pbl blok 5 - muskuloskeletal 1

36
Aktivitas Berat dan Penumpukan Asam Laktat Menimbulkan Kelelahan Otot Josephine Angela Setiawan 10 – 2013 – 289 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Email : [email protected] Abstrak Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar, yang dilakukan oleh otot rangka . Tetapi, otot rangka sangat mudah mengalami kelelahan. Di dalam tubuh terdapat lebih dari 640 otot rangka. Mereka menghasilkan berbagai gerakan tergantung ukuran, kekuatan, dan kerja samanya dengan tulang dan sendi. Kontraksi otot dapat terjadi melalui serangkaian perjalanan impuls. Otot akan berkontraksi apabila terkena rangsang.Setelah otot mengalami kontraksi, harus diikuti dengan adanya relaksasi. Penumpukan asam laktat dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas juga lelah. Kata kunci: kontraksi, relaksasi, glikolisis Abstract Movement is a response to stimuli from both inside and outside, which is done by the skeletal muscle. However, skeletal muscle is very susceptible to fatigue. In the

Upload: josephine-angela

Post on 16-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Aktivitas Berat dan Penumpukan Asam Laktat Menimbulkan Kelelahan Otot

TRANSCRIPT

Aktivitas Berat dan Penumpukan Asam Laktat Menimbulkan Kelelahan OtotJosephine Angela Setiawan10 2013 289Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, JakartaEmail : [email protected]

AbstrakGerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dariluar, yang dilakukan oleh otot rangka. Tetapi, otot rangka sangat mudah mengalami kelelahan. Di dalam tubuh terdapat lebih dari 640 otot rangka. Mereka menghasilkan berbagai gerakan tergantung ukuran, kekuatan, dan kerja samanya dengan tulang dan sendi. Kontraksi otot dapat terjadi melalui serangkaian perjalanan impuls. Otot akan berkontraksi apabila terkena rangsang.Setelah otot mengalami kontraksi, harus diikuti dengan adanya relaksasi. Penumpukan asam laktat dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas juga lelah.Kata kunci: kontraksi, relaksasi, glikolisisAbstract Movement is a response to stimuli from both inside and outside, which is done by the skeletal muscle. However, skeletal muscle is very susceptible to fatigue. In the body there are more than 640 skeletal muscles. They produce a range of motion depending on the size, strength, and its cooperation with the bones and joints. Muscle contraction can occur through a series of impulses traveling. Muscles will contract when exposed to stimuli. After the muscle to contract, must be followed with relaxation. Lactic acid buildup can lead to muscle fatigue. Muscle fatigue is usually characterized by the body becomes limp too tired. Keywords: contraction, relaxation, glycolysis

PendahuluanBaik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dariluar. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasamaantara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistemmuskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang.Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh, mulai dari gerakan yang sederhana hingga yang kompleks dilakukan oleh otot rangka. Tetapi, otot rangka sangat mudah mengalami kelelahan. Banyak orang yang mengalami kelelahan otot disebabkan karena melakukan aktivitas yang terlalu berat, sehingga tubuhnya menjadi lemas dan lelah. Seperti pada scenario kasus PBL kali ini, dimana terdapat seorang perempuan pedagang kue keliling yang mengalami lemas dan lelah pada sekujur tubuhnya.

Otot RangkaOtot rangka membentuk sekitar 40% dari berat badan total. Otot rangka (sceletal muscle) yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fasikel. Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya. Otot biseps pada lengan atas adalah otot yang besar dan tersusun dari 260.000 serabut. Otot kecil, seperti stapedius dalam telinga tengah, hanya terdiri dari 1.500 serabut. Orang dewasa memiliki jumlah sel-sel otot yang tetap. Pembentukan otot tidak meningkatkan jumlah sel, tetapi hanya memperbesar ukuran sel yang sudah ada.1-3Sel otot rangka adalah sel yang sangat bersiferensiasi yang tumbuh slama embriogenesis dan setelah itu dalam perkembangan, di bawah kontrol faktor pertumbuhan, hormon dan stimulus fisik. Selama embriogenesis, sel otot rangka mengalami hiperplasia dan hipertrofi. Setelah embriogenesis, sel otot rangka terus mengalami hipertrofi sebagai respons terhadap stimulus tertentu, termasuk olahraga, namun tidak lagi mengalami hiperplasia. Miostatin protein (faktor pertumbuhan dan diferensiasi-8) diindentifikasi memiliki peran penting dalam pengaturan pertumbuhan otot rangka sebelum dan setelah kelahiran, dengan membatasi pertumbuhan dan reproduksi serabut sel otot.4Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan masuk ke bagian dalam untuk melapisi fasikel dan serabut individual. Jaringan ini menyalurkan impuls saraf dan pembuluh darah ke dalam otot dan secara mekanis mentransmisikan daya kontraksi dari satu ujung otot ke ujung lainnya. Otot rangka disebut otot serabut lintang karena adanya garis lintang yang dapat dilihat di seluruh otot melalui mikroskop cahaya. Garis lintang tersebut menggambarkan subunit dari setiap serabut otot.3Satu sel otot dibentuk dari banyak miofibril. Miofibril adalah untuk kontraktif yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80% volume serabut. Miofibril terdiri atas subunit yang lebih kecil yang disebut miofilamen. Miofilamen adalah unit fungsional sel otot. Unit ini terdiri atas protein kontraktil yang tebal dan tipis, yang berkelompok bersama menjadi pola berulang, yang disebut sarkomer. Setiap sarkomer mengandung filamen tebal dan tipis. Filamen tebal terutama terdiri dari protein miosin. Molekul miosin disusun untuk membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular, mirip dengan tingkat golf berkepala dua. Filamen tebal terletak di daerah sentral sarkomer, dan terdiri atas beberapa ratus salinan protein kontraktil miosin. Filamen tipis melekat ke bagian tepi sarkomer dan terdiri atas protein aktin, tropomiosin dan troponin. Di dalam tubuh kita terdapat lebih dari 640 otot rangka. Mereka menghasilkan berbagai gerakan tergantung ukuran, kekuatan, dan kerja samanya dengan tulang dan sendi.3,4

