patologi lingkungan

71
1 PATOLOGI LINGKUNGAN Oleh Dr. Inna Mulyana Bagian Patologi Anatomi FK Unlam/ RSUD Ulin Banjarmasin

Upload: geda-jutek

Post on 25-Dec-2015

151 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

Patologi Lingkungan

TRANSCRIPT

1

PATOLOGI LINGKUNGAN

OlehDr. Inna Mulyana

Bagian Patologi Anatomi FK Unlam/ RSUD Ulin

Banjarmasin

2

Pendahuluan: Penyakit dibagi atas:

1. Penyakit kongenital, akibat genetik2. Penyakit LINGKUNGAN/ acquisita/

didapat, akibat pengaruh lingkungan udara, air, tanah, manusia, hewan dan tumbuhan yang potensial menimbulkan kelainan

3

Pendahuluan: Penyakit yang terjadi beberapa

kelompok faktor:1. Fisik (mekanik, suhu, tekanan udara, suara,

radiasi, getaran dan listrik)2. Kimia (asap rokok, zat kimia, industri dan

obat-obatan)3. Biologik (jasad renik, rekayasa genetik)

Penyakit berdasarkan ruang lingkup:1. Kultural2. Nutrisional3. Okupasional4. Global, termasuk efek rumah kaca dan

penipisan lapisan ozon

4

Pendahuluan: Faktor yang berperan:

1. Hazard (bahaya) adalah potensi suatu benda untuk menimbulkan efek yang merugikan bagi makluk hidup

2. Risk (resiko) adalah seberapa besar potensi yang merugikan ini menjadi kenyataan, sehingga menimbulkan kerusakan bagi tubuh

1. Bahan kimia beracun akan sangat beresiko pada anak kecil dibanding orang dewasa

2. Bahan hazard tsb sama bagi anak &dewasa, tetapi resikonya berbeda

3. Exposure (pemaparan) adalah saat terjadi kontak dengan tubuh

4. Dosis5. Daya tahan

5

PENDAHULUAN6. Limbah adalah bahan kimia yang

terbentuk sebagai sisa suatu proses atau kegiatan

1. Sumber:1. Orang/ rumah tangga2. Industri3. Kegiatan perkotaan (kendaraan bermotor)

2. Jenis:1. Limbah padat2. Limbah cair (deterjen)3. Limbah gas

7. PENYAKIT KERJA/ OKUPASIONAL ialah bila ada faktor pemajanan yang spesifik di tempat kerja tertentu

6

ASAP ROKOK Rokok terdiri atas:

Tembakau Essence Kretek/ cengkeh Kertas

Asap rokok mengandung 4860 zat kimia: Karbondioksida (CO), racun darah Nikotin (otak & pd – vasokontriksi dan adiksi) Tar (hidrokarbon), onkogenik – silia lumpuh Hidrogen Cianida (HCn) – racun Arsen Formalin Phenol dll

7

ASAP ROKOK

Asap utama: dihisap langsung perokok (25% saat masuk dan 15% saat keluar)

Asap samping: asap yang keluar dari ujung rokok (75%)

Jadi 90% asap rokok ada di udara - polusi

8

Asap samping (side stream smoke) dari pembakaran tembakau ke udara berisi:

Kandungan Jumlah perbandingan dengan asap utama

Nikotin 2 x

CO 5 x

Tar 2 x

Amonia 3 x

Benzopyrene

3 x

9

Asap rokok Aliran asap rokok:

1. Mukosa mulut2. Tenggorok atau langsung ke darah3. Laring4. Pipa nafas/ trakea5. Paru6. Darah7. Alat tubuh lain:

1. Jantung2. Otak3. Lambung4. Ginjal

30 perokok pasif sama dengan 1 batang perokok aktif

10

Asap rokok Efek terhadap kesehatan:

