pbl sk 1 blok respi

24
SELLY VIANI 1102012267 LI.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI PERNAFASAN BAGIAN ATAS ANATOMI PERNAFASAN BAGIAN ATAS MAKROSKOPI S Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O 2 ) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO 2 ) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Sistem Respirasi Saluran Nafas Bagian Atas, pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan. Saluran Nafas Bagian Bawah, bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli. Alveoli, terjadi pertukaran gas anatara O 2 dan CO 2 Sirkulasi Paru, pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru. Paru, terdiri atas : Saluran Nafas Bagian Bawah Alveoli Sirkulasi Paru Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis Rongga dan Dinding Dada, merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi Saluran Nafas Bagian Atas Rongga hidung Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal : Dihangatkan Disaring Dilembabkan Ketiga hal di atas merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi, yang terdiri atas Psedostrafied Ciliated Columnar Epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel-partikel halus ke arah faring Sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung Sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara. Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Nasofaring (terdapat Pharyngeal Tonsil dan Tuba Eustachius) Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal lidah) Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan) (Daniel S.W, 2008; Raden Inmar, 2009) Hidung Organ pertama yang berfungsi dalam saluran napas.

Upload: svb

Post on 25-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MANDIRI PBL SK 1 RESPI

TRANSCRIPT

Page 1: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

LI.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI PERNAFASAN BAGIAN ATAS

ANATOMI PERNAFASAN BAGIAN ATAS

MAKROSKOPIS

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Sistem Respirasi Saluran Nafas Bagian Atas, pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan. Saluran Nafas Bagian Bawah, bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli. Alveoli, terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2

Sirkulasi Paru, pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.

Paru, terdiri atas : Saluran Nafas Bagian Bawah Alveoli Sirkulasi Paru

Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis

Rongga dan Dinding Dada, merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi

Saluran Nafas Bagian Atas

Rongga hidung

Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal : Dihangatkan Disaring Dilembabkan

Ketiga hal di atas merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi, yang terdiri atas Psedostrafied Ciliated Columnar Epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel-partikel halus ke arah faring Sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung Sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara.

Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Nasofaring (terdapat Pharyngeal Tonsil dan Tuba Eustachius) Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal lidah) Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

(Daniel S.W, 2008; Raden Inmar, 2009)

Hidung

Organ pertama yang berfungsi dalam saluran napas. Terdapat vestibulum nasi yang terdapat cilia kasar yang berfungsi sebagai saringan udara. Bagian dalam rongga hidungada terbentuk terowongan yang disebut cavum nasi mulai dari nares anterior sampai ke nares posterior lalu ke

nasofaring. Sekat antara kedua rongga hidung dibatasi dinding yang berasal dari tulang dan mucusa yaitu septum nasi yang dibentuk oleh :

Cartilago septi naso Os vomer Lamina perpendicularis os ethmoidalis

Merupakan organ berongga yang terdiri atas tulang, tulang rawan hyalin otot bercorak dan jaringan ikat

Page 2: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

Fungsi :o Menyalurkan udara o Menyaring udara dari benda asing o Menghangatkan udara pernafasan o Melembabkan udara pernafasan o Alat pembau

Cavum nasi dipisahkan oleh septum nasi, yang berhubungan dengan nasofaring melalui choana (nares posterior) Memiliki bagian terlebar yang disebut dengan vestibulum nasi

Fossa Nasalis

Dinding superior rongga hidung sempit, dibentuk lamina cribroformis ethmoidalis yang memisahkan rongga tengkorak dengan rongga hidung. Dinding inferior dibentuk os maxilla dan os palatinum.

Ada 2 cara pemeriksaan hidung yaitu rhinoscopy anterior dan posterior. Kalau yang anterior, di cavum nasi di sisi lateral ada concha nasalis yang terbentuk dari tulang tipis dan ditutupi mukusa yang

mengeluarkan lendir dan di medial terlihat dinding septum nasi. Kalau pada posterior, dapat terlihat nasofaring, choanae, bagian ujung belakang conchae nasalis media dan inferior, juga terlihat OPTA

yang berhubungan dengan telinga.

Ada 3 buah concha nasalis, yaitu : Concha nasalis superior Concha nasalis inferior Concha nasalis media

Di antara concha nasalis superior dan media terdapat meatus nasalis superior. Antara concha media dan inferior terdapat meatus nasalis media. Antara concha nasalis inferior dan dinding atas maxilla terdapat meatus

nasalis inferior.

Fungsi chonca : Meningkatkan luas permukaan epitel respirasi Turbulensi udara dimana udara lebih banyak kontak dengan permukaan mukosa

Page 3: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

Sinus-sinus yang berhubungan dengan cavum nasi disebut sinus paranasalis : Sinus sphenoidalis mengeluarkan sekresinya melalui meatus superior Sinus frontalis ke meatus media Sinus maxillaris ke meatus media Sinus ethmoidalis ke meatus superior dan media. Di sudut mata terdapat hubungan antara hidung dan mata melalui ductus nasolacrimalis tempat keluarnya air mata ke hidung melalui

meatus inferior. Di nasofaring terdapat hubungan antara hidung dan rongga telinga melalui OPTA (Osteum Pharyngeum Tuba Auditiva) eustachii. Alurnya

bernama torus tobarius.

Persarafan hidungPersarafan sensorik dan sekremotorik hidung : Depan dan atas cavum nasi mendapat persarafan sensoris dari cabang nervus opthalmicus Bagian lainnya termasuk mucusa hidung cavum nasi dipersarafi ganglion sfenopalatinum. Nasofaring dan concha nasalis mendapat

persarafan sensorik dari cabang ganglion pterygopalatinum. Nervus olfactorius memberikan sel-sel reseptor untuk penciuman. Proses penciuman : pusat penciuman pada gyrus frontalis, menembus

lamina cribrosa ethmoidalis ke traktus olfactorius, bulbus olfactorius, serabut n. olfactorius pda mucusa atas depan cavum nasi.