Otot-otot Ekstremitas AtasTabel 1. Otot-otot Bahu bagian Ventral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. pectoralis majorPars clavicularis: setengah sternal ClaviculaPars sternocostalis: Manubrium dan Corpus stereni, Cartilago costalis pada iga 1-7Pars abdominalis: lapisan anterior vagina musculi recti abdominisCrista tuberculi majoris humeriSendi bahu: adduksi, terutama efektif kalau lengan diangkat, rotasi medial, Pars clavicularis: anteversiGelang bahu: depresi, anteversiThorax: mengangkat sternum dan iga bagian atas ketika bahu terfiksasi (membantu inspirasi)

M. pectoralis minorIga (2) 3-5 di dekat persambungan antara kartilago dan tulangUjung Proc. coracoideusGelang bahu: depresiThorax: mengangkat sternum dan iga-iga bagian atas (membantu inspirasi)

M. subclaviusPersambungan antara kartilago dan tulang pada iga 1 lateral ClaviculaGelang bahu: depresi, antagonis terhadap traksi clavicula ke arah lateral

M. subscapularisFossa subscapularisTuberculum minus dan bagian Crista tuberculi minoris di dekatnyaSendi bahu: medial rotasi, abduksi pada bidang scapula, adduksi pada bagian skapular

Tabel 2. Otot-otot Bahu bagian Lateral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. deltoideusPars clavicularis: acromial ClaviculaPars acromialis: acromionPars spinalis: pinggir bawah Spina scapulaeTuberositas deltoideaSendi bahu:Pars clavicularis: adduksi, rotasi medial, anteversiPars acromialis: abduksi dampai bidang horizontalPars spinalis: adduksi, rotasi lateral, retroversiAll parts: menanggung beban berat lengan

M. supraspinatusFossa supraspinata, fascia supraspinataPermukaan proximal Tuberculum majusSendi bahu: abduksi di bidang scapular sampai bidang horizontal, rotasi lateral

Tabel 3. Otot-otot Bahu bagian Dorsal5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. infraspinatusTepi kaudal Spina scapulae, Fossa infraspinatus, Fascia infraspinataPermukaan tengah Tuberculum majusSendi bahu:Bagian kranial: rotasi lateral, abduksi pada bidang scapularBagian kaudal: rotasi lateral, adduksi pada bidang scapular

M. teres minorBagian kaudal Fossa infraspinata, medial Margo lateralisPermukaan posterior distal Tuberculum majusSendi bahu: rotasi lateral, adduksi pada bidang scapular

M. teres majorMargo lateralis, Angulus inferiorCrista tuberculi minoris sebelah medial M. latissimus dorsiSendi bahu: rotasi medial, adduksi pada bidang scapular

Tabel 4. Otot-otot Lengan bagian Ventral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. bicep brachiiCaput longum: Tuberculum supraglenoidale, Labrum glenoidaleCaput breve: ujung Proc. Coracoideus di sebelah lateral M. coracobrachialisTuberositas radii, via Aponeurosis musculi bicipitis brachii pada Fascia antebrachiiSendi bahu:Caput longum: abduksi, anteversi, rotasi medialCaput breve: adduksi, anteversi, rotasi medialKedua bagian: menanggung berat lenganSendi siku: fleksi, supinasi

M. coracobrachialisUjung Proc. coracoideus di sebelah medial Caput breve musculi bicipitis brachii Facies anterior humeri di sebelah mediodistal Crista tuberculi minorisSendi bahu: rotasi medial, adduksi, anteversi

M. brachialisFacies anterior humeri di sebelah distal Tuberositas deltoideaTuberositas ulnaeSendi siku: fleksi

Tabel 5. Otot-otot Lengan bagian Dorsal5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. tricep brachiiCaput longum: Tuberculum infraglenoidale, tepi bawah Labrum glenoidaleCaput mediale: Facies posterior Humeri di sebelah mediodistal Sulcus nervi radialis, Septum intermusculare brachii medialeCaput laterale: Facies posterior Humeri di sebelah lateroproximal Sulcus nervi radialis, proksimal Septum intermusculare brachii lateraleOlecranonSendi bahu:Caput longum: adduksi, membantu menanggung beban berat lenganSendi siku: ekstensi

