pathway luka bakar

10
Zanzan Bharatasattama Fauzan Aziz Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan.. "La Gente Come Noi Non Molla Mai" Jumat, 01 Juni 2012 COMBUSTIO COMBUSTIO 1. DEFINISI Luka bakar merupakan jenis luka , kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik , bahan kimiawi, cahaya , radiasi dan friksi . (id.wikipedia.org) Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). 2. KLASIFIKASI LUAS DAN DERAJAT COMBUSTIO 1. Luas luka bakar Luas luka bakar dapat ditentukan dengan cara “Role of Nine” yaitu dengan tubuh dianggap 9% yang terjadi antara: a. Kepala dan leher : 9 % b. Dada dan perut : 18 % c. Punggung hingga pantat : 18 %

Upload: tovikbae

Post on 04-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PATHWAY LUKA BAKAR

TRANSCRIPT

Page 1: Pathway Luka Bakar

Zanzan Bharatasattama

Fauzan Aziz Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan.. "La Gente Come Noi Non Molla Mai"

Jumat, 01 Juni 2012

COMBUSTIOCOMBUSTIO

1. DEFINISI

Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi.(id.wikipedia.org)

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).

2. KLASIFIKASI LUAS DAN DERAJAT COMBUSTIO

1. Luas luka bakar

Luas luka bakar dapat ditentukan dengan cara “Role of Nine” yaitu dengan tubuh dianggap 9% yang terjadi antara:

a.    Kepala dan leher                                            : 9 %b.    Dada dan perut                                              : 18 %c.    Punggung hingga pantat                                : 18 %d.   Anggota gerak atas masing-masing               : 9 %e.    Anggota gerak bawah masing-masing           : 18 %f.     Perineum                                                        : 1 %

2.    Derajat luka bakarUntuk derajat luka bakar dibagi menjadi 4 yaitu:

a.    Grade I-      Jaringan yang rusak hanya epidermis-      Klinis adanya nyeri, warna kemerahan, kulit kering-      Test jarum ada hiperalgesia-      Lama sembuh ± 7 hari-      Hasil kulit menjadi normal

Page 2: Pathway Luka Bakar

b.    Grade II1)  Grade II a-       Jaringan yang rusak sebagian  dermis, folikel, rambut, dan kelenjar keringat

utuh-       Rasa nyeri warna merah pada lesi-       Adanya cairan pada bula-       Waktu sembuh ± 7 – 14 hari2)  Grade II b-       Jaringan yang rusak sampai dermis, hanya kelenjar keringat yang utuh-       Eritema, kadang ada sikatrik-       Waktu sembuh  ± 14 - 20 haric.    Grade III-       Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis-       Kulit kering, kaku, terlihat gosong-       Terasa nyeri karena ujung saraf rusak-       Waktu sembuh > 21 harid.   Grade IV

Luka bakar yang mengenai otot bahkan tulang 

3.    Pengelolaan luka bakar

a.    Luka bakar ringan

-       Luka bakar grade I dan II luasnya < 15 % pada orang dewasa-       Luka bakar grade I dan II luasnya < 10 % pada anak-       Luka bakar grade III luasnya < 2 %b.    Luka bakar sedang-       Luka bakar grade II luasnya 15 – 25 % pada orang dewasa-       Luka bakar grade II luasnya 10 – 20 % pada anak-       Luka bakar grade II luasnya < 10 %c.    Luka bakar berat-       Luka bakar grade II luasnya > 25 % pada orang dewasa-       Luka bakar grade II luasnya > 20 % pada anak-       Luka bakar grade III luasnya lebih dari 10 %-       Luka bakar grade IV mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kulit, genetalia,

serta persendian ketiak, semua penderita dengan inhalasi luka bakar

dengan  komplikasi berat dan menderita DM.

Page 3: Pathway Luka Bakar

3. ETIOLOGI

1.    Trauma suhu yang berasal dari sumber panas yang kering (api, logam panas) atau lembab (cairan atau gas panas).

2.    Listrik (luka dalam pada daerah luka bakar masuk dan keluar, dapat menyebabkan henti jantung).

3.    Kimia (biasanya terjadi dalam kecelakaan industry akibat trauma asam atau basa).

4.    Radiasi (awalnya dengan kedalaman sebagian, tetapi dapat berlanjut ke trauma yang lebih dalam).

4. PATOFISIOLOGI

Kulit dengan luka bakar akan mengalmi kerusakan pada dermis, epidermis, maupun jaringan subkutan. Tergantung dari faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan panas, dalamnya luka bakar akan mempengaruhi dan terjadi kerusakan integeritas kulit dalam kematian sel. Luka bakar tidak hanya mengakibatkan kerusakan kulit tapi juga mempengaruhi seluruh sistem tubuh pasien. Seluruh tubuh meenujukan reaksi perubahan fisiologis sebagai respon konpensasi terhadap luka bakar, dan pada pasien dengan luka bakar mayor tubuh tidak mampu lagi untuk mengkonpensasi sehingga timbul berbagi macam konplikasi.