1. Batuk2. Sakit kepala3. Mata berair4. Mual5. Tenggorokan kering6. Pilek7. Gangguan nafas8. Detak jantung meningkat

Kematian berhubungan dengan lamanya, jenis kretek dan cara isap rokok. Sehingga harapan hidup memendek

Berhenti merokok: resiko kematian akan menurun. Setelah 15 tahun resiko kematiannya sama dengan non perokok

Perokok memakai pipa/ cerutu, resiko sama dengan non perokok

11

Penyakit perokok yang meningkatkan kematian:

1. Penyakit jantung koroner:1. Sinergis dengan hipertensi dan hiperkolesterol2. Independent mayor pada IMA3. Bukan faktor independent pada stroke

2. Kanker paru:1. Tar mengandung kurang lebih 2000 zat kimia

bersifat karsinogen (CO, nikotin, hidrokarbon aromatik) berisifat ciliatoxic sehingga penderita susah mengeluarkan riak/ lendir

2. Resikonya berhubungan dengan jumlah, jenis dan cara isap

3. Kanker lainnya (bibir, lidah, pipih, pankreas, laring, esofagus, kandung kemih, ginjal. Limfoma dan servik)

12

Penyakit perokok yang meningkatkan kematian:

3. Penyakit non neoplastik1. PPOM (bronkitis kronik, emfisema

paru, asma bronkiale, bronkiektasis). Pada emfisema, ada hubungan dengan jumlah rokok yang dihisap

2. Ulkus peptikum (70% lebih banyak dari non perokok)

3. Penyakit pembuluh darah perifer:1. Raynaud pada tangan2. Buerger disease pada kaki

13

14

Asap rokok dan kesehatan wanita

Akibatnya: Menopause awal Osteoporosis post menopause meningkat Kehamilan:

BBLR (kurang 2500 g) Mortalitas perinatal meningkat Abruptio plasenta (plasenta rusak) & plasenta previa,

sehingga lebih mudah keguguran Perdarahan uterus Ruptur ketuban dini

Prose kelahiran sulit Produksi ASI sedikit Anak (pertumbuhan fisik menurun, IQ rendah,

perkembangan emosi menurun, cenderung jadi perokok/ adiktif dan sering ISPA)

15

Perokok pasif Ia mendapat asap rokok dari asap

samping dan asap yang dikeluarkan dari perokok aktif

Akibatnya: Asma bronkiale, terutama pada anak-anak Iritasi/ radang pada mata dan saluran nafas Kanker, lebih tinggi pada suami yang perokok Penyakit kardiovaskular, terutam mitral

stenosis pada anak-anak

16

SMOKER,S

GRANULA, yaitu

makrofag

menfagositosis benda

asing/ debu sisa asap

rokok

17

POLUSI UDARA Bisa berupa gas, mikroba dan partikel Efek tergantung pada: jenis polutan,

kadarnya dan berapa lama terpapar Efek polutan:

1. Akut/ segera: radang, nekrosis dan hipersenstifitas

2. Kronik: fibrosis, reakdi degeneratif, teratogenik, mutagenik, efek reproduktif dan karsinogen

3. Saluran nafas: bronkitis akut dan kronik, emfisema, asma bronkiale, pneumonitis hipersensitifitas, pneumokoniosis dan kanker paru

18

POLUSI UDARA

Komponen:1. SO2(sulfur dioksida)

2. N02(nitrogen dioksida), bersifat oksidan

3. CO(karbob monoksida)4. O3(ozon), bersifat oksidan

5. Timbal (Pb)

19

POLUSI UDARA Photochemical oxidants

NO berasal dari mobil dengan oksidasi oksigen – NO2 – terurai jadi O3 – iritasi sal nafas dan PAN (Paroxy Acetyl Nitrine) – iritasi mata

NO

PAN

O3

NO2

Iritasi saluran nafas

Iritasi mata

02

20

POLUSI UDARA Ozon & aerosol asam Ozon, sulfat. Asam sulfat –

morbiditas (asma) H2S, NH4, Cl2:

