pathologi

57
1 ASUHAN KEBIDANAN PATHOLOGI ESTI NUGRAHENY ,S.S.T

Upload: cvrihama

Post on 20-Jun-2015

4.319 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pathologi

1

ASUHANKEBIDANANPATHOLOGI

ESTI NUGRAHENY, S.S.T

Page 2: pathologi

2Asuhan KebidananPATHOLOGI

Penulis:Esti Nugraheny, S.S.T

Desain Cover:Tri Endroko

Setting/Layout:Tri Endroko

Diterbitkan oleh:Pustaka Rihama

Dagaran BangunharjoJl. Parangtritis KM 6,

Sewon, Bantul, YogyakartaTelp. (0274) 7443900, 081931180900,

081229468900, 085743549900email : [email protected]

Anggota IKAPI

Cetakan Kedua, Juni 2010ISBN: 978-979-19653-8-5

Sanksi Pelanggaran Pasal 44 UU No. 12 Tahun 1997 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatuciptaan atau memberi izin untuk itu dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepadaumum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalamayat 1, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANGDilarang memperbanyak isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit

ASUHAN KEBIDANANPATHOLOGI

Page 3: pathologi

3

Dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH swt, sayamendukung sekali atas diterbitkannya buku Asuhan KebidananPathologi ini, sebagai pendamping atau melengkapi buku –buku ajar yang lainnya yang sangat diperlukan untuk semuapihak yang menginginkan pengetahuan tentang IlmuKebidanan pada umunya, maupun para mahasiswa –mahasiswi kesehatan terutama calon Ahli madya Kebidanan(DIII) serta S SiT (DIV) khususnya

Buku ini ditulis oleh seorang S SiT, tentunya akan lebihmengetahui lebih dekat tentang keperluan bagi baik calon SSi T maupun calon Ahli Madya Kebidanan selama ini selamamenempuh studinya, disamping juga sangat bermanfaat bagipenulis, tentunya juga terhadap siapapun yang inginmengembangkan ilmu pengetahuannya dalam tulisan, dansangat bermanfaat untuk selamanya dalam pengamalan ilmunantinya dan tiada habisnya walaupun apabila kita sudahkembali menghadapNYA

Dengan adanya buku ini , kami mengharap sebagaiawal dari tindak lanjut untuk terbitnya buku - ajar lainnyasehingga semakin lengkap bagi para mahasiswa – mahasiswi

SAMBUTANdr. H.M.A. Ashari, Sp.OG.(K)

Page 4: pathologi

4Asuhan KebidananPATHOLOGI

untuk menambah ilmu pengetahuannya, demikian jugakami mengharap kepada yang lain untuk memacu dapatmencurahkan ilmu pengetahuannya melalui tulisan dalamsebuah buku

Akhirnya semoga dengan niat yang baik dari semuapihak yang selalu juga untuk mencari RIDHONYA, semogabuku ini lebih bermanfaat dan dapat selalu diamalkan kepadasiapapun, dimanapun dan sampai kapanpun . . .

INSYA’ ALLAH . . . . AMIEN

Hormat kami

dr. H.M.A. Ashari, Sp.OG.(K)

Page 5: pathologi

5

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan merupakangarda terdepan dan ujung tombak dalam pelayanan

kesehatan dimasyarakat. Mengingat peran fungsi bidan yangdapat bekerja mandiri di masyarakat dengan kode etik dankewenangan yang sudah diatur dalam KEPMENKES RI NO900/ MENKES/ SK/ VII/ 2002 menjadikan bidan sebagaitenaga profesional yang harus mengenal bataskewenangannya. Pada prinsipnya kewenangan bidan adalahuntuk kasus-kasus fisiologis tetapi di lapangan bidan akanmenemui banyak kasus pathologi disinilah peran bidan yangke dua dan ketiga bekerja. Untuk peran yang kedua bidandapat bekerja secara kolaborasi dengan tenaga kesehatan yanglain. Untuk dapat menjalankan peran ini tentu saja diperlukankemampuan dalam mendiagnosa sehingga dapat ditegakanmasalah ataupun kebutuhan pasien. Begitu pula dalam peranrujukan bukan hanya kemampuan mendiagnosa yangdibutuhkan tetapi juga penanganan pertama terhadaptindakan kegawatdaruratan sehingga peran bidan untuk dapatmenurunkan angka kematian ibu dapat terealisasi dan tujuanakhir bangsa yaitu meningkatkan derajat kesehatan

KATA PENGANTAR

Page 6: pathologi

6Asuhan KebidananPATHOLOGI

masyarakat dapat dicapai.

Buku ini disusun berdasarkan materi pada mata kuliahAsuhan Kebidanan Pathologi (ASKEB IV) yang telahdisesuaikan dengan kurikulum D II I kebidanan danberdasarkan Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Bukuini berisi deteksi dini ibu dengan kelainan, komplikasi, penyakitdan penyulit yang lazim terjadi dalam kehamilan, persalinandan nifas serta dilengkapi dengan contoh asuhan kebidananpathologi dan daftar tilik yang digunakan sebagai penuntunbelajar di laboraturium.

Buku ini terutama ditujukan untuk mahasiswi programstudi kebidanan, serta dapat dimanfaatkan bagi tenagapendidik dan bidan dilapangan. Buku ini kami dedikasikanuntuk perkembangan pendidikan kebidanan di Indonesia agardapat menjalankan peran fungsinya secara komprehensif.

Pada akhirnya kami mengucapkan banyak terimakasihkepada semua pihak yang telah mendukung tersusunnyabuku ini. Kami menyadari kesempurnaan adalah milik AllahS.W.T, untuk itu dengan keterbukaan kami mengharapkanmasukan dari pihak-pihak pemerhati pendidikan kebidanandi Indonesia.

Yogyakarta, Juli 2009

Penulis

Page 7: pathologi

7

DAFTAR ISI

SAMBUTAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................... vii

BAB I

DETEKSI DINI IBU DENGAN KELAINAN,

KOMPLIKASI, PENYAKIT DAN PENYULIT

YANG LAZIM TERJADI DALAM KEHAMILAN,

PERSALINAN DAN NIFAS ................................................ 1

A. Pengawasan Antenatal .......................................... 1

B. Pengawasan Intranatal dengan Menggunakan

Pathograf .............................................................. 4

C. Pengawasan Postnatal ........................................... 7

BAB II

PENYAKIT DAN KELAINAN TIDAK LANGSUNG

YANG MENYERTAI KEHAMILAN ..................................... 9

A. TB Paru ............................................................... 9

B. Asma ................................................................... 12

C. Jantung ................................................................ 13

D. DM ...................................................................... 20

E. Ginjal ................................................................... 25

F. Anemia ................................................................ 29

G. Gangguan Psikologis dalam Kehamilan ................... 33

Page 8: pathologi

8Asuhan KebidananPATHOLOGI

H. Sifilis (Lues) .......................................................... 34

I. Toxoplasmosis ....................................................... 36

J. Rubella (German Measles) ...................................... 38

K. Hepatitis Infeksiosa ............................................... 39

L. Thypus Abdominalis .............................................. 40

M. Cito Megalo Virus .................................................. 42

N. Infeksi Traktus Urinarius ......................................... 43

O. Herpes ................................................................. 50

P. HIV/AIDS ............................................................. 53

Q. Varicella ............................................................... 54

BAB III

KOMPLIKASI AKIBAT LANGSUNG KEHAMILAN ............. 57

A. Hyperemesis Gravidarum ....................................... 57

B. Mola Hidatidosa ................................................... 60

C. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan ..................... 65

