pbl blok 7 sistem respirasi

20
Sesak Nafas Akibat Batuk dan Pilek Metta 10.2010.204 D1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Jakarta [email protected] Pendahuluan Respirasi (Pernafasan) melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan pasif O 2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan pasif CO 2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernafasan ikut berperan dalam homeostasis dengan mempertukarkan O 2 dan CO 2 antara atmosfer dan darah. Darah mengangkut O 2 dan CO 2 antara sistem pernafasan dan jaringan. 1 1 Tinjauan Pustaka

Upload: thangkemargondatanduk

Post on 05-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sa

TRANSCRIPT

Tinjauan Pustaka

Sesak Nafas Akibat Batuk dan Pilek

Metta10.2010.204D1Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. [email protected]

PendahuluanRespirasi (Pernafasan) melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernafasan ikut berperan dalam homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernafasan dan jaringan.1Pada pembahasan PBL I beberapa hari yang lalu, saya dihadapkan pada persoalan seorang anak yang mengalami sesak nafas karena batuk dan pilek. Dalam kasus ini saya menyimpulkan bahwa anak tersebut mengalami gangguan pada sistem pernafasannya karena batuk dan pilek. Berikut akan dijelaskan mengenai sistem pernafasan.Fungsi dan Mekanisme sistem pernapasan Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ- organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.Respirasi melibatkan proses berikut : 1. Ventilasi pulmonary (pernapasan) adalah jalan masuk dan jalan keluar udara dari saluran pernapasan dan paru-paru.2. Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru dan kapilar pulmonar.3. Respirasi internal adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel-sel jaringan.4. Respirasi selular adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi, dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh.Saluran pernapasan terdiri dari cabang-cabang saluran dari lingkungan sampai ke paru-paru.2Cara Kerja Sistem PernafasanInspirasi dan EkspirasiParu dan dinding dada merupakan struktur yang elastic. Pada keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan di antara paru dan dinding dada (ruang interpleura). Paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, namun sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya dua lempeng kaca basah yang dapat digeser namun tidak dapat dipisahkan. Tekanan di dalam ruang antara paru dan dinding dada (tekanan intrapleura) bersifat subatmosferik. Pada saat lahir jaringan paru mengembang sehingga teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil jaringan paru ntuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding dada kea rah yang berlawanan. Jika dinding dada dibuka, paru akan kolaps; dan bila paru kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong (barrel shaped). Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi akan meningkatkan volume intratiraks. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar -2,5 mmHg (relative terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi, menjadi -6 mmHg. Jaringan paru akan semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negative, dan udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di saluran udara menjadi sedikit lebih positif, dan udara mengalir meninggalkan paru. Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratoraks. Namun pada awal ekspirasi, sedikit kontraksi otot inspirasi masih terjadi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan memperlambat ekspirasi.Pada ekspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai -30 mm Hg sehingga pengembangan jaringan paru menjadi lebih besar. Bila ventilasi meningkat, derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan oleh kontraksi aktif otot ekspirasi yang menurunkan volume intratoraks.

