patroli siber terpadu dalam penanggulangan siber …

26
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER CRIME DISUSUN OLEH : NAMA : KBP. IMAM SACHRONI, S.H. NDH : 30 INSTANSI : DITIPID SIBER BARESKRIM POLRI PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLV PUSBANGKOM PIMNAS DAN MANAJERIAL ASN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI JAKARTA, SEPTEMBER 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

24 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PATROLI SIBER TERPADU

DALAM

PENANGGULANGAN SIBER CRIME

DISUSUN OLEH :

NAMA : KBP. IMAM SACHRONI, S.H.

NDH : 30

INSTANSI : DITIPID SIBER BARESKRIM POLRI

PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLV

PUSBANGKOM PIMNAS DAN MANAJERIAL ASN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI

JAKARTA, SEPTEMBER 2020

Page 2: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …
Page 3: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

iii

Page 4: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... … i

FORM PERSETUJUAN MENTOR…………………………………………….. … ii

FORM PERNYATAAN …………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI...…………………………………………………………………….. … iv

EXECUTIVE SUMMARY………………………………………………………....… v

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1

B. Kondisi saat ini ………………………………………………………… 3

C. Gagasan ProyekPerubahan …………..……………………………… 4

D. Tujuan Yang Ingin Dicapai …………………………………………… 5

E. Manfaat……………………………………………………………..….… 6

F. Ruang Lingkup Perubahan……………………………………….……. 6

G. OutPut Kunci…………………………………………………………….. 6

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN ………………………… 7

2.1 Roadmap/Milstone Proyek Perubahan …………………… 7

2.2 Tata Kelola Proyek Perubahan …………………………… 8

2.3 Identifikasi dan Analisis Stakeholder .…………………….. 8

2.4 Identifikasi Potensi Kendala/Masalah ……………………. 11

2.5 Kriteria Keberhasilan ………………………………………. 12

2.6 Faktor Pendukung Keberhasilan ……………………….... 12

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ……………………… 13

3.1. Capaian Proyek Perubahan ……………….…………… 13

3.2. Peta Stakeholder ………………..…………………………. 14

3.3. Kendala Internal dan Eksternal …………………………… 15

3.4. Upaya Mengatasi Kendala ………………………………… 16

3.5. Instrumen Minitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan …. 16

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………….. 17

4.1. Kesimpulan ………………………………………………… 17

4.2. Lesson Learned…………………………………………….. 18

4.3. . Rekomendasi ……………………………………………… 18

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………. 19

iv

Page 5: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat saat ini disamping membawa dampak positif juga membawa dampak negatif berupa ancaman kejahatan siber. Yg jumlah kasusnya semakin meningkat baik berupa computer crime maupun computer related crime.

2. Untuk menanggulangi semakin meningkat dan kompleknya kejahatan siber Dit.siber

membentuk Satgas Patroli Siber yang bertugas mendeteksi / penyelidikan dengan cara pemantauan terhadap konten pada media sosial maupun sarana komunikasi elektronik berbasis internet guna mencari dan menemukan bukti permulaan terjadinya dugaan Tindak Pidana yang terkait dengan kejahatan siber.

3. Namun dlm pelaksanaan tugasnya saat ini dirasa masih belum optimal, hal ini di

sebabkan adanya beberapa permasalahan kelemahan yang ada pada Satgas patroli siber al : a. Penanganan kejahatan siber belum berdasarkan basis data yang memadai dan

ditujukan hanya untuk melakukan penegakan hukum. b. Belum optimal melakukan kampanye dan pencegahan kejahatan siber. c. Sarana / prasarana dan SDM belum sepenuhnya memadai. d. Belum adanya Payung hukum yang mendukung penyelenggaraan Patroli Siber.

4. Hal inilah yg mendorong perlunya dilakukan kebijakan perubahan dengan melakukan kegiatan Patroli Siber Terpadu yang mencakup fungsi Preemtif, Preventif dan Gakkum dengan melibatkan stakeholder lainnya sehingga kegiatan Patroli siber dapat dilaksanakan lebih komprehensip, baik aspek edukasi, pencegahan maupun Penegakan hukum.