M. aconeusEpicondylus lateralis humeri, kapsul sendi siku, Lig. collaterale radialeFacies posterior ulnae tepat di sebelah distal OlecranonSendi siku: ekstensi

Tabel 6. Otot-otot Lengan Ventral Superfisial5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. pronator teresCaput Humerale : Epicondylus medialis humeri, Septum intermusculare brachii medialeCaput ulna : Facies medialis ulnae di sebelah distal Proc. coronoideus tengah Facies lateralis RadiiSendi siku:Caput humerale: pronasi, fleksiCaput ulnare: pronasi

M. flexor carpi radialisEpicondylus medialis humeri, Fascia antebrachiiPermukaan palmar basis ossis metacarpi I (sering juga III)Sendi siku: fleksi, pronasiSendi pergelangan tangan: fleksi palmar, abduksi radial

M. palmaris longusEpicondylus medialis humeri, Fascia antebrachiiApuneurosis palmarisSendi siku: fleksiSendi pergelangan tangan: fleksi palmar, penegangan aponeurosis palmaris

M. flexor digitorum superficialisCaput humeroulnare: Epicondylus medialis humeri, Proc. CoronoideusCaput radiale: Facies anterior radii di sebelah distal M. pronator teresDengan 4 tendo panjang pada basis phalangis mediae pada jari 2-5Sendi siku: fleksiSendi pergelangan tangan: fleksi palmar, abduksi ulnarSendi metacarpophalangealis (II-V): fleksi, adduksiSendi jari proximal (II-V): fleksi

M. flexor carpi ulnarisCaput humerale: Epicondylus medialis humeri; Septum intermusculare brachii medialeCaput ulnare: Olecranon, atas Margo posterior Ulnae, Fascia antebrachiihnVia Os pisiforme dan Ligg. pisometacarpale dan pisohamatum pada basis ossis metacarpi V dan Os hamatumSendi siku: fleksiPergelangan tangan: fleksi palmar, abduksi ulnar

Tabel 7. Otot Lengan Bawah bagian Ventral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. flexor digitorum profundus proximal Facies anterior ulnae, Membrana interosseaBasis phalangis distalis jari 2-5Sendi pergelangan tangan: fleksi palmarSendi metakarpofalangea (II-V): fleksiSendi-sendi jari (II-V): fleksi

M. flexor pollicis longusFacies anterior radii di sebelah distal Tuberositas radiiBasis phalangis distalis ibu jari tanganSendi pergelangan tangan: fleksi palmarSendi karpometakarpal ibu jari: adduksi, oposisiSendi-sendi ibu jari: fleksi

M. pronator quadratus distal Margo anterior ulnaeMargo dan Facies anterior radiiSendi radioulnaris: pronasi

Tabel 8. Otot-otot Lengan Bawah bagian Lateral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. brachioradialisMargo lateralis humeri, Septum intermusculare brachii lateraleProc. styloideus radiiSendi siku: fleksi, pronasi atau supinasi

M. extensor carpi radialis longusUjung distal Margo lateralis humeri, Epicondylus lateralis humeri, Septum intermusculare brachii lateralePermukaan dorsal basis ossis metacarpi IISendi siku: fleksi, pronasi atau supinasiSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi radial

M. extensor carpi radialis brevisEpicondylus lateralis humeri, Lig. anulare radiiPermukaan dorsal basis ossis metacarpi IIISendi siku: fleksi, pronasi atau supinasiSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi radial

Tabel 9. Otot-otot Lengan Bawah bagian Dorsal Superfisial5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. extensor digitorumEpicondylus lateralis humeri, Ligg. collaterale radiale dan anulare radii, Fascia antebrachiiYang disebut aponeurosis dorsalis pada jari 2-5Sendi siku: ekstensiSendi pergelangan tangan: fleksi dorsalSendi jari (II-V): ekstensi

M. extensor digiti minimiEpicondylus lateralis humeri, Ligg. collaterale radiale dan anulare radii, Fascia antebrachiiYang disebut aponeurosis dorsal jari 5Sendi siku: ekstensiSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi ulnarSendi jari (V): ekstensi

M. extensor carpi ulnarisCaput humerale: Epicondylus lateralis humeri, Ligg. collaterale radialeCaput ulnare: proximal Facies posterior ulnae, Fascia antebrachiiPermukaan dorsal basis ossis metacarpi VSendi siku: ekstensiSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi ulnar

Tabel 10. Otot-otot Lengan Bawah bagian Dorsal Profundus5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. supinatorEpicondylus lateralis humeri, Crista musculi supinatoris ulnae, Ligg. collaterale radiale dan anlare radiiFacies anterior radii di antara Tuberositas radii dan insersi M. pronator teresSendi radioulnaris: supinasi