Vaskularisasi hidung Berasal dari cabang a. Opthalmica dan a. Maxillaris interna Arteri ethmoidalis dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa dan lateralis, arteri septalis anterior Arteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis posterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majus Arteri sphenopalatinum cabang arteri maxillaris interna. Ketiga pembuluh tersebut membentuk anyaman kapiler pembuluh darah yang

dinamakan Plexus Kisselbach. Plexus ini mudah pecah oleh trauma/infeksi sehingga sering menjadi sumber epistaxis pada anak.

NASOFARING

LARING Daerah yang dimulai dari aditus laryngis sampai batas bawah cartilago cricoid. Rangka laring terbentuk dari tulang rawan dan tulang. Berbentuk tulang adalah os hyoid Berbentuk tulang rawan adalah : tyroid 1 buah, arytenoid 2 buah, epiglotis 1 buah. Pada arytenoid bagian ujung ada tulang rawan kecil

cartilago cornuculata dan cuneiforme. Laring adalah bagian terbawah dari saluran napas atas.

Page 4: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

Os hyoid Mempunyai 2 buah cornu, cornu majus dan minus. Berfungsi untuk perlekatan otot mulut dan cartilago thyroid

Cartilago thyroid Terletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang disebut promines’s laryngis atau lebih disebut jakun pada laki-laki. Jaringan ikatnya

adalah membrana thyrohyoid. Mempunyai cornu superior dan inferior. Pendarahan dari a. Thyroidea superior dan inferior.

Cartilago arytenoid Mempunyai bentuk seperti burung penguin. Ada cartilago corniculata dan cuneiforme. Kedua arytenoid dihubungkan m.arytenoideus

transversus.

Epiglotis Tulang rawan berbentuk sendok. Melekat di antara cartilago arytenoid. Berfungsi untuk membuka dan menutup aditus laryngis. Saat

menelan epiglotis menutup aditus laryngis supaya makanan tidak masuk ke laring.

Cartilago cricoid Batas bawah adalah cincin pertama trakea. Berhubungan dengan thyroid dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral.

Otot-otot laring : Otot extrinsik laring M.cricothyroid M. thyroepigloticus Otot intrinsik laring M.cricoarytenoid posterior yang membuka plica vocalis. Jika terdapat gangguan pada otot ini maka bisa menyebabkan orang tercekik dan

meninggal karena rima glottidis tertutup. Otot ini disebut juga safety muscle of larynx. M. cricoarytenoid lateralis yang menutup plica vocalis dan menutup rima glottdis M. arytenoid transversus dan obliq M.vocalis M. aryepiglotica M. thyroarytenoid

Dalam cavum laryngis terdapat : Plica vocalis, yaitu pita suara asli sedangkan plica vestibularis adalah pita suara palsu. Antara plica vocalis kiri dan kanan terdapat rima

glottidis sedangkan antara plica vestibularis terdapat rima vestibuli. Persyarafan daerah laring adalah serabut nervus vagus dengan cabang ke laring sebagai n.laryngis superior dan n. recurrent.

MIKROSKOPIS

Rongga hidung

Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-

masing dinding lateralnya.

Page 5: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267 Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi

menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di

permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria.

Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.

Silia berfungsi untuk mendorong lendir ke arah nasofaring untuk tertelan atau dikeluarkan (batuk) . Sel goblet dan kelenjar campur di lamina propria mnghasilkan sekret, untuk menjaga kelembaban hidung dan menangkap partikel debu

halus Di bawah epitel chonca inferior terdapat swell bodies, merupakan fleksus vonosus untuk menghangatkan udara inspirasi

epitel olfaktori, khas pada konka superior

Sinus paranasalis

Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid, semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria yang

mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.

Faring

Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng. Terdiri dari :o Nasofaring (epitel bertingkat torak bersilia, dengan sel goblet)o Orofaring (epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk)o Laringofaring (epitel bervariasi)

Page 6: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

Laring

Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan

sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi

bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa. Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara

palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka).

Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.

Tulang rawan yang lebih besar (tulang rawan hyalin): Thyroid Cricoid Arytenoid

Tulang rawan yang kecil (tulang rawan elastis): Epiglottis Cuneiform Corniculata Ujung arytenoid

Page 7: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

epitel epiglotis, pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal berupa epitel respiratori

Epiglottis Memiliki permukaan lingual dan laringeal Seluruh permukaan laringeal ditutupi oleh epitel berlapis gepeng, mendekati basis epiglottis pada sisi laringeal, epitel ini mengalami

peralihan menjadi epitel bertingkat silindris bersilia

Trakea

Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di

bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong

partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas

otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan.