5. Kebijakan patroli siber terpadu disusun dalam bentuk roadmap rencana strategi

sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yaitu :

a. jangka pendek : Membangun kolaborasi / kerja sama dengan stakeholder laen untuk menjaga keamanan ruang siber. Dengan menyelenggarakan patroli siber terpadu.

b. Jangka sedang : Menyelesaikan Regulasi / Peraturan Pendukung sebagai pedoman / payung hukum penyelenggaraan patroli siber.

c. Jangka panjang : Pemenuhan SDM dan sarana Teknologi pendukung sebagai penguatan penyelenggaraan Patroli Siber, supaya lebih adaptif dan mampu menghadapi perkembangan ancaman.

6. Dengan adanya kebijakan strategis ini, maka implementasi strategi penanganan

kejahatan siber dapat lebih komprehensif, terarah dan berkesinambungan. Hal tersebut selaras dengan visi misi Polri untuk menciptakan lingkungan siber yang aman dan tertib bagi masyarakat, bangsa dan negara.

v

Page 6: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta Internet telah berkembang pesat

baik dari sisi konektivitas, kecepatan serta keberagaman informasi yang disajikan

kepada masyarakat Indonesia. Masyarakat memanfaatkan kemajuan TIK dan internet

untuk melakukan berbagai macam kegiatan, seperti bersosialisasi melalui platform

media sosial, berbelanja melalui situs-situs e-commerce, maupun untuk bepergian

dengan menggunakan aplikasi transportasi dalam jaringan. Hasil survei APJII pada

tahun 2020, menunjukkan bahwa tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia

mengalami peningkatan 17 % atau sebesar 25 juta pengguna menjadi 175,4 juta

pengguna apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2019. Hal ini berarti sekitar

64% dari total populasi penduduk di Indonesia yang berjumlah 264.16 juta jiwa telah

terjangkau oleh internet.

Namun demikian, dibalik pesatnya perkembangan TIK dan internet tersebut,

Indonesia menghadapi ancaman serangan siber yang dapat menggangu ketertiban

masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini terlihat dari data yang dihimpun

oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, yang menunjukkan bahwa pada

periode 2018 hingga 2020 (Januari – April).

Jenis Kejahatan Siber 2018 2019 2020 (Jan – Apr)

CT CC % CT CC % CT CC %

Computer-related crime 3842 2000 52,1% 3917 1975 50,4% 1572 369 23,4%

Computer crime 518 273 52,7% 705 307 43,5% 252 68 26,9%

Data diatas menunjukan bahwa dari waktu kewaktu angka kejahatan / tindak

pidana siber terus mengalami peningkatan, ini menunjukkan bahwa upaya

penanggulangan terhadap kejahatan siber belum mampu menekan angka

kenaikankejahatan secara maksimal, hal ini disebabkan antara lain karena : Upaya

penanggulangannya masih mengedepankan upaya penegakan hokum terhadap kasus

Page 7: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

2

– kasus yang sudah terjadi, belum mengoptimalkan upaya edukasi dan pencegahan

agar kasus kejahatan siber tidak terjadi dengan melibatkan fungsi deteksi, preemtif, dan

preventif

Aspek pencegahan dan penegakan hukum merupakan satu kesatuan konsep

yang sudah lama diadopsi oleh Polri dalam menangani kejahatan. Polri menerapkan

tiga pendekatan dalam menghadapi kejahatan yaitu preemtif (penangkalan), preventif

(pencegahan), dan represif (penegakan hukum). Dalam hal penanganan kejahatan

siber, pendekatan serupa juga perlu diterapkan.

- Tindakan preemtif, adalah operasional Polri yang bersifat penangkalan melalui

upaya penataan aspek-aspek kehidupan, pembinaan serta bimbingan terhadap

masyarakat agar masyarakat memiliki daya tangkal dan daya lawan serta tidak

mudah terpengaruh oleh berbagai ancaman dan sekaligus dalam rangka

mewujudkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pemeliharaan

keamanan.

- Tindakan preventif adalah operasional Polri yang diarahkan untuk mencegah

dan mengeliminir berkembang dan berubahnya potensi gangguan menjadi

ancaman nyata.

- Upaya penegakan hukum (represif) adalah operasional Polri yang bersifat

penindakan, diarahkan untuk menindak dan menanggulangi berbagai gangguan

nyata yang merongrong kewibawaan pemerintah dan negara serta berbagai

sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penangkalan adalah metode terbaik untuk memerangi kejahatan siber. Sebagian

besar kejahatan siber dapat dihindari apabila empat segmen yang menjadi target

kejahatan siber (infrastruktur informasi kritikal nasional, infrastruktur TIK pemerintah,

infrastruktur TIK bisnis, individu) mampu mengenali risiko kejahatan siber dan

mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang memadai untuk mengantisipasi serangan

siber saat beraktivitas di Internet.

