pbl b1 blok kedkom skenario 2

43
VITAL STATISTIK DAN KELUARGA BERENCANA SKENARIO 2 BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS Disusun oleh : B1 Ketua : Novita Anggun (1102007347) Sekertaris : Rina Widia Astuti (1102008216) Anggota : Zainah Fitriah (1102008266) Rezky endah . p (1102008301) Putri Humairah (1102008197) Lia Hariani (1102006150) Siti masitoh (1102008243) Niluh Putu Ayu D (1102008328) 1

Upload: hutomorezky

Post on 01-Dec-2015

167 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl fk

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

VITAL STATISTIK DAN KELUARGA BERENCANA SKENARIO 2

Disusun oleh : B1Ketua : Novita Anggun (1102007347)

Sekertaris : Rina Widia Astuti (1102008216)

Anggota : Zainah Fitriah

(1102008266)

Rezky endah . p (1102008301)

Putri Humairah (1102008197)

Lia Hariani (1102006150)

Siti masitoh (1102008243)

Niluh Putu Ayu D (1102008328)

Revi eralita (1102008208)

PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA, 2011

SKENARIO 2

1

Page 2: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

VITAL STATISTIK DAN KELUARGA BERENCANA

Kesehatan ibu dan kesehatan anak merupakan dasar yang penting dalam kesehatan masyararakat. Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 529000 perempuan meninggal tiap tahunnya oleh sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan,dan 99% dari kematian ini terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih terus merupakan keprihatinan yang serius bagi pemerintah.AKI pada tahun 1998-2003 diperkirakan sekitar 300 kematian per 100.000 kelahiran hidup.walaupun angka ini lebih rendah dari pada perkiraan tahun 1990-1994 (390/100.000).

Angka Kematian Bayi Dan Anak di indonesia masih tinggi, walaupun sudah ada penurunan. Berdasarkan SDKI 2007, angka kematian balita telah turun sebesar 36% selam periode lima belas tahun dari 69 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada periode 1993- 1997 menjadi 44 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada periode 2003-2007.kematian bayi merupakan bagian terbesar dari kematian balita. Selama periode 10 tahun, kematian post-neonatum juga turun lebih cepat (40%) dari angka kematian neonatum (32%). Sebagian besar kematian bayi terjadi pada bulan pertama kehidupan.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak berbagai usaha telah dilaksanakan pemerintah termasuk diantaranya Program Keluarga Berencana (KB). Salah satu tujuan program KB adalah menurunkan angka kelahiran (birth rate). Penerapan program KB oleh dokter muslim sesuai dengan ajaran islam. Tren pemakaian alat/cara KB tertentu, indonesia 1991-2007 dapa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1Persentase wanita berstatus kawin yang menggunakan suatu alat/cara KB tertentu, indonesia 2007

Alat/cara kb SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003 SDKI 2007Suatu cara

Sterilisasi wanitaSterilisasi priaPilIudSuntikanSusuk KBKondomPantang berkalaSenggama teputusLainnyaJumlah wanita

49,7%

2,70,614,813,311,73,10,81,10,70,921,109

54,7%

3,10,717,110,315,24,90,91,10,80,826,186

57,4%

3,00,415,48,121,16,00,71,10,80,826,886

60,3%

3,70,413,26,227,84,30,91,61,50,527,857

61,4%

3,00,213,24,931,82,81,31,52,10,430,931

SASARAN BELAJAR

2

Page 3: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

1. Memahami dan menjelaskan vital statistik di puskesmas

2. Memahami dan menjelaskan angka kematian(mortality rate) dan kelahiran(birth rate)

3. Memahami dan menjelaskan akseptor KB

4. Memahami dan menjelaskan masalah kependudukan

5. Memahami dan menjelaskan KB menurut islam

1. Memahami dan menjelaskan vital statistik di puskesmas

3

Page 4: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Definisi

Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan

data kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar

tindak lanjut suatu pemantauan dan penelitian (Slamet, 2004)

fungsi vital statistik

- Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.

- Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.

- Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.

- Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.

- Menentukan keberhasilan program suatu daerah.

- Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim

pencatatan dan pelaporan.

- Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan

kejadian yang dinilai dalam vital statistik

- Kejadian kematian

- Kelahiran

- Perkawinan

- Perceraian

- Adopsi Penyakit

a. Klasifikasi vital statistik

StatistikVital :

Terkait dgndata kehidupan manusia

• morbiditas

• mortalitas

Macam Macam Statistik Statistik Vital:

1) Tingkat kematian karena berbagai penyakit akibat gizi kurang

2) Kematian Kematian maternal maternal dan dan perinatal perinatal

3) Usia Usia harapan harapan hidup hidup

4) Status Status kesehatan kesehatan lain

4

Page 5: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Vital  statistik

Pendahuluan

Statistik perikehidupan merupakan salah satu aspek dalam statistik kesehatan dan kependudukan.

 secara garis besar statistik kesehatan dpt diartikn sbg kenyataan yang dikumpulkan dan disusun scr sistematis, berbentuk angka berhub. Dg atau berasal dr catatan ttg kejadian vital, spt kematian, kelahiran, perkawinan, perceraian, adopsi dll.

Statistik mortalitas dan statistik fertilitas merupakan statistik yang banyak digunakan dlm bidang kesehatan dan kependudukan, karena itu kedua statistik ini akan dibahas tersendiri.

Kini hampir semua negara mengadakan pencatatan ttg statistik mortalitas  dan fertilitas. Hasil ini dilaporkan ke who digunakan untuk memperoleh gambaran ttg kesh. Dan kependudukan di seluruh dunia serta untuk menyusun perencanaan dan mmberikan bantuan untuk meningkatkan taraf kesehatan bagi negara-negara yg membutuhkan.berdasarkan kebutuhan dan penggunaan viatal statistik  dpt dibagi 2 golongan yaitu :

1. Pencatatan kejadian vital

2. Analisis data vital

Pencatatan kejadian vital

Pencataan ttg kejadian vital dilakukan thdp setiap individu dan dpt dikembangkan mjd suatu sistem yaitu sistem registrasi vital.

