pbl2 jd

34
1. Vital Statistik di Puskesmas 1.1 Definisi Vital Statistik - Metoda untuk mencatat, mengatur, mengolah, menyajikan dan mengambil kesimpulan dari data. Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pro pemantauan dan penelitian. Usaha kesehatan lingkunganpun memerlukan data insidens penyakit serta angka kematian umum, kematian bayi dan ibu, penyakit bawaan air, udara, makanan dan faktor untuk kegiatan sehari-harinya. 1.2 Macam-macam Vital Statistik –Kelahiran, –Kematian, –Kesakitan Kejadian Yang Diniai dalam Vital Statistik - Kejadian kematian - Kelahiran - Perkawinan - Perceraian - Adopsi - Penyakit Vital Statistik pada Morbiditas dan Penyebab Khusus dari Mortalitas - Diperlukan data penyakit yang berkaitan dengan gizi kurang : diare, campak, TB - Sumber informasi : 1

Upload: mochammad-adam-eldi

Post on 10-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

1. Vital Statistik di Puskesmas

1.1 Definisi Vital Statistik

- Metoda untuk mencatat, mengatur, mengolah, menyajikan dan mengambil

kesimpulan dari data. Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan

mempublikasikan data kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas,

perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pro pemantauan dan penelitian. Usaha

kesehatan lingkunganpun memerlukan data insidens penyakit serta angka kematian

umum, kematian bayi dan ibu, penyakit bawaan air, udara, makanan dan faktor untuk

kegiatan sehari-harinya.

1.2 Macam-macam Vital Statistik

–Kelahiran,–Kematian,–Kesakitan

Kejadian Yang Diniai dalam Vital Statistik

- Kejadian kematian

- Kelahiran

- Perkawinan

- Perceraian

- Adopsi

- Penyakit

Vital Statistik pada Morbiditas dan Penyebab Khusus dari Mortalitas

- Diperlukan data penyakit yang berkaitan dengan gizi kurang : diare, campak, TB

- Sumber informasi :

Data morbiditas dan mortalitas karena sebab khusus (penyakit tertentu, gizi kurang),

melalui pengumpulan data atau survei

Data gizi kurang, melalui survei, data di Puskesmas atau RS

Vital Statistik Kematian pada Umur Tertentu

Kematian anak umur 2-5 bulan (def vit B1)

Kematian anak umur 1-4 tahun (akumulasi dari infeksi,serangan parasit, dan gizi

kurang)

Ratio kematian anak umur 1-4 tahun terhadap kematian bayi umur 1-12 bulan

(wills & waterlow,1958) yaitu indikator KEP dini pada anak di masyarakat.

1

Faktor yang Mempengaruhi Vital Statistik

- Status gizi

- Penyakit infeksi parasit

- Sosial

- Lingkungan

- Pelayanan kesehatan

1.3 Manfaat Vital Statistik

- Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.

- Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.

- Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.

- Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.

- Menentukan keberhasilan program suatu daerah.

- Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim

pencatatan dan pelaporan.

- Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan.

2. Memahami Angka Kematian (Mortality Rate) & Kelahiran (Birth Rate)

2.1 Definisi & analisa angka kematian ibu dan anak

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas

dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya

semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran

hidup.

Indikator Mortalitas

1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR).

Konsep Dasar

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa

besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka

ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk.

2

Kegunaan

Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan

pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini

berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu

tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi

dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Definisi

Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per

1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.

Rumus

                                               

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)

D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu

P  = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu 

K = Bilangan konstan  1000

Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang

umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat

dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan,

maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.  

Contoh : Dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah

penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.374.096 jiwa. Sehingga Angka

Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau

4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Konsep Dasar

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi

belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara

garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

3

Kematian bayi endogen atau kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi

pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang

dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat

selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang

terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-

faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Kegunaan

Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana

angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan

perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena

kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan

maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang

bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian

pil besi dan suntikan anti tetanus.

Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita

dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program

pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan

pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

Definisi

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu

tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

AKB      = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

 D 0-<1th     =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu  di

daerah tertentu.

 ∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di  daerah tertentu (lihat

modul fertilitas untuk definisi kelahiran hidup).

 K = 1000

4

a. Angka Kematian Neonatal

Definisi

Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu

bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

Angka Kematian Neo-Natal = Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan

∑D 0-<1bulan = Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu di

daerah tertentu.

∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu

K = 1000

b. Angka Kematian Post Natal

Definisi

Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian

yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000

kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai

dengan kurang dari 1 tahun 

∑D 1bulan-<1tahun =  Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1

tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu

∑lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu 

K = konstanta (1000)

5

3. Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun)

Konsep

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang

berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis

dengan notasi 0-4 tahun.

Definisi

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu

tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian

bayi)

Rumus

Jumlah Kematian Balita (0-4)th  = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 th pada satu tahun 

tertentu di daerah tertentu

 Jumlah Penduduk Balita (0-4)th  = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun

tertentu   di daerah tertentu

 K = Konstanta, umumnya 1000.

4. Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun)

Konsep

Adalah dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai

menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.

Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung

mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi

keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya

prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar

rumah .

Definisi

Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu

tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka

Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.

6

Rumus

Jumlah kematian Anak (1-4)th   = Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum tepat

berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah   tertentu.

Jumlah Penduduk (1-4) th = Jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun tertentu

didaerah tertentu

 K = Konstanta, umumnya 1000.

5. Angka Kematian Ibu (AKI)

Konsep

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun

waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat

persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya,

tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll.

Definisi

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil

atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,

yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab

lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Kegunaan

Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program

peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan

yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah

kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan

komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran,

yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat

kesehatan reproduksi.

Cara Menghitung

Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per

100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum.

Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu  kematian maternal per 100.000 kelahiran.

7

Rumus

Jumlah Kematian Ibu  = banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan,

persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Jumlah kelahiran Hidup = banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah

tertentu.

K =100.000 bayi lahir hidup.

2.2 Definisi dan analisa Angka Kelahiran (Birth Rate)

Definisi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kelahiran hidup sebagai

peristiwa kelahiran bayi, tanpa memperhitungkan lamanya berada dalam kandungan, dimana

si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan; misalnya bernafas, ada

denyut jantung, atau denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot.  Dengan demikian,

peristiwa bayi yang lahir dalam keadaan tidak hidup/meninggal (still birth) tidak dimasukkan

dalam perhitungan jumlah kelahiran. Untuk bayi yang lahir hidup tetapi kemudian

meninggal, beberapa saat setelah lahir atau dikemudian hari,  kelahiran hidup ini tetap

dimasukkan dalam perhitungan jumlah kelahiran. Tidak termasuk sebagai kelahiran hidup

adalah peristiwa keguguran atau bayi yang lahir dalam keadaan meninggal (lahir mati).

Indikator Fertilitas

1. Angka Kelahiran Tahunan (current fertility)

Konsep

Indikator angka kelahiran tahunan mencerminkan tingkat kelahiran pada suatu waktu

atau tahun tertentu. Secara umum, angka ini merupakan ukuran berapa banyaknya bayi yang

lahir dibandingkan dengan jumlah perempuan usia subur, pada suatu tahun tertentu untuk

daerah tertentu. Indikator Angka Kelahiran tahunan merupakan cerminan kelahiran dalam

bentuk kerat lintang (cross section) dan bukan bersifat longitudinal atau historis.

8

a. Jumlah Kelahiran

Definisi

Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu

di wilayah tertentu.

Cara Menghitung

Menjumlahkan seluruh kelahiran hidup yang terjadi di suatu wilayah dalam satu tahun

tertentu.

Data yang diperlukan

Jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah tertentu pada tahun tertentu.

Sumber data

Data tentang jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk, registrasi

vital, atau survei-survei. Namun, jumlah kelahiran juga dapat diestimasi secara tidak

langsung dengan menggunakan informasi lain seperti jumlah anak lahir hidup (children ever

born) dengan menggunakan piranti lunak (software) demografi seperti mortpack-lite.

Intepretasi

Bagi Indonesia kelahiran sebanyak 4.415.122 bayi berarti tambahan penduduk sebesar

4,4 juta jiwa. Namun, tidak semua bayi yang lahir ini akan terus hidup, dari setiap 1000 bayi,

35 akan meninggal sebelum berumur satu tahun. Bayi yang tetap hidup sampai usia dewasa

akan menuntut berbagai kebutuhan pelayanan dasar yang harus disediakan oleh pemerintah.

b. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate – CBR)

Definisi

Angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000

penduduk pada pertengahan tahun yang sama.

Kegunaan

Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu

tertentu.

