pbl blok 6

18
Fraktur Pada Basis Cranii Shienowa Andaya Sari 102012445 /D5 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA [email protected] Abstrak Kepala manusia terdiri dari otak, mata, telinga, hidung, dan mulut (yang kesemuanya membantu berbagai fungsi sensor seperti pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan). Apabila terjadi cedera pada kepala maka akan berakibat fatal dalam bagian dalam kepala manusia. Pada kepala manusia terdapat yaitu tengkorak, meninges, LCS (liquor cerebrospinalis), sawar darah otak (blood brain barrier) dan otak serta terdapat saraf-saraf penting yang berfungsi mengendalikan tubuh manusia. Saraf- saraf penting yang berfungsi mengendalikan tubuh manusia adalah sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Dalam kepala manusia juga terdapat sistem vaskularisasi berperan dalam sistem pembuluh darah manusia. Suatu fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak yang tebal. Fraktur pada daerah ini sering melukai struktur lain pada bagian dalam tengkorak. Kata kunci: Pelindung otak, saraf, vaskularisasi cerebral. Abstract Human head consists of the brain, eyes, ears, nose, and mouth (all of which help various functions such as vision sensors, hearing, smell, and taste). In the event of an injury to the head would be danger in the inside of the human head. On the human head there is the skull, meninges, CSF (liquor cerebrospinalis), blood-brain barrier (blood brain barrier) and the brain and the nerves are important to control the human body functions. Important nerves that control the functioning of human body is central nervous system and peripheral nervous system. In the human head vascularity systems are also involved in human vascular system. A fracture is a fracture of the base linear cranii occurring at the base of the skull is thick. Fractures in this area often injure other structures on the inside of the skull. Keywords: Protector brain, nerves, cerebral vascularization. Pendahuluan Kepala adalah bagian rostral yang biasanya terdiri dari otak, mata, telinga, hidung, dan mulut (yang kesemuanya 1

Upload: yayaya

Post on 13-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Fraktur pada Basis Cranii

TRANSCRIPT

Page 1: pbl blok 6

Fraktur Pada Basis CraniiShienowa Andaya Sari

102012445 /D5FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA [email protected]

Abstrak

Kepala manusia terdiri dari otak, mata, telinga, hidung, dan mulut (yang kesemuanya membantu berbagai fungsi sensor seperti pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan). Apabila terjadi cedera pada kepala maka akan berakibat fatal dalam bagian dalam kepala manusia. Pada kepala manusia terdapat yaitu tengkorak, meninges, LCS (liquor cerebrospinalis), sawar darah otak (blood brain barrier) dan otak serta terdapat saraf-saraf penting yang berfungsi mengendalikan tubuh manusia. Saraf-saraf penting yang berfungsi mengendalikan tubuh manusia adalah sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Dalam kepala manusia juga terdapat sistem vaskularisasi berperan dalam sistem pembuluh darah manusia. Suatu fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak yang tebal. Fraktur pada daerah ini sering melukai struktur lain pada bagian dalam tengkorak.Kata kunci: Pelindung otak, saraf, vaskularisasi cerebral.

AbstractHuman head consists of the brain, eyes, ears, nose, and mouth (all of which help various

functions such as vision sensors, hearing, smell, and taste). In the event of an injury to the head would be danger in the inside of the human head. On the human head there is the skull, meninges, CSF (liquor cerebrospinalis), blood-brain barrier (blood brain barrier) and the brain and the nerves are important to control the human body functions. Important nerves that control the functioning of human body is central nervous system and peripheral nervous system. In the human head vascularity systems are also involved in human vascular system. A fracture is a fracture of the base linear cranii occurring at the base of the skull is thick. Fractures in this area often injure other structures on the inside of the skull.Keywords: Protector brain, nerves, cerebral vascularization.

PendahuluanKepala adalah bagian rostral yang biasanya terdiri dari otak, mata, telinga, hidung, dan

mulut (yang kesemuanya membantu berbagai fungsi sensor seperti pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan). Bagian yang terdapat pada kepala manusia yaitu tengkorak, meninges, LCS (liquor cerebrospinalis), sawar darah otak (blood brain barrier) dan otak. Serta terdapat pembuluh darah dan saraf-saraf penting yang berfungsi mengendalikan tubuh manusia. Apabila terjadi cedera pada kepala maka akan berakibat fatal dalam bagian dalam kepala manusia. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang struktur bagian kepala manusia itu sendiri akan dibahas secara makroskopik dan mikroskopik serta sistem saraf yang mensarafi tubuh manusia. Sarasan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai yaitu dapat mengetahui struktur cranium dan fungsinya, serta mengetahui pembentukan LCS (liquor cerebrospinalis).

