pasar modal

61
Harry Andrian SImbolon, SE., M.Ak., QIA PENDAHULUAN Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana jangka panjang yang disebut Efek. Di Indonesia, perkembangan pasar modal berjalan secara fantastis atau dinamik. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian tentang Pasar Modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lain: 1. Menyediakan informasi pasar seperti fluktuasi harga, volume perdagangan, informasi penting terhadap emiten. 2. Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa (peraturan percatatan, keanggotaan dan perdagangan) dengan tujuan agar semua pelaku bursa dapat memperoleh kesempatan yang sama baik dalam memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang. 3. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten. 4. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan efeknya maupun kepada investor, baik secara individu maupun institusional. Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, karena suatu informasi mencerminkan suatu harga. Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Upload: gezy-megalitta

Post on 19-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pasar Modal di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Pasar Modal

Harry Andrian SImbolon, SE., M.Ak., QIA

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan

sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana jangka panjang yang

disebut Efek. Di Indonesia, perkembangan pasar modal berjalan secara fantastis atau dinamik.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian tentang Pasar

Modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,

Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan Efek. 

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang

dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak

berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia disebut Bursa Efek. Bursa

tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan

tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai

fungsi dan peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lain:

1. Menyediakan informasi pasar seperti fluktuasi harga, volume perdagangan, informasi penting

terhadap emiten.

2. Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa (peraturan percatatan,

keanggotaan dan perdagangan) dengan tujuan agar semua pelaku bursa dapat memperoleh

kesempatan yang sama baik dalam memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang.

3. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten.

4. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan efeknya

maupun kepada investor, baik secara individu maupun institusional.

Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, karena suatu

informasi mencerminkan suatu harga. Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta penting dan

relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa

Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas

informasi atau fakta tersebut.

Informasi yang harus disampaikan kepada publik adalah informasi yang akurat dan lengkap sesuai

dengan keadaan perusahaan. Pemberian informasi ini berdasarkan pada prinsip keterbukaan,

karena prinsip keterbukaan adalah jiwa dari pasar modal. Informasi yang berdasarkan prinsip

keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau

fakta materiel atau tidak meratanya informasi bagi investor, disebabkan ada informasi yang tidak

disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan

Page 2: Pasar Modal

kepada orang-orang tertentu. Informasi yang harus dibuka oleh perusahaan publik adalah sesuai

dengan Peraturan Nomor X.K.1: Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada

Publik, antara lain :

1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan;

2. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham;

3. Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;

4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

5. Produk atau penemuan baru yang berarti;

6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;

7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;

8. Penjualan tambahan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang materiel jumlahnya;

9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang materiel;

10. Perselisihan tenaga kerja yang relative penting;

11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris

perusahaan;

12. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;

13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;

14. Penggantian wali amanat;

Dapat dilihat dari keterangan di atas, bahwa keterbukaan informasi merupakan sesuatu yang sangat

penting untuk diketahui para investor. Dengan keterbukaan informasi inilah kegiatan di pasar modal

akan menjadi lebih efisien, sehingga para investor dapat menganalisis dan mendapat keuntungan

dalam melakukan penawaran jual atau beli atas suatu efek. Alasan utama adanya suatu

keterbukaan informasi adalah agar para pihak dapat melakukan suatu informed decision (suatu

landasan agar terbentuk harga pasar yang wajar). 

PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA

Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang

selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal

dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana

dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan

ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek.

Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam

pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan

harus menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai

jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat.

Page 3: Pasar Modal

Untuk mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut

tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang

dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan

mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui

peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan dimaksud dapat dicapai apabila

faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan dan alternatif investasi yang aman dan

berkualitas tinggi terutama dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor

sehingga perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru

yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal.

Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin

menunjukkan bahwa efek semakin banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu

bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan

Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan BAPEPAM, perusahaan yang

memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan masyarakat yang turut

meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya.

Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada dekade yang lalu, keadaan saat ini memang telah

jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti

bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai

pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa

kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh.

Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan untuk membenahi kondisi

masyarakat akan turut membawa dampak terhadap pasar uang. Dahulu situasi intern di bursa-bursa

di Indonesia dinilai masih sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di negara kita termasuk kecil

karena terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan manajer investasi. Ini jika diukur dari

perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik. Kondisi demikian terjadi akibat

sistem kerja yang kurang mendukung, juga tujuan yang belum jelas terlebih dukungan publik sendiri

yang kelihatan masih setengah-setengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan

tentang bursa efek belum memasyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah

bursa efek dengan perkembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya pasar saham,

terkadang diwarnai oleh keadaan bullish dan bearish. Kondisi bursa disebut bullish yaitu indeks

harga saham naik terus dalam jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi

perekonomian yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan baik.

Sedangkan kondisi bursa disebut bearish jika indeks harga saham terus menerus mengalami

penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian yang lesu dan kebijakan moneter yang

mengakibatkan adanya krisis moneter, peredaran uang menjadi tersendat-sendat.

Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian

tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik

Page 4: Pasar Modal

dilihat dai sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan.

Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Periode Permulaan (1878-1912)

2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)

3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)

4. Periode Kebangkitan (1952-1977)

5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)

6. Periode Deregulasi (1987-1995)

7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)

8. Periode Menyonsong Independensi Bapepam (1995-2010)

9. Periode Otoritas Jasa Keuangan (2010-sekarang)

Untuk lebih jelas perkembangan dinamika pasar modal Indonesia akan ditinjau pada masing-masing

periode:

 1.      Periode Permulaan (1878-1992)

Di Indonesia, kegiatan transaksi saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut

buku Effectengids yang dikeluarkan Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi

efek telah berlangsung sejak 1880. Berhubung bursa belum dikenal, maka perdagangan saham dan

obligasi dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan resmi tentang transaksi tersebut tidak

lengkap.

Menurut perkiraan, bahwa yang diperjualbelikan waktu itu adalah saham atau obligasi yang listing di

bursa Amsterdam yang dimiliki oleh investor yang ada di Batavia, Surabaya, dan Semarang.

Dengan demikian, karena belum ada bursa resmi, dapat dikatakan bahwa periode ini adalah periode

permulaan sejarah pasar modal Indonesia.

2.      Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)

Perkembangan transaksi efek semakin meningkat, tetapi bursa yang resmi belum ada. Akhirnya,

pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia.

Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa

yang dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi

perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah

(propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh

kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya. Pada saat awal

terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa.

Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette

Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co;

Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders. Setelah berdirinya Bursa Efek Batavia, maka periode ini pada

tanggal 11 Januari 1925 terbentuk Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 1 Agustus 1925 terbentuk

Bursa Efek Semarang.

Page 5: Pasar Modal

3.      Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)

Perkembangan perdagangan efek pada periode ini berlangsung marak, namun tidak bertahan lama

karena dihadapkan pada resesi ekonomi pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II).

Pada saat PD II, bursa efek di negeri Belanda tidak aktif karena sebagian saham-saham milik orang

Belanda dirampas oleh Jerman. Hal ini sangat berpengaruh terhadap bursa efek di Indonesia.

Keadaaan makin memburuk dan tidak memungkinkan lagi Bursa Efek Jakarta untuk beroperasi,

sehingga pada tanggal 10 Mei 1940, Bursa Efek Jakarta resmi ditutup. Bursa Efek Surabaya dan

Semarang telah lebih dulu ditutup. Setelah tujuh bulan ditutup, pada tanggal 23 Desember 1940

Bursa Efek Jakarta kembali diaktifkan, karena selama PD II Bursa Efek Paris tetap berjalan,

demikian pula halnya dengan Bursa Efek London yang hanya ditutup beberapa hari saja. Akan

tetapi, aktifnya Bursa Efek Jakarta tidak berlangsung lama, karena Jepang masuk ke Indonesia

pada tahun 1942, Bursa Efek Jakarta kembali ditutup.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan ke seluruh

pelosok negeri, tetapi keadaan ekonomi begitu buruk. Republik Indonesia yang baru merdeka

berada dalam kondisi keuangan yang amat memprihatinkan, sementara di sisi lain, operasionalisasi

pemerintahan tidak dapat ditunda. Kesulitan itu masih ditambah dengan persoalan moneter. Di

tengah-tengah masyarakat beredar tiga jenis mata uang yaitu, mata uang Republik, mata uang

penjajahan Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Supaya roda pemerintahan dapat

berjalan, pemerintah RI meminta persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat

(BPKNIP) untuk melakukan pencarian pinjaman nasional. Dengan Undang-Undang No. 4 Tahun

1946, pinjaman dari masyarakat mulai dihimpun.

