pdf lp kanker payudara
DESCRIPTION
PDF Lp Kanker PayudaraTRANSCRIPT
-
1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEMOTERAPI
KANKER PAYUDARA
Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh:
Ristia Anggarini
13/ 359170/KU/16493
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2014
-
2
KANKER PAYUDARA
A. PENGERTIAN
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan
sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat
dikendalikan dan akan tumbuh menjaadi benjolan tumor (kanker). Apabila
tumor ini tidak diambil , dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam
jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan
menyebar ke seluruh tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita
kelompok umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan
cepat sesuai dengan pertumbahan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada
usia dibawah 30 tahun.
B. ETIOLOGI
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetapi ada
beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara
yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat menstrual:
a. early menarche (sebelum 12 thun)
b. Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical
hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca.
endometrial.
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun,
menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy
estrogen
7. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
-
3
8. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari),
obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.
C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses
terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan
kelompok sel yang berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak
berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi
abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan
meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara
biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn
akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran
sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
-
4
D. TANDA DAN GEJALA
Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan
ditemukan jika sudah teraba oleh pasien.
Tanda tandanya:
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area mammae
4. Edema dengan peant d orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan,
kadang disertai darah
7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Berdasarkan Kategori T, N, M
TUMOR SIZE ( T )
1. Tx: Tak ada tumor
2. To: Tak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
3. T1: Tumor dengan diameter , kurang dari 2 cm
4. T2: Tumor dengan diameter 2 5 cm
5. T3: Tumor dengan diameter lebih dari 5
6. T4: Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan
secara langsung ke dinding thorak atau kulit
REGIONAL LIMPHO NODUS ( N )
1. Nx Kelenjar ketiak tak teraba
2. No: Tak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
3. N1: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama
lain atau jaringan sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler atau
odem lengan
-
5
METASTASE JAUH ( M )
1. Mo: Tak ada metastase jauh
2. M1: Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
Morfologi sel darah LED Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive;
Mamografi Ro thorak USG MRI PET
b. Invasif
Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
Aspirasi biopsy (FNAB) Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik
atau padat
True cut / Care biopsy Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi
untuk memandu jarum pada massa
Incisi biopsy Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara froxen section
-
6
F. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar mellui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan poliatif (non
pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara
mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal, tergantung dari
luas, besar dan penyebaran knker. Penanganan non pembedahan dengan
penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
H. PROSES KEPERAWATAN PASIEN KANKER PAYUDARA (CA
MAMAE)
Hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kanker payudara adalah
reaksi pasien terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi
tersebut. Pertanyaan yang berhubungan mencakup hal-hal berikut:
Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis? Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu? Dukungan psikologis atau emosional apa yang digunakan? Apakah ada pasangan, anggota keluarga atau teman untuk membantunya
dalam membuat pilihan pengobatan?
Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan? Apakah pasien mengalami ketidaknyamanan?
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d efek
kemoterapi.
NOC: Status nutrisi, setelah diberikan penjelasan dan perawatan selama 4x
24 jam kebutuhan nutrisi ps terpenuhi dg:
Indikator:
Pemasukan nutrisi yang adekuat Pasien mampu menghabiskan diet yang dihidangkan
-
7
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Nilai laboratorim, protein total 8-8 gr%, Albumin 3.5-5.4 gr%,
Globulin 1.8-3.6 gr%, HB tidak kurang dari 10 gr %
Membran mukosa dan konjungtiva tidak pucat NIC: terapi gizi
Aktifitas:
Monitor masukan makanan/ minuman dan hitung kalori harian secara tepat
Kaloborasi ahli gizi Pastikan dapat diet TKTP Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin, HB Juhkn benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal,
kotak drainase, bebat dan pispot
Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi
Tujuan : Meminimalkan terjadinya komplikasi
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi
khusus
Rencana Tindakan Keperawatan:
Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, pastikan kerusakan atau pelambatan penyembuhan luka dan
tekankan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi
perawatan
Mandikan dengan air hangat dan sabunringan Berikan motivasi pada pasien untuk menghindari menggaruk Bantu pasien dalam mengatur posisi tidur dengan sering Anjurkan pada pasien untuk menghindari pemakaian krim apapun
kecuali sesuai dengan older dokter
Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapatkan terapi radiasi
-
8
Tinjau ulang protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapatkan kemoterapi
Lihat ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi misalnya ruam, hiperpigmentasi,
Informasikan pada pasien bahwa kerontokan rambut akan tumbuh kembali setelah kemoterapi
-
9
KEMOTERAPI
A. Definisi Kemoterapi Kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat
pertumbuhan kanker atau bahkan membunuh sel kanker.
