pasar tradisional vs modern

28
Pasar Tradisional Vs Modern - Presentation Transcript 1. PENINGKATAN DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI TENGAH PERSAINGAN EKONOMI PASAR MODERN DI INDONESIA DISUSUN OLEH : ABIDA MUTTAQIENA WAHYU PRIHATININGSIH M. KHAMIM SETIAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2008 2. PENDAHULUAN BAB 1 3. LATAR BELAKANG PASAR MODERN MENJAMUR STANDAR KUALITAS TINGGI, NYAMAN, AMAN, MUDAH, DAN MURAH PASAR TRADISIONAL KALAH BERSAING PEDAGANG KECIL, PETANI, DAN PEMASOK MIKRO KEHILANGAN MEDIA USAHA MODEL PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI WADAH USAHA EKONOMI MIKRO 4. DATA APPSI PEMDA MENGIJINKAN PEMBANGUNAN BANYAK PASAR

Upload: realseptiadymadrid3532

Post on 22-Jun-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pasar

TRANSCRIPT

Page 1: Pasar Tradisional vs Modern

Pasar Tradisional Vs Modern - Presentation Transcript

1. PENINGKATAN DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI TENGAH PERSAINGAN EKONOMI PASAR MODERN DI INDONESIA DISUSUN OLEH : ABIDA MUTTAQIENA WAHYU PRIHATININGSIH M. KHAMIM SETIAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2008

2. PENDAHULUAN BAB 1 3. LATAR BELAKANG PASAR MODERN

MENJAMUR STANDAR KUALITAS TINGGI, NYAMAN, AMAN, MUDAH, DAN MURAH PASAR TRADISIONAL KALAH BERSAING PEDAGANG KECIL, PETANI, DAN PEMASOK MIKRO KEHILANGAN MEDIA USAHA MODEL PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI WADAH USAHA EKONOMI MIKRO

4. DATA APPSI PEMDA MENGIJINKAN PEMBANGUNAN BANYAK PASAR MODERN DI DEKAT PASAR-PASAR TRADISIONAL DI JAKARTA : 8 pasar tutup , sedangkan tingkat hunian pasar- pasar lain hanya 40-60% dan ditinggalkan pembeli. Sedangkan jumlah pasar modern terus bertambah, hingga kini mencapai rasio pasar

Page 2: Pasar Tradisional vs Modern

tradisional : pasar modern = 1:3. Data AC Nielsen (2006) : pertumbuhan pasar modern 31,4 % per tahun Sedangkan pasar tradisional menyusut 8,1 % per tahun

5. RUMUSAN MASALAH o Mendeskripsikan dampak pasar

modern terhadap kondisi pasar tradisional dan perekonomian Indonesia

o Menjelaskan model pengembangan pasar tradisional ditengah merebaknya pasar modern di Indonesia.

6. TUJUAN PENULISAN o Memberikan gambaran tentang

pengaruh pasar modern terhadap pasar tradisional dan kondisi perekonomian Indonesia.

o Memberikan solusi model pengembangan pasar tradisional ditengah merebaknya pasar modern di Indonesia .

7. MANFAAT PENULISAN MANFAAT PRAKTIS

o Hasil karya tulis ini diharapkan dapat membuka dan menambah wawasan serta memperbanyak informasi mengenai fenomena pertumbuhan pasar modern serta pengaruhnya terhadap pasar tradisional dan perekonomian Indonesia.

MANFAAT TEORITIS

Page 3: Pasar Tradisional vs Modern

o Bagi kalangan akademisi, karya tulis ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan wacana konseptual bagi pengembangan kajian teori dan kebijakan ekonomi

8. BAB 2 TELAAH PUSTAKA 9. PASAR

T empat bertemunya penjual dan pembeli , ada transaksi penjual dan pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

P asar dengan manajemen modern, menyediakan barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen , penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang ( barcode ), dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

10. INDONESIA PASAR TRADISIONAL Dikelola Pemda Retribusi > Infrastruktur

Page 4: Pasar Tradisional vs Modern

Tidak aman, kotor, kurang sirkulasi udara, lahan parkir sempit Kedekatan psikologis PASAR MODERN Memberikan berbagai nilai plus bagi konsumen Didirikan di tempat strategis Posisi tawar > pemasok

THAILAND

PASAR TRADISIONAL Dikelola swasta Retribusi = Infrastruktur Aman, Bersih, Sehat, Dikelola secara profesional Perlindungan konsumen Kedekatan psikologis PASAR MODERN Memberikan berbagai nilai plus bagi konsumen Ada regulasi tentang zona, jam buka,harga,& jenis ritel Pasokan diatur oleh BUMN

11. KEBIJAKAN PEMERINTAH SAAT INI Belum mengakomodasi

kepentingan pasar tradisional. Melegitimasi pertumbuhan

pasar modern. Perusahaan ritel boleh dimiliki

asing.