Otot PernafasanGerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratoraks sebesar 75% selama inspirasi tenang. Otot diafragma melekat di sekeliling bagian dasar rongga toraks, yang membentuk kubah di atas hepar dan bergerak kea rah bawah seperti piston pada saat berkontraksi. Jarak pergerakan diafragma berkisar antara 1,5 cm sampai 7 cm saat inspirasi dalam.Diafragma terdiri atas tiga bagian: bagian kostal, yang dibentuk oleh serabut otot yang bermula dari iga-iga di sekeliling bagian dasar rongga toraks; bagian krural, yang dibentuk oleh serabut otot yang bermula dari ligamentum disepanjang tulang belakang; dan tendon sentral, tempat insersi serabut kostal dank rural. Tendon sentral juga mencakup bagian inferior pericardium. Serabut krural berjalan di kedua sisi esophagus dan dapat menekan esofgus saat berkontraksi. Bagian kostal dank rural diafragma dipersarafi oleh bagian-bagian yang berbeda dari nervus phrenicus dan dapat perkontraksi secara terpisah. Contohnya, pada waktu muntah dan bersendawa, tekanan intra-abdomen meningkat akibat kontraksi serabut kostal diafragma, sedangkan serabut krural tetap lemas sehingga memungkinkan bergeraknya berbagai zat dari lambung ke dalam esophagus.Otot inspirasi penting lainnya adalah muskulus interkostalis eksternus, yang berjalan dari iga ke iga secara miring kearah bawah dank e depan. Iga iga berputar seolah bersendi di bagian punggung sehingga ketika muskulus interkostalis eksternus berkontraksi, iga-iga di bawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposteior rongga dada. Diameter transversal juga meningkat, tetapi dengan derajat yang lebih kecil. baik muskulus interkostalis eksternus maupun diafragma dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat pada keadaan istirahat. Transeksi medulla spinalis di atas segmen servikalis ketiga dapat berakibat fatal bila tidak diberikan pernafasan buatan, namun tidak demikian halnya bila dilakukan transeksi di bawah segmen servikalis kelima karena nervus phrenicus yang mempersarafi diafragma tetap utuh; nervus phrenicus berasal dari medulla spinalis setinggi segmen servikalis 3-5. Sebaliknya, pada penderita dengan paralisis otot interkostal yang masih utuh, pernafasan otot interkostal yang masih utuh, pernafasan agak sukar tetapi cukup adekuat untuk mempertahankan hidup. Muskulus skalenus dan sternokleidomastoideus di leher merupakan otot inspirasi tambahan yang ikut membantu mengangkat rongga dada pada pernapasan yang sukar dan dalam.Jika otot ekspirasi berkontraksi, volume intratoraks akan berkurang dan terjadi ekspirasi paksa. Efek ini dimiliki oleh muskulus interkostalis internus karena otot-otot ini berjalan miring kea rah bawah dan belakang dari iga ke iga sehingga pada waktu berkontraksi, otot ini akan menarik rongga dada ke bawah . kontrksi otot dinding abdomen anterior juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara menarik iga-iga kebawah dank e dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra-abdomen yang akan mendorong diafragma ke atas.

Tonus BronkusSecara umum, otot polos pada dinding bronkus berfungsi membantu pernapasan. Bronkus mengalami dilatasi selama insirasi dan berkonstriksi saat ekspirasi. Dilatasi disebabkan oleh pelepasan impuls simpatis, dan konstriksi oleh pelepasan impuls parasimpatis. Rangsangan pada reseptor sensorik di saluran napas oleh iritan dan zat kimia seperti sulfur dioksida menimbulkan reflex bronkokonstriksi yang dihantarkan melalui jaras kolinergik. Bronkokonstriksi juga dapat ditimbulkan oleh udara dingin dan juga aktivitas jasmani, mungkin karena peningkatan respirasi saat berolahraga akan mendinginkan saluran napas. Selain itu, otot bronkus juga melindungi bronkus sewaktu batuk. Tonus bronkus memiliki riama sirkadian, yaitu konstriksi maksimal terjadi sekitar pukul 06.00 pagi dan dilatasi maksimal terjadi sekitar pukul 06.00 sore.

Complience Paru dan Dinding DadaPeningkatan volume di paru menghasilkan tekanan positif, sedangkan penurunan volume di paru menimbulkan tekanan negative. Perbandingan antara perubahan volume paru dengan satuan perubahan tekanan saluran udara ( V/ P) menggambarkan kemampuan mengembangkan (compliance) jaringan paru dan dinding dada. Pada umumnya, pengukuran dilakukan pada kisaran kurva tekanan relaksasi yang paling curam, dan nilai normalnya sekitar 0,2 L/cm H2O. Akan tetapi, compliance bergantung pada volume udara dalam paru; seseorang yang hanya memiliki satu paru menunjukan nilai separuh dari V individu normal untuk P tertentu. Compliance juga sedikit lebih besar bila diukur selama pengempisan paru dibandingkan jika diukur selama pengembangan paru.

