan dana dari Bank dilakukan secara bertahap sesuai realisasi pembelian dari Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Kelompok Sapi Perah

Pengembangan Budidaya Sapi Perah Tahun 2011 yang diketahui oleh Ketua Tim Teknis Kabupaten/Kota.

Pasal 6

SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan kegiatan dan pemanfaatan

dana APBN Pengembangan Budidaya Sapi Perah sebagaimana dimaksud dengan Pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut

seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan Surat

Perjanjian Kerjasama batal.

Pasal 7

PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA

sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan

diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat; 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian,

maka kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya Kepada Pengadilan Negeri…., sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku;

3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah pihak.

Pasal 8

FORCE MAJEURE

1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga mengakibatkan tertundanya

pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara

Page 42: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

37

tertulis kepada kepada PIHAK PERTAMA dengan tembusan kepada

Dinas……Kab/Kota……Provinsi…….dalam waktu 4 X 24 jam; 2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 8 ayat (1) adalah:

a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar,

kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA;

b. Peperangan;

c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Pasal 9 LAIN-LAIN

1. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK KEDUA;

2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum

yang sama;

3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih

dahulu telah mendapatkan persetujuan kedua belah pihak.

Pasal 10 PENUTUP

Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun

dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum

yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA

Ketua Kelompok ............

……………………………….

PIHAK PERTAMA

Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Peternakan

Provinsi/Kab/Kota.............. ...........................................

NIP........................................

Mengetahui Dinas Peternakan Provinsi/Kab/Kota..............

.........................................

NIP. ..............................

Page 43: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

38

Lampiran – 2 Format Rencana Usaha Kegiatan Kelompok

RENCANA USAHA KEGIATAN KELOMPOK

No.

Kegiatan

Volume

Harga

satuan (Rp.)

Jumlah (Rp.)

1. Min 85 %

2.

3.

4.

5.

6.

Total

(tempat workshop), .................. 2010

Kelompok Tani Ternak………………..

1 …………… (……ttd………)

Ketua

2 …………… (……ttd………)

Anggota

Mengetahui/Menyetujui Tim Teknis Dinas Peternakan

Kabupaten/ Kota

......................................

NIP. ...............................

Mengetahui

Kepala Dinas Peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota

………………………….

NIP.

Page 44: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

39

Lampiran - 3

Format Rekapitulasi Rencana Usaha Kegiatan Kelompok

Nama Kelompok

Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota : Provinsi :

REKAPITULASI RENCANA USAHA KEGIATAN KELOMPOK

Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan Provinsi/Kab/Kota

Nomor……....tanggal……...tentang Penetapan Kelompok dan Lokasi Penerima

Dana Bantuan Sosial Pengembangan Budidaya Sapi Perah tahun 2011, dengan

ini kami mengajukan permohonan dana sebesar Rp.……......(……....rupiah)

sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan

sebagai berikut:

No Kegiatan Jumlah Unit Jumlah (Rupiah)

1

2

dst

T o t a l

Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat

Perjanjian Kerjasama Nomor…….tanggal…..Dana bantuan sosial kelompok

tersebut agar dipindah bukukan ke rekening Kelompok Ternak…………….…yang

…………….., …………………… 2010

Kepada Yth :

Kuasa Pengguna Anggaran Dinas

Peternakan Provinsi/Kab/Kota Di …………………..………..

Page 45: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

40

berkedudukan di

Desa/Kelurahan………………………Kecamatan….Kabupaten/Kota……Provinsi….padaBank……Cabang.…..…………..Dengan Nomor Rekening…………………

MENYETUJUI Ketua Kelompok

Tim Teknis Kabupaten/Kota

……………………………… NIP. ………………………..

……………………….

MENGETAHUI/MENYETUJUI,

Pejabat Pembuat Komitmen

Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota

…………………………………

NIP. ....................

Page 46: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

41

Lampiran – 4

Format Berita Acara BERITA ACARA PEMBAYARAN

Pada hari ini .......... tanggal ............... Bulan ................... Tahun

................., kami yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama : .................................... Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota

Alamat : ....................................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..........................................................

Jabatan : Ketua Kelompok .................................

Alamat : .........................................................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA telah membayar Dana Bantuan Sosial Pengembangan Budidaya Sapi Perah APBN tahun 2011 kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp.

