pbl - sesak nafas setelah naik tangga

22

Click here to load reader

Upload: nuciana-siti-andrianti

Post on 10-Aug-2015

199 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

WRAP-UPProblem Based Learning

SKENARIO 1B-10

BL OK KARDIOVASKULER

SESAK NAFAS SETELAH NAIK

TANGGA

Page 2: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S K E N A R I O 1

SESAK NAFAS SETELAHSESAK NAFAS SETELAH NAIK TANGGANAIK TANGGA

oleh:

B.10

KETUA NUANSA CHALID AWALUDDIN 110.2006.192SEKRETARIS REAGEN NURHADI 110.2007.226

ANGGOTA

LORENZO NAKITA TIGANA 110.2007.166RESSY WULANDARI K. 110.2007.227

REZA SAKA PRAWIRA 110.2007.229SOFIAH 110.2006.256

TEFFI PRIMA NUGRAHA 110.2007.275TRI WAHYU 110.2007.278YANI DESI YANTI 110.2007.296

1

Page 3: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

SKENARIO 1SKENARIO 1

SESAK NAFAS SETELAH NAIK TANGGA

Siti, 24 tahun, mengeluh sesak nafas setelah naik tangga dari lantai 1 ke lantai 6 Universitas YARSI, disertai jantung berdebar-debar dan banyak berkeringat. Siti sebelumnya jarang berolah raga. Kemudian Siti segera berobat ke poliklinik YARSI. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Wajahnya terlihat lelah, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit,

frekuensi pernapasan 24 x/menit, suhu tubuh 36,8oC, tekanan vena jugularis normal.

Pemeriksaan jantung: bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar gallop dan murmur.

Pemeriksaan paru dan abdomen dalam batas normal.Dokter mengatakan bahwa jantung Siti masih normal dan menyarankan

untuk rajin berolah raga.

2

Page 4: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 1S T E P 1clarify unfamiliar termsclarify unfamiliar terms

Bunyi jantung I : Bunyi jantung yang disebabkan oleh penutupan katup atrioventrikel (AV).

Bunyi jantung II : Bunyi jantung yang timbul ketika katup semilunar menutup.

Gallop : Kelainan irama jantung.

Murmur : Suara auskultasi, terutama suara periodik yang berlangsung singkat yang berasal dari jantung atau pembuluh darah.

Vena jugularis : Sistem vena yang terdapat pada muka dan leher.

3

Page 5: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 2S T E P 2define problemsdefine problems

1. Mengapa Siti sesak nafas setelah naik tangga?

2. Apa hubungan sesak nafas dengan kurang berolah raga?

3. Mengapa jantung Siti berdebar saat menaiki tangga?

4. Apa pengaruh aktivitas Siti dengan tekanan darahnya?

5. Mengapa dilakukan pemeriksaan vena jugularis?

6. Apa saja yang dapat mempengaruhi tekanan darah?

7. Bagaimana bunyi jantung I dan II dalam keadaan abnormal?

8. Bagaimana siklus jantung normal?

4

Page 6: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 3S T E P 3brainstorm possible explanations for thebrainstorm possible explanations for the

problemsproblems

1. Karena pada saat naik tangga Siti kekurangan O2.

2. Karena dengan sering berolah raga dapat memperlebar pembuluh darah sehingga cadangan O2 lebih banyak dibanding dengan orang yang jarang berolah raga.

3. Karena dia melakukan aktivitas yang berlebihan sehingga kerja jantung juga berlebih.

4. Semakin berat aktivitas otot, tekanan darah (TD) pun semakin meningkat.

5. Untuk mengetahui ada/tidaknya tekanan vena jugularis yang berlebih.

6. Aktivitas, suhu, letak geografis, emosional, keadaan patologis.

7. Bisa terdapat murmur, gallop, vibrasi.

8. SA node mencetuskan impuls listrik yang kemudian dihantarkan melalui internodal pathways ke AV node; pada saat ini terjadi sistole atrium. Impuls berlanjut ke berkas HIS dan cabang-cabangnya (terjadi diastole atrium), lalu ke serat-serat purkinje (terjadi sistole ventrikel).

