pbl sk2 ms

17
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles LO 1.1. Makroskopik Tendon Achilles atau Tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki,calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu M. Gastronemius, M. soleus,dan M. plantaris kaki, pada manusia letaknya tepat dibagian pegelangan kaki.Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah– belakang tulang calcaneus. LO 1.2. Mikroskopik Bagian pelengkap tendon Achilles terdapat tulang rawan fibrocartilage dan 4 zona jaringan, yaitu jaringan ikat padat, fibrokartilago yang belum dikalsifikasi, fibrokartilago yang sudah terkalsifikasi dan tulang. Zona fibrocartilage yang sudah dan yang belum terkalsifikasi pada pertemuan osteotendinosus disebut fibrokartilago entesis. Ini mencegah bengkoknya serat tendon dari hubungan dengan jaringan yang keras dan melindunginya.

Upload: ikhsanul95

Post on 24-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nv

TRANSCRIPT

Page 1: PBL sk2 MS

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Tendo Achilles

LO 1.1. Makroskopik

Tendon Achilles atau Tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki,calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu M. Gastronemius, M. soleus,dan M. plantaris kaki, pada manusia letaknya tepat dibagian pegelangan kaki.Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah–belakang tulang calcaneus.

LO 1.2. Mikroskopik

Bagian pelengkap tendon Achilles terdapat tulang rawan fibrocartilage dan 4 zona jaringan, yaitu jaringan ikat padat, fibrokartilago yang belum dikalsifikasi, fibrokartilago yang sudah terkalsifikasi dan tulang. Zona fibrocartilage yang sudah dan yang belum terkalsifikasi pada pertemuan osteotendinosus disebut fibrokartilago entesis. Ini mencegah bengkoknya serat tendon dari hubungan dengan jaringan yang keras dan melindunginya.

Matrix extraseluler dari tendon Achilles kebanyakan tersusun oleh kolagen tipe 1, jika kasusnya dengan tendon pada tubuh manusia, tetapi terdapat juga kolagen tipe 2 dalam jumlah yg sedikit pada pertemuan osteotendinosus dan tipe 3,4,5 pada endotenon dan dinding vascular (Josza & Kannus 1997). Ada protein extraseluler minor, yaitu elastin, proteoglikan, glikosaminaglikan dan

Page 2: PBL sk2 MS

berbagai bentuk molekul kecil di Antara serat-serat kolagen (Karpakka 1991). Fungsi matrix extraseluler adalah untuk membantu dan mengatur elemen selular dan struktur tendon. Molekul-molekul kolagen membentuk mikrofibril, fibril dan serat kolagen dengan cara penyilangan intermolecular, dimana sangat penting untuk kekakuan dan kekuatan jaringan. Jadi, semakin banyak penyilangan, semakin kaku jaringannya (Zernicke & Loitz 1992).

www.pponline.co.uk

Keenam tipe kolagen tersebut adalah:1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikatdewasa, tulang, gigi dan sementum2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilagohyalin dan elastik 3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringanikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler. 4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakanmerupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan engan lamina tersebut

5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I

6. Tipe VI : terdapat pada basal lamin

Menjelaskan Sifat Mikroskopis Tendon Achilles Secara Histologis

Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, angkat, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendo. Sekitar 95% dari kolagen tendo adalah kolagen tipe-I, dengan jumlah elastin yang sangat kecil. Elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar, maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.Fibril kolagen terikat ke fesikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf.fasikula-fasikula tergabung bersama, dikelilingi oleh epitenon, dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi gesekan.

Page 3: PBL sk2 MS

LO 1.3. Kinesiologi

Normal: Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekatdari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawahkaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri,berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).

Pergerakan: Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat ke arah tungkai. Gerakan sendi berasal dari dorsofleksi dan ekstensi; dorsofleksi meliputi aproksimasi dorsum kaki ketungkai depan, sementara ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki menunjuk ke bawah. Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan fibula dihasilkan oleh Gastrocnemius, soleus, Plantaris, M. Tibialis posterior, longus Peronæi dan brevis, M. Fleksor digitorum longus, danM. Fleksor halusis longus; dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius Peronæus, ekstensordigitorum longus, dan ekstensor halusis proprius.