Maksudnya adlh pencattn n pelaporn scr statistika ttg pengumpulan, komplikasi, penyajian, analisi dan distribusi thdo hal-hal yg termsk dlm kejadian vital, misal lahir, hidup, kematian, kematian fetus, perkawinan, perceraian, adopsi dll

Manfaat dan kelemahan

Manfaatnya :

1. Memproleh data yg dpt digunakan sbg indikator kesehatan.

2. Mengikuti  perubhn2 kejadian vital

3. Membandingkan keadaan kesh. Antara wilayah2 di indonesia

4. Menghitng kejadian vital setiap tahun secara periodik

Kelemahan :

1. Kurang lengkapnya pencatatan kejadian vital karena masyarakat yg kurang sadar untuk melaporkan kejadian yg terjadi.

2. Ketidaktepatan pencttn shg tidak dpt membandingkan vital statistik antar wilayah

3. Dapat tjd pencttn yang berganda krn melapor lebih dr satu kali akibat berbeda tempat melapor lebih dua kali

5

Page 6: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

 analisis data vital

Data yg diperoleh dr pencttn kejadian vital, walaupun telah bermanfaat spt yg telah diuraikn di atas, ttp msh mrpkn  data kasar, hingga pd penggunaan selanjutnya diperlukn analisis yg lebih mendalam

Dalam analisis yg bersft konvensional diperlukan ukuran2 dg nilai relatif spt “ proporsi “, “ratio”, dan “rate”. Untuk menyatakan tinggi rendahnya suatu kejadian vital.

Pencatatan kematian dan kelahiran

Pncttn kematian dan kelahiran yg tepat dan lengkapharus mencakup bebrapa data.

Pada pncttn kematian :

1. Identitas orang meninggal

2. Tanggal kematian

3. Tempat kejadian

4. Sebab-sebab atau gejala sebelum meninggal

Pencatatan identitas meliputi nama, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Hal ini dpt membntu spy dpt dikelompokn sesuai dg ciri tsb.

Pncttn tgl kematian dpt digunakan sbg indikator untuk mengukur taraf kesh. Suatu wilayah atau untuk memonitor kemajuan keadaan kesh atau mmbndigkn taraf kesh antara wilayah.

Pncttn tempat kejasin dpt digunakan untuk mengeth. Distribusi berdsr tempat kejadian.

Pncttn sebab-sebab atau gejala sblm meninggal dibutuhkan untuk menntukan penyebab kematian terbanyak dan dpt digunakan untuk menentukan strategi pencegahan dan pemberantasan.

Bagi keluarga orang yg meninggal diberi surat kematian yg dapat digunakan untuk :

1. Mendapatkan pensiun

2. Mendapatkan santunan

3. Mendapatkan asuransi jiwa

4. Mendapatkan ijin penguburan

Pada pencatatan kelahiran

Yang perlu dicatat untuk suatu kelahiran adalah nama, jenis kelamin, tanggal lahir, lahir tunggal atau kembar, tempat dan pertolongan persalinan, identitas orang tua, umur dan paritas ibu, interval antara dua persalinan, riwayat persalinan.

6

Page 7: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Pencttn kelahiran berguna untuk menyusun rencana peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Misal penyediaan sarana pemeriksaan ibu hamil, pertolongan persalinan, keluarga berencana, program imunisasi, dsb.

Surat kelahiran tidak cukup hanya sebagai terdaftar menjadi warga negara indonesia. Sekarang surat kelahiran harus dicatatkan di dinas pencatatan sipil. Wujud dari suatu kelahiran dan terregistrasi sebagai warga indonesia baru adalah berupa akta kelahiran.Bagi bayi baru lahir, akta kelahiran dapat digunakan sebagai :

1. Menentukan keturunan

2. Masuk sekolah

3. Mendapat warisan

4. Mendapatkan tunjangan

5. Memperoleh hak pilih

6. Melamar pekerjaan

7. Mendapatkan sim dan ktp

8. Mendapatkan ijin menikah

9. Dsb.

2. Memahami dan menjelaskan angka kematian dan kelahiran

Definisi

Kematian adalah waktu ketika seseorang diambil nyawanya oleh sang Pencipta

sehingga ia tidak dapat melangsungkan kehidupanya di dunia atau meninggalnya

seorang penduduk menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk

Klasifikasi

Kematian dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.

1) Angka kematian kasar adalah banyaknya orang yang mati setiap 1.000

penduduk per tahun.

CDR (crude death rate) = angka kematian kasar

D (death) = jumlah kematian

P (population) = jumlah penduduk

2) Angka kematian khusus adalah banyaknya orang yang mati setiap 1.000

penduduk usia tertentu per tahun.

7

Page 8: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Faktor-faktor penunjang kematian:

a) adanya bencana alam dan wabah penyakit;

b) fasilitas kesehatan yang kurang;

c) tingkat kesehatan masyarakat yang rendah;

d) makanan kurang bergizi;

e) kecelakaan lalu lintas;

f) adanya peperangan.

2) Faktor-faktor penghambat kematian:

a) fasilitas kesehatan yang lengkap;

b) kemajuan pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan;

c) larangan agama membunuh orang;

d) makanan cukup bergizi;

e) lingkungan yang bersih dan teratur.

I. Angka Kematian

1. Angka Kematian Kasar

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.

Kegunaan

Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Rumus

8

Page 9: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

dimana                                                   

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)

D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu

P  = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu 

K = Bilangan konstan  1000

Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.  

Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.

2. Angka Kematian Bayi

Definisi

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Cara Menghitung

 Dimana: AKB      = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)  D 0-<1th     =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu  di daerah tertentu. ∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di  daerah tertentu (lihat modul fertilitas untuk definisi kelahiran hidup).  K = 1000

9

Page 10: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

3. Angka Kematian Neo-natal

Angka K

Definisi

Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

dimana:

Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan

∑D 0-<1bulan  =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu  di daerah tertentu.

