pdg fkub 2012 blok 5 skenario 4 kelompok h : karies kelas v (karies servikal)

33
MAKALAH LAPORAN PBL SKENARIO 4 : KARIES SERVIKAL KELOMPOK 8 Disusun oleh : Ketua : Larasati Wicaksono Putri (125070407111034) Sekertaris : Bunga Agape (125070400111013) Anggota : 1. Ardani Asa Hanifa (125070400111018) 2. Fania Alfadin Uba (125070400111019) 3. Intan Sekar Larasati (125070400111035) 4. Angelia Mayer R S (125070401111005) 5. Indira Safitri Hakim (125070401111010) 6. Okky Desy Rianjani (125070407111018)

Upload: fannia-alfadin

Post on 30-Nov-2015

638 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

def, etio etc. bahan restorasi, isolasi daerah kerja

TRANSCRIPT

Page 1: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

MAKALAH LAPORAN PBL

SKENARIO 4 : KARIES SERVIKAL

KELOMPOK 8

Disusun oleh :

Ketua : Larasati Wicaksono Putri (125070407111034)

Sekertaris : Bunga Agape(125070400111013)

Anggota :

1. Ardani Asa Hanifa(125070400111018)

2. Fania Alfadin Uba(125070400111019)

3. Intan Sekar Larasati(125070400111035)

4. Angelia Mayer R S(125070401111005)

5. Indira Safitri Hakim(125070401111010)

6. Okky Desy Rianjani(125070407111018)

7. Ivanni Ramadhan (125070407111030)

Tanggal Penyelenggaraan: 16 dan 19 September 2013

Page 2: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya, sehingga Laporan Hasil Diskusi Kelompok 8

skenario 4 blok 5 tentang "Karies Servikal” dapat terselesaikan dengan baik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. drg. Fidya, M.Si

2. Buku-buku penunjang, textbooks dan fasilitas internet.

3. Orang tua, serta semua pihak yang telah membantu terselesainya

laporan ini.

Penulis berharap laporan ini dapat menambah wawasan dan informasi

bagi pembaca sekalian. Tentunya laporan hasil diskusi ini tidaklah sempurna

dan masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga

laporan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 22 September 2013

Penulis

1

Page 3: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Gigi ngilu

Kerusakan jaringan

Dangkal Dalam

Karies Servikal

Isolasi Dengan cotton roll

Preparasi Desain bentuk ginjal

Penumpatan

Teknik SandwichDitumpat lalu diberi varnish

I. SKENARIO 4 BLOK 5 : Aduuuh ngilunya

Laki-laki berusia 55 tahun, datang ke RSGM dengan keluhan gigi belakang kiri

atas terasa ngilu saat minum air dingin dan menyikat gigi. Pada pemeriksaan

intraoral ditemukan adanya karies servikal, pada gigi 24 dengan kerusakan

jaringan gigi yang cukup dalam, sedangkan pada gigi 25 kerusakannya

dangkal. Dokter gigi melakukan isolasi dengan memasang cotton roll pada

daerah vestibulum, kemudian melakukan preparasi seperti desain bentuk

ginjal, setelah itu kavitas dibersihkan. Selanjutnya dilakukan penumpatan

sesuai prosedur dengan menggunakan bahan yang sewarna gigi karena

pasien sangat peduli dengan penampilannya. Pada gigi 24, penumpatan

dilakukan dengan teknik sandwich, sedangkan pada gigi 25 setelah ditumpat

kemudian diberi varnish.

II. HIPOTESIS

2

Page 4: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

III. LEARNING ISSUES

1. Karies Servikal

Definisi

Pemeriksaan Klinis

Etiologi

Penanganan

Perinsip desain preparasi karies servikal

2. Bahan Restorasi untuk karies servikal

Jenis

Penatalaksanaan

Indikasi dan kontraindikasi

Pertimbangan penggunaan

Biokompatibilitas

3. Isolasi daerah kerja

Definisi

Fungsi

Alat dan bahan

Prosedur

Keuntungan dan kerugian

3

Page 5: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

IV. LEARNING OUTCOMES

1. Karies Servikal

Definisi Karies

o Karies

merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik

yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies

ditandai dengan adanya demineralisasi pada jaringan keras

gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada

jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal

dan menimbulkan rasa nyeri.

o Karies gigi prosesnya dapat berlangsung sangat cepat maupun

lama berupa hilangnya ion-ion mineral dan terus-menerus dari

permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang

sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri

dan produk-produk yang dihasilkannya. Kehilangan ini pada

awalnya hanya akan terlihat secara mikroskopis tetapi lama

kelamaan akan terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih

(white spot lesion) atau melunaknya sementum pada akar gigi.

Kegagalan dalam mengintervensi dan menghentikan kehilangan

mineral ini akan menyebabkan kavitasi pada gigi, yang dapat

berlanjut pada kerusakan irreversibel pulpa gigi oleh aktivitas

bakteri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya

remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini karies

masih dapat dihentikan.

Definisi Karies servikal

o Karies yang terjadi pada bagian servikal gigi sering

diklasifikasikan sebagai Karies Kelas V yang dikenal dengan

4

Page 6: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

klasifikasi menurut G. V. Black. Karies kelas V ini berbeda

dengan apa yang dijelaskan oleh Mount dan Hume. Pada teory

Black tidak menjelaskan adanya perbedaan lesi yang terjadi,

karena menurut Mount & Hume karies terbagi atas size dan site

nya. Pada karies kelas V ini bagian yang rusak adalah bagian

pada servikal gigi geligi yang di sebut karies permukaan halus,

namun karies ini dapat meluas ke daerah akar dan di sebut

karies akar.