Page 8: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

3

Penanganan kejahatan siber selaras dengan misi pembangunan nasional yaitu

“mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu” dengan memantapkan kemampuan

dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi

masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas. Di

samping itu, sasaran-sasaran pokok yang akan dicapai dalam kurun waktu 2005-2025

adalah “Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta terjaganya

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan negara dari

ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri”, ditandai oleh (1) Terwujudnya

keamanan nasional yang menjamin martabat kemanusiaan, keselamatan warga negara,

dan keutuhan wilayah dari ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan, baik

dari luar negeri maupun dari dalam negeri, dan (2) Polri yang profesional, partisipasi

kuat masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif,

serta mantapnya koordinasi antara institusi pertahanan dan keamanan

Sejalan dengan misi Polri terhadap Kejahatan Siber 2020 – 2024, yaitu :

- Menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan siber melalui

penyelenggaraan kegiatan preemtif, preventif dan represif (penegakan hukum)

yang terintegrasi dan berkesinambungan.

- Menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk

penanganan kejahatan siber yang efektif.

- Membangun kapasitas aparat dan kelembagaan agar mampu menangani

dinamika kejahatan siber secara optimal.

B. Kondisi Saat ini.

1. Upaya penanggulangan terhadap kejahatan siber yang dilakukan oleh

Dit.Siber dengan menggelar patroli siber saat ini, hanya di tujukan untuk

mendeteksi / penyelidikan dengan cara pemantauan terhadap konten pada

media sosial maupun sarana komunikasi elektronik berbasis internet untuk

mencari dan menemukan bukti permulaan terjadinya dugaan Tindak Pidana

Page 9: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

4

yang terkait dengan kejahatan siber. Sebagai langkah awal untuk melakukan

penegakan hukum.

2. Upaya Preemtif dan Preventif belum dilakukan karena Dit.Siber tidak memiliki

unit yg menjalankan kegiatan preemtif maupun Preventif, sehingga kegiatan

yang dilakukan selama ini masih terbatas hanya dalam rangka penegakan

hukum. Sedangkan upaya pencegaahan dan edukasi kepada masyarakat

belum dilaksanakan, hal ini yang mengakibatkan angka kejahatan Siber terus

meningkat.

3. Belum adanya kesamaan tindakan antar fungsi maupun kewilayahan dalam

penanggulangan kejahatan siber karena kurangnya koordinasi yang berakibat

justru sering kontra produktif.

4. Partisipasi dan peran serta masyarakat serta stakehorder masih sangat minim

utamanya dalam peran aktif utk memberi informasi dan dukungan data dalam

upaya pencegahan maupun pemberian data dan informasi pada saat

terjadinya tindak pidana siber sehingga menyulitkan pengungkapanya.

5. Program pengembangan kemampuan Dit, Siber belum tersusun dan

terencana dengan baik yang berakibat pembangunan kekuatan dan

kemampuanya hanya didasarkan atas kebutahan insidentil saat itu. Dan tidak

berkelanjutan.

C. GAGASAN PERUBAHAN

Dari uraian latar belakang diatas maka gagasan perubahan yang diusulkan adalah

“ Patroli Siber Terpadu Dalam Penanggulangan Siber Crime “, ini merupakan strategi

kolaborasi antar stakeholder yang memiliki kepentingan dalam penanggulangan

kejahatan siber.

Untuk bisa mewujudkan penanganan dan penanggulangan kejahatan Siber secara

komprehensif ( Preemtif, Preventf dan gakkum ) diperlukan adanya kerjasama dan

kolaborasi antar stakeholder pemangku kepentingan maupun seluruh pihak untuk bisa

Page 10: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

5

saling berpartisipasi, mendukung dan memberi informasi sehingga tercipta langkah

tindakan secara terpadu dalam penanggulangan kejahatan siber, sehingga tercipta

ruang siber yang aman dan nyaman untuk semua orang.

D. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI

Terciptanya kolaborasi antar stakeholder dalam penyelenggaraan Patroli siber

terpadu untuk Peningkatan efektivitas kegiatan pencegahan (preemtif dan preventif)

dan penegakan hukum (penyelidikan dan penyidikan) dalam penanganan kejahatan

siber.