Page 8: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

epitel trakea dipotong memanjang

epitel trakea, khas berupa adanya tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda ("c-shaped")

Page 9: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

LI.2. MEMAHAMI FISIOLOGI SALURAN PERNAFASAN ATAS

FISIOLOGI PERNAFASAN ATAS

FUNGSI PERNAFASAN

Proses pernapasan dibagi menjadi 2,yaitu:

1. Pernapasan luar (eksternal)Dimana terjadi penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan.

2. Pernapasan dalam (internal)Akan terjadi penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya.

Fungsi pernapasan

Mengeluarkan air dan panas dari tubuh Proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dalam paru Meningkatkan aliran balik vena Mengeluarkan dan memodifikasikan prostaglandin

MEKANISME PERNAFASAN

BERDASARKAN ANATOMI

Pada waktu inspirasi udara masuk melalui kedua nares anterior → vestibulum nasi →cavum nasi lalu udara akan keluar dari cavum nasi menuju → nares posterior (choanae) → masuk ke nasopharynx,masuk ke oropharynx (epiglottis membuka aditus laryngis) → daerah larynx → trakea.masuk ke bronchus primer → bronchus sekunder → bronchiolus segmentalis (tersier) → bronchiolus terminalis → melalui bronchiolus respiratorius → masuk ke organ paru → ductus alveolaris → alveoli.pada saat di alveoli terjadi pertukaran CO2 (yang dibawa A.pulmonalis)lalu keluar paru dan O2 masuk kedalam vena pulmonalis.lalu masuk ke atrium sinistra → ventrikel sinistra → dipompakan melalui aorta ascendens → masuk sirkulasi sistemik → oksigen (O2) di distribusikan keseluruh sel dan jaringan seluruh tubuh melalui respirasi internal,selanjutnya CO2 kembali ke jantung kanan melalui kapiler / vena → dipompakan ke paru dan dengan ekspirasi CO2 keluar bebas

BERDASARKAN FISIOLOGI

Inspirasi merupakan proses aktif : akan terjadi kontraksi otot – otot Inspirasi ↑↑↑ volume intratorakal,tekanan intrapleura di bagian basis paru ↓↓↓ dari normal sekitar -2,5

mm Hg (relatif terhadap tekanan atmosfer) Pada awal inspirasi menjadi – 6 mm Hg. Jaringan paru semangkin tegang Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif → udara mengalir kedalam paru.

Pada akhir inspirasi : daya rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi ,sampai tercapai

keseimbangan kembali antara daya rekoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan didalam saluran udara menjadi sedikit (+) → udara mengalir meninggalkan paru

Selama pernapasan tenang : ekspirasi merupakan proses pasif → tidak memerlukan kontraksi otot → ↓↓↓ volume inratorakal Pada awal ekspirasi masih terdapat kontraksi ringan otot inspirasi kontraksi → sebagai peredam daya rekoil paru dan memperlambat ekspirasi.

MEKANISME BATUK dan BERSIN

Batuk diawali dengan inspirasi dalam dan diikuti oleh ekspirasi kuat melawan glotis yang tertutup → tekanan intrapleura mencapai 100 mm Hg / lebih

Glotis terbuka secara tiba-tiba → ledakan aliran udara ke luar dengan kecepatan mencapai 965 km(600 mil) / jam Bersin merupakan hal yang serupa dengan glotis yang terus terbuka ,kedua reflex ini membantu pengeluaran iritan dan menjaga

saluran udara tetap bersih

Page 10: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

LI.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN RHINITIS

RHINITIS

DEFINISIa. Rhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan ) pada membran mukosa di hidung. (Dipiro, 2005 )

b. Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung. ( Dorland, 2002 )

KLASIFIKASI

Rhinitis adalah istilah untuk peradangan mukosa. Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua:

a. Rhinitis akut (coryza, commond cold) Merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.

b. Rhinitis kronisSuatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor.

Rinitis berdasarkan penyebabkannya dibedakan menjadi :

a. Rhinitis alergiRinitis alergi adalah penyakit umum yang paling banyak di derita oleh perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan.

Merupakan inflamasi mukosa saluran hidung yang disebabkan oleh alergi terhadap partikel, seperti: debu, asap, serbuk/tepung sari yang ada di udara. Meskipun bukan penyakit berbahaya yang mematikan, rinitis alergi harus dianggap penyakit yang serius karena karena dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Tak hanya aktivitas sehari-hari yang menjadi terganggu, biaya yang akan dikeluarkan untuk mengobatinya pun akan semakin mahal apabila penyakit ini tidak segera diatasi karena telah menjadi kronis. Rhinitis alergi Adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan setiap reaksi alergi mukosa hidung, dapat terjadi bertahun-tahun atau musiman.

Berdasarkan waktunya, Rhinitis Alergi dapat di golongkan menjadi:

1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever)Biasanya terjadi pada musim semi. Umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah, seperti benang sari dari tumbuhan yang menggunakan angin untuk penyerbukannya, debu dan polusi udara atau asap.

2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial) Disebabkan bukan karena musim tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa (tahunan)) diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat

3. Rhinitis Non AlergiRhinitis non allergi disebabkan oleh infeksi saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial, masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif.

Berdasarkan penyebabnya, rhinitis non alergi di golongkan sebagai berikut: a. Rinitis vasomotor

Rhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.(www. Google.com). Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergisehingga sulit untuk dibedakan.

b. Rinitis Medikamentosa Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Dapat dikatakan hal ini disebabkan oleh pemakaian obat yang berlebihan (Drug Abuse).

c. Rhinitis Atrofi Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan mukosa konka. Secara klinis, mukosa hidung menghasilkan secret kental dan cepat mongering, sehingga terbentuk krusta berbau busuk. Sering mengenai masyarakat dengan tingkat social ekonomi lemah dan lingkungan buruk. Lebih sering mengenai wanita, terutama pada usia pubertas.