Page 5: Pasar Tradisional vs Modern

( KPPU & APPSI ) 12. BAB 3 METODE PENULISAN 13. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN

o Karya tulis ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan, dengan langkah-langkah penulisan sebagai berikut :

o Menemukan dan merumuskan masalah

o Mencari & menyeleksi sumber-sumber pustaka yang relevan

o Menganalisis sumber pustaka dan studi komparasi untuk menjawab permasalahan

o Merumuskan alternatif permasalahan o Menarik simpulan dan merumuskan

saran o Menyusun karya tulis

14. BAB 4 PEMBAHASAN 15. DAMPAK PERKEMBANGAN PASAR

MODERN Pasar Modern Memberikan Kenyamanan dan Prestise Bagi Konsumen Keunggulan Kompetitif Pasar Modern Merebut Pelanggan Pasar Tradisional Pasar Modern Mengeksploitasi Pemasok Pasar Modern Meningkatkan PDB Tetapi Menyebabkan Ketimpangan Distribusi Pendapatan Investasi Asing dalam Pasar Modern Dapat Mengurangi Devisa

16. PEMERINTAH SUPPLIER PENGELOLA PASAR TRADISIONAL KONSUMEN

Page 6: Pasar Tradisional vs Modern

MODEL PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL

17. BAB 5 PENUTUP 18. SIMPULAN Untuk mempertahankan

eksistensi dan meningkatkan potensi pasar tradisional sebagai penggerak ekonomi rakyat kecil, diperlukan sebuah model pengembangan pasar tradisional, dimana pemerintah berperan sebagai pengatur alokasi peran para stakeholders dan penyusun regulasi. Regulasi mengenai pasar tradisional dan pasar modern harus mengatur tentang pembagian zona usaha, jam buka, harga barang, dan jenis retailer. Strategi yang dapat digunakan untuk mengatur harga barang yaitu dengan melakukan pembedaan produk dan harga, serta melalui peraturan perpajakan dan pengelolaan retribusi yang efisien. Disamping itu juga diperlukan sumber daya manusia pengelola pasar tradisional yang bermanajemen modern namun tetap mempertahankan cita rasa khas pasar tradisional.

19. SARAN o BAGI PEMERINTAH : o Adanya regulasi akan memberikan

angin segar bagi pasar tradisional yang kini kian terpuruk.

o 2. BAGI MASYARAKAT : o Memberikan gambaran yang lebih

kritis mengenai modernisasi tanpa meninggalkan budaya dan

Page 7: Pasar Tradisional vs Modern

karakteristik Indonesia serta tetap memihak rakyat kecil.

o 3. BAGI PENELITI : o Memberikan wacana untuk

mendalami masalah publik dan permasalahan di sekitar kita.

20. SEKIAN TERIMA KASIH &

Bengkulu (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Dalam Negeri akan mengalokasikan dana tugas perbantuan (TP) sebesar Rp100 juta pada beberapa pasar tradisonal di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Saat ini tim dari kabupaten tengah menyeleksi berkas-berkas diajukan 142 desa di Bengkulu Selatan. "Bagi yang memenuhi syarat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp100 juta", kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Bengkulu Selatan Ir Junior Hafiz.

Dana bantuan itu, katanya, untuk pembangunan los, jalan dan komponen pasar desa. Hingga saat ini baru empat desa disurvei yaitu pasar desa Lubuk Tapi Kecamatan Ulu Manna, Tanjung Eran Kecamatan Pino, Tanjung Alam Kedurang dan Babatan Ulu Kecamatan Seginim.

Kepala Bidang Ekonomi Pemberdayaan masyarakat desa Dra Musiana mengatakan, pihaknya akan menyeleksi secara ketat bagi desa-desa tersebut karena peminatnya cukup banyak.