Cara Menghitung 

Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun

tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).

Rumus

      

   

9

CBR= Angka Kelahiran Kasar

B = Jumlah kelahiran

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (P0 + P1)/2,

Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan

P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.

Data yang Diperlukan

Jumlah kelahiran dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun di suatu wilayah.

Jika tidak dapat diketahui data mengenai jumlah penduduk pada pertengahan tahun maka

dapat digunakan data jumlah penduduk pada tahun tertentu.

Sumber Data

Data tentang jumlah kelahiran dan jumlah penduduk dapat diperoleh dari hasil sensus

penduduk, registrasi vital, atau survei-survei tentang fertilitas.

Contoh

Seperti dijelaskan dalam bagian Jumlah Kelahiran, jumlah kelahiran berdasarkan

Susenas 2004 dapat diestimasi secara tidak langsung dengan program mortpack-lite dengan

menggunakan data anak lahir hidup (children ever born). Hasil estimasi menunjukkan bahwa

terdapat sebanyak 4.415.122 kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk sebesar 217.072.346

maka:

        

      CBR = 20,3

Interpretasi

Pada contoh disebutkan perhitungan CBR Indonesia menurut data susenas 2004

adalah sebesar 20, yang artinya terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk Indonesia pada

tahun 2004.

c. Angka Kelahiran Menurut Umur

Definisi

Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka

yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu

antara 15-49 tahun.

10

Kegunaan

ASFR merupakan indikator kelahiran yang memperhitungkan perbedaan fertilitas dari

perempuan yang terpapar untuk melahirkan yaitu perempuan usia subur dengan

memperhatikan karakteristik kelompok umurnya. Secara alamiah potensi (fekunditas)

perempuan untuk melahirkan berbeda menurut umur, dan menjadi steril setelah menopause

atau usia 49 tahun. Secara sosial ada kecenderungan bahwa saat ini perempuan ingin

membatasi jumlah anak setelah umur 35 tahun. Pengetahuan mengenai ASFR akan berguna

untuk pelaksanaan program KB dan peningkatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.

Indikator ASFR merupakan data dasar untuk mengembangkan proyeksi penduduk,

untuk mengetahui jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dimasa yang akan

datang. Hasil proyeksi penduduk merupakan basis data untuk perencanaan pembangunan

manusia di tahun-tahun mendatang.

Cara Menghitung

Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok umur

tertentu (i), dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan

konstanta k (1000).

Rumus

ASFRi = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur i,

i = 1 untuk umur 15-19 tahun, yakni:

i = 2 untuk umur 20-24 tahun,

i = 3 untuk umur 25-29 tahun,

i = 4 untuk umur 30-34 tahun,

i = 5 untuk umur 35-9 tahun,

i = 6 untuk umur  40-44 tahun,

i = 7 untuk umur 45-49 tahun.

Bi  = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i.

Pif = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i.

11

Data yang Diperlukan

Untuk dapat melakukan perhitungan ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang

banyaknya bayi yang lahir dari ibu menurut umur tertentu misalnya Ibu usia 20-24 tahun

pada suatu daerah dan suatu tahun tertentu dan banyaknya Ibu pada umur tersebut (20-24

tahun) pada daerah dan tahun yang sama.

Sumber Data

Perhitungan Secara Langsung (direct method)

Selama ini perhitungan secara langsung untuk ASFR dilakukan dengan menggunakan data

‘riwayat kelahiran’ yang dikumpulkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI). SDKI yang terakhir dilaksanakan tahun 2002/3. Sayangnya, jumlah sampel SDKI

tidak memungkinkan kita menghitung ASFR untuk tingkat kabupaten/kota. Sehingga ASFR

di tingkat kabupaten atau kota dihitung secara tidak langsung dari Susenas yang dilaksanakan

tiap-tiap tahun.

Perhitungan tidak langsung (indirect method)

Selama ini hasil perhitungan ASFR dan TFR yang dipublikasikan secara luas oleh BPS

adalah hasil perhitungan secara tidak langsung yang dilakukan dari data Sensus Penduduk

dengan menggunakan program EastWestPop berdasarkan metode ‘anak kandung ’ atau anak-

anak yang tercatat dari daftar anggota rumah tangga.