Etiologi Karies Klas V

Ada beberapa faktor yang berpengarruh dalam terbentuknya karies

servikal, faktor nya hampir sama dengan apa yang terjadi pada umumnya

karies. Pada karies kelas V ini juga terdapat satu faktor yang tidak ada pada

karies lainya yaitu faktor resesi Gingiva.

Faktor – faktor tersebut ialah

o Resesi Gingiva

Resesi gingiva yang terjadi dapat mengakibatkan tersedianya kavitas pada

bagian servikal gigi geligi, sehingga akan banyak makanan yang tertinggal

dan dari situlah akan banyak bakteri – bakteri yang menginvasi sehingga

terbentuknya lesi karies

o Usia

Usia disini dimaksudkan dengan semakin tuanya seseorang maka gingiva

yang dimiliki biasanya akan semakin merenggang dan ini lah yang dapat

menyebabkan terjadinya resesi gingiva

o Host

Host disini yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri dimana sang

penderita tidak memiliki motivasi untuk menyikat giginya secara benar

dan tidak memiliki keingin tahuan untuk pencegahan karies yang ada

sehingga terus dibiarkan dan semakin menggerus permukaan servikal gigi

geligi hingga akarnya

Pemeriksaaan

Pada tahapan dini: Daerah berubah warna

Batas nya terlihat jelas

Lesi aktif bewarna Kuning mulai Kecoklatan

Konsistensi lunak tanpa adanya kavitas yang nyata

5

Page 7: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Pada tahapan lanjut: Lesi berkembang lebih lama

Perbedaan warna lebih jelas batasnya

Lesi berubah warna lebih gelap dari sebelumnya

Konsistensi lebih lunak dari sebelumnya dan kavitas

lebih nyata

Penanganan dan Prinsip desain karies servikal

A. Akses ke Karies

Instrument yang digunakan adalah bur miniature daan

henpis miniature dan pembersihan lesi akan lebih mudah jika mulut

dalam keadaan setengah tertutup. Akses ke karies jauh lebih

mudah dibandingkan dengan klas lain,namun masalah dalam akses

yaitu yang berkaitan dengan struktur sekelilingnya misalnya akses

ke karies servikal di permukaan bukal molar 2 dan 3 atas agak

sukar karena adanya processus koronoideus mandibula jika mulut

terbuka lebar-lebar.

B. Pembuangan Karies

Pencegahan karies harus dimulai di daerah yang telah ada

kavitas dan preparasi dengan menggunakan bur bulat baja

kecepatan rendah. Dentin lunak harus dibuang, tetapi dentin yang

keras dan kecoklatan dapat dibiarkan sekalipun terletak

bersebalahan dengan daerah yang harus diretorasi. Jika

menggunakan bur bulat dalam membuang dentin karies pada

permukaan akar, bur harus dijaga agar tetap bersudut 45 derajat

terhadap permukaan gigi.

C. Regangan,Retensi dan Bevel

Bentuk regangan restorasi klas V tidak seragam sehingga

dapat bervariasi tergantung karies atau tingkat dekalsifikasi yang

terjadi. Bila jaringan yang rusak telah disingkirkan dan tepinya

berada pada email yang baik, regangan biasanya berbentuk

persegi panjang dengan sudut yang membulat (bevel), ovoid atau

berbentuk ginjal.

Pertama-tama dalam mempreparasi kavitas digunakan

round bur dan setelah mencapai dentin dilanjutkan dengan

pemakaian bur fissure berujung datar untuk membuat dinding

kavitas. Dasar kavitas dapat dihaluskan dengan menggunakan bur

inverted. Biasanya dinding aksial akan berada pada kedalaman 1,5

mm dari permukaan gigi.

6

Page 8: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Retensi dibuat pada insisal dan dinding gingival di pertautan

dengan dinding aksial, menggunakan round bur no ¼ atau ½ .

Tidak boleh ada ubderkut pada dinding mesial dan distal.

Kedalaman retensi dibentuk menggunakan diameter bur dan tidak

akan melebihi diameter bur.

Bevel dapat dibuat pada seluruh bagian preparasi yang

dikelilingi emal tapi tidak dibuat pada preparasi yang berakhir di

sementum.

D. Pemilihan Bahan Tumpatan

Pada karies akar atau servikal, bahan pilihannya adalah

semen ionomer kaca atau cermet karena keadhesifannya pada

dentin dan fluor yang dikeluarkannya menjadikannya berefek

kariostatik. Jika tepi servikalnya terletak pada dentin dan tepi

oklusalnya pada email, semen ionomer kaca dan resin komposit

dapat digabung dalam tambalan berlapis (teknik sandwich). Semen

ionomer kaca berfungsi menggantikan dentin dan jika sudah

mengeras dapat dietsa bersama-sama dengan email untuk

kemudian ditambal dengan resin komposit. Teknik ini

menggabungkan sifat adhesive dan kariostatik semen ionomer

kaca dengan penampilan yang baik dan tahan aus dari resin

komposit.

E. Pelapikan

Karies dalam, terutama pada orang muda, harus dilapik

dengan hidroksida kalsium. Pada kavitas yang harus ditambal

dengan resin komposit, dentin harus dilindungi dulu sebelum

emailnya dietsa dengan asam. Pada kavitas yang dangkal, tidak

memerlukan pelapik hidroksida kalsium karena basis dari semen

ionomer sudah memberikan perlindungan yang diperlukan. Semen

ini dapat adhesive ke dentin dan mengeluarkan fluor secara

berkelanjutan.

Semen ionomer dicampur dan ditambal di dasar kavitas,

menutupi seluruh dentin sampai di tepi kavitas yang tidak beremail

lagi. Jika telah benar-benar mengeras, kelebihannya dapat

dikurangi dengan bur sebelum mengetsasemen ionomer dan tepi

emailnya.