Page 8: Pasar Tradisional vs Modern

Pembangunan pasar tradisonal di Bengkulu Selatan cukup potensial, terutama pada desa memilik arela kebun kelapa sawit dalam jumlah luas, sehingga perputaran uangnya cukup tinggi setiap minggunya. (ANT)

Asosiasi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual Indonesia (AKHKI) telah memberikan pendampingan kepada kalangan usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM) industri kreatif di Indonesia. Hal yang sama juga dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Chairul Djamhari menyatakan, pihaknya telah memberikan pendampingan dan bantuan sertifikasi HKI kepada kalangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) industri kreatif.

Revitalisasi pasar tradisional dan peningkatan peran Koppas Written by Artikel    Tuesday, 26 April 2011 09:13

Keberadaan pasar tradisional sebagai pusat jual beli berbagai komoditas, mendapat perhatian seriusdari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dikembangkan secara makasimal di seluruh permukiman di wilayah Indonesia.

Wilayah yang dimaksud oleh Presiden SBY terutama

Page 9: Pasar Tradisional vs Modern

di kantong-kantong permukiman nelayan ataupun daerah miskin di pinggiran kota-kota besar. Biaya pengembangan dan revitalisasi pasar tradisional bisa bersumber dari APBN Perubahan (APBN-P) ataupun dana reguler instansi terkait dengan sektor riil.

Sebagai salah satu instansi terkait yang paling dekat dengan para pelaku sektor riil, khusunya pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), Kementerian Koperasi dan UKM berkepentingan langsung dengan program pembangunan dan revitalisasi pasar tradisional.

Hingga 2010, Kemenkop dan UKM telah membangun sedikitnya 210 pasar tradisional di seluruh Indonesia, tepatnya di 32 provinsi di 160 kabupaten/kota. Adapun, sumber pembangunannya diambil dari dana stimulus pembangunan pasar, dana bergulir, bantuan sosial, dana reguler, dan APBN-P.

Seluruh pengelolaan pasar tersebut dilaksanakan oleh Koperasi Pasar (Koppas), sehingga memiliki makna strategis bagi pengembangan gerakan koperasi serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Lokasi pembangunan pasar tradisional memang mengarah ke kawasan kota kecil seperti Bener Meriah (Nangroe Aceh Darussalam), Padang Lawas (Sumatra Utara), Kuantan Singinggi (Riau), Anambas (Kepulauan Riau), Kepahiang (Bengkulu), Nunukan (Kalimantan Timur), Kubu Raya, Sekadau (Kalimantan Barat), Keerom (Papua), dan Boven

Page 10: Pasar Tradisional vs Modern

Digoel (Papua Barat).

Berdasarkan urgensi tersebut, Kemenkop dan UKM pada tahun ini merencanakan pembangunan pasar tradisional hingga 400 unit. Sumber dananya telah diajukan ke APBN-P maupun terobosan yang dilakukan oleh instansi pemberdaya sektor riil tersebut.

Menurut Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kemenkop dan UKM, Neddy Rafinaldy Halim, kehadiran pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia sangat penting artinya bagi perekonomian lokal.

"Oleh karena itu, kami akan berjuang melakukan terobosan untuk mendapatkan biaya pembangunan dan revitaliasi pasar-pasar tradisional. Baik melalui inisiatif sendiri maupun dari APBN-P," ujarnya.

Pada tahun ini hanya ada pembangunan enam titik pasar tradisional, masing-masing dua unit di kawasan daerah tertinggal atau terpencil, dan empat unit di daerah yang terkena bencana alam yakni Sleman (Yogyakarta), Magelang (Jawa Tengah), Wasior (Papua), dan Mentawai (Sumbar).

Adapun, dua daerah terpencil yang akan mendapat prioritas pembangunan yang bersumber dari dana reguler instansi tersebut adalah di Praya, Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat), dan Kayong Utara

Page 11: Pasar Tradisional vs Modern

(Kalimantan Barat).