 ∑lahir hidup  = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu

 K    = 1000

4. Angka Kematian Post- Natal

Definisi

Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun 

∑D 1bulan-<1tahun =  Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu

∑lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu 

10

Page 11: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

K = konstanta (1000)

5. Angka Kematian Anak Definisi

Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi. Rumus

Dimana: Jumlah kematian Anak (1-4)th   =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah   tertentu. Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu  K = Konstanta, umumnya 1000

6. Angka Kematian BALITA

Definisi

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)

Cara Menghitung 

Dimana:

Jumlah Kematian Balita (0-4)th  = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 th pada satu tahun  tertentu di daerah tertentu

 Jumlah Penduduk Balita (0-4)th  = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun tertentu   di daerah tertentu

 K = Konstanta, umumnya 1000.

7. Angka Kematian Ibu

Definisi

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat

11

Page 12: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Cara Menghitung

Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu  kematian maternal per 100.000 kelahiran

Rumus

Dimana:

Jumlah Kematian Ibu  yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.        

Angka Kematian Bayi (AKB) menurut Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Jenis KelaminInfant Mortality Rates by Province, District and Sex

Provinsi Jenis Kelamin/SexProvince Laki-laki Perempuan Total

Male Female Total11. Nanggroe Aceh Darussalam 45.17 34.56 39.7112. Sumatera Utara 49.47 38.24 43.6913. Sumatera Barat 59.07 46.61 52.6614. Riau 53.76 41.94 47.6815. Jambi 59.07 46.61 52.6616. Sumatera Selatan 59.07 46.61 52.6617. Bengkulu 59.07 46.61 52.6618. Lampung 53.76 41.94 47.6819. Kep. Bangka Belitung 59.07 46.61 52.6631. DKI Jakarta 28.77 21.03 24.7932. Jawa Barat 63.33 50.34 56.6533. Jawa Tengah 49.47 38.24 43.6934. DI Yogyakarta 28.77 21.03 24.7935. Jawa Timur 53.77 41.95 47.6936. Banten 72.87 58.78 65.6251. Bali 40.86 30.89 35.7252. Nusa Tenggara Barat 97.12 80.47 88.55

12

5

Page 13: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

53. Nusa Tenggara Timur 63.33 50.34 56.6561. Kalimantan Barat 63.33 50.34 56.6562. Kalimantan Tengah 53.76 41.94 47.6863. Kalimantan Selatan 77.10 62.53 69.6064. Kalimantan Timur 45.17 34.56 39.7171. Sulawesi Utara 32.08 23.71 27.7772. Sulawesi Tengah 72.87 58.78 65.6273. Sulawesi Selatan 63.33 50.34 56.6574. Sulawesi Tenggara 59.07 46.61 52.6675. Gorontalo 63.33 50.34 56.6581. Maluku 67.57 54.09 60.6382. Maluku Utara 82.38 67.24 74.5994. Papua 63.33 50.34 56.65

II. Angka Kelahiran

1. Jumlah Kelahiran

Definisi Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu. 

  Cara Menghitung

Menjumlahkan seluruh kelahiran hidup yang terjadi di suatu wilayah dalam satu tahun tertentu.   Data yang diperlukan   Jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah tertentu pada tahun tertentu.

Sumberdata

Data tentang jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk, registrasi vital, atau survei-survei. Namun, jumlah kelahiran juga dapat diestimasi secara tidak langsung dengan menggunakan informasi lain seperti jumlah anak lahir hidup (children ever born) dengan menggunakan piranti lunak (software) demografi seperti mortpack-lite.

13

Page 14: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

2. Angka Kelahiran Kasar

Definisi

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.    Cara Menghitung Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).

Rumus

     

    CBR= Angka Kelahiran Kasar B = Jumlah kelahiran P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (P0 + P1)/2, Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.

3. Angka Kelahiran Umur

Definisi Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun.   Cara Menghitung

Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok umur tertentu (i), dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan konstanta k (1000).

Rumus

  dimanaASFRi = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur i, i = 1 untuk umur 15-19 tahun, yakni:

i = 2 untuk umur 20-24 tahun, i = 3 untuk umur 25-29 tahun, i = 4 untuk umur 30-34 tahun, i = 5 untuk umur 35-9 tahun, i = 6 untuk umur  40-44 tahun,

14

Page 15: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

i = 7 untuk umur 45-49 tahun. Bi  = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i. Pi

f = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i.   Data yang Diperlukan

Untuk dapat melakukan perhitungan ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang banyaknya bayi yang lahir dari ibu menurut umur tertentu misalnya Ibu usia 20-24 tahun pada suatu daerah dan suatu tahun tertentu dan banyaknya Ibu pada umur tersebut (20-24 tahun) pada daerah dan tahun yang sama.

4. Angka Fertilitas Total

Definisi

Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya.Cara Menghitung   Menjumlahkan ASFR seluruh kelompok umur pada tahun tertentu dan wilayah tertentu, kemudian dikalikan dengan lima. Pengalian dengan bilangan lima dilakukan karena pengelompokan umur lima tahunan, dan diasumsikan bahwa setiap 1000 orang perempuan pada kelompok umur yang sama secara rata-rata akan mempunyai jumlah anak yang sama.

Rumus

dimana:

TFR      = Total Fertility RateASFRi  = ASFR kelompok umur i. i           = Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,...,45-49.

Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran :

1) kawin usia muda;

2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:

a) anak sebagai penentu status sosial;

b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat;

c) anak sebagai penerus keturunan;

d) banyak anak banyak rezeki.

faktor-faktor penghambat angka kelahiran, di antaranya yaitu:

1) pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB);

2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;

15

Page 16: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;

4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau

keguguran ketika melahirkan;

5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan

umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.