1. Jangka Pendek ( 2 s/d 3 bln):

a. Menyusun naskah Rencana strategi penguatan patroli siber sebagai

pedoman / arah program berkelanjutan untuk Peningkatan efektivitas

kegiatan pencegahan (preemtif dan preventif), maupun penegakan hukum

(penyelidikan dan penyidikan) dalam penanganan kejahatan siber.

b. Mewujudkan kerja sama dan kolaborasi dalam penyelenggaraan patroli siber

terpadu. Untuk koordinasi, pertukaran informasi, menghimpun dan

menganalisa data/informasi, merumuskan langkah / tindakan yang harus

dilakukan. sehingga tercipta kesamaan langkah dan tindakan dalam

penanggulangan kejahatan siber.

c. Menyusun Draft Racangan Peraturan tentang penyelenggaraan patroli Siber

2. Jangka menengah ( 3 s/d 6 bulan):

Menyelesaikan regulasi / Peraturan sebagai payung hukum dan pedoman dalam

pelaksanaan patroli siber.

3. Jangka Panjang ( 6 bulan s/d 1 thn ) :

Penguatan sumber daya manusia dan Teknologi sebagai pendukung untuk

menyelenggarakan operasioanal patroli siber

Page 11: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

6

E. MANFAAT

1. Intern : Makin efektifnya pelaksanaan patroli SIBER, dalam mengungkap dan

menanggulangi kejahatan siber.

2. Stake Holder eksternal : Dapat meningkatkan upaya pencegahan dan

penanggulangan gangguan / kejahatan SIBER.

3. Masyarakat : masyarakat mendapatkan perlindungan dari kejahatan siber dan

mendapatkan pelayanan hukum secara cepat dan berkeadilan

4. Negara :Terciptanya kepastian hukum dan stabilitas keamanan sehingga

menumbuhkan kepercayaan dunia usaha dan investasi yg akan mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional untuk kesejahteraan rakyat.

F. RUANG LINGKUP PERUBAHANNYA

Ruang lingkup proyek perubahan ini adalah terselenggaranya patroli siber terpadu

dan komprehensif yang mencakup kegiatan preemtif, preventif dan gakkum dengan

rincian sebagai berikut :

1. Membuat konsep road map penguatan Patroli siber

2. Membuat kerjasama dengan stake holder eksternal untuk mendukung

menyelenggaraan patrol siber

3. Mensinergikan kinerja antar Satuan Kerja / fungsi di lingkungan mabes polri

dan Satuan wilayah dalam penyelenggaraan Patroli siber terpadu

4. Membuat Peraturan sebagai Payung hukum dan pedoman dalam

penyelenggaraan Patroli Siber.

G. OUT PUT KUNCI

1. Terwujudnya kerja sama dan kolaborasi antar satuan dalam penyelenggaraan

patroli siber terpadu.

2. Draft Naskah Rencana strategi penguatan patroli siber.

3. Draft Rancangan Peraturan tentang SOP Patroli Siber

Page 12: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

7

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

2.1. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan

a. Jangka Pendek

NO. KEGIATAN OUTPUT WAKTU

1 Menyusun Rancangan Proyek

Perubahan

Proposal RPP Mei s/d Juni 2020

2 Pembentukan Tim efektif/Pokja Tim Pokja Minggu 1 Juni 2020

3 Komunikasi dg stakeholder untuk

membangun kesepakan kerja sama

pertemuan Juni 2020

4 Rapat penyusunan naskah kerja sama MOU / PKS Juni s/d Juli 2020

5 Pengajuan SK Kabareskrim ttg Satgas

Terpadu

Sprint Satgas

Patroli Siber

Juni 2020

6 Penyusunan Draft Perkaba ttg SOP

Patroli Siber

Draft SOP Patroli

Siber

Juni s/d Agustus

7 Hamonisasi dan singkronisasi SOP

Surat pengantar ke

Divkum

Agustus 2020

b. Jangka Sedang

8 Harmonisasi dan Sinkronisasi Draft

Perkaba

Saran Pendapat

Divkum

September/Desember

9 Mengajukan Permohonan

Penandatanganan SOP kepada

Kabareskrim Polri

Disetujui dan

ditanda tanganinya

Perkaba oleh

Kabareskrim Polri

Desember

Page 13: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

8

c. Jangka Panjang

10 Pengajuan Pemenuhan SDM dan

Alsus

DIPA Des 2020 s/d

2.2. Tata Kelola Proyek

TATA KELOLA PROYEK

STRUKTUR DESKRIPSI PERAN

Mentor : Memberi Arahan berbagai hal terkait

proyek Perubahan

Project Leader : menjalankan proyek perubahan

dan mengendalikan pelaksanaan setiap tahapan

proyek

Coach : memberikan bimbingan dan masukan dalam

pelaksanaan proyek perubahan

Pokja (Tim Efektif ).

