pbl tm 3 tfa-2

49
TAMARA F.A (1102012292) REPRODUKSI SK 3 (RETARDASI MENTAL) 1. RETARDASI MENTAL 1.1 DEFINISI Sebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation. http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview Retardasi mental adalah keadaan defisitnya perkembangan, dimulai pada awal masa anak-anak yang menyebabkan terbatasnya intelektual atau kognisi secara signifikan dan buruknya adaptasi sebagai kebutuhan setiap hari. Ketidakmampuan intelektual bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan konsekuensi dari proses pathogen http://www.psychologytoday.com/conditions/mental-retardation Retardasi mental (RM) adalah kondisi yang didiagnosis sebelum usia 18 tahun, biasanya pada anak-anak atau bayi baru lahir yang mempunyai fungsi intelektual secara keseluruhan dibawah rata-rata dan kurangnya kemampuan penting untuk kehidupan sehari-hari. Jika onset terjadi pada usia 18 tahun atau lebih, disebut dengan dementia, yang dapat disertai dengan diagnosis RM. Tingkat intelektual RM berada di bawah 70 dan kemampuan untuk beradaptasinya kurang. Hal ini penting karena membedakan diagnosis MR dari individu dengan skor IQ rendah yang mampu beradaptasi dengan tuntutan kehidupan sehari-hari. Pendidikan, pelatihan kerja, dukungan dari keluarga, dan karakteristik individu seperti motivasi dan kepribadian semua dapat berkontribusi pada kemampuan individu dengan MR untuk beradaptasi. Ciri-ciri perilaku lain yang terkait dengan MR (tapi tidak dianggap kriteria untuk diagnosis MR) termasuk agresi, ketergantungan, impulsif, pasif, cedera diri, keras kepala, rendah diri, dan toleransi frustrasi rendah. Beberapa juga mungkin menunjukkan gangguan mood seperti gangguan psikotik dan kesulitan perhatian, meskipun orang lain yang menyenangkan, orang yang sehat. Kadang-kadang ciri-ciri fisik, seperti sesak dalam sosok dan malformasi elemen wajah, dapat mengatur individu dengan MR terpisah, sementara yang lain mungkin memiliki penampilan yang normal. 1.2 EPIDEMIOLOGI Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju diperkirakan mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidens retardasi mental di negara maju berkisar 3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak retardasi mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian melaporkan angka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. (Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 – 177) 1.3 ETIOLOGI Sebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation. http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview 1

Upload: adelia-putri-sabrina

Post on 01-Feb-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Page 1: PBL TM 3 TFA-2

TAMARA F.A (1102012292) REPRODUKSI SK 3 (RETARDASI MENTAL)1. RETARDASI MENTAL

1.1 DEFINISISebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation. http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview

Retardasi mental adalah keadaan defisitnya perkembangan, dimulai pada awal masa anak-anak yang menyebabkan terbatasnya intelektual atau kognisi secara signifikan dan buruknya adaptasi sebagai kebutuhan setiap hari. Ketidakmampuan intelektual bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan konsekuensi dari proses pathogen http://www.psychologytoday.com/conditions/mental-retardation

Retardasi mental (RM) adalah kondisi yang didiagnosis sebelum usia 18 tahun, biasanya pada anak-anak atau bayi baru lahir yang mempunyai fungsi intelektual secara keseluruhan dibawah rata-rata dan kurangnya kemampuan penting untuk kehidupan sehari-hari.

Jika onset terjadi pada usia 18 tahun atau lebih, disebut dengan dementia, yang dapat disertai dengan diagnosis RM. Tingkat intelektual RM berada di bawah 70 dan kemampuan untuk beradaptasinya kurang. Hal ini penting karena membedakan diagnosis MR dari individu dengan skor IQ rendah yang mampu beradaptasi dengan tuntutan kehidupan sehari-hari. Pendidikan, pelatihan kerja, dukungan dari keluarga, dan karakteristik individu seperti motivasi dan kepribadian semua dapat berkontribusi pada kemampuan individu dengan MR untuk beradaptasi.

Ciri-ciri perilaku lain yang terkait dengan MR (tapi tidak dianggap kriteria untuk diagnosis MR) termasuk agresi, ketergantungan, impulsif, pasif, cedera diri, keras kepala, rendah diri, dan toleransi frustrasi rendah. Beberapa juga mungkin menunjukkan gangguan mood seperti gangguan psikotik dan kesulitan perhatian, meskipun orang lain yang menyenangkan, orang yang sehat. Kadang-kadang ciri-ciri fisik, seperti sesak dalam sosok dan malformasi elemen wajah, dapat mengatur individu dengan MR terpisah, sementara yang lain mungkin memiliki penampilan yang normal.

1.2 EPIDEMIOLOGIPrevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju diperkirakan mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidens retardasi mental di negara maju berkisar 3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak retardasi mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian melaporkan angka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. (Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 – 177)

1.3 ETIOLOGISebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation. http://emedicine.medscape.com/article/289117-overviewPenyebab retardasi mental (RM) dapat dikelompokkan dari tersering sampai terjarang :

Alterasi atau perubahan perkembangan embrionik, seperti karena abnormalitas kromosom atau fetal terkena obat atau racun

Masalah lingkungan dan kelainan mental lain, seperti autism Masalah selama masa kehamilan dan perinatal, seperti malnutrisi fetal, hipoksia, infeksi, trauma atau lahir

premature Abnormalitas herediter, seperti inborn error metabolism atau aberasi/penyimpangan kromosom Kondisi medis pada masa anak-anak, seperti infeksi atau trauma pada sentral nervous system (CNS) atau

keracunan

menurut American Association on Mental Retardation :PRENATAL

1. KELAINAN GENETIKKelainan genetic prenatal dikarakteristik dengan perubahan materi genetic, yang dapat diturunkan oleh orangtua atau tidak diturunkan.

a. Penyimpangan/aberasi KromosomDown syndrome merupakan contoh terbaik pada kelainan genetic prenatal. Pada 95% kasus,

down syndrome disebabkan karena trisomy 21, yang mana kelebihan kromosom 21 pada sel telur atau

1

Page 2: PBL TM 3 TFA-2

sel sperma tersebut tidak memisah (nondisjunction) pada tahap meiosis. Ketika gamet terfertilisasi, fetus akan memiliki kromosom tambahan 21 pada tiap selnya, sehingga totalnya 47 kromosom.

Dalam sekitar setengah dari kasus translokasi, orang tua (biasanya ibu) memiliki translokasi seimbang, yaitu, 45 kromosom dengan t (14; 21). Jika seorang anak memiliki translokasi sindrom Down, orang tua harus diperiksa untuk kehadiran translokasi seimbang. Hal ini penting dalam konseling genetik karena ketika ibu atau ayah memiliki di (14; 21) translokasi, kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down adalah 1 di 10 jika pada ibu atau 1 dalam 20 jika di ayah.

Pada varian lain, mosaicism, beberapa sel memiliki 47 kromosom dan yang lain memiliki 46 karena kesalahan dalam salah satu pembelahan sel pertama dari telur yang telah dibuahi. Fenotip karakteristik sindrom Down pada dasarnya sama dalam trisomi 21 dan translokasi. Fitur utama adalah fisura palpebra atas-miring, jembatan rendah hidung dengan lipatan epicanthal, mulut dan telinga kecil , simian crease (lipatan simian), jembatan hidung datar, telapak tangan pendek dan lebar, dan karakteristik pola dermatoglyphic.

Hilangnya bagian dari kromosom ini disebut delesi. Contoh paling terkenal adalah cri-du-chat syndrome, yang ditandai dengan suara bernada tinggi dan disebabkan oleh delesi dalam kromosom 5p3. Perhatikan bahwa kebanyakan janin dengan penyimpangan kromosom tidak layak. Sekitar 40-50% dari janin yang aborsi spontan memiliki anomali kromosom. Hanya 2 dari 10 janin dengan sindrom Down lahir hidup.

Sebuah metode baru menggunakan probe DNA dan fluoresensi hibridisasi in situ telah membawa cahaya baru bagi banyak sindrom malformasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai dviketahui asalnya. Delesi submicroscopic (microdeletions) DNA telah dilaporkan dalam kromosom 15q11-12 pada Prader-Willi dan sindrom Angelman, meskipun fakta bahwa sindrom ini memiliki fenotipe yang berbeda. Karena mekanisme pencetakan, hasil sindrom Prader-Willi ketika mikrodelesi berada dalam kromosom asal ayah dan hasil sindrom Angelman bila asal ibu.