1

Page 2: pbl blok 6

Isi

1. Pelindung Otak1.1 Tengkorak

Tengkorak dibentuk oleh gabungan beberapa tulang.1 Tulang-tulang dasar tengkorak umumnya besar, mengalami penulangan, erat menjadi satu dan keras. Masing-masing tulang (kecuali mandibula) disatukan pada sutura. Cranium atau atap tengkorak terdiri atas beberapa tulang yaitu os occipitale di belakang, dua buah os parietale pada kedua sisi, dan dua buah os temporal, dan dua buah os frontale di depan (Gambar 1).2 Fungsi tengkorak adalah untuk melindungi otak dan indera pengelihatan dan pendengaran, sebagai tempat melekatnya otot yang bekerja pada kepala, dan sebagai tempat penyangga gigi.

Pada atap tengkorak, permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat dan lapisan spongiosa yang disebut diploe terletak di antaranya. Terdapat variasi yang cukup besar pada ketebalan tulang tengkorak antar-individu. Tengkorak paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh otot. Pada gambaran klinis fraktur tulang tengkorak biasanya terjadi akibat benturan langsung. Benturan terlokalisasi pada kubah tengkorak sering menyebabkan fraktur dengan tulang melesak ke dalam otak, pembuluh darah dan meningen di sekitar otak sering mengalami cedera. Basis cranii sangat keras dan fraktur pada daerah ini sering melukai struktur lain yaitu sinus udara, pembuluh darah yang melaluinya, dan saraf kranial. Selain itu fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater.

Gambar 1. Cranium3

2

Page 3: pbl blok 6

Pada kasus kali ini penulis akan membahas lebih terperinci tentang basis cranii. Basis cranii berarti tulang tengkorak yang lihat dari bawah (dengan menyingkirkan mandibula).2

(Gambar 2) Menunjukan beberapa bagian yaitu gigi rahang atas, cekungan palatum durum, yang dibentuk oleh processus palatinus maxilla di bagian depan dan sebagian os palatinus di bagian belakang. Kemudian pada arcus zygomaticus, dibentuk terutama oleh os zygomaticus, dengan penonjolan maxilla di bagian depan dan os temporale di bagian yang lain di belakang. Ada fossa infratemporalis, ruang di antara arcus zygomaticus dan kubah tengkorak, merupakan bagian dari os sphenoidale, serta bagian os temporale, mencakup processus mastoideus, processus styloideus, dan canalis caroticus (yang dialui arteria carotis internus). Os occipital, mengelilingi foramen magnum. Foramen magnum yang dilalui oleh medulla spinalis dan arteria vertebralis. Condylus occipitalis di setiap sisi foramen magnum,untuk articulation atlantoocopitalis (vertebra cervicalis I), serta beberapa foramen untuk pembuluh darah dan saraf.

Tengkorak dilihat dari dalam, dengan menyingkirkan kubah tengkorak menunjukan tiga serambi pada setiap sisi yaitu fossa cranii anterior, fossa cranii media, dan fossa cranii inferior.

Gambar 2. Basis cranii3

1.1.1 Fossa Cranii AnteriorFossa cranii anterior dibentuk oleh lamina orbitalis os frontale, yang membentuk atap

orbita. Kemudian crista galli dan lamina cribriformis os ethmoidale, terletak di antara dua lamina orbitalis. Dibentuk juga oleh ala minor os sphenoidal. Serta ada pula foramen opticum adalah sebuah lubang pada os sphenoidale yan dilalui nervus opticus di setiap sisi dari orbita menuju otak.1.1.2 Fossa Cranii Media

Fossa crania media dibentuk oleh os sphenoidale di bagian tengah, kemudian os temporale di bagian tengah, dan bagian depa pars petrosa os temporale di bagian belakang. Fossa hypophysialis adalah cekungan di bagian tenga os sphenoidale yang merupakan bagian yang melindungi kelenjar hipofisis. Pocessus clinoideus anterior dan posterior merupakan penonjolan tulang yang sangat kecil, dua di depan dan dua di belakang fossa hypophysialis.