F. Pemasangan matriks, Penambalan, serta Penyelesaiannya

Restorasi dengan Semen ionomer kaca ini biasanya dilakukan

dengan menggunakan isolator karet, dan memakai matriks agar

7

Page 9: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

dapat melindungi bahan tambalan ketika mengeras serta

membentuknya sehingga tidak memerlukan proses

penyelesaian terlalu banyak.

Setelah isolator karet terpasang, permukaan gigi

dibersihkan dari plak dan debris dengan lumpur profilaksi non-

fluor. Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan as

poliakrilik 25% yang dapat membantu aksi pembersihannya dan

bisa membuang sebagian smear layer, tetapi menyebabkan

tubulus dentin tertutup. Pembersihan asam poliakrilik dilakukan

selama 10 detik, kemudian semprot air selama 30 detik dan

dikeringkan.

Bahan tumpatan GIC yang sedikit berlebih ditempatkan

ke dalam kavitas yang bersih dan kering. Matriks dipasang

diatasnya dan ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras.

Hanya tekanan ringan yang diperbolehkan untuk aplikasi

matriks, sehingga matriks tidak akan berubah bentuk dan

kontur restorasi tidak akan berubah.

Matriks logam berbentuk ginjal yang konkaf dapat

digunakan untuk mereproduksi baik kontur mesio-distal

maupun insiso-gingival. Matriks ini cukup lunak untuk dibentuk

sehingga dapat menciptakan posisi tepi yang baik. Untuk

mempermudah pemasangannya, matriks dapat dapat

dicekatkan sementara ke pemampat berbentu silindris dengan

varnish.

Bila matriks tidak digunakan, sebagian besar kelebihan

semen dibuang dengan menggunakan instrument plastis untuk

membentuk kontur yang diinginkan. Hal ini harus cepat

dilakukan, ketika permukaan masih basah untuk mencegah

kerusakan bila semen tersebut telah mengeras.

Setelah matriks dilepaskan, permukaan tambalan akan

segera menjadi basah dan mulai saat ini tambalan tersebut

tidak boleh diganggu. Bahan ini tidak terpengaruh oleh cairan

setelah terjadi pengerasan awal. Jika pemasangan matriksnya

baik sekali, pemolesan tidak lagi begitu diperlukan. Bur karbida

tungsten berbilah banyak dapat dipakai untuk membuang

ketidakrataan dan digunakan dalam kecepatan rendah dan

restorasinya dapat dilakukan dengan disk. Tambalan harus

diulas dengan Vaseline sebelum memakai instrument poles.

8

Page 10: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Terakhir, keringkan permukaan tambalan tersebut dan

oleskan selapis vernis atau bahan bonding yang diaktifkan sinar

sebagai pelindung terhadap cairan untuk beberapa jam, segera

setelah isolator karet dilepas.

Jika digunakan varnish maka daerah permukaan

tambalan GIC yang dilapisanya harus menggunakan suhu

kamar, bukan dengan semprotan udara karena dapat

menggeser varnish dan membuat permukaan terbuka dari

semen yang mengering dan menimbulkan keretakan.

2. Bahan Restorasi untuk Karies Servikal

GIC (Glass Ionomer Cement)

Semen ini sensitive terhadap kelembaban. Oleh karena itu, semen yang

baru mengeras dilindungi dari kelembapan dengan menggunakan vernis.

Komposisi

Powder : SiO2 , Al2O3, CaF2, Na3AlF6, AlF3, AlPO4

Liquid : larutan polyacrylic acid

Sifat

1. Compressive strength lebih besar dari zinc phosphate

2. Bond strength lebih kecil dari komposit, di daerah servikal lebih

baik dari komposit.

3. Fluoride release

4. Thermal diffusi rendah

5. Harus dlindungi varnish

6. Estetik bagus

7. Adhesi

Keunikan GIC ini adalah kemampuan GIC untuk berikatan dengan

dentin dan email secara kimia. Bahan ini digunakan secara luas

pada abrasi servikal tanpa harus melakukan preparasi kavitas.

8. GIC dapat digunakan sebagai restorasi tunggal atau dapat

dipakai sebagai basis dan di atasnya dilapisi oleh resin komposit

(restorasi sandwich).

9. Bond to collagen

10. Kelarutan pada air tinggi.

11. Sebagai antikariogenik karena melepas fluoride.

12. Tidak cocok untuk dipakai di gigi posterior karena britel.

9

Page 11: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Aplikasi

1. Semen permanen

2. Basis

3. Tumpatan kelas V

4. Pit dan fissure sealant

5. Penyemenan orthodontic bands

o Jenis

Klasifikasi Glass Ionomer Cements (Mount and Hume)

Type I – Luting

Kegunaan – sementasi crown, bridge, inlay, perangkat ortodonsi

Tingkat Setting – fast set

Perbandingan Bubuk:Likuid – 1,5:1

Radiopak- secara umum

Ketebalan film - <20 μm

Type II- Restoratif

Type II.1 Restoratif Estetik

Kegunaan – restorasi estetik

Tingat setting : fast set

Autocure – ketahanan lambat terhadap masuk dan lepasnya air

Resin-modified – fast set, ketahanan segera terhadap masuknya air

Perbandingan Bubuk: Likuid – 3:1 atau lebih besar

Radiopak- sebagian besar material

Type II.2 Retoratif Reinforced

Kegunaan- peningkatan sifat fisik namun estetik tidak dipentingkan

Kecepatan setting – fast set

Perbandingan Bubuk : Likuid – 3:1 atau lebih besar

Radiopak – selalu

Type III – Lining atau Basis

Lining

Kegunaan – pada bagian tipis sebagai pembatas thermal di bawah

restorasi metal

Kecepatan setting – fast set

Perbandingan Bubuk : Likuid – 1,5:1

Basis- Dentin Substitute

Kegunaan – kombinasi dengan resin komposit dalam teknik

laminasi

Kecepatan setting – fast set

10

Page 12: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Perbandingan Bubuk : Likuid – 3:1 atau lebih besar

Radiopak – selalu.

