pbl blok 6

23
Hubungan Rasa Lelah dan Lemas dengan Irama Sirkadian Verdi Danutirto 102012018 / F5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Abstrak Berpindahan dari suatu daerah ke daerah lain yang tentunya berbeda benua dan memiliki perbedaan alam yang begitu banyak, selain cuaca dan juga iklim, waktu juga memiliki perbedaan yang signifikan oleh karena itu bisa kita temukan sebuah fenomena yang bernama jet lag. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena didalam tubuh kita ada suatu pengaturan fisiologis yang dinamakan sebagai irama sirkadian, yang mengatur aktivitas kita irama ini akan terus ada didalam diri kita yang salah satunya adalah irama tidur jaga yang diatur oleh suatu struktur didalam otak kita yang disebut sebagai suprachiasmatic nuclei yang berada di hipotalamus. Irama sirkadian ini diatur oleh beberapa faktor yaitu rotasi bumi yang berhubungan dengan sinkronisasi, faktor ilmuninasi, musim, faktor suhu dan juga isyarat serta penunjuk waktu dan jadwal kegiatan. Kata kunci : Irama Sirkadian, Jet Lag, Faktor Abstract Migration from one region to another where is certainly different continents and have different environment, other than the weather and climate, the time also had a significant difference, therefore we can find a phenomenon called jet lag. This can be made possible because in our body there is a physiological setting called a circadian 1

Upload: verdi

Post on 14-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pbl Blok 6 FK Ukrida

TRANSCRIPT

Hubungan Rasa Lelah dan Lemas dengan Irama SirkadianVerdi Danutirto102012018 / F5Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat [email protected]

AbstrakBerpindahan dari suatu daerah ke daerah lain yang tentunya berbeda benua dan memiliki perbedaan alam yang begitu banyak, selain cuaca dan juga iklim, waktu juga memiliki perbedaan yang signifikan oleh karena itu bisa kita temukan sebuah fenomena yang bernama jet lag. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena didalam tubuh kita ada suatu pengaturan fisiologis yang dinamakan sebagai irama sirkadian, yang mengatur aktivitas kita irama ini akan terus ada didalam diri kita yang salah satunya adalah irama tidur jaga yang diatur oleh suatu struktur didalam otak kita yang disebut sebagai suprachiasmatic nuclei yang berada di hipotalamus. Irama sirkadian ini diatur oleh beberapa faktor yaitu rotasi bumi yang berhubungan dengan sinkronisasi, faktor ilmuninasi, musim, faktor suhu dan juga isyarat serta penunjuk waktu dan jadwal kegiatan.Kata kunci : Irama Sirkadian, Jet Lag, Faktor AbstractMigration from one region to another where is certainly different continents and have different environment, other than the weather and climate, the time also had a significant difference, therefore we can find a phenomenon called jet lag. This can be made possible because in our body there is a physiological setting called a circadian rhythm, which regulates the activity of this rhythm we will continue to exist within us which one of them is a duty sleep rhythm is regulated by a structure in the brain called the suprachiasmatic nuclei located in the hypothalamus. The circadian rhythm is regulated by several factors related to the Earth's rotation synchronization, ilmunination factor, season, temperature factors and also cues and the time and the schedule of activities.Key words : Circadian Rhythm, Jet Lag, Factor