M. extensor pollicis longus distal Facies posterior ulnae, Membrana interosseaPhalanx distalis pollicisSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi radialSendi karpometakarpal ibu jari: adduksi, reposisiSendi metakarpofalangeal ibu jari dan sendi ibu jari: ekstensi

M. extensor indicis distal Facies posterior ulnae, Membrana interosseaYang disebut aponeurosis dorsal jari telujukSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi radialSendi metakarpofalangeal (II): ekstensi, adduksiSendi-sendi jari (II): ekstensi

M. abductor pollicis longusFacies posterior ulnae, Membrana interossea, Facies posterior radiiBasis ossis metacarpi ISendi radioulnaris: supinasiSendi pergelangan tangan: fleksi dorsal, abduksi radialSendi karpometakarpal ibu jari: ekstensi, reposisi

M. extensor pollicis brevisFacies posterior radii, Membrana interosseaBasis phalangis proximalis ibu jari tanganSendi pergelangan tangan: fleksi palmar, abduksi radialSendi karpometakarpal ibu jari: abduksi, reposisiSendi metakarpofalangeal ibu jari: ekstensi

Tabel 11. Otot-otot Eminentia Thenaris5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. abductor pollicis brevisRetinaculum musculorum flexorum, Tuberculum ossis scaphoideiOs sesamoideum radial sendi metakarpofalangea ibu jari tangan, tepi radial basis Phalanx proximalis ibu jari, berinsersi ke aponeurosis dorsalis ibu jariSendi karpometakarpal ibu jari: abduksi, opposisiSendi metakarpofalangea ibu jari: fleksi

M. flexor pollicis brevisCaput superficiale: retinaculum musculorum flexorumCaput profundum: Ossa capitatum, trapezium, trapezoideum, basis ossis metacarpi IOs sesamoideum radial pada sendi metakarpofalangea ibu jari, tepi radial basis Phalanx proximalis ibu jari, berinsersi ke aponeurosis dorsalis ibu jariSendi karpometakarpal ibu jari: opposisi, adduksiSendi metakarpofalangea ibu jari: fleksi

M. opponens pollicisRetinaculum mnusculorum flexorum, Tuberculum ossis trapeziiSeluruh tepi radial Os metacarpi ISendi karpometakarpal ibu jari: opposisi, adduksi

M. adductor pollicisCaput obliquum: Os capitatum, basis ossis metacarpi II, Lig. carpi radiatumCaput transversum: permukaan palmar Os metacarpi IIIOs sesamoideum ulnar pada sendi metakarpofalangea joint ibu jari, tepi ulnar basis Phalanx proximalis ibu jari, berinsersi ke aponeurosis dorsalis ibu jariSendi karpometakarpal ibu jari: adduksi, opposisiSendi metakarpofalangea ibu jari: fleksi

Tabel 12. Otot-otot Telapak Tangan5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

Mm. lumbricales I-IV)Sisi radial tendo I dan II, serta sisi-sisi tendo II-IV M. flexor digitorum profundus yang saling berhadapanSebelah radial aponeurosis dorsalis jari II-VSendi metakarpofalangea (II-V): fleksi, abduksi radialSendi-sendi jari (II-V): ekstensi

Mm. interossei palmares I-IIISisi ulnar Os metacarpi II, sisi radial Ossa metacarpi IV dan VMenyebar ke aponeurosis dorsalis jari II, IV dan VSendi metakarpofalangea (II, IV, V): fleksi, adduksiSendi-sendi jari (II, IV, V): ekstensi

Mm. interossei dorsales I-IV (dua capt)Sisi-sisi Ossa metacarpi I-V yang saling berhadapanMenyebar ke aponeurosis dorsalis jari II-IVSendi metakarpofalangea (II-IV): fleksi, abduksiSendi-sendi jari (II-IV): ekstensi

Tabel 13. Otot-otot Eminentia Hypothenaris5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. palmaris brevisTepi medial Aponeurosis palmarisKulit eminentia hypothenarisMenegangkan kulit pada eminentia hypothenaris

M. abductor digiti minimiOs pisiforme, Lig. pisohamatum, Retinaculum musculorum flexorumTepi ulnar Phalanx proximalis aponeurosis dorsalis jari 5Sendi karpometakarpal (V): opposisiSendi metacarpofalangea (V): abduksi, fleksiSendi jari (V): ekstensi

M. flexor digiti minimi brevisRetinaculum musculorum flexorum, Hamulus ossis hamatiBasis phalangis proximalis jari 5, aponeurosis dorsalis jari 5Sendi karpometakarpal (V): opposisiSendi metacarpofalangea (V): abduksi, fleksiSendi jari (V): ekstensi

M. opponens digiti minimiRetinaculum musculorum flexorum, Hamulus ossis hamatiPermukaan ulnar Os metacarpi VSendi karpometakarpal (V): opposisi

Otot-otot Ekstremitas BawahDibagi atas otot-otot pangkal paha, otot-otot tungkai atas, otot-otot tungkai bawah dan otot-otot kaki. Otot-otot pangkal paha dibagi atas otot-otot bagian dalam dan otot-otot bagian luar.