3

Page 4: pbl blok 6

Kemudian terdapat arteria carotis internus memasuki tengkorak melalui lubang di bagian posterolateral fosa. 1.1.3 Fossa Cranii Inferior

Fossa crania posterior merupakan fossa yang terbesar dan terdalam, dibentuk dari pars petrosa os temporale pada bagian belakang dan os occipitale. Fosa ini menunjukan cekungan dalam pada tiap sisi tempat dari cerebellum, foramen magnum, dan alur tempat sinus venosus.

1.2 MeningesMeninges adalah membrane tipis yang membungkus otak dan medula spinalis. Terdapat

tiga meninges: dura mater (“thick mother”) di bagian luar, araknoid (“seperti laba-laba”) sebagai lapisan tengah, dan pia mater (“little mother”) yang terdapat tepat di atas otak.4 1.2.1 Dura mater

Dura mater, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan periosteal luar dan lapisan meningeal dalam.5 Lapisan periosteal luar pada dura mater melekat di permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam tulang tengkorak. Sedangkan lapisan meningeal dalam pada dura mater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali arahnya untuk membentuk bagian-bagian yaitu falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum, dan sela diafragma. Pada beberapa regia, kedua lapisan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak. Ruang antara lapisan-lapisan tersebut diisi dengan CSS.

Ruangan di atas dura mater disebut epidural, dan ruangan di bawah dura mater, tetapi di atas araknoid disebut subdural. Ruang epidural dan subdural berisi banyak pembuluh darah kecil. Ruang subdural memisahkan dura mater dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis sedangkan ruang epidural adalah ruang potensial antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada dura mater di regia medulla spinalis. Kerusakan pada pembuluh darah tersebut menyebabkan penimbunan darah di ruang epidural atau subdural.1.2.2 Araknoid

Lapisan araknoid (tengah) terletak di bagian eksternal pia mater dan mengandung sedikit pembuluh darah.5 Terdapat ruang subaraknoid yang memisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan mengandung cairan serebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia mater diawahnya. Kemudian terdapat berkas kecil jaringan araknoid yaitu vili araknoid, menonjol ke dalam sinus vena dura mater.1.2.3 Pia mater

Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak, karena melekat erat pada otak maka lapisan pia mater mengikuti alur gyrus dan sucus.5

Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf.

1.3 LCS (liquor cerebrospinalis)LCS (liquor cerebrospinalis) atau cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang

mengelilingi otak dan medula spinalis.4 CSS bersirkulasi di ruang subaraknoid, dan memberikan perlindungan kepada otak terhadap getaran fisik. Komposisi cairan serebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh pleksus koroid yaitu jaring-jaring kapilar

4

Page 5: pbl blok 6

berbentuk bunga kol yang menonjol dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak. Kemudian melalui sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah sereral dan melapisi kanal sentral medula spinalis.

Cairan serebrospinalis mengalami sirkulasi sebagai berikut.5 Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular (Munro) menuju ventrikel ketiga otak, tempat cairan semakin banyak karena ditambahkan oleh pleksus koroid ventrikel ketiga. Dari ventrikel ketiga cairan mengalir melalui akuaduktus serebral (Sylvius) menuju ventrikel keempat, tempat cairan ditambahkan kembali dari pleksus koroid. Cairan mengalir melalui tiga lubang pada langit-langit ventrikel keempat kemudian bersirkulasi melalui ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan kemudian direabsorpsi di villi araknoid (granulasi) ke dalam sinus vena pada dura mater dan kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut. Reabsorpsi cairan serebrospinalis berlangsung secepat produksinya, dan hanya menyisakan sekitar 125 ml pada pada sirkulasi. Rearbsorpsi normal berada di bawah tekanan ringan (10 mmHg sampai 20 mmHg). Tetapi jika ada hambatan saat reabsorpsi berlangsung maka cairan akan bertambah dan tekanan intracranial akan semakin besar. (Gambar 3)

Gambar 3. Cairan serebrospinalis5

Fungsi cairan serebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. Secara klinis cairan serebrspinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosedur pungsi lumbal (Spinal tap) yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang sub-araknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan keempat.