Tambahan

Pergerakan

Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat ke arah tungkai. Gerakan sendi berasal dari Dorsofleksi dan ekstensi; dorsofleksi meliputi aproksimasi dorsum kaki ke tungkai depan, sementara ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki menunjuk ke bawah.

Kisaran gerakan bervariasi pada individu yang berbeda, sekitar 50°-90°. Pergerakan Sumbu transversal terjadi sedikit miring. Malleoli erat merangkul talus di semua posisi sendi, sehingga setiap sedikit pergerakan derajat dari sisi-ke-sisi yang mungkin ada, terjadi hanya karena peregangan ligamen dari syndesmosis talofibular, dan fibula yang sedikit bengkok. Permukaan artikular superior talus lebih luas di depan daripada di belakang.

Dalam dorsofleksi, ruang yang lebih besar dibutuhkan antara dua malleoli. Hal tsb didapat dengan gerakan berputar sedikit keluar dari ujung bawah fibula dan peregangan ligamen syndesmosis, gerakan lateral ini dimudahkan dengan sedikit meluncur di tibiofibular artikulasi, dan mungkin juga oleh fibula yang menekuk. Dari ligamen, deltoideus memiliki kekuatan sangat besar, terbiasa tahan tekanan seperti proses fraktur. Bagian tengah, bersama-sama dengan ligamen calcaneofibular, mengikat kuat tulang-tulang tungkai ke kaki, dan menolak pemindahan di segala arah. Serabut anterior dan posterior membatasi ekstensi dan fleksi kaki masing-masing, dan serat anterior juga membatasi abduksi.

Posterior ligamentum talofibular membantu dalam melawan perpindahan calcaneofibular dari kaki belakang, dan memperdalam rongga untuk penerimaan talus. Talofibular anterior adalah pelindung terhadap perpindahan kaki ke depan, dan batas perpanjangan sendi. Gerakan inversi dan eversi kaki, terutama berpengaruh pada sendi tarsal; sendi yang memiliki jumlah gerak terbesar antara talus dan kalkaneus belakang dan navicular dan berbentuk kubus di depan. Hal ini sering disebut sendi transversal tarsal, dan dapat mengganti sendi pergelangan kaki dalam ukuran besar ketika akhirnya menjadi ankylosed, dengan tarsus sendi subordinat.

Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan fibula dihasilkan oleh Gastrocnemius, soleus, Plantaris, M. Tibialis posterior, longus Peronæi dan brevis, M. Fleksor digitorum longus, dan M. Fleksor halusis longus; dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius Peronæus, ekstensor digitorum longus, dan ekstensor halusis proprius.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles

Page 4: PBL sk2 MS

LO 2.1. Definisi dan Klasifikasi

Ruptur adalah robeknya atau koyaknya jaringan. Sedangkan rupture tendon Achilles adalah robek, pecah atau terputusnya tendon Achilles atau tendon calcaneus. Tendon ini merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.Klasifikasi :

1. Rupture tendon Achilles sebagian (partially tear) : menyebabkan gejala yang ringan2. Rupture tendon Achilles penuh (complete tear) : menyebabkan rasa sakit dan hilangnya

kekuatan serta gerakan secara tiba-tiba. Complete tear ini menyebabkan tidak terhubungnya otot betis dengan tumit sehingga otot betis tidak dapat lagi mendorong kaki, dan penderita akan kesulitan dalam berjalan secara normal. Jika tendon Achilles dijepit dengan ibu jari dan telunjuk, akan menunjukkan celah pada tendon Achilles.

Rupture tendon Achilles dapat terjadi secara tiba-tiba. Tapi biasanya terjadi akibat dari sobekan-sobekan kecil pada tendon yang sudah terjadi sejak lama.