Page 11: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

LI.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN RHINITIS ALERGI

RHINITIS ALERGI

DEFINISI

Rhinitis merupakan reaksi yang terjadi mata, hidung, tenggorokan saat allergen merangsang pelepasan histamin. Histamin menyebabkan inflamasi dan pengeluaran cairan di saluran hidung, kelopak mata, dan sinus. Pada rhinitis alergi, jika alergi pada pollen, maka sistem imun akan beranggapan bahwa pollen adalah alergen. Sistem imun akna mengeluarkan IgE. Antibodi pergi ke sel menghasilkan zat kimia yang menghasilkan reaksi alergi dengan gejala. Sedangkan pada thinitis non alergi, biasanya karena pollutan, irritan, merokok dan efek samping pengobatan, temperatur. Salah satu contoh rhinitis non alergi adalah rhinitis vasomotor dan rhinitis medikamentosa.

ETIOLOGI

Rhinitis alergi disebabkan alergen dari luar seperti :pollen, tungau debu, binayang pengerat, kecoa, jamur(misalnya Alternaria, Cladosporium, Aspergillus, Penicillium), binatang peliharaan , rumput, pohon(misalnya chedar, elm, oak, olive, maple, dan birch).

Berkemungkinan memiliki alergi juga secara genetik

EPIDEMIOLOGI

Studi scandavia Prevalensi 15% pada pria dan wanita 14 %. Ras

Rhinitis alergi bisa terjadi pada ras manapun Jenis kelamin

Pada masa kanak-kanak, laki-laki lebih mudah terkena rhinitis alergi dibandingkan anak perempuan. Tapi saat dewasa, prevalensinya hampir sama.

UsiaRhinitis alergi bisa terjadi pada usia berapapun. 80% kasus, rhintis alergi meningkat saat usia 20 tahun.

KLASIFIKASI

Berdasarkan sifat berlangsungnya:1. Rhinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis).

Hanya terdapat di negara dengan 4 musim. Alergen penyebabnya spesifik yaitu pollen dan spora jamur.

2. Rhinitis alergi sepanjang tahun (perennial).Penyebab yang paling sering adalah alergi inhalan. Alergen ini adalah alergen dalam rumah dan alergen di luar rumah.

Berdasarkan rekomendasi WHO Inisiative ARIA (Allergic Rhinitis and Its impact on Asthma) 2001 berdasarkan sifat berlangsungya :1. Intermiten, bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu2. Persisten/menetap, bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu.

Tingkat berat ringannya penyakit :a. Ringan, jika tidak ada gangguan tidur, bersantai, aktivitas harian, belajar, bekerjab. Sedang-berat jika ada satu atau lebih gangguan di atas

PATOFISIOLOGI Kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi makrofag atau monosit yang berperan sebagai APC akan menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung. Setelah diproses antigen akan membentuk fragmen pendek peptida dan bergabung dengan HLA II membentuk kompleks peptoda MHC II yang dipresentasikan pada sel T helper (Th0). APC akan melepas interleukin 1 yang mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi T helper 1 dan T helper 2. Th2 akan menghasilkan berbagai sitokin seperti IL 3, IL 4, IL 5, IL 13. IL 4 dan IL 13 diikat reseptornya di permukaan limfosit B sehingga sel limfosit B menjadi aktif dan akan memproduksi Ig E. Ig E di sirkulasi darah masuk ke jaringan diikat reseptor Ig E di permukaan sel mastosit atau basofil sehingga kedua sel ini aktif. Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar alergen yang sama, kedua rantai Ig E mengikat alergen spesifik terjadi degranulasi mastosit dan basofil dengan terlepasnya mediator kimia terutama histamin. Selain histamin juga dikeluarkan prostaglandin, leukostrin D4, leukotrin C4, bradikinin, PAF dan berbagai sitokin.

Page 12: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267 Terjadilah reaksi alergi fase cepat. Histamin merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. Histamin menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga rinore.

MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala rhinitis diantaranya

kongesti nasal rabas nasal (purulen dengan rhinitis bakterialis) gatal pada nasal dan bersin-bersin, sakit kepala dapatt saja terjadi terutama jika terdapat juga sinusitis. Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien. Terdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang tidak banyak. Jarang disertai bersin, dan tidak disertai gatal dimata, Gejala memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, juga karena asap rokok dan

sebagainya.

Berdasarkan gejala yang menonjol, dibedakan atas golongan yang obstruksi dan rinorea.

Pemeriksaan rinoskopi anterior menunjukkan gambaran klasik berupa edema mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, dapat pula pucat. Permukaanya dapat licin atau berbenjol. Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit Namun pada golongan rinorea, sekret yang ditemukan biasanya serosa dan dalam jumlah banyak. Keluhan subyektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya napas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia) ingus kental hijau krusta hijau gangguan penciuman sakit kepala Hidung tersumbat.

Pada pendeita THT ditemukan ronnga hidung sangat lapang

kinka inferiordan media hipotrofi atau atrofi sekret purulen hijau Krusta berwarna hijau

DIAGNOSIS dan DIAGNOSIS BANDING ANAMNESIS Gejala rhinitis alergi yang khas adalah bersin berulang.

Bersin merupakan mekanisme fisiologi yang berfungsi membersihkan sendiri. Gejala lain adalah keluar ingus, hidung tersumbat, mata gatal, banyak keluar air mata.

PEMERIKSAAN FISIK

Pada rinoskopi anterior terdapat mukosa, edema, basah, berwarna pucat atau livid dengan sekret encer banyak.