PendahuluanManusia hidup di era globalisasi yang membuat batas-batas antar Negara kini seakan tak ada lagi, karena kemajuan IPTEK maka batas ini seolah tak ada oleh karena itu kita bisa berpergian ke negeri lain yang memiliki banyak perbedaan, dalam hal waktu juga berbeda, karena memiliki daerah yang berbeda, maka bisa diperoleh pola waktu yang berbeda juga. Hal ini memungkinkan terjadinya jet-lag, yang berhubungan erat dengan suatu mekanisme yang disebut irama sirkadian. Irama sirkadian atau yang sering disebut bioritmik mengatur tubuh manusia untuk mendapat istirahat yang cukup, menjaga suhu tubuh, serta mengatur sekresi tubuh. Hampir semua organisme, termasuk hewan dan tumbuhan juga memiliki irama sirkadian, karena itu penting bagi kita untuk mengetahui mekanisme pengaturan irama sirkadian serta faktor-faktor yang dapat memengaruhinya.Tujuan dari makalah ini adalah mengedukasi calon dokter tentang pentingnya mempelajari hal-hal dasar tentang irama sirkadian agar kelak dapat menentukan diagnosis dan perlakuan yang tepat pada pasien. Penulis juga memiliki harapan agar ilmu pengetahuan tentang mekanisme dan fungsi irama sirkadian dan fisiologi tubuh dapat berkembang dan berguna aplikasinya dalam dunia kedokteran.Irama SirkadianSuatu siklus fisiologis dengan frekuensi sekitar 24 jam disebut irama sirkadian (circadian rythym) (Bahasa Latin circa, sekitar, dan dies, hari). Irama sirkadian bertahan, bahkan hingga ketika organisme itu dilindungi dari petunjuk lingkungan penyebabnya. Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola hidup organisme setiap hari, termasuk manusia. Irama ultradian menggambarkan bagian waktu di dalam irama sirkadian. Telah terbukti bahwa tubuh manusia, saat tidak ada cahaya atau sumber pengingat waktu yang lain (mis., penetapan waktu seperti waktu makan dan menonton televisi) mengadopsi rutinitas tidur-bangun yang menyerupai 24 jam. Rata-rata irama sirkadian untuk manusia adalah sekitar 25 jam, walaupun rentang irama sirkadian untuk orang yang berbeda beragam dari 16-48 jam.Irama sirkadian individu dapat dianggap bertanggung jawab atas dua tipe kepribadian utama, meskipun tipe kepribadian ini merupakan suatu rangkaian dan bukan terpolarisasi (terbagi menjadi dua kelompok yang sangat berbeda) seperti yang tampak. Tipe pagi adalah kepribadian orang yang bangun dan segar di pagi hari, dan sering melakukan pekerjaan terbaik di pagi hari namum pada awal sore hari mereka menjadi lelah dan kurang efisien. Akan tetapi,tipe sore merasa bahwa bangun di pagi hari adalah suatu tugas dan mereka tidak melakukan kerja mereka yang terbaik sampai tiba sore hari. Mereka sering kali bekerja telat dan pergi tidur juga telat. Suhu tubuh, endokrin (hormon), siklus menstruasi, tidur.1MakroskopisHipotalamus adalah struktur primer di otak yang bertanggungjawab untuk mempertahankan homeostasis fisiologis. Kata hypo berarti di bawah. Hipotalamus terletak tepat di bawah thalamus dan dibatasi oleh sulkus hipotalamus. Hipotalamus membentuk dasar diensefalon. Hipotalamus merupakan organ saraf dan endokrin penting yang bertanggung jawab untuk mempertahankan homeostasis (kestabilan lingkungan internal). Sebagai contoh, ketika tubuh dingin, hipotalamus memulai respons internal untuk meningkatkan produksi panas (misalnya dengan mengigil) dan mengurangi pengeluaran panas. Fungsi utama hipotalamus : Pengendalian aktivitas susunan saraf otonom yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual. Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan. Memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin. Integrasi sirkuit siklus bangun-tidur

Hipotalamus memiliki jam biologis yang mengontrol ritme tubuh sehari-hari. Hipotalamus dianggap sebagai kelenjar endokrin (hormonal) utama di tubuh dan mengontrol sekresi beberapa hormon penting. Hipotalamus juga dihubungkan melalui jaringan saraf yang luas ke struktur lain di sepanjang korteks serebri dan sistem limbik. Hipotalamus adalah bagian otak yang penting dalam mengendalikan keseimbangan air, suhu tubuh, pertumbuhan tubuh, dan rasa lapar.