Berdasarkan alasan itu, pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk membuka kembali Bursa

Efek Jakarta. Akan tetapi, rencana ini tertunda karena terhambat oleh situasi ekonomi yang

memburuk. Sejak penyerahan kedaulatan kepada pemerintah RI oleh pemerintah Belanda pada

tahun 1949, beban utang luar negeri dan dalam negeri kian membengkak sehingga menyebabkan

defisit yang sangat besar. Keadaan tersebut membuat pemerintah Indonesia pembukaan kembali

Bursa Efek Jakarta dalam program kerjanya, agar masyarakat tidak dirugikan. Untuk menunjang

maksud itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Darurat No 13. Tahun 1953 yang

kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang No. 15 Tahun 1952 yang mengatur tentang Bursa

Efek. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 289737/UU tanggal 1 November

1951 penyelenggaraan bursa diserahkan kepada Perserikatan Uang dan Efek-efek (PPUE). Bank

Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasihat dan selanjutnya dipilih pengurus.

4.      Periode Kebangkitan (1952-1976)

Tanggal 3 Juni 1952 seperti yang telah diputuskan oleh rapat umum PPUE, Bursa Efek Jakarta

kembali dibuka secara resmi oleh Menteri Keuangan, Sumitro Djojohadikusumo.48 Selanjutnya,

pada tanggal 26 September 1952 merupakan salah satu tonggak sejarah pasar modal Indonesia,

ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan menjadi

Page 6: Pasar Modal

Undang-Undang Bursa. Memasuki tahun 1958 keadaan perdagangan efek menjadi lesu karena

beberapa hal:

1. Banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia.

2. Adanya nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda oleh pemerintah RI sesuai dengan

undang-Undang No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi.

3. Tahun 1960 Badan Nasionalisasi Persuahaan Belanda (BANAS) melakukan larangan

memperdagangkan efek-efek yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di

Indonesia termasuk efek-efek dengan nilai mata uang Belanda (Nf).

Kemudian kondisi ini diperparah dengan adanya sengketa Irian Barat dengan Belanda (1962) dan

tingginya inflasi menjelang akhir pemerintahan Orde Lama (1966) yang mencapai 650%. Keadaan

itu mengguncangkan sendi perekonomian dan kepercayaan masyarakat menjadi berkurang

terhadap pasar modal. Akibatnya, Bursa Efek Jakarta ditutup dengan sendirinya. Kondisi ini

berlangsung sampai tahun 1977.

5.      Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)

Pasar modal tidak menjalankan aktivitasnya sampai tahun 1977. Penutupan pasar modal Indonesia

tersebut tidak lepas dari orientasi politik pemerintah Orde Lama yang menolak modal asing dalam

kebijakan nasionalisasi. Setelah pemerintahan berganti kepada Pemerintahan Orde Baru, kebijakan

politik dan ekonomi Indonesia tidak lagi konfrontatif dengan dunia Barat. Pemerintahan Orde Baru

segera mencanangkan pembangunan ekonomi secara sistematis dengan pola target lima tahunan.

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Barat untuk membangun. Pertumbuhan mulai,

perekonomian bergerak. Pemerintah pun berencana mengaktifkan kembali pasar modal.

Dengan surat keputusan direksi BI No. 4/16 Kep-Dir tanggal 26 Juli 1968, di BI di bentuk tim

persiapan (PU) Pasar Uang dan (PM) Pasar Modal. Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih

dari pasar modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi

karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang pasar modal, maka pertumbuhan Bursa

Efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami kemunduran. Setelah tim menyelesaikan

tugasnya dengan baik, maka dengan surat keputusan Kep-Menkeu No. Kep- 25/MK/IV/1/72 tanggal

13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar

Modal) dan PT Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh

Gubernur Bank Sentral. Dengan terbentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas

untuk membentuk kembali pasar uang dan pasar modal. Selain sebagai pembantu Menteri

Keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa

efek. Akhirnya, pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Soeharto meresmikan pasar modal di

zaman Orde Baru.

Namun demikian, pengaktifan kembali pasar modal, tidak menyebabkan kegiatan di bidang pasar

modal menjadi marak. Yang terjadi, justru munculnya sejumlah kendala di dalam kegiatan di bidang

pasar modal. Perjalanan pasar modal Indonesia ternyata masih menentukan waktu dan proses yang

Page 7: Pasar Modal

cukup panjang untuk mencapai pasar modal yang maju dan modern. Berdasarkan catatan paling

tidak ada lima persyaratan yang menghambat minat para pemilik perusahaan untuk masuk ke pasar

modal, yaitu :

1. Persyaratan laba minimum sebesar 10 % dari modal sendiri bagi perusahaan yang ingin go

public. Keuntungan itu harus diperoleh perusahaan selama dua tahun sebelum melakukan

penawaran umum kepada masyarakat. Tentunya, persyaratan ini memberatkan perusahaan

yang ingin go public.

2. Investor asing tidak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam pemilikan saham

perusahaan yang ditawarkan di pasar modal Indonesia. Padahal, kalau melihat kondisi bangsa

Indonesia yang saat itu berpendapatan pada kisaran US$ 1,000 per kapita, potensi investor

asing lebih besar. Akibatnya, jumlah investor tidak berkembang dan volume serta nilai transaksi

boleh dikatakan tidak beranjak maju.

3. Adanya batasan maksimum fluktuasi harga saham sebesar 4 % dari harga awal saham dalam

setiap hari perdagangan di bursa. Batasan ini menjadikan pasar modal kita kurang menarik.

Padahal kalau kita cermati bursa-bursa di dunia, dinamikanya begitu tajam dan cepat. Dengan

demikian, harga saham yang terbentuk bukan karena mekanisme pasar, karena ada batas pagu

(plafond) fluktuasi harga saham.

4. Tidak adanya perlakuan yang sama untuk pajak atas penghasilan dari bunga deposito dan

dividen. Akibatnya, menanamkan uang dalam bentuk deposito jauh lebih menarik ketimbang

berinvestasi di pasar modal.

5. Belum dibukanya kesempatan bagi perusahaan untuk mencatatkan seluruh saham yang

ditempatkan dan disetor penuh di bursa.

6.      Periode Deregulasi (1987-1995)

Hambatan-hambatan yang merintangi perkembangan pasar modal telah disadari pemerintah.

Pemerintah melakukan perombakan peraturan yang nyata-nyata menghambat minat perusahaan

untuk masuk pasar modal dan investor untuk melakukan investasi pada pasar modal Indonesia.

Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan

perkembangan pasar modal, yaitu :

Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987)

Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi,

dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi

efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari

total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan

memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk

memasuki bursa efek.

1. Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88)

Page 8: Pasar Modal

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan

pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan

pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar

modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang

sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.

2. Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes 88)

Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan

membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.

Deregulasi pada intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan

untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor.

Jika selama masa 1984-1988 tidak satu pun perusahaan yang go public, tahun 1999 sejak

deregulasi dilancarkan, pasar modal Indonesia benar-benar booming. Selama tahun 1989 terdapat

37 perusahaan go publicdan sahamnya tercatat (listed) di BEJ. Sedemikian banyaknya perusahaan-

perusahaan yang mencari dana lewat pasar modal, sehingga pada masa itu masyarakat luas pun

berduyun-duyun untuk menjadi investor. Pasar modal mengalami kemajuan yang pesat.

Perkembangan yang menggembirakan ini terus berlanjut dengan swastanisasi bursa.

1. 16 Juni 1989, berdiri PT Bursa Efek Surabaya (BES).

2. 2 April 1991, berdiri Bursa Paralel Indonesia (BPI).

3. 13 Juli 1992, berdiri PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang menggantikan peran Bapepam sebagai

pelaksana bursa.

4. 22 Juli 1995, penggabungan Bursa Paralel dengan PT BES.

7.      Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)

Dampak postitif dari kebijakan deregulasi telah menebalkan kepercayaan investor dan perusahaan

terhadap pasar modal Indonesia. Puncak kepercayaan itu ditandai dengan lahirnya Undang-Undang

No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang-

undang ini dapat dikatakan sebagai undang-undang yang cukup komprehensif, karena mengacu

pada aturan-aturan yang berlaku secara internasional.

Undang-undang ini dilengkapi dengan PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di

Bidang Pasar Modal dan PP No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar

Modal. Kemudian ada beberapa keputusan menteri dan seperangkat peraturan yang dikeluarkan

oleh Bapepam yang jumlahnya lebih dari 150 buah peraturan.

Salah satu hal yang perlu dicermati dalam Undang-Undang Pasar Modal adalah diberikannya

kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas. Undang-

undang ini dengan tegas mengamanatkan kepada Bapepam untuk melakukan penyelidikan,

pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kejahatan yang terjadi di bidang pasar modal. Selain itu,

Bapepam merupakan Self Regulation Organization (SRO) yang menjadikan Bapepam mudah untuk

bergerak dan menegakkan hukum, sehingga menjamin kepastian hukum.

Page 9: Pasar Modal

8.      Periode Menyongsong Independensi Bapepam

Menurut UUPM, Bapepam bertugas untuk mencipatakan pasar modal yang teratur, wajar, dan

efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Bapepam mempunyai 17

kewenangan yang diberikan UUPM yang secara sederhana dikategorikan ke dalam tiga macam,

yaitu kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan. Untuk

mengekefktifkan independensi Bapepam menjadi suatu hal yang amat penting untuk menegakkan

hukum secara konsisten, imparsial, dan adil. Posisi struktural Bapepam sebagai badan yang berada

di bawah Departemen Keuangan menjadi titik perhatian.