Jika gejala persisten, mukosa inferior tanpak hipertrofi. Gejala lain pada anak yang spesifik yaitu ada bayangan gelap di bawah mata yang terjadi karena stasis vena

sekunder akibat obstruksi hidung. Disebut juga allergic shiner. Karena gatal, dengan punggung tangan mengosok-gosok hidung. Disebut juga allergic salute. Keadaan menggosok hidung akan mengakibatkan garis melintang di dorsum nasi bagia sepertiga bawah

yang disbut allergic crease. Dinding posterior faring tanpak granuler dan edema (cobblestone appearance). Dinding lateral faring menebal. Lidah seperti gambaran peta

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. In vitro

Hitung eosinofil dalam darah tepi bisa normal atau meningkat. Lebih bermakna adalah pemeriksaan IgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test). Pemeriksaan sitologi hidung walaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Jika basofil >5 sel/lap mungkin karena alergi makanan. Jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya infeksi bakteri.

2. In vivoAlergen penyebab bisa dicari dengan pemeriksaan tes cukit kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End point Titration/SET). SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi. Keuntungan SET adalah selain alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui. Pada alergi makanan, uji kulit yang akhir ini banyak digunakan adalah intracutaneus provocative dilutional food test (IPDFT), tapi sebagai baku emas bisa dilakukan diet eleminasi dan Challenge test.

Page 13: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267Alergen ingestan akan lenyap dalam 5 hari secara tuntas. Pada challenge test, makanan yang dicurigai diberikan pada pasien setelah berpantang selama 5 hari, selanjutnya diamati reaksinya. Pada diet eliminasi, jenis menu makanan dihilangkan, gejala juga menghilang.

DIAGNOSIS BANDING

Rinitis nonalergi rinitis infeksi common cold.

PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan yang paling baik adalah menghindari alergen.

2. Antihistamin Yang dipakai adalah antagonis H1 yang bekerja inhibitor kompetitif pada reseptor H1 sel target. Merupakan lini pertama yang sering dipakai pada rhinitos alergi.

Antihistamin terbagi menjadi 2 : 1. Generasi 1

Bersifat lipofilik sehingga bisa menembus sawar darah otak dan plasenta.Contohnya adalah difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin, yang bisa diberikan secara topikal adalah azelastin.

2. Generasi 2 Bersifat lipofobik sulit memembus sawar darah otak. Tidak punya efek kolinergik seperti pada generasi 1, non sedati dan antiadrenergik.

Antihistamin secara oral Diabsorpsi cepat untuk mengatasi gejala pada respon fase cepat seperti rinore, bersin, gatal tapi tidak efektif untuk mengatasi obstruksi hidung pada fase lambat. Antihistamin non sedatif terbagi menjadi 2 menurut keamanannya:1. Kelompok pertama adalah astemisol dan terfenadin.

Dapat menyebabkan aritmia ventrikel, henti jantung dan kematian mendadak. 2. Kelompok kedua adalah loratadin, setirisin, fexofenadin, desloratadin, levosetirisin

Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai sebagai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin atau topikal. Pemakaian secara topikal hanya boleh beberapa hari karena bisa menyebabkan rhinistis medikamentosa.

3. Kortikosteroid (nasal corticosteroid spray) Paling efektif untuk rhinitis alergi.

4. Tidakan operatif. Tindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior), konkoplasti, inferior turbinoplasty perlu dipikirkan jika konka inferior hipertrofi berat dan tidak bisa dikecilkan dengan kauterisasi memakai AgNO3 25% atau triklor asetat.

5. ImunoterapiTujuan : penurunan Ig E dan pembentukan IgG blockin antibody. Yang umum digunakan adalah intradermal dan sublingual.Dilakukan pada alergi inhalan dengan gejala berat dan sudah berlangsung lama serta dengan pengobatan lain tidak memberikan hasil yang memuaskan. Bertujuan untuk membentuk IgG Blocking antibody dan penurunan IgE.

FARMAKO TERAPI ANTI HISTAMINANTI HISTAMINSuatu zat atau obat untuk menekan reaksi histamin sebagai faktor alergen bagi tubuh.

Mekanisme Menahan aktifitas sel mast untuk tidak mengalami degranulasi Terdapat 2 blocker : AH1 dan AH2

Antihistamin 1o Farmakodinamik :

- Antagonis kompetitif pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. - Selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai

pengelepasan histamin endogen berlebihan.

Page 14: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267o Farmakokinetik :

Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. - Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot, - Dan kulit kadarnya lebih rendah. - Tempat utama biotransformasi AH1 adalah hati.

o Penggolongan AH1AH generasi 1Contoh : etanolamin

EtilenedaminPiperazin Alkilamin Derivat fenotiazin

o Keterangan : AH1 =

sedasi ringan-berat- antimietik dan komposisi obat flu- antimotion sickness

o Indikasi AH1 berguna untuk penyakit :1. Alergi2. Mabuk perjalanan

3. Anastesi lokal4. Untuk asma berbagai profilaksis

o Efek sampingVertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, insomnia, tremor, mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, lemah pada tangan.

Antihistamin golongan 1 – lini pertama- Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral.- Bersifat lipofilik, dapat menembus sawar darah otak, mempunyai efek pada SSP dan plasenta.- Kolinergik- Sedatif :

Oral : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin Topikal : Azelastin

Antagonis Reseptor H2 (AH2)Contoh : simetidin dan ranitidine

o FarmakodinamikMenghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung → pada pemberian simetidin atau ranitidin sekresi asam lambung dihambat.

o Farmakokinetik 1. Bioavibilitas oral simetidin sekitar 70%, sama dengan setelah pemberian intravena atau intramuskular.

Ikatan absorpsi simetidin diperlambat oleh makanan, sehingga simetidin diberikan segera setelah makan.2. Bioavibilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati.

- Indikasi : efektif untuk mengatasi gejala tukak duodenum.- Efek samping : pusing, mual, malaise, libido turun, disfungsi seksual.

DEKONGESTASo Dekongestan nasal adalah alfa agonis o Banyak digunakan pada pasien rinitis alergika atau rinitis vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis akut.

