pbl sp blok 12

Upload: raditia-kurniawan

Post on 10-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PBL Blok 12 Pencegahan dan Penanggulangan Limfadenitis Filariasis

TRANSCRIPT

Abortus

Pencegahan dan Penanggulangan Limfadenitis FilariasisRaditia Kurniawan102011219/BP-21PENDAHULUANPenyakit filariasis ini membuat bengkak pada bagian tungkai atau tangan. Seseorang bisa terkena filariasis karena tergigit nyamuk yang membawa larva cacing dalam stadium infektif. Ketika cacing ini berkembang dalam tubuh manusia maka ia akan mengganggu sistem limfatik sehingga aliran dari limfatik ini disumbat dan dapang mengakibatkan udem atau bengkak. AnamnesisHasil anamnesis berkaitan dengan keluhan pasien : Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan bengkak pada tungkai kirinya sejak 1 bulan yang lalu . bengkak muncul pada telapak kaki kemudian menjalar ke tungkai Pasien mengeluh bengkak tersebut semakin lama terasa nyeri dan sulit berjalan Pasien juga sering demam naik turun setiap 3 hari, tetapi suhu tidak terlalu tinggi, dan pada saat BAK warna urin pasien putih seperti susu.

Pemeriksaan FisikKondisi umum: tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 120/80 mmHg Heart rate: 80x/ menit Respiratory rate: 20x/ menit Suhu : 37,2C Ekstremitas : edema non pitting Nyeri tekan Pemeriksaan PenunjangDiagnosis ParasitologiDeteksi parasit yaitu menemukan microfilaria didalam darah, cairan hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal, teknik konsentrasi Knott, membrane filtrasi dan tes profokatif dan DEC 100. RadiodiagnosisPemeriksaandenganUSG padaskrotumdan kelenjargetah beninginguinal pasien akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak.

Diagnosis ImmunologiDengan teknik ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dan ICT (Insuline Coma Theraphy) pada dasarnya menggunakan antibodi monoclonal yang spesifik untuk mendeteksi antigen Wuchereria Brankrofti dalam sirkulasi. Hasil yang positif menunjukkan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah. Pada stadium obstruktif, mikrofilaria sering tidakditemukan lagi dalam darah, tapi ada di cairan hidrokel atau cairan kiloria.Pemeriksaan urin dan mikroskopisJika diduga filariasis limfatik, pemeriksaan urin secara makroskopis untuk chyluria kemudian dipusatkan untuk mikrofilaria.CBC (Complete Blood Count)Eosinofilia terjadi pada semua bentuk infeksi filariasis yang jelas.Penilaian serum imunoglobulinPeningkatan serum Ige dan IgG4 dapat terlihat pada filariasis aktif.

Working DiagnosisLimfadenitis Filariasis. Limfadenitis dan limfangitis dapat timbul pada sistem limfe dimana saja, tetapi kebanyakan di daerah lipat paha kemudian menjalar ke arah distal (desendens) terlihat sepert tali berwarna merah dan terasa nyeri. Gejala kronik seperti sikatrik, hidrokel testis dan elephantiasis sifatnya menetap. Pada filariasis bancrofti dapat terjadi elephantiasis pada seluruh kaki atau lengan sedangkan pada filariasis malayi atau timori hanya terjadi elefantiasis dibawah lutut.Di daerah endemik filariasis munculnya gejala-gejala klinis bervariasi, ada yang cepat, ada yang lambat sampai beberapa tahun, tetapi ada yang tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali sepanjang hidupnya walaupun sudah terinfeksi filaria.

Differential DiagnosisLimfadenitis TuberkulosisLimfadenitis tuberkulosis adalahlimfadenitiskronis non spesifik yang biasanya disebabkan bakteri mikobakterium tuberkulosis tipe bovin. Infeksi terutama melalui mukosa orofaring.Limfadenitis tuberkulosis sering terjadi pada orang dengan higiene yang kurang baik. Ciri khas limfadenitis tuberkulosis antara lain ditemukan pembesaran kelenjar getah bening multipel, dapat terjadiperiadenitisyang menggerombol seperti untaian mutiara, dan keluar perkejuan pada permukaan kulit (skrofuloderma).

Limfangitis bakterialLimfangitis akut adalah peradangan pada satu atau bebebrapa pembuluh getah bening. Limfangitis akut ini disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Pembuluh getah bening merupakan saluran kecil yang membawa getah bening dari jaringan ke kelenjar getah bening dan seluruh tubuh. Bakteri Streptococcus biasanya memasuki pembuluh pembuluh ini melalui gesekan, luka atau infeksi terutama selulitis di lengan atau tungkai.Gejala bermula di bawah kulit dari lengan atau tungkai yang terinfeksi akan tampak goresan merah yang tidak teratur dan teraba hangat. Goresan ini biasanya memanjang mulai dari daerah yang terinfeksi menuju ke sekelompok kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening akan membesar dan teraba lunak.