Selain itu, ASFR juga dapat diperkirakan dari data Susenas pada pertanyaan 3 dalam

kuesioner pokok pada Seksi II Keterangan Rumahtangga. Jumlah kelahiran hidup dan ASFR

dapat diestimasi menggunakan piranti lunak mortpack-lite. Untuk memperoleh data ASFR

dan jumlah kelahiran yang akurat, diperlukan penggabungan informasi dari beberapa Susenas

yang digabung dan hasilnya dirata-ratakan.

Catatan: Dalam Web ini telah tersedia data ASFR menurut Kabupaten dan Kota yang

dihitung dari data Susenas 2003 dan 2004.

d. Angka fertilitas Total

Definisi

Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata anak yang dilahirkan

seorang wanita selama masa usia suburnya.

Kegunaan

TFR merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang

perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara atau antar

daerah dapat menunjukkan keberhasilan daerah dalam melaksanakan pembangunan sosial

12

ekonominya. Angka TFR yang tinggi dapat merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang

rendah, tingkat pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat sosial ekonomi

rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat

keberhasilan program KB yang dilaksanakan selama tiga dekade ini.

Diketahunya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program

pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan

kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan Ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk

mengembangkan program penurunan tingkat.

Cara Menghitung 

Menjumlahkan ASFR seluruh kelompok umur pada tahun tertentu dan wilayah tertentu,

kemudian dikalikan dengan lima. Pengalian dengan bilangan lima dilakukan karena

pengelompokan umur lima tahunan, dan diasumsikan bahwa setiap 1000 orang perempuan

pada kelompok umur yang sama secara rata-rata akan mempunyai jumlah anak yang sama.

Rumus

TFR      = Total Fertility Rate

ASFRi  = ASFR kelompok umur i.

 i   = Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,...,45-49.

Replacement Level (Tingkat Penggantian Manusia)

Untuk pencapai tingkat penggantian manusia tersebut nampaknya program KB atau

pemakaian kontrasepsi masih harus terus digalakkan. Pelaksanaan program KB tersebut harus

disertai peningkatan kualitas pelayanan dan berorientasi kepada pelayanan kebutuhan dan

keluhan klien dan tidak hanya mengejar target semata.

3. Memahami dan Menjelaskan tentang akseptor KB

3.1 Definisi KB

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara

kelahiran anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan

sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi.

13

3.2 Macam-macam KB

Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan

melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya terbagi

menjadi tiga fase menunda kehamilan, fase penjarangan kehamilan, dan fase menghentikan

atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan.

Akseptor KB lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada pasangan usia subur inilah yang lebih berpeluang

besar untuk menghasilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran.

Akseptor KB yang diikuti oleh pasangan usia subur dapat dibagi menjadi 3 macam :

1. Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertama kali menggunakan

kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau

persalinan.

2. Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan kontrasepsi

tanpa diselingi kehamilan.

3. Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti pemakaian dari

suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.

JENIS-JENIS KONTRASEPSI

a. Alami

1. Metode Suhu Basal Tubuh

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat

bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat

setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik

Contohnya grafiknya seperti ini :

2. Metode Lendir Serviks

14

Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita. Lendir ini dicek di

vagina. Sesudah haid vagina biasanya kering. Setelah itu muncul lendir yang lengket

(sticky). Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and slippery).

Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi.

3. Metode Sympthotermal

Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari

tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi

serta konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai

variabel. Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.

4. Methode Kalender

Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan

masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid. Sedangkan, bila siklus

haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan. Yang paling normal haid adalah

28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari. Masa subur awal didapatkan

dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang

dikurangi 11. Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur

adalah antara hari ke 7 s/d 24.

5.

6. Metode Amenorea Laktasi

Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid

akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga

ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu2

harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui

pada malam hari t idak melebihi 6 jam dan interval siang

tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui

maka semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6 bulan

pertama jika diterapkan dengan benar angka kehamilannya hanya 2 %. Jika perdarahan

(haid) muncul maka kemungkinan hamil semakin muncul.

7. Coitus Interruptus  (senggama terputus)

15

Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya

terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau

terlambat menarik penis keluar.

b. Kontrasepsi Mekanik

1. Kondom

Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita

serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada

umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau

terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan

cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:

- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain

- Membutuhkan waktu untuk pemasangan

- Mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida

Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim

atau tisu vagina yang  harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit

sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan

reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum

cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina

sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.