Orang dengan sindrom Prader-Willi memiliki nafsu makan yang berlebihan dan kebiasaan makan sembarangan, sehingga menyebabkan obesitas. Karena sindrom ini tidak memiliki fitur patognomonik yang jelas, mungkin tetap tidak terdiagnosis, dan orang tersebut bahkan mungkin dirujuk untuk perawatan psikiatris karena gangguan makan. Jelas, faktor psikologis bukanlah penyebab utama di sini, tapi psikoterapi suportif mungkin bisa membantu. Pengobatan ini didasarkan pada modifikasi perilaku, lembaga batas lingkungan yang ketat pada asupan makanan, dan program pendidikan dan habilitative diperlukan. Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan hormon pertumbuhan meningkatkan defisit somatik dan perilaku dalam pasien ini

b. Kelainan dengan autosomal-dominan herediter (diturunkan)Tuberous sclerosis adalah contoh dari gangguan dalam kelompok ini, yang mungkin terkait

dengan keterbelakangan mental. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen yang mempengaruhi pembentukan lapisan ektodermal embrio. Karena kulit dan SSP berkembang dari lapisan ini, kelainan yang terlihat dapat pada keduanya.

Lesi kulit termasuk angiofibroma dalam bentuk makula di pipi (adenoma sebasea), dengan distribusi kupu-seperti, terutama setelah pubertas. Café au lait atau daerah berbentuk daun abu tidak berpigmen juga ditemukan. Keterbelakangan mental, epilepsi, dan kalsifikasi di otak terlihat, seperti tumor. Serangan epilepsi sering mulai sebagai kejang infantil, yang harus diwaspadai oleh dokter untuk mencari gejala lain dari gangguan ini.

Jika tuberous sclerosis didiagnosis, kedua orang tua harus dicermati karena mutasi diwariskan pada sekitar 28% kasus. Karena pewarisan dominan, risiko kekambuhan adalah 50% untuk setiap kehamilan. Ekspresi mutasi gen ini bervariasi dari perubahan warna kulit kecil (yang mungkin menunjukkan bahwa anak tersebut carrier) ke beberapa kondisi penonaktifan. Ini adalah gangguan yang relatif jarang (prevalensinya 1 dalam 30.000 sampai 1 dalam 50.000 kelahiran hidup), tetapi dapat ditemukan pada sekitar 0,5% dari orang dengan keterbelakangan mental yang berat.

c. Kelainan dengan autosomal-resesif herediter (diturunkan)Kebanyakan gangguan metabolisme termasuk dalam kategori ini. Mereka disebabkan oleh gen

bermutasi tunggal yang mengganggu metabolisme dengan aktivitas enzim kekurangan. Risiko orang tua pembawa sehat memiliki anak yang menderita adalah 25% untuk setiap kehamilan. Diagnosis dibuat dengan deteksi produk metabolisme abnormal dalam urin, darah, atau jaringan dan / atau oleh aktivitas enzim yang rendah atau tidak ada.

2

Page 3: PBL TM 3 TFA-2

Fenilketonuria (PKU) adalah yang paling dikenal dan paling umum dari gangguan metabolisme, dengan prevalensi sekitar 1 dari 10.000 kelahiran hidup. Defek enzimatik yang terjadi adalah berkurangnya aktivitas fenilalanin hidroksilase, yang mengarah ke kadar fenilalanin serum yang tinggi, yang mempengaruhi, antara lain, mielinisasi SSP. Hal itu dijelaskan pada tahun 1934 oleh Folling 10 anak dengan keterbelakangan mental, hypertonia, dan hyperreflexia, dengan bau apak dalam urin dan keringat. Kejang dan tremor yang umum, seperti eksim dan manifestasi psikotik.

Gejala klinis dapat dicegah dengan menggunakan diet rendah fenilalanin segera setelah lahir. Di sebagian besar negara maju, semua bayi baru lahir diperiksa untuk PKU. Diet rendah fenilalanin seumur hidup dianjurkan untuk mencegah kerusakan di fungsi kognitif. Wanita dengan PKU yang berhasil diobati tidak memiliki manifestasi klinis diri mereka sendiri tetapi masih memiliki tingkat darah fenilalanin cukup tinggi untuk menyebabkan kerusakan otak pada janin jika mereka hamil. Untuk menghindari hal ini, mereka harus mulai mengikuti diet lagi sebelum mereka hamil.

d. Retardasi Mental X-linkedSindrom Fragile X adalah bentuk herediter paling umum dari retardasi mental dan, setelah

sindrom Down, bentuk genetik yang paling umum. Hal ini terkait X, dengan pewarisan dominan, dan penetrasi lebih rendah pada wanita. Karena penyempitan di lokasi Xq27.3, tampak seolah-olah kromosom yang rapuh dan bagian dari kromosom tersebut pecah.

Anak laki-laki prapubertas dengan sindrom ini terlihat cukup normal. Mereka sering resah dan hiperaktif dan memiliki rentang perhatian yang pendek. Tahap perkembangan mereka, terutama perkembangan bicara, yang tertunda. Setelah pubertas, fitur phenotypical karakteristik mungkin muncul, yaitu termasuk wajah lonjong, telinga yang menonjol dan rahang, dan macroorchidism. Sebagian besar memiliki keterbelakangan mental moderat, tetapi retardasi lebih parah pada lainnya. Carrier laki-laki tidak memiliki keterbelakangan mental. Wanita dengan sindrom X rapuh yang memiliki mutasi penuh dan bergejala biasanya memiliki cacat atau keterbelakangan mental ringan belajar. Gejala perilaku telah dijelaskan pada individu-individu, yaitu, hiperaktif dan penarikan sosial di sekitar 50% dan depresi pada sekitar 25%.

2. KERUSAKAN/CEDERA PADA FETUSa. Infeksi Maternal

Infeksi virus pada ibu dapat mengganggu organogenesis, dan semakin awal infeksi pada kehamilan terjadi, semakin lebih parah efeknya, seperti yang dicontohkan oleh rubella bawaan. Infeksi rubella selama bulan pertama kehamilan mempengaruhi organogenesis dari 50% dari embrio. Infeksi pada bulan ketiga kehamilan masih mengganggu perkembangan 15% dari janin. Berbagai sistem yang terpengaruh, dan sebagai hasilnya, gejala dan gangguan dapat bervariasi dan termasuk keterbelakangan mental, mikrosefali, pendengaran dan gangguan penglihatan, penyakit jantung bawaan, dan masalah perilaku. Untungnya, kejadian rubella kongenital telah sangat menurun karena ketersediaan imunisasi bagi calon ibu.

Infeksi sitomegalovirus kongenital dapat mengakibatkan mikrosefali, gangguan pendengaran sensorineural, dan retardasi psikomotor. Antibodi terhadap sitomegalovirus ditemukan pada sekitar 80% dari orang dewasa. Tergantung pada populasi, infeksi primer terjadi selama 2-5% dari kehamilan. Badan Cytomegalovirus inklusi terlihat pada spesimen urin bayi baru lahir yang terinfeksi sebelum lahir.

Toksoplasmosis kongenital dapat mengakibatkan masalah yang signifikan pada sekitar 20% bayi yang terinfeksi (misalnya, hidrosefalus, mikrosefali, retardasi psikomotor, visi dan gangguan pendengaran) dan dalam masalah yang lebih ringan perkembangan di kemudian hari. Infeksi virus immunodeficiency bawaan manusia telah meningkat penting. Dalam sebuah penelitian di Jerman dari 41 anak yang lahir dari ibu yang positif terinfeksi HIV, gejala-gejala neurologis yang digambarkan pada usia 1-7 tahun. HIV ensefalopati ditandai dengan microcephaly, kerusakan neurologis progresif, keterbelakangan mental, gejala cerebellar, dan perubahan perilaku. Terapi imunoglobulin intravena profilaksis dengan dan tanpa AZT sering mampu mencegah regresi. Peningkatan terlihat dengan pengobatan AZT.

b. Bahan BeracunYang paling penting dari zat teratogenik adalah etanol, yang merupakan penyebab sindrom

alkohol janin (FAS). Prevalensi sindrom ini bervariasi di seluruh dunia, namun kejadian di negara-negara industri diperkirakan sekitar 1 dari 1000 bayi baru lahir. Ketika digunakan berat selama

3

Page 4: PBL TM 3 TFA-2

kehamilan, alkohol menyebabkan kelainan pada 3 kategori utama: (1) fitur dismorfik, yang berasal dari periode organogenesis; (2) retardasi pertumbuhan prenatal dan postnatal, termasuk microcephaly; dan (3) disfungsi SSP, termasuk keterbelakangan mental ringan sampai sedang, keterlambatan dalam perkembangan motorik, hiperaktif, dan defisit perhatian. Tingkat keparahan gejala yang berhubungan dengan jumlah alkohol tertelan.

c. Toxemia Kehamilan dan Insufisiensi PlasentaPertumbuhan terbelakang intrauterine memiliki banyak penyebab, yang paling penting adalah

toksemia ibu dengan konsekuensinya, berakhir pada penghinaan terhadap SSP. Prematuritas mungkin berasal dari ibu atau janin. Ketika terhubung dengan penyimpangan perkembangan janin, prognosis tergantung pada kondisi umum bayi. Prematuritas dan terutama pertumbuhan terbelakanh intrauterine predisposisi komplikasi perinatal, yang dapat mengakibatkan penghinaan terhadap SSP dan masalah perkembangan.