400 Unit pasar

Menurut Neddy, dari APBN-P diharapkan bisa dibangun sekitar 200 unit, sementara dari pembiayaan atas inisiatif atau terobosan dengan jumlah yang samayakni 200 unit Adapun, biaya maksimal untuk pembangunan maupun revitalisasi pasar sebesar Rpi miliar.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengarahkan agar prioritas pembangunan dilaksanakan di daerah-daerah yang sangat membutuhkannya. Misalnya di daerah nelayan maupun daerah miskin pinggiran kota."

Meski jumlah pembangunan diperkirakan mencapai 400 unit, lanjut Neddy, tetapi minimalnya tidak akan kurang dari 200 unit.

"Sebab, kebutuhan masyarakat atas pasar tradisional sangat besar. Pasar dimaksudkan bisa mempermudah transaksi UMKM antardaerah, dan tidak perlu lagi sarana transportasi dengan biaya besar."

Pengelolaan pasar dipercayakan kepada koperasi setempat, sehinggabisa memaksimalkan peranannya untuk mengembangkan potensi UMKM, khususnya usaha mikro dan kecil yang berstatus pedagang.

Page 12: Pasar Tradisional vs Modern

Pasar tradisional dalam program Kemenkop dan UKM, memiliki bangunan sederhana tetapi permanen. Selain membangun fasilitas kios-kios, juga dilengkapi dengan los agar bisa menampung pelaku usaha dalamjumlah maksimal.

Koperasi pengelola diwajibkan menata pedagang sesuai dengan zona agar mencerminkan pasar yang layak. Selain itu kebersihan juga jadi prioritas sebagai salah satu standar operasional yang diterapkan Kemenkop dan UKM.

Menurut Neddy, proposal yang diajukan pemerintah kabupatan/kota sangat banyak tetapi prosesnya tidak bisa segera, karena dana reguler biasanya tidak terlalu besar. "Karena itu salah satu sumbernya diharapkan dari APBN-P," ujarnya.

Untuk bisa menerima program pembangunan dan revitalisasi pasar tradisional, harus diajukan pemerintah kota/kabupaten disertai nama koperasi pengelola. Dan paling utama adalah lokasi atau lahan tidak dalam sengketa yang dilengkapi surat. Oleh karena itu pengajuan harus dilakukan pemerintah setempat.

 

Page 13: Pasar Tradisional vs Modern

Masyarakat Indonesia Lebih Dominan Belanja di Pasar Tradisional

Oleh Master Sihotang on Feb 11th, 2011

Share on

Facebook

Twitter

Delicious

Digg

MEDAN: Yayasan Danamon Peduli (YDP) memperkirakan sekitar 60% masyarakat Indonesia masih berbelanja di pasar tradisional (basah), sehingga pasar yang digeluti usaha kecil dan menengah itu perlu dibenahi dengan serius.

Ketua Yayasan YDP  Binaria Siahaan membenarkan dari studi dan pengalaman YDP yang menangani pembenahan pasar tradisional selama lima tahun menunjukkan bahwa 60% masyarakat Indonesia masih berbelanja ke pasar tradisional khususnya untuk membeli sembilan bahan pokok.

“Berdasarkan data itu sebaiknya pemerintah fokus untuk membenahi pasar tradisional, sehingga kalangan usaha kecil dan menengah di Indonesia ini bisa terangkat derajat hidupnya,” ujarnya menjawab Bisnis di Medan Kamis 10 Februari 2011.

Menurut dia, di Indonesia terdapat pasar basah antara 12.000-13.000 unit yang melibatkan sekitar 12,3 juta pedagang. Para pedagang di pasar tradisional

Page 14: Pasar Tradisional vs Modern

tersebut, jelasnya, adalah penduduk asli yang menggantungkan hidupnya dari hasil berjualan.

Munculnya pasar-pasar modern, kata dia, tentu sedikit banyak berpengaruh kepada tingkat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional, namun untuk barang-barang basah a.l. ikan, sayur mayur dan sebagainya masyarakat (baik lapisan atas sekalipun) masih berbelanja di pasar tradisional.

Jadi, kata dia, pemerintah jangan main-main untuk membenahi pasar tradisional tersebut karena jutaan manusia menggantungkan hidupnya di pasar tersebut.