3. Vaginal diafragma

Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim 

bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya

sangat kecil, karena itu h  arus digunakan bersama spermatisida untuk

mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak

pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah

senggama.

4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral

Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke

dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama

periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.

Nama populernya adalah spiral.

16

Contoh

a. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya

diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek

antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal

lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah

kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode

ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

5. IUS atau Intra Uterine System

Bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam.

Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus:

- Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil

- Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih

singkat.

C. Kontrasepsi hormonal

Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),

kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen

dan progesteron dalam tubuh.

Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat

hormonal, yaitu:

1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala

thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam

rahim.

2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):

penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan

jantung.

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang

ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB

atau spiral berhormon.

1.  Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)

Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB

paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:

o Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)

o Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma

o Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan

17

Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi

hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila

pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil

dalam 3 bulan.

CARA MINUM OC

OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera

di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama

haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada

tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada

hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7

hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi

untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.

2. Suntik

a. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

b. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

c. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk

terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.

b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.

c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari

hasil konsepsi.

3. Susuk KB (Implan)

Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah

serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.

Efek samping Implant

Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang

paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap

pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian

yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah

beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah

sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan

perubahan berat badan.

18

4. Koyo KB (Patch)

Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang

berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.

Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan

dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang

terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi

tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan

semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

KONTRASEPSI STERILISASI

Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi)

atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter

kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara

permanen, misalnya karena faktor usia.

a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )

TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua

saluran telur yang menyebabkan wanita

bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan alat

kontrasepsi paling efektif dengan angka

kegagalankurang dari 1%

b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )

VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia

sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi

tidak terjadi.

INDIKASI

Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi

mengancam atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan

ketahanan dan kualitas keluaga.

4. Memahami dan Menjelaskan tentang masalah kependudukan

4.1 Definisi

Masalah kependudukan dapat diartikan sebagai kesulitan yang terjadi dalam

masyarakat yang perlu diatasi dan diselesaikan masalahnya dengan solusi-solusi tertentu.

19

4.2 Masalah-masalah Kependudukan

1. Masalah Akibat Angka Kelahiran

Masalah yang dapat timbul sebagai berikut :

1) Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal

penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.

2) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi

akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negative dengan

tingkat kesejahteraan penduduknya.

2. Masalah Akibat Angka Kematian

Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :

1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran

pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.

2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai

bagi anak-anak (Balita).

3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi

Indonesia dimata dunia.

Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :

a) Kelahiran

Angka kelahiran perlu ditekan melalui :

Partisipasi wanita dalam program KB.

Tingkat pendidikan wanita wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan

penggunaan kontrasepsi.

Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dengan fertilitas

Peningkatan ekonomi dan sosial.

b) Kematian

Angka kematian perlu ditekan :

Pelayanan kesehatan yang lebih baik

Peningkatan gizi keluarga

Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)

3. Masalah Komposisi Jumlah Penduduk

20

Masalah-masalah yang dapat timbul akibat adalah :

1) Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Banyaknya beban

tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia produktif yang

lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.

2) Aspek pemenuhan gizi.

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan makanan yang

dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah

adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti bila kekurangan gizi

terutama pada usia muda ( 0 -5 tahun). Akan mengganggu perkembangan otak bahkan

dapat terbelakang mental ( mental retardation ). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa

yang akan datang.

3) Aspek Pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan

kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang

mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yang mengakibatkan

pada kualitas pendidikan tersebut kurang

4) Lapangan Kerja

Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan

kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau

penyedia kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDMnya dan lapangan kerja akan berdampak

lebih buruk pada semua aspek kehidupan.

Alternatif Pemecahan yang diperlukan :

(a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.

(b) Peningkatan masa pendidikan.

(c) Penundaaan usia perkawinan

4. Masalah Kependudukan dan Angkatan Kerja

Masalah yang dapat timbul antara lain:

(a) Produktifitas yang dihasilkan oleh sebagian kecil manusia kemungkinan bias habis

dikonsumsi sebagian besar penduduk.

(b) Pendapatan perkapita akan rendah sehingga berpengaruh pada sektor ekonomi

masyarakat.

Alternatif Pemecahan Masalah :

21

(a) Penyediaan lapangan kerja

(b) Peningkatan mutu SDM melalui pendidikan dan keterampilan.

5. Masalah Mobilitas Penduduk di Indonesia

Permasalah yang timbul :

Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukan peningkatan yang terus menerus,

hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan perkembangan industri,

pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.