PERINATALPeriode ini adalah 1 minggu sebelum dan 4 minggu setelah kelahiran

1. Infeksi Selama periode neonatal, infeksi yang paling penting, dari sudut pandang gejala sisa pembangunannya,

adalah herpes simpleks tipe 2. neonatus terinfeksi selama persalinan dan dapat menjadi ensefalitis dalam waktu 2 minggu. Pengobatan dini dengan asiklovir dapat mengurangi hasil, yaitu, mikrosefali, retardasi mental yang mendalam, dan defisit neurologis. Infeksi bakteri Neonatal mungkin mengakibatkan sepsis dan meningitis, yang, pada saatnya, dapat menyebabkan hydrocephalus.

2. Masalah dalam PersalinanSelama kelahiran, asfiksia adalah faktor yang paling penting yang menyebabkan penghinaan terhadap

SSP. Ini menyebabkan kematian sel, yang mungkin ditunjukkan dengan teknik neuroimaging sebagai leukomalacia. Bayi prematur dan mereka yang memiliki hambatan pertumbuhan dalam kandungan beresiko khusus untuk kerusakan pada korteks atau thalamus, yang, selain mempengaruhi kecerdasan, menyebabkan berbagai gejala cerebral palsy (CP) dan gangguan kejang, tergantung pada lokasi dari kondisi patologis. Yang penting, perhatikan asfiksia itu saja tidak menyebabkan keterbelakangan mental. Gejala neurologis selama periode neonatal memiliki hubungan yang kuat dengan penyimpangan perkembangan prenatal dan integritas neurologis kemudian dan tingkat intelektual. Untuk alasan ini, bayi dengan masalah perinatal memerlukan pemeriksaan menyeluruh untuk fitur dismorfik dan tindak lanjut dekat karena beberapa cacat mungkin menjadi jelas di kemudian hari.

3. Lainnya Retinopati prematuritas (sebelumnya disebut fibroplasia sebagai Retrolental) terlihat sering ketika

penggunaan oksigen 100% pada neonatus masih umum, yang mengakibatkan kebutaan. Hal ini sering dikaitkan dengan kerusakan SSP lainnya, keterbelakangan mental, dan masalah perkembangan lainnya.

Bayi dengan berat lahir sangat rendah berisiko untuk perdarahan intrakranial dan hipoglikemia akibat kurangnya penyimpanan glikogen hati. Masalah-masalah neonatal mungkin memiliki hasil yang sama dengan asfiksia.

Hiperbilirubinemia mungkin akibat dari kehancuran peningkatan sel darah merah (misalnya, hemolisis karena ibu-anak golongan darah ketidakcocokan) atau penurunan ekskresi bilirubin (misalnya, karena adanya ketidakmatangan fungsi hati).

Kerusakan otak yang mungkin terjadi mengakibatkan manifestasi dari berbagai tingkat, termasuk CP, gangguan pendengaran sensorineural, dan keterbelakangan mental.

POSTNATAL1. Infeksi

Infeksi bakteri dan virus pada otak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan meningitis dan encephalitis dan mengakibatkan kerusakan permanen. Jumlah dari komplikasi ini mengalami penurunan karena peningkatan pengobatan dan ketersediaan imunisasi (seperti untuk campak).

2. Zat beracun (Toxic)Keracunan timbal masih merupakan penyebab penting dari keterbelakangan mental di Amerika Serikat. Sumber yang paling sering memimpin adalah pica (yaitu, tertelannya hasil mengelupas, lama, timbal yang

4

Page 5: PBL TM 3 TFA-2

berbasis cat). Sumber-sumber lain dari timbal adalah semprotan tertentu untuk buah-pohon, bensin bertimbal, beberapa tembikar mengkilap, dan asap dari pembakaran baterai mobil. Gejala gastrointestinal mendominasi keracunan akut. Sakit kepala dapat berhubungan dengan tekanan intrakranial meningkat, yang bahkan dapat menyebabkan koma. Manifestasi akhir termasuk keterbelakangan perkembangan, ataksia, kejang, dan perubahan kepribadian.

3. Penyebab Lain Di antara keganasan pada masa kanak-kanak, tumor otak merupakan no.2 dalam frekuensi setelah

leukemia. Dari jumlah tersebut, 70-80% adalah glioma, gejala yang sebagian besar tergantung pada lokasi. Beberapa bersifat jinak dan dapat diobati, namun sebagian besar memiliki efek merusak, sehingga berakibat berbagai gejala neuropsikiatri tergantung pada lokasi dan luasnya. Selain itu, pengobatan seperti pembedahan dan radiasi dapat mempengaruhi integritas dan fungsi otak.

Kecelakaan lalu lintas , tenggelam, dan trauma lainnya adalah penyebab paling umum kematian selama masa kanak-kanak. Lebih besar adalah jumlah anak-anak yang menjadi cacat. Hampir tenggelam sering menghancurkan, tetapi bahkan dalam kasus ini, peningkatan kapasitas fungsional dapat dicapai dengan rehabilitasi karena perkembangan otak memiliki kemampuan untuk pulih.

4. Masalah PsikososialTingkat perkembangan individu tumbuh tergantung pada integritas SSP dan pada faktor-faktor

lingkungan dan psikologis. Pentingnya stimulasi lingkungan untuk perkembangan anak telah dihargai karena penelitian pada anak-anak di lembaga menunjukkan bahwa pembangunan mengalami dampak yang parah di lingkungan merampas, bahkan jika perawatan fisik yang memadai diberikan. Kemiskinan merupakan predisposisi anak untuk banyak risiko perkembangan, seperti kehamilan remaja, gizi buruk, penyalahgunaan, perawatan medis miskin, dan kekurangan.

Penyakit mental yang berat pada ibu merupakan faktor risiko. Ibu dengan penyakit yang berat dan kronis mungkin mengalami kesulitan memberikan perawatan dan stimulasi yang memadai. Depresi ibu selama kehamilan dan postpartum telah terbukti berhubungan dengan keterlambatan perkembangan pada anak-anak di usia 18 bulan.

Anak-anak dari ibu yang memiliki skizofrenia beresiko untuk pengembangan defisit kognitif, meskipun ini mungkin tidak menjadi sekunder untuk penyakit ibu, tetapi mungkin merupakan predisposisi genetik bertekad untuk skizofrenia. Penyakit psikotik pada anak telah terbukti berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif.

5. Penyebab Tidak DiketahuiMeskipun penilaian rinci, penyebabnya tidak dapat diidentifikasi pada sekitar 30% kasus retardasi mental yang berat dan di 50% kasus retardasi mental ringan. Ini, tentu saja, mencerminkan ketidakcukupan teknik diagnostik, daripada kurangnya sebab-akibat.

5

Page 6: PBL TM 3 TFA-2

1.4 KLASIFIKASI DAN MANIFESTASI

KategoriNilai IQ* (SD dibawah rata-rata)

Proportion MR/ID

Educational level/adaptive skills

Intensity of supports required

Prevalensi pada populasi total

Ringan 50-55 to 70

(2-3)

85% Up to about 6th grade; vocational

Intermittent, especially under stress

0.9-2.7%

Sedang 35-40 to 50-55

(3-4)

10% up to about 2nd grade; unskilled or semi-skilled, supervised

Limited;

usually supervised

0.3-0.4%

Berat 20-25 to 35-40

(4-5)

4% May learn words; elementary self-care skills

Extensive; closely supervised group or family home

Sangat Berat

< 20-25 (>5) 1% Little to no self-care skills

Constant aid and supervision

*IQ scores are considered +/-5 points due to measurement error.

http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overview#a0101

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 20001. Retardasi mental ringanRetardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dididik (educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol saluran cerna dan kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.

2. Retardasi mental sedangRetardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih (trainable). Pada kelompok inianak mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar-dasar membaca, menulis dan berhitung.

3. Retardasi mental beratKelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.

6

Page 7: PBL TM 3 TFA-2

4. Retardasi mental sangat beratRetardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti danmenuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.

Zeldin, A.S. et al. (3 Feb 2014). Intellectual Disability. http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overviewGejala yang muncul dan tanda-tanda MR / ID biasanya mencakup keterampilan kognitif keterlambatan, keterlambatan bahasa, dan keterlambatan dalam keterampilan adaptif. Keterlambatan perkembangan bervariasi tergantung pada tingkat MR / ID dan etiologi. Misalnya, dalam ringan nonsyndromic MR / ID, penundaan mungkin tidak penting sampai usia prasekolah, sedangkan dengan MR berat atau mendalam terkait dengan sindrom atau prematuritas ekstrim, misalnya, penundaan yang signifikan dalam tonggak dapat dicatat sejak lahir.♥ Terlambat berbahasa: termasuk bahasa ekspresif (bicara) dan bahasa reseptif (pemahaman). Tanda merah

(parah) termasuk tidak dapat berbicara mama / papa / mengoceh dalam 12 bulan, tidak ada frase 2-kata pada usia 2tahun, dan orang tua melaporkan mereka prihatin bahwa anak mungkin tuli.