D. Kehamilan Ganda ................................................. 75

E. Kelainan Air Ketuban ............................................. 81

F. Abortus ................................................................ 85

G. KET ..................................................................... 86

H. Hipertensi .............................................................. 87

BAB IV

PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN LANJUT

(PERDARAHAN ANTEPARTUM) ....................................... 89

A. Plasenta Previa ..................................................... 89

B. Solusio Plasenta .................................................... 96

BAB V

KELAINAN PADA PERSALINAN ....................................... 103

A. Distosia Karena Kelainan His (Power) ...................... 103

B. Distosia Karena Kelainan Jalan Lahir (Passage) ........ 105

Page 9: pathologi

9

C. Distosia Karena Kelainan Janin (Passenger) .............. 106

D. Distosia Tumor dan Kelainan Lain Jalan Lahir ......... 109

E. Partus Lama ......................................................... 109

BAB VI

INFEKSI DAN PENYULIT PADA MASA POST

PARTUM.......................................................................... 111

A. Atonia Uteri .......................................................... 112

B. Retensio Plasenta .................................................. 113

C. Robekan Jalan Lahir .............................................. 113

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 115

LAMPIRAN ...................................................................... 117

Contoh Kasus:

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil .............................. 118

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas ........................ 126

Penuntun Belajar (Daftar Tilik)

Tindakan Rujukan dng Perdarahan Antepartum ............. 135

Persalinan Gemelli ....................................................... 137

Persiapan Sungsang Teknik Muller dan Mauriceau .......... 140

Persalinan Sungsang Teknik Bracht dan Klasik ............... 144

Distorsi Bahu .............................................................. 147

Penjahitan Robekan Porsio ........................................... 150

Atonia Uteri ................................................................ 153

Plasenta Manual ......................................................... 155

Persalinan Gemelli ....................................................... 159

Kompresi Bimanual dan Aorta ..................................... 158

Induksi Persalinan ....................................................... 161

Hyperemesis Gravidarum ............................................. 164

Persiapan Kuretase ...................................................... 166

Page 10: pathologi

10Asuhan KebidananPATHOLOGI

Pengawasan Pasien dgn Persalinan IUFD ....................... 168

Pengawasan Pasien dengan KPSW ............................... 173

Tindakan Konservatif Persalinan Prematur ..................... 175

GLOSSARIUM ................................................................. 177

BIOGRAFI PENULIS ........................................................ 187

- oOo -

Page 11: pathologi

11

A. Pengawasan Antenatal

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirjanin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haidterakhir. Kehamilan dibagi menjadi triwulan yaitu triwulanpertama dimulai dari konsepsi sampai minggu ke-12, triwulankedua dari minggu ke-13 sampai minggu ke-28, triwulan ketigadari minggu ke-28 sampai minggu ke-40.

1. Kebijakan Program dalam ANC

Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit4 kali selama kehamilan di tempat dengan SDM dan saranayang memadai yaitu di RS dengan tenaga SpOG dandilakukan pemeriksaan USG.

a. Satu kali pada umur kehamilan 12-16 minggu.

b. Satu kali pada umur kehamilan 28 minggu.

BAB IDETEKSI DINI IBU DENGAN

KELAINAN, KOMPLIKASI,PENYAKIT DAN PENYULIT YANG

LAZIM TERJADI DALAMKEHAMILAN, PERSALINAN DAN

NIFAS

Page 12: pathologi

12Asuhan KebidananPATHOLOGI

c. Dua kali pada umur kehamilan 36 dan 38 minggu.

d. Selanjutnya dapat dilakukan di pusat pelayanan dasarkebidanan (BPS, RB, PUSKESMAS), yaitu setiap 4minggu sekali sapai umur kehamilan 28 minggu, 2minggu sekali pada umur kehamilan 28 sampai dengan36 minggu dan 1 minggu sekali pada umur kehamilan36-40 minggu.

2. Pelayanan/Asuhan Standar

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 7 Tyaitu:

a. (Timbang) berat badan

b. Ukur (Tekanan darah)

c. Ukur (Tinggi fundus uteri)

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap

e. Pemberian (Tablet zat besi), minimum 90 tablet selamakehamilan.

f. (Tes) terhadap penyakit menular seksual

g. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan.

3. Rambu – rambu ibu hamil (Traffic Light)

Selama kehamilan seorang ibu hamil harusmengetahui dirinya termasuk kedalam kelompok manadalam rambu-rambu tersebut di bawah ini:

a. Ibu hamil fisiologi (kelompok hijau): adalah kelompokibu-ibu dengan kehamilan normal

Ø BB naik sesuai dengan batasan

Ø TB (panggul) sesuai dengan berat janin

Page 13: pathologi

13

TB TBJ

145 cm 2500 gr

150 cm 3000 gr

155 cm 3500 gr

Ø Hb > 11 gr/ dl

Ø Usia 20-34 tahun

Ø Paritas G1,G2,G3

b. Ibu hamil faktor resiko (kelompok kuning)

Ø Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)

Ø Ibu hamil dengan penyakit sebelum dan selamakehamilan (asma, DM, jantung, tekanan darahtinggi), adanya pembengkakan dan kenaikanBB tidak sesuai dengan umur kehamilan(berlebihan atau kekurangan).

c. Ibu hamil resiko tinggi (kelompok merah): ibu denganresiko tinggi dapat berakibat pada bayi dengan resikotinggi pula.

Ø Tinggi badan < 145 cm

Ø Kadar Hb < 10 gr/dl

Ø BB terlalu kurus atau berlebihan

Ø Selama kehamilan mengalami perdarahan

Ø Tidak pernah/ jarang melakukan pemeriksaankehamilan

Ø Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun

Ø Paritas G4 dan G5 (grandemultipara)

Page 14: pathologi

14Asuhan KebidananPATHOLOGI

Bagan 1. Pengawasan ANC

B. Pengawasan Intranatal denganMenggunakan Pathograf

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologiyang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakanperistiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan petugas kesehatan

Pengawasan antenatal Mengenal penyakit yang menyertai hamil Mengenal komplikasi hamil Menetapkan hamil dengan resiko Vaksinasi tetanus Persiapan mental dan fisik untuk persalinan

dan laktasi

Menyingkirkan faktor predisposisi: Monitor kehamilan 7 T (Timbang, TD, TFU, TT, Tablet

FE, Tes PMS, Temu wicara) Meningkatkan KIE Meningkatkan gizi, tablet besi dan asam folat Mengatasi penyakit ibu saat hamil Menerima NKKBS Tingkatkan kerjasama dengan dukun

Tujuan: Well health mother & well

born baby

Ibu hamil fisiologi: BB naik sesuai

dengan batasan TB (panggul) sesuai

dengan berat janin Hb > 11 gr/dl Usia 20-34 tahun Paritas G1,G2,G3 Persalinan dapat di

bidan & puskesmas

Ibu hamil faktor resiko: KPSW Ibu hamil dengan

penyakit sebelum & selama kehamilan

Adanya pembengkakan

Kenaikan BB tidak sesuai dengan umur kehamilan

Ibu hamil resiko tinggi: TB < 145 cm Hb < 10 gr/dl BB terlalu kurus/

berlebihan Perdarahan selama

hamil Jarang ANC Usia < 20 tahun atau >

35 tahun Pariats G4 & G5

Page 15: pathologi

15

adalah untuk memantau persalinan dan mendeteksi diniadanya komplikasi, disamping itu bersama keluargamemberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.

1. Konsep Dasar Persalinan:

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:

Kala I: dimulai dari saat persalinan sampai pembukaanlengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, faselaten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan faseaktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

Kala II: dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2jam pada primi dan 1 jam pada multi.