Tabel 14. Otot-otot Pinggul bagian Ventral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. IlliacusFossa IlliacaSpina illiaca anterior inferior, bagian anterior kapsul sendi pinggul.Trochanter minor dan daerah di dekat Labium mediale lineae asperaeColumna vertebralis lumbalis: fleksi lateral, ekstensi.Sendi pinggul: fleksi, rotasi medial.

M. Psoas MajorLapisan superfisial: permukaan lateral corpus vertebrae thoracicae 12 lumbalis 4, Disci intervertrbrales.Lapisan dalam: Proc. Costalis vertebraelumbales 1-4Trochanter minor dan daerah di dekat Labium mediale lineae asperaeColumna vertebralis lumbalis: fleksi lateral, ekstensi.Sendi pinggul: fleksi, rotasi medial.

M. Psoas MinorPermukaan lateral Corpus vertebrae thoracicae 12 dan lumbalis 1Fascia M. iliopsoas, Arcus iliopectimeusColumna vertebralis lumbalis: fleksi lateral, ekstensi.Sendi pinggul: fleksi, rotasi medial.

Tabel 15. Otot-otot Pinggul bagian Dorsal5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. Gluteus MaximusFacies gluteaalae ossis ilium di sebelah dorsal Linea glutea posterior, Facies posterior ossis sacri, Fascia thoracolumbalis, Lig. sacrotuberaleBagian kranial via Tractus iliotibialis: Tibia tepat di bawah Condylus lateralis, Bagian kaudal: Tuberositas glutea, Septum intermusculare femoris lateraleSendi pinggulBagian kranial dan kaudal: ekstensi, rotasi lateral, abduksi.Sendi lutut: bagian kranial via Tractus iliotibialis, stabilisasi ketika lutut ekstensi.

M. Gluteus MediusFacies glutea alae ossis ilium di antara Lineae gluteae anterior dan posterior.Ujung dan tepi lateralisTrochanter majorSendi pinggulBagian ventral: abduksi, fleksi, rotasi medialBagian dorsal: abduksi, ekstensi, rotasi lateral

M. Glueteus MinimusFacies glutea alae ossis ilium di antara Lineae gluteae anterior dan inferiorUjung dan tepi lateralisTrochanter majorSendi pinggulBagian ventral: abduksi, fleksi, rotasi medialBagian dorsal: abduksi, ekstensi, rotasi lateral

M. piriformisKe lateral dan di antara Foramina sacralia pelvica (segmen sacral 3-5) pada Facies pelvica ossis sacri, Incisura ischiadica major di dekat Os sacrum.Permukaan dalam ujung Trochanter majorSendi pinggul:Rotasi lateral, ekstensi, abduksi.

M. Obturatorius internusLingkar Foramen obturatum, permukaan medial Membrana obturatoriaFossa trochantericaSendi pinggul:Rotasi lateral, ekstensi, adduksi

M. gemellus superiorSpina ischiadicaFossa trochantericaSendi pinggul: Rotasi lateral, ekstensi, adduksi

M. gemellus inferiorTuber ischiadicumFossa trochantericaSendi pinggul: Rotasi lateral, ekstensi, adduksi

M. quadratus femorisTepi lateral Tuber ischiadicumCrista intertrochantericaSendi pinggul: Rotasi lateral, adduksi.

Tabel 16. Otot-otot Paha bagian Ventral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. quadriceps femorisM. rectus femoris, Caput rectum: spina iliaca anterior inferiorM. rectus femoris, Caput reflexum: tepi kanal AcetabulumM. vastus medialis: bawah Labium mediale lineae asperaeM. vastus intermedius: atas Facies anterior dan aspek lateral FemurM. articularis genus: distal Facies anterior FemurTepi proximal, lsteral dan medial Pattela, Tuberositas tibiae via Lig. patellae, daerah-daerah di lateral Tuberositas tibiae via Retinacula patellaeSendi pinggul: fleksiSendi lutut: ekstensi

M. sartoriusSpina iliaca anterior superiorPermukaan medial Tuberositas tibiaeSendi pinggul: fleksi, rotasi lateral, abduksiSendi lutut: fleksi, rotasi medial

M. tensor fasciae lataeSpina iliaca anterior superiorTibia di bawah Condylus lateralis (via Tractus iliotibialis)Sendi pinggul: Fleksi, abduksi, rotasi medial.Sendi lutut: stabilisasi ketika lutut ekstensi

Tabel 17. Otot-otot Tungkai Bawah bagian Ventral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. tibialis anteriorUjung proximal Tibia tepat di bawah Condylus lateralis, atas Facies lateralis Tibiae, Fascia crurisTepi medial basis ossis metatarsi I, permukaan plantar Os cuneiforme medialeSendi pergelangan kaki: fleksi dorsalSendi Talotarsalis: supinasi