Sirkulasi pulmonal: darah kotor yang mengandung CO2 vena cava superior & inferior atrium dextra katup trikuspid ventrikel dextra arteri pulmonal paru-paru pertukaran gas CO2 dengan O2 darah bersih (mengandung O2) vena pulmonal atrium sinistra

Sirkulasi sistemik: atrium sinistra katup bikuspid ventrikel sinistra aorta ascenden seluruh tubuh.

5

Page 7: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 4S T E P 4arrange explanation into a tentative solution orarrange explanation into a tentative solution or

hypothesishypothesis

ika seseorang melakukan aktivitas yang berlebih, maka kerja jantungnya juga akan meningkat. Hal ini berbanding lurus dengan tekanan darah

(TD): semakin berat aktivitas otot, tekanan darah pun semakin meningkat. Namun, ada juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi TD selain aktivitas otot, antara lain suhu, letak geografis, emosional, keadaan patologis, dan sebagainya.

J

Pada dewasa, darah beredar di seluruh tubuh melalui dua sirkulasi: sirkulasi sistemik dan pulmonal; di mana sirkulasi sistemik mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikannya lagi ke jantung, sedangkan sirkulasi pulmonal mengalirkan darah ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung.

Pada saat aktivitas berat, tubuh kekurangan O2 sehingga dapat menyebabkan sesak nafas. Hal ini berbeda-beda pada setiap individu. Sering berolah raga dapat memperlebar pembuluh darah sehingga cadangan oksigen lebih banyak dibanding dengan orang yang jarang berolah raga.

Pada pemeriksaan fisik, dapat dilakukan pemeriksaan vena jugularis yang bertujan untuk mengetahui ada-tidaknya tekanan vena jugularis yang berlebih. Pada pemeriksaan fisik jantung dengan menggunakan stetoskop, dapat didengar normal atau tidaknya bunyi jantung. Bunyi jantung yang abnormal bisa terdapat murmur, gallop, ataupun vibrasi.

6

Page 8: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 5S T E P 5define learning objectivesdefine learning objectives

1 Memahami dan menjelaskan jantung dan pembuluh darah1.1 Menjelaskan anatomi makroskopik jantung dan pembuluh

darah1.2 Menjelaskan anatomi mikroskopik jantung dan pembuluh

darah

2 Memahami dan mejelaskan sirkulasi darah2.1 Menjelaskan sirkulasi darah sistemik dan pulmonal2.2 Menjelaskan sirkulasi darah prenatal

3 Memahami dan menjelaskan fungsi dan fisiologi/faal jantung3.1 Menjelaskan fungsi jantung3.2 Menjelaskan kelistrikan jantung3.3 Menjelaskan hemodinamika jantung

7

Page 9: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 6S T E P 6gathering information and individual studygathering information and individual study

8

Page 10: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

S T E P 7 S T E P 7

1. JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH1.1 Anatomi Makroskopik Jantung dan Pembuluh Darah

a. Jantungantung merupakan suatu organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid, dibungkus oleh jaringan ikat yang

disebut pericardium, terletak di dalam rongga toraks di mediastinum media, dan berkontraksi secara ritmik. Berat normal jantung berkisar antara 250 – 300 gram dan ukurannya lebih sedikit sebesar kepalan tinju masing-masing individu.

J

Jantung mempunyai tiga permukaan: facies sternocostalis (anterior); terutama dibentuk oleh atrium

dextra dan ventrikel dextra, yang dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventrikularis.

facies diaphragmatica (inferior). Jantung terutama dibentuk oleh ventriel dextra dan sinistra yang dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan inferior atrium dextra, tempat bermuara vena cava inferior, juga ikur membentuk facies diaphragmatica.

basis cordis (facies posterior) terutama dibentuk oleh atrium sinistra, tempat bermuara empat venae pulmonales. Basis cordis terletak berlawanan dengan apex cordis.