Obat-obat anti kaker ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active
single agents), tetapi kebanyakan berupa kombinasi karena dapat lebih
meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain itu sel-sel yang
resisten terhadap salah satu obat mungkin sensitif terhadap obat lainnya.
Dosis obat sitostatika dapat dikurangi sehingga efek samping menurun.
B. Tujuan Kemoterapi Tujuan kemoterapi adalah untuk menyembuhkan pasien dari penyakit
tumor ganasnya. Kemoterapi bisa digunakan untuk mengatasi tumor secara
lokal dan juga untuk mengatasi sel tumor apabila ada metastasis jauh. Secara
lokal dimana vaskularisasi jaringan tumor yang masih baik, akan lebih
sensitif menerima kemoterapi sebagai antineoplastik agen. Dan karsinoma sel
skuamosa biasanya sangat sensitif terhadap kemoterapi ini.
C. Mekanisme Cara Kerja Kemoterapi Kebanyakan obat anti neoplasma yang secara klinis bermanfaat, agaknya
bekerja dengan menghambat sintesis enzim maupun bahan esensial untuk
sintesis dan atau fungsi asam nukleat. Berdasarkan mekanisme cara kerja obat
, zat yang berguna pada tumor kepala leher dibagi sebagai berikut :
1. Antimetabolit, Obat ini menghambat biosintesis purin atau pirimidin.
Sebagai contoh MTX, menghambat pembentukan folat tereduksi, yang
dibutuhkan untuk sintesis timidin.
2. Obat yang mengganggu struktur atau fungsi molekul DNA. Zat pengalkil
seperti CTX ( Cyclophosphamide) mengubah struktur DNA, dengan
demikian menahan replikasi sel. Di lain pihak, antibiotika seperti
dactinomycin dan doxorubicin mengikat dan menyelip diantara rangkaian
-
10
nukleotid molekul DNA dan dengan demikian menghambat produksi
mRNA.
3. Inhibitor mitosis seperti alkaloid vinka contohnya vincristine dan
vinblastine, menahan pembelahan sel dengan mengganggu filamen mikro
pada kumparan mitosis.
D. Cara Pemberian Kemoterapi Secara umum kemoterapi bisa digunakan dengan 4 cara kerja yaitu :
1. Sebagai neoadjuvan yaitu pemberian kemoterapi mendahului
pembedahan dan radiasi.
2. Sebagai terapi kombinasi yaitu kemoterapi diberikan bersamaan dengan
radiasi pada kasus karsinoma stadium lanjut.
3. Sebagai terapi adjuvan yaitu sebagai terapi tambahan paska pembedahan
dan atau radiasi
4. Sebagai terapi utama yaitu digunakan tanpa radiasi dan pembedahan
terutama pada kasus kasus stadium lanjut dan pada kasus kanker jenis
hematologi (leukemia dan limfoma).
Menurut prioritas indikasinya terapi terapi kanker dapat dibagi menjadi
dua yaitu terapi utama dan terapi adjuvan (tambahan/ komplementer/
profilaksis). Terapi utama dapat diberikan secara mandiri, namun terapi
adjuvan tidak dapat mandiri, artinya terapi adjuvan tersebut harus meyertai
terapi utamanya. Tujuannya adalah membantu terapi utama agar hasilnya
lebih sempurna.
Terapi adjuvan tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki indikasi yaitu
bila setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata.
- kankernya masih ada, dimana biopsi masih positif
- kemungkinan besar kankernya masih ada, meskipun tidak ada bukti
secara makroskopis.