Mual, muntah Iritasi mata Cepalgi Lelah Fungsi paru menurun

21

POLUSI UDARA GEDUNG Disebut Sick Building Syndroma (SDS)

Gejalah menurun/ hilang bila keluar gedung Gejalah bertambah bila dalam gedung

Karena: Ventilasi dan pertukaran udara tidak baik Indoor air polutant:

SO2, menyebabkan iritasi epitel saluran nafas CO, yang membentuk karboksihemoglobin NO dan NO2, iritasi epitel saluran nafas Bahan biologik, menyebabkan infeksi dan alergenik Formaldehida/ formalin, menimbulkan alergi Radon dan turunannya, menyebabkan kanker VOC (Volatile Organic Compound), benzene, styrene,

toksik paru dan menimbulkan kanker Semivolatile organics, toksik terhadap ssp Asap kayu Asbestosfiber, menimbulkan pneumokoniosis dan kanker

22

POLUSI UDARA GEDUNG Gejalah:

Hidung tersumbat Tenggorok/ mulut terasa kering Flu: pegal-pegal, demam dan batuk

Penyebab: Makluk hidup (mite/ kutu, kecoak, hewan dn

mikroba) VOC (Volatile Organic Coumpound)

Formalin Benzenemetilen klorida

Emisi gas (CO2, NO2, SO2 dan benzopyrene) Insektisida Metilen klorida

23

POLUSI UDARA GEDUNG Sumber: cat, papan, lem, deodorant,

alat listrik dan rokok Formalin penyebab kanker hidung

tikus, sehingga kadar harus kurang 1 ppmKadar (ppm) Gejalah

Kurang 0,05 -

0,05-1,5 Keluhan saraf

0,01-2,0 Iritasi mata

0,1-2,5 Iritasi sal nafas

24

PNEUMOKONIOSIS Def: kelainan paru karena pemaparan partikel Inhalasi debu mineral, tumbuhan/ hewan dan

bahan aerosol Faktor yang berhubungan dengan dengan reaksi

paru: Fisik: ukuran, bentuk, densitas dan solubilitas Kimia: fibrogenik dan antigenik Konsentrasi: reaksi akut dan kronik Lama pemaparan (pertambangan) Campuran bahan Penjamu (host)

25

PNEUMOKONIOSIS Patogenesis:

Partikel tertahan di percabangan bronkiolus resp teminalis

Makrofag menelan partikel (sensitisasi) dan mengeluarkan:

Soluble growth factor: PDGF, IGF-1, fibronektin (fibrosis)

Enzim (lysosomal hidrolase: radikal bebas yang menyebabkan kerusakan paru)

Kemotaksik: LTB-4, IL-8

26

PNEUMOKONIOSIS Def: kelainan paru karena pemaparan partikel Inhalasi debu mineral, tumbuhan/ hewan dan

bahan aerosol Faktor yang berhubungan dengan dengan reaksi

paru: Fisik: ukuran, bentuk, densitas dan solubilitas Kimia: fibrogenik dan antigenik Konsentrasi: reaksi akut dan kronik Lama pemaparan (pertambangan) Campuran bahan Penjamu (host)

27

PNEUMOKONIOSIS Patogenesis:

Partikel tertahan di percabangan bronkiolus resp teminalis

Makrofag menelan partikel (sensitisasi) dan mengeluarkan:

Soluble growth factor: PDGF, IGF-1, fibronektin (fibrosis)

Enzim (lysosomal hidrolase: radikal bebas yang menyebabkan kerusakan paru)

Kemotaksik: LTB-4, IL-8

28

PNEUMOKONIOSIS

Kelainan: Antrakosis (coal worker,s

pneumokoniosis) Silikosis (slika) Asbestosis Jarang (Berryliosis, siderosis, stanosis)

29

Pneumokoniosis pekerja arang (antrakosis)