Jantung juga mempunyai apex yang arahnya ke bawah, depan, dan kiri. Apex cordis dibentuk oleh ventrikel sinistra, terletak setinggi spatium intercostae V sinistra, 9 cm dari garis tengah. Pada daerah apex, denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada orang hidup.

Dinding jantung terdiri atas lapisan tebal otot jantung, myocardium, yang dibungkus dari luar oleh epicardium dan dibatasi di sebelah dalam oleh endocardium. Bagian atrium jantung relatif mempunyai dinding yang tipis dan dibagi dua oleh septum interatriale menjadi atrium dextra dan atrium sinistra. Septum berjalan dari dinding anterior jantung menuju ke belakang dan kanan. Bagian ventrikel jantung mempunyai dinding yang tebal dan dibagi dua oleh septum ventrikulare (interventrikulare) menjadi ventrikel dextra dan sinistra. Septum terletak miring, dengan satu permukaan menghadap ke depan dan kanan serta permukaan lainnya menghadap ke belakang dan kiri. Posisinya diidentifikasi pada permukaan jantung sebagai sulcus interventricularis anterior dan posterior. Bagian bawah septum tebal dan dibentuk oleh serabut otot. Bagian atas septum lebih kecil, tipis, membranosa, dan terikat pada rangka fibrosa.

b. Pembuluh darahAda tiga jenis pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler.

Page 11: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

Arteri – membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil (diameter <0,1 mm) disebut arteriole. Persatuan antara cabang-cabangnya disebut anastomosis. Arteri tidak mempunyai katup. End artery anatomik: pembuluh darah yang cabang-cabang

terminalnya tidak beranastomosis dengan cabang-cabang arteri yang mendarahi daerah yang berdekatan.

End artery fungsional: adalah pembuluh darah yang cabang-cabangnya beranastomosis dengan cabang-cabang terminal arteri yang ada di dekatnya, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk mempertahankan jaringan agar tetap hidup bila salah satu arteri tersebut tersumbat.

Vena – adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung; banyak di antaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula. Vena yang lebih besar, atau muara-muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar, yang biasanya membentuk hubungan satu dengan yang lain menjadi plexus venosus. Arteri profunda yang berukuran sedang sering diikuti oleh dua buah vena, masing-masing berjalan di sisinya, disebut venae comitantes.

Vena yang keluar dari tractus gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung, tetapi bersatu membentuk vena porta; vena ini masuk ke hati dan kembali bercabang-cabang menjadi vena yang ukurannya lebih kecil, dan akhirnya bersatu dengan pembuluh yang menyerupai-kapiler di dalam hati yang disebut sinusoid. Sitem portal adalah sistem pembuluh yang terletak di antara dua jejari kapiler.

Bentuk sinusoid menyerupai kapiler dilihat dari dindingnya yang tipis, tetapi sebetulnya sinusoid mempunyai diameter yang berbeda-beda dan lebih besar dari diameter kapiler. Sinusoid ditemukan pada sumsum tulang, limpa, hati, dan beberapa kelenjar endokrin. Pada beberapa tempat, terutama pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, terdapat hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa melalui kapiler. Tempat hubungan seperti ini disebut anastomosis arteriovenosa.Kapiler – adalah bentuk pembuluh yang sangat kecil dan berbentuk anyaman yang menghubungkan arteriola dengan venula.