Saat ini posisi struktural Bapepam membuka peluang pihak-pihak lain untuk melakukan intervensi

demi kepentingan lain di luar soal penegakan hukum yang konsisten, tegas, adil dan imparsial.

Dengan demikian kinerja dan wibawa Bapepam akan lebih terjaga lagi. Persiapan menuju

independensi Bapepam harus segera dilaksanakan, karena dasar hukum untuk

mengimplementasikannya sudah ada, yaitu:

A. Amanat GBHN (1999-2004) Bab IV huruf b angka 8

Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan meningkatkan penerapan

peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan standar internasional yang diawasi oleh

lembaga independen.

 B. UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Penjelasan Pasal 34.

Lembaga pengawasan jasa keuangan yang akan dibentuk melakukan pengawasan terhadap bank

dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya, yaitu asuransi, dana pensiun, sekuritas,

perusahaan pembiayaan, dan badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana

masyarakat. Lembaga ini bersifat independen dalam menjalankan tugasnya, kedudukannya berada

di luar kendali pemerintah serta berkewajiban menyampaikan laporan kepada BPK dan DPR.

C. Amandemen UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah diselesaikan oleh Panitia

Khusus DPR RI. Hasil amandemen tersebut menyatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

harus sudah terbentuk selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2010.

9.      Periode Otoritas Jasa Keuangan

Perkembangan terbaru berkaitan dengan independensi Bapepam yaitu mengenai pembentukan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti yang tersebut dalam poin huruf c di atas. UU No. 23 Tahun

1999 dan kemudian disempurnakan melalui UU No. 3 Tahun 2004 yang mengamanatkan fungsi

pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan dialihkan ke Lembaga Pengawas Jasa

Keuangan (LPJK) independen atau sering disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai

dengan UU Nomor 3 Tahun 2004, OJK harus terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember 2010

sebagai lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank,

seperti perusahaan sekuritas, anjak piutang, sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan

pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan

mengumpulkan dana masyarakat.

Page 10: Pasar Modal

Salah satu embrio OJK adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-

LK) yang sekarang masih di bawah Kementerian Keuangan. Dengan adanya OJK maka Bapepam-

LK akan lepas dari Kementerian Keuangan. Ide pembentukan OJK berasal dari pengalaman

Indonesia dalam menghadapi krisis keuangan. Alhasil, setelah munculnya krisis keuangan global

dan ditambah dengan isu panas Bank Century maka pembentukan OJK semakin ramai dibicarakan.

Bahkan UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia mengamanatkan bahwa sebelum 31

Desember 2010, OJK sudah harus terbentuk. Oleh karena OJK merupakan hal yang baru dan

berkembang dalam pasar modal Indonesia maka pembahasan mengenai OJK ini akan dibahas

pada bagian selanjutnya yaitu Bab II bagian b mengenai Pengembangan Pasar Modal Indonesia.

Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Burse Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek

Indonesia (BEI) 

Sebelum tahun 2007 di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa

Efek Surabaya (BES). BEJ berawal dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Hindia

Belanda pada 1912 di Batavia. Setelah sempat tutup beberapa kali karena terjadinya perang, BEJ

kembali dibuka pada 1977 di bawah pengawasan Bapepam. Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi

dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. Sedangkan BES sendiri merupakan bursa efek swasta

pertama di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 16 Juni 1989 berdasarkan SK Menteri Keuangan

Nomor 645/KMK.010/1989, oleh Menteri Keuangan waktu itu JB Sumarlin. Pendirian BES

dimaksudkan untuk mendukung perkembangan ekonomi wilayah Indonesia bagian timur, dengan

mengembangkan industri pasar modal di Surabaya dan Jawa Timur.

Pada tahun 2007 BES melakukan merger dengan melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta yang

selanjutnya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggabungan ini menjadikan

Indonesia hanya memilki satu pasar modal. Langkah merger PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT

Bursa Efek Surabaya (BES) adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna bersaing

dengan bursa luar negeri. Hal ini dikarenakan bahwa perkembangan pasar modal di Indonesia pada

saat itu dapat dikatakan lamban dan cenderung tertinggal dari kawasan Asia lainnya, baik dari segi

jumlah emiten, produk investasi, minimnya investor lokal dan persaingan antar bursa di dalam

negeri. Untuk itu dengan langkah merger yang dilakukan BEJ-BES ini untuk meningkatkan efisensi

pasar modal nasional yang diharapkan dapat mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing

industri di tingkat internasional.

Dengan penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia

(BEI) akan memudahkan investor sehingga investor tidak harus datang ke beberapa bursa untuk

menentukan pilihan investasinya. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum penggabungan BEJ-BES,

produk-produk acuan pasar modal berada di BEJ sedangkan produk-produk derivatifnya berada di

BES. Dari aspek operasional penghematan biaya operasional yang timbul akibat merger, meliputi

biaya penyediaan sistem dan sarana perdagangan, biaya penyediaan sistem internal, biaya

penyediaan jaringan dan sarana komunikasi, biaya penyediaan band width, serta biaya data center.

Page 11: Pasar Modal

Selain itu, dari aspek pelaku, penggabungan bursa efek akan menghemat biaya emiten dan

investor. Merger ini juga akan mempermudah untuk melakukan pengembangan produk yang akan

diluncurkan di pasar. Jika ditinjau dari aspek bisnis, sasaran penggabungan BEJ dan BES adalah

bursa hasil merger diharapkan mampu mengembangkan berbagai instrumen bursa, baik yang pada

saat itu diperdagangkan maupun yang akan diperdagangkan, yakni meningkatnya jumlah emiten

tercatat, maupun berkembangnya instrumen yang sudah mulai diperdagangkan saat itu dan

menumbuhkan instrumen-instrumen baru yang dapat diperdagangkan di bursa hasil merger.

Dalam merger tersebut, BEI meningkatkan sistem komputerisasi dengan menggunakan teknologi

yang modern dan yang sangat diperlukan, karena industri pasar modal adalah industri yang sangat

cepat perubahannya, baik dari segi sistem dan teknologi, organisasi maupun variasi produk yang

diperdagangkan. Kondisi tersebut mendorong industri pasar modal untuk selalu berinovasi dalam

meningkatkan efisiensinya agar dapat bersaing di tingkat internasional. Tingkat efisiensi industri ini

akan meningkatkan daya tarik dan daya saing industri di mata para pelaku pasar, baik lokal maupun

internasional.

Komputerisasi merupakan upaya memodernisasi bursa. Dengan komputerisasi, papan perdagangan

tunggal terpecah menjadi ratusan atau miliaran data perdagangan yang masuk ke layar monitor

yang bisa diakses secaraonline dalam satu jaringan. Antrian pialang lenyap dari pandangan karena

kemungkinan mengakses secara bersamaan ke papan perdagangan. Lantai bursa tidak lagi dipadati

oleh para pialang, kecepatan perdagangan atau transaksi berlipat ganda, kecepatan transaksi

berdurasi singkat.

Pada tanggal 1 September 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghapus lantai perdagangan

(trading floor). Dewasa ini, perdagangan di BEI sudah beralih ke remote trading yang telah

dicanangkan sebagai pengganti darifloor trading. Dulunya sebelum terjadi komputerisasi, eksekusi

transaksi bursa masih menggunakan spidol dan papan di lantai perdagangan. Akan tetapi, lantai

perdagangan yang selama ini menjadi simbol tersebut dinilai mubazir dan tidak efektif lagi dewasa

ini. Hal ini dikarenakan para Anggota Bursa (AB) lebih menikmati transaksi lewat remote

trading (perdagangan jarak jauh) daripada berjejal di lantai bursa. Selain itu, penggunaan lantai

perdagangan sudah tidak efisien. Pasalnya, transaksi tersebut memakan waktu yang relatif lebih

lama dibandingkan remote trading. Hal ini dikarenakan semua transaksi yang lewat floor harus

diproses lagi di back office AB (anggota bursa) dulu sehingga prosesnya lama. Dengan

adanya remote trading, transaksi bursa dapat diselesaikan hanya dalam beberapa detik saja.

INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIK 

Instrumen Pasar Modal

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering di-sebut efek.

Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat

pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang,

bukti right (right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak

Page 12: Pasar Modal

berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Berikut ini adalah penjelasan dari

instrumen-instrumen Pasar Modal.

Saham Biasa

Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common

stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan

surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana

dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara

sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan. Adapun hasil yang dapat diperoleh dari investasi saham bisa

berasal dari dua sumber, yaitu:

-          Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya.

-          Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan harga jual diatas

harga beli.