.................... (.........................rupiah) sesuai dengan Rencana Usaha

Kelompok dan PIHAK KEDUA menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA

sejumlah tersebut diatas.

Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Ketua Kelompok

.....................................

Pejabat Pembuat Komitmen

Dinas Peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota

...............................................

..........................................

NIP. ........................

Page 47: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

42

Lampiran - 5

Format Kwitansi NPWP :

MAK :

T.A : 2010

KWITANSI

No: ………………………

Sudah Terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota

Uang sebanyak : Rp. ............................. Untuk Pembayaran : Pengembangan Budidaya Sapi Perah Dana

Bantuan Sosial APBN Tahun 2011 kepada

Kelompok Tani Ternak di

Desa..........Kecamatan............Kabupaten...........

..Provinsi .................Sesuai Surat Perjanjian

Kerjasama No..............tanggal............... 2011

Terbilang : ................................(dengan huruf)

.................., ...................... 2011

Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,

Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok

Dinas Peternakan

Provinsi/Kabupaten/Kota

.....................................

..................................

NIP. ...................

Setuju dibayar, Tanggal ......................

Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan,

.....................................

NIP. ....................

.......................................

NIP. .................

Page 48: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

43

Lampiran – 6

Format Outline Laporan Tahunan

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

2. Tujuan

3. Sasaran

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Realisasi Fisik Keuangan (sesuai RUK)

2. Model Pengembangan Usaha Budidaya Sapi Perah

(1) Perkembangan Ternak Sapi Perah

(2) Usaha produksi susu

(3) Usaha pengolahan susu

(4) Usaha pengemukan pejantan Sapi perah

3. Penerapan Teknologi (Pilih sesuai yang dilaksanakan)

(1) Teknologi Reproduksi

(2) Teknologi Pakan

(3) Teknologi Pengolahan Limbah (ternak/tanaman)

III. PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT

1. Permasalahan

2. Upaya Tindak lanjut

IV. PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

Page 49: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

44

Lampiran 7 :

Format Laporan Bulanan

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN

PENGUATAN USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH

Bulan :

1. Identitas kelompok

Nama : …………………………………………………...

Nama Ketua Kel : …………………………………………………...

Alamat : …………………………………………………...

Kabupaten : …………………………………………………...

Provinsi : …………………………………………………...

2. Profil Usaha Kelompok

Kegiatan Utama : ………………………………………………….

Produk Utama : ………………………………………………….

Produksi : ………………………………………………….

Potensi Sumberdaya : ………………………………………………….

Potensi Usaha : ………………………………………………….

3. Kegiatan Pengembangan usaha budidaya Sapi perah pada kelompok

Kegiatan

Tahapan

Kegiatan yang dilaksanakan

Jumlah/

Volume

Biaya/

Harga Keterangan

Pengadaan

Prasarana

dan

sarana

…………………..

…………………..

…………………..

…………………..

…………… …………………..

…………………..

…………………..

…………… …………………..

…………………..

…………………..

..….…………., …………. 2011

Ketua Kelompok,

(……………..………………..….)

Page 50: Pedoman Budidaya Teknis Peng Sapi Perah Pola PMUK

45

Lampiran 8 :

Format Laporan Triwulan

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN

PENGUATAN USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI PERAH

Triwulan :

1. Identitas Kelompok

Nama : …………………………………………………...

Nama ketua kel : …………………………………………………...

Alamat : …………………………………………………...

Kabupaten : …………………………………………………...

Provinsi : …………………………………………………...

2. Profil Usaha Kelompok

Kegiatan Utama : ………………………………………………….

Produk Utama : ………………………………………………….

Produksi : ………………………………………………….

Potensi Sumberdaya : ………………………………………………….

Potensi Usaha : ………………………………………………….

3. Kegiatan Pengembangan usaha budidaya Sapi perah pada kelompok

Kegiatan

Tahapan

Kegiatan yang dilaksanakan

Jumlah/

Volume

Biaya/

Harga Keterangan

Pengadaan

Prasarana

dan

sarana

…………………..

…………………..

…………………..

…………………..

…………… …………………..

…………………..

…………………..

…………… …………………..

…………………..

…………………..

..….…………., …………. 2011 Ketua Kelompok,

(……………..………………..….)