Penatalaksanaan

Untuk mendapatkan restorasi yang tahan lama ada 3 hal yang harus

diperhatikan:

1. preparasi permukaan kavitas harus benar.

2. pengadukan yang benar (manilupasi).

3. penyelesaian serta perlindungan permukaan selama pengerasan

semen

Preparasi permukaan.

Permukaan harus bersih adhesi. Dapat dicuci dengan pumis

untuk menghilangkan lapisan yang terbentuk selama preparasi kavitas.

Metode lain : mengoleskan larutan asam poliakrilat 10 % kepermukaan

selama 10 – 15 detik, diikuti dengan pembilasan air selama 30 detik

(proses : kondisioning). Setelah kondisioning harus kering.

Kondisoner, yaitu asam lemah yang digunakan untuk membuang

debris organic sebelum menambalkan gic yang akan ber- adhesi

secara kimia ke email dan dentin.

Persiapan bahan.

Rasio bubuk : cairan yang dianjurkan oleh pabrik haruslah

ditaati. Untuk pengadukan manual mixip pad. Atau bisa

menggunakan glass slab dengan suhu dingin memperpanjang

working time tidak dianjurkan mengurangi compressive strength.

Waktu manipulasi :45 – 60 detik permukaan adonan

mengkilap dan mencapain konsistensi yang sesuai.

Penempatan bahan.

Adukan harus langsung diaplikasiakn dengan plastic filling atau

disuntikan. Penundaan permukaan kusan pengerasan

berkembang, setelah itu dipasang matriks, supaya : kontur maksimal,

permukaan utuh, melindungi semen yang sedang mengeras dari hilang

atau bertambahnya air.

Penyelesaian permukaan dari semen yang telah mengeras,

harus ditunda selama paling sedikit 24 jam setelah penumpatan.

Pengulasan bahan pelindung GIC

Setelah restorasi dibentuk dan dipoles, restorasi dapat segera di

lapisi dengan varnish menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara

ini akan mencegah agar semen tidak kehilangan atau mendapat

kandungan air.

11

Page 13: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Vernis merupakan larutan resin, shellac, sandarac, dan

medikamen lain dalam pelarut yang mudah menguap seperti eter atau

alkohol. Pada penguapan membentuk lapisan yang lengket atau film

yang merupakan barier terhadap efek berbahaya dari cairan atau

bahan pengiritasi. Terjadi penurunan yang nyata dalam hitungan

radiaktif dari dentin yang terletak dibawah dinding kavitas yang dilapisi

vernis, dibandingkan dengan yang tidak.

Vernis juga mencegah penetrasi produk-produk korosi dari

amalgam ke dalam tubula dentin dan dengan demikian mengurangi

pewarnaan gigi yang tidak diinginkan dengan restorasi amalgam.

Indikasi dan Kontraindikasi

INDIKASI

- Simpel dan tidak mahal

- Ikatan kimia dengan gigi mencegah dari kebocoran mikro

- Melepaskan Flouride

- Estetika baik

- Ideal untuk gigi dengan resiko karies tinggi

- Stabil dilingkungan mulut

- Dapat menjadi basis resin komposit

- Restorasi lesi servikal

- Restorasi Klas V di mana faktor estetik tidak begitu diperhatikan

- Karies Gigi sulung, karena anatomi giginya kecil sehingga makanan

rentan menyangkut dan karies.

KONTRA INDIKASI

- Tidak dapat bertahan dengan beban oklusal berat

- Membutuhkan proteksi dan dukungan dari sisa jaringan gigi atau

material tumpatan lain

- Transluaensi diperoleh setelah beberapa hari, jika terkena air akan

menjadi kusam.

- Tidak begitu cocok dengan warna gigi asli, perlu dilapisi komposit.

- Pengganti amalgam

- Restorasi yang melibatkan daerah oklusal

- Pengganti cusp yang rusak

- Bila digunakan pada restorasi klas IV dan VIkarena formula

kurang kuat dan pada daerah tersebut masih peka terhadap

keausan.

- Hipersalivasi

12

Page 14: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Pertimbangan Penggunaan

Jika semua dinding kavitasnya terdiri atas email, pilihan yang

baik adalah memakai resin komposit yang retensinya melalui etsa.

Dalam kasus seperti ini, tepi email dapat dibevel yang akan

membuat paduan baik antara resin komposit dengan sisa email

yang ada. Jika penampilan merupakan factor utama maka dipilih

resin komposit mikrofil karena partikel pengisiannya yang lebih

kecil sehingga memungkinkan dilakukan pemolesan.

Pada karies akar atau servikal, bahan pilihannya adalah semen

ionomer kaca atau cermet karena keadhesifannya pada dentin dan

fluor yang dikeluarkannya menjadikannya berefek kariostatik.

Komposit bukan merupakan bahan ideal karena email untuk retensi

dengan etsa sudah tidak ada. Dengan amalgam juga dijumpai

masalah retensi karena sukarnya membuat kavitas retentif

berhubung lesi sudah luas dan mengelilingi gigi dan akan

melemahkan jaringan.

Jika tepi servikalnya terletak pada dentin dan tepi oklusalnya

pada email, semen ionomer kaca dan resin komposit dapat

digabung dalam tambalan berlapis (teknik sandwich). Semen

ionomer kaca berfungsi menggantikan dentin dan jika sudah

mengeras dapat dietsa bersama-sama dengan email untuk

kemudian ditambal dengan resin komposit. Teknik ini

menggabungkan sifat adhesive dan kariostatik semen ionomer

kaca dengan penampilan yang baik dan tahan aus dari resin

komposit.

Biokompatibilitas

o Mempunyai sifat biokompatibilitas dengan jaringan periodontal

dan pulpa.