Berperan dan bertugas membantu sepenuhnya

Project Leader dalam setiap tahapan sesuai

rencana; secara otomatis menjadi bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari Proyek Perubahan.

2.3. Identifikasi dan Analisis Stakeholders

a. Intern :Pejabat dan staff yg membidangi masalah perencanaan dan dukungan

operasional yg berada di direktorat siber dan Bareskrim Polri.

b. Ekstern : Satker lain dilingkungan Mabes Polri, StakeHolder eksternal

DISKRIPSI PERANAN PENGARUH STRATEGI

KOMUNIKASI

A. Internal

1.Kabareskrim Memberi arahan dan

penentu kebijakan

Pengaruh besar

Kepentingan besar

Komunikasi

koordinasi

Mentor

Wadir Dit.Siber

Ir.Choirul

Djamhari

M.Sc.,

Ph.D

Project leader

Imam Sachroni, S.H.

Pokja I

Surat Perintah

Page 14: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

9

2.Dir.Tipid Siber Pelaksana Kegiatan Pengaruh besar

Kepentingan besar

Komunikasi

Koordinasi

informasi

3.Kbg kerma. Robinops

Bareskrim

Memberikan

dukungan,perencanaan

dan anggaran

Pengaruh besar

kepentingan besar

Komunikasi

koordinasi

B.Eksternal

1.Karo Kerma Asops

Kapolri

Memfasilitasi,

mengarahkan dan

mendorong

terselenggaranya

kebijakan

Pengaruh Besar

Kepentingan besar

Koordinasi

informasi

2.Kadivkum Polri Memberikan masukan dan

saran kebijakan

Pengaruh besar

Kepentingan kecil

koordinasi

3.Div.Humas Mendukung

terselenggaranya

sosialisasi kebijakan

Pengaruh besar

Kepentingan besar

Komunikasi

informasi

4.Dit.Krimsus Polda

Jajaran

Pelaksana Kegiatan Pengaruh Besar

Kepentingan besar

Komunikasi

Koordinasi

Informasi

C.StakeHolder

1.KemenkomInfo Menyediakan informasi

dan data yang relevan dan

sesuai dengan

kewenangannya

Pengaruh besar,

kepentingan besar

Komunikasi,

koordinasi

2.BSSN Menyediakan informasi

dan data yang relevan dan

sesuai dengan

kewenangannya

Pengaruh besar,

kepentingan besar

Komunikasi,

koordinasi

3.BIN Menyediakan informasi

dan data yang relevan dan

sesuai dengan

kewenangannya

Pengaruh besar,

kepentingan besar

Komunikasi,

koordinasi

4.Kementerian/Lembaga

lain Pengelola Data

Internet

Menyediakan informasi

dan data yang relevan dan

sesuai dengan

kewenangannya

Pengaruh kecil,

kepentingan besar

Komunikasi,

koordinasi

5.Asosiasi penyedia jasa

komunikasi dan internet

Mendorong percepatan

pelaksanaan dan

mendukung kegiatan

operasional

Pengaruh kecil,

kepentingan besar

Komunikasi,

koordinasi,

informasi

Page 15: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

10

6.Asosiasi

penyelenggara layanan

Bisnis Digital

Mendorong percepatan

pelaksanaan dan promosi

kegiatan di lapangan

Pengaruh kecil,

kepentingan besar

Komunikasi,

koordinasi,

informasi

7.Media masa digital /

online

Menyebarluaskan

informasi dan promosi

kegiatan

Pengaruh kecil,

kepentingan kecil

Komunikasi,

informasi

PEMETAAN PARA PIHAK

I

N

F

L

U

E

N

C

E

1. Laten

2. Promoters

- Karo Bin.Ops

- Karo Kerma Asops

- Kabag Kerma

- Kabareskrim

- Menkominfo

- Ka.BIN

- Ka.BSSN

- Dir.Tipid Siber

4. Apathetics

3. Defenders

- Media online

- Asosiasi

penyelenggara

komunikasi

- Div. Kum

- Div. Humas

- Asosiasi Usaha

bisnis Digital

- Kementerian

lembaga lain

I N T E R E S

Page 16: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

11

Berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruhnya, para pihak proyek

perubahan ini dapat dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:

I. Latent, adalah pihak yang tidak memiliki kepentingan khusus, tetapi

memiliki otoritas atau pengaruh besar untuk mempengaruhi eksistensi

Kebijakan.