Kala III: dimulai segera setelah bayi lahir sampailahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari30 menit.

Kala IV: dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2jam pertama post partum.

2. Parthograf:

Parthograf dipakai untuk memantau kemajuanpersalinan dan membantu petugas kesehatan dalammenentukan keputusan dalam penatalaksanaan.Parthograf memberi pengingatan pada petugas kesehatanbahwa suatu persalinan berlangsung lama, kemungkinanadanya gawat ibu dan gawat janin, bahwa setiap wanitayang awalnya dalam keadaan normal dapat menjadi ab-normal/resiko tinggi sehingga memungkinkan untukdirujuk. Untuk menggunakan parthograf dengan benar,

Page 16: pathologi

16Asuhan KebidananPATHOLOGI

petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagaiberikut:

a. Denyut jantung janin: catat setiap jam

b. Air ketuban: catat warna air ketuban setiap melakukanpemeriksaan vagina:

U : selaput Utuh

J : selaput pecah, air ketuban Jernih

M : air ketuban bercampur Mekoneum

D : air ketuban bernoda Darah

c. Perubahan bentuk kepala janin (Molding atau molase)

1: sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yangtepat/ bersesuaian

2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

d. Pembukaan mulut rahim (serviks) dinilai pada setiappemeriksaan vagina dan diberi tanda silang (x)

e. Penurunan : mengacu pada bagian kepala ( dibagi 5bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas simphisis pubis: catat dengan tandalingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam.

f. Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telahdijalani sesudah pasien diterima.

g. Jam : catat jam sesungguhnya

h. Kontraksi : catat setiap setengah jam; lakukan palpasiuntuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10menit dan lamanya masing-masing kontraksi dalamhitungan detik.

Kurang dari 20 detik

Page 17: pathologi

17

Antara 20 dan 40 detik

Lebih dari 40 detik

i. Oksitosin: bila memakai oksitosin, catatlah banyaknyaoksitosin per volume cairan infus dan dalam tetesanper menit.

j. Obat yang diberikan: catat semua obat lain yangdiberikan

k. Nadi: catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengansebuah titik besar ().

l. Tekanan darah: catatlah setiap 4 jam dan tandaidengan anak panah (↕ )

m. Suhu badan : catatlah setiap dua jam.

n. Protein, aseton dan volume urin: catatlah setiap kaliibu berkemih.

Bila temuan-temuan melintas ke arah kanan dari gariswaspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaianterhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukanyang tepat.

C. Pengawasan Postnatal

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiranplasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembaliseperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selamakira-kira 6 minggu.

Program dan kebijakan teknis:

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukanuntuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untukmencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang

Page 18: pathologi

18Asuhan KebidananPATHOLOGI

terjadi. Untuk lebih jelasnya simak Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Pengawasan Post Partum(Saifudin A.B, 2002)

Waktu Tujuan

6-8 jam setelah persalinan

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri Mendeteksi & merawat penyebab lain perdarahan:

rujuk jika perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencagah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Pemberian ASI awal Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah persalinan atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

6 hari setelah persalinan

Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontaksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak berbau.

Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda penyulit.

Memberikan konseling asuhan pada bayi sehari-hari dan menjaga bayi tetap hangat.

2 minggu setelah persalinan

Sama seperti diatas

6 minggu setelah persalinan

Menanyakan pada ibu penyulit yang ia dan bayi alami.

Memberikan konseling KB.

- oOo -

e

Page 19: pathologi

19

A. TB Paru1. Frekuensi:

Diperkirakan 1,6 % wanita hamil menderita TBCparu. Menurut Prawirohardjo dan Soemarto (1954).

2. Diagnosis:

a. Dalam anamnesis ibu mengatakan pernah berobat/sedang berobat penyakit paru.

b. Keluhan dan gejala batuk: batuk menahun,hamaptoe (batuk darah), dan kurus kering.

c. Pemeriksaan fisis diagnostik pada paru-paru dijumpai adanya kelainan bunyi pernafasan.

d. Foto rontgen paru-paru.

e. Uji mantoux.

3. Penanganan:

a. Dalam kehamilan:

BAB IIPENYAKIT DAN KELAINAN TIDAK

LANGSUNG YANG MENYERTAIKEHAMILAN

Page 20: pathologi

20Asuhan KebidananPATHOLOGI

Obat-obatan : INH, PAS, Rifadin, danstreptomisin. (bekerja sama dengan ahli paru)

TBC paru-paru tidak merupakan indikasi untukabortus buatan dan terminasi kehamilan.

b. Dalam persalinan

Bila proses tenang, persalinan akan berjalanseperti biasa dan tidak perlu tindakan apa-apa.

Bila proses aktif, kala I dan II di usahakanseringan mungkin. Pada kala I, ibu hamil di beriobat-obatan penenang dan analgetika dosisrendah. Kala II diperpendek dengan ekstraksivakum/ forsep. (bekerja sama dengan ahlikandungan)

Bila ada indikasi obstetrik untuk seksio sesaria,hal ini dilakukan bekerjasama dengan ahlianastesi mana yang terbaik.

c. Dalam masa nifas

Usahakan jangan terjadi perdarahan yangbanyak; di beri uterotonika dan koagulansia.

Usahakan mencegah terjadinya infeksitambahan dengan memberikan antibiotik yangcukup.

Bila ada anemia sebaiknya diberikan transfusidarah, agar daya tahan ibu lebih kuat terhadapinfeksi sekunder.

d. Perawatan bayi

Biasanya bayi akan di tulari ibunya setelahkelahiran, TBC bawaan sangat jarang terjadi.

Bila dalam proses TBC aktif: secepatnya bayi

Page 21: pathologi

21

diberikan BCG, bayi segera di pisahkan dariibunya selama 6-8 minggu, bila uji mantouxsudah positif pada bayi, barulah bayi dapatditemukan lagi dengan ibunya.

Menyusukan bayi pada proses aktif, dilarangkarena kontak langsung dari mulut ibu padabayi.

Dapat diberikan anti TBC profilaksis pada bayiyaitu INH: 25 mg/ Kg BB/ hari. (bekerja samadengan dokter anak)

B. Asma Merupakan penyakit keturunan.

Dapat berkurang/ bertambah karena kehamilan.

Kehamilan, persalinan dan nifas akan berlangsungseperti biasa, tanpa gangguan, kecuali datang seranganasma yang berat (status asmatikus), dalam hal inidiberikan obat-obatan/oksigen. Kala II diperpendekdengan tindakan ekstraksi vakum/ forsep. (bekerjasama dengan dokter ahli kebidanan dan kandungan)

Apabila ada indikasi obstetrik untuk SC, bekerjasamadengan ahli anastesi untuk memilih narkosa yangpaling aman, biasanya anastesi lumbal/ kaudal.

Untuk menjarangkan kelahiran, pemakaiankontrasepsi/ tubektomi dianjurkan pada keadaandimana menjadi lebih berat pada setiap kehamilan &persalinan.

C. Jantung

Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapatmenyesuiakan kerjanya terhadap perubahan-perubahan

Page 22: pathologi

22Asuhan KebidananPATHOLOGI

secara fisiologis. Perubahan tersebut disebabkan oleh:

Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu danmencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap.

Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh kerenapembesaran rahim.

Dalam kehamilan:

Denyut jantung & nadi meningkat

Pukulan jantung meningkat

Volume darah meningkat

Tekanan darah menurun sedikit

Frekuensi jantung dalam kehamilan berkisar : 1-4 %.