GIC dapat ditumpatkan di dalam kavitas tanpa mengiritasi pulpa

sekalipun tanpa diberi pelapik. Namun, agar tidak timbul reaksi

yang tidak diinginkan pada kavitas yang dalam, pelapik tetap

diberikan. Peradangan tetap timbul bila semen langsung diletakkan

di atas pulpa terbuka.

13

Page 15: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

GIC Modifikasi

a) Modifikasi Resin

Self cure hybrid ionomer

Untuk penyemenan permanent dari crown, bridge, metal inlays-

onlays perawatan orthodontic

Light cured hybrid ionomer

Untuk liner dan basis

Kepekaan terhadap semen dan kekuatan awal yang rendah dari

GIC adalah akibat reaksi pengerasan asam basa yang lambat.

Gugus fungsional yang terpolimerisasi ditambahkan dalam

formula semen untuk mempercepat proses pematangan

sehingga semen ini dapat mengatasi kedua kekurangannya dan

memungkinkan bahan yang tebal menjadi matang dalam reaksi

asam basa.

Di pasaran tersedia produk yang pengerasannya berdasarkan

reaksi kimia maupun berdasarkan penggunaan sinar tertentu.

Kelompok bahan ini disebut semen ionomer kaca dengan

modifikasi resin.

Komposisi dan Reaksi Pengerasan :

Komponen bubuk dari bahan yang dikeraskan dengan sinar

mengandung kaca yang dapat melepaskan ion-ion dan inisiator

untuk pengerasan dengan sinar atau kimiawi atau keduanya.

Komponen cairan biasanya mengandung air, asam poliakrilat,

atau asam poliakrilat dengan beberapa gugus karbosilik yang

dimodifikasi dengan monomer metakrilat dan hidroksietil

metakrilat.

Kedua bahan ini bertanggung jawab untuk polimerisasi.

Pengerasan awal bahan ini ditimbulkan oleh polimerisasi gugus-

gugus metakrilat. Pengerasan dengan reaksi asam-basa akan

lebih lambat.

Sifat fisik :

- Translusensi berkurang karena adanya perbedaan yang

besar pada index refraksi antara bubuk dengan matriks

resin yang telah mengeras.

- Transluensi setelah light cure langsung terjadi dan hasilnya

bisa cocok dengan warna gigi asli.

- Fluoride yang dilepas sama dengan GIC.

14

Page 16: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

- Kekuatan perlekatan pada dentin antara 10-14 Mpa lebih

tinggi daripada composite cements.

- pH awalnya kurang lebih 3,5 dan secara bertahap

meningkat.

- Semen tidak mempunyai sifat very low solubility.

- Post operative sensitivity minimal.

Kekuatan GIC dengan Modifikasi Resin :

Kekuatan tarik garis tengah dari GIC resin modified adalah lebih

tinggi dari GIC, yang berkaitan dengan lebih banyaknya

deformasi plastic yang dapat ditahan oleh bahan sebelum

terjadi fraktur. Sifat-sifat lain sulit dibandingkan karena

perbedaan di dalam bahan dan cara pengetesan.

Adhesi dengan Struktur Gigi :

Mekanisme ikatannya serupa dengan GIC (semen ionomer kaca

konvensional).

Adhesi dengan Bahan Tambalan Lain :

Bisa digunakan untuk restorasi, meskipun terutama digunakan

untuk basis/pelapik. Dibandingkan dengan GIC, semen ini

mempunyai kekuatan ikatan yang lebih tinggi dengan resin

komposit.

Adaptasi Tepi :

Akibat polimerisasi, bahan ini memiliki derajat penyusutan yang

lebih besar ketika mengeras. Lebih sedikitnya kandungan air

dan asam karboksilik juga mengurangi kemampuan semen

untuk membasahi substrat gigi sehingga keadaan ini akan

banyak meningkatkan kebocoran mikro dibandingkan GIC.

Kepekaan Air :

Pelapik dari bahan ini masih peka terhadap dehidrasi dan

bahwa bahan ini dapat menyerap air sehingga menghasilkan

perubahan bentuk yang cukup berarti.

Pertimbangan Klinis / Indikasi :

Pertimbangan klinis dari bahan ini adalah sebagai :

- Pelapik

- penutup fisur

- basis

- pembangun badan inti

- restorasi

- adhesive untuk bracket orthodonti

15

Page 17: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

- bahan perbaikan untuk inti atau tonjol amalgam yang rusak

- bahan pengisi saluran akar retrograd.

- Lesi servikal

- Karies Klas III dan V

- Gigi susu

- Klas I pada anak-anak

- Teknik sandwich (Klas II)

- Resiko karies tinggi

Kekurangan / Kontraindikasi :

Kebocoran mikro meningkat dari GIC

b) Modifikasi Logam

Untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan

ketahanan terhadap keausan mka GIC telah dimodifikasi dengan

mengikatkan partikel logam sebagai bahan pengisi.

Ada 2 metode modifikasi :

1. Campuran bentuk logam campuran amalgam yang berpartikel

sferis dengan GIC tipe II, dinamakan gabungan logam campur

perak.

2. Campuran bentuk kaca dengan partikel perak dengan

menggunakan pemanasan tinggi, dinamakan cermet.

Sifat Umum

Dari suatu ujicoba keausan didapatkan bahwa bahan cermet

jauh lebih tahan keausan dibandingkan GIC konvensional.

Peningkatan ketahanan terhadap keausan berkaitan dengan

penambahan bahan pengisi logam, seperti dibuktikan oleh

penampilan mengkilap yang terjadi jika logam dikenai tes

keausan ini.

Pelepasan Fluorida

Jumlah fluoride yang dilepaskan dari kedua system modifikasi

ini cukup besar. Namun, fluor yang dilepaskan cermet lebih

sedikitdaripada yang dilepaskan oleh GIC konvensional, hal ini

terjadi karena sebagian partikel kaca yang asli (yang

mengandung fluor) telah dilapisi logam.