Trend Angka Fertilitas Total menurut ProvinsiTend of Total Fertility Rate (TFR) by Province

Provinsi 1968 1972

Province (1966-1970) (1970-1975)

00. Indonesia 5.61 5.2011. Nanggroe Aceh Darussalam 6.26 5.0012. Sumatera Utara 7.20 6.7213. Sumatera Barat 6.18 5.9714. Riau 5.94 6.0615. Jambi 6.39 5.9116. Sumatera Selatan 6.33 5.5517. Bengkulu 6.71 6.5718. Lampung 6.36 6.4619. Kep. Bangka Belitung na na31. DKI Jakarta 5.17 4.7832. Jawa Barat 6.33 5.6433. Jawa Tengah 5.33 4.9234. DI Yogyakarta 4.75 4.4735. Jawa Timur 4.72 4.3236. Banten na na51. Bali 5.96 5.2352. Nusa Tenggara Barat 6.66 5.7553. Nusa Tenggara Timur 5.96 na61. Kalimantan Barat 6.26 5.5462. Kalimantan Tengah 6.83 6.4963. Kalimantan Selatan 5.42 5.2664. Kalimantan Timur 5.41 5.6971. Sulawesi Utara 6.79 6.1672. Sulawesi Tengah 6.53 6.2973. Sulawesi Selatan 5.71 5.7174. Sulawesi Tenggara 6.45 6.8275. Gorontalo na na81. Maluku 6.88 na82. Maluku Utara na na94. Papua 7.20 na

16

4

Page 17: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

1977 1982 1987 1992 1997 2000(1975-1979)

(1980-1984)

(1985-1989)

(1990-1994)

(1995-1999)

(1998-2002)

4.68 4.05 3.33 2.80 2.34 2.275.24 4.79 4.37 3.29 2.81 2.445.93 5.12 4.29 3.53 3.10 2.845.75 4.80 3.89 3.35 3.06 2.955.43 4.71 4.09 3.25 2.77 2.455.57 4.62 3.76 3.11 2.67 2.375.58 4.78 4.22 3.14 2.88 2.336.20 5.13 3.97 3.19 2.68 2.495.75 4.79 4.05 3.29 2.65 2.42

na na na na 2.60 2.533.99 3.25 2.33 1.93 1.63 1.665.07 4.30 3.47 2.87 2.51 2.284.37 3.82 3.05 2.58 2.06 2.143.42 2.93 2.08 2.00 1.44 1.793.56 3.20 2.46 2.27 1.71 1.87

na na na na 2.72 2.373.97 3.09 2.27 2.01 1.89 2.036.49 5.74 4.97 3.68 2.92 2.695.54 5.12 4.61 4.01 3.37 3.465.52 4.98 4.44 3.47 2.99 2.625.87 4.76 4.03 3.16 2.74 2.214.59 3.74 3.24 3.09 2.33 2.304.99 4.16 3.27 2.96 2.50 2.324.91 3.58 2.69 2.66 2.12 2.105.90 4.86 3.85 3.28 2.75 2.814.88 4.12 3.54 3.04 2.56 2.555.82 5.66 4.91 3.69 3.31 3.14

na na na na 2.70 2.636.16 5.61 4.59 3.68 3.39 3.29

na na na na 3.17 3.045.35 4.83 4.70 3.78 3.28 2.38

3. Memahami dan menjelaskan akseptor KB Akseptor KB

Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya terbagi tiga fase yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan.

Akseptor KB lebih disarankan untuk pasangan usia subur (PUS) dengan menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada pasangan usia subur inilah yang lebih berpeluang besar untuk menghasiilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran.

17

Page 18: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Akseptor keluarga berencana yang diikuti oleh pasangan usia subur dapat dibagi menjadi tiga macam :

1). Akseptor atau peserta KB baru, yaitu pasangan usia subur yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan.

2). Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

3). Akseptor atau peserta KB garti cakra, yaitu peserta KB yang ganti pemakaian dan suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.

Tujuan Program KB - Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial

ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperolehsuatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

- Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

- Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dankesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untukmenaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakatakan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkanangka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatanreproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat3. Keluarga berpendidikan4. Keluarga sejahtera5. Keluarga berketahanan6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

Sasaran Program KB Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. 3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan

kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.

4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen. 5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan

efisien.

18

Page 19: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang

aktifdalam usaha ekonomi produktif.9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

Program KB Nasional

Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecilberkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur;Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu: 1. Strategi dasar 2. Strategi operasional

Strategi dasar • Meneguhkan kembali program di daerah • Menjamin kesinambungan program Strategi operasional • Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional • Peningkatan kualitas dan prioritas program • Penggalangan dan pemantapan komitmen • Dukungan regulasi dan kebijakan • Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

Dampak Program KB

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibudan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraankeluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi IUD 1. Ekonomi

Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang biasa menghasilkan uang. Ekonomi juga cakupan urusan keuangan rumah tangga (Depdiknas, 2002). Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Penggolongan Masyarakat dalam stratifikasi berdasarkan

19

Page 20: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

dalam Stratifikasi berdasarkan status sosial ekonomi dibedakan 3 tingkatan yaitu: Upper class (Tingkat atas), Meddlo class (Tingkat Menengah), Lower class (Tingkat Bawah).

2. Usia Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. (Depdiknakes, 2002). Usia yang dimaksud disini adalah usia akseptor KB. Usia mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dari faktor-faktor usia dapat ditentukan fase-fase. Usia kurang 20 tahun; fase menunda kehamilan, usia antara 20-30 tahun; fase menjarangkan kehamilan. Usia antara 30 tahun lebih; fase mengakhiri kehamilan. (Hartanto, 2002).

3. Paritas Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang diteliti seseorang wanita (Kamus Besar Indonesia 1990). Berdasarkan pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi pemilihan jenis alat kontrasepsi. Paritas yang diteliti adalah paritas 1-2, paritas 2-4, paritas > 4. Hal ini dikarenakan akseptor yaitu mempunyai anak lebih dari empat cenderung mengalami resiko tinggi persalinan. Apabila terjadi kehamilan tersebut digolongkan dalam kehamilan resiko tinggi (Wiknjosastro, 1999).

4. Pendidikan Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000). Adapun jenjang pendidikan akseptor yang diteliti :a.Pendidikan Dasar (SD)b.Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)c. Pendidikan Tinggi Diseluruh dunia terdapat 6000 juta penduduk buta huruf, sekalipun mesin otak telah ditemukan 500 tahun yang lalu. Hampir dapat dipastikan kemampuan menyediakan fasilitas pendidikan semakin terbatas menyediakan fasilitas terbatas maka seharusnya jumlah yang memanfaatkan harus terkendali dengan jalan Keluarga Berencana.

KontrasepsiPengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan. Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi.Cara Kerja Kontrasepsi

Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.

2. Melumpuhkan sperma.

3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

(BKKBN, 2001).