Gambar 1. Struktur hipotalamus2

Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan cara memicu timbulnya keringat atau menggigil. Hipotalamus terlibat dalam memantau dan berespons terhadap perasaan marah, nafsu, dan takut. Hipotalamus juga mengintegrasikan respons-respons sistem simpatis dan parasimpatis. Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di diencephalon, dekat dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius). Ia terletak di sisi inferior thalamus, membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. Sel ependim yang telah dimodifikasi, tanisit, memiliki cabang-cabang yang meluas ke dalam hipotalamus dan berakhir dekat pembuluh darah dan neuron.3,4Berjalan melalui batang otak adalah jaringan yang terdiri atas banyak neuron kecil bercabang, yang disebut formasio retikularis. Neuron ini mencakup jaras asenden dan desenden, yang beberapa di antaranya berkumpul membentuk pusat yang mengontrol reflex menelan, muntah, serta refleks pernapasan dan kardiovaskular. Formasio retikularis juga sangat penting untuk keadaan terjaga dan diperlukan untuk memfokuskan perhatian. Fungsi formasio retikularis sangat penting untuk kehidupan.Berbagai neuron di formasio retikularis mengirim informasi ke area otak yang lebih tinggi untuk mempertahankan keadaan terjaga dan siaga. Neuron ini serta proyeksinya adalah bagian dari kelompok fungsional sel, bukan kelompok anatomis sel, yang disebut sitem aktivasi reticular (reticular activating system, RAS). 3RAS mempertahankan keadaan terjaga, perhatian, dan konsentrasi. RAS distimulasi oleh semua input sensorik, termasuk stimulus nyeri. Proses tidur juga berada di bawah control formasio retikularis. Seperti keadaan terjaga, tidur adalah proses aktif. Proses tidur terjadi apabila pusat tertentu di batang otak mengirim sinyal inhibisi ke neuron di sepanjang RAS. Sinyal inhibisi ini tampak disebabkan oleh pelepasan neurotransmiter serotonin oleh sel formasio retikularis . serotonin menghambat stimulasi RAS, yang secara temporer mengakhiri perilaku yang disadari. Kadar serotonin di otak akhirnya turun dan individu tersebut bangun. Tidur dan terjaga biasanya mengikuti pola siklik kecuali pola tersebut dihambat, diubah atau diinterupsi.4

Gambar 2. Formasio retikularis5Formatio retikularis terdiri atas jaringan kompleks badan sel dan serabut saraf yang saling terjalin membentuk inti sentral batang otak. Neuron ini mencakup jaras ascendens dan descenden, yang beberapa di antaranya berkumpul membentuk pusat yang mengontrol reflex menelan, muntah serta reflex pernafasan dan kardiovaskular. Bagian ini berhubungan ke bawah dengan sel-sel intermunsial medula spinalis dan meluas ke atas dan ke dalam diensefalon dan telensefalon. 3,4

Fungsi utama sistem retikularis meliputi integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal yaitu penentuan status kesadaran dan keadaan bangun, modulasi transmisi informasi sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi, modulasi aktivitas motorik, pengaturan respons otonom, dan pengaturan siklus tidur-bangun. Fungsi formatio retikularis sangat penting untuk kehidupan. Formasi retikularis batang otak terletak strategis di bagian tengah jaras saraf ascendens dan descendens antara otak dan medulla spinalis sehingga memungkinkan pemantauan lalu lintas saraf dan berpartisipasi dalam semua transaksi batang otak hemisfer otak.6

Gambar 3. Nuklei raphe7

Berbagai neuron di formasio retikularis mengirim informasi ke area otak yang lebih tinggi untuk mempertahankan keadaan terjaga dan siaga. Neuron ini serta proyeksinya adalah bagian dari kelompok fungsional sel, bukan kelompok anatomis sel, yang disebut sistem aktivasi reticular (reticular activating system, RAS). RAS mempertahankan keadaan terjaga, perhatian, dan konsentrasi. Proses tidur jaga juga berada di bawah kontrol formatio retikularis. Proses tidur terjadi apabila pusat tertentu di batang otak mengirim sinyal inhibisi ke neuron di sepanjang RAS. Sinyal inhibisi ini tampak disebabkan oleh pelepasan neurotransmitter serotonin oleh sel formatio retikularis. Serotonin menghambat stimulasi RAS, yang secara temporer mengakhiri perilaku yang disadari. Tidur dan terjaga biasanya mengikuti pola siklik kecuali pola tersebut dihambat, diubah, atau diinterupsi.4,6 Neuron yang berasal dari nuklei raphe media (mengandung serotonin), pada daerah lokus coeruleus pada medulla oblongata dorsal (mengandung norepinefrin) menyumbang akson pada sistem desenden medulla oblongata ventromedial.