1.4 Sawar Darah Otak (blood brain barrier) Sawar darah-otak adalah struktur unik sistem vaskular otak yang mencegah lewatnya

material dari darah ke cairan serebrospinal di otak.4 Sawar darah-otak terbentuk dari sel endotel yang berikatan erat di kapiler otak dan dari sel yang melapisi ventrikel yang membatasi difusi dan filtrasi. Fungsi transport khusus mengatur cairan yang keluar dari sirkulasi umum untuk membasahi sel otak. Swar darah otak melindungi sel otak yang halus

5

Page 6: pbl blok 6

dari pajanan terhadap zat yang berpotensi membahayakan. Banyak obat dan zat kimia tidak dapat menembus darah-otak.

2. SarafJaringan saraf terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Neuron adalah unit

utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setiap neuron memiliki fungsi untuk menerima rangsangan yang datang dan mengirimkan rangsangan ke saraf lain maupun ke otot. Neuron terdiri dari dendrit, badan sel, dan akson. Dendrit adalah bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf lain atau bekerja sebagai reseptor. Badan sel memiliki fungsi untuk menyampaikan sinyal rangsangan ke akson. Sementara itu, akson adalah perluasan memanjang tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel. 4 (Gambar 4)

Gambar 4. Neuron4

Sinaps adalah titik kontak antara neuron satu dengan neuron lainnya. Sinaps ada yang sinaps kimiawi dan sinaps listrik. Dalam satu sinaps terdisi atas unsur presinaptik (prasinaps) dan unsur postsinaps (pascasinaps). Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmiter (zat kimia) dilepas dari terminal akson presinaptik (parasinaps), mengalir menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada resptor membran postsinaps (pascasinaps).

Sistem saraf adalah sekumpulan serabut sel-sel saraf, atau neuron-neuron.6 Sel-sel ini merupakan sel-sel dengan prosesus percabangan yang panjang (serabut saraf) yang dapat mengirimkan impuls saraf. Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat.

2.1. Sistem Saraf TepiSistem saraf tepi (SST) terdiri atas cabang-cabang ini yang berjalan dalam saraf kranial

dan spinal dan kelompok neuron di luar terkait yang dikenal sebagai ganglia. Fungsi semua bagian tubuh diintegrasi leh sistem ini.7 Sistem saraf perifer terdiri atas saraf yang berjalan antara otak atau medula spinalis dan bagian tubuh lainnya. Sistem saraf perifer dapat dibagi menjadi bagian aferen dan eferen.

Serabut aferen dan eferen berjalan bersama dalam arah yang berlawanan di semua saraf spinal dan sebagian besar saraf kranial. Beberapa saraf kranial hanya membawa informasi aferen. Neuron aferen menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat dari semua organ sensorik, reseptor tekanan dan volume, reseptor suhu, reseptor regangan, dan reseptor nyeri. Neuron eferen mnyampaikan stimulasi saraf ke otot dan kelenjar. Neuron eferen

6

Page 7: pbl blok 6

menyampaikan stimulasi saraf ke otot dan kelenjar. Neuron eferen termasuk dalam sistem saraf otonom atau sistem saraf somatik.

Terdapat 12 pasang saraf yang berjalan ke dan dari otak dan 31 pasang yang berjalan ke dan dari medula spinalis. Tetapi pada pembahasan kali ini akan lebih menitikberatkan pembahasan kepada 12 pasang saraf yang berjalan ke otak dan dari otak atau lebih di kenal dengan 12 saraf kranial. Saraf-saraf ini penting dalam pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, sensasi wajah dan kulit kepala, gerakan mata, mengunyah, menelan, ekspresi wajah, dan salviasi.8 Saraf kranial ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. 12 Saraf Kranial9

No Saraf kranial Komponen Fungsi Tempat Keluar

I Olfaktorius Sensorik Penciuman Lamina cribosaII Optikus Sensorik Penglihatan Canalis optikusIII Okulomotorius Motorik Menegakkan kelopak mata

atas, kontraksi pupil, sebagian besar gerakan ekstraokular

Fissura orbitalis superior

IV Troklearis Motorik Gerakan mata ke bawah dan ke dalam

Fissura orbitalis superior

V TrigeminusI. OpthalmiusII. MaxillariesIII. Mandibularis

Motorik dan sensorik

Motorik: otot temporalis dan maseter (menutup rahang dan mengunyah) gerakan lahan ke lateral.Sensorik: kulit wajah, dua pertiga depan kulit kepala, mukosa mata, mukosa hidung di rongga mulut, lidah dan gigi.