Right Issue

Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan produk turunan dari

saham. Kebijakasanaan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang

beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru itu, berarti

pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal ini akan masuk ke

modal perusahaan. Bagi pemodal, right issueberdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap

harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara

umum dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi

pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak maka investor tidak

terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis

diterima oleh pemegang saham.

Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (dalam

hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar

kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan

yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi digolongkan sebagai efek yang memberikan penghasilan

tetap karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada pemegang obligasi untuk:

-          Membayar bunga periodik tetap

-          Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu

Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya setiap 3 bulan, 6

bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon. Selain itu seperti halnya saham biasa,

obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain yang bisa terjadi apabila saat pemegang

obligasi melakukan penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga ketika

saat membelinya.

Page 13: Pasar Modal

Obligasi Konversi

Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan

emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer dari pada obligasi. Obligasi konversi

sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon tetap, memiliki jatuh

tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar

dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan

konversi.

Waran

Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang

diterbitkan emiten. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang

sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi

atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran.

Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham

maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.

Penawaran Umum (Go Public)

Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat,

berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini

lebih populer disebut dengan go public. Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan

penawaran umum dengan tujuan untuk memperoleh dana melalui pasar modal. Sedangkan

masyarakat yang memberikan dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang

diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai pemodal (investor).

Adapun tujuan penggunaan dana dari hasil go public pada umumnya digunakan untuk:

a.      Ekspansi

Dalam kehidupan suatu perusahaan akan diusahakan untuk melakukan perluasan dalam kegiatan

operasinya. Perluasan ini dapat berupa peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi jenis

produk. Terkadang perusahaan tidak mungkin untuk memperoleh modal dari para pemegang saham

yang berupa modal disetor, sehingga diputuskan untuk memperoleh modal dari luar perusahaan,

yang dapat berupa pinjaman dari pihak lain atau dapat berupa penjualan saham baru kepada pihak

lain di luar para pemegang saham yang sudah ada.

b.      Memperbaiki struktur permodalan

Modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman. Setiap pinjaman

tentu saja harus membayar bunga. Terkadang perusahaan mengalami kerugian hanya karena

beban pinjaman terutama pinjaman dari mata uang asing di masa-masa nilai rupiah terdepresiasi

tajam. Dengan demikian perusahaan akan dibebani pembayaran bunga yang meningkat. Bila hal ini

berlangsung dalam jangka waktu lama, perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Salah satu

tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi jumlah hutang, yaitu dengan menggantikannya

Page 14: Pasar Modal

menjadi modal saham, yang berarti perusahaan akan menjual saham baru untuk membayar hutang

yang sangat membebani tadi. Tindakan ini dikenal sebagai restrukturisasi modal.

c.       Untuk melakukan pengalihan pemegang saham (divestasi)

Perusahaan yang melakukan go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata sudah

beroperasi/menjalankan usahanya, yang sudah tentu telah ada pemilik dan pemegang sahamnya.

Dengan pertimbangan tertentu terkadang pemegang saham tadi ingin melepaskan/mengalihkan

saham yang dimiliki ke pihak lain. Hal ini mudah dilakukan jika memang telah ada pula pihak yang

bersedia membelinya, akan tetapi jika tidak maka pemilik saham dapat memilih pasar modal

sebagai tempat untuk menawarkan sahamnya secara umum (public offering). Pengalihan saham

dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru disebut sebagai divestasi (divesment). 

PERANAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat terelakkan lagi bagi

seluruh negara di dunia ini, tidak terkecuali di Indonesia. Tingginya permintaan akan barang dan

jasa akibat dari semakin banyaknya umat manusia di dunia ini membuat perusahaan, baik yang

bergerak di bidang jasa dan perdagangan, harus mampu memenuhi semua order yang diinginkan

masyarakat dunia secara global. Di Indonesia, negara yang masuk dalam kategori negara

berkembang, kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan

makin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan di Indonesia, baik domestik

maupun asing, karena pangsa pasar yang potensial ada di Indonesia.

Pasar modal dapat menjadi salah satu alternatif jitu dalam pengembangan pembangunan ekonomi

di Indonesia. Keberadaannya yang semakin berkembang semakin membuktikan bahwa pasar modal

semakin dibutuhkan sebagai bagian dari realisasi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat baik barang maupun jasa. Kebutuhan perusahaan dalam hal modal dapat terealisasikan

manakala perusahaan tersebut berkecimpung di pasar modal Indonesia.

Pasar modal memiliki posisi yang sangat penting dan vital dalam perkembangan perekonomian

Indonesia. Kemajuan teknologi serta tingginya arus globalisasi membuat pasar modal Indonesia

dapat menjadi icon pasar modal Asia Tenggara. Perkembangan pasar modal tersebut tidak akan

dapat terealisasikan apabila tidak ada dukungan dari pemerintah dan masyarakat bagi pasar modal

Indonesia. Peran pemerintah dapat berupa menciptakan stabilitas politik dan hukum, stabilitas iklim

investasi Indonesia, dan sebagai pelindung dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Sementara

masyarakat dapat berpartisipasi dengan menginvestasikan sahamnya di pasar modal.

Secara umum, ada tiga cara alternatif investasi bagi masyarakat Indonesia dewasa ini. Ketiga

alternatif tersebut adalah tabungan, asuransi, dan invetasi pasar modal. Invetasi di pasar modal

memiliki risiko yang tinggi (high risk) namun memberikan keuntungan yang tinggi pula (high return).

Dengan berinvestasi di pasar modal dalam bentuk saham, kebutuhan perusahaan akan modal

(selain obligasi) akan terealisasikan sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dan

mampu menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu, masyarakat dapat mempunyai hak milik

Page 15: Pasar Modal

perusahaan dalam bentuk persentase saham sehingga hal ini mendorong pemerataan pendapatan

masyarakat.

Indikator pembangunan ekonomi sudah dijelaskan seperti penjelasan di halaman sebelumnya, dan

dengan demikian kita dapat menelaah alasan mengapa pasar modal dapat menjadi salah satu

indikator pembangunan ekonomi. Hal-hal tersebut ialah sebagai berikut:

1.      Peningkatan kualitas produksi

Setiap perusahaan yang berkecimpung di pasar modal tentunya akan memiliki dana tambahan saat

investor menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan, baik dalam

menghasilkan barang maupun jasa, akan mampu meningkatkan kualitasoutput atau produksinya

sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya. Salah satu contohnya ialah PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang baru-baru ini masuk dalam kategori 50 perusahaan yang

memberikan kontribusi terbaik di Asia berkenaan dengan hasil produksi yang memuaskan. Bangsa

Indonesia tentunya bangga akan pencapaian ini. Masih banyak lagi perusahaan-perusahaan

terbuka lainnya yang mampu membukukan high profit sehingga berimbas pada kemajuan

perekonomian Indonesia.

2.      Kenaikan persentase jumlah GNP lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah

penduduk.

Penduduk Indonesia yang kurang lebih berjumlah 250 juta jiwa semakin mengukuhkan pentingnya

keberadaan pasar modal di Indonesia. Jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta baru

berjumlah 461 perusahaan. Jumlah ini besar kemungkinan akan semakin bertambah mengingat

semakin dibutuhkannya investasi bagi perusahaan. Outputyang dihasilkan perusahaan menjadi

tolok ukur perhitungan GNP Indonesia. Tingginya GNP menjadi indikator bahwa pendapatan

nasional suatu negara juga tinggi. Untuk mencapai totalitas yang tinggi atas pendapatan nasional,

perusahaan perlu untuk go public dan hal ini akan dicapai apabila pemerintah mampu merangsang

pengusaha untuk mau terdaftar di bursa. Pasar modal menjadi jawaban apabila pemerintah hendak

mencapai kenaikan persentase GNP yang lebih besar daripada kenaikan jumlah penduduk. Jumlah

emiten harus semakin bertambah sehingga investor semakin memiliki banyak pilihan untuk

berinvestasi dan dapat mendiversivikasikan portofolio sahamnya. Hal tersebut sudah dibuktikan di

negara maju seperti Amerika Serikat yang kemajuan perekonomiannya ditunjang oleh pasar modal.

Dan hasilnya dapat dilihat, penduduknya sejahtera, rendahnya angka kemiskinan, dan majunya

sektor-sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan karena pemerintahnya mampu menciptakan

iklim investasi yang kondusif.

3.      Peningkatan GNP dari tahun ke tahun disertai perubahan struktur ekonomi tradisional

menjadi modern, serta ditandai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Struktur ekonomi Indonesia jelas sudah beranjak menjadi modern. Hal ini dibuktikan dengan adanya

uang sebagai alat tukar, munculnya perbankan, dan tentunya keberadaan pasar modal. Harus

diakui bahwa pasar modal Indonesia masih kalah dengan pasar modal di Singapura dan Jepang.