20

Page 21: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Efektifitas Kontrasepsi

Suatu metode kontrasepsi dikatakan efektif bila memang mampu menghalangi terjadinya pembuahan. Ada dua cara untuk mengukur efektifitas suatu kontrasepsi, yaitu :

1) Efektifitas Teoritis

Efektifitas teoritis adalah suatu alat kontrasepsi atau metode kontasepsi jika kontrasepsi tersebut dipakai secara tepat sesuai dengan petunjuknya selama produk tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka variasi efektifitas uatu kontrasepsi hanyalah karena perberdaan fisiologis dari para penggunaanya, misalnya berbedaan umur.

2) Efektifitas PenggunaEfektifitas pengguna ini memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna kontrasepsi tesebut dan angkanya menjadi sangat bervariasi, tergantung banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan informasi yang di dapatkan oleh pengguna. Semua kontrasepsi kecuali sterilisasi dan IUD, efektifitas keberhasilannya sangat tergantung pada para penggunanya, efektifitas pengguna biasanya dihitung berdasarkan angka kegagalan per 100 wanita yang memakai pertahun.

Metode KB Alamiah

Metode Kalender: dengan menghitung masa subur berdasarkan perhitungan kalenderMetode suhu basal: suhu basal adalah suhu badan asli.Suhu basal wanita lebih tinggi setelah terjadi ovulasi daripada sebelum masa ovulasi.Bila suhu basal tubuh lebih tinggi 3 hari berturut-turut daripada 6 hari sebelumnya maka masa subur telah berakhir.Metode pengamatan lendir: Bila di sekitar alat kelamin terasa basah memasuki masa subur dan bila terasa kering maka memasuki masa tidak suburMetode Keefe: Wanita meraba sendiri leher rahim dengan memasukan 2 jari ke vagina.Akan terjadi perbedaan pada leher rahim waktu masa subur dan masa tidak subur.Metode Simpto-termal: Metode yang mengabungkan metode pengamatan lendir dan metode KeefeMetode menyusui tanpa haid: khusus digunakan untuk menunda kehamilan selama 6 bulan setelah melahirkan dengan memberikan ASI eksklusif

Metode KB Buatan

Alat kontrasepsi mekanis terdiri dari kondom dan diafragma.Kondom merupakan sarung untuk alat kelamin pria sedangkan diafragma digunakan oleh wanita berupa katert berbentuk seperti topi.

21

Page 22: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Alat kontrasepsi Kimiawi: Contohnya adalah spermisidal yaitu bahan atau zat kimiawi yang digunakan untuk membunuh sperma seperti tablet busa,krim jelly dan tisu KB

Alat kontrasepsi hormonal: terdiri dari Pil KB,Suntikan KB dan Susuk KB Alat kontrasepsi dalam rahim: IUD atau spiral

Alat kontrasepsi Mantap: Tubektomi adalah pencegahan kehamilan dengan memotong atau mengikat kedua saluran telur pada wanita sedangkan vasektomi adalah mengikat atau memotong saluran mani pada pria

Kontrasepsi Teknik

1. Coitus Interruptus (senggama terputus), ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar

2. Sistem kalender (pantang berkala). Pada beberapa wanita ini menjadi satu-satunya metode yang dapat diterima.

Cara ini adalah dengan memperkirakan saat masa subur (ovulasi) dan tidak melakukan hubungan seksual pada saat tersebut.Metode ini tidak terlalu efektif dan diperlukan kedisiplinan dari wanita untuk selalu mengetahui waktu ovulasi atau masa subur. Dan sebaliknya pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini.

Ada beberapa cara untuk mengetahui masa subur, yaitu:

dengan cara menghitung tanggal/kalender, cara ini cocok untuk yang punya siklus haid teratur. Perhitungan ini didasarkan saat ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari menstruasi yang akan datang dan dikurangi 2 hari karena sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi dan ditambahkan 2 hari karena sel telur dapat hidup 24 jam setelah ovulasi. Jadi Misalnya siklus haidnya 28 hari dan haid terakhirnya terjadi tanggal 1, tanggal haid bulan berikutnya adalah tanggal 28. Dengan demikian, perkiraan waktu ovulasi anda , yaitu di tengah - tengah periode haid yakni tanggal 14. Jadi, masa subur berada pada rentang tanggal 12 hingga 16

22

Page 23: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

dengan menilai peningkatan suhu badan, biasanya suhu badan meningkat menjelang dan sesudah masa ovulasi karena pengaruh hormon progesteron

dengan menilai lendir rahim. Hormon estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi terjadi dan mempengaruhi lendir rahim. Menjelang ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan dua jari membentuk benang dan berwarna bening

Ketiga hal ini dapat menjadi petunjuk masa ovulasi/masa subur anda

4. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

4. Memahami dan menjelaskan masalah kependudukan

Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara negara-negara yang sedang berkembang setelah Gina dan India. Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% per tahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa.

Bila dilihat dari luas wilayah pada peta penyebaran penduduknya terlihat tidak merata di 27 propinsi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah Indonesia. Dilain pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanya ditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya.

Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Kondisi tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut telahdilaksanakan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa. Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyak masalah.

Di Indonesia dari tingkat partisipasi anak usia sekolah baru mencapai 53% meskipun wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun telah dicanangkan oleh pemerintah. Dibanding negara tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita tergolong rendah. Hongkong misalnya tahun 1985 telah mencapai 95%, Korea Selatan 88% dan Singapura telah mencapai 95 % (Surabaya Post, 2 Oktober 1995).

Masalah-masalah lain seperti ketenagakerjaan 77% angkatan kerja masih berpendidikan rendah. Dampaknya terhadap pendapatan perkapita yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Juga terhadap kehidupan rumah tangga seperti perceraian dan perkawinan yang akan berpengaruh terhadap angka kelahiran dan kematian yang dalam banyak hal dijadikan indikator bagi kesejahteraan suatu negara.

23

Page 24: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Nampaknya sederhana, tetapi harus diingat bahwa manusia adalah sebagai subjek tetapi juga sekaligus objek pembangunan sehingga bila tidak diantisipasi mungkin pada gilirannnya akan berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatu negara.

MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A. Masalah Akibat Angka Kelahiran1. Total Fertility Rate (TFR)

Hasil perkiraan tingkat fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan tingkat fertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang bertambah seperti nampak pada tabel di bawah ini :

Periode (tahun) TFR % Penurunan/tahun1967 -1970 5,605 1,71971 -1975 5,200 2,31976 -1979 4,680 2,81980 -1984 4,055 3,91987 -1990 3,222 2,1

Sumber : BPS Jawa Timur, 1996

Tingkat fertilitas secara keseluruhan dari periode 1981- 1984 ke periode 1986-1989 turun sebesar 18 % atau sekitar 3,9% pertahun. Namun tingkat penurunan fertilitas mulai melambat atara periode 1986-1989 dan 1987-1990 yaitu menjadi 2,1% rata-rata pertahun.

2. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)Hasil SP71 dan SP80 masih menunjukan bahwa tingkat kelahiran untuk kelompok

umur wanita 20-24 tahun adalah yang tertinggi. Namun demikian terjadi pergeseran ke kelompok umur (25 -29) tahun pada hasil SP80 dan ini akan memberikan dampak terhadap penurunan tingkat gfertilitas secara keseluruhan

Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkaitdengan SDM) sebagai berikut :1) Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam halpenyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.2) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggiakibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negatifdengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

Jika ASFR 20- 24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM yang semakin menurun.

B. Masalah akibat Angka KematianSelama hampir 20 tahun terakhir, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami

penurunan sebesar 51,0 pada periode 1967-1986. Tahun 1967 AKB adalah 145 per 1000 kelahiran, kemudian turun menjadi 109 per 1000 kelahiran pada tahun 1976. Selama 9 tahun terjadi penurunan sebesar 24,8 persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun.

24

Page 25: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Berdasarkan SP90, AKB tahun 1986 diperkirakan sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar 34,9 persen selama 10 tahun terakhir atau 3,5 persen per tahun.

Tabel Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH)Tahun NilaiSP 1971 45,7SP 1980 52,2SP 1990 59,8Sumber: BPS Jatim, 1996.

Sejalan dengan penurunan AKB, AHH menunjukan kenaikan. Pada tahun 1971 AHH adalah 45,7 yang kemudian naik 6,5 tahun menjadi 52,2 pada SP80 dan mengalami kenaikan 7,6 menjadi 59,8 pada SP90.

Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peranpemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yangmemadai bagi anak-anak (Balita).3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasiIndonesia dimata dunia.

Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :a) KelahiranAngka kelahiran perlu ditekan melalui :

1) Partisipasi wanita dalam program KB.2) Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama danpenggunaan kontrasepsi.3) Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif denganfertilitas4) Peningkatan ekonomi dan sosial.

b) KematianAngka kematian perlu ditekan :

1) Pelayanan kesehatan yang lebih baik2) Peningkatan gizi keluarga3) Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)

C. Masalah Komposisi Jumlah PendudukJumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus tahun 1990 berjumlah179246785 dari jumlah tersebut komposisi usianya tidak berimbang yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru.

Kategori Berdasarkan Usia Sebagai Berikut :USIA (Tahun) Jumlah (Jiwa)0 – 4 20.985.1445 – 9 23.223.05810 – 14 21.482.141

25

Page 26: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

15 – 19 18.926.98320 – 24 16.128.35225 – 29 15.623.53030 – 34 13.245.79435 – 39 11.184.21740 – 44 8.081.63645 – 49 7.565.66450 – 54 6.687.58655 – 59 4.831.69760 – 64 4.526.45165 – 69 2.749.72470 – 74 2.029.026>75 4.415Sumber : Kantor BPS Jawa Timur

Berdasarkan angka-angaka tersebut tampak penumpukan jumlah penduduk pada usia muda, yaitu usia 0 -4 tahun berjumlah 20985144 jiwa, usia 5-9 tahun sebesar 23223058 jiwa dan 10 -14 tahun 21428141 jiwa yang mana pada usia tersebut belum produktif masih tergantung pada orang-orang lain terutama keluarga.

Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :1) Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia produktif yang lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.

2) Aspek pemenuhan gizi.Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti bila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0 -5 tahun). Akan mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental ( mental retardation ). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang.

3) Aspek PendidikanPendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yang mengakibatkan pada kualitas pendidikan tersebut kurang

4) Lapangan KerjaPenumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau penyedia kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDMnya dan lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada semua aspek kehidupan.

Alternatif Pemecahan yang diperlukan :(a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.(b) Peningkatan masa pendidikan.(c) Penundaaan usia perkawinan

26

Page 27: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

D. Masalah Kependudukan dan Angkatan Kerja.Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun ke atas.

Mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong angkatan kerja dikenal dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK menurut umur mengikuti pola huruf "U" terbalik. Angkatan rendah pada usia-usia muda karena sekolah, kemudian naik sejalan kenaikan umur sampai mencapai 25 -29 tahun, kemudian turun secara perlahan pada umur-umur berikutnya (antara lain karena pensiun).

Angka kesempatan kerja yang merupakan pebandingan antara penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja pada tahun 1993 cukup tinggi yaitu sekitar 97,2%. Ini berarti angka penganguran kurang lebih hanya 2,8 0/00 (BPS:1994,30). Berdasarkan hasil sensus tahun 1994 jumlah TPAK sebesar 19.254.554 sedangkan jumlah penduduk mencapai 179.247.283 jiwa sehingga TPAK meskipun mungkin termasuk angkatan kerja. Melihat rasio TPAK danNon TPAK tampaknya jauh tidak seimbang hal ini kemungkinan dapat menyebabkan masalah antara lain:(a) Produktifitas yang dihasilkan oleh sebagian kecil manusia kemungkinan bisahabis dikonsumsi sebagian besar penduduk.(b) Pendapatan perkapita akan rendah sehingga berpengaruh pada sektor ekonomimasyarakat.

Alternatif Pemecahan Masalah :(a) Penyediaan lapangan kerja(b) Peningkatan mutu SDM melalui pendidikan dan keterampilan.

E. Masalah Mobilitas Penduduk di IndonesiaMasalah migrasi penduduk di Indonesia menjadi isu politik kependudukan diIndonesia.