1.2 Anatomi Mikroskopik Jantung dan Pembuluh Daraha. Jantung

tot jantung, yang bersifat lurik dan involunter, berkontraksi secara ritmik dan automatis. Mereka hanya terdapat pada

miocardium (lapisan otot pada jantung) dan pada dinding pembuluh darah yang besar yang langsung berhubungan dengan jantung. Suatu serat otot jantung terlihat di bawah mikroskop cahaya sebagai suatu saluran linear terdiri atas sel otot jantung yang terikat end to end (ujung ke ujung) pada daerah-daerah ikatan khusus yang disebut diskus interkalaris. Setiap sel mempunyai panjang sekitar 100 μm dan garis tengah 15 μm,

O

10

Page 12: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

ujungnya sering terbelah dua atau lebih, masing-masing cabang melekat pada sel-sel berdekatan atau bagian darinya, pada diskus interkalaris. Jadi, gambaran umumnya adalah berupa serat-serat yang jalannya terutama paralel dengan banyak guratan melintang, yang memberi kesan keliru yaitu suatu jaring-jaring sinsitium. Di antara serat-serat, tetapi tidak sampai masuk ke diskus interkalaris, terdapat jaringan ikat halus, yaitu endomisium, yang mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil dan pembuluh getah bening.

Serat otot jantung dibungkus suatu sarkolema tipis mirp yang terdapat pada otot rangka; dan sarkoplasma yang penuh mitokondria. Miofibril-miofibril terpisah-pisah oleh deretan mitokondria, yang mengakibatkan gambaran gurat-gurat memanjang yang nyata. Gambaran lurik melintang pada miofibril—dengan gurat-gurat A, I, Z, H, dan M sebagaimana pada otot rangka—juga nyata, tetapi guratnya tidak sejelas yang terdapat pada otot rangka.

el-sel miokard atrium berbeda dengan sel miokard ventrikel. Sel atrium lebih kceil, dengan sistem T yang kurang

berkembang atau bahkan tidak ada. Mereka juga mengandung butir-butir kedap elektron pada aparatus Golgi. Butir-butir ini mungkin mengandung katekolamin.

S

Serat Purkinje adalah sel-sel otot jantung khusus dan merupakan bagian dari sistem hantar rangsang. Mereka terdapat tepat di bawah endokardium pada permukaan dalam jantung, terutama yang berhubungan dengan septum interventrikularis. Sebagaimana halnya otot jantung, serat Purkinje membentuk suatu jaring-jaring tersusun oleh satuan-satuan selular terpisah. Serat Purkinje lebih besar, lebih tebal, dan terpulas lebih pucat dengan banyak sarkoplasma sentral dan relatif sedikit miofibril yang biasanya terdapat di bagian perifer. Serat Purkinje mengandung banyak glikogen. Diskus interkalaris juga terdapat di sini, tetapi biasanya tidak terlihat. Pada daerah-daerah tertentu terdapat bagian-bagian dengan serat Purkinje yang secara berangsur-angsur menjadi serat otot jantung biasa.

Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot jenis lainnya, tetapi hampir tidak ada tanda-tanda regenerasi setelah terjadinya suatu cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan meninggalkan suatu jaringan parut.

b. Pembuluh darahistem pembuluh darah mempunyai selapis sel endotel yang selalu melapisi lumennya di manapun. Pada pembuluh

kapilerm lapisan sel endotel ini merupakan bagian utama dindingnya. Dengan meningkatnya kaliber pembulu, terlihat penambahan lapisan pada dindingnya. Karena struktur kapiler itu lebih sederhana dibandingkan dengan pembuluh darah yang lain.

S

Arteri – Setiap arteri memperlihatkan pola tata-bentuk yang umum. Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapisan atau tunika:

11

Page 13: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

Tunika intima (interna)—yang paling dalam—terdiri atas selapis sel endotel di sebelah dalam, di luarnya diliputi oleh lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus; dan yang paling luar beruka sabuk elastis yang disebut membran elastika interna (tunika elastika interna), yang mungkin tidak terdapat pada pembuluh lain.

Tunika media, lapisan tengah; terutama terdiri atas sel otot polos yang tersusun melingkar. Serat-serat elastin dan kolagen dalam jumlah yang beragam terselip di antara sel-sel otot polos.