Page 16: Pasar Modal

Namun hal tersebut tetap bukan menjadi alasan untuk menghalangi posisi pasar modal sebagai

salah satu institusi kemajuan pembangunan perekonomian Indonesia. Keberadaan pasar modal di

Indonesia, yang mekanisme pencatatan dan perdagangannya sudah computerize,dapat berhasil

seiring dengan perkembangan teknologi. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sedang dalam proses untuk menapaki peningkatan GNP dari tahun ke tahun serta

ditandai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, lagi-lagi peran pemerintah

sangat diperlukan dalam mengelola pasar modal Indonesia, dalam hal ini Menteri Keuangan dan

Bapepam, sehingga iklim investasi semakin mudah dilakukan dan aman dalam pelaksanaannya.

Kemudahan investasi ini dapat dilakukan dengan menciptakan instrumen baru dalam investasi dan

regulasi peraturan di reksadana. Sementara situasi keamanan dalam hal ini tidak hanya keamanan

yang bersifat emosi dan fisik, tapi juga situasi keamanan keuangan seperti laju inflasi yang

terkendali dan stabilitas nilai tukar rupiah.

4.      Kenaikan GNP disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pendapatan,

dan pertumbuhan penduduk.

Pemerintah manapun di dunia ini pasti menginginkan masyarakatnya sejahtera. Beberapa

indikatornya antara lain rendahnya kemiskinan, tingginya konsumsi, serta pemerataan pendapatan.

Pasar modal hadir sebagai sebagai salah satu alternatif peningkatan kesejahteraan masyarakat,

pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan penduduk. Seperti yang telah diungkapkan pada

pembahasan sebelumnya, perusahaan yang berkecimpung di pasar modal (dalam hal ini BEI) akan

memberikan kontribusi besar bagi peningkatan GNP dalam hal totalitas produksinya. Hal ini dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena kebutuhan konsumsi mereka terpenuhi. Contohnya

layanan perbankan yang memadai, jaringan telekomunikasi yang lancar, dan banyak contoh lainnya.

Selain itu, apabila masyarakat dapat berinvestasi di pasar modal, maka keuntungan dari penjualan

saham pada saat bullish market dan pembagian dividen akan menciptakan pemerataan pendapatan

masyarakat. Dalam hal ini, pemerataan pendapatan bukan dihitung dari pendapatan individual

karena hal itu sulit untuk terjadi. Tapi pemerataan pendapatan ini didapat dari rasio antara GNP dan

jumlah penduduk. Pada dasarnya, investasi di pasar modal membutuhkan modal yang sangat

besar. Selain itu, untuk berinvestasi hendaknya jangan menggunakan uang yang akan digunakan

untuk kebutuhan sehari-hari. Robbert Ang dalam bukunya tentang pasar modal mengatakan,“If you

still need the money to finance your kid’s study, don’t invest in capital market”. Namun masih ada

salah satu instrumen pasar modal yang dapat digunakan masyarakat apabila dana yang dimilikinya

tidak begitu besar, yaitu reksadana. Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang

dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan

dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi

bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu

dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana

untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk

Page 17: Pasar Modal

melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu

reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar

modal Indonesia.

STRATEGI REVITALISASI DAN REPOSISI PASAR MODAL INDONESIA DALAM

PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA.

Setelah mengerti bahwa pasar modal merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan

ekonomi, marilah kita beranjak untuk menganalisis apa saja langkah yang perlu dilakukan,

khususnya oleh pemerintah, sebagai strategi untuk merevitalisasi dan mereposisi pasar modal

Indonesia dalam pembangunan ekonomi. Langkah strategis sangat diperlukan agar pasar modal

Indonesia tidak hanya mampu menjadi icon pasar modal modern di Asia Tenggara, namun juga

dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup perekonomian negara Indonesia yang

tercinta ini.

1.      Meningkatkan pemahaman terhadap pasar modal

Pasar modal tidak akan berkembang apabila industri efeknya tidak menguntungkan. Pengusaha

atau investor hanya akan menanamkan modalnya dalam jumlah besar untuk menciptakan industri

efek domestik apabila hasil investasi yang diharapkan dari perusahaan efek cukup kompetitif

dibandingkan alternatif investasi lainnya. Industri efek akan mempunyai prospek yang baik apabila

industri tersebut mampu menyediakan produk dan layanan yang berkualitas dengan biaya investasi

dan biaya operasi yang relatif murah.

Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, perusahaan efek perlu membuka agen penjualan di

seluruh tanah air. Hingga saat ini, perusahaan sekuritas dalam bentuk reksadana sudah menyebar

di beberapa kota besar. Yang menjadi masalah adalah sosialisasi yang kurang gencar tentang

pasar modal dan reksadana kepada masyarakat. Jangan sampai kasus Trimegah Sekuritas terulang

kembali, dimana saat itu para investor melakukan redemption besar-besaran sehingga nilai aktiva

bersih turun drastis. Dunia pendidikan dapat menjadikan pasar modal sebagai mata pelajaran

tersendiri di tingkat SMA, bukan bagian dari mata pelajaran ekonomi, untuk mengembangkan

wawasan pasar modal di kalangan remaja.

2.      Menciptakan iklim investasi yang kondusif

Untuk melindungi investor dalam berinvestasi, baik asing maupun domestik, pemerintah perlu

menciptakan iklim investasi yang kondusif. Indeks harga saham gabungan yang fluktuatif sangat

terpengaruh oleh berbagai pengaruh, baik politik, hukum, dan keamanan. Oleh karena itu,

pemerintah harus segera melakukan tindakan proaktif dalam menstabilkan situasi politik dan

tentunya sambil menjaga kestabilan aspek lainnya. Pembangunan infrastruktur, pemberantasan

korupsi, dan regulasi undang-undang yang memudahkan investasi akan sangat membantu dalam

menciptakan iklim pasar modal yang memadai.

Pembenahan teknis lainnya, seperti prinsip kelangsungan hidup ekonomis industri efek, penekanan

biaya transaksi serendah mungkin, prinsip keterbukaan, dan mempertahankan pasar yang wajar

Page 18: Pasar Modal

dan teratur dapat juga ditempuh pemerintah agar investasi semakin mudah dan sehat. Kemudahan

investasi adalah jalan untuk pemerataan pendapatan masyarakat serta merangsang investor

domestik dan asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Iklim investasi yang kondusif sangat penting jika masyarakat Indonesia dituntut peranannya dalam

dunia pasar modal. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka akan timbul prestise tersendiri

dalam diri seseorang dan akan membangkitkan cinta atas produk-produk perusahaan, khususnya

perusahaan domestik yang semakin berkembang. Jika perusahaan domestik berkembang, seperti

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk, maka hal tersebut akan meningkatkan GNP negara dan pasar

modal akan semakin vital posisinya sebagai salah satu indikator pembangunan perekonomian

Indonesia.

GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Latar belakang dari aspek pasar modal, industri pasar modal telah menjadi salah satu barometer

penting perekonomian suatu negara. Melalui industri ini lahir public listed companies yakni

perusahaan-perusahaan yang diizinkan untuk menawarkan saham mereka kepada publik setelah

proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) atau “going public”. Dengan sistem ini,

para pemodal atau investor kecil dapat turut memiliki saham pada sebuah perusahaan terbuka.

Tujuan dari penerpan GCG yang paling utama adalah menaikkan nilai dari perusahaan tersebut,

maksudnya adalah apabila suatu perusahaan menerpakan GCG maka tentunya nilai dari

perusahaan itu akan naik dalam kaitannya dengan perusahaan terbuka tentunya akan banyak

investor yang akan membeli saham perusahaan tersebut.

Manfaat dari penerapan GCG bagi kepentingan pemerintah dan keadaan ekonomi secara luas

adalah

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih

baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan (menjaga going concern perusahaan).

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan rigrid (karena factor

kepercayaan) yang pada akhirnya meningkatkan corporate value.

3. Mengembalikan kepercayaan investor publik untuk menanamkan modalnya.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan

meningkatkanshareholders value dan deviden, khusus bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

serta meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari hasil privatisasi.

5. Meningkatkan produktivitas perusahaan serta dapat mengukur target kinerja perusahaan.

6. Mengurangi distorsi (management risk).

Dengan adanya penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dalam pasar modal,

diharapkan emiten-emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat mampu bersaing dengan

emiten-emiten yang ada di negara-negara lain. Selain itu, kepentingan stakeholders, khususnya

para pemegang saham minoritas akan terjaga. Bagi masyarakat Indonesia, penerapan Good

Corporate Governance (GCG) akan menambah kesejahteraan masyarakat dengan adanya prinsip

Page 19: Pasar Modal

tanggung jawab sosial emiten-emiten terhadap masyarakat dan lingkungan. Pada akhirnya, praktek

pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang baik di pasar modal akan memberikan

dampak positif bagi semua lapisan, yakni perkembangan ekonomi yang akan membuka banyak

lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia serta peningkatan daya tarik

investasi, dengan makin banyaknya investor dalam negeri maupun luar negeri yang akan bersedia

menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.