Mobilitas Antar PulauMobilitas antar pulau didominasi mobilitas penduduk di Pulau Jawa. Penduduk yang

keluar dari Jawa sebanyak 3,6 juta jiwa tahun 1980 dan 5,3 juta jiwa tahun 1990. Sebagian besar migrasi menuju Sumatera, yaitu 79,75% pada tahun 1980 dan 68,70% pada tahun 1990. Migran keluar dari Pulau Sumatera tahun 1980 sebanyak 0,8 juta, dan sebesar 92,97% menuju Pulau Jawa, sedang pada tahun 1990 sebesar 1,6 juta dan 92,62 % juga menuju Pulau Jawa. Migran dari Kalimantan sebagian besar menuju Pulau Jawa. Dari 0,2 juta jiwa pada tahun 1980 adaa 73,32% menuju Pulau Jawa dan pada tahun 1990 ada sebanyak 0,5 juta ternyata yang 76,49 % juga menuju Pulau Jawa.

Dapat dimaklumi bahwa Pulau Jawa sebagai tujuan utama para migran, karena di Pulau Jawa merupakan pusat perekonomian, pusat pendidikan, pusat pemerintahan dan pusat kegiatan sosial ekonomi lainnya. Migran terbesar yang masuk ke Pulau Jawa berasal dari Sumatera, karena Pulau Sumatera secara geografis berdekatan dengan Pulau Jawa dan sistim transportasi yang menghubungkan kedua pulau ini lebih bervariasi dan lebih banyak frekuensinya dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya.

Mobilitas Penduduk antar Pulau PropinsiPola mobilitas di Jawa masih sangat besar. Di Jawa Timur jumlah pendatang masih

didominasi migran sekitarnya terutama Jawa Tengah. Keadaan ini menunjukan bahwa pekembangan mobilitas terjadi karena peningkatan peranan lalu lintas di Pulau Jawa dan sekitarnya termasuk Lampung, Sumatera Selatan sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang

27

Page 28: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

semakin cepat. Sedang migran yang keluar dari Jawa Timur mayoritas menuju wilayah Indonesia Barat terutama Sumatera dan daerah pusat pertumbuhan ekonomi seperti Jakarta.

Propinsi pengirim migran total terbesar adalah Jawa Tengah, yaitu 3,1 juta jiwa pada tahun 1980 dan 4,4 juta tahun 1990. Jawa Timur sebanyak 1,6 juta pada tahun 1980 dan 2,5 juta tahun 1990, disusul Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Mobilitas Penduduk dari Desa ke KotaUrbanisasi pada dasarnya adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang disebabkan

perpindahan dari desa ke kota, dari kota ke kota, serta akibat proses perluasan wilayah perkotaan (Reklamasi).

Permasalah yang Timbul :Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukan peningkatan yang terus menerus, hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan perkembangan industri, pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.

Upaya Pencegahan:Pertumbuhan penduduk di perkotaan periode 1971-1980 jauh lebih pesat

dibandingkan dengan periode 1980-1990, hal ini disebabkan periode 1971-1980 pertumbuhan ekonomi masih terpusat didaerah perkotaan, sehingga penduduk banyak pindah ke perkotaan untuk memperoleh penghidupan yang lebih layak.

Pada periode 1980-1990 pemeratan pembangunan mulai terasa sampai ke daerah pedesaan. Keadaan ini memungkinkan penduduk tidak lagi membangun daerah perkotaan, akan tetapi cendrung menciptakan lapangan pekerjaan sendiri di pedesaan. Sejalan dengan arah pembangunan yang diharapkan persentase penduduk perkotaan cendrung meningkat.

Proyeksi yang diharapkan ada peningkatan dari 31,10 persen tahun 1990 menjadi 41,46 % pada tahun 2000. Menurut Prigno Tjiptoheriyanto upaya mempercepat proses pengembangan suatu daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan yang disesuaikan denganharapan dan kemampuan masyarakat setempat. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan jumlah penduduk yang berminat tetap tinggal di desa. Yang perlu diusahakan perubahan status desa itu sendiri, dari desa "desa rural" menjadi "desa urban". Dengan demikian otomatis penduduk yang tinggal didaerahnya menjadi "orang kota" daalam arti statistik. Gunamenekan derasnya arus penduduk dari desa ke kota, maka pola pembangunan yang beroreantasi pedesaan perlu digalakan dengan memasukan fasilitas perkotaan ke pedesaan, sehingga merangsang kegiatan ekonomi pedesaan.

F. Masalah Kepadatan Penduduk di IndonesiaDilihat dari jumlah penduduknya Indonesia termasuk negara terbesar ketiga diantara

negara-negara sedang berkembang setelah Gina dan India. Hasil pencacahan lengkap sensus penduduk 1990, penduduk Indonesia berjumlah 179,4 juta jiwa. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, julah penduduk pada tahun 1995 mencapai 195,3 juta jiwa.

Kepadatan di 27 Propinsi masih belum merata. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di Pulau Jawa, padahal luas Pulau Jawa hanya sekitar 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia. Dilain pihak, Kalimantan yang memiliki 28% dari luas total, hanya dihuni oleh 5% penduduk Indonesia. Dengan demikian kepadatan penduduk secara regional juga sangat timpang, sementara kepadatan per kilometer persegi di Pulau Jawa mencapai 814 orang, di Maluku dan Irian Jaya hanya 7 orang.

28

Page 29: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Permasalahan yang timbul:Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan

pembangunan baik fisik maupun non phisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan untuk pindah semakin tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari daerah yang agak terkebelakang pembangunannya ke daerah yang lebih maju, sehingga daerah yang sudah padat menjadi semakin padat.

Pemecahan Masalah:Untuk memecahkan masalah ini dilaksanakan program pepindahan penduduk dari

daerah padat ke daerah kekurangan penduduk, yaitu program transmigrasi. Sasaran utama program transmigrasi semula adalah untuk mengurangi kelebihan penduduk di Pulau Jawa. Tetapi ternyata jumlah penduduk yang berhasil ditransmigrasikan keluar Jawa sangat kecil jumlahnya. Pada tahun 1953 direncanakan 100.000 penduduk, tetapi hanya sebanyak 40.000 orang yang berhasil dipindahkan.