♥ Tertundanya motorik halus/adaptif penundaan yang signifikan dalam kegiatan seperti makan sendiri, toilet, dan berpakaian biasanya

dilaporkan pada anak-anak dengan MR / ID. makan dengan menggunakan jari berantakan dan lama serta terdapat air liur (mengiler) adalah tanda-

tanda inkoordinasi oral-motor♥ Keterlambatan kognitif: Anak-anak dengan MR / ID mengalami kesulitan dengan memori, pemecahan

masalah dan penalaran logis. Hal ini dapat dinyatakan sejak awal dengan kesulitan preacademic atau kesulitan mengikuti petunjuk (terutama arah multi).

♥ Penundaan sosial: Anak-anak dengan MR mungkin menunjukkan kurangnya minat dalam mainan yang sesuai dengan usia dan keterlambatan dalam bermain imajinatif dan bermain timbal balik dengan rekan-rekan seusianya. Bermain mencerminkan tingkat perkembangan mereka.

♥ motorik kasar Keterlambatan perkembangan motorik kasar jarang mengikuti kognitif, bahasa, dan motorik halus /

penundaan adaptif baik yang terkait dengan MR / ID kecuali hasil kondisi yang mendasarinya baik MR / ID dan cerebral palsy.

penundaan halus dalam akuisisi motorik kasar, atau kejanggalan, dapat diidentifikasi dalam penilaian perkembangan.

♥ Gangguan Perilaku Bahkan sebelum usia di mana psikopatologi dapat diidentifikasi, bayi dan balita yang dapat memiliki

MR / ID mungkin lebih cenderung memiliki temperamen sulit, hiperaktif, gangguan tidur, dan kolik. perilaku yang berhubungan mungkin termasuk agresi, melukai diri, pembangkangan, kurangnya

perhatian, hiperaktif, gangguan tidur, dan perilaku stereotip.♥ Abnormalitas Neurologi dan Fisik

Prevalensi MR meningkat antara anak-anak dengan gangguan kejang, mikrosefali, makrosefali, riwayat pertumbuhan terbelakang intrauterin atau postnatal, prematuritas, dan anomali kongenital.

Dalam proses menangani masalah somatik, penilaian kemampuan kognitif anak sering diabaikan.

1.5 DIAGNOSISSari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas tes intelegensia saja, melainkan juga dari riwayatpenyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium, pemeriksaan penunjang. Yang perlu dinilai tidak hanya intelegensia saja melainkan juga adaptasi sosialnya. Dari anamnesis dapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinya retardasi mental.

Pemeriksaan fisis pada anak retardasi mental biasanya lebih sulit dibandingkan pada anak normal, karena anak retardasi mental kurang kooperatif. Selain pemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda-tanda dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perlu dilakukan pemeriksaan neurologis, serta penilaian tingkat perkembangan. Pada anak yang berumur diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia.

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapat membantu menilai adanya kalsifikasi serebral, perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubun masih terbuka. Pemeriksaan laboratorium dilakukan atas

7

Page 8: PBL TM 3 TFA-2

indikasi, pemeriksaan ferriklorida dan asam amino urine dapat dilakukan sebagai screening PKU. Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan bila dicurigai adanya kelainan kromosom yang mendasari retardasi mental tersebut. Beberapa pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk membantu seperti pemeriksaan BERA, CT-Scan, dan MRI.

Kesulitan yang dihadapi adalah kalau penderita masih dibawah umur 2-3 tahun, karena kebanyakan tes psikologis ditujukan pada anak yang lebih besar. Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halus maupun kasar, serta perkembangan bicara dan bahasa. Biasanya penderita retardasi mental juga mengalami keterlambatan motor dan Bahasa.

Zeldin, A.S. et al. (3 Feb 2014). Intellectual Disability. http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overview

A. ANAMNESISRiwayat KeluargaPedoman dari American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa evaluasi anak dengan MR / ID mencakup riwayat keluarga yang luas, dengan perhatian khusus pada anggota keluarga dengan MR, keterlambatan perkembangan, kerabat, diagnosis psikiatri, malformasi kongenital, keguguran, lahir mati, dan awal kematian anak. Dokter harus membangun silsilah dari 3 generasi atau lebih

B. PEMERIKSAAN FISIKPenilaian Perkembangan♥ The American Academy of Pediatrics merekomendasikan skrining perkembangan untuk semua anak secara

berkala. Metode meliputi beberapa survei orangtua, seperti Evaluasi Orang Tua 'untuk Status Perkembangan (PEDs), Abad dan Tahapan Kuesioner (ASQ) dan Perkembangan Anak Persediaan (CDI). Pemeriksaan lainnya memerlukan pengamatan langsung, seperti Bayley Bayi perkembangan saraf Screener, Battelle Developmental Inventory, Awal Bahasa Milestone Skala, dan Brigance Screens.

♥ kunci pengamatan perilaku adlaah harus fokus pada niat komunikatif anak, keterampilan sosial, kontak mata, kepatuhan, rentang perhatian, impulsif, dan gaya bermain.

♥ Untuk diagnosa gangguan perkembangan dan MR / ID, pemeriksaan perkembangan saraf dan psikologis yang luas diperlukan. Berbagai tes dapat diberikan untuk menilai pemahaman bahasa, ekspresi bahasa, kemampuan kognitif nonverbal, motorik halus dan kemampuan adaptif, rentang perhatian, memori, keterampilan motorik kasar, dan perilaku adaptif. Tes psikologis yang paling umum untuk anak-anak termasuk Bayley Scales of Infant Development-III, Intelligence Scale Stanford-Binet, Skala Intelijen Wechsler untuk Anak-IV, Wechsler Preschool dan Skala Primer Intelijen-Revisi, dan Perilaku Timbangan Vineland Adaptive -II.

Fisik♥ Lingkar kepala: Pengukuran dari semua parameter pertumbuhan harus mencakup lingkar kepala.

Microcephaly berkorelasi tinggi dengan defisit kognitif. Macrocephaly dapat menunjukkan hidrosefalus dan berhubungan dengan beberapa kesalahan metabolisme bawaan dan juga dapat dilihat pada awal beberapa anak kemudian didiagnosis dengan autisme.

♥ Tinggi badan: Perawakan pendek mungkin menunjukkan kelainan genetik, sindrom alkohol pada janin, atau hipotiroidisme. Perawakannya tinggi mungkin menunjukkan sindrom X rapuh (FRAX), sindrom Soto, atau sindrom pertumbuhan berlebih lain yang terkait dengan MR / ID.

♥ Neurologis: Pemeriksaan ini harus mencakup penilaian pertumbuhan kepala (untuk mikro / macrocephaly), tonus otot (untuk hipotonia atau kejang-kejang), kekuatan dan koordinasi, refleks tendon dalam, refleks primitif gigih, ataksia, dan gerakan abnormal lainnya seperti dystonia atau athetosis .

♥ Sensorik: penglihatan dan pendengaran harus selalu diuji dalam kasus dugaan MR / ID. Anak-anak penyandang cacat dan MR / ID lebih mungkin dibandingkan anak-anak lain untuk memiliki gangguan penglihatan (kesalahan bias, strabismus, ambliopia, katarak, pigmentasi retina abnormal, dan kebutaan kortikal) dan defisit pendengaran, khususnya di antara orang-orang dengan gangguan parah.

♥ Kulit: Temuan Cutaneous sebagai etiologi mencakup hiperpigmentasi dan hipopigmentasi makula, seperti café-au-lait makula (terkait dengan neurofibromatosis tipe 1), dan bintik-bintik abu-daun (yang berhubungan dengan tuberous sclerosis), fibromas, dan pola pigmentasi yang tidak beraturan.

♥ Ekstremitas: Periksa untuk fitur dismorfik dan disfungsi sistem organ indikasi sindrom. Meskipun MR / ID dengan beberapa anomali kongenital dan malformasi utama menyumbang hanya 5-10% dari semua kasus,

8

Page 9: PBL TM 3 TFA-2

sebagian besar individu ini mempengaruhi memiliki 3-4 anomali minor, terutama melibatkan wajah dan angka.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Lab♥ Hibridisasi genetik komparatif (CGH) atau "microarray" semakin digunakan dalam evaluasi MR / ID dan

harus dipertimbangkan dalam karya-up dari semua anak dengan MR / ID baik setelah atau sebagai lini pertama bukannya tinggi berbasis Array resolusi kariotipe dan pengujian rapuh-X. Hasilnya mungkin setinggi 20%; Namun, tingkat positif palsu yang tinggi juga dapat mengacaukan interpretasi. Resolusi tinggi kariotipe (pada tingkat 650 band resolusi minimal) harus diselesaikan pada semua anak dengan MR / ID. Kelainan kromosom (trisomi 21 dan lain-lain) dapat menjelaskan sebanyak 50% dari mereka yang terkena dampak parah mendalam MR / ID.

♥ Pengujian Fragile X (yaitu, analisis DNA dari wilayah FraXpromoter) harus dilakukan pada semua anak dengan MR / ID. Pada periode pascapubertas, manifestasi klinis dari sindrom Fragile X cenderung mudah terlihat, sehingga analisis DNA dapat dilakukan dengan lebih selektivitas pada populasi ini. Seks kromosom aneuploidi terlihat pada sebanyak 5% dari anak-anak dengan ringan MR / ID atau anak dengan ketidakmampuan belajar.