Tunika adventisia, lapisan paling luar; terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh (memanjang). Berbatasan dengan tunika media mungkin terdapat tunika elastika eksterna yang jelas. Tata-bangun dan ketebalan relatif dari setiap lapisan, tergantung pada jenis dan ukuran pembuluh.

Vena – Darah di dalam sistem vena bertekanan 1/10 dari tekanan darah arteri; dan karena itu harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri. Kaliber vena umumnya lebih besar daripada arteri, tetapi dindingnya jauh lebih tipis yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastinnya.Kapiler – Pembuluh kapiler merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem peredaran darah. Dinding kapiler tersusun atas selapis sel endotel gepeng, yang dipisahkan dari jaringan sekitarnya oleh lamina/membran basal.

Kapiler dikelilingi selubung tipis yang terdiri atas serat kolagen dan elastin tipis dan disertai sel perivaskular atau sel perisit di sana-sini. Sel yang ramping panjang ini kerap kali mempunyai banyak cabang sitoplasmanya. Umumnya mereka mirip fibroblas dan sitoplasmanya ditandai dengan adanya banyak filamen dan benda-benda padat.

2. SIRKULASI DARAH2.1 Sirkulasi Darah Sistemik dan Pulmonal

irkulasi pulmonal merupakan sirkulasi/jalur untuk menuju dan meninggalkan paru-paru, sedangkan sirkulasi sistemik

merupakan sirkulasi yang menuju dan meninggalkan seluruh bagian tubuh.

S

Sirkulasi darah pulmonal. Sisi kanan jantung (atrium dextra) menerima darah terdeoksigenasi (mengandung CO2) dari tubuh dan mengalirkannya ke paru-paru untuk di-oksigenasi (terjadi pertukaran gas CO2 dengan O2). Lalu darah yang telah teroksigenasi ini akan dialirkan kembali ke sisi kiri jantung (atrium sinistra). Berikut ini adalah sirkulasi darah pulmonal:

Atrium dextra katup trikuspid ventrikel dextra katup semilunar truncus pulmonare arteri pulmonal dextra dan sinistra kapiler paru vena pulmonal atrium sinistra.

12

Page 14: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

Sirkulasi darah sistemik. Sisi kiri jantung menerima darah yang telah teroksigenasi (mengandung O2) dari paru-paru dan mengalirkannya ke seluruh tubuh, dan darah yang dialirkan dari tubuh menuju jantung merupakan darah yang terdeoksigenasi (mengandung CO2). Berikut ini sirkulasinya ketika melewati jantung:

Atrium sinistra katup bikuspid ventrikel sinistra katup semilunar aorta ascendens arcus aorta pembuluh darah perifer regio dan organ tubuh vena cava superior dan inferior atrium dextra.

2.2 Sirkulasi Darah Prenatalistem sirkulasi pada anak sebelum lahir disebut sirkulasi prenatal.

Hanya saja pada janin tidak terdapat sirkulasi pulmonal (hanya sirkulasi sistemik) karena organ paru pada janin belum berfungsi dan darah yang didistribusikan ke seluruh tubuh janin telah mengandung oksigen (O2) yang berasal dari ibu.

S

Darah janin berasal dari ibu melalui vena umbilikalis. Sebagian besar darah dialihkan dari paru-paru janing yang belum berfungsi melalui foramen ovale, suatu pembukaan/lubang pada septum interatrium di antara atrium dextra dan atrium sinistra. Darah teroksigenasi dari bena umbilikalis memasuki atrium kanan dan mengalir ke atrium kiri, sehingga tidak melalui jalur pulmonal. Berikut ini adalah sirkulasi janin:

Vena umbilicalis hepar vena hepatica dan sebagian ke ductus venosus hepatis vena cava inferior atrium dextra jantung janin.