M. extensor halluces longus distal Facies medialis Fibulae, Membrana interossea, Fascia crurisBasis Phalangis distalis dan Phalanx proximalis hallucisSendi pergelangan kaki: fleksi dorsalSendi talotarsalis: supinasiSendi ibu jari kaki: ekstensi

M. extensor digitorum longusUjung proximal Tibia tepat di bawah Condylus lateralis, Margo anterior fibulae, Membrana interossea cruris, Septum intermusculare cruris anterius, Fascia crurisAponeurosis dorsalis pada jari 2-5Pergelangan kaki: fleksi dorsalSendi talotarsalis: pronasiSendi-sendi jari: ekstensi

M. fibularis [peroneus] tertius (otot yang tidak selalu ada)Bagian distal M. extensor digitorum longusBasis ossis metatarsi VSendi pergelangan kaki: fleksi dorsalSendi talotarsalis: pronasi

Tabel 18. Otot-otot Tungkai bagian Bawah Lateral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. fibularis [peroneus] longusCaput fibulae, proksimal Facies lateralis dan Margo posterior Fibulae, Septa intermuscularia cruris anterius et posterius, Fascia crurisTuberositas ossis metatarsi I (II), permukaan plantar ossis cuneiformis intermediiSendi pergelangan kaki: fleksi plantarSendi talotarsalis: pronasi

M. fibularis [peroneus] brevis distal Facies lateralis dan Margo anterior fibulae, Septa intermuscularia cruris anterius et posteriusTuberositas ossis metatarsi V, tendo-tendo jari kelingking kakiSendi pergelangan kaki: fleksi plantarSendi talotarsalis:pronasi

Tabel 19. Otot-otot Tungkai Bawah bagian Dorsal Superfisial5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. triceps suraeM. gastrocnemius, Caput mediale: Facies popliteal femoris di sebelah proksimal Condylus medialisM. gastrocnemius, Caput laterale: Facies popliteal femoris di sebelah proksimal Condylus lateralis.M. soleus: Caput fibulae, proksimal Facies posterior Tibiae pada dan tepat di bawah Linea musculi solei, Arcus tendineus musculi soleiM. plantaris: Facies popliteal femoris di sebelah proksimal Condylus lateralisTuber calcanei (via Tendo calcaneus)Sendi lutut: fleksiSendi pergelangan kaki: fleksi plantarSendi talotarsalis: supinasi

Tabel 20. Otot-otot Tungkai Bawah bagian Dorsal Profundus5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. popliteusEpicondylus lateralis femorisFacies posterior tibiae tepat di atas Linea musculi soleiSendi lutut: rotasi medial, fleksi

M. tibialis posterior atas Membrana interossea, daerah-daerah di sekitar Tibia dan FibulaTuberositas ossis navicularis, permukaan plantar Ossa cuneiformis I-III, pangkal Ossa metatarsi II-IVSendi pergelangan kaki: fleksi plantarSendi talotarsal: supinasi

M. flexor digitorum longusFacies posterior tibia di sebelah distal Linea musculi solei, tendo-tendo di antara Tibia dan Fibula di sebelah proksimal Chiasma cruralePhalanx distalis jari 2-5Sendi pergelangan kakai: fleksi plantarSendi talotarsalis: supinasiSendi-sendi jari: fleksi

M. flexor halluces longus distal Facies posterior fibulae, Membrana inrossea, Septum intermuscular cruris posteriusPhalanx distalis ibu jari kakiSendi pergelangan kaki: fleksi plantarSendi talotarsalis: supinasiSendi-sendi ibu jari kaki: fleksi

Tabel 21. Otot-otot Punggung Kaki5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. extensor digitorum bervisPermukaan dorsal dan lateral CalcaneusAponeurosis dorsalis jari 2-4Sendi-sendi jari kaki: ekstensi

M. extensor halluces brevisPermukaan dorsal CalcaneusPhalanx proximalis ibu jariSendi metatarsophalangea ibu jari : ekstensi

Tabel 22. Otot-otot Telapak Kaki Sebelah Medial5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. abductor hallucisProc. Medialis tuberis calcanei, Aponeurosis plantaris, Retinaculum musculorum flexorumOs sesamoideum mediale di kapsul sendi metatarsophalangeal ibi jari, sisi medial pangkal Phalanx proximalis ibu jariSendi metatarsophalangea ibu jari: abduksi, fleksi, opposisi

M. flexor hallucis brevisPermukaan plantar Ossa cuneiformia, Lig. calcaneocuboideum plantare, Lig. plantare longum, tendo M. tibialis posteriorBagian medial: os sesamoideum mediale sendi metatarsophalangea ibu jari, pangkal Phalanx proximalis IBagian lateral: os sesamoideum laterale sendi metatarsophalangeal ibu jari, pangkal Phalanx proximalis ISendi metatarsophalangea ibu jari: fleksi

M. adductor hallucisCaput obliquum: Os cuboideum, Os cuneiforme laterale, Lig. plantare longum, Lig. calcaneocuboideum plantareCaput transversum: kapsul sendi-sendi metatarsophalangea jari III-V, Lig. metatarsale transversum profundumOs sesamoideum laterale pada kapsul sendi metatarsophalangea ibu jari, pangkal Phalanx proximalis ibu jariSendi metatarsophalangea ibu jari: adduksi ke arah jari 2, fleksi