♥ Pemeriksaan FISH, sebagai berikut : Prader-Willi/Angelman syndrome Smith-Magenis syndrome CATCH 22 Williams syndrome Wolf-Hirschhorn syndrome Cri du chat syndrome Langer-Giedion (trichorhinophalangeal) syndrome Miller-Dieker syndrome

♥ Mengingat hasil yang rendah, laboratorium metabolik tidak secara rutin dilakukan kecuali ada indikasi klinis metabolik atau skreening metabolik bayi baru lahir belum selesai atau hasilnya tidak tersedia Plasma amino acids (aminoacidopathies) Urinary organic acids (organic acidopathies) Urinary mucopolysaccharides and oligosaccharides (mucopolysaccharidoses) Plasma 7-DHC (Smith-Lemli-Opitz syndrome) Thyroid function tests Very-long-chain fatty acids (peroxisomal disorders) Creatine kinase (in the assessment of profound central hypotonia versus myopathy)

Pemeriksaan Pencitraan♥ MRI Otak

Pencitraan otak harus dilakukan dalam setiap anak dengan keterlambatan perkembangan global atau MR / ID. Hasil akan lebih tinggi dalam pengaturan pemeriksaan abnormalneurologic (misalnya, mikrosefali, temuan neurologis fokal dan / atau dysmorphisms wajah).

MRI otak lebih dipilih daripada CT memindai karena lebih memiliki resolusi yang besar dan meningkatkan deteksi kelainan pada perkembangan dan waktu mielinisasi, demielinisasi, dan materi abu-abu heterotopic.

♥ CT scan Kepala Ini adalah studi pencitraan pilihan untuk kalsifikasi yang dapat diidentifikasi dengan infeksi TORCH (yaitu, toksoplasmosis, infeksi lain, rubella, CMV, herpes simpleks), ketika tuberous sclerosis diduga, atau jika craniosynostosis adalah kekhawatiran.

♥ Skeletal Films Ini membantu dengan deskripsi fenotipik, karakterisasi sindrom, dan penilaian pertumbuhan.

Pemeriksaan Lain♥ Bayley Scales of Infant Development

o Normal untuk usia 2-49 bulan o Nilai subtest untuk Bahasa ekspresif dan reseptif, motoric kasar, motoric halus, kemampuan

memecahkan masalah/kognitif, dan perhatian yang berkelanjutan ♥ Stanford-Binet Intelligence Scale

9

Page 10: PBL TM 3 TFA-2

o Normal untuk usia 2 tahun- 23 tahun o Lima belas subyek untuk penilaian dari 4 bidang utama kemampuan kognitif: penalaran verbal, abstrak /

penalaran visual, memori kuantitatif, dan memori jangka pendek

♥ Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R)o Normal untuk usia 3tahun – 7.25tahun o 12 subtest untuk pemeriksaan terhadap intelegensi verbal dan nonverbal

♥ Wechsler Intelligence Scale for Children–IV (WISC-IV)o Untuk usia 6tahun-16tahun 11 bulan o Nilai Intelegensi verbal dan nonverbal dari 12 subtest

♥ Vineland Adaptive Behavior Scales-IIo Untuk neonates – dewasa o Pengukuran kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang diperlukan untuk kecukupan

pribadi dan sosial; perilaku adaptif atau fungsional dinilai dengan mewawancarai pasien atau orang tua / pengasuh

o Kekurangan minimal 2 bidang keterampilan adaptif yang diperlukan untuk memenuhi kriteria diagnostik MR / ID

1.6 DIAGNOSIS BANDINGZeldin, A.S. et al. (3 Feb 2014). Intellectual Disability. http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overview Autism Borderline intellectual functioning Child Abuse & Neglect, Posttraumatic Stress Disorder Childhood Disintegration Disorder Cognitive Deficits Depression Learning Disorder, Mathematics Learning Disorder, Reading Learning Disorder, Written Expression Pervasive Developmental Disorder Rett's Syndrome Severe communication/language disorders

1.7 TATALAKSANASari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

a. Tatalaksana MedisObat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA)

b. Rumah Sakit/Panti KhususPenempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

c. PsikoterapiPsikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

d. Konseling

10

Page 11: PBL TM 3 TFA-2

Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.

e. PendidikanPendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa• Sekolah luar biasa C• Panti khusus• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

Zeldin, A.S. et al. (3 Feb 2014). Intellectual Disability. http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overviewFARMAKOTERAPI

STIMULAN SSPA. Methylphenidate hydrochloride (Ritalin, Metadate ER)

♥ Penggunaan Attention Deficit Hyperactivity Disorder

a. <6 years: Safety and efficacy not establishedb. ≥6 years:

- Methylin, Ritalin (immediate-release tablets, chewable tablets, and oral solution): 5 mg PO q12hr; may increase by 5-10 mg/day weekly; not to exceed 60 mg/day divided BID/TID

- Metadate ER, Methylin ER, and Ritalin SR: May be given in place of immediate-release products once the daily dose is titrated and the titrated 8-hour dosage corresponds to SR or ER tablet size; not to exceed 60 mg/day

- Metadate CD, Ritalin LA: Initial, 20 mg PO qAM; may increase by 10 mg (Ritalin LA) or 10-20 mg (Metadate CD) qWeek to not to exceed 60 mg/day

- Quillivant XR (6-12 years): 20 mg PO qAM initially; may titrate at weekly intervals by 10- to 20-mg increments; not to exceed 60 mg/day

Weight-based dosing Initial: 0.3 mg/kg/dose PO before breakfast and lunch; may increase by 0.1 mg/kg/dose qWeek  Maintenance: 0.3-1 mg/kg PO before breakfast and lunch; not to exceed 2 mg/kg/day PO divided q12hr

Concerta (methylphenidate-naïve) Trilayer core tablets; extended-release core with immediate release Initial: 18 mg PO qDay; dosage may be increased by 18 mg/day at weekly intervals Do not exceed 54 mg/day in children (6-12 years) and 72 mg/day in adolescents (13-17 years)

Concerta (patients taking methylphenidate) 18 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 5 mg PO q8-12hr) 36 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 10 mg q8-12hr) 54 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 15 mg PO q8-12hr) 72 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 20 mg PO q8-12hr)

Transdermal patch (Daytrana) Indicated for adolescents aged 13-17 years Recommended starting dose for patients new to or converting from another formulation of methylphenidate is

10 mg Apply patch on hip 2 hours before desired onset; remove after 9 hours; alternate application site Dose titration, final dosage, and wear time should be individualized according to the needs and response of the

patient Titrate to effect for best results, following are Manufacturer's recommendations Week 1: 10 mg (12.5 cm² patch); releases 1.1 mg/hr Week 2: 15 mg (18.75 cm² patch); releases 1.6 mg/hr Week 3: 20 mg (25 cm² patch); releases 2.2 mg/hr

11

Page 12: PBL TM 3 TFA-2

Week 4: 30 mg (37.5 cm² patch); releases 3.3 mg/hr

Narcolepsya. <6 years : Safety & efficacy not establishedb. >6 years

Methylin, Ritalin (immediate-release tablets, chewable tablets, and oral solution): 5 mg PO q12hr; may increase by 5-10 mg/day weekly; not to exceed 60 mg/day

Metadate ER, Methylin ER, and Ritalin SR: May be given in place of immediate-release products once the daily dose is titrated and the titrated 8-hour dosage corresponds to SR or ER tablet size; not to exceed 60 mg/day

♥ ES : Headache Hypertension Nausea Nervousness Toxic psychosis Seizures Tachycardia Angina Cardiac arrhythmia Cerebral occlusion Increased/decreased pulse Cerebral arteritis Cerebral hemorrhage Raynaud's phenomenom Vasculitis Anxiety Anger Agitation Irritability Vertigo

Fatigue Erythema multiform Hyperhidrosis Rash Urticaria Exfoliative dermatitis Dysmenorrhea Constipation Xerostomia Vomiting Weight loss Erectile dysfunction Muscle tightness Paresthesia Blurred vision Necrotizing vasculitis Increased cough Dyspnea Sinusitis Upper respiratory tract infection

♥ KI : Hypersensitivity Glaucoma Riwayat keluarga Tourette's syndrome, motor tics Marked anxiety, tension, agitation Within 2 weeks of taking MAOIs: Risk of severe hypertensive reaction

♥ Farkamokinetik : Cara kerja : belum diketahui, dapat menghalangi pengambilan kembali Norepinefrin dan dopamine

pada neuron presinapsis, dapat menstimulasi SSP (sama seperti amfetamin), dapat menstimulasi kortex serebral dan struktur subkortial

Absorpsi : - Bioavailability: ~30%; large individual differences (11-52%)- Duration: 3-6 hr (IR); 3-8 hr (ER, SR); 8-12 hr (CD, LA, Concerta)- Peak plasma time: 6-8 hr (PO); 7.5-10.5 hr; (patch)- Peak plasma concentration: 3.7 ng/mL (PO); 0-114 ng/mL (patch)

Onset Aksi :- Immediate release: ~2hr- Sustained-release tablet: 4-7 hr- Extended-release tablet (Concerta): 1-2 hr- Transdermal: ~2 hr; applied heat may expedite onset