LO 2.2. Etiologi

Penyebab ruptur tendon achilles belum diketahui secara pasti, namun telah ditemukan beberapa kondisi yang terkait dengan ruptur tendon achilles, meliputi kondisi inflamasi, kelainan imun, kelainan jaringan kolagen, proses infeksi, paparan antibiotik (terutama fluoroquinolone), penggunaan steroid suntik, microtrauma yang sering/terus menerus, menurunnya aliran darah karena faktor usia, kelainan mekanisme pronasi, dan kalsifikasi achilles.

Selain itu, diketahui juga bahwa ruptur tendon achilles dapat diakibatkan oleh strain/sprain. Strain merupakan peregangan otot atau peregangan pada bagian perlekatan otot-tendon. Strain biasanya terjadi karena adanya peregangan oleh otot (kontraksi) yang terjadi secara tiba-tiba. Menurunnya elastisitas tendon (akibat faktor usia) dapat meningkatkan risiko terjadina ruptur achilles. Mekanisme penurunan elastisitas ini adalah karena perubahan serat-serat kolagen pada bagian otot-tendon.

Faktor Risiko :1. Atlet yang berolahraga pada akhir pekan saja2. Usia sekitar 30-50 tahun3. Terdapat luka atau rupture lama pada tendon Achilles4. Penyuntikan pada tendon Achilles atau penggunaan floroquinolone5. Perubahan secara tiba-tiba pada tingkat aktivitas, intensitas, jenis olahraga6. Berpartisipasi dalam aktifitas baru7. Tegangnya otot betis dan/atau tendon Achilles8. Perubahan area berlari (mis: dari rumput ke jalan berkerikil)9. Penggunaan alas kaki yang tidak benar10. Perubahan penggunaan alas kaki (mis: dari hak tinggi ke sepatu yang rata)

LO 2.3. Epidemiologi

Incidence rate dari ruptur tendon achilles adalah 2 dari 18 ruptur, per 100.000 orang. Puncak insiden adalah pada usia antara 30 – 39 tahun untuk pria, dan usia di atas 60 tahun pada wanita. Beberapa studi menjelaskan bahwa ruptur tendon umumnya terjadi karena aktivitas olahraga. Ruptur terjadi umumnya pada atlet rekreasional (non-professional), yaitu pemain bola rekreasional sebanyak 33.5%, trek lapangan 16.2%, dan basket 13.3%. Sebuah postulat juga mengatakan bahwa latihan/olahraga yang reguler dapat memperbesar dan menebalkan diameter tendon, sehingga tendon lebih kuat, dan secara teori, dapat menurunkan terjadinya ruptur tendon achilles jika dibandingkan dengan inaktivitas.

Prevalensi:

Page 5: PBL sk2 MS

1. Hal ini terutama mempengaruhi laki-laki.2. Cedera sisi kiri adalah lebih umum dari kanan (mungkin karena kanan atlet dominan

push-off dengan kaki kiri).3. Lebih umum di negara-negara industri dan di antara prajurit akhir pekan

LO 2.4. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya cedera pada umumnya adalah karena overload beban dari kontraksi komplek otot gastrocsoleus. Hal ini terjadi karena adanya gerakan dorsiflexi yang kuat dan terjadi secara tiba-tiba saat kontraksi otot gastrocsoleus. Robekan terjadi sepanjang 3-6 cm proksimal dari insersio tendon achilles, yaitu di bagian yang kurang teraliri darah. Pasien pada umumnya berusia 30-50 tahun dan merupakan atlet rekreasional. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya pengkondisian muskulotendon (pemanasan) sebelum beraktivitas menjadi faktor penting penyebab terjadinya cedera.

LO 2.5. Manifestasi Klinis

1. Bengkak dan sakit sekali pada tumit belakang2. Tidak dapat berjalan secara normal, secara umum penderita tidak dapat berjalan tanpa

merasakan sakit3. Tidak dapat meletakkan seluruh kaki dibawah 4. Pada penderita rupture tendon Achilles sempurna/penuh, tidak dapat menggerakkan ibu jari

pada kaki yang luka atau tidak dapat berdiri dengan ibu jari5. Tidak dapat memberikan dorongan pada kaki yang luka saat berjalan6. Terdapat bunyi putus saat ruptur terjadi7. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

LO 2.6. Diagnosis

Pemeriksaan fisik

1. Test Simmonds atau Thompson

Test ini digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk menguji ruptur tendon achilles.