II. Promoters, adalah pihak yang memiliki kepentingan besar terhadap

Kebijakan dan juga kekuatan untuk keberhasilan pelaksanaan kebijakan.

III. Defenders, adalah pihak yang memiliki kepentingan, tetapi kekuatannya

kecil untuk mempengaruhi program.

IV. Apathetics, adalah yang kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan

terhadap program.

2.4. Identifikasi Potensi Kendala/Masalah

Dalam pelaksanaan proyek perubahan, dimungkinkan adanya faktor kendala

atau masalah yang dapat menghambat proses proyek perubahan al.

a. Dalam pembuatan peraturan /SOP akan memerlukan waktu lebih Panjang

karena harus melalui mekanisme penelitian dan kajian hukum serta

sinkronisasi aturan, sehingga diperlukan koordinasi dan komunikasi yg lebih

inten.

b. Kemungkinan adanya ego sektoral dari para pihak yg berfikir akan menggerus

kewenangannya bisa menjadi potensi hambatan dalam implementasi

kolaborasi.

c. Masih berlangsungnya issue Pandemi covid – 19 berpotensi menjadi

hambatan dalam implementasi kebijakan terutama dalam penyelenggaraan

koordinasi dan komunikasi dengan stake holder.

d. Keterbatasan anggaran dan adanya pengalihan anggaran di semua

kementerian dan lembaga untuk penanganan issue Pandemi akan menjadi

hambatan dalam mendukung realisasi program dan kegiatan.

Page 17: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

12

2.5. Kriteria Keberhasilan

a. Terbentuknya Tim Pokja Pembentukan satgas Patroli siber Terpadu

b. Terlaksanannya rangkaian proses koordinasi dan komunikasi dalam

membangun kolaborasi

c. Terwujudnya naskah perjanjian kerja sama dengan stake holder eksternal

d. Terbitnya sprin kabareskrim utk pembentukan satgas Patroli siber terpadu

yang di dukung oleh stake holder

e. Terwujudnya Draft Peraturan Kabareskrim tentang SOP patrol Siber.

2.6. Faktor Pendukung Keberhasilan

a. Adanya dukungan penuh dari mentor untuk proses pembuatan proyek

perubahan.

b. Adanya komunikasi yg baik dengan stake holder saat ini, memudahkan

terbangunnya kesepahaman tentang perlunya proyek perubahan.

c. Semangat kerja sama yang tinggi dari tim efektif dalam mengerjakan proyek

perubahan

Page 18: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

13

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1. Capaian Proyek Perubahan

07. PENTAHAPAN (MILESTONES)

N

o

Tahapan Utama Rencana Realisasi Output

1. • Brainstorming dan konsultasi

dengan mentor dan coach

• Membuat komitmen

bersama dengan pimpinan

terkait dengan penetapan

area Proyek Perubahan.

Mei s/d juni

2020

Minggu ke 1

juni 2020

Mei s/d juni

2020

Minggu 1 juni

2020

Usulan RPP

(Seminar PP)

Surat

Persetujuan

RPP

Jangka Pendek

N

o

Tahapan Utama Rencana Realisasi Output

1. Pembentukan Pokja dan tim

efektif

Minggu 1

Juni 2020

Minggu 1 Juni

2020

Sprin tim Pokja

2. Pertemuan dan komunikasi dg

stakeholder untuk membangun

kerja sama

Juni 2020

Juni 2020

Surat Perintah

tentang Tim

pokja naskah

kerjasama

3. Rapat Penyusunan naskah

kerja sama

Juni s/d juli

2020

Juni 2020 Naskah MOU /

PKS

4. Penanda Tanganan MOU/PKS Juli 2020 Juli 2020 MOU / PKS

Page 19: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

14

5. Pengajuan Sprin ke

Kabareskrim ttg Satgas Patroli

Siber Terpadu

Juni 2020

Juni 2020

Sprin

Kabareskrim

6. Penyusunan Draft Perkaba ttg

SOP Patroli Siber

Minggu 1

Juni 2020

Minggu 1 juni

2020

Draft SOP

PatroliSiber

7. Sosialisasi dan Pembekalan

Satgas Patroli Siber

Minggu 1

Juni 2020

Minggu1 juni

2020

Undangan dan

dokumentasi

8. Harmonisasi dan Sinkronisasi

SOP

Agustus

2020

Agustus 2020 Surat Pengantar

Dir.Siber Ke

Divkum

3.2. Peta Stakeholders (setelah Breakthrough II)

PEMETAAN PARA PIHAK (sebelum)