1. Pengaruh Kehamilan Terhadap PenyakitJantung

Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah:

a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darahmencapai puncaknya (hipervolumia)

b. Pada kala II, dimana wanita mengerakan tenaga untukmengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat.

c. Pada pasca persalinan, dimana darah dari ruangintervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masukke sirkulasi darah ibu.

Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi.

2. Pengaruh Penyakit Jantung TerhadapKehamilan

a. Dapat terjadi abortus

b. Prematuritas

c. Dismaturitas

Page 23: pathologi

23

d. Lahir dengan apgar rendah/ lahir mati.

e. IUFD

3. Klasifikasi Penyakit Jantung dalamKehamilan:

a. Kelas I:

Tanpa pembatasan kegiatan fisik

Tanpa gejala pada kegiatan biasa.

b. Kelas II:

Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya.

Waktu istirahat tidak ada keluhan.

Kegiatan f isik biasa menimbulkan gejalainsufisiensi jantung.

Gejalanya adalah lelah, palpitasi, sesak nafas, dannyeri dada (angina pektoris).

c. Kelas III:

Kegiatan fisik sangat di batasi.

Waktu istirahat tidak ada keluhan.

Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhaninsufisiensi jantung.

d. Kelas IV:

Waktu istirahat dapat timbul keluhan insifusiensijantung, apalagi kerja fisik yang berat.

Penanganan Dalam persalinan

Penderita kelas I dan II dapat bersalin per vaginamdengan pengawasan dan bekerjasama dengan ahlipenyakit dalam.

Page 24: pathologi

24Asuhan KebidananPATHOLOGI

Membuat daftar his, nadi, pernafasan dan tekanandarah setiap 15 menit dalam kala I dan 10 menitdalam kala II. Bila ada tanda payah jantung(dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.

Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2-1,6 mg intravenasecara perlahan-lahan. Jika perlu suntikan dapatdi ulang 1-2 kali dalam 2 jam. (bekerja samadengan ahli kandungan dan penyakit dalam)

Dikamar bersalin harus tersedia tabung oksigen,morfin, dan suntikan diuretikum.

Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita, bilatidak timbul tanda-tanda payah jantung persalinandapat di tunggu, diawasi dan ditolong secaraspontan.Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir,kala II segera di perpendek dengan ekstraksi vakumatau forseps. Kalu dijumpai disporposi sefalopelvik,maka dilakukan SC dengan lokal anastesi/ lumbal/kaudal dibawah pengawasan beberapa ahlimultidisiplin.

Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikanobat analgesik seperti pethidin dan lain-lain.Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfinbila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam.(bekerja sama dengan ahli kandungan)

Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberianergometrin dengan hati-hati, biasanya sintrometrinIM aman.

Page 25: pathologi

25

D. Diabetus Mellitus (DM)

Penyakit gula merupakan kelainan herediter dengan ciriinsufisensi/absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasigula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Frekuensipenyakit ini 0,3-0,7 %.

1. Faktor Predisposisi

a. Umur sudah mulai tua

b. Multiparitas

c. Obesitas

d. Ada anggota keluarga sakit DM (herediter)

e. Anak lahir dengan berat besar (di atas 4 Kg)

f. Ada sejarah lahir mati dan anak besar.

g. Sering abortus.

h. Glukosuria.

2. Klasifikasi DM

Klasifikasi di buat menurut umur, waktu penyakittimbul, lamanya sakit, berat penyakit dan komplikasi:

a. Kelas A: diabetes laten (subklinis atau diabetes hamil).Uji toleransi gula tidak normal. Pengobatan tidakmemerlukan insulin, cukup dengan diit saja. Progno-sis ibu dan janin baik.

b. Kelas B: Diabetes dewasa diketahui setelah usia 19tahun, berlangsungnya kurang dari 10 tahun, tidakdisertai kelainan pembuluh darah.

c. Kelas C: timbul pada umur 10-19 tahun, menderitaselama 10-19 tahun, tanpa kelainan pembuluh darah.

Page 26: pathologi

26Asuhan KebidananPATHOLOGI

d. Kelas D: Di derita sejak umur 10 tahun, lama 20 tahun,di sertai kelainan pembuluh darah serta arterioskleriosispada retina, tungkai, dan renitis.

e. Kelas E: telah terjadi kalsifikasi pembuluh darah.

f. Kelas F: Diabetes dengan nefropasia termasuk adanyagromeluronefritis dan pielonefritis. Diabetes anakremaja (juvenilis) merupakan diabates yang di deritasejak anak-anak / remaja. Karena sedikit atau tidakada insulin endogen, cenderung timbul keto asidosis.

Pada prediabetik dijumpai kelainan anatomik ataumetabolik, namun tanpa gejala yang jelas. Prediabetikdapat menjadi diabetes bila timbul tekanan (stress) sepertiadanya kehamilan, infeksi, obesitas, emosi dll.

3. Pengaruh Kehamilan, Persalinan dan Nifaspada Diabetes

Pengaruhnya adalah:

a. Kehamilan dapat menyebabkan prediabetik menjadimanifes (diabetes)

b. Diabetes akan menjadi lebih berat oleh kehamilan.

c. Pada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerjarahim akan memerlukan glukosa banyak, maka akanterjadi hipoglikemi atau koma.

d. Dalam masa laktasi keperluan akan insulin akanbertambah.

4. Pengaruh Diabetes Terhadap Kehamilan

a. Abortus dan partus prematurus

Page 27: pathologi

27

b. Hidramnion

c. Pre eklampsi

d. Kesalahan letak janin

e. Insufisiensi placenta

5. Pengaruh Diabetes Terhadap Persalinan

a. Inercia uteri atau atonia uteri

b. Distocia karena janin (anak besar, bahu lebar)

c. Kelahiran mati

d. Persalinan lebih sering di tolong secara operatif

e. Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi

f. Morbiditas & mortalitas ibu tinggi.

6. Pengaruh Diabetes Terhadap Nifas

a. Perdarahan & infeksi puerperal lebih tinggi

b. Luka jalan lahir lambat pulih/ sembuh

7. Pengaruh Diabetes Terhadap Janin/Bayi

a. Sering tejadi abortus

b. Kematian janin dalam kandungan setelah 36 minggu

c. Dapat terjadi cacat bawaan

d. Dismaturitas

e. Janin besar (bayi kingkong/ makrosomia)

f. Kematian neonatal tinggi.

g. Kemudian hari dapat terjadi kelainan neurologik danpsikologik.

Page 28: pathologi

28Asuhan KebidananPATHOLOGI

F. Anemia

Di sebut anemia bila kadar Hb kurang dari 10 gr/ dl,disebut anemia sedang jika Hb 7-8 gr/dl, disebut anemiaberat, atau bila kurang dari 6 gr/ dl di sebut anemia gravis.Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal 12-15 gr/ dl danhematokrit 35-54 %. Sebaiknya pemeriksaaan dilakukansetiap 3 bulan atau 2 kali pada trimester I dan I kali padatrimester akhir.1. Penyebab Anemia

Anemia umumnya disebabkan oleh:

a. Kurang gizi

b. Kurang zat besi dalam diit

c. Malabsopsi

d. Kehilangan darah yang banyak pada persalinan yanglalu, haid dll.

e. Penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria dll.

Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah(hiperemia,/ hipervolumia) karena itu terjadi pengencerandarah karena sel darah tidak sebanding pertambahannyadengan plasma darah. Secara fisiologis pengenceran darahini membantu meringankan kerja jantung. Perbandinganpertambahan tersebut adalah:

a. Plasma darah bertambah 30%

b. Sel-sel darah bertambah 18%

c. Hemoglobin bertambah 19%

Frekuensi anemia dalam kehamilan:10-20 %.

2. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan,Persalinan dan Nifas

a. Keguguran

Page 29: pathologi

29

b. Partus prematurusc. Inersia uteri dan partus lama, ibu lemahd. Atonia uterie. Syokf. Afibrinogemia dan hipofribinogemia

g. Infeksi intrapartum dan nifas

h. Bila terjadi anemia gravis terjadi payah jantung.3. Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi:

a. Abortus

b. IUFD

c. Stillbirth (kematian janin waktu lahir)

d. Kematian perinatal tinggi

e. Prematuritas

f. Dapat terjadi cacat bawaan

g. Cadangan besi kurang

4. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

a. Anemia defisiensi besi (62,3%)

Pengobatan:

Peroral: sulfas ferosus / glukonas ferosus dengandosis 3-5 x 0,2 mg.

Parenteral : imferon, jectofer, ferrigen. Secara IM/IV.

b. Anemia megaloblastik (29%)

Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folikkarena malnutrisi dan infeksi kronik.

Pengobatan:

Page 30: pathologi

30Asuhan KebidananPATHOLOGI

Asam folik 15-30 mg/ hr

Vitamin B 12 3x 1 tablet/ hr

Sulfas ferosus 3x 1 tablet/ hr

Kasus berat dengan transfusi darah

c. Anemia hipoplasti (8%)

Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnosisdiperlukan pemeriksaan:

Darah fungsi lengkap

Pemeriksaan pungsi eternal

Pemeriksaan retikulosit

Penyebab Belum diketahui kecuali yang disebabkanoleh infeksi berat (sepsis), keracunan dan sinar radiasi.

Pengobatan dengan transfusi darah.

d. Anemia hemolitik (0,7%)

Disebabkan penghancuran/ pemecahan sel darahmerah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapatdisebabkan oleh:

Faktor intrakospukuler : pada anemia hemolitikherediter: talasemia, anemia sel s ickle,hemoglobinopati dan paraksismal hemoglobinuria.

Faktor ekstrakospukuler: disebabkan malaria, sep-sis, keracunan zat logam.

Gejala utama: kelainan gambaran darah, kelelahan,kelemahan, komplikasi organ vital.

Pengobatan sesuai penyebab atau dengan transfusidarah.

Page 31: pathologi

31

I. Toxoplasmosis

1. Penyebab:

Toxoplasma gondii. Habitat T. Gondii yang dapatberada pada anjing, kucing, tikus, burung, ayam, kerbau,sapi, babi, domba atau kambing. Penyakit ini dapatditularkan kepada manusia. Manusia dapat terkena infeksijika menelan ookista yang mencemari makanan ataudengan cara lain.

2. Gejala:

Nyeri pada kelenjar limphe yang membesar, dapatdisertai pneumonia, polimiositis dan miokarditis, sertalimphafingitis. Jalannya penyakit akut atau menahun.

3. Cara penularan

a. Daging mentah / kurang matang (kista)

b. Buah/ sayur mentah yang tidak dicuci bersih (ookista)

c. Kontak dengan benda yang tercemar (ookista)

d. Janin terinfeksi dari ibu (kista)

Hewan kucing merupakan tempat utama bagi kumanToxo berkembang biak, sementara di tubuh hewan laindan manusia hanya merupakan tempat perantara saja.Seekor kucing dapat menghasilkan 10 juta kuman Toxosetiap hari selama 2 minggu. Kuman ini dapat hidup lebihdari satu tahun di tanah atau tempat yang lembab, akantetapi mudah mati jika disiram dengan air mendidih.

4. Pengaruh terhadap kehamilan

a. Penyakit dapat menular kepada janin dengan akibat:

Page 32: pathologi

32Asuhan KebidananPATHOLOGI

abortus, partus prematurus, dan IUFD sertameninggikan kematian neonatal. Dapat terjadi cacatbawaan; hidrochepalus, mikrochepalus, anensefalus,meningo ensefalitis. Dan kelainan pada mata. Bahkandapat menyebabkan hidrops.

b. Pengobatan yang tepat belum di ketahui. Obat-obatanyang diberikan adalah kemasan sulfa.

J. Rubella (German Measles)

Di luar kehamilan rubella tidak berbahaya. Namun dalamkehamilan, penyakit ini meyebabkan kelainan bawaan janin.Wanita hamil dengan rubella mempunyai distribusi angkacacat bawaan pada janin bergantung pada tuanya kehamilan.

Triwulan I ke bawah: 30-50%

Triwulan II : 6,8 %

Triwulan III: 5,3%

1. Pengaruh Terhadap Janin

Alat tubuh janin yang cacat adalah:

a. Mata : katarak, galaukoma, dan mikroftalmia.

b. Jantung: duktus arteriosus persisten, stenosispulmonalis, dan septum terbuka.

c. Telinga tuli.

d. Susunan saraf pusat: meningoensefalit is dankebodohan.

e. Kelainan lainnya IUGR, trombositopenia, anemia,hepatosplenomegali, ikterus dan kelainan kromosom.

f. Bayi dengan rubella bawaan akan menjadi sumber

Page 33: pathologi

33

infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain selamabeberapa bulan.

2. Penanganan

a. Wanita yang baru menderita atau menderita rubelladalam kehamilan triwulan I dapat dipertimbangkanuntuk dilakukan abortus buatan.

b. Terapi: tidak ada obat-obat pencegah rubella, hanyadiberikan terapi simptomatis. Penanganan gama globu-lin dan vaksin rubella. (kolaborasi dengan ahlikandungan)

M. Cito Megalo Virus (CMV)

CMV merupakan virus yang kadangkala ditemukan padawanita hamil yang kemudian dapat menginfeksi janin yangdikandungnya.

Berikut sekilas data mengenai CMV:

1. Sekitar 1 : 150 bayi yang terinfeksi CMV lahir dengancacat kongenital.

2. Sekitar 1 : 750 bayi yang terinfeksi CMV lahir dengandisabilitas permanen, seperti:

a. Gangguan mental

b. Buta dan Tuli

c. Gangguan pertumbuhan, paru-paru, pendarahan, hati,dan limpa.

d. Down syndrome

e. Fetal alcohol syndrome

3. Sekitar 8000 anak/tahun lahir cacat karena terinfeksiCMV

Page 34: pathologi

34Asuhan KebidananPATHOLOGI

Sekali anda terinfeksi CMV, virus tersebut akan tetapberada dalam tubuh anda yang ditandai dengan IgG CMVpositip. Pada umumnya infeksi CMV tidak menimbulkangejala, bila menimbulkan gejala, gejalanya tidak spesifikseperti flu atau sakit tenggorokan.

1. Penularan

Penularan CMV adalah dari cairan tubuh (urin, airliur, ASI, darah, air mata, cairan semen, dan cairan va-gina). 33% wanita yang terinfeksi CMV saat kehamilanmentransmisikan virusnya ke janin.

2. Pengobatan

Saat ini, terapi obat tidak dianjurkan pada orang sehatmaupun wanita hamil yang terinfeksi CMV karena efeksampingnya yang berbahaya. Namun, Ganciclovir danValganciclovir diberikan pada pasien dengan gangguanmunitas karena antibodinya terganggu, seperti padapenderita kanker, HIV-AIDS, dsb. Ganciclovir pun hanyadigunakan pada bayi dengan cacat berat karena infeksiCMV. Jika anda sedang hamil dan menemukan antibodiCMV positip (IgG CMV), kemungkinan virus menginfeksijanin anda adalah kecil karena anda telah memilikiantibodi kecuali bila anda terinfeksi CMV dalam beberapabulan terakhir yang ditandai dengan CMV IgM positip.Semakin tinggi kadar antibodi yang terdeteksi baik IgMmaupun IgG menandakan semakin berat infeksi CMVnamun pada keadaan imunitas yang tidak adekuat,antibodi pun tidak akan meningkat tinggi kadarnya.