Selanjutnya, dari atrium dextra, ada dua jalur sebagai berikut:1. Atrium dextra foramen ovale atrium sinistra

ventrikel sinistra seluruh tubuh.2. Atrium dextra ventrikel dextra truncus

pulmonalis arteri pulmonalis ductus atriosus arcus aorta.

arah teroksigenasi yang belum melintasi foramen ovale pada janin mengalir ke ventrikel kanan. Darah ini kemudian

dibelokkan dari trunkus pulmonal menuju aorta melalui duktus atriosus. Duktus ini menutup setelah lahir dan meninggalkan sisa fibrosa yang disebut ligamentum atriosum (Botalii). Jika lintasan ini tidak menutup, maka akan mengakibatkan defek jantung yang disebut duktus atriosus paten (terbuka).

D

Saat lahir, paru-paru mulai berfungsi dan foramen ovale tertutup. Sisi ini ditandai dengan adanya lekukan pada septum interatrium yang disebut fossa ovalis. Foramen ovale yang tidak tertutup disebut defek septum interatrium atau foramen ovale persisten.

13

Page 15: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

3. FUNGSI DAN FISIOLOGI/FAAL JANTUNG3.1 Fungsi Jantung

antung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang

diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah, sesuai dengan penurunan gradien tekanan.

J

Dalam sistem sirkulasi, jantung tidak hanya bekerja sendirian. Ada pembuluh darah dan darah yang “bekerja sama” dengan jantung membentuk sistem sirkulasi pada tubuh manusia. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan

dan mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikannya ke jantung.

Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan.

3.2 Kelistrikan Jantungmumnya, jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 – 80 kali per menit pada orang dewasa dalam keadaan istirahat.

Kontraksi ritmik berasal secara spontan dari sistem konduksi dan impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung. Awalnya, atrium berkontraksi bersama-sama dan kemudian diikuti oleh kontraksi kedua ventrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memungkinkan atrium mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi.

U

Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinoatrial (SA node/simpul SA), internodal pathways (lintasan antar-simpul di atrium, nodus atrioventricularis (AV node/simpul AV), fasciculus atrioventricularis (berkas His) beserta dengan cabang-cabangnya (crus dextra dan crus sinistra, dan plexus sub-endocardial serabut Purkinje—serabut khusus otot jantung yang membentuk sistem konduksi jantung. Berbagai bagian sistem penghantar, dan pada keadaan abnormal, bagian-bagian miocardium mampu mengeluarkan listrik spontan. Meskipun demikian, simpul SA secara normal mengeluarkan listrik paling cepat, depolarisasi menyebar dari sini ke bagian lain sebelum mengeluarkan listrik secara spontan. Karena itu simpul SA merupakan pacu jantung normal; kecepatannya mengeluarkan listrik menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls yang dibentuk dalam simpul SA berjalan melalui lintasan atrium ke simpul AV, melalui simpul ini ke berkas His, dan sepanjang cabang-cabang berkas His melalui sistem Purkinje ke otot ventrikel.

erat miocardium mempunyai potensial membran istirahat sekitar -90 mV. Setiap serat dipisahkan oleh membran, tetapi

depolarisasi menyebar melalui serat-serat tersebut secara radial seolah-olah merupakan suatu kesatuan (sinsitium) karena adanya hubungan celah. Potensial aksi transmembran satu sel otot jantung

S

14

Page 16: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

ditandai oleh depolarisasi cepat, pendataran (plateau), dan proses repolarisasi lambat.