I

N

F

L

U

E

N

C

E

4. Laten 5. Promoters

- Karo Bin.Ops

- Karo Kerma Asops

- Kabag Kerma

- Kabareskrim

- Menkominfo

- Ka.BIN

- Ka.BSSN

- Dir.Tipid Siber

5. Apathetics 6. Defenders

- Media online

- Asosiasi

penyelenggara

komunikasi

- Div. Kum

- Div. Humas

- Asosiasi Usaha

bisnis Digital

- Kementerian

lembaga lain

I N T E R E S

Page 20: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

15

PEMETAAN PARA PIHAK (sesudah )

I

N

F

L

U

E

N

C

E

7. Laten 8. Promoters

- Karo Bin.Ops

- Div. Kum

- Div. Humas

- Kabareskrim

- Dir.Tipid Siber

- Karo Kerma Asops

- Kabag Kerma

6. Apathetics 9. Defenders

- Media online

- Asosiasi

Penyelenggara

komunikasi

- Menkominfo

- Ka.BIN

- Ka.BSSN

- Kementrian Lain

- Asosiasi Usaha Digital

I N T E R E S

3.2. Kendala Internal dan Eksternal IDENTIFIKASI POTENSI KENDALA DAN STRATEGI MENGATASINYA

No POTENSI KENDALA STRATEGI MENGATASINYA

1. Adanya ego sektoral dari stake

holder terkait kewenangan

Komunikasi yang lebih intensif

2. Belum adanya Peraturan Perkaba /

tentang Penyelenggaraan Patroli

Siber

Membuat Peraturan Perkaba SOP

Patroli Siber

3. Keterbatasan Anggaran karena

adannya Pengalihan Anggaran

Memaksimalkan anggaran yang ada

dan melakukan penghematan

penggunaan anggaran

Page 21: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

16

3.3 Upaya Mengatasi Kendala 3.3.1 Masih adanya ego sektoral terkait kewenangan

Dengan melakukan pendekatan informal serta penjelasan yang lebih

komprehensip terkait dengan tujuandanmanfaat dg dilakukanya

kebijakan, untukkeberhasilan bersama.

3.3.2 Belum adanya Peraturan Kabareskrim tentang SOP Patroli Siber

Dengan cara membuat atau menyusun Peraturan Kabareskrim

tentang Penyelenggaraan Patroli Siber dan mengirimkan Draft

Perkaba tersebut ke Divkum untuk verifikasi dan legal Draft sehingga

terjadi Harmonisasi peraturan dengan aturan yang diatasnya.

sehingga dapat segera ditanda tangani oleh Kabareskrim Polri dan

dijadikan pedoman dalam Penyelenggaraan Patroli Siber

3.3.3 Keterbatasan Anggaran

Anggaran akan dimasukkan dalam APBN 2021 atau APBNP 2020 hal

ini dapat dilakukan dengan mengajukan rencana kebutuhan anggaran

melalui Biro renmin Bareskrim Polri.

3.4. Instrumen Monitoring Untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan

Instrumen yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan

terhadap pelaksanaan Proyek Perubahan yaitu dilakukan dg sistim

pelaporan dan pertemuan secara berkala untuk bisa mengevaluasi capaian

kegiatan yang dilaksanakan.

Pembuatan Sistim monitoring kegiatan secara online, sehingga kegiatan

yang dilaksanakan dapat dimonitor dan dipantau secara terus menerus

dengan demikian evaluasi dan perbaikan dapat dilakukan dengan segera

apabila ditemukan adanya hambatan atau permasalahan.

Page 22: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

17

BAB IV

P E N U T U P

4.1. K e s i m p u l a n

Gagasan untuk melaksanakan Kebijakan penyelenggaraan Patroli siber

secara terpadu di Dit. Siber Bareskrim Polri ini merupakan salah satu upaya

yang akan meningkatkan kinerja Direktorat Siber Bareskrim dalam

melakukan penanggulangan terhadap Kejahatan Siber yang lebih

Komprehensip mencakup Edukasi/Kampanye siber, Deteksi untuk

Pencegahan Dan Penegakan hukum terhadap Tindak Pidana yang terjadi.