Dosis debu arang/ spektrum:1. Antrakosis asimtomatis: pigmen

arang terkumpul tanda ada reaksi jaringan

2. Antrakosis sederhana: pigmen arang didalam makrofag, tetapi tidak ada penyakit

3. Pneumokoniosis pekerja arang berkomplikasi: fibrosis luas dan fungsi paru terganggu

30

SILIKOSIS Disebabkan karena inhalasi debu silika

(kristal silikon dioksida) Penyakit kronik paling sering dijumpai pada

pekerja tambang, pemecah batu dan pembuat keramik

Patogenesis: inhalasi kristal-kristal melekat di alveolus-difagosit oleh makrofag-makrofag releasi faktor fibrogenik-proliferasi sel fibroblast-fibrosis-nodul konsentrik (silicotic nodule)

Rentan untuk terjadi/ komplikasi TBC

31

ASBESTOSIS Terdiri atas kristal/ serat silikat hidrat Pemajanan asbestosis menyebabkan:

1. Fibrosis interstisium paru (asbestosis)2. Karsinoma bronkus3. Efusi pleura4. Fibrosis lokal/ difus5. Mesotelioma maligna6. Kanker laring dan kanker kolon

Asbestosis banyak disekitar kita Ada di air dan udara

32

ASBESTOSIS Serat asbestosis:

Serpentin (seratnya berombak dan fleksibel) Amfibol (seratnya lurus, kaku dan muda patah).

Lebih patogen untuk MM Seratnya bersifat fibrogenik-fibrosis difus Resiko karsinoma bronkus pekerja asbestosis

adalah 5 kali dari non pekerja. Resiko untuk MM adalah 1000 kali Sinergis dengan asap rokok Klinik:

Sesak nafas dan batuk Jari gelembung/ clubbing finger Sputum ada asbestosis bodi Progresif: payah jantung, kor pulmonum dan mati

33

34

BERILIOSIS Manifestasi klinik:

1. Pneumonitis akut: bila terpapar dengan debu atau uap berilium metalik, oksida, alloy atau garamnya

2. Radang granulomatosa paru dan sistimik: bila terpapar dengan dosis rendah dan waktu lama. Gejalah klinik:

1. Sesak nafas2. Batuk3. BB turun4. antralgia

Orang dengan resiko tinggi: industri nuklir dan dirgantara

Ada hubungan antara pemaparan lama dengan kanker

35

PNEUMONITIS HIPERSENSTIFITAS (ALVEOLITIS ALERGIK EKSTRIKSIK) Komposisi:

1. Jamur (patogen, non patogen)2. Bakteri3. Metabolit mikroba (endotoksin,

mikotoksin dan protease)4. Makroorganisme (butiran, mite, pollen,

bulu hewan dan bagian tanaman) Efek:

1. Iritasi mata dan hidung (hay fever)2. Asma bonkiale kronik3. Alergik alveolitis

36

PNEUMONITIS HIPERSENSTIFITAS (ALVEOLITIS ALERGIK EKSTRIKSIK) ALERGEN YANG DAPAT

MENYEBABKAN ADALAH:1. Serat kapas – bisinosis2. Tinja burung – fancier,s lung3. Serat batang tebu - bagasosis

Lokasi (panenan, bahan makanan/ komoditi, pemeliharaan hewan, produksi jamur

Gudang hasil pertanian/ jerami/ hay)

37

KELAINAN AKIBAT KIMIA OBAT Terjadinya:

1. Keracunan/ ekposure2. Bunuh diri3. Kecelakaan (pada anak kecil)4. Disengaja5. Tidak terduga (adverse drug reaction)

Jenis:1. Halothane – hati2. INH – hepatitis/ alergi3. Parasetamol – nekrosis sel hati4. Aspirin5. Estrogen eksogen – karsinoma6. Sitostatika7. Antibiotika8. imusupresant

38

Jejas karena zat kimia Cara masuk:

1. Kluit2. Inhalasi3. Tertelan4. Suntikan

Pusat informasi keracunan? Lain-lain:

Dosis: dosis besar-toksisitas makin besar Tempat absorbsi, penimbunan & ekskresi Konversi metabolik: alkohol di hati Variasi individu Kapasitas zat kimia menimbulkan reaksi imunitas.