SurfaktanTegangan permukaan yang rendah ketika alveolus mengecil disebabkan oleh adanya surfaktan (suatu zat lemak yang menurunkan tegangan permukaan) dalam cairan yang melapisi alveolus. Surfaktan merupakan campuran dipalmitoilfosfatidilkolin (DPPPC), berbagai lipid lain dan protein. Jika tegangan tersebut tidak di pertahankan rendah saat alveolus mengecil selama ekspirasi, alveolus akan kolaps sesuai dengan hokum Laplace. Pada struktur berbentuk sferis seperti alveolus, tekanan pengembangan setara dengan 2 kai tegangan dibagi jari-jari (P=2T/r); jika T tidak diturunkan bila r berkurang, nilai tegangan akan melampaui tekanan pengembangan. Surfaktan juga berfungsi membantu mencegah terjadinya edema paru. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa bila tidak terdapat sufaktan, akan menimbulkan tekanan sebesar 20mmHg yang menimbulkan transudasi cairan dari darah ke dalam alveolus. Surfaktan dihasilkan oleh sel epitel alveolus tipe II. Badan lamellar spesifik, yaitu organel yang mengandunggulungan fosfolipid dan terikat pada membrane sel, dibentuk dalam sel-sel tersebut dan disekresikan ke dalam lumen alveolus melalui eksositosis. Terbentuk tabung lipid yang disebut myelin tubular dari tonjolan badan, dan myelin tubular selanjutnya membentuk lapisan fosfolipid. Sebagian kompleks protein-lemak didalam surfaktan diambil kembali oleh sel alveolus tipe II melalui endositosis dan diaur ulang.Surfaktan berperan penting saat kelahiran. Janin di dalam uterus berusaha melakukan gerakan pernapasan, namun jaringan parunya tetap kolaps sampai saat lahir. Setelah lahir, bayi melakukan beberapa kali gerakan inspirasi kuat dan parunya akan mengembang. Surfaktan mencegah agar jaringan aru tidak kolaps kembali. 3