Pasar Tradisional Teluk Kuantan ini persis berada dipusat Kota Teluk Kuantan, Keberadaan pasar tradisional ini dijadikan sebagai tempat berinteraksi dan komunikasi antar masyarakat dan juga diharapkan keberadaan Pasar Tradisional Teluk Kuantan ini mampu memenuhi kebutuhan pokok warga, serta menjadi alternatif untuk tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi

Page 15: Pasar Tradisional vs Modern

Traditional Markets Teluk Kuantan is in the center of the City Teluk Kuantan, The existence of these traditional markets serve as a place of interaction and communication between the community and also expected the presence of Traditional Markets Teluk Kuantan is able to meet the basic needs of citizens, as well as being an alternative to growth community economy Teluk Kuantan  Regency Kuantan SingingiHome

Pasar Tradisional

Page 16: Pasar Tradisional vs Modern

Nama Pasar Kelas

Alamat

AYAM IIB Jl. Serang Semanggi Pasar Kliwon

AYU BALAPAN IIB Jl. Monginsidi Kestalan Banjarsari

BAMBU IIIB Jl. Tentara Genie Pelajar Nusukan Banjarsari

BANGUNHARJO

IIIA Jl. KS. Tubun Manahan Banjarsari

BESI TUA IIIB Jl. Serang Semanggi Pasar Kliwon

BUAH JURUG IIIA Jl. KH. Maskur Jebres Jebres

DEPOK IIB Jl. Balekambang Lor/Depok Manahan Banjarsari

GADING IIIA Jl. Veteran Pasar Kliwon Pasarkliwon 

GEDE IB Jl. Jend. Urip Sumoharjo

Page 17: Pasar Tradisional vs Modern

Sudiroprajan Jebres

HARJODAKSINO

IB Jl. Kom. Yos Sudarso Danukusuman Serengan

JEBRES IIB Jl. Prof. W.Z. Yohanes Purwodiningratan Jebres

JOGLO IIIB Jl. Kol. Sugiyono Kadipiro Banjarsari

JONGKE IB Jl. Dr. Rajiman Pajang Laweyan

KABANGAN IIB Jl. Dr. Radjiman Sondakan Laweyan

KADIPOLO IIA Jl. Dr. Radjiman Penularan Laweyan

KEMBANG IIB Jl. Dr. Radjiman Sriwedari Laweyan

KLEWER IA Jl. Dr. Rajiman Gajahan Pasar Kliwon

KLIWON IIB Jl. Kapten Mulyadi Kedunglumbu Pasar Kliwon

LEDOKSARI IIA Jl. Jend. Urip Sumoharjo Purwodiningratan Jebres

Page 18: Pasar Tradisional vs Modern

LEGI IA Jl. Jend. S. Parman Stabelan Banjarsari

MEBEL IIB Jl. A. Yani Gilingan Banjarsari

MOJOSONGO IIIA Jl. Brigjen Katamso Mojosongo Jebres

MOJOSONGO P IIIB Komplek Jl. Sibela Mojosongo Jebres

NGEMPLAK IIIA Jl. A. Yani Gilingan Banjarsari

NGUMBUL IIIB Jl. RM. Said Manahan Banjarsari

NUSUKAN IB Jl. Kapten P. Tendean Nusukan Banjarsari

PENUMPING IIB Jl. Sutowijoyo Penumping Laweyan

PURWOSARI IIA Jl. Brigjen Slamet Riyadi Sondakan Laweyan

REJOSARI IIA Jl. Sindutan Purwodiningratan Jebres

SANGKRAH IIIA Barat Stasiun KA. Sangkrah Sangkrah Pasar Kliwon

Page 19: Pasar Tradisional vs Modern

SINGOSAREN IA Jl. Gatot Subroto Kemlayan Serengan

SIDODADI IIA Kleco/Jl. Brigjend Slamet Riyadi Karangasem Laweyan

SIDOMULYO IIIA Jl. S. Parman Gilingan Banjarsari

TANGGUL IIB Jl. RE. Martadinata Sewu Jebres

TUNGGULSARI IIIA Jl. Untung Suropati Semanggi Pasar Kliwon

TURI SARI IIA Jl. RM. Said Mangkubumen Banjarsari

WINDUJENAR IIB Jl. Seram Keprabon Banjarsari

http://www.addtoany.com/share_save#url=http%3A%2F%2Fwww.surakarta.go.id%2Fnews%2Fpasar.tradisional.html&title=Pasar%20Tradisional&description=Home%0D%0APasar%20Tradisional%0D%0A%0D%0A%0D%0ANama%20Pasar%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AKelas%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AAlamat%0D%0A%0D%0AAYAM%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Serang%20Semanggi%20Pasar%20Kliwon%0D%0A%0D%0AAYU%20BALAPAN%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Monginsidi%20Kestalan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0ABAMBU%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Tentara%20Genie%20Pelajar%20Nusukan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0ABANGUNHARJO%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20KS.%20Tubun%20Manahan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0ABESI%20TUA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Serang%20Semanggi%20Pasar%20Kliwon%0D%0A%0D%0ABUAH%20JURUG%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20KH.