Gambar 4. Penerapan Tes Thompson (dikutip dariEllison, dkk, 1986: 311).

Pasien berbaring menghadap ke bawah dengan kaki menggantung ke tepi tempat tidur. Jika tes ini positif, tidak ada gerakan kaki (biasanya plantar flexion) pada meremas betis yang sesuai, menandakan kemungkinan ruptur dari tendon Achilles.

2. Pemeriksaan orthopaedi/muskuloskeletal (Apley):1. Inspeksi (Lihat)2. Palpasi (Raba)3. Geraka. Intra Artikuler : kelainan ligamen dan kapsul sendib. Ekstra Artikuler : karena otot atau kulit

Page 6: PBL sk2 MS

Pemeriksaan RadiologiRadiologi datar (X-ray) tidak dapat membantu diagnosis ruptur tendon achilles, kecuali apabila

juga terjadi ruptur/pecahan pada tulang calcaneus (dan terdapat fragmennya). Alternatifnya adalah pemeriksaan MRI. Pencitraan MRI menggunakan bagian sagittal dan axial dengan sekuens T1 dan T2. Tendon normal akan menghasilkan citraan dengan intensitas signal rendah (hitam). Namun pada tendon yang ruptur, terlihat gangguan signal pada gambaran sekuens T1 (mengindikasikan terjadinya pendarahan/edema). Kelebihan pemeriksaan MRI adalah mampu mengevaluasi besarnya robekan, potensi celah antara ujung-ujung yang robek, dan jumlah terbentuknya jaringan parut. Kekurangan dari MRI adalah biayanya yang sangat mahal dan inpractical, karena sebagian besar RS di Indonesia (bahkan Jakarta) tidak memiliki MRI scanner.

Alternatif selain MRI yang murah adalah USG. Citraan USG ruptur tendon achilles menunjukkan diskontinuitas gambaran serat/fiber; bisa juga terlihat adanya rongga atau gap antara ujung-ujung putusan tendonnya. Kelebihan USG adalah dapat membedakan ruptur sebagian dan ruptur total; pada satu studi, citraan USG memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 83%, dan dengan akurasi 92% terhadap ruptur tendon achilles. Beberapa kekurangan USG antara lain: kemungkinan salah diagnosis pada ruptur yang lebih halus (di mana tendon plantaris masih utuh), dan sulitnya membedakan keadaan patologis seluruh tendon, termasuk ruptur partial tendona chilles.

LO 2.7. Diagnosis Banding

1. Ruptur tendon Achilles: Putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.

2. Tendo calcaneal bursitis: Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tulang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan.

3. Achilles tendoncitis: Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

4. Achilles tendinopathy atau tendonosis: Perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

LO 2.8. Penatalaksanaan

1. Terapi RICE : rest (istirahat), Ice (diberi es), Compression (dikompres dengan band olahraga) dan elevasi (kaki dinaikkan ke atas agar darah tidak mengalir ke rupture)

2. Menghilangkan sakit dan inflamasi : minum obat NSAID seperti acetaminophen, ibuproven, dan naproxen dapat menghilangkan sakit pada tendon Achilles.

3. Untuk panas : pemberian es dan terapi panas dapat meningkatkan bursitis 4. Alas kaki : memakai alas kaki yang tepat agar tidak terjadi lukan selanjutnya5. Immobilisasi : pergelangan kaki tidak boleh digerakkan6. Operasi : menyambungkan tendon Achilles

Non-operasi : kemungkinan re-ruptur besar, dipilih untuk rupture minor, pasien yang sedikit aktif, dan yang mempunyai kondisi medis yang melarang untuk operasi, menggunakan boot untuk berjalan, alat penahan gerakan sehingga memungkin tendon untuk sembuh

Page 7: PBL sk2 MS

Operasi : terdapat banyak keuntungan. Menurunkan kemungkinan re-rupture Achilles tendon, meningkatkan dorongan pada kaki pasien dan menaikkan fungsi otot serta pergerakan pergelangan kaki. jenis operasi dipilih sesuai dengan keadaan pasien. Setelah dioperasi, kaki dan pergelangan kaki pasien harus diimobilisasi dengan boot berjalan.