Capaian Penting dari Proyek perubahan ini adalah Terbentuknya

Satgas Patroli Siber yang melibatkan fungsi2 kepolisian lain dibidang

preemtif, Preventif dan Gakkum, melalui sprin Kabareskrim, serta melibatkan

langsung seluruh subdit Siber Polda Jajaran dalam kegiatan Patroli Siber.

Pelaksanaan Proyek perubahan ini juga mendapat dukungan dari

stake holder eksternal, yang siap kerja sama untuk memberikan dukungan

data dan informasi serta pelaporan apabiladitemukanadanya kejahatan siber

dengan ditandatanganinya MOU / PKS antara Polri dan Tokopedia.

Namun demikian , tentu masih banyak kekurangan dan hambatan

yang terjadi dalam implementasi kegiatan jangka pendek proyek perubahan .

Misalnya, hambatan anggaran, namun proses inovasi dan kerjasama tim,

serta dukungan semua stakeholders dapat menghasilkan suatu keberhasilan

dalam pencapaian tujuan. Untuk menyelesaikan proyek perubahan ini

diperlukan komunikasi dua arah yang intens serta kerjasama tim dan

komitmen yang kuat yang akan menghasilkan pekerjaan yang hebat. Hasil

pekerjaan tersebut merupakan keberhasilan Bersama.

Page 23: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

18

4.2. Lesson learned

a. Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang jauh ke depan dan

memiliki kemampuan menganalisa serta meprediksi kemungkinan yang

akan terjadi walaupun dihadapkan dengan berbagai keterbatasan kita

tetap dituntut untuk bisa melakukan suatu terobosan kreatif dan

memberikan solusi pemecahannya.

b. Dalam memecahkan masalah serta membuat sebuah kebijakan, maka

langkah awalnya adalah memembangun suatu tim work. Dalam suatu

Tim Work diperlukan seorang leader yang mempunyai visi yang akan

dituju serta mampu menentukan cara bertindak yang tepat dan menyusun

rincian kegiatan yang terstruktur waktunya dan terprogram kegiatannya

serta output yang jelas sehingga tujuan tercapai .

c. Untuk bisa sukses dalam mencapai Tujuan bersama maka harus

dilandasi bahwa tujuan tersebut merupakan kebutuhan Bersama dengan

menurunkan ego sectoral dan mau menerima saran masukan semua

pihak serta dukungan dari seluruh stakeholders.

4.3. Rekomendasi/Saran

Untuk menjamin agar Proyek perubahan ini terus berjalan dengan baik

serta menunjukan kinerja yg optimal dan sasaran jangka menengah maupun

jangka panjangdapat terwujud, direkomendasikan halsebagai berikut :

1. Senantiasa dilakukan Komunikasi dan koordinasi secara periodik dan

berkesinambungan dengan semua stakeholder yang terkait dengan

Proyek Perubahan

2. Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap seluruh rangkaian

kegiatan yang telah ditetapkan sehingga dapat menemukan cara atau

metode yang dapat mengakselerasi capaian program dan kegiatan.

Page 24: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

19

3. Memastikan bahwa seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan

tetap di jalankan secara konsisten sehingga tercapai sesuai hasil yang

diharapkan.

Demikian laporan ini dibuat, selanjutnya mohon saran / masukan

untuk kesempurnaan tulisan ini . Dengan harapan tulisan ini bisa bermanfaat

untuk kemajuan organisasi .

Jakarta, September 2020

Penulis

IMAM SACHRONI, S.H. KOMBES POLISI NRP 67070405

Page 25: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pemeriksa Keuangan (2019), Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja atas

Penanganan Kejahatan Siber pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jakarta

2. Bareskrim Polri (2016), Naskah Akademik Restrukturisasi Organisasi Bareskrim

Polri: Penempatan Fungsi Direktorat Tindak Pidana Siber ke Dalam Struktur

Tersendiri pada Struktur Organisasi Bareskrim Polri, Jakarta

3. Kepolisian Republik Indonesia (2017), Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik

Indonesia

4. Kepolisian Republik Indonesia (2019), Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2019 tentang Sistem, Manajemen dan Standar

Keberhasilan Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia

5. Lampiran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025

6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-undang No. 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

7. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana;

8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana;

Page 26: PATROLI SIBER TERPADU DALAM PENANGGULANGAN SIBER …

21