Pertimbangan Klinis

Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan

potensi anti kariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam

ini telah dianjurkan untuk penggunaan yang terbatas sebagai

alternative dari amalgam atau komposit untuk restorasi gigi

16

Page 18: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

posterior. Meskipun demikian, bahan ini masih diklasifikasikan

sebagai bahan rapuh, sehingga penggunaannya tebatas pada

restorasi konservatif dan umumnya untuk restorasi karies klas I.

Bahan ini juga cocok terutama untuk pasien muda yang rentan

terhadap karies.

Laminasi / Teknik Sandwich

Menggunakan 2 bahan yang berbeda. Keuntungannya yaitu

mengurangi penggunaan resin komposit, meminimkan pengerutan dan

hemat waktu karena jumlah inkremen yang harus dibuat menjadi

minim

Prinsipnya:

- gunakan GI yang terkuat

- hindari sub-basis seperti kalsium hidroksida yang kaan mengurang

area adhesi dentin

- aplikasi conditioner pada permukaan kavitas untuk adhesi ion-

exchange yang penuh

- letakkan GI, dan biarkan setting dahulu sebelum proses selanjutnya

- buat space yang cukup untuk ketebalan komposit

- buat area kontak pada komposit daripada di GI

- kembangkan union/persatuan antara komposit dan GI

- selalu gunakan GI yang radiopak

Laminasi di atas GI autocure

Dapat membuat mechanical interlock antara resin komposit sekuat

antara resin komposit dan enamel.

Setelah material setting etsa GI dan enamel biarkan 15 detik

cuci dan keringkan aplikasikan resin enamel bonding viskositas

rendah light cure aplikasikan resin komposit seperti pada

umumnya

Laminasi di atas GI resin-modified

Tidak perlu dietsa, karena kapasitas bonding sudah cukup dalam

HEMA. Langkahnya seperti langkah di atas (laminasi di atas GI

autocure), etsa pada enamel saja aplikasi bonding light cure

aplikasi resin komposit dengan inkremen

Laminasi dengan amalgam

Digunakan pada restorasi gigi molar. Gunakan GI paling kuat

pastikan setting seluruhnya siapkan space yang cukup buka

ename margin buat retensi amalgam sapukan 45% asam

17

Page 19: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

poliakrilik untuk chemical union antara GI dan amalgam pada semen

yang setting packing amalgam. Namun kekuatan ikatannya masih

dipertanyakan.

Indikasi : Kavitas dalam.

Kontraindikasi : Kavitas dangkal.

3.Isolasi Kerja

Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Hal ini ditujukan

agar mendapatkan daerah kerja/kavitas yang kering serta

pandangan yang jelas. Gigi selalu dibasahi saliva, lidah yang

mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah merupakan

beberapa masalah yang harus diatasi sebelum kerja yang teliti dan

tepat dapat dilkukan.

Beberapa cara mengisolasi daerah kerja, antara lain :

a. DENGAN SALIVA EJEKTOR

Saliva ejector berdiameter 4 mm, digunakan untuk menghisap

saliva yang tertumpuk di dasar mulut. Saliva ejector dapat

dipegang oleh pasien atau dibiarkan tergantung di dasar mulut.

Saliva ejector dihubungkan dengan suatu ujung yang dapat

dibengkokkan, yang desainnya ada beberapa macam. Ada yang

terbuat dari plastik dan dapat dibuang setelah sekali pakai.

Selain itu ada yang terbuat dari logam yang dilengkapi dengan

semacam sayap untuk meretraksi dan melindungi lidah dan

dasar mulut, yang seperti ini bermanfaat bagi operator yang

18

Page 20: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

bekerja sendiri. Bagian yang paling kritis dari saliva ejector

adalah ujungnya. Karena terus berada di dasar mulut, di bawah

tekanan negatif yang konstan, dapat menarik jaringan lunak ke

dalam orifisnya sehingga menimbulkan suatu lesi yang jelek.

b. DENGAN EVAKUATOR KECEPATAN TINGGI (HVE)

Evakuator kecepatan tinggi (HVE) dengan diameter 10 mm,

digunakan untuk menyerap semua air dan debris dari daerah

kerja. Biasanya dioperasikan oleh asisten gigi. HVE sangat

efektif bila dokter gigi dan asistennya bekerja sebagai suatu tim

yang berpengalaman dan terampil.

c. DENGAN COTTON ROLLS

Tujuan untuk menggunakan ini adalah untuk menyerap saliva

dan cairan lainnya, untuk menarik pipi, bibir dan lidah. Cotton

roll ini diletakkan di gigi2 yang kita preparasi. Cotton rolls dapat

mengisap saliva dalam waktu yang cukup singkat. Selama

prosedur restorasi di lakukan cotton rolls harus selalu diganti

jika sudah cukup basah oleh saliva. Cotton rolls yang sering

digunakan adalah No.2 dengan panjang 11/2” dan diameter

3/8”. Digunakan untuk memblokir daerah sekitar gigi yang di

bantu dengan saliva ejector.

Cara menempatkan dan lokasi dari cotton rolls di dalam rongga

mulut adalah sbb :

a. Untuk mengisolasi daerah kerja pada gigi RA

19

Page 21: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Caranya : dengan menggunakan kaca mulut bibir dan pipi

pasien di tarik atau di angkat ke atas, lalu cotton rolls di

tempatkan di ruang vestibulum oris.