Pada penisilin sesuai dengan reaksi tipe I dan II

39

Jejas karena zat kimia1. Golongan

1. Bahan obat1. Estrogen2. Kontrasepsi oral3. Asetaminofen4. Asam asetilat

2. Bahan kimia bukan obat1. Kokain2. Heroin3. Ganja4. inhalan

3. Pestisida4. Logam berat

40

Jejas karena zat kimia

Bahan obat1. Estrogen, diberikan menjelang

menopause. Dengan efek merugikan sbb:

1. Karsinoma endometrium2. Karsinoma payudara3. Tromboemboli4. Penyakit kardiovaskular

41

Jejas karena zat kimia2. Kontrasepsi oral (dosis estrogen

lebih kecil dibanding yang diberikan menjelang menopause, ditambah progestin)

1. Karsinoma endometrium2. Karsinoma payudara3. Tromboemboli4. Penyakit kardiovaskular5. Kanker serviks6. Hipertensi7. Adenoma hepar8. Penyakit kandung empedu9. Kanker ovarium dll

42

Jejas karena zat kimia Asetaminofen

Nekrosis hepar (dosis toksik=15-25 gram)

Gejalah: mual, muntah, diare, syok, ikterus dan gagal hati

Asam asetilat Toksisitas 3 gram Gastritis erosif/ hemoragie

43

KELAINAN AKIBAT KIMIA BUKAN OBAT Etil alkohol – alkoholisme Metil alkohol (seperti tuak dicampur

metil alkohol) Timbal Akibat:

1. Ssp – ensepalopati, neuropati2. Ginjal – Syndroma Fanconi (T proximal)3. Sistim hemopoetik (anemi,

aminoacidiuria, glikosuria, hiperphosphaturia)

44

Bahan kimia bukan obat Kokain

Cara pakaiDiisap, lewat hidung, rokok, ditelan, suntik subkutan dan intravena

Efek Euforia Adiktif

45

Bahan kimia bukan obat Kokain

Toksisitas akut Stimulasi saraf simpatik: pupil lebar,

vasokontriksi, takikardi, dan tekanan darah naik

Aritmia letal, IMA CVA: infark dan perdarahan Gagal ginjal

Toksisitas menahun Perforasi septum nasi Fungsi paru menurun kardiomiopati

46

Bahan kimia buka obat Heroin

Cara masuk Suntik subkutan Suntik intravena

Efek Euforia Halusinasi Somnolen Sedasi

47

Bahan kimia buka obat Heroin

Toksisitas Mati mendadak karena depresi pernafasan, jantung berhenti, odema paru

Komplikasi paru: odema, emboli, abses, infeksi opurtunistis, granuloma benda asing

Lesi kulit tempat suntikan Ginjal: amyloidosis, glomerulosklerosis fokal

Infeksi katub jantung dll

48

Bahan kimia bukan obat Mariyuana

Biasanya dipakai dengan cara diisap Belum tahu efek fisik dan fungsionalnya

yang bersifat merugikan Efek positif adalah menurunkan tekanan

intraokuler pada glaukoma dan menekan efek mual

Akibatnya Ssp: ggn persepsi sensorik dan motorik, sehingga

mudah kecelakaan Kelainan susunan nafas: laringitis s/d asma Kardiovaskular: tekanan darah frekuensi

meningkat Germinal sel: kongenital, premature dll

49

Bahan kimia bukan obat Inhalan

Ialah bahan yang mudah menguap Terdapat pada : lem, bahan cat, pengharum ruangan dll

Menyebabkan depresi SSP Kematian karena payah jantung, karena bahan tersebut mengadung bahan solven dan flourokarbon yang menyebablkan efek epinefrin pada jantung