- pada tumor dengan derajat keganasan tinggi ( oleh karena tingginya
resiko kekambuhan dan metastasis jauh).
-
11
Berdasarkan saat pemberiannya kemoterapi adjuvan pada tumor ganas kepala
leher dibagi menjadi.
1. neoadjuvant atau induction chemotherapy
2. concurrent, simultaneous atau concomitant chemoradiotherapy
3. post definitive chemotherapy.
E. Efek Samping Kemoterapi Agen kemoterapi tidak hanya menyerang sel tumor tapi juga sel normal
yang membelah secara cepat seperti sel rambut, sumsum tulang dan Sel pada
traktus gastro intestinal. Akibat yang timbul bisa berupa perdarahan, depresi
sum-sum tulang yang memudahkan terjadinya infeksi. Pada traktus gastro
intestinal bisa terjadi mual, muntah anoreksia dan ulserasi saluran cerna.
Sedangkan pada sel rambut mengakibatkan kerontokan rambut.13
Jaringan tubuh normal yang cepat proliferasi misalnya sum-sum tulang,
folikel rambut, mukosa saluran pencernaan mudah terkena efek obat
sitostatika. Untungnya sel kanker menjalani siklus lebih lama dari sel normal,
sehingga dapat lebih lama dipengaruhi oleh sitostatika dan sel normal lebih
cepat pulih dari pada sel kanker.
Efek samping yang muncul pada jangka panjang adalah toksisitas terhadap
jantung, yang dapat dievaluasi dengan EKG dan toksisitas pada paru berupa
kronik fibrosis pada paru. Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering
terjadi dan sebaiknya dievalusi fungsi faal hepar dan faal ginjalnya. Kelainan
neurologi juga merupakan salah satu efek samping pemberian kemoterapi.
Untuk menghindari efek samping intolerable, dimana penderita menjadi
tambah sakit sebaiknya dosis obat dihitung secara cermat berdasarkan luas
permukaan tubuh (m2) atau kadang-kadang menggunakan ukuran berat badan
(kg). Selain itu faktor yang perlu diperhatikan adalah keadaan biologik
penderita. Untuk menentukan keadaan biologik yang perlu diperhatikan
adalah keadaan umum (kurus sekali, tampak kesakitan, lemah sadar baik,
koma, asites, sesak, dll), status penampilan (skala karnofsky, skala ECOG),
-
12
status gizi, status hematologis, faal ginjal, faal hati, kondisi jantung, paru dan
lain sebagainya.
Penderita yang tergolong good risk dapat diberikan dosis yang relatif
tinggi, pada poor risk (apabila didapatkan gangguan berat pada faal organ
penting) maka dosis obat harus dikurangi, atau diberikan obat lain yang efek
samping terhadap organ tersebut lebih minimal. Efek Samping secara spesifik
untuk masing-masing obat dapat dilihat pada lampiran 2.
Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
1. Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ
tubuh tertentu. (lampiran 2)
2. Dosis.
3. Jadwal pemberian.
4. Cara pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).
5. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas
pada organ tertentu.
F. Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi Pasien dengan keganasan memiki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang
apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum
memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sbb.
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG)
yaitu status penampilan =3000/ml
3. Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) (Tes Faal Ginjal)
6. Bilirubin
-
13
DAFTAR PUSTAKA Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2008. Nursing Outcomes Classification
Fourth Edition. Mosby, Inc : Missouri.
Kentjono WA, Kemoterapi pada Tumor Ganas THT-Kepala Leher Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-
Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo,
Surabaya November 2002,108- 21
McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. 2008. Nursing Intervention Classification
FourthEdition. Mosby, Inc : Missouri.
North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnoses :
Definition & Classification 2012-2014. Philadelphia.
Quinn FB, Ryan,WM ; Chemotherapy for Head and Neck Cancer; Grand Rounds
Presentation, UTMB, Dept. of Otolaryngology; April 16, 2003
Sukardja IGD. Onkologi Klinik, Edisi 2, Airlaga University Press, 2000 : 243 55