I. Fissura orbitalis superior

II. Foramen Rotundum

III. Foramen Ovale

VI Abdusens Motorik Deviasi mata ke lateral Fissura orbitalis superior

VII Fasialis Motorik, sensorik Motorik: otot-otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut.Sensorik: pengecapan dua pertiga depan lidah (rasa, manis, asam, dan asin)

Meatus acusticus internus

VIII Vestibulokoklearis

Sensorik Keseimbangan Meatus acusticus internus

IX Glosofaringeus Motorik, sensorik Motorik: faring menelan, refleks muntah, partis salivasi.Sensorik: faring, lidah posterior, termasuk rasa pahit.

Foramen jugulare

X Vagus Motorik, sensorik Faring: menelan, refleks muntah, fonasi: visera

Foramen jugulare

7

Page 8: pbl blok 6

abdomen.XI Asesorius Motorik Otot stemokleidomastideus

dan bagian atas dari otot trapezius; pergerakan kepala dan bahu.

Foramen jugulare

XII Hipoglosis Motorik Pergerakan lidah Canalis nervi hypoglossi

2.2. Sistem Saraf PusatSistem saraf pusat (SSP), yang terdiri dari otak dan medula spinalis merupakan sistem

saraf utama dari tubuh serta mengandung sel-sel saraf, atau neuron, dan sel-sel penyokong disebut neuroglia.10,7 Fungsi utama sistem saraf pusat adalah mengolah informasi sensorik yan masuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan respons motorik yang tepat.11 Setelah informasi sensorik penting dipilih, informasi tersebut disambungkan ke bagian yang tepat dari sistem saraf pusat untuk menimbulkan respons yang diinginkan.

2.2.1 Otak

Otak adalah massa besar jaringan saraf yang terletak di dalam kranium (tengkorak). Otak adalah tempat reflex berintegrasi untuk mempertahankan lingkungan internal. Otak juga merupakan sumber beberapa hormon dan tempat intergasi semua informasi sensorik. Otak yang sudah berkembang penuh merupakan sebuah organ besar yang terletak di dalam rongga tengkorak. Pada perkembangan awal, otak dibagi menjadi 3 bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.12,13

Otak depan menjadi belahan otak (hemisferium serebri), korpus striatum dan talami (thalamus dan hipotalamus). Otak tengah menjadi otak tengah atau diensefalon. Kemudian otak belakang menjadi pons varoli, medula oblongata, dan serebelum ketiga bagian ini membentuk Batang otak. (Gambar 5) Pada pembahasan kali ini akan menitikberatkan pada batang otak.

Gambar 5. Otak12

8

Page 9: pbl blok 6

2.2.1.1 Batang otak

Seperti yang telah kita bahas di atas, batang otak terdiri dari medula, pons, dan otak tengah. Batang otak adalah penghubung vital antara medula spinalis dan bagian-bagian otak yang lebih tinggi.8 Batang otak juga merupakan jalur penghubung penting antara bagian otak lain dan medula spinalis, serta berperan dalam mengatur reflex otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur. Sebagian besar dari 12 pasang saraf kranialis berasal dari batang otak (gambar 6). Batang otak tempat berkumpulnya kelompok-kompok neuron-neuron atau pusat yang mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah, pernapasan, dan banyak aktivitas pencernaan.

Gambar 6. Saraf Kranial8

Di dalam batang otak terdapat suatu anyaman neuron-neuron yang saling berhubungan yang disebut formasio retikularis.8 Jaringan ini menerima dan mengintegrasikan semua masukkan sinaps. Serat-serat asendens yang berasal dari formasio retikularis membawa sinyal keatas untuk membangunkan dan mengaktifkan korteks serebrum. Serat-serat ini menyusun system aktivasi retikuler (reticular activating system) yang mengontrol seluruh derajat kewaspadaan korteks dan penting dalam kemampuan mengarahkan perhatian. Dari gambar (gambar 7) dapat kita lihat Reticular Activating System formasio retikularis,suatu jaringan neuron yang tersebar luas didalam batang otak, menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaps. Reticular Activating System, yang mendorong kesiagaan korteks dan membantu mengarahkan perhatian ke kejadian-kejadian tertentu, terdiri dari serat-serat asendens (warna putih) yang berasal dari formatio retikularis yang membawa sinyal keatas untuk membangunkan dan mengaktifkan serebrum.