Page 35: pathologi

35

A. Hyperemesis Gravidarum

A dalah mual dan muntah yang berlebihan padawanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari

karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadidehidrasi.

1. Etiologi

Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian 2/1000 kehamilan. Faktor predisposisi yang dikemukakan:

a. Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa, dia-betes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadarHCG.

b. Faktor organik karena masuknya vili khoriales dalamsirkulasi maternal dan perubahan metabolik.

c. Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilanganpekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan danpersalinan, takut memikul tanggungjawab, dansebagainya.

d. Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

BAB IIIKOMPLIKASI AKIBAT LANGSUNG

KEHAMILAN

Page 36: pathologi

36Asuhan KebidananPATHOLOGI

C. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan

1. Partus Prematuritas dan Prematuritas

Menurut umur kehamilan dan umur janinpengakhiran kehamilan dapat berupa:

a. abortus: keguguran yaitu kehamilan dibawah 16minggu, hasil kehamilan masih embrio dan plasentasibelum selesai.

b. partus imaturus: yaitu kehamilan 16-28 minggu, beratbadan janin kurang dari 1000 gram, dan tidak dapathidup diluar kandungan.

c. partus prematurus: yaitu kehamilan 28-37 minggu,berat badan lahir 1000-2500 gram.

d. partus aterm (maturus): kehamilan 38-40 minggu, beratbadan janin lebih dari 2500 gram.

e. partus serotinus (post maturitas): kehamilan diatas 42minggu.

a. Frekuensi:

5-10%, 50 % menyebabkan kematian janin.

b. Etiologi:

Toxemia gravidarum

Multiparitas

Perdarahan antepartum

Kelainan serviks

Komplikasi dari penyakit: sifilis, dekompensasi kordis,ginjal, mioma uteri.

Kelainan kongenital

Page 37: pathologi

37

Ketuban pecah dini

Rh faktor

Hidramnion, gemelli

c. Faktor yang mempengaruhi prematuritas:

Umur ibu, suku bangsa, sosial ekonomi

Bakteriuria (infeksi saluran kencing)

BB ibu sebelum hamil dan waktu hamil

Anemia, penyakit jantung

Jarak antara persalinan yang terlalu rapat

Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil berat

Keadaan dimana bayi terpaksa dilahirkan prematurmisalnya plasenta previa, toxemia gravidarum, solu-tio plasenta, kehamilan ganda.

d. Profilaksis

Jangan kawin terlalu muda atau terlalu tua

Perbaiki keadaan sosial ekonomi

Cegah infeksi saluran kencing

Berikan makanan cukup lemak dan protein

Cuti hamil

Prenatal care yang baik dan teratur

Pakailah kontrasepsi untuk menjarangkan anak

Perbaiki kesalahan lokal seperti laserasi serviks

Page 38: pathologi

38Asuhan KebidananPATHOLOGI

Persalinan preterm

Faktor predisposisi: 1. Sosial ekonomi

Ekonomi rendah Gizi kurang Anemia Perokok/

kecanduan obat Kerja keras

2. Penyakit ibu hipertensi DM Jantung/ paru

3. Anatomi genital: serviks inkomp kelainan rahim

4. Faktor kebidanan grande multi pre eklampsi perdarahan hidramnion hamil ganda infeksi hamil KPSW

5. Faktor umum: <20 tahun >35 tahun

Pengawasan hamil: Intensif

terjadwal Gizi ibu hamil Pengobatan

penyakit Konsultasi

dokter Pemeriksaan

laboraturium

Tindakan aktif bidan Pertimbangkan penyulit preterm

Non traumatis Pertolongan legeartis Perawatan bayi preterm Mudah infeksi

Melakukan rujukan ke RS

Tindakan konservatif: Istirahat, isolasi di

polindes Perbaikan sosial

ekonomi Konsultasi dokter Pengobatan penyakit ANC sampai aterm

Page 39: pathologi

39

Bagan 3. Penatalaksanaan Kehamilan Lewat Waktu

Penyebab hamil lewat waktu

Tidak diketahui Psikologis Hormonal Kelainan

anatomis alat kandungan

Persiapan: KIE Obat penenang Pemeriksaan lab Rujuk ke RS

Hamil lewat waktu dengan resiko tinggi

Kasus infertilitas Primipara tua Kelainan letak Asfiksia janin Riwayat

kebidanan buruk Bishop rendah

SEKSIO SESAREA Perawatan Post

partum

Letak kepala

Penyulit induksi persalinan Induksi gagal Rupture uteri imminen Asfiksia janin Kelainan posisi kepala Panggul sempit Ketuban minimal/ keruh Kelaianan pembukaan

serviks Ketidak seimbangan

kepala/ jalan lahir

Persalinan pervagina

Dipercepat dengan vakum/ forsep

Persalinan vaginal gagal

Perawatan PP

KEHAMILAN LEWAT WAKTU

Induksi persalinan Induksi oksitosin Memecahkan

ketuban Pecah ketuban

diikuti induksi oksitosin

Page 40: pathologi

40Asuhan KebidananPATHOLOGI

Bagan 4. Penatalaksanaan kehamilan kembar

Komplikasi kehamilan: Hidramnion Prematuritas Kelainan letak Plasenta previa Solusio plasenta Monster fetus

Pertolongan setempat Sikap bidan merujuk

Persalinan pervaginam Anak pertama pervaginam Anak kedua: spontan,

ekstraksi forsep/ vakum

Primer SC: Anak pertama lintang Distress janin Plasenta previa Prolapsus fenikulli Prolong labour

Komplikasi post partum: Pengobatan: Atonia uteri infuse & transfusi Retensio palsenta pemberian uterotonika Plasenta rest antibiotika Perdarahan PP Mudah infeksi

Kehamilan kembar

Anamnase: Keluhan subjektif:

Sesak nafas Sering kencing Gerak banyak Edema, varises Mual muntah Tensi tinggi

Pemeriksaan: Tiga bagian besar Dua ballottement DJJ terdengar di 2 tempat

berbeda 10 denyut USG

Page 41: pathologi

41

3. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Bagan 5. Penatalaksanaan KPSW

KPSW

MASUK RS: Antibiotika Batasi pemeriksaan dalam Pemeriksaan air ketuban,

kultur dan bakteri Observasi tanda infeksi &

distress janin Bidan merujuk ke

puskesmas/ RS

Hamil premature observasi:

suhu, distress janin

kortikosteroid

Kehamilan aterm

Kelainan obstetric Distress janin Letak sungsang Letak lintang CPD Bed obstetric hyst Grandemultipara Elderly

primigravida Infertilitas Persalinan

obstetric

Letak kepala

Indikasi induksi Infeksi waktu

Gagal: Reaksi uterus

ta ada Kelainan

letkep Fase laten &

aktif memanjang

Distress janin Rupture uteri

imminen

Berhasil Persalinan pervaginam

Seksio sesarea

Page 42: pathologi

42Asuhan KebidananPATHOLOGI

Kejadian: 1/ 80.000-800.000

persalinan Mendadak, tanpa

dugaan, tidak ada pengobatan

Mortalitas tinggi

Faktor predisposisi: Multiparitas Oksitosin drip Persalinan operatif IUFD atau Missed

abortion

Gejala klinik: Trias gejala:

Ketuban pecah Sesak nafas dalam Syok disertai

perdarahan

Pengobatan:Tujuan untuk Mengatasi

kardiopulmonum kolap Ganguan pembekuan

darah

Hasil: Tidak memuaskan Anka kematian tinggi

Emboli air ketuban

4. Emboli air ketuban

Bagan 6. Penatalaksanaan Emboli Air Ketuban

F. Abortus

Page 43: pathologi

43

Bagan 7. Penatalaksanaan Abortus

Keguguran mengancam

Perdarahan sedikit

Nyeri perut Tak ada

pembukaan serviks

Keguguran membakat

Perdarahan banyak

Nyeri perut Ada

pembukaan serviks

Keguguran tak lengkap:

Perdarahan Nyeri perut Ada pembukaan

serviks Darah cair

berbau dan kotor

GAMBARAN KLINIS KEGUGURAN

Konservatif: Istirahat Obat: vit B

kompleks & sedative

Pemulangan:bebas perdarahan, rasa nyeri hilang, PP tes +

Periksa ulang 1 minggu lagi.