Distribusi :

12

Page 13: PBL TM 3 TFA-2

- Ikatan protein : 10-33%- VD: d-Methylphenidate (2.65 L/kg); l-methylphenidate (1.80 L/kg)

Metabolism : kebanyakan di metabolism menjadi fenil-2-piperidine asam asetat (PPAA) Eliminasi :- Eksresi : urin 90%, kebanyakan dalam bentuk PPAA- T1/2 : d-Methylphenidate 3-4jam, l-Methylphenidate 1-3jam

B. Dextroamphetamine sulfate (Dexedrine) and racemic amphetamine (Adderall)♥ Penggunaan :

ADHDa. <3 years: Not recommendedb. Age 3-6 years: 2.5 mg/day; may increase by 2.5 mg qWeek; not to exceed 40 mg qDay or divided q8hr; use

intervals of 4-6 hr between additional dosesc. >6 years: 5 mg PO qDay or q12hr; may increase by 5 mg qWeek; not to exceed 40 mg qDay or divided

q8hr; use intervals of 4-6 hr between additional dosesExtended release >6 years: Initial, 5-10 mg PO qAM if needed; may increase by 5-10 mg/day qWeek; not to exceed 30

mg/day 13-17 years: Initial, 10 mg PO qAM; may increase to 20 mg/day after 1 week if symptoms not controlled;

doses up to 60 mg/day used but no evidence that higher doses increase effectivenessNarcolepsya. <6 years: Safety and efficacy not establishedb. 6-12 years: 5mg/day PO initially in divided doses; may increase by 5 mg/day qWeek; not to exceed 60 mg

qDay or divided doses with intervals of 4-6 hr between dosesc. >12 years: 10 mg/day PO initially; may increase by 10 mg/day qWeek; not to exceed 60 mg given qDay or

divided doses with intervals of 4-6 hr between d

♥ ES : Abdominal pain (11-14%) Headache (<26%) Insomnia (12-27%) Loss of appetite (22-36%) Weight loss (4-11%)

♥ KI : Hypersensitivity Hyperthryroidism Glaucoma Hypertension, advanced arteriosclerosis, symptomatic CVD Symptomatic cardiovascular disease Moderate-to-severe hypertension Agitated states, history of drug abuse MAO inhibitors given within 14 days (risk of severe hypertensive reaction)

♥ Farmakokinetik : Cara kerja : amine simpatomimetik yang menghasilkan pelepasan dopamine dan norepinefrin dari sisi

penyimpanannya pada saraf terminal presinapsis, dapat juga memblok pengambilan kembali katekolamin dengan menghambat kompetitif

Absorpsi : baik- Onset aksi : 30-60menit- Durasi : 4-6jam- Vd: 3.5-4.6 L/kg (distributes into CNS; mean CSF concentrations are 80% of plasma)- Peak plasma time: 3 hr (Adderall); 7 hr (Adderall XR)

Metabolism : Hepatic via glucuronidation and CYP450 mono-oxygenase Eliminasi :

- Half-life elimination (children) :

13

Page 14: PBL TM 3 TFA-2

6-12 years: 9 hr (d-amphetamine); 11 hr (l-amphetamine)12-18 ears: 11 hr (d-amphetamine); 13-14 hr (l-amphetamine)

- Half-life elimination (adults)d-amphetamine: 10 hrl-amphetamine: 13 hr

Eksresi : urin, bergantung pH urin

OBAT ANTIPSIKOTIKC. RISPERIDONE (RISPEDAL)♥ Penggunaan :

Schizophrenia<13 years: Safety and efficacy not established>13 years: 0.5 mg/day PO in morning or evening initially; may be increased in increments of 0.5-1 mg/day at intervals ≥24 hr to recommended dosage of 3 mg/day; dosage range: 1-6 mg/day (dosages >3 mg/day have not been provedmore effective and are associated with increased incidence of adverse effects)If persistent somnolence occurs, daily dose may be divided q12hr Bipolar Mania<10 years: Safety and efficacy not established >10 years: 0.5 mg/day PO in morning or evening initially; may be increased in increments of 0.5-1 mg/day at intervals ≥24 hr to recommended dosage of 2.5 mg/day; dosage range: 0.5-6 mg/day (dosages >2.5 mg/day have not been proved more effective and are associated with increased incidence of adverse effects)If persistent somnolence occurs, daily dose may be divided q12hr

♥ ES : Somnolence (40-45%) Insomnia (26-30%) Agitation (20-25%) Anxiety (10-15%) Headache (10-15%) Rhinitis (10-15%)

Fatigue (18-31%) Parkinsonism (28-62%) Akathisia (5-11%) Increased appetite (4-44%) Vomiting (10-20%)

♥ KI : hipersensitivitas♥ Farmakokinetik :

Cara kerja : meredakan gejala negative psychoses dan menurunkan insidensi EPS Absorpsi :

- bioavaibilitas 70%- peak plasma time : Extensive metabolizers, 3 jam; poor metabolizers, 17jam

distribusi :- Protein bound: Risperidone, 90%; metabolite, 77%- Vd: 1-2 L/kg

Metabolism : - Di liver oleh CYP2D6- Metabolit : 9-hydroxyrisperidone (paliperidone)

Ekskresi : urin 70%, feses 14%

D. ARIPIPRAZOLE (ABILIFY)♥ Penggunaan :

Schizophrenia13-17 years: 2 mg/day PO initially; increased to 5 mg/day after 2 days; increased to recommended dosage of 10 mg/day after additional 2 days; may subsequently be increased by 5 mg/day; maintenance: 10-30 mg/dayBipolar ManiaAcute manic or mixed episodes, either as monotherapy or as adjunct to lithium or valproate10-17 years: 2 mg/day PO initially; increased to 5 mg/day after 2 days; increased to recommended dosage of 10 mg/day after additional 2 days; may subsequently be increased by 5 mg/day; maintenance: 10-30 mg/day

♥ ES : Berat badan bertambah (8-30%) Sakit kepala (27%)

14

Page 15: PBL TM 3 TFA-2

Agitation (19%) Insomnia (18%) Anxiety (17%) Nausea dan muntah (11-15%)

Akathisia (10-13%) Lightheadedness (11%) Constipation (10-11%)

♥ KI : hipersensitifitas♥ Farmakokinetik :

Cara kerja : antipsikotik atipikal Absorpsi :

- Bioavailability: 87% (tablet); 100% (IM)- Peak plasma time: 1-3 hr (IR); 5-7 hr (ER); 3-5 hr (tablet)

Distribusi :- Protein bound: 99%- Vd: 404 L (4.9 L/kg)

Metabolism : - Metabolized by CYP2D6 and CYP3A4- Metabolites: Dehydroaripiprazole (40%)

Eliminasi :- Half-life: 75 hr (parent drug); 94 hr (metabolite); 30-47 days (IM); 146 hr (poor metabolizers)- Excretion: Feces (55%), urine (25%)

1.8 PENCEGAHANhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htm♥ Genetic : konseling genetic dan screening selama masa kehamilan dapat membantu orangtua untuk

memahami risiko dan membuat rencana serta keputusan♥ Social : program nutrisi dapat menurunkan ketidakmampuan yang berhubungan dengan malnutrisi.

Intervensi dini dalam situasi buruk dapat membantu♥ Toxic : mencegah terpaparnya diri dari timbal, mercury, dan zat beracun lain dapat menurunkan risiko RM.

Mengajarkan wanita tentang bahaya alcohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat menurunkan risiko♥ Penyakit infeksius : beberapa infeksi dapat menyebabkan RM. Mencegah penyakit tersebut dapat

menurunkan risko. Sebagai contoh, sindrom rubella dapat dicegah dengan vaksinasi. Mencegah paparan kfeses kucing dapat menutunkan toxoplasmosis selama kehamilan

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangimanifestasi klinis retardasi mental). Sebab-sebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme, kelainan genetik.

1.9 PROGNOSIShttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htmprognosis bergantung pada :

- Tingkat keparahan dan penyebab RM- Kondisi lain- Terapi

Banyak orang menjalani kehidupan yang produktif dan belajar untuk berfungsi sendiri. Lainnya membutuhkan lingkungan yang terstruktur untuk menjadi yang paling sukses.

2. PERAN GIZI PADA PERTUMBUHAN ANAK DAN REMAJA2.1 PERIODE PERTUMBUHAN ANAK DAN REMAJA

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2000).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh

15

Page 16: PBL TM 3 TFA-2

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya (Kania, 2006).

a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

1) Faktor genetikFaktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006).

2) Faktor lingkungan

Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006).

a) Faktor lingkungan pranatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh pada tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio (Soetjiningsih, 2000).

b) Faktor lingkungan posnatal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi (Soetjiningsih, 2000):

1. Lingkungan biologis.2. Lingkungan fisik3. Faktor psikososial4. Faktor keluarga dan adat istiadat.

b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Rusmila, 2008):

1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju

16

Page 17: PBL TM 3 TFA-2

ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal); b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

1. Pertumbuhan Anak

Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2004).

Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu sampai umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi “point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa dikembalikan ke kondisi potensialnya (Buku saku gizi, 2010).

Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).

a. Pertumbuhan linier

Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2002; Yayuk H dan Tryanti, 2008).

b. Pertumbuhan Massa Jaringan

bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang sering digunakan adalah berat badan (Supariasa dkk, 2002).

c. Tahap pertumbuhan anak Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari (Harahap, 2004):1) Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang secara

berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.2) Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.3) Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).4) Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-kira umur 18

tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri

17

Page 18: PBL TM 3 TFA-2

maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun (Harahap, 2004).

2. Perkembangan Anak

Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2000).

Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.

Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai  dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain (Administrator, 2010).

Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah:

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

a. Jenis – jenis Perkembangan

1) Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010)

2) Perkembangan Motorik Kasar

a) Perkembangan Motorik Kasar

Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009). Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya (Administrator, 2010).

b) Perkembangan Motorik Halus

Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak

18

Page 19: PBL TM 3 TFA-2

halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll (Administrator, 2010; Rusmil, 2009).

c) Tahap Perkembangan MotorikBerikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010):Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• merangkak• berdiri dan berjalan beberapa langkah• berjalan cepat• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh• merangkak di tangga• berdiri di kursi tanpa pegangan• menarik dan mendorong benda-benda

berat• melempar bola

• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk

• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan

• menyusun menara dari balok• memindahkan air dari gelas ke gelas lain• belajar memakai kaus kaki sendiri• menyalakan TV dan bermain remote• belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat-lompat• berjalan mundur dan jinjit• menendang bola• memanjat meja atau tempat tidur• naik tangga dan lompat di anak tangga

terakhir• berdiri dengan 1 kaki

• mencoret-coret dengan 1 tangan• menggambar garis tak beraturan• memegang pensil• belajar menggunting• mengancingkan baju• memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat dengan 1 kaki• berjalan menyusuri papan• menangkap bola besar• mengendarai sepeda• berdiri dengan 1 kaki

• menggambar manusia• mencuci tangan sendiri• membentuk benda dari plastisin• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi

19

Page 20: PBL TM 3 TFA-2

Usia 4-5 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• menuruni tangga dengan cepat• seimbang saat berjalan mundur• melompati rintangan• melempar dan menangkap bola• melambungkan bola

• menggunting dengan cukup baik• melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan

isinya• memasikkan benang ke lubang besar

d) Fungsi Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut (Perdani, 2009):

1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.

2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.

3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris.

4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan selfconcept atau kepribadian anak.

e) Uji Perkembangan Motorik

Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu (Narendra, 2006) :

1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan untuk anak umur neonatusUzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur 0-2 tahun.

2. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4 minggu-3,5/6 tahun.

3. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir perkembangan motorik dan sosial, digunakan pada usia 8 minggu – 2,5 tahun.

4. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada usia 1 bulan – 6 tahun.

5. Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku sosial dan bahasa, diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun

6. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual.7. Motor Milestone Development

20

Page 21: PBL TM 3 TFA-2

Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan Depkes dan dokter anak. Kurva perkembangan anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang merupakan hasil perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi perkembangan anak di luar negeri. Secara alamiah setiap anak dalam perkembangannya memiliki variasi kemampuan gerak (motorik milestone) pada umur yang dicapai.

Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor pada pertengahan tahun 2003; telah me1akukan penelitian studi motorik· milestone untuk pembuatan KMS perkembangan anak. Penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban karena menurut kronologis kemampuan motorik milestone serta variasinya menurut umur anak, sehingga mendapatkan suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai dan relevan dengan program nasional gizi dan kesehatan.

Hasil penelitiannya menghasilkan sutau Irurva perkembangan anak yang merupakan cikal bakal untuk kurva perkembangan anak. Kurva perkembangan anak yang terbentuk ini merupakan gambaran dari perkembangan anak sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone Perkembangan Motori :

Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik yang dikembangkan oleh Depkes.

Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik

21

Page 22: PBL TM 3 TFA-2

3) Perkembangan Kognitif

Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar (Administrator, 2010).

Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya (Administrator, 2010).

b. Ciri – Ciri Perkembangan

Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut Soetjiningsih (2000):

1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.

2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh

tubuhnya, tangan dan kakinya.5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan

volunter tercapai.

Sumber :

repository.unhas.ac.id/bitstream/123456789/400/3/BAB%20II.docx

http://idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf

Skala Yaumil-mimiPerkembangan Mental Anak (Gerakan-gerakan Kasar&Halus,Emosi,Sosial,Perilaku,Bicara).Perkembangan anak balita:

Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni prasekolah, sekolah, akil balig dan remaja

Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:1. Kesehatan & gizi yang baik dari ibu hamil, bayi dan anak prasekolah2. Stimulasi/ rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas

Keluarga dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental sosial anak balita

Dari lahir sampai 3 bulan: Belajar mengangkat kepala Belajar mengikuti objek dengan matanya Melihat ke muka orang dengan tersenyum Bereaksi terhadap suara/ bunyi Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak Menahan barang yang dipegangnya Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Dari 3 bulan sampai 6 bulan: Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan

22

Page 23: PBL TM 3 TFA-2

Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya. Menahan benda-benda di mulutnya Berusaha memperluas lapangan pandangan Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Dari 6 bulan sampai 9 bulan: Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurap dan berbailik sendiri Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Memegang benda kecil daengan ibu jari dan jari telunjuk Bergembira dengan melempar benda-benda Mengeluarkan kata-kata tanpa arti Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/ lain Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

Dari 9 bulan sampai 12 bulan: Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu Dapat berjalan dengan dituntun Menirukan suara Mengulang bunyi yang didengarnya Belajar menyatakan satu atau dua kata Mengerti perintah sederhana atau larangan Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan

memasukkan benda-benda ke mulutnya (memasuki fase oral sepertinya) berpartisipasi dalam permainan

Dari 12 bulan sampai 18 bulan: Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah Menyusun 2 atau 3 kotak Dapat mengatakan 5-10 kata Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Dari 18 sampai 24 bulan: Naik turun tangga Menyusun 6 kotak Menunjuk mata dan hidungnya Menyusun dua kata Belajar makan sendiri Menggambar garis di kertas atau pasir Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Dari 2 sampai 3 tahun: Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki Membuat jembatan dengan 3 kotak Mampu menyusun kalimat Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya Menggambar lingkaran Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

Dari 3 sampai 4 tahun: Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga Berjalan pada jari kaki Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri Menggambar garis silang Mengenal 2 atau 3 warna Menggambar orang hanya kepala dan badan Bicara dengan baik Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya Banyak bertanya

23

Page 24: PBL TM 3 TFA-2

Bertanya bagaimana anak dilahirkan Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang Mendengarkan cerita-cerita Bermain dengan anak lain Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudranya Dapat melakasanakan tugas-tugas sederhana

Dari 4 sampai 5 tahun: Melompat dan menari Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan Menggambar segi empat dan segi tiga Pandai bicara Dapat menghitung jari-jarinya Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita Minat kepada kata baru dan artinya Memprotes bila dilarang apa yang diingininya Mengenal 4 warna Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan: Akademik sederhana: pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman Menyanyi, menggambar Bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair sederhana Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita Menggambar Membuat permainan dari kertas Mengenal tugas, larangan-larangan Aktivitas sehari-hari: makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar (BAB), kontrol buang air

kecil (BAK).

Tumbuh Kembang Masa Remaja .Wanita :-Tumbuh Rambut halus-Payudara membesar-Pinggul membesar-Kulit dan Rambut berminyak.-Bokong berkembang lebih besar.-Pada vagina megeluarkan cairan.-Menstruasi.Laki-Laki :-Tumbuh rambut halus-Keringat bertambah-Kulit dan rambut berminyak-Dada bertambah besar dan bidang.-Tumbuh jakun.-Suara bertambah berat.-Mimpi basah.

(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

24

Page 25: PBL TM 3 TFA-2

2.2 JENIS-JENIS ZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERTUMBUHAN ANAK DAN REMAJA

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)

Fungsi zat-zat gizi

Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah: 1. Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk

membentuk sel-sel otak baru. 2. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi

terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain. 3. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak

60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

4. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.

Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.

Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:

a. DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.

b. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.

Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)

2. Kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besiZat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

25

Page 26: PBL TM 3 TFA-2

4. Kelompok vitamin BBerbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan. (Hurlock, 2007)

Jenis Nutrisi Fungsi SumberAir Pelarut untuk pertukaran seluler

Transportasi nutrien dan produk buangan tubuhMengatur suhu tubuh

Air, makanan

Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringanMenjaga keseimbangan osmotikMembentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi

Susu, telur, daging, kacang-kacangan, padi-padian

Karbohidrat Sebagai sumber energiMembentuk glikogen dan lemakMembantu pembentukan asam amino

Susu, padi-padian, buah, sirup, tepung, sayuran

Lemak Sebagai sumber cadangan energiMelindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ tubuhMelindungi tubuh dari perubahan suhu luarMembantu penyerapan vitamin A, D, E, dan KMemperlambat proses pengosongan lambung

Susu, mentega, telur, daging, ikan, minyak sayur

(Nelson, 1999)

Jenis Vitamin Fungsi Sumber

Vitamin APenglihatanPerkembangan dan pemeliharaan jaringan epitelDiferensiasi sel-sel epitel

Susu, telur, buah, sayur, cod & halibut liver oil

Vitamin BThiamine

Riboflavin

Niasin

Asam PantothenatPiridoksin

Asam Folat

Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidratKonduksi membran dan sarafSebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMNBerperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD dehidrogenaseMerupakan komponen dari hampir semua zat-zat pembawa elektron dalam sel hidupBerperan dalam berbagai proses metabolismeSebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa asilSebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine fosfatKoenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam metabolisme asam amino, purin, dan nukleat

Padi-padian, ragi, jeroanSusu, telur, daging, kacang-kacangan

Ikan tuna dan halibut, daging, sereal gandum

Kuning telur, susu, kacang-kacanganDaging, ikan, tepung kedelai, ragiSayuran hijau, kacang-kacangan, telur, ikan

26

Page 27: PBL TM 3 TFA-2

KobalaminKofaktor enzim sintesis DNA dan RNA Telur, susu

Vitamin C

Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks potensial tubuhIntegritas epitel melalui kesehatan kolagenMekanisme imunitasMempercepat absorbsi besiSintesis hormon norepinefrin dan reseptor neurotransmitter asetilkolin

Kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan

Vitamin D

Homeostasis kalsium dalam plasmaMengatur sintesis protein yang mengatur transpor CaPembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan

Minyak ikan laut, kuning telur

Vitamin ESebagai antioksidan alam paling kuatBerperan dalam metabolisme selenium

Minyak biji-bijian, buah, sayur, lemak

Vitamin KSintesis protrombin, faktor VII, IX, dan XSebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi karboksilase pada hati

Sayuran hijau, sereal, susu, telur

(Nelson, 1999)

Jenis Mineral Fungsi Sumber

Kalsium Membentuk struktur tulang dan gigiMembantu proses kontraksi otot dan kerja jantung

Susu, sayur hijau, salmon, kerang

KloridaMembantu koagulasi darahMembantu keseimbangan asam basaMembentuk HCl lambung

Garam, daging, susu, telur

Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi

Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul vitamin B12 dan eritropoietin

Tersebar luas

Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan hemoglobinMembantu penyerapan besi

Hati, tiram, daging, ikan, butir padi, kacang

Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan lautIodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3 dan T4 Garam, makanan lautBesi Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif,

sitokrom C, dan katalaseHati, daging, kuning telur, sayuran hijau

Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigiIritabilitas otot dan sarafKation intraseluler

Biji-bijian, kacang, daging, susu

Mangan Berperan dalam aktivasi enzimMetabolisme karbohidrat

Sayuran hijau, biji-bijian

Molibdenum Komponen enzim santin oksidaseMobilisasi feritin dalam hati

Sayuran

Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigiStruktur nukleus dan sitoplasma sel

Susu, kuning telur, kacang-kacangan

Kalium Berperan dalam kontraksi ototHantaran impuls sarafKeseimbangan cairan dalam tubuh

Tersebar luas

Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, dagingSulfur Unsur pokok protein seluler

Berperan dalam pembentukan melaninMakanan berprotein

Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotik Garam, susu, telur

27

Page 28: PBL TM 3 TFA-2

Menjaga keseimbangan asam basaSeng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

(Nelson, 1999)

Makanan yang Mempengaruhi KecerdasanMempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :

1. Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.

2. Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.3. Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam

penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.4. Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk

pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.5. Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan

kecerdasan anak.6. Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain

itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.

7. Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.

(Hurlock, 2007)

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan InteligensiPeriode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.

1. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.2. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.3. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.4. Pada umur 10 tahun mencapai 99%.

2.3 KEBUTUHAN ZAT GIZI UNTUK PERTUMBUHAN ANAK DAN REMAJA

Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.

Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi 1. Penyebab Langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.

2. Penyebab tidak Langsung

28

Page 29: PBL TM 3 TFA-2

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk

memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar Penilaian Status Gizi Secara Antropometri Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan sekarang.

b. Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu.

Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006). 1. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status). Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian. Kelebihan indeks BB/U yaitu :

1. Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. 2. Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek. 3. Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).

Kelemahan dari indek BB/U adalah : 1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema.2. Memerlukan data umur yang akurat. 3. Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada saat

penimbangan. 4. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini

masih ada orang tua yang tidak mau menimbangkan anaknya karena seperti barang dagangan (Supariasa, 2002).

2. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama. Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu :

1) Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.2) Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak mengalami

keadaan takut dan tegang (Jahari, 2002).

3. Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

29

Page 30: PBL TM 3 TFA-2

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004). Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.

Rumus IMT :

(Soekirman, 2000)Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku (reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia.

Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/U a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD b. Kurang : ≥ -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat Kurang : < -3 SD

a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD b. Pendek : ≥ -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat pendek : < -3 SD

a. Sangat gemuk : > 3 SD b. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD c. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD d. Kurus : ≥ -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus : < -3 SD

AKG RemajaUraian Perempuan Laki – laki

13- 15 th 16 – 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 thEnergi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800Protein (g) 62 51 48 64 66 55Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500Besi (mg) 19 25 26 17 23 13Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60Folat (mg) 130 150 150 125 165 170

(Hurlock, 2007)

3. TANGGUNGJAWAB DAN KEWAJIBAN ORANGTUA PADA ANAK DALAM PANDANGAN ISLAM

Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.

1. Anak mempunyai hak untuk hidup.

Allah berfirman:

‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)

30

IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

Page 31: PBL TM 3 TFA-2

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan berusaha.

2. MenyusuiWajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI Baqarah: 233) ن� ه� ق� ر�ز� ل�ه� ل�ود� و� ال�م� و�ع�ل�ى اع�ة� ض� الر� ي�ت�م� ن

أ� اد� ر�� أ ل�م�ن� ل�ي�ن� ك�ام� ل�ي�ن� و� ح� و�ال�د�ه�ن�

أ� ع�ن� ض� ي�ر� ال�د�ات� ال�و� و�و�ع�ل�ى ل�د�ه� ب�و� ل�ود��ل�ه� و� م� و�ال� ا ل�د�ه� ب�و� ال�د�ة� و� آر� ت�ض� ال� ا ع�ه� و�س� إ�ال� ن�ف�س/ ت�ك�ل�ف� ال� وف� ع�ر� ب�ال�م� ن� ت�ه� و� و�ك�س�

أ�ن د�ت�م� ر�� أ إ�ن� و� ا م� ع�ل�ي�ه� ن�اح� ج� ال� ف� او�ر> ت�ش� و� ا م� ن�ه� م< اض> ت�ر� ع�ن اال@ ف�ص� اد�ا ر�

� أ إ�ن� ف� ذ�ل�ك� ث�ل� م� ال�و�ار�ث�ا ب�م� الله� ن�

أ� اع�ل�م�وا و� الله� وا ات�ق� و� وف� ب�ال�م�ع�ر� آء�ات�ي�ت�م م� ت�م ل�م� س� �ذ�ا إ ع�ل�ي�ك�م� ن�اح� ج� ال� ف� و�ال�د�ك�م�أ� ع�وا ض� ت�ر� ت�س�

ير�� } ب�ص� ل�ون� {233ت�ع�م�Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima oleh  hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.

3. Memberi Nama yang Baik         

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.”             Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud) Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.

4. Mengaqiqahkan Anak Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

5. Mendidik  anakMendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa

mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.

Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.

6. Memberi makan dan keperluan lainnyaDan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun berkewajiban demikian.  Rasulullah s.a.w. bersabda;‘Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.’ ( HR Abu Daud)

31

Page 32: PBL TM 3 TFA-2

7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

8. Mendidik anak tentang  agama‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).

Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan sekaligus, dia akan patah’.

9. Mendidik anak untuk sholatRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putra putri’).Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau menyakitkan.

10. Mendidik anak tentang adab yang baikIslam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baikBerkata shahabat ‘Aly r.a.; ‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu’.

12. Memberi pengajaran Al QuraanRasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan dan mengajarkannya’.Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatanRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany ).

15. Memberikan pengajaran ketrampilanRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu) menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca?’ (HR An- Nasai).

16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tuaHilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )

32

Page 33: PBL TM 3 TFA-2

17. Memberi kasih sayangKecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan (bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya  Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus

tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja.

Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)

19. Mengarahkan anakOrang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih kawan,

teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang sholeh, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang jelek.

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu setiap keadaan anak, menanyakan tentang teman-temannya. Betapa banyak terjadi seorang anak yang jelek mengajak teman-temannya untuk berbuat kemungkaran dan kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa di hadapan teman-temannya.

Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k tidak menyukai kerusakan.

Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya orang tua mengingat sebuah ucapan yang dituturkan oleh ‘Amr bin Qais Al-Mala`I:

“Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk bersama orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun bila dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa.” (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab Hukmus Salaf ‘alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu).

(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, 2000)

SUMBER

Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.

http://idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf

Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.

Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta. EGC

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

33

Page 34: PBL TM 3 TFA-2

Sebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation. http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.

Zeldin, A.S. et al. (3 Feb 2014). Intellectual Disability. http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overview

34