Walaupun demikian, program transmigrasi sudah menunjukan hasilnya dimana penduduk yang tinggal di Pulau Jawa turun dari 60% pada tahun 1990, diproyeksikan menjadi 57,7% pada tahun 2000. Sebaliknya diluar Jawa diproyeksikan akan terjadi kenaikan tahun 1990-2000. Di Pulau Sumatera naik dari 21% pada tahun 1990 menjadi 21,65 % pada tahun 2000.

G. Masalah Perkawinan dan PerceraianPerkawinan bukan merupakan komponen yang langsung mempengaruhi pertumbuhan

penduduk akan tetapi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap fertilitas, karena dengan adanya perkawinan dapat meningkatkan angka kelahiran. Sebaliknya perceraian adalah merupalkan penghambat tingkat fertilitas karena dapat menurunkan angka kelahiran. Di Indonesia status perkawinan (kawin) masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan status perceraian hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :Jenis kelamin kawin cerai hidup/mati

Pria 25.312.260 1.322.446Wanita 26.448.577 6.176.904Sumber: BPS Jawa Timur, 1996

Dari data di atas memberikan gambar bahwa jumlah perkawina baik pia maupun wanita sebesar 5.176.837 masih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah perceraian baik cerai hidup maupun cerai mati yang hanya sekitar 7.499.340.Masalah yang timbul akibat perkawinan antara lain:1. Perumahan2. Fasilitas kesehatan

Masalah yang timbul akibat perceraian meningkat adalah :1. Sosial Ekonomi2. Nilai agama yang lemah

Alternatif Pemecahan :Perkawinan1. Menambah masa lajang.2. Meningkatkan masa pendidikan.

29

Page 30: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Peceraian :1. Konsultasi Keluarga.2. Pendalaman Agama.

5. Memahami dan menjelaskan KB menurut islam

Hukum Tahdid An-Nasl

KB dalam arti sebuah program nasional untuk membatasi jumlah populasi penduduk

(tahdid anl-nasl), hukumnya haram. Tidak boleh ada sama sekali ada suatu undang-

undang atau peraturan pemerintah yang membatasi jumlah anak dalam sebuah

keluarga. (Lihat Prof. Ali Ahmad As-Salus, Mausu’ah Al-Qadhaya Al-Fiqhiyah Al-

Mu’ashirah, [Mesir : Daruts Tsaqafah – Maktabah Darul Qur`an], 2002, hal. 53).

KB sebagai program nasional tidak dibenarkan secara syara’ karena bertentangan

dengan Aqidah Islam, yakni ayat-ayat yang menjelaskan jaminan rezeqi dari Allah

untuk seluruh makhluknya. Allah SWT berfirman :

“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi

rizkinya.” (QS Huud [11] : 6)

Selain itu, dari segi tinjauan fakta, teori Malthus batil karena tidak sesuai dengan

kenyataan. Produksi pangan dunia bukan kurang, melainkan cukup, bahkan lebih dari

cukup untuk memberi makan seluruh populasi manusia di dunia. Pada bulan Mei

tahun 1990, FAO (Food and Agricultural Organization) mengumumkan hasil

studinya, bahwa produksi pangan dunia ternyata mengalami surplus 10% untuk dapat

mencukupi seluruh populasi penduduk dunia (Prof. Ali Ahmad As-Salus, ibid., hal.

31).

Hukum Tanzhim an-Nasl

KB dalam arti pengaturan kelahiran, yang dijalankan oleh individu (bukan dijalankan

karena program negara) untuk mencegah kelahiran (man’u al-hamli) dengan berbagai

cara dan sarana, hukumnya mubah, bagaimana pun juga motifnya (Taqiyuddin An-

Nabhani, An-Nizham al-Ijtima’i fi Al-Islam, hal. 148).

Dalil kebolehannya antara lain hadits dari sahabat Jabir RA yang berkata,”Dahulu

kami melakukan azl [senggama terputus] pada masa Rasulullah SAW sedangkan al-

Qur`an masih turun.” (HR Bukhari).

30

Page 31: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Namun kebolehannya disyaratkan tidak adanya bahaya (dharar). Kaidah fiqih

menyebutkan : Adh-dhararu yuzaal (Segala bentuk bahaya haruslah dihilangkan)

(Imam Suyuthi, Al-Asybah wa An-Nazha`ir fi Al-Furu`, [Semarang : Maktabah Usaha

Keluarga], hal. 59).

Kebolehan pengaturan kelahiran juga terbatas pada pencegahan kehamilan yang

temporal (sementara), misalnya dengan pil KB dan kondom. Adapun pencegahan

kehamilan yang permanen (sterilisasi), seperti vasektomi atau tubektomi, hukumnya

haram. Sebab Nabi SAW telah melarang pengebirian (al-ikhtisha`), sebagai teknik

mencegah kehamilan secara permanen yang ada saat itu (Muttafaq ‘alaih, dari Sa’ad

bin Abi Waqash RA).

KB menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti dimuat Harian Republika, sbb:

* KB adalah ikhtiar manusia untuk mengatur kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum agama demi mendapat kesejahteraan keluarga dan bangsa.

* Islam membenarkan KB untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, menciptakan anak yang sehat, cerdas, dan shaleh.

* KB harus didasarkan atas kesadaran dan sukarela dengan mempertimbangkan faktor agama dan adat istiadat.

* Penggunaan kontrasepsi tidak dipaksakan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, serta harus berdasar kesepakatan suami-istri.

* Kontrasepsi dalam rahim dibenarkan jika pemasangan dilakukan oleh tenaga medis wanita. Jika tenaga medisnya pria, harus didampingi sang suami.

* Aborsi dengan cara apapun haram karena merupakan pembunuhan terselubung yang dilarang Islam, kecuali untuk menyelamatkan jiwa ibu. Vasektomi dan tubektomi juga dilarang. (005)

31

Page 32: Pbl b1 Blok Kedkom Skenario 2

Daftar pustaka

http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_tabel/kat,1/ idtabel,111/task,menu/Itemid,906/

Notoatmojo S. Prinsip-prinsip ilmu kesehatan masyarakat 2003. Rineka cipta Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :

yayasan bina pustaka. Munijaya, AAG. Manajemen kesehatan 2004. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta http :// www.mui.or.id

32