Struktur Makro dan Mikro Saluran PernapasanA. Rongga hidung dan nasal1. Hidung eksternal berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar.a. Septum nasi membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal. Bagian anterior septum adalah kartilago.b. Naris (Nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal.i. Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.ii. Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.c. Tulang hidungi. Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.ii. Vomer dan lempeng perpendicular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.iii. Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.iv. Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dari tulangh sphenoid.v. Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membrane mukosa (epitel kolumnar bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mukus dan banyak mengandung pembuluh darah.vi. Meatus superior, medial, dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka.d. Empat pasang sinus paranasal (frontal, etmoid, maksilar, dan sphenoid) adalah kantong tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan sphenoid. Sinus ini dilapisi membrane mukosa.i. Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan member efek resonansi dalam produksi wicara.ii. Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi tegak, aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus infeksi sinus.iii. Duktus nasolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus inferior.2. Membran mukosa nasala. Strukturi. Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat, dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit di bagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.ii. Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epithelium respiratorik membentuk mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epithelium bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.b. Fungsii. Penyaringan partikel kecil. Silia pada epithelium respiratorik melambai ke depan dan belakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus membentuk suatu perangkap untuk partikel yang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan, dibatukkan, atau dibersinkan keluar.ii. Penghangatan atau pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh darah yang terletak di bawahnya.iii. Resepsi odor. Epitelium olfaktori yang terletak di bagian atas rongga hidung di bawah lempeng kribriform, mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera penciuman.B. Faring adalah tabung muscular berukuran 12,5cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.1. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kea rah rongga nasal melalui dua naris internal (koana)a. Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang teling.b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan palatum keras tulang.a. Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.3. Laringofaring mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.C. Laring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago; tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.1. Kartilago tidak berpasangana. Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormon yang disekresi saat pubertas.b. Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah kartilago tiroid.c. Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglottis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan.2. Kartilago berpasangana. Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangan dari epithelium skuamosa bertingkat.b. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid.c. Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak.3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventricular (pita suara semu) yang tidak berfungsi saat produksi suara.b. Pasangan bagian bawah adalah lipatan pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid dan pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka di antara kedua pita ini adalah glottis.i. Saat bernapas, pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan glottis berbentuk triangular.ii. Saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup), dan glottis membentuk celah sempit.iii. Dengan demikian kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glottis dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara. D. Trakea (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10cm sampai 12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esophagus. Tuba ini merengtang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama.1. Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16 sampai 20 cincin kartilago berbentuk-C. Ujung posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi esophagus.2. Trakea dilapisi epithelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung banyak sel goblet.E. Percabangan bronkus1. Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan.2. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.3. Bronki disebut ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, setelah itu disebut intrapulmonary.4. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan brongkial yang selanjutnya: bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.F. Paru-paru1. Paru-paru adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks. a. Paru kanan memiliki tiga lobus; pari kiri memiliki dua lobus.b. Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik (bagian dasar) terletak di atas diafragma, sebuah permukaan mediastinal (medial) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal terletak di atas kerangka iga.c. Permukaan mediastinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronki, pulmonary, dan bronchial dari paru.2. Pleura adalah membrane penutup yang membungkus setiap paru.a. Pleura parietal melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma, mediastinum).b. Pleura visceral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal di bagian bawah paru.c. Rongga pleura (ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan visceral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-sel pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan intrapleura) agak negative dibandingkan tekanan atmosfer.d. Resesus pleura adalah rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat pleura parietal bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernapas, paru-paru bergerak keluar masuk area ini.i. Resesus pleura kostomediastinal terletak di tepi anterior kedua sisi pleura, tempat pleura parietal berbelok dari kerangka iga ke permukaan lateral mediastinum.ii. Resesus pleura kostommediastinal terletak di tepi posterior kedua sisi pleura di antara diafragma dan permukaan kostal internal toraks. 2Volume dan Kapasitas ParuVolume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan ekspirasi dapat diukur melalui spirometer. Nilai volume paru memperlihatkan suhu tubuh standar dan tekanan ambient serta diukur dalam millimeter udara.1. Volumea. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda sehat berkisar 500ml untuk laki-laki dan 380ml untuk perempuan.b. Volume cadangan inspirasi/ Inspiratory reserve volume (VCI/ IRV) adalah volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal atau jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa. CDI berkisar 3.100 ml pada laki-laki dan 1.900 ml pada perempuan.c. Volume cadangan ekspirasi/ Expiratory reserve volume (VCE/ ERV) adalah volume ekstra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir respirasi tidal normal atau jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui kontraksi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa. VCE biasanya berkisar 1.200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.d. Volume residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi kuar. Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata-rata volume ini pada laki-laki sekitar 1.200 ml dan pada perempuan 1.000 ml.2-32. Kapasitasa. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume cadangan ekspirasi (KRF = VR + VCE). Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2.200 ml.b. Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi (KI = VT + VCI). Nilai rata-ratanya adalah 3.500 mlc. Kapasitas vital (KV) adalah penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi, dan volume cadangan ekspirasi (KT = VT + VCI + VCE). Karena diukur dengan spirometer, kapasitas vital merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi maksimum. Kapasitas vital dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti postur, ukuran rongga toraks, dan komplians paru. Tetapi nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.d. Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total total udara yang dapat ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas vital di tambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rata-ratanya adalah 5.700 ml.3. Volume ekspirasi kuat dalam satu detik (VEK1) adalah volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru yang terinflasi maksimal saat detik pertama ekhalasi maksimum. Nilai normal VEK1 sekitar 80% KV.4. Volume respirasi menit adalah volume tidal dikalikan jumlah pernapasan permenit.2Kesimpulan

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001.2. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004: 266-9, 271-2.3. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2008: 672-9.4.

14