Gambar 4. Locus coeruleus8Nuklei raphe mengeluarkan zat yang menyebabkan tidur ringan, sedangkan locus coeruleus merupakan sekelompok sel saraf pembentuk zat kimia noradrenalin (sesuku dengan adrenalin) yang ada di batang otak yang mengirimkan julurannya ke cortex cerebri dan beberapa bagian otak lainnya. Locus coeruleus mengendalikan sekresi yang membuat otak tidur lelap.9Mikroskopis Sinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls (rangsang) saraf. Ada 2 macam cara impuls saraf diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya yaitu: 1. Secara kimia (chemical sinaps)Impuls diteruskan dari satu saraf kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi (neurotransmitter) yang dilepaskan dari sel pra-sinaps menuju ke pasca sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial. Penerusan impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target dengan cara kimiawi merupakan cara yang paling umum digunakan. Penerusan impuls saraf dari dendrit sel saraf ke otot juga hanya dilakukan secara kimiawi.102. Secara listrik (electrical sinaps)Impuls saraf yang diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melalui ion-ion yang melintas bebas melewati saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan potensial aksi dari sel pra sinaps langsung menuju ke post sinaps. Penerusan impuls saraf secara listrik ini jarang terdapat di SSP mamalia tetapi ditemukan pada beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks serebrum.Satu sinaps terdiri atas unsur prasinaps (umumnya suatu bouton sinaps) dan unsur pasca sinaps (suatu dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang sempit di antara keduanya.11 Celah tersebut hanya selebar 20-30 nm dan dapat mengandung filamen-filamen halus yang menjembatani bagian luar membran pra-sinaps dan membran pasca sinaps.12Pada bagian pra-sinaps terdapat kumpulan gelembung berukuran 40-60 nm yang berisi substansia neurotransmitter. Bila timbul aksi potensial pada ujung akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat pelepasan yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter kemudian melewati membran pasca sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-molekul reseptor. Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari neuron pasca sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls.12Beberapa neurotransmitter adalah asetilkolin, noerepinefrin, serotonin, enkefalin, endorphin, gamma aminobutytric acid (GABA) dan sebagainya. Neurotransmitter ini disintesa dan dibungkus dalm vesikel-vesikel transpor di ujung akson/akson terminal, tetapi beberapa neurotransmiter misalnya neurotransmitter golongan peptida mungkin dihasilkan di badan sel saraf/soma. Neurotransmiter yang diproduksi di soma (diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut melalui mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson.12Berdasarkan bagian sel saraf yang saling berkontak, sinaps ini dapat berupa:11 1. Akso-dendritik 2. Akso-somatik3. Dendro-dendritik4. Akso-aksonik5. Akson dengan serat otot.Suatu akson dapat membentuk sinaps dengan akson lainnya pada bagian yang tidak bermielin yaitu bagian segmen awal (diderah akson hillock) dan bagian ujung akson (end bulb regions). Sinaps bentuk dendro-dendritik, merupakan bentuk yang lebih jarang ditemui. Sinaps seperti ini dapat dijumpai antara sel reseptor olfactorius di rongga hidung dengan sel saraf di daerah koerteks serebri area olfactorius. 12Salah satu cara yang paling mudah untuk mengklasifikasikan neuron adalah berdasarkan jumlah proses yang melibatkan soma sel saraf (inti sel sarat). Macam-macam klasifikasi itu adalah: 12a. Unipolar (pseudounipolar), proses pada soma sel dilakukan oleh satu dendrit dan satu neurit (axon) yang pangkalnya bersatu sehingga seolah-olah hanya ada 1 lanjutan/sambungan yang pada ujungnya bercabang duab. Bipolar, proses pada soma selyangmelibatkan satudendrit dan satu neurit yang masing-masingberproses pada kedua ujung soma selc. Multipolar, proses pada soma sel yang melibatkan satu neurit dan banyak dendrit(seperti anatomi neuron pada umumnya)d. Multipolar Interneuron, soma sel pada interneuron yang prosesnya melibatkan banyak dendrit.Jet lagGangguan sinkronisasi adalah fenomena terganggunya irama biologis karena tidak lagi sinkron antara satu sama lain. Hal ini dapat terjadi selama kerja bergiliran (shift) saat jam kerja berubah dan siklus tidur-bangun harus berubah secara mendadak, tetapi hormon dan irama metabolisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri. Dengan demikian, individu akan tidur meskipun sekresi hormon tubuh berada pada kadar yang sama seperti pada orang yang bangun. Oleh karena itu, dibandingkan dengan kondisi tidur yang biasa, suhu tubuh meningkat, dan terdapat adrenalin