TambahanMenjelaskan pemeriksaan klinis ruptur tendon achilles

Test Thompson (Test Simmond)

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus. Cara melakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggir tempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan flexi plantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.

Test fleksi Lutut

Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan di meja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.

Test jarum

Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10 cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalam substansi tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorso fleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggap utuh. Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat penyisipan dari tendon.

Tes sphygmomanometer

Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.

Menjelaskan pemeriksaan radiologi ruptur tendon achilles

Plain Radiografi

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.

Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:

Page 8: PBL sk2 MS

- Penggelapan tendon Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.

- Gangguan posterior pada Kager pad lemak Darah dan edema mengganggu Kager pad lemak. Pad lemak dipersempit oleh edema.

- Lekukan kulit pada bagian robekan lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.

- Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon menarik kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.

- Mengidentifikasi ujung yang terputus Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus

Fig. 9 foto radiologi ruptur, gambaran yang lebih putih menunjukkan ruptur

Ultrasonografi

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.

Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tangan ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.

Page 9: PBL sk2 MS

Fig. 10 gambaran USG dari ruptur tendon achilles

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapa dari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton) memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.

Fig.11 tendon Achilles robek parsial.Sobek longitudinal interstisial (panah putih) dan bukti degenerasi hipoksia yang mendasari dengan tendon tebal juga bisa dilihat.

Page 10: PBL sk2 MS

Menjelaskan Pembedahan ruptur tendon achilles

Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:

Operasi Terbuka

Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material terdegradasi lainnya).

Operasi Perkutan

Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu sayatan besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhanburuk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.

Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapat kembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga. • Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi• Operasi Terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebih mungkin dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasi perkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.sulit untuk  membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yang berbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecahoperasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.

Risiko operasi tendon Achilles:

Infeksi kulit di tempat sayatan Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obat-

obatan Kerusakan saraf. Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibanding pengobatan

nonsurgical Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum cedera. Penurunan ruang gerak.

Terapi obat

NSAIDs

Page 11: PBL sk2 MS

Ibuprofen

DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambatt reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin

Analgesik

Asetaminofen

DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek sedatif

Menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendon Achilles

LO 2.9. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah : Tendonitis achilles ( peradangan tendon achilles), Fasilitis plantaris ( inflamasi insersi fasia plantaris), Fibrositis (peradangan jaringan ikat, dalam hal ini jaringan ikat padat terkait tendon).Di sisi lain, komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan pembedahan adalah infeksi MRSA (Methylcillin Resistant Staphylococcus Aureus), perdarahan, Deep Vein Thrombosis, dan efek samping anastesi terkait operasi.

LO 2.10 Pencegahan

Page 12: PBL sk2 MS

1. Pemanasan dan pelemasan otot yang cukup sebelum berolahraga2. Jika berolahraga pada saat-saat tertentu, persiapkan kekuatan dan daya tahan dengan latihan-

latihan sebelum berolahraga3. Jaga berat badan. Ini akan mengurangi beban tendon dan otot4. Pakailah alas kaki yang layak untuk olahraga5. Latihan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan program latihan6. Pendinginan setelah olahraga

LO 2.11 Prognosis

Dengan rahabilitasi dan treatmen yang tepat, prognosis rupture tendon Achilles adalah baik. Kebanyakan atlet dapat melakukan kembali aktifitasnya baik setelah operasi atau setelah treatment non-operasi. Tetapi penderita yang melakukan treatment operasi lebih sedikit mengalami re-rupture tendon Achilles. Angka re-rupture pada treatment operasi adalah 0-5%, dibandingkan dengan treatment non-operasi yang hampir 40%.