Tindakan definitive: Persiapan infuse Transfuse darah Antibiotika Persiapan

kuretage:narkosa Observasi: kesadaran,

perdarahan, infeksi, perforasi uterus, degenerasi genas

kontrol ulang 1 minggu lagi

Page 44: pathologi

44Asuhan KebidananPATHOLOGI

Kehamilan abdomen Janin dibawah kulit

Kehamilan ektopik Gejala klinis nyata

Tidak jelas gejala klinisnya

Sikap bidan: Persiapan

mengirim ke RS Pasang infus Siapkan donor diantar

Kehamilan ektopik

Anamnase: Trias hamil ektopik:

Amenorea Nyeri perdarahan

Gejala klinis akut: Anemia-syok Nyeri abdomen Perdarahan Tanda cairan

bebas dalam abdomen

Nyeri goyang serviks

Douglas menonjol

Teraba tumor sekitar rahim

G. KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)

Bagan 8. Penatalaksanaan KET

Page 45: pathologi

45

H. HipertensiPreeklampsi-eklampsi

Pemeriksaan: Fisik ibu:

TD BB-Edema proteinuria

Janin: gerakan janin jantung janin air ketuban

Konsultasi dokter: lab rujukan

Dasar diagnosis klinis: Kenaikan BB Kenaikan TD Proteinuria Oligouria Kejang/ koma Nyeri kepala/

epigastrium Penglihatan kabur Edema paru-

sianosis Ganguan kesadaran

Konservatif: Kamar isolasi Observasi: keseimbangan cairan,

infus 2000 cc/24 jam Pengobatan:stroganoff, penthotal,

Diazepam, Litik koktil, Magnesium sulfat

Evaluasi pengobatan: diuresis, kesadaran membaik, kejang berkurang, nadi dan tekanan darah turun, keluhan berkurang.

Terapi aktif: Indikasi vital Gagal pengobatan

2x24 jam Medis teknis:

induksi persalinan, pecahkan ketuban, kala II forsep.

SC: Gagal

induksi Indikasi

obstetrik

Pengobatan konservatif berhasil: Pengawasan hamil intensif Kehamilan mencapai aterm Persalinan pervaginam

Preeklampsi-eklampsi

Bagan 9. Penatalaksanaan Preeklampsi

Page 46: pathologi

46Asuhan KebidananPATHOLOGI

1. Definisi:

Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.

2. Klasifikasi:

Perdarahan antepartum dapat berasal dari:

a. Kelainan plasenta: plasenta previa, solutio plasenta.

b. Bukan dari kelainan placenta: kelainan serviks dan va-gina (erosi, polip, varises yang pecah) dan trauma.

3. Frekuensi: 3-14,3 % dari persalinan

A. Plasenta Previa

1. Definisi:

Keadaan dimana plasenta berimplantasi di tempatabnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupisebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteriinternal).

BAB IVPERDARAHAN DALAMKEHAMILAN LANJUT

(PERDARAHAN ANTEPARTUM)

Page 47: pathologi

47

Plasenta previa: Perdarahan tanpa sakit dan tanpa sebab Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu

dan janin Pemeriksaan khusus : belum masuk PAP,

kelaianan letak, teraba plasenta.

Totalis Partialis

Aterm

Premature konservatif rawat inap

Perdarahan, gawat janin

Aterm Premature

konservatif rawat inap

Perdarahan

Pecahnya ketuban

His hamil Perdarahan uterus Gawat janin Prolapsus tali pusat febris

Induksi persalinan: oksitosin drip

Persalinan pervaginam

Indikasi kebidanan

SC: Langsung SC:

Perdarahan banyak Gawat janin Pada primigravida Terdapat kelainan

letak

Bagan 10. Penatalaksanaan Plasenta Previa

Page 48: pathologi

48Asuhan KebidananPATHOLOGI

B. Solusio Plasenta

1. Definisi

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya nor-mal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

2. Klasifikasi

Menurut derajat lepasnya plasenta:

a. Solusio plasenta parsialis: bila hanya sebagian sajaplasenta terlepas dari perlekatannya.

b. Solusio plasenta totalis: bila seluruh plasenta sudahterlepas dari perlekatannya.

c. Prolapsus plasenta: plasenta turun ke bawah dan dapatteraba pada pemeriksaan dalam.

3. Etiologi

Faktor yang mempengaruhi:

a. Faktor vaskuler (80-90%) yaitu toxemia gravidarum,gromeluronefritis kronika, dan hipertensi esensial.

b. Faktor trauma:

- Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus padahidramnion dan gemelli.

- Tarikan pada tali pusat yang pendek akibatpergerakan janin yang banyak/ bebas, versi luaratau pertolongan persalinan.

c. Faktor paritas: sering terjadi pada multipara

d. Pengaruh lain: anemia, malnutrisi, tekanan uterus padavena cava inferior.

Page 49: pathologi

49

Predisposisi: Hipertensi Pre-eklampsi/ eklampsi Hamil usia tua Tekanan vena kava tinggi Tali pusat pendek/ lilitan

tali pusat Trauma

Keluhan klinik Perut sakit/ tegang Perdarahan Janin asfiksia Ganguan pembekuan

darah Gejala kardiovaskuler dari

normal sampai syok Ganguan ginjal

Diagnosis solusio plasenta: Tergantung luas lepasnya plasenta Anamnase: perdarahan disertai nyeri, gerakan

janin berkurang/ tidak terasa Pemeriksaan: fisik umum, palpasi, auskultasi

Solusio plasenta ringan sedang: Anak hidup Infuse tranfusi Perawatan RS

Solusio plasenta berat: Perbaiki KU Infus-transfusi Pemberian fibrinogen

Pecahnya ketuban

Induksi oksitosin SC/ diikuti dengan histrektomi

Solusio plasenta

Bagan 11. Penatalaksanaan Solutio Plasenta

- Ada toxemia berat, perdarahan banyak,pembukaan kecil

- Panggul sempit atau letak lintang.

Histrektomi dilakukan pada afibrinogemia.