KESIMPULAN

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara. Perkembangan pasar modal

Indonesia dilihat dari beberapa indikator menunjukkan pekembangan yang pesat dalam beberapa

tahun terakhir. Bagi perusahaan, pasar modal juga memberikan keuntungan besar, yaitu untuk

mengembangkan usahanya dengan menggunakan dana dari hasil penjualan saham di pasar ini

tanpa harus hutang ke Bank yang bunganya cukup besar, dengan syarat yang rumit. Pasar ini juga

sebagai Leading Indicator perekonomian suatu negara, jika kondisinya baik atau berkembang, maka

ekonomi suatu negara tersebut juga akan baik.

Kesadaran akan pentingnya peran pasar modal ini bagi perekenomian nasional sebaiknya menjadi

tugas kita bersama untuk serta merta memberikan sosialisasi, maupun edukasi untuk menambah

wawasan masyarakat luas tentang pasar modal. Bagi lembaga-lembaga penunjang pasar modal,

perlu meningkatkan kontribusinya terhadap kemajuan pasa modal sesuai dengan fungsinya masing-

masing. 

Daftar Pusataka 

Isya Hanum, Perkembangan Pasar Modal Indonesia, FE-UI, 2008

Jogiyanto Hartono, Teori Portfolio dan Analisi Investasi, BPFE, 2003

Tim Peneliti BEJ dan Unpad, Peranan Pasar Modal terhadap Perekonomian Indonesia, 2006

Warsono, Kontribusi Pasar Modal Terhadap perekonomian Indonesia. Usahawan No. 04 TH

     XXXVII  2008

www.idx.co.id

www.ojk.go.id

Lembaga yang terkait dengan pasar modal

a. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawan sehari-sehari

kegiatan pasar modal.

Page 20: Pasar Modal

Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Bapepam mempunyai fungsi:

Menyusun Peraturan di bidang pasar modal Menegakkan peraturan di bidang pasar modal Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh

izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yang bergerak di pasar modal

Menetapkan prinsip keterbukaan Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh Pihak yang

dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, LKP dan LPP Penetapan ketentuan akuntasi di bidang pasar modal Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai

dengan kebijaksanaan Menteri Keuanganb. Perusahaan

Lembaga ini bertujuan untuk memperoleh dana di Pasar Modal melalui penawaran umum (Initial Public Offering) hak kepemilikan atau Saham, dalam hal ini perusahaan berperan sebagai emiten.

c. Self Regulatory Organizations

Adalah organisasi yang berwenang membuat peraturan sendiri untuk kegiatan usahanya.

Bursa EfekAdalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk perdagangan efek. Pada saat ini, di Indonesia ada 1 bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia.

Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)Adalah lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Bursa. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LKP adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)Adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek dan Pihak lain. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LPP adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Page 21: Pasar Modal

d. Perusahaan Efek

Adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas sebagai berikut :

Penjamin Emisi EfekSebagai penjamin emisi efek, perusahaan melakukan kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Perantara Pedagang EfekPerusahaan memperdagangkan efek untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.

Manajer InvestasiPihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

e. Penasihat Investasi

Pihak yang memberikan jasa penasihat mengenai penjualan ataupun pembelian efek.

f. Lembaga Penunjang Pasar Modal Biro Administrasi Efek Kustodian Wali Amanat

g. Profesi Penunjang Pasar Modal

Terdiri dari Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris dan profesi lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Untuk dapat melakukan kegiatan di pasar modal, wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam. Persyaratan pendaftaran profesi penunjang pasar modal diatur dalam peraturan Bapepam.

1. Akuntan Publik Melakukan pemeriksaan atas Laporan

KeuanganPerusahaan dan memberikan pendapatnya. Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan

Prinsip Akuntansi Indonesia dan ketentuan Bapepam. Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukukan

yang baik (apabila diperlukan).

Page 22: Pasar Modal

2. Konsultan Hukum Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi

hukum (Legal Audit). Memberikan pendapat dari segi hukum (Legal Opinion)

terhadap emiten dan perusahaan publik.3. Legal Audit

Akte pendirian berikut perubahannya Permodalan Perizinan Kepemilikan asset harus atas nama perusahaan Perjanjian dengan pihak ketiga baik dalam negeri ataupun

luar negeri Perkara baik perdata mapun pidana yang menyangkut

prusahaan mapupun pribadi direksi UMR Amdal

4. Notaris Membuat Berita Acara RUPS Membuat Akte Perubahan Anggaran Dasar Menyiapkan perjanjian-perjanjian dalam rangka Emisi Efek

5. PenilaiAdalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani Laporan Penilai, yaitu pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dan penilai.

Educationcopyright 2010 Indo Premier Online Technology [ View Full Site ]http://www.ipotindonesia.com/m/education.php?page=struktur_pasar_modal

Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia! [tutup]

Pasar modalDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini perlu dirapikan atau ditulis ulang karena artikel ini bersifat umum sedangkan isinya ditulis dalam konteks yang terlalu spesifik/sempit.

Page 23: Pasar Modal

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.[1]Pasar Modal menyediakan

berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti:

menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya.

Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai

penghubung antara para investordengan perusahaan ataupun institusi pemerintah

melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan

lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan

dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara

efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.[2]

Mata uang ini merupakan alat bagi investor untuk melakukan pasar modal

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1 Sejarah

2 Struktur

3 Pelaku

4 Fungsi

5 Manfaat

o 5.1 Bagi emiten

o 5.2 Bagi investor

6 Lembaga dan Struktur Pasar Modal Indonesia

7 Mekanisme

Page 24: Pasar Modal

o 7.1 Penawaran Umum (Go Public)

o 7.2 Syarat Pencatatan Saham di BEI

8 Referensi

9 Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Menurut buku "Effectengids" yang dikeluarkan Vereneging voor den Effectenhandel

pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa

organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun

1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komuitas dan sekuritas, yakti Dunlop &

Koff, cikal bakal PT. Perdanas.[rujukan?]

Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia

mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham.

Empat tahun berikutnya (1896), harian Het Centrum dari Djoejacarta juga

mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga

perdana 100 gulden per saham. Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham tersebut

diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar

di bursa Amsterdam tetapi investornya berada diBatavia, Surabaya dan Semarang.

Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasra modal Indonesia.[rujukan?]

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan

secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para

penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari

orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi

dari penghasilan penduduk pribumi.[rujukan?]

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal.

Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya Amsterdamse

Effectenbueurs mendirikan cabang yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14

Desember 1912, yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de

Effectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini

merupakan yang keempat tertua terbentuk setelahBombay (1830), Hong Kong (1847),

dan Tokyo(1878). Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu :

Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.;

Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D.

Page 25: Pasar Modal

Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan

Fa. Gebroeders.[rujukan?]

Pada awalnya bursa ini memperjualbelikan saham dan obligasi

perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang

diterbitkan pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-

perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta

efek perusahaan Belanda lainnya.

Meskipun pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang

Dunia I[rujukan?], namun dibuka kembali pada tahun 1918. Perkembangan pasar modal di

Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk

menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1

Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu

adalah: Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk &

Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa.

Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa.

P.H. Soeters & Co. Hal ini dikarenakan keadaan pasar modal waktu itu cukup

menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat yang mencapai NIF 1,4

milyar (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya

adalah + Rp. 7 triliun) yang berasal dari 250 macam efek.[rujukan?]

Periode menggembirakan ini tidak berlangsung lama karena dihadapkan pada resesi

ekonomi tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Keadaan yang semakin

memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup terlebih dahulu.

Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta. Selanjutnya baru pada

tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali. Operasional bursa pada waktu

itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang

beranggotakan bank negara, bank swasta dan para pialang efek. Pada tanggal 26

September 1952 dikeluarkan Undang-undang No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-

Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa.[rujukan?]

Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi

perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada

akhir pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650%. Hal ini menyebabklan tingkat

kepercayaan masyarakat kepada pasar modal merosot tajam, dan dengan sendirinya

Bursa Efek Jakarta tutup kembali.[rujukan?]

Page 26: Pasar Modal

Baru pada Orde Baru kebijakan ekonomi tidak lagi melancarkan konfrontasi terhadap

modal asing. Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar negeri guna pembangunan

eknomi yang berkelanjutan.[rujukan?] Beberapa hal yang dilakukan adalah pertama,

mengeluarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang pendirian Pasar Modal,

membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan Pelaksana Pasar

Modal (BAPEPAM). Yang kedua ialah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.25

Tahun 1976 tentang penetapan PT Danareksa sebagai BUMN pertama yang

melakukan go public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak

Rp. 50 miliar. Yang ketiga adalah memberikan keringan perpajakan kepada perusahaan

yang go public dan kepada pembeli saham atau bukti penyertaan modal.[rujukan?]

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan

meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang

memanfaatkan dana dari bursa efek. Tersendatnya perkembangan pasar modal selama

periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi

saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain

sebagainya. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam

saham BEJ.[rujukan?]

Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987, gairah di

pasar modal kembali meningkat. Deregulasi yang pada intinya adalah melakukan

penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta

menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor. Kebijakan ini dikenal dengan tiga

paket yakni Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988,

dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

Paket Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes 1987

merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi,

dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya

pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di

bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum

memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.[rujukan?]

Kemudian Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau disingkat Pakto 88 ditujukan pada

sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal.

Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak

atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan

Page 27: Pasar Modal

pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi

perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.[rujukan?]

Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada

dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka

peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.Hal ini memudahkan investor

yang berada di luar Jakarta.[rujukan?]

Di samping ketiga paket kebijakan ini terdapat pula peraturan mengenai dibukanya izin

bagi investor asing untuk membeli saham di bursa Indonesia yang dituangkan dalam

Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989. Investor asing diberikan

kesempatan untuk memiliki saham sampai batas maksimum 49% di pasar perdana,

maupun 49 % saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel. Setelah itu disusul

dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang

diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1199/KMK.010/1991. Dalam

keputusan ini dijelaskna bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai

penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga

membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan

Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi.[rujukan?]

Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda. Pasar

modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek

berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan antri untuk dapat masuk bursa. Para

investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun 1989

tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat (listed) di Bursa Efek Jakarta.

Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga

masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini

berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta

pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran

Bapepam sebagai pelaksana bursa.[rujukan?]

Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin tumbuhnya rasa

kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini

ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-

Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang-

undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni Peraturan Pemerintah No. 45

Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta

Page 28: Pasar Modal

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang

Pasar Modal.[rujukan?]

Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading System).

Suatu system perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-matchkan antara

harga jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara

manual. Misalnya dengan menggunakan “papan tulis” sebagai papan untuk

memasukkan harga jual dan beli saham. Perdagangan saham berubah menjadi

scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan

saham)Lalu dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan

sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh.[rujukan?]

Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange

(IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.

Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya Market

information and Automated Remote Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah sistem

perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan luas remote yang menyediakan

informasi real time dari transaksi yang dilakukan melalui BES.

Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia,

khususnya Thailand, Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan,

dan Cina, termasuk Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata uang asing

terhadap nilaidolar.

Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007

dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Dari regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya

kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas.

Amanat yang diberikan dalam UU Pasar Modal secara tegas menyebutkan bahwa

Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan jika terjadi

kejahatan di pasar modal.

Struktur[sunting | sunting sumber]

Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan

menunjuk Bapepammerupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan

pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan

Page 29: Pasar Modal

mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien serta

melindungi kepentingan masyarakat pemodal.[3]

Pelaku[sunting | sunting sumber]

Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat

langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut[rujukan?]

Emiten

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat

berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten).

Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai

tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat

umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

1. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para

investor akan digunakan untuk meluaskan bidang

usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

2. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan

antara modal sendiri dengan modal asing.

3. Mengadakan pengalihan pemegang saham.

Pengalihan dari pemegang saham lama kepada

pemegang saham baru.

Investor

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan

modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut

investor). Sebelum membeli surat berharga yang

ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan

analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas

perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara

lain :

Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan

yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar

oleh emiten dalam bentuk deviden.

Page 30: Pasar Modal

Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham

yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan

(menguasai) perusahaan.

Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga

tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang

benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual

beli sahamnya.

Lembaga Penunjang

Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta

mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga

mempermudah baik emiten maupun investor dalam

melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

pasar modal.

Penjamin emisi (underwriter).

Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi

sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana

yang diinginkan emiten.[rujukan?]

Perantara perdagangan efek (broker/

pialang)

Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si

penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:

Memberikan informasi tentang emiten

Melakukan penjualan efek kepada investor

Perdagangan efek (dealer)

Berfungsi sebagai:

Pedagang dalam jual beli efek

Sebagai perantara dalam jual beli efek

Penanggung (guarantor)

Page 31: Pasar Modal

Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan

penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh

investor sebelum menanamkan dananya.

Wali amanat (trustee)

Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi

amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:

Menilai kekayaan emiten

Menganalisis kemampuan emiten

Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten

Memberi nasehat kepada para investor dalam hal

yang berkaitan dengan emiten

Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi

Bertindak sebagai agen pembayaran

Perusahaan surat berharga

(securities company)

Mengkhususkan diri dalam

perdagangan surat berharga

yang tercatat di bursa efek.

Kegiatan perusahaan surat

berharga antara lain :[rujukan?]

1. Sebagai pedagang efek

2. Penjamin emisi

3. Perantara perdagangan

efek

4. Pengelola dana

Perusahaan pengelola dana

(investment company)

Mengelola surat-surat berharga yang akan

menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri

dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan

dana.

Page 32: Pasar Modal

Kantor administrasi efek.

Kantor yang membantu para emiten maupun investor

dalam rangka memperlancar administrasinya.[rujukan?]

1. Membantu emiten dalam rangka emisi

2. Melaksanakan kegiatan menyimpan dan

pengalihan hak atas saham para investor

3. Membantu menyusun daftar pemegang saham

4. Mempersiapkan koresponden emiten kepada para

pemegang saham

5. Membuat laporan-laporan yang diperlukan

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Secara umum, fungsi

pasar modal adalah

sebagai berikut:[4]

Sebagai sarana

penambah modal

bagi usaha

Perusahaan dapat

memperoleh dana

dengan cara menjual

saham ke pasar modal.

Saham-saham ini akan

dibeli oleh masyarakat

umum, perusahaan-

perusahaan lain,

lembaga, atau oleh

pemerintah.

Sebagai sarana

pemerataan

pendapatan

Page 33: Pasar Modal

Setelah jangka waktu

tertentu, saham-saham

yang telah dibeli akan

memberikan deviden

(bagian dari keuntungan

perusahaan) kepada

para pembelinya

(pemiliknya). Oleh karena

itu, penjualan saham

melalui pasar modal

dapat dianggap sebagai

sarana pemerataan

pendapatan.

Sebagai sarana

peningkatan

kapasitas produksi

Dengan adanya

tambahan modal yang

diperoleh dari pasar

modal, maka

produktivitas perusahaan

akan meningkat.

Sebagai sarana

penciptaan tenaga

kerja

Keberadaan pasar modal

dapat mendorong muncul

dan berkembangnya

industri lain yang

berdampak pada

terciptanya lapangan

kerja baru.

Page 34: Pasar Modal

Sebagai sarana

peningkatan

pendapatan negara

Setiap deviden yang

dibagikan kepada para

pemegang saham akan

dikenakan pajak oleh

pemerintah. Adanya

tambahan pemasukan

melalui pajak ini akan

meningkatkan

pendapatan negara.

Sebagai indikator

perekonomian negara

Aktivitas dan volume

penjualan/pembelian di

pasar modal yang

semakin meningkat

(padat) memberi indikasi

bahwa aktivitas bisnis

berbagai perusahaan

berjalan dengan baik.

Begitu pula sebaliknya.

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Bagi emiten[sunting | sunting sumber]

Bagi emiten, pasar modal

memiliki beberapa

manfaat, antara lain:[5]

Page 35: Pasar Modal

1. jumlah dana yang

dapat dihimpun

berjumlah besar

2. dana tersebut

dapat diterima

sekaligus pada

saat pasar

perdana selesai

3. tidak

ada convenant se

hingga

manajemen dapat

lebih bebas dalam

pengelolaan

dana/perusahaan

4. solvabilitas  perus

ahaan tinggi

sehingga

memperbaiki citra

perusahaan

5. ketergantungan

emiten terhadap

bank menjadi

lebih kecil

Bagi investor[sunting | sunting sumber]

Sementara, bagi investor,

pasar modal memiliki

beberapa manfaat,

antara lain:[5]

1. nilai investasi

perkembang

mengikuti

Page 36: Pasar Modal

pertumbuhan

ekonomi.

Peningkatan

tersebut tercermin

pada

meningkatnya

harga saham

yang

mencapai kapital 

gain

2. memperoleh divid

en bagi mereka

yang

memiliki/memega

ng saham dan

bunga yang

mengambang

bagi

pemenang obligas

i

3. dapat sekaligus

melakukan

investasi dalam

beberapa instrum

en yang

mengurangi risiko

Lembaga dan Struktur Pasar Modal Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pasar Modal di Indonesia

terdiri atas lembaga-

Page 37: Pasar Modal

lembaga sebagai berikut:[rujukan?]

Badan Pengawas

Pasar Modal

Bursa efek , saat ini

ada dua: Bursa Efek

Jakartadan Bursa

Efek

Surabaya namun

sejak akhir 2007

Bursa Efek Surabaya

melebur ke Bursa

Efek Jakarta

sehingga

menjadi Bursa Efek

Indonesia

Perusahaan efek

Lembaga Kliring dan

Penjaminan, saat ini

dilakukan oleh PT.

Kliring Penjaminan

Efek Indonesia (PT.

KPEI)

Lembaga

Penyimpanan dan

Penyelesaian, saat ini

dilakukan oleh PT.