Lokasinya :

a) Pada Gigi Posterior

Cotton rolls di letakan di samping gigi yang akan di

restorasi dan juga gigi tetangga serta menutup

tempat muara kelenjar parotis.

b) Pada Gigi Anterior

Cotton rools di letakkan mulai dari gigi caninu menuju

kea rah posterior, baik pada rahang kanan maupaun

kiri.

b. Untuk mengisolasi daerah Kerja Gigi RB

Selain di tempatkan di vestibulum oris juga di tempatkan

didasar mulut dan menutupi muara kelenjar

submandibularis.

Lokasinya :

a) Pada Gigi Posterior

Cotton rolls di letakan di bagian bukal dan lingual dari

yang akan di restorasi dan juga gigi tetangganya.

b) Pada Gigi Anterior

Cotton rolls di letakan di bagian kanan dan kiri mulai

dari gigi caninus menuju kea rah posterior baik pada

bagian bukal/ labial maupun lingual.

d. ISOLATOR KARET

Cara paling sempurna untuk mengendalikan cairan dalam mulut

adalah dengan menggunakan isolator karet (rubber dam). Gigi

atau gigi-gigi yang akan diterapi, bersama-sama dengan gigi

sebelahnya, ditempatkan dalam lubang karet isolator dan yang

terlihat hanya mahkotanya dan mencegah kebasahan serta

infeksi.

A. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan pemakaian isolator karet

- Memungkinkan dilakukannya isolasi gigi dengan sempurna

dari ludah, darah, atau eksudat cairan gingiva. Hal ini

20

Page 22: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

penting bagi semua restorasi terutama pada tumpatan “

adhesif “.

- Membantu isolasi dari bakteri yang terdapat di ludah

sehingga diindikasikan untuk menghindari infeksi dari

bagian lain di mulut misalnya pada perawatan saluran akar

dan pulp caping baik direk maupun direk.

- Melindungi pasien dari kemungkinan tertelan atau

terhisapnya instrumen ke trakea atau esofagus, seperti pin

dentin, patahan bur, serpihan amalgam, wedge, mahkota,

inlay, instrumen saluran akar, sayap penyedot ludah,

bahkan kepala henpis.

- Melindungi dokter gigi dari kemungkinan terinfeksi oleh

pasien. Penggunaan isolator karet diindikasikan pada semua

pasien yang dalam darah atau ludahnya potensial untuk

mentransmisikan penyakit kepada dokter gigi atau stafnya.

(misalnya pembawa hepatitis B).

- Mempunyai efek fisik dan psikologis, memisahkan dokter

gigi dari pasien. Tidak hanya dari sisi dokter gigi isolator

karet mempunyai velositas tinggi dalam membersihakan air,

debu, debris, tetapi pasien sering kali merasakan lebih

aman, tidak merasakan hampir semua apa yang sedang

dilakukan dokternya.

- Memungkinkan bekerja lebih cepat dan lebih aman. Mulut

yang basah, gangguan lidah, bibir, dan pasien yang banyak

omong bukan gangguan lagi dengan pemakaian isolator

karet.

Kerugian pemakaian isolator karet

- Pasien tidak lagi dapat berbicara dengan mudah.

Percakapan yang terjadi hanya satu arah.

- Sebagian pasien tidak menyukai isolator karet karena

adanya klaustrofobia (phobia pada ruang yang sempit).

- Isolator karet dipegang pada gigi-gigi posterior dengan

cengkeram dan gigi masih merasa sensitif beberapa jam

setelah cengkeram dibuka.

- Memerlukan waktu dalam memegang dan membuka,

walaupun dokter gigi yang sudah berpengalaman hanya

memerlukan beberapa menit saja. Sebenarnya, setelah

21

Page 23: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

isolator karet dipasang, kondisi operasi meningkat dan

banyak waktu yang dihemat.

B. Peralatan Isolator Karet

1. Karet isolator

Berbentuk lembaran-lembaran 15 cm persegi. Karet

ini tahan robekan, melekat ketat ke gigi dan meretraksi

jaringan gingiva dengan baik. Selain itu, bahan karet harus

yang baru. Setelah 2-3 tahun dalam rak, isolator mudah

berubah dan mudah koyak bila tertarik di atas gigi.

Isolator karet tersedia dalam berbagai ketebalan:

tipis (0,15 mm); sedang (0,20 mm) berwarna biru; tebal

(0,25 mm) berwarna hijau; ekstra-tebal (0,30 mm); dan

khusus ekstra-tebal (0,35 mm). Isolator yang tipis mudah

dipasang dan memberikan rasa nyaman pada pasien, yang

lebih tebal mampu menarik jaringan lunak dan memiliki

daya tahan terhadap goresan bur gigi. Ketebalan medium

dianjurkan untuk molar, tebal (atau ekstra-tebal) untuk gigi-

gigi anterior dan premolar.

2. Pembolong

Hasil lubangnya harus bersih karena jika tidak

demikian akan timbul titik lemah di tepi lubang yang

mungkin bisa robek. Sejumlah pembolong memiliki lubang

dengan diameter berbeda; makin besar lubangnya, makin

mudah memasukkannya ke gigi. Makin kecil lubangnya,

makin ketat letak karet ke gigi.

3. Setempel

Digunakan untuk menandai posisi lubang. Setempel

ini akan menghasilkan serangkain titik pada karet isolator

yang sesuai dengan posisi rata-rata gigi. Jika isolator

22

Page 24: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

terpasang, posisinya mencapai suatu titik persis di bawah

hidung sehingga rongga mulut akan tertutupi tetapi hidung

tetap bebas. Untuk itu, ketika mengaplikasikan isolator pada

gigi-gigi atas atau molar ketiga bawah, posisi incisivus

sentral atas harus distempelkan sekitar 2,5 cm dari ujung

atas karet isolator. Untuk gigi bawah, lubang-lubang harus

diletakkan lebih ke depan lagi untuk menghindari penutupan

hidung.