Etiologi Wuchereria bancrofti merupakan parasit yang menyebabkan filariasis bancrofti. Penyakit ini tergolong penyakit filariasi limfatik. Hospes definitif untuk parasit tersebut adalah manusia. Manusia yang megandung parasit selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi orang lain yang rentan.Banyak spesies nyamuk yang ditemukan sebagai vektor filariasis, tergantung pada jenis cacing filariasis.W.bancrofti yang terdapat di daerah perkotaan di tularkan oleh Culex quinquefasciatus yang tempat perindukannya air kotor dan tercemar. W.bancrofti di daerah pedesaan dapat ditularkan oleh bermacam spesies nyamuk. Di Irian Jaya W.bancrofti ditularkan oleh An.farauti yang dapat menggunakan bekas jejak kaki bianatang untuk tempat perindukannya. Selain nyamuk Culex, Aedes pernah juga ditemukan sebagai vektor.Epidemiologi Filariasis bancrofti di Indonesia dapat dijumpai di perkotaan atau dipedesaan. Di Indonesia parasit ini lebih sering dijumpai di pedesaan daripada di perkotaan dan penyebarannya bersifat lokal. Kurang lebih dari 20 juta penduduk indonesia bermukim di daerah endemis filariasis bancrofti, malayi, dan timori mereka sewaktu-waktu dapat ditulari. Patogenesis Perkembangan dalam tubuh hospes dapat dibagi atas beberapa periode, yaitu (1) masa inkubasi biologi, (2) periode tanpa gejala (asimptomatik), (3) stadium akut (4) stadium kronisMasa inkubasi biologi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak masuknya larva infektif filaria menembus kulit sampai munculnya mikrofilaria untuk pertama kalinya di dalam darah perifer, biasanya membutuhkan waktu satu tahun atau lebih.

Periode asimptomatik, biasanya berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya gejala yang nyata walaupun mikrofilaria telah ditemukan didalam darah perifer. Periode ini banyak terdapat terutama di daerah endemis filariasis. Stadium akut, biasanya di awali suatu limfangitis terkadang bersama limfadenitis terutama daerah inguinal, pada laki-laki funinculitis, orchotis dan epididimitis, disertai dengan demam filaria. Stadium kronis, ditandai dengan adanya pembengkakan organ bersangkutan dalam suatu tipe elephantoid atau terjadinya perkembangan lymphocele kadang-kadang disertai ruptur atau terjadinya suatu fibrosis. Pada umumnya limfadenitis selalu mendahului limfangitis, peradangan dapat diikuti dengan terjadinya abses yang selanjutnya dapat pecah dan berakhir dengan pembentukan ulkus dan fistel.PenatalaksanaanNon medicalmentosaIstirahat di tempat tidur, pindah tempat ke daerah yang dingin akan mengurangi derajat serangan akutAntibiotik dapat diberikan untuk infekisi sekunder dan abses Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema

Medical mentosa Dietilkarbamazin (5-6 mg/kgBB oral/minggu ; 6-12 dosis)Menurut program WHO, DEC 6mg/kgBB sebaiknya dikombinasikan dengan albendazol 400 mg

Prognosis Pada kasus dini dan sedang, prognosis baik terutama bila pasien dari daerah endemik. Pengawasan daerah endemik tersebut dapat dilakukan dengan pemberian obat, serta pemberantasan vektornya. Pada kasus-kasus lanjut terutama dengan edema tungkai, prognosis lebih buruk.Pencegahan Pencegahan individu:Kontak dengan nyamuk teinfeksi dapat dikurangi dengan pengunaan obat oles anti nyamuk, kelambu atau insektisida.Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk Strategi WHO membasmi filariasis limfatik Menghentikan penyebaran infeksi (contoh: interupsi transmisis)Komplikasi Tripocal pulmonary eosinofilia (Occult Filariasis) Bentuk ini terjadi karena hipersensitivitas sistem imun penderita terhadap mikrofilaria. Pada keadaan ini filaria telah sampai ke paru sehingga muncul gejala klinis berupa batuk, sesak nafas terutama waktu malam dengan dahak kental dan mukopurulen.

ChyluriaAir kencing seperti susu, karena air kencing banyak mengandung lemak dan kadang-kadang disertai dengan darah; Sulit kencing; Kelelahan tubuh; Kehilangan berat badan.Edema

KESIMPULANFilariasis adalah golongan penyakit yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Orang dapat terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif .Gejala klinis filariais berupa demam berulang-ulang selama 3 hari, pembengkakan kelenjar getah bening dan masih banyak lainnya. Pengobatan pada orang sakit filariasis dapat diberikan DEC yang disarankan juga dengan kombinasi albendazol. Pencegahan penyakit ini sangat dianjurkan dilakukan sedini mungkin, baik secara individu ataupun masal.Terimakasih