Obat ini menyebabkan venokonstriksi dalam mukosa hidung melalui reseptor alfa 1 → mengurangi volume mukosa dan dengan demikian mengurangi penyumbatan hidung.

o Obat golongan ini disebut obat adrenergik atau obat simptomimetik → merangsang saraf simpatis.

Kerja obat ini digolongkan 7 jenis :1. Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, misal : vasokontriksi mukosa

hidung sehingga menghilangkan pembengkakan mukosa pada konka.2. Penghambatan organ perifer : otot polos usus dan bronkus, misal : bronkodilatasi.3. Perangsangan jantung : peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.4. Perangsangan Sistem Saraf Pusat : perangsangan pernapasan dan aktivitas psikomotor.

Page 15: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 11020122675. Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis dan lipolisis.6. Efe endokrin : modulasi sekresi insulin, renin, dan hormon hipofisis.7. Efek prasipnatik : peningkatan pelepasan neurotransmiter.

Obat Dekongestan Oral

1. Efedrin Adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra. Efektif pada pemberian oral, masa kerja panjang, efek sentralnya kuat. Bekerja pada reseptor alfa, beta 1 dan beta 2. Efek kardiovaskular :

tekanan sistolik dan diastolik meningkat, tekanan nadi membesar. Terjadi peningkatan tekanan darah karena vasokontriksi dan stimulasi jantung. Terjadi bronkorelaksasi yang relatif lama.

Efek sentral : insomnia, sering terjadi pada pengobatan kronik yanf dapat diatasi dengan pemberian sedatif.

Dosis.Dewasa : 60 mg/4-6 jamAnak-anak 6-12 tahun : 30 mg/4-6 jamAnak-anak 2-5 tahun : 15 mg/4-6 jam

2. Fenilpropanolamin Dekongestan nasal yang efektif pada pemberian oral. Selain menimbulkan konstriksi pembuluh darah mukosa hidung, juga menimbulkan konstriksi pembuluh

darah lain sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan menimbulkan stimulasi jantung. Efek farmakodinamiknya menyerupai efedrin tapi kurang menimbulkan efek SSP. Harus digunakan sangat hati-hati pada pasien hipertensi dan pada pria dengan hipertrofi prostat. Kombinasi obat ini dengan penghambat MAO adalah kontraindikasi. Obat ini jika digunakan dalam dosis

besar (>75 mg/hari) pada orang yang obesitas akan meningkatkan kejadian stroke, sehingga hanya boleh digunakan dalam dosis maksimal 75 mg/hari sebagai dekongestan.

Dosis.Dewasa : 25 mg/4 jamAnak-anak 6-12 tahun : 12,5 mg/4 jamAnak-anak 2-5 tahun : 6,25 mg/4 jam

3. Fenilefrin Adalah agonis selektif reseptor alfa 1 dan hanya sedikit mempengaruhi reseptor beta. Hanya sedikit mempengaruhi jantung secara langsung dan tidak merelaksasi bronkus. Menyebabkan konstriksi pembuluh darah kulit dan daerah splanknikus sehingga menaikkantekanan

darah.

4. Obat Dekongestan TopikalDerivat imidazolin (nafazolin, tetrahidrozolin, oksimetazolin, dan xilometazolin).Dalam bentuk spray atau inhalan. Terutama untuk rinitis akut, karena tempat kerjanya lebih selektif. Tapi jika digunakan secara berlebihan akan menimbulkan penyumbatan berlebihan disebut rebound congestion. Bila terlalu banyak terabsorpsi dapat menimbulkan depresi Sistem Saraf Pusat dengan akibatkoma dan penurunan suhu tubuh yang hebat, terutama pada bayi. Maka tidak boleh diberikan pada bayi dan anak kecil.

KORTIKOSTEROID

KORTIKOSTEROID INHALASI

Kortikosteroid terdapat dalam beberapa bentuk sediaan antara lain oral, parenteral, dan inhalasi. Ditemukannya kortikosteroid yang larut lemak (lipid-soluble) seperti beclomethasone, budesonide,

flunisolide, fluticasone, and triamcinolone, memungkinkan untuk mengantarkan kortikosteroid ini ke saluran pernafasan dengan absorbsi sistemik yang minim.

Pemberian kortikosteroid secara inhalasi memiliki keuntungan yaitu diberikan dalam dosis kecil secara langsung ke saluran pernafasan (efek lokal), sehingga tidak menimbulkan efek samping sistemik yang serius.

Biasanya, jika penggunaan secara inhalasi tidak mencukupi barulah kortikosteroid diberikan secara oral, atau diberikan bersama dengan obat lain (kombinasi, misalnya dengan bronkodilator).

Kortikosteroid inhalasi tidak dapat menyembuhkan asma. Pada kebanyakan pasien, asma akan kembali kambuh beberapa minggu setelah berhenti menggunakan

kortikosteroid inhalasi, walaupun pasien telah menggunakan kortikosteroid inhalasi dengan dosis tinggi

Page 16: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267selama 2 tahun atau lebih.

Kortikosteroid inhalasi tunggal juga tidak efektif untuk pertolongan pertama pada serangan akut yang parah.