4. Cengkeram isolator karet (Klem)

Berupa klip logam yang pas dengan leher gigi dan

menjaga isolator pada posisinya. Bahan dasar untuk

cengkeram adalah dua jaw, dan 4 prong, busur, lubang-

lubang dan sayap. Ukuran cengkeram dan lokasi prong

ditentukan oleh keliling eksternal dan bentuk gigi. Selain itu,

ada kalanya membantu retraksi gingiva. Perangkat

cengkeram dibawah ini biasanya cukup bagus untuk

digunakan:

Cengkeram molar BW, JW, tanpa sayap ; dipakai jika

cengkeram dipasang dahulu sebelum karetnya.

Cengkeram molar K, bersayap; sayapnya memungkinkan

penempatan karet dan cengkeram bersama-sama.

Cengkeram premolar GM

Cengkeram EW, dipakai untuk setiap gigi yang kecil.

23

Page 25: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Cengkeram molar AW, tanpa sayap; hanya dipakai untuk

gigi yang erupsi sebagian. Rahang cengkeram ini retentif

dan mengarah ke gingiva, sehingga membantu retensi

pada satu gigi yang kecembungan maksimalnya ada di

subgingiva.

Cengkeram servikal, pola Ferrier, untuk dipakai pada gigi

anterior jika diperlukan retraksi karet atau gingiva untuk

memudahkan akses ke kavitas servikal.

5. Cunam cengkeram

Suatu instrumen untuk meletakkan cengkeram, mengatur

dan melepaskannya.

6. Pelumas isolator karet

7. Gel berbahan dasar air biasanya disertakan untuk keperluan

ini, tetapi krim pencukur tanpa sikat sudah cukup memadai.

Pelumas diulaskan di sekeliling lubang pada karet sebelum

memasang karet pada gigi agar isolator karet lebih mudah

dipasang. Gosok permukaan batangan sabun yang basah,

ambil yang hancur dengan jari dan oleskan ke lubang-

lubang pada permukaan dalam isolator karet tersebut.

8. Pita atau benang gigi yang dilapisi malam

Bahan ini dipakai agar karet dapat melewati titik kontak

yang ketat

9. Handuk

Digunakan untuk kenyamanan pasien. Keringat dan saliva

yang keluar mudah diblok oleh handuk untuk memisahkan

isolator dari kulit.

10. Kerangka atau pigura isolator karet

Kerangka akan memegang ujung karet yang bebas dan

mencegahnya jatuh ke dalam mulut atau kembali ke arah

muka pasien. Ada berbagai tipe dan desain pemegang

isolator karet. Pada dasarnya meliputi:

(a) traksi servikal, dengan strap di sekeliling kepala atau

leher; traksi servikal memberikan akses yang lebih besar

dan memperbaiki tumpuan jari, karena tangan operator

dapat diletakkan lebih dekat ke daerah kerja. Tetapi,

strap kadang-kadang mengganggu pasien dan jika

metode fiksasi strap digunakan akan lebih sulit

24

Page 26: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

menempatkan penyedot kecepatan tinggi dan

mengontrol aliran air selama prosedur pengeboran.

(b) rangka fasial yang menghasilkan tarikkan

sirkumferensial di sekeliling mulut itu sendiri. Rangka

fasial lebih mudah dan lebih cepat dipasangdan lebih

bisa ditoleransi oleh pasien. Tetapi, rangka menghambat

pergerakan operator dan tidak memberikan keamanan

dan penjangkaran sebanyak tipe servikal.

C. Teknik

Pembuatan Lubang

Metode:

1. Pasang isolator karet pada pigura

2. Letakkan isolator karet di bagian tengah mulut

3. Dorong isolator karet sampai di atas gigi yang akan

diisolasi

4. Beri tanda pada isolator karet dengan stempel

5. Angkat isolator dan lubangi

Teknik Pemasangan

1. Pasang isolator karet pada pigura sedemikian rupa sehingga

terentang dengan kencang dari atas ke bawah tetapi kendur

di bagian tengah

2. Buat lubang pada isolator karet dan lekatkan sayap klem ke

isolator karet

3. Pasang isolator karet, pigura, dan klem sebagai 1 unit

sampai mencapai tepi gingival. Tekanan jari diperlukan pada

cunam/ klem karena ada tahanan dari karet ketika karet

meregang

4. Luncurkan isolator karet pada sayap klem sehingga isolator

karet akan melilit leher gigi dengan rapat. Tarik ikar

melewati kontak dengan benang gigi

5. Sesuaikan agar pasien nyaman

Pengaturan Posisi

25

Page 27: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

Atur posisi karet pada pigura sehingga mulut sepenuhnya

tertutup. Tegangan diatur agar regangan merata dan agar

jaringan lunak dapat diretraksi tanpa menyebabkan lepasnya

klem.

e. PELINDUNG KERONGKONGAN / THROAD SHIELD

                Alat bantunya :

·   Benang retraksi : dimasukkan ke dalam gusi, dapat menghisap

cairan gingiva. (pada benang retraksi ini terdapat adrenalin untuk

menghentikan cairan yang diletakkan di sela-sela antara gigi dan

gingiva).

·         Kaca mulut

·         Medikasi

·         Pengganjal mulut (mouth pop)

DAFTAR PUSTAKA

Baum, Philips. 1995. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Edisi 3. Jakarta : EGC.

E.A.M Kidd, B.G.N. Smith, H.M Pickard. 2002. Manual Konservasi Restorasi Menurut

Pickard. Jakarta : EGC.

Ford, T. R Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Jakarta: EGC.

Kidd, Edwina A.M. & Sally Joyston – Bechal. 1992. Dasar-dasar Karies. Jakarta : EGC.

Walton, Richard E. , Mahmoud Torabinejad.2008. Prinsip dan Praktik Ilmu

Endodonsia Edisi 3. Jakarta: EGC

26

Page 28: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 4 kelompok H : KARIES KELAS V (KARIES SERVIKAL)

27