Tabel 23. Otot-otot Telapak Kaki bagian Tengah5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. flexor digitorum brevisPermukaan plantar Tuber calcanei, Aponeurosis plantarisPhalanx media jari 2-5Sendi metatarsophalangea: fleksiSendi-sendi jari kaki: fleksi

M. quadratus plantaePermukaan plantar Calcaneus, Lig. plantare longumTepi lateral tendo M. flexor digitorum longus tepat sebelum bercabangMemnindahkan arah gaya yang ditimbulkan oleh M. flexor digitorum longus ke sumbu longitudinal kaki

Mm. lumbricales pedis I-IVM. lumbricales pedis I: sisi medial tendo M. flexor digitorum longus ke jari 2Mm. lumbricales pedis II-IV: sisi-sisi tendo M. flexor digitorum longus yang berhadapan ke jari 3-5Sisi medial Phalanx proximalis jari 2-5, kadang-kadang menyebar ke aponeurosis dorsalisSendi metatarsophalangea: fleksi

Mm. interossei plantares pedis I-IIIPermukaan plantar Ossa metatarsi III-V, Lig. plantare longumSisi medial pangkal Phalanx proximalis jari 3-5Sendi metatarsophalangea: fleksi, adduksi ke jari 2

Mm. interossei dorsales pedis I-IVSisi-sisi Ossa metatarsi I-V yang berhadapan, Lig. plantare longumM. interosseus dorsalis I: sisi medial pangkal Phalanx proximalis jari 2Mm. interossei dorsales II-IV: sisi lateral pangkal Phalanx proximalis jari 2-4, berinsersi ke aponeuroses extensoresSendi metatarsophalangea: fleksi, abduksi medial jari 2, dan abduksi lateral jari 3 dan 4Sendi-sendi jari: ekstensi

Tabel 24. Otot-otot Telapak Kaki bagian Lateral5NamaOrigoInsersioPersarafan dan Gerakan

M. abductor digiti minimiProc. Lateralis pada Tuber calcanei, Aponeurosis plantaris, Tuberositas ossis metatarsi VPangkal Phalanx proximalis jari 5Sendi metatarsophalangea jari 5: abduksi, fleksi, opposisi

M. flexor digiti minimi brevisBasis Ossis metatarsi V, Lig. plantare longum, selubung tendo M. fibularis longusPhalanx proximalis jari 5Sendi metatarsophalangea jari 5: abduksi, fleksi, opposisi

M. opponens digiti minimiLig. plantare longum, selubung tendo M. fibularis longusTepi lateral Os metatarsi VSendi metatarsophalangea hari 5: abduksi, fleksi, opposisi

Kontraksi dan Relaksasi OtotKontraksi otot dapat terjadi melalui serangkaian perjalanan impuls. Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu diteruskan ke neuron sensorik (aferen) sebagai penghantar, kemudian dibawa ke pusat saraf, yaitu otak untuk diolah. Kemudian, hasil olahan oleh otak berupa tanggapan diteruskan ke neuron motorik (eferen), lalu menuju ke efektor sehingga muncul tanggapan dalam bentuk gerak yang disadari.6Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan suatu gerakan. Otot akan berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filamen (sliding filament mode). Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinaps atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ketika konsentrasi kalsium di bagian dalam sel meningkat, kalsium berikatan dengan troponin sehingga menyebabkan posisi troponin pada molekul tropomiosin bergeser, sehingga membuka tempat pengikatan untuk miosin, yang disebut jembatan silang (cross bridge). Saat tempat pengikatan pada aktin terbuka, kepala miosin (filamen tebal) segera berikatan dengan aktin (filamen tipis) dan melepaskan energi yang disimpannya dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis, sehingga filamen bergeser satu sama lain dan otot berkontraksi. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada satu waktu, semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot.4,7Setelah setiap kontraksi, molekul ATP yang baru berikatan dengan molekul miosin (ADP dan Pi lama telah dilepaskan). Hal ini menyebabkan jembatan silang miosin terpisah dari aktin dan serabut mengalami relaksasi. Saat mengalami relaksasi, molekul ATP baru terpecah, dan energinya kembali disimpan dalam kepala miosin. Apabila kalsium intrasel tetap tinggi, jembatan silang miosin akan kembali mengikat aktin, dan energi ini akan dilepaskan sehingga menimbulkan kontraksi kedua. Dengan tropomiosin tersingkir, aktin dan miosin dapat berikatan dan berinteraksi di jembatan silang, menyebabkan kontraksi otot.4,9Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa siklus berulang pergeseran filamen untuk menimbulkan tegangan yang diperlukan otot untuk bekerja. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan, maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi. Otot tidak pernah beristirahat dengan benar, meskipun kelihatannya demikian. Pada hakekatnya otot-otot tersebut selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap untuk bereaksi terhadap rangsangan.4,7,8Setelah otot mengalami kontraksi, harus diikuti dengan adanya relaksasi. Serabut otot mengalami relaksasi ketika kalsium dipompa keluar dari sitoplasma kembali ke dalam retikulum sarkoplasma. Pemompaan kalsium adalah proses aktif yang terjadi di membran retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari pemecahan molekul ATP yang berbeda. Ketika kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7 molar, troponin kembali ke posisinya semula pada molekul tropomiosin dan tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin dan miosin, yang menyebabkan kontraksi otot berhenti (relaksasi).4