yang lebih tinggi serta fungsi ginjal yang meningkat, yang kemudian menyebabkan gangguan karena kebutuhan untuk berkemih; sekresi hormone melatonin menurun.Akan tetapi masalah yang berhubungan dengan kerja bergiliran tidak hanya menyebabkan gangguan sinkronisasi, tetapi juga memberi pengaruh sosial akibat bekerja di jam yang tidak lazim. Perawat perlu menyadari efek gangguan tidur (sleep-deprive) karena pola kerja bergiliran dapat sangat memengaruhi standar perawatan yang mereka berikan untuk pasien. Perawat yang kurang tidur dapat menjadi kurang efisien, terutama dalam mengerjakan tugas kognitif (seperti penghitungan obat) atau keterampilan menipulatif (seperti memberikan obat per intravena). Perawat juga dapat menjadi mudah marah, sehinga memengaruhi hubungan mereka dengan pasien, kerabat dan rekan kerja.Jet lag adalah contoh lain tubuh yang dipengaruhi oleh gangguan sinkronisasi. Penanganan jet lag memerlukan waktu sampai dengan 2 minggu dan sinkronisasi ulang oleh tubuh terjadi saat zona waktu utama telah dilalui (terutama jika perjalanan dari Barat ke Timur). Waktu pemberian obat selama perjalanan perlu dipertimbangkan dan diatur secara tepat, terutama bagi klien diabetes atau asma, yang obatnya harus berdasarkan kebutuhan pribadi bukan kepatuhan pada jam minum obat yang kaku.6Irama Tidur-JagaSeperti yang telah disebutkan, hipotalamus berperan pada proses tidur dan keadaan jaga atau yang disebut dengan irama tidur-jaga. Ada perbedaan irama tidur jaga pada neonatus dan pada dewasa. Pada neonatus, waktu tidurnya berupa REM (Rapid Eyes Movement) sementara setelah berusia 15 minggu REM hanya akan berlangsung sebesar 20% seperti pada orang dewasa.13,14 Ada dua macam tipe tidur yaitu tidur gelombang lambat yang memiliki karakteristik gelombang lambat pada pengukuran menggunakan EEG (Elektro Encephalo Gram). EEG dilakukan pada keadaan mata tertutup sehingga otak dan tubuh dalam keadaan rileks tanpa ada interupsi informasi sensorik yang masuk dari lingkungan luar. Pada keadaan ini yang muncul pada EEG adalah gelombang alpha yang memiliki frekuensi dan amplitudo sedang serta bersifat teratur atau regular. Gelombang alpha juga bersifat dominan dan daerah yang aktif adalah daerah parieto-oksipital. Frekuensi gelombang alpha dapat menurun jika glukosa, suhu tubuh, dan hormon glukokortikoid menurun disertai dengan kadar karbondioksida yang naik. Kenaikan frekuensi gelombang alpha yang muncul pada gambaran EEG dapat merepresentasikan konndisi laten (berpotensi epilepsi) atau pada keadaan triger saat bernafas dalam karena kadar karbondioksida menurun. Karakteristik lainnya pada tidur gelombang lambat adalah tonus otot yang sedang sehingga selama tidur masih sering bergerak/ berpindah posisi, frekuensi jantung, pernapasan dan tekanan darah menurun, jarang mengalami mimpi, mudah dibangunkan dan terdiri dari empat tahap tidur serta merupakan 80% dari keseluruhan tidur. Sementara pada tidur paradoksal, hasil pada EEG menunjukkan gambaran yang mirip dengan gambaran saat dalam keadaan terjaga atau siaga dimana gelombang alfa hilang dan digantikan dengan gelombang cepat dan tidak teratur yaitu gelombang beta yang mengaktifkan daerah frontal otak karena adanya stimulasi sensoris yang menyebabkan otak lebih aktif untuk berpikir. Gelombang beta lebih dominan pada anak-anak dibanding orang dewasa. Karakteristik lain dari tidur paradoksal adalah terjadi inhibisi tiba-tiba pada otot sehingga tidak bergerak, frekuensi detak jantung, pernafasan dan tekanan darah tidak teratur, sering terjadi mimpi, sulit dibangunkan tapi dapat terbangun spontan, terjadi Rapid Eyes Movement, dan berlangsung hanya 20% dalam keseluruhan tidur.15Keadaan tidur dan jaga sangat dipengaruhi oleh sistem Ascending Reticulary Activity System (ARAS). ARAS ini dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotonergik, noradrenergik, kolinergik, histaminergik. Sistem serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino triptopan. Dengan bertambahnya jumlah triptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari triptopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisa tidur/jaga. Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepinefrin terletak di badan sel nukleus cereleus di batang otak. Maka,kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga. Stimulasi jalur kholihergik mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kolinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Hormon histamine diproduksi saat bersantai,dan berungsi mengakifkan otak saat terjaga. Beberapa hormon seperti ACTH, GH, TSH, dan LH yang semuanya disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitari anterior melalui jalur hipotalamus. Sistem ini mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.16

