patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

42
PATOFISIOLOGI NYERI DEMAM DISUSUN : 1. MIA RAMA DHINI (1112013) 2. MUNJILAH (1112015)

Upload: akademi-farmasi-al-ishlah-cilegon

Post on 12-Jul-2015

8.063 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

PATOFISIOLOGI

NYERI

DEMAM

DISUSUN : 1. MIA RAMA DHINI (1112013)2. MUNJILAH (1112015)

Page 2: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Sesungguhnya nyeri adalah anugerah yg besar dari maha pencipta (Allah SWT)

“Pain is alarm protection tell us that something wrong in our body”.

Sulit dibayangkan seandainya tubuh kita tidak dilengkapi dengan “reseptor nyeri”(nociceptor), sehingga kita tidak pernah menyadari kalau tubuh kita telah terancam kerusakan

Page 3: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

• NYERI adalah gejala penyakit atau isyarat bahaya tentang terjadinya gangguan di jaringan seperti radang, infeksi ataukejang otot .

• Pada keadaan sakit, tubuh merasakan nyeri. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh sehingga individu memindahkan stimulus nyeri

Page 4: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

MEKANIK SUHU KIMIWI

• Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi, atau fisis (panas dan listrik) dapat menyebabkan kerusakan jaringan

Page 5: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

• Sel-sel jaringan yang rusak akan melepaskan mediator nyeri.

• Mediator nyeri ransangan pada reseptornyeri yang terdapat di ujung-ujung saraf perifer

• Ransangan nyeri ke pusat nyeri di otak besar.

Page 6: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

KERUSAKAN

JARINGAN

PEMBEBASAN

HISTAMIN

SEROTONIN

PEMBENTUKAN

1. LEOKOTRIEN

2. BRADIKININ

3. PROSTAGLANDIN

Page 7: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

SEL RUSAK

MEDIATOR NYERI

HISTAMIN SEROTONIN

reseptor nyeri yang terdapat di ujung-ujungsaraf perifer

RANSANGAN NYERI

pusat nyeri di otak besar.

NYERI PERTAMA

1.PELEPASANPROSES TERJADINYA

NYERI

Page 8: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

SEL RUSAK

Meningkatkan sensifitasreseptor nyeri

pusat nyeri di otak besar.

PROSTAGLANDIN

2.PEMBENTUKAN

NYERI LAMA

Page 9: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Meningkatkan kepekaan ujung saraf sensoris bagiransangan nyeri Nyeri lama

vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas kapileryang mengakibatkan radang dan udema.

mediator demam

Page 10: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Fospolipid

(Membran sel)

Fospolipase

Asam arakhidonat

Siklooksigenase (cox)

Enderoperoksida

Prostaglandin

COX-2COX-1

Tromboxan Prostasiklin

MEKANISME PEMBENTUKAN PROSTAGLANDIN

Page 11: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Menghambat sintesis prostaglandin dengan analgetik non narkotik

Menghambat penyaluran ransangan disaraf sensoris dengan anastetika lokal

Blokade pusat nyeri di Susunan SarafPusat dengan Analgetik Narkotik atauanastetika umum

Page 12: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Demam ialah regulasi panas pada suatu tingkat suhu yang lebih tinggi

Fungsi pengaturan suhu tubuh yaitu untuk memeliharasuhu pusat (suhu dalam bagian tubuh dan kepala) tetappada nilai rata-rata 37°C. Nilai ini dicatat oleh reseptorsuhu pada hipotalamus dan disampaikan ke pusatpengaturan panas (termoregulasi) di hipotalamus. Termoregulasi menerima hantaran ransangan darireseptor panas dan reseptor dingin di kulit.

Pada keadaan beban panas maka panas akan diturunkanmelalui pembentukan keringat dan peningkatan alirandarah ke kulit. Sedangkan pada keadaan beban dingindilakukan peningkatan produksi panas dan menekanpengeluaran panas melalui vasokontriksi perifer.(tapi juga produksi panas ditingkatkan)

Page 13: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Demam merupakan gejala yang menyertaihampir semua infeksi. Bakteri atau virus penyebab infeksi menghasilkan pirogen yang meransang tubuh untuk menghasilkan pirogentubuh sendiri. Pembentukan pirogen ini akanmenyebab-kan terjadinya sintesis Prostaglandin di hipotalamus yang berfungsi menaikkan nilaiambang suhu pusat menjadi lebihtinggi, sedangkan suhu 37°C dianggap sebagaisuhu pada keadaan dingin. Kondisi inimenyebakan terjadinya vasokontriksi padapembuluh perifer serta rasa dingin yang menyebabkan gemetar.