Berikut ini contoh kortikosteroid inhalasi yang tersedia di Indonesia antara lain:

Nama generik Nama dagang di Indonesia Bentuk Sediaan Dosis dan Aturan pakaiBeclomethasone dipropionate

Becloment (beclomethasone dipropionate 200μg/ dosis)

Inhalasi aerosol Inhalasi aerosol: 200μg , 2 kali seharianak: 50-100 μg 2 kali sehari

Budesonide Pulmicort (budesonide

100 μg, 200 μg, 400 μg / dosis)

Inhalasi aerosolSerbuk inhalasi

Inhalasi aerosol: 200 μg, 2 kali sehariSerbuk inhalasi: 200-1600 μg / hari dalam dosis terbagianak: 200-800 μg/ hari dalam dosis terbagi

Fluticasone Flixotide (flutikason propionate50 μg , 125 μg /dosis)

Inhalasi aerosol Dewasa dan anak > 16 tahun: 100-250 μg, 2 kali sehariAnak 4-16 tahun; 50-100 μg, 2 kali sehari

Dosis untuk masing-masing individu pasien dapat berbeda, sehingga harus dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter, dan jangan menghentikan penggunaan kortikosteroid secara langsung, harus secara bertahap dengan pengurangan dosis.

MEKANISME AKSI

Kortikosteroid bekerja dengan memblok enzim fosfolipase-A2, sehingga menghambat pembentukan mediator peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien

Selain itu berfungsi mengurangi sekresi mukus dan menghambat proses peradangan. Kortikosteroid tidak dapat merelaksasi otot polos jalan nafas secara langsung tetapi dengan jalan

mengurangi reaktifitas otot polos disekitar saluran nafas, Meningkatkan sirkulasi jalan nafas, Mengurangi frekuensi keparahan asma jika digunakan secara teratur.

INDIKASI

Kortikosteroid inhalasi secara teratur digunakan untuk mengontrol dan mencegah gejala asma.

KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi bagi pasien yang hipersensitifitas terhadap kortikosteroid.

EFEK SAMPING

Efek samping kortikosteroid berkisar dari rendah, parah, sampai mematikan. Hal ini tergantung dari rute, dosis, dan frekuensi pemberiannya.

Efek samping pada pemberian kortikosteroid oral lebih besar daripada pemberian inhalasi. Pada pemberian secara oral dapat menimbulkan katarak, osteoporosis, menghambat pertumbuhan,

berefek pada susunan saraf pusat dan gangguan mental, serta meningkatkan resiko terkena infeksi. Kortikosteroid inhalasi secara umum lebih aman, karena efek samping yang timbul seringkali bersifat lokal

seperti candidiasis (infeksi karena jamur candida) di sekitar mulut, dysphonia (kesulitan berbicara), sakit tenggorokan, iritasi tenggorokan, dan batuk.

Efek samping ini dapat dihindari dengan berkumur setelah menggunakan sediaan inhalasi. Efek samping sistemik dapat terjadi pada penggunaan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi yaitu

pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak, osteoporosis, dan karatak.

RESIKO KHUSUS

Pada anak-anak, penggunaan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi menunjukkan pertumbuhan anak yang sedikit lambat, namun asma sendiri juga dapat menunda pubertas, dan tidak ada bukti bahwa kortikosteriod inhalasi dapat mempengaruhi tinggi badan orang dewasa.

Hindari penggunaan kortikosteroid pada ibu hamil, karena bersifat teratogenik.

Page 17: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

CARA PENGGUNAAN INHALER

Sebelum menarik nafas, buanglah nafas seluruhnya, sebanyak mungkin Ambillah inhaler, kemudian kocok Peganglah inhaler, sedemikian hingga mulut inhaler terletak dibagian bawah Tempatkanlah inhaler dengan jarak kurang lebih dua jari di depan mulut (jangan meletakkan mulut kita

terlalu dekat dengan bagian mulut inhaler) Bukalah mulut dan tariklah nafas perlahan-lahan dan dalam, bersamaan dengan menekan inhaler (waktu

saat menarik nafas dan menekan inhaler adalah waktu yang penting bagi obat untuk bekerja secara efektif)

Segera setelah obat masuk, tahan nafas selama 10 detik (jika tidak membawa jam, sebaiknya hitung dalam hati dari satu hingga sepuluh)

Setelah itu, jika masih dibutuhkan dapat mengulangi menghirup lagi seperti cara diatas, sesuai aturan pakai yang diresepkan oleh dokter

Setelah selesai, bilas atau kumur dengan air putih untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi

PENCEGAHAN RHINITIS ALERGI

Ada 3 tipe pencegahan yaitu primer, sekunder dan tersier : Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah terjadinya tahap sensitisasi. Hal yang dapat dilakukan adalah menghindari paparan

terhadap alergen inhalanmaupun ingestan selama hamil, menunda pemberian susu formula dan makanan padat sehingga pemberian ASI lebih lama.

Pencegahan sekunder adalah mencegahgejala timbul dengan cara menghindari alergen dan terapi medikamentosa. Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasiatau berlanjutnya penyakit.

KOMPLIKASI

Polip HidungAlergi hidung merupakan salah satu factor penyebab terbentuknya polip hidung dan kekambuhan polip hidung.

Otitis MediaEfusi yang sering residif terutama pada anak.

Sinusitis Paranasal

Page 18: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

PROGNOSIS Terjadi pada kebanyakan diusia muda 50%-70% dapat menyebabkan iritasi Pada umum nya baik apabila ditangani dengan cepat dan memburuk jika dibiarkan berlanjut.