9

Page 10: pbl blok 6

Gambar 7. Formasio Retikularis

2.2.2 Medula SpinalisMedula spinalis berlanjut dengan medula oblongata di atas otak dan merupakan sistem

saraf pusat di bawah otak. Struktur ini berawal pada foramen magnum dan berakhir pada lumbal pertama tulang belakang, dengan panjang sekitar 45 cm. Pada ujung bagian bawah, ia berangsur-angsur menghilang ke dalam suatu kerucut, yang dinamakan konus medularis dari ujung, tempat filum terminal turun ke koksigis yang dikelilingi oleh akar saraf, yang disebut kauda equina.12 (Gambar 7) Fungsi utama medula spinalis adalah sebagai penyaur impuls dari perifer ke otak dan dari otak ke perifer.

Gambar 7. Ujung Medula Spinalis12

3.Pembahasan pada KasusSkenario yang di dapat pada kasus kali ini adalah seorang pengendara mobil di bawa ke

UGD karena mengalami kecelakaan beruntun. Hasil pemeriksaan fisik pasien tidak sadar, hasil pemeriksaan rontgen didapati fraktur pada basis cranii.

Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Penyebab fraktur meliputi pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan kontraksi otot ekstrem.14 Dalam skenario telah kita lihat bahwa setelah pasien menjalani pemeriksaan fisik hasil pemeriksaan rontgen menunjukan adanya fraktur pada basis cranii. Pemeriksaan rontgen (radiodiagnostic) merupakan pemeriksaan yang menggunakan Sinar X untuk dapat menampilkan organ tubuh. Fraktur

10

Page 11: pbl blok 6

basis cranii terjadi akibat kecelakaan. Dimana daerah dasar tulang tengkorak mengalami benturan pada saat tabrakan beruntun. Keadaan ini membuat pasien tidak sadar pada saat pemeriksaan fisik.

Ketidaksadaran ini disebabkan adanya kerusakan batang otak yang mengganggu RAS (reticular activating system) pada formasio retikularis.8 Batang otak adalah penghubung vital, serta tempat dimana 12 pasang saraf kranialis berasal dan berfungsi untuk mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah atau vaskularisasi. Pada gambaran klinis fraktur tulang tengkorak biasanya terjadi akibat benturan langsung. Basis cranii sangat keras dan fraktur pada daerah ini sering melukai struktur lain yaitu sinus udara, pembuluh darah yang melaluinya, dan saraf kranial. Selain itu fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater.

KesimpulanPada kasus kali ini, kelompok kami telah menyusun hipotesis yaitu fraktur pada basis

cranii menyebabkan gangguan pada struktur kepala dan saraf kranial. Hipotesis dibenarkan karena telah di sebutkan pada pembahasan di atas basis cranii sangat keras dan fraktur pada daerah ini sering melukai struktur lain yaitu sinus udara, pembuluh darah yang melaluinya, dan saraf kranial. Selain itu fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater. Dengan demikian dapat di pastikan apabila terjadi fraktur pada basis cranii maka dapat mengganggu kerja batang otak, 12 pasang saraf kranial, serta sistem vaskularisasi.

Daftar Pustaka1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2003.2. Oxorn H, Forte WR. Ilmu kebidanan: patologi dan fisiologi persalinan. Yogyakarta:

Yayasan Essentia Medica (YEM); 2010.3. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi manusia kepala, leher, dan neuroanatomi.

Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC; 2004.6. Broom B. Anatomi dan fisiologi kelenjar endokrin dan sistem persarafan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.7. Fawcett DW. Buku ajar histology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.8. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2007.9. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan dengan ganggan sistem persarafan. Jakarta:

Salemba Medika; 2008.10. Anugerah P. Farmakologi pendekatan proses keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2003.11. Ester M. Bahaya bahan kimia pada kesehatan manusia dan lingkungan. Jakarta: Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.12. Watson R. Anatomi dan fisiologi keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2003.

11

Page 12: pbl blok 6

13. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.

14. Suratun , Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan sistem musculoskeletal sAK. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

12