Page 14: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Pada penurunan demam(kembali ke nilai normal) suhupusat dirasakan terlalu tinggisehingga terjadi pengeluarankeringat dan vasodilatasi periferserta rasa panas. Kondisi inimenandai penurunan demam

Page 15: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

BAKTERI / VIRUS

PIROGENBAKTERI / VIRUS

PIROGENTUBUH

PROSTAGLANDIN

37oC

THERMOREGULATOR

39oC

suhu 37°C dianggap sebagai suhu padakeadaan dingin. Kondisi ini menyebakanterjadinya VASOKONTRIKSI pada pembuluhperifer serta rasa dingin yang menyebabkangemetar.

Pada penurunan demam (kembali ke nilai normal) suhu pusat dirasakan terlalu tinggisehingga terjadi pengeluaran keringat dan VASODILATASI perifer serta rasa panas. Kondisi ini menandai penurunan demam.

Page 16: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

ANALGETIKA

ANALGETIK NON NARKOTIK

(PERIFER)

ANALGETIK NARKOTIK

Page 17: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

ANALGETIKA adalah senyawa yang dalam dosis terapeutiknya meringankan atau menekan rasa nyeri . Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua kelompok.

•ANALGETIKA yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (kelompok opiat ) atau dikenal analgetika narkotik•ANALGETIKA yang berkhasiat lemah sampai sedang, bekerja terutama pada perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat antiinflamasi dan antireumatik atau dikenal analgetik non narlotik

Page 18: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Page 19: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Obat-obat golongan analgetik perifermemiliki struktur kimia yang berbeda, tetapimenghasilkan efek farmakologi yang sama.

Disamping kerja analgetik, obat-obat inijuga menunjukkan kerja sebagai Antipiretikdan Antiinflamasi.

Prototipe obat golongan ini adalah aspirin, karena itu disebut juga obat mirip aspirin (aspirin-like drugs).

Page 20: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

MEKANISME KERJA

Page 21: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Parasetamol bekerja pada lingkungan rendah kadar peroksidseperti di hipotalamus, tetapi di lokasi infeksi dimana kadarperoksid yang dihasilkan leukosit sangat tinggi menyebab-kanparasetamol tidak bekerja efektif. Hal ini menjelaskan kenapaefek anti inflamasi parasetamol tidak ada.

Dosis tunggal Aspirin 40 mg perhari telah cukup untukmenghambat sintesis siklooksigenase karena trombositsebagai penghasil enzim tidak mampu melakukan regenerasienzim

Penghambatan sintesis prostaglandin juga dapat berakibatkerusakan pada mukosa lambung.

Page 22: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

•Tukak Peptik, yang disebabkan oleh :•obat yang bersifat asam mengiritasi dindinglambung sehingga terjadi difusi kembali asamlambung ke mukosa lambung.•Obat ini bekerja menghambat sintesisProstaglandin yang berfungsi menghambatsekresi asam lambung dan meransang sekresimukosa

•Anemia yang disebabkan oleh pendarahan padalambung•telinga mendenging, kemampuan mendengarberkurang

Page 23: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

FarmakokinetikPada pemberian oral absorbsi terjadi di lambungdalam bentuk utuh dan sebagian besar di usus halusbagian atasAbsorbsi pada pemberian rectal lebih lambat dantidak sempurnaAbsorbsi cepat melalui kulit bila diberikan sebagaiobat gosok atau salep.Puncak kadar plasma dicapai setelah 2 jamKira-kira 80-90% terikat pada albuminDapat menembus sawar darah otak dan sawar uriEkskresi terutama melalui ginjal

Page 24: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Sediaan dan Dosis : Tablet 100 mg untuk anak-anak dan 500 mg untukdewasaDewasa 325 mg – 650 mg tiap 3-4 jamAnak-anak 15 mg – 20 mg / KgBB tiap 4-6 jam

Contoh : ASPIRIN®, ASPILET®, NASPRO®

Page 25: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

oFarmakokinetik

oEfek analgetik dan antipiretiknya lebihlemah disbanding aspirin, karena mengalamiFPE di usus halus.

oMudah diabsorbsi di usus halus

oMeningkatkan efek dan toksisitas Na Salisilat dan Asetaminofen karenamenghambat metabolisme Na Salisilat danAsetaminofen.