Energi untuk Kontraksi OtotATP atau adenosine trifosfat merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa keratin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. Persedian keratin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fosfat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP.7Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terus-menerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.7Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali keratin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi dan membentuk ATP dari ADP. Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).7

Kelelahan OtotKelelahan otot yang dirasakan seseorang dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu istirahat yang kurang, kontraksi yang terus-menerus atau berlangsung dalam waktu yang lama, asam laktat yang meningkat, sumber energi yang berkurang, dalam lain sebagainya. Apabila waktu istirahat untuk otot kurang padahal kerja otot berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat mengalami kehabisan energi (ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP baru, sehingga produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi ATP dengan cara anaerob akan menimbulkan penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas juga lelah.9Miosin dan aktin tidak khas untuk sel otot, tetapi kedua protein ini lebih banyak dan lebih teratur di sel otot. Pada serat otot yang kelelahan dan melemas, kontraksi tidak terjadi. Aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan silang karena posisi dua tipe protein lain, tropomiosin dan troponin di dalam filamen tipis. Molekul tropomiosin adalah protein mirip benang yang terbentang dari ujung ke ujung di samping alur spiral aktin. Pada posisi ini, tropomiosin menutupi bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang, menghambat interaksi yang menghasilkan kontraksi otot.9

Kontraksi IsometrikKontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan tanpa bisa memendek untuk memindahkan suatu beban. Kontraksi isometrik terjadi ketika individu mencoba mengangkat beban yang memerlukan tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot. Tidak ada kerja mekanis yang dilakukan. Aktivitas jembatan silang berlangsung, tetapi mikrofilamen tidak bergeser saat kontraksi isometrik berlangsung. Tegangan terbentuk, tetapi otot tidak memendek. Tegangan yang terbentuk dalam otot-otot postural berfungsi untuk mempertahankan kepala tetap tegak dan tubuh tetap berdiri merupakan contoh kontraksi isometrik.3,4

KesimpulanGerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dariluar. Gerak merupakan kerjasamaantara tulang dan otot. Otot rangka (sceletal muscle) yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fasikel. Sel otot rangka adalah sel yang sangat bersiferensiasi yang tumbuh slama embriogenesis dan setelah itu dalam perkembangan, di bawah kontrol faktor pertumbuhan, hormon dan stimulus fisik. Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan menyalurkan impuls saraf dan pembuluh darah ke dalam otot dan secara mekanis mentransmisikan daya kontraksi dari satu ujung otot ke ujung lainnya. Satu sel otot dibentuk dari banyak miofibril. Miofibril terdiri atas subunit yang lebih kecil yang disebut miofilamen.Di dalam tubuh kita terdapat lebih dari 640 otot rangka. Mereka menghasilkan berbagai gerakan tergantung ukuran, kekuatan, dan kerja samanya dengan tulang dan sendi. Otot-otot ekstremitas atas dibagi atas otot-otot bahu, otot-otot lengan atas, otot-otot lengan bawah dan otot-otot tangan. Sedangkan otot-otot ekstremitas bawah dibagi atas otot-otot pangkal paha, otot-otot tungkai atas, otot-otot tungkai bawah dan otot-otot kaki. Otot-otot pangkal paha dibagi atas otot-otot bagian dalam dan otot-otot bagian luar.Kontraksi otot dapat terjadi melalui serangkaian perjalanan impuls. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filamen (sliding filament mode). Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa siklus berulang pergeseran filamen untuk menimbulkan tegangan yang diperlukan otot untuk bekerja. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. ATP atau adenosine trifosfat merupakan sumber energi bagi otot. Asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas juga lelah. Kontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan tanpa bisa memendek untuk memindahkan suatu beban. Kontraksi isometrik terjadi ketika individu mencoba mengangkat beban yang memerlukan tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot.

Daftar Pustaka

1. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Ed ke-5. Jil 3. Jakarta: Erlangga; 2007. h.9.2. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Ed ke-2. Jakarta: EGC; 2003. h.75.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004. h.120-6.4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009. h.314-22.5. Putz R, Pabst R, editor. Sobotta table otot, sendi dan saraf. Ed ke-22. Jakarta: EGC; 2010. h.22-67.6. Susilowarno RG, Hartono RS, Mulyadi, dkk. Biologi. Jakarta: Kompas Grasindo; 2011. h.94-6.7. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung: Setia Purna Inves; 2009. h.53.8. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2009. h.18. 9. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed ke-6. Jakarta: EGC; 2011.