%20Maskur%20Jebres%20Jebres%0D%0A%0D%0ADEPOK%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Balekambang%20Lor%2FDepok%20Manahan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0AGADING%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Veteran%20Pasar%20Kliwon%20Pasarkliwon%20%0D%0A%0D%0AGEDE%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Jend.%20Urip%20Sumoharjo%20Sudiroprajan%20Jebres%0D%0A%0D%0AHARJODAKSINO%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Kom.%20Yos%20Sudarso%20Danukusuman%20Serengan%0D%0A%0D%0AJEBRES%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Prof.%20W.Z.%20Yohanes%20Purwodiningratan%20Jebres%0D%0A%0D%0AJOGLO%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Kol.%20Sugiyono%20Kadipiro%20Banjarsari%0D%0A%0D%0AJONGKE%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Dr.%20Rajiman%20Pajang%20Laweyan%0D%0A%0D%0AKABANGAN%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Dr.%20Radjiman%20Sondakan%20Laweyan%0D%0A%0D%0AKADIPOLO%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Dr.%20Radjiman%20Penularan%20Laweyan%0D%0A%0D%0AKEMBANG%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Dr.%20Radjiman%20Sriwedari%20Laweyan%0D%0A%0D%0AKLEWER%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Dr.%20Rajiman%20Gajahan%20Pasar%20Kliwon%0D%0A%0D%0AKLIWON%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Kapten%20Mulyadi%20Kedunglumbu%20Pasar%20Kliwon%0D%0A%0D%0ALEDOKSARI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Jend.%20Urip%20Sumoharjo%20Purwodiningratan%20Jebres%0D%0A%0D%0ALEGI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Jend.%20S.%20Parman%20Stabelan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0AMEBEL%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20A.%20Yani%20Gilingan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0AMOJOSONGO%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Brigjen%20Katamso%20Mojosongo%20Jebres%0D%0A%0D%0AMOJOSONGO%20P%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AKomplek%20Jl.%20Sibela%20Mojosongo%20Jebres%0D%0A%0D%0ANGEMPLAK%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20A.%20Yani%20Gilingan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0ANGUMBUL%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20RM.%20Said%20Manahan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0ANUSUKAN%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Kapten%20P.%20Tendean%20Nusukan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0APENUMPING%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Sutowijoyo%20Penumping%20Laweyan%0D%0A%0D%0APURWOSARI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Brigjen%20Slamet%20Riyadi%20Sondakan%20Laweyan%0D%0A%0D%0AREJOSARI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Sindutan%20Purwodiningratan%20Jebres%0D%0A%0D%0ASANGKRAH%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0ABarat%20Stasiun%20KA.%20Sangkrah%20Sangkrah%20Pasar%20Kliwon%0D%0A%0D%0ASINGOSAREN%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Gatot%20Subroto%20Kemlayan%20Serengan%0D%0A%0D%0ASIDODADI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AKleco%2FJl.%20Brigjend%20Slamet%20Riyadi%20Karangasem%20Laweyan%0D%0A%0D%0ASIDOMULYO%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20S.%20Parman%20Gilingan%20Banjarsari%0D%0A%0D%0ATANGGUL%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20RE.%20Martadinata%20Sewu%20Jebres%0D%0A%0D%0ATUNGGULSARI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Untung%20Suropati%20Semanggi%20Pasar%20Kliwon%0D%0A%0D%0ATURI%20SARI%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIA%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20RM.%20Said%20Mangkubumen%20Banjarsari%0D%0A%0D%0AWINDUJENAR%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AIIB%0D%0A%09%0D%0A%0D%0AJl.%20Seram%20Keprabon%20Banjarsari%0D%0AShare%20this