50

PESTISIDA Merupakan pembasmi hama (pestis),

untuk kontrol hama Penting untuk pertanian/ perkebunan,

karena tanpa pestisida hasil turun 40% Penting untuk malaria dan dengue Jenis:

1. Insektisida (= serangga)2. Herbisida (= gulma/ tanaman tidak

dikehendaki)3. Fungisida (= jamur)4. Rodentisida (= hewan pengerat)5. Akarisida (= kutu)

51

PESTISIDA

Insektisida: Jenis:

1. Berhalogen: 1. DDT: tidak mudah terurai, sehingga

mudah merusak lingkungan dan racun untuk tubuh-dilarang pakai

2. Dieldrin

2. Piretoid, yaitu bahan sintetis dari minyak bunga matahari dan aman

52

PESTISIDA Masalah:

1. Pemakaian benar, masih juga menimbulkan masalah akibat zat sisanya

2. Penggunaan tidak pada tempatnya (misuse). Contoh: menyeprot kutu di rambut

3. Penggunaan menyimpang (abuse). Contoh: minum baygon sayang (bunuh diri)

4. Keracunan (akut dan kronik). Terdapat residu pestisida di darah

5. Pencemaran lingkungan

53

PESTISIDA

3. Kolinesterase inhibitor:1. Menghambat enzim asetil

kolineseterase di saraf2. Gejalah: mual, muntah, sakit perut/

diare, keringat banyak, mata kabur, otot lemah, tremor hingga fasikulasi, gangguan nafas, kejang, koma dan mati

3. Contoh:1. Organofosfat: abate2. Karbamat: propoxur

4. Test lab (untuk monitoring)1. Kadar kolinseterase darah turun2. Kadar p-nitrophenol urine

5. Terapi dengan antidote (atropin sulfat dan prlidoxine)

54

HERBISIDA Contohnya parakuat.

Dalam 10 menit daun kuning dan mati Terkena tanah akan jadi inaktif Tidak mencemari lingkungan (karena tidak

ada residu, tidak diserap kulit, tidak menguap)

Sangat toksik apabila ditelan (keracunan dalam 1 minggu dan berakibat kematian)

Efek toksik: Fibrosis paru Merusak hepar dan ginjal

55

LOGAM BERAT

Dibedakan atas:1. Logam berat (Ni, Cr, Ca, Hg, Pb dan Al)2. Logam ringan (Br, Al)

Banyak di alam; gunung berapi, batu-batuan, tambang dan pembakaran BBM

Potensi toksik: umumnya dalam bentuk garamnya, kecuali Hg

56

LOGAM BERAT

Pb (timbal) Tersebar luas di

lingkungan Okupasional

Pengecatan Pabrik aki Pipa air Pengelasan dll

57

LOGAM BERAT

Pb (timbal) Non okupasional

Air pipa Cat rumah lama Bensin Minuman kaleng Alat masak Kertas koran/ cetakan dll

Pemaparan (oral dan inhalasi)

58

LOGAM BERAT Pb (timbal)

Batas aman dalam darah; 25 g/ dl Orang dewasa di kota 100-150 g/ dl Air/ makanan: 10% diserap di usus Anak-anak: 50% diserap Bahaya pada anak: cat tua (200 g/

hari)

59

LOGAM BERAT Pb (timbal)

Distribusi dalam tubuh: Tulang: 20-85% Darah: 5-10% Sisanya dalam jaringan lunak

Toksisitas: Darah: anemia mikrositer, hipokrom, basophilik

stippling eritrosit Otak: IQ turun, sukar belajar, psikomotor turun,

buta, kejang, koma, atrofi otak, neuropati perifer pada OT

Usus: kolik Ginjal: nefritis tubulus interstisiil dan gagal ginjal

60

LOGAM BERAT

Merkuri Sumber:

1. Kulit bumi2. BBM

Bahan industri: chlor alkali, chlorine, caustic soda, plastik, pestisida, alat listrik dan batu baterei