Faktor EndogenRitme sirkadian dikendalikan oleh jam biologis, yang terletak dalam sebuah bagian kecil di hipotalamus yang berbentuk seperti tetes air mata yang isinya berupa kumpulan sel dan disebut sebagai suprachiasmatic nuclei (SCN). Jalur saraf dari reseptor-reseptor khusus yang terletak di belakang mata mengantarkan informasi ke SCN dan memungkinkan SCN merespons perubahan cahaya atau kegelapan sekitar. SCN kemudian mengirimkan pesan yang membuat otak dan tubuh kita beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini. Jam-jam biologis lain juga muncul, terpisah satu sama lain di seluruh tubuh, dan beberapa dapat bekerja secara mandiri, terlepas dari SCN. Tetapi, untuk kebanyakan ritme sirkadian, SCN bisa dianggap sebagai pengatur terbaik.SCN mengatur fluktuasi tingkat hormon dan cairan neurotransmitter, dan kemudian keduanya menyediakan umpak-balik yang mempengaruhi kerja dan fungsi SCN. Contohnya, malam hari, salah satu hormone yang dikendalikan oleh SCN, melatonin, dilepaskan oleh kelenjar pineal yang terletak dibagian dalam otak. Ketika kita tidur diruang yang gelap, kadar melatonin kita meningkat dan ketika kita terbangun di pagi hari diruang yang cukup terang, kadar melatonin kita akan turun. Melatonin memainkan peranan untuk menjaga waktu biologis yang sesuai dengan siklus gelap terang.3Faktor EksogenCahaya terang diyakini sebagai zeitgeber yang paling penting. Para ilmuwan mempercayai bahwa sinar matahari dapat menghasilkan intensitas >100.000 lx yang jika dibandingkan dengan cahaya lampu ruangan, hanya 500 lx atau kurang. Sebuah pancaran cahaya yang diberikan terhadap organisme dalam kondisi yang konstan tanpa pengaruh waktu dengan segera mengatur ulang waktu dengan jumlah yang bergantung pada waktu dimana ia diberikan. Pacemaker sirkadian berfungsi sebagai jam karena periode endogennya disesuaikan terhadap periode eksternal 24 jam melalui pergantian fase induksi sinar yang mengatur ulang getaran pacemaker. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, informasi sinar mencapai SCN melalui RHT (jalur monosinaptik dari sel-sel ganglion retina menuju SCN) dan melalui jalur kedua yang dinamakan GHT. Informasi ini kemudian ditransmisikan menuju kelenjar pineal untuk meregulasi sekresi melatonin. Tentu saja, pajanan cahaya terang, suatu saat, tidak cukup dalam lingkungan yang diluar kendali, dan oleh karena itu, pengaruh sosial yang berperan melalui irama tidur-jaga dapat menjadi sangat penting.Pemberian makan atau pola makan pada saat yang sama setiap hari akan menggerakkan beberapa respon rutin pada organisme, berupa perubahan dalam level aktivitas dan suhu tubuh.4Temperatur telah dibuktikkan mempengaruhi irama sirkadian pada beberapa spesies dan juga telah dibuktikkan kurang efektif pada beberapa spesies. Pengaruh tersebut bukanlah pengaruh langsung terhadap struktur-struktur sirkadian tetapi kemungkinan berupa pengaruh tidak langsung melalui pengaruh temperatur lingkungan terhadap keadaan terangsang organisme, paparan cahaya, dan level aktivitas.Temperatur tubuh aktual ditentukan melalui produksi panas dan kehilangan panas. Kehilangan panas terjadi melalui kulit, organ terbesar manusia. Masa laten permulaan tidur berhubungan baik dengan jumlah hilangnya panas sebelum tidur dan dicirikan oleh penyebaran panas dari dalam ke perifer tubuh. Level aktivitas telah ditunjukkan terhadap pergantian fase menstimulasi pada binatang. Kebanyakan dari percobaan ini dilakukan pada hamster dalam percobaan lari dalam roda.4,15KesimpulanIrama sirkadian merupakan salah satu siklus fisiologis yang bekerja dalam setiap manusia, setiap kita memiliki pengaturan irama sirkadian yang berbeda-beda, sesuai dengan kegiatan kita sehari-hari. Jadi setiap orang memiliki kebiasaannya masing-masing dan yang dimana jika terjadi perubahan pada aktifitas sehari-harinya maka bisa menimbulkan respon lain dari tubuh seperti lelah. Salah satu contohnya adalah yang terjadi pada orang yang berpergian ke negara lain yang memiliki perbedaan waktu yang banyak, maka bisa mengalami jet lag, yang dimana merupakan sebuah respon dari tubuh karena suatu hal yang tidak biasa dilakukan, sehingga nantinya akan memberikan respon dalam tubuh berupa lelah dan juga lemas, karena tidak terbiasa dengan rangsang luarnya. Lelah dan lemas ini akan hilang dengan sendirinya ketika tubuh sudah bisa beradaptasi dengan lingkunganya, dan irama sirkadian ini diatur oleh suprachiasmatic nuclei yang berada di hipotalamus sebagai faktor endogennya dan juga dipengaruhi berbagai faktor eksogen yang berupa rotasi bumi, faktor iluminasi, musim, faktor suhu dan juga penunjuk waktu serta jadwal kegiatan.