Permulaan depolarisasi ditimbulkan oleh aliran masuk Na+ melalui pembukaan cepat saluran Na+ (arus Na+, INa). Aliran masuk Ca+2

melalui pembukaan saluran Ca+2 yang lebih lambat (arus Ca+2, ICa) menghasilkan fase mendatar, dan repolarisasi yang disebabkan oleh aliran bersih K+ yang keluar melalui tiga macam saluran K+. Pencatatan ekstrasel jumlah aktivitas listrik semua otot jantung dilakukan dengan EKG (elektrokardiogram).

ecara ritmik sel yang mengeluarkan muatan listrik mempunyai potensial membran yang, sesudah tiap impuls, turun ke ambang

letup. Jadi, prapotensial atau potensial pacu jantung ini memicu impuls berikutnya. Pada puncak impuls, IK dimulai dan menyebabkan repolarisasi. IK kemudian menurun, dan saat aliran K+ berkurang, membran mulai depolarisasi, membentuk bagian pertama prapotensial. Saluran Ca+2 kemudian membuka. Pada jantung terdapat dua macam saluran Ca+2. Yaitu saluran T (sekejap) dan L (berlangsung lama). Arus kalsium (ICa) yang terjadi karena pembukaan saluran T melengkapi prapotensial, dan ICa yang disebabkan oleh pembukaan saluran L menghasilkan impuls.

S

Potensial aksi pada simpul SA dan AV sebagian besar oleh karena Ca+2, dengan sedikit peranan aliran masuk Na+. Akibatnya, tidak terdapat gelombang runcing depolarisasi yang tajam dan cepat sebelum mendatar. Selain itu, prapotensial biasanya menonjol hanya pada simpul SA dan AV. Meskipun demikian, terdapat “pacu jantung laten” pada bagian lain sistem penghantar yang dapat mengambil alih apabila simpul SA dan AV tertekan atau hantaran dari keduanya terhambat. Serat otot atrium dan ventrikel tidak mempunyai prapotensial, dan mengeluarkan listrik spontan hanya bila terjadi kerusakan jaringan atau keadaan abnormal.

Depolarisasi yang dimulai pada simpul SA disebarkan secara radial ke seluruh atrium kemudian semuanya bertemu di simpul AV. Seluruh depolarisasi atrium berlangsung selama kira-kira 0,1 detik. Oleh karena hantaran di simpul AV lambat, terjadi perlambatan kira-kira 0,1 detik (perlambatan simpul AV) sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Perlambatan ini diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis yang ke jantung dan akan memanjang akibat perangsangan vagus.

Pada manusia, depolarisasi otot ventrikel dimulai pada sisi kiri septum interventrikularis dan bergerak pertama-tama ke kanan menyeberangi bagian tengah septum. Gelombang depolarisasi kemudian menyebar ke bagian bawah septum menuju apeks jantung. Kemudian kembali sepanjang ventrikel ke alur AV, berjalan terus dari permukaan endocardium ke epicardium. Bagian terakhir jantung yang mengalami depolarisasi adalah bagian posterobasal ventrikel sinistra, konus pulmonalis, dan bagian paling atas septum.

ila serat vagus kolinergik yang ke jaringan simpul dirangsang, membran menjadi hiperpolarisasi dan lereng prapotensial

menurun karena asetilkolin yang dilepaskan pada ujung saraf meningkatkan konduktan K+ jaringan simpul. Kerja ini diperantarai

B

15

Page 17: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

oleh reseptor muskarinik M2, yang melalui subunit βγ dari protein G membuka perangkat khusus saluran K+. IKach yang dihasilkan melawan kerusakan (decay) IK. Di samping itu, aktivasi reseptor M2

akan menurunkan cAMP dalam sel, dan ini memperlambat pembukaan saluran Ca+2. Hasilnya adalah penurunan laju letup. Rangsang kuat vagus dapat menghapus pelepasan listrik spontan untuk beberapa saat.

Sebaliknya, perangsangan saraf simpatis jantung membuat potensial membran turun lebih cepat, dan frekuensi impuls spontan meningkat. Norepinefrin disekresi oleh ujung simpatis yang terikat dengan reseptor β1 dan peningkatan cAMP intraselular yang dihasilkan mempermudah pembukaan saluran L, peningkatan ICa dan kecepatan fase depolarisasi impuls.