Upaya pencegahan :

Upaya mempercepat proses pengembangan suatu daerah pedesaan menjdadi daerah

perkotaan yang disesuaikan dengan harapan dan kemampuan masyarakat setempat. Untuk

itu diperlukan upaya peningkatan jumlah penduduk yang berminat tetap tinggal di desa.

Yang perlu diusahakan perubahan status desa itu sendiri, dari desa "desa rural" menjadi

"desa urban". Dengan demikian otomatis penduduk yang tinggal didaerahnya menjadi

"orang kota" dalam arti statistic. Dan menekan derasnya arus penduduk dari desa ke kota,

maka pola pembangunan yang beroreantasi pedesaan perlu digalakan dengan memasukan

fasilitas perkotaan ke pedesaan, sehingga merangsang kegiatan ekonomi pedesaan.

6. Masalah Kepadatan Pendudukan di Indonesia

Permasalahan yang timbul:

Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan

pembangunan baik phisik maupun non phisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan

untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari daerah

yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang lebih maju, sehingga daerah

yang sudah padat menjadi semakin padat.

Pemecahan Masalah:

Untuk memecahkan masalah ini dilaksanakan program pepindahan penduduk dari daerah

padat ke daerah kekurangan penduduk, yaitu program transmigrasi. Sasaran utama

program transmigrasi pemerintah semula adalah untuk mengurangi kelebihan penduduk

di Pulau Jawa.

7. Masalah Perkawinan dan Perceraian

22

Perkawinan bukan merupakan komponen yang langsung mempengaruhi pertumbuhan

penduduk akan tetapi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap fertilitas, karena

dengan adanya perkawinan dapat meningkatkan angka kelahiran. Sebaliknya perceraian

adalah merupalkan penghambat tingkat fertilitas karena dapat menurunkan angka

kelahiran.

5. Memahami hukum KB menurut Islam

Penggunaan alat kontrasepsi dan obat pencegah hamil

Setelah kita mengetahui bahwa para ulama membolehkan penggunaan obat pencegah

kehamilan dan alat kontrasepsi jika ada sebab yang dibenarkan dalam syariat, maka dalam

menggunakannya harus memperhatikan beberapa hal berikut:

1) Sebelum menggunakan alat kontrasepsi/obat anti hamil hendaknya berkonsultasi dengan

seorang dokter muslim yang dipercaya agamanya, sehingga dia tidak gampang membolehkan

hal ini, karena hukum asalnya adalah haram, sebagaimana penjelasan yang lalu. Ini perlu

ditekankan karena tidak semua dokter bisa dipercaya, dan banyak di antara mereka yang

dengan mudah membolehkan pencegahan kehamilan (KB) karena ketidakpahaman terhadap

hukum-hukum syariat Islam.

2) Pilihlah alat kontrasepsi yang tidak membahayakan kesehatan, atau minimal yang lebih

ringan efek sampingnya terhadap kesehatan.

3) Usahakanlah memilih alat kontrasepsi yang ketika memakai/memasangnya tidak

mengharuskan terbukanya aurat besar (kemaluan dan dubur/anus) di hadapan orang yang

tidak berhak melihatnya. Karena aurat besar wanita hukum asalnya hanya boleh dilihat oleh

suaminya, adapun selain suaminya hanya diperbolehkan dalam kondisi yang sangat darurat

(terpaksa) dan untuk keperluan pengobatan

Berdasarkan keumuman makna firman Allah ta’ala:

ملومين غير فإنهم أيمانهم ملكت ما أو أزواجهم على إال حافظون، لفروجهم هم والذين

“…Dan mereka (orang-orang yang beriman) adalah orang-orang yang menjaga

kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka

sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (Qs. al-Mu’minuun: 5-6)

DAFTAR PUSTAKA

23

Budi Utomo, 1985. Mortalitas:pengertian dan Contoh kasus di Indonesia. Proyek Penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia, Jakarta, 1985

BPS, 1994, Trend Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi, BPS, Jakarta.

Daldjoeni N, 1986, Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka, Alumni Bandung

Badan Pusat Statistik, 2001. Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000. Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia.

Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.

Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid 2,Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Marilynn E.D. & Maryn M. 2001. Rencana Perawatan Maternal Bayi. Edisi 2. EGC. Jakarta.

24