Daftar Pustaka1. Campbell,Reece.Biology 5th ed.Jakarta:Penerbit Erlangga.2004:221-22. Hipotalamus. Diunduh dari: www.truthonthenet.com, 22 April 2013.3. Wade C, Tavris C. Psikologi. Ed 9.Jakarta: Erlangga; 2007: h.152-5.4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC; 2009: h.182-222.5. Formatio reticularis. Diunduh dari: www.medpedia.framar.bg, 22 April 2013.6. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan.Jakarta: Salemba Medika; 2008: h.31-2.7. Serotonin system. Diunduh dari: www.scientopia.org/blogs/scicurious/2010/08/25/back-to-basics-3-depression-post-4-the-serotonin-system, 22 April 2013.8. Alzheimers disease. Diunduh dari: www.uccs.edu/biology/alzheimers-disease.html. 22 April 2013.9. Pasiak T. Unlimited potency of the brain. Bandung: Mizan Media Utama; 2009: h.77.10. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2005.h.305-611. Neuroscience, Wati WW, Kindangen K, Mexcorry E, et all, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Kirda Wancana, 2011.12. Neuroscience. Diunduh dari: www.staff.ui.ac.id, 22 April 2013.13. Agur AMR. Points grants atlas of anatomy. Jakarta: Binarupa Aksara; 2009.h.257-63.14. Bloom. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC; 2002.h.201-5.15. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.16. Weiten W.Phsycology:Themes and Variations.Belmont:Cengage Learning.2010:196-7.

13