Oleh karena “pembagian sisi” persarafan jantung, perangsangan vagus kanan memperlambat jantung dengan menghambat simpul SA, sedangkan perangsangan vagus kiri terutama memperlambat penghantaran AV. Hal serupa, perangsangan ganglion stelata kanan meningkatkan kecepatan jantung, sedangkan perangsangan ganglion stelata kiri memperpendek waktu hantaran simpul AV dan masa refrakter.

Kecepatan pelepasan listrik simpul SA dan jaringan simpul yang lain dipengaruhi oleh suhu dan obat-obatan. Frekuensi pelepasan meningkat bila suhu meningkat dan hal inilah yang berperan dalam proses terjadinya takikardia pada waktu demam. Digitalis menekan jaringan simpul dan menimbulkan efek seperti perangsangan vagus, terutama pada simpul AV.

3.3 Hemodinamika Jantungiklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole

berikutnya.S Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume

darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.

Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventrikel yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara bersamaan mengeluarkan volume darah dalam jumlah yang sama.

Peristiwa mekanik dalam siklus jantung adalah sebagai berikut:Selama masa diastole (relaksasi), tekanan darah dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel. Atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari vena

(vena cava superior, vena cava inferior, dan vena pulmonal). Darah mengalir dari atrium menuju ke ventrikel melalui katup

AV yang terbuka. Tekanan ventrikel mulai meningkat saat ventrikel

mengembang untuk menerima darah yang masuk.

16

Page 18: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.

Sekitar 70% pengisian ventrikel berlangsung sebelum sistole atrium.

Akhir diastole ventrikel. Simpul/nodus SA melepas impuls, atrium berkontraksi, dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel. Tekanan darah dalam atrium sinistra meningkat antara 7 – 8

mmHg, sedangkan tekanan darah dalam atrium kanan meningkat antara 4 – 6 mmHg.

Volume diastole akhir adalah volume darah dalam setiap ventrikel di akhir diastole. Volume normalnya sekitar 120 ml.

Sistole ventrikel. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel, yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup AV untuk segera menutup. Ventikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah

tidak dapat berubah. Ini disebut periode kontraksi isovolumetrik.

Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung I. Jika kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat

dengan cepat sampai 80 mmHg dalam ventrikel sinistra dan 8 mmHg dalam ventrikel dextra, mendorong katup semilunar aorta dan pulmonal untuk terbuka.

Ejeksi darah ventrikel ke dalam arteri. Tidak semua darah ventrikel dikeluarkan saat kontraksi.

Volume sistole akhir darah yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml.

Isi sekuncup atau stroke volume (70 ml) adalah perbedaan antara volume diastole akhir/end diastolic volume (120 ml) dan volume sistole akhir/end systolic volume (50 ml).

SV = EDV – ESV70 ml/beat = 120 ml/beat – 50 ml/beat

SV: stroke volumeEDV: end diastolic volumeESV: end systolic volume

Diastole ventrikel. Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan

dalam ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan truncus pulmonalis, sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung II).

Peningkatan tekanan aorta singkat terjadi akibat penutupan katup semilunar aorta.

Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari 100 mmHg sampai mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup AV membuka dan siklus jantung dimulai kembali.

unyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat didengar melalui stetoskop. “Lup” mengacu pada B

17

Page 19: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

katup AV menutup (bunyi jantung pertama) dan “dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua). Bunyi jantung ketiga atau keempat disebabkan oleh vibrasi yang terjadi pada dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.

Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung yang tidak wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.

18

Page 20: PBL - Sesak Nafas Setelah Naik Tangga

D A F T A R P U S T A K A

Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta: EGC

L., Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGC

Leeson, Thomas S. & Anthony A. Paparo. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC

Raden, Inmar. 2008. Bahan Kuliah Anatomi Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Universitas Yarsi

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6. Jakarta: EGC

19