Kustodian Sentral

Efek Indonesia (PT.

KSEI)

Mekanisme[sunting | sunting sumber]

Page 38: Pasar Modal

Penawaran Umum (Go Public)[sunting | sunting sumber]

Secara tahap awal,

perusahaan harus

melakukan penawaran

umum. Penawaran

Umum (go public)

merupakan kegiatan

yang dilakukan

perusahaan untuk

mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal

dengan cara menjual

saham atau obligasi.

Penawaran umum

dilakukan oleh emiten

untuk menjual efek

kepada publik sehingga

masyarakat dari berbagai

lapisan membeli dan

turut memegang saham

atas perusahaan yang

menerbitkan saham.

Dengan melakukan go

public, perusahaan

mendapat berbagai

keuntungan antara lain

sebagai berikut:[rujukan?]

Mendapatkan dana

yang cukup besar

bagi pengembangan

usaha dan

memperbaiki struktur

Page 39: Pasar Modal

modal, karena dana

tersebut diterima

langsung tanpa

melalui berbagai

tahapan (termin)

Dengan kepemilikan

saham yang tersebar

di masyarakat,

perusahaan dituntut

untuk melakukan

kegiatan usahanya

dengan transparan

dan profesional

sehingga memacu

perusahaan tersebut

untuk berkembang.

Membuka

kesempatan bagi

masyarakat untuk

melakukan investasi

dengan jalan

kepemilikan saham.

Lebih dikenal oleh

masyarakat sehingga

secara tidak langsung

aktivitas promosi turut

berjalan.

Berikut merupakan

tahapan yang harus

dilakukan perusahaan

dalam proses penawaran

umum go public.

Tahap persiapan

Page 40: Pasar Modal

Perusahaan yang akan

menerbitkan saham

terlebih dahulu

melakukan Rapat Umum

Pemegang Saham

(RUPS) untuk

membentuk kesepakatan

di antara para pemegang

saham dalam rangka

penawaran umum

saham. Setelah sepakat,

emiten menentukan

penjamin emisi serta

lembaga dan penunjang

pasar yang meliputi

lembaga-lembaga berikut

ini.[6]

1. Penjamin emisi

(under writer),

merupakan pihak

yang membantu

emiten dalam

rangka penerbitan

saham. Tugasnya

antara lain,

menyiapkan

berbagai

dokumen,

membantu

menyiapkan

prospektus, dan

memberikan

penjaminan atas

penerbitan.

Page 41: Pasar Modal

2. Akuntan publik

(auditor

independen),

merupakan pihak

yang bertugas

melakukan audit

dan pemeriksaan

laporan keuangan

calon emiten.

3. Penilai, yaitu

pihak yang

melakukan

penilaian

terhadap aktiva

tetap perusahaan

dan menentukan

tingkat

kelayakannya.

4. Konsultan hukum

(legal opinion)

membantu dan

memberikan

pendapat dari sisi

hukum.

5. Notaris bertugas

membuat angka-

angka perubahan

anggaran dasar,

akta-akta

perjanjian, dan

notulensi rapat.

Tahap Pengajuan

Pernyataan

Pendaftaran

Page 42: Pasar Modal

Calon emiten melakukan

pendaftaran dengan

dilengkapi dokumen-

dokumen pendukung

kepada Bapepam.

Kemudian bapepam

memutuskan calon

emiten memenuhi

persyaratan atau tidak.[7]

Tahap Penawaran

Saham

Pada tahapan inilah

emiten menawarkan

sahamnya kepada

masyarakat investor

melalui agen-agen

penjual yang telah

ditunjuk. Dalam tahapan

ini keinginan investor

untuk memiliki saham

terkadang tidak

terpenuhi. Misalnya,

saham yang dilepas ke

pasar perdana sebanyak

150 juta lembar saham,

sementara investor

berminat untuk sejumlah

250 juta lembar saham.

Investor yang belum

mendapatkan saham

dapat membelinya di

pasar sekunder setelah

saham dicatatkan di

bursa efek.[8]

Page 43: Pasar Modal

Tahap Pencatatan

Saham di Bursa Efek

Setelah saham

ditawarkan di pasar

perdana, selanjutnya

saham dicatatkan di

Bursa Efek Indonesia.

Pencatatan saham dapat

dilakukan di bursa efek

tersebut.[9]

Syarat Pencatatan Saham di BEI[sunting | sunting sumber]

Calon emiten dapat

mencatatkan sahamnya

di bursa, apabila telah

memenuhi syarat berikut:

Pernyataan

Pendaftaran Emisi

telah dinyatakan

efektif oleh Bapepam.

Laporan keuangan

harus sudah diaudit

oleh akuntan publik,

diregistrasi di

Bapepam dan

mendapat

pernyataan unqualifie

d opinion untuk tahun

fiskal kemarin.

Jumlah minimum

adalah satu juta

lembar saham.

Page 44: Pasar Modal

Jumlah minimum

pemegang saham

awal adalah 200

investor dengan

masing-masing

memiliki minimum

500 lembar.

Mempunyai aktiva

minimum sebanyak

Rp. 20 Miliar, ekuitas

pemegang saham

(stockholder’s equity)

minimum sebesar Rp

7.5 miliar dan modal

yang sudah disetor

(paid up capital)

minimum sebesar Rp

2 miliar.

Minimum kapitalisasi

setelah penawaran ke

public sebesar Rp. 4

miliar.

Khusus calon emiten

pabrik, tidak dalam

masalah pencemaran

lingkungan (hal

tersebut dibuktikan

dengan

sertifikat AMDAL) dan

calon emiten industri

kehutanan harus

memiliki

sertifikatecolabeling (r

amah lingkungan).

Page 45: Pasar Modal

Calon emiten tidak

sedang dalam

sengketa hukum yang

diperkirakan dapat

memengaruhi

kelangsungan

perusahaan.

Khusus calon emiten

bidang

pertambangan, harus

memiliki izin

pengelolaan yang

masing berlaku

minimal 15 tahun;

memiliki minimal satu

kontrak karya atau

kuasa penambangan

atau surat izin

penambangan

daerah; minimal salah

satu anggota

direksinya memiliki

kemampuan teknis

dan pengalaman di

bidang

pertambangan; calon

meiten sudah

memiliki cadangan

terbukti (proven

deposit) atau yang

setara.

Khusus calon emiten

yang bidang

usahanya

memerlukan izin

Page 46: Pasar Modal

pengelolaan (seperti

jalan tol, penguasa

hutan) dan harus

memiliki izin tersebut

minimal 15 tahun.[10]

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ̂  Sumber: Pasar

Modal, Penulis:

Drs. Rusdin,M.Si.,

Penerbit: Alfabeta

2. ̂  sumber :

Pengantar Pasar

Modal, penulis :

Pandji

Anoraga,S.E.,

M.M ; Piji Pakarti,

S.E, penerbit :

Rineka Cipta

3. ̂  sumber : Pasar

Modal, penulis :

Drs. Rusdin,M.Si. ,

penerbit : Alfabeta

4. ̂  Alam S.

2007. Ekonomi

untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jilid 2.

Jakarta: Esis. Hlm.

70–71. (lihat di

Penelusuran Buku

Google)

5. ^ a b Pandji

Anoraga, S.E.,

M.M., Piji Pakarti,

Page 47: Pasar Modal

S.E. Pengantar

Pasar Modal.

Penerbit Rineka

Cipta.

6. ̂  Suparmoko M.

2007. Ekonomi

untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta:

Quadra Hlm. 70

7. ̂  Suparmoko M.

2007. Ekonomi

untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta:

Quadra Hlm. 70

8. ̂  Suparmoko M.

2007. Ekonomi

untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta:

Quadra Hlm. 71

9. ̂  Suparmoko M.

2007. Ekonomi

untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta:

Quadra Hlm. 71

10. ̂  Proses

Pencatatan Saham

di BEJ (Bagian 1)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Pasar Modal Efisien

Kategori:  Pasar modal Investasi

Page 48: Pasar Modal

Menu navigasi Create account

Log in

Halaman Pembicaraan

Baca Sunting Sunting sumber

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman baru Halaman sembarang

Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan WikipediaBagikanCetak/eksporPeralatanBahasa lain العربية Čeština Dansk Deutsch English Español Eesti Suomi Français עברית हि�न्दी� Hrvatski 日本語 한국어 Lietuvių Latviešu Македонски Nederlands Polski Português Русский Slovenčina Basa Sunda

Tuju ke

Page 49: Pasar Modal

Svenska Українська 中文

Sunting interwiki

Halaman ini terakhir diubah

pada 12.48, 6 Februari 2014.

Teks tersedia di bawah Lisensi

Atribusi-BerbagiSerupa Creative

Commons; ketentuan tambahan

mungkin berlaku.

Lihat Ketentuan

Penggunaan untuk lebih

jelasnya.

Kebijakan privasi

Tentang Wikipedia

Penyangkalan

Developers

Tampilan seluler