Respon kardio vaskuler perpindahan cairan dari intar vaskuler ke ekstra vaskuler melalui kebocoran kapiler yang mengakibatkan kehilangan Na, air, protein dan edema jaringan yang diikuti denagn penurunan curah jantung hemo konsentari sel darah merah, penurunan perpusi pada organ mayor, edema menteluruh, respon renalis. Dengan menurunnya volume intara vaskuler maka aliran palsma keginjal akan menurun yang mengakibatkan keluaran urin. Jika resusitasi kebutuhan cairan untuk intara vaskuler tidak adekuat atau resusitasi cairan terlambat diberikan, maka akan mengakibatkan terjadinya gagal ginjal, respon gastro intestinal. Respon umum yang biasa terjadi pada pasin luka bakar > 20 % penurunan aktivitas gastro intestinal, hal ini disebabkan oleh efek kombinasi hipopolemik dan nerologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan luas. Respon imunologi, dibedakan dalam dua kategori yaitu respon barier mekanik dan respon imun seluler. Sebagi barier mekanik kulit berfungsi sebagia pertahanan diri yang pentng dari organisme yang mungkin merusak, terjadinya integritas kulitakan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh.

5. PATWAYS

Page 4: Pathway Luka Bakar
Page 5: Pathway Luka Bakar

6. MANIFESTASI KLINIS

1.    Umuma.    Nyerib.    Pembengkakan dan lepuhan2.    Khususa.    Bukti adanya inhalasi asap (jelaga pada hidung atau sputum, luka bakar dalam

mulut, suara serak).b.    Luka bakar pada mata atau alis (membutuhkan pemeriksaan oftalmologi sejak

awal).c.    Luka bakar sirkumferensial (akan membutuhkan eskarotomi).

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.    LED : mengkaji hemokonsentrasi2.    Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini

terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peniingkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapan menyebabkan henti jantung.

3.    Gas gas darah arteri (GDA) dan Sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.

4.    BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal5.    Urinalisis menunjukan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan

otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.6.    Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap7.    Koagulasi memeriksa factor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka

bakar massif8.    Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap

8. KOMPLIKASI

1.    Sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial (luka bakar pada ekstremitas         iskemia ekstremitas, luka bakar toraks         hipoksia dari gagal nafas restriktif) (cegah dengan eskarotomi segera).

2.    Hiperkalemia (dari sitolisis pada luka bakar luas)3.    Gagal ginjal akut4.    Infeksi (waspadai Streptococcus)5.    Ulkus akibat stress6.    Hipertropi jaringan parut, merupakan komplikasi kulit yang biasanya dialami

pasien yang luak bakar yang sulit dicegah akan teatpi masih bisa diatasi denagn tindakan tertentu. Terbentuknya hipertropi jaringan parut pada pasien luka bakar dipengaruhi oleh paktor berikut, kedalaman luka bakar, sifat kulit, usia pasien, lamanya waktu penutupan kulit, penanduran kulit. Jaringan parut terbentuk pada

Page 6: Pathway Luka Bakar

6 bulan post luka bakar dengan warna merah dan menimbulkan gatal, 12-18 post luka bakar warna kulit coklat dan teraba keras, jaringan parut mengalami tahap maturasi dengan warna kulit merah muda dan teraba lembut

7.    Kontraktur adalah komplikasi yang mengganggu fungsi pergerakan. Pemberian posisi yang baik dan benar, ambulasi dan presure garment merupakan cara yang dapat mengurangi resiko kontraktur.

9. PENATALAKSANAAN

1.    Penyembuhan lukaa.    Fase implamasi adalah fase yang terjadi 3-4 harib.    Fase fibroblastik, fase yang terjadi 4-20 hari pasca luka bakar dan terjadi

pembentukan kalogen.c.    Fase maturasi adalah fase yang terjadi 8 bulan sampai satu tahun pasca luka

baka, dan terjadi pembentukan jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lembut tanpa rasa nyeri dan gatal

2.    InfeksiLuka bakar sering mengakibatkan infeksi dan berakhir dengan sepsis untuk

perawat dituntut untuk mampu mengidentifikasi sedini mungkin tanda dan gejala infeksi.

3.    Penanganan luka bakara.    Pendinginan Luka Bakar

Sifat kulit adalah sebagai penyimpan panas yang baik , maka pasien yang mengalami luka bakar tubuh masih tetap menyimpan energi panas sampai beberapa menit setelah terjadinya trauma panas, oleh karena itu tindakan pendinginan luka perlu dilakukan untuk mencegah pasien berada pada luka bakar  lebih dalam.

b.    DebridemenBertujuan untuk membersihkan luka dari jaringan nekrosisi atau bahan lain

yang menempel pada luka tindakan ini dilakukan pada saat pearwatn luka, penggantian balutan atau pada saat tindakan pembedahan, penting untuk mencegah terjadinya infeksi. 

c.    Tindakan PembedahanPada luka bakar jaringan parut yang terbentuk akan mengeras dan

menekan pembuluh darah sehingga memerlukan tindakan ekstraktomi. Ekstraktomi merupakan tindakan pembedahan utama untuk mencegah perfusi jaringan yang tidak adekuat karena adanya eschar yang menekan vaskuler.

d.   Terapi Isolasi Dan Manipulasi LingkunganLuka bakar menekan imuno supresi untuk itu penanganan pada pasien luka

bakar kesalahan-kesalahan yang bisa mengakibatkan keadaan pasien lebih parah harus di minimalisir guna mencegah komplikasi lanjut.            

Page 7: Pathway Luka Bakar

Daftar Pustaka Grace, Pierce A. & Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.kapita selekta edisi 3 jilid 2