Page 26: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Sediaan dan Dosis : Dewasa : 300-600 mg 3-4 kali sehari

Anak-anak : 65 mg/KgBBperhari dibagi dalam 6 kali pemberianContoh : NEOZEP®, REFAGAN®

Page 27: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Senyawa obat ini berupa cairandengan abu khas yang diperoleh daridaun dan akar tumbuhan Akar wangi. Terdapat juga dalam bentuk sintetis. Sediaannya berbentuk obat gosok ataukrim untuk nyeri otot dan sendi.Contoh : RHEUMASON BALSAM®, LAFALOS CREAM®, STOP-X CREAM®

Page 28: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

FarmakodinamikMemiliki efek analgetik dan antipiretik yang samadengan salisilat, tetapi efek anti inflamasinya lemah. Tidak memperlihatkan efek iritasi mukosa lambung

FarmakokinetikCepat diabsorbsi di saluran cernaKadar puncak plasma dicapai dalam waktu ½ jamMengalami metabolisme di hatiEkskresi melalui ginjal

Page 29: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

I. Efek sampingI. Pada penggunaan 3-4 gram sehari

dapat terjadi kerusakan hatiII. Interaksi obat

I. Dapat meningkatkan efek anti koagulansia pada dosis tinggi

III.Sediaan & Dosis :I. Tablet 500 mg dan 650 mgII. Drops 80 mg/ml ; Syrup 120 mg/

5 ml, Syrup 250 mg / 5 ml, Supp 80mg. 160mg, 240mg

Page 30: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

•Dosis :• Dewasa : 2-3 kali 500mg-1 gr sehari, •Anak-anak : 4 – 6 kali 10 mg / KgBBsehari•Contoh : BODREX®, PANADOL®,TEMPRA®,PROPYRETIC®

Page 31: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Dipiron larut baik dalam air dan dapat diberikandalam bentuk injeksi.Obat golongan ini digunakan sebagai analgetik danantipyretic sedangkan anti inflamasinya lemah.Efek samping: Dapat menyebakan kelainan seldarah.Sediaan dan dosis : Tablet 500 mg dan injeksi 500 mg/mlDosis 300 – 1000 mg perhari diberikan 3 kali sehariContoh : DOLO NEUROBION®, NOVALGIN®,ANALSIK®, DANALGIN®

Page 32: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

•Farmakodinamik•Obat ini lebih ditujukan sebagaianalgetik, karena efek anti inflamasinyatidak sebaik aspirin.

•Farmakokinetik•Terikat sangat kuat pada protein plasma sehingga dapat menggeser ikatan protein plasma obat lainnya seperti anti koagulan.

Page 33: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Efek sampingIritasi mukosa lambung

Sediaan dan Dosis : Tablet 250 mg dan 500 mg, dosis 2-3 kali 250-500 mg sehariContoh : PONSTAN®, MEFINAL®

Page 34: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

PARACETAMOL ASETOSAL

ASAM MEFENAMAT

METAMPIRON

ANALGETIK NON NARKOTIK

Page 35: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

PENGERTIAN

AnalgetikNarkotik adalahobat yang bekerjaterhadapreseptor opioid diSSP, sehinggarespon nyeriberkurang.

Page 36: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

INDIKASI

Diindikasikan pada kondisi nyeriyang sangat kuat seperti nyeri

akibat kecelakaan, nyeri setelahoperasi dan nyeri tumor

Page 37: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Obat golongan ini bekerja padareseptor – reseptor nyeri di SSP. Reseptorini biasanya diduduki oleh senyawaendorphin. Apabila obat ini digunakan secara terusmenerus maka akan menstimulasipembentukan reseptor-reseptor baru danproduksi endorphin dirintangi, akibatnyaterjadilah kebiasaan dan ketagihan

Page 38: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

•menurunkan rasa nyeri•sedasi•meniadakan rasa takut dan rasa bermasalah ( efek transkuilaizer )•menghambat pusat pernapasandan batuk (antitusiv)•anti emetik (anti mual)•ketergantungan

Page 39: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

memperlambat pengosonganlambungmengurangi motilitas salurancernameningkatkan tonus/keteganganotot saluran kemih

Page 40: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

menekan pernapasanhipotensiobstipasiberlimpahnya kandungan urine karena tidak dirasakan akibatkerja analgetikketergantungan

Page 41: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

•bagi pasien yang sesak napas•dapat melintasi plasenta, dandisarankan tidak digunakan dalamwaktu lama karena dapat menekanpernapasan janin serta memperlamawaktu persalinan•hanya sedikit terdapat padaASI, sehingga boleh digunakan ibumenyusui.

Page 42: Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik

Fentanil

Morfin

Pethidine

Tramadol

Kodein