Bentuk:1. Elementer2. Organik3. Anorganik

61

LOGAM BERAT

Merkuri Pemaparan:

1. Udara2. Air (kasus minamata, teluk

buyat?) Organ: kardiovaskular, usus,

darah, hati, ginjal dan otak/ saraf perifer (kasus minamata)

62

LOGAM BERAT

Arsen:1. Persenyawaan komplek dapat berupa:

1. Trivalen-lebih toksik2. Pentavalen

2. Dapat berupa senyawa organik & anorganik

3. Terdapat 1. Alam: air dan makanan2. Okupasional: pestisida, pengecoran

logam (zn, Cu & Pb), pengawetan kayu & pembuatan gelas

63

LOGAM BERAT

Arsen:4. Sering dipakai untuk racun tikus5. Efek:

1. Toksisitas akut: mual, muntah, sakit perut dan syock

2. Toksisitas kronik: pigmentasi kulit, lemah, malaisse, perdarahan GIT, paralysis, perlemakan/ nekrosis hati dan ginjal, kanker pada kulit, paru, hati (angiosarkoma)

64

SOLVENT ORGANIK

Bisa dari industri dan laboratorium Ciri:

1. Sangat mudah diserap2. Zat lipofilik kuat3. Depresi ssp

Jenis: CS2, N Hexane, Methyl-N-Buthyl Ketone, Toluene, Trichloroethyle. Bersifat neurotoksik

Gejalah: depresi ssp, iritasi kulit,mual, kerusakan hati dan ginjal

Pemaparan akut bisa tidak sengaja/ abuse

65

66

Penyakit lingkungan bersifat global Perubahan lingkungan bersifat

global akan mengenai susunan udara di lapisan atmosfer

Ada 2 1. Efek rumah kaca2. Hilangnya lapisan ozon

67

ATMOSFER Terdiri atas:

1. Troposfer:1. 8-9 km di kutub, 16-19 di katulistiwa2. Suhu 13oc isotermis3. Kandungan gas: N2(79%), O2(21%) dan

CO2(0,03%)2. Stratosfer:

1. 50 km di atas permukaan bumi2. Lapisan dibawah adalah ozon3. Menyaring UV-B < 300A & UV-C4. Akibat pencemaran kendaraan bermotor, rumah

tangga, industri, limbah menyebabkan lapisan ozon jadi lubang

3. Mesofer: 80 km, suhu sangat rendah4. Termosfer: lebih dari 80 km, suhu tinggi

68

ATMOSFER2. Bahan pengurai ozon disebut Ozon Depleting

Substance (ODS)1. Terdiri atas: CFC/ karbon, HBCF, HFCF,

Tetrachlormethane, Trichlorethane, Halon, Methyl Bromida (pestisida), Methyl Chloroform (bahan anastesi), CCl4

2. Pengaruhnya adalah terjadi jendela ozon terutama di kutub utara

3. Akibatnya: sinar UV meningkat-kanker kulit, katarak, premature anging

4. Penanggulanan: kesepakatan Montreal, yaitu bahan pengurai ozon dilarang dipakai

5. Subsitusi: 1. HFC = R-1342. HCFC = R-123

69

EFEK RUMAH KACA (green house effect) Kandungan gas:

CO2 = 61% CH4 = 15% N2O = 4% CFC= 11% H2O

Efek: Mengurangi pantulan sinar infra merah dari bumi

akibat adanya lapisan gas-gas tsb Energi sinar infra merah meningkat Akibatnya suhu bumi meningkat(global warning) 1980-2100: terjadi peningkatan suhu 0,06-0,08OC

untuk tiap dekade

70

EFEK RUMAH KACA (green house effect)

Dampak terhadap kesehatan: Heat stress lingkungan-suhu tubuh

tinggi-kerja jantung berat-penyakit kardio-vaskular meningkat

Perubahan pola vektor penyakit infeksi-pola geografik berubah (misal dari pantai ke pegunungan)

Malaria Filaria Schistosomiasis DHF

71