LI.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI PERNAFASAN MENURUT PANDANGAN ISLAM

BERSIN MENURUT PANDANGAN ISLAM

“Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba’ (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa’iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155, dinukil dari web http://www.alsofwah.or.id via Rumaysho.Com)

Beberapa hadits Nabawi berkaitan dengan masalah Bersin

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

�ْن� َأ ِم�َع�ُه� َس� �ٍم� ِل ُم�ْس� �ِّل� ُك َع�ِل�ى َف�َح�ٌّق� �ُه� الِل َف�َح�ِم�َد� َع�َط�َس� �َذ�ا َف�ِإ �اُؤ�َب� �َث الَّت ُه� �َر� �ْك َو�َي �َع�َط�اَس� ال �َح�ُّب, َي �ُه� الِل �ْن� ِإ�َط�اْن� ْي الَّش� �ُه� ُم�ْن َض�َح�َك� َه�ا َق�اَل� �َذ�ا َف�ِإ �َط�اَع� َّت اَس� ُم�ا َّد�ُه� �َر� �ْي َف�ِل �َط�اْن� ْي الَّش� ُم�ْن� َه�َو� �ِم�ا �َّن َف�ِإ �اُؤ�َب� �َث الَّت ُم�ا

� َو�َأ �ُه� ِم�َّت �َّش� َي

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan ‘haaah’, maka setan akan menertawainya. ” (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

�ٍم� �ْه�َد�َيْك َي �ُق�ِّل� �ْي َف�ِل �ُه� الِل َح�ِم�َك� �َر� َي �ُه� ل َق�اَل� �َذ�ا َف�ِإ �ُه� الِل َح�ِم�َك� �َر� َي �ُه� ُب َص�اَح� َو�� َأ �ُخ�َوُه� َأ �ُه� ل �ُق�ِّل� �ْي َو�ل �ُه� �ِل ل �َح�ِم�َد� ال �ُق�ِّل� �ْي َف�ِل �ٍم� �َح�َد�ُك َأ َع�َط�َس� �َذ�ا ِإ

�ٍم� �ْك �ال َب �ُح� �ْص�ِل َو�َي �ُه� الِل

“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “alhamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, “yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata ‘yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah wa yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka tasymitlah dia. Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu tasymit dia .” (HR. Muslim no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan ‘yarhamukallah’.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

�ُه� َص�َو�َت �ْه�ا َب َو�َغ�َّض� �ُه� �َو�َب �َث َب َو�� َأ �َد�ُه� �ْي َب َو�ْج�ْه�ُه� َغ�َط�ى َع�َط�َس� �َذ�ا ِإ �اْن� ُك �ٍم� ِل َو�َس� �ُه� �ْي َع�ِل �ُه� الِل َص�ِل�ى �َّي� �ُب الْن �ْن� َأ

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya .” (HR. Abu Daud no. 5029, At-Tirmizi no. 2745, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4755)

Ketika Bersin Hendaknya Kita…

1. Merendahkan suara.2. Menutup mulut dan wajah.3. Tidak memalingkan leher.4. Mengeraskan bacaan hamdalah, walaupun dalam keadaan shalat.

Page 19: PBL SK 1 BLOK RESPI

SELLY VIANI 1102012267

Macam-Macam Bacaan yang Dapat Kita Amalkan Ketika Bersin

Alhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah). Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam). Alhamdulillah ‘ala kulli haal (segala puji bai Allah dalam setiap keadaan) Alhamdulillahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi, mubaarakan ‘alaihi kamaa yuhibbu Rabbuna wa yardhaa” (segala puji bagi Allah dengan

pujian yang banyak lagi penuh berkah dan diberkahi, sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kami).

Ketika ada seorang muslim bersin di dekat kita, lalu dia mengucapkan “alhamdullillah,” maka kita wajib mendoakannya dengan membaca “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu). Hukum tasymit ini adalah wajib bagi setiap orang yang mendengar seorang muslim yang bersin kemudian mengucapkan “alhamdullillah.” Setelah orang lain mendoakannya, orang yang bersin tadi dianjurkan untuk mengucapkan salah satu doa sebagai berikut:

Yahdikumullah wa yushlih baalakum (mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian). Yaghfirulahu lanaa wa lakum (mudah-mudahan Alah mengampuni kita dan kalian semua). Yaghfirullaah lakum (semoga Allah mengampuni kalian semua). Yarhamunnallah wa iyyaakum wa yaghfirullaahu wa lakum (semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kamu sekalian, serta mengampuni kami

dan mengampuni kalian). Aafaanallah wa iyyaakum minan naari yarhamukumullaah (semoga Allah menyelamatkan kami dan kamu sekalian dari api neraka, serta memberi

rahmat kepada kamu sekalian). Yarhamunnallah wa iyyaakum (semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kepada kalian semua).

Kita tidak perlu bertasymit ketika:

Ada seseorang yang bersin, dan dia tidak mengucapkan hamdalah. Ada seseorang yang bersin lebih dari tiga kali. Jika seseorang bersin lebih dari tiga kali, maka orang tersebut dikategorikan terserang influenza. Kita pun

tidak disyariatkan untuk mendoakannya, kecuali doa kesembuhan. Ada seseorang membenci tasymit. Seseorang yang bersin itu bukan beragama Islam. Walaupun orang tersebut mengucapkan hamdalah, kita tetap tidak diperbolehkan untuk ber-tasymit,

karena seorang muslim tidak diperbolehkan mendoakan orang kafir. Jika orang kafir tersebut mengucapkan alhamdulillah, kita jawab “ Yahdikumullah wa yushlih baalakum“

Seseorang yang bersin bertepatan dengan khutbah jumat. Cukup bagi yang bersin saja untuk mengucapkan hamdalah tanpa ada yang ber-tasymit, karena ketika khutbah jum’at seorang muslim wajib untuk diam. Begitu pula ketika shalat wajib (shalat fardhu) sedang didirikan, tidak ada keharusan bagi kita untuk ber-tasymit.

Kita berada ditempat yang terlarang untuk mengucapkan kalamullah, seperti di dalam toilet.