Page 50: pathologi

50Asuhan KebidananPATHOLOGI

Tabel 5. Diagnosis Banding Antara Plasenta Previadan Solusio Plasenta

SOLUSIO PLASENTA PLASENTA PREVIA

KEJADIAN Hamil tua inpartu

Hamil tua

ANAMNASE Mendadak Terdapat trauma Perdarahan dengan nyeri

Perlahan, tanpa disadari Tanpa trauma Perdarahan tanpa nyeri

KEADAAN UMUM

Tidak sesuai dengan perdarahan Anemis, tekanan darah, nadi dan pernafasan tidak sesuai dengan perdarahan Dapat disertai pre-eklampsi/ eklampsi

Sesuai dengan perdarahan yang nampak

PALPASI ABDOMEN

Tegang, nyeri Bagian janin sulit diraba

Lembek tanpa rasa nyeri Bagian janin mudah diraba

DJJ Asfixia sampai mati tergantung lepasnya plasenta

Asfixia Meninggal bila Hbs kurang 5gr%

PEMERIKSAAN DALAM

Ketuban tegang menonjol

Jeringan plasenta

- oOo -

Page 51: pathologi

51

A. Distosia Karena Kelainan His (Power)

Distosia karena kelainan his adalah: his yang tidaknormal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga

menghambat kelancaran persalinan.

1. Etiologi:

a. Kelainan his pada primigravid tua, inersia uteri padamulti dan grandemulti.

b. Faktor herediter, emosi, ketakutan memegang perananpenting.

c. Salah pemberian obat seperti oksitosin dan obatpenenang.

d. Kehamilan postmatur

His normal mempunyai sifat:

a. Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu fundusrahim

b. Fundal dominan menjalar ke seluruh otot rahim

BAB VKELAINAN PADA

PERSALINAN

Page 52: pathologi

52Asuhan KebidananPATHOLOGI

Letak sungsang:

Bagan 12. Penatalaksanaan Letak Sungsang(Manuaba, 2001)

Letak sungsang: Palpasi/ auskultasi USG

Sikap bidan: Melakukan rujukan Terpaksa menolong sendiri

Versi luar berhasil: Minggu 38 Inpartu pembukaan kurang 4

cm Ketuban +

Versi luar tidak berhsil: Brach berhasil Ekstraksi bokong parsial:teknik

klasik, teknik Mueller, teknik loevset

Kepala:mauriceau, forsep Ektraksi bokong total: ekstraksi

bokong, ekstraksi kaki, profilaksis pinard

Spontan bracht SC: Dengan indiaksi kebidanan Dengan resiko tinggi primigravida

Komplikasi persalinan: Trias komplikasi

ibu: perdarahan, trauma jalan lahir, infeksi

Trias komplikasi bayi: asfiksia, trauma persalinan, infeksi

Kematian perinatal tinggi

Bayi sehat optimal Ibu sehat maksimal

Indikasi

Page 53: pathologi

53

BAB VIINFEKSI DAN PENYULIT PADA

MASA POST PARTUM

Tabel 7. Diagnosis Febris Pascapersalinan

Gejala dan tanda yang selalu didapat

Gejala lain yang mungkin didapat

Diagnosis

Nyeri perut bagian bawah Lokhea yang purelen dan berbau Uterus tegang dan subinvolusi

Perdarahan pervaginam Syok Peningkatan sel darah putih

Endometritis

Nyeri perut bagian bawah Bising usus tidak ada

Perut yang tegang Muntah

Peritonitis

Nyeri payudara dan tegang Payudara yang mengeras dan membesar Biasanya terjadi pada hari ke 3-5 pasca salin

Bendungan payudara

Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas. Suhu 38 o C atau lebih yang terjadi

antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur sedikitnya 4 kalisehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. Kenaikan suhutubuh yang terjadi didalam masa nifas, dianggap sebagai infeksinifas jika tidak diketemukan sebab-sebab ekstragenital.

Tabel berikut merupakan penilaian klinik febris pascapersalinan.

Page 54: pathologi

54Asuhan KebidananPATHOLOGI

Nyeri payudara dan tegang/ bengkak

Ada inflasi yang didahului bendungan Kemerahan yang batasnya jelas pada payudara Biasanya terjadi pada 3-4 minggu pasca salin

Mastitis

Payudara yang tegang dan padat kemerahan

Pembengkakan dengan fluktuasi Mengalir nanah

Abses payudara

Demam yang tinggi walau mendapat antibiotika menggigil

Ketegangan pada otot kaki Komplikasi pada paru, ginjal, persendian, mata, dan jaringan sub kutan

Thromboflebitis

Gejala dan tanda yang selalu didapat

Gejala lain yang mungkin didapat

Diagnosis

Nyeri perut bagian bawah Perdarahan pervaginam Endometritis

Perdarahan atonia uteri

Sikap bidan: Pasang cairan infus Uterotonika Masase uterus Kompresi aorta abdominalis Kompresi bimanual uterus

Merujuk ke RS Diantar

Upaya preventif: Meningkatkan KU ibu hamil Merujuk penderita:

hidramnion, hamil ganda, janin besar

Bagan 11. Penatalaksanaan Atonia Uteri

A. Atonia Uteri

Page 55: pathologi

55

B. Retensio Plasenta

Retensio palsenta: Belum lahir setelah ½ jam bayi lahir

Sikap bidan: Evaluasi sebabnya Rujuk ke RS Plasenta manual

Indikasi palsenta manual Perdarahan 400 cc Riwayat retensio palsenta

berulang Sejarah habitualis berulang

Retensio plasenta tanpa perdarahan Rujuk Diantar Pasang infus Siapkan donor

Komplikasi: Atonia uteri Perforasi Perdarahan terus Tampona gagal

Segera rujuk ke RS

Tindakan di RS: Perbaikan KU: infus dan

antibiotik Plasenta manual Histrektomi

Bagan 12. Penatalaksanaan Retensio Plasenta

Plasenta

Page 56: pathologi

56Asuhan KebidananPATHOLOGI

Bennet, VR. 1993. Mayles textbook for midwives. London UK.Churchill livingstone.

Betty R.S. 2000. Mayes Midwifery: A textbook midwifery Twelftedition. London England. Bailere Tindall.

Chalmers L. 1989. Effective Care In Pregnancy and Child-birth Vol 1. Oxford.

Flint C. 1986. Sensitive Midwifery. Buterw.

Hanifa. 1999. Ilmu kebidanan. Jakarta. YBPSP

Hanifa. 1997. Ilmu Kandungan. Jakarta. YBPSP

Irene W & Hamilton M. 1995. Midwivery & Changing child-birth. Book for midwifery press.

Kinzie B & Gomez P. 1999. Basic Maternal & New Born.JHPIEGO.

Linda V Walsh. 2001. Midwifery Communiti Based Care Dur-ing The Chibearing a Year. USA. WB Sanders Com-pany.

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan danKeluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta.EGC

Manuaba. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin ObstetriGinekologi dan KB. Jakarta. EGC.

DAFTAR PUSTAKA

Page 57: pathologi

57

Murray enkin et all. 2000. A guade to effective care in preg-nancy and childbirth. Oxford University Press.

Mustika, Sofyan dkk. 2004. 50 Tahun IBI Bidan MenyongsongMasa Depan. Jakarta. PP IBI

Mochtar R. 1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC

Moore.H.2001, Essensial Obsteri and Genicologi. Edisi 2.Jakarta. Hipokrates

Saifudin A.B. 2002. Buku Acuan Nasional PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifudin A.B. 2001. Buku Panduan Praktis PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.. YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata S. 1981. Obstetri Pathologi.. Bagian Obstetridan Ginekologi Bandung. Fakultas Kedokteran Uni-versitas Padjajaran.

Sutianingsih.H.2005. Persalinan Sungsang Teknik Muller.Bandung. Program D-IV Kebidanan. FakultasKedokteran. UNPAD

Varney H. 1997. Varneys Midwifery. USA. Jones & Butlet Pub-lisher. Sudbury, Massachussets.

- oOo -